View
14
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Jurnal Mekanika Teknik Mesin S-1 FTUP Vol. 13 No.2 Agustus 2015 63
ANALISIS KINERJA TURBIN SAVONIUS TIPE L 2 TINGKAT MENGGUNAKAN
SOFTWARE CFD
I Gede Eka Lesmana, Tanto Agus Priyono
Jurusan Teknik Mesin Peminatan Konversi Energi, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila
Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 - Indonesia
Telp: (021) 78880305, 7270086, Fax: (021) 7864721, 7271868
Email: humas@univpancasila.ac.id, Website: www.univpancasila.ac.id
ABSTRAK
Turbin Savonius merupakan turbin sumbu vertikal yang dapat beroperasi dengan baik pada kecepatan
angin rendah. Secara umum kinerja turbin dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bentuk dari
sudu.
Penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi rotor Savonius L 2 tingkat dengan variasi sudut
kelengkungan turbin sebanyak 5 variasi sudut, yaitu masing-masing sebesar 200, 300, 450, 600, 900 dan 5 variasi
kecepatan angin yaitu 1m/s, 2m/s, 3m/s, 4m/s, 5m/s, Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari
variasi sudut kelengkungan terhadap putaran turbin pada setiap variasi kecepatan angin.
Dari grafik hubungan putaran turbin terhadap kecepatan angin, diketahui bahwa putaran turbin akan naik
sejalan dengan pengurangan sudut kelengkungan dan penambahan kecepatan angin. Turbin yang memiliki
putaran paling besar adalah turbin dengan sudut kelengkungan 300 dan putaran paling kecil terdapat pada turbin
dengan sudut kelengkungan yang paling besar, yaitu pada sudut 900 .
Kata kunci: turbin angin sumbu vertikal, rotor Savonius L, kecepatan angin
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di abad ini energi menjadi salah satu
bagian terpenting dalam kehidupan manusia karena
perkembangan teknologi yang begitu cepat
membutuhkan energi yang besar untuk mendukung
usaha tersebut. Namun demikian dengan semakin
menipisnya jumlah energi fosil yang menjadi
tulang punggung utama sumber energi, selain
semakin menipis keberadaanya, juga berdampak
kurang baik bagi lingkungan yang disebabkan oleh
gas buang hasil penggunaan energi fosil tersebut,
oleh karena itu dibutuhkan alternatif sumber energi
selain energi fosil untuk menggantikan energi fosil
tersebut di masa yang akan datang, yaitu suatu
sumber energi yang bersih, ramah lingkungan dan
juga berbiaya rendah. Salah satu pemanfaatan
energi terbarukan yang saat ini memiliki potensi
besar untuk dikembangkan adalah energi angin.
Energi ini merupakan energi yang bersih dan dalam
proses produksinya tidak mencemari lingkungan.
Energi angin merupakan sumber daya alam
yang dapat diperoleh secara cuma-cuma yang
jumlahnya melimpah dan tersedia terus-menerus
sepanjang tahun. Indonesia merupakan negara
kepulauan yang memiliki sekitar 17.500 pulau
dengan panjang garis pantai lebih dari 81.290 km.
Indonesia memiliki potensi energi angin yang
sangat besar yaitu sekitar 9,3 GW dan total
kapasitas yang baru terpasang saat ini sekitar 0,5
MW.[1]
Pemanfaatan energi angin di Indonesia dewasa
ini diarahkan untuk listrik pedesaan, dan
berkontribusi sebagai energi altematif di masa
mendatang. Informasi kecepatan angin
menunjukkan bahwa penggunaan turbin angin kecil
adalah potensial, sementara penggunaan turbin
angin besar juga dimungkinkan. Dengan terus
berkembangnya teknologi energi angin dan
meningkatnya kebutuhan energi, sistem energi
angin akan semakin berdaya saing.[2]
Hasil pemetaan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) pada 120 lokasi
menunjukan beberapa wilayah memiliki kecepatan
angin diatas 5 m/s, masing-masing , Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi selatan, dan
Pantai Selata Jawa.[3]
Turbin yang sesuai untuk kecepatan angin
rendah adalah turbin angin sumbu vertikal. Turbin
ini memiliki torsi awal yang besar pada kecepatan
angin rendah. Secara sederhana pembuatan
prototipe dapat dilakukan dengan membelah
sebuah kaleng menjadi dua kemudian
menggesernya, turbin seperti ini disebut juga
dengan rotor Savonius tipe U. Turbin Savonius
termasuk turbin tipe sumbu tegak (vertical axis)
yang rotornya dapat berputar untuk semua arah
angin.
