View
177
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN KEBAKARANMENGGUNAKAN SMS (Short Message Service) BERBASIS
MIKROKONTROLLER
Tugas AkhirUntuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Elektro
Oleh:
SYAFRULLAHF1B 004 075
JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM2010
2
Tugas Akhir
RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN KEBAKARANMENGGUNAKAN SMS (Short Message Service) BERBASIS
MIKROKONTROLLER
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing :
1. Pembimbing Utama
Syafaruddin Ch, ST., MT. Tanggal : ..............................NIP. 19690612 199702 1 001
Mengetahui,Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas TeknikUniversitas Mataram
Rosmaliati, ST., MT.NIP. 19680717 199803 2 002
3
Tugas Akhir
RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN KEBAKARANMENGGUNAKAN SMS (Short Message Service) BERBASIS
MIKROKONTROLLEROleh :
Syafrullah FIB 004 075
Telah dipertahankan di depan Dewan PengujiPada tanggal 04 Mei 2010
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji :
1. Penguji I
Paniran, ST., MT.NIP : 19710723 199903 1 001
2. Penguji II
I Made Budi Suksmadana, ST., MT.NIP : 19710426 199903 1 002
3. Penguji III
Supriono, ST., MT.NIP : 19711125 199903 1 004
Mengetahui,Dekan Fakultas TeknikUniversitas Mataram
Pathurahman, ST., MT. NIP: 19661231 199403 1 018
Tanggal :………………………..
Tanggal : ……………………….
Tanggal : ………………………
4
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penelitian dan penyusunan
laporan tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Pathurahman, ST., MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Mataram.
2. Ibu Rosmaliati, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Mataram.
3. Bapak Syafarudin Ch, ST., MT., selaku dosen pembimbing utama yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan
Tugas Akhir.
4. Bapak Warindi, ST., M.Eng., selaku dosen pembimbing pendamping yang
telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan
Tugas Akhir.
5. Bapak Paniran, ST., MT., selaku dosen penguji.
6. Bapak I Made Budi Sukmadana, ST., MT., selaku dosen penguji.
7. Bapak Supriono, ST., MT., selaku dosen penguji.
8. Seluruh staf pengajar, tata usaha dan teknisi laboratorium atas sarana dan
prasarana yang diberikan.
9. Ayahanda (almarhum) dan ibunda tercinta yang telah melahirkan dan
merawatku di dunia dengan penuh kasih sayangnya. Terima kasih atas do’a
dan nasehat serta segala pengorbanan yang tak ternilai harganya, dukungan
moril dan materil untuk menghadapi cobaan dan rintangan agar anaknya bisa
menjadi ”orang”.
10. Kakak-kakakku dan adikku tercinta beserta seluruh keluarga yang selalu
memberikan motivasi dan sumber inspirasi. Terima kasih atas nasehat dan
motivasinya.
5
11. Teman-teman UCEL elektro E’04 “Ado, Yani, Colung, Syarif, Deddy, Khairil,
Roni yang aduhai”. Canda tawa kalian semua serta kenangan manis yang
takkan pernah terlupakan sepanjang masa.
12. Semua teman-teman elektro, khususnya angkatan 2004 yang telah memberikan
dukungan dan semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang mencurahkan
Rahmat-Nya atas segala kebaikan, memberikan petunjuk dan perlindungannya serta
meridhai amal ibadah kita semua, Amin.
6
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah’azza wa jalla, sholawat beriring salam semoga
tercurahkan kepada-Nya yang mulia, Muhammad Shalallahu’alaihi wasallam,
keluarga beserta sahabatnya, dan yang mengikuti jejaknya sampai hari akhir kelak.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat akademik untuk mencapai
derajat Sarjana S-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram.
Disamping itu tugas akhir ini merupakan salah satu bentuk perwujudan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh selama penulis menempuh perkuliahan baik secara
teori maupun pratek laboratorium.
Tugas Akhir ini mengambil judul “RANCANG BANGUN SISTEM
PERINGATAN KEBAKARAN MENGGUNAKAN SMS (Short Message Service)
BERBASIS MIKROKONTROLLER”. Tujuan dari tugas akhir ini adalah
mengaplikasikan teknologi mikrokontroller untuk merancang dan membuat alat
sistem peringatan kebakaran memanfaatkan telepon seluler dengan pegiriman
informasi secara otomatis dan cepat.
Penulis menyadari bahwa rintangan dan tantangan yang menghadang turut
meramaikan perjalanan indah dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Oleh
karena itu, penulis dengan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan tugas akhir ini lebih
lanjut. Tidak lupa penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
jika dalam Tugas Akhir ini terdapat kesalahan dan kekeliruan. Akhir kata, semoga
Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, Mei 2010
Penulis
7
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat tanpa tekanan dari pihak manapun
dan dengan kesadaran penuh terhadap tanggung jawab dan konsekuensi serta
menyatakan bersedia menerima sangsi terhadap pelanggaran dari pernyataan tersebut.
Mataram, 09 Mei 2010
( Syafrullah )
8
INTISARI
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat sistem peringatan
kebakaran memanfaatkan fasilitas SMS (Short Message Service) menggunakan
telepon seluler dengan mikrokontroller ATmega 8535 sebagai pengendalinya.
Peralatan ini menggunakan smoke detector sebagai sensornya yang akan
digunakan untuk mendeteksi sekumpulan asap. Jika asap dapat mengaktifkan smoke
detector maka mikrokontroller akan melakukan perintah untuk mengirimkan
informasi data (SMS) yang berisi “warning ada kebakaran” kepada nomor telepon
seluler yang telah terprogram didalam mikrokontroler ATmega 8535.
Setelah dilakukan pengujian alat sistem-sistem yang terintegrasi bekerja
dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan dimana pengiriman informasi ke lima
nomor yang dituju sudah bisa dilakukan. Dari hasil pengujian alat yang dilakukan,
smoke detector akan bekerja ketika mendapatkan tegangan sebesar 2.48 Volt.
Kata kunci : Smoked Detector Type FG200, Mikrokontroller ATmega 8535, SMS,
PDU.
9
ABSTRACT
The purpose of this research is to design and create a fire warning system using
the facilities of SMS (Short Message Service) using a cell phone with ATmega 8535
as controller.
These tools use a smoke detector as a sensor that will be used to detect a set of
smoke. If smoke can activate the smoke detector microcontroller will perform the
command to send data information (SMS) which contains "no fire warning" to the
mobile phone number that has been programmed in the microcontroller ATmega
8535.
After testing the tool integrated systems that work well in accordance with what
is expected in which the delivery of information to the five numbers that can be
addressed. From the results of testing done equipment, smoke detector will work when
getting voltage at 2.48 Volt.
Keywords : Smoked Detector Type FG200, Microcontroller ATmega 8535, SMS,
PDU.
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN......................................................... iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xii
INTISARI............................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
1.6 Metode Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Telepon Seluler (Handphone) .......................................................................5 2.1.1 Pengertian.................................................................................... 5
2.1.2 GSM (Global Satelit For Mobile Communicatin).........................5
2.1.3 Fasilitas SMS Pada Telepon Seluler............................................. 7
2.1.4 PDU Sebagai Bahasa SMS Dan Bagiannya..................................9
2.2 Detektor Asap (Smoke Detector) ................................................................... 12
2.3 Mikrokontroller ATMega8535 ...................................................................... 14
2.3.1 Umum ......................................................................................... 14
11
2.3.2 Arsitektur ATMega8535 .............................................................. 15
2.3.3 Fitur ATMega8535……………………………………………......16
2.3.4 Konfigurasi Pin ATMega8535 …………………………………....17
2.3.5 Fungsi alternatif port – port ATMega8535 ..................................18
2.3.6 Peta Memory AVR ATMega8535............................................... 19
2.4 Komunikasi Serial RS - 232 .......................................................................... 20
2.4.1 Karakteristik Sinyal RS – 232 .......................................................... 21
2.4.2 Hubungan TTL dengan RS – 232 .....................................................21
2.4.3 Konektor dan Jenis Sinyal RS – 232.................................................22
BAB III PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Perangkat Keras .......................................................................25
3.1.1 Prinsip Kerja Alat ............................................................................. 26
3.1.2 Rangkaian Smoke Detector ............................................................... 27
3.1.3 Mikrokontroller Atmega8535............................................................ 28
3.1.4 Perancangan Komunikasi Rs – 232 ................................................... 29
3.1.5 Perancangan Koneksi Mikrokontroller ATMega8535
dengan Handphone.....................................................................30
3.2 Perancangan Perangkat Lunak (software) ...................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Rangkaian Smoke Detector ............................................................. 36
4.2 Pengujian Rangkaian Komunikasi Serial (RS-232)..........................................
38
4.3 Pengujian AT Command pada Handphone ..................................................... 43
4.4 Pengujian Smoke Detector Dengan Mikrokontroller ........................................ 46
4.5 Pengujian Alat Secara Keseluruhan.................................................................48
12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................67
5.2 Saran ............................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................68
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram komunikasi bergerak .........................................................6
Gambar 2.2 Diagram proses pengiriman SMS..................................................... 8
Gambar 2.3 Smoke Detector Model FG200 ......................................................... 13
Gambar 2.4 Arsitektur AVR ATMega8535.........................................................16
Gambar 2.5 Mikrokontroller AVR ATMega8535................................................ 17
Gambar 2.6 Peta Memory ATMega8535............................................................. 20
Gambar 2.7 Konektor DB9 ................................................................................. 23
Gambar 3.1 Blok diagram sistem ........................................................................ 25
Gambar 3.2 Rangkaian Smoke Detektor .............................................................. 27
Gambar 3.3 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535.................... 28
Gambar 3.4 Pengubah Level Tegangan Pada Komunikasi Serial RS - 232 .......... 29
Gambar 3.5 Konektor Handphone C35i .............................................................. 31
Gambar 3.6 Koneksi mikrokontroller dengan handphone siemens C35i…..….....31
Gambar 3.7 Tampilan menu program pada BASCOM AVR…………….…...…..32
Gambar 3.8 Tampilan saat pengisian program BASCOM pada ponyprog 2000...33
Gambar 3.9 Diagram alir perencanaan sistem peringatan kebakaran.................... 34
Gambar 4.1 (a) Rangkaian pengujian smoke detector ........................................... 36
(b) Foto alat pengujian smoke detector.............................................. 36
Gambar 4.2 Blok diagram pengujian komunikasi serial....................................... 39
Gambar 4.3 Tampilan data di hyperterminal setelah perintah dari mikrokontroller
....................................................................................................... 43
Gambar 4.4 Pengujian AT COMMAND .............................................................44
Gambar 4.5 Tampilan perintah at command pada hyperterminal .........................45
Gambar 4.6 Pengujian smoke detector dengan mikrokontroller .......................... 46
Gambar 4.7 Tampilan hyperterminal dengan SMS PDU ...................................... 47
Gambar 4.8 Rangkaian pengujian alat .................................................................48
Gambar 4.9 Foto pengujian alat secara keseluruhan ............................................ 51
Gambar 4.10 Tampilan isi SMS ........................................................................... 51
14
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nomor SMSC Operator Di Indonesia ................................................... 10
Tabel 2.2 Spesifikasi Smoke Detector ................................................................... 14
Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port A........................................................................ 18
Tabel 2.4 Fungsi Alternatif Port B........................................................................ 18
Tabel 2.5 Fungsi Alternatif Port C........................................................................ 19
Tabel 2.6 Fungsi Alternatif Port D........................................................................ 19
Tabel 2.7 Konfigurasi pin dan nama konektor sinyal serial .................................... 23
Tabel 3.1 Pin Koneksi Siemens C35i .................................................................... 30
Tabel 4.1 Data hasil pengujian rangkaian Smoke Detector..................................... 37
Tabel 4.2 Hasil pengujian pengiriman pesan.......................................................... 49
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini sering sekali terjadi kebakaran baik dirumah maupun
di pabrik – pabrik terutama di wilayah perkotaan. Sering kali masyarakat sekitar pada
saat kebakaran sangat sulit untuk mengetahui suatu kebakaran dikarenakan jarak yang
cukup jauh dari tempat kejadian. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut dan
untuk memudahkan orang mengetahui kebakaran yang terjadi di suatu tempat maka
dibutuhkan alat deteksi awal kebakaran.
