24
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS SAP 10 OLEH: HADI WIRANATHA 1306305005 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hvhnv

Citation preview

Page 1: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

SAP 10

OLEH:

HADI WIRANATHA

1306305005

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

PROGRAM REGULER

2015/2016

Page 2: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya, jika tidak

diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena

dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam

memecahkan masalah penelitian.

1. Editing Data (Pemeriksaan Data)

Setelah para pencari data (pewawancara) kembali dari lapangan, maka berkas-berkas

catatan informasi diserahkan kepada para pengolah data. Kewajiban pengolah data yang

pertama kali adalah meneliti kembali catatan itu cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk

keperluan proses berikutnya.

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data

di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun

kadang kala belum memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan,

tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus

diperbaiki melalui editing ini. Biasanya editing dilakukan terhadap daftar-daftar pertanyaan

yang disusun secara berstruktur dan diisi lewat wawancara formal.

Editing adalah proses yang bertujuan agar data yang dikumpulkan memberikan

kejelasan, dapat dibaca, konsisten, dan lengkap sehingga akan membuat data dengan mudah

dapat dimengerti. Proses editing yang paling baik adalah dengan teknik silang yaitu seorang

peneliti memeriksa hasil pengumpulan peneliti lain dan sebaliknya pada suatu penelitian

tertentu.

Dalam editing ini akan diteliti lagi hal-hal sebagai berikut :

a. Lengkapnya pengisian,

Daftar pertanyaan harus terisi lengkap. Setiap pertanyaan yang diajukan dalam daftar

pertanyaan harus terisi lengkap dengan catatan jawaban, sekalipun jawabannya itu

hanya berbunyi “tidak tahu” atau “tidak mau menjawab”.

b. Keterbacaan tulisan

Tulisan pengumpul data yang tertera di daftar pertanyaan harus dapat dibaca, karena

seringkali tulisan yang jelek mempersulit pengolahan data bahkan dapat menimbulkan

kesalahan dalam menangkap maksud.

c. Kejelasan makna jawaban

Pengumpul data harus menuliskan jawaban-jawaban yang diperolehnya kedalam

kalimat-kalimat yang sempurna dan jelas maksudnya. Kalimat-kalimat jawaban yang

1

Page 3: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

tidak disusun secara sempurna akan menyebabkan kesalahan-kesalahan interpretasi

dan mengganggu kelayakan data.

d. Konsistensi jawaban satu sama lain

Hal lain yang penting untuk diperiksa kembali dalam rangka kerja editing ini adalah

jawaban-jawaban responden yang dicatat oleh pengumpul data cukup logis dan sesuai

antara satu sama lainnya.

e. Keseragaman satuan data

Data harus dicatat dalam satuan-satuan yang seragam. Jika tidak, maka kesalahan-

kesalahan dalam mengola data dan analisis data kemungkinan besar akan terjadi.

Contohnya data mengenai luas tanah ditetapkan dengan ukuran hektar (ha), maka

janganlah kemudian pada daftar pertanyaan dituliskan dalam satuan ukuran yang lain

seperti meter persegi dan lain-lain. Keanekaragaman seperti itu harus dihilangkan

dahulu lewat editing sehingga dengan demikian dapat diperoleh data yang baik dan

siap untuk dimasukkan ke dalam proses analisis.

Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang telah

terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data

kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. Apabila pada tahap editing ini

terdapat kejanggalan-kejanggalan yang sangat mengganggu pada instrumen dan data yang

diperoleh, artinya ada beberapa kesalahan atau kekurangan informasi yang sangat

mengganggu, maka peneliti yang bersangkutan harus melakukan tindakan :

1. Dengan cara mengembalikan ke survayor, apabila survay lagi tidak mungkin

dilakukan maka response yang tidak lengkap dapat diganti dengan missing value atau

ditulis tidak menjawab.

2. Menyingkirkan hasil survay dengan jawaban yang tidak lengkap (apabila jumlahnya

kecil dan sampel yang diambil besar).

3. Menyisihkan instrumen tersebut sebagai instrumen yang tak terpakai atau rusak.

4. Melakukan cek silang atau berkonsultasi dengan penelitian lain untuk mengecek

kebenaran data yang terkumpul.

Apabila tindakan pertama yang dilakukan maka secara metodologis akan mengurangi

nilai validitas data karena kadang kala peneliti telah lupa dengan apa yang ditanyakan.

Tindakan kedua dan ketiga dilakukan secara metodologis, maka terpaksa jumlah data harus

berkurang. Kalau kesalahan tersebut terjadi pada satu instrumen saja, mungkin tidak banyak

berarti. Namun, bila kesalahan tersebut terjadi pada beberapa instrumen, tentu memerlukan

pemikiran tertentu. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut, maka pada setiap

2

Page 4: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

pengumpulan data peneliti harus melebihi jumlah sumber data yang digunakan dalam

bilangan tertentu.

Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan,

konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut

memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan

masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya

klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses

analisa sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan

dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi

penafsiran terhadap hasil analisa. Konsistensi mencakup ketetapan jenis data berkaitan

dengan skala pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya

data secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah

dirumuskan dalam penelitian tersebut.

Pada akhir editing, peneliti harus mempertanyakan kembali beberapa hal antara lain :

apakah data yang diperlukan sudah betul-betul lengkap dan jelas untuk dimengerti dan

dipahami, apakah data satu dengan yang lainnya sudah konsisten, seragam, dan memiliki

respons yang sesuai. Bila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah terjawab, barulah beralih ke

pekerjaan selanjutnya.

2. Coding (Pemberian Kode pada data)

Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasikan data-data tersebut melalui tahapan coding. Coding adalah usaha untuk

mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut macamnya. Dengan kata lain

dapat disebutkan bahwa tujuan dari coding adalah untuk mengklasifikasikan jawaban-

jawaban ke dalam kategori-kategori yang penting. Kumpulan dari kategori-kategori tersebut

biasanya disebut coding frame. Klasifikasi itu dilakukan dengan jalan menandai masing-

masing jawaban dengan kode tertentu, biasanya dalam bentuk angka. Coding merupakan

kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/ bilangan. Misalnya

untuk variabel pekerjaan dilakukan coding yaitu :

1 = Pegawai Negeri,

2 = Wiraswasta,

3 = Pegawai Swasta dan

4 = Pensiunan.

3

Page 5: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Sedangkan untuk jenis kelamin :

1 = Pria dan

2 = Wanita, dsb.

Secara singkat dapat disebutkan bahwa ada dua langkah dalam melakukan coding

yaitu:

a. Menentukan kategori-kategori yang akan digunakan.

b. Mengalokasikan jawaban individual pada kategori-kategori tersebut.

Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga

mempercepat pada saat entry data. Entry data, adalah transfer coding data dari kuisioner ke

software. Pengkodean data dilakukan untuk memberikan kode yang spesifik pada respon

jawaban responden untuk memudahkan proses pencatatan data. Dengan data sudah diubah

dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan lebih mudah mentransfer kedalam komputer

dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai

sarana analisa, misalnya apakah data tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan software

SPSS.

Pengkodean data dapat dibedakan atas beberapa hal berikut ini.

1) Pengkodean terhadap Jawaban yang Berupa Angka. Contoh dari pemberian kode

untuk jawaban yang berupa angka yaitu :

Apabila jawaban berupa angka tersebut terdapat dalam bentuk interval, maka perlu

pengkodean sendiri. Perhatikan contoh berikut ini :

2) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan Tertutup

a) Pertanyaan untuk mengetahui pendapat responden

4

Page 6: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

b) Pertanyaan dengan jawaban bertingkat

3) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan Semi Terbuka. Perhatikan contoh

pengkodean berikut ini.

4) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan Terbuka

Untuk jenis ini, sebelum melakukan pengkodean, peneliti harus membuat kategorisasi

atas jawaban-jawaban dari pertanyaan terbuka ini karena variasi jawaban yang

diperoleh barangkali cukup banyak. Untuk membuat kategori jawaban harus

memerhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut.

a. Perbedaan kategori jawaban harus tegas, agar tidak tumpang tindih antara

jawaban yang satu dengan jawaban yang lainnya.

b. Jika terdapat jawaban yang tidak sesuai dengan kategori yang sudah disusun,

maka jawaban tersebut dikelompokkan dalam ‘lain-lain’. Namun persentase

jawaban untuk ‘lain-lain’ harus kecil, karena jika terlampau tinggi banyak

informasi yang terbuang.

Perhatikan bersama contoh pengkodean berikut ini :

Bagaimanakah tanggapan Anda tentang tayangan sinetron bertemakan percintaan

remaja di televisi swasta di Indonesia?

a. Sangat baik, karena kita sedang butuh hiburan seperti itu.

5

Page 7: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

b. Cukup baik.

c. Kurang baik, karena tidak layak ditonton anak-anak di bawah umur.

d. Tidak tahu.

e. Dibanding tahun lalu, sinetron seperti itu tahun ini sedikit meningkat.

f. Sinetron seperti itu terlalu sedikit, sehingga membosankan.

g. Perlu penambahan jumlah jam tayang untuk sinetron seperti itu.

h. Tidak memberi jawaban.

Bentuk pengkodean berdasarkan kategori jawaban yang telah dibuat adalah sebagai

berikut :

Setelah seluruh data responden dalam daftar pertanyaan diberi kode, maka langkah

berikutnya adalah menyusun buku kode. Buku kode ini sebagai pedoman untuk

memindahkan kode jawaban reponden dalam kuesioner ke lembaran kode, yang

kemudian juga akan berguna sebagai pedoman peneliti dalam mengidentifikasikan

variable penelitian yang akan digunakan dalam analisis data (membaca tabulasi data).

3. Tabulasi

Proses penghitungan frekuensi yang terbilang di dalam masing-masing kategori

(seperti yang dibahas pada bagian dimuka) disebut tabulasi. Oleh karena itu hasil

penghitungan demikian hampir selalu disajikan dalam bentuk tabel, maka istilah tabulasi

seringkali disebut sebagai proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel. Tabulasi (dalam

arti menyusun data ke dalam bentuk tabel) merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian proses

analisis data.

Pada tahap ini dapat dianggap data telah selesai diproses sehingga benarlah kata

sementara orang bahwa tabulasi itu merupakan langkah yang penting artinya, yang dapat

"memaksa data untuk berbicara". Dengan tabulasi, data lapangan akan segera tampak ringkas

dan bersifat rangkuman. Dalam keadaan yang ringkas dan tersusun ke dalam suatu tabel yang

6

Page 8: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

baik, data dapat dibaca dengan mudah dan maknanya akan mudah dipahami. Perhatikan tabel

di bawah ini.

Tabel 1

Hasil penilaian warga kota “Y” terhadap kebersihan kotanya

Kategori Frekuensi %

Bersih

Cukup

Kotor

Tidak dapat mengatakan

Tak bersedia menjawab

164

324

1.052

39

21

10,25

20,25

65,75

2,44

1,31

Jumlah 1.600 100,0

Sumber: Data Hipotesis

Dengan memperhatikan Tabel 1 di atas, dengan sekali baca saja akan diketahui bahwa

para warga kota "Y" cenderung memberikan penilaian kotor pada kotanya. Tampak juga

bahwa hampir dua pertiga warga kota "Y" ini memberikan penilaian kotor. Hanya sekitar

sepersepuluh yang menyatakan kota itu bersih. Jumlah yang memberikan penilaian bersih

sekalipun telah ditambah dengan jumlah yang menilai cukup, tidaklah sampai mencapai

separuh dari jumlah yang menilai kotor. Gambaran yang jelas baru dapat diperoleh atau

tampak setelah data selesai dikode dan ditabulasi dan tidak mungkin sebelumnya. Tabulasi

seperti yang dicontohkan di atas adalah tabulasi sederhana. Di sini data disusun dalam bentuk

tabel dengan satu kolom tunggal. Dalam kolom tunggal yang tersusun vertikal dituliskan

frekuensi-frekuensi yang diperoleh. Penulisan dapat dituliskan dengan angka mutlak tetapi

dapat pula dilakukan menurut angka persentasenya. Oleh karena itu, dengan satu kolom

tunggal, penyebaran (distribusi) data di antara seperangkat kategori telah digambarkan secara

lengkap dan jelas.

