View
43
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
hemothraks
Citation preview
HEMOTHORAKSDIAGNOSIS BANDING
GOLDEN DIAGNOSISDitemukan sesak nafas, nyeri dada, tanda syok yang disertai suara nafas menghilang dan perkusi pekak pada sisi dada yang mengalami trauma.
PENEGAKAN DIAGNOSISDiagnosis hemotoraks ditegakkan dengan adanya syok yang disertai suara nafas menghilang dan perkusi pekak pada sisi yang mengalami trauma.
1. Anamnesis Gejala dan tanda Mekanisme trauma
2. Pemeriksaan fisik Airway
- look benda2 asing di jalan nafas, fraktur tulang wajah, fraktur laring, fraktur trakea
- listen Dapat bicara, ngorok, berkumur-kumur, stridor- feel
Breathing- Look pergerakan dinding dada (asimetris/simetris), warna kulit, memar- Listen vesikular paru, suara jantung, suara tambahan- Feel nyeri tekan
Ciculation- Tingkat kesadaran - Warna kulit- Tanda-tanda laserasi- Perlukaan eksternal
Disability - Tingkat kesadaran- Respon pupil- Tanda-tanda lateralisasi- Tingkat cedera spinal
Exposure 3. Pemeriksaan penunjang
Rontgen standar- Rontgen thorax anteroposterior dan lateral dapat membantu diagnosis
hematothoraks dan pneumothoraks ataupun contusio pulmonum. Ro thoraks dilakukan bila os dalam keadaan stabil.
- Terlihat bayangan difus radio-opak pada seluruh lapangan paru- Bayangan air-fluid level hanya pada hematopneumotoraks
EKG Monitor laju nafas, analisis gas darah Pulse oksimetri
DIAGNOSIS KERJA: HEMOTHORAKSDefinisi
Hemotoraks adalah pengumpulan darah di dalam rongga pleura. Sering terjadi pada situasi trauma dada mayor dan sering disertai dengan pneumothoraks. Hemothoraks massif yaitu terkumpulnya darah dengan cepat lebih dari 1500 ml di dalam
rongga pleura. EtiologiPenyebab utama dari hemothoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal atau a. mamaria internal yang disebabkan oleh cedera tajam atau cedera tumpul.
Penyebab tersering dari hemothoraks adalah trauma. Traumatic
o Trauma tumpulo Trauma tajam
Nontraumatic or spontaneouso Neoplasia (primary or metastatic)o Pulmonary embolism dengan infarctiono Bullous emphysemao Tuberculosis o Pulmonary arteriovenous fistulaeo Hereditary hemorrhagic telangiectasiao Nonpulmonary intrathoracic vascular pathology (eg, thoracic aortic aneurysm, aneurysm of the
internal mammary artery)o Catamenial
Hemothoraks massif lebih sering disebabkan oleh luka tembus yang merusak pembuluh darah sistemik atau pembuluh darah pada hilus paru.
Manifestasi Klinis Nyeri dada pleuritik Dispnea Takikardia Takipnea Hipotensi Vena leher kolaps akibat hipovolemia berat, tetapi kadang-kadang ditemukan distensi vena
jugularis (jika disertai tension pneumothoraks). Jarang terjadi efek mekanik dari darah yang terkumpul di intrathoraks lalu mendorong mediastinum sehingga menyebabkan distensi JVP.
Inspeksi : biasanya tidak tampak kelainan, mungkin gerakan nafas tertinggal palpasi : fremitus sisi yang terkena lebih keras dari sisi lain perkusi: pekak dengan batas yang tidak jelas, tergantung jumlah perdarahan yang ada di
rongga auskultasi : bunyi nafas mungkin tidak terdengar atau menghilang.
