19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka melengkapi kurikulum yang dilaksanakan pada Jurusan Teknik Mesi n Fakult as Te knik Me si n Un iver si tas 17 Agus tus 1945 Sur aba ya, dis ini mahasi swa diwaji bka n unt uk men yel esai kan beb erap a  prakt ikum yang telah di ten tuka n ya it u di antaranya Pr akti kum Mesi n Pendingin. 1.2. Batasan Masalah  Praktium ini dibatasi pada penggunaan sistem pengkondisian udara dengan menggunakan refrigerant freon R-12 dengan menggunakan putaran yang mana telah diatur tingkat keadaan (temperatur dan tekanan) masing– masing input dan output masing – masing komponen dengan meruba laju aliran volumenya, kondisi ( tingkat keadaan ) dari masing – masing komponen tersebut merupakan sekumpulan data yang akan dicatat,  bagaimana sistem kerja, fungsi komponen serta siklus kerja dari mesin  pendingin. 1. 3. Tujuan Pr akti kum 1. Mahasiswa da pat men getahu i siklu s refri gerasu i R – 1 2 yang aktua l. 2. Ma ha si swa da pa t me nganal is a ko mp on en me si n pe nd in gi n secara termodinamika. 3. Mahasi swa dapat mengh itung kapas itas pendi ngin. 4. Mahasi swa da pat men ghitu ng C. O.P be rdasar kan si klus refrege rasi. 1.4 Sistematika Penulisan  Sistematika penulisan laporan praktikum ini berdasarkan pada buku Panduan praktikum,data hasil praktikum serta study literatur. - 1 -

Pendingin Download

Embed Size (px)

Citation preview

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 1/19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka melengkapi kurikulum yang dilaksanakan pada Jurusan

Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945

Surabaya, disini mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan beberapa

  praktikum yang telah ditentukan yaitu diantaranya Praktikum MesinPendingin.

1.2. Batasan Masalah

  Praktium ini dibatasi pada penggunaan sistem pengkondisian udara

dengan menggunakan refrigerant freon R-12 dengan menggunakan putaran

yang mana telah diatur tingkat keadaan (temperatur dan tekanan) masing– 

masing input dan output masing – masing komponen dengan meruba lajualiran volumenya, kondisi ( tingkat keadaan ) dari masing – masing

komponen tersebut merupakan sekumpulan data yang akan dicatat,

 bagaimana sistem kerja, fungsi komponen serta siklus kerja dari mesin

 pendingin.

1.3. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengetahui siklus refrigerasui R – 12 yang aktual.

2. Mahasiswa dapat menganalisa komponen mesin pendingin secara

termodinamika.

3. Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pendingin.

4. Mahasiswa dapat menghitung C.O.P berdasarkan siklus refregerasi.

1.4 Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan laporan praktikum ini berdasarkan pada buku

Panduan praktikum,data hasil praktikum serta study literatur.

- 1 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 2/19

  BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian alat pengkondisian udara

  Alat pengkondisian udara merupakan seperangkat alat atau mesin

yang digunakan untuk mengkondisikan udara,dimana udara dikondisikan

 pada temperatur dan kelembaban tertentu,sehingga dapat dihasilkan udara

yang bersih, segar dan nyaman:

1.Mengatur temperatur udara

2. Mengatur sirkulasi udara

3. Mengatur kelembaban udara

2.2. Prinsip kerja mesin pengkondisian

Pada saat saklar di – ON kan, maka motor penggerak kompresor 

  berputar mengarakkan kompresor. Dengan demikian kompresor berputar 

dan refrigerant akan dikompresikan, sehingga suhu dan tekanan naik,

refrigerant tersebut mengalir melalui pipa (Fan), karena R 12 ini mempunyai

sifat apabila didinginkan akan mencair dan apabila dipanaskan akan

menguap, maka refrigerant ini mencair. Pada kondisi tekanan dalam kondisi

tetap masih tinggi ini dapat dilihat pada grafik sistem refrigerant kompresi

uap. Untuk menghindari adanya campuran uap dan cairan yang akan masuk 

ke katup ekspansi maka digunakan receiver sebagai penyimpan cairan yang

akan masuk ke katup ekspansi, jadi yang masuk ke katup ekspansi adalah

cairan jenuh. Setelah itu cairan jenuh refrigerant akan masuk ke dalam

saringan ( filter ), agar didapatkan cairan refrigerant yang bersih dan berbeda

dari partikel–partikel yang mengganggu perubahan fase fisik refrigerant.

