View
59
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam realita kehidupan manusia berusaha mengerahkan daya
tenaga dan juga fikirannya untuk memenuhi berbagai bagai
keperluan hidupnya seperti makanan pakaian dan tempat tinggal
Pengerahan tenaga dan pikiran ini penting bagi menyempurnakan
kehidupannya sebagai individu dan sebagai seorang anggota kepada
sebuah masyarakat Segala kegiatan yang bersangkutan dengan
usaha usaha yang bertujuan untuk memenuhi keperluan keperluan
ini dinamakan ekonomi
Ekonomi merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan
persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan
(pribadi) kelompok (keluarga suku bangsa organisasi) dalam
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada
sumber yang terbatas
Ilmu ekonomi di negara-negara barat relatif masih muda sebab
baru mulai dipelajari pada akhir abad kedelapan belas Akibat
Revolusi Perancis dan Revolusi Industri perkembangan Eropa sangat
signifikan dalam segi sosial politik dan ekonomi
Abad ke-20 merupakan abad studi ekonomi tidak lagi berhenti
pada batas observasi dan menguraikan gejala-gejala ekonomi belaka
untuk merumuskan hukum-hukum yang terpecah menjadi berbagai
mazhab Seperti kapitalisme dan sosialisme
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang
mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta
Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan
prinsip illahiyah Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan
milik manusia melainkan hanya titipan dari Allah swt agar
dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang
pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah swt untuk
dipertanggungjawabkan
BAB II
PEMBAHASAN EKONOMI ISLAM
APengertian Ekonomi Islam
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
ldquoDialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu Maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian rezeki- Nya
dan hanya kepada- Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkanrdquo
(Al-Mulk 15)
Ekonomi dalam pandangan islam bukanlah tujuan akhir dari
kehidupan ini tetapi sesuatu pelengkap kehidupan sarana untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi penunjang dan pelayanan bagi
akidah dan bagi misi yang diembannya
Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup dengan
sempurna kehidupan individu dan masyarakat baik aspek rasio
materi mapun spritual yang didampingi oleh ekonomi sosial dan
politik
Definisi lain juga mengungkapkan bahwa ekonomi islam adalah
kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang diambil dari Al-
qurrsquoan da Sunah Rasulullah serta dari tatanan ekonomi yang
dibangun di atas dasar-dasar tersebut sesuai dengan berbagai
macam birsquoah (lingkungan) dan setiap zaman
Pada definisi tersebut terdapat dua hal pokok yang menjadi
landasan hukum sistem ekonomi Islam yaitu Al-qurrsquoan dan Sunnah
Rasulullah yang mana hukum-hukum yang diambil dari kedua
landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap
(tidak dapat berubah kapanpun dan di dimana saja) akan tetapi pada
praktiknya untuk hal-hal dan situasi serta kondisi tertentu bisa saja
berlaku luwes dan ada pula yang mengalami perubahan
Dengan demikian ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi
yang dibangun berdasarkan tuntutan ajaran Islam Konstruk ekonomi
Islam adalah sebuah tatanan ekonomi yang dibangun atas dasar
ajaran tauhid dan prinsip-prinsip moral Islam (seperti moral keadilan)
dibatasi oleh syariat islam (misalnya tentang aturan halal dan haram)
B Prinsip prinsip Ekonomi Islam
3
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip
dasar
1 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan dari Allah swt kepada manusia
2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu
3 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama
4 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja
5 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak
orang
6 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari
penentuan di akhirat nanti
7 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi
batas (nisab)
8 Islam melarang riba dalam segala bentuk
CDasar-Dasar Ekonomi Islam
1 Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau
umum)
Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki
apa saja yang dia inginkan dari barang-barang produksi misalnya
ataupun barang-barang konsumsi Dan dalam waktu bersamaan
mengakui juga kepemilikan umum Dalam hal ini ekonomi Islam
memadukan antara maslahat individu dengan maslahat umum
Nampaknya inilah satu-satunya jalan untuk mencapai keseimbangan
dan keadilan di masyarakat
2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat
Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk
memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas
untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai
macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan
dengan kepentingan umum
Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam
mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus
meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan
cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan
juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-
kebebasan tersebut adalah
1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan
hukum-hukum Islam
2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditentukan syariat Islam
3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-
orang yang bodoh gila dan lemah
4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga
atau partner kerja
5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang
merugikan kepentingan orang banyak
3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung
suatu kebaikan)
At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah
5
kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat
dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang
maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam
mengantisipasi suatu bahaya
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-
Ijtimarsquoi ini yaitu
1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat
dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil
2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan
masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan
masyarakat
3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang
memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong
dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin
D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam
Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat
kerusakan (Al Qasas 77)
Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam
di antaranya
1 Allah Pemilik Segala Sesuatu
Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik
sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin
(Luqman 20)
Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah
(Ta Ha 6)
2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di
dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di
akhirat kelak
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para
nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)
3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam
Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini
Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan
kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan
dibenarkan oleh undang undang
Firman Allah yang mafhumnya
Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu
melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang
7
yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)
Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada
Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah
Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam
kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah
Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang
mengetahui (Al Araf 32)
4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang
daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia
memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil
pelajaran (Al Nahl 90)
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya
demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam
perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari
keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al
Rum 38)
5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan
Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
prinsip illahiyah Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan
milik manusia melainkan hanya titipan dari Allah swt agar
dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang
pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah swt untuk
dipertanggungjawabkan
BAB II
PEMBAHASAN EKONOMI ISLAM
APengertian Ekonomi Islam
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
ldquoDialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu Maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian rezeki- Nya
dan hanya kepada- Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkanrdquo
(Al-Mulk 15)
Ekonomi dalam pandangan islam bukanlah tujuan akhir dari
kehidupan ini tetapi sesuatu pelengkap kehidupan sarana untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi penunjang dan pelayanan bagi
akidah dan bagi misi yang diembannya
Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup dengan
sempurna kehidupan individu dan masyarakat baik aspek rasio
materi mapun spritual yang didampingi oleh ekonomi sosial dan
politik
Definisi lain juga mengungkapkan bahwa ekonomi islam adalah
kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang diambil dari Al-
qurrsquoan da Sunah Rasulullah serta dari tatanan ekonomi yang
dibangun di atas dasar-dasar tersebut sesuai dengan berbagai
macam birsquoah (lingkungan) dan setiap zaman
Pada definisi tersebut terdapat dua hal pokok yang menjadi
landasan hukum sistem ekonomi Islam yaitu Al-qurrsquoan dan Sunnah
Rasulullah yang mana hukum-hukum yang diambil dari kedua
landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap
(tidak dapat berubah kapanpun dan di dimana saja) akan tetapi pada
praktiknya untuk hal-hal dan situasi serta kondisi tertentu bisa saja
berlaku luwes dan ada pula yang mengalami perubahan
Dengan demikian ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi
yang dibangun berdasarkan tuntutan ajaran Islam Konstruk ekonomi
Islam adalah sebuah tatanan ekonomi yang dibangun atas dasar
ajaran tauhid dan prinsip-prinsip moral Islam (seperti moral keadilan)
dibatasi oleh syariat islam (misalnya tentang aturan halal dan haram)
B Prinsip prinsip Ekonomi Islam
3
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip
dasar
1 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan dari Allah swt kepada manusia
2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu
3 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama
4 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja
5 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak
orang
6 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari
penentuan di akhirat nanti
7 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi
batas (nisab)
8 Islam melarang riba dalam segala bentuk
CDasar-Dasar Ekonomi Islam
1 Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau
umum)
Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki
apa saja yang dia inginkan dari barang-barang produksi misalnya
ataupun barang-barang konsumsi Dan dalam waktu bersamaan
mengakui juga kepemilikan umum Dalam hal ini ekonomi Islam
memadukan antara maslahat individu dengan maslahat umum
Nampaknya inilah satu-satunya jalan untuk mencapai keseimbangan
dan keadilan di masyarakat
2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat
Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk
memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas
untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai
macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan
dengan kepentingan umum
Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam
mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus
meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan
cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan
juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-
kebebasan tersebut adalah
1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan
hukum-hukum Islam
2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditentukan syariat Islam
3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-
orang yang bodoh gila dan lemah
4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga
atau partner kerja
5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang
merugikan kepentingan orang banyak
3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung
suatu kebaikan)
At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah
5
kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat
dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang
maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam
mengantisipasi suatu bahaya
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-
Ijtimarsquoi ini yaitu
1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat
dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil
2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan
masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan
masyarakat
3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang
memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong
dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin
D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam
Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat
kerusakan (Al Qasas 77)
Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam
di antaranya
1 Allah Pemilik Segala Sesuatu
Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik
sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin
(Luqman 20)
Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah
(Ta Ha 6)
2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di
dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di
akhirat kelak
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para
nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)
3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam
Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini
Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan
kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan
dibenarkan oleh undang undang
Firman Allah yang mafhumnya
Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu
melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang
7
yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)
Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada
Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah
Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam
kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah
Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang
mengetahui (Al Araf 32)
4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang
daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia
memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil
pelajaran (Al Nahl 90)
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya
demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam
perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari
keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al
Rum 38)
5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan
Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
(Al-Mulk 15)
Ekonomi dalam pandangan islam bukanlah tujuan akhir dari
kehidupan ini tetapi sesuatu pelengkap kehidupan sarana untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi penunjang dan pelayanan bagi
akidah dan bagi misi yang diembannya
Islam adalah agama yang mengatur tatanan hidup dengan
sempurna kehidupan individu dan masyarakat baik aspek rasio
materi mapun spritual yang didampingi oleh ekonomi sosial dan
politik
Definisi lain juga mengungkapkan bahwa ekonomi islam adalah
kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang diambil dari Al-
qurrsquoan da Sunah Rasulullah serta dari tatanan ekonomi yang
