6
Nama : Anisza Amalia NPM : 11514307 Kelas : 1PA04 MAINAN TRADISIONAL vs. MODERN Di era yang sudah modern seperti ini banyak berbagai aspek kehidupan masyarakat yang mengalami perubahan. Perubahan zaman ini berpengaruh pula dengan gaya hidup setiap orang. Diantaranya dengan adanya gadget, semua aktivitas dan kebutuhan dapat terbantu dengan mudah, efisien, dan praktis. Dengan menggunakan aplikasi yang dapat di unduh kita langsung mendapatkan informasi, games/permainan, melakukan e-banking, dan semua kebutuhan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna gadget tersebut. Setiap perbubahan pasti selalu ada dampaknya entah itu positif atau negative. Contohnya dengan tergerus zaman mainan tradisional semakin lama semakin tenggelam seperti kehilangan citranya di kalangan anak-anak. Itu terjadi karena adanya gadget, orang tua saat ini memfasilitasi anak-anaknya dengan benda tersebut sehingga anak tersebut tidak dapat terpisahkan dengan gadget. Mirisnya anak-anak generasi sekarang ini mungkin tidak mengenal mainan tradisional yang sejatinya dulu selalu menjadi hiburan untuk bermain dengan teman sepermainan. Seiring tergerus oleh zaman akhirnya secara perlahan pun mainan tradisional menjadi berkurang dimainkan oleh anak-anak dan cenderung anak zaman sekarang ini lebih tertarik dengan mainan digital yang terdapat pada gadget atau pun dengan play station

Permainan Tradisional vs Modern

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Permainan Tradisional vs Modern

Nama : Anisza AmaliaNPM : 11514307Kelas : 1PA04

MAINAN TRADISIONAL vs. MODERN

Di era yang sudah modern seperti ini banyak berbagai aspek kehidupan

masyarakat yang mengalami perubahan. Perubahan zaman ini berpengaruh pula

dengan gaya hidup setiap orang. Diantaranya dengan adanya gadget, semua aktivitas

dan kebutuhan dapat terbantu dengan mudah, efisien, dan praktis. Dengan

menggunakan aplikasi yang dapat di unduh kita langsung mendapatkan informasi,

games/permainan, melakukan e-banking, dan semua kebutuhan yang dapat

dimanfaatkan oleh pengguna gadget tersebut.

Setiap perbubahan pasti selalu ada dampaknya entah itu positif atau negative.

Contohnya dengan tergerus zaman mainan tradisional semakin lama semakin

tenggelam seperti kehilangan citranya di kalangan anak-anak. Itu terjadi karena adanya

gadget, orang tua saat ini memfasilitasi anak-anaknya dengan benda tersebut sehingga

anak tersebut tidak dapat terpisahkan dengan gadget.

Mirisnya anak-anak generasi sekarang ini mungkin tidak mengenal mainan

tradisional yang sejatinya dulu selalu menjadi hiburan untuk bermain dengan teman

sepermainan. Seiring tergerus oleh zaman akhirnya secara perlahan pun mainan

tradisional menjadi berkurang dimainkan oleh anak-anak dan cenderung anak zaman

sekarang ini lebih tertarik dengan mainan digital yang terdapat pada gadget atau pun

dengan play station dan lain sebagainya, bahklan mungkin juga anak-anak generasi

sekarang ini tidak mengenal apa saja permainan tradisional. Dengan fenomena yang

terjadi saat ini saya tertarik untuk membahas masalah tersebut.

Permainan tradisional anak-anak dahulu, saya rasa lebih banyak manfaatnya

ketimbang permainan modern saat ini, misalnya :

1. Permainan tradisional membuat anak menjadi lebih sederhana, mau berusaha

dalam meraih sesuatu.

2. Permainan tradisional melatih sikap anak menjadi mental yang sportif,  misalnya

seorang anak mau mengakui kesalahan saat ia melanggar aturan main

Page 2: Permainan Tradisional vs Modern

3. Permainan tradisional lebih menyehatkan, melatih fisik dan ketangkasan. Karena

biasanya permainan tradisional yang dilakukan diluar rumah membuat si anak

lebih aktif  bergerak dan berkeringat.

4. Permainan tradisional membuat anak lebih mudah bergaul, karena permainan

tradisional lebih seru  dimainkan secara beregu atau berkelompok.

5. Permainan tradisional membuat anak lebih percaya diri karena setiap anak dan

regunya pasti pernah merasakan menjadi pemenang dan bagi yang kalah

biasanya akan lebih berusaha di permainan selanjutnya.

6. Permainan tradisional lebih memicu kreativitas seorang anak. Misalnya seorang

anak dapat membuat permainan dari bahan-bahan yang kurang nilai guna

seperti kulit jeruk bali yang dibuat menjadi mobil-mobilan, kayu yang dibuat

mennjadi tongkat pemukul bola, batu yang dibuat menjadi biji dalam permainan

congklak

Sebenarnya tidak ada masalah dengan bermain permainan modern seperti game

consule, game online, dan permainan-permainan digital lainnya yang berkembang saat

ini. Namun yang menjadi masalah adalah jika sang anak mulai kecanduan dengan

permainan tersebut.

Karena akan ada banyak waktu yang terbuang oleh sang anak dalam

menamatkan permainan bahkan hingga larut malam. Hal Ini akan berdampak pada

kurangnya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran disekolah keesokan pagi.

Kebiasaan-kebiasaan ini lah yang membuat prestasi anak disekolah menurun.

Berlama-lama di depan layar terus-menerus juga tidak baik untuk kesehatan

mata, apalagi jarak pandang saat melihat game terlalu dekat. Hal ini menjadi salah satu

faktor yang mengharuskan sang anak menggunakan kacamata sejak dini, karena fungis

mata yang menurun.

Maka disinilah peran orang tua yang harus lebih mengedukasi anak-anak dalam

menggunakan gadget yang mereka miliki, pendekatan secara baik dan benar harus

dilakukan. Bukan dengan cara melarangnya bermain tapi lebih kepada pendekatan

secara personal. Karena seorang anak akan lebih mudah jika ia diberikan pengertian

ketimbang harus mengikuti kehendak dan larangan.

Page 3: Permainan Tradisional vs Modern

Bermain bersama anak saat waktu luang dan memperkenalkan permainan

tradisional dapat menjadi alternatif solusi. Agar sang anak merasakan dan tahu kalau

permainan tradisional juga tak kalah asyiknya dengan permainan digital yang

berteknologi canggih seperti saat ini.

Dampak Permainan Modern

Beberapa dampak buruk yang berbahaya bagi anak-anak dan remaja yang kecanduan game online, diantaranya :

1. Pemborosan, karena harus membayar sewa online game maupun rental PS.

2. Anak menjadi malas belajar, karena pikirannya terfokus pada game.

3. Merusah kesehatan mata, karena terlalu lama di depan monitor komputer/televisi.

4. Anak menjadi individualistic dan tidak adanya sosialisasi.

Syarat terjadinya sosialisasi adalah adanya kontak social dengan orang lain.

Interaksi sebagai factor utama dalam kehidupan social. Interaksi sosiala

merupakan hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok

manusia, maupun antara individu dengan kelompok manusia lainnya.

5. Terjadi perkelahian antar pemain jika bersaing dan akumulasi emosi negatif apabila

kalah didalam bermain, bahkan sampai terjadi pembunuhan seperti apa yang terjadi di

Perancis pada November 2009 silam.

Dari uraian penjelasan diatas tersebut maka, dapat di simpulkan bahwa

permainan tradisional kini sudah mengalami kemunduran di kalangan generasi anak

jaman sekarang ini, karena adanya permainan yang baru dan lebih modern. Orang tua

harus mengontrol tentang penggunan fasilitas yang diberikan pada anaknya dan sebisa

mungkin mengenalkan permainan tradisional yang dulu pernah popular dengan tujuan

untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari permainan modern ini. Bukannya

tidak baik memainkan Gadget namun, dampak yang ditimbulkan kurang baik jika anak

sudah mengalami kecanduan.

Page 4: Permainan Tradisional vs Modern

DAFTAR PUSTAKA

1. Admin .November 23, 2012. “Permainan Tradisional vs. Permainan Modern”.

http://maricari.com/permainan-modern-vs-permainan-tradisional/ (1/12/2014)

2. Sarjan, Ali. Maret, 2014. “Permainan Tradisional di Tengah Game

Modern”.http://budaya.kampung-media.com/2014/03/04/permainan-tradisional-di-

tengah-game-modern-1405(10/01/2015)

3. Tanoker. April, 2013. “Permainan Tradisional vs Permainan Modern”.

http://id.tanoker.org/index.php/liputan/item/51-permainan-modern-vs-permainan-

tradisional-case-komunitas-tanoker-ledokombo-kab-jember-peluang-tantangan-dan-

strategi.html(10/01/2015)

4. Mitha. September, 2014. “Olahraga dan Kesehatan (Permainan Tradisional)”.

http://www.slideshare.net/mithys/permainan-tradisional-39639830(10/01/2015)

5. “Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik

“http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-

AGUS_MAHENDRA/Modul_Permainan_Anak-Aktivitas_Ritmik-5_Agus_Mahendra/

Modul_4_Permainan_Tradisional_1.pdf (10/01/2015)

6. Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar(Edisi ke-4). Jakarta :

Rajawali Pers

7. Ihromi, T.O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya(Edisi ke-12). Jakarta :

Yayasan Obor Indonesia

8. Prof. Dr. Koentjaraningrat dkk. 1970. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.

Jakarta Pusat : Djambatan