View
249
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Citation preview
Pembahasan
Pers merupakan wahana dan sarana bagi hak-hak rakyat untuk
berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi serta hak untuk tahu,
sehingga pers harus merdeka. Kemerdekaan pers bersumber dari hak asasi
manusia, yang dikelola untuk memenuhi hak-hak rakyat sebagai pemegang
kedaulatan.
Kemerdekaan pers diwujudkan dalam lembaga industri pers, yang
didalamnya membawa nilai-nilai profesionalisme yang berisi kualitas profesi,
tanggung jawab sosial, dan etika. Tata nilai, norma, dan etika adalah pranata
sosial yang memadu dinamika sosial. Oleh karena itu, dalam dimensi
kelembagaan pers terkandung norma etika yang menjamin pertanggungjawaban
moral dan kepentingan semua pihak, yaitu lembaga dan personel yang ada di
dalamnya serta masyarakat.
Dalam memperjuangkan prinsip-prinsip kemerdekaan, lembaga pers
mengutamakan kepentingan publik, menghormati kode etik profesi, bersikap
jujur dan adil, dengan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
lembaga dan perseorangan, setia kepada profesi dan bidang tugasnya, serta
menggunakan supremasi hukum.
A. Punya Standar Profesi
Untuk menjadi wartawan, seseorang wajib memiliki skill atau keterampilan
menulis (writing skill) dan/atau kemahiran berbicara (speaking skill) bagi
wartawan radio dan televisi.
Selain itu, harus menguasai teknik reportase dan wawancara, memahami
bidang liputan, dan terpenting: menaati kode etik jurnalistik.
Idealnya wartawan memenuhi pula kriteria sebagai berikut:
1. Well Selected
Terseleksi dengan baik. Menjadi wartawan semestinya tidak mudah karena
harus memenuhi kriteria profesionalisme antara lain keahlian (expertise)
atau keterampilan jurnalistik serta menaati kode etik jurnalistik.
2. Well Educated
1
Terdidik dengan baik. Wartawan seyogianya melalui tahap pendidikan
kewartawanan, setidaknya melalui pelatihan jurnalistik yang terpola dan
terarah secara baik.
3. Well Trained
Terlatih dengan baik. Akibat kurang terlatihnya wartawan kita, banyak
berita muncul di media yang bukan kurang cermat, tidak enak dibaca, dan
bahkan menyesatkan.
4. Well Equipped
Dilengkapi dengan sarana, prasarana, atau peralatan yang memadai.
Pekerjaan wartawan butuh fasilitas seperti alat tulis, alat rekam, kamera,
alat komunikasi (HP), laptop/komputer, alat transportasi, dan sebagainya.
Wartawan tidak akan dapat bekerja optimal tanpa dukungan fasilitas
memadai.
5. Well Paid
Digaji secara layak sehingga tidak terjadi “penyalahgunaan profesi
wartawan”.
6. Well Motivated
Memiliki motivasi yang baik ketika menerjuni dunia kewartawanan.
Motivasi di sini lebih pada idealisme, bukan materi. Jika motivasiya berlatar
uang, maka tidak bisa diharapkan menjadi wartawan profesional atau
wartawan sejati. (www.romeltea.com).
B. Tata Krama Periklanan
1. a. Bahasa
Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor
satu”, “top”, atau kata-kata berawalan “ter”, dan atau yang bermakna sama, tanpa
secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan
dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik.
b. Penggunaan Kata “Satu-satunya”
Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata “satu-satunya” atau yang
bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut
menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus dapat dibuktikan dan
dipertanggungjawabkan.
Contoh: Iklan Toko Bagus
2
Toko Bagus mengklaim bahwa Toko Bagus adalah situs jual beli terbesar
di Indonesia. Pada iklan yang ditayangkan, Toko Bagus tidak menampilkan
pembuktian yang jelas, yang dapat meyakinkan para konsumen bahwa Toko
Baguslah situs jual beli terbesar di Indonesia.
