View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
ANALISIS BATAS DAKTILITAS KOLOM
BASEMENT BANGUNAN 22 LANTAI DENGAN
ABAQUS PADA LOKASI TANAH KERAS
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik Program Studi Teknik Sipil
Oleh
Amelia Qoly
NIM. 5113415001
TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Amelia Qoly
NIM : 5113415001
Program Studi : Teknik Sipil, S1
Judul Tugas Akhir : Analisis Batas Daktilitas Kolom Basement Bangunan 22
Lantai dengan Abaqus pada Lokasi Tanah Keras
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
tugas akhir Progam Studi Teknik Sipil, S1 Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
Semarang, 10 Mei 2019
Dosen Pembimbing I
Drs. Henry Apriyatno, M.T.
NIP.195904091987021001
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Analisis Batas Daktilitas Kolom Basement Bangunan 22
Lantai dengan Abaqus pada Lokasi Tanah Keras” telah dipertahankan di depan
sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES pada tanggal 14 bulan Mei
2019.
Oleh :
Nama : Amelia Qoly
NIM : 5113415001
Program Studi : Teknik Sipil, S1
Panitia :
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Dr. Nur Qudus, M.T
NIP. 19691130199403 1 001
Penguji I
Dr. Eng. Mahmud Kori E., S.T., M.T
NIP. 198004022006041001
Penguji II
Togani Cahyadi Upomo, S.T., M.Eng
NIP.198104202015041001
Penguji III/Pembimbing
Drs. Henry Apriyatno, M.T.
NIP.195904091987021001
Ketua Panitia
Aris Widodo, S.Pd., M.T
NIP.197102071999031001
Sekretaris
Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc
NIP. 197809212005012001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukkan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengn norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Semarang, 10 Mei 2019
Yang membuat pernyataan,
Amelia Qoly
NIM. 5113415001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu
berharap. (Q.S. Al Insyirah : 6-8)
Hati manusia itu mati, kecuali mereka yang berilmu. Mereka yang berilmu
itu terlena, kecuali mereka yang beramal. Mereka yang beramal itu tertipu,
kecuali mereka yang ikhlas. (Imam Al Ghozali)
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tua ( Bapak Abdul Qorib dan Ibu Lily Nurendah S.) yang
selalu memberikan doa, bimbingan, nasihat, kasih sayang dan segala
dukungan serta fasilitas hingga saat ini.
Untuk adik-adikku ( Alin Qoly, Romsany Qoly, dan Abdul AlFarizkli Qoly)
yang juga turut mendoakan dan menyemangati hingga saat ini.
Untuk dosen pembimbing Tugas Akhir ( Drs. Henry Apriyatno, M.T.) yang
telah membimbing dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
Untuk seluruh Dosen jurusan Teknik Sipil yang telah membimbing dalam
mencari ilmu selama perkuliahan.
Untuk sahabat dan seluruh teman seperjuangan Teknik Sipil 2015 yang
telah mendukung dan menyemangati selama mengerjakan Tugas Akhir.
Untuk almamater Universitas Negeri Semarang.
vi
ABSTRAK
Amelia Qoly.2019. “Analisis Batas Daktilitas Kolom Basement Bangunan 22
Lantai dengan Abaqus pada Lokasi Tanah Keras”. Pembimbing I : Drs. Henry
Apriyatno, M.T. Program Studi Teknik Sipil, S1.
Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang menyalurkan gaya tekan
biaksial ke pondasi. Tegangan regangan yang kompleks pada kolom akan
berdampak terjadinya keruntuhan struktur. Bangunan 22 lantai + 1 basement pada
proyek pembangunan Apartemen Tamansari Cendekia Tower A yang didirikan di
lokasi tanah sedang, akan dianalisis ulang menggunakan data tanah berbeda yang
termasuk ke dalam kategori tanah keras dengan nilai NSPT= 55,058. Struktur
dianalisis menjadi dua kondisi yaitu gedung model A untuk struktur eksisting dan
gedung model B untuk struktur dengan pengecilan dimensi pada kolom basement.
Kolom dianalisis menggunakan fitur Concrete Damage Plasticity (CDP)
pada program ABAQUS CAE v6.14 untuk mengetahui tegangan regangan yang
terjadi. Kolom yang ditinjau pada Model A memiliki dimensi 700 mm x 1000 cm,
sedangkan pada Model B dilakukan pengecilan menjadi 250 mm x 250 mm. Tinggi
kolom 3500 mm.
Syarat batas periode gedung model A untuk mode 1 (2,165 detik > 1,817
detik) dan untuk mode 2 (1,903 detik > 1,817 detik), sedangkan batas periode
gedung model B untuk mode 1 (2,362 detik > 1,817 detik) dan untuk mode 2 (2,151
detik > 1,817 detik). Syarat simpangan pada gedung model A untuk arah X (0,11%)
dan arah Y (0,071%) tidak melebihi batasan drift ratio (< 1,54%), sedangkan pada
model B untuk arah X (1,588%) melampaui batasan drift ratio (> 1,54%) dan arah
Y (0,049%). Sehingga struktur model B tidak memenuhi syarat ketahanan gempa.
Nilai Daktilitas (µ) kolom yang diperoleh untuk gedung model A sebesar 11,2
sedangkan model B sebesar 13,9. Sehingga kedua model dapat dikategorikan
sebagai daktilitas kolom penuh (µ) = 5,3.
Kata Kunci : Kolom, Tanah Keras, Tegangan, Regangan, Daktilitas, Abaqus
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul “Analisis Batas
Daktilitas Kolom Basement Bangunan 22 Lantai dengan Abaqus pada Lokasi
Tanah Keras” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu persyaratan meraih gelar Sarjana Teknik pada Program Studi S-1 Teknik Sipil
Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Junjungan
Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafaat-Nya di yaumil akhir.
Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rohmn, M.Hum Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dr. Nur Qudus, S.Pd., M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang
3. Aris Widodo, S.Pd., M.T Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
4. Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc. Ketua Program Studi Teknik Sipil
S1
5. Drs. Henry Apriyatno, M.T. Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, serta semangat dalam penyelesaian Skripsi.
6. Dr. Eng. Mahmud Kori Efendi, S.T., M.T dan Togani Cahyadi Upomo, S.T.,
M.Eng. Dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan dalam ujian
Skripsi
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipiil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang
8. Seluruh Staff dan Karyawan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
9. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam
penyelesaian Skripsi ini.
viii
10. Teman-teman sebimbingan dan satu angkatan yang selalu memberi semangat
dan bantuan kepada penulis.
11. Semua pihak yang tidak tersebutkan dan telah membantu menyelesaikan
skripsi ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan
wktu dari penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi
bekal ilmu pengetahuan penulis di masa mendatang.
