15
ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK A. Latar Belakang Masalah Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Tujuan Psikologi Pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang riset yang dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar karena mengajar merupakan hal yang kompleks. Untuk mengajar yang efektif dalam situasi murid yang bervariasi, maka diperlukan beragam perspektif dan strategi yang harus diaplikasikan secara fleksibel. Hal utama yang dibutuhkan adalah pengetahuan dan keahlian profesional serta komitmen dan motivasi. Dalam ilmu psikologi terdapat beberapa aliran, diantaranya adalah aliran psikologi behavioristik. Behaviorisme adalah sebuah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Artinya, menurut aliran ini perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung, misalnya anak membuat foster, guru tersenyum pada anak, murid

Aliran psikologi behavioristik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aliran psikologi behavioristik

ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK

A. Latar Belakang Masalah

Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri

pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.

Tujuan Psikologi Pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang riset yang

dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar karena mengajar merupakan

hal yang kompleks.

Untuk mengajar yang efektif dalam situasi murid yang bervariasi, maka

diperlukan beragam perspektif dan strategi yang harus diaplikasikan secara fleksibel.

Hal utama yang dibutuhkan adalah pengetahuan dan keahlian profesional serta

komitmen dan motivasi.

Dalam ilmu psikologi terdapat beberapa aliran, diantaranya adalah aliran

psikologi behavioristik. Behaviorisme adalah sebuah pandangan yang menyatakan

bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan

dengan proses mental. Artinya, menurut aliran ini perilaku adalah segala sesuatu yang

kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung, misalnya anak membuat foster, guru

tersenyum pada anak, murid mengganggu murid yang lain, dan sebagainya. Namun,

pemikiran, perasaan, dan motif yang dialami yang tidak bisa dilihat oleh orang lain

bukan subjek yang tepat untuk ilmu perilaku karena tidak bisa diobservasi secara

langsung.

Oleh karena itu, kita perlu membahas dan mempelajarinya sehingga kita bisa

memahami dan membandingkan antara pandangan aliran psikologi behavioristik

dengan pandangan aliran yang lain serta dapat diterapkan dalam dunia pendidikan

nantinya.

B. Isi Bahasan

1. Tokoh Aliran Psikologi Behavioristik

Page 2: Aliran psikologi behavioristik

Tokoh aliran psikologi behavioristik adalah William James dan Mac. Dougall,

sedangkan pengikut mereka adalah Thorndike dan Watson.

a. James

James adalah perintis jalan filsafat pragmatisme. Psikologi antara lain:

1) Manusia adalah makhluk reaksi. Semua rangsangan dari luar akan menghasilkan

reaksi.

2) James mengutamakan unsur-unsur motoris yakni refleks senso-motoris yang akan

menghasilkan reaksi dengan adanya rangsangan luar berupa gerakan-gerakan.

3) James menghargai pendirian biologis dan menentang ilmu jiwa unsur.

b. Doc Dougall

Doc Dougall mempelajari tentang insting yang mana insting merupakan

pendorong dalam segala kegiatan. Dia memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang

mempelajari gerak perbuatan dan tingkah laku hewan dan manusia.1

c. E.L. Thorndike

Thorndike adalah salah satu perintis yang memberikan perhatian pada

penilaian dan pengukuran serta perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Dia

mengemukakan gagasan bahwa psikologi pendidikan itu harus memiliki basis

ilmiah.2

Thorndike sebagai salah seorang pendiri aliran tingkah laku mengemukakan

bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran,

perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau

gerakan).3

d. Watson

1 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, cet III, 2003), h. 48.

2 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Kencana, cet II, 2011), h. 5.

3 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, cet IV, 2010), h.7.

Page 3: Aliran psikologi behavioristik

J.B. Watson pada awalnya belajar filsafat, tetapi kemudian pindah kedalam

lapangan psikologi. Sejak tahun 1912, Watson telah menjadi terkenal karena

penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses belajar pada hewan.4

Adapun dasar-dasar pendapat Watson:

1) Masalah objek psikologi

Watson berpendapat bahwa sebagai science psikologi harus bersifat positif,

sehingga objeknya bukanlah kesadaran dan hal-hal lain yang dapat diamati,

melainkan tingkah laku yang positif, yaitu tingkah laku yang dapat diobservasi.

Tingkah laku adalah keseluruhan reaksi organisme terhadap perangsang dari luar.

