29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan hak setiap orang, pendidikan adalah tujuan dari segenap anak bangsa, dengan berpendidikan akan dapat merubah daya pikir seseorang tidak tahu menjadi tahu. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 bahwa. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalamm rangka mencerdaskan kehidupan bansa, bertujuan untuk mengembangkann potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermakhluk mulia, berilmu, cakap, kreatipf,mandiri,

Proposal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan hak setiap orang, pendidikan adalah tujuan dari segenap

anak bangsa, dengan berpendidikan akan dapat merubah daya pikir seseorang

tidak tahu menjadi tahu. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang

No.20 Tahun 2003 pasal 3 bahwa.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalamm rangka

mencerdaskan kehidupan bansa, bertujuan untuk mengembangkann potensi

peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, bermakhluk mulia, berilmu, cakap, kreatipf,mandiri,

dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Akan mempunyai wawsan, pengetahuan, keterampilan dan perilaku Akan

tetapi kegiatan belajar di perguruan tinggi merupahkan suatu hak istimewa

karna hanya orang yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di

lembaga pendidikan tinggi tesebut. Dengan pengakuan tersebut, harapan

adalah bahwa seorang yang telah mengalami proses belajar secara formsl

tertentu sesuai dengan pap yang inginn dituju oleh lembaga pendidikan. Dan

tujuan serta arah pendidikan Tinggi di Indonesia seperti yang tercantum pada

Page 2: Proposal

Bab II pasal 2 Keputusan Mentri Pendidikan No.232/U/2000

(Atmoko,2005;1) adalah “Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota

masyarakat yang memilikki kemampuan akademik dalam menerpkan,

mengembangkan, dan/atau memperkaya khasna ilmu pengtahuan, teknologi

dan atau kesenian, serta menyebarluaskan dan menyupayakan untuk

meningkatkan tarap kehidupan dan memperkaya kebudayaan nasional”.

Secara umum mahasiswa dipandang sebagai seorang intelektual yang serba

bisa oleh masyarakat bila di lihat dari kegitan yang dalakukan seperti ikut

menyuarakan penderitaan rakyat serta kegiatan kegiatan positif lainnya,

namun secara khusus mahasiswa adalah seorang pebelajar yang mencari jati

diri yang akan tejun ke masryakat dengan hasil belajarnya. Tapi bila sebagian

mahasiswa kurang menyiapkan diri, dengan serimg telambat serta alat

tulispun selalu meminjam dengasn teman di tambah lagi msuk kelas denga

keadaan pikiran kosong maka pemahaman akan menjadi atua bahkan tidak

ada proses pemahaman sama sekali. Menurut Sujardjono (2005:5)

“Mahasiswa yang masuk kelas dengan pikiran kosong akan memperoleh

pemahaman yang rendah dan samar-samar dan begitu keluar dari kelas

pemahama yang sedikit dan samar-samar tersebut akan segera hilang”. Jadi

bila dengan kosongnya pikiran pada kuliah tatap muka, lalu apa yang di dapat

oleh seorang mahasiswa sebagai seorang yang intelektual seharusnya

mahasiswa benar benar melakukan kegiatan perkuliaan untuk memanfaatkan

Page 3: Proposal

waktu yang sedikit itu. Nah, ketikah siapapun sebagian mahasiswa ini terlihat

pada saat peneliti grand tour pada tanggal 3 Mei 2011 di mahasiswa regular

kelas B 2.5.

Kita suda memasuki era globalisasi tentunya teknologi informasi sudah tidak tebatasi ruang gerak antar dunia dan untuk mendapatkan informasi sangt luas apalagi infomasi tentang pendidikan yang mudah di akses dan tersedia setiap saat. Sehingga era ini banyak mempengaruhi kegiatan-kegiatan remaja (mahasiswa) dengan tidak menyaring lagi gaya hidup seperti pergaulan bebas, Aktualisasi diri yang berlebihan, dangan tidak mengindahkan lagi peraturan-peraturan yang telah di sepakati, sebagai contoh kuliah dengan celana levis yang ketat, memakai baju kaos tampah krah bahkan ada yang memakai sandal dengan alasan yang bermacam-macam. Bila hal ini selalu terjadi di setiap perkuliahan kapan mahasiswa akan memperhatikan belajarnya karena sibuk menghias diri, sibuk mencari mendapat teman tentang didinya, inikah wajah-wajah pedidikan masa depan bangsa, dan tidak menunjukan sebagai seorang calon guru yang baik.

