34
Etika, Moral, dan Akhlak ETIKA, MORAL DAN AKHLAK Diajukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam. Dosen: Ani Nur’aeni, M.Pd. Oleh Konsentrasi Bahasa 1. Dinar Widyasmara 0801571 (07 ) 2. Nita Setia Rima 0803222 (15 ) 3. Opik Sukmana 0801579 (19 )

Pengertian Etika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

ETIKA, MORAL DAN AKHLAK

Diajukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester

mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam.

Dosen: Ani Nur’aeni, M.Pd.

Oleh

Konsentrasi Bahasa

1. Dinar Widyasmara 0801571 (07)

2. Nita Setia Rima 0803222 (15)

3. Opik Sukmana 0801579 (19)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2010

Page 2: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن الله بسم

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala

puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah

maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Etika, Moral, dan Akhlak.

Makalah ini merupakan salah satu tugas Ujian Tengah Semester

perkuliahan Seminar Pendidikan Agama Islam. Dalam penulisan makalah ini,

kami banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan yang bermanfaat dari berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini perkenankanlah kami mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan

makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan-kekurangan. Hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena

keterbatasan ilmu dan kemampuan kami. Untuk itu kami mengharapkan

tanggapan, kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri,

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalam.

Sumedang, November 2010

Penulis

Page 3: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Tujuan Penulisan

3. Rumusan Masalah

4. Sistematika Penulisan

BAB II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak

2. Perbedaan Akhlak dengan Moral dan Etika

3. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan

4. Upaya Membina Akhlak

5. Pendidikan Akhlak

6. Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB III. PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sikap hidup yang baik harus sesuai dengan etika, moral, dan akhlak. Etika,

moral dan akhlak merupakan sesuatu yang patut dimiliki oleh setiap manusia.

Akhlak adalah kelakuan, yang mana akhlak di sini adalah berupa

kelakuan manusia yang sangat beragam, keanekaragaman tersebut dapat

ditinjau dari berbagai sudut, antara lain nilai kelakuan yang berkaitan dengan

baik dan buruknya suatu perbuatan manusia itu sendiri. Etika merupakan ilmu

tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban

moral (akhlak). Sedangkan Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang

menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya.

Berbicara tentang Etika, Moral dan Akhlak, maka dalam makalah ini

penulis akan mencoba sedikit menguraikan tentang hal-hal trsebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahannya yaitu :

1. Jelaskan pengertian etika, moral, dan akhlak!

2. Jelaskan perbedaan akhlak dengan moral dan etika!

3. Bagaimana aktualisasi akhlak dalam kehidupan?

4. Bagaimana upaya-upaya membina akhlak?

5. Jelaskan mengenai pendidikan akhlak!

6. Bagaimana implementasi pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam dan

supaya kita lebih mengetahui tentang Etika, Moral, dan Akhlak diantaranya :

1. Mengetahui pengertian etika, moral, dan akhlak

Page 5: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

2. Mengetahui dan memahami perbedaan akhlak dengan moral dan etika

3. Mengetahui aktualisasi akhlak dalam kehidupan

4. Mengetahui dan memahami upaya-upaya membina akhlak

5. Mengetahui pendidikan akhlak

6. Mengetahui implementasi pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

D. Sistematika

Dalam makalah ini, penulis akan menjabarkan tema yang digunakan,

dimulai dari Bab Pendahuluan. Dalam Bab ini, isinya ada Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penulisan dan sistematika. Dalam bab

kedua, penulis akan menjabarkan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

terdapat di dalam rumusan masalah.

Dalam Bab terakhir, Bab Penutup dalam makalah ini. Dalam ini, penulis

membuat kesimpulan dari isi bab kedua, yang menjabarkan atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di rumusan masalah. Masih dalam bab

terakhir ini, penulis juga menuliskan saran.