Di samping data yang sederhana tersebut, tabulasi dapat pula dikerjakan secara

bersilang. Tabulasi silang (cross tabulation) dibuat dengan jalan "memecah" lebih lanjut

setiap kesatuan data dalam setiap kategori, menjadi dua atau tiga (atau mungkin lebih) sub

kesatuan. Pemecahan data demikian dilakukan atas dasar satu kriterium (atau suatu susunan

perangkat kategori) baru yang lain. Dengan demikian, pemecahan atau perincian data akan

berakibat masuknya sub kesatuan itu ke dalam dua struktur kategori sekaligus.

7

Page 9: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Agar lebih jelasnya, perhatikan Tabel 2 yang disusun sebagai hasil suatu tabulasi

silang. Pada Tabel 2 tersebut akan tampak adanya dua perangkat susunan kategori. Satu

perangkat kategori disusun secara vertikal untuk mengklasifikasikan hasil penilaian para

warga kota terhadap kebersihan kota "Y". Satu perangkat lagi ditambahkan data tersusun

secara horisontal, untuk mengklasifikasikan jangka waktu lamanya para warga kota yang

bersangkutan menghuni kota "Y".

Tabel 2

Hasil penilaian warga kota terhadap kotanya menurut lamanya menghuni kota “Y”

KategoriLama Menghuni

Jumlah-5 tahun 5-10 tahun 10 tahun +

Bersih

Cukup

Kotor

Tidak dapat mengatakan

Tak bersedia menjawab

102

72

56

12

3

47

167

334

18

8

15

85

662

9

10

164

324

1.052

39

21

Jumlah 245 574 781 1.600

Sumber: Data Hipotesis

Dari hasil tabulasi silang tersebut tampak bahwa data tidak lagi disusun atas dasar

penyebarannya pada kategori-kategori yang tersusun vertikal saja, tetapi juga atas dasar

penyebarannya pada kategori-kategori yang tersusun horisontal. Dengan kata lain, data yang

semula terorganisir ke dalam satu lajur vertikal tunggal, kini harus dipecah-pecah dan

diorganisir juga ke dalam baris-baris horisontal. Jumlah frekuensi 164, 324, 1.052, 39, dan 21

(yang semula berupa rangkaian kebulatan yang tersusun secara vertikal) kini dipecah menjadi

beberapa subkesatuan yang tersusun secara horisontal. Kelihatan di sini bahwa setiap

pecahan/subkesatuan itu selalu jatuh dan masuk ke dalam dua struktur kategori sekaligus.

Subkesatuan 102 misalnya, tidaklah hanya menunjukkan jumlah (sebagian) orang yang

menilai bersih kota Y, tetapi juga menunjukkan jumlah (sebagian) orang yang bermukim

kurang dari 5 tahun di kota Y. Secara singkat bisa dikatakan bahwa jumlah 102 itu

menunjukkan jumlah orang yang bermukim di kota Y kurang dari 5 tahun yang memberikan

penilaian bersih kepada kotanya. Demikian pula halnya dengan jumlah 334. Jumlah tersebut

menunjukkan jumlah orang yang bermukim di kota Y antara 5 sampai 10 tahun yang

memberikan penilaian kotor kepada kotanya. Demikian seterusnya.

8

Page 10: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Dari uraian di atas tampak jelas bahwa dari tabel seperti itu orang tidak hanya akan

mengetahui jumlah bulat sekelompok responden yang memenuhi kualifikasi satu kategori

tertentu, akan tetapi juga akan mengetahui perincian proporsinya menurut suatu seni kategori

dari perangkat yang lain.

4. Penyajian Data ( Tabel, Grafik)

4.1 Pengertian Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil

penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang

dinginkan. Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar mudah dibaca. Penyajian data

juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan

untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan dan lain lain.

4.2 Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk angka yang

disusun secara teratur dalam bentuk kolom dan baris. Penyajian dalam bentuk tabel banyak

digunakan pada penulisan laporan hasil penelitian dengan maksud agar orang mudah

memperoleh gambaran rinci tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Suatu tabel yang

lengkap terdiri dari :

1. Nomor tabel

Bila tabel yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah

untuk mencari kembali bila dibutuhkan. Nomor tabel biasanya ditempatkan diatas

sebelah kiri sejajar dengan judul tabel.

2. Judul Tabel

Setiap tabel yang disajikan harus diberikan judul karena dari judul tabel orang dapat

mengetahui tentang apa yang disajikan.

3. Catatan Pendahuluan

Catatan pendahuluan biasanya diletakkan dibawah judul dan berfungsi sebagai

keterangan tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan yang

dilakukan.

4. Badan Tabel

Badan tabel terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen dan sel.

5. Catatan kaki

9

Page 11: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Catatan kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan terhadap singkatan atau ukuran

yang digunakan. Biasanya dengan memberi tanda yang sesuai dengan tanda yang

terdapat dikanan atas singkatan yang digunakan. Tanda yang biasanya dapat berupa

*x dan lain lain. Catatan kaki diletakkan dibawah kiri tabel.

6. Sumber Data

Sumber data diletakkan dibagian kiri bawah (dibawah catatan kaki), sumber ini

mempunyai arti penting bila data yang sajikan berupa data sekunder.

Contoh

Judul Tabel

Catatan Pendahuluan

Judul

Kompartemen

Judul Jumlah

Catatan kaki :

Sumber :

JENIS-JENIS TABEL

- Berdasarkan Fungsinya

1. Tabel Sinopsis

Tabel ini berisi semua variabel yang akan dikumpulkan dan ditulis dalam kolom dan

baris dengan urutan yang sama. Contoh :

Variabel-variabel dalam suatu penelitian yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut :

a. Tingkat pendidikan

b. Jenis pekerjaan

c. Jumlah anak

d. Pertolongan persalinan

Tabel Sinopsis

10

Page 12: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

1 2 3 4

1

2

3

4

2. Tabel Induk

Tabel ini berfungsi sebagai referensi. Oleh karena itu, tabel induk sering disebut tabel

referensi yang dapat diambil sebagian dan disisipkan dalam laporan penulisan laporan. Pada

tabel induk terdapat semua variabel yang dikumpulkan.

Tabel Induk

Golongan

Umur

Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Dsb

Pria Wanita Buruh Tani Dagang SD SMP SMU

Jumlah

3. Tabel Teks

Tabel teks adalah tabel yang menggambarkan beberapa variabel secara rinci. Tabel ini

berguna untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam terhadap hasil penelitian,

mengadakan perbandingan antar variabel atau untuk memberikan gambaran tentang adanya

hubungan antara dua variabel.

Tabel Teks

11

Page 13: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Tingkat

Pendidikan

Jenis Pekerjaan

Buruh Tani Dagang Pengusaha

Tidak sekolah

SD

SMP

SMU

Perguruan

Tinggi

Lain Lain

Jumlah

4. Tabel Kontigensi

Tabel kontigensi disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom. Tabel ini disajikan

untuk memberikan gambaran hasil penelitian. Tabel ini juga banyak digunakan dalam

perhitungan statistic inferensial untuk pengujian hipotesis.

Contoh.

Tabel 2 x 2

Tabel 2 x 3

- Berdasarkan Penyusunan Judul Baris

1. Penyusunan Judul Baris Menurut Abjad

Tabel yang disusun menurut abjad dimaksudkan untuk memudahkan pencarian

kembali tabel yang dibutuhkan. Oleh karena itu, tabel ini banyak terdapat paa tabel

induk.

2. Penyusunan Judul Baris Menurut Geografis

Tabel ini bertujuan untuk mengetahui keadaan berbagai daerah. Oleh karena itu, tabel

yang disusun menurut geografis banyak dikeluarkan oleh instansi pemerintah seperti:

Biro Pusat Statistik.

3. Penyusunan Tabel Berdasarkaan Perkembangan Waktu

Tabel ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi

bersamaan berjalannya waktu.Perkembangan tersebut dapat berupa perubahan alami

atau perubahan yang disebabkan oleh intervensi manusia.

Contoh : Jumlah akseptor KB didaerah A 1990 -1994

12

Page 14: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Tahun Jumlah akseptor

1990

1991

1992

1993

1994

245

267

578

498

324

Jumlah 2.012

4. Penyusunan Tabel Berdasarkan Besarnya Angka

Penyusunan angka dapat dilakukan dari angka terkecil sampai angka terbesar atau

sebaliknya.

Contoh : Distribusi Penyakit Menurut Jenis Kelamin

Jenis

Penyakit

Jumlah Jenis Kelamin

Pria Wanita

Saluran napas

Saluran

pencernaan

Penyakit kulit

Penyakit mata

825

730

245

100

415

400

200

85

410

330

54

15

Jumlah 2089 1260 829

5. Penyusunan Berdasarkan Kelaziman

Penyusunan tabel ini didasarkan pada kelaziman. Oleh karena itu tidak terdapat

ketentuan yang baku.

6. Penyusunan Berdasarkan Tingkatan

Misalnya, penyusunan tingkat pendidikan diawali dari pendidikan yang terendah

sampai yang tertinggi

4.3 Penyajian Data dalam Bentuk Grafik

13

Page 15: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

Grafik merupakan salah satu bentuk penyajian data statistik yang banyak dilakukan

dalam berbagai bidang, karena penyajian dalam bentuk grafik lebih menarik dan mudah

dipahami. Penyajian dalam bentuk grafik bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Membandingkan beberapa variable,beberapa kategori dalam variable atau satu

variable pada waktu dan tempat yang berbeda.

2. Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalan nya waktu ( time series )

3. Mengetahui adanya hubungan dua variable atau lebih.

4. Memberikan penerangan pada masyarakat.

Macam Macam Grafik

1. Grafik Batang (Bar diagram)

Yang dimaksud grafik batang adalah grafik yang berbentuk batang yang penilaiannya

dilakukan berdasarkan tinggi batang.Grafik batang dapat digunakan untuk

mengadakan perbandingan beberapa variabel dalam waktu dan tempat yang sama atau

satu variabel dalam waktu dan tempat yang berbeda.

a. Histogram

Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan berimpitan

satu dengan yang lainnya tanpa ruang antara. Grafik ini diperoleh dari data

kuantitatif yang kontinu dalam bentuk distribusi frekuensi.

b. Poligon

Bila titik titik tengah dari batang ddalam histogram dihubungkan sattu dengan

yang lainnya akan menghasilan frekuensi histogram.

2. Grafik Lingkaran

Grafik lingkaran merupakan grafik yang disajikan dalam bentuk lingkaran. Lingkaran

dapat digambar dalam 3 dimensi sehingga menyerupai kue karna itu disebut pie

diagram. Grafik lingkaran digunakan untuk membandingkan secara relatif kategori-

kategori dalam satu variabel.

3. Grafik Garis

Grafik garis merupakan penyajian data dalam bentuk garis.

4. Grafik garis proporsional

Grafik ini merupakan grafik garis yang dinyatakan dalam persen. Seperti pada grafik

batang proporsional, grafik garis proporsional juga dapat digunakan untuk

mengadakan perbandingan beberapa variabel atau perubahan satu variabel yang

terjadi dengan berjalannya waktu.

14

Page 16: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

5. Grafik Frekuensi kumulatif ( Ogive)

Ogive dihasilkan dari data frekuensi disrtibusi kumulatif dan digunakan untuk

mengetahui posisi individu dalam suatu kelompok.

6. Grafik Garis Patah Patah

Grafik ini banyak dijumpai pada garfik deret berkala yang digunakan untuk

mengetahui perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.

7. Grafik Garis lengkung

Kurva merupakan grafik yang dihasilkan secara teoriti. Dalam praktiknya kurva yang

ada merupakan hasil penghalusan. Bentuk kurva bermacam macam secara garis besar

dapat dibagi :

- Berdasarkan simetrisitas

1. Kurva simetris

2. Kurva asimetris

- Berdasarkan tinggi puncak

1. Kurva normal ( mesokurtik)

2. Kurva leptokurtik

3. Kurva Platikurtik

- Berdasarkan jumlah puncak

1. Kurva unimodal

2. Kurva bimodal

3. Kurva multimodal

- Berdasarkan bentuk

1. Kurva bentuk J

2. Kurva bentuk L

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 17: Metod Sap 10_kelompok 9 Materi Persentasi

1. Mudrajad Kuncoro, Ph.D. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi Edisi

3: PT.Gelora Aksara Pratama

2. Arsyad, Lincolin dan Soeratno.1999. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi

dan Bisnis.Yogyakarta: UPP AMP YKPN

3. Sumber : http://yunizasyafutrieza.blogspot.co.id/2011/09/penyajian-data.html

(Di akses tanggal 17 November 2015)

16