View
549
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
KATA PENGANTAR
Direktorat Pembinaan SMA telah melaksanakan program rintisan Sekolah Kategori Mandiri
(SKM) sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Program tersebut dimulai tahun 2007 di 441
SMA, jumlah ini kemudian bertambah menjadi 2.625 SMA pada tahun 2008, dan
menjadi 3.252 SMA pada tahun 2009. Selain itu, Direktorat PSMA juga telah
melaksanakan rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100 sekolah
dan rintisan Pusat Sumber Belajar (PSB) di 33 sekolah. Jumlah ini tersebar di 33
Provinsi dan 463 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2010 dilakukan verifikasi terhadap sejumlah SMA yang menjadi rintisan
SKM, PBKL, dan PSB yang disebutkan diatas, dan telah terpilih 132 sekolah yang
dijadikan SMA Model SKM-PBKL-PSB. SMA model SKM-PBKL-PSB bukan merupakan
pengkategorian sekolah, tetapi merupakan alternatif strategi pembinaan untuk
mempercepat pemenuhan SNP.
Program pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB dilaksanakan bersama oleh Direktorat
Pembinaan SMA dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
baik secara teknis maupun manajerial. Selanjutnya untuk memudahkan semua pihak
terkait dalam pelaksanaan program-program tersebut, Direktorat Pembinaan SMA
mempersiapkan berbagai bahan pendukung berupa naskah rujukan dalam
pemenuhan SNP, baik berupa konsep, pedoman, panduan, maupun petujuk teknis.
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan salah
satu panduan yang dikembangkan dan dijabarkan dari Petunjuk Teknis Penyusunan
Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun terlebih dahulu, serta mengacu kepada
Pedoman Penyusunan Program Sekolah yang telah diterbitkan oleh Direktorat PSMA
sebelumnya. Panduan ini terbuka untuk dikembangkan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Sekolah sesuai dengan kebutuhan.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam keseluruhan proses
pengembangan dan pembahasan panduan penyusunan RKAS ini, kami
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Harapan kami seluruh dokumen yang telah kami persiapkan bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Agustus 2010
Direktur Pembinaan SMA,
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 1-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Dr. Sungkowo M.
NIP. 195008191979031001
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Landasan Hukum
C. Landasan Operasional
D. Landasan Empiris
E. Tujuan
2
3
4
5
F. Hasil yang Diharapkan
G. Sasaran
5
5
BAB II RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
A. Pengertian 6
B. Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah 6
C. Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS 7
D. Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam Penyusunan RKAS 8
E. Mekanisme Penyusunan RKAS 16
F. Penentuan dan Penyusunan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran Sekolah
18
G. Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah 18
CONTOH
1. Penentuan rencana kegiatan
2. Perhitungan biaya operasional peserta didik
3. Penghitungan biaya In House Training
4. Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru
5. Rencana Kerja Jangka Menengah
6. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
20
22
23
24
25
27
BAB III PENUTUP 28
Lampiran : Contoh Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 2-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amanat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mendorong satuan
pendidikan untuk memenuhi 8 (delapan) SNP dalam kurun waktu yang ditentukan. Ketentuan
Peraturan Peralihan pasal 94 butir b, menyatakan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri
dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya. Selain
itu UU Sisdiknas dan PP tersebut memberikan pula dorongan kepada satuan pendidikan untuk dapat
melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), baik dalam pembelajaran maupun manajemen sekolah.
Merespon amanat tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
(Dit. PSMA) sejak tahun 2007 telah melakukan rintisan Sekolah Kategori
Mandiri/Sekolah Standar Nasioanal (SKM/SSN) di 441 SMA tersebar di 33
provinsi 220 kab/kota dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100
SMA, tersebar di 33 provinsi 90 kab/kota. Pada tahun 2008 jumlah SMA rintisan
SKM/SSN bertambah menjadi 2.625 SMA untuk rintisan SKM/SSN, sedangkan
untuk SMA rintisan PBKL, jumlahnya tetap. Pada tahun 2008 Dit. PSMA juga
merintis Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan fokus program adalah sebagai
media informasi dan pengembangan bahan ajar/bahan uji di 33 SMA, walaupun
secara faktual PSB sudah dimulai sejak tahun 2005 dengan diadakannya
kegiatan pelatihan penyusunan pengembangan bahan ajar/bahan uji. Jumlah
rintisan SKM/SSN pada tahun 2009 bertambah lagi menjadi 3.252 SMA. Selain
program rintisan SKM, PBKL dan PSB, Dit.PSMA juga secara intensif dan
berkelanjutan melaksanakan Bintek KTSP dimulai tingkat nasional, provinsi,
maupun tingkat kabupaten/kota/sekolah.
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan rintisan tersebut, Dit.PSMA membuka
peluang bagi sekolah-sekolah yang memiliki potensi dan sumber daya dapat
melaksanakan beberapa program rintisan secara sekaligus, dengan tetap
memprioritaskan pemenuhan SNP. Dengan demikian sekolah dapat membuat
perencanaan program yang memuat program pemenuhan SNP, ataupun
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 3-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
program-program lainnya dalam bentuk perencanaan program kerja sekolah
sesuai dengan kondisi dan kesanggupan sekolah masing-masing.
Perencanaan program sekolah merupakan hasil analisis dan tindak lanjut dari
kesenjangan antara kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal sesuai dengan
tuntutan SNP, dan program-program sekolah lainnya yang diharapkan.
Rencana kerja sekolah yang disusun bersama-sama oleh warga sekolah dan
stakeholder sekolah bersifat unik, dan berbeda antara satu sekolah dengan
sekolah lainnya, baik dalam melaksanakan program pelayanan terhadap
warganya, maupun pihak lain yang berkepentingan.
Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan pasal 51 ayat 1 menyatakan, bahwa satuan
pendidikan harus membuat kebijakan tentang perencanaan program dan
pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Kebijakan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh satuan pendidikan anak usia dini,
satuan pendidikan dasar, dan satuan pendidikan menengah dituangkan dalam:
a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan; dan
c. peraturan satuan atau program pendidikan
Sementara itu Permendiknas nomor 19 Tahun 2007 menyatakan, bahwa
sekolah harus membuat Rencana Kerja Sekolah yang terdiri atas Rencana
Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu empat tahun dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dituangkan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang disusun dan
dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka Menengah. Untuk selanjutnya
glosarium nomor 10 pada Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa RKT
adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana
kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari
Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).
Meskipun peraturan ini telah digulirkan pada tahun 2007, tetapi sampai saat
ini masih banyak sekolah yang tetap menggunakan istilah RAPBS dari pada
RKAS. Untuk itulah perlu adanya penjelasan dan sosialisasi lebih lanjut tentang
penggunaan istilah RKAS tersebut agar sekolah dapat memahaminya. Untuk
kepentingan tersebut dan untuk memberikan kemudahan bagi sekolah dalam
menyusun RKAS, maka Dit. Pembinaan Sekolah Menengah Atas menyusun
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 4-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah dalam menjalankan program-
programnya.