Semarang, Mei 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxii
BAB I – PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.4 Maksud dan Tujuan ........................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................... 3
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
2.1 Umum ............................................................................................... 5
2.2 Tanah ................................................................................................. 6
2.3 Gempa ............................................................................................... 8
2.3.1 Definisi Gempa ....................................................................... 8
2.3.2 Gaya Gempa ........................................................................... 8
2.3.3 Kategori Risiko Gempa dan Faktor Keutamaan Struktur
Bangunan ................................................................................. 9
2.4 Beton dan Beton Bertulang ............................................................... 11
2.5 Mutu Baja .......................................................................................... 12
2.6 Kolom Beton Bertulang .................................................................... 12
2.7 Tegangan dan Regangan .................................................................... 13
x
2.7.1 Tegangan .................................................................................. 13
2.7.2 Regangan .................................................................................. 14
2.8 Daktilitas ........................................................................................... 14
2.9 Syarat Daktilitas ................................................................................ 15
2.10 Beban Struktur .................................................................................. 15
2.10.1 Beban Mati (D) ................................................................... 16
2.10.2 Beban Hidup (L) ................................................................. 16
2.11 Kombinasi Beban .............................................................................. 17
2.12 Ketidakberaturan Struktur ................................................................. 18
2.12.1 Ketidakberaturan Torsi ....................................................... 18
2.12.2 Penentuan Simpangan Antar Lantai ................................... 18
2.13 Puskim ............................................................................................ 20
2.14 SAP2000 ........................................................................................ 20
2.15 Mathcad v.15 .................................................................................. 21
2.16 ABAQUS CAE v6.14 ..................................................................... 21
BAB III – METODE PENELITIAN ........................................................... 22
3.1 Uraian Umum .................................................................................... 22
3.1.1 Bagan Alir ................................................................................ 23
3.2 Permodelaan Struktur ........................................................................ 25
3.3 Pengumpulan Data Tanah ................................................................. 29
3.4 Penentuan Beban Mati dan Beban Hidup ......................................... 30
3.5 Penentuan Beban Gempa .................................................................. 30
3.5.1 Kategori Risiko Struktur Bangunan dan Faktor Keutamaan
Gempa....................................................................................... 30
3.5.2 Menentukan Kelas Situs .......................................................... 31
3.5.3 Spektrum Respon Desain ........................................................ 31
3.5.4 Kategori Desain Seismik ......................................................... 34
3.5.5 Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem ................... 34
3.5.6 Batasan Perioda Fundamental Struktur ................................... 36
3.5.7 Koefisien Respons Seismik ...................................................... 37
3.5.8 Beban Geser Dasar Struktur .................................................... 38
xi
3.6 Proses Analisis ABAQUS CAE v6.14 ............................................. 38
3.6.1 Preprocessing (ABAQUS CAE) ............................................. 38
3.6.2 Simulation ................................................................................ 38
3.6.3 Post Processing (Proses Akhir) ............................................... 38
3.7 Proses Permodelan ABAQUS CAE v6.14 ...................................... 39
3.7.1 Membuka menu ABAQUS CAE v6.14 ................................... 39
3.7.2 Part Modul ABAQUS CAE v6.14 .......................................... 39
3.7.2.1 Tulangan ...................................................................... 40
3.7.2.2 Kolom .......................................................................... 40
3.7.2.3 Datum Plane ................................................................ 41
3.7.2.4 Partition Cell ............................................................... 43
3.7.3 Property Modul ABAQUS CAE v6.14 ................................... 44
3.7.3.1 Material Beton ............................................................. 44
3.7.3.2 Material Baja ............................................................... 48
3.7.3.3 Create Profile untuk Tulangan ..................................... 49
3.7.3.4 Assign Beam Orientation untuk Tulangan ................... 50
3.7.3.5 Create Section dan Assign untuk Solid Element .......... 51
3.7.4. Modul Assembly ABAQUS CAE v6.14 .................................. 52
3.7.5. Modul Step ABAQUS CAE v6.14 .......................................... 53
3.7.6. Modul Interaction ABAQUS CAE v6.14 ............................... 55
3.7.7. Modul Load ABAQUS CAE v6.14 ......................................... 57
3.7.8. Modul Mesh ABAQUS CAE v6.14 ......................................... 58
3.7.8.1 Mesh pada Solid Element ............................................. 59
3.7.8.2 Mesh pada Truss Element ............................................. 60
3.7.9. Modul Job ABAQUS CAE v6.14 ........................................... 61
3.7.10. Modul Visualization ABAQUS CAE v6.14 ........................... 62
BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 64
4.1 Permodelan ..................................................................................... 64
4.2 Material Struktur ............................................................................ 64
4.3 Beban dan Kombinasi Pembebanan ............................................... 65
xii
4.4 Hasil Analisis Dinamik ................................................................... 65
4.4.1 Perhitungan Berat Bangunan ................................................... 65
4.4.2 Perioda Fundamental Struktur ................................................. 66
4.4.3 Koefisien Respons Seismik ..................................................... 67
4.4.4 Beban Geser Dasar Struktur .................................................... 68
4.5 Deformasi Struktur ......................................................................... 68
4.5.1 Jumlah Ragam ......................................................................... 68
4.5.2 Parameter Respons Ragam ...................................................... 69
4.5.3 Skala Gaya ............................................................................... 69
4.6 Pengecekan Terhadap Torsi ............................................................ 72
4.7 Pengecekan Terhadap Simpangan .................................................. 76
4.8 Perhitungan Penulangan(SNI-03-2847-2013) Untuk Gedung
Model A dan Model B .................................................................. 80
4.9 Pembahasan dan Hasil Output ABAQUS CAE v6.14 ................... 180
4.9.1 Permodelan Kolom dengan ABAQUS CAE v6.14 ................. 180
4.9.2 Analisis Tegangan dan Regangan ........................................... 181
4.9.2.1. Hasil Analisis ABAQUS CAE v6.14 Gedung
Model A ....................................................................... 181
4.9.2.2. Hasil Analisis ABAQUS CAE v6.14 Gedung
Model B ....................................................................... 183
4.9.2.3. Perbandingan Hasil Tegangan Regangan Gedung
Model A dan Model B ................................................. 184
4.9.2.4. Perhitungan Daktilitas Kolom .................................... 184
4.9.2.5. Hasil Perhitungan Data Teoritis dan Data Numerik .... 185
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 187
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 188
5.2. Saran .......................................................................................... 189
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 199
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Kelas Situs Tanah ......................................................... 6
Tabel 2.2 Data N-SPT .................................................................................... 7
Tabel 2.3 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban
Gempa ............................................................................................................ 9
Tabel 2.4 Faktor Keutamaan Gempa .............................................................. 11
Tabel 2.5 Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum ................................ 16
Tabel 2.6 Simpangan Antar Kantai Ijin KDS D, E dan F .............................. 19
Tabel 3.1 Dimensi Plat ................................................................................... 26
Tabel 3.2 Dimensi Kolom .............................................................................. 26
Tabel 3.3 Dimensi Balok ................................................................................ 28
Tabel 3.4 Pembebanan Desain ....................................................................... 30