Dalam prilaku belajar tantunya mahasiswa regular kelas B mempunyai ciri-ciri tersendiri dari setiap individu, ada yang semangt, ada yang biasi-biasa saja, bahkan ada yang tidak tahu apa yang sedang di hadapinya. Menurut Arikunto (dalam djamara, 2002:48). “Perbedaan individual anak didik … cukup banyak, yang semuanya merupahkan ciri dan kepribadian anak didik sebagai individu.

Secara sadar sekarang kita memasuki dunia global yang lebih cepat dari kemauan seorang pebelajar sehingga dari prilaku dan hati nurani sering tidak sinkron, seperti aktualisasi diri yang lebih, dan motipasi belajar yang rendah. Dalam teori motipasi pemuasan kebutuhan merupahkan tujuan dari motif yang mengerakkan prilaku seseorang, motipasi dapat di pandang sebagai suatu ranti reaksi yang mulai dari kebutuhan, kemudian timbul keinginan untuk memuaskannya (mencapai tujuannya) sehingga psikologis yang akan mengarakan kepada tujuan (kepuasan) PUjadi (2007:42) dalam hal ini dapat di lihat pada gambar rantai motivasi sebagai berikut :

Page 4: Proposal

Gambar ; 01 ranti motivasi

Jika motivasi yang rendah dalam mengikuti perkuliahan maka berapa banyakkah yang bisa di serap selama perkuliahan tatap mukatersebut. Sedangkan kulia tatap muka itu hanya sedikit sekali waktu tersedia. Pada grand tour tanggal 03 Mei 2011 sebagian mahasiswa di saat dosen memberikan kateri terdapat beberapa mahasiswa tidak memperhatikan, seperti ngobrol bersama dengan teman, menggunakan HP dan tidak mencatat.

Kurangnya kesiapan mahasiswa serta minat belajar yang rendah dan sampai keluhan malas membukah buku adalah sebagian prilaku sudah bukan hal asing lagi untuk di dengar di telinga kita dari teman-teman mahasiswa, tidak (2004:30) beberapa hal yang perlu anda perhatikan ketikah kulia berlangsung adalah … dengarkanlah dengan seksama, karena Anda hanya akan mengingat setenga dari yang Anda dengar, dan kadangkalah informasi yang Anda catat mengandung pula kesalahan.

Akan tetapi hal tersebut di atas seringkali dilanggar oleh sebagian mahasiswa, pelanggaran itu terjadi seperti masuk kelas tidak tepat waktu, berpakaian tidak sopan (memakai celana levis, baju kaos tanpa krah). Yang paling sering terjadi walau ini sedikit mereka baru akan membuka buku ketikah kegiatan belajar mengajar di mulai di dalam kelas itu pun terkadang tidak tahu apa permasalahan yang akan di bahas. Padahal menurut Djamarah, (1994:23) bahwa pengertian prestasi belajar adalah “hasi yang di peroleh berupah kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasi dari aktivitas dalam belajar”.

Walaupun di dalam proses pembelajaran itu juga dipengaruhi oleh faktor internal mahasiswa itu sendiri seperti adanya kejenuhan dan kesulitan belajar sehingga dapat menghambat dari pada tujuan belajar. Juga tedapat faktor eksternal yang tampak cukup besar mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa yaitu lingkungan dan pergaulan bebas antar mahasiswa seperti duduk terlalu dekat dengan lawan jenis di dalam kelas serta tidak memperhatikan di saat dosen memberikan materi sehingga tidak merespons dengan baik materi tersebut dan membuat gerah dosen pembimbing mata

Kebutuhan Keinginan

[Ketegangann [Prilaku [Kepuasan

Page 5: Proposal

kulia itu. Dengan gejalah yang tmpak cukup mengkhawatirkan itu dewasa ini, yaitu adanya perkembangan negative terhadap mahasiswa dimana kebebasan pergaulan yang menyita waktu belajar mereka sehinggah mendorong mereka menunda tugas yang di berikan oleh dosen pembimbing, tidak mempersiapkan diri untuk kuis, mid serta ujian akhir smester yang sifatnya sistem kebut semalam (SKS), akibatnya mahasiswa kebanyakan mempunyai perilaku hanya untuk datang, duduk, dan catat (D2C). maka lahirlah pandangan asal dapat nilai saja sudah cukup.