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 tentang Pendanaan Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
6. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
7. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
8. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 dan No. 6 Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
9. Permendiknas No.25 Tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di
Lingkungan Ditjen Mandikdasmen.
10.Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah
11.Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
12.Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
13.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
14.Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan
15.Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
16.Permendiknas No. 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru
dan Pengawas Satuan Pendidikan, dan penjabarannya dalam Pedoman
Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas yang diterbitkan oleh Ditjen PMPTK,
Agustus 2009
17.Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan
C. Landasan Operasional
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 5-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 94 butir b menyatakan, bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan mengenai 8 (delapan) SNP paling lambat 7 (tujuh) tahun setelah berlakunya PP tersebut.
2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Lampiran Bagian B butir 1 a menyatakan, bahwa dalam pelaksanaan rencana kerja, sekolah/madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
3. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pasal 1 menyatakan bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
4. Permendiknas No. 22 tahun 2006 pada Pendahuluan Lampiran menyatakan, bahwa peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
5. Permendiknas No.13 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 2.1 menyatakan kompetensi kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
6. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian A:
a. butir 1: Perencanaan Program meliputi Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah/Madrasah, serta Rencana Kerja Sekolah
b. butir 4 d: Sekolah/Madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun, berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan;
2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan
rencana jangka menengah.
7. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 8 b
menyatakan, bahwa Pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional Sekolah/ Madrasah mengatur:
a) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
b) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana investasi dan operasional;
c) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 6-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
d) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta
institusi di atasnya.
D. Landasan Empiris
1. Masih ada sekolah yang menganggap bahwa Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai barang baru yang esensinya berbeda
dengan Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah (RAPBS),
sehingga perlu adanya sosialisasi tentang RKAS yang merupakan istilah lain
dari RAPBS.
2. Masih ada sekolah yang mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana
Kerja Sekolah (RKS), baik Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sesuai dengan tuntutan
dalam memenuhi SNP dan program-program lainnya
3. Strategi sekolah dalam pencapaian SNP bervariasi, tergantung pada
kemampuan sekolah menganalisis kebutuhan sekolah berdasarkan kondisi
riil, serta kesiapan dan kemampuan sekolah dalam mengelola dan
mengoptimalkan seluruh sumber daya di sekolah.
4. Belum adanya panduan atau petunjuk teknis yang lebih operasional
yang dapat dijadikan acuan oleh sekolah dalam penyusunan RKAS.
E. Tujuan
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) ini disusun dengan tujuan:
1. Menyamakan pemahaman tentang konsep dan substansi RKAS
2. Memberikan rambu-rambu kepada sekolah dalam menyusun dan mengembangkan RKAS,
sesuai dengan kondisi riil sekolah dengan mengacu pada tuntutan SNP
F. Hasil yang Diharapkan
1. Setiap sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang konsep dan substansi RKAS
2. Adanya acuan bagi sekolah dalam menyusun RKAS, sehingga sekolah dapat menyusun
substansi RKAS sesuai dengan kondisi riil sekolah
G. Sasaran Panduan ini dapat digunakan oleh seluruh SMA dalam menyusun Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk memenuhi SNP.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 7-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
BAB IIRENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
A. Pengertian
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menyatakan
bahwa Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) meliputi:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan
yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan;
2. Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M), dilaksanakan berdasarkan
rencana jangka menengah.
Selanjutnya Glosarium butir 10 Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa:
“RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada
rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 8-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah
(RAPB-S/M).
Dalam hal ini juga Muhaimin, et al (2009:185) mengungkapkan bahwa:
“Rencana program dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas
bagaimana suatu visi dapat dicapai. Rencana program pada dasarnya
merupakan upaya untuk implementasi strategi utama organisasi.
Rencana program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis
sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu
rencana”.
B. Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
PP Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) pada dasarnya harus mencakup substansi yang
telah ditetapkan, sesuai dengan tuntutan SNP. Sementara itu, Permendiknas
No. 19 Tahun 2007 secara rinci mengatakan bahwa RKAS harus memuat
secara jelas tentang;
1. kesiswaan
2. kurikulum dan kegiatan pembelajaran
3. pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya
4. sarana dan prasarana
5. keuangan dan pembiayaan
6. budaya dan lingkungan sekolah
7. peranserta masyarakat dan kemitraan
8. rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.
Kedua peraturan tersebut pada dasarnya tidak bertentangan, tetapi saling melengkapi dan
menguatkan. Komponen pada Permendiknas No. 19 Tahun 2007 terakumulasi pada 8 (delapan)
SNP yang dimaksud oleh PP No. 19 Tahun 2005. Dengan demikian komponen kegiatan pada
RKAS mengacu kepada delapan standar nasional pendidikan.
C. Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 9-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
RKAS disusun berdasarkan hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil sekolah dengan kondisi
ideal yang diharapkan dengan memperhatikan skala prioritas. Menurut Muhaimin (2009; 196)
RKAS disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang ditetapkan dapat dicapai dengan tingkatan
kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil;
2. mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;
3. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku
sekolah dan/atau antara sekolah dan Dinas Pendidikan;
4. menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan;
5. mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat;
6. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
Oleh sebab itu, dalam penyusunan RKAS juga harus menerapkan prinsip-
prinsip berikut:
1. demand driven (berdasarkan kebutuhan)
2. data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis konteks
3. dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik
4. membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan)
5. sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), dan menyeluruh
6. tanggap terhadap perubahan
7. bersifat partisipasif, keterwakilan, dan transparansi,
8. berdasarkan pada hasil review dan evaluasi.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
pada lampiran bagian A butir 4.d menyatakan bahwa Rencana Kerja Tahunan
dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
D. Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam penyusunan RKAS
Satuan pendidikan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Oleh sebab itu analisis
konteks terhadap satuan pendidikan dan lingkungannya merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan sebelum menyusun RKAS. Program dan kegiatan sekolah yang dituangkan dalam
RKAS, pelaksanaan, dan pengawasannya akan dapat menentukan keberhasilan sekolah tersebut
baik dalam peningkatan mutu pendidikan maupun dalam kedudukannya di masyarakat/lingkungan
tempat sekolah itu berada. Selain itu semua program dan kegiatan yang dicanangkan oleh sekolah
merupakan jembatan yang akan dijalani sekolah dalam menyongsong masa depan yang diinginkan.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 10-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Dalam hal ini Smith (2001; 18) berpendapat bahwa analisis lingkungan merupakan hal yang sangat
penting dalam penentuan program sekolah, karena:
Schools are a subset of society and as such are reflective and dependent upon it
An examination of past trends allows us to understand the present and anticipate the future
Schools have been called upon by society to solve many of its problems. A thorough understanding of such problems provides an opportunity for taking appropriate action with regard to program and personnel development
Schools and the school staff are part of this culture. An understanding of the culture helps us understand and meet staff needs
Dari pernyataan di atas jelas terlihat bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
lingkungannya, dan dapat memberikan warna kepada lingkungannya, serta adanya ketergantungan
sekolah terhadap lingkungannya. Selain itu evaluasi terhadap apa yang sudah dikerjakan dapat
memberikan masukan dan bahan bagi masa depannya, sehingga sekolah dapat menjadi tumpuan
masyarakat dalam membawa mereka ke arah peningkatan dan kemajuan.