dibangun di atas dasar-dasar tersebut sesuai dengan berbagai
macam birsquoah (lingkungan) dan setiap zaman
Pada definisi tersebut terdapat dua hal pokok yang menjadi
landasan hukum sistem ekonomi Islam yaitu Al-qurrsquoan dan Sunnah
Rasulullah yang mana hukum-hukum yang diambil dari kedua
landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap
(tidak dapat berubah kapanpun dan di dimana saja) akan tetapi pada
praktiknya untuk hal-hal dan situasi serta kondisi tertentu bisa saja
berlaku luwes dan ada pula yang mengalami perubahan
Dengan demikian ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi
yang dibangun berdasarkan tuntutan ajaran Islam Konstruk ekonomi
Islam adalah sebuah tatanan ekonomi yang dibangun atas dasar
ajaran tauhid dan prinsip-prinsip moral Islam (seperti moral keadilan)
dibatasi oleh syariat islam (misalnya tentang aturan halal dan haram)
B Prinsip prinsip Ekonomi Islam
3
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip
dasar
1 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan dari Allah swt kepada manusia
2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu
3 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama
4 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja
5 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak
orang
6 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari
penentuan di akhirat nanti
7 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi
batas (nisab)
8 Islam melarang riba dalam segala bentuk
CDasar-Dasar Ekonomi Islam
1 Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau
umum)
Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki
apa saja yang dia inginkan dari barang-barang produksi misalnya
ataupun barang-barang konsumsi Dan dalam waktu bersamaan
mengakui juga kepemilikan umum Dalam hal ini ekonomi Islam
memadukan antara maslahat individu dengan maslahat umum
Nampaknya inilah satu-satunya jalan untuk mencapai keseimbangan
dan keadilan di masyarakat
2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat
Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk
memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas
untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai
macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan
dengan kepentingan umum
Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam
mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus
meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan
cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan
juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-
kebebasan tersebut adalah
1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan
hukum-hukum Islam
2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditentukan syariat Islam
3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-
orang yang bodoh gila dan lemah
4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga
atau partner kerja
5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang
merugikan kepentingan orang banyak
3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung
suatu kebaikan)
At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah
5
kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat
dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang
maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam
mengantisipasi suatu bahaya
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-
Ijtimarsquoi ini yaitu
1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat
dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil
2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan
masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan
masyarakat
3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang
memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong
dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin
D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam
Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat
kerusakan (Al Qasas 77)
Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam
di antaranya
1 Allah Pemilik Segala Sesuatu
Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik
sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin
(Luqman 20)
Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah
(Ta Ha 6)
2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di
dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di
akhirat kelak
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para
nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)
3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam
Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini
Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan
kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan
dibenarkan oleh undang undang
Firman Allah yang mafhumnya
Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu
melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang
7
yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)
Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada
Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah
Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam
kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah
Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang
mengetahui (Al Araf 32)
4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang
daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia
memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil
pelajaran (Al Nahl 90)
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya
demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam
perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari
keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al
Rum 38)
5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan
Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip
dasar
1 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan dari Allah swt kepada manusia
2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu
3 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama
4 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja
5 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak
orang
6 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari
penentuan di akhirat nanti
7 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi
batas (nisab)
8 Islam melarang riba dalam segala bentuk
CDasar-Dasar Ekonomi Islam
1 Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau
umum)
Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki
apa saja yang dia inginkan dari barang-barang produksi misalnya
ataupun barang-barang konsumsi Dan dalam waktu bersamaan
mengakui juga kepemilikan umum Dalam hal ini ekonomi Islam
memadukan antara maslahat individu dengan maslahat umum
Nampaknya inilah satu-satunya jalan untuk mencapai keseimbangan
dan keadilan di masyarakat
2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat
Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk
memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas
untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai
macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan
dengan kepentingan umum
Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam
mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus
meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan
cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan
juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-
kebebasan tersebut adalah
1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan
hukum-hukum Islam
2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditentukan syariat Islam
3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-
orang yang bodoh gila dan lemah
4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga
atau partner kerja
5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang
merugikan kepentingan orang banyak
3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung
suatu kebaikan)
At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah
5
kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat
dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang
maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam
mengantisipasi suatu bahaya
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-
Ijtimarsquoi ini yaitu
1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat
dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil
2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan
masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan
masyarakat
3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang
memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong
dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin
D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam
Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat
kerusakan (Al Qasas 77)
Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam
di antaranya
1 Allah Pemilik Segala Sesuatu
Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik
sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin
(Luqman 20)
Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah
(Ta Ha 6)
2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di
dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di
akhirat kelak
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para
nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)
3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam
Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini
Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan
kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan
dibenarkan oleh undang undang
Firman Allah yang mafhumnya
Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu
melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang
7
yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)
Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada
Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah
Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam
kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah
Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang
mengetahui (Al Araf 32)
4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang
daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia
memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil
pelajaran (Al Nahl 90)
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya
demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam
perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari
keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al
Rum 38)
5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan
Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
dan keadilan di masyarakat
2 Kebebasan Ekonomi Bersyarat
Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk
memiliki memproduksi dan mengonsumsi Setiap individu bebas
untuk berjual beli dan menentukan upah harga dengan berbagai
macam nilai nominal akan tetapi dengan syarat tidak bertentangan
dengan kepentingan umum
Demikian juga halnya individu memiliki kebebasan dalam
mengembangkan hartanya dengan cara yang baik namun harus
meninggalkan praktik perdagangan yang diharamkan baik dengan
cara riba maupun dengan cara menimbun dan yang sejenisnya dan
juga sejumlah kebebasan-kebasan lainnya
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dari kebebasan-
kebebasan tersebut adalah
1 Memperhatikan halal dan haram dalam ketentuan
hukum-hukum Islam
2 Komitmen terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditentukan syariat Islam
3 Tidak menyerahkan pengelolaan harta kepada orang-
orang yang bodoh gila dan lemah
4 Hak untuk bersyarikat (saling memiliki) dengan tetangga
atau partner kerja
5 Tidak dibenarkan mengelola harta pribadi yang
merugikan kepentingan orang banyak
3 At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung
suatu kebaikan)
At-Takaful Al-Ijtimarsquoi dalam kerangka Ekonomi Islam adalah
5
kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat
dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang
maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam
mengantisipasi suatu bahaya
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-
Ijtimarsquoi ini yaitu
1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat
dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil
2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan
masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan
masyarakat
3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang
memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong
dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin
D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam
Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat
kerusakan (Al Qasas 77)
Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam
di antaranya
1 Allah Pemilik Segala Sesuatu
Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik
sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin
(Luqman 20)
Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah
(Ta Ha 6)
2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di
dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di
akhirat kelak
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para
nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)
3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam
Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini
Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan
kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan
dibenarkan oleh undang undang
Firman Allah yang mafhumnya
Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu
melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang
7
yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)
Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada
Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah
Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam
kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah
Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang
mengetahui (Al Araf 32)
4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang
daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia
memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil
pelajaran (Al Nahl 90)
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya
demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam
perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari
keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al
Rum 38)
5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan
Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
kebersamaan yang timbal balik antar sesama anggota masyarakat
dan pemerintah dengan masyarakat baik dalam kondisi lapang
maupun sempit untuk mewujudkan kesejahteraan atau dalam
mengantisipasi suatu bahaya
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam At-Takaful Al-
Ijtimarsquoi ini yaitu
1 Mewujudkan kebahagian baik untuk pribadi atau masyarakat
dalam batas yang sama secara konsisten dan stabil
2 Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan
masyarakat Prioritas harus tetap berada pada kepentingan
masyarakat
3 Kebersamaan ini adalah sebuah fenomena yang
memperlihatkan kesatuan keakraban saling tolong menolong
dan saling melengkapi antara pemimpin dan yang dipimpin
D Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam
Asas asas sistem ekonomi Islam terbit daripada firman Allah
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu daripada (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat
kerusakan (Al Qasas 77)
Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas asas ekonomi Islam
di antaranya
1 Allah Pemilik Segala Sesuatu
Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik
sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin
(Luqman 20)
Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah
(Ta Ha 6)
2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di
dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di
akhirat kelak
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para
nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)
3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam
Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini
Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan
kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan
dibenarkan oleh undang undang
Firman Allah yang mafhumnya
Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu
melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang
7
yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)
Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada
Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah
Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam
kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah
Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang
mengetahui (Al Araf 32)
4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang
daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia
memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil
pelajaran (Al Nahl 90)
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya
demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam
perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari
keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al
Rum 38)
5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan
Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
Allah memberi kekayaan kepada manusia dan Dia adalah Pemilik
sebenar kepada segala sesuatu Firman Allah yang mafhumnya
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi
dan menyempurnakan nimat Nya untukmu zahir dan batin
(Luqman 20)
Kepunyaan Nya semua yang ada di langit semua yang di bumi
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah
(Ta Ha 6)
2 Kekayaan Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di
dunia ini untuk mendapatkan kehidupun yang baik dan sejahtera di
akhirat kelak
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama sama para
nabi para siddiqin dan para syuhada (Bukhari)
3 Bagian di Dunia tidak boleh Diabaikan dalam
Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini
Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan
kebaikan di dunia ini dengan cara cara yang paling adil dan
dibenarkan oleh undang undang
Firman Allah yang mafhumnya
Hai orang orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu
melampaui Batas Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang
7
yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)
Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada
Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah
Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam
kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah
Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang
mengetahui (Al Araf 32)
4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang
daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia
memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil
pelajaran (Al Nahl 90)
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya
demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam
perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari
keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al
Rum 38)
5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan
Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
yang melampaui batas Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
daripada apa yang Allah telah rezkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah Yang kamu beriman kepada Nya (A1 Maidah 87-88)
Katakanlah Siapakah yang mengharamkan perhiasan danpada
Allah yang telah dikeluarkan Nya untuk hamba hamba Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik Katakanlah
Semuanya itu (disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam
kehidupan dunia khusus (untuk mereka sahaja) pada hari qiyamah
Demikianiah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang
mengetahui (Al Araf 32)
4 Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan Firman Allah yang mafhumnya
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang
daripada perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan Dia
memberi pengajaran kepada agar kamu dapat mengambil
pelajaran (Al Nahl 90)
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya
demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang orang yang dalam
perjalanan Itulah yang lebih baik bagi orang orang yang mencari
keredaan Allah dan mereka itulah orang orang yang beruntung (Al
Rum 38)
5 Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerusakan
Manusia tidak dibenarkan untuk melakukan kerosakan di maka
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
bumi Ia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
perbuatanperbuatan dosa yang termasuk di dalamnya kegiatan
kegiatan mencari kekayaan yang tidak adil membazirkan sumber
sumber dan hasil hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam
perniagaan
Firman Allah yang mafhumnya
Makanlah daripada rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan
janganIah kamu mengikuti langkah langkah syaitan Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (A1 Anam 142)
Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid makan dan minumlah dan janganlah berlebih
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang
berlebih lebihan (Al-Araf 31)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui (Al Baqarah 188)
E Sumber-Sumber Ekonomi Islam
1 Al-qurrsquoan
Al-qurrsquoan adalah sumber pertama bagi ekonomi Islam di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang ekonomi dalam
tinjauan Islam diantaranya seperti hukum diharamkannya riba dan
diperbolehkannya jual beli yang tertera dalam surat Al-Baqarah ayat
275
ldquopadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
9
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
mengahramkan riba Orang-orang yang telah samapi kepadanya
larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba)
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang-orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka mereka kekal di dalamnyardquo
2 As-sunah An-Nabawiyah
As-sunah adalah sumber kedua dalam perundang-undangan Islam
Di dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian Islam
Diantaranya seperti sebuah hadits yang isinya memperintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta baik milik pribadi ataupun
umum serta tidak boleh mengambil harta yang bukan milikinya
ldquoSesungguhnya (menumpahkan) darah kalian (mengambil) harta
kalian (menggangu) kehormatan kalian haram sebagaimana
haramnya hari kalian saat ini di bulan ini di negeri inirdquo (HR
Bukhari)
3 Kitab-Kitab Fiqih Umum
Kitab-kitab ini menjelaskan tentang ibadah dan muamalah di
dalamnya terdapat pula bahasan tentang ekonomi yang kemudian
dikenal dengan istilah Al-Muamalah Al-Maliyah isinya merupakan
ijtihad ulama terutama dalam mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-
dalil Al-qurrsquoan maupun hadis yang sahih
Adapun bahasan-bahasan langsung berkaitan dengan ekonomi
Islam adalah zakat sedekah sunah fidyah zakat fitrah jual beli
riba dan lain-lain
4 Kitab-Kitab Fikih Khusus (Al-Maalu wal- Iqtishaadi)
Kitab-kitab yang secara khusus membahas masalah yang
berkaitan dengan uang arta lainnya dan ekonomi
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
F Ciri-ciri Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1 Memelihara fitrah manusia
2 Memelihara norma-norma akhlak
3 Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
4 Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada ajaran
agama Islam
5 Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur iaitu
bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
6 Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-
hukum islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak
pemerintah
7 Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu
dan masyarakat
G Tujuan Ekonomi Menurut Islam
1 Menunaikan Sebagian daripada Tuntutan Ibadah
Mengambil kira asas asas dan ruang lingkup ciri cirinya nyatalah
tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya
bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang
menyeluruh
11
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkah pun yang kamu