Masalah-masalah tersebut tidak terlepas dari peranan teknologi pendidikan dalam kawasan desain pada karakteristik pebelajar. Karene desain tersebut merupahkan alat untuk menganalisis semua perilaku belajar dalam proses belajar mengjar, yang mana hal tersebut merupahkan karakteristik pebelajar itu sendiri. Desain ini bertujuan untuk menjelaskan segi-segi latar belakang pebelajar yang perlu di perhitungkan umtuk kemudian di analisis, mengidentifikasi perilaku-perilaku belajar yang timbul, dan menentukan bagaimana caranya tersebut dalam proses belajar. Untuk mencapai seorang mahasiswa harus mengetahui apa tujuan yang ingin di capai dalam belajar sehingga dapat mengkuti sistem-sistem kesepatan dalam perkuliahan. Tidak terkecuali di tingkat Sekolah Menengah Lanjutan Atas (SLTA) saja harus taat tertib sekolah, di perguruan tinggi juga tata terib mengikuti proses belajar telah di sepakati pada Orientasi Prngenalan Pendidikan Kampus (OPDIK) terutama mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan. Kesepakatan itu di antaranya adalah tidak diperkenankan memakai celana levis, tidak diperkenankan memakai baju kaos tampa krah, tidak diperkenankan memakai jenis sapatu sandal, apalagi sengaja memakai sendal, masih pada kesepakatan seorang mahasiswa harus berpakaian yang sopan, masuk kelas tepat waktu, mengikuti proses belajar tatab muka, dan aktif mengikuti diskusi.

Menurut Sukirmanbukan suatu kesepakatan bersama yaitu tertidur di saat dosen memberikan menggunakan HandPone(HP) serta mengobrol sehingga materi yang disajikan oleh dosen tidak sepenuhnya did apt oleh sebagian mahasiswa. Bila sikap dan perhatian sebagian mahasiswa dalam mengikuti perkuliahanseperti di atas maka semua materi yang di berikan oleh dosen pembimbing akan lewat seperti angin lalu. Grand mini tour tanggal 03Mei 2011.

Page 6: Proposal

Pada kuliah tatap muka mahasiswa dihadapkan banyak permasalahan yang tentunya pemasalahan itu tidak dapat dipecahkan sendiri sendiri dan memerlukan pandangan dari berbagai sudut lain untuk mendapat hasil yang baik dari suatu kesepakatan perbedaan, maka untuk dapat memecahkan permasalahan ituharus di angkat dalam diskusi kelompok. Menurut Jamarah (2002:119) “Berdiskusi dalam kelompok salah satu taktik untuk membentuk sikap mental mahasiswa yang di percaya pada diri sendiri dan pandai menghargai pedapat orang lain”.

Pepatah mengatahkan waktu adlah uang bagi seorang pebisnis, namun waktu untuk seorang mahasiswa adalah lamanya ia dapat menyelesaikan kulia di perguruan tinggi, ada beberapa konsep tentang waktu seperti belajar tatap muka di dalam kelas, waktumenunggu dosen yang datangtidak tepat waktu karena sesuatu hal terjadi di perjalanan ke kampus,atau waktu seseorang berjalan dengan gayanya yang berlenggak lenggok sehingga mencuri perhatian orang lain. Menurut Djamarah (2002:18) “seluruh kehidupan manusia pada hakikatnya bergelut dengan dimensi waktu. Manusia tidak hanya bergerak dalam lingkungan waktu, tetapi juga bernafas dengan dalam ruang lingkup watu, karena itu manusia berada dalam siklus waktu”. Dalam bagaimana pemanfaatan waktu mahasiswa menunggu dosen dating tidak tepat waktu, seyogyabya mereka membicarakan tentang masalah-masalah aktual saat ini atau membahas tentang bahan yang akan di bicarakan dalam diskusi atau lebih baik melaksanakan diskusi secara mandiri dan mencatat pertanyaan yang belum bisa di pecahkan oleh kelompok pemakalah atau teman lainnya, namun yang sering terjadi umumnya di kampus Universitas Baturaja khususnya program studi teknologi pendidikan bila dosen terlambat dating maka terlambatlah pula semua proses perkuliahan itu. Sehingga proses pembelajaran tatap muka sangat menentukan jalan perkuliahan, tanpa dosen pembimbing tanpa mahasiswa di dalam kelas. Sehingga membiasakan pendapat bahwa dosen adalah “sebagai menejer kuliah” (Suardjono 2005:7)

Atas dasar itulsh penulis tertarik untuk meneliti dengan menggunakan Penelitian Kualitatif tentang “Perilaku Belajar Reguler kelas B dalam Perkuliahan Tatap Muka pada Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) TA 2010/2011. Fakultas Kerguruan dan Ilmu Prndidikan (FKIP) Universitas Baturaja (UMBARA). “Sebab perilaku mahasiswa terhadap motivasi dalam proses belajar di dalam kelas (tatap muka) tersebut perlu di kaji lebih dalam.

Page 7: Proposal

B.. Pembatasan masalah

Mengingat luasnya permasalahan pada identifikasi, dan keterbatasan waktu, biaya serta pengetahuan yang ada, maka permasalahan dibatasi pada “Perilaku belajar mahasiswa terhadap proses belajar di dalam kelas. Pada Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja”.

C. Rumusan Masalah

Melihat pembatasan masalah di atas dapat di Rumuskan bahwa Perilaku Belajar Mahasiswa Reguler Kelas B dalam Kulia Tatap Muka pada Program Studi Teknologi Pendidikan Falkultas Keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Baturaja Tahun Akademik 2010/2011.

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang telah di rumuskan, maka tujuan yang ingin di capai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui prilaku belajar mahasiswa regular kelas B dalam kelas pada saat dosen memberikan materi.

E. Manfaat Penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat dari berbagai pihak,baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya bagi:

1. Program Studi Teknologi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan gambaran erhadap perilaku belajar mahasiswa yang dapat di jadikan sebagai masukan dalam penetapan peraturan dan tata tertib perkuliahan dimasa akan dating.

2. Dosen Pembimbing

Page 8: Proposal

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada tenagapendidik khususnya dosen Program Studi Teknologi Pendidikan dalam menghadapi perilaku belajar mahasiswa.

3. Mahasiswa

Diharapkan dapt memberikan masukan kepada mahasiswa,bahwa setiap bentuk perilaku yang ditimbulkannya turut mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran.

4. Penulis

Dapat menambah wawasan dalam rangka penyelesaian Pendidikan Strata Satu pada Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran, maka penulis menganggapperlu untuk mentengahkan difinisi operasional yang menjelaskan istilah-istilah yang perlu dalam skripsi ini :

1. Perilaku adalah “tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:755) Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua sikap dan tingka laku mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Belajar adalah “Proses interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai perubahan tingka laku. Proses interaksi mahasiswa dengan lingkungannya terjadi dalam perkuliahan yang terdiri atas kegiatan tatap muka, terstruktur dan mandiri”. Menurut Pedoman Pendidikan Universitas Malang, 2004,pasal 122 ayat 5 dalam (Atmoko, 2008:5). Belajar dalampenelitian ini adalah suatu proses yang dilakukan mahasiswa untuk memperoleh perubahan tingka laku sebagai hasil pengalaman mahasiswa dalam interaksi dengan lingkungannya.

3. Peserta didik adalah “Subjek yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pada proses belajar pada Program Studi Teknologi Pendidikan”. Dalam Undang-Undang Rebuplik Indonesia 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional Peserta didik adalah “Anggota masyarakat yang berusaha mangembangkan potensi diri

Page 9: Proposal

melalui pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu“. Dalam penelitian ini peserta didik diartikan semua mahasiswa Reguler Kelas B (sore) yang berada di Teknologi Pendidikan Angkatan 2008/2009 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja.

