Upload
anisza-amalia
View
377
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Nama : Anisza AmaliaNPM : 11514307Kelas : 1PA04
MAINAN TRADISIONAL vs. MODERN
Di era yang sudah modern seperti ini banyak berbagai aspek kehidupan
masyarakat yang mengalami perubahan. Perubahan zaman ini berpengaruh pula
dengan gaya hidup setiap orang. Diantaranya dengan adanya gadget, semua aktivitas
dan kebutuhan dapat terbantu dengan mudah, efisien, dan praktis. Dengan
menggunakan aplikasi yang dapat di unduh kita langsung mendapatkan informasi,
games/permainan, melakukan e-banking, dan semua kebutuhan yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna gadget tersebut.
Setiap perbubahan pasti selalu ada dampaknya entah itu positif atau negative.
Contohnya dengan tergerus zaman mainan tradisional semakin lama semakin
tenggelam seperti kehilangan citranya di kalangan anak-anak. Itu terjadi karena adanya
gadget, orang tua saat ini memfasilitasi anak-anaknya dengan benda tersebut sehingga
anak tersebut tidak dapat terpisahkan dengan gadget.
Mirisnya anak-anak generasi sekarang ini mungkin tidak mengenal mainan
tradisional yang sejatinya dulu selalu menjadi hiburan untuk bermain dengan teman
sepermainan. Seiring tergerus oleh zaman akhirnya secara perlahan pun mainan
tradisional menjadi berkurang dimainkan oleh anak-anak dan cenderung anak zaman
sekarang ini lebih tertarik dengan mainan digital yang terdapat pada gadget atau pun
dengan play station dan lain sebagainya, bahklan mungkin juga anak-anak generasi
sekarang ini tidak mengenal apa saja permainan tradisional. Dengan fenomena yang
terjadi saat ini saya tertarik untuk membahas masalah tersebut.
Permainan tradisional anak-anak dahulu, saya rasa lebih banyak manfaatnya
ketimbang permainan modern saat ini, misalnya :
1. Permainan tradisional membuat anak menjadi lebih sederhana, mau berusaha
dalam meraih sesuatu.
2. Permainan tradisional melatih sikap anak menjadi mental yang sportif, misalnya
seorang anak mau mengakui kesalahan saat ia melanggar aturan main
3. Permainan tradisional lebih menyehatkan, melatih fisik dan ketangkasan. Karena
biasanya permainan tradisional yang dilakukan diluar rumah membuat si anak
lebih aktif bergerak dan berkeringat.
4. Permainan tradisional membuat anak lebih mudah bergaul, karena permainan
tradisional lebih seru dimainkan secara beregu atau berkelompok.
5. Permainan tradisional membuat anak lebih percaya diri karena setiap anak dan
regunya pasti pernah merasakan menjadi pemenang dan bagi yang kalah
biasanya akan lebih berusaha di permainan selanjutnya.
6. Permainan tradisional lebih memicu kreativitas seorang anak. Misalnya seorang
anak dapat membuat permainan dari bahan-bahan yang kurang nilai guna
seperti kulit jeruk bali yang dibuat menjadi mobil-mobilan, kayu yang dibuat
mennjadi tongkat pemukul bola, batu yang dibuat menjadi biji dalam permainan
congklak
Sebenarnya tidak ada masalah dengan bermain permainan modern seperti game
consule, game online, dan permainan-permainan digital lainnya yang berkembang saat
ini. Namun yang menjadi masalah adalah jika sang anak mulai kecanduan dengan
permainan tersebut.
Karena akan ada banyak waktu yang terbuang oleh sang anak dalam
menamatkan permainan bahkan hingga larut malam. Hal Ini akan berdampak pada
kurangnya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran disekolah keesokan pagi.
Kebiasaan-kebiasaan ini lah yang membuat prestasi anak disekolah menurun.
