Upload
uzi-ilman
View
3.663
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK
A. Latar Belakang Masalah
Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri
pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Tujuan Psikologi Pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang riset yang
dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar karena mengajar merupakan
hal yang kompleks.
Untuk mengajar yang efektif dalam situasi murid yang bervariasi, maka
diperlukan beragam perspektif dan strategi yang harus diaplikasikan secara fleksibel.
Hal utama yang dibutuhkan adalah pengetahuan dan keahlian profesional serta
komitmen dan motivasi.
Dalam ilmu psikologi terdapat beberapa aliran, diantaranya adalah aliran
psikologi behavioristik. Behaviorisme adalah sebuah pandangan yang menyatakan
bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan
dengan proses mental. Artinya, menurut aliran ini perilaku adalah segala sesuatu yang
kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung, misalnya anak membuat foster, guru
tersenyum pada anak, murid mengganggu murid yang lain, dan sebagainya. Namun,
pemikiran, perasaan, dan motif yang dialami yang tidak bisa dilihat oleh orang lain
bukan subjek yang tepat untuk ilmu perilaku karena tidak bisa diobservasi secara
langsung.
Oleh karena itu, kita perlu membahas dan mempelajarinya sehingga kita bisa
memahami dan membandingkan antara pandangan aliran psikologi behavioristik
dengan pandangan aliran yang lain serta dapat diterapkan dalam dunia pendidikan
nantinya.
B. Isi Bahasan
1. Tokoh Aliran Psikologi Behavioristik
Tokoh aliran psikologi behavioristik adalah William James dan Mac. Dougall,
sedangkan pengikut mereka adalah Thorndike dan Watson.
a. James
James adalah perintis jalan filsafat pragmatisme. Psikologi antara lain:
1) Manusia adalah makhluk reaksi. Semua rangsangan dari luar akan menghasilkan
reaksi.
2) James mengutamakan unsur-unsur motoris yakni refleks senso-motoris yang akan
menghasilkan reaksi dengan adanya rangsangan luar berupa gerakan-gerakan.
3) James menghargai pendirian biologis dan menentang ilmu jiwa unsur.
b. Doc Dougall
Doc Dougall mempelajari tentang insting yang mana insting merupakan
pendorong dalam segala kegiatan. Dia memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang
mempelajari gerak perbuatan dan tingkah laku hewan dan manusia.1
c. E.L. Thorndike
Thorndike adalah salah satu perintis yang memberikan perhatian pada
penilaian dan pengukuran serta perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Dia
mengemukakan gagasan bahwa psikologi pendidikan itu harus memiliki basis
ilmiah.2
Thorndike sebagai salah seorang pendiri aliran tingkah laku mengemukakan
bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau
gerakan).3
d. Watson
1 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, cet III, 2003), h. 48.
2 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Kencana, cet II, 2011), h. 5.
3 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, cet IV, 2010), h.7.
J.B. Watson pada awalnya belajar filsafat, tetapi kemudian pindah kedalam
lapangan psikologi. Sejak tahun 1912, Watson telah menjadi terkenal karena
penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses belajar pada hewan.4
Adapun dasar-dasar pendapat Watson:
1) Masalah objek psikologi
Watson berpendapat bahwa sebagai science psikologi harus bersifat positif,
sehingga objeknya bukanlah kesadaran dan hal-hal lain yang dapat diamati,
melainkan tingkah laku yang positif, yaitu tingkah laku yang dapat diobservasi.
Tingkah laku adalah keseluruhan reaksi organisme terhadap perangsang dari luar.
Reaksi tersebut terdiri dari gerakan-gerakan dan perubahan jasmani tertentu, jadi
dapat diamati secara objektif.5
2) Bagian-bagian teori Watson yang terpenting
a) Teori Sarbon (stimulus and response bond theory)
Perangsang atau stimulus adalah situasi objektif, yang wujudnya bermacam-
macam, seperti sinar, bola kasti yang dilemparkan, rumah terbakar, kereta api penuh
sesak dan sebagainya. Sedangkan respons adalah reaksi objektif daripada individu
terhadap situasi sebagai perangsang yang wujudnya bermacam-macam, misalnya
mengambil makanan, menutup pintu, dan sebagainya. Titik berat perhatian Watson
terletak pada apa yang dikerjakan oleh individu pada situasi tertentu.
