Download doc - Burma Connection Pepsi

Transcript
Page 1: Burma Connection Pepsi

Burma Connection Pepsi

Ringkasan :

Pada tanggal 23 April 1996, PepsiCo mengumumkan bahwa pihaknya memutuskan

untuk menjual 40 persen saham di pabrik botol Burma karena adanya kritik yang menyatakan

bahwa dengan beroperasi di Burma, perusahaan berarti mendukung rezim militer yang

berkuasa.

Burma adalah sebuah Negara Asia dengan populasi 42 juta jiwa dan dengan wilayah

seukuran Texas. Negara ini berbatasan dengan India, Cina, Thailand dan Laos. Negara ini

termasuk Negara miskin dengan GDP per kapita hanya sebesar $408, tingkat mortalitas bayi

yang tinggi, tingkat harapan hidup yang rendah serta tingkat inflasi di atas 20%.

Pada bulan September 1988, militer di bawah pimpinan jenderal U. Saw Maung

mengambil alih kekuasaan dan menggantikan pemerintahan dengan State Law and Order

Restoration Council (SLORC), sekelompok pejabat militer. SLORC mengundang investor

dan perusahaan-perusahaan asing untuk berinvestasi di Burma dengan harapan mampu

memperbaiki kondisi perekonomian Negara.

PepsiCo merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan yang menanggapi

undangan SLORC. Negara ini dianggap menarik karena beberapa alasan. Tidak hanya karena

tenaga kerja yang sangat murah, namun juga karena budayanya memberikan nilai yang

sangat tinggi pada pendidikan, dan hampir semua pekerja memilki kemampuan baca tulis.

Akan tetapi, pihak manajemen PepsiCo tertarik dengan undangan pemerintah untuk

melakukan investasi di Burma. Pada tahun 1991, PepsiCo memutuskan untuk menjalin

kerjasama dengan Myanmar Golden Star Co., sebuah perusaaan Burma yang dimiliki oleh

pengusaha Burma bernama Thein Tun. Perusahaan ini memilki 60% saham, sementara

PepsiCo 40% lainnya. Kerjasama ini ditujukan untuk membangun sebuah pabrik botol

dengan lisensi 10 tahun untuk mendistribusikan produk-produk PepsiCo di Burma, termasuk

Pepsi Cola, 7 up, dan Miranda.

Namun di Amerika, para kritikus mempertanyakan etika melakukan bisnis di Burma.

Para pemegang saham perusahaan menyerahkan beberapa resolusi yang mendesak

manajemen PepsiCo untuk keluar dari Burma, dan perusahaan sendiri menerima ratusan surat

yang isinya meminta mereka pergi dari Burma.

Lebih jauh lagi, banyak perusahaan Amerika di Burma yang terlibat dalam apa yang

disebut sebagai countertrade (sistem perdagangan internasional dimana Negara-negara

Page 2: Burma Connection Pepsi

bertukar barang atau jasa daripada membayar impor dengan mata uang), yang menurut

beberapa kritikus berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja paksa yang banyak terjadi di

wilayah pedesaaan. PepsiCo sendiri mengaku terlibat dalam countertrade seperti yang

dilakukan banyak perusahaan lainnya.

Dan pada tahun 1992, Levi Strauss menarik diri dari Burma, dan mengatakan “tidak

mungkin melakukan bisnis di Burma tanpa mendukung secara langsung pemerintah militer

beserta pelanggaran-pelanggaran HAM yang mereka lakukan.” Pada tahun 1994, Reebok dan

Liz Claiborne melakukan hal yang sama dan mengatakan bahwa mereka tidak dapat

menjalankan bisnis di Burma sampai “terjadi perbaikan-perbaikan signifikan kondisi HAM di

Burma.” Pada tahun 1995, Eddie Bauer dan Amoco juga keluar, sambil menyatakan tentang

semakin besarnya tekanan yang diterima perusahaan di Amerika atas keterlibatan mereka di

Burma.

Tekanan yang dialami PepsiCo untuk meninggalkan Burma akhirnya meyakinkan

perusahaan pada tahun 1996 untuk melakukan divestasi atas saham pabrik botol Burma.

Tahun 1997, perusahaan menjual sahamnya pada Thin Tun, namun PepsiCo memutuskan

untuk tetap mematuhi perjanjian memberikan lisensi 10 tahun pada perusahaan botol tersebut

untuk menjual Pepsi di Burma dan memberikan bahan baku pembuatan Pepsi. Para kritikus

mengatakan bahwa tindakan setengah-setengah ini berarti PepsiCo masih melakukan bisnis di

Burma dan berjanji akan terus memberikan tekanan pada perusahaan.

Pertanyaan :

1. Menurut penilaian kelompok anda, apakah PepsiCo memilki kewajiban moral

untuk melakukan divestasi atas semua asetnya di Burma? Jelaskan jawaban

kelompok anda! Pendekatan etika mana (utilitarian, hak, keadilan, perhatian,

atau kebaikan) yang paling tepat digunakan dalam menganalisis peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam kasus ini?