Page 10: Proposal

BAB II

KAJIAN TIORI

A.Kajian Teoritis

1.Pengertian Belajar

Memasuki dunia Perguruan Tinggi melibatkan diri dari situasi hidup dan situasi hidup dan situasi akademis yang secara fundamental berbeda dengan apa yang pernah dialami dalam lingkungan Sekolah Lanjutan Atas.Namun Perguruan tinggi bukanlah sekedar lanjutan Atas,tetapi merupakan yang hakiki taraf pendidikan itu.Menurut Salam (2004:1) Sebagai Konsekonsinya, “Bahwa Manusia Wajib mengadakan adaptasi dengan dunia baru ini yang penuh dengan Liku-liku dan seluk beluknya serta penuh resiko,terutama adaptasi pola berfikir,belajar,berkreasi,bertindak/beramal dalam menggeluti kehidupan kampus”.Hal tersebut memerlukan kesadaran dari mahasiswa bahwa ia berada diantara berbagai ragam problem secara sendirian ,yang sangat jauh berbeda dengan situasi Sekolah Lanjutan Atas yang relative mudah memperoleh bimbingan dan penyuluhan.

Dengan demikian bahwa untuk mendapatkan ilmu secara wawasan yang luas tidak mudah membalikan telapak tangan tentunya mahasiswa harus bekerja keras belajar dengan sungguh mengikuti peraturan yang ada seperti dating tepat waktu atau dating lebih awal,duduk dikursi bagian depan dan siap dengan buku-buku serta alat tulis,Sehingga ketika dosen masuk kedalam kelas kita sudah siap secara fisik dan maupun mental untuk menstanfer materi yang diberikan .Penilaian pendapat dengan apa yang diutarakan oleh jamarah (2002:108) bahwa”mahasiswa yang telah apa yang telah disampaikan dan dibahas oleh dosen”

Sejalan dengan perubahan dalam masyarakat,mahasiswa juga mengalami pancaroba dalam dirinya menuju taraf kedewasaannya.Tantangan ini dibutuhkan suatu sikap mental yang tangguh dan serasi dengan tuntutan hidup di dunia baru,karena mahasiswa secara fisik dan kewajiban seyogyanya telah mencapai taraf kedewasaan atau kematangan rasional dan emosional untuk mendidik dan membentuk dirinya sendiri menjdi seorang ilmuan/inteliktual.Dengan demikian mahasiswa diharapkan adanya jiwa yang bebas terbuka ,fikiran yang kreatif,kritis dan kreatif dalam segala hal.serta tidak

Page 11: Proposal

menjadi bingung ditengah-tengah peraturan pendapatan dan kaedah-kaedah yang asing yang dipelajari.

Menurut Pedoman Pendidikan University Malang,2004 pasal 122 ayat 5 dalam (Atmoka, 2008:5). Pengertian belajar adalah “Proses intraksi Individu dengan lingkungannya untuk mencapai perubahan tingkah laku.Proses intraksi mahasiswa dengan lingkungan terjadi dalam perkuliahan yang terjadi dalam intraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif ,efektif dan psikomotor.

Menurut Gagne (dalam Dimyati, 2002:10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks .Hasil belajar berupa kabalitas.Setelah belajar orang memiliki keterampilan , pengetahuan ,sikap,dan nilai.Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang bermulai dari lingkungan dan (ii) proses kognitif yang berubah sifat stimulasi lingkungan,melewati pengolahan informasi,menjadi kapabilitas baru.Masih menurut Garge (dalam Dimyati,2002:10) Belajar terdiri dari tiga komponen penting. Komponen tersebut dilukiskan dalam bagan dibawah ini :

Gambar : 02 bagan komponen belajar

Kondisi internal belajar Hasil belajar

Berintraksi dengan

Acara pembelajaran

Belajar berkaitan erat dengan usaha atau rekayasa pembelajaran, sebagaa mahasiswa belajar yang di alaminya sesuai dengan peran intelektualnya dan penbukaan mental serta akan menghasilkan hasil belajar sebagai dampak perubahan yang menghasilkan program belajar mandiri.

Keadaan internal dan proses kognitif siswa

Stimulus dari lingkungan

Informasi verbal, Keterampilan intelek, keterampilan motorik, Sikap, Siasat kognitif

Page 12: Proposal

2.Hakikat Perilaku Belajar

Menurut Djamarah (2002:14) adalah “Seseorang yang melakukan aktifitas belajar diakhiri dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru, maka individu itu telah belajar”. Namun dari semua perubahan tingkah laku seseorang belum dapat dikatakan belajar, sebab apabila seseorang berubah tingkah lakunya dengan melakukan kesengajaan seperti mabuk akibat minuman keras , narkoba, akibat gila dan sebagainya hal ini bukanlah kategori belajar. Jadi hakikat belajar itu adalah “Perubahan dan tidak setiap perubahan adalah hasil belajar” Djamarah,(2002:15).