cari di jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya
sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu (Bukhari
Muslim)
Roh di sebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau
kerjasama Oleh itu sesiapa yang membantu saudara saudaranya dan
masyarakatnya semata mata untuk mendapatkan keredaan Allah
maka itu merupakan satu ibadah
Sabda Rasulullah saw yang mafhumnya
Seorang musLim adalah saudara seorang muslim yang lain Tidak
boleh is menganiayanya dan menghinanya Barangsiapa memenuhi
hajat saudaranya Allah sentiasa menolong hajatnya Dan
barangsiapa membukakan satu kesusahan daripada seseorang
muslim Allah akan membukakan daripadanya satu daripada
kesusahan kesusahan kelak pada hari akhirat (Bukhari Muslim)
2 Menegakkan Keadilan Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat
Kegiatan ekonomi yang berteraskan kepada kesaksamaan serta
menghapuskan penindasan dan penipuan adalah merupakan satu
sistem yang benar benar dapat menegakkan keadilan social dan
ekonomi di dalam masyarakat Di atas dasar inilah Islam
membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan sebarang jenis
penipuan
Sebarang sistem ekonomi yang tegak di atas dasar penindasan
akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat kerana
wujudnya amalan yang mementingkan diri sendiri seperti monopoli
perniagaan manipulasi pasaran dan eksploitasi buruh yang akhirnya
menimbulkan ketegangan bukan sahaja di antara individu dengan
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
individu malah di antara satu negara dengan negara
Sebaliknya sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama
dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang sifat
tanggungjawab dan tolong menolong di antara satu sama lain Kesan
daripadanya bukan sahaja individu individu dapat menganjurkan
pembangunan dirinya malah negara negara dapat sating bantu
membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia
3 Menghapuskan Kemiskinan dan Keadaan Guna Tenaga
Penuh serta Kadar Perkembangan Ekonomi yang Optimum
Di dalam Islam kegiatan ekonomi adalah satu ibadah dan ia
merupakan amanah Allah kepada orang orang yang beriman
Kegiatan ekonomi mempunyai kesan terhadap kerohanian dan
keimanan kaum muslimin Melaluinya tuntutan tuntutan ibadah yang
lain dapat diperkembangkan dan perlaksanaan kegiatan ekonomi
sendiri adalah natijah daripada tuntutan ibadah ibadah yang lain
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas
kaum muslimin maka di antara tujuan ekonomi di dalam Islam ialah
pertama untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah
kemiskinan kedua mewujudkan peluang pekerjaan yang penuh dan
ketiganya mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan
sesuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohanian
masyarakat
Menurut Islam kemiskinan adalah musuh kaum muslimin kerana is
boleh membawa kepada kekufuran Kegiatan ekonomi dan asas asas
hidup sosial Islam menggariskan langkah langkah untuk mengatasi
kemiskinan serta mencari jalan untuk mengelakkan pengangguran
kerana kemiskinan dan pengangguran adalah di antara jalan jalan
yang membawa kepada terabainya fardu ain seseorang anggota
13
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
masyarakat
4 Mewujudkan Kestabilan Barangan Sejajar dengan Nilai
Mata uang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap
setup anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri
serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan
anggota anggota masyarakat yang lain
Islam tidak menolak kemungkinan harga sesuatu barangan di
pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber
sumber bahan ataupun kerana disebabkan bertambahnya
permintaan Tetapi berkurangnya sumber sumber bahan mestilah
disebabkan oleh perkara perkara yang betul sementara dasar
kenaikan harga yang disebabkan oleh permintaan hendaklah di atas
dasar yang maruf dan munasabah tidak bersifat mengongkong dan
menyempitkan kehidupan masyarakat
Perlaksanaan sistem ekonomi Islam yang merupakan kesatuan
terhadap asas asas sosio ekonomi dan politik ini bertujuan untuk
mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan
perkhidmatan yang didapati oleh anggota masyarakat malah di
antara negara negara di dunia
5 Mengekalkan Keamanan dan Kepatuhan Terhadap Undang
undang
Rasa tidak puas hati manusia hidup di dalam sesebuah
masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbangan
dan aktiviti aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan
pihak pihak tertentu akan membawa berbagai bagai gejala yang
bahaya kepada manusia
Walaupun Islam menolak ekonomi sebagai asas utama pemikiran
dan pembentukan sesebuah masyarakat namun dalam masa yang
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
sama Islam menekankan bahawa perjalanan masyarakat untuk
mencari keamanan dan kepatuhan kepada undang undang dapat
dicapai melalui beberapa kegiatan ekonomi
Asas asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan
iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang undang Namun
dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar tuntutan
tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa
bernaung di bawah satu sisten yang mempunyai kewibawaan untuk
menegakkan undang undang Di sekitar kesyumulan sistem sistem
Islam inilah tercapainya tujuan ekonomi dalam mewujudkan
kepatuhan orang ramai terhadap undang undang serta mengekalkan
keamanan
6 Mewujud Keharmonian Hubungan Antarabangsa dan
Memastikan Kekuatan Pertahanan Negara
Ekonomi moden tidak terpisah daripada permasalahan geo politik
atau politik dunia Dalam percaturan politik antarabangsa semasa
ekonomi merupakan senjata yang terpenting dalam mewujudkan
kekuatan pengaruh dan kedudukan sesebuah negara Ini
dilaksanakan melalui memperkuatkan sistem pertahanan dan
persenjataan masing masing
Menurut Islam keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas
dasar kerjasama sosial dan ekonomi dan bukan di atas penindasan
terhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini Sebab
itulah Islam juga tidak hanya menganggap bahawa pertahanan
negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan
tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga
bergantung kepada kekuatan ekonomi sama ada daripada sudut
produktiviti yang banyak ataupun pandangan musuh musuh yang
sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri
15
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap
sedia dengan apa sahaja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa
takut musuh terhadap mereka
Firman Allah yang mafhumnya
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi daripada kuda kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya sedang Allah mengetahuinya (Al-Anfal 60)
HLembaga Ekonomi Islam
Perkembangan lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin semarak
di Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir Contoh dari lembaga
ekonomi islam diantaranya
1 perbankan syarirsquoah
2 lembaga asuransi syarirsquoah
3 reksadana syarirsquoah
4 pegadaian syarirsquoah
5 lembaga zakat
Kondisi ini didukung dengan perkembangan political will dari
pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke waktu semakin
membuka peluang untuk memposisikan lembaga-lembaga ekonomi
Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga ekonomi yang sudah
ada
Untuk kasus di Indonesia fenomena kelahiran lembaga-lembaga
keuangan syarirsquoah ini dapat ditinjau dari dua aspek pokok yaitu
1) pendekatan pragmatis (pragmatical approach) yang berusaha
menghubungkan antara kemestian ummat Islam untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara totalitas termasuk
dalam bidang perekonomian (mursquoamalah maliyah) Ini paling
tidak disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa masyarakat
Muslim di Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di
seluruh dunia Menurut Monzer Kahf setidak-tidaknya ada tiga
asumsi yang melandasi perlunya lembaga-lembaga ekonomi
syarirsquoah bagi umat Islam termasuk di Indonesia Pertama
tidaklah mungkin untuk mencapai suatu masyarakat Islam