Dari katup ekspansi tekanan refrigerant diturunkan sehingga menjadi

 penurunan temperatur. Pada evaporator temperatur yang rendah tadi dengan

menggunakan kipas dihembuskan keluar evaporator.

Dari sinilah udara dingin itu didapatkan pada pipa – pipa evaporator 

karena refgerant yang mempunyai temperatur yang rendah mendapatkan

- 2 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 3/19

udara sekitar yang dihembuskan melalui kipas, yang temperatur udara

sekitar lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur refrigerant kembali

dengan tekanan yang rendah menuju kompresor kembali untuk dilakukan

 proses kompresi.

2.3. Siklus sistem refrigerasi

Siklus yang di pakai didalam mesin pengkondisian udar adalah siklus

uap standart ( Standart Vapore Comperession Cycle).seperti pada diagram

hubungan antara tekanan dan enthalpi. Enthalp merupakan proses dengan

tekanan dan meniadakan kerja yang dilakukan terhadap bahan. Sedangkan

 perubahan enthalpi merupakan jumlah kalor yang ditambahkan atau diambil

 persatuan massa melalui proses tekana yang konstan.

Psia

P

  3 2 

4 1

h Btu/lbm

Gambar 2.1.Diagram hubungan antara tekanan dan enthalpi

3 2

Trhotel

valve 4 1

Gambar 2.2.Proses kompresi uap standard

- 3 -

Kondensor 

Evaporator 

Kom

 preso

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 4/19

•  Proses 1 – 2

Proses kompresi dari uap jenuh menjadi uap panas lanjut sacara reversibleadiabatic reversible ( isentropic ) , proses ini terjadi pada kompresor 

sehingga garis entropy konstan

•  Proses 2 – 3

Proses pengembunan atau pelapasan panas yang terjadi pada kondensor 

dari panas lanjut menjadi jenuh cair . Cairan refrigerant yang bertekanan

dapat di salurkan pada katup ekspansi 

• Proses 3 – 4 

Proses Ekspansi dari cairan jenuh hingga menjadi cairan dan gas. Proses

ini terjadi didalam katup ekspansi.

•  Proses 4 – 1

Proses penyerapan panas dari udara luar yang terjadi pada evaporator 

digunakan oleh refrigerant untuk mengubah dari campuran cairan dan gas

menjadi uap jenuh dan tekanan konstan. Gas yang ada didalam kompresor 

dikompresi mengalami hambatan terutama pada waktu melalui katub isapdan katup buang.

◦R 

T

  3 2

4 1

S Btu/(lb)(◦R)

Gambar 2.1.Diagram hubungan antara temperatur dan entropi

- 4 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 5/19

Siklus diagram antara temperatur dan entropi diatas antara lain:

1. Pada proses 1 – 2

Kompresi adiabatic reversible dari uap jenuh menujuh tekanan

kondensor 

2 . Pada proses 2 - 3

Pelepasan kalor reversible pada tekanan konstan menyebabkan

 penurunan panas lanjut (desuperheating) dan pengembunan(kondensasi)

3 . Pada proses 3 - 4

Ekspansi tidak reversible pada enthalpi konstan dari cairan jenuh

menujuh tekanan evaporator selama proses berlangsung terjadi

kenaikan entropi (proses throtle)

4. Pada proses 4 - 1

Penambahan kalor reversible pada tekanan konstan dari penguapan

menujuh uap jenuh.

2.4. Perhitungan kerja sistem refrigrasi

Untuk mengetahui karakteristik kerja sistem refrigerasi, harus diketahui

kondisi kerja sistem. Adapun karakteristik kerja sistem tersebut, meliputi

antara lain :

1. Efek Refregerasi (Re) adalah kenaikan entalpi refrigerant dalam

evaporator Re = h 1 – h 4 ( kj / kg ).

2. Kerja kompresor adalah kerja yang diperlukan untuk menggerakan

kompresor, sehingga mengkompresikan refrigerant sebanyak 1 kg,

dimana kerja kompresor dapat dibedakan antara lain :

Kerja Kompresor Isentropis ( Teoritis ) adalah kerja yang

didapatkan secara teoritis, dimana perbedaan antara entalpi dan

masuknya refrigerant yang terjadi dalam proses.

Ws = h2s – h1 ( kj / kg )

Kerja Kompresor Nyata ( W ) adalah kerja yang didapatkan dari

 perbedaan enthalpi refrigerant yang masih keluar kompresor.

W = h2 – h1 ( kj / kg )

- 5 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 6/19

3. Panas yang dibuang ( Hr ) adalah jumlah kalor yang dikeluarkan oleh

refrigerant dalam kondensor pada laju aliran refrigerant.

Hr = h2 – h3 ( kj / kg )

4. Total panas yang dibuang pada kondensor persatuan waktu.

Qc = mA. R (h2 – h3 ) ( Kw )

5. Kapasitas pendinginan adalah total panas yang diserap oleh

evaporator persatuan waktu.

∆h = h1 – h2 

Qe = mA. ∆h (Btu/h)

6. Efesiensi Isentropic adalah kerja yang diperlukan oleh satuan

kompresor adiabetik reversibel yang nyata akan lebih besar dari kerja

Isentropic ( Ws ).

ηs = Ws / W (%)

7. Karakteristik Evaporator 

Dengan diketahui temperatur udara kering dan temperatur udara basah

 pada ruang evaporator dan juga perbedaan tekanan udara

( ∆P ) mm H2O maka :

mA = 0,0830 ( PA.AP )1/2 ( kg / s )

Dimana : mA = Massa aliran udara ( kg / s )

PA = Density udara ( kg / s )

I/P = V = Spesifikasi volume adara ( m3 / kg )

8. Daya Kompresor 

Wc = Aliran Fluida x Density Fluida ( h2 – h1 )

60

9. Koefisien Prestasi ( Coefificient Of Parformance)

COP = Qc

Wc

10. Daya Kompresi Isentropic

Ps = m. ( h2 – h1 ) ( Hp ) (Kj/Kg)

11. Total Kompresor Nyata

P = m. ( h2 – h1 ) ( Hp ) (Kj/Kg)

- 6 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 7/19

12. Total panas yang dibuang evaporator 

Qe = m. ( h1 – h4 ) (Kw)

13. Koefisien Prestasi Nyata

COP = Dampak Refrigerant

Kerja kompresor 

14. Koefisien Prestasi Isentropic

COPs = Dampak Refrigerant

Kerja Kompresor Isentropic

Keterangan: h1 = enthalpi refrigerant masuk kompresor(Btu/lbm)

h2 = enthalpi refrigerant masuk kondensor(Btu/lbm)

h3 = enthalpi refrigerant masuk katup ekspansi(Btu/lbm)

h4 = enthalpi refrigerant masuk evaporator(Btu/lbm)

m = laju aliran massa(lb/h)

W = Kerja kompresor nyata (Btu/lb)

Ws = Kerja kompresor insetropis (Kj/Kg)

Wc = Daya kompresor (Kj/dt)

Hr = Panas yang dibuang (Kj/Kg)

Re = Efek refrigerasi (Btu/lbm)

Qe = Kapasitas pendingin/total panas yang diserap

Persatuan waktu (Btu/lbm)

Qc = Total panas yang dibuang kondensor persatuan waktu

(Kj/dt)

s η s = Efisiensi insetropic (%)

COP = Koefisien prestasi nyata (Coeficient Of Parfomance)

Ps = Daya kompresi insetropic (Hp) /rpm

P = Daya kompresor nyata (Btu/h)

HRR = Ratio pelepas kalor 

Ma = Massa aliran udara (Kg/s)

PA = Density udara (Kg/s)

 

- 7 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 8/19

2.2.1. Evaporator ( Penguapan )

Evaporator yang dipakai berbentuk pipa bersirip plat yang berisi

cairan refrigerant yang bertekanan dan disalurkan pada katup ekspansi, di

distribusikan secara merata ke dalam pipa evaporator oleh distribusi

refrigerant akan menguap dan menyerap kalor dari udara ruangan yang

dialirkan melalui permukaan luar evaporator. Apabila udara di inginkan

dibawah titik pengembunan pada permukaan evaporator yang kemudian

ditampung dan dialirkan keluar.