Tabel 3.5 Nilai Parameter Spektrum respon .................................................. 32
Tabel 3.6 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Respons Perceptan pada
Perioda Pendek ................................................................................................ 34
Tabel 3.7 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Respons Percepatan pada
Perioda 1 Detik ............................................................................................... 34
Tabel 3.8 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa ............ 35
Tabel 3.9 Koefisien untuk Batas Atas pada Perioda yang Dihitung ............. 36
Tabel 3.10 Nilai Parameter Perioda Pendekatan Ct dan x ............................. 36
Tabel 3.11 Parameter Plasticity Beton ............................................................ 45
Tabel 3.12 Concrete Compression Hardening dan Concrete Compression
Damage ...................................................................................................................... 46
Tabel 3.13 Concrete Tension Stiffening dan Concrete Tension Damage ................. 47
xiv
Tabel 4.1 Material Beton ................................................................................ 64
Tabel 4.2 Materil Baja Tulangan .................................................................... 64
Tabel 4.3a Hasil Analisis Berat Bangunan Model A ..................................... 66
Tabel 4.3b Hasil Analisis Berat Bangunan Model B ..................................... 66
Tabel 4.4 Hasil Rekap Analisis Berat Bangunan Model A dan B .................. 66
Tabel 4.5a Modal Periods And Frequencies Model A ................................... 67
Tabel 4.5b Modal Periods And Frequencies Model B ................................... 67
Tabel 4.6a Partisipasi Massa Ragam Model A .............................................. 69
Tabel 4.6b Partisipasi Massa Ragam Model B .............................................. 69
Tabel 4.7 Faktor Skala Awal Sistem Model A dan Model B .......................... 70
Tabel 4.8a Pengaruh 85% Vstatik Model A ................................................... 70
Tabel 4.8b Pengaruh 85% Vstatik Model B ................................................... 71
Tabel 4.9a Pengecekan Terhadap Torsi Sumbu X- Model A ........................ 72
Tabel 4.9b Pengecekan Terhadap Torsi Sumbu Y- Model A ........................ 73
Tabel 4.10a Pengecekan Terhadap Torsi Sumbu X- Model B ....................... 74
Tabel 4.10b Pengecekan Terhadap Torsi Sumbu Y- Model B ...................... 75
Tabel 4.11a Pengecekan Terhadap Simpangan Sumbu X- Model A ............. 76
Tabel 4.11b Pengecekan Terhadap Simpangan Sumbu Y- Model A ............. 77
Tabel 4.12a Pengecekan Terhadap Simpangan Sumbu X- Model B ............. 78
Tabel 4.12b Pengecekan Terhadap Simpangan Sumbu Y- Model B ............. 79
Tabel 4.13 Rekap Torsi dan Simpangan Gedung Model A dan Model B ...... 79
Tabel 4.14 Rekap Momen Lentur yang Bekerja pada Balok B262 Model A 81
Tabel 4.15 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Tumpuan ........... 86
xv
Tabel 4.16 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Lapangan ........... 88
Tabel 4.17 Rekap Tulangan Balok (B-262) Model A .................................... 89
Tabel 4.18 Diagram Gaya Geser (Vu) Beban Mati dan Hidup pada Balok B-262
Model A ......................................................................................................... 93
Tabel 4.19 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Tumpuan ........... 102
Tabel 4.20 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Lapangan ........... 104
Tabel 4.21 Rekap Tulangan Balok (B-4510) Model A .................................. 106
Tabel 4.22 Diagram Gaya Geser (Vu) Beban Mati dan Hidup pada Balok B-4510
Model A ......................................................................................................... 109
Tabel 4.23 Gaya-Gaya Terfaktor Maksimum pada Kolom yang Ditinjau
Model A ........................................................................................................... 115
Tabel 4.24 Cek Struktur Rangka Portal Model A ........................................... 116
Tabel 4.25 Perbandingan Nilai Momen Gedung Model A.............................. 125
Tabel 4.26 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Tumpuan ........... 138
Tabel 4.27 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Lapangan ........... 139
Tabel 4.28 Kebutuhan Tulangan Utama pada Balok Induk B-262 Model B .. 141
Tabel 4.29 Diagram Gaya Geser (Vu) Beban Mati dan Hidup pada Balok
B-262 Model B ................................................................................................. 145
Tabel 4.30 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Tumpuan ........... 153
Tabel 4.31 Posisi Garis Netral dan Nilai Momen Nominal Lapangan ........... 155
Tabel 4.32 Kebutuhan Tulangan Utama pada Balok Induk B-4510 Model B
.......................................................................................................................... 156
xvi
Tabel 4.33 Diagram Gaya Geser (Vu) Beban Mati dan Hidup pada Balok
B-4510 Model B ............................................................................................... 160
Tabel 4.34 Gaya-Gaya Terfaktor Maksimum pada Kolom yang Ditinjau
Model B ............................................................................................................ 165
Tabel 4.35 Cek Struktur Rangka Portal Model B............................................ 173
Tabel 4.36 Perbandingan Nilai Momen Model B ........................................... 181
Tabel 4.37 Nilai Tegangan Regangan Gedung Model A ................................ 183
Tabel 4.38 Nilai Tegangan Regangan Gedung Model B ................................ 185
Tabel 4.39 Hasil Perhitungan Daktilitas untuk Model A dan Model B .......... 186
Tabel 4.40 Rekapitulasi Hasil Uji Numerik dan Teoritis ................................ 186
Tabel 4.41 Kesalahan Relatif Regangan Teoritis dan Numerik ...................... 186
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ................................................................. 23
Gambar 3.2 Bagan Alir SAP2000 ................................................................. 24
Gambar 3.3 Bagan Alir ABAQUS CAE v6.14 ............................................. 25
Gambar 3.4 Permodelan Struktur di SAP2000 v.20 (a) Model A dan (b)
Model B ............................................................................................................ 29
Gambar 3.5 Lokasi Proyek ............................................................................ 29
Gambar 3.6 Lokasi Desain Struktur .............................................................. 32
Gambar 3.7 Spektrum Respons Tanah Keras ................................................ 33
Gambar 3.8 Viewport awal ABAQUS CAE v6.14 ........................................ 39
Gambar 3.9 Approximate size pada modul part ............................................ 40
Gambar 3.10 Sketsa Tulangan Utama dan Sengkang dalam Bentuk 3D ...... 40
Gambar 3.11 Sket Kolom pada Lembar Kerja ABAQUS CAE v6.14 .......... 41
Gambar 3.12 Sket Kolom Persegi Dalam Bentuk 3D ................................... 41
Gambar 3.13 Perintah Membuat Datum ........................................................ 42
Gambar 3.14 Cara Membuat Datum Plane ................................................... 42
Gambar 3.15 Cara Mengisikan Arah Datum Plane ....................................... 42
Gambar 3.16 Datum Plane yang sudah terbentuk ........................................ 43
Gambar 3.17 Fasilitas Partition Cell ............................................................. 43
Gambar 3.18 Cell yang sudah terpartisi ........................................................ 43
Gambar 3.19 Input Data Material .................................................................. 44
Gambar 3.20 Input Data Elastisitas .............................................................. 45
xviii
Gambar 3.21 Tampilan Form Input Model Material Concrete Damaged
Plasticity ......................................................................................................... 45
Gambar 3.22 Tampilan Form Input Parameter Plasticity pada Model Material
Concrete Damaged Plasticity ......................................................................... 46
Gambar 3.23 Tampilan Form Input Compression Behavior Model Material
Concrete Damaged Plasticity ......................................................................... 47
Gambar 3.24 Tampilan Form Input Tension Behavior Model Material
Concrete Damaged Plasticity ......................................................................... 48
Gambar 3.25 Tampilan Form Input Density ................................................ 48
Gambar 3.26 Tampilan form input Elasticity material baja ........................ 49
Gambar 3.27 Tampilan form input Plasticity material baja ........................ 49
Gambar 3.28 Perintah Create Section .......................................................... 50
Gambar 3.29 Perintah Edit Section ............................................................... 50
Gambar 3.30 Perintah Assign Beam Orientation .......................................... 51
Gambar 3.31 Perintah Setelah Assign Beam Orientation ............................. 51
Gambar 3.32 Perintah Create Section .......................................................... 52
Gambar 3.33 Perintah Edit Section ............................................................... 52
Gambar 3.34 Perintah Assign Section ........................................................... 52
Gambar 3.35 Cell dari part yang dipasangkan section .................................. 53
Gambar 3.36 Menu Assembly yang digunakan .............................................. 53
Gambar 3.37 Model Penulangan ................................................................... 53
Gambar 3.38 Hasil Akhir Setelah Assembly ................................................... 54