(Islamic society) tanpa adanya upaya secara gradual untuk
mengimplementasikan pandangan-pandangan dan cita-cita
Islam Asumsinya implementasi bagian-bagian tersebut dapat
membawa masyarakat lebih dekat kepada pencapaian
tersebut Kedua keberadaan lembaga-lembaga ekonomi
tersebut dapat menyelesaikan masalah ummat Islam secara
individual yang menghindari transaksi berbasis bunga Dan
ketiga lembaga-lembaga keuangan syarirsquoah sangat potensial
untuk mencapai keberhasilan dan popularitas karena mereka
tidak ingin untuk melanggar pelarangan Islam terhadap bunga
2) pendekatan ekonomis (economical approach) yang berusaha
untuk melihat bagaimana keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage)
lembaga keuangan syarirsquoah tersebut dibanding lembaga-
lembaga keuangan konvensional yang sudah terlebih dahulu
berkembang di Indonesia Pendekatan kedua ini dalam
beberapa hal banyak berangkat dari realitas perekonomian
nasional yang terpuruk akibat krisis multidimensional yang
melanda bangsa Indonesia semenjak tahun 1997 yang lalu
Salah satu gagasan yang lahir dalam upaya memulihkan
kembali kegiatan perekonomian (economic recovery) adalah
diperlukannya institusi-institusi ekonomi yang memiliki daya
survival yang tinggi terhadap krisis dan tidak membawa
bangsa ini ke jurang yang sama untuk kedua kalinya Dan
17
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
ekonomi Islam (dengan perangkat-perangkat institusionalnya)
banyak diajukan sebagai alternatif
Alternatif ini sesungguhnya tidak berlebihan karena pada
kenyataannya perbankan syarirsquoah misalnya mampu menunjukkan
ketahanan yang lebih baik terhadap krisis dibandingkan perbankan
konvensional sebagaimana dilansir harian The Jakarta Post yang
kemudian dikutip oleh Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud dalam
buku mereka Islamic Banking
Sementara Bank Indonesia dalam salah satu publikasinya Cetak
Biru Pengembangan Perbankan Syarirsquoah di Indonesia menyebutkan
bahwa FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syarirsquoah yang
merupakan indikator besaran penyaluran dana kepada pihak ketiga
menunjukkan trend yang lebih baik dari perbankan konvensional
Bahkan beberapa waktu terakhir Bank Indonesia sering melansir
bahwa return tabungan pada perbankan syarirsquoah selama beberapa
waktu menunjukkan indikator yang lebih baik pula Dengan demikian
secara fungsional dalam perspektif internal lembaga ekonomi Islam
pendekatan kedua ini terkait dengan bagaimana kemampuan
lembaga-lembaga ekonomi Islam menciptakan basis keunggulan
dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar
Potensi pasar lembaga ekonomi tidak selalu menggunakan
pendekatan emosional (emotional approach) seperti aliansi
keagamaan sebagai dasar preferensi tetapi justru yang lebih
dominan adalah mereka yang menggunakan pendekatan rasional
(rational approach) yang mengandaikan kepercayaan (trust) secara
ekonomis
Terkait dengan asumsi-asumsi di atas produk-produk lembaga
keuangan syarirsquoah paling tidak dihadapkan pada dua persoalan
penting Pertama bagaimana agar produk-produknya dapat
memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah ke-syarirsquoah-an sehingga
layak dan pantas disebut berbasis syarirsquoah (sharirsquoah based) Kedua
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
bagaimana juga agar produk-produknya memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif dibanding poduk-produk konvensional
sehingga mendorong pangsa pasar untuk memilihnya sebagai
preferensi khususnya mereka yang berfikir lebih dari sekedar
perlunya suatu produk berbasis syarirsquoah
Menurut survey dari Karim Business Consulting (KBC) potensi
pasar asuransi syarirsquoah di Indonesia setidak-tidaknya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok potensial Pertama mereka yang
menghendaki agar transaksi asuransinya benar-benar memiliki
orientasi syarirsquoah (Syarirsquoah loyalist) Jumlahnya tidak terlalu besar
mengingat tingkat kesadaran terhadap produk-produk asuransi
bernilai syarirsquoah masih belum signifikan Kedua mereka yang
potensial untuk melakukan perpindahan (switching) dari satu model
asuransi ke model lainnya (floating mass) Mereka ini lebih
menginginkan profit dan benefit ketimbang nilai syarirsquoahnya
Jumlahnya sangat dominan dan umumnya berasal dari kelas
menengah Ketiga mereka yang selama ini setia kepada suatu model
asuransi konvensional dan sukar untuk berpindah ke model lain
karena sudah merasa comfort dan percaya Satu-satunya persyaratan
mereka untuk melakukan perpindahan (switching) adalah apabila
kualitas model asuransi tersebut sama atau lebih dari model yang
selama ini mereka preferensikan
Fenomena yang sama sesungguhnya terjadi pada pasar
perbankan syarirsquoah dan tidak tertutup kemungkinan terjadi pada
lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya Persaingan antar bank
Syarirsquoah dan bank konvensional tidak lepas dari segmentasi yang di
pasar perbankan itu sendiri yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
segmen yaitu segmen konventional segmen floating dan segmen
Syarirsquoah loyalist Segmen ini berlaku baik untuk pasar pembiayaan
dan pasar pendanaan Dari segi pasar pembiayaan maka perbedaan
segmen ini terletak pada pandangan terhadap biaya yang harus
dibayarkan oleh nasabah suatu bank (pasar pembiayaan) atau
19
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
penghasilan yang diterima (pasar pendanaan) Segmen konventional
memilih bunga karena bunga dianggap mencerminkan cost yang
menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang
menguntungkan dari segi pendanaan Sedangkan segmen Syarirsquoah
Loyalist akan memilih bank Syarirsquoah walaupun selisih rate bank
Syarirsquoah lebih besar 1-2 di atas bunga bank conventional atau
lembaga keuangan bukan bank (Non Bank Financial Institution) dari
segi pembiayaan maupun lebih rendah dari segi pedanaan
Sebaliknya segmen floating mass hanya akan cenderung memilih
biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi Pilihan
terhadap bank syarirsquoah akan dilakukan apabila selisih rate bank
syarirsquoah lebih kecil atau lebih besar 2-3 dari bank konvensional atau
lembaga keuangan non bank Dari segi market size maka segmen
yang terbesar justru ada pada segmen floating mass Sebaliknya
segmen terkecil ada pada segmen syarirsquoah loyalist Di samping
market size dari segmen floating mass yang sangat besar segmen ini
mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat
bergerak memilih (switching) produk-produk bank konvensional atau
memilih produk-produk bank syarirsquoah Ini berarti pangsa pasar
potensial lembaga-lembaga ekonomi Islam justeru banyak terletak
pada mereka yang sebenarnya tidak terlalu mementingkan nilai ke-
syarirsquoah-an
Untuk merubah status usaha-usaha yang dikelola oleh kebanyakan
masyarakat kita dari unbankable menjadi bankable (layak secara
perbankan) sebenarnya masih ada lembaga ekonomi Islam lainnya
yang dapat dikembangkan misalnya lembaga zakat Sebagaimana
diketahui zakat merupakan built in system dalam kerangka
redistribusi dan realokasi sumber daya ekonomi produktif Penyaluran
zakat kepada sektor-sektor produktif masyarakat apabila dikelola
secara profesional akan dapat mengembangkan sektor-sektor
produktif tersebut ke tingkat yang lebih baik Untuk itu pemikiran-
pemikiran strategis dalam rangka pengembangan zakat perlu
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
dikembangkan termasuk perlunya membuat semacam cetak biru
(blue print) orientasi arah dan strategi pengembangan zakat
I Riba Dalam Pandangan Islam
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah
Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata r-b-w artinya bertumbuh
menambah atau berlebih Dalam ayat tersebut yang dimaksudkan
dengan ribarsquo adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta
atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain(MDawam
Raharjo1996603) Riba secara bahasa bermakna ziyadah
(tambahan)
Dalam pengertian lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil Ada beberapa
perbedaan dalam menjelaskan riba namun secara umum terdapat