Palland membuat kesimpulan:
Bagan refleks yang menjadi dasar psikologinya Watson ada dua, yaitu refleks
gerakan dan refleks sekresi.
Segala tingkah laku yang kompleks dapat dikembalikan kepada reaksi-reaksi
terhadap perangsang. Tiap masalah dapat diselesaikan dengan teori atau prinsip
Sarbond.
4 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h.267.
5 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 267.
Segala bentuk tingkah laku yang kompleks tersusun dari refleks-refleks dan
refleks-refleks bersyarat.6
3) Pengamatan dan kesan (sensation and perception)
Menurut Watson, kita tidak bisa membantah bahwa hewan itu membuat
respons pendengaran, penglihatan, dan sebagainya karena hewan-hewan dapat
melakukan response motoris yang ditunjukkan terhadap perangsang-perangsang
pendengaran, penglihatan, dan sebagainya. Jadi, data dalam menghadapi manusia
juga menempuh jalan yang demikian karena data objektifnya adalah stimulus dan
respons.
4) Perasaan , tingkah laku afektif
Dari penyelidikan terhadap beberapa bayi, Watson berkesimpulan bahwa ada
tiga macam pola tingkah laku emosional (yang dapat diamati) yaitu reaksi emosional
takut, marah, dan cinta.7
5) Teori tentang berpikir
Watson berpendapat bahwa berpikir merupakan semacam tingkah laku senso-
motoris dan berbicara dalam hati adalah tingkah laku berpikir. Biasanya orang
terutama pada anak-anak, bepikir dengan berbicara. Mereka akan mengatakan apa
yang sedang mereka kerjakan. Anak belajar untuk berkata kepada diri sendiri tentang
apa yang sedang dikerjakan, apa yang telah dikerjakan, sampai pada tahap oarang
dewasa, yang mana tindakan-tindakan yang seperti itu akan berubah menjadi
percakapan terhadap diri sendiri.
e. Clark Hull
Menurut Hull, tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan
hidup, sehingga kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis menempati
posisi sentral. Kebutuhan dikonsepkan sebagai dorongan (drive), seperti lapar, haus,
tidur, hilangnya rasa nyeri dan sebagainya. Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan
6 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 268.
7 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 269.
kebutuhan biologis sehingga respons yang dihasilkan akan bermacam-macam
bentuknya.
f. Edwin Guthrie
Edwin mengemukakan teori yang memandang bahwa belajar merupakan
kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respons tertentu. Suatu respons akan lebih
kuat (menjadi kebiasaan) apabila respons tersebut berhubungan dengan berbagai
stimulus. Edwin juga mengemukakan bahwa “hukuman” mempunyai peran penting
dalm proses belajar karena apabila hukuman tersebut diberikan pada saat yang tepat
akan mampu mengubah kebiasaan seseorang.
g. Skinner
Menurut skinner, respons yang diberikan siswa tidaklah sederhana karena
setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu sama lain dan interaksi ini akan
mempengaruhi respons yang akan dihasilkan. Sedangkan respons yang diberikan
akan menghasilkan berbagai konsekuensi, yang akhirnya akan mempengaruhi tingkah
laku siswa.
2. Pandangn Aliran Psikologi Behavioristik Terhadap Manusia
Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya melainkan
hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan.
Pengalaman – pengalaman batin di kesampingkan. Dan hanya perubahan dan gerak
gerik pada badan saja yang di pelajari. Maka sering di katakana bahwa behaviorisme
adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.8
Para ahli psikologi behavioristik memandang manusia tidak pada dasarnya
baik atau jahat. Para ahli yang melakukan pendekatan behavioristik, memandang
manusia sebagai pemberi respons, sebagai hasil dari kondisioning yang telah terjadi.
