25
A. JUDUL Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat di Sebagian DAS Code (Kasus di Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta) B. LATAR BELAKANG MASALAH Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan. Kemampuan Pemerintah untuk mengelola sampah hanya mencapai 40,09% di perkotaan dan 1.02% di perdesaan sehingga diperlukan kebijakan yang tepat agar sampah yang berada di perkotaan khususnya, tidak menjad bom waktu di masa mendatang. Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir di TPA sehingga menyebabkan beban TPA menjadi sangat berat, selain diperlukan lahan yang cukup luas, juga diperlukan fasilitas perlindungan lingkungan yang sangat mahal. Semakin banyaknya jumlah sampah yang dibuang ke TPA salah satunya disebabkan belum dilakukannya upaya pengurangan volume sampah secara sungguh-sunguh sejak dari sumber (Kustiah, 2005). Kelurahan Prawirodirjan merupakan salah satu keluarahan yang berada di Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta sebagaimana kota besar lain di Indonesia, jumlah penduduknya juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS, diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Yogyakarta pada tahun 2001 sebanyak

Proposal Revisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Revisi

A. JUDUL

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat di Sebagian DAS Code

(Kasus di Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta)

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang

ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan dan pencemaran

lingkungan. Kemampuan Pemerintah untuk mengelola sampah hanya mencapai

40,09% di perkotaan dan 1.02% di perdesaan sehingga diperlukan kebijakan yang

tepat agar sampah yang berada di perkotaan khususnya, tidak menjad bom waktu di

masa mendatang. Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir di TPA

sehingga menyebabkan beban TPA menjadi sangat berat, selain diperlukan lahan

yang cukup luas, juga diperlukan fasilitas perlindungan lingkungan yang sangat

mahal. Semakin banyaknya jumlah sampah yang dibuang ke TPA salah satunya

disebabkan belum dilakukannya upaya pengurangan volume sampah secara

sungguh-sunguh sejak dari sumber (Kustiah, 2005).

Kelurahan Prawirodirjan merupakan salah satu keluarahan yang berada di

Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta sebagaimana kota besar lain di Indonesia,

jumlah penduduknya juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan

data BPS, diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Yogyakarta pada tahun 2001

sebanyak 505.949 jiwa dan meningkat menjadi 534.074 jiwa pada tahun 2007.

Rata-rata pertumbuhan penduduknya sebesar 0,91 % pertahun (BPS Kota

Yogyakarta, 2007). Meningkatnya jumlah penduduk akan menyebabkan

meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan. Pertumbuhan volume sampah di

Kota Yogyakarta berdasarkan data tercatat 531 m3 per hari pada tahun 2001,

kemudian meningkat menjadi 1.571 m3 per hari pada tahun 2007 dengan kata lain

jumlah sampah di Kota Yogyakarta meningkat rata-rata 11,53% per tahun (DLH

Kota Yogyakarta, 2008). Di Kota Yogyakarta, ternyata rata-rata pertumbuhan

jumlah sampah jauh melebihi pertumbuhan jumlah penduduk. Hal ini menjadi

alasan kuat bahwa masalah sampah merupakan masalah utama yang harus

dipecahkan baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Masalah

infrastruktur juga menjadi kendala dalam pengelolaan sampah Kota Yogyakarta.

Page 2: Proposal Revisi

Sebagai contoh, Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Piyungan sebagai

tempat pembuangan sampah Kota Yogyakarta, akan segera berakhir masa pakainya

pada tahun 2010. Sementara itu, sampai saat ini belum ditemukan lokasi TPA

pengganti yang memenuhi syarat (Satker Pengembangan Pengelolaan Persampahan,

2005).

Secara teoritik, untuk mengatasi persoalan sampah mengharuskan

dilakukannya pergeseran pendekatan dari pendekatan ujung-pipa (end-pipe of

solution) ke pendekatan sumber. Dengan pendekatan sumber, maka sampah

ditangani pada hulu sebelum sampah itu sampai ke tempat pengolahan akhir (hilir).