Reaksi tersebut terdiri dari gerakan-gerakan dan perubahan jasmani tertentu, jadi

dapat diamati secara objektif.5

2) Bagian-bagian teori Watson yang terpenting

a) Teori Sarbon (stimulus and response bond theory)

Perangsang atau stimulus adalah situasi objektif, yang wujudnya bermacam-

macam, seperti sinar, bola kasti yang dilemparkan, rumah terbakar, kereta api penuh

sesak dan sebagainya. Sedangkan respons adalah reaksi objektif daripada individu

terhadap situasi sebagai perangsang yang wujudnya bermacam-macam, misalnya

mengambil makanan, menutup pintu, dan sebagainya. Titik berat perhatian Watson

terletak pada apa yang dikerjakan oleh individu pada situasi tertentu.

Palland membuat kesimpulan:

Bagan refleks yang menjadi dasar psikologinya Watson ada dua, yaitu refleks

gerakan dan refleks sekresi.

Segala tingkah laku yang kompleks dapat dikembalikan kepada reaksi-reaksi

terhadap perangsang. Tiap masalah dapat diselesaikan dengan teori atau prinsip

Sarbond.

4 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h.267.

5 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 267.

Page 4: Aliran psikologi behavioristik

Segala bentuk tingkah laku yang kompleks tersusun dari refleks-refleks dan

refleks-refleks bersyarat.6

3) Pengamatan dan kesan (sensation and perception)

Menurut Watson, kita tidak bisa membantah bahwa hewan itu membuat

respons pendengaran, penglihatan, dan sebagainya karena hewan-hewan dapat

melakukan response motoris yang ditunjukkan terhadap perangsang-perangsang

pendengaran, penglihatan, dan sebagainya. Jadi, data dalam menghadapi manusia

juga menempuh jalan yang demikian karena data objektifnya adalah stimulus dan

respons.

4) Perasaan , tingkah laku afektif

Dari penyelidikan terhadap beberapa bayi, Watson berkesimpulan bahwa ada

tiga macam pola tingkah laku emosional (yang dapat diamati) yaitu reaksi emosional

takut, marah, dan cinta.7

5) Teori tentang berpikir

Watson berpendapat bahwa berpikir merupakan semacam tingkah laku senso-

motoris dan berbicara dalam hati adalah tingkah laku berpikir. Biasanya orang

terutama pada anak-anak, bepikir dengan berbicara. Mereka akan mengatakan apa

yang sedang mereka kerjakan. Anak belajar untuk berkata kepada diri sendiri tentang

apa yang sedang dikerjakan, apa yang telah dikerjakan, sampai pada tahap oarang

dewasa, yang mana tindakan-tindakan yang seperti itu akan berubah menjadi

percakapan terhadap diri sendiri.

e. Clark Hull

Menurut Hull, tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan

hidup, sehingga kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis menempati

posisi sentral. Kebutuhan dikonsepkan sebagai dorongan (drive), seperti lapar, haus,

tidur, hilangnya rasa nyeri dan sebagainya. Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan

6 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 268.

7 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 269.

Page 5: Aliran psikologi behavioristik

kebutuhan biologis sehingga respons yang dihasilkan akan bermacam-macam

bentuknya.

f. Edwin Guthrie

Edwin mengemukakan teori yang memandang bahwa belajar merupakan

kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respons tertentu. Suatu respons akan lebih

kuat (menjadi kebiasaan) apabila respons tersebut berhubungan dengan berbagai

stimulus. Edwin juga mengemukakan bahwa “hukuman” mempunyai peran penting

dalm proses belajar karena apabila hukuman tersebut diberikan pada saat yang tepat

akan mampu mengubah kebiasaan seseorang.

g. Skinner

Menurut skinner, respons yang diberikan siswa tidaklah sederhana karena

setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu sama lain dan interaksi ini akan

mempengaruhi respons yang akan dihasilkan. Sedangkan respons yang diberikan

akan menghasilkan berbagai konsekuensi, yang akhirnya akan mempengaruhi tingkah

laku siswa.

2. Pandangn Aliran Psikologi Behavioristik Terhadap Manusia

Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya melainkan

hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan.

Pengalaman – pengalaman batin di kesampingkan. Dan hanya perubahan dan gerak

gerik pada badan saja yang di pelajari. Maka sering di katakana bahwa behaviorisme

adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.8

Para ahli psikologi behavioristik memandang manusia tidak pada dasarnya

baik atau jahat. Para ahli yang melakukan pendekatan behavioristik, memandang

manusia sebagai pemberi respons, sebagai hasil dari kondisioning yang telah terjadi.

Dustin and George (1977), yang dikutip oleh George and Cristiani (1981),

mengemukakan pandangan behavioristik terhadap konsep manusia yakni:

1. Manusia di pandang sebagai individu yang pada hakikatnya bukan individu yang

baik atau yang jahat tetapi sebagai individu yang selalu berada dalam keadaan

8 Abu Ahmadi, psikologi umum, (Jakarta: Rineka cipta , 2003), h.46.

Page 6: Aliran psikologi behavioristik

sedang mengalami, yang memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu pada semua

jenis perilaku.

2. Manusia mampu mengkonseptualisasikan dan mengontrol perilakunya sendiri.

3. Manusia mampu memperoleh perilakunya yang baru.

4. Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang lain sama halnya dengan perilakunya

yang bisa di pengaruhi orang lain.

Ivey,etal (1987) mengemukakan bahwa pernah para pendukung pendekatan

behavioristik merumuskan manusia sebagai manusia yang mekanistik dan

deterministic, dimana manusia dianggap bisa dibentuk sepenuhnya oleh lingkungan

dan sedikit memiliki kesempatan untuk memilih. Namun pendekatan behavioristik

yang baru, menitik beratkan meningkatnya kebebasan dan pilihan melalui

pemahaman terhadap dasar- dasar perilaku seseorang.

Corey (1991) mengemukakan bahwa pada terapi perilaku, perilaku adalah

hasil dari belajar. Kita semua adalah hasil dari lingkungan sekaligus pencipta

lingkungan. Tidak ada dasar yang berlaku umum bisa menjelaskan semua perilaku,

karena setiap periaku ada kaitannya dengan sumber yang ada di lingkungan yang

menyebabkan terjadinya sesuatu perilaku tersebut.

Albert Bandura (1974, 1977, 1986) yang terkenal sebagai tokoh teori sosial

belajar, menolak suatu konsep bahwa manusia adalah pribadi yang mekanistik dengan

model perilakunya yang deterministic. Pengubahan (modifikasi) perilaku bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan seseorang agar jumlah respon akan lebih banyak.9

Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya

manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan

stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan

menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia

baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-

sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua

9E:\Web Behaviorisme\Ini ceritaku. Apa ceritamu KONSEP MANUSIA MENURUT ALIRAN PSIKOANALISA, BEHAVIORISTIK, DAN HUMANISTIK.htm

Page 7: Aliran psikologi behavioristik

peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan

termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara

subjektif.10

3. Teori tentang Dinamika Perilaku Manusia Implikasi Psikologi Behavioristik

dalam Pendidikan

Teori Behaviorisme meliputi :

1) Psikologi adalah sains tingkah laku, sedang tingkah laku adalah semua aktivitas

yang dibuat oleh seseorang yang dapat di saksikan. Dia adalah sains yang

objective bergantung pada data eksperimental dan bukti-bukti yang dapat di amati.

Di dalam sains tidak ada ruang bagi konsep yang terlalu banyak yang diuraikan

dalam psikologi.

2) Dapat dikembalikan tingkah laku manusia kepada proses-proses fisio-kimia, dan

dapat di tafsirkan tingkah laku manusia berdasarkan perubahan-perubahan

fisiologi dan neurologi yang berlaku, yang menyebabkan psikologi lebih dekat

kepada sains biologis. Jadi tingkah laku manusia tidak lain dari pada susunan unit-

unit kecil yang dapat dinyatakan dalam persamaan S – R hubungan antara

perangsang dan reaksi adalah hubungan fisio-kimia.

3) Penganu-penganut Behaviorisme mengakui asumsi kepastian psikologis, yang

bermakna ketentuan berlakunya reaksi jika seseorang menghadapi berbagai

rangsangan. Dan mungkin diramalkan jenis-jenis reaksi yang di timbulkan oleh

perangsang tertentu. Begitu juga mungkin untuk mengenal apa yang menyebabkan

reaksi tertentu terhadap berbagai perangsang.