Page 6: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

BAB II

ETIKA, MORAL DAN AKHLAK

A. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak

1. Etika

Etika berasal dari Bahasa Yunani “ethes”, artinya adat kebiasaan.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian etika,

diantaranya ada Webster’s Dict. (Dr. H. Hamzah Ya’qub, 1996: 12) ‘etika

adalah ilmu tentang tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang

disistimatisir tentang tindakan moral yang betul.’

Ensiklopedi Winkler Prins (Dr. H. Hamzah Ya’qub, 1996:13) ‘etika

adalah bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan,

hujah-hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna tindakan.’

Dr. H. Hamzah Ya’qub (1996: 13), dalam bukunya sendiri menuliskan

bahwa “etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang

buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat

diketahui oleh akal pikiran.”

Jadi bisa disimpulkan bahwa etika adalah ilmu yang membatasi mana

yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan akal pikiran.

2. Moral

Perkataan “moral” berasal dari bahasa Latin “mores” kata jama’ dari

“mos” yang berarti adat kebiasaan. Dalam Bahasa Indonesia, moral

diterjemahkan dengan arti susila.

Dr. H. Hamzah Ya’qub (1996: 14) dalam bukunya menuliskan bahwa

“moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umumnya tentang tindakan

manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.”

Drs. A. Toto Suryana Af, M.Pd. dkk (2006: 188) dalam bukunya

menuliskan bahwa “moral adalah tindakan manusia yang sesuai dengan

ide-ide umum (masyarakat) yang baik dan wajar.”

Page 7: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

Dari dua pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa moral adalah

penilaian bagi baik dan wajar berdasarkan keumuman yagng sudah ada di

masyarakat.

3. Akhlak

Perkataan “Akhlak” berasal dari Bahasa Arab jama’ dari “khuluqun”

yang menurut logat diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku

atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan

perkataan “Khalqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan

“Khaliq” yang berarti pencipta, dan “Makhluq” yang bersrti di ciptakan.

Prof. Dr. Ahmad Amin (Dr. H. Hamzah Ya’qub, 1996: 12) dalam

bukunya “Al-Akhlaq” merumuskan pengertian akhlak.

‘Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.’

Drs. A. Toto Suryana Af, M.Pd. dkk (2006: 188) menyatakan bahwa

“Akhlak adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk,

mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan

pekerjaannya.”

Dari dua pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa akhlak adalah sebuah pengetahuan yang mencakup

baik buruk tentang segala sesuatu, baik itu dalam pergaulan manusia,

usaha yang ditempuhnya dan lain sebagainya.

B. Perbedaan antara Etika, Moral dan Akhlak

Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar

penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar

baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, sedangkan

moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan yang dibuat oleh

manusia.

Page 8: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

Suatu masyarakat jika masyarakat menganggap suatu perbuatan itu baik

maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai moral

dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat

universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari

apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan

dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam

prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul

sebagaimana disabdakannya : “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan

akhlak manusia.” (Hadits riwayat Ahmad)

Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya

adalah akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri

seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir

akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang

tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.

C. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan

1. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak yang baik kepada Allah berucap dan bertigkah laku yang

terpuji terhadap Allah Swt., baik melalui ibadah langsung kepada Allah,

seperti shalat, puasa dan sebagainya, maupun melalui perilau-perilaku

tertentu yang mencerminkan hubungan atau komunikasi dengan Allah di

luar ibadah itu. berakhlak yang baik antara lain melalui:

a. Beriman, yaitu meyakini wujud dan keesaan Allah serta meyakini apa

yang difirmankan-Nya, seperti imam kepada malaikat, kitab-kitab,

rasul-rasul, hari kiamat dan qadha dan qadar. Beriman merupakan

fondamen dari seluruh bangunan akhlak islam. Jika iman telah

tertanam di dada, maka ia akan memancarkan kepada seluruh perilaku

sehingga membentuk kepribadian yang menggambarkan akhlak Islam.

b. Taat, yaitu patuh kepada segala perintah-Nya dan menjauhkan segala

larangan-Nya. Sikap taat kepada perintah Allah merupakan sikap yang

Page 9: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

mendasar setelah beriman. Ia merupakan gambaran langsung dari

adanya iman di dalam hati.

c. Ikhlas, yaitu melaksanakan perintah Allah dengan pasrah dan

mengharapkan sesuatu, kecuali keridhaan Allah.

d. Khusyuk, yaitu melaksanakan perintah dengan sungguh-sungguh.