Sejak ditemukan oleh Sigurt J. Savonius pada
tahun 1922 hingga saat ini, turbin Savonius banyak
mengalami pengembangan desain, dari mulai
bentuk sudu sampai dengan penambahan level atau
tingkat sudu dan bentuk twist dari sudu rotornya.
Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah
64 Jurnal Mekanika Teknik Mesin S-1 FTUP Vol. 13 No. 2 Agustus 2015
apakah ada pengaruh dari sudut kelengkungan pada
sudu terhadap putaran turbin savonius yang akan
berpengaruh kepada daya yang dihasilkanya,
berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan
pengembangan desain pada Savonius tipe L Dua
tingkat dengan melakukan modifikasi pada rotor
Savonius tipe L. Modifikasi menggunakan airfoil
type NACA 0012 dengan memvariasi sudut
kelengkungan dengan 5 variasi sudut, yaitu 20o,
30o, 45o, 60o, 90o, dengan panjang busur profil
lengkung sebesar r tetap, dan dengan Jumlah sudu
yang digunakan adalah sebanyak dua buah dan dua
tingkat, Penelitian dilakukan dengan lima variasi
kecepatan angin yang berbeda yaitu 1m/s, 2m/s,
3m/s, 4m/s, 5m/s, . Dan akan disimulasi software
CFD 10.1.
B. Tujuan
1.mengetahui pengaruh variasi sudut kelengkungan
terhadap putaran turbin.
2.mengetahui pengaruh variasi sudut kelengkung
terhadap daya yang dihasilkan.
3.mengetahui pengaruh penambahan kecepatan
angin terhadap putaran turbin .
4.dapat membuat prototype turbin Savonius tipe L
modifikasi dalam skala lab dari hasil design yang
terbaik.
C. Metode
Metode Perancangan Penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.studi literatur, yaitu mempelajari buku-buku,
jurnal ilmiah, atau referensi yang lainnya yang
dapat menunjang sebagai pelengkap dalam
menganalisis masalah dan perhitungan
2.simulasi dan analisis yaitu melakukan simulasi
dengan software CFD.
D. Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan pada Penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.Variasi sudut kelengkungan sudu yang digunakan
sebanyak 5 variasi, masing- masing sebesar
20o,30o,45o,60o,90o.
2.Modifikasi hanya sampai 2 tingkat.
3.Massa, Material dan rugi-rugi akibat gesekan
tidak dihitung dalam perhitungan.
4.Kecepatan angin dianggap konstan dan laminar,
berasal dari satu arah, yaitu dari depan turbin
angin. Dengan keepatan 1m/s, 2m/s, 3 m/s, 4m/s,
5 m/s.
II. LANDASAN TEORI
A. ENERGI ANGIN
Angin merupakan udara yang bergerak
disebabkan adanya perbedaan tekanan. Udara akan
mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan lebih rendah. Perbedaan tekanan udara
dipengaruhi oleh sinar matahari. Daerah yang
banyak terkena paparan sinar matahari akan
memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada
daerah yang sedikit terkena paparan sinar matahari.
Menurut hukum gas ideal, temperatur berbanding
terbalik dengan tekanan, dimana temperatur yang
tinggi akan memiliki tekanan yang rendah, dan
sebaliknya.
