View
234
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
INTERAKTIVITAS NETIZEN VIA INSTAGRAM
MENGENAI PARENTING ISLAMI DALAM AKUN
@ARKHAIRAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai Salah Satu
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I).
Oleh
Indriana Rara Subadra
Nim. 1112051000021
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M/1437 H
i
ABSTRAK
Indriana Rara Subadra (1112051000021)
“Interaktivitas Netizen Via Instagram Mengenai Parenting Islami pada Akun
@arkhairan”
Media massa mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif
lebih banyak, heterogen, anonim, pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Media
sosial Instagram yang sebelumnya hanya sebagai aplikasi untuk berbagi foto dan
video, namun saat ini telah dijadikan sebagai sarana diskusi baru. Akun instagram
@arkhairan yang mempunyai followers sekitar 63.000 ini memanfaatkannya
sebagai saran interaksi mengenai Parenting Islami.
Berdasarkan latar belakang tersebut, munculah beberapa pertanyaan dalam
penelitian ini: Bagaimana interaktivitas parenting islami via instagram akun
@arkhairan? Bagaimana user to system, user to user dan user to document dalam
akun @arkhairan? Apa respons positif dan negatif netizen terhadap akun
@arkhairan? Media sosial instagram akun @arkhairan sebagai sebuah terobosan
baru sarana diskusi. Dalam akun @arkhairan ada beberapa interaktivitas
parenting Islami. Kiriman yang dibagikan mengenai bagaimana mengenalkan
anak kepada Allah, bagaimana mengajarkan anak untuk selalu bersyukur setiap
hari, bagaimana mengajarkan anak untuk mengaji dan berbuat baik. Interaksi yang
terjadi mengenai parenting Islami berawal dari kiriman yang dibagikan kepada
aktivis, kemudian dikomentari oleh reaktivis dan direspons kembali oleh aktivis.
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu melakukan analisis terhadap interaktivitas netizen mengenai
parenting Islami pada media sosial instagram akun @arkhairan. Metode
deskriptif pada hakikatnya adalah mencari dan memanfaatkan teori, bukan
menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.
Respons dari netizen mengenai parenting Islami pada akun @arkhairan
pun bermacam-macam. Ada yang merespons dengan sangat positif dan merasa
terbantu dengan adanya interaksi melalu kolom komentar. Namun ada juga
netizen yang merespons negatif dengan memberikan komentar sarcasme pada
kiriman yang dibagikan. Jika dibuat presentase hanya sekitar 2-3% netizen yang
merespons negatif mengenai adanya interaksi ini.
Interaktivitas yang terjadi dalam akun @arkhairan mengenai parenting
Islami dapat dikategorikan ke dalam tiga bentuk interaktivitas versi McMillan.
Pertama, interaktivitas dalam bentuk user to system dapat dilihat dari adanya link
pada bio di akun @arkhairan yang bisa kita buka dan berikan komentar pada situs
tersebut. Kedua, bentuk interaktivtas user to user yang dapat dilihat dari adanya
interaksi melalui kolom komentar yang kemudian sampai berlanjut melalui email,
chat atau bahkan bertemu secara langsung. Ketiga, peneliti melihat adanya bentuk
interaktivitas user to document dalam akun @arkhairan. Dimana reaktivis me-
repost kiriman @arkhairan.
Kata Kunci : Media, Interaktivitas, Instagram, Akun, @arkhairan.
ii
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji serta syukur yang tak terhenti atas ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat iman, nikmat Islam, serta
hidayahNya. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa akhlak
dan ilmu pengetahuan bagi seluruh umat sehingga keluar dari zaman jahiliyah ke
zaman ma’rifatiyah ini. Allahummashalliwassalim’alaih. Setelah dengan segala
usaha dan doa, akhirnya dengan limpahan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Berbagai hambatan dan
kesulitan penulis temui, baik dalam mencari sumber pustaka maupun sumber dan
data. Namun banyak pengalaman yang penulis dapatkan dari kesulitan tersebut.
Alhamdulillah hal tersebut dapat terlewati berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
ungkapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, Ph.D sebagai Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr.
Roudhonah, M.A sebagai Wakil Dekan 2 Bidang Administrasi Umum, Dr.
Suhaimi, M.Si sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, M.A sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam. Dan Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai Sekretaris jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA. Ph. D, sebagai pembimbing skripsi yang
luar biasa karena tidak hanya memberikan bimbingan serta pengarahan
yang sangat berharga kepada penulis, tetapi juga bentuk perhatian yang
begitu besar sehingga skripsi ini bisa selesai tepat waktu.
4. Prof. Dr. H. M Yunan Yusuf, M.A, Penasehat Akademik KPI A 2012 yang
memberikan banyak masukan serta arahan mulai sejak kuliah hingga saat
menyusun proposal skripsi.
iii
5. Semua Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis
6. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
karena sudah memberikan kemudahan pada penulis untuk meminjamkan
buku referensi untuk menyusun skripsi ini.
7. Staf Tata Usaha yang sudah membantu penulis dalam membuat surat
menyurat baik untuk keperluan wawancara maupun untuk keperluan
seminar proposal hingga sidang.
8. Ibu Aninda dan Une, sebagai Praktisi Anak Usia Dini yang juga sebagai
pengelola akun @arkhairan yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk bisa mewawancarai.
9. Kak Jasmine Hilman, sebagai netizen sekaligus follower akun @arkhairan
yang sudah banyak membantu sebagai narasumber yang bersedia
meluangkan waktunya untuk diwawancarai.
10. Kak Anindita, sebagai netizen sekaligus follower pada akun @arkhairan
yang telah berkenan untuk penulis wawancarai seputar akun @arkhairan.
11. Kedua orangtua yang penulis sayangi dan penulis banggakan, Bapak Indra
Sakti, S.H, M. Sc dan Ibu Diah Ali Yanti yang sudah mendidik penulis
hingga detik ini dan tidak pernah lelah memberikan do’a dan smemangat
kepada penulis hingga akhirnya menjadi motivasi bagi penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Indriani Puspita Sari, SE, Indriati Srikandi Putri, Amd. Keb, S.Kes, dan
Indra Brawijaya Parikesit sebagai Kakak dan Adik kandung penulis yang
sudah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis dan juga banyak
memberikan smemangat serta dorongan kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
13. Faqih Aulia Rizqi, sebagai partner yang selalu ada dan bersedia membantu
penulis baik dalam hal bimbingan maupun mencari referensi buku, partner
berdiskusi dan berbagi cerita yang baik, pemberi motivasi, saran serta
semangat yang luar biasa sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
iv
14. Hany Sabrina Mumtaz Aziz, Ricca Junia Ilprima, Rizki Hakiki, Fajar
Hardian Azhar dan Yoga Alif Prasetyo, sebagai sahabat-sahabat dekat
penulis yang sudah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi, baik berupa saran, kritik, maupun berupa smemangat dan do’a.
15. Inez Tia Yohana dan Eka Putri Handayani, sebagai sahabat-sahabat
penulis yang telah memberikan smemangat dan doa sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
16. Keluarga besar KPI A angkatan 2012, sebagai teman-teman kuliah penulis
dari semester 1 hingga semester 7 yang sudah memberikan smemangat
serta memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis dalam diskusi-
diskusi ketika dalam perkuliahan.
17. Keluarga besar muslimarket.com, khususnya divisi produksi studio 2.0
Kak Nisa, Kak Fani, Hani, Mas Zaky, Mas Ravi, Mas Sapta, Mas Didot,
Mas David, Mas Adit, Mas Irfan, Mas Putra dan Mas Anu, sebagai rekan-
rekan di tempat penulis bekerja hingga saat ini yang telah banyak
memberikan dukungan, doa dan izin yang mudah untuk bimbingan
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
18. Semua guru beserta mentor penulis yang sudah banyak memberikan do’a
untuk kesuksesan penulis dalam dunia akademik dan juga telah banyak
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.
Ciputat, 29 April 2016
Indriana Rara Subadra
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Permasalahan ......................................................................................................... 5
1. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5
2. Batasan Masalah .............................................................................................. 6
3. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
C. Penelitian ............................................................................................................... 6
1. Pernyataan penelitian ...................................................................................... 6
2. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7
3. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
D. Bingkai Teoritis ..................................................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................................................ 9
1. Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 9
2. Metode Penelitian .......................................................................................... 10
3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 11
4. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 13
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 15
G. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 16
BAB II KAJIAN TEORITIS .......................................................................................... 18
A. Teori Media Baru ................................................................................................. 18
B. Media Sosial ........................................................................................................ 20
C. Teori Interaktivitas ............................................................................................... 27
D. Konsep Parenting Islami ..................................................................................... 32
BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 39
A. Biografi Aktifis .................................................................................................... 39
B. Biografi Reaktivis ................................................................................................ 40
C. Terbentuknya Media Sosial Instagram ................................................................ 42
D. Fitur-Fitur dalam Media Sosial Instagram ........................................................... 44
E. Sejarah terbentuknya Media Sosial Instagram Akun @arkhairan ....................... 47
F. Visi Misi Akun Instagram @arkhairan ................................................................ 48
G. Fitur-Fitur dalam Media Sosial Instagram Akun @arkhairan ............................. 49
BAB IV HASIL TEMUAN & ANALISIS ..................................................................... 56
A. Hasil Temuan ....................................................................................................... 56
1. Interaksi parenting Islami dalam akun @arkhairan ...................................... 56
2. User to system ............................................................................................... 57
3. User to user ................................................................................................... 58
4. User to document........................................................................................... 60
5. Respons positif dan negatif ........................................................................... 61
vi
B. Analisis ................................................................................................................ 63
1. Interaksi parenting Islami dalam akun @arkhairan ...................................... 64
2. User to system ............................................................................................... 72
3. User to user ................................................................................................... 79
4. User to document........................................................................................... 93
5. Respons positif dan negatif ........................................................................... 96
C. Interpretasi Hasil ................................................................................................ 101
1. Interaksi parenting Islami dalam akun @arkhairan .................................... 101
2. User to system ............................................................................................. 104
3. User to user ................................................................................................. 105
4. User to document......................................................................................... 106
5. Respons positif dan negatif ......................................................................... 107
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 110
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 110
B. Saran .................................................................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 118
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Tampilan followers pada akun instagram @arkhairan ................50
Gambar 3.2 Tampilan hastag (#) akun instagram @arkhairan .......................51
Gambar 3.3 Tampilan likers pada akun instagram @arkhairan ......................52
Gambar 3.4 Tampilan turn on notification pada akun instagram
@arkhairan ..................................................................................54
Gambar 3.5 Tampilan arroba (@) pada akun instagram @arkhairan .............55
Gambar 4.1 Tampilan kegiatan mengaji Une pada akun instagram
@arkhairan ..................................................................................57
Gambar 4.2 Tampilan link pada bio pada akun instagram @arkhairan ..........58
Gambar 4.3 Tampilan Foto mengenai interaksi yang terjadi pada
akun instagram @arkhairan .........................................................59
Gambar 4.4 Tampilan penciptaan ulang yang terjadi pada akun
instagram @arkhairan..................................................................61
Gambar 4.5 Tampilan responspositif pada akun instagram @arkhairan ........61
Gambar 4.6 Tampilan responsnegatif pada akun instagram @arkhairan ........63
Gambar 4.7 Tampilan kegiatan mengaji Une pada akun instagram
@arkhairan ..................................................................................65
Gambar 4.8 Tampilan foto perkembangan Une setelah seminggu
mengaji di TPA Pada akun instagram @arkhairan .....................66
Gambar 4.9 Tampilan foto Une ketika sholat dan diajarkan bersyukur
pada akun instagram @arkhairan ................................................67
Gambar 4.10 Tampilan foto Une saat Idul Adha padaakun instagram
@arkhairan ..................................................................................70
Gambar 4.11 Tampilan foto Une saat sedang berdoa pada akun
instagram @arkhairan..................................................................71
Gambar 4.12 Tampilan foto Une saat hari pertama masuk sekolah
pada akun instagram @arkhairan ................................................71
Gambar 4.13 Tampilan akun instagram @arkhairan ........................................74
Gambar 4.14 Tampilan parenting sharing akun instagram @arkhairan ...........76
Gambar 4.15 Tampilan kiriman parenting islami pada akun
instagram @arkhairan..................................................................77
Gambar 4.16 Tampilan foto endorsement pada akun instagram
@arkhairan ..................................................................................77
Gambar 4.17 Tampilan Endorsement yang digabung dengan
Parenting Sharing akun instagram @arkhairan ..........................78
Gambar 4.20 Tampilan parenting sharing pada akun instagram
@arkhairan ..................................................................................83
Gambar 4.21 Tampilan komentar sarcasmepada akun instagram
@arkhairan ..................................................................................83
Gambar 4.22 Tampilan kritik dan responsnegatif pada akun
instagram @arkhairan .................................................................84
Gambar 4.23 Tampilan responsnegatif pada akun instagram
viii
@arkhairan ..................................................................................84
Gambar 4.24 Tampilan responspositif pada akun instagram
@arkhairan ..................................................................................88
Gambar 4.25 Tampilan Foto mengenai interaksi yang terjadi
pada akun instagram @arkhairan ................................................94
Gambar 4.26 Tampilan Foto sebelum dan sesudah di-repost
ulang mengenai interaksi yang terjadi pada akun
instagram @arkhairan .................................................................95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam komunikasi, tentu kita mengenal komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah ”suatu proses di mana komunikator menggunakan
media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus menerus
menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat memengaruhi khalayak
yang besar dan beragam dengan melalui berbagai cara.”1
Menurut Onong Uchjana Effendy, ”komuniksasi adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara
lisan ataupun tidak lisan. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu
sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-
sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Atau dengan kata lain komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan
sehari-hari dalam menyampaikan pesan atau rangsangan yang terbentuk
melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih, yang satu
sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan
makna, merespons pesan tersebut serta memeliharanya diruang
publik.”2
Dalam komunikasi, tentu kita mengenal komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah ”suatu proses dimana komunikator menggunakan
media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus menerus
1Denis McQuail, Mass Communication Theory: An Introduction (London: Sage, 1987), h,
266. 2 Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya),
h, 10.
2
menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat memengaruhi khalayak
yang besar dan beragam dengan melalui berbagai cara.”3
Sedangkan media massa merupakan salah satu alat dalam proses
komunikasi massa, karena mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan
relatif lebih banyak dan bermacam-macam, pesannya bersifat abstrak dan
terpencar. Dalam kajian komunikasi sendiri, media massa sering dipahami
sebagai perangkat-perangkat yang diatur atau diorganisir untuk
berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada khalayak
luas dalam waktu yang relatif singkat. Media yang saat ini paling sering
digunakan adalah media baru. Media baru merupakan sarana perantara yang
baru. Baru dalam arti disini ialah jika kita lihat dari segi waktu, manfaat,
produksi, dan distribusinya.Media baru juga dapat disebut sebuah istilah yang
dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan
teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar
teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” adalah digital, yang
seringkali memiliki karakteristik, seperti dapat dimanipulasi, bersifat
jaringan, padat, interaktif dan tidak memihak.4
Media sosial adalah salah satu contoh dari media baru. Media sosial
instagram, misalnyaadalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.
3Denis McQuail, Mass Communication Theory: An Introduction (London: Sage, 1987), h,
266. 4 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga 2000), h, 17.
3
“Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi
bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan
Polaroid.Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh
kamera pada peralatan bergerak.”5
Dalam media sosial, kita bisa memosting apapun yang kita mau.
Bahkan saat ini media sosial tidak lagi sebagai alat komunikasi melainkan
bisa dijadikan untuk bisnis dan lainnya. Media sosial instagram merupakan
media yang unik. Kita bisa memosting video dan gambar apapun yang kita
mau asal tidak mengandung unsur negatif yang mengandung SARA(Suku,
Agama, Ras dan Antargolongan) dan asusila. Semakin menarik postingan kita
semakin banyak orang yang mem-follow akun kita. Semakin banyak pula
orang yang memberikan komentar. Baik itu positif maupun negatif. Namun
itulah konsekwensi di media sosial. Setiap apapun yang kita posting selalu
menimbulkan berbagai macam pro dan kontra. Mengingat media sosial
merupakan media yang bisa diakses oleh siapapun dan dimanapun. Selain itu,
kemudahan aplikasi gratis dan ponsel pintar dengan harga yang relatif murah
mendukung siapapun bisa memiliki akses ke media sosial. Oleh karena itu,
agar menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, kita harus bisa
memosting hal-hal menarik dan positif atau bahkan bermanfaat bagi orang
lain.
Salah satu contohnya adalah akun instagram @arkhairan. Akun ini
memiliki lebih dari 63.000 followers. Akun ini berisikian postingan-postingan
5https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram, diakses pada Selasa, 5 Januari 2016.
4
positif yang dikelola oleh seorang ibu yang bernama Aninda atau biasa
dipanggil Ninda yang lahir pada tahun 1990 dan memiliki seorang anak
bernama Arkhairan Razaki Akbar yang lahir pada tahun 2012. Postingannya
sederhana, yakni berisi foto dan video ‟Une‟ sapaan akrab Arkhairan. Namun,
hal yang menarik dari postingan dalam akun ini adalah caption yang berisikan
pengetahuan mengenai parenting. Hampir seluruh postingan berisikan
mengenai pengetahuan parenting. Namun menariknya adalah sebagian
postingan berisikan mengenai parentingIslami. Misalnya postingan ketika
Une membaca doa sebelum makan, sebelum tidur bahkan postingan
mengenai cara-cara mengenalkan Tuhan kepada anak. Pembelajaran
mengenai agama ke anak sejak dini memang sangat diperlukan agar anak
tidak lagi merasa asing dengan agamanya, Tuhannya dan kitab sucinya.
Ibu Nindayang mengelola akun ini sering mengadakan diskusi virtual
lewat fitur komentar yang ada dalam media sosial ini. Maka tak heran jika
pengikut dari akun ini mencapai 63.000. Namun tak jarang juga ada
komentar-komentar negatif yang diberikan pada netizen jika memang
postingannya sangat rentan untuk diberikan komentar negatif.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui adakah
manfaat media baru sebagai sarana diskusi. Dalam penelitian ini yang
dijadikan objek penelitian adalah akun instagram @arkhairan. Untuk itu
penulis memberi judul ”Interaktivitas Netizen Via Instagram Mengenai
ParentingIslami dalam Akun @arkhairan”
5
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi belakangan ini telah
mengalami kemajuan yang sangat pesat dan kemunculan media baru
merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi digital
komunikasi yang baru. Dalam praktik komunikasi, baik yang dilakukan
oleh individu, kelompok, organisasi maupun negara, telah banyak
memanfaatkan media baru sebagai salah satu alat untuk mendukung proses
komunikasi.
Pada awal kemunculannya, media sosial instagram merupakan
aplikasi yang hanya dimanfaatkan untuk berbagi foto dan video
saja.Namun, seiring perkembangannya, saat ini media sosial instagram
juga dimanfaatkan sebagai sarana bisnis (online) maupun hal positif
lainnya.Contohnya akun instagram @arkhairan.Akun ini berisikan
postingan foto dan video anak kecil yang dikelola oleh ibu kandungnya.
Menariknya, banyak akun serupa yang juga memiliki followers puluhan
ribu bahkan ratusan ribu seperti @ayashaputri atau @inayaarcilla. Namun
yang membedakan akun instagram @arkhairan dengan akun lainnya
adalah adanya diskusi mengenai parenting Islami dalam akun ini.Untuk itu
peneliti ingin mengetahui parenting Islami netizen dalam media sosial
instagram akun @arkhairan dan bagaimana respons netizen terhadap akun
ini.
6
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus antara masalah yang
akan dikemukakan dengan pembahasannya, maka perlu diberi batasan.
Peneliti hanya membatasi masalah pada bagaimana interaktivitas netizen
via media sosial instagram tentang parenting Islami dalam akun
@arkhairan.
3. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana interaktivitas parenting Islami dalam akun @arkhairan?
2. Bagaimana user to system, user to user dan user to document dalam
akun @arkhairan?
3. Apa respons positif dan negatif netizen terhadap akun tersebut?
C. Penelitian
1. Pernyataan Penelitian
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat
diketahui bahwa akun instagram @arkhairan merupakan sebuah terobosan
baru sebagai media pembelajaran. Dimana sesuai fungsi awalnya, bahwa
media sosial instagram hanya diperuntukkan untuk membagikan foto dan
video. Namun, karena kreatifitas aktivis (Ibu Ninda) yang mengemas
parenting islami begitu menarik, sehingga banyak yang mengikuti akun
instagram ini. Hal ini terlihat dari adanya interaksi melalui kolom
7
komentar yang tersedia. Reaktivis memberikan komentar pada dokumen
yang dibagikan, kemudian direspons kembali oleh aktivis. Bentuk
interaktivitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah bentuk
interaktivitas versi McMillan (2006) yang berisi tentang user to system,
user to user dan user to document. Untuk itu peneliti akan memaparkan
lebih jelas mengenai interaktivitas dalam akun instagram @arkhairan.
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui in interaktivitas user to system, user to user, user
to document yang meliputi aktivitas aktivis, reaktivis (respons netizen) dan
konten akun tersebut.
3. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, peneliti mengharapkan
adanya manfaat bagi peneliti dan masyarakat. Manfaat yang bersifat
teoritis dan praktis, yakni:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi
dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan
terutama bidang komunikasi.
b. Manfaat Praktis
Untuk menambah wawasan bagi peneliti maupun masyarakat luas
serta sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. Selain itu pula,
diharapkan adanya sebuah kontribusi positif dari interaksi
8
parentingIslami netizen dalam media sosial instagram akun
@arkhairan.
D. Bingkai Teoritis
INTERAKTIVITAS
McMillan
(2006)
AKTIVIS
- User to System
- User to User
- User to
Document
REAKTIVIS
- Netizen
(Aktif/Pasif)
- Komentar
(Positif/Negatif)
- Spam
- Aninda
- Praktisi Anak
Usia Dini
- Manager
Account
@arkhairan
- #IbuNindaParentingSharing
- Parenting Islami
- Endorsement
Konten
Document
System
9
Dari bagan teoritis di atas dapat dijelaskan bahwa arah panah tersebut
menunjukan tentang bagaimana bentuk interaktivitas yang ada dalam akun
@arkhairan. Dapat dilihat pada bagan di atas, bahwah McMillan
mengemukakan 3 bentuk interaktivitas. Yaitu user to system yang meliputi
interaksi aktivis (Ibu Aninda selaku praktisi anak usia dini) dengan system
(akun @arkhairan) dan ada keterkaitannya dengan dokumen atau konten yang
akan disajikan, kemudian user to user yang meliputi interaksi antara aktivis
dengan reaktivis yang melibatkan respons positif dan negatif dari dokumen
serta konten baik parenting sharing, parenting Islami, endorsement yang ada
pada akun @arkhairan. Selanjutnya, user to document yang merupakan
bentuk interaksi antara reaktivis dengan dokumen yang ada dalam bentuk
penciptaan ulang. Seperti halnya membagikan ulang kiriman yang telah
disajikan dalam akun @arkhairan.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Menurut Sugiyono, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah
instrumen kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
10
gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna generalisasi.6
Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari subjek penelitian yang dapat diamati.Penelitian kualitatif
biasanya menekankan observatif partisipatif, wawancara mendalam dan
dokumentasi.7 Maka dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada
observasi dan wawancara mendalam dalam menggali data bagi proses
validitas penelitian ini, tetapi tetap menggunakan dokumentasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metodologi studi
kasus.Studi kasus adalah merupakan salah satu strategi dalam
sebuahpenelitian kualitatif. Menurut John W. Creswell:
“Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya
peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa,
aktivitas, proses, atau sekelompok individu.Kasus-kasus dibatasi
oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi
secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.”8
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu melakukan analisis terhadap interaktivitas netizen
mengenai parentingIslami pada media sosial instagram akun @arkhairan.
6Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013), h,
2. 7 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 134. 8John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Edisi
KetigaBandung : Pustaka Pelajar, 2008.h. 19.
11
Metode deskriptif pada hakikatnya adalah mencari dan
memanfaatkan teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan
pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak sebagai
pengamat.Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala dan
mencatatnya dalam buku observasi. Dengan suasana alamiah berarti
peneliti terjun ke lapangan, dan tidak berusaha memanipulasi variabel
karena kehadirannya mungkin memengaruhi gejala, peneliti harus
berusaha memperkecil pengaruh tersebut.9
Melihat konsepsi penelitian di atas, maka penelitian inisudah sesuai
dengan konteks permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana bentuk interaksi user
to system, user to user dan user to document dalam akun @arkhairan, apa
unsur parentingIslami dan bagaimana resmpon netizen terhadap akun ini.
Setelah mendapatkan data atau informasi yang dimaksud, maka
langkah selanjutnya yang ditempuh oleh peneliti yaitu menggambarkan
informasi atau data tersebut secara sistematis untuk kemudian dianalisis
dengan menggunakan perbandingan dan perpaduan dengan teori yang
sudah ada.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer
untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah langkah yang amat
penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang
9 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, h. 22.
12
dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah
dirumuskan.10
Namun, penelitian ini tidak untuk menguji hipotesis, tetapi
untuk mengimplementasikan teori secara deskriptif untuk mendukung
pernyataan penelitian.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan langsung
oleh peneliti dalam situasi yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini yang digunakan adalah data dokumentasi,
wawancara mendalam yang berhubungan dengan data yang diperlukan
dan observasi.
a. Dokumentasi
Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah
untuk mendapatkan informasi dan data-data tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan interaktivitas netizen dalam media sosial
instagram akun @arkhairan dari segi pemanfaatan fitur komentar
sebagai sarana diskusi (online) dalam proses komunikasi. Foto-foto
dan video-video yang ada dalam media sosial instagram maupun
video yang ada dalam youtube.Teknik dokumentasi ini juga
digunakan untuk mendapatkan informasi dan data-data sekunder
yang berhubungan dengan fokus penelitian.
b. Wawancara
Informan adalah orang yang terlibat secara langsung dalam
aktivitas yang menjadi objek perhatian peneliti. Untuk itu, peneliti
10
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet. IV (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 211.
13
akan memperoleh data yang akurat dari informan. Penentuan
informan di sini dilakukan secara purposive. Orang yang akan
menjadi informan sengaja diambil oleh penulis, berdasarkan kriteria
dan pertimbangan (apa) yang dibutuhkan dalam penelitian.
Karena penelitian ini membahas mengenai interaktivitas mengenai
parentingIslami netizen dalam media sosial instagram akun @arkhairan
dan bagaimana respons netizen, maka yang akan menjadi informan
dalam penelitian ini adalah inisiator atau pembuat akun instagram dari
@arkhairan yaitu Ibu Ninda, guna mengetahui latar belakang dibuatnya
akun ini. Kemudian netizen yang sering bertemu serta berdiskusi melalui
fitur komentar, yaitu Jasmine Hilman dan Anindita.
Lebih jauh, penggunaan wawancara mendalam (in-depth
interviews) dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data primer
dari subjek penelitian dengan cara wawancara mendalam yang tidak
berstruktur, dengan pertimbangan supaya dapat berkembang sesuai
dengan kepentingan penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Definisi analisis data, banyak dikemukakan oleh para ahli
metodologi penelitian. Berikut ini adalah definisi analisis data yang
dikemukakan oleh para ahli metodologi penelitian tersebut, yang terdiri
atas:
a. Menurut Bogdan dan Taylor, analisis data adalah proses yang
merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan
14
pernyataan(ide)seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha
untuk memberikan bantuan pada tema dan pernyataan itu.
b. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain.11
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, analisis
data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan,
sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena
memiliki nilai sosial, akademik dan ilmiah.12
Analisis data penelitian
bersifat berkelanjutan dan dikembangkan sepanjang program.
Analisis data dilaksanakan mulai penetapan permasalahan,
pengumpulan data dan setelah data terkumpulkan. Analisis dalam
penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan.Tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum
dimulai sejak pengumpulan data yaitu; 1) reduksi data, yang diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan -
catatan tertulis di lapangan 2) penyajian data (display data) dilakukan
dengan menggunakan bentuk teks naratif dan 3) penarikan kesimpulan
serta verifikasi.13
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013),
h, 244. 12
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet. IV (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 192. 13
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet. IV (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 192.