Gambar 3.39 Perintah Create Step ................................................................. 55
Gambar 3.40 Perintah Isi Create Step ............................................................ 55
xix
Gambar 3.41 Perintah Create Field Output .................................................... 56
Gambar 3.42 Perintah Create Reference Point ............................................... 56
Gambar 3.43 Tampilan Menu Create Constraint ........................................... 56
Gambar 3.44 Tampilan Menu Create Constraint ........................................... 57
Gambar 3.45 Tampilan Create Constraint setelah dipilih Semua Tulangan .. 57
Gambar 3.46 Menu Create Load .................................................................... 58
Gambar 3.47 Input Beban Titik (Momen) ...................................................... 58
Gambar 3.48 Menu untuk Memilih Jenis Tulangan ....................................... 58
Gambar 3.49 Menu Edit Boundary Condition untuk Memilih Tumpuan
Jepit ................................................................................................................. 59
Gambar 3.50 Memasukkan Ukuran Mesh ...................................................... 59
Gambar 3.51 Menu Element Type pada Solid Element .................................. 60
Gambar 3.52 Memasukkan Ukuran Mesh ...................................................... 60
Gambar 3.53 Menu Element Type pada Truss Element .................................. 61
Gambar 3.54 Menu Element Type pada Truss Element .................................. 61
Gambar 3.55 Perintah Create Job .................................................................. 62
Gambar 3.56 Tampilan Submission pada Edit Job ........................................ 62
Gambar 3.57 Tampilan Submission pada Edit Job ........................................ 63
Gambar 3.58 Perintah Result Untuk Menampilkan Kontur Parameter Output
......................................................................................................................... 80
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Simpangan Gedung Model A dan
Model B ........................................................................................................... 80
Gambar 4.2 Element Balok yang ditinjau pada Lantai Basement ................. 81
xx
Gambar 4.3 Free Body Balok B-262 ............................................................. 84
Gambar 4.4 Penampang Balok dan Diagram Regangan-Tegangan .............. 94
Gambar 4.5 Rangka Bergoyang Akibat Gempa ke Arah Kanan ................... 94
Gambar 4.6 Rangka Bergoyang Akibat Gempa ke Arah Kiri ....................... 96
Gambar 4.7 Nilai Torsi pada Balok (B-262) Model A ................................... 98
Gambar 4.8 Element Balok yang ditinjau pada Lantai Basement .................. 98
Gambar 4.9 Free Body Balok B-4510 ........................................................... 99
Gambar 4.10 Diagram Bidang Momen pada Balok B-4510 Model A ........... 112
Gambar 4.11 Nilai Torsi pada Balok (B-4510) Model A ............................... 114
Gambar 4.12 Denah Struktur Kolom yang di tinjau (K-4715) ....................... 116
Gambar 4.13 Simpangan yang Terjadi pada Struktur Gedung ....................... 122
Gambar 4.14 Momen 3-3 pada Kolom ........................................................... 123
Gambar 4.15 . Momen 3-3 yang bekerja pada ujung-ujung kolom akibat beban
mati dan hidup (a) serta beban gempa (b) ....................................................... 124
Gambar 4.16 Momen 2-2 pada Kolom ........................................................... 126
Gambar 4.17 . Momen 2-2 yang bekerja pada ujung-ujung kolom akibat beban
mati dan hidup (a) serta beban gempa (b) ....................................................... 127
Gambar 4.18 Grafik Perbandingan Nilai Momen Aktual Gedung Model A .. 127
Gambar 4.19 Diagram Interaksi Kolom Model A .......................................... 128
Gambar 4.20 Diagram Interaksi P-M Kuat Kolom K1C Model A ................. 128
Gambar 4.21 Nilai momen Maksimum, Mpr pada Kolom K1C Model A ...... 129
Gambar 4.22 Gaya Geser Rencana Kolom Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRMPK) ............................................................................................ 134
xxi
Gambar 4.23 Diagram Momen Balok B-262 Model B .................................. 148
Gambar 4.24 Nilai Torsi pada Balok B-262 Model B .................................... 149
Gambar 4.25 Diagram Momen Balok B-4510 Model B ................................ 163
Gambar 4.26 Nilai Torsi pada Balok B-4510 Model B .................................. 170
Gambar 4.27 . Momen 3-3 yang bekerja pada ujung-ujung kolom akibat beban
mati dan hidup (a) serta beban gempa (b) Model B ........................................ 171
Gambar 4.28 . Momen 2-2 yang bekerja pada ujung-ujung kolom akibat beban
mati dan hidup (a) serta beban gempa (b) Model B ........................................ 173
Gambar 4.29 Grafik Perbandingan Nilai Momen Aktual Model B ................ 174
Gambar 4.30 Diagram Interaksi Kolom K4715B ........................................... 174
Gambar 4.31 Diagram Interaksi P-M Kuat Kolom K4715B .......................... 175
Gambar 4.32 Nilai momen Maksimum, Mpr pada Kolom K4715B ............... 176
Gambar 4.33 Gaya Geser Rencana Kolom SRPMK ...................................... 176
Gambar 4.34 Model Penulangan .................................................................... 181
Gambar 4.35 Model Keseluruhan yang Telah di Assembly ........................... 181
Gambar 4.36 Tegangan Regangan ABAQUS CAE Gedung Model A .......... 182
Gambar 4.37 Regangan pada Maximum Proncipal Gedung Model A ........... 182
Gambar 4.38 Tegangan pada Maximum Proncipal Gedung Model A ........... 182
Gambar 4.39 Tegangan Regangan ABAQUS CAE Gedung Model B .......... 183
Gambar 4.40 Regangan pada Maximum Proncipal Gedung Model B ........... 183
Gambar 4.41 Tegangan pada Maximum Proncipal Gedung Model B ........... 184
Gambar 4.42 Perbandingan Hasil ABAQUS CAE Gedung Model Adan B .. 184
Gambar 4.43 Grafik Perbandingan Nilai Daktilitas Model A dan Model B .. 185
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Tanah .......................................................................................... 191
2. Gambar Penulangan Desain ................................................................ 192
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang menyalurkan gaya
tekan biaksial ke pondasi. Kolom memegang peran penting dari suatu
bangunan, karena keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya seluruh struktur. Salah satu parameter penting
dalam perencanaan suatu kolom adalah daktilitas. Daktilitas berfungsi
mencegah terjadinya keruntuhan mendadak akibat getaran gempa. Karena
Indonesia secara geografis merupakan Negara Kepulauan yang terletak pada
pertemuan empat lempeng tektonik, sehingga sering terjadinya gempa bumi.
Menurut Simatupang Partogi H., Gisella D. Siallagan, Jusuf J. S. Pah
(2018:45), untuk perhitungan daktilitas kolom beton bertulang yang terkekang
maupun tidak terkekang dapat menggunakan hubungan tegangan regangan
beton. Nilai tersebut didapatkan melalui proses analisis menggunakan program
software ABAQUS CAE v6.14.
Bangunan 22 lantai + 1 basement pada proyek pembangunan
Apartemen Tamansari Cendekia Tower A akan dianalisis ulang dengan
menggunakan data tanah berbeda yang termasuk kedalam kategori jenis tanah
keras, yang sebenarnya lokasi proyek terletak pada wilayah dengan data tanah
kategori sedang. Perencanaan gedung tinggi direncanakan memenuhi dan tidak
memenuhi keamanaan gempa dengan Analisis Dinamik Respon Spektrum dan
Statik Ekuivalen sesuai SNI 03-1726-2012 mengenai Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Standar beban minimum yang digunakan untuk perancangan bangunan
menggunakan SNI 1727-2013, serta Spesifikasi beton struktural yang
digunankan untuk bangunan gedung adalah SNI 2847:2013.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan Skripsi antara lain :
2
1. Struktur bangunan 22 lantai + 1 basement direncanakan memenuhi (Model
A) dan tidak memenuhi (Model B) keamanan gempa dengan menggunakan
program SAP2000 v20;
2. Analisis batas daktilitas kolom menggunakan program ABAQUS CAE
v6.14;
3. Dipilih hanya satu titik tinjau kolom terletak pada basement yang
merupakan kolom kritis untuk masing-masing model ;
4. Bangunan merupakan struktur gedung apartemen 22 yang dibangun di zona
gempa 3 dan jenis tanah keras.
5. Struktur dirancang dengan menggunakan Sistem Ganda (Dual System) yaitu
SRPMK (Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus) dan Dinding Geser
(Shear Wall);
6. Analisis beban gempa menggunakan Analisis Dinamik Respon Spektrum ;
7. Analisis mengacu pada SNI 03-1726-2012 (Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung);
8. SNI 1727:2013 (Standar Beban Minimum yang Digunakan Untuk
Perancangan Bangunan) dan PPPURG (Pedoman Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung ) 1987 sebagai analisis pembebanan;
9. SNI 2847:2013 (Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung).
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan daktilitas kolom pada bangunan yang memenuhi
(Model A) dan tidak memenuhi (Model B) keamanan gempa sesuai SNI 03-
1726-2012;
2. Bagaimana hasil analisis daktilitas melalui tegangam dan regangan kolom
dengan menggunakan program ABAQUS CAE v6.14 untuk model A dan
model B.
3
1.4. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maksud dan tujuan penulisan adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan nilai daktilitas kolom pada bangunan yang
memebuhi dan tidak memenuhi keamanan gempa sesuai SNI 03-1726-2012;
2. Mengetahui nilai daktilitas melalui hasil tegangan dan regangan kolom
menggunakan program ABAQUS CAE v6.14.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Bagian Awal terdiri dari :
a. Halaman Judul
b. Halaman Pengesahan
c. Moto dan Persembahan
d. Abstrak
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Tabel
h. Daftar Gambar
2. Bagian Isi terdiri dari :
BAB I – Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan.