1. Kelas-kelas kecepatan angin
Tabel 1
Potensi Angin Berdasarkan Kecepatanya.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 >32,6 >118
24,5-28,4 88-102,3
28,5-32,6 102,4-117
17,2-20,7 61,6-74,5
20,8-24-4 74,6-87,9
10,8-13,8 38,6-49,7
13,9-17,1 49,8-61,5
5,5-7,9 19,6-28,5
8-10,7 28,6-38,5
1,6-3,3 55-11,9
3,4-5,4 12-19,5
0,3-1,5 1-5,4
KELAS ANGINKECEPATAN ANGIN
m/s km/h
Tabel 2
Kecepatan Angin Di Jalan Tol Cipularang.[5]
2. Tenaga Total
Udara yang memiliki massa m dan
kecepatan v akan menghasilkan energi kinetik
sebesar.[6]
E = 1/2 mv2 ............................(1)
Massa udara yang bergerak dalam satuan waktu
dengan kerapatan ρ, yaitu.[6] :
m = ρV = ρAv ........................(2)
Sehingga energi kinetik angin yang berhembus
dalam satuan waktu (daya angin) adalah.[6]:
P=1/2 (ρAv)(v2) ........................(3)
dimana: P = Daya Angin (Watt)
A= Luas penampang Turbin (m2)
ρ = Densitas Udara (1.225 kg/m3).
v = kecepatan Udara (m/s)
V= Debit (m3/s)
Jurnal Mekanika Teknik Mesin S-1 FTUP Vol. 13 No.2 Agustus 2015 65
M= Massa (kg)
3. Tip Speed Ratio (TSR)
Tip Speed Ratio (TSR) merupakan
perbandingan antara kecepatan putar turbin
terhadap kecepatan angin. (TSR) dirumuskan
sebagai berikut.[6]:
λ = (Ω R)/v_w ..........................(4)
dimana: λ = Tip speed ratio
Ω = Kecepatan sudut Turbin (rad/s)
R = Jari-jari Turbin (m)
Vw = kecepatan angin (m/s)
4. Torsi
Torsi bisa disebut juga momen atau gaya yang
menyatakan benda berputar pada suatu sumbu,
atau torsi juga bisa didefinisikan ukuran
keefektifan gaya tersebut dalam menghasilkan
putaran atau rotasi mengelilingi sumbu tersebut.
Torsi pada turbin bisa dirumuskan sebagai berikut
[6]:
Q = P/Ω = P/(π.D.N)............................(5)
dimana:
P = Daya (watt)
Q = Torsi (Nm)
Ω = Kecepatan sudut (rad/s)
D = diameter (m)
N = Putaran (det-1)
5. Teori Momentum Elementer Betz.
Gambar 1. Faktor daya sebagai fungsi TSR
berbagai jenis turbin.[7]
Cp maksimum diperoleh apabila v2/v1 = 1/3
yang menghasilkan nilai sebesar 0,593. Ini
berarti, meski dengan asumsi ideal, dimana aliran
dianggap tanpa gesekan dan daya keluaran
dihitung dengan tanpa mempertimbangkan jenis
turbin yang digunakan, daya maksimum yang
bisa diperoleh dari energi angin adalah 0,593
yang artinya hanya sekitar 60% saja daya angin
yang dapat dikonversi menjadi daya mekanik.
Angka ini kemudian disebut faktor Betz. Angka
inilah yang dijadikan parameter atau acuan untuk
mendesain suatu turbin angin.
6. Turbin Angin
Turbin angin merupakan mesin konversi energi
dengan sudu berputar yang mengkonversikan
energi kinetik angin menjadi energi mekanik.
Energi mekanik digunakan langsung sebagai
penggerak seperti pompa atau grinding stones,
maka dalam hal ini (turbin) disebut windmill.
Ekstraksi potensi angin pada mulanya digunakan
untuk menggerakkan kapal dengan tenaga angin,
dan grinding stone. Kini turbin angin lebih
banyak digunakan untuk menyuplai kebutuhan
listrik masyarakat dengan menggunakan prinsip
konversi energi dan memanfaatkan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui yaitu angin.