Hampir semua sektor kehidupan manusia tak dapat terpisahkan dari teknologi
komunikasi, salah satu alat komunikasi tersebut yaitu telepon selular. Telepon selular
merupakan alat komunikasi yang selalu dibawa kemana-mana karena bentuknya yang
kecil. Selain telepon selular digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan
orang lain, telepon selular juga dapat diaplikasikan sebagai alat bantu. Untuk
mengkomunikasikan adanya suatu kebakaran yang terjadi di suatu tempat dengan
mengaplikasikan telepon seluler dengan smoke detektor.
Kebakaran tidak dapat diprediksi terjadinya karena kebakaran dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan suatu
sistem yang dapa mendeteksi secara dini adanya potensi bahaya kebakaran dan juga
dapat melakukan tindakan awal dalam penanganan kebakaran agar tidak meluas.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman dimana pada saat ini aktifitas yang
dilakukan oleh kebanyakan orang khususnya yang berada di perkotaan lebih sering
dilakukan di luar rumah maka dibutuhkan suatu sistem pemantauan keadaan rumah
yang ditinggalkan dengan demikian meski para pemilik rumah sedang melakukan
aktifitas di luar mereka masih dapat memantau keadaan rumahnya. Untuk mengatasi
keadaan tersebut di perlukan suatu system keamanan yang dapat mendeteksi adanya
kebakaran.
16
Alat deteksi kebakaran ini sangat berguna bagi masyarakat terutama jika
terjadi kebakaran yang tidak terduga pada saat tidak ada orang di tempat kejadian.
Alat ini bisa memberi tahu lewat telepon selular kepada pemilik rumah ataupun
pemadam kebakaran dengan cara menghubungi telepon selular pemilik rumah yang
didesain secara otomatis sehingga pemilik rumah bisa dengan cepat mengatasi suatu
kebakaran yang terjadi. Alat ini juga bisa memberi tahu orang sekitar lewat alarm,
yang akan berbunyi jika terjadi kebakaran. Berdasarkan dari latar belakang di atas
maka timbul suatu ide bagaimana merancang suatu alat “RANCANG BANGUN
SISTEM PERINGATAN KEBAKARAN MENGGUNAKAN SMS (Short
Message Service) BERBASIS MIKROKONTROLLER”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang timbul dari perancangan ini adalah
1. Bagaimana merancang peralatan yang digunakan untuk mendeteksi kebakaran
dini memanfaatkan fasilitas SMS (Short Massage Service) dengan Ionization
Smoked Detector sebagai sensor asap
2. Bagaimana mendesain sistem perangkat lunak (software) yang digunakan
untuk mengontrol dan mengoperasikan / menjalankan alat yang telah
dirancang
3. Bagaimana mengantarmukakan mikrokontroler ATmega8535 dengan telepon
seluler
4. Bagaimana membangun komunikasi antar handpone pengirim dengan
handpone penerima
1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan penelitian dan menghindari pembahasan yang jauh
maka penulis membatasi permasalahan yaitu :
1. Sistem kerja Smoked Detector yang dipakai untuk mendeteksi asap
menggunakan mikrokontroler ATmega 8535
17
2. Menggunakan mikrokontroler AVR ATmega8535 dan bahasa pemrograman
Basic Compiler (BASCOM)
3. Telepon Seluler yang digunakan adalah Handpone Siemens C35i
4. Proses pengiriman SMS hanya dilakukan satu kali yaitu ke nomor handphone
penerima
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan alat ini adalah merancang
rangkaian peralatan yang digunakan untuk mendeteksi kebakaran dini memanfaatkan
fasilitas SMS (Short Massage Service) dengan menggunakan Telepon Seluler serta
dapat mengantarmukakan mikrokontroller ATmega 8535 melalui Telepon Seluler.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan alat Sistem Peringatan Kebakaran
Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroller ini dapat membantu manusia untuk
memberitahukan sedini mungkin timbulnya kebakaran serta mengurangi sekecil
mungkin kerugian akibat kebakaran dengan adanya sistem informasi secara otomatis,
dan cepat.
1.6. Metodologi Penelitian
Metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu:
1. Studi Literatur
Mengumpulkan bahan-bahan dan sumber informasi serta data-data yang
diperlukan untuk menunjang perancangan sistem yang akan dibuat.
2. Perencanaan Sistem
Merencanakan keseluruhan sistem yang akan dibuat dan penentuan komponen
yang akan digunakan beserta rangkaiannya.
3. Pembuatan Alat dan Program
18
Membuat perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software)
yang dibutuhkan sistem sehingga dapat difungsikan sebagai alat sistem
peringatan kebakaran.
4. Pengujian Sistem
Melakukan pengujian sistem yang telah dibuat yaitu pengujian dilakukan
setelah semua alat dirancang, pengujian dilakukan per blok baru kemudian
dilakukan pengujian secara keseluruhan.
5. Analisa Data
Setelah melakukan beberapa percobaan dari peralatan yang dibuat, data-data
yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
6. Penyimpulan Hasil
Langkah akhir penulisan adalah menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari
analisa data yang telah dibuat.
19
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Telepon Seluler (handphone)
2.1.1 Pengertian
Telepon seluler merupakan piranti yang berfungsi sebagai sarana untuk
menyelenggarakan komunikasi antara dua terminal tanpa dibatasi oleh ruang dan
rentang kabel. Telepon seluler atau yang lebih dikenal dengan ponsel dari dulu sampai
sekarang telah mengalami perubahan baik teknologinya yang dulu hanya dapat untuk
berbicara sekarang sudah dapat dipakai untuk bertukar data atau bahkan untuk
memotret, sedangkan dari bentuk fisiknya mulai dari berat dan besar hingga yang
ukuran korek api.
2.1.2 GSM (Global Satelit For Mobile Communicatin)
GSM adalah telekomunikasi bergerak dengan menggunakan sistem seluler
digital. Dapat juga sebagai sistem telekomunikasi bergerak (STB). STB dapat dibagi
menjadi dua bagian :
1. STB non seluler, yaitu sistem telekomunikasi bergerak memiliki daerah
cakupan yang sangat luas. Teknik yang digunakan adalah dengan mendirikan
sebuah menara yang dilengkapi dengan seperangkat antena yang berfungsi
sebagai pemancar sekaligus sebagai penerima, dan didirikan ditengah – tengah
area cakupannya.
2. STB seluler, yaitu sistem telekomunikasi bergerak dimana daerah cakupan dari
STB seluler dibagi atas daerah –daerah yang lebih kecil (sel), dan masing –
masing sel tersebut menggunakan stasiun sendiri yang bernama BTS (Base
Tranceiver System). Hubungan antar BTS diatur oleh sentral.
20
Gambar 2.1 Diagram komunikasi bergerak
Proses pengiriman informasi pada komunikasi bergerak ini dimulai dengan
menggunakan SIM card atau sama dengan ME (Mobile Equipment) dimana dengan
menggunakan memory ini handsheet GSM akan menjadi lebih canggih. Kemudian
informasi yang dikirimkan dari SIM / ME ini disalurkan ke BTS yang merupakan
bagian dari BBS (Base Station Subsistem). BTS ini berfungsi untuk mengirim dan
menerima informasi melalui udara untuk menghubungkan BSC dengan MS yang
berada di BSC service area, setelah terhubung dengan BSC maka disalurkan lagi ke
MSC yang merupakan bagian dari subsistem jaringan, MSC ini adalah untuk
mengontrol panggilan ke dan dari telepon seperti misalnya PSTN (Public Switched
Telephone Network), ISDN (Integrated Services Digital Network), dan
memungkinkan untuk beberapa jaringan pribadi, dimana informasi yang dikirimkan
tadi disimpan kedalam HLR (Home Location Register) yang berfungsi untuk
menyimpan informasi pelanggan dari operator GSM / GPRS, dan VLR (Visitor
Location Register) yang merupakan keseluruhan informasi tentang MS yang berada
21
dalam MSC. EIR memuat indentitas ME yang berguna untuk membantu mencegah
panggilan yang tidak sah (pencurian) / kerusakan pada MS. Sedangkan AUC yaitu
untuk memproteksi sistem GSM terhadap penggunaan ilegal dan penyalagunaan data
pelanggan GSM, sehingga informasi yang sampai pada PSTN, ISDN, PSPDN,
SCPDN dapat terkontrol.
2.1.3 Fasilitas SMS Pada Telepon Seluler
SMS adalah fasilitas yang dimiliki oleh jaringan GSM (Global System For
Mobile Communication) yang memungkinkan pelanggan untuk mengirimkan dan
menerima pesan – pesan singkat sepanjang 160 karakter. SMS ditangani oleh jaringan
melalui suatu layanan atau SMS Service Center (SMS SC) yang berfungsi menyimpan
dan meneruskan pesan dari sisi pengirim ke sisi penerima. Format SMS yang dipakai
oleh produsen MS (Mobile Station) adalah Protocol Deskription Unit (PDU). Fomat
PDU akan mengubah kode ASCII (7 bit) menjadi bentuk byte PDU (8 bit) pada saat
pengirim data dan akan diubah kembali menjadi kode ASII pada saat penerima oleh
MS. Proses pengiriman SMS yang menggunakan kanal kontrol (kanal signaling) ini
dibagi dua tipe:
1. SMS Point to Point
Yaitu pengiriman SMS hanya dari satu MS ke MS tertentu
2. SMS Broadcast
Yaitu pengiriman SMS keberapa MS sekaligus, misalnya dari operator ke
seluruh pelanggannya.
Dalam pengiriman SMS Point to Point, terdapat layanan dasar SM-MT (Short
Message Mobile Terminate Point to point) yaitu kemampuan sistem GSM untuk
mentranfer pesan singkat dari SC ke suatu MS, dan mengirimkan kembali informasi
pengiriman berupa laporan keberhasilan dan kegagalan suatu pengiriman. Diagram
proses pengiriman SMS ini dapat dilihat pada gambar berikut.
22
Gambar 2.2 Diagram proses pengiriman SMS
Proses pengiriman SMS (Short Message services) pertama kali dimulai ketika
SMS akan diterima oleh SMSC (SMS Center) dari SME, setelah dilakukan
pengotrolan parameter, maka SMSC – GMSC akan mencari suatu informasi –
informasi tentang MS pelanggan di HLR (Home Location Register) yang berisi
informasi administrative dari semua pelanggan yang terdaftar dari suatu jaringan
GSM beserta lokasi dari mobile station, selanjutnya SMSC akan mengirimkan pesan
melalui SMS-GMSC kepada MS yang dituju dengan format forward short message
setelah proses pengiriman SMC selesai maka SMSC akan mencari suatu informasi
yang akan kita dituju dari VLR ( Visitor Location Register) yang berisi informasi
administrative terpilih dari HLR yang dibutuhkan untuk kontrol panggilan dan izin
bagi pengguna service berlangganan dimana dalam hal ini akan mengirimkan suatu
proses autentifikasi yang akan kita kirimkan. Selanjutnya MSC akan mengirimkan
pesan ke MS (mobile station), kemudian MSC mengirimkan kembali pesan tersebut
tetapi bedanya MSC ini akan mengirimkan forward SMS ke MSC bukan ke MS lagi.
Apabila short message entity (SME) meminta laporan status maka SMSC akan
mengirimkan laporan status ke SME yang mengindifikasikan terkirimnya pesan.