4) Faktor-faktor lingkungan adalah faktor utama yang bekerja untuk membentuk

kepribadian seseorang. Pusat perhatian aliran ini adalah proses belajar dalam

pendidikan dan cara megajar manusia untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan

tertentu.

10E:\Web Behaviorisme\» ALIRAN BEHAVIORISME _ Kajian Psikologi.htm

Page 8: Aliran psikologi behavioristik

Aliran Behaviorisme di anggap sebagai reaksi terhadap teori psikoanalisa.

Teori ini telah menolak banyak konsep yang telah di ajarkan oleh teori psikoanalisa.

Penganut Behaviorisme berpendapat : “ mempelajari pengalaman pribadi tentang

asosiasi bebas atau tafsir mimpi tidak akan memberikan fakta-fakta ilmiah yang dapat

diterima, sebab sukar membuktikan kebenaran pernyataan ini “.

C. Analisis dan Bahasan

Setelah kita analisis dari berbagai pendapat dan teori yang sudah di bahas di

atas, aliran psikologi behaviorisme adalah suatu aliran yang mengemukakan sebuah

penelitiaan yang menitikberatkan pada stimulus dan respons serta hal yang diteliti

juga harus bisa diobservasi.

Dapat kita gambarkan sustu kasus dimana seorang anak yang suka mencari

perhatian:

“ james anak ke enam dari senbilan bersaudara . dia menyukai banyak hal,

misalnya dia menukai musik rock, buku komik, basket, dan es krim strawberi. Namun

diatas segalanya, james suka cari perhatian.

James adalah seorang pencari perhatian yang terlatih. Dia mendapat perhatian

gurunya dengan menjawab asal-asalan dikelas, melempar klip kertas dan penghapus

ke arah guru, dan menolak menyerahkan tugas. Dia berusaha mendapat perhatian

teman-teman sekelasnya dengan meledeknya, mengancam, atau menulis hal-hal yang

tidak pantas di WC sekolah. Di pertengahan tahun ajaran James juga mendapat bonus

ekstra: Perilakunya yang berlebihan itu cukup sering membawanya keruang kepala

sekolah seingga dia mendapatkan perhatian wakil kepala sekolah setidaknya

seminggu sekali.

Memang benar perhatian yang didapat James sering kali dalam bentuk

kemarahan guru, kemarahan teman-teman sekelas, atau peringatan wakil kepala

sekolah “ kami tidak lagi menerima perilaku ini, anak muda,” Namun, tetap saja ia

tidak mengubah perilakunya.

Page 9: Aliran psikologi behavioristik

Menurut Anda, mengapa James memilih perilaku yang tidak pantas (alih-

alih perilaku yang pantas) untuk mendapatkan perhatian orang lain?

Dapatkah Anda mengira-ngira kemungkinan alasannya?

Apakah sesungguhnya yang sudah dipelajari James? Dapatka Anda

menemukan sebuah prinsip belajar untuk menjelaskan perilaku cari

perhatian James? “11

Ketika mempertimbangkan situasi yang dialami James, pikirkan kembali pengalam

Anda sebagai siswa di sekolah dasar dan sekolah menengah. Siswa-siswa mana ynag

memperoleh perhatian terbanyak, siswa-siswa mana yang berperilaku baik atau buruk

? kemungkinannya ialah siswa yang berperilaku tidak pantas mendapat perhatian

yang banyak dari guru dan teman-teman sekelas anda (Landrum & Kauffmann,

2006; J.C. Taylor & Romanczyk, 1994).

Studi kasus tadi menerangkan asumsi dasar behaviorisme : orang cenderung

mempelajari dan menunjukkan perilaku yang menghasilkan, setidaknya di mata

mereka, konsekuensi- konsekuensi yang diinginkan. Dan lebih umum lagi, perilaku

orang sebagian besarnya merupakan hasil dari pengalaman mereka dengan stimulus-

stimulus lingkungan.

11 Jeanne E.O, psikologi pendidikan (jakarta: Penerbit Erlangga ). h. 421

Page 10: Aliran psikologi behavioristik

D. Penutup dan Kesimpulan.

Dapat kita simpulkan tentang aliran Behaviorisme adalah sebagai berikut :

1. Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan

diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan

pendidikan.

2. Tokoh aliran psikologi behavioristik adalah William James dan Mac.

Dougall, sedangkan pengikut mereka adalah Thorndike dan Watson.

3. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya

melainkan hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan

kenyataan.