Bagian-bagian turbin dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Komponen turbin angin.[10]
Keterangan Gambar :
Arah angin pada HAWT type up wind
1.Diameter rotor
2.Hub Height
3.Rotor blade
4.Gear box
5.Generator
6.Necelle
7.Tower HAWT
8.Arah angin HAWT
9.Tinggi rotor
10.Tower VAWT
11.Equator height
12.Fixed pitch rotor blade
III. METODE ANALISA
A. Metode Analisa
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode simulasi, Kegiatan yang akan
dilakukan adalah merancang turbin savonius type L
dengan lima variasi sudut kelengkungan sudunya
yaitu: 20o, 30o, 45o, 60o,90o, dan lima variasi
kecepatan angin 1m/s, 2m/s, 3m/s, 4m/s, 5m/s,
dengan dua buah sudu, dua tingkat. Pengambilan
66 Jurnal Mekanika Teknik Mesin S-1 FTUP Vol. 13 No. 2 Agustus 2015
data dalam penelitian ini dengan perhitungan dan
mensimulasikan design blade kedalam software
CDF dan akan di ketahui Putaranya dalam rpm,
sehingga didapatkan hasil sudut terbaik yang akan
dijadikan model prototype skala lab.
B. Alat dan Bahan Moke Up.
1. Plat Alumunium tipis
2. Lem
3. Gunting
4. Anemometer
5. Cutter
6. Kawat email & Magnet.
7. Kipas angin/Blower.
8. Bearing
9. Kayu kotak
10. Selotip
11. Multimeter.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Lab Teknik Mesin Universitas Pancasil
D. Urutan Proses Analisis
Gambar 3. Diagram alir penelitian
1. Perancangan Turbin
Hal yang akan dilakukan pertama kali
adalah merancang Turbin, turbin ini adalah
kombinasi antara antara profil datar dan
lengkungan, dikarenakan dalam merancang turbin
harus ditentukan jenis bladenya , maka hal yang
pertama dalam merancang turbin adalah
menentukan jenis dari blade yang akan dipakai,
blade yang akan dipakai adalah jenis NACA 0012,
jenis NACA ini sudah digunakan oleh peneliti lain
dalam mendesain turbin VAWT terutama tipe
darius, modifikasi akan dilakukan pada bagian
kelengkungan dari Blade nya.lalu dihitung
mengunakan rumus rumus yang sesuai dengan
literatur yang mendukung untuk mendapatkan hasil
yang baik.
Spesifikasi rancangan Turbin savonius modifikasi
yang akan dihitung adalah sebagai berikut:.
Gambar 4. Sketsa modifikasi rotor turbin
Gambar 5. Bentuk rotor Savonius 2 tingkat
Jurnal Mekanika Teknik Mesin S-1 FTUP Vol. 13 No.2 Agustus 2015 67
Gambar 6. Jenis modifikasi sudut sudu
Tabel 3.
Spesifikasi Rotor Turbin Savonius Tipe L
Modifikasi
1 20 0,1595 0,32 0,75
2 20 0,1595 0,32 0,75
3 20 0,1595 0,32 0,75
4 20 0,1595 0,32 0,75
5 20 0,1595 0,32 0,75
1 30 0,1573 0,32 0,75
2 30 0,1573 0,32 0,75
3 30 0,1573 0,32 0,75
4 30 0,1573 0,32 0,75
5 30 0,1573 0,32 0,75
1 45 0,1514 0,32 0,75
2 45 0,1514 0,32 0,75
3 45 0,1514 0,32 0,75
4 45 0,1514 0,32 0,75
5 45 0,1514 0,32 0,75
1 60 0,1436 0,32 0,75
2 60 0,1436 0,32 0,75
3 60 0,1436 0,32 0,75
4 60 0,1436 0,32 0,75
5 60 0,1436 0,32 0,75
1 90 0,1134 0,32 0,75
2 90 0,1134 0,32 0,75
3 90 0,1134 0,32 0,75
4 90 0,1134 0,32 0,75
5 90 0,1134 0,32 0,75
Vw(m/s) Sudut(o) r (m)
Diameter
penutup
(m)
Tinggi(m)
Tipe 3
Tipe 4
Tipe 5
Rotor
Tipe 1
Tipe 2
2.Simulasi Menggunakan Software CFD
Di sini data perhitungan akan di ujikan dengan
software CFD untuk melihat kedekatan
perhitungan dengan prototype yang akan dibuat,
yaitu dengan menggambar turbin savonus
modifikasi dengan program pro-enginering sesuai
dengan ukuran ukuran yang telah ditentukan lalu
dimasukan dalam software CFD 10.1 yang akan
disimulasikan dengan kecepatan angin yang
berbeda yaitu 1m/s, 2m/s, 3m/s, 4m/s, 5m/s, dan
akan diambil data outputnya berupa kecepatan
sudutnya (Rpm).