23
Pada tampilan menu message sebuah ponsel sebenarnya terdapat AT
Command – AT Command yang bertugas mengirim dan atau menerima data ke dan
dari SMS Centre. AT Command tiap-tiap handphone bisa berbeda-beda, tetapi pada
dasarnya sama. Beberapa At command yang penting untuk SMS yaitu :
Beberapa At command yang penting untuk SMS :
a. AT+CMGS : untuk mengirim SMS
b. AT+CMGL : untuk membaca SMS
c. AT+CMGL = 0 : sms baru
d. AT+CMGL = 1 : sms lama (INBOX)
e. AT+CMGD : untuk menghapus SMS
2.1.4 PDU Sebagai Bahasa SMS Dan Bagiannya
Di balik tampilan menu message pada ponsel sebenarnya adalah PDU
(Protokol Data Unit) yang bertugas mengkodekan data ke atau dari SMS-Center,
sehingga isi SMS dapat dibaca oleh pengguna. Beberapa jenis handphone sudah
mendukung mode teks. Hal ini berarti dalam handphone tersebut sudah dilengkapi
dengan peripheral yang dapat mengkonversi data septet menjadi ASCII sehingga
kita bisa langsung membacanya. Tetapi baik mode teks atau mode PDU dasar
komunikasinya tetap menggunakan PDU. Dengan kata lain saat kita
mengirimkan SMS maka data yang dikirimkan handphone ke SMSC masih
dalam bentuk PDU. Dari SMSC ke handphone penerima juga dalam bentuk PDU,
data PDU selanjutnya dikonversi ke ASCII oleh handphone. PDU berisi bilangan-
bilangan heksadesimal yang mencerminkan bahasa I/O. PDU terdiri atas
beberapa Header. Header untuk kirim SMS ke SMS-Center berbeda dengan SMS
yang diterima dari SMS-Center.
Maksud dari bilangan heksadesimal adalah bilangan yang terdiri atas
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. PDU untuk mengirim SMS terdiri atas delapan
header, sebagai berikut :
1. Nomor SMS-Center
Header pertama ini terbagi atas tiga subheader, yaitu :
- Jumlah pasangan heksadesimal SMS-Center dalam bilangan heksa.
24
- National/International Code
a. Untuk National, kode subheader-nya yaitu 81
b. Untuk International, kode subheader-nya yaitu 91
- No SMS-Centernya sendiri, dalam pasangan heksa dibalikbalik.
Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka
tersebut akan dipasangkan dengan huruf F didepannya.
Tabel 2.1 Nomor SMSC Operator Di Indonesia
2 Tipe SMS
Untuk SEND tipe SMS = 1. Jadi bilangan heksanya adalah 01
3. Nomor Referensi SMS
Nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya adalah 00.
Nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis oleh ponsel/alat SMS-
gateway.
4. Nomor Ponsel Penerima
Sama seperti cara menulis PDU Header untuk SMS - Center, header ini
juga terbagi atas tiga bagian, sebagai berikut :
• Jumlah bilangan desimal nomor ponsel yang dituju dalam bilangan
heksa.
• National/International Code.
• Untuk Nasional, kode subheader-nya 81
• Untuk Internasional, kode subheader-nya 91
• Nomor ponsel yang dituju, dalam pasangan heksa dibalik - balik.
Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka
tersebut dipasangkan dengan huruf F didepannya.
25
Contoh :
Untuk nomor ponsel yang dituju = 628129573337 dapat ditulis dengan
cara sebagai berikut :
Cara :
628129573337 diubah menjadi :
1. 0C : ada 12 angka
2. 91
3. 26-18-92-75-33-73
Digabung menjadi : 0C91261892753373
5. Bentuk SMS, antara lain :
• 00 : dikirim sebagai SMS
• 01 : dikirim sebagai telex
• 02 : dikirim sebagai fax
Dalam hal ini, untuk mengirim dalam bentuk SMS tentu saja dipakai 00
6. Skema Encoding Data I/O
Ada dua skema, yaitu :
1. Skema 7 bit : ditandai dengan angka 00
2. Skema 8 bit : ditandai dengan angka lebih besar dari 0
Kebanyakan ponsel/SMS Gateway yang ada dipasar sekarang menggunakan
skema 7 bit sehingga digunakan 00.
7. Jangka Waktu Sebelum SMS Expired
Agar SMS pasti terkirim sampai ke ponsel penerima, sebaiknya tidak diberi
batasan waktu validnya.
8. Isi SMS
Header ini terdiri atas dua subheader, yaitu :
- Panjang isi (jumlah huruf dari isi)
Misalnya untuk kata “hello” : ada 5 huruf : 05
- Isi berupa pasangan bilangan heksa
26
Untuk ponsel/SMS Gateway berskema encoding 7 bit, jika mengetikan suatu
huruf dari keypad-nya, berarti kita telah membuat 7 angka I/O berturutan. Ada
dua langkah untuk mengkonversikan isi SMS, yaitu :
- Langkah pertama: mengubahnya menjadi kode 7 bit.
- Langkah kedua: mengubah kode 7 bit menjadi 8 bit yang diwakili oleh
pasangan heksa.
2.2 Detektor Asap (Smoke Detector)
Detektor Asap (Smoke Detector) merupakan sebuah produk yang dirancang
untuk suatu bangunan (rumah atau gedung), yang bekerja untuk mendeteksi
kumpulan-kumpulan asap. Agar manusia dapat mengetahui lebih cepat jika terjadi
suatu kebakaran, sehingga dapat meminimalisir kerugian - kerugian yang diakibatkan
dari kebakaran tersebut. Divais ini bekerja dengan cara ionisasi, memiliki suatu
ruangan seperti yang dimiliki oleh fotoelektrik. Di dalam ruangan ini terdapat ion-
ion yang terbentuk dari hasil reaksi antara oksigen dan nitrogen serta partikel alpha
yang dihasilkan oleh Americum, yaitu partikel penting di dalam Smoked Detector.
Jika asap memasuki ruangan maka aliran dari tegangan listrik akan terganggu,
dimana partikel alpha akan tertutupi atau diselimuti oleh sejumlah asap. Detektor
secara ionisasi dapat mendeteksi material – material gas yang mudah terbakar yang
disebabkan oleh kebakaran meski gas-gas ini kasat mata dan detektor ini lebih cepat
merespon keberadaan asap dibandingkan dengan detektor yang menggunakan
fotoelektrik. Smoked detector yang terionisasi dapat mendeteksi partikel yang kecil.
Partikel-partikel kecil ini terdiri dari radioaktif americum 241 yang
menyebabkan terciptanya radiasi alpha. Radiasi yang terbentuk ini akan melewati
ruangan ionisasi, pada ruangan ini terdapat dua buah elektroda, diantara kedua
elektroda ini menghasilkan tegangan konstan apabila terdapat asap yang memasuki
ruangan ionisasi ini dan akan menyerap partikel alpha, sehingga akan mengurangi
proses ionisasi dan akan memotong arus listrik yang kemudian akan menyebabkan
smoked detector berfungsi.
27
Detektor asap (smoked detector) ini mempunyai beberapa sifat, diantaranya
adalah :
1. Sangat sensitif terhadap asap
2. Jika supply yang masuk salah polaritas, tidak akan rusak
3. Dapat dihubungkan lebih dari satu smoked detector secara bersama-sama
Pada gambar 2.3 menunjukkan salah satu bentuk dari beberapa jenis smoke
detector, yaitu Smoke Detector Model FG200.
Gambar 2.3 Smoke Detector Model FG200
(http:///FG200+Smoke+Alarm+with+9+Volt+Battery.htm)
Detektor asap yang digunakan dalam alat yang dibuat adalah jenis detektor
yang banyak dijual dipasaran, yaitu smoke detector (model : FG200). Spesifikasi dari
smoke detector tersebut adalah seperti tabel 2.2.
Tabel 2.2 Spesifikasi Smoke Detector
Model Smoke Detector Mode FG200
Tegangan nominal 9 volt (DC)
Suhu normal ruangan C s/d 40 C
Ukuran 103 mm x 47 mm
Berat 140 gram
28
2.3 Mikrokontroller ATMega8535
2.3.1 Umum
Mikrokonroller adalah komputer dalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil”.
Mikrokontroller ini juga merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus.
Dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen –
komponen pendudung seperti IC TTL (Transistor – transistor Logic) dan CMOS yang
dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh
mikrokontroller ini. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur RISC 8 Bit, sehingga
semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock. Dan ini sangat membedakan
sekali dengan instruksi MCS-51 (Berarsitektur CISC) yang membutuhkan siklus 12
clock. RISC adalah Reduced Instruction Set Computing sedangkan CISC adalah
Complex Instruction Set Computing. AVR dikelompokkan kedalam 4 kelas, yaitu
ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT86RFxx. Dari
kesemua kelas yang membedakan satu sama lain adalah ukuran onboard memori, on-
board peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan
mereka bisa dikatakan hampir sama.
2.3.2 Arsitektur ATMega8535
• Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D
• ADC 10 bit sebanyak 8 Channel
• Tiga buah timer / counter
• 32 register
• Watchdog Timer dengan oscilator internal
• SRAM sebanyak 512 byte
• Memori Flash sebesar 8 kb
• Sumber Interrupt internal dan eksternal
29
• Port SPI (Serial Pheriperal Interface)
• EEPROM on board sebanyak 512 byte
• Komparator analog
• Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver Transmitter)
untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5Mbps
• Empat channel PWM
• Enam Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down,
Standby and Extended Standby
• Port antarmuka SPI8535 “memory map”
• 4.5 sampai 5.5V operation, 0 sampai 16MHz
30
Gambar 2.4 Arsitektur AVR ATMega8535
(Datasheet AVR ATMega 8535, 2009)
2.3.3 Fitur ATMega8535
• Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
• Ukuran memory flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, EEPROM sebesar
512 byte.
• ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel
31
• Port komunikasi serial USART dengan kecepatan maksimal 2.5 Mbps
• Mode Sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik
2.3.4 Konfigurasi Pin ATMega8535
• VCC merupakan Pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
• GND merupakan Pin Ground
• Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC
• Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi
khusus yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI
• Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi
khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator
• Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu
komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial
• RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
• XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal
• AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC
• AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC
Gambar 2.5 Mikrokontroller AVR ATMega8535
(Datasheet AVR ATMega 8535, 2009)
32
2.3.5 Fungsi Alternatif Port – Port ATMega8535
Mikrokontroller ATMega8535 selain berfungsi sebagai port I/O bidirectional
8-bit, masing – masing port ATMega8535 memiliki fungsi - fungsi lain, yaitu sebagai
berikut :
1. Fungsi Alternatif Port A
Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port A
Pin Keterangan
PA.7 ADC7 (ADC Input Channel 7)
PA.6 ADC6 (ADC Input Channel 6)
PA.5 ADC5 (ADC Input Channel 5)
PA.4 ADC4 (ADC Input Channel 4)
PA.3 ADC3 (ADC Input Channel 3)
PA.2 ADC2 (ADC Input Channel 2)
PA.1 ADC1 (ADC Input Channel 1)
PA.0 ADC0 (ADC Input Channel 0)
2. Fungsi Alternatif Port B
Tabel 2.4 Fungsi Alternatif Port B
Pin Keterangan
PB.7 SCK (SPI Bus Serial Clock)
PB.6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
PB.5 VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
PB.4 SS (SPI Slave Select Input)
PB.3 AIN1(Analog Komparator Negative Input)
OCC (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
PB.2 AIN0(Analog Komparator Positive Input)
INT2 (External Interrupt 2 Input)
PB.1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
PB.0 T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)
33
XCK (JSART External Clock Input/Output)
3. Fungsi Alternatif Port C
Tabel 2.5 Fungsi Alternatif Port C
Pin Keterangan
PC.7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
PC.6 TOSC1(Timer Oscillator Pin 1)
PC.1 SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)
PC.0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)
4. Fungsi Alternatif Port D
Tabel 2.6 Fungsi Alternatif Port D
Pin Keterangan
PD.7 OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Match Output)
PD.6 ICPI (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
PD.5 OCIA (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output)
PD.4 OCIB (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)
PD.3 INT1 (External Interrupt1 Input)
PD.2 INT0 (External Interrupt0 Input)
PD.1 TXD (USART Output Pin)
PD.0 RXD (USART Input Pin)
XCK (JSART External Clock Input/Output)
2.3.6 Peta Memory AVR ATMega8535
Mikrokontroller AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori
data dan memori program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
32 buah register umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM internal. Register
untuk keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah yaitu $00 sampai
$1F. Sementara itu register khusus untuk menangani I/O dan kontrol terhadap
mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 sampai $5F.