Patofisiologi
Trauma pada thoraks
Laserasi paru atau laserasi pembuluh darah intercostalis atau arteria maamria interna
Perdarahan darah terakumulasi di rongga pleura (Hemothoraks)
Progresif
Kehilangan darah
CO
Tekanan darah
Aliran darah ke perifer <<
Wajah, bibir sianosiskulit pucat, dingin, keringat dingin
HR (takikardi)
Menekan paru Gangguan pengembangan paru
Ggn ventilasi
O2 CO
2
DispneaRR (takipnea)
Nyeri dada
PENATALAKSANAANa. Primary survey
1) Airway dengan kontrol servikalPenilaian:
Perhatikan patensi airway (inspeksi, auskultasi, palpasi) Penilaian akan adanya obstruksi
Management: Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line immobilisasi Bersihkan airway dari benda asing.2) Breathing dan ventilasi
Penilaian Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal in-line
immobilisasi Tentukan laju dan dalamnya pernapasan Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat deviasi
trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya.
Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor Auskultasi thoraks bilateral
Management: Pemberian oksigen Dekompresi pleura bersamaan dengan pemberian infuse, chest tube no 38 French
dipasang setinggi putting susu, anterior dari garis midaksilaris, kemudian hubungkan dengan WSD
3) Circulation dengan kontol perdarahanPenilaian Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal Mengetahui sumber perdarahan internal Periksa nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak diketemukannya
pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya resusitasi masif segera. Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis. Periksa tekanan darah
Management: Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah untuk
pemeriksaan rutin, kimia darah, golongan darah dan cross-match serta Analisis Gas Darah (BGA).
Beri cairan kristaloid 1-2 liter yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat Transfusi darah dengan golongan darah spesifik secepatnya atau darah dari rongga pleura
dapat dikumpulkan dalam penampungan yang ccocok untuk autotransfusi. Pemasangan kateter urin untuk monitoring indeks perfusi jaringan.
4) Disability Menilai tingkat kesadaran memakai GCS Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda-tanda
lateralisasi.
5) Exposure/environment
Buka pakaian penderita Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan temapatkan pada ruangan yang cukup
hangat.
b. Tambahan primary survey Pasang monitor EKG Kateter urin dan lambung Monitor laju nafas, analisis gas darah Pulse oksimetri Pemeriksaan rontgen standar Lab darah
c. Resusitasi fungsi vital dan re-evaluasiRe-evaluasi penderita
Penilaian respon penderita terhadap pemberian cairan awal Nilai perfusi organ (nadi, warna kulit, kesadaran, dan produksi urin) serta awasi tanda-
tanda syok. Evaluasi darah yang keluar setelah pemasangan WSD
Indikasi torakotomi: Adanya perdarahan masif (setelah pemasangan WSD) - Ditemukan jumlah darah inisial > 750 cc, pada pemasangan WSD < 4 jam setelah
kejadian trauma.- Perdarahan 3-5 cc/kgBB/jam dalam 3 jam berturut-turut- Perdarahan 5-8 cc/kgBB/jam dalam 2 jam berturut-turut- Perdarahan > 8cc/kgBB/jam dalam 1 jam
Bila berat badan dianggap sebagai 60 kg, maka indikasi operasi, bila produksi WSD: - ≥ 200 cc/jam dalam 3 jam berturut-turut- ≥ 300 cc/jam dalam 2 jam berturut-turut- ≥ 500 cc dalam ≤ 1 jam
d. Secondary survey1) Anamnesis AMPLE dan mekanisme trauma2) Pemeriksaan fisik
Kepala dan maksilofasial Vertebra servikal dan leher Thorax Abdomen Perineum Musculoskeletal Neurologis Reevaluasi penderita
e. Terapi definitifTorakotomi cito utnuk menghentikan perdarahan
f. Rujuk Pasien dirujuk apabila rumah sakit tidak mampu menangani pasien karena
keterbatasan SDM maupun fasilitas serta keadaan pasien yang masih memungkinkan untuk dirujuk.
Tentukan indikasi rujukan, prosedur rujukan, dan kebutuhan penderita selama perjalanan serta komunikasikan dnegan dokter pada pusat rujukan yang dituju.
PROGNOSISDubiatergantung pada kecepatan diagnosis dan ketepatan penatalaksanaannya.
KOMPLIKASI Hemothoraks massif : syok hipovolemia
hipoksia akibat gangguan ekspansi paru
Recommended