Upload
maz-ato
View
21.795
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANGGARAN BERBASIS KINERJA
Kantor Wilayah XV DJPb Surabaya
2
PENYATUAN ANGGARAN Penyatuan kembali anggaran rutin dan
pembangunan ke dalam satu dokumen anggaran instansi perlu dilakukan untuk mencegah/mengurangi duplikasi dan penyimpangan.
3
KLASIFIKASI BELANJA ORGANISASI
Klasifikasi belanja berdasarkan struktur organisasi yg menjadi pusat pertanggungjawaban.
FUNGSI
Klasifikasi belanja berdasarkan fungsi-fungsi utama yang harus dilaksanakan oleh unit pemerintah.
JENIS BELANJA (EKONOMI)
Klasifikasi belanja berdasarkan manfaat ekonominya atau jenis belanja yang dikeluarkan.
4
Klasifikasi menurut organisasi
Rincian belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian negara/lembaga pemerintahan pusat
5
Klasifikasi menurut Fungsi1. Pelayanan Umum
2. Pertahanan
3. Ketertiban dan Keamanan
4. Ekonomi
5. Lingkungan hidup
6. Perumahan dan fasilitas umum
7. Kesehatan
8. Pariwisata dan budaya
9. Agama
10. Pendidikan
11. Perlindungan sosial
6
PERUBAHAN KLASIFIKASI ANGGARAN DAN PENGGUNAAN
INDIKATOR KINERJA Klasifikasi anggaran perlu
disesuaikan dengan klasifikasi dalam UU Keuangan Negara dan Government Finance Statistics (GFS);
Sejalan dengan perubahan dalam pendekatan penganggaran, usulan anggaran perlu disertai dengan indikator kinerja.
7
ANGGARAN BERDASARKAN PRESTASI KERJA
Mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output) dan outcome atas alokasi belanja (input) yang ditetapkan.
Disusun berdasarkan sasaran tertentu yang hendak dicapai dalam satu tahun mendatang.
Program dan kegiatan disusun berdasarkan renstra kementerian negara /lembaga
8
PENGERTIAN PENGUKURAN KINERJA
Merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Membantu pimpinan dalam memonitor implementasi strategi kegiatan dengan cara membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis yang telah ditetapkan.
9
PENGUKURAN KINERJA(GAO)
Productivity Effectiveness Quality Timelines
10
Ukuran Input Jumlah uang yang dikeluarkan untuk
peralatan Jumlah orang-jam kerja Jumlah Kendaraan Biaya prasarana Jumlah biaya operasi Jumlah pegawai
11
Ukuran Output Jumlah ijin yang dikeluarkan Jumlah km jalan yang diaspal Jumlah pegawai yang dilatih Jumlah pipa bocor yang diperbaiki Jumlah kasus yang diselesaikan JumLah dokumen yang diproses Jumlah pelanggan yang dilayani
12
TOLOK UKUR KINERJA Tolok ukur kinerja merupakan ukuran keberhasilan
pencapaian program atau kegiatan unit kerja. Ditetapkan untuk setiap fungsi pemerintahan dalam
bentuk standar pelayanan minimal. Untuk menilai tingkat pelayanan yang diinginkan dapat
digunakan indikator sbb: masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact).
13
PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA
PENGGUNA ANGGARAN/BARANG:Menteri/pimpinan lembaga/Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah;
BENDAHARA UMUM NEGARA/DAERAH:Menteri Keuangan/Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah;
BENDAHARA PENERIMA/PENGELUARAN PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH.
Pasal 4, 6, 7, 9, dan 10 UU PN
14
POLA HUBUNGAN DAN KEWENANGAN PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA DALAM UUPN
PRESIDEN
MENTERI TEKNIS(Selaku PenggunaAnggaran/barang)
KEPALA KANTOR(Selaku Kuasa Pengguna
Anggaran/barang)
MENTERI KEUANGAN(Selaku Bendahara
Umum Negara)
KEPALA KPKN(Selaku Kuasa Benda-haraUmum Negara)
BENDAHARAPENERIMA/
PENGELUARAN
Pendelegasian KewenanganPelaksanaan Program
Pendelegasian KewenanganPerbendaharaan
15
PEMISAHAN KEWENANGAN DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA NEGARA
MENTERI TEKNISSELAKU PENGGUNA ANGGARAN
MENTERI KEUANGAN
SELAKU BUN
PEMBUATANKOMITMEN
PENGUJIAN &PEMBEBANAN
PERINTAHPEMBAYARAN
PENGUJIANPENCAIRAN
DANA
PENGURUSAN ADMINISTRATIFAdministratief Beheer
PENGURUSAN KOMTABELComptabel Beheer
16
KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA
MENYUSUN RENCANA STRATEGIS; MENYUSUN USULAN RENCANA KERJA; MENYUSUN RANCANGAN RENCANA KERJA DAN
ANGGARAN; MENYESUAIKAN RANCANGAN MENJADI RKA; MENYUSUN KONSEP DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN.
17
RENCANA KERJA PEMERINTAH
Rencana Kerja Pemerintah, yang selanjutnya disebut RKP, adalah dokumen perencanaan
tahunan yang memuat program-program pembangunan baik yang dilaksanakan langsung
oleh pemerintah, maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat
untuk kurun waktu 1 (satu) tahun.
Pasal 1 Angka 19
18
PENYESUAIAN RKA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN PAGU
SEMENTARA
Kementerian Negara Keuangan menyampaikan kepada kementerian negara/lembaga kebijakan umum dan prioritas anggaran, termasuk pagu anggaran sementara yang telah disepakati bersama DPR sebagai pedoman penyesuaian rancangan RKA-KL;
Kementerian negara/lembaga melakukan penyesuaian rancangan Rencana Kerja kementerian negara/lembaga untuk menghasilkan RKA-KL.
Pasal 23 ayat (1) dan (2)SK-PKD Pasal 30 ayat (1) dan (2)
19
PENYESUAIAN RKA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN PAGU
SEMENTARA
Kementerian Negara Keuangan menyampaikan kepada kementerian negara/lembaga kebijakan umum dan prioritas anggaran, termasuk pagu anggaran sementara yang telah disepakati bersama DPR sebagai pedoman penyesuaian rancangan RKA-KL;
Kementerian negara/lembaga melakukan penyesuaian rancangan Rencana Kerja kementerian negara/lembaga untuk menghasilkan RKA-KL.
Pasal 23 ayat (1) dan (2)SK-PKD Pasal 30 ayat (1) dan (2)
20
PEMBAHASAN RKA KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA DENGAN DPR RKA kementerian negara/lembaga dibahas oleh
kementerian negara/lembaga dengan komisi terkait di DPR;
Hasil pembahasan RKA kementerian negara/lembaga disampaikan kepada Kementerian Negara Keuangan dan Kementerian Negara PPN.
Pasal 23 ayat (4) dan (5)SKPD Pasal 30 ayat (4) dan (5)
21
PENELAAHAN RKA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Kementerian Negara PPN menelaah kesesuaian RKA kementerian negara/lembaga dengan kebijakan umum dan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan;
Kementerian Negara Keuangan menelaah kesesuaian RKA kementerian negara/lembaga dengan prioritas anggaran dan standar biaya yang telah ditetapkan.
Pasal 25 ayat (1) dan (2) SKPD Pasal 32 ayat (1) dan (2)
22
PEMBAHASAN RAPBN DAN RKA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Menteri Keuangan mewakili pemerintah membahas Rancangan Undang-undang tentang APBN dengan Panitia Anggaran sesuai dengan tata cara dan jadwal yang telah disepakati dengan Panitia Anggaran.
Menteri/pimpinan lembaga membahas RKA-KL dengan Komisi DPR yang bersangkutan sesuai dengan tata cara dan jadwal yang telah disepakai dengan komisi dimaksud.
Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN dan RKA-KL diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Oktober.
Menteri Keuangan menghimpun hasil pembahasan RKA-KL sebagai lampiran Undang-undang tentang APBN.
Pasal 27SKPD Pasal 34
23
BELANJA PEGAWAI Kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang
diberikan kepada pegawai pemerintah, baik yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Termasuk dalam belanja pegawai adalah :1. Honorarium, vakasi, lembur dan belanja pegawai transito.2. Belanja gaji/upah yang selama ini merupakan belanja
penunjang pada pengeluaran pembangunan.3. Iuran kepada perusahaan asuransi, perusahaan dana jaminan
sosial, dan perusahaan penyelenggaraan dana pensiun.