Dustin and George (1977), yang dikutip oleh George and Cristiani (1981),
mengemukakan pandangan behavioristik terhadap konsep manusia yakni:
1. Manusia di pandang sebagai individu yang pada hakikatnya bukan individu yang
baik atau yang jahat tetapi sebagai individu yang selalu berada dalam keadaan
8 Abu Ahmadi, psikologi umum, (Jakarta: Rineka cipta , 2003), h.46.
sedang mengalami, yang memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu pada semua
jenis perilaku.
2. Manusia mampu mengkonseptualisasikan dan mengontrol perilakunya sendiri.
3. Manusia mampu memperoleh perilakunya yang baru.
4. Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang lain sama halnya dengan perilakunya
yang bisa di pengaruhi orang lain.
Ivey,etal (1987) mengemukakan bahwa pernah para pendukung pendekatan
behavioristik merumuskan manusia sebagai manusia yang mekanistik dan
deterministic, dimana manusia dianggap bisa dibentuk sepenuhnya oleh lingkungan
dan sedikit memiliki kesempatan untuk memilih. Namun pendekatan behavioristik
yang baru, menitik beratkan meningkatnya kebebasan dan pilihan melalui
pemahaman terhadap dasar- dasar perilaku seseorang.
Corey (1991) mengemukakan bahwa pada terapi perilaku, perilaku adalah
hasil dari belajar. Kita semua adalah hasil dari lingkungan sekaligus pencipta
lingkungan. Tidak ada dasar yang berlaku umum bisa menjelaskan semua perilaku,
karena setiap periaku ada kaitannya dengan sumber yang ada di lingkungan yang
menyebabkan terjadinya sesuatu perilaku tersebut.
Albert Bandura (1974, 1977, 1986) yang terkenal sebagai tokoh teori sosial
belajar, menolak suatu konsep bahwa manusia adalah pribadi yang mekanistik dengan
model perilakunya yang deterministic. Pengubahan (modifikasi) perilaku bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan seseorang agar jumlah respon akan lebih banyak.9
Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya
manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan
menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia
baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-
sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua
9E:\Web Behaviorisme\Ini ceritaku. Apa ceritamu KONSEP MANUSIA MENURUT ALIRAN PSIKOANALISA, BEHAVIORISTIK, DAN HUMANISTIK.htm
peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan
termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara
subjektif.10
3. Teori tentang Dinamika Perilaku Manusia Implikasi Psikologi Behavioristik
dalam Pendidikan
Teori Behaviorisme meliputi :
1) Psikologi adalah sains tingkah laku, sedang tingkah laku adalah semua aktivitas
yang dibuat oleh seseorang yang dapat di saksikan. Dia adalah sains yang
objective bergantung pada data eksperimental dan bukti-bukti yang dapat di amati.
Di dalam sains tidak ada ruang bagi konsep yang terlalu banyak yang diuraikan
dalam psikologi.
2) Dapat dikembalikan tingkah laku manusia kepada proses-proses fisio-kimia, dan
dapat di tafsirkan tingkah laku manusia berdasarkan perubahan-perubahan
fisiologi dan neurologi yang berlaku, yang menyebabkan psikologi lebih dekat
kepada sains biologis. Jadi tingkah laku manusia tidak lain dari pada susunan unit-
unit kecil yang dapat dinyatakan dalam persamaan S – R hubungan antara
perangsang dan reaksi adalah hubungan fisio-kimia.
3) Penganu-penganut Behaviorisme mengakui asumsi kepastian psikologis, yang
bermakna ketentuan berlakunya reaksi jika seseorang menghadapi berbagai
rangsangan. Dan mungkin diramalkan jenis-jenis reaksi yang di timbulkan oleh
perangsang tertentu. Begitu juga mungkin untuk mengenal apa yang menyebabkan
reaksi tertentu terhadap berbagai perangsang.
4) Faktor-faktor lingkungan adalah faktor utama yang bekerja untuk membentuk
kepribadian seseorang. Pusat perhatian aliran ini adalah proses belajar dalam
pendidikan dan cara megajar manusia untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan
tertentu.