Keterkaitan antar komponen yang menjadi dasar dalam penyusunan RKAS terlihat pada pada
bagan 1 berikut;
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 11-50
1. Perencanaan
Analisis Konteks
Analisis Lingkungan Analisis SNP dan Satdik
Dukungan Ekternal
KTSP
1. SI
2. SKL
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Bagan 1 Keterkaitan antar komponen dalam penyusunan RKAS
(dimodifikasi dari Model Smith)
Penjelasan Bagan 1
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 12-50
Strategi Perencanaan
Visi & Misi
Tujuan Anaslisis Kesenjangan
n
Strategi
8. St. Pengelolaan
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
RKJM RKAS
2. Pelaksanaan
3. Pengawasan
4. St. Proses
7. St.Pembiayaan Pembiayaan
6. St. Sarana Prasarana
5. St. Pend. & Tendik
3. St. Penilaian
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Keseluruhan proses kegiatan yang terjadi di sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan harus mengacu kepada berbagai ketentuan yang diatur dalam PP No.17 Tahun 2010
tentang Standar Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Permendiknas No. 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan.
a. Perencanaan
Proses perencanaan dimulai dengan melakukan analisis konteks dan menelaah hasilnya,
dilanjutkan dengan merumuskan/menyusun visi, misi, tujuan, sasaran dan hasil yang
diharapkan, serta strategi pelaksanaan.
1) Melakukan analisis konteks meliputi:
(a) Analisis konteks 8 SNP
(b) Analisis kondisi satuan pendidikan
(c) Analisis Kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan
(Untuk melakukan analisis konteks sangat dianjurkan membaca Petunjuk
Teknis Analisis Konteks yang telah dikembangkan oleh Direktorat
Pembinaan SMA).
2) Menelaah hasil analisi konteks untuk mendapatkan kesenjangan yang
dihadapi sekolah
Hasil analisis konteks dimaksud, pada dasarnya merupakan acuan utama
bagi sekolah dalam penyusunan program kerja sekolah, sebagai contoh:
hasil pemetaan standar Isi, SKL, dan Standar Penilaian merupakan bahan
dasar dalam penyusunan KTSP yang akan dilaksanakan dalam proses
pembelajaran. Analisis terhadap pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, serta pembiayaan akan sangat diperlukan dalam
menunjang keberlangsungan proses pembelajaran. Untuk dapat
melaksanakan pemetaan dan analisis standar – standar ini dapat dibaca
di Seri Petunjuk Teknis penyusunan KTSP.
3) Mendata hasil kesenjangan dan menetapkan skala prioritas penanganan
program sekolah.
4) Merumuskan/menyusun Visi
Wibisono (2006) menyatakan bahwa visi merupakan rangkaian kalimat
yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau
perusahaan yang ingin dicapai di masa depan, atau dapat dikatakan
bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau
perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat “genting” bagi
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 13-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Pernyataan visi harus selalu berlaku pada semua kemungkinan
perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi hendaknya
mempunyai sifat fleksibel.
Sementara itu Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran bagian A butir 1.b menyatakan
bahwa visi sekolah/ madrasah;
(a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
(b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
(c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras
dengan visi institusi diatasnya serta visi pendidikan nasional;
(d) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah;
(e) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan;
(f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Memperhatikan kedua pernyataan tersebut, maka ada beberapa
persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi, yaitu;
(a) Berorientasi pada masa depan
(b) Tidak dibuat berdasarkan kondisi atau trend saat ini
(c) Mengekspresikan kreativitas
(d) Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi
setiap warga sekolah
(e) Memperhatikan sejarah, kultur, dan nilai sekolah meskipun ada
perubahan
(f) Mempunyai standar yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota
lembaga sekolah
(g) Memberikan klarifikasi bagi manfaat sekolah serta tujuan-tujuannya
(h) Memberikan semangat dan mendorong timbulnya dedikasi setiap
warga sekolah
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 14-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
(i) Menggambarkan keunikan/ciri khas sekolah dalam kompetisi serta
citranya
(j) Dirumuskan bersama seluruh warga dan dijadikan pedoman atau
cita–cita bersama, dan ditetapkan melalui rapat sekolah
5) Merumuskan/menyusun misi sekolah
Setelah visi ditetapkan, maka untuk mencapainya dirumuskan misi yang
merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah.
Dalam operasionalnya seluruh personil yang terlibat berpedoman pada
pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi visi. Misi juga
merupakan serangkaian aktivitas yang akan dilakukan oleh sekolah dalam
rangka mewujudkan visi jangka panjangnya. Misi dapat dimaknai juga
sebagai sebuah deskripsi alasan bagi eksistensi suatu sekolah yang
mencerminkan tujuan fundamentalnya. Misi merupakan prinsip yang
mengarahkan dan merangsang proses perumusan tujuan dan strategi.
Welch dalam Nisjar dan Winardi (1997:117) menyatakan bahwa; “Misi
merupakan sebuah “... pervasive, although general, expression of the
philosophical objectives of the entreprise.” Mission should focus on “long-
range economic potentials, attitudes toward customers, product and service
quality, employees, and attitudes toward owners”. Untuk selanjutnya
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
pada Lampiran bagian A butir 2.b menyatakan bahwa misi
sekolah/madrasah;
(a) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional;
(b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
(c) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
(d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan
yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;
(e) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan
program sekolah/madrasah;
(f) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan
satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 15-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
(g) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan
oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah;
(h) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan;
(i) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka proses
perumusannya perlu melibatkan dan memperhatikan masukan-masukan
dari berbagai pihak yang terkait khususnya seluruh warga sekolah serta
sumber-sumber lain yang secara langsung berpengaruh terhadap
kemajuan sekolah. Untuk memberikan tekanan pada faktor komprehensif
dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya mampu
memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan-pertanyaan
diantaranya sebagai berikut:
(a) Apa yang akan dikerjakan oleh sekolah?
(b)Usaha apa yang akan dilaksanakan sekolah dalam meningkatkan
mutunya?
(c) Apa yang yang menjadi ciri khas dari sekolah?
(d)Pihak luar mana yang berkepentingan dengan sekolah dan mengapa?
(e)Apa nilai dasar sekolah?
(f) Apa yang berbeda pada sekolah 4 tahun yang lalu dengan sekarang?
(g)Mengapa berbeda?
(h)Cita – cita apa yang diinginkan sekolah 4 tahun yang akan datang?
(i) Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan visi
sekolah?
