6
SINOPSIS TESIS MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN MENTAL NARAPIDANA (Studi Multikasus di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Malang dan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II-A Malang) BAB I Penggantian istilah “penjara” menjadi “Lembaga Pemasyarakatan” tentu megandung maksud baik, yaitu pemberian maupun pengayoman warga binaan tidak hanya terfokus pada itikad menghukum (Funitif Intend) saja, melainkan lebih berorientasi pada tindakan-tindakan yang lebih manusiawi dan disesuaikan dengan kondisi dari warga binaan itu. Pemasyarakatan dinyatakan sebagai suatu sistem pembinaan terhadap para pelanggar hukum dan sebagai suatu keadilan yang bertujuan untuk mencapai reintegrasi sosial atau pulihnya kesatuan hubungan antara warga binaan pemasyarakatan dengan masyarakat. Pembinaan kepada narapidana bertujuan untuk memberikan seperangkat bekal hidup, baik bekal pengetahuan, keterampilan, maupun bekal mental spiritual untuk menambahkan kesadaran mereka, sehingga mampu menjadi warga masyarakat Indonesia yang baik dan berguna serta tidak terisolir dalam menjalani kehidupannya di tengah masyarakat. Fungsi pendidikan khusus yang dilaksanakan di Lapas, terletak pada fungsi

Sinopsis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sinopsis

SINOPSIS TESIS

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM PEMBINAAN MENTAL NARAPIDANA

(Studi Multikasus di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Malang

dan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II-A Malang)

BAB I

Penggantian istilah “penjara” menjadi “Lembaga Pemasyarakatan” tentu

megandung maksud baik, yaitu pemberian maupun pengayoman warga binaan

tidak hanya terfokus pada itikad menghukum (Funitif Intend) saja, melainkan

lebih berorientasi pada tindakan-tindakan yang lebih manusiawi dan disesuaikan

dengan kondisi dari warga binaan itu. Pemasyarakatan dinyatakan sebagai suatu

sistem pembinaan terhadap para pelanggar hukum dan sebagai suatu keadilan

yang bertujuan untuk mencapai reintegrasi sosial atau pulihnya kesatuan

hubungan antara warga binaan pemasyarakatan dengan masyarakat. Pembinaan

kepada narapidana bertujuan untuk memberikan seperangkat bekal hidup, baik

bekal pengetahuan, keterampilan, maupun bekal mental spiritual untuk

menambahkan kesadaran mereka, sehingga mampu menjadi warga masyarakat

Indonesia yang baik dan berguna serta tidak terisolir dalam menjalani

kehidupannya di tengah masyarakat. Fungsi pendidikan khusus yang dilaksanakan

di Lapas, terletak pada fungsi yang diembannya, yaitu penyelenggaraan porses

penyadaran dan readjustment bagi para napi (orang-orang yang pernah melakukan

pelanggaran hokum, bukan orang biasa), agar mereka tidak melanggar ketetapan

hukum dan norma-norma yang dianut masyarakat. Kedua LP tersebut juga telah

mendapat ISO 9001:2008, karena dianggap mampu memberikan pelayanan yang

baik terhadap narapidana.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan model pendidikan agama

Islam dalam rangka pembinaan mental narapidana di LP Klas I Malang dan LP

Wanita II-A Malang, dengan sub fokus mencakup: (1) materi pendidikan agama

Islam dan (2) model pembelajaran pendidikan agama Islam dalam pembinaan

mental narapidana, di LP Klas I Malang dan LP Wanita II-A Malang.

Peneliti menyajikan perbedaan dan persamaan bidang kajian yang diteliti

antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Hal ini perlu peneliti

Page 2: Sinopsis

kemukakan untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal sama.

Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa yang membedakan antara penelitian

yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu. Diantara penelitian terdahulu

itu adalah: (1) Badri Hamzah dengan penelitian yang berjudul Upaya Pembinaan

Agama Islam Narapidana Wanita Pekerja Seks Komersial di Lembaga

Pemsyarakatan Klas II-A Wanita Malang, (2) Junaidah, dengan judul penelitian

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Narapidana Anak di Lembaga

Pemasyarakatan Melalui Kejar Paket B, (3) M. Denny Firmanda, dengan judul

penelitian Model Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Narapidana (Studi

di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Malang) dan (4) Tiwan Setiawan, dengan

judul penelitian Model Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan

Klas II A Wanita Semarang.

BAB II

Pada Bab II, tesis ini membahas tentang Pendidikan Agama Islam, yang

meliputi Pengertian Pendidikan Agama Islam, Materi Pendidikan Agama Islam,

dan Karakteristik Pendidikan Agama Islam. Dengn pembahasan tentang PAI di

bagian ini, maka dapat diketahui tentang materi PAI. Kemudian pada bab ini juga

membahas tentang Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang

memberikan penjelasan tentang pengertian model pembelajaran, model

pembelajaran pendidikan agama Islam, pendekatan pembelajaran pendidikan

agama Islam, metode pembelajaran pendidikan agama Islam, dan strategi

pembelajaran pendidikan agama Islam. Di bagian ketiga bab II, penulis membahas

tentang yang mental bahasannya meliputi pengertian kesehatan mental; prinsip-

prinsp kesehatan mental; faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental;

pola wawasan kesehatan mental; dan pandangan Islam mengenai kesehatan

mental.

Tinjauan teori dalam pembahasan ini, juga mengaji teori tentang lembaga

pemasyarakatan, yang membahas tentang sejarah dan perkembangan kepenjaraan

di Indonesia; pengertian lembaga pemasyarakatan; tujuan lembaga

pemasyarakatan serta lembaga pemasyarakatan sebagai lembaga pendidikan

nonformal.

Page 3: Sinopsis

BAB III

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi

multikasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam,

observasi partisipatif dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan, pengecekan keabsahan data temuan

dilakukan dengan cara perpanjangan keikutsertaan peneliti; teknik triangulasi

dengan menggunakan berbagai sumber, teori dan metode dan ketekunan

pengamatan. Lokasi penelitian adalah di LP Klas I Malang dan di LP wanita Klas

II-A Malang. Informan penelitian, yaitu Kasie Binadik LP Wanita Klas II-A

Malang, Ibu Lilik Sulistyowati, SH,M.Hum Kasubsie Bimkeswat LP Wanita Klas

II-A Malang, Ibu Martiningsih, SH, Kaur Umum LP Wanita Klas II-A Malang,

Ibu E. Ninik R, S.Sos., Kaur Kepegawaian & KU LP Wanita Klas II-A Malang,

Ibu Indiyah Yuniastuti, SE, Kasi. Bimkemas LP Klas I Malang, Bapak Drs.

Mulyadi Pratondo M, Pelaksana Sie Bimkemasy LP Klas I Malang, Bapak Djoko

Waluyo, S.Psi, Staf Bimkemasy LP Klas I Malang, Bapak Khoirul Anam, Kepala

KPSD LP Klas I Malang, penyuluh agama dan beberapa narapidana.

BAB IV

Dalam bab IV ini, penulis memaparkan data penelitian yang berkaitan dengan

materi PAI dan model pembelajaran PAI dalam pembinaan mental narapidana

serta kondisi mental narapidana di LP Klas I Malang dan LP wanita Klas II-A

Malang. Selain itu untuk mendukung hasil penelitian tersebut, penulis juga

menambahkan temuan penelitian berupa profil dari kedua LP tersebut.

BAB V

Pada bab V, penulis menjelaskan tentang komponen input: materi pendidikan

agama Islam dalam pembinaan mental narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas I Malang dan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II-A Malang;

komponen proses yang menjelaskan tentang model pendidikan agama Islam

dalam pembinaan mental narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Malang

dan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II-A Malang dan komponen output

yang menjelaskan tentang aspek afektif, psikomotorik, kognitif yang ada pada

narapidana setelah diadakannya proses pembelajaran PAI di kedua LP tersebut.

BAB VI

Page 4: Sinopsis

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut adalah (1) Materi

pendidikan agama Islam yang disampaikan kepada narapidana di LP Klas I

Malang dan LP Wanita Klas II-A Malang adalah tentang keimanan (ketauhidan),

dan akhlak; (2) Model pendidikan agama Islam dalam pembinaan mental

narapidana yang dilakukan di LP Klas I Malang dan LP Wanita Klas II-A Malang

adalah model modifikasi tingkah laku. Hal tersebut mengacu dari beberapa aspek

diantaranya, pendekatan pembelajaran yang dilakukan di LP Klas I Malang dan

LP Wanita Klas II-A Malang adalah pendekatan fungsional dan pendekatan

emosional. Strategi pembelajaran yang dilaksanakan di LP Klas I Malang dan LP

Wanita Klas II-A Malang adalah strategi pembelajaran Afektif, strategi

pembelajaran CTL, dan strategi pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan

metode pembelajaran di LP Klas I Malang dan LP Wanita Klas II-A Malang

menggunakan beberapa metode diantaranya metode ceramah, metode

demonstrasi, metode Jesuit, metode Parabel, sistem monitoring dan metode

Herbart. Pelaksanaan pembelajaran PAI di LP Klas I Malang dan LP Wanita Klas

II-A Malang menggunakan tehnik individual dan menggunakan evaluasi

diagnostic; dan (3) kondisi mental narapidana setelah diadakannya proses model

pembelelajaran PAI di LP Klas I Malang dan LP Wanita Klas II-A Malang,

memiliki perkembangan yang sesuai dengan visi misi dari kedua LP tersebut,

diantaranya warga binaan berakhlak baik, memiliki disiplin dan tanggugjawab

serta penuh pengabdian, memiliki jiwa solidaritas dan toleransi, lebih percaya diri

dan selalu menghargai orang lain, tawadhu’, selalu menjalin komunikasi dengan

baik dengan sesama warga binaan maupun petugas dan Pembina agama.