Upload
muhammad-fahri
View
3.868
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH PERTAMBANGAN“HUKUM SDA”
O
L
E
H
Nama : Muhammad Fahri
NIM : D1A 212 318
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS HUKUM
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji syukur penulis ucapkan atas Rahmat, Taufik, dan Karunia
Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Hukum SDA ini dengan
penuh rasa tanggung jawab. Shalawat salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan
alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan
menuju alam yang terang menderang.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing mata kuliah
Hukum SDA yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
makalah Hukum SDA ini, dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua
pihak yang turut membantu hingga terselesaikannya makalah ini dengan baik.
Mudah-mudahan para pembaca dapat mengambil hikmah atau manfaat dari makalah
Hukum SDA ini dan dapat menambah wawasan para pembaca.
Penulis sadar bahwa dalam makalah Hukum SDA ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran anda, untuk
sempurnya penulisan-penulisan selanjutnya.
Demikian semoga makalah Hukum SDA ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Mataram, 10 April 2014
ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
BAB III PENUTUP....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami
yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya.Yang tergolong
di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme,
tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan
tanah.
Dalam perkembangannya sumber daya alam digolongkan dalam 3 macam :
1. Sumber daya alam berdasar jenis
2. Sumber daya alam bersifat pembaharuan
3. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya,
Menurut jenisnya sumber daya alam dibagi menjadi sumber daya alam yang dapat
diperbaharui, dan tidak dapat diperbahaui. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
adalam sumber daya alam yang jika dipakai terus menerusakan habis dan tidak dapat
diusahakan kembali keberadaannya oleh manusia. Contoh jenis sumber daya alama yang
tidak dapat diperbahui adalah berbagai macam bahan tambang seperti minyak bumi, gas
alam, emas-perak dan batu bara dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pertambangan?
2. Bagaimana konsep Pengelolaan Pertambangan?
3. Bagaimana kebijakan Pengelolaan Lingkungan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pertambangan
2. Mengetahui konsep Pengelolaan Pertambangan
3. Mengetahui kebijakan Pengelolaan Lingkungan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Pertambangan
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara Pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral
atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
Usaha pertambangan
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Usaha pertambangan adalah
kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, kostruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pasca tambang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha
pertambangan bahan-bahan galian dibedakan menjadi 8 (delapan) macam yaitu:
1. Penyelidikan umum, adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk
mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.
2. Eksplorasi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk,
dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian,
serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
3. Operasi produksi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang
meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk
pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak
lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.
4. Konstruksi, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan
pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian
dampak lingkungan.
5. Penambangan, adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk
memproduksi mineral dan/atau batu bara dan mineral ikutannya.
2
6. Pengolahan dan pemurnian, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
meningkatkan mutu mineral dan/atau batu bara serta untuk memanfaatkan
dan memperoleh mineral ikutan.
7. Pengangkutan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral dan/atau batu bara dari daerah tambang dan/atau tempat
pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.
8. Penjualan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil
pertambangan mineral atau batubara.
Usaha pertambangan ini dikelompokkan atas:
1. Pertambangan mineral; dan
2. Pertambangan batubara.
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik
dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk
batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Pertambangan mineral adalah
pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi,
minyak dan gas bumi, serta air tanah dan
Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah
dari sisa tumbuh-tumbuhan. Pertambangan batubara adalah pertambangan endapan
karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan
aspal.
2. Konsep Pengelolaan Pertambangan
Menyadari bahwa industri pertambangan adalah industri yang akan terus
berlangsung sejalan dengan semakin meningkatnya peradaban manusia, maka
yang harus menjadi perhatian semua pihak adalah bagaimana mendorong industri
pertambangan sebagai industri yang dapat memaksimalkan dampak positif dan
menekan dampak negatif seminimal mungkin melalui konsep pengelolaan usaha
pertambangan berwawasan jangka panjang. Berdasarkan pada pengamatan dan
pengalaman Sudrajat (2010), munculnya sejumlah persoalan yang mengiringi
kegiatan usaha pertambangan di lapangan diantaranya :
Sudrajat (2010), menyatakan bahwa dalam menjalankan pengelolaan dan
pengusahaan bahan galian harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar (good
mining practice). Good mining practice meliputi :
1. Penetapan wilayah pertambangan,
3
2. Penghormatan terhadap pemegang hak atas tanah,
3. Aspek perizinan,
4. Teknis penambangan,
5. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3),
6. Lingkungan,
7. Keterkaitan hulu-hilir/konservasi/nilai tambah,
8. Pengembangan masyarakat/wilayah di sekitar lokasi kegiatan,
9. Rencana penutupan pasca tambang,
10. Standardisasi.
3. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan dan berprikemanusiaan. Ketersediaan sumberdaya alam
dalam meningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak merata, sedangkan
permintaan sumberdaya alam terus meningkat, akibat peningkatan pembangunan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk. (Syahputra, 2005)
Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2010
tentang reklamasi dan pasca tambang prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup pertambangan meliputi :
1. Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan
tanah serta udara berdasarkan standar baku mutu atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati;
3. Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup,
kolam tailing, lahan bekas tambang, dan struktur buatan lainnya;
4. Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya;
5. Memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat; dan
6. Perlindungan terhadap kuantitas airtanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dengan Orientasi kebijakan lingkungan yang umum dikenal adalah orientasi kebijakan
memenuhi peraturan lingkungan (compliance oriented) dan yang berusaha melebihi
4
standar peraturan tersebut (beyond compliance) diharapkan dapat memajukan
pembangunan nasional seperti yang dicita-citakan
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sumber daya alan dibagi menjadi dua jenis:
a. Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resource)
Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam dimana
alam mampu mengadakan pertumbuhan baru dalam waktu relatif cepat, sumber
daya alam ini tidak dapat habis dan tetap dapat diperbaharui
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
Sumber daya alam ini jumlahnya statis karena tidak ada penambahan atau
pembentukannya sangat lambat bila dibandingkan dengan umur manusia,
pembentukan kembali membutuhkan waktu ratusan tahun bahkan jutaan tahun,
Sumber daya alam tidak dapat diperbarui kebanyakan didapat dari bahan galian.
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara Pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral
atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
Dalam pertambangan tersebut dikenal usaha pertambangan yang dikenal dengan
gali-galian yang termasuk ranah pertambangan meliputi penyidikan umum, eksporasi,
operasi produksi, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, dan
pengangkutan serta penjualan.
6
DAFTAR PUSTAKA
1. http://aprielhyani.wordpress.com/jenis-jenis-sumber-daya-alam-dan-mengelompokkan-
sumber-daya-alam-berdasarkan-ciri-tertentu/ diakses pukul 16.03 (20/4/2014)
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam diakses pukul 17.08 (20/4/2014)
3. http://bebaginfo.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-sumber-daya-alam-sda.html diakses
pukul 18.55 (20/4/2014)
7