Upload
eka-l-koncara
View
7.571
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Read online only...Lebih lanjut ke: [email protected]
Citation preview
PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS
(Studi Kasus di Kelas X MA Al-Muthohhar Plered – Purwakarta)
PROPOSAL
Disusun oleh :
BUDIMAN FIRMANSYAH
(0101.0601.642)
PROGRAM SI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DR. KHEZ. MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang diberi banyak kelebihan
dibanding dengan mahluk-mahluk lainnya. Kelebihan yang diberikan oleh Allah
kepada manusia terletak pada indrawinya yaitu: pendengaran, penglihatan, dan
akal (potensi). Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 78:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan
hati, agar kamu bersyukur.” (Departeman Agama RI, 1989:402).
Ayat diatas menjelaskan bahwa pada diri manusia terdapat potensi
(pendengaran, penglihatan, dan akal). Namun demikian, kemampuan dalam
menggunakan potensi tersebut tidak terjadi begitu saja, tetapi harus dibarengi
dengan usaha manusia itu sendiri. Proses ini lazimnya sering disebut dengan
belajar.
Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan penting
untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut. Hal ini
tentunya menuntut adanya penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan yang
berkualitas.
2
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab
penuh dalam menjalankan amanat undang-undang tersebut. Sekolah merupakan
suatu institusi yang dirancang untuk membawa siswa pada proses belajar, di
bawah pengawasan guru atau tenaga pendidik profesional. Sekolah terdiri atas
jenjang-jenjang pendidikan, yaitu tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
Sejalan dengan proses perkembangannya sampai saat ini dapat dijelaskan
bahwa sekolah merupakan suatu lembaga khusus, suatu wahana, suatu tempat
untuk menyelenggarakan pendidikan, yang di dalamnya terdapat suatu proses
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Sadulloh, 2007:185)
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.
Belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Terdapat tiga ciri utama belajar, yaitu: proses, perubahan
perilaku, dan pengalaman. (Winataputra, 2005:2.3)
Sedangkan pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
3
dengan baik. Pembelajaran adalah suatu proses yang akan membuat seseorang
menjadi lebih baik atau lebih meningkat sesuatunya dari sebelumnya. Inti dari
pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar
terjadi proses belajar pada diri siswa. (Sutikno, 2008:33)
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Peran guru dalam mengatur dan menyajikan suatu
materi pelajaran dituntut seindah mungkin agar dapat memotivasi anak didiknya
untuk mengikuti proses pembelajaran. Adapun salah satu usaha yang dapat
mempengaruhi motivasi anak didik yaitu dengan menyesuaikan cara belajar
dengan lebih melibatkan siswa selama proses belajar berlangsung, sehingga
interaksi antara guru dan murid bisa terjalin.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru dituntut untuk dapat mengelola
proses pembelajaran yang mampu memberikan motivasi kepada siswa. Salah satu
upaya dalam meningkatkan motivasi siswa ialah dengan pemilihan metode yang
tepat.
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat
penting. Eka L. Koncara (http://koncara83.blogspot.com/2009/09/metode-
mengajar-pembelajaran.html, 2009) mengemukakan bahwa metode pembelajaran
ialah cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan
memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat
dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi
instruksional. Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
4
Sebelum memutuskan metode mana yang akan dipakai dalam proses
belajar mengajar, maka seorang pengajar perlu memperhatikan beberapa
pertimbangan berikut :
1. Tujuan pembelajaran.
2. Pengetahuan awal siswa
3. Bidang studi/pokok bahasan/aspek
4. Alokasi waktu dan sarana penunjang
5. Jumlah siswa
6. Pengalaman dan kewibawaan pengajar.
Metode tanya jawab dapat menjadi salah satu metode alternatif yang
dianggap mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan metode ini
siswa dapat dibawa ke dunia belajar yang lebih interaktif.
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyampaikan atau
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus
dijawab oleh murid. (Djajadisastra, 1982:22)
Berdasarkan studi pendahuluan pada proses pembelajaran mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits yang di selenggarakan di MA Al-Muthohhar Plered –
Purwakarta, diperoleh sejumlah fenomena yang menarik untuk diteliti. Pada satu
sisi guru telah berusaha menyajikan materi dengan menggunakan metode yang
tepat dan telah disesuaikan dengan materi yang akan diberikan agar siswa lebih
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Namun di sisi lain, masih ada
siswa atau siswi yang enggan mengikuti mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
5
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian yang mengambil judul: Penggunaan Metode Tanya Jawab
dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadits (Studi Kasus di Kelas X MA Al-Muthohhar Plered – Purwakarta).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ialah pertanyaan yang dicarikan jawabannya melalui
penelitian, yang dirumuskan dalam suatu kalimat pertanyaan, merupakan hal yang
dipertanyakan. (Arikunto, 2006:61)
Mengacu pada apa yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menyusun
suatu rumusan masalah penelitian yaitu, “Bagaimana penggunaan metode tanya
jawab dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits di kelas X MA Al-Muthohhar?”