15
Teknik analisis data dalam penelitian ini, dilakukan setelah data-
data diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan
observasi.Kemudian data-data tersebut, dianalisis secara saling
berhubungan untuk mendapatkan dugaan sementara, yang dipakai dasar
untuk mengumpulkan data berikutnya, lalu dikonfirmasikan dengan
informan.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka digunakan untuk menghindari adanya kesamaan judul,
objek, pembahasan dalam proses penyusunan skripsi. Penelitian mengenai
pemanfaatan media yang diangkat mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi cukup bervariatif, baik tema maupun objek penelitiannya.
Berikut diantaranya skripsi yang terkait dengan pemanfaatan media,
yaitu:
1. “Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan Pengetahuan Guru di SMA
Muhammadiyah Tangerang”, yang ditulis Bima Suhardiman, Nim
207051000168, mahasiswa KPI tahun 2011, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.14
Isi dari skripsi ini difokuskan pada pemanfaatan media internet
dalam meningkatkan pengetahuan guru di SMA Muhammadiyah,
sementara skripsi yang peneliti tulis memfokuskan pada pemanfaatan
media sosial sebagai sarana diskusi parentingIslami.
14
Bima Suhardiman, “Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan Pengetahuan Guru di SMA
Muhammadiyah 1 Tangerang” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011).
16
2. “Pemanfaatan Weblog oleh Lembaga Pengkajian dan Pengembangan
Bela Negara Indonesia Raya (LEBNIR)”, yang ditulis oleh Aditya
Ranggadani, Nim 205051000450, Mahasiswa KPI lulusan tahun 2010,
UIN Syarfif Hidayatullah Jakarta.15
Isi dari skripsi tersebut lebih
difokuskan pada pemanfaatan weblog oleh Lembaga Pengkajian dan
pengembangan Bela Negara Indonesia Raya (LEBNIR), sementara
skripsi ini difokuskan pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana
diskusi parentingIslami.
3. “Pemanfaatan Media Sosial oleh Karyawan Transcorp dalam Mencari
Informasi tentang Partai Politik Islam”, yang ditulis oleh Sendy Darlis
Aditya, Nim 1110051000173, Mahasiswa KPI lulus tahun 2014, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.16
Isi dari skripsi tersebut lebih difokuskan
pada pemanfaatan media sosial oleh karyawan transcorp dalam mencari
informasi tentang partai politik Islam, sementara skripsi ini difokuskan
pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana diskusi parentingIslami.
G. Sistematika Penulisan
Dalam membahasa suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan
yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah – langkah
pembahasan sebagai berikut:
15
Aditya Ranggadani, “Pemanfaatan Weblog oleh Lembaga Pengkajian dan Pengembangan
Bela Negara Indonesia Raya (LEBNIR)” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010). 16
Sendy Darlis Aditya,“Pemanfaatan Media Sosial oleh Karyawan Transcorp dalam Mencari
Informasi tentang Partai Politik Islam” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
17
Bab I merupakan bab pendahuluan, yang terdiri atas enam sub bab antar
lain latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian,
manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.
Selanjutnya, bab tentang kajian teoritis dibahas di bab II. Pada bab ini
terdiri atas bingkai teoritis yang merupakan gambaran dari teori yang
digunakan.
Khusus untuk gambaran umum akun @arkhairan dibahas pada bab III
yang meliputi sejarahnya, visi misinya dan fitur-fiturnya.
Sebagai inti skripsi, yaitu penyajian data, yang terdiri atas dua sub bab
yakni yang pertama deskripsi umum objek penelitian dan sub bab kedua
deskripsi hasil penelitian.Bab IV ini membahas tentang aktivis, respons, dan
pembahasan. Bab IV ini juga berisi tentang analisis data dari dua sub bab,
yang pertama sub bab yang mengupas tentang temuan dan subab kedua berisi
tentang konfirmasi temuan dengan teori.
Akhirnya skripsi ini ditutup dengan bab V yang terdiri atas kesimpulan
dan saran-saran.
18
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Teori Media Baru
Media sosial merupakan bagian dari media baru (new media) atau lebih
sering disebut sebagai media konvergensi.Dengan keberadaan media sosial
sebagai media baru, maka dalam penelitian ini teori yang digunakan sebagai
alat ukur atau pendukung adalah teori media baru.Peneliti menganggap teori
ini relevan dengan keberadaan media sosial yang merupakan pendatang baru
dalam ranah media.Hubungan teori dengan komunikasi massa secara
berkelanjutan sangat membantu dalam perembangan teknologi baru dan
aplikasinya pada kehidupan nyata. Sebuah media bukan hanya sebagai suatu
teknologi baru yang mengirim simbol-simbol atau hanya sebagai media
penghubung, tetapi media sebagai sebuah bentuk dari hubungan sosial yang
saling berinteraksi dengan fitur-fitur dari teknologi baru.
Pada awal abad ke 20, terjadi perubahan alur pikir, terutama setelah
berubahnya media massa dari yang satu arah menjadi dua arah atau yang
lebih kompleks. Tentang bagaimana media menghadapi masalah sosial dan
ekonomi yang disebabkan oleh teknologi.Serta bagaimana teori sosial
menghadapi perkembangan masyarakat dari yang satu karakter menjadi
interaksi. Oleh karena itu kita membutuhkan suatu teori media budaya sosial
untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Media baru tidak hanya
memfokuskan munculnya jenis-jenis media baru, berita online; pelayanan
19
publik secara online; forum diskusi dan pencarian informasi, tetapi juga
melihat akibat dari adanya fitur-fitur pada media baru, email pribadi; bermain
game; dan masih banyak lagi.17
Saat ini, perkembangan teknologi komunikasi telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat dan kemunculan media baru (new media)sebagai
salah satu hasil dari perkembangan teknologi komunikasi digital.Media baru
telah banyak dimanfaatkan oleh individu maupun kelompok sebagai sarana
yang mendukung proses jalannya komunikasi. Media cetak dan elektronik
pun memiliki hal yang sama dengan media baru, yaitu sama-sama memiliki
kemampuan untuk menyampaikan informasi ataun pesan kepada khalayak
luas. New media atau media baru merupakan istilah yang digunakan untuk
semua media komunikasi yang berlatar belakang teknologi komunikasi dan
informasi. Istilah media baru telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah
mencangkup seperangkat teknologi komunikasi terpaan yang semakin
berkembang dan beragam. 18
Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai “media baru”
adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi,
bersifat jaringan, padat, interaktif dan tidak memihak. Beberapa contoh
dapat Internet, website, komputer multimedia, permainan komputer,
CD-ROMS, dan DVD.Media baru bukanlah televisi, film, majalah,
buku, atau publikasi berbasis kertas.Teori media baru merupakan
sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang
mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas
mengenai perkembangan media.Dalam teori media baru, terdapat dua
pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi sosial, yang
membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap
muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai
sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang
17
Dennis McQuali, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h, 148. 18
Dennis McQuali, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h, 148.
20
memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang
baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian
mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada
masyarakat.19
Sedangkan pendekatan kedua yaitu pandangan integrasi sosial, yang
merupakan gambaran media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau
penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia
menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan
hanya sebuah instrumen informasi ataucara untuk mencapai ketertarikan diri,
tetapi menyatukan individu dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi
kita rasa saling memiliki.
Definisi lain mengemukakan, “media baru merupakan
digitalisasi yang mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan
zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual
menjadi otomatis,dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas.
Digital adalah sebuah metode yang kompleks, dan fleksibel yang
membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan
manusia.Digital ini juga selalu berhubungan dengan media, karena,
media ini adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media
zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang sudah menggunakan
digital (modern media/new media).Teori media baru masih dalam tahap
awal pengembangan dan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan
untuk menyempurnakan dan memperluas beberapa argumen dasar yang
ditetapkan”.20
B. Media Sosial
Saat ini kemajuan teknologi dan informasi serta semakin canggihnya
perangkat-perangkat yang diproduksi oleh industri seperti menghadirkan
“dunia dalam genggaman.”Kini, media tradisional seolah-olah mendapatkan
19
Dennis McQuali, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h, 148. 20
Saputra Mulyadi, http://terinspirasikomunikasi.blogspot.co.id/2013/05/teori-untuk-new-
media.html, 2013, diakses pada 1 Maret 2016.
21
pesaing dalam hal pendistribusian berita. Jika biasanya institusi media
sebagai lembaga yang mendominasi pemberitaan, kini dengan adanya
Internet dan media sosial yang telah memberikan keleluasaan bagi khalayak
untuk ikut berpartisipasi dalam menyebarkan informasi atau peristiwa yang
terjadi di sekitar mereka. 21
Untuk menjelaskan media sosial, Fuchs mengawalinya dengan
perkembangan kata Web 2.0 yang dipopulerkan oleh O‟Reilly. Web 2.0
merujuk dari media Internet yang tidak lagi sekadar penghubung antara
individu dengan perangkat (teknologi dan jaringan) Komputer yang
selama ini ada dan terjadi dalam web 1.0, tetapi telah melibatkan
individu untuk memublikasikannya secara bersama, saling mengolah
dan melengkapi data, web sebagai platform atau program yang bisa
dikembangkan, sampai pada pengguna dengan jaringan dan alur yang
sangat panjang (the long tail).22
Media sosial berasal dari kata media dan sosial.Media dapat diartikan
sebagai alat komunikasi.Semua definisi dan pengertian yang telah dijabarkan
hampir memiliki makna yang sama, bahwa kata media tak luput dari sarana
dan teknologinya. Terlepas dari cara pandang media dari bentuk dan
teknologinya, pengungkapan kata “media” sendiri bisa dipahami dengan
melihat dari proses komunikasi.23
Sedangkan kata sosial dalam media sosial
secara teori biasanya dilihat dalam ranah sosiologi.Karena itu tidak mudah
memahami sosial dalam kaitannya dengan media sosial.
Untuk itu ada beberapa definisi sosial menurut para sosiolog seperti:
21
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi)
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h,1. 22
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi)
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 8. 23
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 3.
22
a. Durkheim: Sosial merujuk pada kenyataan sosial bahwa setiap
individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada
masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya
media dan semua perangkat lunak (software) merupakan produk
dari proses sosial.
b. Weber: Sosial secara sederhana merujuk pada relasi sosial. Relasi
sosial itu sendiri bisa dilihat dari aksi sosial dan aksi individual.
Kategori ini mampu membawa penjelasan tentang apa yang
dimaksud dengan aktivitas sosial dan aktivitas individual.
c. Tonnies: Sosial merujuk pada kata “komunitas”. Menurutnya
eksistensi dari komunitas merujuk pada kesadaran dari anggota
komunitas itu bahwa mereka saling memiliki dan afirmasi dari
kondisi tersebut adalah kebersamaan yang saling bergantung satu
sama lain.
d. Marx: Makna sosial itu merujuk pada saling bekerja sama (co-
operative work). Dengan melihat fakta bahwa kata sosial bisa
dipahami dari bagaimana setiap individu saling bekerja sama, apa
pun kondisinya, sebagaimana yang terjadi dalam proses produksi di
mana setiap mesin saling bekerja dan memberikan kontribusi
terhadap produk.
Berdasarkan teori-teori sosial yang telah dikembangkan oleh
Durkheim, Weber, Tonnies, maupun Marx diatas dapat disimpulkan
bahwa media sosial bisa dilihat dari perkembangan bagaimana
hubungan individu dengan perangkat media. Karakteristik kerja
komputer dalam web 1.0 berdasarkan pengenalan individu terhadap
individu lain (human cognition) yang berada dalam sebuah sistem
jaringan, sedangkan web 2.0 berdasarkan sebagaimana individu
berkomunikasi (human communication) dalam jaringan antarindividu.24
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa keberadaan media sosial
merupakan bentuk yang tidak jauh berbeda dengan keberadaan dan cara kerja
komputer. Tiga bentuk bersosial, seperti pengenalan, komunikasi, dan kerja
sama bisa dihubungkan dengan cara kerja komputer yang juga membentuk
sebuah sistem sebagaimana adanya sistem di antara individu atau masyarakat.
Di dalam web atau jaringan komputer (Internet) ada sebuah sistem hubungan
antarpengguna yang bekerja berdasarkan teknologi komputer yang saling
24
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 6-8.
23
terhubung.Juga sekaligus membentuk semacam jaringan layaknya masyarakat
di dunia offline lengkap dengan tatanan, nilai, struktur, system.25
1. Definisi Media Sosial
Berikut ini adalah definisi media sosial yang berasal dari berbagai
literatur/penelitian. Menurut Mandilbergh, media sosial adalah media yang
mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user
generated content).
a. Menurut Shirky, media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan
alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerja
sama, di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang
semuanya berada di luar kerangka institusional maupun organisasi.
b. Boyd, menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak
yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul,
berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi
atau bermain.
c. Menurut Van Djik, media sosial merupakan platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka
dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu media sosial
dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) (online) yang menguatkan
hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.
d. Meike dan Young, mengartikan kata media sosial sebagai konvergensi
antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu
(to be shared one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa
saja tanpa ada kekhususan individu.26
Dari berbagai definisi atau pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
media soisal adalah suatu alat atau wadah di Internet yang memungkinkan
pengguna untuk mengenalkan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama,
berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial
secara virtual.27
25
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 10. 26
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 11. 27
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 11.
24
2. Karakteristik Media Sosial
Media sosial memiliki karakter khusus yang tidak dimiliki oleh
beberapa jenis media siber lainnya, yaitu:
a. Jaringan (Network)
Media sosial memiliki karakter jaringan sosial.Media sosial
terbangun dari struktur sosial yang terbentuk di dalam jaringan atau
Internet.Jaringan yang terbentuk antarpengguna (users) merupakan
jaringan yang secara teknologi dimediasi oleh perangkat teknologi,
seperti komputer, telepon genggam, atau tablet.Karakter media sosial
adalah membentuk jaringan di antara penggunanya.Tidak peduli
apakah di dunia nyata antarpengguna itu saling kenal atau tidak,
namun kehadiran media sosial memberikan wadah bagi pengguna
untuk terhubung secara teknologi.28
b. Informasi
Informasi menjadi sesuatu paling penting dari media
sosial.Karena, tidak seperti media-media lainnya di Internet, banyak
pengguna media sosial yang mengkreasikan identitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan
informasi.Di media sosial, informasi menjadi hal yang dikonsumsi
oleh pengguna.Hal tersebut pada dasarnya merupakan komoditas
yang diproduksi dan didistribusikan antarpengguna itu
sendiri.Seperti halnya mengunggah foto atau membagikan status
28
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 16.
25
pada akun pribadinya yang kemudian dikomentari oleh pengguna
lainnya.Dari kegiatan konsumsi inilah pengguna dan pengguna lain
membentuk sebuah jaringan yang pada akhirnya secara sadar atau
tidak bermuara pada institusi masyarakat berjejaring (network
society).29
c. Arsip
Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang
menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapan
pun dan melalui perangkat apa pun. Inilah kekuatan media sosial,
sebagai bagian dari media baru, yang tidak hanya bekerja
berdasarkan jaringan dan informasi semata, tetapi juga memiliki
arsip.30
d. Interaksi
Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan
antarpengguna.Jaringan ini tidak sekadar memperluas hubungan
pertemanan atau pengikut (followers) di Internet saja, tetapi juga
harus dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.Secara
sederhana interaksi yang terjadi di media sosial minimal berbentuk
saling mengomentari atau memberikan tanda jempol „like‟ di
Facebook.31
29
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi)
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 19. 30
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi)
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 22. 31
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 25.
26
e. Simulasi Sosial
Media tidak lagi menampilkan realitas, tetapi sudah menjadi
realitas tersendiri, bahkan dapat dikatakan bahwa, apa yang ada di
media lebih nyata dari realitas itu sendiri. Realitas media merupakan
hasil proses simulasi, di mana representasi yang ada di media telah
diproduksi dan direproduksi oleh media menjadi realitas tersendiri
yang terkadang apa yang dipresentasikan berbeda atau malah
bertolak belakang.
f. Konten (isi) oleh pengguna
Karakteristik media sosial lainnya adalah konten oleh
pengguna.Term ini menunjukkan bahwa di media sosial konten
sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik
akun. Konten oleh pengguna ini adalah sebagai penanda bahwa di
media sosial khalayak tidak hanya memproduksi konten di ruang
yang disebut sebagai „their own individualized space‟, tetapi juga
mengonsumsi konten yang diproduksi oleh pengguna lain. 32
3. Definisi Media Sosial Instagram
Media sosial instagram adalah layanan aplikasi berbagi foto yang
pertama kali dapat di unduh di App Store padaApple, dan hanya
pengguna iOslah yang dapat menggunakan aplikasi instagram ini
awalnya. Instagram memfasilitasi penggunanya untuk mengambil foto,
mengedit foto dan menyebarkan foto yang kita unggah ke sosial media
32
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 29.
27
lainnya (Twitter, Facebook, Tumblr, Flickr).Instagram disebut juga
sebagai Social Media Photo Sharing.Seiring berjalannya perkembangan
teknologi, instagram sudah bisa diunduh di perangkat android.33
C. Teori Interaktivitas
Sesuai dengan perkembangan teknologi, interaktivitas sering
didefinisikan sebagai potensi yang dimiliki oleh pengguna atau user untuk
menjadi sumber atau penerima dari isi atau konten interaksi. Seperti
Williams dalam buku Hand Book of New Media, yang mendefinisikan
interaktivitas sebagai derajat dimana partisipan dalam suatu proses
komunikasi saling mengontrol dan bertukar peran dalam perbincangan suatau
wacana.34
McMillan membagi interaktivitas kedalam tiga bentuk, yaitu:
a. User to system
Merupakan tipe interaktivitas yang berarti interaksi dengan
teknologi web, seperti mengunduh, me-link ke fitur web tertentu dan
meng-klick. Komunikasi ini bersifat satu arah, yaitu pengunjung
berinteraksi dengan situs melalui penggunaan poling, pendaftaran sebagai
sukarelawan dan lain sebagainya.
b. User to user
User to user interactivity memiliki karakteristik komunikasi
antar-penggunanya atapun antarpengguna dengan host (pengelola situs)
33
@TrikPhotosopId dan @bisnisanakmuda, Jago Jualan Instagram, (Jakarta: ISBN, 2014),
h, 7. 34
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone, Handbook of New Media, (Los Angeles, London,
New Delhi, Singapore, Washington DC: Sage Publications Ltd, 2006), h, 207.
28
dengan format "kirimdan respons" yang ditemukan dalam pesan singkat,
chat yang dimoderasi dan juga forum diskusi.
c. User to document
Interaksi kali ini terjadi dalam konstruksi yang terbagi dalam pesan
website, seperti bagaimana pengguna berinteraksi dengansuatu
website dengan cara memosting komentar. Menurut McMillan,
interaksi ini melibatkan "penciptaan ulang", isi atau konten yang
dilakukan oleh host ketika ia memposting informasi atau menyajikan
informasi yang dapat mengubah isi pesan dari situs tersebut.35
Interaktivitas menandakan hubungan antara manusia dan
komputer, dan dengan manusia lain melalui komputer. Dalam
tulisan awal McLuhan dan Bargit menyatakan bahwa, interaktivitas
merupakan penawar bagi pabrik-pabrik revolusi industri dimana
kerja orang harus diadaptasikan dengan mesin yang
sesuai.Perumpamaan dan bahasa ini telah muncul kembali dalam
penjelasan teknologi digital.Dengan kemampuan untuk
mengarahkan, berkomunikasi, dan mencipta melalui teknologi
interaktif baru, kita menjadi lebih „dimanusiakan kembali‟.36
Downes dan McMillan menyebutkan lima dimensi interaktivitas
sebagai berikut:
Arah Komunikasi;
Fleksibilitas waktu dan peran yang dipertukarkan;
Memiliki kesadaran akan ruang dalam lingkungan komunikasi;
Tingkat pengendalian (pada lingkungan komunikasi);
35
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone, Handbook of New Media, (Los Angeles, London,
New Delhi, Singapore, Washington DC: Sage Publications Ltd, 2006), h, 210-221. 36
Hartley, Jhon, Communication, Cultural, and Media Studies: Konsep Kunci, (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2010), h, 124.
29
Tujuan yang diamati (pertukaran dan persuasi yang terarah).37
Interaksi dalam kajian media baru merupakan salah satu pembeda
antara media lama (old media) dengan media baru (new media).Dalam
konteks ini, David Holmes menyatakan bahwa dalam media lama pengguna
atau khalayak media merupakan khalayak yang pasif dan cenderung tidak
mengetahui satu dengan yang lainnya; sementara di media baru pengguna
bisa berinteraksi, baik di antara pengguna itu sendiri maupun dengan produser
konten media.
Selanjutnya, secara teori, kata “interaksi” bisa didekati dalam beberapa
makna, yakni:
1. Interaksi merupakan sebuah struktur yang menghubungkan khalayak
maupun teknologinya yang dibangun dari perangkat keras maupun lunak
dari berbagai sistem media.
2. Interaksi memerlukan individu sebagai human agency. Perangkat
teknologi seperti media sosial lebih banyak sekadar menjadi sarana atau
alat yang sepenuhnya bisa digunakan oleh khalayak.
3. Interaksi menunjukkan sebuah konsep tentang komunikasi yang terjadi
antara pengguna yang termediasi oleh media baru dan memberikan
keinginan-keinginan baru yang selama ini ada dalam proses komunikasi
interpesona.
37
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h, 158.
30
4. Interaksi juga bisa diartikan sebagai konsep yang menghapuskan sekat
atau batasan ruang dan waktu. Interaksi di ruang virtual bisa terjadi
kapan saja dan melibatkan pengguna dari berbagai wilayah.
Dalam The Language of New Media, Lev Manovich bahkan
menyatakan dua tipologi untuk mendekati kata interaksi dalam perspektif
media baru, yakni tipe terbuka dan tipe tertutup. Dalam tipe terbuka pengguna
memiliki kebebasan menentukan bagaimana jaringan ini akan dibentuk dan
bagaimana interaksi itu terjadi. Sementara dalam tipe tertutup, khalayak
disodorkan pilihan-pilihan selayaknya jalan yang setiap belokan akan
membawa pada arah dan tujuan berbeda. 38
Interactivity atau interaksi adalah suatu konsep yang sering digunakan
untuk membedakan media baru dengan media tradisional.
“Interactivity bagi Graham merupakan salah satu cara yang
berjalan di antara pengguna dan mesin (teknologi) dengan
memungkinkan para pengguna maupun perangkat yang saling
terhubung secara interaktif. Kehadiran teknologi komunikasi pada
dasarnya memberikan kemudahan bagi siapa pun yang menggunakan
teknologi untuk saling berinteraksi, saling terhubung dalam waktu yang
bersamaan; bahkan teknologi telah mewakili kehadiran dan/atau
keterlibatan fisik dalam berkomunikasi.”39
Sedangkan Marc Smith menjelaskan beberapa aspek dalam komunikasi
di dunia siber, yaitu:40
Pertama, dijelaskan bahwa komunikasi atau interaksi di dunia siber
tidak mensyaratkan keberadaan dan kesamaan antara pengguna (aspatial)
38
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h, 26-27. 39
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Prenada Media Grup,
2014) h.76. 40
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya: Di Era Budaya Siber, (Jakarta: Prenada Media
Grup, 2012), h. 80-81.
31
media siber selagi fungsi interaksi melalui media siber itu masih ada.
Bermakna bahwa interaksi tidak mesti terjadi dalam waktu yang sama, sender
dan receiver tidak mesti berada dalam lokasi yang sama sebagaimana yang
terjadi dalam komunikasi dua arah, baik tatap muka maupun melalui media
seperti telepon. Namun, bukan berarti konten atau lingkungan interaksi itu
terbatas oleh waktu. Konten dan lingkungan itu selalu “hidup” dan ada kapan
pun.
Kedua, menjelaskan bahwa di media siber interaksi bisa dikondisikan
sesuai dengan, misalnya, jadwal yang diinginkan oleh pengguna saat
terkoneksi ke dalam jaringan. Komunikasi (bisa) terjadi dalam kondisi ruang
dan waktu yang sama (synchronous) dan bisa juga berbeda (asynchronous).
Contoh sederhana untuk menggambarkan kondisi ini yaitu status Facebook.
Status yang ada di dinding (wall) di media sosial ini sering kali dikomentari
oleh pengguna lain maupun pemilik akun itu yang juga terlibat dalam
mengomentari. Inilah interaksi di media siber yang tidak memerlukan
kesamaan waktu dan bisa melibatkan pengguna yang berada di lokasi mana
pun.
Ketiga, bahwa interaksi yang terjadi dalam dunia siber pada
kenyataannya terjadi melalui medium teks.Teks dalam bentuknya yang
beragam dan juga melibatkan simbol (icons) menjadi medium yang
digunakan oleh pengguna dalam berkomunikasi.Berbeda dengan komunikasi
tatap muka dimana tanda-tanda seperti ekspresi wajah atau informasi menjadi
32
penentu dalam penyampaian dan penerimaan pesan, di dunia siber ekspresi
dua arah diwakili oleh teks (the diactic expressions).
Keempat, bahwa interaksi yang terjadi tidak mensyaratkan adanya
kesamaan status atau tingkat pengetahuan (astigmatic). Komunikasi teks di
dunia siber tidak juga memberikan visualisasi para pengguna sebagaimana di
dunia nyata; yang terkadang dalam komunikasi tatap muka seseorang akan
mengambil sikap tertentu ketika berhadapan dengan seseorang karena stigma
yang muncul pertama kali di benaknya. Status sosial, pangkat, jabatan, dan
sebagainya yang membuat stratifikasi dalam kelas di masyarakat nyata
(offline) tidak berlaku di media siber.41
D. Konsep ParentingIslami
Parenting bisa dideskripsikan sebagai bagian dari aksi dan interaksi
dari orangtua untuk memberikan dukungan kepada anaknya. Parenting bukan
jalan satu-satunya di mana orangtua memengaruhi anak hari demi hari. Itu
adalah proses dari interaksi dari dua faktor, yaitu budaya dan sosial. Jay
Belsky mendeskripsikan tiga faktor yang memengaruhi proses parenting,
yaitu:
1. The child‟s characteristic and individuality
2. The parent‟s personal history and psychological resource
41
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya: Di Era Budaya Siber, (Jakarta: Prenada Media
Grup, 2012) h.91.
33
3. The context of stress and supports.42
Morrison mendefinisikan parenting sebagai proses dari
mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan yang tepat
untuk merencanakan, menciptakan, melahirkan, mengasuh dan melindungi.43
Menurut W. Wahyuning dan M. Rachmadina, pola asuh atauparenting
adalah seluruh cara perlakuan orangtua yang ditetapkan pada anak, yang
merupakan bagian penting dan mendasar menyiapkan anak untuk menjadi
masyarakat yang baik. Pengasuhan anak menunjuk pada pendidikan umum
yang ditetapkan pengasuhan terhadap anak berupa suatu proses interaksi
orangtua (sebagai pengasuh) dan anak (sebagai yang diasuh) yang mencakup
perawatan, mendorong keberhasilan dan melindungi maupun sosialisasi yaitu
mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat.44
Parenting Islami, salah satu konsep mendidik anak. Saat menikah dan
kemudian berharap memiliki seorang anak, seharusnyalah kita juga telah
mempersiapkan konsep seperti apa yang hendak kita terapkan dalam
mendidik anak kita kelak, karena mendidik anak dalam Islam memiliki tata
cara dan aturan tersendiri. Di dalam Islam, anak memiliki kedudukan
tersendiri yang harus kita jadikan pegangan dalam memilih model/cara
mendidik anak yang akan kita lakukan.
1. Kedudukan Anak dalam Pandangan Islam
42
Brooks, Jane B. The Procces of Parenting (United states: Mayfield Publishing Company,
1999), h, 3. 43
Hanner, Tommie J. Parenting in Contemporary Society (New Jersey: Prentice-Hall, Inc), h,
5. 44
Wahyuning, W & Rachmadiana. M, Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak, (Jakarta :
Elex Media Komputindo, 2003), h, 11.
