Upload
triafarizalham
View
86
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
NAMA : NURUL AQIDAH
NIM : 1110097000016
TUGAS : METODE INVERSI
Pemodelan Geofisika
Pemodelan merupakan proses menentukan model dan parameter di dalamnya
berdasarkan data teramati di permukaan bumi. Ada dua pemodelan geofisika yaitu :
1. Pemodelan Ke Depan Atau Forward Modelling
Pemodelan ke depan merupakan proses perhitungan data dari hasil teori yang akan
teramati di permukaan bumi jika parameter model diketahui. Pada saat melakukan
interpretasi, dicari model yang menghasilkan respon yang cocok dan fit dengan data
pengamatan atau data lapangan. Sehingga diharapkan kondisi model itu bisa mewakili atau
mendekati keadaan sebenarnya.
Seringkali istilah forward modelling digunakan untuk proses trial and error. Trial and
error adalah proses coba-coba atau tebakan untuk memperoleh kesesuaian antara data teoritis
dengan data lapangan. Diharapkan dari proses trial and error ini diperoleh model yang cocok
responnya dengan data.
2. Pemodelan Inversi Atau Inversion Modelling
Pemodelan jenis ini adalah pemodelan berkebalikan dengan pemodelan ke depan.
Pemodelan inversi berjalan dengan cara suatu model dihasilkan langsung dari data.
Pemodelan jenis ini sering disebut data fitting atau pencocokan data karena proses di
dalamnya dicari parameter model yang menghasilkan respon yang cocok dengan data
pengamatan. Diharapkan untuk respon model dan data pengamatan memiliki keseuaian yang
tinggi, dan ini akan menghasilkan model yang optimum.
Ketidakunikan Dalam Pemodelan Geofisika
Sering seorang pemroses data berpikiran bila data lapangan yang dia peroleh
kemudian diolah menggunakan software berbasiskan algoritma tertentu dan menghasilkan
suatu model, maka model tersebut telah sesuai dengan keadaan sebenarnya. Namun
sebenarnya terdapat model-model lain yang juga bisa dihasilkan identik atau hampir sama
dengan fit data. Maka hal ini bisa disebut bahwa solusi model geofisika bersifat tidak unik
atau tidak tunggal. Ketidakunikan solusi model geofisika disebabkan oleh sifat fisika yang
ditinjau serta galat/kesalahan atau noise data. Ketidakunikan solusi geofisika sering disebut
ambiguitas. Ketidakunikan pemodelan geofisika disebabkan oleh adanya noise akan
mengakibatkan ketidakakuratan kerena mengandung kesalahan.
Bagaimana solusi mengatasi non unik tersebut? Pemodelan geofisika selalu disertai
dengan informasi tambahan yang dapat memberi batasan atau constrain bagi solusi. Informasi
tersebut dapat diperoleh dari data geologi atau geofisika lainnya untuk menentukan model
awal pada metode forward modelling.
Dalam geofisika, kegiatan pengukuran lapangan selalu dilakukan berdasarkan
prosedur yang sudah ditentukan. Kemudian, hasil pengukuran dicatat dan disajikan dalam
bentuk tabel angka angka pengukuran. Hasil pengukuran tersebut sudah barang tentu sangat
tergantung pada kondisi dan sifat fisis batuan bawah permukaan. Tabel angka-angka itu
selanjutnya disebut data observasi atau juga biasa disebut data lapangan. Penghubung dari
sifat fisis dan data observasi hampir selalu berupa persamaan matematika atau kita
menyebutnya sebagai model matematika. Maka dengan berdasarkan model matematika
itulah, kita bisa mengekstrak parameter fisis batuan dari data observasi. Proses ini disebut
proses inversi atau istilah asingnya disebut inverse modeling (Supriyanto, 2007).
Gambar 1. Bagan prinsip ketja metode geofisika (Grandis, 2008)Di dalam proses
inversi, kita melakukan analisis terhadap data lapangan dengan cara melakukan curve
fitting (pencocokan kurva) antara model matematika dan data lapangan. Tujuan dari proses
inversi adalah untuk mengestimasi parameter fisis batuan yang tidak diketahui sebelumnya
(unknown parameter). Proses inversi terbagi dalam level-level tertentu mulai dari yang paling
sederhana sepertifitting linear untuk data seismik refraksi sampai kepada level yang rumit
seperti tomografi akustik dan matching (pencocokan) kurva resistivity yang multidimensi.
Contoh problem inversi dalam bidang geofisika adalah
1. Penentuan struktur bawah tanah
2. Estimasi parameter-parameter bahan tambang
3. Estimasi parameter-parameter akumulasi sumber energy
4. Penentuan lokasi gempa bumi berdasarkan waktu gelombang datang
5. Pemodelan respon lithospere untuk mengamati proses sedimentasi
6. Analisis sumur bor pada hidrogeologi
Gambar 2. Contoh alur kerja metode geofisika bidang seismik
Klasifikasi masalah inversi
Dalam masalah inversi, kita selalu berhubungan dengan parameter model (M) dan
data (N) yang mana jumlah dari masing-masing akan menentukan klasifikasi permasalahan
inversi dan cara penyelesaiannya. Bila jumlah model parameter lebih sedikit dibandingkan
data observasi (M < N), maka permasalahan inversi ini disebut overdetermined. Umumnya
masalah ini diselesaikan menggunakan pencocokan (best fit ) terhadap data observasi. Dalam
kondisi yang lain dimana jumlah parameter yang ingin dicari (M) lebih banyak dari pada
jumlah datanya (N), maka masalah inversi ini disebut underdetermined (Supriyanto, 2007).
Untuk mendapatkan model yang paling mendekati dengan kondisi bawah permukaan
bumi bisa diselesaikan dengan model yang parameternya berbentuk fungsi kontinu terhadap
posisi. Kasus yang terakhir adalah ketika jumlah data sama atau hampir sama dengan jumlah
parameter. Ini disebut evendetermined.