Di dalam melakukan kegiatan belajar tentunya seorang mahasiswa mengalami pristiwa belajar menurut salam (2002;10). Terdapat beberapa pandangan tentang belajar,yaitu:

a).Belajar dapat di pandang sebagai hasil, yang di pandang adalah timbulnya sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang di pelajari . Timbulah klasifikasi yang perlu di miliki oleh setiap pelajar, seperti : bentuk ketrampilan, bentuk konsep-konsep dan bentuk sikap, sebagai hasilnya.

b).Belajar dapat di pandang sebagai fungsi, berarti perhatian tertuju pada aspek-aspek yang menentukan atau memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku manusia dalam pengalaman edukatif.Salah satu aspek utamanya adalah motivasi , yaitu konsepsi yang fungsional dalam menjelaskan sifat-sifat tertentu yang dinamis atau penberi arah dalam belajar.

c).Belajar dapat di pandang sebagai proses yang di perhatikan oleh pengajar adalah pola-pola perubahan tingkah laku selama pengalaman belajar berlangsung dan karena di tekankan perhatian pada daya-daya yang mendinamisasi.

Dengan demikian apabila seorang mahasiswa telah mengalami pengalaman belajar dan tidak mendapatkan hasil belajar, maka peristwa tersebut di alaminya secara tidak sadar serta masuk kelas dengan pikiran kosong. Dengan keadaan pikiran kosong dan tidak ada hakikat dari tujuan belajar maka seoran akan sibuk dengan urusannya sendiri tidak peduli dengan pap yang sedang di bahas dalam diskusi, tidak peduli materiapa yang diberikan oleh dosen pembimbing, bahkan kesibukannya itu mengajak orang lain sihingga mengganggu proses kegiatan pembelajaran. Di sisi lain mengganggu proses pembelajaran dalam kelas (tatap muka) juga akan membuat gerah dosen memberikan materi.

Page 13: Proposal

3. Ciri-Ciri belajar

Menurut Djamarah (2002:15) Yang termasuk dalam cirri-ciri belajar adalah sebagai berikut:

a).Perubahan yang terjadi secara sadar

Itu berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adnya suatu perubahan dalam dirinya.

b).Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Dan peruban terjadi akn menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses berikutnya.

c).Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan bertuju untuk memperoleh yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi semakin banyak usaha belajar di lakukan makin banyak dan makin baik perubahan yang di peroleh. Perubahan yang bersifat aktif, artinya peruban itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu mandiri, sebagai contoh, perubahan tingka laku karena proses kematangan yang terjadi dengan dirinya karena dorongan dari dalam,tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

d).Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saaat saja,seperti menangis, berkeringat, serta keluar air mata ini tidak dapat di golongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Sedangkan perubahan yang trjadi karena proses belajar bersifat permanen atau menetap. Ini berarti bahwa tingka laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap sebagai contoh, kecakapan seseorang memainkan gitar setelah ia belajar kecakapannya tidak hilang melainkan semakin berkembang.

e).Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Berarah

Dalam hal ini berarti perubahan tingka laku itu terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perubahan belajar terarahpada perubahan tingka laku yang benar-benar di

Page 14: Proposal

sadari, sebagai contoh seseorang belajar computer,sebelumnya siduhdi tetapkan apa hendak di capai dengan belajar computer tersebut.

f).Perubahan Mencakup Seluruh Tingka Laku

Bilah perubahan yang diperleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingka laku. Maka seseorang belajar sesuatu sebagai hasilnya ai akan mengalami perubahan tingka laku secara menyeluruh dalam kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

4. Motivasi Belajar

Motivasi di pandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan manusia, termasu prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan mengangtifkan, menggerakkan,menyalurkan, dan mengarahkan sikap prilaku individu belajar. Menurut Koesworo, (1989), Siagian, (1991), Bigg & Tekfr, (1987) dalam Dimyati dkk,2002:20.