34
Mendidik anak dalam Islam harus didasarkan pada petunjuk dari
Allah, yaitu Al-Quran, karena Al-Qur‟an tidak hanya membahas tentang
kewajiban anak kepada orangtua, namun juga kewajiban orangtua kepada
anaknya.45
Dan berikut ini adalah pandangan Al-Quran tentang anak, yang
perlu kita ketahui dalam mendidik anak:
a. Anak sebagai Amanah bagi Orangtuanya
Selayaknya para bijak mengatakan bahwa sesungguhnya anak-anak
bukanlah milik kita, mereka adalah titipan dari Allah kepada
kita.Untuk itu sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mendidik
anak sesuai dengan yang telah Allah perintahkan.Jadi, adalah
kesalahan bagi orangtua apabila seorang anak jauh dari ajaran
Islam.46
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai
berikut:
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah
sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar
(Q.S. Al-Anfal: 28)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa anak hanyalah sebagai titpan
yang merupakan cobaan.Cobaan apakah sebagai orangtua mampu
45
http://id.theasianparent.com/3-kewajiban-orang-tua-dalam-mendidik-anak/4/ diakses pada
29 Maret 2016 46
http://id.theasianparent.com/3-kewajiban-orang-tua-dalam-mendidik-anak/4/ diakses pada
29 Maret 2016
35
mengajarkan ajaran Islam kepada anak.Maka dari itu orang tua wajib
mendidik dan mengajarkan ajaran Islam kepada anaknya.
b. Anak sebagai Generasi Penerus
Anak adalah harapan di masa depan, merekalah kelak yang akan
menjadi pengaman dan pelopor masa depan agama dan bangsa. Jadi
wajib bagi kita mendidik mereka untuk menjadi generasi tangguh di
masa depan. Lebih jauh, Allah memerintahkan kita sebagai orangtua
untuk menjauhkan mreeka dari api neraka kelak.47
c. Anak adalah Tabungan Amal Kita di Akhirat
Seperti telah kita tahu, bahwa selain amal kita di dunia, sedekah
jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang saleh merupakan
amalan yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari
penghitungan kelak. Jadi, mendidik anak sesuai perintah Allah
tetaplah merupakan keuntungan bagi diri kita juga pada akhirnya.48
d. Anak adalah Penghiburan dan Perhiasan Dunia bagi Orangtuanya
Anak adalah perhiasan bagi orangtua. Di satu sisi, ia akan menjadi
penghibur di kala lelah dan kesusahan melanda, namun di satu sisi,
ia juga dapat menggelincirkan dari jalan Allah.49
Penjelasan diatas sejalan dengan yang telah dijelaskan di dalam Al-
Quran sebagai berikut:
47
http://id.theasianparent.com/3-kewajiban-orang-tua-dalam-mendidik-anak/4/ diakses pada
29 Maret 2016 48
http://id.theasianparent.com/3-kewajiban-orang-tua-dalam-mendidik-anak/4/ diakses pada
29 Maret 2016 49
http://id.theasianparent.com/3-kewajiban-orang-tua-dalam-mendidik-anak/4/ diakses pada
29 Maret 2016
36
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya
di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan (Q.S. Al-
Kahfi : 46)
Selain sebagai perhiasan di dunia, anak juga merupakan sebagai
penghibur dikala lelah dan susah melanda. Penjelasan ini terkait
dengan penjelasan dalam Al-Quran sebagai berikut:
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa (Q.S. AL-Furqan : 74)
Berdasarkanhal tersebut, maka ada 3 kewajiban orangtua
dalam mendidik anak, yaitu:
1. Memberikan Dasar Hubungan Harmonis dengan Allah SWT
(Hablun minallah)
Sebagai orangtua kita harus dapat mengenalkan kepada
anak-anak kita siapa Allah dan mengapa kita wajib taat pada-
Nya. Ketaatan itu tidak karena Allah adalah Pencipta, dan
pemilik kita, namun karena dengan taat kepada-Nya, hidup kita
akan menjadi lebih baik dan bahagia.
Dengan memberikan dasar sedemikian, maka anak tidak
akan menganggap Allah sebagai sebagai “hakim” atau
“pengawas”, namun sebagai zat yang memang kita butuhkan
keberadaan-Nya. Hal inilah yang harus kita jadikan landasan
utama dalam mendidik anak sekaligus merancang pola asuh
yang tepat baginya.
Salah satu cara untuk memberikan dasar hablun
minallahadalah dengan mengajarkan shalat kepada anak
37
semenjak kecil. Dan kemudian mulai memberikan pengertian
mengapa kita harus shalat, apa manfaat shalat dan seterusnya.
2. Memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan orang-
orang di sekelilingnya
Dalam Islam, hubungan antar manusia (hablun minanas),
sama pentingnya dengan hubungan manusia dengan Allah
(hablun minnallah). Bahkan nabi Ibrahim berdoa kepada Allah:
“… agar mereka dicintai orang-orang…” Jadi, wajib bagi kita
mengajarkan tata cara pergaulan yang baik dengan sesama dan
dilandasi rasa saling hormat-menghormati, serta mampu
bersikap asertif.
3. Memberikan dasar yang kuat guna menghadapi tantangan
jaman
Nabi pernah bersabda bahwa Beliau mengkhawatirkan
umat dibelakangnya yang akan seperti busa di lautan, banyak
namun tidak berpendirian. Hal semacam inilah yang harus kita
pertimbangkan saat merencanakan pendidikan dasar bagi anak-
anak kita.
Misalnya bagaimana agar ia menjadi anak yang kuat
imannya, santun kepada sesama, serta kuat pula ilmunya. Ilmu
akan membuat ia mampu bertahan serta senantiasa memiliki
jalan ikhtiar untuk keluar dari permasalahan yang ia hadapi.50
Berdasarkan definisi parenting diatas dapat disimpulkan bahwa pola
asuh adalah suatu proses interaksi total orangtua dan anak, yang meliputi
kegiatan seperti memelihara, memberi makan, melindungi, dan mengarahkan
tingkah laku anak selama masa perkembangan serta memberi pengaruh
terhadap perkembangan kepribadian anak dan terkait dengan kondisi
psikologis bagaimana cara orangtua mengkomunikasikan afeksi (perasaan)
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras
dengan lingkungan.
Terkait dengan hal itu konsep dari parentingIslami yang dipakai dalam
penelitian ini adalah parenting atau pola asuh yang dilakukan oleh orang
50
http://id.theasianparent.com/3-kewajiban-orang-tua-dalam-mendidik-anak/4/ diakses pada
29 Maret 2016
38
Islam yang menanamkan atau mengajarkan tentang ajaran dan nilai-nilai
agama Islam kepada anaknya mengenai segala aturan-aturan yang ada dalam
agama Islam.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Biografi Aktivis (Ibu Aninda)
Ibu muda yang akrab disapa dengan sebutan Ibu Ninda atau Kak Ninda
ini memiliki nama asli Aninda. Lahir di Jakarta 26 tahun silam, tepatnya pada
tanggal 14 Maret 1990.Wanita yang beragama Islam ini lahir dari seorang
ayah yang berprofesi sebagai Jaksa di Riau dan seorang Ibu yang bernama
Ani Amandra.Ibu Ninda merupakan sulung dari tiga bersaudara.Ia memiliki
seorang adik laki-laki yang bernama Aryandra dan seorang adik perempuan
yang bernama Andania Suri. Ibu Ninda menikah sekitar lima tahun lalu,
tepatnya pada tahun 2011. Memiliki suami bernama Arwindo dan seorang
anak bernama Arkhairan Razaki Akbar yang belum genap berusia empat
tahun. Ibu Ninda memutuskan untuk menikah di usia yang masih sangat
muda yaitu 21 tahun. Saat itu ia masih kuliah di tingkat semester akhir.
Setelah menikah, tak lama kemudian ia langsung dikaruniai seorang anak.
40
Sambil mengurus sang buah hati, Ibu Ninda juga tak melupakan
studinya. Ia bertanggung jawab penuh menyelesaikan studi pada jenjang
S1 nya sambil mengurus Arkhairan yang saat itu masih berusia beberapa
bulan. Ibu Ninda dan sang suami memutuskan untuk mengurus Arkhairan
tanpa bantuan baby sitter maupun bantuan orang lain. Sampai pada
akhirnya masa-masa sulit tersebut terlewati. Ibu Aninda berhasil lulus
pada jenjang S1 nya dengan tepat waktu. Merasa tak puas dengan
pendidikan S1 jurusan psikologi yang dimilikinya, ia langsung mendaftar
kuliah jenjang S2 di Universitas Indonesia. Untuk lulus pada jenjang ini,
Ibu Ninda membutuhkan waktu dua tahun, yang ia jalani sambil
mengurus sang buah hati yaitu Arkhairan Razaki Akbar. Saat ini Ibu
Ninda menjalani keseharian sebagai Praktisi Anak Usia dini yang juga
aktif dalam membagikan ilmu parentingnya dalam jejaring sosial
instagram akun @arkhairan. Selain itu Ia juga sebagai ibu rumah tangga
yang memiliki bisnisnya sendiri.
B. Biografi Singkat Reaktivis
1. Jasmine Hilman
41
Wanita yang memiliki nama lengkap Astrid Nafira Maharani
Jasmine ini merupakan salah seorang netizen yang mem-follow akun
instagram @arkhairan. Wanita muda yang baru berusia 20 tahun ini
lahir di Tangerang pada 26 Oktober 1995.Ia juga merupakan seorang
netizen yang aktif berdiskusi melalui kolom komentar pada akun
instagram @arkhairan. Wanita yang saat ini bekerja di salah satu
perusahaan swasta di Jakarta ini juga kerap kali berdiskusi dengan Ibu
Ninda melalui chat pribadi maupun bertemu secara langsung. Pada
awalnya ia berkenalan dengan aktivis yaitu Ibu Ninda melalui media
sosial instagram yang kemudian berlanjut ke chat pribadi. Hingga saat
ini ia masih menjadi reaktivis yang aktif memberikan komentar pada
akun instagram @arkhairan.
2. Anindita
Wanita bernama lengkap Dini Anindita yang akrab disapa Anin ini
merupakan salah satu followers dari akun instagram @arkhairan. Ia
merupakan salah satu pegawai di salah satu perusahan e-commerce di
42
Jakarta. Perempuan kelahiran 22 tahun silam ini adalah salah satu
followers aktif yang sering berdiskusi bahkan bertemu langsung dengan
Ibu Aninda untuk sharing mengenai masalah apapun. Pada awalnya ia
tahu akun instagram @arkhairan dari salah seorang temannya. Setelah
mengikuti akun instagram @arkhairan, Anindita kemudian sering
mengikuti postingan dari akun tersebut. Sampai pada akhirnya ia
mengikuti kegiatan meet and greet yang diadakan oleh Ibu Ninda guna
mempererat tali silaturahmi antara aktivis dan reaktivis. Berawal dari
kegiatan tersebut Anin dan Ibu Ninda menjadi akrab, bahkan sampai
sekarang ia menjadi salah satu teman bagi Ibu Ninda dan Arkhairan.
C. Terbentuknya Media Sosial Instagram
Nama instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi
ini.Instagram berasal dari instan-telegram.Kata “instan” berasal dari kata
“instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan
sebutan “foto instan,” Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara
instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram”
berasal dari kata “telegram,” di manacara kerja telegram sendiri adalah untuk
mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan
telegram, Instagram dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan
internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan
cepat.
43
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur
yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi,
sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid.Hal ini
berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada
peralatan bergerak.Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod
Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru dan
telepon kamera Android apapun dengan sistem operasi 2.2 (Froyo) atau yang
terbaru.Aplikasi ini tersebar melalui Apple App Store dan Google Play.
Pada tanggal 9 April 2012, diumumkan bahwa Facebook setuju
mengambil alih Instagram dengan nilai sekitar $1 miliar.Berdiri pada tahun
2010 perusahaan Burbn, Inc., merupakan sebuah teknologi startup yang
hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada
awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam
HTML5 mobile, namun kedua CEO, Kevin Systrom dan juga Mike Krieger,
memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja.
Setelah satu minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang
bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn,
namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna.Versi
Burbn yang sudah final, adalah aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam
iPhone, yang di mana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur.Sulit bagi Kevin
Systrom dan Mike Kriegeruntuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan
44
memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada
bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah
foto.Itulah yang akhirnya menjadi Instagram.Sistem sosial di dalam
Instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau
memiliki pengikut Instagram.Dengan demikian komunikasi antara sesama
pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan
juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna
lainnya.Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, di mana jumlah
tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut
dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak.Untuk menemukan teman-
teman yang ada di dalam Instagram.Juga dapat menggunakan teman-teman
mereka yang juga menggunakan Instagram melalui jejaring sosial seperti
Twitter dan juga Facebook.51
D. Fitur-Fitur dalam Media Sosial Instagram
Kegunaan Utama Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah
dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya.Foto yang hendak ingin
diunggah dapat diperoleh melalui kamera iDevice ataupun foto-foto yang ada
di album foto di iDevice tersebut.Foto yang telah diambil melalui aplikasi
Instagram dapat disimpan di dalam iDevice tersebut. Penggunaan kamera
melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada,
untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna.
51
@TrikPhotosopId dan @bisnisanakmuda, Jago Jualan Instagram, (Jakarta: ISBN, 2014),
h, 5-8.
45
Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan
sebuah foto pada satu titik tertentu.Setelah foto diambil melalui kamera di
dalam Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan
keinginan para pengguna. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram
tidak terbatas atas jumlah tertentu, melainkan Instagram memiliki
keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang digunakan di dalam Instagram
adalah dengan rasio 3:2 atau hanya sebatas berbentuk kotak saja.
Para pengguna hanya dapat mengunggah foto dengan format itu saja,
atau harus menyunting foto tersebut dahulu untuk menyesuaikan format yang
ada. Setelah para pengguna memilih sebuah foto untuk diunggah di dalam
Instagram, maka pengguna akan dibawa ke halaman selanjutnya untuk
menyunting foto tersebut.
Tampilan Istagram52
52
https://www.google.com/search?q=instagram&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahU
KEwjotNvtg7TLAhURA44KHXipCvgQ_AUICSgD&biw=1252&bih=602#tbm=isch&q=tampila
n+akun+instagram+di+Iphone&imgrc=DIYDxqkAtYASwM%3A , diakses pada 5 Maret 2016.
46
Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek-efek yang dapat
digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah
foto. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster,
Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville, Gotham,
1977, dan Lord Kelvin. Namun tepat pada tanggal 20 September yang lalu
Instagam telah menambahkan 4 buah efek terbaru yaitu; Valencia, Amaro,
Rise, Hudson dan telah menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet, dan Gotham
dari dalam fitur tersebut. Di dalam pengaplikasian efek sekalipun para
pengguna juga dapat menghilangkan bingkai-bingkai foto yang sudah
termasuk di dalam efek tersebut.Fitur lainnya yang ada pada bagian
penyuntingan adalah Tilt-Shift. Tilt-shift ini, sama fungsinya dengan efek
kamera melalui instagram, yaitu untuk memfokuskan satu titik pada sebuah
foto, dan sekelilingnya menjadi buram. Dalam penggunaannya aplikasi Tilt-
Shift memiliki 2 bentuk, yaitu persegi panjang dan juga bulat.Kedua bentuk
tersebut dapat diatur besar dan kecilnya, juga titik fokus yang diinginkan.Tilt-
shift juga mengatur rupa foto disekeliling titik fokus tersebut, sehingga para
pengguna dapat mengatur tingkat buram pada sekeliling titik fokus di dalam
foto tersebut.
Setelah foto tersebut disunting, maka foto akan dibawa ke halaman
selanjutnya, di mana foto tersebut akan diunggah ke dalam Instagram sendiri
ataupun ke jejaringan sosial lainnya. Di mana di dalamnya tidak hanya ada
pilihan untuk mengunggah pada jejaringan sosial atau tidak, tetapi juga untuk
memasukkan judul foto, dan menambahkan lokasi foto tersebut. Sebelum
47
mengunggah sebuah foto, para pengguna dapat memasukkan judul untuk
menamai foto tersebut sesuai dengan apa yang ada dipikiran para pengguna.
Judul-judul tersebut, para pengguna dapat menyinggung pengguna Instagram
lainnya dengan mencantumkan akun dari orang tersebut. Para pengguna juga
dapat memberikan label pada judul foto tersebut, sebagai tanda untuk
mengelompokkan foto tersebut di dalam sebuah kategori.53
E. Sejarah Terbentuknya Akun Instagram @arkhairan
Awal mula dibentuknya akun instagram @arkhairan adalah Desember
2013. Pada mula nya, foto-foto maupun video milik Une hanya diunggah oleh
Ibu Ninda kea kun instagram pribadinya @Aninda143. Namun karena
kelucuan tingkah laku dari Une ini, banyak yang menyarankan Ibu Ninda
untuk memisahkan foto-foto dan video Une dengan membuatkan akun
instagram untuk Une sendiri yang tentu nya dikelola juga oleh Ibu Ninda.
“…jadi awalnya aku kan upload foto Une di Instagram aku, nah
makin banyak yang komentar dan bilang, „kak Nindabuati Une
Instagram dong, buati sendiri jangan dicampur.‟Terus akhirnya aku
pikir-pikir, penting gak yah?Terus akhirnya bulan Desember 2013, kira-
kira usiaUne satu setengah tahun, pas aku baru masuk kuliah S2 di UI
(Universitas Indonesia). Terus aku berpikir, kalau aku buat akun
instagram nya Une, aku gak mungkin cuma sekadar buat aja, harus ada
sesuatu yang bermanfaat nih. Pengen ada ilmu yang dibagikan, nah
kenapa gak ilmu parenting itu aku bagikan, kan sesuai sama jurusan
kuliah aku. Jadi memang aku sudah punya konsep dari awal sihsebelum
buat akun instagramnya Une.Terus akhirnya aku tanya juga sama
suamiku, boleh ataungga. Terus suamiku bilangnggakapa-apa.Terus
aku juga tanya sama orangtua ku, sama mertua ku, dan aku tanya dari
sisi keluarga besar bagaimana, dan mereka juga bilang yasudah boleh
asal jangan sampai ada sepertingasihtauUne tinggal di mana, sekolah di
53
@TrikPhotosopId dan @bisnisanakmuda, Jago Jualan Instagram, (Jakarta: ISBN, 2014),
h, 5-8.
48
mana, dan jangan ada foto atau video yang memperlihatkan auratnya si
Une ini. Karena itu kan riskan banget apalagi di media sosial sering
banyak penyalahgunaan seperti yang sudah kita tahu.”54
Pada awal kemunculannya, akun instagram @arkhairan memiliki
sekitar 1000 followers terhitung selama satu bulan gabung di
Instagram.Followersnya terus naik bertahap namun membutuhkan proses
yang cukup lama.
“Jadi akubuat instagram Une ini sekitar tahun 2013, itu bulan
Desemberkalau nggak salah.Nah pas Januari 2014 aku ingat
bangetfollowers nya Unesudah sampai 1000 lebih, dan aku mikirnya
wah cepat juga ya ternyata respons dari netizen ini. Tapi dari situ sudah
mulai lama tuh naik nya, bertahap sampe bisa kaya sekarang sekitar
60.000 lebih followers. Tapi aku senengsih, walaupun awal-awal akun
nya Unehanya punya 1000 followers tapi interaksinya lumayan banyak
kalau dibanding dengan akun instagram anak-anak lainnya.
Mendingfollowerssedikit tapi ada feedback nya ke kita.”55
Pada awalnya Ibu Ninda hanya memasukan foto-foto dan video Une
tanpa adanya hastag (#) parenting sharing.Namun setelah tiga bulan
membuat akun tersebut baru lah Ibu Ninda memakai
#IbuNindaParentingSharing.
F. Visi-Misi Dibentuknya Akun Instagram @arkhairan
Visi-misi dari dibuatnya akun instagram @arkhairan ini tak lain adalah
untuk membagi ilmu mengenai parenting kepada para netizen. Karena Ibu
Ninda sendiri merasa bahwa trend nikah muda saat ini sudah mulai
mengkhawatirkan.Apalagi mengingat masih kurang dan masih minim nya
pengetahuan mengenai parenting di Indonesia ini.Dengan menggunakan
54
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016 55
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
49
media sosial instagram, yang merupakan media yang saat ini dianggap sedang
booming dan mudah diakses di manapun dan kapanpun, dirasa cukup efektif
jika membagikan ilmu mengenai parenting sharing.
“…karena sebenarnya kalau aku lihat banyak orangtua baru, seperti
calon-calon orangtua baru yang mau belajar tapi suka tidak tahu dapat
sumbernya tuh dari mana, karena kalau misalnya kita baca dari blog
atau web lain yang kita memang belum tau ada latar belakang
psychology kan pasti kita mikir, ini benergak sih? Gitukan,
keabsahannya tuh gak ini, kalau aku kanmemang biasanya aku baca
dulunih jurnal orang terus baru nanti aku sharing ke followersnya, jadi
nggakasalasbunkaya oh si Une orangnya gini berarti nanti seperti gini
juga. Kan enggak.Semua nya based on theory.”56
“…terus akhirnya aku mikirnih, oiyakalau aku buat instagram Unegak
mungkin Cuma buatdoangnih, harus ada yang dibagikan ke orang lain.
Nahgimanakalau si ilmu parentingkan tentang kuliah ku ini. Jadi ini
memang konsep awal aku waktu mau buat instagram Une”57
G. Fitur-Fitur dalam Media Sosial Instagram Akun @arkhairan
1. Pengikut
Sistem sosial di dalam Instagram ini adalah dengan menjadi
mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut
Instagram.Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna
Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga
mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna
lainnya.Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dan jumlah
tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut
dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak.Untuk menemukan
teman-teman yang ada di dalam Instagram, dapat menggunakan teman-
56
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016 57
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
50
teman mereka yang juga menggunakan Instagram melalui jejaring sosial
seperti Twitterdan juga Facebook.58
Gambar 3.1
Tampilan followers pada akun instagram @arkhairan59
2. Label Foto
Sebuah label dalam Instagram adalah sebuah kode yang
memudahkan para pengguna untuk mencari foto tersebut dengan
menggunakan "kata kunci". Bila para pengguna memberikan label pada
sebuah foto, maka foto tersebut dapat lebih mudah untuk ditemukan.
Label atau kata kunci tersebut biasanya berupa hastag yang ditandai
dengan tanda pagar (#). Label itu sendiri dapat digunakan di dalam
segala bentuk komunikasi yang bersangkutan dengan foto itu sendiri.
Para pengguna dapat memasukkan namanya sendiri, tempat pengambilan
foto tersebut, untuk memberitakan sebuah acara, untuk menandakan
bahwa foto tersebut mengikuti sebuah lomba, atau untuk menandakan
58
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram diakses pada 1 April 2016 59
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
51
bahwa foto tersebut dihasilkan oleh anggota komunitas Instagram. Foto
yang telah diunggah dapat dicantumkann label yang sesuai dengan
informasi yang bersangkutan dengan foto. Pada saat ini, label adalah cara
yang terbaik jika pengguna hendak mempromosikan foto di dalam
Instagram.60
Gambar 3.2
Tampilan hastag (#) akun instagram @arkhairan61
3. Tanda Suka
Instagram juga memiliki sebuah fitur tanda suka yang fungsinya
memiliki kesamaan dengan yang disediakan Facebook, yaitu sebagai
penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah.
60
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram diakses pada 1 April 2016 61
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
52
Berdasarkan dengan durasi waktu dan jumlah suka pada sebuah foto di
dalam Instagram, hal itulah yang menjadi faktor khusus yang
mempengaruhi foto tersebut terkenal atau tidak.Namun jumlah pengikut
juga menjadi salah satu unsur yang penting membuat foto menjadi
terkenal. Bila sebuah foto menjadi terkenal, maka secara langsung foto
tersebut akan masuk ke dalam halaman popular tersendiri.62
Gambar 3.3
Tampilan likers pada akun instagram @arkhairan63
4. Turn On Notification
Pada tanggal 29 Maret 2016 yang lalu, pihak Instagram kembali
mengumumkan adanya fitur baru pada instagram yaitu Trun On
Notification. Fitur ini mengharuskan pengguna untuk mengaktifkan
notification. Maksud dari fitur ini adalah membuat pengguna memiliki
62
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram diakses pada 1 April 2016 63
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
53
pilihan terhadap akun instagram yang diikiti. Jika sudahmengaktifkan
trun on notification maka secara otomatis akun instagram yang diikuti
akan memberikan pemberitahuan jika ada kiriman baru.64
”....Di mana kalau sebelumnya kamu melihat postingan teman-
temanmu di Instagram berdasarkan waktu (chronological order),
maka sebentar lagi akanberbeda. Instagram akan memperlihatkan
momen-momen yang dirasa paling penting bagi penggunanya.
Sehingga saat kamu membuka Instagram, kamu tak akan melihat
unggahan terbaru dari akun temanmu di layar teratas.”65
“….Untuk mengaktifkan fitur itu, kamu tinggal meng-klik titik tiga
di sebuah postingan temanmu dan pilih perintah Turn On Post
Notifications. Jika fitur itu sudah aktif, kamu bisa mendapat
pemberitahuan setiap kali akun tersebut memposting.Tak heran
kalau akhirnya para pemilik produk hingga online shop langsung
berlomba-lomba mengajak followernya mengaktifkan fitur baru
itu.”66
Jika sudahmengaktifkan trun on notification maka secara otomatis
akun instagram yang diikuti akan memberikan pemberitahuan jika ada
kiriman baru. Cara mengaktifkan fitur ini sangat mudah, cukup dengan
tap pada pojok kanan kiriman dari akun yang diikuti dan klick turn on
notification.67
64
http://www.akriko.com/2016/03/arti-dan-fungsi-turn-on-notifications.html diakses pada 2
April 2016 65
http://plus.kapanlagi.com/ternyata-ini-lho-maksud-turn-on-post-notifications-di-instagram-
89b83b.html diakses pada 2 April 2016 66
http://plus.kapanlagi.com/ternyata-ini-lho-maksud-turn-on-post-notifications-di-instagram-
89b83b.html diakses pada 2 April 2016 67
http://www.akriko.com/2016/03/arti-dan-fungsi-turn-on-notifications.html diakses pada 2
April 2016
54
Gambar 3.4
Tampilan turn on notification pada akun instagram @arkhairan68
5. Arroba
Seperti Twitter dan juga Facebook, Instagram juga memiliki fitur
yang dapat digunakan penggunanya untuk menyinggung pengguna
lainnya dengan manambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan nama
akun Instagram dari pengguna tersebut. Para pengguna tidak hanya dapat
menyinggung pengguna lainnya di dalam judul foto, melainkan juga pada
bagian komentar foto.Pada dasarnya penyinggungan pengguna yang
lainnya dimaksudkan untuk berkomunikasi dengan pengguna yang telah
disinggung tersebut.69
68
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016 69
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram diakses pada 1 April 2016
55
Gambar 3.5
Tampilan arroba (@) pada akun instagram @arkhairan70
70
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
56
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Hasil Temuan
Untuk memperoleh dan menemukan data dalam penelitian ini, peneliti
mengunakan konsep interaktivitas versi McMillan dalam buku Hand Book of
New Media.Dalam konsep ini, McMillan menjelaskan tiga bentuk
interaktivitas, yaitu user to system, user to user dan user to document.71
Berikut ini adalah data hasil temuan yang telah peneliti dapatkan
berdasarkan hasil pengamatan serta interaksi dalam media sosial instagram
akun @arkhairan dan berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Aninda
selaku pengagas dari akun ini beserta dua orang netizen.Kemudian peneliti
membagi data temuan tersebut ke dalam tiga bentuk sesuai yang disebutkan.
1. Interaksi Parenting Islami dalam akun @arkhairan
Konsep dari parenting Islami yang dipakai dalam penelitian ini
adalah parenting atau pola asuh yang dilakukan oleh orang Islam yang
menanamkan atau mengajarkan tentang ajaran dan nilai-nilai agama
Islam kepada anaknya mengenai segala aturan-aturan yang ada dalam
agama Islam. Dalam akun insatgram peneliti menemukan @arkhairan
yang memiliki sekitar 700 lebih postingan, 70 diantaranya merupakan
postingan dengan hastag #IbuNindaParentingSharing dan ada sekitar20
postingan yang mengenai parenting Islami. Dalam akun tersebut peneliti
71
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone, Handbook of New Media, (Los Angeles, London,
New Delhi, Singapore, Washington DC: Sage Publications Ltd, 2006), h, 207
57
berhasil menemukan kiriman parenting Islami yang ada dalam akun
@arkhairan. Ibu Aninda selaku pengelola akun mengajarkan bagaimana
mengenalkan Une kepada Allah, bagaimana mengajarkan Une untuk
selalu bersyukur setiap hari, bagaimana mengajarkan Une untuk mengaji
dan lain sebagainya.