3.Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan
mengambil dari hasil perhitungan manual yang
akan dibandingkan dengan hasil dari simulasi dari
software CFD, dengan kecepatan angin yang
berbeda yaitu: 1m/s, 2m/s, 3m/s, 4m/s, 5m/s,
pengambilan data ini juga akan mengukur dari
prototype terbaik yang akan dibuat, agar diketahui
kedekatan data secara teori dengan aktual.
4.Analisis
Dari pengambilan data diperoleh
hubungan antara putaran turbin (rpm) terhadap
kecepatan angin dari masing-masing variasi sudut
turbin. Dari data yang diperoleh maka selanjutnya
data dianalisis dengan acuan teori yang ada.
5.Pembuatan Moke-Up
Setelah melakukan analisis, dan
mendapatkan data-data, maka akan didapatkan satu
data yang paling baik, dan akan dibuat Moke up
nya.
Turbin yang akan dibuat mengunakan bahan
alumunium tipis, karena alumunium mudah untuk
dibentuk.dan akan dirakit sedemikian rupa agar
sesui dengan bentuk yang diinginkan.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menentukan turbin terbaik, maka harus
dihitung secara manual, untuk mengetahui nilai
nilai yang terbaik dan sudut yang terbaik, pada
perhitungan ini maka hanya akan dihitug satu kali
menggunakan manual dan akan dilanjutkan dengan
tabulasi exel agar diketahui nilai nilai secara
langsung, maka perhitunganya sebagai berikut:
1. Diketahui suatu data untuk mendesain sebuah
turbin savonois 2 tingkat.
a.Variable bebas
1). kecepaan udara: Vw = 1m/s,2m/s, 3m/s,4m/s,
5m/s.
2).Sudut sudu blade (a) = 200,300, 450, 600,
900.
b.Variable Tetap
1). Ukuran panjang blade NACA 16 cm dan tebal
nya 1,92cm
2). Cp max= 0,2.(Berdasarkan Faktor Betz untuk
turbin savonius 0,15-0,2. )
3). Tinggi satu tingkat = 0,375m, jadi 2x 0,375=
0,75m karena 2 tingkat.
4). Diameter Penutup Turbin = 32 cm ,Tinggi
75cm[7]
5). (aliran udara dianggap laminar).
6). Massa jenis udara= 1,225 (kg/m3)
Tabel 4.
Hasil Perhitungan Untuk Putaran Turbin
68 Jurnal Mekanika Teknik Mesin S-1 FTUP Vol. 13 No. 2 Agustus 2015
Tabel 5.
Hasil Perhitungan Daya & Torsi
Gambar 7. Pengaruh sudut terhadap putaran
turbin
Gambar 8. Pengaruh sudut terhadap daya
Gambar 9. Pengaruh sudut terhadap torsi
B.SIMULASI CFD.
Hal yang harus dilakukan adalah mengambar
model sesuai ukuran yang telah di tentukan,
setelah itu masukan paremeter dan hasilnya
sebagai berikut:
Gambar 10. Proses simulasi CFD
Jurnal Mekanika Teknik Mesin S-1 FTUP Vol. 13 No.2 Agustus 2015 69
Gambar 11. Savonius dalam simulasi
Dilihat gambar di atas, turbin dimasukan kedalam
sebuah box agar hembusan angin dapat diterima
secara sempurna, berdasarkan pengujian simulasi
CFD dengan lama iterasi 300 iterasi seperti di atas
maka didapatkan hasil kecepatan dari turbin
sebagai berikut:
Tabel 6. Nilai Hasil Simulasi Cfd 300 Iterasi
Gambar 12. Pengaruh Sudut terhadap putaran
dengan simulasi CFD.