Menurut kelompok kami, PepsiCo memiliki kewajiban moral untuk melakukan

divestasi atas semua asetnya di Burma. Hal ini dikarenakan PepsiCo memiliki 40%

saham yang ditanamkan di Myanmar Golden Star yang ditujukan untuk membangun

sebuah pabrik botol dengan lisensi 10 tahun untuk mendistribusikan produk-produk

PepsiCo di Burma, termasuk Pepsi Cola, 7Up, dan Miranda.

Alasan yang dilakukan oleh PepsiCo untuk melakukan divestasi atas semua

asetnya di Burma, antara lain :

Ditinjau dari kondisi Negara Burma

Page 3: Burma Connection Pepsi

Negara Burma termasuk Negara miskin dengan GDP per kapita hanya

sebesar $408 serta tingkat inflasi di atas 20%. Selain itu, juga dipengaruhi

oleh ketidakstabilan politik dan sosial yang sangat menghambat

pertumbuhan ekonomi perusahaan.

Ditinjau dari sistem pemerintahan

Militer mengambil alih negara, menandai awal dekade penindasan dan

pelanggaran hak asasi manusia. Pemerintah menyita tanah sebagian besar

petani dan diperbudak sebagian besar penduduk.

Ditinjau dari sistem perdagangan

PepsiCo terlibat dalam apa yang disebut sebagai countertrade (sistem

perdagangan internasional dimana negara-negara bertukar barang atau

jasa daripada membayar impor dengan mata uang), yang menurut

beberapa kritikus berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja paksa yang

banyak terjadi di wilayah pedesaaan.

Ditinjau dari reaksi yang dilakukan oleh Negara lain

Ribuan pelanggan di AS dan Kanada memboikot produk-produk PepsiCo.

Salah satu pelanggan utama Pepsi kelembagaan di AS, Harvard University

(Cambridge, MA), memutuskan untuk tidak mengizinkan Pepsi untuk

menjual produknya di kampus tersebut. Selain itu, Pepsi berada di bawah

serangan dari sejumlah organisasi hak asasi manusia serta pemegang

saham sendiri dan stakeholder lainnya.

Menurut kelompok kami, pendekatan etika yang paling tepat digunakan dalam

menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kasus ini adalah pendekatan hak

dan pendekatan keadilan.

Pendekatan Hak

Peran perusahaan multinasional dalam membantu penguasa Burma dalam

menjalankan 'rezim teror' mereka dan dengan demikian memberikan kontribusi

untuk terang-terangan pelanggaran hak asasi manusia, menjadi masalah

kemarahan internasional. Warga Burma terus mendapatkan perlakuan sewenang-

wenang dan kadang brutal dari pemerintahan militer. Pemaksaan yang dilakukan

militer dengan semua perlakuan kasar dan bahkan kematian bagi orang-orang

yang menolaknya tetap berlangsung.

Pendekatan Keadilan

Page 4: Burma Connection Pepsi

Kalangan militer Burma memaksa ratusan ribu, bahkan mungkin jutaan warga

Burma (termasuk perempuan dan anak-anak) untuk “menyumbangkan” tenaga

mereka yang kerap kali dalam kondisi kerja yang memprihatinkan untuk proyek-

proyek konstruksi di seluruh wilayah. Pemindahan pemukiman secara paksa juga

terus berlanjut. Selain itu, para polisi rahasia di Burma terus menangkap orang-

orang yang menyuarakan pendapat politik yang berbeda dan para pekerja tidak

boleh membentuk serikat pekerja serta pemimpin asosiasi pekerja yang tidak

resmi akan ditangkap.

2. Menurut penilaian kelompok anda, apakah PepsiCo memiliki kewajiban moral

untuk menarik semua produk dan merek dagangnya di Burma? Jelaskan

jawaban kelompok anda!

Menurut kelompok kami, PepsiCo memiliki kewajiban moral untuk menarik

semua produk dan merek dagangnya di Burma. Hal itu dikarenakan adanya laporan

yang datang dari Britania Raya (Inggris), Kanada dan Australia serta mengenai anti-

Pepsi keputusan bisnis oleh pelanggan dan / atau pemerintah.

Pergerakan anti Pepsi ini terjadi karena PepsiCo menjalin kerjasama dengan

Myanmar Golden Star Co. yaitu sebuah perusahaan Burma yang dimilki oleh

pengusaha Burma bernama Thein Tun yang saat itu berteman baik dengan para

jenderal di SLORC. Sedangkan SLORC sendiri merupakan sekelompok pejabat

militer yang mengambil alih kekuasaan dan secara brutal diperkirakan membunuh

ribuan mahasiswa dan masyarakat sipil.

Page 5: Burma Connection Pepsi

Burma Connection Pepsi

Oleh :

1. Rizky Margi D. ( 088 574 010 )

2. Susanti ( 088 574 062 )

3. Richo Apriyadona ( 088 574 091 )

4. Suci Oktafia ( 088 574 122 )

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

2011


Recommended