Gambar 4.1
Tampilan kegiatan mengaji Une pada akun instagram
@arkhairan72
2. User to System
Seperti yang telah disebutkan pada bab dua, bentuk interaksi user
to system merupakan bentuk interaksi pengguna dengan teknologi web.
Bentuk interaksinya biasanya satu arah, seperti mengunduh atau me-
redirect ke sebuah link tertentu.
Dalam penelitian ini, peneliti melihat adanya bentuk interaksi user
to system yang terjadi dalam akun @arkhairan.Karena dalam akun
@arkhairan ini terdapat sebuah link pada bio yang tertera dalam akun ini.
72
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
58
Gambar 4.2
Tampilan link pada bio pada akun instagram @arkhairan73
Link tersebut berisikian cerita dan pengalaman Ibu Ninda mengenai
hal parenting. Jika kita meng-klick link tersebut kita bisa langsung
membaca nya pada web kidipal.com pada web tersebut juga kita bisa
memberikan komentar mengenai hal yang telah di-publish. Dan melihat
hal tersebut peneliti telah menemukan adanya bentuk interaksi user to
system dalam akun @arkhairan ini.
3. User to User
Bentuk interaksi selanjutnya adalah user to user. Bentuk interaksi
seperti ini merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh pengguna
dengan pengguna lain. Atau komunikasi yang terjadi antara pengguna
dengan pengelola situs yang ditemukan dalam pesan singkat, chat yang
dimodernisasi serta juga pada forum diskusi.Dalam hal ini peneliti juga
menemukan adanya bentuk interaksi user to user dalam akun
@arkhairan.Karena peneliti memang menemukan adanya interaksi yang
73
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
59
terjadi baik antar pengguna maupun pengguna dengan pengelola akun
yaitu Ibu Ninda.Karena Ibu Ninda pun memanfaatkan media sosial
instagram sebagai forum diskusi mengenai parentingsharingataupun
parentingIslami. Ketika telah membagikan kirimannya mengenai
parenting kemudian biasanya Ibu Ninda memberi hastag
#IbuNindaParentingSharing yang diikuti dengan himbauan bagi para
followers jika ada yang mau bertanya dan berdiskusi silahkan posting
pada kolom komentar yang tersedia.
Gambar 4.3
Tampilan Foto mengenai interaksi yang terjadi pada akun instagram
@arkhairan74
Setelah adanya himbauan untuk memberikan komentar pada kolom
komentar yang tertera pada akun instagram @arkhairan ini banyak
netizen yang lantas meresponsnya dengan positif.Banyak dari mereka
yang hanya memberikan komentar mengenai Une yang lucu, tampan atau
lainnya.Ada juga yang memberikan komentar karena ingin menanyakan
74
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
60
seputar hal parenting yang kemudian berlanjut email.Dan jika Ibu Ninda
masalah yang dimiliki netizen ini begitu crusial dan sangat perlu dibantu
biasanya interaksi berlanjut sampai via chat pribadi bahkan sampai
bertemu secara langsung.Sehingga banyak dari para netizen yang saat ini
menjadi kenal lebih dekat bahkan berteman dengan Ibu Ninda dan Une
karena interaksi tersebut.
4. User to Document
Seperti yang telah dijelaskan pada bab dua, bentuk interaksi user
to document ini merupakan bentuk interaksi yang terjadi dalam pesan
website, seperti pengguna yang berinteraksi dengan suatu system atau
web dengan cara memosting komentar. Bentuk interaksi ini melibatkan
“penciptaan ulang” isi atau konten yang tulis oleh pengelola akun ketika
ia menyajikan informasi yang bisa saja mengubah isi pesan dari situs
tersebut.
Dalam hal ini peneliti melihat adanya bentuk interaksi user to
document yang terjadi. Bentuk interaksi yang terjadi dalam akun ini
ketika pengguna yang berinteraksi memanfaatkan fitur repost ataudengan
kata lain memosting kembali kiriman dari akun @arkhairan namun
dengan menggunakan caption yang berbeda.
61
Gambar 4.4
Tampilan penciptaan ulang yang terjadi pada akun instagram
@arkhairan75
5. Respons Positif dan Negatif Netizen
Dalam akun @arkhairan yang mempunyai followers atau pengikut
lebih dari 63.000 tentu memiliki respons yang berbeda-beda mengenai
postingan atau kiriman yang dibagikan oleh Ibu Ninda yang mengelola
akun. Berbagai macam tanggapan kerap dilontarkan sebagian followers
pada kolom komentar. Namun, biasanya komentar-komentar positif itu
ditanggapi baik juga oleh Ibu Ninda.Baik komentar positif yang berupa
pertanyaan maupun yang bukan pertanyaan.
75
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 5 Mei 2016
62
Gambar 4.5
Tampilan responspositif pada akun instagram @arkhairan76
Tak hanya komentar-komentar positif saja, banyak komentar-
komentar negatif yang juga kerap kali ada dalam kolom komentar
postingan atau kiriman yang dibagikan oleh Ibu Aninda.Namun Ibu
Ninda kadang menanggapi hal tersebut dengan biasa saja.Namun tak
jarang juga komentar-komentar sarkasme tersebut memancing sisi
emosional dari Ibu Ninda.
76
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
63
Gambar 4.6
Tampilan responsnegatif pada akun instagram @arkhairan77
B. Analisis
Untuk membahas lebih jauh mengenai rumusan masalah yang ada
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan studi kasus untuk
menganalisis. Di manadi dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu
program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Peneliti juga
77
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
64
tidak hanya sebagai pengamat saja tetapi juga ikut menjadi partisipan aktif
dalam media sosial dengan cara mem-follow akun instagram @arkhairan.
Dan inilah hasil analisis yang peneliti lakukan berdasarkan rumusan
masalah yang telah dibuat, yaitu mengenai bagaimana interaktivitas parenting
islami pada akun instagram akun @arkhairan, bagaimana interaktivitasuser to
system, user to user, dan user to document, serta mengenai respons positif dan
negatif netizen terhadap akun @arkhairan. Berikut adalah penjelasannya:
1. Interaktivitas Parenting Islami dalam Akun @Arkhairan
Sesuai dengan yang telah dijabarkan sebelumnya, konsep dari
parenting Islami yang dipakai dalam penelitian ini adalah parenting atau
pola asuh yang dilakukan oleh orang Islam yang menanamkan atau
mengajarkan tentang ajaran dan nilai-nilai agama Islam kepada anaknya
mengenai segala aturan-aturan yang ada dalam agama Islam. Dalam akun
tersebut, peneliti berhasil menemukan unsurparenting Islami yang ada
dalam akun @arkhairan. Ibu Aninda selaku pengelola akun mengajarkan
bagaimana mengenalkan Une kepada Allah, bagaimana mengajarkan
Une untuk selalu bersyukur setiap hari, bagimana mengajarkan Une
untuk mengaji dan lain sebagainya.
65
Gambar 4.7
Tampilan kegiatan mengaji Une pada akun instagram
@arkhairan78
Mengenalkan agama pada anak usia dini memang sangat
diperlukan. Terlebih mengenalkan kitab suci umat Islam yaitu Al-Quran
pada anak usia dini. Perintah untuk membaca Al-Quran memang sudah
ada dalam Al-Quran sebagai berikut:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (Al-Alaq
: 1)
Dalam Islam memang dianjurkan untuk mengenalkan dan
mengajarkan agama kepada anak sejak masih dini bahkan sejak masih
didalam kandungan. Apa yang diajarkan Ibu Ninda terhadap Une tentu
cukup memberi banyak inspirasi kepada netizen. Banyak para netizen
78
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
66
yang merasa bahwa nilai-nilai agama yang telah ditanamkan Ibu Ninda
kepada Unesudah cukup tepat.
“pokonya yang tentang baca sih, yang kayangajarin anak buat
baca. Sama yang sekarang-sekarang yang postingan pas Une huruf
hijaiyah itu loh, kaya padahal baru berapa bulan, baru sebentar
ngaji tapi dia sudah bisa gitu.”79
Bahkan Ibu Ninda tidak hanya membagikan kegiatan Une yang
sedang mengaji saja, tetapi juga turut membagikan bagaimana
perkembangan Une yang sedang belajar mengaji, sampai ke tahap apa,
dan lain sebagainya. Selain itu, tak jarang juga banyak netizen yang
mencari kontak pribadi Ibu Ninda melalui e-mail atauchat pribadi secara
langsung hanya untuk berkonsultasi dan berbagi pengalaman dan ilmu
yang dipunyai berdasarkan teori yang telah berhasil
diimplementasikannya.
Gambar 4.8
Tampilan foto perkembangan Une setelah seminggu mengaji di
TPA Pada akun instagram @arkhairan80
79
Wawancara dengan Anindita di Jakarta Barat pada tanggal 19 April 2016 80
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
67
Gambar 4.9
Tampilan foto Une ketika sholat dan diajarkan bersyukur pada
akun instagram @arkhairan81
Selain mengajarkan Une untuk mengaji, Ibu Ninda juga tak lupa
untuk mengajarkan Une untuk selalu bersyukur setiap hari nya.Setiap hari
sebelum tidur, Ibu Ninda selalu membiasakan Une untuk mengucap syukur
kepada Allah karena telah memberikan nikmat dan rezeki yang begitu
besar.Tentu sebelumnya Une sudah diberikan pengertian mengenai kenapa
harus mengucap syukur kepada Allah.Ibu Ninda juga menjelaskannya
menggunakan bahasa sederhana yang dapat dimengerti oleh Une. Ajaran
mengenai bersyukur ini sejalan dengan ayat dalam Al-Quran sebagai
berikut:
81https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
68
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-
Ku sangat pedih" (Q.S. Ibrahim : 7)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (Q.S. Luqman : 12)
Dalam memberikan pengertian kepada anakusia dini mengenai hal
Islami kita perlu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar anak-
anak pun tidak salah menanggapi apa yang akan disampaikan. Seperti Ibu
Aninda yang selalu berusaha memberikan gambaran sederhana dengan
bahasa yang tentunya mudah dimengerti oleh Une.
“kalau aku sih, kanUne baru usianya baru 3,5 tahun. Jadi apa-apa
yang aku ajarin ke Une itu gabisa abstrak gitu.Kayak misalnya aku
bilang 'bang Allah tuh Maha Pencipta, Maha Penyayang' kangak
mungkin kan, Une pasti belum ngerti dan 'apa sih itu' Allah di
mana aja kan anak kecil gaktau. Bahkan dulu pas aku kecil aja aku
malah nganggep Allah itu berwujud orang, kaya kakek-kakek tua
gitu, sampe SD pun aku mikir Allah berwujud, padahal kan Allah
gak berwujud. Dan aku gak mungkin bilangkayagitu ke Une, kalau
aku bilang Allah itu gak berwujud, terusapa? Pasti kananak kecil
mikirkayagitu. Yah palingkaya gtu aku ngajarinnya, allah itu baik,
ngasih abang kesehatan, ngasih abang uang, ngasih abang mainan,
terus dia bilang 'kan yang beliin mainan ibu' terus aku bilang, iyaa
ibu yang beliin mainan, tapi kan uangnya dari Allah, terusUne juga
bilang 'ngga, ibu kan kerja, ayah kan kerja' terus aku bilang 'iyaa
karna ibu kerja, ayah kerja, makanya allah sayang sama
UnengasihUne mainan lewat ayah sama ibu, makanya abang Une
harus bersyukur' kaya lebih ngajarin bersyukur gitu sihh. Terus
solat, aku juga kasih pengertian kalau kita shalat tuh kita bisa
ngobrolsama Allah. misalnyaabang maunya apa, apa yang abang
rasain. Terus puasa, Une juga pernah nanya buat apa puasa, terus
69
aku bilang kan gak semua orang bisa makan enak, bayanginkalau
misalnya abang Unegak bisa makan enak, kayagitugitusih. Terus
sekarang juga sudah mulai ngaji, sengaja aku menyekolahkannyake
TPA, karena kalau aku coba ajarin sendiri di rumah dia pasti yang
'ngga ngga ngga‟Une mau itu, mau ini' gitu.Kalau TPA kan mau
gak mau sama guru nya nih, depan-depanan. Terus sekolahnya dia
kan sekolah Islam juga. Itu sih pemikiran awalnya.Itu sih, karna
daripada aku mikirnyaa aku gak cukup mampu buat ngajarin nilai
keislamanya secara lengkap, jadi yasudah lah TPA aja. Tapi disitu
pun, aku sambil dengerin cara guru nya ngajarinUne, sampe aku
rekam. Jadi kalau di rumah aku praktekin lagi.Nahkalau disekolah
atau di TPA tuh tiap hari dia baca ikrar, ikrar tuh kaya syahadat
sama doa-doa pendek gitu. Nah dia kan sekolah balu 9 bulanan,
nah dia ikrar sama doa-doa pendek tuh sudah hafal. Oh berarti
ginicarangajarinnya, kalau diulang-ulang terustiap hari ternyata
nempel juga sih ke anak. Terussamakaya berbuat baik gitu sih ke
orang lain. Kalau kita berbuat baik ke orang, kita gak cuma
disayang sama orang itu. Tapi juga disayang sama Allah. Karna
kita sudah baik. Dan kayagitu lebih bisa diterima samaUne
ketimbang aku pake konsep-konsep yang ribetgitu. Karena aku
punya temen, dia ngenalin konsep Tuhan ke anaknya tuh kaya di
universal-in gitu.Nah itu buat anaknya tambah bingung.”82
Cara sederhana seperti itu dirasa cukup efektif untuk mengenalkan
agama pada anak usia dini. Dan hal itu pula yang telah menginspirasi salah
seorang netizen yang telah mengimplementasikannya sendiri kedalam
kehidupan sehari-harinya.Hasil itu pun didapat setelah iya berbagi cerita
dan pengalamannya kepada Ibu Aninda dan kemudian Ibu Aninda
memberikan saran yang pada akhirnya memberikan perubahan positif bagi
Jasmine Hilman.
“postingan parenting Islaminya @arkhairan ini sangat cukup
berpengaruh ya. Karena jujur ponakan ku ini belum punya agama.
Karena ibunya itu katolik dan ayah nya muslim. Gitu jadi gimana
caranya ngeracuninnih anak supaya masuk ke agama keluarga kita
yang memang muslim, karena aku memang mengimplementasikan
ini. Jadi dulu si Une ini kanwaktu awal ngaji itu memang awalnya
iseng-iseng kaya trial gitu kan, nah aku juga
82
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
70
mengimplementasikannya sih ke ponakanku. Iseng-iseng aja bawa
ke musholla, yang banyak anak-anak yang pake kerudung, megang
quran, dia juga jadi megang-meganggitu, dan aku mikirnya ah
kayanya nih anak sudah kenanih. Karena itu sudah sering aku
lakuin, aku titip samambaknya. Aku bilang "mbak kalau sore tolong
bawa aja ke musholla atau ke TPA" karena aku juga kerja kan, jadi
coba dibawa aja. Terus yang kayak diajarkan untuk banyak
berterimakasih ke Tuhan, nah ini kan orangtuanya pada kerja nih,
nah aku bilangin ke mbak nya 'mbak bisikin aja dikit-dikit, ajarin
kalau mau makan bismillahirahmanirrahim' sampe sekarang kalau
mau makan meskipun ngucapnya masih susah tapi kita tau dia
bilangbismillahirrahmanirrahim. Terus juga kalau mbak nya
ngajidiajakin juga.Nahkan bu Ninda pernah posting kan yang Une
sering diajakin ngaji sama shalat, nah sama si ponakan aku juga aku
terapin kayagitu kalau ngaji atau shalat diajakin kayagitu. Kalau
shalat tuh aku bilang sama mbak nya sama papi nya juga kalau
shalat tuh diajakin, jadi kalau misalnya ada suara adzan tuh dia
nyari mbak atau papi dan ngajakin ke kamar mandi, kita ngelakuin
itu lupa berapa lama dan itu sangat berpengaruh walaupun dia
belum bisa milih. Cuma at least kita sudah bisa menanamkan nilai-
nilai agama itu. Jadi ya gitusih banyak belajar juga dari akun
@arkhairan dan ibu Ninda bagaimana parenting Islami kayacara
mengajarkan anak kenal dengan Tuhan tuh yaa kayagitu. Wah gila
sih impactnya luarbiasa banget.”83
Gambar 4.10
Tampilan foto Une saat Idul Adha padaakun instagram
@arkhairan84
83
Wawancara dengan Jasmine Hilman di Jakarta Selatan pada tanggal 14 April 2016 84
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
71
Gambar 4.11
Tampilan foto Une saat sedang berdoa pada akun instagram
@arkhairan85
Gambar 4.12
Tampilan foto Une saat hari pertama masuk sekolah pada akun
instagram @arkhairan86
Selain cara-cara sederhana dan simple seperti yang telah dijabarkan
diatas, cara yang dilakukan oleh Ibu Aninda untuk lebih mengenalkan
Une dengan Agama Islam adalah dengan cara menyekolahkannya ke TK
Islam. Dengan harapan setelah mendapatkan pendidikan agama dirumah,
85
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016 86
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
72
Une juga bisa mendapatkan pendidikan tambahan disekolah yang
berlandaskan nilai-nilai agama yang tentunya akan memberikan dampak
positif bagi Une. Selain itu parenting Islami seperti ini juga diharapkan
dapat memberikan nilai positif kepada Une dalam bidang nilai-nilai
sosialnya. Karena dalam Islam, hubungan antar manusia (hablun
minanas), sama pentingnya dengan hubungan manusia dengan Allah
(hablun minnallah). Jadi, wajib bagi kita mengajarkan tata carapergaulan
yang baik dengan sesama dan dilandasi rasa saling hormat-menghormati,
serta mampu bersikap asertif.
2. User to System: AktivisSistem
Akun media sosial di Instagram bisa digunakan oleh
siapapun.Media sosial merupakan media yang biasa digunakan untuk
membagikan kiriman gambar maupun video.Saat ini hampir sebagian
besar kalangan memanfaatkan instagram sebagai sarana untuk berjualan,
mempromosikan diri sehingga bisa disebut dengan sebutan „selebgram‟,
bahkan berkampanye.Akun instagram pun dimiliki oleh berbagai macam
kalangan seperti orang biasa, artis, tokoh agama, pejabat negara, bahkan
organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga juga turut memanfaatkan
media sosial ini. Berikut ini adalah cara membuat akun instagram seperti
dikutip dari instagram.com.
Untuk membuat akun Instagram dari aplikasi:
“Unduh aplikasi Instagram untuk iOS dari App Store,
Android dari Google Play Store atau Windows Phone dari Phone
Toko Windows.Setelah aplikasi terinstal, tekan untuk
membukanya. Tekan Sign Up, lalu masukkan alamat email Anda
73
dan tekan Next atau tekan Login dengan Facebook untuk
mendaftar dengan akun Facebook Anda. Jika Anda mendaftar
dengan email, membuat username dan password, mengisi
informasi profil Anda dan kemudian tekan Selesai. Jika Anda
mendaftar dengan Facebook, Anda akan diminta untuk login ke
akun Facebook Anda jika Anda sedang log out.
Untuk membuat akun Instagram dari komputer:
Buka instagram.com. Masukkan alamat email Anda, membuat
username dan password atau klik Login dengan Facebook untuk
mendaftar dengan akun Facebook Anda. Jika Anda mendaftar
dengan email, klik Daftar. Jika Anda mendaftar dengan Facebook,
Anda akan diminta untuk login ke akun Facebook Anda jika Anda
sedang log out.
Perlu diingat, jika Anda mendaftar dengan email, pastikan Anda
memasukkan alamat email Anda dengan benar dan Anda memilih
alamat email yang hanya Anda yang dapat mengakses. Jika Anda
log out dan lupa password Anda, Anda akan memerlukan akses ke
email Anda untuk kembali ke akun Instagram Anda. Pelajari lebih
lanjut tentang menjaga keamanan akun.”87
Jika sudah berhasil membuat akun instagram selanjutnya tinggal
pilih foto atau video yang akan dikirimkan. Dalam akun instagram kita
bisa membagikan foto dan video yang akan dikirimkan dan biasanya
berupa foto atau video milik pribadi yang berupa selfie ataupun berisikian
kegiatan, liburan, makanan, kegiatan sosial dan hal lainnya. Bagi akun
pribadi biasanya kiriman yang dibagikan hanya berupa foto dan video
milik pribadi. Bagi kalangan artis biasanya kiriman berisikan foto maupun
video mengenai kegiatan atau rutinitas artis itu sendiri. Bagi akun
selebgram (bukan artis namun memiliki followers puluhan ribu) biasanya
berisikan postingan iklan ataupun endorsement. Tak jarang juga banyak
pihak yang memanfaatkan instagram ini sebagai sarana untuk berbisnis
(berjualan online). Namun tak jarang juga banyak pihak yang
87
https://help.instagram.com/182492381886913/?ref=hc_fnav diakses pada 8 April 2016
74
memanfaatkan akun ini sebagai sarana untuk mempromosikan diri
sehingga memperoleh banyak pengikut dan biasa disebut dengan istilah
‟selebgram‟. Salah satu contohnya adalah akun instagram @arkhairan.
Gambar 4.13
Tampilan akun instagram @arkhairan
Akun instagram ini berisikan foto dan video milik pribadi seorang
anak yang belum genap berusia empat tahun. Akun ini dikelola oleh
seorang ibu berusia 26 tahun yang baru menyelesaikan studi S2 nya di
salah satu universitas negeri ternama di Indonesia. Awal mula dibentuknya
akun instagram @arkhairan adalah Desember 2013.Pada mula nya, foto-
foto maupun video milik Une hanya diunggah oleh Ibu Ninda ke akun
instagram pribadinya @Aninda143.Namun karena kelucuan tingkah laku
dari Une ini, banyak yang menyarankan Ibu Ninda untuk memisahkan
foto-foto dan video Une dengan membuatkan akun instagram untuk Une
sendiri yang tentu nya dikelola juga oleh Ibu Ninda.
75
“…jadi awalnya aku kan uploadfoto Une di Instagram aku, nah
makin banyak yang komen dan bilang, „kak Nindabuati Une
Instagram dong, buati sendiri jangan dicampur.‟ Terus akhirnya
aku pikir-pikir, penting gak yah?Terus akhirnya bulan Desember
2013, kira-kira usiaUne satu setengah tahun, pas aku baru masuk
kuliah S2 di UI (Universitas Indonesia). Terus aku berpikir, kalau
aku buat akun instagramnya Une, aku gak mungkin cuma
sekadarbuat aja, harus ada sesuatu yang bermanfaat nih.
Menginginkan ada ilmu yang dibagikan, nah kenapa gak ilmu
parenting itu aku bagikan, kan sesuai dengan jurusan kuliah aku.
Jadi memang aku sudah punya konsep dari awal sih sebelum buat
akun instagramnya Une.Terus akhirnya aku tanya juga sama
suamiku, boleh ataungga. Terus suamiku bilang nggak apa-
apa.Terus aku juga Tanya sama orangtuaku, sama mertua ku, dan
aku Tanya dari sisi keluarga besar gimana, dan mereka juga bilang
yasudahboleh asal jangan sampai ada kayangasihtauUne tinggal
di mana, sekolah di mana, dan jangan ada foto atau video yang
memperlihatkan auratnya siUne ini. Karena itu kan riskan banget
apalagi di media sosial sering banyak penyalahgunaan kayakyang
sudah kita tau.”88
Pada awal kemunculannya, akun instagram @arkhairan memiliki
sekitar 1000 followers terhitung selama satu bulan gabung di
Instagram.Followersnya terus naik bertahap namun membutuhkan proses
yang cukup lama.
“Jadi aku buat instagram Une ini sekitar tahun 2013, itu bulan
Desemberkalaunggak salah.Nahpas Januari 2014 aku
ingetbangetfollowers nya Unesudah sampai 1000 lebih, dan aku
mikirnya wah cepet juga yaa ternyata respons dari netizen ini. Tapi
dari situ sudah mulai lama tuh naiknya, bertahap sampebisakayak
sekarang sekitar 60.000 lebih followers. Tapi aku seneng sih,
walaupun awal-awal akun nya Une cuma punya 1000 followers
tapi interaksinya lumayan banyak kalau dibanding dengan akun
instagram anak-anak lainnya. Mending followerssedikit tapi ada
feedbacknya ke kita.”89
88
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016 89
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
76
Pada awalnya Ibu Ninda hanya memasukkan foto-foto dan video
Une tanpa adanya hastag (#) parenting sharing.Namun setelah tiga bulan
membuat akun tersebut barulah Ibu Ninda memakai
#IbuNindaParentingSharing.
Setelah berhasil memiliki akun instagram, selanjutnya adalah
mengunduh file ke dalam sistem.Dalam akun instagram @arkhairan
terdapat berbagai macam postingan foto dan video dengan caption yang
berbeda-beda.Ada kiriman yang berisi foto dan video mengenai kelucuan
tingkah Une, ada juga yang berisikan endorsement, ada juga yang
berisikan mengenai parentingsharing dan parentingIslami.
Gambar 4.14
Tampilan parenting sharing akun instagram @arkhairan90
90
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
77
Gambar 4.15
Tampilan kiriman parenting islami pada akun instagram
@arkhairan91
Gambar 4.16
Tampilan foto endorsement pada akun instagram @arkhairan92
91
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016 92
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
78
Gambar 4.17
Tampilan Endorsement yang digabung dengan ParentingSharing
akun instagram @arkhairan93
Terkait dengan ketiga gambar (gambar 4.6, 4.7, 4.8 dan 4.9) di
atas, jelas terlihat mengenai interaksi antara user to system atau pengguna
(aktivis) dengan sistem yang ada. Sistem yang dimaksud di sini ialah web
instagram akun @arkhairan. Ibu Ninda selaku aktivis di sini mengunggah
foto yang kemudian disertakan dengan caption atau keterangan mengenai
parenting sharing.
Konten dan caption yang ada dalam akun @arkhairan 100% adalah
murni ditulis sendiri oleh Ibu Ninda. Baik yang berupa pengalaman, based
on theory, maupun captionendorsement atau lainnya.
“…nggak, yang manage dan yang pegang akun nya Unecuma aku.
Tapi palingkalau yang mantau ataungingetin gitu ibu aku
sih.Kadang postingan yang sudah 12 minggu atau beberapa
93
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
79
minggu lalu aja masih suka diingetinsama ibu aku suruhbalas.
Bahkan aku tau dia komen aja nggak.Hehehe ibu aku aware
bangetsama hal itu.”94
“iya biasanya memang suka aku pikirindulukonsepnya gimana,
apa ya, takutnya kan kayak sudah numpuk dengan apa yang sudah
pernah aku share sebelumnya. kayanya ini sudah pernah deh.
Kayanya ini mirip-mirip deh, oh yasudah jangan kalaugitu.Nanti
aku cari yang beda nya apa. Kadang ibu aku juga suka ngasih
masukan sih, kayak „kak kayanya tema ini belum kamu bahas deh‟
Gitu sih.”95
Konsep parenting yang dibahas dalam akun ini pun memang telah
disiapkan sebelumnya.Tak jarang keluarga juga turut membantu dalam
memberikan ide untuk tema parenting selanjutnya.Namun penulisan dan
pengemasan konten dalam akun ini benar-benar ditulis oleh Ibu Ninda
sendiri.