34
Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi
terhadap berbagai peripheral mikrokontroler, seperti kontrol register, timer/counter,
fungsi fungsi I/O, dan sebagainya. Register khusus alamat memori secara lengkap
dapat dilihat pada tabel dibawah . Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM
512 byte, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $25F.
Gambar 2.6 Peta Memory ATmega8535
(Datasheet AVR ATMega 8535, 2009)
2.4 Komunikasi Serial RS – 232
Standar RS – 232 ditetapkan oleh Electronics Industry Association dan
Telecommunication Industry Association (EIA/TIA) pada tahun 1962. Standar ini
hanya menyangkut komunikasi data antar komputer (Data Terminal Equipment
DTE) dengan alat-alat pelengkap komputer (Data Communication Equipment
DCE).
Ada tiga hal pokok yang diatur standar RS – 232 antara lain :
1. Bentuk sinyal dan level tegangan yang dipakai.
2. Penentuan jenis sinyal dan konektor yang dipakai, serta susunan sinyal pada
kaki-kaki konektor.
35
3. Penentuan tata cara pertukaran informasi antara komputer dan alat-alat
pelengkapnya.
2.4.1 Karakteristik Sinyal RS – 232
Karakteristik sinyal yang diatur meliputi level sinyal tegangan, kecuraman
perubahan tegangan (slew rate) dari level tegangan 0 (rendah) menjadi tegangan 1
(tinggi) dan sebaliknya, serta impedansi dari saluran yang dipakai. RS – 232 dibuat
pada tahun 1962, jauh sebelum IC TTL populer, maka level tegangan yang ditentukan
untuk RS – 232 tidak ada hubungannya dengan level tegangan TTL, bahkan jauh
berbeda. Dalam standar RS – 232, tegangan antara +3 sampai +15 volt pada input
Line Receiver dianggap sebagai level tegangan ‘0’, dan tegangan antaran –3 sampai –
15 volt dianggap sebagai level tegangan ‘1’. Agar output Line Driver bisa
dihubungkan dengan baik, tegangan output Line Driver berkisar berkisar antara +5
sampai +15 volt untuk menyatakan level tegangan ‘0’, dan tegangan ouput yang
berkisar antara –5 sampai –15 volt untuk menyatakan level tegangan ‘1’. Beda
Tegangan sebesar 2 volt ini disebut sebagai noise margin dari RS – 232. (Budiharto,
2004).
Dalam standar RS – 232 yang pertama impedansi saluran dibatasi antara 3 k.
sampai 7 k. dan ditentukan pula panjang kabel tidak boleh lebih dari 15 meter, tapi
ketentuan ini sudah direvisi pada standar RS – 232 versi ‘D’. Dalam ketentuan baru
tidak lagi ditentukan panjang kabel maksimum, tapi ditentukan nilai kapasitansi dari
kabel tidak boleh lebih besar dari 2500 pF, sehingga dengan menggunakan kabel
kualitas baik bisa dicapai jarak yang lebih dari 50 meter.
2.4.2 Hubungan TTL dengan RS – 232
Mikrokontroler bekerja pada level tegangan TTL, yang dibuat atas dasar
tegangan catu daya + 5 Volt. Rangkaian input TTL menggangap tegangan kurang dari
0,8 Volt sebagai level tegangan ‘0’ dan tegangan lebih dari 2 Volt dianggap sebagai
level tegangan ‘1’. Level tegangan ini sering dikatakan level tegangan TTL.
(Tokheim, 1995). Untuk menjamin output bisa diumpankan ke input dengan baik,
tegangan output TTL saat level ‘0’ dijamin lebih rendah dari 0,4 Volt atau 0,4 Volt
lebih rendah dari tegangan yang dituntut oleh input TTL. Sedangkan tegangan output
36
TTL pada saat level ‘1’ dijamin lebih tinggi dari 2,4 Volt atau 0,4 Volt lebih tinggi
dari tegangan yang dituntut oleh input TTL. Beda tegangan sebesar 0,4 Volt ini
disebut sebagai noise margin dari TTL.
Dengan demikian dalam membentuk saluran RS – 232 diperlukan pengubahan
level tegangan timbal balik antara TTL dan RS – 232. IC MC1489 adalah RS – 232
Line Driver, berfungsi mengubah level tegangan TTL ke level tegangan RS – 232,
sedangkan IC MC 1488 adalah RS – 232 Line Receiver, berfungsi mengubah level
tegangan RS – 232 ke level tegangan TTL. Agar bisa bekerja pada level tegangan –12
Volt sampai +12 Volt, tegangan catu daya untuk kedua IC ini adalah –12 Volt dan
+12 Volt, hal ini dirasakan sangat merepotkan. Untuk mengatasi kerepotan catu daya
ini, belakangan beredar IC MAX232 yang berisikan 2 Line Driver dan 2 Line
Receiver, tapi dalam IC tersebut dilengkapi pula dengan pengubah sumber tegangan
dc, sehingga meskipun catu daya untuk IC MAX232 hanya +5 Volt, tapi sanggup
melayani level tegangan RS – 232 yang –12 sampai +12 Volt.
2.4.3 Konektor dan Jenis Sinyal RS – 232
Selain mendeskripsikan level tegangan, standar RS – 232 menentukan pula
jenis-jenis sinyal yang dipakai mengatur pertukaran informasi antara DTE dan DCE,
semuanya terdapat 25 jenis sinyal tetapi yang umum dipakai hanyalah 9 jenis sinyal
dan konektor yang dipakai pun ditentukan dalam standar RS – 232, untuk sinyal yang
lengkap dipakai konektor DB25, sedangkan konektor DB9 hanya biasa dipakai untuk
9 sinyal yang umum dipakai.
Gambar 2.7 Konektor DB9
37
Tabel 2.7 Konfigurasi pin dan nama konektor sinyal serial
Keterangan mengenai fungsi saluran RS-232 pada konektor DB-9 adalah sebagai
berikut:
• Received Line Signal detect, dengan saluran ini DCE memberitahukan ke DTE
bahwa pada terminal masukan ada data masuk.
• Receive Data, digunakan DTE pada saat menerima data dari DCE.
• Transmit Data, digunakan DTE pada saat mengirimkan data ke DCE.
• Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan
terminalnya.
• Signal Ground, merupakan saluran ground.
• Ring Indicator, pada saluran ini DCE memberitahu ke DTE bahwa sebuah
stasiun menghendaki hubungan dengannya.
• Clear to Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE sudah
dapat memulai pengiriman data.
• Request to Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.
• DCE Ready, merupakan sinyal aktif yang menunjukkan bahwa DCE sudah siap.
Untuk dapat menggunakan port serial maka perlu diketahui alamatnya. Biasanya
tersedia dua port serial pada CPU yaitu COM1 dan COM2. Base Address COM1
biasanya adalah 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760 (2F8h). Alamat tersebut adalah
alamat yang biasa digunakan.
38
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Untuk memperjelas sistem kerja dari alat, maka perancangan sistem secara garis
besar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Perancangan perangkat keras (hardware) meliputi perancangan sistem secara
umum berupa blok diagram serta rangkaian dari masing-masing bagian.
2. Perancangan perangkat lunak (software) meliputi penjelasan mengenai program
yang dipergunakan dan flowchart dari program untuk mengendalikan sistem.
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Secara umum perancangan hardware sistem pendeteksi peringatan kebakaran
ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1 Blok diagram sistem
Smoke Detector
Catu Tegangan 5Volt
MikrokontrollerATMEGA 8535
Alarm
Sensor infrared Max 232
Baterai 9 volt
39
Adapun fungsi dari masing-masing blok sebagai berikut :
1. Rangkaian sensor smoke detector digunakan untuk mengetahui dan
mendeteksi adanya suatu asap di dalam suatu ruangan. Jika dalam suatu
ruangan yang akan dideteksi terdapat asap maka pada terminal output
(keluaran) akan timbul tegangan.
2. Mikrokontroller AVR ATMega8535 berfungsi sebagai pusat kontrol dan
proses input dan output dari sensor.
3. MAX 232 (Komunikasi Serial) merupakan pintu gerbang komunikasi antara
mikrokontroller dengan Base Terminal. Terminal memiliki gerbang serial
dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan perangkat – perangkat yang
lain.
4. Handphone pengirim merupakan suatu alat komunikasi yang salah satu
fungsinya untuk mengirim pesan pendek ke handphone penerima.
5. Rangkaian alarm berfungsi untuk mengeluarkan suara atau bunyi sebagai
pemberitahuan adanya asap.
3.1.1 Prinsip Kerja Alat
Rangkaian sensor smoke detector merupakan komponen utama dari alat ini.
Sensor ini berfungsi sebagai input yang dapat mendeteksi keberadaan asap yang bisa
menyebabkan terjadinya kebakaran dan merupakan otak dari sistem kerja alat ini.
Kemudian hasil keluaran sensor ini berupa tegangan selanjutnya akan dibantu oleh
mikrokontroller sebagai proses pengolah data dan pengontrol keseluruhan sistem.
Mikrokontroller ini akan memproses input yang masuk dari sensor tersebut, dan
kemudian mikrokontroller akan menjalankan instruksi sesuai dengan program yang
telah di buat menggunakan Basic Compiler (BASCOM AVR). Setelah data atau
instruksi dimasukkan ke dalam mikrokontroller, data tersebut diproses dan dirubah
menjadi sinyal aktif. Selanjutnya jika sensor ini mendeteksi adanya asap pada suatu
ruangan maka secara otomatis akan bekerja yang selanjutnya akan mengaktifkan
40
buzzer sebagai pemberitahuan adanya asap. Bersamaan dengan itu pula oleh
mikrokontroller akan memberikan perintah pada handphone yang terhubung dengan
mikrokontroller untuk mengirimkan SMS ke handphone penerima yang sebelumnya
nomor simcard handphone penerima telah di masukkan ke dalam handphone
pengirim menggunakan program. Pengiriman informasi berupa isi pesan singkat
“warning ada kebakaran” yang dikirimkan oleh handphone pengirim ke handphone
penerima sebagai pemberitahuan adanya kebakaran pada suatu ruangan.
3.1.2 Rangkaian Smoke Detector
Smoke Detektor berfungsi untuk mendeteksi adanya asap dalam suatu ruangan.
Pada gambar 3.2 memperlihatkan Rangkaian Smoke Detector.
Gambar 3.2 Rangkaian Smoke Detector
Smoke Detector diberikan tegangan masukkan dari baterai sebesar 9 volt DC.
Koneksi antara mikrokontroller dengan sensor dibutuhkan IC RE46C120 dimana
untuk kaki 7 dihubungkan dengan resistor 0.2 M sedangkan kaki 9 dihubungkan
dengan ground. Untuk kaki 5 dihubungkan dengan resistor 390 ohm dan katoda pada
LED infrared sedangkan anoda dihubungkan ke resistor 1 M dan sumber tegangan 9
41
volt. Selanjutnya pada kaki 16, 15 dan 14 dihubungkan ke buzzer sedangkan untuk
kaki 8 dari IC RE46C120 ini digunakan sebagai inputan untuk mikrokontroller.
