Upload
randiprasasti
View
51
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
1
Kewirausahaan
MAHASISWA YANG BERJIWA KEWIRAUSAHAAN
Rangkuman
Indonesia adalah negara yang jumlah penduduknya berada pada urutan 4 (empat) di
dunia. Besarnya jumlah penduduk merupakan modal pembangunan bila memiliki sumber daya
manusia (SDM) yang handal dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan & keterampilan. Ketua
Presidium ICMI Pusat, Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim menegaskan, sebanyak 1 juta lulusan
perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang bergelar sarjana menganggur. Sedangkan keseluruhan
jumlah penganggur di Indonesia sebanyak 5,5 juta orang.
Mahasiswa harus jeli melihat potensi di sekitarnya untuk dikembangkan menjadi suatu
usaha yang bermanfaat sesuai dengan kemampuan & keterampilan. Ketersediaan lahan yang
masih sangat luas namun belum tergarap merupakan peluang besar untuk mengembangkan usaha
disektor pertanian. Bentuk usaha selain bidang pertanian yang juga layak dikembangkan oleh
kalangan intelektual seperti mahasiswa mapun para sarjana diantaranya: perkebunan kelapa
sawit, peternakan ikan, mengelola objek wisata di kawasan pesisir pantai, membuka usaha
dagang dan produksi, atau usaha yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi & informasi,
dll. Kemauan & keterampilan merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh siapa saja yang
ingin maju. Pembekalan keahlian, keterampilan, cara membangun jaringan belum cukup tanpa
dilengkapi dengan pendidikan moral kepada mahasiswa. Penyerahan lahan kepada rakyat sering
dilakukan pemerintah Indonesia dalam program trasnmigrasi. Tidak ada salahnya bila pemerintah
juga memberikan lahan kepada kalangan mahasiswa dan para sarjana untuk melakukan
pengembangan usaha di sektor perkebunan, peternakan, dll. Lembaga keuangan syari’ah
diharapkan dapat memacu pertumbuhan industri kecil & menengah diberbagai penjuru nusantara
sehingga kesejahteraan rakyat akan meningkat. Sedangkan industri yang berskala besar dilakukan
oleh pemerintah sehingga pendapatan per-kapita di Indonesia akan meningkat.
2
MAHASISWA YANG BERJIWA KEWIRAUSAHAAN
Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai tanggal dimana
penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12 tahun setelah penduduk dunia mencapai 5
milyar jiwa. Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk
(2005): Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa), India (1.103.600.000 jiwa), Amerika Serikat
(298.186.698 jiwa), Indonesia (241.973.879 jiwa), Brasil (186.112.794 jiwa), Pakistan
(162.419.946 jiwa), Bangladesh (144.319.628 jiwa), Rusia (143.420.309 jiwa), Nigeria
(128.771.988 jiwa), Jepang (127.417.244 jiwa)
Dari data sensus penduduk diatas, ternyata Indonesia adalah negara yang jumlah
penduduknya berada pada urutan 4 (empat) di dunia. Besarnya jumlah penduduk merupakan
modal pembangunan bila memiliki sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam berbagai
disiplin ilmu pengetahuan & keterampilan. Betapa menyedihkan melihat kondisi rakyat Indonesia
yang sangat banyak bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga & buruh di
perusahaan. Angka pengangguran dalam negeri sangat besar dimana sebahagian diantaranya
adalah tamatan perguruan tinggi (PT). Hal ini merupakan tanggungjawab pemerintah agar dapat
ditanggulangi dengan baik.
Ketua Presidium ICMI Pusat, Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim menegaskan, sebanyak 1
juta lulusan perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang bergelar sarjana menganggur. Sedangkan
keseluruhan jumlah penganggur di Indonesia sebanyak 5,5 juta orang.