3. User to User: Aktivis Reaktivis
Akun instagram @arkhairan ini dibuat sejak penghujung tahun
2013. Tepatnya bulan Desember 2013. Saat itu, akun instagram
@arkhairan dibuat oleh seorang ibu yang bernama Aninda atau akrab
dipanggil Ibu Ninda. Ibu Ninda sendiri menikah di usia yang masih
terbilangsangat muda yaitu 21 tahun. Saat itu ia masih kuliah di salah satu
universitas swasta di Jakarta. Satu Razaki Akbar atauUne sapaan
akrabnya. Saat Une baru berusia 4 bulan, Ibu Ninda sedang menyiapkan
tugas akhir untuk studi S1 nya. Pada saat Une lahir ke dunia, Ibu Ninda
dan sang suami Arwindo atau biasa dipanggil Edo memilih untuk
94
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016 95
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
80
mengurus anak tanpa bantuan pengasuh ataupun orangtua. Sampai pada
akhirnya Ibu Ninda berhasil menyelesaikan program studi psychologi
untuk jenjang S1 n ya tepat waktu. Tak puas dengan hanya S1, Ibu Ninda
pun akhirnya melanjutkan studi S2 nya pada program magister terapan
psikologi anak usia dini di Universitas Indonesia. Berbekal ilmu yang Ia
punya akhirnya Ibu Aninda memutuskan untuk membuat akun @arkhairan
yang saat ini sudah mempunya pengikut sekitar 63 ribu. Saat ini Ibu Ninda
sendiri baru berusia 26 tahun. Namun karena kreativitasnya menjadikan
Instagram sebagai sarana untuk berdiskusi, Ia kerap kali diundang sebagai
pembicara mengenai parenting di berbagai acara baik off air maupun on
air.
Konsep awal dibuatnya akun @arkhairan ini berawal dari
keisengan sang ibu untuk memposting foto-foto lucu Une pada akun
instagram pribadi nya @Aninda143. Namun seiring banyaknya netizen
yang menyarankan Ibu Ninda untuk memisahkan akun Une akhirnya
dibuatlah akun @arkhairan. Namun Ibu Ninda tidak hanya sekadar mem-
posting kelucuan dari Une saja, Ia ingin ada yang lebih bermanfaat dari
sekadar itu.
“….Terus aku berpikir, kalau aku buat akun instagramnya Une,
aku gak mungkin cuma sekadarbuat aja, harus ada sesuatu yang
bermanfaat nih. Menginginkan ada ilmu yang dibagikan,
nahkenapa gak ilmu parenting itu aku bagikan, kan sesuai sama
jurusan kuliah aku. Jadi memang aku sudah punya konsep dari
awal sih sebelum buat akun instagramnya Une.”96
96
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
81
Berawal dari pemikiran tersebut akhirnya dibuat lah akun
@arkhairan.Dalam akun tersebut banyak postingan mengenai kegiatan
Une sehari-hari.Selain itu, dalam akun @arkhairan banyak juga memuat
mengenai parentingsharing.Postingannya sederhana berisi foto atau video
kegiatan Une yang pada bagian captionnya ditulis mengenai teori
parenting yang dikuasai oleh Ibu Ninda. Dalam setiap postingan-nya Ibu
Ninda selalu menyiapkan konsep yang akan dibagikan kepada netizen.
Konsepnya bisa datang dari idenya sendiri maupun dari Nenek kandung
Une. Biasanya Ibu Ani Amandra selaku nenek kandung dari Une ini sering
memberikan ide-ide mengenai konsep postingan parenting yang akan
dibagikan. Terkadang juga Ibu Ani Amandra sering mengingatkan agar
Ibu Ninda tidak lupa membalas semua komentar-komentar yang ada pada
akun @arkhairan.
“…iya biasanya memang suka aku pikirindulu konsepnya
gimana,apa ya, takutnya kan kayasudah numpuk sama apa yang
sudah pernah aku share sebelumnya. kayanya ini sudah pernahdeh.
Kayanya ini mirip-mirip deh, oh yasudah jangan kalaugitu.Nanti
aku cari yang beda nya apa. Kadang ibu aku juga suka
ngasihmasukan sih, kaya „kak kayaknya tema ini belum kamu
bahas deh‟ Gitu sih.”97
Jadi yang mengelola akun instagram dari @arkhairan memang
murni Ibu Aninda selaku ibu kandung dari Une.Namun dalam pengelolaan
nya, akun ini juga dipantau oleh Ibu Ani Amandra yang merupakan Nenek
dari Une.Pesan yang dibagikan kepada netizen pun mengenai parenting
sharing yang berlandaskan teori yang dipelajari.
97
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
82
Respons merupakan suatu tanggapan ataufeedback dari suatu
kejadian atau peristiwa yang disampaikan dari komunikator kepada
komunikan. Seperti hal nya dalam akun instagram @arkhairan yang
memiliki sekitar 63.000 lebih followers. Akun instagram ini memiliki 727
kiriman (posting-an). Feedbackdari netizen pun cukup terasa, pasalnya
dari satu kiriman saja akun @arkhairan bisa mendapat ribuan likes untuk
foto dan puluhan ribu views untuk video.
”...Tapi waktu pas awal dibuattuh kanDesember 2013, nah
Januari 2014 tuhfollowersUne 1000. Pas banget, aku ingetbanget
sebulan tuh naik seribu. Terus aku mikir, ah cepet juga nih ya
ternyata, tapi kedepannya tuh nggak secepet itu. Tapi yang aku
seneng walaupun followersnya gak ratusan ribu, tapi aku seneng ini
nya, apa ya, hubungan samafollowersnya tuh bagus. Kaya
misalnya yang parenting nya, banyak yang nanya, komentar baik,
aku mikir, dari pada followers banyak tapi nggak ada feedback nya
kekita. Gtu sih.”98
Diantara banyak nya kiriman tersebut berbagai macam respons dan
tanggapan dari netizen pun sering kali berdatangan. Ada yang menyambut
baik dan merespons positif ada pula yang menanggapi dan merespons
negatif bahkan sarcasme.
98
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
83
Gambar 4.20
Tampilan parenting sharing pada akun instagram @arkhairan99
Gambar 4.21
Tampilan komentar sarcasmepada akun instagram @arkhairan100
99
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016 100
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
84
Gambar 4.22
Tampilan kritik dan responsnegatif pada akun instagram
@arkhairan101
Gambar 4.23
Tampilan responsnegatif pada akun instagram @arkhairan102
Dari data di atas Ibu Ninda telah membagikan postingan mengenai
parenting sharing yang berisikan seperti ini:
101
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016 102
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
85
”Alkisah, beberp hari yang lalu Ibu lagi beberes kamar sambil
ditemenin Une, dan tiba-tiba ada cicak di dalam plastik! Ibu kaget
dan refleks langsung lempar plastiknya, Une pun ikutan kaget.
Habis ngelempar plastik, Ibu baru inget kalo Une melihat kejadian
itu dan ada kemungkinan Une juga akan takut sama cicak. Eh bener
aja! Sekarang sedikit-sedikit Une bilang takut cicaklah, takut hantu,
takut naik jetcoasterlah. Ada aja, pokoknya 'takut' tuh jadi his
current issue now. Ibu nggak mau dong Une 'terjebak' di rasa
takutnya sm ini-itu, akhirnya tiap hari Ibu ajak Une buat membahas
ketakutannya. Ibu tanya apa yang Une takuti, apa yang bisa kita
lakukan untuk membantu menghilangkan rasa takut Une, apa yang
akan terjadi kalau rasa takut Une nggak hilang, dsb. Nah, salah
satunya dgn bahasan seperti di video ini. Alhamdulillah, cara ini
efektif menghilangkan rasa takut Une. Sedikit demi sedikit, Une
mulai berani dan sudah bisa bilang, "Abang Une kan laki-laki, Ibu
Ninda perempuan, jadi Abang Une harus lebih berani sama cicak
ya, Bu?" Tapi yang bikin kocak kenapa juga di video ini Une
gayanya sotoy banget ya? "Oh gitu.. Bentar ya Abang Une mau
mikir dulu.. Haaa! Oh macam tuu.."Ibu sampe kaget banget,
karena seperti biasa Une nggak pernah diajarin yang begini-
begini.PS: Konten dari video ini sama sekali tidak untuk
underestimate atau membedakan antara satu gender dengan
lainnya. It's about to tell my son in the easiest way which he could
understand Une baru 3,5th dan untuk mengajarkannya perlu
sesuatu yang memang jelas untuk dia bayangkan, and I think that's
one of the easiest way. Aku sebagai ibu tidak pernah mengajarkan
Une utk merendahkan perempuan, simply karena aku juga
perempuan.I hope you do understand what I explain. Have a good
day!”
Setelah video beserta caption tersebut dibagikan kepada netizen,
terjadilah interaksi antara user to user (aktivis dan reaktivis). Contohnya
komentar yang dilontarkan oleh pemilik akun @irfiemaellanie yang
mengatakan bahwa:
”Ibu Ninda, aku mau tanya dong, kalau misalnya mengajarkan
anak supaya nggak takutan tapi tanpa mengajarkan polarisasi gender bisa
86
nggak? Misalnya tanpa nyebutin ‟anak laki-laki harus lebih berani
daripada anak perempuan?”103
Kemudian komentar tersebut ditanggapi oleh Ibu Ninda
seperti ini: ”Sebenernya bisa, contoh yang aku sebutin di atas kan
juga ngga menyangkut polarisasi gender. Tapi karena ini
menyangkut Une belajar takut krn melihat aku yg ketakutan sm
cicak, akhirnya aku pakai polarisasi gender.Tujuannya supaya Une
lebih mudah membayangkan posisinya knp dia harus lebih berani
dibanding dgn ibunya. Gitu sih penjelasannya,@irfiemaellanie “
Selain bentuk diskusi seperti di atas, ada juga beberapa komentar
negatif dan positif yang juga merupakan bentuk dari interaksi user to user.
Salah satu contoh komentar negatif pada akun @arkhairan dilontarkan
oleh pemilik akun @rarasatilb:
”Anak laki2 ngga harus lebih berani dari anak perempuan.. Anak
laki2 harus berani, anak perempuan juga harus berani. Kenapa harus ada
yg lebih dari yg lain?”
Komentar itupun lantas ditanggapi oleh aktivis (Ibu Ninda) yang
mengatakan bahwa:
“Hai @rarasatilb, betul dengan pernyataan itu, tapi mungkin
kamu bisa baca penjelasanku padakomen di atas. Jadikaren Une
takut cicak disebabkan karen dia melihat aku takut cicak, akhirnya
aku memakai analogi seperti itu. Tapi cara ini adalah salah satu dari
beberapa cara yang aku berikan ke Une. Ya tujuannya supaya Une
lebih mudah membayangkan posisinya kenapa dia harus lebih
berani dibanding dengan ibunya. Ditambah usia Une yang baru
3,5th yang belum bisa kalau diberikan pengandaian yang terlalu
rumit, hal ini jadi mempermudah Une. Tapi jangan salah, aku ngga
pernah mengajarkan Une untuk menganggap rendah perempuan,
yaiyalah simply karena aku juga perempuan.It's okay for me kalau
hal ini tidak sesuai dengan diri kamu, everyone has their own
parenting style tho.”
103
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
87
Kemudian hal tersebut kembali ditanggapi oleh reaktivis (pemilik
akun @rarastilb:
“I understand where you're coming from but it's not about making
girls seem inferior, it's more about the whole gender roles and
what is expected from him just because he's a guy. Maybe
introducing the animal to him and letting him know they're not
something worth being scared of is a more effective way rather
than telling him he shouldn't be afraid of it just because he's born a
guy but again each to their own”
Melihat respon yang begitu kritis dari reaktivis, Ibu Ninda kembali
menanggapinya dengan memberikan komentar seperti ini:
” oh kalau beritahu Une binatang tersebutnggak perlu ditakuti dll
itu sudah aku beritahu dari awal dia ketakutan kok, sudah aku tulis
di caption juga dari kemarin. I hope you understand that for me it's
not about underestimate any gender, it's about to tell my son in the
easiest way which he could understand Have a good
day, @rarasatilb!”
Namun dari sekitar 180 komentar hanya sedikit yang menanggapi negatif.
Selebihnya tetap merespons baik dan positif, bahkan membela Ibu Ninda
sebagai pemilik dan pengelola akun instagram @arkhairan. Contohnya seperti
komentar yang dibagikan oleh pemilik akun @melasintahasdarini yang
mengatakan bahwa:
“Aaaa..keren bu Ninda, aku sih ambil pelajarannya gini. Karena pada
dasarnya laki-laki itu pemimpin atau imam bagi perempuan, walaupun
perempuan juga bisa jadi pemimpin ya.Hakikatnya laki-laki itu
melindungi, kalau dia lebih takut dari yang perempuan. Gimanacara dia
ngelindunginnya? Heheh...”
88
Gambar 4.24
Tampilan responspositif pada akun instagram @arkhairan104
Tidak hanya berdasarkan penyajian data diatas. Respons yang
positif pun cukup dirasakan langsung oleh netizen, bahkan sangat
berdampak luas dan begitu kuat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
”...Jadi orang itu juga bisa nanya ke kita.Kayak waktu itu aja,
sempet ada yang rumah nya di desa mana gitu. “buNinda aku dari
desa A” terus aku langsung mikir, hah guesudahsampe desa nih?
Terus aku kayaamazedsenengbangetgitu, terus akhirnya kita balas-
balasan disitu. Dia nanya tentang parenting anaknya gitu-gitu.
Ternyata gak semua orang yang aku pikir sudahngerti nih tentang
hal ini, misalnya kayagimana caranya ngajarin anak makan sayur,
104https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
89
awalnya aku mikir ah semua orang sudahtau nih, rapi ternyata
ngga. Banyak orang yang gaktau juga.”105
“…Kalausampe berlanjut ke chat itu aku ngerasamemang dia perlu
banget dibantu. Masalahnya krusial banget.Kaya waktu itu ada ibu
muda dia tadinya berkarir di Jakarta, terus pindah ikut suaminya ke
daerah gitu, which is itu satu kampung atau satu kotagitudeh sama
mertuanya. Dan itu tuh dia di atur bangetsama mertuanya. Dari
cara ngurus anak, ngajarin anak, dan dari situ dia ngerasa
pergaulan dikampungnya itu tuh gak bagus buat anaknya dia. Terus
tiap kali anak nya nangis dibilangnya nakal sama mertua nya sama
nenek nya berarti kan. Nah yang kayagitu, aku ngerasa perlu
dibantu banget secara psychologis ibu nya. Ibu nya tuh jadi goyah
soalnya, nihbenergaksih nih aku kayagini, apa jangan-jangan
mertua gue yang bener. Akhirnya dia jadi kayagitu.Kasianbanget
yang kayagitu.”106
Tak hanya itu, respons yang begitupositif dan dampak yang luar
biasa juga dirasakan salah seorang netizen yang bernama Jasmine
Hilman.Banyak kiriman mengenai parentingsharing pada akun
@arkhairan yang dipelajarinya bahkan diimplementasikan langsung
dikehidupan nyata. Bahkan ketika diimplementasikan, hampir semua teori
mengenai parentingsharing atauparentingIslami berhasil untuk lakukan,
dan tentunya sangat membantu bagi mereka yang memang memerlukan
pengetahuan serta pemahaman mengenai parenting.
“…kalau dari perspektif ku, account instagram @arkhairan ini
sangat-sangat jauh berbeda ya dari account instagram selebgram
anak lainnya.Ngeposting terimakasih dan gini-gini, atau lagi
liburan kemana terus posting, atau dalam tanda kutip postingan
kosong lah yaa, instagram arkhairan ini memang ada beberapa
yang kayaendorse ataukayasharing liburan kayagimana, tapi tetap
disitu dia konsisten ada parentingsharingnya. Itu yang
membedakan akun dia dari akun selebgram lainnya.Ah gilaa keren
lah yaa pokonya.”107
105
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016 106
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016 107
Wawancara dengan Jasmine Hilman di Jakarta Selatan pada tanggal 14 April 2016
90
Respons positif dari akun @arkhairan juga dirasakan salah seorang
netizen yang bernama Anindita.
“kalau menurut aku sihsudah cukup membantu, gak terlalu
yang lebaybanget. Kaya misalnya yang postingan ngaji, kanUne
sekarang lagi belajar ngaji TPA nah itu diliat juga sih jadi
perkembangannya Une tuh masuk banget sama usia dia sekarang
yang sudah mau 4 tahun tapi dia sudah bisa nangkep huruf-huruf
hijaiyah, dan menurutku juga gak diskiriminasi sama agama lain
juga sih.Jadi ya postingannya masih kekontrol gituterus, kalau buat
orangtua khususnya mamah-mamah muda yang mau menerapkan
parentingIslami aku rasa sudah bisa dijadiin contoh sih sudah oke.
Apalagi sekarang UnekanTK nya juga TK Islam. Itu tuh semua
yang diajarin, yang diposting disitu sudah cukup ngebantu temen-
temen yang nikah muda yang memangmaumenyekolahkananak nya
kesekolah Islam tapi yang gak terlalu to much atau kurang juga sih.
Jadi menurut aku itu sudah bagus banget sih.Apalagi pas ka
Nindangeposting yang Une masuk TPA tuh, menurut aku itu sih
yang paling penting. Jadi gak cuma masuk TKIslam aja, tapi TPA
juga”108
Alasan Ibu Ninda menggunakan media sosial Instagram sebagai
saran diskusi sangat sederhana. Yaitu karena Ia menganggap bahwa media
sosial instagram merupakan media yang sedang banyak digandrungi
hampir semua orang saat ini. Karena media sosial instagram juga
merupakan media yang bisa membagikan foto dan video yang dianggap
bisa menarik perhatian netizen yang melihat karena bentuknya yang audio
visual. Sehingga tentu akan lebih memudahkan khalayak untuk memahami
maksud dari parentingsharing yang dibagikan oleh Ibu Ninda.
“Karena aku rasa, pada waktu itu instagram lagi happening.
Kalau facebook aku memanggak punya, kalau twitter kan
karakternya muat nya Cuma sedikit ya, jadi pasti ceramahnya
bakal panjang bangetgitu, teruskalau path kan memang lebih
ke pribadi. Jadi aku rasa instagram memang yang paling
tepat, apalagi instagram kan bisa foto dan video jadi bisa
108
Wawancara dengan Anindita di Jakarta Barat pada tanggal 19 April 2016
91
ngejelasin lebih jelas apa sih yang mau aku sampein lewat
parenting sharing ini.”109
Jika dibandingkan dengan media sosial lain seperti facebook,
twitter dan path memang Instagram bisa dikatakan jauh lebih memiliki
tampilan yang menarik. Karena media sosial ini menampilkan
berbagai macam gambar dan video yang telah diunggah oleh
pengguna.Berbeda dengan facebook yang ketika kita membukanya,
yang pertama kita lihat adalah tulisan status yang kemudian diikuti
dengan gambar. Berbeda juga dengan twitter yang hanya bisa memuat
160 karakter pada setiap postingannya. Berbeda juga dengan path
yang biasanya memang diperuntukan untuk diri pribadi.
Dalam hal ini peneliti juga berhasil menemukan dampak
yang luar biasa dari adanya akun ini bagi netizen. Salah satunya
adalah Jasmine Hilman, seorang pegawai di salah satu perusahaan
swasta di Jakarta yang telah menjadi followers dari akun @arkhairan
sejak tahun 2013. Ia sangat merasakan impact yang positif dari adanya
diskusi parentingsharing pada akun ini. Bahkan menurutnya, akun ini
sudah banyak mempengaruhi tindakannya pada kehidupan di dunia
nyata.
“…iyaa tentu aku terapin ke kehidupan sehari-hari. Aku
punya ponakan seumur Une.Sudah mau 4 tahun sih, dia itu
kalau marah suka gak control. Awalnya sebelum kenal sama
Ninda ini, aduh gimanasih anak ini supaya bisa
diemgitudiem. Dan aku liat salah satu postingannya Une yang
kalau marah itu tutup matanya itung satu dua tiga dan
sedihnya ilang.Dan itu berhasil aku terapin sih sampe
109
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
92
sekarang.Bener-bener berhasil.It works and really-really
works dan aku kaya aaaaaa gila Ibu Nindabener-bener bisa
aku terapin nih buat ponakan aku. Jadi bener-bener jadi
sepupu ku kanngomongnya belum lancar, kemarin-kemarin
kan aku juga belum taukalau otak nya anak-anak itu
gabisanerima dua bahasa sekaligus kan, jadi bingung.
Dulukan tontonanyabarney, elmo, baby rugrats dll segala
macem, terusNindabilangkalau anaknya mau lancar ngomong
satu bahasa ajadulu jangan bilingual nanti itu belakangan.
Nah diubah dehtuh, yang tadinya barney jadi jalan sesama,
jadi Upin Ipin, si Unyil. Nah akhirnya diterapin kayagitu, dan
alhamdulillahngomongnya sudah mulai lancar.Sudah mulai
gak bingung.Tapi tetep sihkalaungomong masih suka campur
kaya misalnya ngomong Nggak tuh jadi no atau iya jadi
yes.Mostly pengucapannya sudah mulai lancar sih karena
sering dicekokin tontonan dan lagu anak-anak yang
Indonesia.Dan itu berhasil.”110
Begitu banyak manfaat yang dirasakan oleh netizen.Bahkan sampai
bisa mempengaruhi ke realitas pada dunia nyata.Hal serupa pun juga ikut
dirasakan oleh seorang netizen yang bernama Anindita.Ia juga merasakan
dampak positif yang memang berpengaruh pada realitasnya di dunia nyata.
“…Kalauparentingsharingnya sih yang tentang, gak semua yang
diinginin samaUnetuh diturutin, itu sih yang aku terapin ke
sepupu-sepupu aku. Kadang aku kasih tau juga ke mereka. Kenapa,
karena namanya anak kecil kan pasti mau nya macem-macem. Nah
ketika aku lagi jalan sama ka Ninda, terus abang belum melakukan
sesuatu yang menurut kita ini belum menghasilkan nih, ka
Nindagak akan ngasih. Nah ini sih yang aku terapin ke sepupu-
sepupu aku.Gimana caranya ngasihtau ke si anak, kalau dia nih
harus ngasih satu performa duludeh, jadi itu yang akan jadi
benefitbuat dia. Nah itu yang aku terapin sih.”111
Dari pemaparan dan pernyataan diatas jelas membuktikan bahwa
akun @arkhairan begitubanyak memberi pengaruh positif yang dirasakan
110
Wawancara dengan Jasmine Hilman di Jakarta Selatan pada tanggal 14 April 2016 111
Wawancara dengan Anindita di Jakarta Barat pada tanggal 19 April 2016
93
netizen.Pembelajaran serta interaktivitas menegnai parentingIslami sangat
membantu bagi sebagian kalangan yang memang memiliki permasalahan
pada bidang tertentu.Tak hanya mengenai parentingIslami, pembelajaran
mengenai hal lainnya pun ikut memberikan dampak positif.Banyak nilai-
nilai sosial dalam kehidupan yang dibagikan oleh Ibu Ninda berdasarkan
teori yang dipelajarinya kemudian diimplementasikan kepada anaknya
(Une) yang kemudian dibagikan kepada khalayak luas dengan hastag
#IbuNindaParentingSharing.Dengan menggunakan hastag ini, netizen
menjadi lebih mudah untuk mencari tahu mengenai kiriman yang
dibagikan.
4. User to Document: Aktivis Document Reaktivis
Bentuk interaksi user to document ini merupakan bentuk interaksi
yang terjadi dalam konstruksi yang terbagi dalam pesan website, seperti
bagaimana pengguna berinteraksi dengan suatu website dengan cara
memosting komentar. Bentuk interaksi ini melibatkan “penciptaan ulang”
isi atau kontent yang tulis oleh pengelola akun ketika ia menyajikan
informasi yang bisa saja mengubah isi pesan dari situs tersebut.
Dalam hal ini peneliti melihat adanya bentuk interaksi user to
document yang terjadi. Bentuk interaksi yang terjadi dalam akun ini ketika
pengguna yang berinteraksi memanfaatkan fitur repost ataudengan kata
lain memosting kembali kiriman dari akun @arkhairan namun dengan
menggunakan caption yang berbeda.
94
Gambar 4.25
Tampilan Foto mengenai interaksi yang terjadi pada akun
instagram @arkhairan112
Dalam gambar di atas dapat dilihat bahwa kiriman mengenai turn
on notification pada akun @arkhairan telah dibagikan ulang oleh reaktivis
yang memiliki akun bernama @balqisoktamaisabila dan @laelyawaliyah,
yang kemudian ditandai kembali pada akun @arkhairan. Peneliti di sini
menemukan adanya bentuk interaksi user to document yang melibatkan
penciptaan ulang isi konten yang telah dibagikan sebelumnya.Jadi, kiriman
tersebut dibagikan oleh Ibu Ninda melalui akun @arkhairan, kemudian
document tersebut dibagikan ulang oleh reaktivis yang kemudian di-tag
kembali ke akun @arkhairan.
112
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 5 Mei 2016
95
Gambar 4.26
Tampilan Foto sebelum dan sesudah di-repost ulang mengenai
interaksi yang terjadi pada akun instagram @arkhairan113
Dari gambar yang telah peneliti sajikan diatas, jelas terlihat bahwa
adanya bentuk interaksi user to document yang terjadi.Di mana pengguna
lain membagikan ulang kiriman yang telah dibagikan pada akun
@arkhairan dengan cara memberikan caption yang berbeda. Terlihat jelas
bahwa pada akun @arkhairan konten yang ditulis merupakan konten
mengenai endorsement, namun setelah dibagikan ulang oleh pengguna lain
content menjadi jauh berbeda. Dari segi interaksi pun terlihat jauh
berbeda.Di mana pada akun @arkhairan memiliki likers sebanyak 6130
dan pada akun lainnya hanya memiliki likers sebanyak 17. Dari segi
komentar pun juga terlihat perbedaan yang begitu signifikan.
113
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 5 Mei 2016
96
5. Respons Positif dan Negatif Netizen
Dalam akun @arkhairan yang mempunyai followersatau pengikut
lebih dari 63.000 tentu memiliki respons yang berbeda-beda mengenai
postingan atau kiriman yang dibagikan oleh Ibu Ninda yang mengelola
akun. Berbagai macam tanggapan kerap dilontarkan sebagian followers
pada kolom komentar. Namun biasanya komentar-komentar positif itu
ditanggapi baik juga oleh Ibu Ninda.Baik komentar positif yang berupa
pertanyaan maupun yang bukan pertanyaan.
“biasakalau yang gaknanya aku balas-balasin juga kaya makasih
yaa, gitu.”114
“…Iya aku balasin satu-satu pertanyaannya. Kadang juga aku
urutinsih satu-satu siapa saja yang nanya.Jadi aku buka tuh satu-
satu dari atas yang nanya siapa saja.Nahterus kadang aku baru
balaskan 3 atau 4 hari kemudian kan, itu tuh diingetin sama Ibu
aku. Kan ibu aku tinggal di Riau kan, karena ayah aku dinas di
Riau, tiap weekend baru pulang. Nahterus ibu aku suka ngingetin
aku via telpon kaya „kaa, itu belom pada kamu balas loh‟terus aku
langsung „oiyaa mah iya ini aku balas‟ teruskalausampe siang aku
belum balas nanti bilang lagi „ka itu belum dibalas‟. Mama ku tuh
sering bangetmantau, meskipun postingan yang sudah lama-lama
juga.”115
Tak hanya komentar-komentar positif saja, banyak komentar-
komentar negatif yang juga kerap kali ada dalam kolom komentar
postingan atau kiriman yang dibagikan oleh Ibu Aninda.Namun Ibu Ninda
kadang menanggapi hal tersebut dengan biasa saja.Namun tak jarang juga
koemntar-komentar sarcasm tersebut memancing sisi emosional dari Ibu
Ninda.
114
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016 115
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
97
“Tapi kadang suka ada iseng-iseng biasa lah.Kaya waktu itu
misalnya aku fotoin Unesama Ayah nya, yang pada salah fokus
dan terus tiba-tiba ada yang bilangkalauihkok ayahnya mau
sihngurusin kerjaan nya perempuan, itu kan bapak-bapak. Aku tuh
sampekayak nih orang gila kali ya, terus waktu itu akhirnya
dibalas sama salah satu followers aku dia bilang “lo tuh gak ini
banget deh, jaman kan udah maju” intinya gitu lah, hal kaya gini
tuhgak melulu soal ibu tapi ayah juga perlu. Terus dia balas “coba
lu buka ini deh” kaya peraturan pernikahan gitu deh, di situ tuh gak
ada suami kaya gitu.Oh my God sudah gila kali nih orang, terus
sudah akhirnya karena mereka disitu ribut berdua, aku masuk tuh
di situ. Aku awalnya mikir yasudah lah ya bodo amat, terus karena
si cowo itu terus ngotot, dan akhir nya aku balas kan, aku
bilanggak semuanya gini gini gini. Dan dia ngotot balas lagi,
katanya di peraturan nikah itu figure ayah tuh cuma bagian yang
disiplin gitu-gitu aja, padahal itu tuh enggak.Masa seorang ayah
cuma buat teman main gitu aja, kan nggak gitu loh. Secara sosial,
secara emosi, terus aku sudah kesel banget, nihorang sudah
asbunngotot lagi. Tapi aku terus bilang gini „de banyak belajar
dulu deh, sebelum komen‟.”116
“Tapi ya kalau dibuat presentase paling Cuma sekitar 2-3% lah
yang komentar-komentar atau respon negative gitu.Dan gak hampir
disetiap foto tuh ada komentar negative gitu. Oh waktu itu aku
pernah yang bilangUne takut cicak. Yang aku juga takut cicak,
terus aku kasih penalarannya yang dia ngerti kan, kayabilang „ibu
Nindakan juga takut cicak, karena Une cowo Une harus berani,
gini gini gini…‟ nahterus adalah kaya feminis-feminis cewe-cewe
gitu, komen „mestinya jangan gitungajarinnya, karena laki-laki dan
perempuan itu setara, dan bla bla bla‟ komennya tuh panjang gitu
sumpah. Tapi ternyata pas aku liat mereka tuh modelnya kaya
cewe-cewe yang kelaki-lakian gitu.Ada dua orang cewe-cewe yang
tomboy gitu.Terus aku mikirnya, oh ini orang mungkin kesinggung
secara gendernya kali.Mungkin mereka mikirnya „gue kan cewe,
gue aja bisa kok kaya laki‟ nah terussudahgitu aku yang balaskaya
„ngga maksudnya bukan kesitu, gue juga perempuan tapi bukan
berarti direndahin.Bukan itu maksud gue.Biar lebih ke supaya si
Unengerti aja konsep nya.Teruskaya dia masih komen „ya tapi
blab la bla” terus aku gak tanggepin lagi, kaya yasudahdeh terserah
bodo amatgitu.He he he.Tapi kadang kalausudah yang terlalu
ganggu banget, suka aku block sih. Yang rese aja sih paling kaya,
aku sudahngasihtau maksudnya aku apa tapi mereka ngga berenti
buat ngotot, mau sampe kapan, gabakal selesai. Yasudahgitu. “117
116
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016 117
Wawancara dengan Ibu Aninda di Jatiwaringin Jakarta Timur pada tanggal 9 April 2016
98
Jika dilihat dari pemaparan diatas memang hanya sedikit dan
segelintir orang yang menanggapi hal negatif dari kiriman
parentingsharing yang dilakukan oleh Ibu Ninda.Justru lebih banyak
orang yang menanggapi positif. Bahkan banyak dari netizen yang memang
melanjutkan diskusinya via chat atau email karena merasa kurang puas
jika berdiskusi via kolom komentar di akun instagram @arkhairan. Dan
Ibu Ninda pun menanggapinya dengan positif. Apalagi semua yang
dibagikan oleh ibu Ninda adalah based on theory dan telah
diimplementasikan terlebih dahulu ke Une, sehingga tentu memberikan
gambaran yang jelas tentang bagaimana parentingsharing itu dilakukan.
Bahkan ada netizen dari desa yang sempat berdiskusi dengan Ibu Ninda
via email yang kemudian berlanjut ke chatting. Tak hanya itu, hasil dari
diskusi tersebut pun telah cukup banyak membantu bagi sebagian kalangan
yang memang memerlukan pemahaman parenting seperti ini.Bisa
dikatakan pembelajaran seperti ini termasuk kategori Fun Learnig,di mana
pembelajaran dan pemahaman tidak lagi hanya melalui buku saja dan kita
sendiri yang mengimajinasikan bagaimana hal itu dilakukan. Namun Ibu
Aninda mengemasnya dengan lebih menarik, dengan cara memvideokan
atau membagikan foto bagaimana parenting itu dilakukan. Tentu sangat
banyak yang merasakan efek positif dari interaksi parentingsharing via
instagram ini.Hal itu juga yang telah dirasakan oleh Jasmine Hilman dan
Anindita.Mereka mengakui bahwa mereka sangat merasa terbantu dengan
99
adanya diskusi parenting via instagram ini.Di mana media sosial instagram
merupakan media sosial yang mudah diakses di manapun dan kapanpun.
“…iyaa tentu aku terapin ke kehidupan sehari-hari. Aku punya
ponakan seumur Une.Sudah mau 4 tahun sih, dia itu kalau marah
suka gak control. Awalnya sebelum kenal sama Ninda ini, aduh
gimanasih anak ini supaya bisa diemgitudiem. Dan aku liat salah
satu postingannya Une yang kalau marah itu tutup matanya itung
satu dua tiga dan sedihnya ilang.Dan itu berhasil aku terapin sih
sampe sekarang.Bener-bener berhasil.It works and really-really
works dan aku kaya aaaaaa gila Ibu Ninda bener-bener bisa aku
terapin nih buat ponakan aku. Jadi bener-bener jadi sepupu ku
kanngomongnya belum lancar, kemarin-kemarin kan aku juga
belum tau kalau otak nya anak-anak itu gabisanerima dua bahasa
sekaligus kan, jadi bingung. Dulukan tontonanyabarney, elmo,
baby rugrats dll segala macem, terus Ninda bilang kalau anaknya
mau lancar ngomong satu bahasa ajadulu jangan bilingual nanti itu
belakangan. Nah diubah dehtuh, yang tadinya barney jadi jalan
sesama, jadi Upin Ipin, si Unyil. Nah akhirnya diterapin kayagitu,
dan alhamdulillahngomongnya sudah mulai lancar.Sudah mulai
gak bingung.Tapi tetep sih kalau ngomong masih suka campur kaya
misalnya ngomong Nggak tuh jadi no atau iya jadi yes.Mostly
pengucapannya sudah mulai lancar sih karena sering dicekokin
tontonan dan lagu anak-anak yang Indonesia.Dan itu berhasil.”118
nah mengenai postingan parenting Islaminya @arkhairan ini
sangat cukup berpengaruh ya. Karena jujur ponakan ku ini belum
punya agama. Karena ibunya itu katolik dan ayah nya muslim. Gitu
jadi gimana caranya ngeracuninnih anak supaya masuk ke agama
keluarga kita yang memang muslim, karena aku memang
mengimplementasikan ini. Jadi dulu si Une ini kan waktu awal
ngaji itu memang awalnya iseng-iseng kaya trial gitu kan, nah aku
juga mengimplementasikannya sih ke ponakan ku. Iseng-iseng aja
bawa ke musholla, yang banyak anak-anak yang pake kerudung,
megang quran, dia juga jadi megang-megang gitu, dan aku
mikirnya ah kayanya nih anak sudah kenanih. Karena itu sudah
sering aku lakuin, aku titip sama mbak nya. Aku bilang "mba kalau
sore tolong bawa aja ke musholla atau ke TPA" karena aku juga
kerja kan, jadi coba dibawa aja. Terus yang kaya diajarkan untuk
banyak berterimakasih ke Tuhan, nah ini kan orangtua nya pada
kerja nih, nah aku bilangin ke mbak nya 'mbak bisikin aja dikit-
dikit, ajarin kalau mau makan bismillahirahmanirrahim' sampe
sekarang kalau mau makan meskipun ngucapnya masih susah tapi
kita tau dia bilang bismillahirrahmanirrahim. Terus juga kalau
118
Wawancara dengan Jasmine Hilman di Jakarta Selatan pada tanggal 14 April 2016
100
mbak nya ngajidiajakin juga.Nahkan bu Ninda pernah posting kan
yang Une sering diajakin ngaji sama shalat, nah sama si ponakan
aku juga aku terapin kayagitu kalau ngaji atau shalat diajakin
kayagitu. Kalau shalat tuh aku bilang sama mbak nya sama papi
nya juga kalau shalat tuh diajakin, jadi kalau misalnya ada suara
adzan tuh dia nyari mbak atau papi dan ngajakin ke kamar mandi,
kita ngelakuin itu lupa berapa lama dan itu sangat berpengaruh
walaupun dia belum bisa milih. Cuma at least kita sudah bisa
menanamkan nilai-nilai agama itu. Jadi ya gitusih banyak belajar
juga dari akun @arkhairan dan ibu Ninda bagaimana parenting
Islami kayacara mengajarkan anak kenal dengan Tuhan tuh yaa
kayagitu. Wah gila sih impactnya luarbiasa banget.”119
Begitu banyak manfaat yang dirasakan oleh netizen.Bahkan sampai
bisa mempengaruhi ke realitas pada dunia nyata.Hal serupa pun juga ikut
dirasakan oleh seorang netizen yang bernama Anindita.Ia juga merasakan
dampak positif yang memang berpengaruh pada realitasnya di dunia nyata.
“…Kalau parentingsharingnya sih yang tentang, gak semua yang
diinginin sama Une tuh diturutin, itu sih yang aku terapin ke
sepupu-sepupu aku. Kadang aku kasih tau juga ke mereka. Kenapa,
karena namanya anak kecil kan pasti mau nya macem-macem. Nah
ketika aku lagi jalan sama ka Ninda, terus abang belum melakukan
sesuatu yang menurut kita ini belum menghasilkan nih, ka Ninda
gak akan ngasih. Nah ini sih yang aku terapin ke sepupu-sepupu
aku.Gimana caranya ngasih tau ke si anak, kalau dia nih harus
ngasih satu performa duludeh, jadi itu yang akan jadi benefitbuat
dia. Nah itu yang aku terapin sih.”120
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
hal tersebut membuktikan bahwa memang lebih banyak pengaruh positif
yang dirasakan oleh netizen itu sendiri jika dibandingkan dengan respons
negatifnya.
119
Wawancara dengan Jasmine Hilman di Jakarta Selatan pada tanggal 14 April 2016 120
Wawancara dengan Anindita di Jakarta Barat pada tanggal 19 April 2016
101
C. Interpretasi Hasil
Ibu Aninda atau yang lebih akrab disapa Ibu Ninda ini merupakan salah
seorang Praktisi Anak Usia Dini. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan
keilmuan mengenai psychology dan terapan anak usia dini IbuNinda akhirnya
memutuskan untuk membuat akun instagram @arkhairan pada penghujung
tahun 2013. Namun sesuai visi misi awalnya, ia tidak hanya mau membuat
akun yang sekadar berisikan kelucuan tingkah laku Une. Ia menginginkan
adanya sesuatu yang bermanfaat dari akun yang telah dibuatnya.
Keputusannya membuat akun instagram sebagai sarana diskusi parenting
adalah karena ia merasa bahwa instagram merupakan media sosial yang
memang sedang akrab dengan khalayak luas. Tak hanya mengenai parenting
sharing, Ibu Ninda juga membagikan postingan mengenai parenting
Islami.Berikut penjelasannya:
1. Interaktivitas Parenting Islami dalam akun @arkhairan
Dalam akun ini, parenting Islami yang berhasil peneliti temukan
dalam akun @arkhairan adalah adanya beberapa postingan mengenai
bagaimana mengenalkan Une kepada Allah, bagaimana mengajarkan
Une untuk selalu bersyukur setiap hari, bagaimana mengajarkan Une
untuk mengaji dan lain sebagainya.Hal ini sejalan dengan konsep dari
parenting Islami yang dipakai dalam penelitian ini. Konsepnya berupa
parenting atau pola asuh yang dilakukan oleh orang Islam yang
menanamkan atau mengajarkan tentang ajaran dan nilai-nilai agama
Islam kepada anaknya mengenai segala aturan-aturan yang ada dalam
102
agama Islam.Mengenalkan agama pada anak usia dini memang sangat
diperlukan. Terlebih mengenalkan kitab suci yang tentunya telah menjadi
pedoman umat Islam. Dalam Islam memang dianjurkan untuk
mengenalkan dan mengajarkan agama kepada anak sejak masih dini
bahkan sejak masih didalam kandungan.
Kiriman yang dibagikan dalam akun @arkhairan pun serupa
dengan anjuran untuk mengenalkan Allah kepada anak usia dini. Aktivis
dalam akun @arkhairan (Ibu Ninda) membagikan foto dan video Une
yang tengah berdoa, bersyukur, dan belajar mengaji. Kiriman tersebut
diikuti dengan caption yang berisikan mengenai penjelasan mengenai
parenting Islami. Ibu Ninda pun memberikan kesempatan kepada para
netizen (reaktivis) untuk berdiskusi dan berinteraksi melalu kolom
komentar. Beberapa netizen menanggapi positif hal tersebut.
Sebagai calon orangtua kita harus dapat mengenalkan kepada anak-
anak.Siapa Allah dan mengapa kita wajib taat padaNya. Dengan
memberikan dasar sedemikian, maka anak tidak akan menganggap Allah
sebagai sebagai sesuatu yang abstrak, namun sebagai zat yang memang
kita butuhkan dan kita yakini keberadaanNya. Hal inilah yang harus kita
jadikan landasan utama dalam mendidik anak sekaligus merancang pola
asuh yang tepat baginya. Salah satu cara untuk memberikan dasar hablun
minallah adalah dengan mengajarkan shalat kepada anak semenjak kecil.
Dan kemudian mulai memberikan pengertian mengapa kita harus shalat,
apa manfaat shalat dan seterusnya.Hal tersebut juga telah dilakukan oleh
103
Ibu Ninda kepada Une.Terbukti pada gambar 4.15 kita dapat melihat Une
yang diajarkan untuk shalat di usianya yang belum genap empat
tahun.Hal tersebut didokumentasikan, kemudian dibagikan dalam akun
@arkhairan yang kemudian dapat diakses oleh banyak netizen.Banyak
komentar-komentar yang masuk dan bertanya mengenai hal
ini.Komentar-komentar yang telah masuk pun kemudian direspons oleh
Ibu Ninda, bahkan jika dirasa perlu interaksi tersebut berlanjut melalui
personal chat.
Selain itu, dalam memberikan pengertian kepada anak usia dini
mengenai hal tersebut kita perlu menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti agar anak-anak pun tidak salah menanggapi apa yang akan
disampaikan. Seperti Ibu Aninda yang selalu berusaha memberikan
gambaran sederhana dengan bahasa yang tentunya mudah dimengerti
oleh Une.
Cara sederhana seperti itu dirasa cukup efektif untuk mengenalkan
agama pada anak usia dini. Dan hal itu pula yang telah menginspirasi
salah seorang netizen yang telah mengimplementasikannya sendiri
kedalam kehidupan sehari-harinya.Hasil itu pun didapat setelah iya
berbagi cerita dan pengalamannya kepada Ibu Aninda dan kemudian Ibu
Aninda memberikan saran yang pada akhirnya memberikan perubahan
positif bagi Jasmine Hilman.
Selain cara-cara sederhana dan simple seperti yang telah dijabarkan
diatas, cara yang dilakukan oleh Ibu Aninda untuk lebih mengenalkan
104
Une dengan Agama Islam adalah dengan cara menyekolahkannya ke TK
Islam. Dengan harapan setelah mendapatkan pendidikan agama dirumah,
Une juga bisa mendapatkan pendidikan tambahan disekolah yang
berlandaskan nilai-nilai agama yang tentunya akan memberikan dampak
positif bagi Une. Selain itu parenting Islami seperti ini juga diharapkan
dapat memberikan nilai positif kepada Une dalam bidang nilai-nilai
sosialnya. Karena dalam Islam, hubungan antar manusia (hablun
minanas), sama pentingnya dengan hubungan manusia dengan Allah
(hablun minnallah). Jadi, wajib bagi kita mengajarkan tata cara pergaulan
yang baik dengan sesama dan dilandasi rasa saling hormat-menghormati,
serta mampu bersikap asertif.
Kemudian setelah interaktivitas netizen mengenai parenting Islami
pada akun @arkhairan, ada juga bentuk interaktivitas dalam akun ini
yang sejalan dengan bentuk interaktivitas versi McMillan, diantaranya
adalah:
2. User to System
Bentuk interaksi user to system ini merupakan bentuk interaksi
pengguna dengan teknologi web. Seperti mengunduh atau me-link ke
fitur web tertentu dengan cara meng-klicknya. Bentuk interaksi
seperti ini bersifat satu arah.Biasanya pengunjung berinteraksi
dengan situs.Contohnya seperti netizen yang mengakses akun
instagram @arkhairan.Itu merupakan salah satu bentuk interaksi user
to system.Selain itu dalam akun @arkhairan juga terdapat sebuah
105
link pada bio yang tertera dalam akun ini.Link tersebut berisikian
cerita dan pengalaman Ibu Ninda mengenai hal parenting di usia
yang masih sangat belia.Jika kita meng-klick link tersebut kita bisa
langsung membaca nya pada web kidipal.com pada web tersebut
juga kita bisa memberikan komentar mengenai hal yang telah
dipublish.Dan melihat hal tersebut peneliti telah menemukan adanya
bentuk interaksi user to system dalam akun @arkhairan ini.
3. User to User
Bentuk interaksi selanjutnya adalah user to user.Bentuk
interaksi seperti ini merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan
oleh pengguna antar pengguna nya.Atau komunikasi yang terjadi
antara pengguna dengan pengelola situs yang ditemukan dalam
pesan singkat, chat yang dimodernisasi serta juga pada forum
diskusi.Dalam hal ini peneliti juga menemukan adanya bentuk
interaksi user to user dalam akun @arkhairan.Sebab, berdasarkan
data yang telah disajikan sebelumnya, peneliti memang menemukan
adanya interaksi yang terjadi baik antar reaktivismaupun
aktivisdengan reaktivis. Ibu Ninda pun memanfaatkan media sosial
instagram sebagai forum diskusi mengenai parentingsharing ataupun
parentingIslami.Ketika telah membagikan kirimannya mengenai
parenting kemudian biasanya Ibu Ninda memberi hastag
#IbuNindaParentingSharing yang diikuti dengan himbauan bagi
para followers jika ada yang mau bertanya dan berdiskusi silahkan
106
posting pada kolom komentar yang tersedia. Setelah adanya
himbauan untuk memberikan komentar pada kolom komentar yang
tertera pada akun instagram @arkhairan ini banyak netizen yang
lantas meresponsnya dengan positif.Banyak dari mereka yang hanya
memberikan komentar mengenai Une yang lucu, tampan atau
lainnya.Ada juga yang memberikan komentar karena ingin
menanyakan seputar hal parenting yang kemudian berlanjut
email.Dan jika Ibu Ninda masalah yang dimiliki netizen ini begitu
crusial dan sangat perlu dibantu biasanya interaksi berlanjut sampai
via chat pribadi bahkan sampai bertemu secara langsung.Brntuk
interaksi tersebut terus berlanjut, sehingga tak heran jika banyak dari
para netizen yang saat ini menjadi kenal lebih dekat bahkan
berteman dengan Ibu Ninda dan Une karena interaksi tersebut.
4. User to Document
Bentuk interaksi user to document ini merupakan bentuk
interaksi yang terjadi dalam konstruksi yang terbagi dalam pesan
website, seperti bagaimana pengguna berinteraksi dengan suatu
website dengan cara memposting komentar. Bentuk interaksi ini
melibatkan “penciptaan ulang” isi atau kontent yang ditulis oleh
pengelola akun ketika ia menyajikan informasi yang bisa saja
mengubah isi pesan dari situs tersebut.
Dalam hal ini peneliti melihat adanya bentuk interaksi user to
document yang terjadi.Bentuk interaksi yang terjadi dalam akun ini
107
ketika pengguna yang berinteraksi memanfaatkan fitur repost atau
dengan kata lain memosting kembali kiriman dari akun @arkhairan
namun dengan menggunakan caption yang berbeda. Setelah kiriman
dibagikan, dalam jangka waktu yang tidak dapat dipastikan ada
beberapa reaktivis yang membagikan ulang kiriman yang telah
diposting.Namun, biasanya dikemas dengan caption yang
berbeda.Bentuk penciptaan ulang seperti itu yang peneliti anggap
sebagai bentuk interaksi user to document.
5. Respons Positif dan Negatif Netizen
Dalam akun @arkhairan yang mempunyai followers atau
pengikut lebih dari 63.000 tentu memiliki respons yang berbeda-
beda mengenai postingan atau kiriman yang dibagikan oleh Ibu
Ninda yang mengelola akun. Berbagai macam tanggapan kerap
dilontarkan sebagian followers pada kolom komentar. Namun
biasanya komentar-komentar positif itu ditanggapi baik juga oleh Ibu
Ninda.Baik komentar positif yang berupa pertanyaan maupun yang
bukan pertanyaan.Tak hanya komentar-komentar positif saja, banyak
komentar-komentar negatif yang juga kerap kali ada dalam kolom
komentar postingan atau kiriman yang dibagikan oleh Ibu
Aninda.Namun Ibu Ninda terkadang menanggapi hal tersebut
dengan biasa saja.Namun tak jarang juga koemntar-komentar
sarcasm tersebut memancing sisi emosional dari Ibu Ninda.
Jika dilihat dari pemaparan diatas memang hanya sedikit dan
segelintir orang yang menanggapi hal negatif dari kiriman
108
parentingsharing yang dilakukan oleh Ibu Ninda.Justru lebih banyak
orang yang menanggapi positif. Bahkan banyak dari netizen yang
memang melanjutkan diskusinya via chat atau email karena merasa
kurang puas jika berdiskuis via kolom komentar di akun instagram
@arkhairan. Dan Ibu Ninda pun menanggapinya dengan positif.
Apalagi semua yang dibagikan oleh ibu Ninda adalah based on
theory dan telah diimplementasikan terlebih dahulu ke Une, sehingga
tentu memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana
parentingsharing itu dilakukan. Bahkan ada netizen dari desa yang
sempat berdiskusi dengan Ibu Ninda via email yang kemudian
berlanjut ke chatting. Tak hanya itu, hasil dari diskusi tersebut pun
telah cukup banyak membantu bagi sebagian kalangan yang memang
memerlukan pemahaman parenting seperti ini.Bisa dikatakan
pembelajaran seperti ini termasuk kategori Fun Learnig,di mana
pembelajaran dan pemahaman tidak lagi hanya melalui buku saja
dan kita sendiri yang mengimajinasikan bagaimana hal itu dilakukan.
Namun Ibu Aninda mengemasnya dengan lebih menarik, dengan
cara memvideokan atau membagikan foto bagaimana parenting itu
dilakukan. Tentu sangat banyak yang merasakan efek positif dari
interaksi parentingsharing via instagram ini.Hal itu juga yang telah
dirasakan oleh Jasmine Hilman dan Anindita.Mereka mengakui
bahwa mereka sangat merasa terbantu dengan adanya diskusi
parenting via instagram ini.Di mana media sosial instagram
merupakan media sosial yang mudah diakses di manapun dan
kapanpun.
109
Begitu banyak manfaat yang dirasakan oleh netizen.Bahkan
sampai bisa mempengaruhi ke realitas pada dunia nyata.Hal serupa
pun juga ikut dirasakan oleh seorang netizen yang bernama
Anindita.Ia juga merasakan dampak positif yang memang
berpengaruh pada realitasnya di dunia nyata.
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa hal tersebut membuktikan bahwa memang lebih banyak
pengaruh positif yang dirasakan oleh netizen itu sendiri jika
dibandingkan dengan respons negatifnya.
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini peneliti menemukan keselarasan teori
interaktivitas dengan bentuk interaktivitas yang ada dalam akun @arkhairan.
Akun instagram @arkhairan merupakan sebuah terobosan baru dari media
pembelajaran. Media sosial yang biasanya hanya dimanfaatkan untuk sekadar
berbagi foto dan video, namun kini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
berinteraksi.Interaktivitas parenting islami dalam akun @arkhairan terjadi
dalam bentuk komentar pada kolom yang disediakan. Aktivis membagikan
postingan berupa gambar maupun video yang disertai dengan caption atau
keterangan mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Une, kemudian diikuti
dengan keterangan parenting Islami maupun parenting sharing. Setelah
kiriman dibagikan, ada beberapa komentar yang dikirim oleh reaktivis.
Kemudian komentar tersebut ditanggapi oleh aktivis (Ibu Ninda), bahkan jika
dirasa perlu, dilanjutkan melalui chat pribadi sampai interaksinya
selesai.Bentuk interaktivitas menurut McMillan ada tiga, yaitu user to system,
user to user dan user to document.
1. User to System
Bentuk interaksi user to system ini merupakan bentuk interaksi
pengguna dengan teknologi web. Seperti mengunduh atau me-link ke
fitur web tertentu dengan cara meng-klicknya. Bentuk interaksi seperti ini
111
bersifat satu arah.Biasanya pengunjung berinteraksi dengan situs melalui
pendaftaran sebagai sukarelawan dan sebagainya.Contohnya seperti
mengisi survey, dll.Dalam penelitian ini, peneliti melihat adanya bentuk
interaksi user to system yang terjadi dalam akun @arkhairan.Karena
dalam akun @arkhairan ini terdapat sebuah link pada bio yang tertera
dalam akun ini.
2. User to User
Bentuk interaksi selanjutnya adalah user to user.Bentuk interaksi
seperti ini merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh pengguna
antar pengguna nya.Atau komunikasi yang terjadi antara pengguna
dengan pengelola situs yang ditemukan dalam pesan singkat, chat yang
dimodernisasi serta juga pada forum diskusi.Dalam hal ini peneliti juga
menemukan adanya bentuk interaksi user to user dalam akun
@arkhairan.Karena peneliti memang menemukan adanya interaksi yang
terjadi baik antar pengguna maupun pengguna dengan pengelola akun
yaitu Ibu Ninda.Karena Ibu Ninda pun memanfaatkan media sosial
instagram sebagai forum diskusi mengenai parentingsharing ataupun
parentingIslami. Ketika telah membagikan kirimannya mengenai
parenting kemudian biasanya Ibu Ninda memberi hastag
#IbuNindaParentingSharing yang diikuti dengan himbauan bagi para
followers jika ada yang mau bertanya dan berdiskusi silahkan posting
pada kolom komentar yang tersedia.
112
3. User to Document
Bentuk interaksi user to document ini merupakan bentuk interaksi
yang terjadi dalam konstruksi yang terbagi dalam pesan website, seperti
bagaimana pengguna berinteraksi dengan suatu website dengan cara
memposting komentar. Bentuk interaksi ini melibatkan “penciptaan
ulang” isi atau kontent yang ditulis oleh pengelola akun ketika ia
menyajikan informasi yang bisa saja mengubah isi pesan dari situs
tersebut.
4. Respons positif dan negatif
Respons positif seperti itu juga yang dirasakan oleh Anindita yang
juga sama-sama merasa ikut terbantu dengan adanya parentingsharing
pada akun @arkhairan.Namun ada juga beberapa orang yang
memberikan komentar negatif namun tidak sampai memberikan dampak
yang negatif bagi netizen.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, peneliti dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Mengenai interaktivitas parenting Islami yang ada pada akun
@arkhairan, agar lebih diperbanyak lagi dan dikemas dengan tampilan
yang lebih baik. Sehingga akan semakin banyak netizen yang mungkin
akan tertarik dan tentu merasa terbantu dengan hal ini.
113
2. Mengenai bentuk interaktivitas user to system dapat lebih diperluas lagi
jangkauannya. Mungkin tidak hanya membagikan sebuah link pada bio
yang ada pada akun @arkhairan, akan tetapi dengan cara memberikan
link di setiap kiriman parenting sharing, yang mungkin bisa diupload di
Youtube dengan durasi video yang lebih lama. Sehingga bentuk interaksi
terjadi lebih jelas lagi. Kemudian bentuk interaktivitas user to user,
dalam akun @arkhairan peneliti telah melihat banyak interaksi
antarpengguna. Namun, seringkali ditemukan ada beberapa pengguna
yang berselisih atau memberikan tanggapan sinis. Untuk menyikapi hal
itu, peneliti menyarankan agar pihak pengelola akun lebih tegas lagi
terhadap pengguna yang kurang baik dalam berkomentar, dan untuk para
pengguna agar lebih bijak lagi dalam memberikan komentar, agar proses
interaksi dapat berjalan baik. Terakhir adalah bentuk interaksi use to
document, dimana peneliti melihat dalam akun @arkhairan memang ada
beberapa penguna yang membagikan ulang kiriman tersebut, namun
alangkah lebih baik lagi jika yang dibagikan berikut dengan konten
mengenai parenting sharing. Agar pesan yang dibagikan dapat tersebar
lebih jauh dan dapat bermanfaat bagi khalayak luas.