Pada prinsipnya, pendekatan sumber menghendaki dikuranginya produk sampah

yang akan dikirim ke tempat pengolahan akhir. Cara yang dapat ditempuh untuk

mengurangi sampah antara lain pemilahan sampah dan penerapan prinsip

3R(Reduce, Reuse, Recycle) atau pengurangan, penggunaan kembali dan mendaur

ulang sampah (Syafruddin, 2004).

Permukiman di perkotaan merupakan produsen sampah terbesar, kira-kira

60-70 % dari total timbulan sampah (Kustiah, 2005). Demikian juga halnya di Kota

Yogyakarta, sumber sampah yang dominan berasal dari sampah rumah tangga

(permukiman), yaitu mencapai 62% dari total jumlah sampah yang dihasilkan (DLH

Kota Yogyakarta, 2005). Kelurahan Prawirodirjan merupakan salah satu kelurahan

yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Pada tahun 2008 penduduk di

kelurahan tersebut sejumlah 10.571 jiwa. Tingginya jumlah penduduk berbanding

lurus dengan jumlah sampah yang dihasilkan. Pada tahun 2004, kelurahan ini

dijadikan sebagai salah satu pilot project pengelolaan sampah mandiri kota

Yogyakarta yang merupakan bantuan dari Pertamina Korporat (BID Kota

Yogyakarta, 2009). Sebagai daerah percontohan pengelolaan sampah secara mandiri

maka kelurahan ini dapat dijadikan sebagai contoh bagi daerah lain untuk ikut

mengelola sampah secara mandiri. Selain itu perlu dilakukan evaluasi program

tersebut agar dapat diketahui bagaimana mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan

hasil itu, maka daerah lain dapat mencontoh program tersebut dengan harapan yang

lebih baik.

Page 3: Proposal Revisi

C. PERUMUSAN MASALAH

Kelurahan Prawirodirjan yang berada di Kecamatan Gondomanan merupakan

daerah yang padat penduduk dengan jumlah rumah tangga 2.840 dan jumlah

penduduk 10.571 jiwa pada tahun 2008. Pertambahan penduduk akan berpengaruh

terhadap pertambahan jumlah sampah yang dihasilkan, baik dalam rumah tangga

maupun dalam masyarakat. Pertambahan jumlah sampah jika tidak diimbangi

dengan pengelolaan sampah yang baik maka akan menimbulkan permasalahan

dalam aspek kesehatan, budaya, dan lingkungan. Kelurahan Prawirodirjan telah

ditetapkan oleh Walikota Yogyakarta sebagai daerah percontohan dalam

pengelolaan sampah sejak tahun 2004 lalu sehingga perlu diketahui bagaimana

pengelolaan sampah yang sudah berjalan di daerah tersebut. Dengan demikian,

timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat yang ada

di Kelurahan Prawirodirjan ?

2. Apa problematika yang dihadapi pada pengelolaan sampah rumah tangga

berbasis masyarakat yang ada di Kelurahan Prawirodirjan?

3. Apa rekomendasi yang diberikan untuk menyempurnakan pengelolaan

sampah rumah tangga berbasis masyarakat yang ada di Kelurahan

Prawirodirjan?

D. TUJUAN

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian (research

question) yang muncul dengan latar belakang seperti yang diuraikan di atas.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran pengelolaan sampah rumah tangga berbasis

masyarakat yang ada di Kelurahan Prawirodirjan.

2. Menginventarisir problematika pada pengelolaan sampah rumah tangga

berbasis masyarakat yang ada di Kelurahan Prawirodirjan.

3. Memberikan rekomendasi untuk menyempurnakan pengelolaan sampah

rumah tangga berbasis masyarakat yang ada di Kelurahan Prawirodirjan.

Page 4: Proposal Revisi

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Informasi mengenai pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang

dilakukan di Kelurahan Prawirodirjan beserta problematikanya.

2. Evaluasi program pengelolaan sampah yang telah berjalan di Kelurahan

Prawirodirjan sebagai salah satu daerah percontohan pengelolaan sampah di

Kota Yogyakarta.

3. Rekomendasi tentang sistem pengelolaan sampah yang efektif berbasis

masyarakat untuk Kelurahan Prawirodirjan dan daerah lain di Kota

Yogyakarta.

