Click here to load reader
Upload
areth-roni
View
362
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
ELEMEN-ELEMEN PENTING DALAM
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Dalam melaksanakan filosofi TQM, selain kita memperhatikan masalah perubahan budaya
yang akan terjadi dengan penerapan filosofi tersebut, perusahaan atau organisasi harus
memperhatikan elemen-elemen penting dalam penerapan atau pelaksanaan filosofi tersebut.
Menurut Oakland (1994), elemen-elemen penting dalampenerapan total quality management
tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Kepemimpinan dan komitmen (leadership and commitment)
Filosofi total quality management hanya dapat terlaksana bila ada dukungan dan
tanggung jawab penuh dari pimpinan (top management) yang didukung pula oleh
middle dan lower management. Top management sebagai pimpinan puncak
memperkenalkan TQM sebagai suatu filosofi dengan menyusun sasaran dan
merencanakan strategi pelaksanaannya. Middle management kemudian melanjutkannya
dengan menerapkan manajemen kualitas sebagai suatu program. Lower management
atau supervisory management kemudian yang berperan untuk memonitor dan
mengendalikan kualitas yang dilaksanakan di perusahaan atau organisasi.
2. Keterlibatan penuh seluruh karyawan ( full employee involvement)
Karyawan dalam perusahaan atau organisasi yang melaksanakan filosofi total quality
management menuntut adanya keterlibatan penuh dari seluruh karyawan. Tanpa
keterlibatan dan partisipasi penuh dari mereka, maka filosofi tersebut tidak akan dapat
berjalan dengan baik. Selain itu, untuk dapat memberikan kepuasan kepada para
pelanggan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan kepuasan
kepada para karyawan dengan salah satu cara adalah melibatkan mereka dalam seluruh
kegiatan perusahaan atau organisasi.
3. Perencanaan yang baik (good planning)
Dalam setiap kegiatan organisasi atau perusahaan, perencanaan memang harus disusun
secara matang. Tanpa ada perencanaan maka kegiatan tidak dapat diukur efektivitas
pelaksanaanya. Oleh karena itu, perencanaan dapat digunakan sebagai dasar
pengendalian dan sebagai cara untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan.
4. Strategi pelaksanaan (implementation strategy)
Filosofi total quality management harus dilaksanakan dan harus menyatu dengan
strategi organisasi/perusahaan. Karenanya, TQM harus didukung oleh pimpinan
organisasi atau perusahaan. Untuk dapat melaksanakan total quality management harus
disusun strategi penerapannya untuk dapat dilaksanakan oleh semua pihak dalam
organisasi tersebut.
5. Pengukuran dan evaluasi (measurement and evaluation)
Pelaksanaan total quality management memang memerlukan data nyata. Oleh karena
itu, pengukuran dan evaluasi data yang bersifat kuantitatif tersebut harus benar-benar
dilakukan. Sehingga, meskipun TQM merupakan filosofi yang sifatnya lebih mendekati
pada masalah kualitatif, namun sifat yang kualitatif tersebut harus dapat diukur atau
dikuantitatifkan.
6. Pengendalian dan perbaikan (control and improvement)
Tindakan pengendalian dan perbaikan merupakan dua tindakan atau kegiatan yang
dituntut harus ada dalam pelaksanaan filosofi total quality management tersebut.
Tindakan secara terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga tercapai perbaikan
dan peningkatan kualitas seperti yang diharapkan.
7. Mencapai dan mempertahankan standar kesempurnaan (achieving and
maintaining standard of excellence)
Untuk dapat meningkatkan kualitas, maka standar yang kita terapkan untuk dicapai
bukanlah standar baku yang tidak mungkin dapat diubah atau ditingkatkan. Standar
kualitas tersebut harus diubah dan ditingkatkan mengikuti perkembangan dan
peningkatan keinginan dan harapan pelanggan.
HAMBATAN DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Penerapan filosofi total quality management bukannya tanpa hambatan. Menurut Pike dan
Barnes (1996), ada beberapa hambatan dalam melaksanakan filosofi tersebut, antara lain.
1. Bila filosofi Total Quality Management dipandang sebagai suatu kegiatan yang
membutuhkan waktu
Pelaksanaan filosofi total quality management memang membutuhkan kesabaran. Hal
ini disebabkan penerapan filosofi tersebut memerlukan perubahan budaya yang bukan
merupakan sesuatu yang semudah membalikkan tangan. TQM bukan program,
melainkan filosofi yang membutuhkan kesadaran seluruh personil untuk
melaksanakannya. Untuk mencapai kesadaran penuh dadri seluruh personil inilah yang
perlu suatu perubahan yang dilakukan sedikit demi sedikit tetapi menyeluruh.