3.1.3 Mikrokontroler Atmega8535
Perancangan rangkaian mikrokontroler ATMega8535 pada tugas akhir ini
menggunakan salah satu anggota keluarga mikrokontroler MCS-51 dengan 8 Kbyte
ROM internal, yaitu mikrokontroler ATMega8535. Pada sistem secara keseluruhan,
mikrokontroler berfungsi sebagai Central Processing Unit (CPU) yang akan
melakukan semua pemrosesan data digital. Adapun penggunaan kaki – kaki
mikrokontroller ATMega8535 adalah port sign ke rangkaian sensor smoke detector
(PA.0), sebagai jalur data untuk I/O digunakan untuk komunikasi serial dengan
handphone digunakan kaki TXD dan RXD (PD.0 dan PD.1).
Perencanaan perangkat keras (hardware) rangkaian mikrokontroler
Atmega8535 diperlihatkan pada gambar 3.3 dibawah ini.
Gambar 3.3 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535
42
3.1.4 Perancangan Komunikasi RS - 232
Koneksi handphone ke mikrokontroller memanfaatkan serial komunikasi
dengan menambahkan IC RS-232 ke rangkaian. Pada perancangan ini menggunakan
IC MAX232 sebagai pengubah level tegangan. IC MAX232 mempunyai 2 receiver
yang berfungsi sebagai pengubah level tegangan dari level RS-232 ke level Transistor
Transistor Logic (TTL) dan mempunyai 2 driver yang berfungsi mengubah level
tegangan dari level TTL ke level RS-232. Pasangan driver / receiver ini digunakan
untuk TX dan RX. Dalam pembuatan rangkaian, IC MAX232 memerlukan beberapa
kapasitor. Digunakan kapasitor sebesar 1 F dengan tegangan 16 Volt pada beberapa
kaki pin. IC ini memerlukan input tegangan +5 Volt.
Gambar 3.4 Pengubah Level Tegangan Pada Komunikasi Serial RS - 232
Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian ini yaitu pada pin 1 (+) dengan pin
3 (-), pin 4 (+) dengan pin 5 (-), pin 2 (+) dengan pin 16 (-). Untuk pin 6, karena
bertegangan -10 Volt maka yang terhubung dengan kaki kapasitor (-) sedangkan
Ground (+). Koneksi antara IC MAX232 dengan RS-232 terhubung melalui pin 14
(driver 1 output) yaitu sebagai Tx (transmitter) dengan DB9 pin2 (received data) dan
43
pin 13 (receiver 1 input) sebagai Rx (receiver) dengan DB9 pin 3 (transmitted data).
Sedangkan pin 11 dan pin 12 menuju ke mikrokontroller.
3.1.5 Perancangan Koneksi Mikrokontroller Atmega8535 dengan Handphone
Koneksi handphone dengan mikrokontroller menggunakan kabel data
handphone C35i serial interface melalui IC MAX232 untuk mengubah level
tegangan. Penggunaan dari masing – masing pin pada konektor handphone C35i
terdapat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Pin Konektor Siemens C35i
PIN NAMA FUNGSI IN/OUT
1 GND Ground
2 SELFSERVICE
Recognition/controlbattery charger In/Out
3 LOAD Charging Voltage In
4 BATTERY Battery Out
5 DATA OUT Data sent Out
6 DATA IN Data received In
7 Z_CLK Recognition/controlAccessories
8 Z_DATA Recognition/controlAccessories
9 MICG Ground for microphone In
10 MIC Microphone input
11 AUD Loudspeaker Out
12 AUDG Ground for eksternalSpeaker
Koneksi handphone siemens dengan mikrokontroller pada dasarnya digunakan
untuk dapat berkomunikasi dalam menerima dan mengirim SMS. Konektor
handphone siemens C35i dapat dilihat pada gambar 3.5 dimana yang terhubung
44
dengan mikrokontroller adalah pin nomor 1 (ground), 5 (Tx/data out) dan 6 (Rx/data
in) melalui IC MAX232.
Gambar 3.5 Konektor Handphone C35i
( sumber : http://www.apeha.ru/info.html?user=200307224 )
Di bagian handphone, dengan menggunakan kabel data yang dimiliki oleh
handphone dalam hal ini digunakan RS-232 untuk siemens C35i. Salah satu ujung
kabel ini terkoneksi pada handphone sedangkan ujung yang berupa DB9 terkoneksi
pada mikrokontroller. Ponsel ini memiliki komunikasi RS-232 sebagai berikut :
1. Baudrate : 19200 bps
2. Data Bits : 8
3. Parity : None
4. Stop bits : 1
5. Handshaking : DTR dan RTS harus aktif
Gambar 3.6 Koneksi mikrokontroller dengan handphone siemens C35i
45
3.2 Perancangan Perangkat Lunak (software)
Dalam perancangan perangkat lunak (software) untuk sistem ini hal pertama
yang dilakukan yaitu membuat diagram alir (flowchart). Perancangan perangkat lunak
(software) dimaksudkan untuk memproses data digital yang dihasilkan ADC (Analog
to Digital Converter) yang terletak didalam arsitektur mikrokontroller ATMega8535
sehingga alat peringatan dini kebakaran ini dapat secara otomatis melakukan
pengiriman informasi secara jarak jauh.
Adapun program dibuat dalam bahasa pemograman BASCOM (Basic
Compiler) yang kemudian di compile serta disimulasikan untuk mendapatkan bentuk
heksadesimalnya (*.hex) dari program yang telah dibuat. Berikut contoh bentuk
penulisan program pada BASCOM AVR.
Gambar 3.7 Tampilan menu program pada BASCOM AVR
46
Selanjutnya program tersebut diisikan pada EEPROM dari AVR ATmega
8535 dengan bantuan perangkat lunak (software) PonyProg2000. Pada gambar 3.8
dapat dilihat tampilan proses pengisian EEPROM pada AVR ATMega8535.
Gambar 3.8 Tampilan saat pengisian program BASCOM pada ponyprog 2000.
Diagram alir (flowchart) dari pemrograman yang akan dibuat dapat dilihatpada gambar 3.9 dibawah ini.
47
Gambar 3.9 Diagram alir perencanaan sistem peringatan kebakaran
Ya
Tidak
Start
1. Inisialisasi jenis k2. Inisialisasi nilai crystal3. Configurasi baudrate4. Deklarasi variabel
If Sensor =1
End
A
Buzzer On
Send SMS
BacaADC/sensor
48
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari
sistem yang telah dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja dari
sistem dan mengetahui apakah sistem sudah sesuai dengan perencanaan atau belum.
Untuk memudahkan dalam menganalisa dan menghindari adanya kesalahan, maka
penulis melakukan pengujian secara terpisah dan menyeluruh.
Pengujian rangkaian dilakukan secara terpisah meliputi beberapa bagian, yaitu:
1. Pengujian Rangkaian Smoke Detector
2. Pengujian Rangkaian Komunikasi Serial (RS-232)
3. Pengujian AT Command Pada Handphone
4. Pengujian Smoke Detector Dengan Mikrokontroler
5. Pengujian Alat Secara Keseluruhan
Pengujian rangkaian diakukan secara terpisah dimaksudkan agar mengetahui
kondisi dari setiap blok atau rangkaian. Setelah semua rangkaian bekerja secara
normal maka dilakukan pengujian secara keseluruhan dengan memberikan masukan
berupa asap. Apabila asap tersebut dapat mengaktifkan smoke detector, maka secara
otomatis oleh smoke detector akan mengaktifkan alarm. Selanjutnya mikrokontroller
yang terhubung dengan handphone pengirim akan mengirim pesan singkat ke
handphone penerima.
4.1 Pengujian Rangkaian Smoke Detector
Pengujian rangkaian smoke detector ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah smoke detector dalam keadaan baik atau tidak. Adapun bentuk rangkaian
pengujian smoke detector terlihat pada gambar 4.1(a). Sedangkan foto pengujian
smoke detector dapat dilihat pada gambar (b) dibawah ini :
49
Gambar 4.1 (a) Rangkaian pengujian smoke detector (b) Foto alat pengujian smoke detector
Adapun prosedur pengujian rangkaian smoke detector sebagai berikut:1. Menghubungkan rangkaian smoke detector dengan digital voltmeter seperti
pada gambar 4.1(a)
2. Menghubungkan rangkaian smoke detector dengan sumber tegangan baterai 9volt
3. Menentukan jarak smoke detector dengan sumber asap
4. Memberikan asap berupa asap rokok pada smoke detector sampai smokedetector bekerja kemudian mengamati dan mencatat perubahan nilai teganganyang tertera pada voltmeter.
5. Megulangi percobaan sampai sepuluh kali percobaan dengan jarak dan sumberasap yang sama.
Pengujian dilakukan dengan memberikan asap rokok sebanyak 2 batang
dengan jarak smoke detector dengan sumber asap sejauh 14 cm. Kemudian mengukur
besar nilai tegangan pada keluaran smoke detector yaitu pada kaki 8 yang merupakan
(a) Rangkaian pengujian smoke detector (b) Foto alat pengujian smoke detector
50
tegangan inputan untuk mikrokontroller. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.1
dibawah ini.
Tabel 4.1 Data hasil pengujian rangkaian Smoke DetectorPercobaan Waktu Vout (DC) Smoke detector
1 0:00.00 0.00 Volt Off
2 0:31.66 0.26 Volt Off
3 0:47.16 0.56 Volt Off
4 0:51.09 0.78 Volt Off
5 0:59.14 1.10 Volt Off
6 1:13.14 1.46 Volt Off
7 1:27.64 1.89 Volt Off
8 1:47.16 2.20 Volt Off
9 2:32.12 2.48 Volt On
10 2:58.97 2.65 Volt On
Dari tabel hasil pengujian di atas rangkaian sensor memberikan hasil
pengukuran tegangan output yang berbeda-beda juga. Hal ini menunjukan bahwa
smoke detector mempunyai unjuk kerja yang baik.
Berikut ini adalah listing program yang digunakan untuk menguji rangkaian
smoke detector.