Gambar 13. Pengaruh Sudut terhadap Top Speed
Rasio dengan simulasi CFD
Gambar 14. Pengaruh sudut terhadap Torsi
dengan simulasi CFD
Gambar 15. Pengaruh Sudut terhadap Daya
dengan simulasi CFD
70 Jurnal Mekanika Teknik Mesin S-1 FTUP Vol. 13 No. 2 Agustus 2015
C. PEMBUATAN MOKE-UP
Gambar 16. Moke-Up Turbin savonius 2 Tingkat
dengan sudut 30 derajat
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1.Sudut 30 derajat adalah sudut yang paling baik .
2.Semakin melengkung sudut ke arah sudut
terkecil maka kecepatanya semakin besar, namun
maximal hanya sampai 30 derajat. Karena pada
sudut 20 derajat kecepatanya kembali berkurang.
3.Semakin besar sudutnya maka daya dan
torsinya akan semakin berkurang.
4.Nilai TSR Maksimal adalah 0.6 pada turbin
sudut 30 derajat, dan terendah pada turbin
bersudut 90 derajat dengan nilai 0,09.
5.Kecepatan turbin bertambah sebanding dengan
bertambahnya kecepatan angin.
B.SARAN
1.Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dengan
ukuran yang lebih besar, agar dapat diketahui
pengaruhnya.
2.Diharapkan agar penelitian selanjutnya agar
diteliti pengaruh dari jarak overlaping sudunya
3.Diharapkan agar menggunakan material yang
lebih ringan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Daryanto, Y., 2007. Kajian Potensi Angin
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Balai
PPTAGG - UPT-LAGG.
2. Syahrul., 2008. Prospek Pemanfaatan Energi
Angin Sebagai Energi Alternatif di Daerah
Pedesaan, Vol. 3, No.2.
3. Pujanarsa, Astu & Djati Nursuhud, Mesin
Konversi Energi, Edisi ke 3, penerbit andi,
Yogyakarta.
4. Sukandarrumidi, Herry Zadrak Kotta, Djoko
Wintolo, Energi Terbarukan, Gajah Mada
University Press.
5. Soelaiman,F., Tandian, Nathanael P., dan
Rosidin, N., 2006. Perancangan, Pembuatan dan
Pengujian Prototipe SKEA Menggunakan Rotor
Savonius dan Windside untuk Penerangan Jalan
Tol; Bandung. ITB.
6. Lysen.E.H, Introduction To Wind Energy, 2nd
Edition, may 1983.
7. Mohamed,Hassan Ahmed Mohamed. 2011.
Design Optimization of Savonius and Wells
Turbines, Otto-von-Guericke-Universita¨t
Magdeburg.
8. Dutta,Animesh. 2006. Basics of Wind
Technology. Asian Institute of Technology
Thailand. 6 Juli 2006.
9. Marizka Lustia,2010, Analisis Kinerja Turin
Angin Poros Vertikal Dengan Modifikasi Rotor
Savonius Type L Untuk Optimasi kinerja Turbin,
Tugas sarjana, Surakarta:UNS.
10. Paul Gipe, wind-works.org, Wind Technology
Historical Drive Trains Conversion Devices
Configurations (HAWT, VAWT) Rotor Design.
11. El wakil M M, Powerplant Technology. Mc
Graw Hill International, 1985
12. T.Letcher, Small Scale Wind Turbines
Optimized for Low Wind Speeds, The Ohio State
University, Columbus, OH.
13. Peter J. Schubel and Richard J. Crossley,
Wind Turbine Blade Design , Faculty of
Engineering, Division of Materials, Mechanics
and Structures, University of Nottingham,
University Park, Nottingham NG7 2RD, UK.
14. http://www.accessscience.com, Air Foil
NACA.
Recommended