View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SEGIEMPAT
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Ivan Sada Regi1, Sukasno2, Yufitri Yanto3
Email: vnrgi05@gmail.com
Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Segiempat Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”. Rumusan
mabelum tepat penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kemampuan pemahaman
konsep segiempat siswa kelas VIII-8 di SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun
pelajaran 2017/2018 (2) Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan
pemahaman konsep segiempat siswa kelas VIII-8 di SMP Negeri 1 Lubuklinggau.
Jenis penelitian ini berbentuk deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018, yang terdiri
dari 17 siswa laki-laki dan 18 perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik triangulasi yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. data hasil observasi
kemudian dianalisis dan dilakukan wawancara guna mengetahui faktor
penyebabnya dan pengumpulan dokumentasi sebagai bukti yang memperkuat hasil
analisis. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII-8
SMP negeri 1 Lubuklinggau berada pada kategori cukup yaitu dengan rata-rata skor
setiap indikatornya sebesar 1,84. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
pemahaman konsep adalah: (1) tidak lengkapnya catatan siswa (2) soal-soal yang
kurang bervariasi (3) kurangnya contoh soal tentang konsep (4) kurangnya
pemahaman siswa terhadap konsep lain seperti phytagoras.
Key Words: Analisis, Segiempat, Kemampuan Pemahaman Konsep
PENDAHULUAN
Matematika dikenal sebagai ilmu yang
tersusun secara hierarkis dan terjalin dalam
hubungan fungsional yang erat yang
menekankan pada proses deduktif yang
memerlukan penalaran logis dan aksimatik
(Herdiana & Soemarmo, 2014:3). Sriyanto
1 Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2, 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau
(2007:15) dalam bukunya menyatakan secara
umum diberikannya matematika disekolah
adalah untuk membantu siswa
mempersiapkan diri agar sanggup
mengahadapi perubahan keadaan di dalam
kehidupan dunia yang selalu berkembang,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran
logis, rasional, dan kritis. Serta
mempersiapkan siswa agar dapat
menggunakan matenatika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Agustina (2016:2) bahwa matematika tidak
ada artinya kalau hanya dihafalkan, belajar
matematika dengan pemahaman yang
mendalam dan bermakna akan membawa
siswa merasakan manfaat matematika dalam
kehidupan sehari-hari hal ini dikarenakan
pemahaman konsep merupakan hasil belajar
yang lebih tinggi dari pada pengetahuan.
Tujuan pembelajaran matematika di
dalam Permendiknas RI No 22 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Kelulusan yaitu,
tujuan pertama dalam pembelajaran
matematika pada pendidikan menengah
adalah agar siswa memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan. Sriyanto (2007:2)
menjelaskan matematika tidak mempelajari
objek yang secara langsung dapat ditangkap
oleh indera manusia dikarenakan objek
matematika adalah fakta, konsep, operasi dan
prinsip yang semuanya berperan membentuk
proses berpikir matematis. Untuk itu peranan
pemahaman konsep dalam pembelajaran
matematika sangat dibutuhkan, agar siswa
dapat mengaplikasikannya serta
mengkomunikasikan ide-ide atau konsep
matematika pada taraf berpikir yang lebih
tinggi.
Pemahaman konsep merupakan modal
awal didalam pembelajaran matematika
setelah pengetahuan, jika pemahaman siswa
akan konsep matematika masih dikategori
yang rendah tentunya ini akan menjadi
penghambat dalam menyelesaikan
permasalahan matematika pada tingkat
selanjutnya seperti soal matematika yang
membutuhkan penalaran, pemecahan masalah
hingga mengaplikasikan dan
mengkomunikasikan suatu konsep
matematika di dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pemahaman konsep matematika yang
baik, siswa akan mudah mengingat,
menggunakan, dan menyusun kembali suatu
konsep yang telah dipelajari serta dapat
menyelesaikan berbagai variasi soal
matematika. Martunis (2014:76) menyatakan
bahwa kurangnya kemampuan siswa dalam
memahami konsep matematika
mengakibatkannya sulit untuk
mengkomunikasikan ide-ide atau konsep
yang terdapat di dalam matematika secara
lisan maupun tulisan, sehingga
mengakibatkan siswa kesulitan mengerjakan
soal-soal dalam bentuk permasalahan
menyebabkan rendahnya prestasi siswa.