2. Tanda Asteris (*)
Tanda asteris pada iklan di media cetak maupun elektronik tidak boleh
digunakan untuk menyembunyikan, menyesatkan, membingungkan atau
membohongi khalayak tentang kualitas, kinerja atau harga sebenarnya dari
produk yang di iklankan, ataupun tentang ketidaksediaan suatu produk.
Contoh: Iklan Shampoo Head and shoulder
Tanda asteris sering kita jumpai pada produk-produk shampoo, salah
satunya adalah produk shampoo Head and Shoulder, mula-mula iklan shampoo
head and shoulder ini menampilkan sebuah produk shampoo yang dapat
menghilangkan ketombe. Pastinya, para konsumen yang kurang cermat, percaya
bahwa shampoo ini dapat menghilangkan semua jenis ketombe pada semua jenis
rambut. Tetapi, jika diperhatikan secara cermat pada iklan shampoo ini terdapat
tanda asteris *hanya ketombe yang tampak pada pemakaian teratur yang
terdapat pada pojok kiri bawah iklan ini, yang ternyata shampoo ini hanya dapat
menghilangkan ketombe yang tampak dan dengan pemakaian secara teratur,
dan hal ini dapat membingungkan para konsumen.
3
3. Pencantuman Harga
Jika harga suatu produk dicantumkan dalam iklan, maka ia harus
ditampakkan dengan jelas, sehingga konsumen mengetahui apa yang akan
deperolehnya dengan harga tersebut.
Contoh: Iklan Lifebuoy Shampoo Double Sachet
Di akhir Iklan Lifebuoy Shampoo Double Sachet tertera jelas harga dari
shampoo ini. Hanya dengan Rp 500,- konsumen akan mendapatkan 2 sachet
lifebuoy shampoo.
4. Keselamatan
Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengabaikan segi-segi
keselamatan, utamanya jika ia tidak berkaitan dengan produk yang di iklankan.
Contoh: Iklan Ice Cream Magnum
Iklan ini menceritakan tentang seorang wanita yang terjebak dalam
kemacetan, lalu ia melihat mobil box ice cream magnum tak jauh dari mobilnya.
Untuk mendapatkan ice cream magnum tersebut sang wanita melompati atap-
atap mobil di depannya, dan apa yang dilakukan wanita di dalam iklan ini cukup
membahayakan.
4
5. Waktu Tenggang (elapse time)
Iklan yang menampilkan adegan hasil atau efek dari penggunaan produk
dalam jangka waktu tertentu, harus jelas mengungkapkan memadainya rentang
waktu tersebut.
Contoh: Iklan Sunsilk Hair Fall Solution Shampoo
Sunsilk soft and smooth shampoo membantu menjaga kekuatan rambut
dan rambut rontok akan berkurang setelah 7 hari pemakaian secara teratur.
6. Penampilan Pangan
Iklan tidak boleh menampilkan penyia-nyiaan, pemborosan, atau perlakuan
yang tidak pantas terhadap makanan atau minuman.
Contoh: Iklan Pediasure
Pada iklan pediasure menampilkan seorang anak yang tidak mau makan
padahal sang ibu sudah menyuguhkan sepiring nasi dengan lauk pauk yang lezat.
Kesimpulannya sang anak telah menyia-nyiakan makanan tersebut.
7. Merendahkan
Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun
tidak langsung.
Contoh: Iklan Adem Sari
Pada iklan Adem Sari sangat jelas bahwa iklan ini merendahkan produk
Segar Dingin. Di dalam iklan Adem Sari ini terdapat sindiran yang ditujukan pada
5
produk Segar Dingin yang hanya mengandung 1mg madu yang jumlahnya hanya
setetes.
8. Peniruan
Iklan tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk pesaing sedemikian
rupa sehingga dapat merendahkan produk pesaing, ataupun menyesatkan atau
membingungkan khalayak. Peniruan tersebut meliputi baik ide dasar, konsep
atau alur cerita, setting, bentuk merek, logo, judul, atau subjudul, slogan,
komposisi huruf dan gambar, komposisi musik baik melodi maupun lirik, ikon
atau atribut khas lain, dan properti.