3. Mengenai respons positif dan negatif dari netizen agar ditanggapi lebih
bijak lagi. Diharapkan pengelola akun tidak ikut terbawa dari segi
emosional. Kemudian diharapkan lagi lebih mengembangkan respons
positif yang ada, agar proses jalannya interaksi lebih menarik lagi.
114
DAFTAR PUSTAKA
Buku
@TrikPhotosopId dan @bisnisanakmuda, Jago Jualan Instagram, Jakarta: ISBN,
2014.
Bahtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1987.
Brooks, Jane B. The Procces of Parenting, United states: Mayfield Publishing
Company, 1999.
Darlis Aditya, Sendy, Pemanfaatan Media Sosial oleh Karyawan Transcorp
dalam MencariInformasi tentang Partai Politik Islam, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Effendy, Onong Uchjana, Televisi Siaran, Teori dan Praktek, Bandung: CV.
Mandar Maju, 1993.
-------, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003.
Hanner, Tommie J. Parenting in Contemporary Society, New Jersey: Prentice-
Hall, Inc.
Hartley, Jhon, Communication, Cultural, and Media Studies: Konsep Kunci,
Yogyakarta: Jalasutra,2010.
Iqbal Hasan, M., Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Cet. 1, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed, Edisi KetigaBandung : Pustaka Pelajar, 2008.h. 19.
Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 13 Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone, Handbook of New Media, Los
Angeles, London, New Delhi, Singapore, Washington DC: Sage
Publications Ltd, 2006.
Littlejohn, Stephen W.& Foss, K.A. (Ed), Encyclopedia of Communication
Theory, California, Sage Publications, 2009.
115
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Jakarta: PT.
Erlangga, 2000.
-------, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
-------, Mass Communication Theory: An Introduction, London: Sage, 1987.
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya , 2001.
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi), Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015.
-------, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), Jakarta: Prenada Media Grup,
2014.
-------, Komunikasi Antar Budaya: Di Era Budaya Siber, Jakarta: Prenada Media
Grup, 2012.
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Cet. IV Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999.
Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1993.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Bandung: Alfabeta,
2013.
Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001
Wahyuning, W & Rachmadiana. M, Mengkomunikasikan Moral Kepada
Anak,Jakarta : Elex Media Komputindo. 2003
Skripsi
Darlis Aditya, Sendy, Pemanfaatan Media Sosial oleh Karyawan Transcorp
dalam MencariInformasi tentang Partai Politik Islam, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Ranggadani, Aditya, Pemanfaatan Weblog oleh Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan Bela Negara Indonesia Raya (LEBNIR), Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2010.
Suhardiman, Bima, Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan Pengetahuan
Guru di SMA Muhammadiyah 1 Tangerang, Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2011.
116
Jurnal
Boer, Kheyene Molekandella, Interaktivitas sebagai Strategi Mediated
Communication pada Fans Pages Starbucks Coffee Indonesia, Jurnal Ilmu
Komunikasi volume 10, nomor 2, Desember 2013, Yogyakarta:
Universitas Mercu Buana, 2013.
Saleh, Rahmat, Potensi Media sebagai Ruang Publik, Jurnal Thesis
Volume III/No. 2, Mei–Agustus 2004, Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi
Departemen Ilmu Komunikasi UI, 2004.
Internet
Aghels, https://den4ghel.wordpress.com/tag/new-media/, 2010, diakses pada 5
Maret 2016.
Saputra Mulyadi,
http://terinspirasikomunikasi.blogspot.co.id/2013/05/teori-untuk-
newmedia.html, 2013, diakses pada 1 Maret 2016.
https://instagram.com/arkhairan diakses pada 1 April 2016
https://help.instagram.com/182492381886913/?ref=hc_fnav diakses pada 8 April
2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram diakses pada 1 April 2016.
http://plus.kapanlagi.com/ternyata-ini-lho-maksud-turn-on-post-notifications-di-
instagram-89b83b.html diakses pada 2 April 2016.
http://www.akriko.com/2016/03/arti-dan-fungsi-turn-on-notifications.html diakses
pada 2 April 2016.
https://www.google.com/search?q=instagram&source=lnms&tbm=isch&sa=X&v
ed=0ahUKEwjotNvtg7TLAhURA44KHXipCvgQ_AUICSgD&biw=1252&
bih=602#tbm=isch&q=tampilan+akun+instagram+di+Iphone&imgrc=DIY
DxqkAtYASwM%3A , diakses pada 5 Maret 2016.
http://id.theasianparent.com/3-kewajiban-orang-tua-dalam-mendidik-anak/4/
diakses pada 29 Maret 2016
LAMPIRAN
1. Lampiran Skrip Wawancara
Informan : Aninda (Pengelola akun instagram @arkhairan)
Tempat/Waktu: Jatiwaringin Jakarta Timur, 9 April 2016.
Pertanyaan Peneliti Jawaban Informan
Apa yang melatarbelakangi bu Ninda
membuat akun Une?
Awalnya aku masukin foto Une ke
Instagram aku, terus makin banyak foto-
fotonya masuk terus makin banyak orang
yang komen tuh di IG aku bilang Ka
Ninda buatin instagram Une yang sendiri
dong jangan dicampur. Terus akhirnya ku
pikir-pikir penting gak yaa? Terus
akhirnya aku pikir-pikir kalau gak slah
bulan Desember 2013. Kalau gak salah
umur Une satu setengah tahun dan aku
sudah mulai masuk kuliah S2 di UI Ini
kan. Terus akhirnya aku mikir nih, oiya
kalau aku buat instagram Une gak
mungkin Cuma buat doang nih, harus ada
yang dibagikan ke orang lain. Nah
gimana kalau si Ilmu parenting kan
tentang kuliah ku ini. Jadi ini memang
konsep awal aku waktu mau buat
instagram Une. Terus akhirnya aku tanya
suamiku dulu, boleh atau ngga, terus
suami aku bilang yasudah nggak apa-apa,
terus aku tanya lagi sama ibu aku, mertua
aku, intinya dari keluarga besar aku
pandangannya seperti apa.terus mereka
bilang, yasudah boleh, asalkan jangan
ada yang misalnya kaya Une tinggal di
mana, sekolah di mana, terus kaya
misalnya Une lagi berenang pake
Underwear doang, pokonya hal-hal yang
riskan kaya gitu jangan dimasukin.
Terus sebenernya respons netizen itu
gimana waktu awal-awal kemunculan
akun instagram Une? Apakah followers
nya langsung naik atau bertahap?
Bertahap sih, bahkan kalau menurut aku
Une nih termasuk yang paling lama
nanjak nya. Kalau dibandingin sama
akun-akun instagram anak yang „lainnya.
Tapi waktu pas awal dibuat tuh kan
Desember 2013, nah januari 2014 tuh
followers Une 1000. Pas banget, aku
inget banget sebulan tuh naik seribu.
Terus aku mikir, ah cepet juga nih ya
ternyata, tapi kedepannya tuh nggak
secepet itu. tapi yang aku seneng
walaupun followersnya gak ratusan ribu,
tapi aku seneng ini nya, apa ya, hubungan
sama followersnya tuh bagus. Kaya
misalnya yang parenting nya, banyak
yang nanya, komentar baik, aku mikir,
dari pada followers banyak tapi nggak
ada feedback nya kekita. Gtu sih
Nah terus waktu pas awal buat kan baru
pas sebulan sudah 1000, nah itu memang
dari awal postingan sudah pakai hastag
parenting sharing atau nggak?
Oh ngak, awalnya tuh waktu itu aku ngga
masukin Ibu Ninda Parenting Sharing
dulu, tapi aku masukin foto-fotonya Une
buat apa yaa, mmm ngenalin Une nya
dulu nih. Si Ibu Ninda parenting sharing
ini baru mulai pas 3 bulan buat, kalau gak
salah tuh yang pertama yang tentang
kegiatan Une 6 menit itu. nah itu yang
pertama kali, karena Une waktu itu
belum sekolah kan, nah terus aku mikir
apa yaa kegiatan apa yang dirumah.
Terus aku buat itu deh.
Nah kenapa milih instagram sebagai
media diskusinya, kenapa gak milih
media sosial lain seperti facebook, twitter
atau lainnya?
Karena aku rasa, pada waktu itu
instagram lagi happening. Kalau
facebook aku memang gak punya, kalau
twitter kan karakternya muat nya Cuma
sedikit yaa, jadi pasti ceramahnya bakal
panjang banget gitu, terus kalau path kan
memang lebih ke pribadi. Jadi aku rasa
instagram memang yang paling tepat,
apalagi instagram kan bisa foto dan video
jadi bisa ngejelasin lebih jelas apa sih
yang mau aku sampein lewat parenting
sharing ini.
Terus kontentnya selain parenting ada
lagi gak sih? Karena yang aku liat dan
aku amati sih mayoritas memang
parenting kan, dan ada endorsement gitu,
nah selain itu kedepannya bu Ninda mau
buat apalagi sih?
Belum ada sih, selain itu. belum
kepikiran lagi. Selama si parenting
sharing ini juga kan sambutannya masih
oke jadi aku lanjutin dulu aja yang
parenting sharing ini.
Nah menurut bu Ninda sendiri kenapa
parenting perlu dibahas di era
komunikasi jaman sekarang, dan kenapa
perlu didiskusiinnya via virtual seperti
instagram kaya gini?
Karena sebenernya kalau aku liat banyak
orangtua baru, kaya calon-calon orangtua
baru yang mau belajar tapi suka gatau
dapet sumber nya tuh dari mana, karena
kalau misalnya kita baca dari blog atau
web lain yang kita memang belum tau
ada latar belakang psychology kan pasti
kita mikir, ini bener gak sih? Gitu kan,
keabsahannya tuh gak ini, kalau aku kan
memang biasanya aku baca dulu nih
jurnal orang terus baru nanti aku sharing
ke followersnya, jadi nggak asla asbun
kaya ohh si Une orangnya gini berarti
nanti kaya gini juga. Kan enggak. Semua
nya based on theory. Terus kenapa milih
instagram atau virtual itu, karena itu yang
paling gampang siakses sama orang.
Terus juga kan jadi bisa kenalan sama
orang yang jauh gitu. Jadi orang itu juga
bisa nanya ke kita. Kaya waktu itu aja,
sempet ada yang rumah nya di desa mana
gitu. “bu Ninda aku dari desa A” terus
aku langsung mikir, hah gue sudah sampe
desa nih? Terus aku kaya amazed seneng
banget gitu, terus akhirnya kita balas-
balasan disitu. Dia nanya tentang
parenting anaknya gitu-gitu. Ternyata
gak semua orang yang aku pikir sudah
ngerti nih tentang hal ini, misalnya kaya
gimana caranya ngajarin anak makan
sayur, awalnya aku miri ah semua orang
sudah tau nih, rapi ternyata ngga. Banyak
orang yang gak tau juga.
Itu berlanjut sampai ke chat gak bu? Ada, ada yang berlanjut sampe ke chat.
Kalau sampe berlanjut ke chat itu aku
ngerasa memang dia perlu banget
dibantu. Masalahnya krusial banget.
Kaya waktu itu ada ibu muda dia tadinya
berkarir di Jakarta, terus pindah ikut
suaminya ke daerah gtu, which is itu satu
kampung atau satu kota gitu deh sama
mertuanya. Dan itu tuh dia di atur banget
sama mertuanya. Dari cara ngurus anak,
ngajarin anak, dan dari situ dia ngerasa
pergaulan dikampungnya itu tuh gak
bagus buat anaknya dia. Terus tiap kali
anak nya nangis dibilangnya nakal sama
mertua nya sama nenek nya berarti kan.
Nah yang kaya gitu, aku ngerasa perlu
dibantu banget secara psychologis ibu
nya. Ibu nya tuh jadi goyah soalnya, nih
bener gak sih nih aku kaya gini, apa
jangan-jangan mertua gue yang bener.
Akhirnya dia jadi kaya gtu. Kasian
banget yang kaya gtu.
Tadi kan respons followers yang positif
nya, nah kalau respons netizen yang
negatif nya gimana sih bu? Ada atau
nggak dari parenting sharing nya?
Kalau dari parenting sharing nya sih
Alhamdulillah nggak ada. Belum ada.
Tapi kadang suka ada iseng-iseng biasa
lah. Kaya waktu itu misalnya aku fotoin
Une sama Ayah nya, yang pada salah
fokus dan terus tiba-tiba ada yang bilang
kalau ih kok ayahnya mau sih ngurusin
kerjaan nya perempuan, itu kan bapak-
bapak. Aku tuh sampe kayak nih orang
gila kali ya, terus waktu itu akhirnya
dibalas sama salah satu followers aku dia
bilang “lo tuh gak ini banget deh, jaman
kan sudah maju” intinya gitu lah, hal
kaya gini tuh gak melulu soal ibu tapi
ayah juga perlu. Terus dia balas “coba lu
buka ini deh” kaya peraturan pernikahan
gtu deh, di situ tuh gak ada suami kaya
gitu. Oh my God sudah gila kali nih
orang . terus sudah akhirnya karena
mereka disitu rebut berdua, aku masuk
tuh disitu. Aku awalnya mikir yasudah
lah ya bodo amat, terus karena si cowok
it uterus ngotot, dan akhir nya aku balas
kan, aku bilang gak semuanya gini gini
gini. Dan dia ngotot balas lagi, katanya di
peraturan nikah itu figure ayah tuh Cuma
bagian yang disiplin gitu-gitu aja,
padahal itu tuh enggak. Masa seorang
ayah Cuma buat temen main gitu aja, kan
nggak gitu loh. Secara sosial, secara
emosi, terus aku sudah kesel banget, nih
orang sudah asbun ngotot lagi. Tapi aku
terus bilang gini „de banyak belajar dulu
deh, sebelum komen‟
Oiya berarti semua comment yang ada di
instagram bu Ninda bacain satu-satu?
Enggak. Kadang-kadang aja sih. Kadaang
aku bacain oh ini bagus, bagus, bagus.
Kadang juga kalau ada komen yang jelek
kaya gitu baru tuh aku iniin. Kaalo
mereka sudah ribut apalagi, karena kan
ganggu juga lah.
Berarti nanya nya kalau memang ada
yang nanya aja bu? Kalau Cuma komen-
Biasa kalau yang gak nanya aku balas-
balasin juga kaya makasih yaa, gitu.
komen biasa aja?
Nah itu kan kalau postingan yang bukan
parenting sharing, nah kalau pas
parenting sharing nya ini ibu Ninda
balasin satu-satu yang nanya atau nggak
sih?
Yang nanya? Iya aku balasin satu-satu
pertanyaannya. Kadang juga aku urutin
sih satu-satu siapa aja yang nanya. Jadi
aku buka tuh satu-satu dari atas yang
nanya siapa aja. Nah terus kadang aku
baru balas kan 3 atau 4 hari kemudian
kan, itu tuh diingetin sama Ibu aku. Kan
ibu aku tinggal di Riau kan, karena ayah
aku dinas di Riau, tiap weekend baru
pulang. Nah terus ibu aku suka ngingetin
aku via telpon kaya „kaa, itu belom pada
kamu balas loh‟ terus aku langsung
„oiyaa mah iya ini aku balas‟ terus kalau
sampe siang aku belum balas nanti bilang
lagi „ka itu belum dibalas‟. Mama ku tuh
sering banget mantau, meskipun
postingan yang sudah lama-lama juga.
Berarti selain yang manage akunnya Une,
kan bu Ninda yang manage, terus ada
lagi nggak?
Nggak, yang manage dan yang pegang
akun nya Une Cuma aku. Tapi paling
kalau yang mantau atau ngingetin gitu
ibu aku sih. Kadang postingan yang
sudah 12 minggu atau beberapa minggu
lalu aja masih suka diingetin sama ibu
aku suruh balas. Bahkan aku tau dia
komen aja nggak. Hehehe ibu aku aware
banget sama hal itu. Tapi ya kalau dibuat
presentase paling Cuma sekitar 2-3% lah
yang komentar-komentar atau respons
negatif gitu. Dan gak hampir disetiap foto
tuh ada komentar negatif gitu. Oh waktu
itu aku pernah yang bilang Une takut
cicak. Yang aku juga takut cicak, terus
aku kasih penalarannya yang dia ngerti
kan, kaya bilang „ibu Ninda kan juga
takut cicak, karena Une cowok Une harus
berani, gini gini gini…‟ nah terus adalah
kaya feminis-feminis cewe-cewe gitu,
komen „mestinya jangan gitu
ngajarinnya, karena laki-laki dan
perempuan itu setara, dan bla bla bla‟
komennya tuh panjang gitu sumpah. Tapi
ternyata pas aku liat mereka tuh
modelnya kaya cewe-cewe yang kelaki-
lakian gitu. Ada dua orang cewe-cewe
yang tomboy gitu. Terus aku mikirnya,
oh ini orang mungkin kesinggung secara
gendernya kali. Mungkin mereka
mikirnya „gue kan cewe, gue aja bisa kok
kaya laki‟ nah terus sudah gitu aku yang
balas kaya „ngga maksudnya bukan
kesitu, gue juga perempuan tapi bukan
berarti direndahin. Bukan itu maksud
gue. Biar lebih ke supaya si Une ngerti
aja konsep nya. Terus kaya dia masih
komen „ya tapi blab la bla” terus aku gak
tanggepin lagi, kaya yasudah deh terserah
bodo amat gitu. He he he. Tapi kadang
kalau sudah yang terlalu ganggu banget,
suka aku block sih. Yang rese aja sih
paling kaya, aku sudah ngasih tau
maksudnya aku apa tapi mereka ngga
berenti buat ngotot, mau sampe kapan,
gabakal selesai. Yasudah gitu.
Terus kalau misalnya kaya postingan
parenting sendiri, bu Ninda buat jadwal
khusus gak sih misalnya kaya beberapa
minggu sekali atau gimana?
Nah iya jadi, kadang kalau kaya tiap
minggu gitu aja aku jadi suka mikir kayak
au mau ngomongin apa yaa minggu ini.
Kadang seminggu bisa dua kali kadang
ngga sama sekali gitu kan, jadi biasa aku
suka mikie aja ini mau tentang apa ya,
terus biasanya suka aku hubungin sama
foto endorsement misalnya tentang apa
nih, tentang sabun gitu eh susu misalnya
gitu, dan aku masukin tuh disitu
mengenai susu. Sebenernya susu itu
seperlu itu ngga sih untuk anak, terus ya
kaya gitu-gitu lah, si parenting sharing
ini nyambung ke postingan yang Une
bakal masukin minggu ini, gitu.
Nah pemilihan tema parentingnya tuh
memang disiapin atau gimana?
Iya biasanya memang suka aku pikirin
dulu konsepnya gimana, apa yaa,
takutnya kan kaya sudah numpuk sama
apa yang sudah pernah aku share
sebelumnya. kayanya ini sudah pernah
deh. Kayanya ini mirip-mirip deh, oh
yasudah jangan kalau gitu. Nanti aku cari
yang beda nya apaa. Kadang ibu aku juga
suka ngasih masukan sih, kaya „kak
kayanya tema ini belum kamu bahas deh‟
Gitu sih.
Nah pernah gak sih ada netizen atau
followers yang request gitu misalnya „bu
Ada dan aku lakuin hehehe. Kadang aku
lakuin kaya oh ini bagus juga nih, oh atau
Ninda posting tentang ini dong‟ gitu? yang ini juga bagus nih. Kaya gitu sih.
Dan kaya yang sudah aku bilang tadi, aku
suka ngegabungin antara endorse-an
sama tema parenting. Karena kalau
endorse-an itu ka kita kaya punya
tanggung jawab sendiri kan sama yang
endorse itu. nah aku gamau kalau yang
nge-endorse itu nanti nya bakal kecewa
karna yang like dikit atau yang komennya
dikit. Nah biasanya suka aku gabungin
aku campur sama sih parenting
sharingnya ini.
Nah, bu Ninda ini kan partisi anak usia
dini kan, selain di instagram. Bu Ninda
tuh punya komunitas sendiri gak sih
diluar instagram?
Dulu iya, dulu aku punya. Tapi itu kaya
lebih ke birth club gitu sih. Jadi si Une
kan lahirnya bulan juni kan. Nah grup itu
tuh berisikian ibu-ibu yang anaknya lahir
bulan juni. Jadi kadang kita tuh suka
ngumpul buat ngomongin masalah
parenting. Cuma akhirnya karena anak
sudah makin pada besar-besar dan ibu-
ibu nya juga makin pada repot, ada yang
punya anak lagi atau kerja atau apa lah
itu, jadi yasudah gak aktif lagi. Tapi dulu
ada.
Nah bu Ninda nih ounya standart komen
yang dibalas gak sih? Atau semuanya
dibalas?
Standart komen itu lebih ke yang nanya
sih, terus kadang kalau misalnya yang
komen nanya sedikit, suka aku balas-
balasin makasih yaa makasih. Nah yang
bilang Une lucu yaa lucu, yang sejenis itu
bilang lucu, atau apalah aku balas-balasin
makasih, tapi itu kalau yang komennya
sedikit. Kalau misalnya komennya cuma
30-50 tapi kalau yang sudah ribuan aku
juga jadi bingung balasinnya gimana
hehehe. Oiya terus waktu itu juga ada
yang pernah ngaku2 jadi aku, dan aku
sampe kaya nih orang zonk banget sampe
ngaku-ngaku jadi aku. Sudah bawa-bawa
kerjaan aku, bawa-bawa keluarga gitu
kan. Ada yang nyalahgunain akun aku,
terus dia bilang aku punya klinik lah, aku
punya apa lah, terus dia bilang anak aku
dua. Padahal aku baru punya anak 1,
hahaha salah tuh orang gak teliti.
Nah sekarang masuk ke parenting Islami
nya, kaya yang tadi sudah aku jelasin
Kalau aku sih, kan Une baru usianya baru
3,5 tahun. Jadi apa-apa yang aku ajarin
juga, jadi konsep parenting Islami yang
aku pakai ini adalah parenting Islami
yang mengajarkan nilai-nilai keIslaman
yang juga diajarkan oleh orang Islam.
Nah kalau parenting Islaminya versi bu
ninida itu kaya gimana?
ke Une itu gabisa abstrak gitu. Kaya
misalnya aku bilang 'bang Allah tuh
maha pencipta, maha penyayang' kan gak
mungkin kan, Une pasti belum ngerti dan
'apa sih ibu' Allah di mana aja kan anak
kecil gak tau. Bahkan dulu pas aku kecil
aja aku malah nganggep Allah itu
berwujud orang, kaya kakek-kakek tua
gitu, sampe sd pun aku mikir Allah
berwujud, padahal kan Allah gak
berwujud. Dan aku gak mungkin bilang
kaya gitu ke Une, kalau aku bilang Allah
itu gak berwujud, terus apa? Pasti kan
anak kecil mikir kaya gitu. Yah paling
kaya gtu aku ngajarinnya, allah itu baik,
ngasih abang kesehatan, ngasih abang
uang, ngasih abang mainan, terus dia
bilang 'kan yang beliin mainan ibu' terus
aku bilang, iyaa ibu yang beliin mainan,
tapi kan uangnya dari Allah, terus Une
juga bilang 'ngga, ibu kan kerja, ayah kan
kerja' terus aku bilang 'iyaa karna ibu
kerja, ayah kerja, makanya allah sayang
sama Une ngasih Une mainan lewat ayah
sama ibu, makanya abang Une harus
bersyukur' kaya lebih ngajarin bersyukur
gitu sihh. Terus shalat, aku juga kasih
pengertian kalau kita shalat tuh kita bisa
ngobrol sama Allah. misalnya abang
maunya apa, apa yang abang rasain.
Terus puasa, Une juga pernah nanya buat
apa puasa, terus aku bilang kan gak
semua orang bisa makan enak, bayangin
kalau misalnya abang Une gak bisa
makan enak, kaya gitu gitu sih. Terus
sekarang juga sudah mulai ngaji, sengaja
aku masukin ke TPA, karena kalau aku
coba ajarin sendiri di rumah dia pasti
yang 'ngga ngga ngga Une mau itu, mau
ini' gitu. Kalau TPA kan mau gak mau
sama guru nya nih, depan-depanan. Terus
sekolahnya dia kan sekolah Islam juga.
Itu sih pemikiran awalnya. Itu sih, karna
daripada aku mikirnyaa aku gak cukup
mampu buat ngajarin nilai keIslamanya
secara lengkap, jadi yasudah lah TPA aja.
Tapi disitu pun, aku sambil dengerin cara
guru nya ngajarin Une, sampe aku
rekam. Jadi kalau dirumah aku praktekin
lagi. Nah kalau disekolah atau di TPA tuh
tiap hari dia baca ikrar, ikrar tuh kaya
syahadat sama doa-doa pendek gitu. Nah
dia kan sekolah balu 9bulanan, nah dia
ikrar sama doa-doa pendek tuh sudah
hafal. Oh berarti gini cara ngajarinnya,
kalau diulang-ulang terus tiap hari
ternyata nempel juga sih ke anak. Terus
sama kaya berbuat baik gitu sih ke orang
lain. Kalau kita berbuat baik ke orang,
kita gak cuma disayang sama orang itu.
Tapi juga disayang sama Allah. Karna
kita sudah baik. Dan kaya gitu lebih bisa
diterima sama Une ketimbang aku pake
konsep-konsep yang ribet gitu. Karena
aku punya temen, dia ngenalin konsep
tuhan ke anaknya tuh kaya di universal-in
gitu. Nah itu buat anaknya tambah
bingung.
Nah, kan tadi bu Ninda bilang, sampe
merekam dan mempraktekan apa yang
guru nya Une bilang. Pernah gak sih
yang kaya gitu ibu Ninda posting juga di
instagram? Ternyata yang bisa diterima
Une tuh kaya gini, based on apa yang ibu
denger dari ibu guru nya Une.
Kayanyaa aku belum pernah sih, hehe.
Tapi ide bagus tuh, sekarang aku jadi
kepikiran buat masukin postingan itu ke
instagram hehe. Si ikrar gitu. Tapi kalau
misalnya kaya tentang kemandirian, atau
hal lain pernah aku masukin ke instagram
yang dari sekolahnya Une. Tapi bagus
juga tuh, ide bagus buat aku masukin ke
tema parenting sharing berikutnya. Iyaa
si Une waktu bulan puasa juga excited
banget, dan waktu idul adha apalagi, dia
sampe nanyaa kok banyak yang melihara
sapi? Terus aku bilang, bukan bang itu
bukan melihara sapi, nah dari situ terus
aku jelasin gitu sampe Une paham. Terus
juga kalau adzan, dia juga sudah paham
kalau lagi adzan itu gak boleh ngomong,
harus diem harus dengerin gitu. Oiyaa
terus pernah ada kejadian lucu gitu,
bangun tidur pagi-pagi pas mah mandi
mau sekolah, Une tiba-tiba tuh
menghadap ke langit terus bilang 'yaa
Allah bu Ninda mau punya baby, tapi
baby nya 2 ya Allah, buat bu Ninda satu
buat Une satu, makasih ya Allah' terus
aku agak nyes gitu liat dia sudah ngerti
berdoa, karna memang setiap malem
pasti aku ajarin kaya buat berdoa atau
bersyukur gitu. Dan dia juga suka liatin
kalau aku lagi ngaji. Misalnyaa dia kaya
suka ikut-ikutan baca huruf hijaiyah yang
dia tau gitu. Hehe pokonya lucu deh itu
anak.
Iyaa tadi kan mengenai parenting yang
tadi, itu semua idenya murni dari bu
Ninda atau ada dari ayah nya juga?
Dari nenek nya sih, hehe nenek nya
aware banget yaa hehehe. Neneknya kaya
suka ngasih masukan 'kak, kamu sudah
pernah bahas ini, ini, ini belum? Kamu
kan suka bahas ini dirumah, terus aku
yang kaya 'oiyaa' gitu.
Oiya terus juga, pernah gak sih ada yang
kaya meragukan postingannya bu Ninda?
Kaya misalnya, ah ini gak gini nih, atau
gimana?