Berdasarkan temuan pada studi
pendahuluan di SMP Negeri 1 Lubuklinggau
melalui wawancara terhadap beberapa guru
matematika yang mengajar di kelas VIII
tentang hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran dari 10 kelas, pada VIII-8
memiliki rata-rata hasil belajar yang masih
rendah dibandingkan kelas yang lainnya. Pada
studi pendahuluan ini siswa diberikan 18 soal
dimana terdapat 10 soal berbentuk pilihan
ganda, 5 soal berupa isi dan 3 soal dalam
bentuk esai. Setelah dilakukan tes
pendahuluan pada tanggal 13 April 2017 di
kelas VIII-8 mengenai kemampuan
pemahaman konsep didapatkan bahwa hasil
tes sebesar 3% siswa yang dikategorikan
memahami konsep dengan baik dan 17%
siswa dalam kategori cukup baik, sedangkan
80% masih mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal yang diberikan.
Dari 18 soal yang diberikan kepada
siswa, salah satu kesulitan siswa dalam
pemahaman konsep aljabar terlihat pada soal
nomor 1 yang diambil dari buku matematika
kelas VIII karangan Dewi Nuharini dan Tri
Wahyuni Tahun 2008.
Kesalahan siswa dalam menentukan
jumlah variabel pada bentuk aljabar sangatlah
tinggi, ini dikarenakan siswa belum
memahami unsur-unsur yang terdapat pada
aljabar seperti suku, variabel, konstanta
maupun koefisien sehingga mereka cenderung
susah membedakan yang mana variabel
maupun suku yang terdapat didalam bentuk
aljabar. dari 36 siswa yang diujikan hanya 1
orang siswa yang menjawab dengan benar, 35
siswa menyatakan bahwa terdapat 3 variabel
pada bentuk aljabar tersebut. Tentunya ini
harus mendapatkan perhatian yang lebih
dalam meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa agar kesalahan tersebut
tidak terjadi secara berkelanjutan.
LANDASAN TEORI
1. Objek Matematika
Matematika sebagai ilmu yang terus
hidup ditengah kehidupan manusia tentunya
memiliki objek-objek yang terus menerus
akan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan teknologi. Sriyanto (2007:2)
berpendapat bahwa salah satu ciri matematika
adalah memiliki objek yang abstrak.
Matematika tidak mempelajari objek yang
secara langsung dapat ditangkap oleh indera
manusia dikarenakan objek matematika
adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang
semuanya berperan membentuk proses
berpikir matematika.
Berikut adalah pengertian dari objek-
objek yang terdapat di dalam matematika
(Wardhani, 2008:9-10).
a. Fakta adalah sebarang kemufakatan
dalam matematika.
b. Konsep adalah ide (abstrak) yang dapat
digunakan atau memungkinkan
seseorang untuk mengelompokkan atau
menggolongkan sesuatu objek.
c. Skill atau keterampilan dalam
matematika adalah kemampuan
Pada bentuk aljabar 2𝑥2 +3𝑥𝑦 − 𝑦2 terdapat…
variabel.
a.1 c. 3
b. 2 d. 4
pengerjaan (operasi) dan prosedur yang
harus dikuasai oleh siswa dengan
kecepatan dan ketepatan yang tinggi. d. Prinsip adalah rangkaian konsep-
konsep beserta hubungannya. 2. Kemampuan Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep adalah
kemampuan untuk memahami, memaknai,
mengidentifikasi, serta mampu menjelaskan
kembali konsep tersebut secara terperinci
(Akmil, dkk 2012:25). Sedangkan menurut
Kilpatrik, dkk kemampuan pemahaman
konsep merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan memahami ide-ide
matematika yang meyeluruh dan fungsional
(Lestari & Yudhanegara, 2015:81). Hal ini
sejalan dengan pendapat Saltifa, dkk
(2012:73) yang menyatakan bahwa
pemahaman konsep merupakan tingkat
kemampuan siswa yang paham tentang
konsep matematika serta dapat menjelaskan
dan menyatakan ulang dengan bahasa mereka
sendiri konsep-konsep tersebut.
3. Indikator Kemampuan Pemahaman
Konsep
Peraturan Dirjen Dikdasmen
Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004
Tanggal 11 November 2004 (Wardani,
2008:10-11) menguraikan beberapa indikator
pemahaman konsep adalah mampu:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep
b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,
c. Memberi contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep,
d. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika,
e. Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep,
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu,
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma
pada pemecahan masalah.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemampuan Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep berkaitan erat
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa, bukan hanya selama proses
pembelajaran di kelas tetapi juga luar sekolah.
Menurut Sari (2013:4) Adapun faktor yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan
dalam memahami konsep matematika
disebabkan oleh hal-hal seperti:
a. Siswa tidak bisa menangkap konsep
dengan benar dan tidak mengerti
lambang yang digunakan dalam bahasa
matematika serta menggunakannya.
b. Siswa tidak dapat memahami asal-usul
suatu rumus, artinya siswa tahu apa
rumus dan teorema namun tidak
mengetahui bagaimana rumus itu
digunakan.
c. Kurangnya pengetahuan siswa yang
pada akhirnya menghambat dalam
memecahkan masalah matematika,
sementara materi terus berlanjut sampai
selesai.
Sejalan dengan pendapat di atas Walid
di atas Van De Walle (Hadi, 2015:62)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pemahaman siswa tehadap
konsep matematika adalah:
a. Berpikir relatif siswa.
b. Interaksi.
c. Penggunaan model atau alat untuk
belajar (peraga, penggunaan simbol,
komputer, menggambar dan bahasa
lisan).
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang
diteliti maka jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VIII-8 SMP Negeri 1
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018
dengan jumlah siswa adalah 35 orang. Siswa
laki-laki berjumlah 17 orang dan perempuan
berjumlah 18 orang.
2. Data dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah hasil tes kemampuan pemahaman
konsep, naskah wawancara dengan guru yang
mengajar dan dokumentasi catatan siswa
selama pada pembelajaran siswa di kelas.
Data dari dokumentasi catatan digunakan
untuk meningkatkan pemahaman atau
meyakinkan peneliti terhadap data hasil tes
siswa secara lebih mendalam. Data dalam
bentuk naskah wawancara digunakan untuk
merumuskan solusi terbaik dalam
meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep siswa. Dalam memperoleh data
penelitian, peneliti mengumpulkan data
internal dari hasil jawaban siswa setelah
pemberian tes kemampuan pemahaman
konsep dengan materi segiempat, sedangkan
data eksternal berupa transkrip wawancara
terhadap siswa.
3. Prosedur Pengumpulan Data
Data yang di peroleh dalam penelitian
ini adalah dengan cara triangulasi yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Adapun teknik triangulasi yang digunakan
dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah observasi dengan tes kemampuan
pemahaman konsep melalui soal berbentuk
uraian, wawancara terhadap siswa dan
dokumentasi terhadap bahan ajar dan catatan
siswa selama proses pembelajaran pada
materi pokok segiempat.
Observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi terhadap hasil
jawaban siswa pada tes yang diberikan oleh
peneliti terkait materi segiempat. Observasi
ini bertujuan untuk menganalisis dan
mengumpulkan data tentang kemampuan
siswa dalam setiap indikator pemahaman
konsep pada materi segiempat.
Wawancara akan dilakukan setelah
data dari hasil tes kemampuan pemahaman
konsep dihitung. Jenis wawancara yang
digunakan yaitu wawancara tak terstruktur.
Dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa LKS, buku cetak
dan catatan siswa yang digunakan siswa
selama proses pembelajaran pada materi
pokok segiempat.
4. Prosedur Analisis Data
Tahapan aktifitas analisis data, yaitu
data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Sedangkan teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis data deskriptif
dengan menggunakan perhitungan rata-rata
skor. Analisis data dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Memeriksa lembar jawaban siswa
sehingga didapatkan skor per indikator
pada setiap soal kemampuan pemahaman
konsep segiempat.
b. Menentukan pencapaian indikator
kemampuan pemahaman konsep yang
diperoleh siswa berdasarkan pedoman
penskoran kemampuan pemahaman
konsep siswa.
Tabel 1
Pedoman Penskoran Pemahaman Konsep 1.
No Indikator Ketentuan Jawaban Skor
1 Menyatakan ulang sebuah konsep
Tidak menjawab 0
Tidak dapat menyatakan ulang konsep 1
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep tetapi
masih banyak kesalahan 2
Dapat menyatakan ulang konsep tetapi belum tepat
3
Menyatakan sebuah konsep dengan benar/tepat 4
2 Mengklasifikasi
objek menurut sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya
Tidak menjawab 0
Tidak dapat mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsep
1
Dapat menyebutkan sifat-sifat sesuai dengan
konsep tetapi masih banyak kesalahan 2
Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi tidak sesuai dengan konsepnya
3
Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu
sesuai dengan konsepnya 4
3 Memberikan contoh dan non
contoh dari konsep
Tidak menjawab 0
Tidak dapat memberikan contoh dan non
contoh 1
Dapat memberikan contoh dan non contoh
tetapi masih banyak kesalahan 2
Dapat memberikan contoh dan non contoh
tetapi belum tepat 3
Memberi contoh dan non contoh dengan
benar/benar 4
4 Menyajikan konsep
dalam bentuk
representasi
matematika
Tidak menjawab 0
Tidak dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika 1
Dapat menyajikan sebuah konsep dalam bentuk representasi matematika tetapi banyak
kesalahan
2
No Indikator Ketentuan Jawaban Skor
Dapat menyajikan sebuah konsep dalam
bentuk representasi matematika tetapi belum tepat
3
Dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika dengan benar 4
5 Mengembangkan syarat perlu atau
cukup dari suatu
konsep
Tidak menjawab 0
Tidak dapat menggunakan atau memilih
prosedur atau operasi yang digunakan 1
Dapat menggunakan atau memilih
prosedur/operasi yang digunakan tetapi masih banyak kesalahan
2
Dapat menggunakan atau memilih
prosedur/operasi yang digunakan tetapi masih
belum tepat
3
Dapat menggunakan atau memilih
prosedur/operasi yang digunakan dengan tepat 4
6 Menggunakan,
memanfaatkan dan memilih prosedur
tertentu
Tidak menjawab 0
Tidak dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi
1
Dapat menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur atau operasi tetapi masih
banyak kesalahan
2
Dapat menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur tertentu tetapi belum tepat 3
Dapat menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur tertentu dengan benar 4
7 Mengaplikasikan
konsep/
algoritma kepemecahan
masalah
Tidak menjawab 0
Tidak dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah
1
Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah tetapi banyak salah
2
Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah tetapi belum tepat
3
Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
dengan tepat
4
Modifikasi Kasum (Mawaddah dan Maryanti, 2016:79-80)
c. Menentukan kategori kemampuan siswa
dalam setiap indikator pemahaman konsep
siswa seperti sangat baik, baik, cukup,
rendah, dan sangat rendah. Untuk
mengambil kesimpulan kategori
kemampuan pemahaman konsep subjek
penelitian secara keseluruhan dalam
penelitian ini, akan dicari rata-rata
keseluruhan subjek penelitian dalam setiap
indikator kemampuan pemahaman konsep.
Adapun pedoman dalam menentukan
kategori kemampuan pemahaman konsep
siswa dijelaskan pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 2
Interpretasi Skor Kemampuan
Pemahaman Konsep
Rata-
rata Skor Kategori
3,3 – 4,0 Sangat Baik
2,5 – 3,2 Baik
1,7 – 2,4 Cukup
0,9 – 1,6 Rendah
0,0 – 0,8 Sangat Rendah Modifikasi (Mawaddah dan Maryanti, 2016:81)
d. Mendiagnosis lebih dalam subjek
penelitian dengan melakukan wawancara
kepada siswa untuk mengetahui faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan pemahaman konsep siswa
terhadap materi segiempat.
e. Melakukan dokumentasi terhadap LKS,
buku cetak dan buku catatan yang siswa
digunakan selama proses pembelajaran di
kelas, untuk mengamati proses
pemahaman siswa dalam menerima materi
yang disampaikan guru.
f. Menetapkan kesimpulan dan menjawab
rumusan masalah yang telah ditetapkan.
Pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
untuk membuktikan kebenaran data yang
diperoleh. Dalam pemeriksaan keabsahan
data pada penelitian ini, triangulasi yang
dilakukan oleh peneliti adalah triangulasi
teknik.
Triangulasi teknik yang digunakan
oleh peneliti adalah observasi nonpartisipan
yaitu dengan memberikan soal tes pada materi
segiempat berbetuk uraian sebanyak 4 soal
yang diambil dari buku-buku cetak kelas VII,
wawancara terhadap siswa berdasarkan
tingkat kemampuan tinggi sedang dan rendah,
serta dokumentasi terhadap LKS dan buku
cetak yang digunakan selama proses
pembelajaran di kelas.
(Sugiyono, 2014:242)
Gambar. 1. Triangulasi Teknik
Pengumpulan Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi terhadap
lembar jawaban siswa pada tes kemampuan
pemahaman konsep segiempat diperoleh data
sebagai berikut:
a. Kemampuan Pemahaman Konsep
Segiempat Siswa Berdasarkan Kategori
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kemampuan
Pemahaman Konsep Segiempat
No Kategori Frekuensi
Siswa Persentase
1 Sangat Baik 5 14%
2 Baik 1 3%
3 Cukup 6 17%
4 Rendah 22 63%
5 Sangat Rendah 1 3%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
bahwa skor yang paling banyak diperoleh
siswa berada pada kategori rendah yaitu
sebesar 63% (22 siswa dari 35 siswa) dan skor
yang paling sedikit diperoleh siswa berada
pada kategori baik 3% (1 siswa dari 35 siswa)
dan sangat rendah yaitu sebesar 3% (1 siswa
dari 35 siswa). Skor rata-rata yang diperoleh
siswa yaitu 1,84 pada kategori cukup.
b. Kemampuan Pemahaman Konsep
Segiempat Siswa Pada Soal Tes
Instrumen soal yang digunakan pada
tes kemampuan pemahaman konsep ini ada 4
soal, soal yang digunakan merupakan soal
pemahaman konsep terhadap materi
segiempat yang diambil dari buku pelajaran
matematika kelas 7 berbentuk uraian.
Tabel 4
Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman
Konsep Segiempat Dalam Setiap Soal
No No Soal Rata-rata Kategori
1 1a 1,70 Rendah
2 1b 1,93 Cukup
3 1c 2,83 Baik
4 1d 1,74 Cukup
5 2a 2,74 Baik
6 2b 2,44 Baik
7 3 1,55 Rendah
8 4a 1,14 Rendah
9 4b 1,16 Rendah
c. Kemampuan Pemahaman Konsep
Segiempat Berdasarkan Indikator
Kemampuan pemahaman konsep
matematika pada penelitian ini diukur
berdasarkan pada tujuh indikator, terlihat pada
table berikut:
Tabel 5
Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematika Berdasarkan
Indikator
No Indikator Rata-
rata Kategori
1 Menyatakan ulang
sebuah konsep. 2,30 Cukup
2 Mengklasifikasi objek
menurut sifat-sifat 1,94 Cukup
tertentu sesuai dengan
konsepnya
3
Memberikan contoh
dan bukan contoh dari
suatu konsep.
1,91 Cukup
4
Menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi
matematika
1,90 Cukup
5
Mengembangkan
syarat perlu atau syarat
cukup dari suatu
konsep
1,56 Rendah
6
Menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau
operasi
tertentu
1,76 Cukup
7
Mengaplikasikan
konsep atau algoritma
pada pemecahan
masalah
1,52 Rendah
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui
bahwa rata-rata tertinggi adalah 2,30 yaitu
pada indikator menyatakan ulang kembali
sebuah konsep, ini berarti bahwa sebagian
besar siswa mampu menyatakan ulang
data/informasi yang diberikan pada soal
tersebut. Rata-rata skor terendah adalah 1,52
pada indikator mengaplikasikan suatu konsep
atau algoritma ke dalam pemecahan masalah.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa
yang telah mempelajari materi bangun datar
segiempat pada kelas VII. Adapun subjek dari
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII-8
Tahun Ajaran 2017/2018 semester ganjil,
siswa yang mengikuti tes kemampuan
pemahaman konsep berjumlah 35 orang siswa
dengan pelaksanaan tes kemampuan
pemahaman konsep pada tanggal 31 Juli 2017
dilanjutkan wawancara terhadap siswa pada
tanggal 24 Agustus 2017 sedangkan
dokumentasi dilakukan selama 7 hari setelah
pelaksanaan tes.
Penelitian ini mendeskripsikan
kemampuan siswa dalam memahami konsep
pada materi segiempat serta faktor-faktor
yang mempengaruhi kemampuan pemahaman
konsep segiempat. Data yang digunakan
dalam mendeskripsikan kemampuan
pemahaman konsep siswa yaitu data
berdasarkan indikator kemampuan
pemahaman konsep, yang diperoleh dari
menghitung rata-rata skor siswa setelah
diberikan soal yang berisi materi segiempat.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan pemahaman konsep segiempat
melalui wawancara terhadap siswa setelah
dilakukan analisa terhadap hasil tes.
a. Menyatakan ulang sebuah konsep
Berdasarkan hasil analisis terhadap
jawaban tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator menyatakan ulang
kembali sebuah konsep rata-rata skor sebesar
2,30 atau dalam kategori cukup, hanya 3 (9%)
siswa dengan kategori sangat baik, 6 (17%)
siswa pada kategori baik dan 17 siswa (49%)
dalam kategori cukup sedangkan kategori
rendah 9 siswa (26%), tidak ada siswa yang
berada pada kategori sangat rendah.
Rendahnya jumlah siswa yang dapat
menyatakan ulang konsep disebabkan oleh
pola catatan siswa yang peneliti temui ada
beberapa siswa yang memiliki catatan yang
tidak lengkap tentang dua garis yang sejajar.