Dengan kata lain cairan refrigerant diuapkan secara berangsur – 

angsur karena menerima kalor sebanyak kalor pada waktu terjadi

  penguapan. Selama mengalir didalam setiap pipa akan terjadi

 pencampuran refrigerant dalam fase cairan dan gas. Pada keadaan tersebut

tekanan pada temperatur konstan oleh karena itu temperatur dapat dicari

dengan mengukur tekanan didalam evaporator.

a. Proses Kompresi

Kompresi didalam kompresi dapat dianggap adiabetik ( Isentropic ),

sehingga terjadi pada garis entropi konstan. Kerja yang dilakukan oleh

kompresi adalah sama dengan kenaikkan entalpi refrigerant antara seksi

keluar dan seksi masuk kompresi. Kompersi menghisap refrigerant dari

ruang penampung uap. Didalam penampung uap tekanan diusahakan tetap

dalam keadaan uap dan temperatur rendah.

Didalam kompresor, tekanan refrigerant dinaikkan sehingga

memudahkan pencairannya kembali uap refrigerant menjadi cair sempurna

didalam kondensor, kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui

katup ekspansi.

- 8 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 9/19

b. Pengembunan, Kondensasi

Uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada

akhir kompresi dapat dengan mudah dicairkan dengan mendinginkan air 

 pendingin atau dengan udara pendingin pada sistem yang menggunakan

 pendingin udara, atau dapat dikatakan uap panas refrigerant disalurkan

 pada udara dingin yang ada dalam kondensor sehingga mengembun dan

menjadi cair.

Jadi karena udara dingin menyerap panas refrigerant maka udara

menjadi pada waktu keluar dari kondensor. Selama refrigerant mengalami

  perubahan fase uap menjadi fase cair, tekanan dan temperatur yang

menyebabkan pengembunan konstan. Oleh karena itu temperatur dapat

dicari dengan mengukur tekanan yang ada. Dan proses hanya terjadi pada

evaporator dan kondensor saja. Selain itu selama proses tersebut dianggap

tidak terjadi kerugian tekanan karena gesekan.

Pengertian bahan pendingin

Adalah suatu zat yang mudah diubah bentuknya dari gas menjadi

cairan atau sebaliknya, dapat dipaki untuk mengambil panas dari

evaporator dan membuangnya dikondensor.

Syarat – syarat bahan Pendingin :

1. Tidak beracun.

2. Tidak terbakar atau tidak meledak bila dicampur dengan udara atau

 bahan lain.

3. Tidak menyebabkan korosi terhadap logam yang dipakai pada sistem

 pendingin.

4. Bila terjadi kebocoran mudah dicari.

5. Mempunyai titik didih dan kondensasi rendah.

6. Mempunyai susunan kimia yang stabil tidak terurai setiap kali

dimampatkan, diembunkan dan diuapkan.

7. Perbedaan antara penguapan, pengembunan terjadi sekecil mungkin.

- 9 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 10/19

2.5 Komponen – komponen utama mesin pendingin:

2.5.1 Kompresor 

Apabila gas refrigerant dihisap masuk dan dikompresikan silinder 

kompresor mesin refrigerasi, perubahan tekanan refrigerasi terjadi sesuai

dengan perubahan volume yang diakibatkan oleh jarak torak di dalam

silinder tersebut.

2.5.2 Kondensor 

Kondensor adalah alat penukar panas yang fungsinya adalah untuk 

mencairkan freon. Alat ini melepaskan panas dari kompresi dan merubah

gas yang bersuhu tinggi menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Pada

keadaan noramal bagian atas kondensor penuh dengan gas panas dan bagian

  bawah campuran gas dan cairan panas yang sebagian cairan disimpan

didalam reservior dan sebagian lagi diedarkan menuju katup ekspansi.

2.5.3 Katup Ekspansi

Katup ini fungsinya mengontrol freon ke evaporator. Pada katup ini

dikontrol oleh temperatur sensor pada outlet evaporator. Jika suhu outlet

terlalu tinggi ini berarti cukup freon yang masuk kedalam evaporator dan

  pendinginan ruangan kurang baik. Jika outlet terlalu rendah ini berarti

 banyak freon yang masuk dari evaporator fins mungkin penuh dengan bunga

es. Dalam hal ini temperatur sensor mengontrol pembukaan atau penutupan

katup ekspansi untuk mencapai tingkat aliran yang tetap suhu outlet

evaporator.

2.5.4 Evaporator 

Evaporator merupakan komponen terakhir pada siklus pendinginan,

dimana akhirnya sampai kepada udara dingin. Pada kebanyakan evaporator 

refrigerant sebagai fluida didalam pipa – pipa dan mendinginkan udara yang

dihembuskan oleh fan diluar diluar pipa tersebut. Evaporator yang di

- 10 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 11/19

inginkan disebut evaporator ekspansi langsung. Refrigerant cair masuk 

kedalam pipa yang mempunyai sirip – sirip didalamnya untuk menaikkan

hantaran pada refrigerant. Evaporator ekspansi langsung digunakan pada

 pengkondisian udara biasanya disuplay oleh katub ekspansi yang mengatur 

aliran cairan sedemikian sehingga uap refrigerant meningalkan evaporator 

sedikit lanjut.

Kompresor 

2.6. Metode percobaan

a. Mengukur Parameter 

- Mengukur debit refrigerant dengan menggunakan flow meter.

- Mengukur tekanan dan temperatur freon masuk evaporator.

- Mengukur tekanan dan temperatur freon keluar evaporator.

- Mengukur tekanan dan temperatur freon masuk kondensor.

- Mengukur tekanan dan temperatur freon keluar kondensor.

 b. Menghitung

- Analisa energi pada masing – masing komponen mesin

 pendingin.

- 11 -

Gas Buang

Kondensator 

Cairan

Gas isap

Evaporator 

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 12/19

- Beban pendingin beserta koefisien prestasi COP dari

instalasi.c.Pengambilan Data

- Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 x dalam

 parameter yang berbeda – beda, karena keterbatasan waktu, maka

 pengambilan data hanya dilakukan satu kali.

- Data – data yang diperoleh dianggap valid jika pencatatan

dilakukan setelah kondisi betul – betul dalam keadaan steady.

2.7. Langkah – Langkah Percobaan

a. Persiapan

Instalasi telah dipersiapkan sedemikian rupa untuk melaksanakan

 percobaan dan pengambilan data.

 b. Menjalankan Instalasi

Sebelum refrigerant kebocoran udara maka terlebih dahulu praktikkan

memeriksa kesiapan mesin yang meliputi :

- Pemeriksaan refrigerant kebocoran dengan maksud

 pada saat pengujian berlangsung dapat terhindar dari hal – hal yang

dapat menggagalkan pengujian.

Setelah pemeriksaan terhadap peralatan praktikum selesai, praktikan

melakukan pengoperasian mesin pengkondisian udara.

• Saklar tidak langsung dipasang pada posisi ON.

• Pengaturan pembebanan pada kondensor dan

eveporator dengan mengatur value.

• Memperhatikan faktor induk jika gejala – gejala

yang dapat merusak Instalasi mesin harus dimatikan.

• Menghentikan pengoperasian instalasi

• Mematikan saklar induk.

• Mencabut steker dari power suplay.

- 12 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 13/19

BAB III

ANALISA DATA

P4 T4

Fan

Expantion

Value

P1 Evaporator

T1   Filter

P2 T2   Flowmeter

 

Kompresor

Kondensor

P3 T3 

- 13 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 14/19

Hasil data dalam pengukuran tekanan debit fluida yang dalam pratikum ini adalah

freon 12 di dapat tabel B-5 dibawah ini:

 No. P1 T1 P2 T2 P3 T3 P4 T4 Q

1 19Psi 290F 135Psi 200C 135Psi 290F 13Psi 1200F 0,55

2 18Psi 290F 135Psi 200C 200Psi 500F 25Psi 100F 0,55

3 20Psi 200F 200Psi 570C 205Psi 400F 25Psi 250F 0,55

Rata2 19Psi 260F 156Psi 32,20C 180Psi 34,60F 20Ps9i 520F 0,55

Keterangan :

P1 = Tekanan freon keluar evaporator ( tekanan evaporasi )

T2 = Temperatur freon keluar evaporator ( temperatur evaporasi )

P2 = Tekanan freon masuk kondensor ( tekanan kompresi )

T2 = Temperatur freon masuk kondensor ( temperatur kompresi )

P3 = Tekanan freon keluar kondensor ( tekanan kondensasi )

T3 = Temperatur Freon keluar kondensor ( temperatur kondensasi )

P4 = Tekanan freon masuk evaporator ( tekanan ekspansi )

T4 = Temperatur freon masuk evaporator ( temperatur ekspansi)

A. Menentukan tekanan Absolut

P. absolut = P. Pengukuran + P. Atm

P1 = 19 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia ) = 33,7 Psia

P2 = 156,6 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia ) = 301,1 Psia

P3 = 180 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia ) = 194,7 Psia

P4 = 52 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia ) = 66,7 Psia

 

B. Merubah °C ke °F adalah °F = ( 1,8 x °C ) + 32

T2 = ( 1,8 x 32,3°C ) + 32 = 58,14°F

T3 = ( 1,8 x 34,6°C ) + 32 = 62,28 °F

- 14 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 15/19

C. Mencari h1 dan T1 dengan cara Interpolasi tabel B-5 freon 12 di mana h1

adalah entropi reflien dalam bentuk gas uap maupun jenuh.

Interpolasi pada tabel :

T1 h1

20 79,385

26 ?

30 80,419

h1 = 79,385+ 1. ( 1,034 ) = 79,4884 Btu/lbm

10

D. Mencari S4 = Sg pada T4 = 52 °F yang merupakan entropi gas dengan

interplase sbb :

T4 S4

50 0,16530

52 ?

60 81,436

h4 = 0,16530 - 0,00062 = 0,165238 Btu/Lbm .R 

10

E. Menentukan h2 S dengan melihat tabel B-5 dan gambar B7

Tes merupakan peristiwa isentropis / dengan kata lain hanya entropi

adalah konstan. Sehingga untuk menentukannya di lihat perpotongan

antara T2 = 32,2°F & 32,°F P2 = 156,6 Psia & 156,77 Psia & SI . 0,16641

Btu/Lbm.R & SI. 0,11648 Btu/lbm.R. dari perpotongan tabel tersebut di

dapat h2S = 91 Btu/lbm .

F. Menetukan h3 = h4 = h5

Merupakan enthalpi pada kondisi cair di hitung dengan interpolasi pada

P2 = 254,7 Psia

P2 h2

249,31 43,850

254,7 ?

279,82 46,633

- 15 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 16/19

h3 = 43,850 + 5,39. ( 2,783 ) = 44,342Btu/Lbm

30,51

G. Menetukan h2 dengan melihat gambar B7.

Perpotongan dengan SI denga P2 = 254,7 Psia

Dengan SI = 0,16641 Btu/lbm

Dari perpotongan tersebut di peroleh h2 = 93 Btu / lbm

Re = efek refrigerasi adalah kenaikan enthalpi ferrigerasi dalam eraporator 

.