Dari rumusan masalah tersebut, maka muncul pertanyaan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penggunaan metode tanya jawab pada mata Pelajaran Al-
Qur’an Hadits di kelas X MA Al-Muthohhar?
2. Bagaimana motivasi belajar peserta didik yang menggunakan metode
tanya jawab mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas X MA Al-
Muthohhar?
3. Seberapa besar pengaruh penggunaan metode tanya jawab terhadap
motivasi belajar peserta didik pada mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di
kelas X MA Al-Muthohhar?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan yang ada pada peneliti untuk hal-
hal yang akan dihasilkan oleh penelitian, dirumuskan dalam kalimat pernyataan,
merupakan jawaban yang ingin dicari. (Arikunto, 2006:61)
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, penulis menentukan
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode tanya jawab pada mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas X MA Al-Muthohhar.
2. Untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar peserta didik yang
menggunakan metode tanya jawab mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di
kelas X MA Al-Muthohhar.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode tanya
jawab terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata Pelajaran Al-
Qur’an Hadits di kelas X MA Al-Muthohhar.
D. Kerangka Pemikiran
Metode secara harfiah berarti “cara”. Sedangkan metode pembelajaran
adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya mencapai tujuan. (Sutikno,
2008:84)
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran
7
merupakan bagian dari strategi instruksional. (Koncara, http://koncara83.blogspot.
com/2009/09/metode-mengajar-pembelajaran.html)
Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaanyang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tapi dapat pula
dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan
membimbing siswa dalam mencapai kebenaran. (Sutikno, 2008:92)
Motivasi adalah suatu proses dalam individu yang membantu pendidik
untuk menerangkan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku lain
dari imdividu tersebut. McDonald menyatakan, yang dikutip dalam buku
Psikologi Pendidikan (Soemanto, 1998:202), bahwa motivasi dimulai dengan
suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, ditandai dengan dorongan afektif,
dan adanya reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran
wajib di madrasah aliyah yang termasuk dalam rumpun Pendidikan Agama Islam.
Mata pelajaran ini memiliki alokasi waktu dua jam pelajaran per-minggu untuk
dipelajari oleh siswa madrasah aliyah. Pada mata pelajaran dibahas berbagai
materi seputar pendalaman Al-Qur’an dan Hadits. Meski termasuk mata pelajaran
wajib, tak dapat dipungkiri bahwa di zaman sekarang ini ternyata sebagian siswa
kurang termotivasi untuk mengikuti mata pelajaran ini, khususnya di lingkungan
MA Al-Muthohhar Plered – Purwakarta.
8
E. Hipotesis
Prof. Dr. Sugiono (2009:96) mengungkapkan bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Adapun hipotesis dari penelitian ialah:
“Penggunaan metode tanya jawab dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas X MA Al-Muthohhar.”
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan penulis gunakan adalah penelitian studi
kasus dengan melakukan penelitian dan observasi di kelas Pendidikan Agama
Islam yang mempelajari materi Shalat dengan memanfaatkan media gambar..
Studi kasus merupakan penelitian kasus subjek penelitian yang
berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang atau karakter-karakter yang khas dari suatu kasus untuk
kemudian dijadikan bersifat umum. (Hatimah, 2007:96-97)
2. Prosedur Penelitian
a. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian.
b. Menyusun instrumen penelitian.
c. Memilih populasi dan sampel penelitian.
d. Mengumpulkan data:
1) Melakukan wawancara.
9
2) Melaksanakan observasi proses pembelajaran/tindakan penelitian.
3) Pengisian angket penelitian.
e. Menghitung dan menganalisis data.
f. Menyusun dan membahas hasil penelitian.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam Encyclopedia of
Educational Evaluation tertulis: A population is a set (or collection) of all
elements prossessing one or more attributes of ineterest. (Arikunto, 2006:130)
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian kepada populasi. (Arikunto, 2006:131)
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X (sepuluh) MA Al-
Muthohhar Plered - Purwakarta yang berjumlah 191 siswa, terdiri atas 55
siswa laki-laki dan 136 siswa perempuan.