$regfile = "8535def.dat" Set chip ATmega 8535$baud = 19200 Set Baudrate19200 MHZ$crystal = 8000000 Set Cristal 8000000 MHZDim A As Word Deklarasi variable A sebagai ukuran kataConfig Adc = Single,Prescaler = Auto, Reference=Avcc Konfigurasi A/D konverterConfig Porta.0 = Input Konfigurasi porta.o sebagai inputDo
Start ADC Pengaktifan nilai ADC A = Getadc(0) Ambil nilai ADC pada porta.0 If A > 909 Then Nilai ADC harus lebih besar dari 909Waitms 250 Delay 250 millisecon
51
Goto Sendsms Perintah lompat ke sub rutin SendsmsEnd if Akhiri fungsi if _then
Loop
4.2 Pengujian Rangkaian Komunikasi Serial RS-232
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari rangkaian MAX 232
sebagai interface antara mikrokontroler dengan komputer. Peralatan bantu utama
untuk melakukan pengujian diantaranya PC dengan fasilitas hyperterminal, sistem
minimum mikrokontroller, dan kabel serial RS-232. Blok pengujian rangkaian MAX
232 dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Blok diagram pengujian komunikasi serial
Berikut ini adalah listing program yang digunakan untuk pengujian rangkaian
komunikasi serial :
$regfile = "8535def.dat" Set Chip ATmega 8535
$baud = 19200 Set Baudrate 19200
$crystal = 8000000 Set Crystal 8000000 MHZ
Dim I As Byte Deklarasi variable I sebagai ukuran byte
Dim J As Byte Deklarasi variable J sebagai ukuran byte
Dim K As Byte Deklarasi variable K sebagai ukuran byte
Dim K1 As Byte Deklarasi variable K1 sebagai ukuran byte
Dim K2 As Byte Deklarasi variable K2 sebagai ukuran byte
Dim No_telepon As Byte Deklarasi variable No_telepon sebagai ukuran byte
KomputerMikrokontroller MAX 232
52
Dim P_pesan As Byte Deklarasi variable P_pesan sebagai ukuran byte
Dim P_perintah As Byte Deklarasi variable P_perintah sebagai ukuran byte
Config Porta.0 = Input Set port a sebagai input
Config Portd = Output Set port d sebagai output
Sendsms: Subrutin Kirim SMS
Wait 1 Delay I Detik
I = 0 Nilai Awal I sama dengan nol
Do
J = Lookup(i , Telno) Mencari panjang no_telepon berdasarkan indeks ke i
Incr I Tambahkan nilai I
Loop Until J = 0
No_telepon = I 1 Panjang no_telepon sama dengan I-1
I = 0 Kondisi awal I yang laen
Do
Loop Until J = 0
I = No_telepon Mod 2 Nilai I sama dengan No_telepon module dua
J = No_telepon / 2 Nilai J sama dengan No_telepon dibagi dua
I = I + J Jumlahkan nilai I yang baru
P_perintah = 7 + I Jumlahkan nilai P_perintah
I = P_pesan Mod 8 Nilai I sama P_pesan module delapan
J = P_pesan / 8 Nilai J sama dengan P_pesan dibagi 8
J = J * 7 Kalikan nilai J yang baru
53
J = J + I Jumlahkan nilai J yang baru
P_perintah = P_perintah + J
Print "AT+CMGS=" ; P_perintah Perintah untuk mengirim SMS
Wait 1 Delay 1 detik
Print "000100"; Cetak Nomor SMSC
Print Hex(no_telepon); Cetak no_telepon dalam Hex
Print "91"; Print kode internasional
For I = 0 To No_telepon Step 2 No_telepon kelipatan dua
J = I + 1 Jumlahkan nilai J
If J >= No_telepon Then Jika J lebih besar dari atau sama dengan No_telepon
Print "F"; Cetak F jika no_telepon berjumlah ganjil
Else Kemungkinan kondisi lain
K1 = Lookup(j , Telno) Mencari no_telepon berdasarkan indeks ke j
Print Chr(k1); Cetak nilai K1
End If Akhiri program
Next
Print "0000"; Cetak Bentuk SMS dan Skema encoding untuk data I/O
I = 0 Untuk nilai I sama dengan nol
J = 1 Untuk nilai awal J sama dengan satu
Do
K1 = Lookup(i , Isi_sms) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i
K2 = Lookup(j , Isi_sms) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke j
54
K = I Mod 8 Nilai K sama dengan I module 8
Shift K1 , Right , K
K = 7 K Nilai K yang baru
Shift K2 , Left , K
Print Hex(k1); Print Hex K1
Incr I Tambahkan nilai I
If K = 1 Then
End If
Telno :
Data "6281339568191" No_telepon penerima
Isi_sms :
Data "Warning ada kebakaran" Isi SMS yang akan di kirim
Adapun prosedur pengujian rangkaian RS-232 sebagai berikut:
1. Menjalankan listing program diatas dan meng-compile program tersebut dengan
menggunakan software Bascom – AVR.
2. Memasukkan file hexa (*.hex) dari program di atas ke dalam EEPROM
mikrokontroler AVR ATMega8535 menggunakan program PonyProg2000.
3. Menghubungkan rangkaian mikrokontroler, RS-232, dan port serial komputer
seperti pada gambar 4.2
4. Menghubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan 5 volt
5. Menggunakan fasilitas program hyperterminal untuk menerima data dari
mikrokontroller
6. Menjalankan rangkaian tersebut dan mengamati data yang ditampilkan pada
hyperterminal.
55
7. Data yang ditampilkan di hyperterminal merupakan data yang dikirim setelah
ada perintah dari mikrokontroller.
Setelah rangkaian pengujian dijalankan, mikrokontroller akan mengirimkan
data ke komputer dan data yang dikirim akan ditampilkan diprogram hyperterminal.
Berikut (gambar 4.3) hasil tampilan program hyperterminal setelah ada perintah dari
mikrokontroller.
Gambar 4.3 Tampilan data di hyperterminal setelah perintah dari mikrokontroller
Dari hasil pengamatan di ketahui bahwa data yang di tampilkan di
hyperterminal berupa isi SMS PDU adalah sama dengan data yang terkirim dengan
program yang diberikan. Dengan demikian konverter RS-232 telah dapat mengirim
data atau menerima data dengan baik pada kecepatan data 19200 bps, dan pada
percobaan diatas tidak terdapat karakter yang rusak atau error.
4.3 Pengujian AT Command Pada Handphone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui spesifik handphone siemens C35i
seperti baudrate, mode teks/PDU dan at command. Pada handphone siemens C35i
56
baudrate yang digunakan adalah 19200 bps. Adapun diagram blok pengujian At
command handphone dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.
Gambar 4.4 Pengujian AT COMMAND
Prosedur pengujian AT command pada handphone:
1. Menghubungkan handphone dengan komputer dengan menggunakan kabel
data komunikasi serial seperti pada gambar 4.4
2. Menggunakan fasilitas program hyperterminal untuk mengirim dan menerima
data dari handphone
3. Menulis “AT” untuk mengecek koneksi handphone apakah handphone telah
terhubung kemudian program untuk mengecek SMS yang masuk dengan
menggunakan AT Command Set “AT+CMGL=0”, 0 merupakan indeks untuk
membuka SMS yamg belum terbaca, handphone akan merespon dengan
menampilakan isi SMS dalam bentuk bilangan heksa yang secara umum terdiri
dari nomer SMSC, nomer handphone pengirim, waktu penerimaan dan isi
SMS.
4. Menulis “AT+CMGD=1”,1 merupakan baris SMS yang akan dihapus
kemudian menulis AT Command Set “AT+CMGS=33” diteruskan dengan
mengetik bilangan heksa yang merupakan format PDU dan diakhiri dengan
ctrl+z untuk mengirim SMS.
Data hasil pengujian atcommand pada handphone selengkapnya dapat dilihat
pada gambar 4.5 berikut ini.
Kabel dataHandphone Komputer
57
Gambar 4.5 Tampilan perintah at command pada hypeterminal
Program untuk membaca SMS melalui mikrokontroler harus mempunyai nilai
baudrate yang sama dengan yang digunakan handphone. Nilai baudrate suatu
handphone dapat diketahui dengan menghubungkannya ke hyperterminal. Pada saat
data yang dikirimkan ke hyperterminal sesuai dengan isi pesan maka nilai baudrate
saat itulah yang dipakai pada program mikrokontroller. Saat diberi perintah ”AT”
handphone akan merespon “OK” jika handphone koneksi telah sukses dan respon
“ERROR” jika koneksi gagal. Sedangkan untuk membaca isi SMS yang baru
digunakan kode ”AT+CMGL=0”. Respon yang diberikan oleh handphone saat
mengirimkan command ”AT+CMGL=0” adalah segera memberikan data SMS dalam
bentuk PDU ke hyperteminal. Dari respon tersebut di dapatkan bahwa sebelum PDU
dari SMS terlebih dahulu dikirimkan pesan ”+CMGL:1.0..39. Nilai ini menunjukan
alamat memori tempat SMS disimpan pada handphone. Sedangkan data PDU tampak
bahwa belum bisa membaca isi pesannya. PDU berupa data hexadesimal dan tidak
semua PDU diperlukan tetapi yang diperlukan hanyalah data pesan saja. Sehingga
58
untuk mengambil data pesan saja dan menampilkannya dalam format teks diperlukan
konversi PDU ke teks.
Program untuk menghapus SMS dengan menggunakan AT Command Set
“AT+CMGD=1”, 1 merupakan baris SMS yang akan dihapus. Pada saat melakukan
perintah “AT+CMGS=33” yaitu perintah untuk mengirim pesan singkat ke nomor
handphone yang dituju. Pengiriman sms dalam PDU tersebut dilakukan dengan
menekan perintah control “z”. Jika perintah tersebut direspon dengan jawaban “OK”,
maka sms telah terkirim ke handphone penerima. Sedangkan jika tidak mengirim sms,
maka di hyperterminal akan muncul jawaban “ERROR”. Karena pesan dapat dibuka
di hypeterminal dan bisa mengirim pesan dengan baik maka pengujian at command
pada handphone sudah bisa dikatakan baik.
4.4 Pengujian Smoke Detector Dengan Mikrokontroller
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari rangkaian
mikrokontroller yang dibuat apakah mikrokontroller dapat mengirimkan data ke
komputer setelah ada proses masukan dari smoke detector atau tidak. Blok diagram
rangkaian pengujian dapat di perlihatkan pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Pengujian smoke detector dengan mikrokontroller
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menjalankan listing program diatas dan meng-compile program tersebut
dengan menggunakan software Bascom – AVR.
MAX 232Smoke Detector Mikrokontroller Komputer
59
2. Memasukkan file hexa (*.hex) dari program di atas ke dalam EEPROM
mikrokontroler AVR ATMega8535 menggunakan program PonyProg2000.
3. Menghubungkan rangkaian smoke detector, mikrokontroler, RS-232, dan port
serial komputer seperti pada gambar 4.6.
4. Menghubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan 5 volt
5. Menggunakan fasilitas program hyperterminal untuk menerima data dari
mikrokontroller
6. Menjalankan rangkaian tersebut dengan cara memberikan asap pada smoke
detector sampai smoke detector bekerja dan melihat data yang ditampilkan
pada hyperterminal.
7. Data yang ditampilkan di hyperterminal merupakan isi sms yang dikodekan
dalam bentuk PDU dengan perintah At command.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka diperoleh hasil berupa tampilan
data setelah ada perintah dari mikrokontrollerdapat seperti ditunjukkan pada gambar
4.7 berikut ini.
Gambar 4.7 Tampilan hyperterminal dengan sms PDU
60
Pada pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan semua rangkaian sesuai
dengan blok diagram diatas. Kemudian memberikan catu tegangan 5 volt DC. Pada
keadaan normal yaitu tidak ada asap smoke detector belum bekerja, maka
mikrokontroller belum bisa melakukan perintah mengirim sms ke handphone
penerima. Selanjutnya ketika smoke detector sudah mulai bekerja, maka secara
otomatis oleh mikrokontroller akan melaksanakan perintah untuk mengirim SMS ke
nomor handphone yang di tuju yang dimana nomor simcard handphone penerima
sebelumnya sudah terprogram kedalam mikrokontroller. Pengiriman SMS hanya di
lakukan sekali yaitu ke nomor handphone penerima dimana dalam penelitian ini
menggunakan lima nomor handphone penerima dengan isi pesan singkat yang akan di
kirim “warning ada kebakaran”. Dari pengujian ini didapatkan hasil sesuai yang
diharapkan dimana komunikasi antara smoke detector dengan komunikasi serial
dengan pengiriman informasi ke lima nomor handphone penerima sudah bisa
dilakukan.
4.5 Pengujian Alat Secara Keseluruhan
Pengujian alat secara keseluruhan dilakukan dengan cara merangkai semua
komponen berdasarkan blok diagram yang telah dirancang dan memasukkan file
hexademimal dari program yang telah dibuat berdasarkan data-data validasi dari
pengujian rangkaian sensor, mikrokontroller, RS-232 dan handphone. Adapun
rangkaian pengujian dapat dilihat blok diagram pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Blok pengujian alat
Pengujian dilakukan dengan cara membakar kertas atau rokok dan kemudian
mengumpulkan asapnya. Kemudian asap ini akan menjadi masukan untuk smoke
MAX232
SmokeDetector
Mikrokontroller
61
detector. Ketika rangkaian diberi input 5 Vdc artinya rangkaian telah aktif, untuk
kondisi normal dimana port A.0 tidak ada tegangan dikarenakan smoke detector
belum bekerja. Pada saat smoke detector mendeteksi asap, pada port A.0 terdapat
tegangan sebesar 2.48 Vdc. Tegangan inilah nantinya yang menjadi inputan untuk
mikrokontroller. Pada waktu bersamaan pula mikrokontroller mengolah data yang
akan dikirimkan melalui ponsel, data – data yang telah ada diubah kedalam bentuk
kode-kode ASCII. Sebelum dikirimkan melalui ponsel, kode – kode tersebut
ditransmisikan melalui IC MAX232 dimana IC ini akan menyalurkan data secara
lengkap sehingga pesan yang disampaikan akan sempurna sesuai dengan yang di
program. Pada penelitian ini menggunakan lima nomor handphone penerima dengan
selang waktu pengiriman pesan ke masing – masing nomor sudah diatur didalam
program. Pengiriman pesan ini hanya satu kali yaitu pada saat smoke detector dalam
keadaan aktif. Berikut ( Tabel 4.2) merupakan hasil pengujian pengiriman pesan ke
masing – masing nomor handphone penerima.
Tabel 4.2 Hasil pengujian pengiriman pesan
No. Nomor
handphone
penerima
Hasil Pesan terkirim
berdasarkan
settingan program
(detik)
Pesan terkirim
berdasarkan
pengujian (detik)
1 6287865382800 Pesan
terkirim
3 9
2 6281999071310 Pesan
terkirim
6 14
3 6281803764030 Pesan
terkirim
9 18
4 6287860411904 Pesan
terkirim
12 23
5 6281339523034 Pesan
terkirim
15 27
62
Dari hasil pengujian yang dilakukan dimana pengiriman pesan dari ke lima
nomor handphone tujuan telah berhasil terkirim. Pada pengujian ini waktu mengirim
pesan dari masing – masing handphone tujuan berdasarkan settingan program
berbeda dengan waktu pada saat pengujian. Dari tabel diatas dimana waktu untuk
mengirim pesan dari ke lima handphone berdasarkan pengujian mempunyai total
waktu selama 27 detik, sedangkan dari settingan program membutuhkan waktu selama
15 detik. Perbedaan waktu ini disebabkan karena adanya kepadatan jaringan pada
operator SMSC (Short Message Service Center) Telkomsel/Exelcom sehingga pesan
yang dikirim ke masing – masing nomor tidak sesuai dengan waktu yang diatur dalam
program. Akan tetapi meskipun terjadi perbedaan waktu pada pengujian diatas telah
berhasil dilakukan.
Adapun foto pengujian alat secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4. 9
dibawah ini. Sedangkan foto tampilan isi SMS (Short Message Service) yang terkirim
ke handphone penerima dapat dilihat pada gambar 4.10.
Gambar 4.9 Foto pengujian alat secara keseluruhan
63
Gambar 4.10 Tampilan isi SMS
Berikut adalah listing program secara keseluruhan sistem peringatan
kebakaran menggunakan SMS (Short Message Service) berbasis mikrokontroller.
$regfile = "8535def.dat" Set Chip ATmega 8535
$baud = 19200 Set Baudrate 19200
$crystal = 8000000 Set Crystal 8000000 MHZ
Dim I As Byte Deklarasi variable I sebagai ukuran byte
Dim J As Byte Deklarasi variable J sebagai ukuran byte
Dim K As Byte Deklarasi variable K sebagai ukuran byte
Dim K1 As Byte Deklarasi variable K1 sebagai ukuran byte
Dim K2 As Byte Deklarasi variable K2 sebagai ukuran byte
Dim No_telepon As Byte Deklarasi variable No_telepon sebagai ukuran byte
64
Dim P_pesan As Byte Deklarasi variable P_pesan sebagai ukuran byte
Dim P_perintah As Byte Deklarasi variable P_perintah sebagai ukuran byte
Dim A As Word Deklarasi variable A sebagai ukuran kata
Config Porta.0 = Input Set port a sebagai input
Config Portd = Output Set port d sebagai output
Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc Set A/D konverter
Start AdcDo A = Getadc(0) Set variabel A pada chanel 0 If A > 909 Then Nilai tegangan output digital Exit Do End If Akhiri pernyataan if - thenLoop Wait 3 Delay 3 detik Gosub Sendsms Lompat ke sub rutin Sendsms Wait 3 Delay 3 detik Gosub Sendsms1 Lompat ke subrutin Sendsms1 Wait 3 Delay 3 detik Gosub Sendsms2 Lompat ke subrutin Sendsms2 Wait 3 Delay 3 detik Gosub Sendsms3 Lompat ke subrutin Sendsms2 Wait 3 Delay 3 detik Gosub Sendsms4 Lompat ke subrutin Sendsms2 Wait 3 Delay 3 detik
///////////////////////////////// Subrutin sendsms //////////////////////////////////////////////////////Sendsms: Sub rutin SendsmsWait 1 Delay 1 detikI = 0 Nilai awal I sama dengan nolDo J = Lookup(i , Telno) Mencari panjang No_telepon berdasarkan indeks ke i Incr I Tambahkan nilai ILoop Until J = 0No_telepon = I 1 Panjang No_telepon sama dengan I-1I = 0 Nilai awal I yang laenDo J = Lookup(i , Isi_sms) Mencari panjang Isi_sms berdasarkan indeks ke i Incr I Tambahkan nilai I
65
Loop Until J = 0I = No_telepon Mod 2 Nilai I sama dengan No_telepon module duaJ = No_telepon / 2 Nilai J sama dengan No_telepon dibagi duaI = I + J Jumlahkan nilai I yang baruP_perintah = 7 + I Jumlahkan nilai P_perintahI = P_pesan Mod 8 Nilai I sama dengan P_pesan module 8J = P_pesan / 8 Nilai J sama dengan P_pesan dibagi 8J = J * 7 Kalikan nilai J yang baruJ = J + I Jumlahkan nilai J yang baruP_perintah = P_perintah + JPrint "AT+CMGS=" ; P_perintah Perintah Untuk mengirim SMSWait 1 Delay 1 detikPrint "000100"; Cetak Nomor SMSCPrint Hex(no_telepon); Cetak No_telepon dalam HexPrint "91"; Cetak kode internasionalFor I = 0 To No_telepon Step 2 No_telepon dengan kelipatan dua J = I + 1 Jumlahkan nilai J If J >= No_telepon Then Jika J lebih besar dari atau sama dengan No_telepon Print "F"; Cetak F jika No_telepon berjumlah ganjil Else Kemungkinan kondisi lain K1 = Lookup(j , Telno) Mencari No_telepon berdasarkan indeks ke j Print Chr(k1); Cetak nilai K1 End If Akhiri pernyataan if - thenNextPrint "0000"; Cetak bentuk SMS dan skema encoding untuk data I/OPrint Hex(p_pesan); Cetak hexa P_pesanI = 0 Nilai awal I sama dengan nolJ = 1 Nilai awal J sama dengan satuDo K1 = Lookup(i , Isi_sms) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K2 = Lookup(j , Isi_sms) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K = I Mod 8 Nilai K sama dengan I module 8 Shift K1 , Right , K K = 7 - K Shift K2 , Left , K Print Hex(k1); Cetak hexa nilai K1 Incr I Tambahkan nilai I If K = 1 Then Pernyataan if End If Akhiri pernyataan if - then
/////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// Subrutin Sendsms1 ///////////////////////////////////////////////////
Sendsms1: Subrutin Sendsms1Wait 1 Delay 1 detikI = 0 Nilai awal I sama dengan nol
66
Do J = Lookup(i , Telno1) Mencari panjang No_telepon berdasarkan indeks ke i Incr I Tambahkan nilai ILoop Until J = 0No_telepon = I 1 Panjang No_telepon sama dengan I-1I = 0 Nilai awal I yang laenDo J = Lookup(i , Isi_sms1) Mencari panjang Isi_sms berdasarkan indeks ke i Incr I Tambahkan nilai ILoop Until J = 0I = No_telepon Mod 2 Nilai I sama dengan No_telepon module duaJ = No_telepon / 2 Nilai J sama dengan No_telepon dibagi duaI = I + J Jumlahkan nilai I yang baruP_perintah = 7 + I Jumlahkan nilai P_perintahI = P_pesan Mod 8 Nilai I sama dengan P_pesan module 8J = P_pesan / 8 Nilai J sama dengan P_pesan dibagi 8J = J * 7 Kalikan nilai J yang baruJ = J + I Jumlahkan nilai J yang baruP_perintah = P_perintah + JPrint "AT+CMGS=" ; P_perintah Perintah Untuk mengirim SMSWait 1 Delay 1 detikPrint "000100"; Cetak Nomor SMSCPrint Hex(no_telepon); Cetak No_telepon dalam HexPrint "91"; Cetak kode internasionalFor I = 0 To No_telepon Step 2 No_telepon dengan kelipatan dua J = I + 1 Jumlahkan nilai J If J >= No_telepon Then Jika J lebih besar dari atau sama dengan No_telepon Print "F"; Cetak F jika No_telepon berjumlah ganjil Else Kemungkinan kondisi lain K1 = Lookup(j , Telno1) Mencari No_telepon berdasarkan indeks ke j Print Chr(k1); Cetak nilai K1 End If Akhiri pernyataan if - thenNextPrint "0000"; Cetak bentuk SMS dan skema encoding untuk data I/OPrint Hex(p_pesan); Cetak hexa P_pesanI = 0 Nilai awal I sama dengan nolJ = 1 Nilai awal J sama dengan satuDo K1 = Lookup(i , Isi_sms1) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K2 = Lookup(j , Isi_sms1) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K = I Mod 8 Nilai K sama dengan I module 8 Shift K1 , Right , K K = 7 - K Shift K2 , Left , K
67
Print Hex(k1); Cetak hexa nilai K1 Incr I Tambahkan nilai I If K = 1 Then Pernyataan if End If Akhiri pernyataan if - then////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// Subrutin Sendsms2 ///////////////////////////////////////////////////
Sendsms2: Sub rutin Sendsms2Wait 1 Delay 1 detikI = 0 Nilai awal I sama dengan nolDo J = Lookup(i , Telno2) Mencari panjang No_telepon berdasarkan indeks ke i Incr I Tambahkan nilai ILoop Until J = 0No_telepon = I 1 Panjang No_telepon sama dengan I-1I = 0 Nilai awal I yang laenDoLoop Until J = 0I = No_telepon Mod 2 Nilai I sama dengan No_telepon module duaJ = No_telepon / 2 Nilai J sama dengan No_telepon dibagi duaI = I + J Jumlahkan nilai I yang baruP_perintah = 7 + I Jumlahkan nilai P_perintahI = P_pesan Mod 8 Nilai I sama dengan P_pesan module 8J = P_pesan / 8 Nilai J sama dengan P_pesan dibagi 8J = J * 7 Kalikan nilai J yang baruJ = J + I Jumlahkan nilai J yang baruP_perintah = P_perintah + JPrint "AT+CMGS=" ; P_perintah Perintah Untuk mengirim SMSWait 1 Delay 1 detikPrint "000100"; Cetak Nomor SMSCPrint Hex(no_telepon); Cetak No_telepon dalam HexPrint "91"; Cetak kode internasionalFor I = 0 To No_telepon Step 2 No_telepon dengan kelipatan dua J = I + 1 Jumlahkan nilai J If J >= No_telepon Then Jika J lebih besar dari atau sama dengan No_telepon Print "F"; Cetak F jika No_telepon berjumlah ganjil Else Kemungkinan kondisi lain K1 = Lookup(j , Telno2) Mencari No_telepon berdasarkan indeks ke j Print Chr(k1); Cetak nilai K1 End If Akhiri pernyataan if - then K1 = Lookup(i , Telno2) Mencari No_telepon berdasarkan indeks ke i Print Chr(k1); Cetak nilai K1NextPrint "0000"; Cetak bentuk SMS dan skema encoding untuk data I/OPrint Hex(p_pesan); Cetak hexa P_pesan
68
I = 0 Nilai awal I sama dengan nolJ = 1 Nilai awal J sama dengan satuDo K1 = Lookup(i , Isi_sms2) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K2 = Lookup(j , Isi_sms2) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K = I Mod 8 Nilai K sama dengan I module 8 Shift K1 , Right , K K = 7 - K Shift K2 , Left , K Print Hex(k1); Cetak hexa nilai K1 Incr I Tambahkan nilai I If K = 1 Then Pernyataan if End If Akhiri pernyataan if - then