6) Merumuskan/menyusun Tujuan Sekolah
Setelah visi dan misi ditentukan, maka kegiatan selanjutnya adalah
menentukan tujuan sekolah yang dijabarkan kedalam masing – masing
tujuan kegiatan/program. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai
dari suatu rencana kegiatan. Tujuan ini harus terdefinisikan dengan tepat
dan dapat ditentukan atau diukur keberhasilan yang ingin dicapainya pada
satuan waktu tertentu, dengan target tertentu, mengacu pada analisis
kesenjangan.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 16-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Kesenjangan merupakan hasil pengukuran terhadap perbedaan antara
kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal yang dicita - citakan sekolah
sesuai dengan visi atau standar yang berlaku. Analisis kesenjangan
dilaksanakan untuk menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam
penentuan program dan kegiatan yang harus dicanangkan dalam RKAS
mengacu kepada visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah ditentukan.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
pada Lampiran bagian A butir 3.b menyatakan bahwa tujuan
sekolah/madrasah:
(a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka
menengah (empat tahunan);
(b) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan
dengan kebutuhan masyarakat;
(c) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah dan Pemerintah;
(d) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah, dan diputuskan oleh rapat
dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
(e) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan.
7) Merumuskan/menyusun Hasil dan Sasaran Yang Akan Dicapai
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh sekolah dalam
rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih
pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.
Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran
untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran
disertai rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran
diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan
secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam
rencana strategik.
Dalam kaitannya dengan RKAS, penentuan sasaran untuk pencapaian
setiap tahun dituangkan dalam RKAS. Sasaran ini bisa berupa dokumen,
orang, atau kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan yang dilaksanakan.
Sebagai contoh, untuk kegiatan pelatihan yang menjadi sasaran misalnya
guru, pegawai tata usaha, atau peserta didik dengan hasil kegiatan berupa
keterampilan dan/atau dokumen.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 17-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
8) Merumuskan/menyusun Strategi Pelaksanaan
Strategi merupakan rencana komprehensip yang disusun untuk mencapai
misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditentukan. Strategi harus dapat
memaksimalkan seluruh peluang dan potensi yang tersedia di dalam dan
di luar sekolah yang dapat memacu pengembangan sekolah, dan sekaligus
mampu meminimalkan permasalahan yang dapat menghambat
peningkatan mutu sekolah tersebut. Richard Vancil dalam Nisjar dan
Winardi (1997) mengemukakan bahwa: “... Strategi sebuah organisasi,
atau sub-unit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi
yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang
bersangkutan, berupa:
(a) sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi
tersebut;
(b) kendala-kendala dan kebijakan-kebijakan, yang ditetapkan sendiri oleh
pemimpin, atau yang diterima dari atasannya, yang membatasi ruang
lingkup aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan, dan
(c) kelompok rencana dan tujuan jangka pendek yang telah diterapkan
dengan harapan akan diberikannya kontribusi mereka dalam hal
mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut”
b. Pelaksanaan
RKAS disusun sebagai pedoman sekolah dalam melaksanakan program dan
kegiatan, serta pembiayaan yang telah dianggarkan. Semua warga sekolah
harus memiliki komitmen bersama untuk mencapai tujuan dan sasaran dan
mematuhi jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, warga sekolah juga harus
mentaati semua peraturan dan membuat pelaporan untuk semua kegiatan
yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam RKAS. Apabila
ada perubahan program/kegiatan, maka harus segera dilakukan
penyesuaian, dan diberitahukan kepada seluruh warga yang berkepentingan,
agar keberlangsungan program dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
pada Lampiran Bagian B butir 3.b dan 3.c menyatakan:
1) Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui
rapat dewan pendidik dan komite sekolah/madrasah.
2) Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik, dan bidang
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 18-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
non akademik pada rapat komite sekolah/madrasah dalam bentuk
laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan
rencana kerja tahunan berikutnya.
c. Pengawasan
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian
tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu
sekolah. Sahertian (2000:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi
pendidikan adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder
pendidikan, terutama kepada para guru, baik secara individu maupun secara
kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Burhanuddin (1990:284) memperjelas hakikat pengawasan pendidikan pada
hakikat substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang dimaksud
menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder
pendidikan terutama para guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan
pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus
berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang
objektif serta mendalam, dengan acuan perencanaan program pembelajaran
yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan
yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan harus
mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar.
Program pengawasan tidak hanya terbatas pada proses pembelajaran saja,
tetapi pengawasan dan kontrol dilaksanakan secara menyeluruh untuk setiap
program dan kegiatan pendidikan di sekolah. Hal ini dilakukan agar sekolah
dapat terus menerus mengevaluasi diri untuk meningkatkan kinerjanya,
sehingga peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut secara umum
dapat terlaksana.
Pengawasan juga merupakan bantuan dalam pengembangan untuk
memperoleh kondisi yang lebih baik, terutama bantuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pengawasan
juga merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang agar dapat melakukan
pekerjaannya secara efektif, serta merupakan pekerjaan pembinaan yang
menggunakan sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan
dorongan dan bantuan secara profesional untuk memperbaiki kinerja.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 Standar Pengelolaan Pendidikan pada
Lampiran Bagian C butir 1.d menyatakan bahwa pengawasan pengelolaan
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 19-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan,
dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan baik secara periodik maupun
sewaktu-waktu, tetapi dengan tetap menggunakan prinsip pengawasan
seperti yang dikemukakan oleh Sahertian & Mataheru (1982), yaitu;
(1) Ilmiah, dilakukan secara sistematis, objektif, dan menggunakan
instrumen;
(2)Demokratis, menjunjung tinggi musyawarah dan memiliki jiwa
kekeluargaan;
(3)Kooperatif, seluruh personil sekolah dapat bekerja sama,
mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar
mengajar yang lebih baik;
(4)Konstruktik dan kreatif, membina guru serta mendorong untuk aktif
menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan nyaman.
E. Mekanisme Penyusunan RKAS
Mekanisme penyusunan RKS, RKJM dan RKAS, dapat digambarkan seperti bagan 2 berikut.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 20-50
Kondisi RiilKondisi RiilSt. Pengelolaan
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 21-50
Analisis SI, SKL,
St. Penilaian
Anslisis St.Pend & Tendik
Siap ?
Pelatihan/IHT/Workshop
Penyusunan KTSP
-Nara sumber /fasilitator-Akomodasi-Konsumsi-ATK-Honor Penugasan
-dll.
St. Sarpras
Pembenahan/optimalisasi sesuai hasil analisis
-ATK-Honor Penugasan
-Biaya operasional Pesdik/Pend/TU/Administrasi
St. Proses Sesuai?
Memenuhi, DiberdayakanDipelihara/ dirawat
Dukungan Eksternal.
Pemenuhan Pengadaan Pemanfaatan secara optimalPemeliharaan/PerawatanPenambahanPenghapusan/Hibah
-Honor/biaya jasa
-Pembelian-Pembangunan
St. Pembiayaan
Cukup?