Indonesia mempunyai luasan daratan sekitar 200 juta ha dan diperkirakan 162 juta ha atau
85% tersebar di empat pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Sisanya
sekitar 13 juta ha lahan terdapat di Jawa. Dari keempat pulau itu,123 juta ha diantaranya adalah
berupa lahan kering dan 39 juta ha berupa lahan basah berupa rawa pasang surut. Berdasarakan
luasan itu dan lahan dengan kemiringan 0-15% (dianggap potensial untuk dikembangkan menjadi
lahan pertanian) maka terdapat 34,6 juta ha lahan. Dari luasan itu yang sudah diusahakan sebagai
lahan pertanian sekitar rakyat, perkebunan, sawah tadah hujan, dan sebagainya adalah 5,8 juta ha.
Potensi lahan yang masih dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian sekitar 28,8 juta ha
(Suripin, 2003).
3
Berdasarkan data diatas terbukti bahwa masih sangat luas lahan di Indonesia yang
potensial untuk digarap. Mahasiswa sebagai kalangan terpelajar tidak boleh hanya berharap pada
peluang kerja yang diberikan oleh pemerintah atau menjadi tenaga kerja di luar negeri tetapi
hendaknya memiliki jiwa wirausaha (entrepreneur) dalam berbagai bidang diantaranya:
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Pariwisata, Industri, Jasa, dll. Mahasiswa harus jeli melihat
potensi di sekitarnya untuk dikembangkan menjadi suatu usaha yang bermanfaat sesuai dengan
kemampuan & keterampilan. Ketersediaan lahan yang masih sangat luas namun belum tergarap
merupakan peluang besar untuk mengembangkan usaha disektor pertanian. Bentuk usaha selain
bidang pertanian yang juga layak dikembangkan oleh kalangan intelektual seperti mahasiswa
mapun para sarjana diantaranya: perkebunan kelapa sawit, peternakan ikan, mengelola objek
wisata di kawasan pesisir pantai, membuka usaha dagang dan produksi, atau usaha yang bergerak
dalam bidang jasa telekomunikasi & informasi, dll. Kemauan & keterampilan merupakan modal
dasar yang harus dimiliki oleh siapa saja yang ingin maju.
Menghasilkan Sarjana Yang Berkualitas
Keberadaan perguruan tinggi (PT) selama ini belum mampu menghasilkan tenaga kerja
profesional yang siap pakai sehingga tamatan Perguruan Tinggi masih sangat sering dijumpai
sebagai pengangguran. Selama duduk di bangku kuliah, mahasiswa lebih banyak mendapatkan
ilmu secara teori dibandingkan dengan pratikum. Mahasiswa hanya mendapatkan pengalaman
pratikum pada saat magang dalam waktu yang relatif singkat sehingga untuk menjadi tenaga
profesional perlu mencari pengalaman kerja di luar kampus. Ketersediaan anggaran merupakan
faktor utama yang menjadi kendala selama ini. Ketiadaan fasilitas belajar yang memadai
merupakan masalah yang sering dialami di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) maupun
swasta. Rendahnya kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi juga dipicu oleh masih sangat
banyak mata kuliah yang tidak menjurus. Solusi untuk masalah pendidikan tidak boleh sekedar
menambah anggaran pendidikan tetapi pengawasan & transparansi realisasi anggaran harus
dilakukan dengan baik sehingga tidak terjadi penggelapan dana oleh mafia pendidikan.
Kesejahteraan tenaga pengajar & penghargaan bagi mahasiswa berprestasi tidak boleh diabaikan.
Keberadaan mahasiswa di kampus harus mampu menghasilkan produk-produk yang
berguna sesuai disiplin ilmu yang dipelajari sehingga akan dapat memberi tambahan pemasukan
(income) bagi dirinya maupun institusi. Selain itu, mahasiswa juga sangat perlu dibekali dengan
4
wawasan & keterampilan dalam bidang kewirausahaan diantaranya berupa metode membangun
& mengembangkan suatu usaha. Dosen perlu memperkenalkan secara langsung kepada
mahasiswa bagaimana kondisi nyata, tantangan, permasalahan yang terjadi di lingkungan dunia
usaha sehingga kelak mahasiswa tidak lagi merasa asing dengan kondisi demikian. Pembekalan
keahlian, keterampilan, cara membangun jaringan belum cukup tanpa dilengkapi dengan
pendidikan moral kepada mahasiswa.