benang merah yang menegasakan bahwa riba adalah pengambilan
tambahan baik dalam transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam(Syafii Antonio199959)
Ayat Al-Qurrsquoan yang pertama kali turun tentang riba adalah yang
tercantum dalam surat Ar Rum ayat 39 Ayat ini memberikan satu
definisi tentang riba yang dilarang yaituldquo Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
21
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)Dari ayat tersebut
Dawam Rahardjo (1996604) memberikan ulasan bahwa yang
dimaksud dengan kata riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan
kepada harta atau uang yang dipinjamkan kepada orang lain Pada
ayat di atas tidak atau belum terdapat ketetapan hukum tentang
haramnya ribaAgaknya hal ini merupakan ancang-ancang terhadap
larangan riba dalam ayat-ayat yang akan turun kemudian
Satu catatan yang kemukakan oleh Dawam Raharjo (1996594)
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam
sehingga seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam Orang sering
lupa bahwa hukum larangan riba sebagaimana dikatakan oleh
seorang muslim Amerika Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya
tidak diberlaukan di negeri Islam modern mana pun Sementara itu
tidak banyak yang tahu bahwa di dunia Kristen selama satu
millennium riba adalah barang terlarang dalam pandangan teolog
cendekiawan maupun menurut undang-undang
Dari pengertian riba serta penjelasan tersebut di atas maka
dapat disimpulkan bahwa dilarangnya praktek riba dalam jual beli
baik itu dalam aktifitas perdagangan maupun perbankan
sesungguhnya terletak pada cara yang diambil dalam mengambil
tambahan atau keuntungan yang dalam hal ini disebut cara bathil
Tentu saja yang dimaksud dengan cara bathil adalah cara-cara yang
ditempuh yang tidak mengindahkan nilai-nilai syariah yang dapat
merugikan tidak saja bagi orang lain tetapi bagi dirinya sendiri
Mengenai hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya ldquoHai
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan bathilrdquo (QS An Nisa 29) Dalam
kaitannya dengan pengertian bathil dalam ayat tersebut Ibnu Al
Arabi Al Maliki dalam kitabnya Ahkam Al Qurrsquoan sebagaimana yang
dikutif Syafii Antonio (199959-60) menjelaskanldquoPengertian riba
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
secara bahasa adalah tambahan namun yang dimaksud dalam ayat
Qurrsquoan yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariahrdquo
Yang dimaksud dengan trnasaksi pengganti atau penyeimbang
yaitu transasksi bisnis atau komerisal yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut secara adil Seperti transaksi jual-beli gadai
sewa atau bagi hasil proyek Dalam transaksi sewa si penyewa
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmatihellip
Demikian juga dalam proyek bagi hasil para peserta pengkongsian
berhak mendapat keuntungan karena disamping menyertakan modal
juga turut serta menanggung kemungkinan risiko kerugian yang bisa
saja muncul setiap saat
Para ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqih
memberikan pengertian yang sama tentang riba yang intinya ada
dua yaitu (1) penambahan atas harta pokok (2) tanpa adanya
trnasaksi pengganti Ulama-ulama tersebut diantaranya Badr Ad Din
Al Ayni pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih Al Bukhari Imam
Sarakhsi dari mazhad Hanafi Ragib Al Asfahani Imam An Nawawi
dari mazhab SyafirsquoI Qatadah Zaid bin Aslam Mujahid Jafar Ash
Shadiq dari kalangan Syiah Imam Ahmad bin Hanbal Pendiri mazhab
Hambali(Syafii Antonio199960-63)
Dari uraian di atas dapat ditarik satu benang merah pemikiran
dari berbagai kalangan ulama terkemuka yang mendefinisikan
tentang haramnya riba Dalam konteks ini M Dawam Rahardjo
(1996611) mengutif satu kesimpulan dari ulama terkemuka
Bandung yaitu A Hasan dengan merujuk pada beberpa ayat Al-Qurrsquoan
yang membicarakan langsung tentang riba dan keterangan berbagai
hadis yakni yang diharamkan itu adalah riba yang memiliki salah satu
dari tiga unsur mengandung paksaan tambahannya tiak ada
batasnya atau berlipat ganda dan terdapat syarat yang
23
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
memberatkan misalnya tingkat bunga yang terlalu tinggi
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam Jadi Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia
Perbedaan ekonomi islam dan modern adalah Ilmu ekonomi
Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ilmu
ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu
tidak mempersoalkan pertimbangan-pertimbangan nilai (terpisah
dengan agama)
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan
Sistem ini bertitik tolak dari Allah bertujuan akhir kepada Allah dan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah
Sumber-Sumber Ekonomi IslamAl-qurrsquoan As-sunah An-
Nabawiyah Kitab-Kitab Fiqih Umum danKitab-Kitab Fikih Khusus (Al-
Maalu wal- Iqtishaadi)
Dasar-Dasar Ekonomi Islam diantaranya mengakui Hak Memiliki
(baik secara individu atau umum) Kebebasan Ekonomi Bersyarat
dan At-Takaful Al-Ijtimarsquoi (Kebersamaan dalam menanggung suatu
kebaikan)
Ekonomi islam memiliki ciri-ciri Memelihara fitrah manusia
Memelihara norma-norma akhlak Memenuhi keperluan-keperluan
masyarakat Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah sebagian daripada
ajaran agama Islam Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita
luhur iaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu di
samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat
Aktivitas-aktivitas ekonomi islam sentiasa diawasi oleh hukum-hukum
islam dan perlaksanaannya dikawal pula oleh pihak pemerintah
Ekonomi islam menseimbangkan antara kepentingan individu dan
masyarakat
Lembaga islam yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah
perbankan syarirsquoah lembaga asuransi syarirsquoah reksadana syarirsquoah
25
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
pegadaian syarirsquoah lembaga zakat Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi islam di Indondesia ini didukung dengan perkembangan
political will dari pemerintah dan otoritas terkait yang dari waktu ke
waktu semakin membuka peluang untuk memposisikan lembaga-
lembaga ekonomi Islam tersebut sejajar dengan lembaga-lembaga
ekonomi yang sudah ada
Larangan riba merupakan salah satu pembeda utama antara
sistim ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional Argumentasi
larangan riba dalam ekonomi Islam telah banyak dibahas para ulama
dan ilmuwan Islam sepanjang sejarah Kata ldquoribardquo berasal dari akar kata
r-b-w artinya bertumbuh menambah atau berlebih Dalam pengertian
lain Riba juga berarti tumbuh dan membesar Sedangkan menurut
istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara bathil Ada beberapa perbedaan dalam
menjelaskan riba namun secara umum terdapat benang merah yang
menegasakan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
transaksi jual-beli meupun pinjam-meminjam secara bathil atau
bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam
Ekonomi Islam bukan saja menjanjikan kestabilan ldquomoneterrdquo
tetapi juga pembangunan sektor riil yang lebih kokoh Krisis moneter
yang telah menjelma menjadi krisis multi dimensi di Indonesia ini tak
dapat diobati dengan variabel yang menjadi sumber krisis
sebelumnya yaitu sistem bunga dan utang tetapi harus oleh variabel
yang jauh dari karakteristik itu Dalam hal ini oleh ekonomi Islam
dengan sistem bagi hasilnya dalam dunia perbankan dan lembaga
finansial lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Mustafa 1997 Wawasan Islam dan Ekonomi Jakarta
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Qardawi Yusuf 1997 Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta Gema
Insani Pres
httpwwwcybermqcomindexphppustakadetail111pustaka-
170html
httpwwwgeocitiescomfarouq1965TPSM3ihtm
httpwwwhalalguideinfocontentview685
httpwwwkhilafah1924orgindexphp
option=com_contentamptask=viewampid=70ampItemid=47
httpmuhammadzenblogspotcom200708ekonomi-islamhtml
httpwwwpa‐jakartapusatcom 2009
httppusatprofilmuslimindonesiawordpresscom20080201konsep-
ekonomi-islam
27