F. KEGUNAAN

1. Sebagai bahan referensi untuk penyempurnaan sistem pengelolaan sampah

di Kelurahan Prawirodirjan.

2. Sebagai sumbang saran dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan di

Kelurahan Prawirodirjan, khususnya dalam hal kebersihan dan kesehatan

lingkungan.

3. Sebagai bahan kajian penelitian dalam bidang pengelolaan sampah yang

mengikutsertakan peran aktif masyarakat.

G. TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan Kota dan Masalah Lingkungan

Menurut Azwar (1993) kota adalah suatu wilayah geografis tempat

bermukim sejumlah penduduk dengan tingkat kepadatan penduduk yang relatif

tinggi, kegiatan utamanya di sektor non agraris serta mempunyai kelengkapan

prasarana dan sarana yang relatif lebik baik dibandingkan dengan kawasan

sekitarnya. Kota dengan daya tarik yang dimilikinya, agar mampu mempertahankan

kelangsungan hidupnya harus memiliki penghuni yang aktif, kreatif,

bertanggungjawab, juga memiliki sumber modal (Bintarto, 1997).

Perkembangan kota yang cepat membawa dampak pada masalah

lingkungan. Perilaku manusia terhadap lingkungan akan menentukan wajah kota,

sebaliknya lingkungan juga akan mempengaruhi perilaku manusia. Lingkungan

yang bersih akan meningkatkan kualitas hidup (Alkadri et al, 1999). Perkembangan

Page 5: Proposal Revisi

kota akan diikuti pertambahan jumlah penduduk, yang juga akan diikuti oleh

masalah–masalah sosial dan lingkungan. Salah satu masalah lingkungan yang

muncul adalah masalah persampahan. Permasalahan lingkungan yang terjadi akan

menyebabkan penurunan kualitas lingkungan (Alkadri et al, 1999). Sampah akan

menjadi beban bumi, artinya ada resiko-resiko yang akan ditimbulkannya (Hadi,

2000). Ketidakpedulian terhadap permasalahan pengelolaan sampah berakibat

terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang tidak memberikan kenyamanan untuk

hidup, sehingga akan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat. Degradasi

tersebut lebih terpicu oleh pola perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan,

seperti membuang sampah di badan air (Alkadri et al., 1999) sehingga sampah akan

menumpuk di saluran air yang ada dan menimbulkan berbagai masalah turunan

lainnya. Kondisi ini sering terjadi di wilayah-wilayah padat penduduk di perkotaan.

Kota akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Pertumbuhan dan perkembangan ini akan diiringi oleh pertambahan jumlah

penduduk yang cepat. Pertambahan jumlah penduduk merupakan faktor utama

terjadinya permasalahan sampah karena manusia merupakan penghasil utama

sampah. Pertambahan jumlah penduduk yang tidak imbangi dengan pengelolan

sampah yang baik akan menyebabkan bertambahnya tumpukan sampah di berbagai

tempat. Adanya kecenderungan jumlah penduduk yang semakin meningkat serta

diikuti kegiatan kota yang makin berkembang akan menimbulkan dampak adanya

buangan/ limbah yang meningkat dan bervariasi. Buangan tersebut bisa berupa

sampah padat dan limbah cair yang merupakan hasil kegiatan pemukiman,

perindustrian, perkantoran, perdagangan dan pasar, pertokoan serta kawasan umum

lainnya (Suprihatin, 1996).

Sistem Pengelolaan Sampah

Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang

meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu

dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept. Pekerjaan

Umum, 2002). Kelima aspek tersebut meliputi: aspek teknis operasional , aspek

organisasi dan manajemen, aspek hukum dan peraturan, aspek bembiayaan, aspek

peran serta masyarakat

Page 6: Proposal Revisi

Skema Manajemen Pengelolaan Sampah

(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, (SNI 19-2454-2002)

Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan

Pranarka dan Moeljarto (dalam Syafrudin, 2004) menyatakan bahwa

pemberdayaan pada dasarnya terbentuk oleh ide untuk menempatkan manusia lebih

sebagai subyek dari dunianya sendiri. Pada proses pemberdayaan, salah satu

penekanannya adalah pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian

kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat, agar individu di dalam

masyarakat menjadi lebih berdaya. Dengan kata lain, proses pemberdayaan

masyarakat sering disebut dengan istilah peran serta masyarakat atau populer

dengan istilah Pembangunan Bertumpu Kepada Masyarakat (Community Based

Development). Istilah peran serta sering juga disebut dengan partisipasi.

Partisipasi tersebut secara umum mempunyai pengertian sebagai suatu usaha

berkelanjutan, yang memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan,

baik secara aktif maupun pasif (Hanabe dalam Syafrudin, 2004). Ada banyak alasan

yang dapat diberikan untuk menyertakan masyarakat dalam kebijakan. Salah

satunya adalah realita bahwa permasalahan yang ada di dalam masyarakat saat ini

berkembang secara cepat, dinamis, dan semakin bervariasi serta rumit, sehingga

tanpa keterlibatan masyarakat maupun pihakpihak di luar pemerintah, maka akan

Page 7: Proposal Revisi

menyulitkan pemerintah sendiri bila bersikeras untuk mengatasi berbagai persoalan

yang ada di dalam masyarakat seorang diri.

Paradigma penyelenggaraan pemerintahan yang benar menurut Keraf

(dalam Suwarto, 2006) adalah pemerintah memerintah berdasarkan aspirasi dan

kehendak masyarakat demi menjamin kepentingan bersama seluruh rakyat.

Sedangkan Purba (dalam Suwarto, 2006) menyatakan untuk menciptakan clean

environmental management dan good environmental governance, menuntut

peryaratan adanya keterbukaan, kesetaraan, partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat serta akuntabilitas. Lahirnya pemikiran pembangunan partisipasi

dilatarbelakangi oleh program, proyek dan kegiatan pembangunan masyarakat yang

datang dari atas atau dari luar komunitas. Kenyataan konsep pembangunan ini

sering gagal dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Karena itu

dilakukan reorientasi terhadap strategi pembangunan masyarakat yang lebih

mengedepankan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu diperlukan

seperangkat teknik-teknik yang dapat menciptakan kondisi adanya pemberdayaan

masyarakat melalui proses pembangunan masyarakat secara partisipatif (Hikmat

dalam Suwarto, 2006)

Tjokroamijoyo (dalam Suwarto, 2006) menguraikan kaitan partisipasi dengan

pembangunan adalah sebagai berikut :

a. Keterlibatan aktif atau partisipasi masyarakat tersebut dapat berarti

keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijaksanaan

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini terutama

berlangsung dalam proses politik tetapi juga dalam proses sosial hubungan

antar kelompok-kelompok kepentingan dalam masyarakat.

b. Keterlibatan dalam memikul beban dan bertanggung jawab dalam

pelaksanaan pembangunan. Hal ini dapat berupa sumbangan dalam

memobilasi sumber-sumber pembiayaan dalam pembangunan, kegiatan

produktif yang serasi, pengawasan sosial atas jalannya pembangunan, dll.

c. Keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat pembanguna secara

berkeadilan. Bagian - bagian daerah ataupun golongan-golongan masyarakat

tertentu dapat ditinggalkan keterlibatannya dalam bentuk kegiatan produktif

mereka melalui perluasan kesempatan-kesempatan dan pembinaan tertentu.

Page 8: Proposal Revisi

Menurut Suparjan dan Suyatno (dalam Suwarto, 2006) masyarakat hendaknya perlu

dilibatkan dalam tiap proses pembangunan, yang meliputi:

a. Identifikasi permasalahan, dimana masyarakat bersama perencana ataupun

pemegang otoritas kebijakan tersebut mengidentifikasikan persoalan dalam

diskusi kelompok, identifikasi peluang, potensi dan hambatan

b. Proses perencanaan, dimana masyarakat dilibatkan dalam penyusunan

rencana dan strategi dengan berdasar pada hasil identifikasi

c. Pelaksanaan proyek pembangunan, dimana masyarakat merupakan pelaku

dalam pembagunan

d. Evaluasi, yaitu masyarakat dilibatkan untuk menilai hasil pembangunan

yang telah dilakukan, apakah pembangunan memberikan hasil guna ataukah

justru masyarakat dirugikan dengan proses yang dilakukan, merupakan inti

dari proses evaluasi ini

e. Mitigasi, yakni kelompok masyarakat dapat terlibat dalam mengukur

sekaligus mengurangi dampak negatif pembangunan

f. Monitoring, tahap yang dilakukan agar proses pembangunan yang dilakukan

dapat berkelanjutan. Dalam tahap ini juga dimungkinkan adanya

penyesuaian berkaitan dengan situasi dan informasi terakhir dari program

pembangunan yang telah dilaksanakan.

H. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Penggunaan

metode kualitatif ini memiliki keunggulan karena eksplorasi terhadap masalah yang

dikaji tidak sekedar berdasarkan pada laporan suatu kejadian atau fenomena saja

melainkan juga dicrosscheck dengan sumber-sumber lain yang relevan. Metode ini

juga memungkinkan pendekatan yang lebih luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim

mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-

perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, unik, dan

bermakna di lapangan (Aziz dalam Bungin, 2003).

Page 9: Proposal Revisi

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan

Gondoman, Yogyakarta. Daerah tersebut dipilih karena merupakan kelurahan yang

ditetapkan oleh Walikota Yogyakarta Herry Zudianto sebagai kelurahan

percontohan untuk program pengelolaan sampah.

Sumber Data

Dalam penelitian ini, sebagai sumber data ada tiga sumber, (1) Personal, (2)

Place, dan (3) Paper. Sumber data Personal, yaitu orang yang memiliki kompetensi

untuk memberikan keterangan yang relevan dengan tema penelitian. Yang termasuk

dalam hal ini adalah Pengurus RT/RW, pengelola sampah, masyarakat pelaku,

pejabat kelurahan, pejabat kecamatan, dan Pejabat Dinas Lingkungan Hidup.

Sumber data Place, yaitu meliputi tempat atau lokasi serta situasi dan kondisi

tempat penelitian. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, yaitu berupa

pengamatan lapangan, pengambilan gambar, dan pencatatan fenomena. Sumber

data Paper, yaitu berupa dokumen yang dapat berupa laporan, catatan, berkas, atau

bahan-bahan tertulis lainnya yang merupakan dokumen resmi yang relevan dengan

tema penelitian dan dapat dijadikan referensi.

Pengumpulan Data

1. Wawancara

Menurut Kerlinger dalam Sanapiah (1995:139), wawancara dapat digunakan untuk

3 maksud utama, yaitu:

a. Dapat dijadikan sebagai alat eksplorasi untuk membantu identifikasi

variabel dan relasi, mengajukan hipotesis, dan memandu tahap-tahap

penelitian.

b. Dapat menjadi instrumen utama penelitian. Dalam hal ini,

pertanyaanpertanyaan yang dirancang untuk mengukur variabel-variabel

penelitian akan dimasukkan ke dalam skedul wawancara.

c. Dapat digunakan sebagai penopang atau pelengkap metode lain.

Wawancara dilakukan dengan kuesioner dan wawancara mendalam. Kuesioner

disusun dengan memuat variabel-variabel dalam penelitian ini. Wawancara dengan

Page 10: Proposal Revisi

kuesioner dilakukan terhadap sampel sesuai dengan jumlah sampel yang dipilih

dengan metode random sampling. Wawancara mendalam dilakukan kepada

informan di daerah penelitian. Informan yang dimaksud adalah lurah, RW, RT, dan

tokoh masyarakat yang berperan dalam pengelolaan sampah di daerah penelitian.

2. Observasi

Observasi diarahkan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena

pengelolaan sampah dari mulai tempat, sarana prasarana, kegiatan pengurus, proses

pemiliahan sampai pengangkutan ke TPS, kegiatan pengelola sampah, situasi

lingkungan dan rumah tangga warga, serta hal-hal lain yang relevan dengan ruang

lingkup penelitian. Observasi selain berpedoman pada ruang lingkup penelitian,

peneliti juga melengkapi diri dengan alat perekam gambar (foto) dan buku catatan.