2. Bila filosofi TQM diterapkan dalam suatu lingkungan yang birokratis
Birokrasi sebenarnya dapat mempunyai arti positif atau negatif. Birokrasi mempunyai
arti positif bila mendukung kegiatan organisasi, inilah yang merupakan arti kata yang
sebenarnya. Namun, birokrasi juga mempunyai arti negatif bila disalahgunakan unutk
memepersulit penyelesaikan permasalahan yang ada dalam organisasi. Yang
menghambat pelaksanaan TQM adalah adanya birokrasi yang bersifat negatif yang
disalahgunakan oleh banyak oknum dalam organisasi atau perusahaan.
3. Bila filosofi Total Quality Management dipandang sebagai sesuatu program yang
dilaksanakan secara formal
Sebenarnya filosofi total quality management dapat terlaksana dengan baik hanya bila
pelaksanaannya berada dalam kondisi yang tidak terlalu formal atau kaku, melainkan
secara kekeluargaan dengan menganggap semua pihak atau personil yang terlibat
sebagai teman atau saudara, bukan pesaing atau bahkan musuh yang harus dikalahkan.
4. Bila filosofi Total Quality Management dilaksanakan secara kaku
Total quality management bukan merupakan standar pelaksanaan dan tidak menuntuk
standar pelaksanaan yang kaku. TQM bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan, sehingga standar pelaksanaan hanya digunakan sebagai sarana
untuk mengadakan koreksi dan pengendalian untuk mengadakan peningkatan dan
perbaikan yang continuous. Standar ini pun sifatnya berubah-ubah dan selalu
ditingkatkan yang menunjukkan adanya peningkatan prestasi.
5. Bila filosofi Total Quality Management dipandang tidk berhubungan dengan
orang atau personil
Perubahan budaya (culture change) bukannya tidak berhubungan dengan orang atau
personil. Justru, perubahan budaya ini memerlukan perubahan mendasar dari para
personil anggota organisasi atau perusahaan. Bila mereka telah berubah, yaitu berubah
dari sikap atau budaya para anggota organisasi yang mendasarkan pada standar menjadi
sikap atau budaya anggota organisasi yang menjadikan kualitaas sebagai the way of
life.
6. Bila filosofi Total Quality Management dipandang sebagai hanya dilakukan untuk
kelompok orang ahli atau spesialis
Total quality management menuntut keterlibatan selurh pihak atau personil dalam
organisasi, bukan keterlibatan orang ahli atau para spesialis saja. Seluruh pihak atau
seluruh personil inilah yang nantinnya diharapkan akan dapat mendukung proses
perubahan budaya ke arah budaya kualitas. Bahkan budaya kualitas harus dibangun
dengan memberikan kepuasan pada para karyawan, sehingga diharapkan mereka pun
dapat memberikan hanya yang terbaik bagi para pelanggan. Kepuasan karyawan hanya
akan terwujud bila mereka diberi kepercayaan.
Selain itu, total quality management akan gagal dilaksanakan karena TQM disusun
sebagai program, tidak dikaitkan dengan strategi bisnis perusahaan, kaku dan
diterapkan tidak secara mendalam, dan diharapkan menjadi suatu perubahan yang ajaib
dalam waktu singkat tanpa dukungan dari pimpinan (Goetsch dan Davis, 1995).
Kegagalan juga seringkali disebabkan pendelegasian dilakukan oleh pemimpin yang
bodoh dengan memulai pendelegasian tanpa penerapan kepemimpinan yang membuat
pengikut mau berpartisipasi (Clemmer, 1992). Lebih jauh Clemmer juga mengatakan
bahwa tim harus dapat bekerja sama dengan efektif dan harus belajar bagaimana
menjadi pemain tim yang baik. Kegagalan seingkali disebabkan terlalu banyak
pemikiran yang tidak bermanfaat tentang struktur, pengenalan, pengembangan
keahlian, pendidikan, dan kesadaran tanpa ada keterlibatan. Selain itu, organisasi yang
menggunakan pendekatan dogmatik dengan hanya terpaku pada teori Deming, Juran,
atau Crosby tanpa penyesuaiannya dengan kondisi organisasi juga akan mengalami
kegagalan. Kesalahan lain yang menurut Clemmer juga seringkali menumbulkan
kegagalan dalam menerapkan TQM adalah bahwa organisasi hanya mengirimkan
anggotanya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, menimbulkan kesadaran,
memberikn alat dan teknik untuk dapat mengerjakan yang lebih baik daripada minggu
lalu, tanpa tahu filosofi apa atau budaya mana yang harus dianut.