Re = h1 – h2 = ( Qe )

= ( 80,52 – 44,342 ) Btu/lbm

= 36,178 Btu/lbm

Re = 36,18 Btu/lbm x 2,2046 lbm / kg x 1,005 kg / Btu = 84,15 Kj/Kg

a) Kerja kompresor Isentropis

Ws = h2s – h1

= ( 91 – 80,52 ) Btu/Lbm

= 10,84 Btu / lbm

Ws = 10,48 Btu/lbm x 2,2046 lbm / kg x 1,055 kg/Btu

= 24,37 kj / kg

 b) Kerja kompresor nyata

Ws = h2 – h1

= ( 93 – 80,52 ) Btu/Lbm

= 12,48 Btu / lbm

Ws = 12,48 Btu/lbm x 2,2046 lbm / kg x 1,055 kg/Btu

= 29,07 kj / kg

c) Panas yang di buang ( Hr ) adalah jumlah yang di keluarkan oleh

refrigerant dalam kondensor pada laju aliran refrigerant

hr = h2 – h3

= ( 93 – 44,342 ) Btu/lbm

= 48,658 Btu / lbm

Ws = 48,658 Btu/lbm x 2,2046 lbm / kg x 1,055 kg/Btu

= 113,17 kj / kg

- 16 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 17/19

• Daya kompresor 

Wc = Akliran Fluida x Rensity Udara x ( h2 – h1 )60

Wc = 0,55 liter/menit x0,001/liter x 1,22 kg / m3 x ( 29,03)2 kj/kg

60

= 0,00514 kj / dt

• Daya kompresor Isentropic :

Ps = Mr x ( hzs – h1 )

= 0,55 liter/menit x 0,001 m

3

x menit / 60 dt x 24,37 kj / kgPs = 0,000148 kj / kg

• Daya kompresor nyata

P = Mr x ( h2 – h1 )

= 0,55 liter /menit x 0,001 m3 x menit / 60 dt x 29,03 kj / kg

P = 0,000177 kj / kg

 

• Total panas yang di buang kondensor persatuan waktu

Qc = Mr x ( h2 – h1 )

Qc = 0,55 liter / menit x 0,001 m3 x 1,22 kg /m3 x menit / 60 dt

x 113,2 kj / kg

Qc = 0,00069 kj / dt

Qc = Mr x ( h2 – h1 )

= 0,55 liter / menit x 0,001 m3 x 1,22 kg /m3 x menit / 60 x

84,15 kj / kg

Qc = 0,000513 kj / dt

• Efisiensi isentropic ( η s ) merupakan kerja yang di perlukan

oleh suatu kompresor diabatik reversibel yang nyata lebih besar dari

kerja isentropik .

η = Wr / w

η s= 24,37 Kj / kg = 0,839 = 84 %

29,03 kj / kg

- 17 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 18/19

• Koefisien Prestasi ( Coefisien of performe )

Cop = Qe / Wc

Cop = 0,00069 kj/kg = 0,134

0,00514 kj/kg

• Koefisien Prestasi nyata

Cop = Re / W

Cop = 84,15 kj/kg = 2,8929,03 kj/kg

• Koefisien Isentropic

Cop = Re / Ws

Cop = 84,15 kj/kg = 3,45

29,37 kj/kg

• Ratio pelepas kalor 

HRR = Qc / QeCop = 0,00069 kj/dt = 1,34

0,000513 kj/dt

BAB IV

- 18 -

5/13/2018 Pendingin Download - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendingin-download 19/19

KESIMPULAN 

Dari data yang di peroleh , dapat di ambil kesimpulan bahwa siklus

refrigerant R-12 nyata ( dari pengujian ) untuk laju aliran volume yang berbeda

 beda , bertambah besar mempunyai karakteristik yang berbeda dengan siklus

refrigeran teoritis. dalam hal ini di sebabkan oleh banyak faktor , antara lain yaitu:

1. Kurang teliti dalam membaca skala ukur yang di pergunakan dalam

 percobaan

2. Adanya kerugian akibat dari kebocoran pada instalasi sistem

3. Kerugian – kerugian tersebut tidak di amati dan di perhitungkan secara

seksama

4. Adanya kurang teliti dalam mengkonversikan suatu satuan ke satuan yang

lain

5. Alat uji belum keadaan stedy

- 19 -