Di dalam proaea belajar mahasiswa di harapkan berkonsentrasi pada apa yabg sedang berikan oleh seorabg doaen pembimbing mata kulia, menyimak dan mencatatserta bertanya sesuai dengan meteri yang sedang diberikan sehingga interaksi pembelajarn tatap muka terjadi dengan baik. Untuk mengikuti hhal tersebut tentunya mahasiswa harusmempunyai ufaya konseftrasi yang baik. Karena menurut Djamara (2002:15) konsentrasi adalah “Pemusatan fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek. Misalnya, konsentrasi pikira, perhatian dan sebagainya.

Menurut waktu dan tepat waktu belajar dapat juga di artikan pula sebagai disiplin dalam pembelajaran, karena dengan waktu yang terbatas itu seharusnya mahasiswa tidak keluar kelas selama dosen masih memberikan materi karena dalam belajar sangat di perlukan denagndisiplin kita dapat menghargai waktu, Menurut Djamara (2002:13) bahwa “ Orang-orang yang berhasil selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan”.

Page 15: Proposal

B. Kerangka Konseptual

Gambar ; 03 Kerangka konseptual

Program Studi teknologi Pendidikan

Prilaku Mahasiswa dalam Kuliah tatap muka

-Perhatian dan motivasi selama perkulihan berlansung

-Aktif merespon

-Daya konsenterasi

Disiplin dalam pelaksanakan selama kuliah

Kesiapan dalam mengikuti perkulihan

Perilaku Belajar Mahasiswa regular Kelas B dalam kuliah tatap muka pada Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas BaturajaTahun Akademik 2010/2011

Page 16: Proposal

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi pendidikan

Lokasi penelitian ini di Universitas Baturaja Fakultas Keguruab dan Ilmu Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan.yang beralamat di Jalan RatuPenghulu No.02301 Karang Sari Baturaja OKU, tel (0735 326122). Kegiatan Perkuliahan dilaksanakan setiap hari dari pukul 08.00 sampai dengan selesai.

B. Metode Penelitian dan Alasan

Penelitian bersifat kualitatip, berlangsung dengan latar alamia, penelitian sebagai intrumen utama, analisis masalah secara induktif, kualitatif. Hal ini sesuia dengan masalah yang akan diteliti yang bersifat kompleks, mengungkap semua perilaku mahasiswa yang timbuk dalam pelaksanaan proses pembelajaran termasuk motivasi pembelajaran, cara berdiskusi, pemanfaatan waktu menunggu dosen, serta kesulitan dalam melaksanakan diskusi.

Selain untuk mengungkap teknik perkuliahan yang diberikan oleh dosen pembimbing senagai menejerkuliah, yang mana faktor-faktor itu memberikan sifat menuju belajar mandiri. Menurut Moleong (1994:5) tentang penelitian induktif sebagai berikut :

Maksut penelitian induktif tersebut menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagai yang terdapat dalam data, dan data di kenal dan diakontabel, menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada sesuatu latar lainnya dan menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan –hubungan serta memperhitungkan nilai-nilai secara ekplosit sebagai bagian dari stuktur analitik

Dalam pelaksanaan observasi, penelitian dapat bergabung sebelum perkuliahan di mulai di mana dosen belum datang, serta masuk ke dalam kelas dengan tidak mengganggu proses pembelajaran. Adapun tahapan penelitian ini adalah srbagai berikut :

1.Grand tour observasi atau tahap observasi menyeluruh

Page 17: Proposal

Tahap ini di lakukan untuk mengenali secara langsung prilaku mahasiswa pada saat menunggu dosen dan proses pembelajara.

2.Mengamati lingkungan dan objek yang di teliti

Tahap ini penelitian langsung melihat kondisi dan situasi yang

3.Menganalisis proses pembelajaran

Tahap ini peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran di FKIP Program Stadi Teknologi Pendidikan UNBARA,

4.Mengumpulkan dan menganalisis data-data yang diperlukan

Tahap ini, Penelitian mencari data-data tentang perilaku belajar mahasiswa dan Dosen sebagai manajerkuliah. Kemudian data-data tersebut dikumpulkan dan di analisa agar tercapai kesempurnaan data tersebut.

5.Tahap pengecekan hasi penelitian atau temuan penelitian

Tahap ini peneliti mengecek kembali secara rinci semua hasil dan temuan yang ada dilapangan

C. Data dan Sumber Data

Data yang akan di kumpulkan yaitu data yang bersifat naturalistic dari wawancara dan observasi partisipasif Mahasiswa Reguler Program Stadi Teknologi Pendidikan. Selanjutnya berkebang dengan prinsip “Bola Salju’ (Faisal, 1990:158) dan Lafland (Moleong, 1994:112) “Umber data utama dalam penelitian kwalitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dukumen dan lain-lain”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber dan jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini berupah kata-kata dan sumber tertilis lainnya tentang prilaku belajar mahasiswa Program Stadi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja.