KoordinasiKonsultasiKemitraan
-Transport-ATK-Akomodasi-Konsumsi
PembiayaanKegiatanP
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
F. Penyusunan dan Penentuan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Rencana kegiatan di setiap sekolah tergantung kepada hasil analisis kesenjangan yang terjadi di
sekolah tersebut. Sedangkan besaran biaya dapat memgacu kepada ketentuan Kabupaten/Kota
masing – masing, atau ketentuan lain yang ditetapkan menurut harga pasar. Semua sumber dana
harus dicantumkan dalam RKAS, baik dana yang diterima sekolah dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah, orang tua, masyarakat, dan sumber lainnya. Hal ini tercantum dalam Permendiknas No. 19
tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran Bagian A butir 8.b.4) yang
menyatakan; “pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk
dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya”. Penghitungan dan
penentuan besaran biaya/harga mengacu kepada besaran biaya/plafon yang berlaku serta
pembayaran kewajiban pajak sesuai dengan peruntukannya.
Cara menentukan program/kegiatan berdasarkan hasil analisis kondisi dapat dilihat pada contoh 1,
sedangkan cara menentukan besaran biaya, terutama yang berkaitan dengan operasional peserta didik
dapat dilihat pada contoh 2. Untuk selanjutnya contoh 3 dan contoh 4 masing-masing adalah contoh
cara menentukan besaran biaya dalam pelaksanaan In House Training (IHT) dan cara menentukan
biaya untuk kebutuhan administrasi guru. Contoh 5 dan contoh 6 adalah contoh RKJM dan RKAS.
Contoh RKAS dapat dilihat di lampiran 1 panduan ini.
G. Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah harus disusun secara sistematik dan
mencakup berbagai komponen yang diperlukan berikut pembiayaan (sumber
dan jumlah dana) yang dibutuhkan. Contoh sistematika RKAS sebagai berikut:
1. Cover
2. Kata Pengantar dan Daftar Isi
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 22-50
Kondisi IdealKondisi Ideal
RKJM Skala prioritas RKAS
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
3. Identitas Sekolah dan Kepala Sekolah
4. Bab I. Pendahuluan; Latar Belakang, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
5. Bab II.Hasil Analisis Kondisi Riil Sekolah (hasil Analisis Konteks)
6. Bab III. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah untuk satu tahun dengan substansinya,
yaitu aspek dan uraian kegiatan, tanggal pelaksanaan, unsur yang terlibat, tujuan kegiatan,
hasil kegiatan dan sumber dana (format terlampir)
7. Bab IV. Penutup
Lampiran - lampiran
Guna mendukung kelengkapan informasi, maka program kerja sekolah harus dilengkapi/dilampiri
dengan :
1. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte pendirian
yayasan (bagi sekolah swasta)
2. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah
3. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status Kepala
Sekolah yang definitif
4. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)
5. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta uraian tugasnya.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 23-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Contoh 1: Penentuan rencana kegiatan yang didasarkan pada hasil analisis dan penentuan kebutuhan biaya dalam RKAS
No.
Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut/Kegiatan
Biaya yang dibutuhkan
Keterangan Sumber Dana
1. Semua pendidik menyusun Silabus secara mandiri
Belum semua pendidik dapat menyusun Silabus
Melakukan kegiatan pelatihan bagi guru, misalnya IHT
Honor fasilitator Konsumsi pendidik
dan fasilitator ATK
Besaran biaya sesuai dengan jumlah fasilitator dan pendidik yg ada
Komite Sekolah
..... 7. Jumlah rombel 18 Jumlah ruang
kelas 151.Penambahan ruang kelas
Biaya pembangunan RKB
Jumlah ruang yang dibangun sesuai dengan kemampu-an /rencana tahun berjalan dengan besaran biaya di-sesuaikan dengan standar yang berlaku
Komite Sekkolah
Masyarakat Pemerintah
..... 18 Semua pendidik
telah tersertifikasi Baru 50% pendidik tersertifikasi
Persiapan dan pengusulan guru unyuk disertifikasi
Transport ATK
Disesuaikan dengan ketentuan Kab./KotaMendorong Dinas Kab/Kota merealisasikan usulan
Komite sekolah
.....
.
22. Semua bangunan/ gedung difungsikan se-cara optimal dan ter-pelihara dengan
Sebagian gedung kurang terpelihara/ terawat
Pemeliharaan/pera- watan bangunan/ gedung
Pemeliharaan rutin berpe- doman pada pembiayaan pemeliharaan dan
Sesuai kebutuhan
Komite Sekolah Block Grant
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 24-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
No.
Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut/Kegiatan
Biaya yang dibutuhkan
Keterangan Sumber Dana
baik rehab ringan23. Ruang kelas
dilengkapi dengan sarana TIK yang memadai
Baru sebagian ruang kelas yang dileng-kapi sarana TIK
Pemenuhan sarana TIK di ruang kelas
Pembelian sarana TIK (infocus, screen, komputer, dll)
Besaran biaya disesuaikan dengan aturan/harga yang berlaku
Block Grant
.... 30. Peserta didik
memiliki pengalaman berorganisasi
Belum seluruh peserta didik memiliki pengalaman organisasi
Kegiatan OSIS Transport ATK Konsumsi
Disesuaikan dengan ketentuan Kab./Kota
Komite Sekolah
Seluruh peserta didik menjadi anggota OSIS
Baru sebagian peserta didik memiliki kartu OSIS
Pembuatan kartu OSIS
ATK Biaya cetak
Sesuai kebutuhan
Komite Sekolah
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 25-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Contoh 2: Perhitungan biaya operasional peserta didik (non inventaris)
a. Ulangan harian.
Ulangan harian diperhitungkan dari jumlah SK/KD untuk setiap mata
pelajaran. Sebagai contoh untuk mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:
Kelas Jumlah SK
Jumlah
KD
Banyak Ulangan
Harian
Kebutuhan
Kertas
X 6 24 8 kali 24 lembar
XI IPA 6 21 7 kali 21 lembar
XI IPS 3 14 5 kali 15 lembar
XI BHS 2 6 4 kali 12 lembar
XII IPA 5 20 6 kali 18 lembar
XII IPS 4 12 4 X 12 lembar
XII BHS 3 8 4 X 12 lembar
Dari daftar di atas, jika dirata–rata setiap mata pelajaran melaksanakan 6 kali
Ulangan Harian setiap yahunnya (diperhitungkan terhadap banyaknya
SK/KD), maka kebutuhan Ulangan Harian dapat dihitung sebagai berikut;
18 MP x 6 UH x 3 lbr kertas = 324 lembar ≈ 0, 67 rim kertas
Tinta 1 tube untuk 800 lembar, sehingga kebutuhan tinta adalah 0,438
tube, dan
Master 1 lembar untuk 100 kertas, maka kebutuhannya adalah 3,24
lembar.