BAB II - Landasan Teori
Bab ini menjelaskan uraian umum, kriteria desain, pembebanan dan
kombinasinya, dan beberapa teori yang berkaitan dengan permaslahan yang
dibahas;
BAB III – Metode Perencanaan
4
Bab ini menjelaskan mengenai alur perencanaan struktur, aturan-
aturan, rumus-rumus maupun acuan yang digunakan dalam proses analisis
struktur gedung.
BAB IV – Hasil dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan data, hasil analisis
perhitungan yang diperoleh dari program struktur, pemodelan struktur.
BAB V – Simpulan dan Saran
Bab ini menjelaskan mengenai simpulan dan saran terkait dengan hasil
analisis yan telah dilakukan pada bab sebelumnya.
3. Bagian Akhir terdiri dari :
Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi sumber dan referensi yang dijadikan sebagai
pendukung dalam penulisan tugas akhir.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena tiga
lempeng besar dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya saling bertemu di
wilyah Indonesia dan membentuk jalur-jalur pertemuan yang kompleks.
Keberadaan interaksi antar lempeng-lempeng ini menempatkan wilayah
Indonesia sebagai wilayah yang sangat rawan terhadap gempa bumi. (Parmo,
2014:42).
Proses perencanaan ketahanan gempa sangat dipengaruhi oleh lokasi
kondisi tanah. Berdasarkan SNI 1726-2012, tabel 3 telah mengklasifikasikan
6 (enam) tipe tanah atau kelas situs, yaitu batuan keras, batuan, tanah keras,
tanah sedang, tanah lunak, dan tanah khusus. Sebagaimana diketahui bahwa
getaran yang disebabkan oleh gempa cenderung membesar pada tanah lunak
dibandingkan pada tanah keras atau batuan. Proses penentuan klasifikasi tanah
tersebut berdasarkan atas data tanah pada kedalaman hingga 30 meter, karena
menurut penelitian hanya lapisan-lapisan tanah sampai kedalaman 30 meter
saja yang menentukan pembesaran gelombang gempa. (Wangsdinata, 2006).
Tanah keras yang bergetar akibat gempa, getarannya cenderung
mempunyai kandungan frekuensi tinggi. Getaran frekuensi tinggi tersebut akan
mempunyai panjang gelombang relative pendek. Menurut ilmu fisika bahwa
kemampuan suatu material untuk menyerap energi akan berbanding terbalik
dengan panjang gelombang. Oleh karena itu, gelombang frekuensi tinggi
relative lebih muah diserap energinya oleh media yang dilalui oleh gelombang
gempa. Dengan demikian pada tanah keras, intensitas gempa akan beratenuasi
lebih cepat atau amplifikasi spektrum semakin besar pada tanah yang lunak
(Widodo, 2002).
Kolom merupakan elemen struktur yang penting karena kegagalan
kolom akan berakibat langsung terhadap komponen struktur lainnya.
Kegagalan ini akan berakibat fatal baik dari segi ekonomis maupun dari segi
6
kemanusiaan (korban jiwa). Sehingga dalam suatu struktur keruntuhan kolom
struktural merupakan hal yang sangat penting untuk ditinjau. (Parmo, 2014:43)
Salah satu parameter penting dalam perencanaan suatu kolom adalah
daktilitas. Nilai daktilitas suatu kolom dapat ditentukan dari kurva hubungan
antara momen dan kurvatur. Nilai momen dan kurvatur didapat dari
perhitungan tegangan dan regangan beton. (Simatupang P.H, 2018:45).
2.2 Tanah
Untuk menjamin kestabilan/ kekokohan tanh dasar fondasi bangunan,
maka pada pelaksanaan pekerjaan bangunan penting/berat (termasuk bangunan
bertingkat), diharuskan untuk mengadakan penyelidikan tanah sebelumnya.
Dari penyelidikan tanah, antara lain dapat ditentukan kekuatan daya
dukung tanah yang aman/ diizinkan dan perkiraan penurunan bangunan yang
akan terjadi. (Rudy Gunawan, 2012:61).
Berikut merupakan klasifikasi jenis tana menurut SNI-03-1726-2012
Tabel 2.1 Klasifikasi Kelas Situs Tanah
Kelas Situs ʋ�̅�(m/detik) N atau Nch Su (kPa)
SA (batuan
keras) >1500 N/A N/A
SB (batuan) 750 sampai 1500 N/A N/A
SC (tanah keras,
sangat padat dan
batuan lunak)
350 sampai 750 >50 ≥100
SD (tanah
sedang) 175 sampai 350 15 sampai 50 50 sampai 100
SE (tanah lunak) <175 <15 <50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m
tanah dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI > 20
2. Kadar air, w ≥ 40%
3. Kuat geser niralir, Su < 25 kPa
SF (tanah khusus
yang
membutuhkan
investigasi
Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau
lebih dari karakteristik berikut :
7
Kelas Situs ʋ�̅�(m/detik) N atau Nch Su (kPa)
geoteknik
spesifik dan
analisis respons
spesifik situs
yang mengikuti
6.10.1)
- Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban
gempa seperti mudah likuifaksi, lempung sangat
sensitif, tanah tersementasi lemah
- Lempung sangat organic dan/atau gambut (ketebalan
H>3 m)
- Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H >
7,5 m dengan Indeks Plastisitas PI > 75)
Lapisan lempung lunak/setengah teguh dengan ketebalan
H > 35 m dengan Su < 50 kPa
CATATAN: N/A = tidak dapat dipakai
Sumber : SNI-03-1726-2012
Tabel 2.2 Data N-SPT :
Kedalaman
(m)
Tebal (m)
(d)
N-SPT
(N) d/N
2 2 33 0,061
4 2 44 0,045
6 2 60 0,033
8 2 61 0,033
10 2 61 0,033
12 2 61 0,033
14 2 61 0,033
16 2 61 0,033
18 2 61 0,033
20 2 60 0,033
22 2 52 0,038
24 2 61 0,033
26 2 58 0,034
28 2 60 0,033
30 2 55 0,036
Jumlah 30 0,545
N = 55,058
Sumber : Data Drilling Log (BH-1 Tower D) Pembangunan Apartemen Solo Urbana
Residence
Jenis tanah di lokasi perencanaan yaitu tanah keras yang di dapat dari
perhitungan data SPT dengan hasil nilai N = 55,058
8
2.3 Gempa
2.3.1 Definisi Gempa
Kerak bumi tidak statis, ia selalu bergerak konstan. Menurut teori geologi
tentang tektonik lempengan, permukaan bumi terdiri dari beberapa
lempengan batuan tebal yang mengapung di atas mantel bumi yang cair.
Lempengan-lempengan tektonik baru dibentuk terus menerus sepanjang
lembah yang curam di dasar laut di mana bahan cair dari interior bumi
didorong ke atas sehingga samudera baru membentuk tepi lempengan
samudera yang menyebabkan continental drift, yaitu lempengan -
lempengan samudera didorong terhatdap lempengan kontinental. Pada
pertemuan ini, lempengan akan terkunci di tempat tersebut sehingga
pergeseran lempengan dapat dicegah. Tekanan terbentuk di sepanjang tepi
lempengan sehingga peleset yang mendadak karena pantulan elastik atau
terjadi patahan batuan sehingga menghasilkan pelepasan energi regangan
mendadak. Akibatnya adalah terjadinya patahan pada kerak bumi bagian
atas sepanjang arah tertentu, dan terbentuklah sesar. Sebagian energi yang
dalam bentuk gelombang dijalarkan ke semua arah. Gerak gelombang inilah
yang dikenal sebagai gempa. (Wolfgang S., 2013).