Segala bentuk perintah yang dilakukan dengan khusyuk melahirkan

kebahagian hidup.

e. Husnudzan, yaitu berbaik sangka kepada Allah. Apa saja yang

diberikan-Nya merupakan pilihan yang terbaik untuk manusia. Oleh

karena itu, seorang yang husnudzan tidak akan mengalami perasaan

kecewa atau putus asa yang berlebihan.

f. Tawakal, yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan

suatu kegiatan atau rencana.

g. Syukur, yaitu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat

yang telah diberikan-Nya.

h. Bertasbih, yaitu mensucikan Allah dengan ucapan, yaitu

memperbanyak mengucapkan subhanallah (Maha Suci Allah) sera

menjauhkan perilaku yang dapat mengotori nama Allah Yang Maha

Suci.

i. Istigfar, yaitu meminta ampun kepada Allah atas segala dosa yang

pernah dilakukan.

j. Takbir, yaitu mengagungkan Allah dengan membaca Allahu Akbar.

k. Do’a, yaitu meminta kepada Allah apa saja yang diinginkan dengan

cara yang baik sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah .

2. Akhlak Terhadap Manusia

a. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

1) Setia (al-amanah), yaitu sikap pribadi setia, tulus hati dan jujur

dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik

berupa harta, rahasia, kewajiban atau kepercayaan lainnya.

2) Benar (as-Shidqatu), yaitu berlaku benar dan jujur baik dalam

perkataan maupun perbuatan.

Page 10: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

3) Adil (al-‘adlu), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil

terdiri atas adil perseorangan, yaitu tindakan memberikan hak

kepada yang mempunyai hak tanpa menguranginya. Adil dari segi

hukum atau masyarakat adalah memutuskan suatu perkara sesuai

dengan hukum, tanpa memandang latar belakang.

4) Memelihara kesucian din (al-Ifafah), yaitu menjaga dan

memelihara kesucian dan kehormatan diri dari tindakan tercela,

fitnah dan perbuatan yang dapat mengotori dirinya.

5) Malu (al-Haya), yaitu malu terhadap Allah dan diri sendiri dari

perbuatan melanggar perintah Allah.

6) Keberanian (as-Syajaah), yaitu sikap mental yang menguasai hawa

nafsu dan berbuat menurut semestinya.

7) Kekuatan (al-Quwwah) terdiri atas kekuatan fisik, jiwa atau

semangat dan pemikiran atau kecerdasan.

8) Kesabaran (as-shabru) terdiri atas kesabaran ketika ditimpa

musibah dan kesabaran dalam mengerjakan sesuatu.

9) Kasih sayang (ar-rahman), yaitu sifat mengasihi terhadap diri

sendiri, orang lain dan sesama makhluk.

10) Hemat (al-iqtishad), yaitu sikap hemat yang meliputi hemat

terhadap harta, hemat tenaga dan hemat waktu.

b. Akhlak Terhadap Keluarga

1) Akhlak Terhadap Orang Tua

Orang tua menjadi sebab adanya anak-anak, karena itu akhlak

terhadap orang tua sangat ditekankan oleh ajaran Islam. Bahkan

berdosa kepada orang tua termasuk dosa besar yang siksanya tidak

hanya diperoleh di akhirat, tetapi juga selagi hidup.

Prinsip-prinsip dalam melakukan akhlak mahmudah terhadap

orang rua adalah:

a) Patuh, yaitu menaati perintah orang tua, kecuali perntah itu

bertentangan dengan perintah Allah.

b) Ihsan, yaitu berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya.

Page 11: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

c) Lemah lembut dalam perkataan maupun tindakan.

d) Merendahkan diri dihadapannya.

e) Berterima kasih

f) Berdo’a untuk mereka atau meminta do’a kepada mereka.

2) Akhlak Terhadap Suami-Istri

Suami istri merupakan ikatan yang menghubungkan kasih

sayang laki-laki dan perempuan. Dalam keluarga hubungan itu

melahirkan komunikasi, baik dengan kata-kata maupun perilaku.

Jika komunikasi itu didasari kasih sayang yang tulus, maka akan

lahir hubungan yang harmonis. Kasih sayang ditampilkan dalam

bentuk perhatian melalui kata-kata sikap.

3) Akhlak Terhadap Anak

Akhlak terhadap anak adalah memberinya perhatian dan kasih

sayang yang sangat dibutuhkan anak. Merawat, mengasuh,

membimbing dan mengarahkan anak merupakan bagian yang

sangat penting dalam mengembangkan akhlak yang baik. Bergaul

dengan anak pada dasarnya merupakan pendidikan bagi anak-anak.

Bagaimana orang tua berkata dan bertindak akan menjadi bagian

dari conroh perilaku yang akan dilakukan anak.

c. Akhlak Terhadap Tetangga

Akhlak terhadap tetangga merupakan perilaku yang terpuji.

Tetangga merupakan orang yang paling dekat secara sosial, karena itu

menjadi prioritas unntuk diperlakukan secara baik, sehingga dapat

terjalin yang harmonis dalam bentuk tolong menolong dan sebagainya.

Berbuat baik kepada tetangga sangat dianjurkan oleh Rasulullah.

Beliau merinci hak tetanggga sebagai berikut:

Hak tetangga yaitu: kalai ia inginmeminjam hendaklah engkau

pinjamkan; kalau ia minta tolong, hendaklah engkau tolong; kalau ia

sakit, hendaklah engkau lawat; kalau ia ada keperluan, hendaklah

engkau beri; kalau ia miskin, hendaklah engkau beri bantuan; kalau ia

mendapat kesenangan, hendaklah engkau ucapkan selamat; kalau is

Page 12: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

dapat kesusahan, hendaklah engkau hibur; kalai ia meninggal,

hendaklah engkau antar jenazahnya. Janganlah engkau bangun rumah

lebih tinggi dari rumahnya tanpa izinnya. Janganlah engkau susahkan

ia dengan bau masakanmu kecuali engkau berikan kepadanya

masakanmu itu. jika engkau beli buah-buahan hendaklah engkau

hadiahkan kepadanya, dan kalu tidak engkau beri, bawalah masuk ke

dalam rumahmu dengan sembunyi, dan jangan engkau beri anakmu

keluar buah-buahan itu, karena nanti anaknya inginkan buhan itu. (HR.

Abu Syaikh).

3. Akhlak Terhadap Lingkungan

Berakhlak kepada lingkungan alam adalah menyikapinya dengan cara

memelihara kelangsungan hidup dan kelestarianya. Agama Islam

menekankan agar manusia mengendalikan dirinya dalam mengeksploitasi

alam, sebab alam yang rusak akan dapat merugikan bahkan

menghancurkan kehidupan manusia sendiri. Seorang muslim dituntut

untuk menebarkan rahmat bagi seluruh alam, yaitu memandang alam dan

lingkungannya dengan rasa kasih sayang.

D. Upaya-upaya membina Akhlak

Minimal ada 6 (enam) metode pembinaan akhlak dalam perspektif Islam ;

metode yang diambil dari al-Qur’an dan Hadis, serta pendapat pakar

pendidikan Islam :

1. Metode Uswah (teladan)

Teladan adalah sesuatu yang pantas untuk diikuti, karena mengandung

nilai-nilai kemanusiaan. Manusia teladan yang harus dicontoh dan

diteladani adalah Rasulullah SAW, sebagaimana firman Allah SWT dalam

surah al-Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah

itu, teladan yang baik bagimu.”

Jadi, sikap dan perilaku yang harus dicontoh, adalah sikap dan perilaku

Rasulullah SAW, karena sudah teruji dan diakui oleh Allah SWT.

Page 13: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

Aplikasi metode teladan, diantaranya adalah, tidak menjelek-jelekkan

seseorang, menghormati orang lain, membantu orang yang membutuhkan

pertolongan, berpakaian yang sopan, tidak berbohong, tidak berjanji

mungkir, membersihkan lingkungan, dan lain-lain ; yang paling penting

orang yang diteladani, harus berusaha berprestasi dalam bidang tugasnya.

2. Metode Ta’widiyah (pembiasaan)

Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah biasa. Dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia, biasa artinya lazim atau umum ; seperti sedia

kala ; sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam ilmu jiwa perkembangan, dikenal teori konvergensi, dimana

pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya, dengan mengembangkan

potensi dasar yang ada padanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan,

untuk mengembangkan potensi dasar tersebut, adalah melalui kebiasaan

yang baik. Oleh karena itu, kebiasaan yang baik dapat menempa pribadi

yang berakhlak mulia.

Aplikasi metode pembiasaan tersebut, diantaranya adalah, terbiasa

dalam keadaan berwudhu’, terbiasa tidur tidak terlalu malam dan bangun

tidak kesiangan, terbiasa membaca al-Qur’ab dan Asma ul-husna shalat

berjamaah di masjid/mushalla, terbiasa berpuasa sekali sebulan, terbiasa

makan dengan tangan kanan dan lain-lain. Pembiasaan yang baik adalah

metode yang ampuh untuk meningkatkan akhlak peserta didik dan anak

didik.

3. Metode Mau’izhah (nasehat)

Kata mau’izhah berasal dari kata wa’zhu, yang berarti nasehat yang

terpuji, memotivasi untuk melaksanakannya dengan perkataan yang

lembut.

Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 232 :…”Itulah yang

dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman diantara kalian, yang

beriman kepada Allah dan hari kemudian”…

Page 14: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

Aplikasi metode nasehat, diantaranya adalah, nasehat dengan argumen

logika, nasehat tentang keuniversalan Islam, nasehat yang berwibawa,

nasehat dari aspek hukum, nasehat tentang  “amar ma’ruf nahi mungkar”,

nasehat tentang amal ibadah dan lain-lain. Namun yang paling penting, si

pemberi nasehat harus mengamalkan terlebih dahulu apa yang

dinasehatkan tersebut, kalau tidak demikian, maka nasehat hanya akan

menjadi lips-service.

4. Metode Qishshah (ceritera)

Qishshah dalam pendidikan mengandung arti, suatu cara dalam

menyampaikan materi pelajaran, dengan menuturkan secara kronologis,

tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal, baik yang sebenarnya terjadi

ataupun hanya rekaan saja.

Dalam pendidikan Islam, ceritera yang bersumber dari al-Qur’an dan

Hadis merupakan metode pendidikan  yang sangat penting, alasannya,

ceritera dalam al-Qur’an dan Hadis, selalu memikat, menyentuh perasaan

dan mendidik perasaan keimanan, contoh, surah Yusuf, surah Bani Israil

dan lain-lain.

Aplikasi metode qishshah ini, diantaranya adalah, memperdengarkan

casset, video dan ceritera-ceritera tertulis atau bergambar. Pendidik harus

membuka kesempatan bagi anak didik untuk bertanya, setelah itu

menjelaskan tentang hikmah qishshah dalam meningkatkan akhlak mulia.

5. Metode Amtsal (perumpamaan)

Metode perumpamaan adalah metode yang banyak dipergunakan

dalam al-Qur’an dan Hadis untuk mewujudkan akhlak mulia. Allah SWT

berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 17 : “Perumpamaan mereka

adalah seperti orang yang menyalakan api”… Dalam beberapa literatur

Islam, ditemukan banyak sekali perumpamaan, seperti mengumpamakan

orang yang lemah laksana kupu-kupu, orang yang tinggi seperti jerapah,

orang yang berani seperti singa, orang gemuk seperti gajah, orang kurus

seperti tongkat, orang ikut-ikutan seperti beo dan lain-lain. Disarankan

untuk mencari perumpamaan yang baik, ketika berbicara dengan anak

Page 15: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

didik, karena perumpamaan itu, akan melekat pada pikirannnya dan sulit

untuk dilupakan.

Aplikasi metode perumpamaan, diantaranya adalah, materi yang

diajarkan bersifat abstrak, membandingkan dua masalah yang selevel dan

guru/orang tua tidak boleh salah dalam membandingkan, karena akan

membingungkan anak didik.

Metode perumpamaan ini akan dapat memberi pemahaman yang

mendalam, terhadap hal-hal yang sulit dicerna oleh perasaan. Apabila

perasaan sudah disentuh, akan terwujudlah peserta didik yang memiliki

akhlak mulia dengan penuh kesadaran.

6. Metode Tsawab (ganjaran)

Metode ini juga penting dalam pembinaan akhlak, karena hadiah dan

hukuman sama artinya dengan reward and punisment dalam pendidikan

Barat. Hadiah bisa menjadi dorongan spiritual dalam bersikap baik,

sedangkan hukuman dapat menjadi remote control, dari perbuatan tidak

terpuji.

Aplikasi metode ganjaran yang berbentuk hadiah, diantaranya adalah,

memanggil dengan panggilan kesayangan, memberikan pujian,

memberikan maaf atas kesalahan mereka, mengeluarkan perkataan yang

baik, bermain atau bercanda, menyambutnya dengan ramah,

meneleponnya kalau perlu dan lain-lain.

Aplikasi metode ganjaran yang berbentuk hukuman, diantaranya,

pandangan yang sinis, memuji orang lain dihadapannya, tidak

mempedulikannya, memberikan ancaman yang positif dan menjewernya

sebagai alternatif terakhir. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Nawawi

dari Abdullah bin Basr al-Mani, ia berkata : “Aku telah diutus oleh ibuku,

dengan membawa beberapa biji anggur untuk disampaikan kepada

Rasulullah, kemudian aku memakannya sebelum aku sampaikan kepada

beliau, dan ketika aku mendatangi Rasulullah, beliau menjewer telingaku

sambil berseru ; wahai penipu”.

Page 16: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

Dari Hadis di atas, dapat dikemukakan, bahwa menjewer telinga anak

didik, boleh-boleh saja, asal tidak menyakiti. Namun di negeri ini, terjadi

hal yang dilematis, menjewer telinga anak didik, bisa-bisa berurusan

dengan pihak berwajib, karena adanya Undang-Undang Perlindungan

Anak. Pernah terjadi seorang guru, karena menjewer telinga anak didiknya

yang datang terlambat, orang tua siswanya lalu melaporkan ke polisi, lalu

sang guru terpaksa masuk sel. Oleh karena itu ke depan, perlu pula dibuat

Undang-Undang Perlindungan Guru, sehingga guru dalam melaksanakan

tugasnya, lebih aman dan nyaman.

E. Pendidikan Akhlak

Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31

ayat 3 disebutkan bahwa

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia

dalam rangka mencerdaskan bangsa.”

Juga pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, seperti yang termaktub di dalam bab II, pasal 3,

menyebutkan bahwa

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan dapat menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.”

Dalam Permendiknas Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

juga disebutkan bahwa

“Tujuan pembinaan kesiswaan antara lain adalah menyiapkan siswa agar

menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati

hak azasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.”

Dari beberapa dasar hukum di atas, salah satu tujuan pendidikan selalu

ditekankan pada pembentukkan akhlak mulia kepada peserta didik. Akhlak

Page 17: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

mulia diartikan sebagai tata perilaku yang didasari oleh sistem nilai-nilai

universal untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan

bernegara. Masyarakat, orang tua dan guru tidak berharap putra putri mereka

memiliki akhlak yang tidak mulia, akan tetapi mereka berharap agar putra

putri mereka memiliki akhlak yang .

Untuk membentuk dan mempertahankan akhlak mulia tersebut, adalah

menjadi tanggung jawab masyarakat, orang tua dan sekolah sebagai orang

yang turut bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan yang

dapat menumbuhkembangkan akhlak mulia kepada putra putri mereka.

Selanjutnya akhlak yang mulia itu dapat direalisasikan dalam kehidupan

sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat.

Sekolah sebagai lingkungan kedua bagi anak didik mempunyai peran yang

signifikan dalam membina perubahan perilaku anak, terutama selama anak

didik berada di lingkungan sekolah. Setiap sekolah di berbagai tingkat

pendidikan sudah mempunyai program dan kurikulum tersendiri berkenaan

dengan pembinaan akhlak, yang dituangkan dalam penyampaian mata

pelajaran di kelas maupun dalam kegiatan ekstra kurikuler.

Keberhasilan mencapai tujuan pendidikan akhlak mulia ditandai dengan

diwujudkannya akhak mulia itu dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu

dukungan pihak sekolah untuk mengkondisikan kurikulum sekolah yang

memungkinkan siswa dapat memahami nilai-nilai akhlak mulia, menghayati

dan mengamalkannya dalam perilaku sehari-hari.

Sikap dan tindakan kepala sekolah, guru, dan staf tata usaha di sekolah

dapat dijadikan teladan bagi siswa di sekolah. Sebagai orang dewasa di

sekolah guru dan tenaga kependidikan dapat berperan sebagai model yang

dapat menunjukkan sikap dan perilaku akhlak mulia untuk menjadi contoh dan

panutan bagi siswa. Di samping itu, guru dan tenaga pendidikan di sekolah

dapat juga berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa-siswa belajar

dan mengamalkan nilai-nilai akhlak mulia yang sesuai dengan norma agama

dan masyarakat.

Page 18: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

Nilai-nilai akhlak mulia yang telah dipelajari oleh siswa dapat

direalisasikan dalam tindakan nyata. Nilai-nilai yang telah dilaksanakan dapat

diperkuat sehingga menjadi kebiasaan baik. Penguatan dapat dilakukan

apabila siswa melakukan suatu tindakan akhlak mulia. penguatan dapat

dilakukan dengan memberikan isyarat tubuh seperti mengacungkan jempol

bagi siswa, memberikan pujian ataupun memberi hadiah bagi siswa tersebut.

Sebaliknya bagi yang melakukan suatu tindakan tidak terpuji diberikan

teguran, pengarahan atau sanksi agar mereka mengetahui bahwa tindakan

mereka salah, sehingga perlu untuk diperbaiki untuk waktu selanjutnya.

Akhlak mulia juga dapat membuat seorang muslim dicintai Allah dan

dicintai Rasulullah Saw. Di samping itu juga dengan akhlak yang mulia,

seseorang akan mendapatkan timbangan kebaikan yang berat di hari kiamat,

juga akhlak mulia akan meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah,

merupakan sebaik-baiknya amalan manusia dan menambah umur.

Dalam implementasi di sekolah, pendidikan akhlak mulia tidak saja

menjadi tugas dari guru Agama dan guru Pendidikan PKn saja, akan tetapi

menjadi tugas orang dewasa yang berada di sekolah baik kepala sekolah, guru

maupun tenaga pendidikan lainnya. Di samping itu perlu suatu komitmen

bersama agar pendidikan akhlak mulia dapat dilaksanakan secara optimal di

sekolah.

F. Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari

Dari penjelasan tentang pendidikan akhlak di atas, dapat dirumuskan

beberapa implementasi dari pendidikan akhlak yang ada di sekolah.

1. Memberi salam ketika bertemu guru dan teman.

2. Belajar tepat waktu.

3. Tidak memiliki rasa benci atau dendam terhadap teman sekolah.

4. Besikap tasamuh terhadap teman.

5. Menciptakan keadaan sekolah yang tenang.

6. Selalu qana’ah dengan apa yang dimiliki.

7. Selalu bersyukur.

Page 19: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

8. Berbakti kepada orang tua dan guru.

9. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

10. Bersabar.

11. Memiliki sikapan dan santun.

12. Tidak bersifat takabur.

13. Menghargai orang lain.

Page 20: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Etika adalah ilmu yang membatasi mana yang baik dan mana yang buruk

sesuai dengan akal pikiran. Moral adalah penilaian bagi baik dan wajar

berdasarkan keumuman yagng sudah ada di masyarakat. Akhlak adalah

sebuah pengetahuan yang mencakup baik buruk tentang segala sesuatu, baik

itu dalam pergaulan manusia, usaha yang ditempuhnya dan lain sebagainya.

Perbedaan ketiganya bisa dilihat dari sumber yang digunakan untuk

menentukan baik dan buruknya. Akhlak berdasarkan Al-Quran dan Sunnah

Rasul, sedangkan yang lainnya hanya berdasarkan akal manusia dan adat

istiadat yang berlaku di sana.

Aktualisasi akhlak dalam kehidupan sehari-hari bisa dibedakan menjadi

akhlak terhadap Allah, dan manusia.

Dalam membina akhlak dalam Islam, terdapat beberapa metode, yaitu

metode Uswah (teladan), metode Tsawab (ganjaran), metode Amtsal

(perumpamaan), metode Qishshah (ceritera), metode Mau’izhah (nasehat) dan

metode Ta’widiyah (pembiasaan).

Pendidikan akhlak secara tersirat merupakan pembelajaran yang penting

dalam sistem pendidikan di Indonesia, hal ini bisa dilihat dalam peraturan-

peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Hal ini menjadi tanggung jawab

bersama, antara pemerintah, sekolah, orang tua dan orang-orang disekitarnya.

Implementasinya berupa hal-hal kecil yang bisa dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya memberi salam kepada orang lain dan lain

sebagainya.

Page 21: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

B. Saran

Etika, moral dan akhlak merupkan hal yang sangat penting dalam

kehidupan. Pendidikan akhlak harus diterapkan sejak usia dini, hal ini

bertujuan agar seseorang dapat membina dirinya lebih baik, baik hubungannya

kepada Allah SWT, maupun kepada sesama manusia. oleh karena itu, sudah

seharusnya kita melakukan pembinaan akhlak untuk diri kita sendiri pada

khususnya, dan bagi orang lain pada umunya.

Akhlak bisa diimplementasikan dalam kehihupan sehari-hari dengan

melakukan hal-hal kecil, seperti mengucapkan salam. Jadi ada baiknya kita

membiasakan diri untuk berakhlak dengan melakukan hal-hal yang sederhana.

Page 22: Pengertian Etika

Etika, Moral, dan Akhlak

DAFTAR PUSTAKA

Ewon.2007. Etika, Moral dan Akhlak. http://dewon.wordpress.com [online]. 28

Oktober 2010.

Firin.2006. Kisah Sedih Pendidikan Akhlak. http://www.sufinews.com [online]. 28

Oktober 2010.

Halwi, Albi.2006. Tujuan Pendidikan Akhlak. http://id.shvoong.com [online]. 28

Oktober 2010.

Hariyanto, Putut.2010. Pendidikan Akhlak Mulia di Sekolah.

http://www.smkn2banjarbaru.sch.id [online]. 9 November 2010.

Ilyas, Yasril, dkk. 2006. Islam: Doktrin dan Dinamika Umat. Bandung: Value

Press.

Mustadjib, A., dkk. 1993. Aqidah – Akhlak II. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama dan Universitas Terbuka.

Purwanto, Agus.2008. Pendidikan Akhlak Antara Islam dan Globalisasi.

http://byaktika.multiply.com [online]. 28 Oktober 2010.

Rusli,Nasrun, dkk. 1993. Aqidah – Akhlak I. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama dan Universitas Terbuka.

Suryana, A. Toto, dkk. 2006. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.

Bandung: Tiga Mutiara.

Ya’qub, Ahmad. 1996. Pembinaan Akhlaqulkarimah (Suatu Pengantar).

Bandung: CV. Dipenogoro.