Sehingga 27 siswa tersebut tidak dapat
menjawab dengan tepat tentang dua garis
yang sejajar. Sedangkan dari hasil
dokumentasi peneliti terhadap buku bahan
ajar tentang memahami jenis dan sifat
segiempat tidak terdapat pembahasan tentang
kesejajaran pada materi segiempat. Hal ini
diperkuat berdasarkan hasil wawancara ketika
peneliti menanyakan tentang sifat dan jenis
segiempat ada siswa yang hanya menjawab
dengan menyebutkan nama-nama segiempat
namun ada juga yang mampu menjawab jenis
dan sifat-sifat segiempat.
b. Mengklasifikasikan sifat-sifat dari suatu
objek berdasarkan konsep
Dari hasil analisis terhadap jawaban
tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator mengklasifikasikan
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya rata-rata skor sebesar 1,94
atau dalam kategori cukup, hanya 3 (9%)
siswa dengan kategori sangat baik, 6 (17%)
siswa pada kategori baik dan 17 siswa (49%)
dalam kategori cukup sedangkan kategori
rendah 9 siswa (26%), tidak ada siswa yang
berada pada kategori sangat rendah.
Berdasarkan hasil dokumentasi
peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan
peneliti menemukan adanya pembahasan
mengenai garis yang sama panjang, hal ini
menyebabkan jumlah siswa yang
mendapatkan skor terendah menjadi sedikit.
Sedangkan sebagian siswa yang belum
mampu menjawab soal secara tepat
disebabkan kondisi siswa tersebut. Hal ini
diperkuat dari hasil wawancara saat peneliti
menanyakan apa yang menyebabkan siswa
masih bingung saat mengerjakan soal ada
siswa yang menjawab karena gugup,
kelelahan dan kondisi kelas yang kurang
kondusif sehingga mereka tidak fokus dalam
mengerjakan soal yang diberikan.
c. Memberikan contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep
Dari hasil analisis terhadap jawaban
tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator memberikan contoh
dan bukan contoh dari suatu konsep rata-rata
skor sebesar 1,91 atau dalam kategori cukup,
hanya 3 (9%) siswa dengan kategori sangat
baik, 5 (14%) siswa pada kategori baik dan 18
siswa (51%) dalam kategori cukup sedangkan
kategori rendah 9 siswa (26%), tidak ada
siswa yang berada pada kategori sangat
rendah. Rendahnya jumlah siswa yang
mampu memberikan contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep disebabkan oleh catatan
siswa yang kurang lengkap, sehingga siswa
belum mampu memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep secara benar. Hal ini
diperkuat dengan hasil dokumentasi terhadap
bahan ajar yang siswa gunakan, peneliti tidak
menemukan pembahasan mengenai indikator
memberikan contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep. Berdasarkan hasil wawancara
tentang soal yang diberikan saat tes, siswa
menjawab kurang memahami soal yang
diberikan karena biasanya diberikan soal
berupa mencari luas, keliling.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematika
Pada hasil analisis terhadap jawaban
tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi
matematika rata-rata skor sebesar 1,90 atau
dalam kategori cukup, hanya 4 (11%) siswa
dengan kategori sangat baik, 2 (6%) siswa
pada kategori baik dan 15 siswa (43%) dalam
kategori cukup sedangkan kategori rendah 11
siswa (31%), siswa yang berada pada kategori
sangat rendah sebanyak 3 (9%). Dari lembar
jawaban siswa diketahui bahwa siswa
mengetahui rumus bangun trapesium tersebut
namun tidak memahami hal apa saja yang
dapat dimasukkan ke dalam rumus karena
siswa tidak menyajikan informasi yang ada
sehingga kesulitan dalam mengerjakan soal
nomor 4b tersebut. Rendahnya jumlah siswa
yang mampu memberikan indikator
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematika disebabkan oleh
catatan siswa yang kurang lengkap dan tidak
ditemuinya mengenai luas, sehingga 29 siswa
belum mampu menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematika
secara benar.
Berdasarkan hasil dokumentasi
peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan
peneliti menemukan adanya pembahasan
mengenai panjang sisi persegi, namun hal ini
tidak menyebabkan meningkatnya jumlah
siswa yang mampu memberikan contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep. Berdasarkan
hasil wawancara tentang soal yang diberikan
saat tes, siswa menjawab kurang memahami
soal yang diberikan karena biasanya diberikan
soal berupa mencari luas, keliling, atau
panjang jika telah diketahui yang lainnya.
e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep
Pada hasil analisis terhadap jawaban
tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator mengembangkan
syarat perlu dan syarat cukup dari suatu
konsep diperoleh rata-rata skor sebesar 1,56
atau dalam kategori rendah, hanya 5 (14%)
siswa dengan kategori sangat baik, 1 (3%)
siswa pada kategori baik dan 2 siswa (6%)
dalam kategori cukup sedangkan kategori
rendah 23 siswa (66%), siswa yang berada
pada kategori sangat rendah sebanyak 4
(11%). Dari soal nomor 3 terlihat bahwa siswa
tidak dapat menentukan panjang setiap sisi
bangun layang-layang tersebut selain itu
kemampuan siswa dalam menggunakan
konsep phytagoras yang diperlukan untuk
menentukan sisi-sisi bangun layang-layang
tersebut selain itu juga terjadi kesalahan
rumus yang digunakan untuk menentukan
keliling bangun layang-layang, siswa tidak
menggunakan rumus keliling namun rumus
luas yang siswa gunakan.
Berdasarkan hasil dokumentasi
peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan
peneliti menemukan adanya pembahasan
mengenai keliling layang-layang, namun
bentuk contoh soal yang diberikan pada buku
tersebut merupakan soal umum tanpa
menerapkan konsep lain. Sehingga hal ini
tidak menyebabkan adanya peningkatan
terhadap jumlah siswa yang mampu
mengembangkan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep. Berdasarkan hasil
wawancara tentang soal yang diberikan saat
tes, siswa menjawab kurang memahami soal
yang diberikan, dan ketika ditanyakan
mengenai konsep phytagoras siswa menjawab
hanya sebatas mengenal tanpa tahu cara
menggunakannya.
f. Menggunakan atau memanfaatkan serta
memilih suatu prosedur atau operasi
tertentu
Pada hasil analisis terhadap jawaban
tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator menggunakan atau
memanfaatkan serta memilih suatu prosedur
atau operasi tertentu diperoleh rata-rata skor
sebesar 1,76 atau dalam kategori cukup, hanya
5 (14%) siswa dengan kategori sangat baik, 1
(2%) siswa pada kategori baik dan 6 siswa
(17%) dalam kategori cukup sedangkan
kategori rendah 20 siswa (57%), siswa yang
berada pada kategori sangat rendah sebanyak
3 (9%). Hasil analisis terhadap soal nomor 2a
diketahui bahwa siswa telah memahami soal
yang diberikan dan dapat menentukan hasil
jawaban namun tidak menggunakan prosedur
yang benar dalam penyelesaian soal tersebut,
hal ini disebabkan siswa lebih mengutamakan
hasil dari pada langkah-langkah penyelesaian
soal tersebut.
Berdasarkan hasil dokumentasi
peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan
peneliti menemukan adanya pembahasan
mengenai diagonal belah ketupat serta
terdapat contoh soal yang serupa dengan soal
tes nomor 2a. Sehingga hal ini menyebabkan
adanya peningkatan terhadap jumlah siswa
yang mampu menggunakan atau
memanfaatkan serta memilih suatu prosedur
atau operasi tertentu. Berdasarkan hasil
wawancara tentang bentuk soal yang
diberikan oleh guru, siswa menjawab mencari
panjang atau lebar jika telah diketahui
luasnya.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma
pada pemecahan masalah
Pada hasil analisis terhadap jawaban
tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator mengaplikasikan
konsep atau algoritma pada pemecahan
masalah diperoleh rata-rata skor sebesar 1,52
atau pada kategori rendah, hanya 5 (14%)
siswa dengan kategori sangat baik, 1 (3%)
siswa pada kategori baik dan 2 siswa (6%)
dalam kategori cukup sedangkan kategori
rendah 23 siswa (66%), siswa yang pada
kategori sangat rendah sebanyak 4 (11%).
Dari lembar jawaban siswa diketahui
bahwa siswa belum dapat mengaplikasikan
konsep phytagoras pada penyelesaian kedua
soal tersebut. Tingginya jumlah siswa yang
tidak mampu indikator mengaplikasikan
konsep atau algoritma pada pemecahan
masalah disebabkan oleh siswa yang belum
mempelajari konsep phytagoras, hal ini
mengakibatkan 15 siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal yang diberikan sehingga
tidak dapat indikator mengaplikasikan konsep
atau algoritma pada pemecahan masalah
dengan tepat.
Berdasarkan hasil dokumentasi
peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan
peneliti menemukan adanya contoh soal dan
pembahasan mengenai konsep phytagoras
dalam menentukan sisi bangun segiempat.
Namun soal-soal yang diberikan oleh guru
tidak menggunakan konsep phytagoras
sehingga hal ini menyebabkan tingginya
jumlah siswa yang tidak dapat indikator
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
pemecahan masalah. Hal ini diperkuat dari
hasil wawancara terhadap siswa, saat peneliti
menanyakan apakah siswa mengerjakan soal
yang menggunakan konsep phytagoras siswa
menjawab tidak pernah dan soal yang
diberikan hanya tentang mencari luas, keliling
dan tinggi tanpa mengaplikasikan konsep lain.
SIMPULAN
1. Kemampuan Pemahaman Konsep
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa rata-rata skor siswa kelas
VIII-8 SMP Negeri 1 Lubuklinggau pada
materi pokok segiempat pada setiap indikator
kemampuan pemahaman konsep adalah
sebagai berikut:
a. Indikator menyatakan ulang sebuah
konsep 2,30 dengan kategori cukup,
b. Indikator mengklasifikasikan objek
menurut sifat-sifat tertentu sesuai
konsepnya rata-ratanya 1,94 dengan
kategori cukup,
c. Indikator memberikan contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep rata-
ratanya 1,91 dengan kategori cukup,
d. Indikator menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi
matematika rata-ratanya 1,90 dengan
kategori cukup,
e. Indikator mengembangkan syarat perlu
dan syarat cukup dari suatu konsep rata-
ratanya 1,56 dengan kategori rendah,
f. Indikator menggunakan atau
memanfaatkan serta memilih suatu
prosedur atau operasi tertentu rata-
ratanya 1,76 dengan kategori cukup,
g. Indikator mengaplikasikan konsep atau
algoritma pada pemecahan masalah
rata-ratanya 1,52 di kategori rendah.
Dari skor rata-rata setiap indikator di
atas, diketahui bahwa skor rata-rata secara
keseluruhan adalah 1,84 yaitu pada kategori
cukup.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemampuan Pemahaman Konsep
Berdasarkan hasil wawancara dan
dokumentasi terhadap sumber belajar dan
catatan siswa diketahui bahwa kemampuan
pemahaman konsep siswa SMP Negeri 1
Lubuklinggau dipengaruhi oleh beberapa
faktor-faktor sebagai berikut ini:
a. Catatan siswa yang tidak lengkap
sehingga siswa cenderung lupa dengan
apa yang disampaikan oleh guru,
b. Soal-soal yang biasa dikerjakan oleh
siswa lebih pada memasukan informasi
pada rumus yang telah ada,
c. Kurangnya contoh soal pada sumber
belajar yang membahas mengenai
konsep-konsep dasar pada materi
segiempat,
d. Kurangnya pemahaman siswa terhadap
konsep lain seperti phytagoras dalam
menyelesaikan soal-soal segiempat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Lisna. 2016. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Konsep dan
Pemecahan Masalah Matematika
Siswa SMP Negeri 4 Sipirok Kelas
VII Melalui Pendekatan Matematika
Realistik (PMR). Jurnal Eksakta. Vol
1 2016, Hal 1-12.
Akmil, dkk. 2012. Implementasi CTL Dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol 1 No 1, Hal 24-29.
Hadi, Sutarto & Kasum, M. U. 2015.
Pemahaman Konsep Matematika
Siswa SMP Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Memeriksa Berpasangan (Pair
Checks). EDU-MAT Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol 3 No 1,
Hal 59 – 66.
Hedriana, Haris & Soemarmo, Utari. 2014.
Penilaian Pembelajaran Matematika.
Bandung: Refika Aditama.
Lestari, K.E & Yudhanegara, M.R. 2015.
Pelitian Pendidikan Matematika
Cetakan Kedua. Bandung: PT Refika
Aditama.
Martunis, dkk. 2014. Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematis Siswa Sekolah
Menengah Atas melalui Model
Pembelajaran Generatif. Jurnal
Didaktik Matematika. ISSN: 2355-
4185 Vol 1 No 2, Hal 75-84.
Mawaddah, S & Maryanti, R. 2016.
Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa SMP dalam
Pembelajaran Menggunakan Model
Penemuan Terbimbing (Discovery
Learning). EDU-MAT Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol 4 No 1,
Hal 76-85.
Nuharini, Dewi & Wahyuni, Tri. 2008.
Matematika Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Saltifa, Poni, dkk. 2012. Penggunaan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) dalam
Memahami Konsep Matematika.
Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1
No 1, Hal 73-76.
Sari, A M 2013. Analisis Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Dengan Model
Pembelajaran Problem Based
Learning Pada Pokok Bahasan
Segitiga Studi Deskriptif di Kelas VII
SMP Negeri 2 Plered Kab. Cirebon.
Cirebon: Fakultas Tarbiyah IAIN
Syekh Nurjati Cirebon. Tidak
Dipublikasikan.
Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai
Matematika. Yogyakarta: Indonesia
Cerdas (Anggota IKAPI).
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL
Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs Untuk Optimalisasi
Pencapaian Tujuan. Yogyakarta:
PPPPTK Matematika.
Recommended