10E:\Web Behaviorisme\» ALIRAN BEHAVIORISME _ Kajian Psikologi.htm
Aliran Behaviorisme di anggap sebagai reaksi terhadap teori psikoanalisa.
Teori ini telah menolak banyak konsep yang telah di ajarkan oleh teori psikoanalisa.
Penganut Behaviorisme berpendapat : “ mempelajari pengalaman pribadi tentang
asosiasi bebas atau tafsir mimpi tidak akan memberikan fakta-fakta ilmiah yang dapat
diterima, sebab sukar membuktikan kebenaran pernyataan ini “.
C. Analisis dan Bahasan
Setelah kita analisis dari berbagai pendapat dan teori yang sudah di bahas di
atas, aliran psikologi behaviorisme adalah suatu aliran yang mengemukakan sebuah
penelitiaan yang menitikberatkan pada stimulus dan respons serta hal yang diteliti
juga harus bisa diobservasi.
Dapat kita gambarkan sustu kasus dimana seorang anak yang suka mencari
perhatian:
“ james anak ke enam dari senbilan bersaudara . dia menyukai banyak hal,
misalnya dia menukai musik rock, buku komik, basket, dan es krim strawberi. Namun
diatas segalanya, james suka cari perhatian.
James adalah seorang pencari perhatian yang terlatih. Dia mendapat perhatian
gurunya dengan menjawab asal-asalan dikelas, melempar klip kertas dan penghapus
ke arah guru, dan menolak menyerahkan tugas. Dia berusaha mendapat perhatian
teman-teman sekelasnya dengan meledeknya, mengancam, atau menulis hal-hal yang
tidak pantas di WC sekolah. Di pertengahan tahun ajaran James juga mendapat bonus
ekstra: Perilakunya yang berlebihan itu cukup sering membawanya keruang kepala
sekolah seingga dia mendapatkan perhatian wakil kepala sekolah setidaknya
seminggu sekali.
Memang benar perhatian yang didapat James sering kali dalam bentuk
kemarahan guru, kemarahan teman-teman sekelas, atau peringatan wakil kepala
sekolah “ kami tidak lagi menerima perilaku ini, anak muda,” Namun, tetap saja ia
tidak mengubah perilakunya.
Menurut Anda, mengapa James memilih perilaku yang tidak pantas (alih-
alih perilaku yang pantas) untuk mendapatkan perhatian orang lain?
Dapatkah Anda mengira-ngira kemungkinan alasannya?
Apakah sesungguhnya yang sudah dipelajari James? Dapatka Anda
menemukan sebuah prinsip belajar untuk menjelaskan perilaku cari
perhatian James? “11
Ketika mempertimbangkan situasi yang dialami James, pikirkan kembali pengalam
Anda sebagai siswa di sekolah dasar dan sekolah menengah. Siswa-siswa mana ynag
memperoleh perhatian terbanyak, siswa-siswa mana yang berperilaku baik atau buruk
? kemungkinannya ialah siswa yang berperilaku tidak pantas mendapat perhatian
yang banyak dari guru dan teman-teman sekelas anda (Landrum & Kauffmann,
2006; J.C. Taylor & Romanczyk, 1994).
Studi kasus tadi menerangkan asumsi dasar behaviorisme : orang cenderung
mempelajari dan menunjukkan perilaku yang menghasilkan, setidaknya di mata
mereka, konsekuensi- konsekuensi yang diinginkan. Dan lebih umum lagi, perilaku
orang sebagian besarnya merupakan hasil dari pengalaman mereka dengan stimulus-
stimulus lingkungan.
11 Jeanne E.O, psikologi pendidikan (jakarta: Penerbit Erlangga ). h. 421
D. Penutup dan Kesimpulan.
Dapat kita simpulkan tentang aliran Behaviorisme adalah sebagai berikut :
1. Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan
diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan.
2. Tokoh aliran psikologi behavioristik adalah William James dan Mac.
Dougall, sedangkan pengikut mereka adalah Thorndike dan Watson.
3. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya
melainkan hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan
kenyataan.