Sehingga semua situasi, kondisi, fenomena dan hal-hal lain yang menjadi obyek

observasi dapat dicatat dan terekam dengan cermat. Peneliti dalam observasi

melakukan pengamatan, pengukuran, pengambilan gambar, pencatatan, dan

merasakan situasi dan kondisi serta fenomena di lokasi penelitian dengan

berpedoman pada ruag lingkup penelitian.

3. Pengukuran Volume dan Pengukuran Sampah

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui komposisi masing-masing jenis

sampah. Untuk menghitung besaran volume dan komposisi sampah di wilayah

penelitian, digunakan metode seperti yang tertera dalam SK SNI M-36-1991-03

tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi

sampah perkotaan. Dalam pelaksanaannya di lapangan, peneliti bekerja lama

dengan pengelola dan petugas penggerobak.

Peralatan yang digunakan:

1) Alat pengambil contoh berupa kantong plastik

2) Alat pengukur volume contoh sampah, berupa kotak berukuran 40 cm x 40

cm x 100 cm.

3) Meteran

4) Timbangan

5) Alat penunjang: sarung tangan, sekop, masker, alat tulis

Page 11: Proposal Revisi

Pengolahan dan Analisis Data

Kuesioner hasil wawancara diolah menggunakan software SPSS 16.0 untuk

mempermudah dalam mengetahui hasil wawancara tersebut. Hasil wawancara

mendalam ditulis dan disederhanakan agar lebih mudah untuk menyimpulkan

jawaban. Data yang telah diolah disederhanakan dalam bentuk grafik, tabel, dan

diagram. Dilakukan crossceck terhadap hasil kuesioner dengan wawancara

mendalam. Crosscek dilakukan untuk menguji kebenarannya yang selanjutnya

dapat digunakan sebagai pendukung dalam analisis.

I. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan penelitian dilakukan sejak pertengahan Bulan September sampai dengan

Bulan November. Adapun jadwal yang lebih rinci sesuai tahapan penelitian terdapat

pada tabel di bawah ini.

Tahapan kegiatan September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pembuatan kuesioner   √                    

Pengumpulan data populasi     √                  

Penentuan sampel     √                  

Wawancara kuesioner       √ √              

Entri data           √            

Pengukuran volume dan komposisi sampah             √          

Wawancara mendalam dan observasi               √        

Olah data                 √      

Analisis Data                 √      

Pembuatan Laporan                   √ √  

J. RANCANGAN BIAYA

Page 12: Proposal Revisi

Jenis BarangHarga per

satuan (Rp)

JumlahHarga Total (Rp)

Alat tulis kertas 35.000 2 70.000tinta 35.000 2 70.000bolpoin 2.500 60 150.000kertas striker 5.000 2 10.000lem 3.000 3 9.000isolasi 3.000 3 9.000stopmap 6.000 5 30.000amplop 13.000 2 26.000gunting 10.000 2 20.000

Jumlah     394.000Alat

Lapangankantong plastik 40 liter 6.000 5x7hari 210.000

kantong plastik pilah 2.0004x7harix100 responden

3.500.000

timbangan digital 200.000 1 200.000sarung tangan latex 360.000 1 360.000

masker 3.0007 hari x 50 responden

1.050.000

fotokopi kuesioner 20010lembar x 100

responden200.000

sekop 20.000 4 80.000serok sampah 10.000 4 40.000kotak pengukur volume sampah

50.000 5 250.000

sepatu boot 90.000 2 180.000batere kamera 15.000 7 105.000transportasi 6.000 3x 20hari 360.000operasional 25.000 7hari 175.000sapu lidi 6.000 2 12.000Pembuatan laporan     50.000

Jumlah     6.772.000Total Biaya     7.166.000

K. DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Proposal Revisi

Alkadri, et al. 1999. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Jakarta: Pusat Pengkajian

Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah-BPPT.

Azwar, Saifuddin, Drs., MA. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1992. Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah

Perkotaan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Bappeda Kota Yogyakarta. 2006. Rencana Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta

2000 – 2010. Yogyakarta.

Bintarto.R. 1997. Geografi Kota. Yogyakarta: Spring.

BPS. 2001. Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2001. Jakarta

____.2007. KotaYogyakarta Dalam Angka Tahun 2007. Jakarta

Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakata. 2005. Laporan Akhir Studi Perencanaan

Lokasi Tempat Pembuangan Sampah. Propinsi DIY: CV Air Mas.

Hadi, Sudharto P. 2005. Demensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sanapiah, F.1995. Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi.

Jakarta: Rajawali Press.

Satker Pengembangan Pengelolaan Persampahan DIY, Dept. PU, Dirjend. Cipta

Karya. 2005. Studi Perencanaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Prop. DIY. Yogyakarta: CV. Air Mas.

Suwarto. 2006. Model Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah: Studi

Kasus di Kawasan Perumahan Tlogosari. Tesis. Semarang: Program Pasca

Sarjana Magister Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.

Kustiah, Tuti. 2005. Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat.

Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian

dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum.

L. LAMPIRAN

Page 14: Proposal Revisi

1. Biodata Ketua Kelompok dan Anggota Kelompok

Ketua Kelompok

Nama : Iin Irmawati

NIM : 08 / 267141 / GE / 6420

Tempat, tanggal lahir: Kediri, 09 Januari 1990

Alamat : Jalan Kaliurang KM 4,5 Perum Swakarya 1A Yogyakarta

Fakultas : Geografi

Jurusan : Geografi Lingkungan

No Telp : 085729328322

Anggota Kelompok

1) Nama : Siti Puji Lestarimimgsih

NIM : 07/253950/ GE/ 6188

Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 31 Maret 1989

Alamat : Pringgokusuman GT II/ 472 Yogyakarta 55272

Fakultas : Geografi

Jurusan : Geografi Lingkungan

No Telp : 087839175064

2) Nama : Panji Nur Rahmat

NIM : 07/ 257413/ GE/ 6351

Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 03 Juni 1989

Alamat : Purwokinanti PA 1/ 127 Yogyakarta

Fakultas : Geografi

Jurusan : Geografi Lingkungan

No Telp : 08574354721

3) Nama : Wisnu Ariyanto

Page 15: Proposal Revisi

NIM : 08 / 267731 / GE / 6514

Tempat, tanggal lahir : Purworejo, 27 November 1989

Alamat : Jalan Welang CT VIII No.77B Karanggayam

Yogyakarta

Fakultas : Geografi

Jurusan : Geografi Lingkungan

No Telp : 085729083954

2. Biodata Dosen Pembimbing

Nama : Dr.Sri Rum Giyarsih, S.Si,M.Si

Tempat, tanggal lahir : Bantul, 8 Mei 1969

Pendidikan : 1. S1 Program Studi Perencanaan Pengembangan

Wilayah Fakultas Geografi UGM2. S2 Program Studi Geografi Program Pascasarjana

UGM3. S3 Program Studi Geografi Program Pascasarjana

UGM Pekerjaan : Dosen Fakultas Geografi UGM

Alamat Rumah : Mrisi RT 01 Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta,

Kode Pos 55181, Telp (0274) 7875422, Alamat Kantor : Fakultas Geografi UGM, Sekip Utara Caturtunggal Depok

Sleman Yogyakarta, Kode Pos 55281, Alamat Email : [email protected]

Page 16: Proposal Revisi

PROPOSAL HIBAH PENELITIAN MAHASISWA

BERPOTENSI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS

MASYARAKAT DI KELURAHAN PRAWIRODIRJAN,

KECAMATAN GONDOMANAN, KOTA YOGYAKARTA

Diusulkan oleh:

Iin Irmawati (08/267141/GE/ 6420)

Wisnu Ariyanto (08/267731/GE/ 6514)

Siti Puji Lestariningsih (07/253950/GE/ 6188)

Panji Nur Rahmat (07/257413/GE/ 6351)

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2011

Page 17: Proposal Revisi