View
12.961
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ekspose Hasil Kajian 2008 PKP2A III LAN Samarinda
Citation preview
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur IIILembaga Administrasi Negara
Samarinda, 2008
Peneliti UtamaSaid fadhil, SIP
PenelitiDr. MeilianaTri Widodo W. Utomo, SH., MA.Ir. H.A. Sirodz, MPDra. H. ernawati sabran, MMDrs. Andi Taufik, M.Si.
Pembantu penelitiDrs. SyahrialSiti Zakiyah, S.Si.Windra Mariani, SHFani Heru Wismono, SERokip Purnomo, SE
SekretariatAndi Wahyudi, SIPRustan A., SPTri Noor Aziza, SPLany Erinda R, S.Sos.Betha Miranti A., SIPMaria APS, S.Sos.Mayahayati K., SEDewi Sartika, SE
Kemitraan dalam konteks kajian ini adalah kerjasama antara pemerintah (daerah) dengan swasta dan/atau masyarakat dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik
Kemitraan antara pemerintah dengan swasta dimaksudkan untuk melakukan desain, perencanaan, pembiayaan, pembangunan dan/atau pengelolaan proyek pada ranah pelayanan publik.
Praktek kemitraan antara pemerintah dan swasta sering juga disebut dengan istilah Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) atau Public Private Partnership (PPP/P3s) dilakukan karena:
Keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik sementara tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin meningkat
Upaya meningkatkan partisipasi dunia usaha/swasta serta masyarakat dalam pembangunan daerah dan pelayanan publik
Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik Upaya percepatan pembangunan di daerah
Mengidentifikasi bentuk-bentuk kemitraan antara pemerintah kota dengan swasta dalam pembangunan daerah
Mengidentifikasi efektifitas dan kendala kemitraan pemerintah kota dengan swasta dalam pembangunan daerah
Mencari pola-pola kemitraan dengan swasta dalam pembangunan daerah yang mungkin diterapkan oleh pemerintah kota di Kalimantan.
Penelitian kemitraan antara pemerintah daerah dengan swasta ini dilakukan di 7 kota yang tersebar di empat provinsi di Kalimantan, yaitu:
1. Kota Samarinda2. Kota Tarakan3. Kota Banjarmasin4. Kota Banjarbaru5. Kota Palangkaraya6. Kota Pontianak7. Kota Singkawang
maps.google.com/
Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelengaraan Pelayanan Publik mengelompokkan pelayanan umum menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Kelompok Pelayanan Administratif2. Kelompok Pelayanan Barang3. Kelompok Pelayanan Jasa
Tiga kelompok pelayanan umum tersebut yang mungkin bisa dimitrakan dengan swasta.
Pemerintah bisa mempertimbangkan dilakukan kemitraan dengan swasta bila satu atau lebih syarat tersebut terpenuhi:
•Pelayanan atau proyek kegiatan tidak bisa dilakukan sendiri karena keterbatasan finansial atau pengalaman pemerintah •Mitra swasta bisa memberikan manfaat peningkatan kualitas atau level pelayanan yang lebih baik daripada dilakukan sendiri oleh pemerintah•Mitra swasta memungkinkan pelayanan atau proyek kegiatan bisa dilaksanakan lebih cepat daripada dilakukan sendiri oleh pemerintah •Ada dukungan dari pengguna layanan untuk dilibatkannya swasta dalam kegiatan tersebut •Ada peluang kompetisi diantara mitra swasta yang prospektif
•Tidak ada aturan yang melarang pelibatan swasta dalam program kemitraan yang akan dilakukan •Output layanan dapat diukur dan dinilai dengan mudah •Biaya program kemitraan bisa tertutup melalui implementasi biaya pengguna layanan •Proyek kegiatan atau pelayanan memberikan peluang untuk berinovasi •Ada track record kemitraan dengan swasta dan ada peluang untuk mendorong perkembangan ekonomi
• Pemerintah memainkan peran menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain dalam governance.
• Dunia usaha swasta berperan dalam penciptaan lapangan kerja dan pendapatan.
• Masyarakat berperan dalam penciptaan interaksi sosial, ekonomi dan politik.
Sumber: Richardus Eko Indrajit, Ragam Model Bisnis Kemitraan Pemerintah-Swasta: Sebuah Kunci Sukses Pengembangan E-Government di Indonesia, Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia, ITB, 3-4 Mei 2006
Bentuk-bentuk pemanfaatan aset daerah menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
Sewa Pinjam Pakai Kerjasama kemanfaatan Bangun guna serah & Bangun serah guna
• BOO Build Own Operate – Swasta membangun, memiliki dan mengoperasikan fasilitas yang dikontrakkan
• BOOT Build Own Operate Transfer – Swasta membangun, memiliki, mengoperasikan, dan menyerahkan kepada pemerintah di akhir kontrak
• BOT Build Operate Transfer – Swasta membangun, mengoperasikan dan menyerahkan kepada pemerintah di akhir kontrak
• BTO Build Transfer Operate – Swasta membangun, menyerahkan kepada pemerintah di awal kontrak dan mengoperasikannya
• DB Design-Build – swasta membuat desain dan membangun sebagai alternatif model procurement
• DBFO Design, Build, Finance, Operate – swasta mendesain, membangun, membiayai, dan mengoperasikan
KEMITRAAN PERAN PEMERINTAH
PERAN MITRA
Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan Palaran (Pemkot-Pelindo-Samudera Indonesia)
• BOT 50 tahun• Bagi hasil Pemkot 25% net
profit
• Penyedia Lokasi• Regulator• Dukungan akses
• Captive market (Pelindo)
• Investor (swasta)• Pengelola melalui
Special Purpose Company yang dibentuk investor
Perkebunan & Pabrik Minyak Kelapa Sawit (Pemkot-Agricinal)
• Joint venture membentuk perusahaan inti Agri Mitra Bantuas
• Investor• Dukungan akses
• Investor• Pengelola
KEMITRAAN PERAN PEMERINTAH PERAN MITRA
Pengelolaan Parkir (Pemkot-Tribuana Selatan Raya)
• Bagi hasil, fixed income Pemkot Rp 10jt/bln
• Penyedia lahan• Regulator• Dukungan akses
• Investor• Pengelola area• Operasional
(pemungutan)
Pengelolaan Sampah (Pemkot-Tidung bangun Perkasa & Sabar Utama)
• Sistem kontrak waktu tertentu
Sda • Operasional (pengangkutan)
• Pemeliharaan sarana prasarana
Pengelolaan Pelabuhan Tengkayu I (Pemkot-Camfilo)
• Sistem kontrak 3 tahun
• Bagi hasil, fixed income Pemkot Rp 25 jt/bln
• Pemilik aset• Regulator
• Operasional pengelolaan
• Pemeliharaan
KEMITRAAN PERAN PEMERINTAH PERAN MITRA
Pembangunan Pasar Antasari (Pemkot-Giri Jaladhi Wana)
• Penyedia lahan• Regulator• Dukungan akes dan
perijinan
• Investor• Pengelola
Taman Kota• BOT 50 tahun• Bagi hasil Pemkot,
fixed income Rp14M
sda sda
KEMITRAAN PERAN PEMERINTAH PERAN MITRA
Pembangunan Jalan Lingkar Selatan (Pemkot-Sama Sentral Swasemdaya)
• BOT 7 tahun
• Penyedia lahan• Regulator & Pengawas• Dukungan akses dan
perijinan
• Investor• Pengelola
KEMITRAAN PERAN PEMERINTAH PERAN MITRA
Pembangunan Palangkaraya Mal (Pemkot-Satriakahayan multitama)
• BOT 30 tahun• Bagi hasil, fixed
income Pemkot Rp 82,79 jt/thn
• Penyedia lahan• Dukungan akses dan
perijinan
• Investor• Pengelola operasional
Pembangunan Citra Mal (Pemkot-Agrabudi Karyamarga)
• BOT 20 tahun• Bagi hasil, fixed
income Pemkot Rp 505 jt 10 tahun pertama, Rp 200jt 10 tahun kedua.
sda sda
KEMITRAAN PERAN PEMERINTAH
PERAN MITRA
Renovasi dan pengelolaan pasar (Pemkot-Mutiara Mas Putih)
• BOT 30 tahun• Bagi hasil Pemkot 10%
• Penyedia lahan• Dukungan akses &
Perijinan
• Investor • Pengelola
Pengelolaan Sampah Implementasi protokol Kyoto (Pemkot-Gikoko Kogyo Indonesia )
• BOO 21 tahun
• Penyedia lahan• Dukungan akses &
perijinan• Regulator• Pengangkutan sampah
• Investor• Operasional
pengelolaan• Pemeliharaan
Di kota Singkawang belum terdapat kemitraan antara pemerintah daerah dengan swasta, yang ada adalah kemitraan dengan BUMD, yaitu BPD Kalbar, dalam rangka pengembangan UMKM dan koperasi.
Bank BPD sebagai kreditur bagi UMKM dan Koperasi, selanjutnya bunga kredit tersebut dibayar oleh pemerintah kota.
BENTUK PERAN PEMERINTAH
PERAN MITRA
Subsidi Bunga kepada UMKM dan Koperasi
Penyedia dana subsidi bunga sebesar Rp 200 juta
Kreditur
Teratasinya sebagian kebutuhan sarana prasarana yang tidak bisa dipenuhi oleh pemerintah daerah
Sebagai sarana partisipasi dan mengembangkan sektor swasta dalam pembangunan daerah
Sebagai upaya pengembangan perekonomian daerah
Membuka peluang penyerapan tenaga kerjaSebagai media pembelajaran dan alih teknologi
bagi daerahPeningkatan pendapatan daerah
Terbatasnya pemahaman sebagian aparat di daerah bahwa kemitraan dianggap hanya sebatas pembangunan proyek fisik
Masih adanya persepsi atau stigma negatif dari para pelaku usaha terhadap aparat pemerintah daerah yaitu terjadinya high cost apabila berhubungan dengan pemerintah
Adanya mekanisme tender bagi perusahaan yang akan mengikuti kerjasama pemanfaatan barang milik daerah minimal 5 perusahaan (Permendagri No.17/2007)
Terbatasnya prasarana/infrastruktur dasar di daerah (seperti jalan, listrik) menjadikan swasta enggan berinvestasi.
Pelayanan Uji Kendaraan Bermotor. Pemerintah bermitra dengan bengkel swasta terpilih dalam melakukan uji kelaikan kendaraan. Pemerintah bertindak sebagai regulator dan evaluator, swasta sebagai pelaksana uji kendaraan.
Manfaat: Partisipasi swasta dalam pelayanan publik Menambah pilihan bagi masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan publik (menghilangkan monopoli) Mempercepat proses pelayanan karena tidak harus antri
di satu tempat Menciptakan kompetisi bengkel swasta Mengembangkan dunia usaha
Kemitraan membuka peluang bagi daerah untuk melakukan inovasi dalam pembangunan daerah yang bisa dijadikan referensi bagi daerah lain.
Dalam prakteknya, kemitraan antara pemerintah kota dengan swasta di beberapa kota di Kalimantan cenderung dilakukan terhadap pelayananan barang dan jasa, belum menyentuh penyediaan pelayanan administratif.
Kemitraan antara pemerintah kota dengan swasta yang terjadi di Kalimantan cenderung berorientasi profit dan bermitra dengan pelaku usaha menengah keatas, belum menyentuh kepada pelaku-pelaku usaha kecil dan masyarakat
Masih banyaknya kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kemitraan di daerah, baik kendala di sisi pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun peraturan terkait pelaksanaan kemitraan.
Kemitraan antara pemerintah daerah dengan swasta perlu dikembangkan tidak hanya dalam pelayanan barang dan jasa tetapi juga dalam pelayanan administratif, misalnya proses uji kendaraan bermotor.
Perlu disusun standar kualitas pelayanan publik yang akan dimitrakan, terutama untuk pelayanan administratif.
Meningkatkan kemitraan yang juga melibatkan usaha kecil menengah agar lebih berkembang serta masyarakat, seperti pengelolaan ruang publik kota, kawasan pantai, dsb.
Perlu diperjelas hak dan kewajiban masing-masing, termasuk juga profit sharing dan resiko yang mungkin timbul dalam setiap praktek kemitraan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya perselisihan.
Memilih mitra yang tepat, memiliki integritas, pengalaman dan track record yang baik.
Pemerintah daerah perrlu menyusun sebuah detail management design program kemitraan sebagai panduan yang mengatur tentang perencanaan, pengadaan, penganggaran, pengelolaan, kepemilikan, dsb.
Menyederhanakan prosedur dan birokrasi daerah untuk mempermudah pelayanan investasi pelaku usaha
Memperbaiki prasarana/infrastruktur dasar di daerah, seperti jalan, jembatan, listrik , dsb.
Daerah perlu meningkatkan sosialisasi dan promosi potensi daerah yang berpeluang dimitrakan dengan swasta.
Melakukan revisi kebijakan di tingkat pusat (Permendagri No. 17/2007) yang mensyaratkan minimal 5 peserta lelang/tender dalam kerjasama pemanfaatan barang daerah agar membuka kesempatan yang lebih besar kepada pelaku usaha lokal dan pelaku usaha menengah ke bawah.
KYA-KYA KEMBANG JEPUN, kemitraan Pemkot dengan swasta dalam pengelolaan ruang terbuka di Kota Surabaya yang dimanfaatkan untuk arena pusat jajan dan wisata budaya. Pemerintah sebagai regulator dan pengawas, menyediakan lokasi sedangkan swasta sebagai investor dan pengelola. Kemitraan ini memberikan manfaat bagi masyarakat, usaha swasta maupun pemerintah. (Pikiran Rakyat, 16/05/2004).
Skema CHIRANJEEVI YOJANA (Hidup Panjang Umur), merupakan program kemitraan Pemerintah Negara Bagian Gujarat, India dengan rumah sakit & klinik swasta terpilih untuk melindungi ibu dan bayi selama kehamilan, persalinan dan pascakelahiran yang ditangani oleh para dokter spesialis dengan kompensasi 1.795 rupe (Rp500ribu) per kelahiran dibayar oleh pemerintah. Pasien tidak dipungut biaya dan masih diberikan bantuan 200 rupee (Rp50ribu).
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara
Jl. MT. Haryono No. 36 Samarinda-75124
Telp. 0541-768231, Fax. 0541-768230