Karena populasi penelitian ini bersifat homogen dan berjumlah lebih
dari 100 orang, maka penulis mengambil sampel 20% dari populasi, yaitu 38
siswa yang dipilih secara acak (random sampling). Sebagaimana pernyataan
Suharsimi Arikunto (2006:134) bahwa setiap subjek dalam populasi yang
bersifat homogen memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
10
Tabel I
Data Siswa MA Al-Muthohhar Plered - Purwakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011
Kelas Laki - Laki Perempuan Jumlah
Kelas X A
Kelas X B
Kelas X C
Kelas X D
Kelas X E
11
8
11
13
12
27
32
25
25
27
38
40
36
38
39
Jumlah
Total 55 136 191
4. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, instrumen digunakan sebagai alat untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Dalam kegiatan
pembelajaran, instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk menilai
hasil belajar siswa, baik berupa tes tulis, tes lisan, atau pun unjuk kerja.
Instrumen digunakan untuk memperoleh data tentang status sesuatu
dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan. (Suharsimi
Arikunto, 2006:138)
Dalam penelitian ini, instrumen digunakan untuk memperoleh data
tentang bagaimana penggunaan metode tanya jawab pada pembelajaran Al-
Qur’an Hadits dan seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran tersebut. Instrumen yang
digunakan berupa observasi, wawancara, dan angket.
Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstrandar. (Arikunto,
2006:222)
11
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).
(Arikunto, 2006:155)
Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topic
tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok,
untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat
dan prilaku. (Hadjar, 1996:181).
5. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data.
Bagi data yang bersifat kuantitatif akan diolah dengan menggunakan metode
statistik, sedangkan data yang bersifat kualitatif akan diolah dengan
pendekatan logika.
Analisis ini dimaksudkan untuk membuktikan hubungan antara
variable X dengan variable Y. Alat analisis yang digunakan adalah analisis
korelasional.
Analisis korelasional merupakan studi yang menghubungkan atau
membahas tentang suatu variable dengan variable yang lain untuk memahami
suatu fenomena dengan cara menetukan tingkat atau derajat hubungan antara
variable-variable tersebut. (Hadjar, 1996:277).
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variable
yaitu bagaimana penggunaan metode tanya jawab serta hubungannya dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
12
Langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi adalah menghitung
koefisiensi dengan menggunakan Rumus Korelasi Product Moment
(menetukan hubungan antara dua gejala interval), yaitu:
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah sample uji coba
ΣX = Nilai Variabel X
ΣY = Nilai Variabel Y
ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y (Sudjana, 2005:368)
Pedoman penafsiran:
0 – 0,20 : Korelasi sangat rendah
0,20 – 0,40 : Korelasi rendah
0,40 – 0,60 : Korelasi cukup
0,60 – 0,80 : Korelasi baik
0,80 – 1 : Korelasi sangat baik
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini, penulis mengemukakan hal-hal yang melatarbelakangi
penelitian ini, rumusan masalah dan tujuan penelitian, kerangka berpikir, hipotesis
penelitian, serta bagaimana sistematika penyusunan laporan penelitian.
13
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini dikupas berbagai landasan teori yang mendasari penelitian
ini, mulai dari teori-teori tentang pendidikan dan pembelajaran, metode
pembelajaran, metode tanya jawab, motivasi belajar, serta penerapannya pada
mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini penulis mengulas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
metodologi dalam pelaksanaan penelitian ini, yang terdiri atas metode penelitian,
populasi dan sampel penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, serta teknik analisis data.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan bagaimana data diperoleh, bagaimana proses
analisis data dilakukan, serta bagaimana penafsiran dari hasil analisis data, hingga
didapat uraian hasil penelitian.
Bab V Penutup
Pada bab ini, dituliskan kesimpulan hasil penelitian serta beberapa
rekomendasi untuk pihak-pihak terkait sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian
ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendidikan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bakry, Sama’un. Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
Bumi Quraisy.
Departeman Agama Republik Indonesia. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahan.
Semarang: Toha Putra.
Djajadisastra, Jusuf. 1982. Metode-Metode Mengajar. Bandung: Angkasa.
Djamarah, Syaiful Bahri. Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam
Pendidikan. Jakarta: RajaGrapindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hatimah, Ihat., Susilana, Rudi., Nuraedi. 2007. Penelitian Pendidikan. Bandung:
UPI Press.
Koncara, Eka L. Artikel Blog; Metode Mengajar/Pembelajaran. http://koncara83.
blogspot.com/2009/09/metode-mengajar-pembelajaran.html. diposting 7
September 2009.
Sadulloh, U., Robandi, B., Muharam, A. 2007. Pedagogik. Cipta Utama.
Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sutikno, M. S., 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Tafsir, Ahmad. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
_______. 2004. Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Mimbar
Pustaka.
Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Winataputra, Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka