makalah koe

  • Upload
    has-ri

  • View
    405

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola dan proses dinamika pembangunan ekonomi di suatu negara ditentukan oleh factor internal maupun eksternal. Faktor internal, di antaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kondisi fisik (termasuk iklim) Letak geografi Jumlah dan kualitas SDA dan SDM Kondisi awal ekonomi Social dan budaya System politik Peranan pemerintah Faktor eksternal, di antaranya: 1. 2. 3. Perkembangan teknologi Kondisi perekonomian dan politik dunia Keamanan global Yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi bukan warisan dari negara penjajah, melainkan orientasi politik, system ekonomi, serta kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh rezim pemerintahan yang berkuasa setelah lenyapnya kolonialisasi, terutama pada tahun-tehun pertama setelah merdeka karena tahun-tahun tersebut merupakan periode yang sangat kritis yang sangat menentukan pembangunan selanjutnya. Pengalaman Indonesia sendiri menunjukkan bahwa pada jaman pemerintahan orde lama, rezim yang berkuasa menerapkan system ekonomi tertutup dan lebih mengutamakan kekuatan militer daripada kekuatan ekonomi. Ini semua menyebabkan ekonomi nasional pada masa itu mengalami stagnasi, pembangunan praktis tidak ada.

B. Tujuan Tujuan dari pembuatan tugas ini yaitu dengan mempelajari konsep perekonomian Indonesia, khususnya sejarah perekonomian Inonesia. Agar pembaca dapat mengetahui berbagai aspek mengenai lika-liku perjalanan ekonomi Indonesia yang dipimpin oleh kepala negara yang berbeda dari zaman sebelum merdeka hingga sampai sekarang ini.

1

Bab II Pokok Bahasan

A. Karakteristik Perekonomian IndonesiaIndonesia sebagai negara kepulauan ( Nusantara) memiliki ciri-ciri khusus, yang berbeda dengan negara-negara lain di dunia sehingga perekonomiannya memiliki karakteristik sendiri. Yang mempengaruhi karakteristik perekonomian indonesia : 1. Faktor geografi a. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 13.677 pulau besar-kecil (baru 6.044 pulau memilki nama, diantaranya 990 pulau yang dihuni manusia), terbentang dari 60LU-110LS dan 950BT-1410BT, memiliki potensi ekonomi yang berbeda-beda karena perbedaan SDA, SDM, kesuburan tanah, dan curah hujan. b. Wilayah Indonesia seluas 5.193.250 km2, 70 persennya ( 3.635.000 km2) terdiri dari lautan , letaknya strategis karena memiliki posisi silang (antara benua Asia dan benua Australia, menjadi jalur lalu lintas dunia (antara Laut Atlantik dan Laut Pasifik) dan menjadi paru-paru dunia (memiliki hutan tropis terbesar). c. Menghadapi kesulitan komunikasi dan transportasi antar pulau (daerah) baik untuk angkutan barang barang maupun penumpang, arus barang tidak lancar , perbeddaan harga barang yang tajam , perbedaan kesempatan pendidikan dan kesempatan lapangan kerja yang kesemuanya itu merupakan potensi kesenjangan. 2. Faktor Demografi a. Indonesia negara nomor 4 di dunia karena berpenduduk lebih dari 310 juta orang. Penyebaran penduduk tidak merata (dua pertiga tinggal di Pulau Jawa), sebagian besar hidup di pedesaan (pertanian). b. Mutu SDM rendah : 80% angkatan kerja bependidikan SD. Produktivitas rendah karena taraf hidup yang rendah. c. Indonesia yang berpenduduk lebih dari 310 juta orang membutuhkan berbagai barang, jasa dan fasilitas hidup dalam ukuran serba besar (pangan , sandang, perumahan, dan laii-lain). Namun dilain pihak kemampuan kita untuk berproduksi sangat rendah. Hal ini akan menciptakan kondisi munculnya rawan kemiskinan. 3. Faktor Sosial, Budaya dan Politik a. Sosial : Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku dengan beragam budaya, adt istiadat, tata nilai, agama, dan kepecayaanyang berbeda-beda. Karena perbedaan latar belakang, pengetahuann dan kemampuan yang tidak sama, maka visi, persepsi, interpretasi, dan aksi reaksi mereka terhadap isu-isu yang samabisa berbeda-beda yang sering kali menimbulkan konflik sosial.

12

b. Budaya : Bangsa Indonesia memiliki banyak budaya daerah, tapi sebenarnya kita belum memiliki budaya nasional (kecuali bahasa Indonesia). Namun sebagai salah satu bangsa Timur (bangsa yang merdeka dan membangun ekonomi sejak perang akhir Perang Dunia II), mayoritas bangsa Indonesia sampai sekarang masih terpengaruh (menganut) budaya Timur, budaya status orientation.

Budaya status orientation bercirikan : semangat hidupnya mengejar pangkat, kedudukan, etos kerjanya lemah, senang bersantai-santai, tingkat disiplinnya rendah, kurang menghargai waktu (jam karet), tidak produktif, konsumtif, suka pamer, dan mudah memicu kecemburuan sosial.. Lawannya "budaya barat, budaya achievement orientation dengan ciri-ciri sebaliknya. c. Politik : sebelum kolonialis Belanda datang, bansa Indonesia hidup dibawah kekuasaan raja-raja. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup dibawah pengaruh feodalisme dan kolonialisme. Ciri utama feodalisme antara lain adalah kultus individu (raja selalu diagungkan) dan ciri utama dari kolonialisme adalah otoriter. Dari uraian pengaruh faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa perekonomian Indonesia mengandung tiga potensi kerawanan, yaitu : a. Potensi rawan kesenjangan, terutama kesenjangan antara daerah (pulau). Hal ini terutrama sebagai akibat pengaruh faktor geografi. b. Potensi rawan kemiskinan, terutama kemiskinan di daerah pedesaan. Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor demografi dan faktor budaya. c. Potensi rawan perpecahan , terutama perpecahan antar suku, antar golongan (elit) politik. Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor sosialpolitik.

B. Sejarah Ekonomi Indonesia1. Sebelum Kemerdekaan Sebelum merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa periode. Ada empat negara yang pernah menduduki Indonesia, yaitu Portugis, Belanda,Inggris, dan Jepang. Portugis tidak meninggalkan jejak yang mendalam di Indonesia karena keburu diusir oleh Belanda, tapi Belanda yang kemudian berkuasa selama sekitar 350 tahun, sudah menerapkan berbagai sistem yang masih tersisa hingga kini.

Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) Belanda yang saat itu menganut paham Merkantilis benar-benar

menancapkan kukunya di Hindia Belanda. Belanda melimpahkan wewenang untuk mengatur Hindia Belanda kepada VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), sebuah perusahaan yang didirikan dengan tujuan untuk menghindari persaingan

3

antar sesama pedagang Belanda, sekaligus untuk menyaingi perusahaan imperialis lain seperti EIC (Inggris). Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak Octrooi, yang antara lain meliputi : a. Hak mencetak uang b. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai c. Hak menyatakan perang dan damai d. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri e. Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja Hak-hak itu seakan melegalkan keberadaan VOC sebagai penguasa Hindia Belanda. Namun walau demikian, tidak berarti bahwa seluruh ekonomi Nusantara telah dikuasai VOC. Kenyataannya, sejak tahun 1620, VOC hanya menguasai komoditi-komoditi ekspor sesuai permintaan pasar di Eropa, yaitu rempah-rempah. 2. Pemerintahan Orde Lama Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan

kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berartiu dalam prakteknya Indonesia sudah bebas dari Belanda dan bisa memberi perhatian sepenuhnya pada pembangunan ekonomi. Setelah akhirnya pemerintahan Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia, selama dekade 1950-an hingga pertengahan tahun 1965, Indonesia dilanda gejolak politikdi dalam negeri dan beberapa

pemberontakan di sehimlah daerah, seperti di Sulawesi dan Sumatera. Akibatnya, selama pemerintahan Orde Lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk, walaupun sempat mengalami pertumbihan dengan laju rata-rata per tahun hampir 7% selama deakde 1950-an dan setelah itu turun drastis menjadi rata-rata 1,9% atau bahkan nyaris mengalami stagflasi selama tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 produk domestik bruto (PDB) masing-masing hanya sekitar 0,5% dan 0,6%. 3. Pemerintahan Orde Baru Tepatnya Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan orde baru. Perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan social di tanah air. Hubungan dengan negara barat dijalin kembali dan ideology komunis dijauhi. Indonesia kembali menjadi anggota PBB, IMF dan World Bank. Langkah yang dilakukan pada masa orde baru antara lain: a. Pemulihan stabilitas ekonomi, social dan politik serta rehabilitasi ekonomi b. Mencukupkan stok cadangan bahan pangan (terutama beras) c. Menghidupkan kegiatan produksi d. Meningkatkan ekspor e. Menekan tingkat inflas

12

f. h. i. j.

Mengurangi defisit keuangan pemerintah Menciptakan lapangan pekerjaan Mengundang kembali investor asing Penyusunan rencana pembangunan lima tahun secara bertahap dengan

targettarget yang jelas Secara keseluruhan program ekonomi pemerintah orde baru dibagi menjadi dua jangka waktu yang saling berkaitan yaitu Program jangka pendek dan Program jangka panjang. Program jangka pendek meliputi: a. b. c. d. Tahap penyelamatan (Juli-Desember 1966) Tahap rehabilitasi (Januari-Juni 1967) Tahap konsolidasi (Juli-Desember 1967) Tahap stabilisasi (Januari-Juni 1968) Program jangka pendek ini dilanjutkan dengan program jangka panjang, yang terdiri atas rangkaian REPELITA yang dimulai April 1969. program jangka panjang dibagi menjadi tahapan-tahapan Repelita. Tahap pelaksanaan Pelita I (1969/1970) sampai Pelita V (1993/1994) disebut Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun Pertama (PJP I). Sedangkan Pelita VI sampai Repelita X disebut PJP II. Namun pemerintah orde baru hanya dapat menyelesaikan sampai tahap pembangunan pelita VI sedangkan pelita VII hanya sempat dilaksanakan satu tahun anggaran. Adapun tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa orde baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses industrialisasi dalam skala besar, yang pada saat itu diangggap satu-satunya cara yang paling tepat dan efektif untuk menanggulangi masalah-masalah ekonomi, seperti kesempatan kerja dan defisit neraca pembayaran. Pada masa pemerintahan orde baru pelaksanaan pembangunan senantiasa diarahkan pada pencapaian tiga sasaran pembangunan, meskipun prioritasnya berubah-ubah sesuai dengan masalah dan situasi yang dihadapi saat ini. Ketiga sasaran tersebut dikenal dengan Trilogi Pembangunan: a. b. c. Stabilitas perekonomian Pertumbuhan ekonomi Pemerataan hasil-hasil pembangunan Dampak Repelita I dan pelita-pelita berikutnya terhadap perekonomian Indonesia cukup mengagumkan. Proses pembangunan berjalan sangat cepat dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahun yang cukup tinggi, jauh lebih baik daripada selama orde lama dan juga relatif lebih tinggi daripada laju rata-rata pertumbuhan ekonomi dari kelompok negara-negara berkembang.

5

Perubahan ekonomi structural juga sangat nyata selama masa orde baru bila dilihat dari perubahan PDB, terutama dari sector pertanian dan industri. Meningkatnya kontribusi output dari sector industri manufaktur terhadap pertumbuhan PDB selama periode orde baru mencerminkan adanya proses industrialisasi atau transformasi ekonomi di Indonesia dari negara agraris ke semi industri. Ini merupakan salah satu perbedaan nyata dalam sejarah perekonomian Indonesia antara rezim orde baru dengan orde lama. Sejak masa orde lama hingga berakhirnya orde baru dapat dikatakan Indonesia telah mengalami 2 orientasi kebijakan ekonomi yang berbeda, yakni ekonomi tertutup yang berorientasi sosialis pada jaman Soekarno ke ekonomi terbuka yang berorientasi kapitalis pada jaman Soeharto. Perubahan orientasi kebijakan ekonomi ini membuat kinerja ekonomi nasional pada pemerintahan orde baru lebih baik dibanding pemerintahan orde lama. Pengalaman ini menunjukkan beberapa kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar usaha membangun ekonomi berjalan baik. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. Kemauan yang kuat (political will) Stabilitas politik dan ekonomi SDM yang lebih baik System politik dan ekonomi yang Western Oriented Kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik Kebijakan-kebijakan ekonomi masa orde baru memang telah menghasilkan proses transformasi ekonomi yang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi dengan biaya yang sangat mahal dan fundamental ekonomi yang rapuh. Dapat dilihat antara lain pada buruknya kondisi sector perbankan nasional dan semakin besarnya ketergantungan Indonesia terhadap modal asing, termasuk pinjaman dan impor. 4. Pemerintahan Transisi Tanggal 14 dan 15 Mei 1997 nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS mengalami goncangan hebat akibat para investor asing mengambil keputusan jual . Mereka mengambil sikap demikian karena tidak percaya lagi terhadap prospek perekonomian negara tersebut, paling tidak untuk jangka pendek. 2 Juli 1997 bank sentral Thailand terpaksa mengumumkan nilai tukar bath dibebaskan dari ikatan dengan dolar AS. Sejak itu nasibnya diserahkan sepenuhnya pada pasar. Hari itu juga pemerintah Thailand meminta bantuan IMF. Apa yang terjadi di Thailand akhirnya merembet ke Indonesia dan beberapa negara asia lainnya, awal dari krisis keuangan di Asia. Rupiah Indonesia mulai terasa