Jumlah biaya untuk kebutuhan Ulangan Harian /peserta didik/tahun adalah
Jenis
kebutuh
an
volume
Harga
satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Keterangan
Kertas 0,67 40.000,00 26.800,00 Harga disesuaikan
dengan plafon/
ketentuan/ harga
pasar
Tinta 0,4378 300.000,00 131.250,00
Master 3,24 3.000,00 9.700,00
Jumlah 167.750,00
b. Praktikum
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 26-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Rata–rata pelaksanaan praktikum untuk 1 mata pelajaran adalah 4 kali/tahun
(disesuaikan dengan SK/KD mapel yang relevan), maka perhitungan biaya
adalah sebagai berikut:
10 MP x 4 x Rp 5.000,00 = Rp 200.000,00
c. Pembinaan Prestasi
1) Ekstra kurikuler ± Rp 60.000,00
2) Akademik ± Rp 60.000,00
Jumlah kebutuhan Rp 120.000,00/peserta didik/tahun
d. Ulangan Akhir Semester/ Ujian
2 x Rp 30.000,00 = Rp 60.000,00
e. Buku Teks
18 MP x Rp 30.000,00 = Rp 540.000,00/3 tahun, sehingga menjadi
Rp 180.000,00/peserta didik/tahun
f. Administrasi (kartu OSIS, Perpustakaan, dll) Rp 30.000,00
Jumlah kebutuhan operasional /peserta didik/Tahun adalah;
No. Jenis kegiatan
Biaya yang
dibutuhkan
(Rp)
Keterangan
a. Ulangan Harian 167.750,00 Harga/besaran biaya
disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku
b. Praktikum 200.000,00
c. Pembinaan
Prestasi
120.000,00
d. Ulangan Akhir
Semester/ Ujian
30.000,00
e. Buku Teks 180.000,00
f. Administrasi 30.000,00
Jumlah 727.750,00
Contoh 3: Penghitungan biaya In House Training
In House Training (IHT), merupakan pelatihan yang dilakukan di sekolah. Waktu disesuaikan dengan
banyaknya/luasnya substansi materi pelatihan, sedangkan pembiayaan disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku, misalnya sesuai dengan plafon biaya Pemerintah Daerah setempat. Berikut contoh
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 27-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
perhitungan pembiayaan untuk IHT tentang pelaksanaan dan penyusunan hasil analisis konteks
dilaksanakan selama 2 hari dengan jumlah peserta 50 orang:
No. Jenis Pembiayaan Volume Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1. Honor
a. Nara Sumber/fasilitator 16 jam 50.000,00 800.000,00
b. Pengarah 2 orang 500.000,00 1.000.000,00
2. Konsumsi 55org x 2 hr 30.000,00 3.300.000,00
3. ATK 55 pkt 25.000,00 1.375.000,00
Jumlah 6.475.000,00
Contoh 4: Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru
Pembiayaan kebutuhan administrasi guru dalam pembelajaran berhubungan dengan ATK dan honor
penugasan. Penghitungan untuk ATK dapat dilakukan dengan mempertimbangkan banyaknya guru dan
program (IPA, IPS, dan Bahasa) yang ada di sekolah. Penugasan penyusunan administrasi (Silabus,
RPP, dan pedoman/program kegiatan lainnya) dapat dilakukan per mata pelajaran. Sebagai contoh untuk
sekolah dengan banyak guru 55 orang dan hanya ada jurusan IPA dan IPS saja, serta penugasan
dilakukan per kelompok mata pelajaran, maka penghitungan pembiayaan dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Honor Penugasan: 18 mapel x Rp 200.000 = 3.600.000 /semester
2. ATK diperkirakan
a. Kertas: 1 rim/orang/semester, sehingga kebutuhan ATK keseluruhan menjadi 55 orang x 1 rim
x Rp 40.000 = Rp 2.200.000/semester
b. Tinta; 55 rim x 500 lembar = 27.500 lembar, maka kebutuhan tinta menjadi (27.500 : 800) x Rp
300.000,00 = Rp 10.312.500,00/semester
c. Master; (27.500 : 100) x Rp 3000,00 = Rp 825.000,00/semester
Dengan demikian maka kebutuhan biaya untuk administrasi guru dalam satu Tahun
adalah sebagai berikut;
No. Jenis Kebutuhan Biaya per semester
(Rp)
Biaya yang diperlukan dalam
satu Tahun (Rp)
1. Honor Penugasan 3.600.000,00 7.200.000,00
2. ATK
a. Kertas 2.200.000,00 4.400.000,00
b. Tinta 10.312.500,00 20.625.000,00
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 28-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
c. Master 825.000,00 1.650.000,00
Jumlah 33.875.000,00
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 29-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Contoh 5: Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH (RKJM) - PERIODE TAHUN 2010-2013SMA ........ KAB./KOTA : .........PROVINSI: ..........
NO. KOMPONEN KEGIATANURAIAN KEGIATAN (DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS KESENJANGAN)
SASARANTAHUN
2010 2011 2012 2013
1. Standar Isi dan Standar
1.1 Penyusunan/ 1.1.1 Penyusunan program kerja ... naskah
Kompetensi Lulusan
Penyempurnaan Dokumen kurikulum
1.1.2 Penyusunan/penyempurnaan dokumen KTSP
... naskah
1.1.3 Penyusunan/penyempurnaan komponen KTSP
...naskah
1.1.4 Penyusunan/pengembangan silabus
22 naskah 6 6 6 4
2. Standar Proses 2.2 Penyusunan perangkat
2.2.1 Penyusunan RPP 22 MP ... .... ...-
pebelajaran 2.2.2 Penyusunan/pengembangan bahan ajar
5 judul/MP 2 judul/MP
2 judul/MP
2 judul/MP
3. Standar Pendidik dan
3.1 Pemenuhan Kualifikasi
3.1.1 Pendidikan S1 bagi guru 10 orang - 5 orang
5 orang
Tenaga Kependidikan
akademik pendidik dan
3.1.2 Sertifikasi profesi guru ... orang ....-orang
... orang
.... orang
tenaga kependidikan
3.1.3 Peningkatan kompetensi guru dalam pengembangan bahan ajar berbasis TIK, melalui workshop/pelatihan eksternal dan IHT(internal)
....orang ..... .... ....
3.1.5 Peningkatan kompetensi tenaga laboran melalui workshop/pelatihan eksternal
.... orang ... orang
... orang
2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 30-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
NO. KOMPONEN KEGIATANURAIAN KEGIATAN (DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS KESENJANGAN)
SASARANTAHUN
2010 2011 2012 2013dan IHT(internal)
4. Standar Sarana dan Prasarana
4.1 Pemenuhan standar ruang kelas
4.1.1 Penambahan ruang kelas .... ruang ... ruang
... ruang
... ruang
4.1.2 Pemenuhan sarana ruang kelas ... ruang ....ruang
... ruang
... ruang
4.2 Pemenuhan ruang perpustakaan
4.2.1 Perluasan ruang perpustakaan .... unit
4.2.4 Pengembangan perpustakaan berbasis TIK
1 paket
4.3 Pemenuhan Laboratorium
4.3.1 Pembangunan ruang laboratorium komputer
1 unit
Komputer 4.3.2 Pemenuhan sarana 1 paket
dst .....
2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 31-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Contoh 6: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) - TAHUN 2010/2011
SMA ......KABUPATEN/KOTA: .......PROVINSI: .......
NO
ASPEK DAN URAIAN
KEGIATAN
TGL PELAKSA
NAAN
UNSUR YG TERLIBAT
TUJUAN KEGIATAN
HASIL KEGIATAN SUMBER DANA
JABATAN
PERANURAIANOUT PUT
JUMLAHSEKOLAH
(Rp)BLOCK GRANT
(Rp)
LAIN-NYA(Rp)
1. Standar isi dan standar kompetensi lulusan1.1 Penyusunan/
Penyemp. dok. Kurikulum
1.1.1 Penyempur-naan doku-men KTSP
23-25 Agust
Kasek 3 Wa-
kasek 4
Guru 2 TU
Narasum-berPenyusun
Panitia
Menyempur nakan dokumen KTSP
Dokumen KTSP yang disempu-rnakan melalui analisis konteks
1 naskah
1.800.000 - -
2. Standar Sarana dan Prasarana2.1 Pengadaan 1
unit RKB 18 Juli s.d. 18 Oktober 2010
Panitia pemba-ngunan
Pelaksana Memenuhi kebutuhan ruang kelas
Ruang kelas baru
1 unit 25.000.000
90.000.000.
-
2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 32-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
dst
2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 33-50
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH(RKAS)
TAHUN PELAJARAN …….
SMA ......
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA ......
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT kami warga SMA … telah dapat menyusun Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk tahun pelajaran …./... yang dilakukan oleh semua
unsur yang ada di SMA … sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
LOGO SEKOLAH ATAULOGO
KABUPATEN /KOTA
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
RKAS ini disusun sebagai dasar dan acuan dalam pelaksanaan semua kegiatan di SMA …,
sehingga mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, menuju pencapaian Standar
Nasional Pendidikan seperti yang disyaratkan dalam PP nomor 19 tahun 2005.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan, serta Komite Sekolah dan pihak lain, yang telah membantu
penyusunan RKAS ini.
Kami menyadari bahwa RKAS ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan datang sangat kami harapkan.
....., Juli 20....
Kepala,
ttd
Nama
NIP
DAFTAR ISI
Kata PengantarDaftar Isi
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Lembar PengesahanData SekolahBab I PendahuluanA. Latar Belakang
B. Visi
C. Misi
D. Tujuan
E. Sasaran
Bab II Analisis Kondisi Riil SekolahBab III Rencana Kegiatan dan Anggaran SekolahBab IV PenutupA. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran
Lembar Pengesahan
Rncana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Tahun Ajaran ........ disusun berdasarkan hasil analisis konteks dan Rencana Kegiatan Jangka Menengah (RKJM) yang
disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum SMA ..... berdasarkan hasil pertimbangan Komite Sekolah dan disyahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten ..... untuk dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab.
Mempertimbangkan, Menetapkan,
Komite Sekolah Kepala Sekolah
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Mensyahkan Memverifikasi,
Kepala Dinas Pengawas Pembina
DATA SEKOLAHSMA …
Nama Sekolah : SMA …Alamat Sekolah : Jl …Telepon/Fax : … / …Nama Kepala Sekolah : …NIP : …Nama Bank : …Alamat Bank : …Nomor Rekening : …N P W P : …Nama Ketua Komite Sekolah : …
BAB I
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi reformasi pembangunan dan kehidupan nasional tertera dalam garis-
garis besar haluan negara yakni terwujudnya masyarakat Indonesia yang
damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia
Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, cinta
tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, serta
berdisiplin. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi
tanggungjawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta
didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan
dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya
masing-masing.
Dalam kepentingan inilah pemerintah mengangkat gagasan perlu adanya
kebijakan pendidikan yang berbasis pada masyarakat luas dengan
orientasi kecakapan untuk hidup. Pendidikan yang berorientasi pada
kecakapan atau keterampilan hidup, memberikan kesempatan kepada
setiap anak untuk meningkatkan potensinya dan bahkan memberikan
peluang pada anak untuk memperoleh bekal keahlian/keterampilan yang
dapat dijadikan sebagai sumber penghidupan. Untuk mencapai kondisi
tersebut, sekolah dituntut untuk mampu memberikan pelayanan
pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik dan mampu
memberikan layanan yang memuaskan kepada guru, kepada sekolah,
staf tata usaha, orang tua peserta didik dan komponen sekolah lainnya.
Sekolah akan berfungsi dengan baik dan benar apabila setiap kegiatan
direncanakan dengan matang, dilaksanakan dan dikelola dengan baik,
serta selalu dikontrol dan dilakukan evaluasi dan supervisi yang
berkesinambungan. Dengan demikian semua program dan rencana dapat
dilaksanakan dan diukur sampai dimana keberhasilan atau kendala apa
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
yang dihadapi dalam mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, fungsi
sekolah sebagai unit pelayanan teknis harus dapat melakukan pelayanan
prima terhadap peserta didik dan orang tua, serta masyarakat, melalui
berbagai kegiatan sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang baik memerlukan personel, sarana dan prasarana, pembiayaan, dan
dukungan yang memadai, sehingga diharapkan dapat memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan warga sekolah maupun masyarakat
di luar sekolah yang dilayaninya guna menghadapi persaingan global dan
tantangan pendidikan di masa depan.
Personel sekolah sebagai pengelola pendidikan yang menekankan dan
mengutamakan kemandirian dan kreativitas peserta didik hingga dapat
membangun dirinya menuju masa depan yang lebih baik, sebagaimana
dituangkan dalam tujuan program pembangunan pendidikan menengah
yang dituangkan dalam rencana strategis pendidikan Kabupaten/Kota …..
tahun …. s.d. .... sebagai berikut:
(tujuan renstra Kabupaten/kota ….);
Oleh karena itu, dalam hal ini SMA …. dalam tahun pelajaran …./...
mencoba mewujudkan idealisme tersebut sesuai dengan tantangan,
peluang sekaligus potensi dasar yang dimiliki, baik bersumber dari kondisi
lingkungan yang ada pada sekitar tempat tinggal peserta didik dan
sekolah, maupun kondisi sumber daya pada SMA ….. itu sendiri.
Perwujudan idealisme tersebut berupa peningkatan mutu pendidikan
melalui berbagai program dan kegiatan serta pembiayaan yang
dituangkan dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
RKAS merupakan rencana dan kegiatan, serta pembiayaan yang
merupakan hasil musyawarah dan disusun berdasarkan skala prioritas
dari hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil dan kondisi yang ingin
dicapai sekolah dalam jangka waktu satu tahun.
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
B. VISI SMA …..
Terwujudnya SMA yang CANTIK dengan Lulusan yang Cerdas, Lingkungan
yang Asri, Aman dan Nyaman, Warga Sekolah yang Taqwa, Inovatif, dan
Kreatif dalam mempertahankan seni dan budaya lokal, serta mampu
bersaing di era globalisasi melalui peningkatan penguasaan terhadap Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
C. MISI :
1. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi
standar yang ditetapkan.
2. Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan
budaya kerja
3. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya dan seni daerah
sehingga menjadi salah satu sumber kearifan berperilaku dan
bermasyarakat
4. Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang dapat
menunjang pengembangan profesionalisme
5. Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan
sumber daya sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal.