Berlama-lama di depan layar terus-menerus juga tidak baik untuk kesehatan
mata, apalagi jarak pandang saat melihat game terlalu dekat. Hal ini menjadi salah satu
faktor yang mengharuskan sang anak menggunakan kacamata sejak dini, karena fungis
mata yang menurun.
Maka disinilah peran orang tua yang harus lebih mengedukasi anak-anak dalam
menggunakan gadget yang mereka miliki, pendekatan secara baik dan benar harus
dilakukan. Bukan dengan cara melarangnya bermain tapi lebih kepada pendekatan
secara personal. Karena seorang anak akan lebih mudah jika ia diberikan pengertian
ketimbang harus mengikuti kehendak dan larangan.
Bermain bersama anak saat waktu luang dan memperkenalkan permainan
tradisional dapat menjadi alternatif solusi. Agar sang anak merasakan dan tahu kalau
permainan tradisional juga tak kalah asyiknya dengan permainan digital yang
berteknologi canggih seperti saat ini.
Dampak Permainan Modern
Beberapa dampak buruk yang berbahaya bagi anak-anak dan remaja yang kecanduan game online, diantaranya :
1. Pemborosan, karena harus membayar sewa online game maupun rental PS.
2. Anak menjadi malas belajar, karena pikirannya terfokus pada game.
3. Merusah kesehatan mata, karena terlalu lama di depan monitor komputer/televisi.
4. Anak menjadi individualistic dan tidak adanya sosialisasi.
Syarat terjadinya sosialisasi adalah adanya kontak social dengan orang lain.
Interaksi sebagai factor utama dalam kehidupan social. Interaksi sosiala
merupakan hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara individu dengan kelompok manusia lainnya.
5. Terjadi perkelahian antar pemain jika bersaing dan akumulasi emosi negatif apabila
kalah didalam bermain, bahkan sampai terjadi pembunuhan seperti apa yang terjadi di
Perancis pada November 2009 silam.
Dari uraian penjelasan diatas tersebut maka, dapat di simpulkan bahwa
permainan tradisional kini sudah mengalami kemunduran di kalangan generasi anak
jaman sekarang ini, karena adanya permainan yang baru dan lebih modern. Orang tua
harus mengontrol tentang penggunan fasilitas yang diberikan pada anaknya dan sebisa
mungkin mengenalkan permainan tradisional yang dulu pernah popular dengan tujuan
untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari permainan modern ini. Bukannya
tidak baik memainkan Gadget namun, dampak yang ditimbulkan kurang baik jika anak
sudah mengalami kecanduan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Admin .November 23, 2012. “Permainan Tradisional vs. Permainan Modern”.
http://maricari.com/permainan-modern-vs-permainan-tradisional/ (1/12/2014)
2. Sarjan, Ali. Maret, 2014. “Permainan Tradisional di Tengah Game
Modern”.http://budaya.kampung-media.com/2014/03/04/permainan-tradisional-di-
tengah-game-modern-1405(10/01/2015)
3. Tanoker. April, 2013. “Permainan Tradisional vs Permainan Modern”.
http://id.tanoker.org/index.php/liputan/item/51-permainan-modern-vs-permainan-
tradisional-case-komunitas-tanoker-ledokombo-kab-jember-peluang-tantangan-dan-
strategi.html(10/01/2015)
4. Mitha. September, 2014. “Olahraga dan Kesehatan (Permainan Tradisional)”.
http://www.slideshare.net/mithys/permainan-tradisional-39639830(10/01/2015)
5. “Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik
“http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-
AGUS_MAHENDRA/Modul_Permainan_Anak-Aktivitas_Ritmik-5_Agus_Mahendra/
Modul_4_Permainan_Tradisional_1.pdf (10/01/2015)
6. Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar(Edisi ke-4). Jakarta :
Rajawali Pers
7. Ihromi, T.O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya(Edisi ke-12). Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
8. Prof. Dr. Koentjaraningrat dkk. 1970. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.
Jakarta Pusat : Djambatan