Oiya waktu itu aku pernah bahas yang
tentang susu itu, jadi waktu itu aku bilang
kalau susu tuh gak terlalu penting kalau
anak sudah makan. Karena susu itu bisa
diganti dengan zat zat makanan yang
memang terkandung dan nilainya sama
kaya yang ada di susu. Nah itu dia bilang
'tapi susu itu baik buat pertumbuhan
tulang dan gigi' yah kaya common sense
gitu sih jatohnya, dan dari kecil memang
di doktrinnya kaya gitu. Nah waktu itu
aku bilang, oh gak selamanya kaya gitu
kok. Yang buat tinggi itu kan zat kaya
vitamin D sama kalsium, nah gak harus
susu. Di seafood pun ada.
Nah selain itu gak ada yang ekstrim-
ekstrim gitu?
Gak ada, gak ada sih kalau yang sampe
se ekstrim itu. Hehe
Oiya terus juga aku mau nanya lagi,
proses pengambilan videonya itu pas Une
memang lagi melakukan itu dan langsung
divideoin atau disetting?
Ngga, jadi gini kan abis ngomong apa,
dan menurut aku itu lucu, nah terus nanti
setelah dia ngomong aku bilang lagi ke
dia kaya 'bang coba deh bang tadi abang
ngomong apa' gtu, nah nanti baru deh
disitu aku videoin. Jadi kaya diulang lagi
tapi yang memang kejadian yang sama.
Bukan kaya settingan atau fake gtu
nggak. Nah terus nanti baru ditarik
keparentingnya, bisa ditarik apa nih dari
kejadian barusan.
Nah terus pernah gak sih ada yang email
atau chat sama bu Ninda mengenai
parenting Islami nya?
Pernah, pernah ada yang comment, 'bu
Ninda bu Ninda buat postingan parenting
Islami dong' nah terus aku balas, oh iyaa,
kalau aku sih buat postingannya yang
sesuai sama yang sudah pernah aku
lakuin ke Une aja, terus dia balas lagi
'ngga bu Ninda kaya bedah isi quran gitu,
terus disambungin ke parenting gitu'
terus aku langsung balas, mmm 'aku rasa
aku belum se expert itu, apalagi sampai
bedah alquran untuk anak seusia Une,
takut malah salah pemahaman, karena hal
itu kan riskan banget yaa hehe'
Oiyaa pernah gak sih ada meet and greet
mengenai parenting sharing?
Meet and greet sih pernah, tapi bukan
mengenai parenting sharing. Jadi kaya
lebih mau lebih kenal deket sama netizen
yang sudah follow dan respons baik ke
Une aja sih, tapi kalau ada yang nanya
mengenai parenting sih aku jawab dan
kita ngobrol gitu.
Kedepannya ibu Ninda mau buat apalagi
nih buat parenting sharing?
Iyaa paling sih kedepannya postingannya,
lebih aku sesuaiin ke usia netizen, karena
aku pernah survey juga sih, berapa usia
netizen. Dan usia netizen nya kan antara
18-20tahunan, paling kedepannya
parenting nya aku sesuaiin sesuai usia
netizen gitu sih. Siapa tau bisa
mempersiapkan ibu-ibu muda atau bisa
lebih berguna untuk orang lain.
Informan : Jasmine Hilman (Netizen & Follower dari akun @arkhairan)
Tempat/Waktu: Jakarta Selatan, 14 April 2016.
Pertanyaan Peneliti Jawaban Informan
Awal gabung di instagram? Aku awal gabung di ig 2011. Baru banget
instagram ada dan aku langsung gabung.
Tau instagram Une kapan? Dari mana? Awal mulanya aku tau instagram Une sih
dari explore instagram, dan aku liat. Aku
tertarik karena jarang banget ada akun
instagram yang parenting sharing nya
kalau menurut aku bagus. Terus juga
dibahasakan dengan bahasa yang cukup
sederhana tapi ngena. Gak ribet-ribet lah
pokonya.
Alasan kenapa follow Une? Alasannya karena gak kebanyakan
endorse sih ya kaya akun instagram
lainnya, instagramnya arkhairan ini, once
dia ngepost sesuatu tuh pasti yang ada
bobot nya, bukan sesuatu yang postingan
yang kosong. Jadi ada sharing gimana
sih cara handle anak, kaya gimana cara-
cara mendidik anak. Pokonya berbobot
lah.
Apa yg membedakan akun Une dari akun
selebgram kids lainnya?
Kalau dari perspektif ku, account
instagram @arkhairan ini sangat-sangat
jauh berbeda yaa dari account instagram
selebgram anak lainnya. Ngeposting
terimakasih dan gini-gini, atau lagi
liburan kemana terus posting, atau dalam
tanda kutip postingan kosong lah yaa,
instagram arkhairan ini memang ada
beberapa yang kaya endorse atau kaya
sharing liburan kaya gimana, tapi tetap
disitu dia konsisten ada parenting
sharingnya. Itu yang membedakan akun
dia dari akun selebgram lainnya. Ah gilaa
keren lah yaa pokonya.
Selalu ikutin postingan Une ga? Ohh tentu, turn on notification lah
hahaha. Iyaa tapi itu kan baru sih,
sebelum ada turn on notification tetep
sih, tiap buka instagram aku pasti search
@arkhairan sama @Aninda143 ada
postingan baru atau ngga. Atau kalau
gada postingan baru aku suka komen,
mana nih postingan baru nyaa. Gtu
hehehe
Awalnya gimana bisa interaksi sama Une
via instagram?
Jadi dulu itu, sekitar Une umur 2th nan.
ada yang fake account comment di
instagram nya @arkhairan. Jadi dulu ada
yang bilang kalau Une itu anak MBA
(married by accident) yaa, ibunya dulu
hamil duluan yaa, sebelum nikah sama
ayah dodo ya, gini gini gini. Terus
dibuatlah dulu sekumpulan grup
followers2 nya Une yang memang bener2
deket gitu, yang sering comment dan
yang sering dibalas sama ibu Ninda itu
dikumpulin gitu dijadiin satu nah itu kita
ngobrol tuh, ini gimana nih jadinya,
sharing-sharing gitu. Enaknya kaya
gimana, apakah kita fight back atau
yasudahlah gituu, heeh in aja atau ignore
aja. Akhirnya dari situ lama-lama intens,
intens intens dan akhirnya kaya kita dekat
gitu. Ada sekitar 10-12 orang dan cewe
semua.
Respons kaka sebagai netizen gimana sih
mengenai postingan parenting Islami
pada akun instagram Une? Merasa
terbantu atau merasa perlu ga?
Kebantu banget sih, karena kan
selebgram cilik mostly yaa gitu lah
didandanin sama ibu nya kaya bukan
anak-anak. Tapi kalau arkhairan ini
didandain itu bener-bener didandanin
cuma tetep berkesan anak-anak nya
kentel banget. Kalau selebgram cilik
lainnya kan sorry sisi sexualnya
dikeluarin sama orangtua nya. Dan hal
kaya gitu kan menguntungkan bagi
pedofilia yang memang menikmati hal-
hal seperti itu gitu kan.
Apa disetiap postingan parenting kaka
selalu ikut diskusi via komentar?
Gak selalu sih, memang gak comment
tapi baca nya dengan teliti. Kaya mantau
dan mengamati aja sih, bisa
diimplementasikan ke ponakan yang
masih kaka toodler.
Setelah ikut diskusi apa ada saran atau
masukan yang benar-benar diterapin
dalam kehidupan sehari-hari?
Iyaa tentu aku terapin ke kehidupan
sehari-hari. Aku punya ponakan seumur
Une. Sudah mau 4 tahun sih, dia itu kalau
marah suka gak control. Awalnya
sebelum kenal sama Ninda ini, aduh
gimana sih anak ini supaya bisa diem gitu
diem. Dan aku liat salah satu
postingannya Une yang kalau marah itu
tutup matanya itung satu dua tiga dan
sedihnya ilang. Dan itu berhasil aku
terapin sih sampe sekarang. Bener-bener
berhasil. It works and really-really works
dan aku kaya aaaaaa gila Ibu Ninda
bener-bener bisa aku terapin nih buat
ponakan aku. Jadi bener-bener jadi
sepupu ku kan ngomongnya belum
lancar, kemarin-kemarin kan aku juga
belum tau kalau otak nya anak-anak itu
gabisa nerima dua bahasa sekaligus kan,
jadi bingung. Dulu kan tontonanya
barney, elmo, baby rugrats dll segala
macem, terus Ninda bilang kalau
anaknya mau lancar ngomong satu
bahasa aja dulu jangan bilingual nanti itu
belakangan. Nah diubah deh tuh, yang
tadinya barney jadi jalan sesama, jadi
upin ipin, si unyil. Nah akhirnya diterapin
kaya gitu, dan alhamdulillah
ngomongnya sudah mulai lancar. Sudah
mulai gak bingung. Tapi tetep sih kalau
ngomong masih suka campur kaya
misalnya ngomong Nggak tuh jadi No
atau iya jadi yes. Mostly pengucapannya
sudah mulai lancar sih karena sering
dicekokin tontonan dan lagu anak-anak
yang indonesia. Dan itu berhasil.
Awal bisa contact sama bu Ninda itu
gimana? Apa via email atau apa?
Oh dulu via whats app. Eh awalnya line,
terus berlanjut ke whats app. Gitu kan,
aku awalnya iseng-iseng aja nyari
Aninda143 dan orangnya welcome
banget.
Pernah ikut meet and greet Une?
Kegiatanya ngapain aja? Ada diskusi
parentingnya kah?
Nggak, aku gak pernah ikut meet and
greet. Aku dateng langsung aja
kerumahnya hehe.Setau aku sih meet and
greetnya lebih ke have fun aja sih.
Karena kalau untuk parenting sharing dia
lebih ke jadi pembicara-pembicara gitu
sih. Karena kalau di meet and greet kan
yang dateng usianya belong 20 lah ya,
don't know how to implementation the
theory of parenting, so kalau menurut
aku sih banyakan havefunnya aja.
Positif negatif nya dari akun Une? Positif nyaa sangat berdampak baik bagi
calon ibu atau mahmud-mahmud
pahmud-pahmud. Yang kita tau kan
memang Ninda nikah di usia 21 dan
punya Une di usia 22. Which is, di usia
segitu dia lagi mau skripsi juga pasti
berat banget. dia sudah hamil dan sudah
ada Une. Dia tau dan bener-bener handel
sendiri tanpa nany atau tanpa bantuan
orangtuanya. Bener-bener kekeh mau
sendiri. Dan edo nya juga sama, sebagai
laki-laki di usia 21-22 yang masih pengen
main-main amazed ajaa. Bisa handel saat
Ninda kekampus ya edo yang ngurus
anak, dan saat edo ngantor ya Ninda yang
ungurus anak. Bener-bener dijalanin
berdua. Bener-bener dikasih jalannya tuh,
ya ini tuh gue lakuin ini semua berdua
sama suami gue gitu kan. Jadi
menginspirasi sih. Dan dia berhasil
menginspirasi temen kantor ku, dia nikah
di usia 22 dan itu akhirnya temenku
berenti kerja dan cowoknya tetep kerja
disini, jadi yaa gantian mereka akhirnya
sudah punya anak kembar dua dan ya dia
bilang gue terinspirasi dari @arkhairan.
Nah kalau negatifnya itu, once dia serius
sih terlalu serius banget sih. Kadang sang
ibu tidak bisa mengontrol rasa emosinya,
walaupun halus bahasanya, tapi di
netizen mungkin bahasanya ibu tuh kaya
jatohnya negatif. Yang aku tangkep sih
gitu. Karena kalau sudah baca komennya
Aninda sih kalau misalkan nadanya
sudah sedikit sinis, kaya jadinya
terimpact gtu. Nah si Ibu Ninda juga
harus bisa lebih menahan emosi nya.
Impactnya berarti besar banget ya? Iyaa besar banget, parah bener-bener
gede banget. Sampe salah satu brand
kantor tuh mau endorse Une, tapi
kayanya sudah diserobot sama selebgram
lainnya.
Bagaimana mengenai posting parenting
Islaminya?
Nah mengenai postingan parenting
Islaminya @arkhairan ini sangat cukup
berpengaruh ya. Karena jujur ponakan ku
ini belum punya agama. Karena ibunya
itu katolik dan ayah nya muslim. Gitu
jadi gimana caranya ngeracunin nih anak
supaya masuk ke agama keluarga kita
yang memang muslim, karena aku
memang mengimplementasikan ini. Jadi
dulu si Une ini kan waktu awal ngaji itu
memang awalnya iseng-iseng kaya trial
gitu kan, nah aku juga
mengimplementasikannya sih ke ponakan
ku. Iseng-iseng aja bawa ke musholla,
yang banyak anak-anak yang pake
kerudung, megang quran, dia juga jadi
megang-megang gitu, dan aku mikirnya
ah kayanya nih anak sudah kena nih.
Karena itu sudah sering aku lakuin, aku
titip sama mbak nya. Aku bilang "mba
kalau sore tolong bawa aja ke musholla
atau ke TPA" karena aku juga kerja kan,
jadi coba dibawa aja. Terus yang kaya
diajarkan untuk banyak berterimakasih ke
Tuhan, nah ini kan orangtua nya pada
kerja nih, nah aku bilangin ke mbak nya
'mbak bisikin aja dikit-dikit, ajarin kalau
mau makan bismillahirahmanirrahim'
sampe sekarang kalau mau makan
meskipun ngucapnya masih susah tapi
kita tau dia bilang
bismillahirrahmanirrahim. Terus juga
kalau mbak nya ngaji diajakin juga. Nah
kan bu Ninda pernah posting kan yang
Une sering diajakin ngaji sama shalat,
nah sama si ponakan aku juga aku terapin
kaya gitu kalau ngaji atau shalat diajakin
kaya gitu. Kalau shalat tuh aku bilang
sama mbak nya sama papi nya juga kalau
shalat tuh diajakin, jadi kalau misalnya
ada suara adzan tuh dia nyari mbak atau
papi dan ngajakin kekamar mandi, kita
ngelakuin itu lupa berapa lama dan itu
sangat berpengaruh walaupun dia belum
bisa milih. Cuma at least kita sudah bisa
menanamkan nilai-nilai agama itu. Jadi
ya gitu sih banyak belajar juga dari akun
@arkhairan dan ibu Ninda bagaimana
parenting Islami kaya cara mengajarkan
anak kenal dengan Tuhan tuh yaa kaya
gitu. Wah gila sih impactnya luarbiasa
Informan : Anindita (Netizen & Follower dari akun @arkhairan)
Tempat/Waktu: Jakarta Barat, 19 April 2016.
banget.
Saran buat akun Une kdepannya? Sarannya sih mungkin kedepannya
postingannya lebih beragam lagi kaya
misalnya ada ayah dodo nya yang terlibat
dalam parenting sharing ini, gitu sih.
Hehe
Awal gabung di Instagram kapan? Pas kuliah sih, awalnya iseng-iseng aja
sih. Karena banyak temen-temen juga
yang pake instagram dan aku ikutan buat
sih buat share foto dan video.
Tau instagram Une kapan? Dari mana? Mmm, kalau tau instagramnya Une
sendiri dari taun berapa yaa, sebenernya
sih gak terlalu ngikutin dari yang kecil-
kecilnya sih, cuma pas abang baru umur
satu setengah taun apa ya. Aku lupa deh.
Nah awalnya aku tau ig Une tuh dari
temenku. Jadi nih memang aku dan
temenku pecinta anak kecil tapi baru
engeh tuh pas temen ku kasih tau, eh ada
lho instagram anak kecil. Selebgram anak
gitu deh, terus yang paling lucu nih
namanya @arkhairan. Akhirnya aku
sudah mulai stalking dia, kataku oh my
god ini anak lucu banget kan, terus siapa
ya orangtuanya, dan dari situ aku
langsung stalking siapa nih orangtuanya.
Kepo kan, dan dari situ lah aku mulai
ngikutin. Mungkin sekitar 2014 akhir kali
yaa, aku baru ngikutin.
Alasan kenapa follow Une? Alesan aku follow Une sih karena
pertama ngeliat postingan foto-fotonya
tuh gemes banget yaa, ditambah aku juga
memang suka anak kecil dan
postingannya tuh sebenernya gak cuma
kelucuannya arkhairan aja. Tapi memang
apa aja sih yang sudah dilakuin Une dan
Une tuh sudah ngapain aja sih dan itu
diposting banget gitu lho. Jadi kaya ada
maknanya gitu, jadi aku gak cuma
sekadar ngeliatin anak kecil yang lucu
nih, gak, gak gitu sih, jadi gak cuma
kelucuan aja yang diliat. Sebenernya
perkembangannya Une kaya gimana sih?
Itu tuh semua sudah tergambar dalam
postingan fotonya.
Apa yg membedakan akun Une dari akun
selebgram kids lainnya?
Kalau instagram nya Une, yang aku
senengin itu ka Ninda selalu memberikan
apa yaa, insight-insight dari apa yang
sudah dilakukan orangtua nya terutama
dan apa yang sudah jadi progress di anak
tersebut. Misalnya kalau misalnya abang
tiba-tiba kaya dia mengucapkan satu kata
yang meluapkan ekspresi seneng, atau
menunjukan kalau ke ibu nya tuh harus
hormat. Nah itu tuh pasti di share gitu
sama ka Ninda. Itu yang menurut aku jadi
nilai plus sih, apalagi buat ibu muda yang
menurut aku sekarang lagi marak sih,
mungkin banyak sekarang yang
terinspirasi nikah muda gara-gara ngeliat,
aduh yaampun ka Ninda masih muda,
padahal gatau nih tiba-tiba kan ka Ninda
ada orang banyak yang stalking kan terus
buat mereka tuh pengen nikah muda. Nah
untungnya ka Ninda tuh gak hanya cuma
post aja. Nah kalau yang lain kan, ini nih
anak nya lucu nih, anaknya baru bisa
ngomong bahasa inggris one two three
four five tapi maknanya tuh sebenernya
gak ada, maknanya apa sih, harusnya
kalau diinstagram Une kan dia dikasih
tau sekarang usia nya Une tuh ada di
tahap anak-anak tapi misalnya lagi masa
keemasan tapi Une sudah bisa ngomong
apaa. Tahapan-tahapannya sih yang di
sharing, nah itu yang membedakan akun
Une dari akun instagram lainnya.
Selalu ikutin postingan Une nggak? Sebelum ada fitur turn on notification itu
aku selalu ikutin sih, jadi ketika aku bete
itu jadi moodbooster aku sih, apa yang
diupload, terus juga apapun yang
bermanfaat baik yang sudah aku pelajarin
di psychologi, tapi nyata ya ini lho yang
bener-bener aku liat di implementasikan
langsung dikehidupan nyata sama ka
Ninda. Nah itu yang aku liat sih setiap
hari, malah setiap jam kali yaa pas aku
buka instagram. Terus nanti aku ah buka
instagram Une ah. Gitu.
Sehari berapa kali buka instagram? Sehari banyak sih, gabisa diitung.
Kayanya sih lebih dari 10 kali. Apalagi
Une kan moodbooster aku sih, apalagi
ketika aku sudah mulai skripsi itu mulai
jadi pemicu smemangat aja, apalagi
sekarang kalau bukan media sosial yang
aku mainin gitu lho selain yang lain.
Karna kalau baca kan, aduh baca lagi-
baca lagi kan gue sudah ngerjain skripsi.
Awalnya gimana bisa interaksi sama Une
via instagram?
Waktu itu ka Ninda, ngadain meet and
greet. Nah di meet and greet itu tujuan
aku sih memang pengen ketemu ka Ninda
nya sih. Malah aku mikirnya kalau nanti
aku sudah bisa ketemu ka Ninda pasti
aku bisa ketemu Une kan. Nah meet and
greet yang dilaksanakan tuh kalau gak
salah februari, itu aku langsung daftar
sih, dengan harapan gue harus bisa
ngobrol sama ka Ninda. Karna aku sama-
sama background psychology, aku
pengen tau aja apasih yang sudah dia
dapet, kenapa dia nikah muda, kenapa dia
bisa sekarang enjoy banget untuk jalanin
hidup kaya gini, masih muda tapi sudah
punya anak yang lucu banget kaya gini.
Juga bisa mengimplementasikan si apa
yang dia punya ilmu itu. Teori yang dia
pelajari. Yasudah deh akhirnya aku
ketemu sama bu Ninda di meet and greet
untuk pertama kali. Ternyata orangnya
seru banget, dan kalau di meet and greet
sih aku ngeliat anak-anaknya kaya masih
pada muda-muda gitu, abg abg gitu jadi
kaya masih malu-malu gitu deh, dan
sedangkan aku kan orangnya yahelah
namanya ini meet and greet ya asik dan
seru-seruan aja. Dan waktu itu Une juga
masih kecil banget kan dan kita tuh
waktu itu kaya yaang aaa Une Une, dan
dia kaya masih yang moody gitu. Dan
akhirnya disitu sih kesempatan aku bisa
ngobrol sama ka Ninda. Aku perkenalkan
diri, dll segala macem dan dia juga
welcome terus kita lagi sama-sama
mengerjakan project akhir, aku lagi
skripsi ka Ninda juga lagi mau mulai
thesis kan. Tapi disitu ngobrol dan
nyambung, dan sampe hari ini sih aku
kalau ada apa-apa langsung ka ketemu
yuk, atau apa gitu.
Respons kaka sebagai netizen ggimana
sih mengenai postingan parenting Islami
pada akun instagram Une? Merasa
terbantu atau merasa perlu ga?
kalau menurut aku sih sudah cukup
membantu, gak terlalu yang lebay
banget. Kaya misalnya yang postingan
ngaji, kan Une sekarang lagi belajar ngaji
TPA nah itu diliat juga sih jadi
perkembangannya Une tuh masuk banget
sama usia dia sekarang yang sudah mau 4
tahun tapi dia sudah bisa nangkep huruf-
huruf hijaiyah, dan menurutku juga gak
diskiriminasi sama agama lain juga sih.
Jadi ya postingannya masih kekontrol
gitu terus, kalau buat orangtua khususnya
mamah-mamah muda yang mau
menerapkan parenting Islami aku rasa
sudah bisa dijadiin contoh sih sudah oke.
Apalagi sekarang Une kan tk nya juga tk
Islam. Itu tuh semua yang diajarin, yang
diposting disitu sudah cukup ngebantu
temen-temen yang nikah muda yang
memang pengen masukin anak nya
kesekolah Islam tapi yang gak terlalu to
much atau kurang juga sih. Jadi menurut
aku itu sudah bagus banget sih. Apalagi
pas ka Ninda ngeposting yang Une
masuk TPA tuh, menurut aku itu sih yang
paling penting. Jadi gak cuma masuk tk
Islam aja, tapi TPAjuga.
Dari sekian banyak postingan parenting
paling suka yg mana?
Pokonya yang tentang baca sih, yang
kaya ngajarin anak buat baca. Sama yang
sekarang-sekarang yang postingan pas
Une huruf hijaiyah itu loh, kaya padahal
baru berapa bulan, baru sebentar ngaji
tapi dia sudah bisa gitu.
setelah ikut diskusi apa ada saran atau
masukan yg bener-bener diterapin dlm
kehidupan sehari-hari?
Ada. Kalau parenting sharingnya sih
yang tentang, gak semua yang dipengenin
sama Une tuh diturutin, itu sih yang aku
terapin ke sepupu-sepupu aku. Kadang
aku kasih tau juga ke mereka. Kenapa,
karena namanya anak kecil kan pasti mau
nya macem-macem. Nah ketika aku lagi
jalan sama ka Ninda, terus abang belum
melakukan sesuatu yang menurut kita ini
belum menghasilkan nih, ka Ninda gak
akan ngasih. Nah ini sih yang aku terapin
ke sepupu-sepupu aku. Gimana caranya
ngasih tau ke si anak, kalau dia nih harus
ngasih satu performa dulu deh, jadi itu
yang akan jadi benefit buat dia. Nah itu
yang aku terapin sih.
Berpengaruh gak sih saran atau tips-tips,
atau hasil diskusinyaa?
So far sih itu berjalan dengan bagus,
walaupun memang namanya anak kecil
susah banget ya. Tipe-tipe nya macem-
macem. Tapi ya itu balik lagi ke kita
sebagai dewasa muda yang harus pinter-
pinter kasih tau ke si anak, gimana
caranya ngasih tau ke sih anak kalau
mereka boleh mendapatkan benefit atau
reward itu kalau mereka sudah
melakukan sesuatu yang positif.
Pernah ikut meet and greet Une?
Kegiatanya ngapain aja? Ada diskusi
parentingnya kah?
Mungkin lebih ke pengen jalin hubungan
sama orang-orang yang sudah ngikutin
instagramnya Une. Dengan harapan
mereka bisa kalau ada yang mau nanyain
masalah-masalah parenting itu ka Ninda
welcome banget. Kalau yang aku tau dan
yang aku dapet sih kaya gitu. Jadi buka
nya kaya 'eh lo mau ketemu anak gue
gak? Nih' gitu, enggak kaya gitu. Tapi
disitu juga ka Ninda mau tau nih,
sebenernya orang-orang yang ikut meet
and greet nih usia nya berapa. Ka Ninda
mau tau. Mereka tuh murni apa memang
mau liat Une yang lucu doang atau
memang pengen kita sharing ilmu gitu
kan. Disitu juga kan yang memang
antusias pengen nanya pada nanya.
Akhirnya menanyakan beberapa hal yang
menyinggung parenting sih. Gimana ka
Ninda ngatur jadwal kuliah ketika ka
Ninda masih kuliah dan Une masih kecil
banget, terus gimana caranya Une
pengen sesuatu tapi itu gak terlalu
penting dan gimana cara dia ngasih tau
Une. Nah itu kan parentingnya menurut
aku dapet banget. Jadi gak cuma sekadar
having fun biasa.
Nah diskusinya berlanjut via chat atau
gak?
Iya berlanjut via chat sih, awalnya aku
mau minta id line nya dia kan. Karena
pasti kan ketemu dikampus. Waktu itu
aku sudah pernah beberapa kali ketemu
dikampus, cuma aku gak berani nyapa.
Jadi kaya gue takut salah, takutnya nih
orang nanti nimpul gue lagi kalau gue
sok sok kenal. Tapi akhirnya karna disitu
ngobrol kan, siapa sih disitu dospem
yang enak, dan akhirnya nyambung.
Terus kita tukeran id line, dan akhirnya
disitu kita chat-chatan, abis itu jadi sering
ketemu terus. Kalau dikampus juga
nyempetin sering ketemu.
Positif negatif nya dari akun Une? Postifnya adalah ka Ninda itu gak
sungkan-sungkan untuk membalas
komentar-komentar temen-temen di
instagram. Terus juga dia gak pelit ilmu.
Jadi dengan gamblangnya aja. Gimana
caranya ka Ninda buat ngajarin Une.
Semua hal-hal yang positif, semua hal-
hal parentingnya itu dapet banget sih.
Kalau negatifnya sih sebenernya agak
rentan juga buat Une. Karena sekarang
orang makin tau Une itu siapa, dan
orangtuanya itu tau siapa. Waktu itu juga
pernah ada kejadian foto nya Une itu
dipake sama oknum yang
menyalahgunakan dan bilang anaknya itu
ilang. Nah itu sih yang negatifnya. Jadi
sekarang kaya sudah kesebar kemana-
mana. Jadi ka Ninda sama ka edo juga
harus lebi aware lagi sih.
Saran buat akun Une kdepannya? Sarannya mungkin lebih variatif lagi
interaksinya Une sama ka netizen aja sih.
Dan interaksi sama ka edo nya juga. Apa
yang sudah diajarin ka edo ke Une mesti
di share juga sih. Jadi itu sih menurut
aku, interaksi ayah dan anak yang perlu
diposting juga.
2. Lampiran Foto-Foto
Foto saat peniliti selesai mewawancarai seorang netizen yang bernama Anindita.
Diambil pada 19 April 2016 di Mall Central Park Jakarta Barat.
Foto saat peniliti selesai mewawancarai Ibu Aninda bersama Arkhairan (Une).
Diambil pada 9 April 2016 di Kediaman Ibu Ninda Jakarta Timur.
Foto saat peniliti selesai mewawancarai seorang netizen yang bernama Jasmine Hilman.
Diambil pada 14 April 2016 di Starbucks Pasific Place Jakarta Selatan.
Recommended