12

goyang sekitar Juli 1997 dari Rp.2500 menjadi Rp.2650 per dolar AS. Sejak saat itu, posisi mata uang Indonesia mulai tidak stabil. Sekitar September 1997, nilai tukar rupiah yang terus melemah mulai menggoncang perekonomian nasional. Untuk mencegah agar keadaan tidak bertambah buruk, pemerintah orde baru mengambil beberapa langkah konkrit, di antaranya menunda proyek-proyek senilai Rp.39 trilyun dalam upaya mengimbangi keterbatasan anggaran belanja negara yang sangat dipengaruhi perubahan nilai rupiah tersebut. Awalnya pemerintah berusaha menangani krisis rupiah ini dengan kekuatan sendiri. Akan tetapi setelah menyadari merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak dapat dibendung lagi dengan kekuatan sendiri, lebih lagi karena cadangan dolar AS di BI mulai menipis karena terus digunakan untuk intervensi untuk menahan atau untuk mendongkrak kembali nilai tukar rupiah. 8 Oktober 1997 pemerintah Indonesia meminta bantuan keuangan dari IMF. Hal yang sama juga dilakukan pemerintah Thailand, Filiphina dan Korea Selatan. Akhir Oktober 1997 IMF mengumumkan paket bantuannya pada Indonesia yang mencapai 40 milyar dolar AS, 23 milyar di antaranya adalah pertahanan lapis pertama (front line defence). Sehari setelah pengumuman itu, seiring dengan paket reformasi yang ditentukan oleh IMF, pemerintah mengumumkan pencabutan ijin usaha 16 bank swasta yang dinilai tidak sehat. Ini merupakan awal kehancuran perekonomian Indonesia. Krisis rupiah yang menjelma menjadi krisis ekonomi akhirnya menimbulkan krisis politik yang dapat dikatakan terbesar dalam sejarah Indonesia sejak merdeka. 21 Mei 1998 presiden Soeharto mengundurkan diri dan diganti oleh wakilnya BJ.Habibie. 23 Mei 1998 presiden Habibie membentuk kabinet baru, awal terbentuknya pemerintahan transisi. Era reformasi disebut-sebut hadir sejak mundurnya Presiden Suharto, meskipun periode pemerintahan BJ Habibie yang jelas-jelas merupakan kelanjutan dari Orde Baru belum merupakan suatu bentuk reformasi yang hakiki dan bahkan tidak bisa dikatakan sebagai pemerintahanyang absah karena proses naiknya Presiden Habibie sendiri mengandung maslah konstitusional. Ketika Habibie Tampil, perekonomian Indonesia sudah berada di ambang kebangkrutan. Produksi macet, tingkat suku bunga meroket, perbankan dan lembaga- lembaga lainnya semaput. Cadangan devisa menipis karena ekspor tersendat sedangkan kebutuhan impor tidak mungkin ditekan terus, investasi asing langsung maupun tidak langsunghampir berhenti total, dan pencairan pinjaman luar negeriyang telah disepakati mengalami penundaan. Sementara itu, inflasi merayap ke tiga digit, jumlah pengangguran meledakmencapai belasan juta dan sekitar 100 juta orang atau separuh penduduk Indonesia berada di tepi jurang kemiskinan.

7

Pada pemerintahan habibie sedikit ada perubahan dalam tampilan maupun subtansi PerekRAPBN 1999/2000. Perekonomian Indonesia di era Habibie mulai menunjukkan tanda-tanda baik, bahkan pemerintah bank dunia, dan IMF memandang masa paling sulit telahterlampaui, serangkaian bukti telah dipaparkan : a. Nilai tukar rupiah menguat sekalipun demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan terus berlangsung. b. c. d. e. Inflasi meredah. Tingkat suku bunga mulai turun. Surplus neraca perdagangan membesar. Transaksi berjalan mengalami surplus setelah belasan tahun selalu defisit.

5. Era Reformasi Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakankebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal nama Gus Dur, naik sebagai Presiden RI ke-4 setelah menang dalam Pemilu 1999. Namun pada masa pemerintahan Gus Dur kerap terjadi ketegangan politik yang kemudian membuat Gus Dur terpaksa lengser setelah berkuasa selama kurang lebih dua tahun 19992001. Pada masa kepemimpinan presiden Gus Dur, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Rating kredit Indonesia mengalami fluktuasi dari pringkat CCC turun menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC. Salah satu penyebab utamanay adalah imbas dari krisis moneter pada 1998 yang masih terbawa hingga pemerintahannya. Saat itu utang pememrintah mencapai Rp 1.234,28 triliun yang menggergoti 89% PDB Indonesia.

Presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati. 6. Pemerintahan Gotong Royong Masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri hanya berlangsung selama tiga tahun (2001-2004). Namun , pada masa pemerintahan presiden wanita Indonesia pertama ini banyak terjadi kasus-kasus yang kontroversial mengenai penjualan aset negara dan BUMN. Pada masanya, Megawati melakukan privatisasi dengan alasan untuk menutupi utang negarayang makin membengkak dan imbas dari krisis moneter pada 1998/1999 yang terbawa sampai saat pemerintahannya.

12

Masalah-masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain : a Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun. b Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan nasional. 7. Kabinet Indonesia Bersatu Dimasa pemerintahan Presiden SBY 2004-2009 dlam masa satu tahun pemerintahannya dilakukan koreksi atau reshufel kabinet. Para pembantunya yang dinilai kurang maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya dilakukan perubahan

atau diganti dengan orang-orang yang tepat dan kredibel untuk duduk dalam kabinet tersebut. Apabila dicermati , sebetulnya bukan masalah pelu tidaknya dilakukan reshufle dalam masa KIB kali ini. Namun yang terpenting bagaimana masa pemerintahan presiden SBY dan para pembantunya dapat memamfaatkan momentum ekonomi Indonesia yang kuat di masa krisis kali ini. Pemerintahan Presiden SBY berhasil mendobrak dan kataris terhadap peningkatan kinerja pemerintahan. Korupsi dan kemiskinan tetapenjadi masalah di indonesia. Namun setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan Nasional yang tidak menentu, SBY besrta Wakil Presiden Jusuf Kalla telah berhasil menciptakan politik ekonomi di indonesia. Walaupun dihadang berbagai bencana yang mesuatu hal yang menimpa SBY dan JK menjabat 2004- Tsunami, epidemi flu burung dan polio, serta melambungnya harga minyak dunia, indonesia saat ini adalah negara memiliki kestabilan struktural yang jauh lebih baik. Indonesia yang adalah satu-satunya negara dikawasan regional yang berhasil mengatasi mengalahkan mitos demokrasi yang bermasalah . Indonesia telah

9

berhasil melampaui masa-masa yang sulit dimana negara ini pernah tersandera oleh anarkisme yang terjadi diseluruh negara kepulaun in. Pencapaian perekonomian oleh pemerintahan SBY KIB JILID I sendiri juga tidak kalah signifikan. Pada saat negara-negara lain mengalami musim dinginekonomi , Indonesia sepertinya bisa mengatasi badai ini dengan lebih baik. Namun, turunnya bursa saham dan melemahnya mata uang rupiah menunnjukkan bahwa Indonesia memang tidak bisa menghindar sepenuhnya dari krisis keuangan dunia. Perkonomian Indonesia memang tumbuh melambat seperti juga yang terjadi di negara-negara lain. Ekonomi bertumbuh sebesar 5,2% pada kuartal IV/2008 dibandingkan kuartal yang sama sebelumnya akibat menurunnya permintaan dunia terhadap produk-produk komoditas. Akibatnaya, prekonomian Indonesia

bertumbuh sebesar 6,1% pada 2008 dibandingkan dengan 6,3% pada 2007. Pertumbuahan ekonomi Indonesia di tahun ini akan jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang negara. Saat ini, Indonesia memiliki perekonomian yang kuat dengan cadangan devisa sebesar USD 58 miliar per akhir Mei 2009 dan utang luar negeri yang lebih kecil dari 35% PDB dibandingkan dengan 77% dari PDB di tahun 2001. Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalahmasalah besar lain tetap ada. Pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Berdasarkan penelitian Transparency International dalam publikasinya yang berjudul Global Corruption Barometer, Indonesia dianggap sebagai negara paling korup,disusul lembaga yudisial dan polisi. Utang negara pada pemerintahan sebelum SBY adalah sebesar Rp 1.299,5 triliun, jumlah utang pada masa pemerintahan SBY justru terus bertambah hingga menjadi Rp 1.700 triliun per Maret 2009. Dengan kata lain, rata-rata terjadi peningkatan utang sebesar Rp 80 triliun setiap tahunnya atau hampir setara dengan 8% PDB tahun 2009. Utang pemerintah sebesar Rp 1.700 triliun itu terdiri dari Rp 968 triliun utang dalam negeri (57%) dan Rp 732 triliunutang luar negeri(43%). Saat membuka Sidang Pleno I Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan bahwa pemerintah sekarang boleh dibilang sedang bangkrut artau tidak punya cukup uang

12

untuk membangun dan membiayai perekonomian negara ini karena penerimaan pajak berkurang. Pernyataan tersebut merefleksikan kondisi ekonomi nasional yang sangat rapuh saat mengahadapi krisis. Maka, jalan untuk keluar dari masalah ini adalah dengan berutang. Kebijakan kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.

C. Sistem Ekonomi Indonesia sebagai Sintesa Kapitalisme dan SosialismeMenurut beberapa pengamat sistem perekonomian Indonesia merupakan percampuran antara sistem kapetalisme dan sosialisme, namun bukan berarti menyingkirkan aspek aspek lain yang membangun sistem perekonomian kebaikan yang ada pd 2 sistem tersebut

Indonesia. Dengan mengadopsi kebaikan

maka terbentuklah sistem perekonomian dindonesia yang disebut sistem ekonomi pancasila. Tentunya dalam pembentukannya ada bongkar-pasang untuk

mendapatkan kesesuaian. Individualisme vs kolektivisme. Dengan memadukan dua unsur ini maka yang ada dalam sistem Indonesia adalah bukan individualisme dan bukan pula kolektivisme. Dalam perekonomian Indonesia ada individualisme, namun karena telah di batasi kolektivisme maka individualisme ini tidak segarang aslinya. Sentralisai dan swastanisai. Peran negara dalam sistem perekonomian Indonesia memang sentral, namun hal itu tidak menjadikannya seperti sentralisme yang ada di negara-negara sosialisme, lagi-lagi hal ini karena hasil sintesa antara individulisme dan kolektivisme.

11

Bab III

PENUTUP A. KesimpulanIndonesia memiliki catatan dan pengalaman sejarah yang cukup panjang dan menarik dalam menjalankan roda perekonomiannya. Indonesia yang terletak di antara dua benua (Asia dan Eropa) dan dua samudra (Pasifik dan Hindia)- sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran antar benua- telah menjalin hubungan dagang dengan India, Tiongkok, dan daerah-daerah di barat (kekaisaran Romawi) sejak abad pertama sesudah masehi. Secara garis besar perekonomian Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan (orde lama, orde baru, masa pemerintahan transisi,era reformasi, masa pemerintahan gotong royong, dan kabinet Indonesia bersatu jilid 1 dan jilid 2).

B. SaranDengan selesainya tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia yang berjudul Sejarah Perekonomian Indonesia, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kepada dosen pengajar dan seluruh rekan pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi karya ini.

12

DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Abdul.,S.Pd., M.Si.2011.Perekonomian Indonesia (TinjauanTeoritis dan Data Empris). Fakultas Ekonomi Universitas Sulawesi Barat. Majene http://muttaqiena.blogspot.com/2008/06/analisa-sejarah-perekonomianindonesia.htmlhttp://www.google.co.id/search?q=sejarah+perekonomian+indonesia&ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a

13