D. TUJUAN SEKOLAH
• menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai,
• melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien,
berdasarkan semangat keunggulan lokal dan global
• meningkatkan kinerja masing-masing komponen sekolah (Kepala
sekolah, guru, karyawan, peserta didik, dan komite sekolah) untuk
bersama-sama melaksanakan kegiatan yang inovatif sesuai dengan
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing;
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
• meningkatkan program ekstrakurikuler agar lebih efektif dan efisien
sesuai dengan bakat dan minat peserta didik sebagai salah satu
sarana pengembanmgan diri peserta didik;
• mewujudkan peningkatkan kualitas dan jumlah tamatan yang
melanjutkan ke perguruan tinggi;
• menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang
mengatur operasional warga sekolah;
• meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik guru,
karyawan dan peserta didik yang dapat berkompetisi baik lokal
maupun global
(contoh ini diambil dari Visi, misi, dan tujuan SMA Negeri 1 Cimalaka
Kabupaten Sumedang – Jawa Barat)
E. SASARAN
Berdasarkan visi, misi, dan tujuan sekolah yang diuraikan diatas, sasaran
SMA ….. tahun pelajaran …/… adalah sebagai berikut:
Sasaran 1 : Peningkatan pemahaman dan keterampilan seluruh
warga sekolah terhadap 8 SNP dan implementasinya
dalam proses pendidikan di sekolah
Sasaran 2 : Peningkatan perolehan hasil belajar peserta didik, baik
untuk KKM mata pelajaran maupun perolehan nilai
Ujian Nasional sehingga mencapai minimal 75%
Sasaran 3 : Peningkatan disiplin seluruh warga sekolah (guru, tata
usaha, dan karyawan lainnya, serta peserta didik)
ditandai dengan terciptanya 7 K dan kehadiran minimal
95%
Sasaran 4 : Peningkatan partisipasi masyarakat dan orang tua, baik
dalam dukungan moril maupun materil dengan
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
pencapaian kehadiran pada rapat komite sekolah dan
kemampuan membayar sumbangan masing - masing
mencapai minimal 90%
Sasaran 5 : Penambahan sarana dan prasarana, terutama
pemenuhan IT sehingga minimal 75% ruang dilengkapi
perangkat IT yang terhubung dengan jaringan internet
Sasaran 6 : Peningkatan proses pembelajaran melalui
permbelajaran berbasis IT minimal untuk 8 mata
pelajaran
Sasaran 7 : Peningkatan mutu lulusan dan jumlah lululsan yang
diterima di Perguruan Tinggi terakreditasi sehingga
menacapai minimal 75%
Sasaran 8 : Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan SMP, PT,
Dinas/Instansi terkait, dan Dunia Usaha/Dunia Industri
dalam bentuk kesepakatan tertulis (MoU)
Sasaran 9 : Dst.
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
BAB II
ANALISIS KONDISI RIIL SEKOLAH
(lampirkan hasil Analisis Konteks)
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
BAB III
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
SMA ......KABUPATEN/KOTA: .......PROVINSI: .......
NO
ASPEK DAN
URAIAN KEGIATAN
TGL PELAKSA-NAAN
UNSUR YG TERLIBAT
TUJUAN KEGIATA
N
HASIL KEGIATAN SUMBER DANA
JABATAN
PERAN
URAIAN OUT PUT
JUMLAH
SEKOLAH
(Rp)
BLOCK GRANT
(Rp)
LAIN-NYA
(Rp)
1. Standar isi dan standar kompetensi lulusan1.1
Penyusun-an/ penyemp. dokumen kurikulum
1.1.1 Penyem-purnaan dokumen KTSP
23-25 Agust
Kasek 3 Wa-
kasek 4
Guru
Nara-sumber
Penyu
Menyempur nakan dokumen KTSP
Dokumen KTSP yang disempur-nakan melalui
1 naskah
1.800.000 - -
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
2 TU -sun
Panitia
analisis konteks dan analisis peluang dan tantangan
1.1.2 Dst2. Standar
Proses2.1 ....2.1.1 ....2.1.2 Dst
3 Standar Sarana dan Prasarana3.1
Pengadaan 1 unit RKB
18 Juli s.d. 18
Oktober 2010
Panitia pemba-ngunan
Pelak- sana
Memenuhi kebutuhan ruang kelas
Ruang kelas baru
1 unit 25.000.000 90.000.000
Catatan :
Kolom–kolom pada RKAS ini diisi dengan jenis kegiatan dan pembiayaan yang telah ditentukan mengacu kepada hasil analisis kebutuhan dan penentuan jenis kegiatan, serta penghitungan biaya seperti pada contoh 1 s.d. contoh 4 panduan penyusunan RKAS.
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Bab IV
PENUTUP
Demikianlah Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah ini kami susun sebagai acuan
dan dasar dalam pelaksanaan program dan kegiatan sekolah, serta pembiayaannya
agar proses pendidikan di sekolah kami berjalan lancer.
Besar harapan kami, semua pihak akan berkontribusi memberikan dukungan bagi
terwujudnya SMA ….dengan visi yang telah dirumuskan bersama melalui berbagai
kegiatan yang telah dijabarkan dalam RKAS ini. Semua kegiatan tersebut dirancang
berdasarkan kesenjangan kondisi riil sekolah dengan kondisi yang diatrgerkan sesuai
dengansasaran sekolah yang diwujudkan pada tahun pelajaran ini.
Mudah – mudahan dengan adanya RKAS ini menjadi control bagi kami, terutama dalam
pengukuran kinerja dan hasil capaian sekolah dalam memenuhi tuntutan 8 (delapan)
Standar Nasional Pendcidikan.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen xlviii-ii
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Lampiran –lampiran:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
2. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte pendirian
yayasan (bagi sekolah swasta)
3. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah
4. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status Kepala Sekolah
yang definitif
5. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)
6. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta uraian tugasnya.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen xlix-ii
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
BAB III
PENUTUP
1. Semua SMA berkewajiban untuk terus berupaya meningkatan kuantitas
dan kualitasnya secara proporsional melalui berbagai kegiatan yang
dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), agar
pada saatnya dapat memenuhi SNP.
2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan pedoman dan acuan
bagi sekolah dalam pelaksanaan proses pendidikan yang harus ditaati
oleh seluruh warga sekolah.
3. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan rencana yang
komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya
yang ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang
diinginkan di masa mendatang. RKAS juga harus berorientasi ke depan
dan dapat menjembatani antara kondisi saat ini dan kondisi ideal.
4. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah memiliki komponen dan
cakupan yang harus dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis kondisi,
serta memperhatikan peluang dan tantangan dari lingkungan eksternal,
kekuatan dan kelemahan internal, dalam rangka pemenuhan SNP.
5. Panduan Penyusunan RKAS ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah
dalam menyusun rencana kerjanya untuk memenuhi SNP.
Untuk selanjutnya kritik, saran, dan masukan demi perbaikan naskah ini sangat diharapkan.
2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen l-ii
Recommended