24
BELANJA BARANG Pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan
jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan
Termasuk dalam belanja barang adalah :1. Belanja bahan yang selama ini merupakan belanja penunjang pada
pengeluaran pembangunan.2. Belanja modal nonfisik3. Belanja non modal (bahan, pendukung lainnya, fisik lainnya, non fisik), yang
selama ini diperhitungkan sebagai pengeluaran pembangunan.4. Belanja pemeliharaan.5. Belanja perjalanan, termasuk belanja perjalanan yang selama ini merupakan
belanja penunjang pada pengeluaran pembangunan.
25
BELANJA MODAL
Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal, baik dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, maupun dalam bentuk fisik lainnya, seperti buku, binatang dan lain sebagainya.
26
PEMBAYARAN BUNGA UTANG
Pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri, yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman.
27
SUBSIDI
Alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat terjangkau oleh masyarakat.
28
BELANJA HIBAH
Transfer rutin/modal yang sifatnya tidak wajib kepada negara lain atau kepada organisasi internasional.
Termasuk dalam hibah adalah :
- Bantuan kemanusiaan.
29
BANTUAN SOSIAL Transfer uang atau barang yang diberikan kepada
masyarakat melalui lembaga nirlaba guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
Termasuk dalam bantuan sosial adalah :1. Bantuan untuk penanggulangan bencana alam.2. Bantuan untuk lembaga pendidikan, kesehatan dan
peribadatan.3. Bantuan yang diberikan oleh organisasi
(kementrian/lembaga), seperti bantuan pelayanan hukum, bantuan usaha ekonomi produktif, bantuan penanggulangan kemiskinan, dsb.
30
BELANJA LAIN-LAIN
Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis belanja di atas.
31
RINCIAN BELANJA NEGARA DALAM FORMAT BARU
BELANJA NEGARA
BELANJA PEMERINTAH PUSAT
BELANJA UNTUK DAERAH
32
BELANJA PEMERINTAH PUSAT
1. Belanja Pegawaia. Gaji dan tunjanganb. Honorarium, Vakasi, Lembur dllc. Kontribusi sosial
2. Belanja Baranga. Belanja barang dan jasab. Belanja Pemeliharaanc. Belanja Perjalanan
3. Belanja Modala. Tanahb. Peralatan dan Mesinc. Bangunan dan Gedungd. Jaringane. Aset Fisik Lainnya
33
BELANJA PEMERINTAH PUSAT
4. Pembayaran Bunga Utanga. Utang Dalam Negerib. Utang Luar Negeri
5. Subsidia. Perusahaan Negarab. Perusahaan Swasta
6. Belanja Hibaha. Pemerintah Negara Lainb. Organisasi Internasional
7. Bantuan Sosiala. Dana Kompensasi Sosialb. Lembaga Pendidikan dan Peribadatan
8. Belanja lain-lain
34
BELANJA UNTUK DAERAH
1. Dana Perimbangan
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
a. Dana Otonomi Khusus
b. Dana Penyesuaian
35
DPR
BAPPENAS
MENKEU
DJA-PKKWL DJ-PBN
ESLN SATKERDEP/LEMB
MENTERI DEP/LEMB
MENETAPKAN PAGU SEMENTARA
PER PROGRAM
PEMBERITAHUAN PAGU SEMENTARA
MENETAPKAN ANCAR-ANCARALOKASI PER
SATKER
PENELAAHAN SEMENTARA
KONSEP RKA-KL PER SATKER
RKA-KLSEMENTARA
MENKEUDJA-PK
PRESIDEN
BAHAN PIDATO KENEGARAAN16 AGUSTUS
PEMBAHASAN BERSAMA
PADAMASING-MASING
KOMISI/PANJA
DPR
MENKEUDJA-PK
DEP/LEMBPUST/DAERH
MENKEUDJA-PK
MENKEU/DJPBN
KW DJ-PBN
KPPN
DEP/LEMBKWL DEP/SATKER
PAGUDEFINITIF/
NOTA KEUANGANRAPBN
PEMBERITAHUANPAGU DEFINITIF
SPAA PUSAT/DAERAH
DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN(DIPA)
PENELAAHANDAN PENGESAHAN
DIPA
PENCAIRANDANA
ALUR PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN
PENELAAHANRKA-KL
DEFINITIF
RKA-KLDEFINITIF
LK + KONSEPDIPA
36
Terima kasih