2.3.2 Gaya Gempa
Gaya gempa yang bekerja pada elemen struktur dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Gaya Vertikal
Adalah gaya yang berpengaruh terhadap elemen bangunan pendukung
gaya normal, seperti kolom, jenis balok kantilever dan dinding pendukung
2. Gaya Horizontal
Adalah gaya yang bekerja pada bangunan akibat respons bangunan dan
sistem pondasinya dan bukan disebabkan oleh percepatan gerakan tanah.
Muatan gempa horizontal dianggap bekerja dalam arah sumbu-sumbu utama
bangunan yang pada bangunan bertingkat tinggi gaya yang lebih menonjol
adalah gaya dorong yang berasal dari tiap lantai.
9
2.3.3 Kategori Risiko Gempa dan Faktor Keutamaan Struktur Bangunan
a. Kategori Risiko Gempa
Kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai dengan SNI
03-1726-2012 ditentukan berdasarkan jenis pemanfaatan bangunan yang
ditunjukan dengan Tabel 2.3
Tabel 2.3 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung
untuk Beban Gempa.
Jenis Pemanfaatan Kategori
Risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah
terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan,
termasuk tapi tidak dibatasi untuk, antara lain :
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan
perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
I
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk
dalam kategori resiko I, III, IV, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk :
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/rumah susun
- Pusat perbelanjaan/mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- pabrik
II
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko tinggi
terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan,
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
III
10
Jenis Pemanfaatan Kategori
Risiko
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah an
unit gawat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori
resiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan
dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal
terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam
kategori resiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk
fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan,
penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar
berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya,
atau bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan
beracun atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya
melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang
berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditujukan sebagai fasilitas
yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untu:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas Pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang
memiliki fasilitas bedah dan unit gawat darurat
- Fasiitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor
polisi, serta garasi kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin,
badai, dan tempat untuk tanggap darurat
IV
11
Jenis Pemanfaatan Kategori
Risiko
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnnya
yang dibutuhkan pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi,
tangka penyimpanan bahan bakar, penara pendingin,
struktur stasiun listrik, tangka air pemadam kebakaran
atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau
mineral atau peralatan pemadam kebakaran) yang
disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan darurat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi struktur bangunan lain yang
masuk ke dalam kategori resiko IV
Sumber : SNI-03-1726-2012
b. Faktor Keutamaan Gempa
Tabel 2.4 Faktor Keutamaan Gempa
Kategori risiko Faktor keutamaan gempa, Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,5
Sumber : SNI-03-1726-2012
Dari tabel 2.4 Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk
beban gempa, dengan jenis pemanfaatan bangunan sebagai apartemen dengan
kategori risiko II maka faktor keutamaan gempa (Ie) yaitu 1,0 yang dapat
dilihat dari tabel 2.4.
2.4 Beton dan Beton Bertulang
Menurut McCormac dalam penelitian Parno (2014), beton adalah suatu
campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat lain
yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan
air yang membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang satu atau lebih
bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas dan waktu
pengerasan.
12
Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja, dimana
tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton.
Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan sehingga digunakan pada kolom
dan pada berbagai kondisi lainnya
Modulus elastisitas beton yaitu perbandingan antara tegangan dan
regangan. Nilai modulus elastisitas dapat ditentukan secara empiris, yaitu dari
nilai kuat tekan beton. Semakin besar kuat tekan beton, semakin besar pula
nilai modulus elastisitasnya. Hubungan modulus elastisitas terdapat kuat tekan
beton menurut SNI 03-2847-2013 pasal 8.51 adalah sebagai berikut :
E = 4700√𝒇′𝒄
2.5 Mutu Baja
Kuat tarik baja tulangan, meskipun baja tulangan mempunyai sifat tahan
terhadap beban tekan, tetapi karena harganya cukup mahal, maka baja tulangan
diutamakan untuk menahan beban tarik pada struktur beton bertulang,
sedangkan beban tekan yang bekerja cukup ditahan oleh betonnya. (Ali Asroni,
2017)
Baja tulangan yang dipakai ada 2 jenis yaitu baja tulangan polos (BJTP)
dan baja tulangan ulir atau deform (BJTD). SNI 03-2847-2013 hanya
mengijinkan penggunaan baja tulangan polos pada tulangan spiral. Sedangkan
untuk penulangan lainnya, disyaratkan untuk menggunakan baja tulangan ulir.
2.6 Kolom Beton Bertulang
Menurut Muin, dalam penelitian Simatupang P.H. (2018), kolom beton
bertulang merupakan elemen struktur vertikal yang terbuat dari beton dan baja
tulangan yang tahan terhadap gaya tekan dan gaya tarik. Kolom beton
bertulang berfungsi untuk menyalurkan beban aksial tekan, dengan atau tanpa
adanya momen, dari struktur di atasnya hingga ke tanah melalui pondasi.
Kolom beton bertulang juga dapat mengalami ragam kegagalan material yang
dijelaskan sebagai berikut :
a. Keruntuhan Tarik (under-reinforced)
13
Keruntuhan tarik terjadi pada saat regangan tulangan tarik melebihi
batas leleh (εs > εy) sehingga kekuatan penampang kolom ditentukan oleh
kuat leleh tulangan tarik.
b. Keruntuhan Berimbang (balanced)
Pada kondisi ini, tulangan tarik mencapai leleh (εs = εy) bersamaan
dengan regangan beton tekan mencapai batas retak atau batas ultimit (εc ‘
=
εcu ‘ = 0,003)
c. Keruntuhan Tekan (over-reinforced)
Keruntuhan tekan terjadi apabila regangan tekan beton telah mencapai
batas ultimit (εcu ‘ = 0,003), tulangan tekan telah mencapai leleh tetapi
tulangan tarik belum leleh.
2.7 Tegangan dan Regangan
2.7.1 Tegangan
Tegangan normal adalah intensitas gaya yang bekerja normal (tegak lurus)
terhadap irisan yang mengalami tegangan. Bila gaya-gaya luar yang
bekerja pada suatu batang sejajar terhadap sumbu utamanya dan potongan
penampang batang tersebut konstan, tegangan internal yang dihasilkan
adalah sejajar terhadap sumbu tersebut. Gaya-gaya seperti itu disebut gaya
aksial, dan tegangan yang timbul dikenal sebagai tegangan aksial. Bersikut
persamaan umum besaran tegangan :
𝝈 = 𝑴𝒚
𝑰 Pers. (2.1)
Dimana,
σ = Tegangan (N/m2)
M = Momen lentur pada penampang (Nm)
y = Jarak dari sumbu netral ke tegangan normal (m)
I = Momen Inersia (kgm2)
14
2.7.2 Regangan
Regangan merupakan perubahan bentuk per satuan panjang pada suatu
batang. Semua bagian bahan yang mengalami gaya-gaya luar, dan
selanjutnya tegangan internal akan mengalami perubahan bentuk
(regangan). Regangan 휀 disebut regangan normal karena berhubungan
dengan tegangan normal. Rumus regangan normal berdasarkan hukum
Hooke :
𝜺 = 𝝈
𝑬 Pers. (2.2)
Dimana,
ε = Regangan (%)
σ = Tegangan (N/m2)
E = Modulus elastisitas tekan / tarik (N/m2)
2.8 Daktilitas
Daktilitas adalah kemampuan dari suatu struktur untuk tidak mengalami
keruntuhan secara tiba-tiba tetapi masih mampu berdeformasi cukup besar
pada saat mencapai beban maksimum sebelum struktur tersebut mengalami
keruntuhan.
Faktor daktilitas didefinisikan sebagai rasio dari perpindahan maksimum
dengan perpindahan leleh (Park, Paulay, 1975) :
µε =ε𝒎
ε𝒚 Pers. (2.3)
dimana :
µε = faktor daktilitas (ε mengacu pada regangan )
ε𝑚 = regangan maksimum (ultimate)
ε𝑦 = regangan leleh
15
2.9 Syarat Daktilitas
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI
03-1726-2012, memberikan faktor daktilitas sebegai berikut:
1. Elastik (Fully Elastic)
Elastik adalah suatu tingkat daktilitas struktur gedung dengan nilai
faktor daktilitas sebesar 1,0.
2. Daktilitas Parsial
Daktilitas parsial adalah seluruh tingkat daktilitas struktur gedung
dengan nilai faktor daktilitas diantara untuk struktur degung yang elastik
penuh sebesar 1,0 dan untuk struktur gedung yang daktail penuh sebesar 5,3.
3. Daktilitas Penuh (Full Ductility)
Daktilitas penuh adalah suatu tingkat daktilitas struktur gedung, di
mana strukturnya mampu mengalami simpangan pasca-elastic pada saat
mencapai nilai faktor daktilitas sebesar 5,3.
2.10 Beban Struktur
Beban – beban pada struktur gedung dapat terdiri dari beban mati, beban
hidup, beban angin, beban gempa, beban air, dan beban khusus lainnya seperti
beban getaran mesin, beban kejut listrik
Beban – beban yang direncanakan akan bekerja dalam struktur gedung
tergantung dari fungsi ruangan, lokasi, bentuk, kekakuan, massa, dan
ketinggian gedung itu sendiri.
Acuan yang digunakan dalam perencanaan pembebanan adalah :
a. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung SNI 2847:2013
b. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktural lain
SNI 1727:2013
c. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung
dan non gedung SNI 1726:2012
Jenis beban yang digunakan dalam perencanaan adalah beban mati (D),
beban hidup (L), dan beban gempa (E).
16
2.10.1 Beban Mati (D)
Berdasarkan SNI 1727:2013, beban mati adalah berat seluruh bahan
konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap,
plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading gedung dan
komponen arsitektural dan structural lainnya serta peralatan layan terpasang
lain termasuk berat keran.
Dalam menentukan beban mati rencana, harus digunakan berat bahan
dan konstruksi yang sebenarnya, dengan ketentuan bahwa jika tidak ada
informasi yang jelas, nilai yang harus digunakan adalah nilai yang disetujui
oleh pihak yang berwenang. Selain itu, harus diperhitungkan berat peralatan
layan yang digunakan dalam bangunan gedung seperti plumbing, mekanikal
dan alat pemanas, ventilasi, dan sistem pengondisian udara.
2.10.2 Beban Hidup (L)
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada
lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin
serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpishkan dari
gedung dan dapat ganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga
mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut.
Khusus pada atap ke dalam beban hidup dapat termasuk beban yang berasal
dari air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi
kinetic) butiran air. Beban hidup tidak termasuk beban angin, beban gempa
dan beban khusus. (PPURG :1987)
Berdasarkan SNI 1727:2013, beban hidup terdistribusi merata
minimum adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5 Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum
Hunian atau penggunaan Merata (kN/m2)
Apartemen atau Rumah Tinggal
Semua ruang kecuali tangga dan
balkon
1,92
17
Hunian atau penggunaan Merata (kN/m2)
Balkon dan dek 1,5 kali beban hidup untuk
daerah yang dilayani. Tidak perlu
melebihi 4,79
Koridor
Lantai pertama
Lantai Lain
4,79
Sama seperti pelayanan hunian
kecuali disebutkan lain
Parkir 1,92
Tangga dan jalan keluar 4,79
Sumber : SNI 1727:2013
2.11 Kombinasi Beban
Menurut SNI 1727-2013 struktur, komponen dan fondasi harus
dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya sama atau melebihi
efek dari beban terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6(Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau S atau R)
5. 1,2D + 1,0E + 0,2S
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E
Keterangan :
D = Beban mati (Dead Load)
L = Beban hidup (Dead Live)
W = Beban angin (Wind)
Lr = Beban hidup pada atap (roof live load)
E = Beban gempa (Earthquake)
R = Beban hujan (Rain)
S = Tekanan tanah
18
2.12 Ketidakberaturan Struktur
2.12.1 Ketidakberaturan Torsi
Ketidakberaturan struktur horizontal diatur dalam SNI 1726:2012,
yaitu:
a. Ketidakberaturan torsi, didefinisikan jika ada simpangan antar lantai tingkat
maksimum, torsi yang dihitung termasuk tak terduga, disebuah ujung
struktur melintang terhadap sumbu lebih dari 1,2 kali simpangan antar lantai
ringkat rata-rata di kedua ujung struktur.
Jika :
Umax/Uavg ≤ 1,2
dimana :
Umax = Simpangan antai lantai maksimal
Uavg = Simpangan antar lantai rata-rata
b. Ketidakberaturan torsi berlebihan, didefinisikan ada jika simpangan antar
lantai tingkat maksimum, torsi yang dihitung termasuk tak terduga, di
sebuah ujung struktur melintang terhadap sumbu lebih dari 1,4 kali
simpangan antar lantai tingkat rata-rata dikedua ujung struktur.
Jika :
Umax/Uavg ≤ 1,4
dimana :
Umax = Simpangan antai lantai maksimal
Uavg = Simpangan antar lantai rata-rata
2.12.2 Penentuan Simpangan Antar Lantai
Menurut SNI 1726:2012 penentuan simpangan antar lantai tingkat
desain (∆) harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di
tingkat teratas dan terbawah. Apabila pusat masssa tidak terletak segaris
dalam arah vertical, diijinkan untuk menghitung defleksi di dasar tingkat
berdasarkan proyeksi vertikal dari pusat massa tingkat diatasnya. Jika desain
tegangan ijin digunakan, ∆ harus dihitung menggunakan gaya gempa tingkat
19
kekuatan tanpa reduksi untuk desain tegangan ijin. Defleksi pusat massa di
tingkat x (ẟ) (mm) harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut :
ẟx = Cd.ẟxe
Ie Pers. (2.4)
Keterangan :
Cd = faktor amplifikasi defleksi
ẟxe = defleksi pada lokasi yang ditentukan dengan analisis elastis
Ie = faktor keutamaan gempa
Pada penentuan kesesuaian dengan batasan simpangan antar lantai
tingkat, diijinkan untuk menentukan simpangan antar lantai elastis (ẟxe)
menggunakan gaya desain seismik berdasarkan pada perioda fundamental
struktur yang dihitung tanpa batasan atas (CuTa). Simpangan antar lantai
tingkat desain (∆a) seperti didapatkan dari Tabel 2.2 untuk semua tingkat.
Tabel 2.6 Simpangan antar Lantai Ijin KDS D,E dan F
Struktur Katergori Resiko
I atau II III IV
Struktur, selain dari
struktur dinding geser batu
bata, 4 tingkat atau kurang
dengan dinding interior,
partisi, langit-langit dan
sistem dinding eksterior
yang telah didesain untuk
mengakomodasi
simpangan antar lantai.
0,025hẟx 0,020hẟx 0,015hẟx
Struktur dinding geser
kantilever batu bata 0,010hẟx 0,010hẟx 0,010hẟx
Struktur dinding geser batu
bata lainnya 0,007hẟx 0,007hẟx 0,007hẟx
Semua struktur lainnya 0,020hẟx 0,015hẟx 0,007hẟx
Sumber : SNI 1726:2012
20
Keterangan :
Hsx = tinggi tingkat dibawah tingkat x
Sistem penahan gaya gempa yang terdiri dari hanya rangka momen pada
struktur yang dirancang untuk kategori desain seimik D,E atau F, simpangan
antar lantai tingkat desain (∆) tidak boleh melebihi ∆a/ρ untuk semua tingkat
dengan ρ adalah faktor redunasi.
2.13 Puskim
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman (Pusat
Litbang Perumahan dan Pemukiman) merupakan salah satu dari empat pusat
litbang dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yag diarahkan untuk berperan sebagai the techno structure
atau scientific backbone dalam merumuskan kebijakan penyelenggara
infrastruktur di bidang pemukiman.
Sebagai lembaga litbang, Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman
diharapkan mampu menghasilkan teknologi pemukiman yang inovatif,
aplikatif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat melalui program-program
litbang yang lebih diarahkan pada litbang terapan (80%), sedangkan
selebihnya merupakan sains murni (20%).
Dalam penulisan skripsi ini, puskim digunakan untuk membuat spektrum
respons desain dengan alamat lengkap
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia.
2.14 SAP2000
SAP2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari
seri-seri program analisis struktur SAO, baik SAP80 maupun SAP90.
Keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukan dengan adanya fasilitas
untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton. Disamping itu
juga adanya fasilitas desain baja dengan mengoptimalkan penampang profil,
sehingga pengguna tidak perlu menentukan profil untuk masing-masing
elemen, tetapi cukup memberikan data profil secukupnya, dan program akan
21
memilih sendiri profil yang paling optimal.(Wigroho, 2001). Dalam skripsi
ini menggunakan SAP2000 versi 20.1.0.
2.15 Mathcad v.15
MathCad versi 15 adalah perangkat lunak computer terutama ditunjukan
untuk verifikasi, validasi, dokumentasi dan kembali menggunakan
perhitungan rekayasa. Penggunaan MathCad versi 15 sebagai alat bantu
dalam melakukan perhitungan secara simbolisasi.
2.16 ABAQUS CAE v6.14
ABAQUS CAE V6.14 merupakan salah satu software yang digunakan
untuk melakukan Analisis Metode Hingga atau Finite Element Analysis
(FEA). Perangkat lunak ini dalat melakukan simulasi linear dari mulai
analisis yang paling sederhana hingga analisis non-linear yang memiliki
kondisi kontak yang kompleks dan rumit. Dalam software ini kita dapat
mengatur segala kondisi yang dimiliki oleh material maupun indenter
sehingga nantinya reaksi yang dihasilkan dari pemodelan yang telah dibuat
dapat menghasilkan reaksi yang benar-benar sesuai dengan keadaan aslinya.
Software ini memiliki beberapa fasilitas. Salah satu fasilitas untuk yang
dapat memfungsikan software ini menjadi program analisis elastis dan plastis.
Kemampuan analisa Multiphysics yang dimiliki Abaqus dapat digunakan
dalam berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Selain itu, kita
dapat melakukan tes dengan memasukkan data secara manual dalam input
file.
Pengembangan Bahasa program dalam Abaqus memungkinkan para
desainer lebih mudah dalam memilih metode yang digunakan dalam
melakukan proses simulasi dan analisis (Firm, A.2003).
187
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis desain struktur tahan gempa bangunan 22 lantai + 1
basement pada proyek pembangunan Apartemen Tamansari Cendekia dengan
lokasi Tanah Keras, dapat disimpulkan bahwa:
1. Waktu getar struktur pada gedung model A untuk mode 1 (Tcx) adalah
sebesar 2,165 detik dan untuk mode 2 (Tcy) adalah sebesar 1,903 detik,
sedangkan waktu getar pada gedung model B mode 1 (Tcx) adalah 2,362
detik dan untuk mode 2 (Tcy) adalah sebesar 2,151 detik. Kontrol batasan
waktu getar maksimum adalah sebesar 1,817 detik sesuai syarat Tc> CuTa,
sehingga batasan perioda struktur terpenuhi.
2. Nilai batasan drift ratio simpangan pada gedung model A untuk arah X
(0,11%) dan arah Y (0,071%) sedangkan pada model B untuk arah X
(1,588%) dan arah Y (0,049%). Syarat batasan drift ratio simpangan
adalah tidak melebihi 1,54%, sehingga gedung model A telah memenuhi
syarat ketahanan terhadap gempa sedangkan gedung model B tidak
memenuhi syarat ketahanan gempa.
3. Hasil perhitungan numerik dari program ABAQUS untuk model A didapat
nilai tegangan maksimum sebesar 1,877 N/mm2 dan regangan maksimum
sebesar 0,00041957%. Sedangkan untuk model B didapat nilai tegangan
maksimum sebesar 2,1639 N/mm2 dan regangan maksimum sebesar
0,0005483%.
4. Perbandingan regangan ultimate dan regangan leleh didapat nilai daktilitas
(µ) untuk model A sebesar 11,2 dan model B sebesar 13,9 sehingga
dikategorikan kedalam jenis daktilitas penuh karena nilai µ>5,3.
5. Hasil perhitungan kesalahan relatif pada regangan sangat besar yaitu
30,51% untuk model A dan 42,92% untuk model B. Hal ini menunjukan
bahwa masih kurangnya parameter material yang tepat untuk
188
menggambarkan perilaku beton, terutama dalam pemodelan tumpuan yang
digunakan serta kondisi batas yang digunakan.
5.1. Saran
1. Disarankan agar pada saat menggunakan program abaqus harus benar-
benar teliti dalam proses meng-input, sehingga bisa memberikan hasil
output yang baik.
189
DAFTAR PUSTAKA
Asnanto, R. 2017. Desain Struktur Tahan Gempa Tower A Apartemen Abimanyu
Semarang. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Semarang.
Semarang
Asroni, A. 2017. Teori dan Desain Balok Plat Beton Bertulang :Berdasarkan SNI
2847-2013. Surakarta : Muhammadiyah University Press.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 03-1726-2012.
Jakarta : Standar Nasional Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum Untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727:2013. Jakarta : Standar
Nasional Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung, SNI 2847:2013. Jakarta : Standar Nasional Indonesia.
Banuboro, A.A. 2019. Analisis Sambungan Balok-Kolom Beton Bertulang Pada
Struktur Bangunan Hotel Grand Keisha Dengan Program ABAQUS CAE
v6.14. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Semarang. Semarang
Das,Braja M. 1985. Mekanika Tanah (Jilid I) Terjemahan. Jakarta : Erlangga
Firm,A. 2003. ABAQUS/CAE User's Manual: Version 6.4. ABAQUS
Indarto, H.,H.T.C Andiyanto,dan K.C.A.Putra.2013. Aplikasi SNI Gempa
1726:2012 for Dummies.Semarang
Jankowik, T., Tomasz Lodygowski. 2005. Identification Of Parameters Of
Concrete Damage Plasticity Constitutive Model.Poznan University of
Technology, Institute of Structural Engineering (ISE). Poland
Rizkiani, N. 2019. Analisis Tegangan Regangan Pada Kolom Menggunakan
Software ABAQUS CAE v6.14 Pada Struktur Bangunan Hotel Ibis Style
190
14 Lantai Wilayah Gempa 4. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri
Semarang. Semarang
Parmo. 2014. Kekuatan dan Daktilitas Perpindahan Kolom Pendek Beton
Bertulang Persegi Dibawah Pengaruh Pembebanan Siklik 10(2):42-54
Park, R and Pulay,T. 1975. “Reinforced Concrete Structure”. Canada : John Wiley
PPURG. 1987. Peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung.
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum, Yayasn Badan Penerbit Pekerjaan
Umum
Puskim. 2019. Desain Spektra Indonesia. http://puskim.pu.go.id/Aplikasi. 09 Januri
2019.
Simatupang, Partogi H., Gisella D. Siallagan, Jusuf J.S. Pah. 2018. Pengaruh
Variasi Perhitungan Tegangan dan Regangan Kolom Beton Bertulang
Terhadap Daktilitas Penampang Tak Terkekang . Jurnal Teknik Sipil
7(1):45-56
Sumirin. 2006. Kajian Kekuatan dan Daktilitas Kolom Bertulang 14(1):63-72
Schueller, W. 2013. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi (Cetakan III). Bandung
: Refika
Suwarno. 2018. Desain Ulang Struktur Tower 1 Apartemen Amartha View
Semarang Dengan Dilatasi. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri
Semarang. Semarang
Wangsadinata, W. 2006. Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Berdasarkan SNI
1726-2002. Shortcourse HAKI 2006. Jakarta
Widodo. 2002. Bahan Kuliah Teknik Gempa. Jurusan Teknik Sipil FTSP,
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Wigroho, H.Y. 2001. Analisis & Perancangan Struktur Frame Menggunakan
SAP2000 Versi 7.42. Yogyakarta : Andi
Recommended