View
84
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
secara menyeluruh, suku bangsa di dunia ini memiliki suatu tradisi kepercayaan tentang agama masing-masing, merupakan suatu nilai tertinggi yang ditinggikan
Citation preview
AGAMA TRADISIONAL
BARAT ASIA TENGGARA
Sekretaris Lembaga Intelektual Tanah Papua dan
5th SSEASR A Regional Conference of the IAHR, member CIPSH under the auspices of the UNESCO
South and Southeast Asian Association for the Study of Culture and Religion
Kajian saya selama kurang lebih 4 tahun tentang Agama suku di daerah kepala burung
Papua Barat Indonesia – Asia Tenggara yang difokuskan di Suku Maybrat, Imian, Sawiat,
menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kepala burung Papua Barat memiliki suatu tradis
keagamaan yang disebut dengan
oleh MAJAV- Press tersebut, coba saya menceriterakan bahwa secara tradisional dan
membudaya, bahwa suku Maybrat, Suku Imian dan Suku Sawiat, di kepala burung propin
Papua Barat di Asia Tenggara
sebagai suatu aktivitas peribadatan mereka.
Dalam kajian yang telah saya lakukan di tiga suku tersebut (Maybrat, Imian, Sawiat)
menunjukkan bahwa orang di Suku Maybrat, Imian, Sawiat, sudah mengenal adanya Tuhan
sebelum masuknya agama Kristiani, islam dan Katolik. Aktivitas keagamaan tradisional mer
yang disebut wiyon/wofle tersebut akhirnya dibangkang dan dihentikan bahkan pelaku
keagamaan tersebut dibunuh dan diasingkan oleh misionaris yang disokong penuh oleh tentara
dan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1958, pada masa penjajahan col
Papua. Oleh karena itu, kini masyarakat tiga suku (Maybrat, Imian, Sawiat) merasa kesal karena
telah kehilangan suatu nilai yang mereka punyai.
Telah kami temukan bahwa aktivitas keagamaan tradisional tersebut memiliki kesamaan
kesamaan dengan agama-agama monoteis seperti Kristen, dan katolik. Beberapa kesamaan
TRADISIONAL DI DAERAH KEPALA BURUNG PAPUA
BARAT ASIA TENGGARA
Oleh
Hamah Sagrim
Sekretaris Lembaga Intelektual Tanah Papua dan Ketua Group Ilmuwan LITP
Disampaikan pada:
Conference, Manila, Philippines May 16-19, 2013A Regional Conference of the IAHR, member CIPSH under the auspices of the UNESCO
organised by South and Southeast Asian Association for the Study of Culture and Religion
(SSEASR)
Kajian saya selama kurang lebih 4 tahun tentang Agama suku di daerah kepala burung
Asia Tenggara yang difokuskan di Suku Maybrat, Imian, Sawiat,
menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kepala burung Papua Barat memiliki suatu tradis
keagamaan yang disebut dengan wiyon/wofle. Dalam kajian saya yang selanjutnya diterbitkan
Press tersebut, coba saya menceriterakan bahwa secara tradisional dan
membudaya, bahwa suku Maybrat, Suku Imian dan Suku Sawiat, di kepala burung propin
di Asia Tenggara telah lama melakukan suatu ritual keagamaan yang dianggap
sebagai suatu aktivitas peribadatan mereka.
Dalam kajian yang telah saya lakukan di tiga suku tersebut (Maybrat, Imian, Sawiat)
menunjukkan bahwa orang di Suku Maybrat, Imian, Sawiat, sudah mengenal adanya Tuhan
sebelum masuknya agama Kristiani, islam dan Katolik. Aktivitas keagamaan tradisional mer
tersebut akhirnya dibangkang dan dihentikan bahkan pelaku
keagamaan tersebut dibunuh dan diasingkan oleh misionaris yang disokong penuh oleh tentara
dan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1958, pada masa penjajahan col
Papua. Oleh karena itu, kini masyarakat tiga suku (Maybrat, Imian, Sawiat) merasa kesal karena
telah kehilangan suatu nilai yang mereka punyai.
Telah kami temukan bahwa aktivitas keagamaan tradisional tersebut memiliki kesamaan
agama monoteis seperti Kristen, dan katolik. Beberapa kesamaan
DI DAERAH KEPALA BURUNG PAPUA
Ketua Group Ilmuwan LITP
19, 2013 A Regional Conference of the IAHR, member CIPSH under the auspices of the UNESCO
South and Southeast Asian Association for the Study of Culture and Religion
Kajian saya selama kurang lebih 4 tahun tentang Agama suku di daerah kepala burung
Asia Tenggara yang difokuskan di Suku Maybrat, Imian, Sawiat,
menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kepala burung Papua Barat memiliki suatu tradisi
Dalam kajian saya yang selanjutnya diterbitkan
Press tersebut, coba saya menceriterakan bahwa secara tradisional dan
membudaya, bahwa suku Maybrat, Suku Imian dan Suku Sawiat, di kepala burung propinsi
telah lama melakukan suatu ritual keagamaan yang dianggap
Dalam kajian yang telah saya lakukan di tiga suku tersebut (Maybrat, Imian, Sawiat)
menunjukkan bahwa orang di Suku Maybrat, Imian, Sawiat, sudah mengenal adanya Tuhan
sebelum masuknya agama Kristiani, islam dan Katolik. Aktivitas keagamaan tradisional mereka
tersebut akhirnya dibangkang dan dihentikan bahkan pelaku-pelaku
keagamaan tersebut dibunuh dan diasingkan oleh misionaris yang disokong penuh oleh tentara
dan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1958, pada masa penjajahan colonial belanda di
Papua. Oleh karena itu, kini masyarakat tiga suku (Maybrat, Imian, Sawiat) merasa kesal karena
Telah kami temukan bahwa aktivitas keagamaan tradisional tersebut memiliki kesamaan-
agama monoteis seperti Kristen, dan katolik. Beberapa kesamaan
serupa yang kami temukan adalah, Kemah atau yang oleh suku Maybrat Imian Sawiat disebut
k’wiyon/mbol wofle dan menurut Kristen disebut Tabernakel atau Kemah Musa, tata aturan
ruang, fungsi ruang, pengguna ruang dan lain sebagainya.
Oleh karena memiliki kesamaan yang begitu signifikan, sehingga kami menganggap
bahwa masyarakat di suku Maybrat, Imian, Sawiat, adalah Manusia Beradab, karena selain
memiliki agama, mereka juga memiliki ba
lainnya.
serupa yang kami temukan adalah, Kemah atau yang oleh suku Maybrat Imian Sawiat disebut
dan menurut Kristen disebut Tabernakel atau Kemah Musa, tata aturan
fungsi ruang, pengguna ruang dan lain sebagainya.
Oleh karena memiliki kesamaan yang begitu signifikan, sehingga kami menganggap
bahwa masyarakat di suku Maybrat, Imian, Sawiat, adalah Manusia Beradab, karena selain
memiliki agama, mereka juga memiliki bahasa, seni, tulisan kuno, dan system pengetahuan
serupa yang kami temukan adalah, Kemah atau yang oleh suku Maybrat Imian Sawiat disebut
dan menurut Kristen disebut Tabernakel atau Kemah Musa, tata aturan
Oleh karena memiliki kesamaan yang begitu signifikan, sehingga kami menganggap
bahwa masyarakat di suku Maybrat, Imian, Sawiat, adalah Manusia Beradab, karena selain
hasa, seni, tulisan kuno, dan system pengetahuan
Recommended