PENDAHULUAN · dasar dari suatu mata rantai dalam ekosistem perairan laut, dapat dimanfaatkan...

Preview:

Citation preview

PENDAHULUAN

Pakan hidup (fitoplankton dan zooplankton) merupakan

dasar dari suatu mata rantai dalam ekosistem perairan laut,

dapat dimanfaatkan langsung untuk pakan organisme

Budidaya Finfish dan Non Finfish. Disamping sebagai

pakan hidup, fitoplankton juga berfungsi menjaga stabilitas

lingkungan dalam media pemeliharaan larva. Zooplankton

merupakan pakan larva ikan kakap, kerapu, Bawal Bintang,

Cobia dan ikan hias. Jenis – jenis fitoplankton dan zooplankton

yang dimiliki serta berhasil dikembangkan sampai skala

massal oleh BBPBL Lampung adalah dari jenis alga

hijau (Nannochloropsis sp, Tetraselmis sp, Dunaliella sp,

dan Spirulina ), alga coklat (Chaetoceros sp,Isochrysis sp,

Nitzschia sp dan Thallasiosira sp). Alga merah

(Porphiridium sp), Rotifer (Brachionus plicatilis), Kutu

air laut (Diaphanosoma sp) dan Kopepoda (Oithona sp).

KULTUR FITOPLANKTON

Beberapa kegiatan yang dilakukan :

Sterilisasi alat, bahan dan air media

Isolasi

Kultur di media agar

Kultur di media cair

Pembuatan larutan pupuk

Penghitungan

Penyimpanan

Pemanenan

a. Kultur Media Agar

1,5 gram Bacto Agar dilarutkan dalam 100 ml air laut

kemudian dipanaskan hingga mendidih.

Setelah dingin ditambah pupuk PA dengan dosis 0,1 ml.

1. Skala Laboratorium

Dituang ke dalam cawan petri steril dengan ketebalan

3 – 5 mm atau tabung reaksi miring setelah beku

dilakukan inokulasi dengan metoda gores, tetes

atau tuang.

Waktu inkubasi 10 - 14 hari.

b. Pembuatan Pupuk

Bahan - bahan kimia PA ditimbang sesuai takaran,

jenis dan formulasinya (Conwy dan Guillard)

Larutkan dalam Aquabidest sampai mencapai 1 liter

Tambahkan trace metal sebanyak 1 ml

Simpan dalam botol gelap dalam ruang AC

c. Kultur Media Cair Tanpa Aerasi

Koloni yang tumbuh dan berkembang dipindah ke

tabung reaksi yang berisi air steril dan ditambahkan

pupuk.

Diletakkan dalam rak dan dilengkapi dengan lampu

TL dan dikocok untuk menghindari pengendapan dan

untuk difusi udara. Dipindahkan ke wadah yang lebih

besar (50 - 100 ml) untuk pengembangan

(kultur bertingkat).

Waktu kultur 7 - 10 hari.

d. Kultur Murni Skala Lab.

Masukkan bibit sebanyak 10 - 20% ke dalam media

yang telah steril

Tambahkan pupuk dengan dosis 1 ml/liter

Beri aerasi dan pelabelan

Pemanenan dapat dilakukan setelah 5 - 7 hari untuk

bibit pada tahapan berikutnya.

2. Kultur Skala Semi-Massal

3. Skala Massal

Dilakukan diruangan semi out door tanpa dinding,

beratap transparan, untuk memanfaatkan sinar

matahari.

Bibit kultur semi massal volume 100 liter diperlukan

bibit 5 - 10% dari volume total.oSalinitas 28 - 30 ppt, suhu media kultur 28 - 29 C,

pH 7,9 - 8,3 dengan intensitas cahaya berkisar

5.000 - 10.000 lux.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk teknis (Conwy

dan Guillard)

dengan dosis 1 ml/liter media kultur.

Waktu kultur 4 - 5 hari.

Dilakukan di ruang terbuka (Out door) tanpa dinding

untuk memanfaatkan sinar matahari.

Bibit kultur semi massal volume 10 m3 diperlukan

bibit dari hasil kultur semi massal sebanyak 10 - 20%

(tergantung kepadatannya).oSalinitas 28 - 30 ppt, suhu media kultur 28 - 29 C,

pH 7,9 - 8,3.

Formula Pupuk Kultur Masal Fitoplankton

Dedak, tepung ikan, molase

(2 kg, 100 g, 1 liter)

PEMBUATAN PAKAN BUATAN FERMENTASI

Air laut 25 ppt,diaduk rata

Bakteri Fermentasi500 ml

ditutup rapat

disaring

Pakan siap pakai2-3 hari

BBL H*(ppm)

BBL Dt*(ppm)

Yashima(ppm)

Nama Formula

Jenis PupukNo

1

2

3

4

5

10

100

10

-

-

Urea

ZA

TSP

EDTA

Silikat Teknis

30

40

20

10

5 - 20

30

30

10 - 15

10

-

Pupuk yang digunakan adalah pupuk pertanian : Urea,

TSP, ZA, EDTA dan Silikat.

Waktu kultur 3 - 4 hari.

KULTUR ZOOPLANKTON

1. Skala Laboratorium

Kultur Rotifer (Brachionus plicatilis), Kopepoda (Oithona sp)

dan kutu air (Diaphanosoma sp) dilakukan secara bertingkat

mulai dari tabung reaksi volume 10 ml hingga elenmeyer

volume 5 liter.

Salinitas media pemeliharaan berkisar antara 25-30 ppt,o suhu 28 – 29 C dan diberi aerasi.

Kepadatan awal yang diperlukan untuk Rotifera adalah

20 - 30 individu/ml sedangkan untuk Kopepoda dan kutu

air adalah 100 ekor/liter.

Waktu kultur berkisar untuk Rotifer dan kutu air 5 – 7 hari

sedangkan untuk kopepoda berkisar antara 10 – 14 hari.

2. Skala Semi-massal dan Massal

air dilakukan dengan menggunakan akuarium volume 1003 liter–bak 10 m di ruang semi terbuka atau terbuka.

Kultur semi massal dan massal Rotifer, kopepoda dan kutu

Kepadatan awal yang diperlukan untuk kultur Rotifer

adalah 20-30 ekor/ml, sedangkan untuk Kopepoda dan

Diaphanosoma adalah 50 - 100 ekor/liter.

Pemanenan Rotifera dilakukan setelah kepadatan

mencapai minimal 100 ekor/ml. Kopepoda dan Kutu Air

dipanen setelah kepadatan mencapai 2000 ekor/ml dengan

metoda harian atau metoda transfer.

Pengkayaan Rotifera untuk meningkatkan kandungan

– 3 HUFA dilakukan dengan penambahan fitoplankton

atau – 3 HUFA komersial.

Pakan untuk Kopepoda dan Kutu Air dapat berupa pakan

hidup (fitoplankton) dan pakan buatan.

Waktu kultur untuk rotifera adalah 4 – 5 hari sedangkan

Kopepoda 10 - 14 hari dan Kutu Air berkisar antara

5 - 7 hari.

(PHYTOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG

2017

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNGJl. Yos Sudarso, Desa Hanura, Kec. Teluk PandanPesawaran 35351Telp. 0721 - 4001379 / 4001380Fax. 0721 - 4001110Email : bbpbl.lampung@gmail.comWebsite : www.bbpbl.djpb.kkp.go.id