Meneladani Jejak Wirausahawan Sukses
Nabi Muhammad Saw merupakan seorang manusia paling berpengaruh di dunia yang
tidak hanya diakui oleh kaum muslimin juga dari kalangan non-muslim. Keberhasilan Beliau
dalam bidang wirausaha sungguh patut diteladani oleh siapapun terutama umat islam. Pada usia
belasan tahun Beliau sudah sangat sering melakukan perdagangan ke luar negeri. Keberhasilan
yang beliau raih diawali dari aspek moralitas terutama kejujuran sehingga Beliau digelar al amin
(dapat dipercaya). Salah satu indikator keberhasilan Beliau pada bidang perdagangan dapat di
buktikan dari jumlah mahar yang diserahkan untuk Khadijah sebanyak 100 ekor unta. Bila
dikonversi kedalam rupiah akan berjumlah milyaran.
Selain keberhasilan Nabi Muhammad Saw yang luar biasa itu, juga patut diteliti apa
faktor yang mendasari keberhasilan K.H Abdullah Gymnastiar (Aagym) dalam menjalankan
usahanya. Aagym sangat sering menyampaikan pentingnya menjaga kredibilitas diri karena
kepercayaan orang lain sangat penting dijaga. Semangat juang yang pantang menyerah juga
sering disampaikan oleh tokoh yang mampu menggaji santrinya ini.
Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Sistem ekonomi yang berbasis syari’ah bukan diperuntukkan bagi umat islam saja tetapi
sistem tersebut adalah untuk kemaslahatan umat manusia secara keseluruhan. Pengalihan dari
sistem ekonomi ribawi menuju yang berbasis syari’ah janganlah dinilai sebagai bentuk upaya
islamisasi di negeri ini tetapi merupakan solusi untuk pemerintah agar bangsa Indonesia bisa
bangkit dari keterpurukan. Jika kita bersedia untuk menela’ah bagaimana bentuk sistem ekonomi
syari’ah maka akan ditemukan suatu kebijakan yang membagi jenis kepemilikan kedalam 3 (tiga)
bentuk yaitu: kepemilikan individu (private property), kepemilikan umum (common property),
kepemilikan negara (state property). Sistem ekonomi islam tidak melarang individu memiliki
5
rumah, mobil, maupun perusahaan seperti pabrik roti, dll. Pada bidang kepemilikan umum
diantaranya danau tidak dibenarkan bila dikuasai oleh individu tetapi dipergunakan secara
bersama-sama. Demikian pula dalam bidang kepemilikan negara seperti pengelolaan sumber
daya alam (SDA) & badan usaha milik negara (BUMN) lainnya tidak boleh dikuasai oleh pihak
swasta maupun kapitalis asing sehingga hasil dari pengelolaannya dapat dikembalikan untuk
kemaslahatan publik seperti pendidikan & kesehatan gratis, pembangunan jalan & jembatan,
pemberian modal usaha, dll. Semua fasilitas yang diberikan oleh negara secara gratis itu tidak
bersifat diskriminasi. Pemisahan 3 (tiga) bentuk kepemilikan itu tidak berlaku dalam sistem
ekonomi kapitalisme yang berorientasi pada modal maupun sosialisme yang mengekang
kebebasan kepemilikan oleh individu.
Dalam peraturan ekonomi islam tidak membenarkan individu melakukan monopoli
misalnya mengusai tanah seluas-luasnya tanpa digarap. Apabila ada tanah yang tidak digarap
selama 3 (tiga) tahun oleh pemiliknya maka akan diambil alih oleh pemerintah untuk diserahkan
pada orang yang membutuhkan & bersedia menggarap tanah tersebut sehingga semua lahan
menjadi produktif. Penyerahan lahan kepada rakyat sering dilakukan pemerintah Indonesia dalam
program trasnmigrasi. Tidak ada salahnya bila pemerintah juga memberikan lahan kepada
kalangan mahasiswa dan para sarjana untuk melakukan pengembangan usaha di sektor
perkebunan, peternakan, dll.
Konsep kerjasama yang dibangun dalam sistem syari’ah adalah sistem bagi hasil antara
pihak pemodal (pihak pemerintah) dengan yang menjalankan usaha. Konsep bagi hasil terbukti
lebih mampu bertahan pada masa krisis moneter daripada yang menerapkan sistem riba
(membungakan uang pinjaman). Semakin majunya teknologi maka konsep bagi hasil akan
semakin efektif diterapkan seperti dengan adanya software untuk penjualan akan dapat mencatat
seluruh pemasukan (income) maupun pengeluaran dengan baik. Selain pemberian lahan, peran
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan juga dapat dilakukan seperti menyediakan
pinjaman modal usaha dengan pola bagi hasil maupun berupa hibah. Kebijakan ini dapat
ditempuh tanpa melibatkan Bank Konvensional tetapi memformalisasikan fungsi Baitul Qirat
yang selama ini tidak punya koneksi antara satu dengan yang lainnya. Jika Baitul Qirat telah
punya badan hukum yang sah & memiliki koneksi di seluruh Indonesia maka para nasabah tidak
akan ragu-ragu untuk menabung. Keberadaan Baitul Qirat harus bebas dari praktik riba yang
selama ini masih terjadi di berbagai Bank Konvensional bersampul syari’ah. Fungsi Baitul Qirat
6
sebagai lembaga simpan-pinjam uang juga menyediakan fasilitas ATM, transfer, & berbagai
transaksi lainnya. Birokrasi yang diterapkan tidak boleh rumit & berbelit-belit sehingga akan
mampu menarik minat peminjam untuk beralih dari Bank Konvensional menuju lembaga
keuangan syari’ah. Jika keberadaan lembaga ini direalisasikan akan mampu menyerap tenaga
kerja yang tidak sedikit jumlahnya sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran dari
berbagai kalangan terutama dari golongan yang sudah berpendidikan sarjana. Lembaga keuangan
syari’ah diharapkan dapat memacu pertumbuhan industri kecil & menengah di berbagai penjuru
nusantara sehingga kesejahteraan rakyat akan meningkat. Sedangkan industri yang berskala besar
dilakukan oleh pemerintah sehingga pendapatan per kapita di Indonesia akan meningkat.
Kesimpulan
Mahasiswa tidak boleh hanya berharap pada peluang kerja yang disediakan pemerintah atau
berencana untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri tetapi harus punya semangat kewirausahaan
yang dilatarbelakangi dengan kemauan, keterampilan, & moral yang baik. Menghasilkan tenaga
kerja yang profesional adalah tanggungjawab perguruan tinggi (PT). Menjadi wirausahawan
harus mampu menjaga kepercayaan orang lain. Pengalihan dari pola ribawi menuju konsep bagi
hasil harus dilakukan pemerintah.
7
Biodata
Judul Naskah : MAHASISWA YANG BERJIWA KEWIRAUSAHAAN
Nama Penulis : Randi Prasasti
Tempat & Tanggal Lhr : Ujong Drien, 12 Februari 1987
Perguruan Tinggi : Universitas Teuku Umar (UTU)
Fakultas : Kesehatan Masyarakat.
Alamat : Jl. Nasional. No 33. Desa Ujong Drien. Aceh Barat. NAD
Alamat Email : [email protected]
Telpon : -
Ponsel : 085260350075