Contoh: Iklan V-fresh
Iklan V-fresh hanya dengan 3 kali oles, menirukan iklan Fresh Care
minyak angin pertama yang membuat inovasi terbaru dengan aroma yang harum
dengan 8 kali oles. Lalu munculah produk sejenis tidak lama setelah Fresh Care
muncul yaitu V-fresh dengan 3 kali oles yang seolah-olah lebih unggul dan lebih
irit.
6
9. Khalayak Anak-Anak
Film iklan yang ditujukan kepada, atau tampil pada segmen waktu siaran
khalayak anak-anak dan menampilkan adegan kekerasan, aktivitas seksual,
bahasa yang tidak pantas, dan atau dialog yang sulit wajib mencantumkan kata-
kata “Bimbingan Orangtua” atau simbol yang bermakna sama.
Contoh: Axe Provoke Deodorant Body Spray
Iklan ini menampilkan adegan yang kurang layak disaksikan anak-anak
karena menampilkan beberapa wanita memakai kostum bidadari yang tidak
layak dilihat oleh anak-anak. Hal ini akan memberikan pengaruh buruk kepada
khalayak anak-anak.
C. Jujur Dan Hormat Terhadap Mitra Kerja Dan
Organisasi Pers
Organisasi pers ini tentu saja ingin melindungi anggota-anggotanya. Jadi,
apabila anggota-anggota dari organisasi pers ini (baik itu wartawan maupun
perusahaan pers) mendapat perlakuan yang tidak baik dari pihak lain, organisasi
pers inilah yang akan membantu wartawan maupun perusahaan pers untuk
menyelesaikan kasus mereka. Organisasi pers menghormati mitra-mitranya dan
siap maju saat ada masalah yang menimpa mitra mereka. Untuk lebih
memantapkan pemahaman tentang “Hormat dan Jujur Terhadap Organisasi
Pers”.
Contoh kasus sebagai berikut :
Lampiran berita
Tiga Organisasi Pers Sampaikan Keberatan Perampasan Kamera
Wartawan-Aceh
Kamis, 29 MAret 2012 00:01 WIB
Sumber: http://www.amalisadaily.com
7
Banda Aceh, (Analisa). Tiga organisasi pers yaitu PWI cabang Aceh, AJI
Kota Banda Aceh dan AJTI Aceh menyampaikan syarat keberatan terkait kasusu
perampasan kamera.
Muhammad Fadhil kontributor ANTV oleh aparat inteol polresta Banda
Aceh, saat meliput unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan BBM di Gedung
DPRA, Selasa (27/3). Surat Nomor: 01/031SBJA/2012 tertanggal 28 MAret 2012
itu dilayangkan kepada Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK dengan
tembusan kepada Kapolda Aceh dan Dewan Pers di Jakarta. Surat keberatan ini
bertujuan untuk melakukan advokasi terhadap ancaman pembungkaman
terhadap pers di Aceh.
Dalam surat yang ditandatangani Ketua PWI Cabang Aceh, Tarmilin
Usman, Ketua AJI Kota Banda Aceh, Maimun Saleh dan KEtua IJTI Aceh, Didik
Ardiansyah juga meminta kepada Kapolresta Banda Aceh untuk menindak tegas
oknum polisi yang telah melakukan tindakan perampasan kamera Fadhil secara
internal.
Meminta agar polisi dapat memahami dan menghormati kerja jurnalis
dilapangan. Kepada anggota polisi yang bertugas di lapangan peril di didik untuk
mempelajari UU Pokok Pers no. 40 Tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik, agar
mereka dapat memahami kerja-kerja jurnalis. Tidak terulang “Kami berharap
kasus perampasan kamera damn menghalangi tugas jurnalis ini menjadi yang
terakhir dan tidak terulang di kemudian hari. Sebagai aparat penegak hukum,
polisi semestinya memberikan perlindunga, bukan malah menghambat dan
mengancam kerja jurnalis, “kata Ketua Divisi Advokasi AJI Kota banda Aceh, Riza
Nasser, Rabu (28/3).
Dia menjelaskan, pada 27 Maret 2012 sekitar pukul 12.30 WIB, telah
terjadi aksi perampasan kamera kontributor ANTV di Banda Aceh, Muhammad
Fadhil, yang dilakukan anggota intelPolresta Banda Aceh.
Perampasan itu terjadi saat polisi sedang mengamankan untujk rasa
mahasiswa yang menolak rencana kenaikan BBM, denga berupaya memblokir
jalan Tengku Daud Beureuh, tepatnya didepan Gedung DPR Aceh.
Polisi berpakaian preman itu meminta Fadhil menghapus gambar yang
memuat aksi polisi mengamankan pendemo.
8
Dia mengancam Fadhil denghan cara merangkulnya. “Ayo kita ke
belakang. Kita selesaikan berdua. Hapus itu gambar,” kata intel polisi itu kepada
Fadhil.
Namun setelah didesak beberapa wartawan lainnya yang melihat aksi
perampasan itu, oknum polisi yang disebut namanya Arif Ambon itu
menyerahkan kembali kamera Fadhil.
Beberapa menit setelah periastiwa perampasan, Kabid Humas Polda
Aceh, Kombes Pol Gustav Leo menemui beberapa wartawan dan meminta maaf
atas tindakan oknum polisi itu.
“Aksi perampasan kamera oleh anggota polisi itu bertentangan dengan
UU 40 Tahun 1999 tentang pers, sebagaimana diatur dalam pasal 4 poin 3.
Tindakan perampasan kamera itu dapat dipidana paling lama 2 tahun
atau denda Rp 500 juta, sebagaimana dituangkan dalam pasal 18 UU Pers,”
jelasnya. Sebagai jurnalis, Fadhil telah bekerja sesuai dengan UU dan Kode Etik
Jurnalistik.
Pasal 2
Kode Etik Jurnalistik mewajibkan wartawan menempuh cara-cara
professional dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya. Salah satunya dengan
menunjukkan atau menggunakan identitas diri. Fadhil menggunakan kartu
pengrnalnya atau menggunakan identitas diri. Fadhil menggunakan kartu
pengenalnya sebagai kontributor ANTV saat meliput peristiwa penolakan
terhadap rencana kenaikan harga BBM itu.
“Kasus itu diharapkan dapat menjadi pelajaran semua pihak. Sama seperti
polisi, kerja jurnalis juga dilindungi UU dan hukum Indonesia,” tegasnya. (mhd)
Dari berita tersebut kita dapat melihat bagaimana orgasisasi pers
mengambil langkah untuk membantu Muhammad Fadhil (kontributor ANTV)
yang kameranya dirampas saat ia meliput untuk rasa mahasiswa menolak
kenaikan harga BBM di Gedung DPRA pada tanggal 27 Maret 2012.
Ketiga organisasi pers tersebut yaitu Persatuan Wartawan Indonesia
(PWI) Cabang Aceh, Aliansi Jurnalis Inmdependen (AJI) Kota Banda Aceh dan
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Aceh menyampaikan surat keberatan
kepada Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK dengan tembusan
kepada Kapolda Aceh dan Dewan Pers di Jakarta. Surat Keberatan ini bertujuan
9
untuk melakukan advokasi terhadap pers di Aceh. Dari tindakan ketiga
organisasi pers ini, kita dapat melihat bahwa organisasi pers menghormati
Muhammad Fadhli yang waktu itu melaksanakan tugas peliputan.
Fadhil telah melaksanakan tugas dengan baik (yakni memakai kartu
pengenal sebagai kontributor ANTV saat meliput peristiwa penolakan terhadap
rencana kenaikan harga BBM). Jadi, pihak Fadhil haruslah dihormati dan
dilindungi oleh Deaan Pers dan Organisasi Pers.
10
Daftar Pustaka
Mhd. 2012. Tiga Organisasi Pers Sampaikan Keberatan Perampasan
Kamera Wartawan.
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/03/29/42856/
tiga_organisasi_pers_sampaikan_ke beratan_perampasan_kamera_wartawan/
#.T6dp63lvOu o . Diakses : 4 Mei 2012
www.google.com
www.detik.com
11
Recommended