Page 18: Proposal

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif peneliti berkedudukan sebagai intrumen utama dalam pengumpulan data sebagai ‘tangan pertama” (faisal, 1990:158). Instrument pendukung yang akan digunakan adalah:

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi partisipan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung ketika pelaksanaan pengumpulan data berlangsung dengan cara mengikuti pelaksanaan proses belajar.

2.Wawancara

a.Wawancara tidak berstuktur digunakan ketika grand tour observasi dengan tujuan mengungkap proses belajar.

b.Wawacara berstuktur digunakan ketika melakukan eksporasi terfokus pada domain yang di pilih.

c.Wawancara dengan pertanyaan kontras pada melakukan analisis komponensial.

3.Dokumentasi

Studi dokumentasi di tunjukan untuk memperoleh data secara tertulis tentang perilaku mahasiswa.

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Memperdulikan penciptaan rapport atau suatu permulaan penelitian untuk dan menjalin suasana keakraban sebelum melakukan pengumpulan data.

2. melakukan peer debriefing atau dikusi tukar pendapat mengenai hasil penelitian dengan dosen pembimbing pada Program Studi Teknologi Pendidikan.

Page 19: Proposal

3. Melakukan member chech digunakan untuk menyelesaikan akhir dalam pengisian analisis data kawasan, taksonomi dan kompensional.

4. Melakukan triangulasi data, merupakan suatu metode untuk mengkaji fenomena yang sama dengan menggunakan multi metode. Peneliti hanya menggunakan triangulasi data, yaitu dengan membandingkan hasil yang di temukan dengan kenyataan yang dilakukan pada waktu yang berbeda dan kelompok yang berbeda pula.

5. Memperpanjang waktu berlama-lama setelah tidak mendapat informasi baru.

F. Analisa Data

Analisa data yang digunakan menurut Faisal (1990:90) yaitu:

1. Analisa domain digunakan pada saat melakukan gran tour observation sehingga dapat menampung sebanyak mungkin domain. Peneliti terjunlangsung observasi wawancara untuk mendapatkan informasi secara meyeluruh.

2. Analisa taksonomi komponensial digunakan pada saat eksplorasi terfokus, tujuannya untuk memperinci masing-masing domain yang di pilih. Peneliti terjun langsung melakukan pengamatan dan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci.

3. Analisa komponensial digunakan untuk mengkontraskan permasalahan dalam satu domain, jawaban wawancara yang di butuhkan adalah “ya” dan “tidak”. Peneliti menetukan atau merancang pernyataan kontras yang rici.

4. Analisa tema digunakan untuk mengetahui benang merah hasil pengumpulan data dilapangan. Analisa ini digunakan setelah mengumpulkan data di lapangan. Peneliti menguraikan hasil penelitian.

Page 20: Proposal

DAFTAR PUSTAKA

Atmoko,Tjipto. (2005). Budaya Akademik dan Non Akademik Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran.wwwmtjiptoadmoko.com

Djamara, Syaiful. (2002). Psikologi Belajar, Jakarta : Rinika Cipta.

Djamara, Syaiful. (2002). Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : Rinika Cipta.

Dimyanti. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rinika Cipta.

Faisal, Sanpiah. (1990). Penelitian kualitatif : Dasar-dasar dan Aplikasi

Malang : Yayasan Asah Asih Asuh

Moleong, Lexy. (1994) . Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rodekarya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Pujadi, Arko. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa : Studi Kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda [email protected]

Salam, Badarudin. (2002). Cara Belajar yang Sukses di Perguruan tinggi. Jakarta : Rinieka Cipta.

Sukirman, Silvi. (2004). Tuntunan Belajar di Perguruan Tingg. Jakarta : Pelangi Cendikia.

Suwardjono. (2005). Prilaku Belajar Di Perguruan Tinngi. www.suwardjono.com

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran : Berorientas Standar Pendidikan. Bandung :

Tilaar. (2004). Perbandingan Baru Penididkan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta