7
MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang masih luas terhampar di wilayah Indonesia. Gencarnya pembangunan di sektor industri dan pemukiman penduduk belum mampu menggeser sektor pertanian sebagai icon Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris. Pembangunan pertanian saat ini telah mencapai pengembangan agribisnis dan agroindustri. Pengembangan tersebut telah mendorong pertumbuhan sektor pertanian tetap terjadi peningkatan. Begitu pula halnya yang terjadi pada subsektor peternakan, meskipun saat ini Indonesia tengah menghadapi krisis, peternakan Indonesia masih tetap eksis bahkan menunjukkan peningkatan. B. Rumusan Masalah Adapun masalah-masalah yang diangkat dalam pembahasan makalah ini antara lain: 1. Apa saja yang termasuk zat pencemar yang dihasilkan dari lingkungan pertanian? 2. Mengapa zat-zat tersebut dapat menimbulkan pencemaran? 3. Apa saja dampak dari penggunaan zat-zat tersebut? 4. Bagaimana cara menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan zat tersebut? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui zat pencemar yang dihasilkan dari lingkungan pertanian; 2. Untuk mengetahui penyebab zat tersebut dapat menimbulkan pencemaran; 3. Untuk mengetahui apa saja dampak yang dtimbulkan dari penggunaan zat tersebut; 4. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan zat tersebut.

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

            BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar BelakangPertanian merupakan sektor yang masih luas terhampar di wilayah Indonesia. Gencarnya pembangunan di sektor industri dan pemukiman penduduk belum mampu menggeser sektor pertanian sebagai icon Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris. Pembangunan pertanian saat ini telah mencapai pengembangan agribisnis dan agroindustri. Pengembangan tersebut telah mendorong pertumbuhan sektor pertanian tetap terjadi peningkatan. Begitu pula halnya yang terjadi pada subsektor peternakan, meskipun saat ini Indonesia tengah menghadapi krisis, peternakan Indonesia masih tetap eksis bahkan menunjukkan peningkatan.

B.     Rumusan MasalahAdapun masalah-masalah yang diangkat dalam pembahasan makalah ini antara lain:

1.      Apa saja yang termasuk zat pencemar yang dihasilkan dari lingkungan pertanian?2.      Mengapa zat-zat tersebut dapat menimbulkan pencemaran?3.      Apa saja dampak dari penggunaan zat-zat tersebut?4.      Bagaimana cara menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan zat tersebut?C.    Tujuan Penulisan1.      Untuk mengetahui zat pencemar yang dihasilkan dari lingkungan pertanian;2.      Untuk mengetahui penyebab zat tersebut dapat menimbulkan pencemaran;3.      Untuk mengetahui apa saja dampak yang dtimbulkan dari penggunaan zat tersebut;4.      Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan

zat tersebut.

Page 2: MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB IIPEMBAHASAN

A.    Zat Pencemar Oleh Lingkungan Pertanian

Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan misalnya

dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan. Limbah pestisida dan

herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam sehingga zat

tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan selanjutnya

akan mempengaruhi organisme-organisme yang hidup di dalamnya. Pada pemakaian

pupuk buatan yang berlebihan akan menyebabkan eutrofikasi pada badan air/perairan

terbuka.

Penggunan pupuk dalam pertanian akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan

menurunkan kualitas lahan dengan hilangnya lapisan subur akibat erosi dan pencucian

hara. Selain itu, tersedianya banyak sisa hasil dari bercocok tanam, seperti jerami yang

berlimpah dan gulma yang belum dimanfaatkan dapat menjadi masalah. Kegiatan petani

yang selama ini cenderung untuk membakar sisa hasil pertanian seperti jerami dan gulma

tentu akan menyumbang banyak karbondiokasida yang ditengarai sebagai salah satu

penyebab pemanasan global.

Sementara itu, peningkatan di subsektor peternakan meninggalkan berbagai masalah berupa limbah. Limbah ternak dapat berupa sisa buangan dari kegiatan usaha pemeliharaan ternak, rumah potong ternak, dan pengolahan produk ternak. Adapun limbah tersebut dapat ditemukan dalam jenis padat dan cair, antara lain feses, urin, darah, tanduk, bulu, kuku, dan kulit telur.

Selama ini belum ada upaya yang maksimal dalam penanganan limbah dan dampak negatif

dari usaha pertanian,

B.     Alasan PencemaranPestisida membantu manusia memberantas hama. Namun di samping itu, pestisida juga memcemari tanah, air, dan udara kita. Pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan pestisida dapat menurunkan jumlah hama dan menaikkan produksi.

Segumpal tanah sebesar 0,5 kg mengandung sekitar 1 trilyun bakteri, 200 juta jamur, 25 juta alga, 15 juta protozoa, serta cacing, insekta, dan makhluk kecil lainnya. Apabila penyemprotan pestisida dilakukan secara berlebihan, maka semua makhluk penyubur tanah akan ikut lenyap.tanah di sana akan ikut tercemar pestisida dan kesuburan tanah menjadi rusak. Pestisida

Page 3: MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

yang terlarut dalam air akan mengendap dan menguap baik secara fisika, kimia, maupun biologi. Ikan dan makhluk lainnya akan teracuni oleh pestisida yang larut ini.

Menurut Altieri (2000) , pupuk anorganik secara temporer telah meningkatkan hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat adanya degradasi (pencemaran) lingkungan pada lahan pertanian.

Alasan utama kenapa pupuk anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah karena dalam prakteknya banyak kandungan yang terbuang.

Penggunaan pupuk buatan (anorganik) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya zat- zat organik, merusak keseimbangan zat- zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman.

C.    Dampak Pengunaan Pestisida dan Pupuk AnorganikPestisida yang larut dalam air akan meracuni ikan dan makhluk lainnya. Contohnya pestisida endrin sebanyak 0,6 ppm akan mematikan ikan dalam waktu 5,5 jam. Pestisida ini akan terkumpul dalam organisme kecil tersebut dan kemudian dimakan ikan lainnya yang lebih besar atau udang. Jadi ikan ini terkena pestisida dua kali, yang pertama melalui insang, dan yang kedua melalui makanannya, kemudian ikan ini disantap oleh manusia. Demikianlah pestisida tadi akhirnya sampai pada manusia juga.Jika di atu pihak pestisida dapat membantu pertanian, di pihak lain menurut penelitian oleh laboratorium bioteknologi di Reston, AS, pestisida dapat mengakibatkan penyakit kanker dan jantung. Bagi kelompok yang sensitive, penggunaan pestisida seperti DDT, obat pembasmi hama kecoa/lipas dan tikus dapat mengakibatkan asma, bronchitis, dan sakit kepala terus menerus. Akibat penggunaannya juga dapat merusak fungsi kekebalan tubuh manusia, yaitu keadaan yang membuat tubuh manusia semakin rentan terhadap infeksi virus dan bakteri, da mengurangi kemampuan tubuh memperbaiki dirinya sendiri. Kerusakan terus menerus pada system kekebalan tubuh tersebut akan meningkatkan kemungkinan seseorang untuk menderita penyakit kanker dan jantung.

Dampak dari penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia zat hara yang terkandung

dalam tanah menjadi diikat oleh molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses

regenerasi humus tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah atau daya dukung

tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu

penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama

akan suatu pestisida pertanian.

Page 4: MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

Masalah lain adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan

Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya

sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan,

pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).

Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan populasi

mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman.

D.    Penanggulangan Dampak Penggunaan Pestisida dan Pupuk AnorganikAlternative yang digunakan untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida antara lain dengan menggunakan beberapa jenis tanaman maupun biji untuk dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Contohnya biji srikaya mengandung bahan aktif asetogenin dan squamosin untuk sasaran hama ulat maupun hama penghisap polong. Sedangkan biji mahoni mengandung bahan aktif swietenin dan limonoid dapat menghambat perkembangbiakan ulat, hama penghisap, penyakit karat pada daun kopi.Cara kerja pestisida nabati ini adalah dapat mengendalikan serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggul. Cara kerja yang sangat spesifik yaitu merusak perkembangan telur, larva dan pupa, penolak makan, mengurangi nafsu makan, menghambat reproduksi serangga betina dll.

Keunggulannya adalah biaya yang murah karena mudah didapat, relatif aman bagi lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, tidak menimbulkan kekebalan pada hama, kompatible bila digabungkan dengan cara pengendalian lain dan yang tidak kalah pentingnya adalah hasil pertanian yang sehat dan bebas residu pestisida.

Untuk menanggulangi limbah hasil pertanian seperti jerami dan gulma yang biasanya dibakar dan menimbulkan polusi berupa gas CO2 dan limbah hasil peternakan berupa feses, urin, darah, tanduk, bulu, kuku, dan kulit telur yang telah dijelaskan, dapat dilakukan pengolahan yang hasilnya saling memanfaatkan satu sama lain seperti mengolah limbah ternak berupa kotoran tersebut menjadi pupuk cair dan kompos dan kemudian diaplikasikan pada lahan pertanian. Manfaat kompos yang dapat memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah dan sumber zat makanan bagi tanaman tentu akan berpengaruh besar bagi pertanian. Sebaliknya limbah pertanian berupa jerami, gulma dan dedak dapat dimanfaatkan pula sebagai pakan ternak.Untuk mengatasi pencemaran tanah akibat penggunaan pupuk anorganik, pupuk anorganik tersebut.Pencemaran tanah oleh pupuk organic dapat ditanggulangi dengan cara:

1.      Menggunakan pupuk sesuai dengan takaran.2.      Mengurangi penggunaan pupuk kimia.3.      Memadukan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic.4.      Waspada terhadap penjualan pupuk palsu dengan takaran yang tidak semestinya.

Page 5: MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB IIIKESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut antara lain:1.      Zat pencemar yang dihasilkan oleh lingkungan pertanian antara lain pestisida, terutama

insektisida dan herbisida, pupuk anorganik seperti urea, dan limbah hasil pertanian berupa jerami dan gulma, serta limbah hasil peternakan berupa tanduk, kuku, kulit, feses, darah, urine, darah, bulu, dan kulit telur.

2.      Pestisida adalah racun yang digunakan untuk membunuh hama tanaman dan bersifat stabil, tidak mudah terurai sehingga menimbulkan residu pada tanaman maupun tanah sehingga racun tersebut mencemari lingkungan. Penggunaan pupuk organic berlebihan dapat menjadi pencemar lingkungan karena merusak ekosistem tanah, molekul-molekul kimiawinya mengikat unsure hara dalam tanah sehingga tanah menjadi tandus.

3.      Penggunaan pestisida dapat meningkatkan resiko terkena penyakit kanker dan jantung.4.      Dampak buruk penggunaan pestisida dapat diatasi dengan mengganti pestisida dengan pestisida

nabati dan mengendalikan pemakaiannya agar tidak berlebihan sehingga menimbulkan kekebalan terhadap hama yang menjadi sasarannya. Sedangkan efek buruk penggunaan pupuk sintetik atau anorganik dapat ditanggulangi dengan menggunakan pupuk organic bersamaan dengan penggunaan pupuk anorganik, menggunakan pupuk sesuai takaran, mengurangi penggunaan pupuk kimia, dan waspada terhadap penjualan pupuk palsu dengan takaran yang tidak semestinya.

Page 6: MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Sastrawijaya, A. Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.Wardhana, Wisnu Arya. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

h ttp:   //   eriantosimalango.Wordpress.com/2009/06/03/dampak-pupuk-kimia/ .http://pupukorganikterbaik.com/berlebihan-penggunaan-pupuk-anorganik/http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pencemaran-tanah-oleh-pupuk/.