/////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// Subrutin Sendsms3 ///////////////////////////////////////////////////
Sendsms3: Sub rutin Sendsms3Wait 1 Delay 1 detikI = 0 Nilai awal I sama dengan nolDo J = Lookup(i , Telno3) Mencari panjang No_telepon berdasarkan indeks ke i Incr I Tambahkan nilai ILoop Until J = 0No_telepon = I 1 Panjang No_telepon sama dengan I-1I = 0 Nilai awal I yang laenDoLoop Until J = 0I = No_telepon Mod 2 Nilai I sama dengan No_telepon module duaJ = No_telepon / 2 Nilai J sama dengan No_telepon dibagi duaI = I + J Jumlahkan nilai I yang baruP_perintah = 7 + I Jumlahkan nilai P_perintahI = P_pesan Mod 8 Nilai I sama dengan P_pesan module 8J = P_pesan / 8 Nilai J sama dengan P_pesan dibagi 8J = J * 7 Kalikan nilai J yang baruJ = J + I Jumlahkan nilai J yang baruP_perintah = P_perintah + JPrint "AT+CMGS=" ; P_perintah Perintah Untuk mengirim SMSWait 1 Delay 1 detikPrint "000100"; Cetak Nomor SMSCPrint Hex(no_telepon); Cetak No_telepon dalam HexPrint "91"; Cetak kode internasionalFor I = 0 To No_telepon Step 2 No_telepon dengan kelipatan dua J = I + 1 Jumlahkan nilai J If J >= No_telepon Then Jika J lebih besar dari atau sama dengan No_telepon Print "F"; Cetak F jika No_telepon berjumlah ganjil
69
Else Kemungkinan kondisi lain K1 = Lookup(j , Telno3) Mencari No_telepon berdasarkan indeks ke j Print Chr(k1); Cetak nilai K1 End If Akhiri pernyataan if - then K1 = Lookup(i , Telno3) Mencari No_telepon berdasarkan indeks ke i Print Chr(k1); Cetak nilai K1NextPrint "0000"; Cetak bentuk SMS dan skema encoding untuk data I/OPrint Hex(p_pesan); Cetak hexa P_pesanI = 0 Nilai awal I sama dengan nolJ = 1 Nilai awal J sama dengan satuDo K1 = Lookup(i , Isi_sms3) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K2 = Lookup(j , Isi_sms3) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K = I Mod 8 Nilai K sama dengan I module 8 Shift K1 , Right , K K = 7 - K Shift K2 , Left , K Print Hex(k1); Cetak hexa nilai K1 Incr I Tambahkan nilai I If K = 1 Then Pernyataan if End If Akhiri pernyataan if - then
////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////// Subrutin Sendsms4 //////////////////////////////////////////////////////////
Sendsms4: Subrutin Sendsms4Wait 1 Delay 1 detikI = 0 Nilai awal I sama dengan nolDo J = Lookup(i , Telno4) Mencari panjang No_telepon berdasarkan indeks ke i Incr I Tambahkan nilai ILoop Until J = 0No_telepon = I 1 Panjang No_telepon sama dengan I-1I = 0 Nilai awal I yang laenDoLoop Until J = 0I = No_telepon Mod 2 Nilai I sama dengan No_telepon module duaJ = No_telepon / 2 Nilai J sama dengan No_telepon dibagi duaI = I + J Jumlahkan nilai I yang baruP_perintah = 7 + I Jumlahkan nilai P_perintahI = P_pesan Mod 8 Nilai I sama dengan P_pesan module 8J = P_pesan / 8 Nilai J sama dengan P_pesan dibagi 8J = J * 7 Kalikan nilai J yang baruJ = J + I Jumlahkan nilai J yang baruP_perintah = P_perintah + J
70
Print "AT+CMGS=" ; P_perintah Perintah Untuk mengirim SMSWait 1 Delay 1 detikPrint "000100"; Cetak Nomor SMSCPrint Hex(no_telepon); Cetak No_telepon dalam HexPrint "91"; Cetak kode internasionalFor I = 0 To No_telepon Step 2 No_telepon dengan kelipatan dua J = I + 1 Jumlahkan nilai J If J >= No_telepon Then Jika J lebih besar dari atau sama dengan No_telepon Print "F"; Cetak F jika No_telepon berjumlah ganjil Else Kemungkinan kondisi lain K1 = Lookup(j , Telno4) Mencari No_telepon berdasarkan indeks ke j Print Chr(k1); Cetak nilai K1 End If Akhiri pernyataan if - then K1 = Lookup(i , Telno4) Mencari No_telepon berdasarkan indeks ke i Print Chr(k1); Cetak nilai K1NextPrint "0000"; Cetak bentuk SMS dan skema encoding untuk data I/OPrint Hex(p_pesan); Cetak hexa P_pesanI = 0 Nilai awal I sama dengan nolJ = 1 Nilai awal J sama dengan satuDo K1 = Lookup(i , Isi_sms4) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K2 = Lookup(j , Isi_sms4) Mencari panjang isi_sms berdasarkan indeks ke i K = I Mod 8 Nilai K sama dengan I module 8 Shift K1 , Right , K K = 7 - K Shift K2 , Left , K Print Hex(k1); Cetak hexa nilai K1 Incr I Tambahkan nilai I If K = 1 Then Pernyataan if End If Akhiri pernyataan if - then
/////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////Telno:Data "6287865382800" No_telepon penerima pertamaTelno1:Data "6281999071310" No_telepon penerima keduaTelno2:Data "6281803764030" No_telepon penerima ketigaTelno3:Data "6287860411904" No_telepon penerima ke empatTelno4:Data "6281339523034" No_telepon penerima ke lima
Isi_sms:
71
Data "warning ada kebakaran" Isi_sms penerima pertamaIsi_sms1:Data "warning ada kebakaran" Isi_sms penerima keduaIsi_sms2:Data "warning ada kebakaran" Isi_sms penerima ke tigaIsi_sms3:Data "warning ada kebakaran" Isi_sms penerima ke empatIsi_sms4:Data "warning ada kebakaran" Isi_sms penerima ke lima
72
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan tahap-tahap perancangan, pembuatan dan pengujian alat
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat ini dapat memberikan informasi jarak jauh jika terjadi kebakaran kepada
pemilik ruangan melalui telepon selulernya
2. Dengan memanfaatkan sistem peringatan dini kebakaran ini dapat meminimalisir
kerugian yang ditimbulkan dengan pengiriman informasi yang lebih cepat
3. Telepon selular yang berfungsi sebagai pengirim alamat rumah telah berhasil
mengirimkan pesan ke handphone penerima
4. Pada komunikasi serial, penginisialisasian baudrate dilakukan pada
mikrokontroller AVR ATMega8535 dimana mikrokontroller menyesuaikan
baudrate handphone dan kabel serial RS232 dimana inisialisasi ini harus sama.
Pada sistem ini digunakan baudrate sebesar 19200 bps.
5.2 Saran
1. Untuk pengembangan alat ini dapat menggunakan smoke detektor lebih dari satu
sehingga dapat ditempatkan ke segala sisi pada suatu bangunan rumah atau
gedung
2. Untuk kesempurnaan alat ini dapat menambahkan sensor suhu dan rangkaian
charger untuk mengantisipasi baterai lemah pada handphone sehingga
mikrokontroller dapat mengisi baterai secara otomatis
3. Untuk catu daya rangkaian sebaiknya menggunakan catu daya langsung dari
baterai sehingga tidak bergantung pada catu daya dari jala-jala listrik.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Buku Pedoman Penulisan Ilmiah. Fakultas Teknik UniversitasMataram
Anonim, website : http://www.alldatasheet.com tanggal akses 13 Agustus 2009
Anonim, website : http://www.delta-elektronikt.com tanggal akses 13 Agustus 2009
Anonim, website : http://www.toko-elektronikat.com tanggal akses 13 Agustus 2009
Anonim, website : http://www.digi-ware.com tanggal akses 13 Agustus 2009
Handoko, Djati, OTOMATISASI SISTEM PENANGANAN KEBAKARANBERBASIS MIKROKONTROLER IC AT MEGA 8535, Seminar Nasional Sains danTeknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008..Pramono, Andi, 2008, Tugas Artikel Microcontroller Atmega 8535, Program StudiTeknik Telekomunikasi, Politeknik Negeri Malang.
Supranartha,Agus; Perancangan dan Pembuatan Sistem Kontrol denganMemanfaatkan Layanan sms Telepon Seluler Berbasis Mikrokontroller AT89C51http://www.ejournal.unud.ac.id/abstrak/putra%20sastra_5_.pdf
Laksono Putro, Budi; Aplikasi Message Center: Modul Antar Muka AntaraHandphone Dengan computer, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009(SNATI 2009) Yogyakarta, 20 Juni 2009, http://www. SMS_GSM.pdf
Error! Hyperlink reference not valid., First Alert FG200 Smoke Alarm with 9 VoltBattery
www.dhservis.cz/docs_soubory/at_pro_c35i-gsm_07.07_a_07.05.pdf. Manual
Reference AT Command Set S35i,C35i, M35i
Budiharto, widodo. 2007.Belajar sendiri 12 proyek mikrokontroller untuk
pemula.Andi.Offset:Yogyakarta.
74
LAMPIRAN(Rangkaian Lengkap)
75
2
AVR8535
X-TAL8000000 MHz
30 pF
30 pF
DI GAMBAR : SYAFRULLAH DISETUJUI : SYAFARUDDIN Ch. ST., MT.
TANGGAL : MARET 2010 PARAF :
RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN KEBAKARANMENGGUNAKAN SMS (Short Message Service) BERBASIS
MIKROKONTROLLER
A44
7
8
9
6
1
3
5
2
3
4
7
5
C
+5 V
C1+1
C1-3
4C2+
5C2-
Vs+
Vcc
T1 OUT
2
16
14
T1 IN11
T2 IN10
12R1 OUT
9R2 OUT
T2 OUT
R1 IN
R2 IN
Vs-
7
13
8
6
GND
15
C1+
+
+ +
+C5
3 C4
Tx
Rx
Ground
Vcc
2
DB9 DB9
Kabel Data PonselBoardAVR
+
-
+ 5 V
RESET
100 K
.4.7 µF
76
DATA PRIBADI
Nama : SyafrullahJenis Kelamin : Laki-lakiTempat, Tanggal Lahir : Rato Sape, 26 Juli 1985Agama : IslamStatus Pernikahan : Belum Nikah
Alamat : Rato, RT 002 RT 003 Kec. Lambu Kab. Bima Jln. Puskesmas No.15 Bima Propinsi N T B
No. Hp. : 087865382800E-mail : sefo_mbojo@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL1. 1992 1998 : SD Negeri Inpres No.1 Rato Kec.Lambu Kab.Bima2. 1998 2001 : SMPN 1 Lambu Kec.Lambu Kab.Bima3. 2001 2004 : SMUN 1 Lambu Kec.Lambu Kab.Bima4. 2004 2010 : S-1 Teknik Elektro Universitas Mataram ( Bidang
Elektonika )
PENGALAMAN ORGANISASI1. 2006 2007 : Koordinator Devisi Penerbitan UKK.Assiraj Fakultas
Teknik UNRAM2. 2007 2008 : Devisi HUMAS Workshop Elektronika Fakultas Teknik
UNRAM3. 2006 2007 : Kemah Bhakti Elektro (KBE 2006) Fakultas Teknik
Universitas Mataram4. 2004 - 2009 : Persatuan Sepak Bola Elektro5. 2007 2008 : Ketua Umum Kerukunan Mahasiswa Lambu
(KAMIL) Mataram (External Kampus)
Recommended