Upload
ristagrest
View
59
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas "Pneumonia"
Citation preview
A. Pendahuluan
Pneumonia merupakan fenomena yang sangat krusial di Indonesia,
meskipun penyakit ini tidak lebih terkenal dari penyakit lain seperti HIV/AIDS
atau hepatitis namun pada kenyataannya pneumonia juga dikategorikan sebagai
penyakit yang mematikan.
B. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah suatu penyakit yang menyerang bagian paru-paru.
Menurut Depkes RI (2004: 4) merupakan salah satu penyakit infeksi saluran
pernapasan yang mengenai bagian paru di jaringan alveoli. Alveoli merupakan
jaringan paru paru yang didalamnya terdapat kapiler-kapiler darah yang bertugas
untuk pertukaran gas oksigen dan karbondioksida serta beberapa zat lain yang
terhirup oleh hidung. Menurut Depkes RI (2007: 4) Pada penderita pneumonia,
alveoli akan terisi oleh nanah dan cairan yang mengakibatkan penderita kesulitan
dalam bernapas. Dalam paru-paru khusus nya di bagian alveoli penderita
pneumonia terdapat cairan yang membuatnya sulit untuk menyerap oksigen.
Pneumonia juga merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri, virus,
jamur dan parasit lainnya dimana alveoli di paru-parunya mengalami inflamasi.1
C. Jenis-Jenis Penyakit Pneumoni1 Yusrianto. 100 Tanya Jawab Kesehatan Harian untuk Balita. (Jogjakarta: Power Books. 2010). h. 142
1
Pneumonia dapat dibedakan menjadi dua yakni pneumonia akut dan
pneumonia ringan. Pneumonia akut bisa terjadi sebagai penyakit primer maupun
penyakit komplikasi yang disebabkan penyakit lain.2
Pneumonia akut terdiri dari pneumonia ruang udara akut dan pneumonia
interstialis akut. Pneumonia ruang udara akut terjadi akibat infeksi oleh bakteri
yang berbiak secara ekstraselular di dalam alveolus.3 Pneumonia ini
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pneumonia lobaris dan bronkopneumonia.
Pneumonia lobaris terjadi apabila salah satu bagian paru-paru baik kiri maupun
kanan terdapat peradangan atau inflamasi.4 Sedangkan bronkopneumonia terjadi
karena bronkus terinfeksi yang disertai dengan serangan pada alveolus serta
bagian disekitarnya berbentuk bercak-bercak.5 Jenis yang kedua yaitu pneumonia
interstialis akut sering disebut dengan pneumonia tipikal yang dapat disebabkan
oleh infeksi patogen yang dominan intraselular obligat (parasit yang tidak dapat
bereproduksi di luar sel inang).6
D. Penyebab Pneumonia
2 Parakrama Chandrasoma, Clive R. Taylor. Ringkasan Patologi Anatomi. (Jakarta: EGC. 2005). h. 466
3 Ibid, h. 467
4 Andin Sefrina, Suhendri C. Purnama. Mengenal, Mencegah, Menangani berbagai Penyakit Berbahaya Bayi dan Balita. (Jakarta: Dunia Sehat. 2012). h. 21
5 Parakrama Chandrasoma, Clive R. Taylor. Ringkasan Patologi Anatomi. (Jakarta: EGC. 2005). h. 467
6 Ibid, h. 472
2
Penyakit pneumonia tidak hanya disebabkan oleh bakteri namun bisa
disebabkan oleh organisme lain seperti virus, jamur serta parasit lainnya.
Beberapa penyebab pneumonia yakni, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri,
pneumonia ini paling umum terjadi, biasanya disebabkan oleh bakteri
streptococcus pneumonia, bakteri ini memiliki ciri berbentuk lanset yang
terangkai dalam bentuk rantai, dapat memfermentesikan insulin, sensitif serta
anaerob (dapat berkembang tanpa adanya oksigen).7 bakteri ini sudah terdapat
dalam kerongkongan manusia yang sehat namun akan mengalami perbanyakan
ketika fisik seseorang sedang tidak baik atau sakit.8 Bakteri staphylococcus aureus
dan streptokokus beta hemolitikus grup A juga sering menjadi penyebab
pneumonia.9
Pneumonia disebabkan oleh virus misalnya influenza yang sering terjadi
pada anak-anak, biasanya terjadi infeksi oleh respiratory syncytial virus (RSV),
parainfluenza, serta adenovirus.10 Pneumonia karena virus dapat sangat berbahaya
jika terjadinya bersamaan dengan virus influenza serta dapat menyebabkan
kematian.
Pneumonia disebabkan oleh mikroplasma, pada dasarnya seseorang yang
terjangkit mikroplasma ini akan mengalami pneumonia yang tidak tipikal
7 Benjamin W. Sears, Lisa Spear, Rodrigo Saenz. Intisari Mikrobiologi dan Imunologi. (Jakarta:EGC. 2011). h. 90
8 Yusrianto. 100 Tanya Jawab Kesehatan Harian untuk Balita. (Jogjakarta: Power Books. 2010). h. 146
9 Elizabeth J. Corwin, Buku Saku Patofisiologi. (Jakarta: EGC. 2009). h. 541
10 Ibid
3
(atypical pneumonia).11 Terakhir adalah pneumonia jenis lain, pneumonia ini ada
yang disebabkan oleh jamur sering disebut pneumocystitis carinii pneumonia
(PCP) biasanya menyerang penderita HIV/AIDS.12 Penyebab lainnya adalah
makanan, cairan, gas, debu, serta dapat terjadi akibat tenggelam.13
E. Gejala Pneumonia
Gejala penyakit pneumonia biasanya gejala yang umum terjadi seperti
batuk, demam serta napas terengah-engah namun apabila diklasifikasikan melalui
jenisnya gejala akan berbeda-beda. Seperti pada pneumonia ruang udara akut
gejalanya adalah demam, dispnea (sesak napas), dan batuk yang umumnya
menghasilkan banyak sputum purulen berwarna seperti karat, serta terjadi nyeri
pada dada dan gesekan pleura (lapisan yang melindungi paru-paru).14 Pada
pneumonia interstial akut gejalanya hampir sama dengan pneumonia ruang udara
akut yaitu demam, batuk biasanya menghasilkan sputum mukoid, dan dispnea.15
F. Tindakan Pencegahan
11 Yusrianto. 100 Tanya Jawab Kesehatan Harian untuk Balita. (Jogjakarta: Power Books. 2010). h. 146
12 Ibid. hal. 148
13 Elizabeth J. Corwin, Buku Saku Patofisiologi. (Jakarta: EGC. 2009). h. 541
14 Parakrama Chandrasoma, Clive R. Taylor. Ringkasan Patologi Anatomi. (Jakarta: EGC, 2005). h. 470
15 Ibid. h. 472
4
Cara pencegahan pneumonia harus dilakukan sejak dini dengan cara,
memberikan ASI ekslusif selama enam bulan pertama. Hal tersebut merupakan
langkah penting untuk memastikan bayi mendapatkan gizi yang cukup serta
membangun kekebalan alami terhadap bakteri maupun virus, memberikan vaksin
yang disarankan oleh dokter dalam satu tahun pertama kelahiran, menjaga
kebersihan lingkungan, membiasakan anak untuk hidup sehat seperti tidak jajan
sembarangan dan mencuci tangan sebelum makan.
Usaha tersebut dapat digolongkan kedalam pencegahan non-spesifik dan
spesifik. Pencegahan non-spesifik contonya, menurunkan kemiskinan, dengan
menurunkan kemiskinan maka kesehatan individu atau masyarakat akan lebih
terjamin. meningkatkan tingkat pendidikan, jika seseorang memiliki tingkat
pendidikan tinggi maka pengetahuan tentang kesehatan akan lebih luas dan
seseorang akan lebih selektif terhadap hal yang mengganggu kesehatan nya.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menyeimbangkan transisi
demografi di Indonesia.16 Pencegahan spesifik dengan cara pemberian gizi
seimbang, imunisasi dan vaksinasi.17
G. Tindakan Pengobatan
16 Cissy B. Kartasasmita, “Pneumonia Pada Balita”, dalam Buletin Jendela Epidemiologi.
Vol.3. 2010. h. 25
17 Ibid
5
Pengobatan dari pneumonia ini tergantung dari tingkat keparahan
penderita, gejala yang timbul serta penyebab pneumonia itu sendiri. Pada
penderita pneumonia akibat bakteri akan diberikan antibiotik serta pengobatan
harus tuntas agar penyakit ini tidak menyerang penderita kembali.18 Penderita
akibat virus hanya ditekankan untuk beristirahat yang cukup serta pemberian gizi
yang baik untuk pemulihan daya tahan tubuh.19 Untuk penderita pneumonia yang
disebabkan oleh jamur biasanya akan diberi anti jamur.20 Pada penderita
pneumonia streptokokus dapat diberikan penisilin antara lain benzilpenisilin
intravena, sefotaksim IV dan vankomisin IV.21
H. Penutup
Pneumonia bukan hanya penyakit biasa, karena penyakit ini memiliki
berbagai macam jenis sehingga banyak orang yang beresiko terkena pneumonia.
Adakalanya kita menghidari penyakit ini dengan mekanisme pencegahan yang
dapat dilakukan. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan sadar akan kesehatan,
memulai gaya hidup sehat, serta tidak mengacuhkan informasi tentang kesehatan.
Karena mencegah itu lebih baik dari pada mengobati sehingga penyakit ini dapat
diminimalisir risiko nya.
DAFTAR PUSTAKA
18 Yusrianto. 100 Tanya Jawab Kesehatan Harian untuk Balita. (Jogjakarta: Power Books, 2010), h. 149
19 Ibid, h.150
20 Ibid
21 B. K. Mandal. Dkk. Penyakit Infeksi. (Jakarta: Erlangga, 2006). h. 48-49
6
Chandrasoma, Parakrama dan Clive R. Taylor. Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: EGC. 2005
Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2009
Kartasasmita, Cissy B. “Pneumonia Pada Balita” dalam Buletin Jendela Epidemiologi. Vol.3. 2010
Mandal, B.K. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga. 2006
“Pneumonia Pada Balita” Diakses pada 11 November 2013 dari http://www.pdpersi.co.id/content/article.php?mid=5&catid=9&nid=866
Sears, Benjamin W., Lisa Spears dan Rodigo Saenz. Intisari Mikrobiologi dan Imunologi. Jakarta: EGC. 2011
Serfina, Andin dan Suhendri C. Purnama. Mengenal, Mencegah, Menangani Berbagai Penyakit Berbahaya Bayi dan Balita. Jakarta: Dunia Sehat. 2012
Yusrianto. 100 Tanya Jawab Kesehatan Harian untuk Balita. Jogjakarta: Power Book. 2010
7