29
KONSEP DASAR PERTUMBUHAN PELATIHAN PELATIHAN KADER POSYANDU Dipersiapkan untuk:

Konsep Dasar Pertumbuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Dasar Pertumbuhan

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN

PELATIHAN PELATIHAN KADER POSYANDU

Dipersiapkan untuk:

Page 2: Konsep Dasar Pertumbuhan

ADALAH:Bertambahnya ukuran fisikdari waktu ke waktu

Pada manusia, ukuranfisik (tubuh) disebut juga dengan istilahANTROPOMETRI

PERTUMBUHAN2

Page 3: Konsep Dasar Pertumbuhan

• Pertumbuhanlebih menekankan pada fisik, sedangkan perkembangan lebih menekankan pada mental dan kejiwaan seseorang.

• Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel , organ maupunindividu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolic.

Page 4: Konsep Dasar Pertumbuhan

Penilaian status gizi

• Sebuah usaha untuk mengidentifikasi masalah gizi, khusunya kekurangan gizi pada populasi/orang-orang.

• Dengan penekanan pada kelompok yang rentan (Bayi, ibu hamil, lansia dll).

Page 5: Konsep Dasar Pertumbuhan

Penilaian• Sebuah proses pengumpulan, analisis dan

interpretasi informasi. • Status gizi di defenisikan sebagai status

kesehatan seseorang atau kelompok orang sebagai hasil dari asupan makanan dan utilisasi zat gizi oleh tubuh yang dapat berubah selama periode kehidupannya.

• Oleh karena itu penilaian status gizi dapat di defenisikan sebagai interpretasi informasi yang diperoleh dari penilaian asupan makanan, bikimia, antropmetri dan studi klinik.

Page 6: Konsep Dasar Pertumbuhan

Pertumbuhan dipengaruhi

• Determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan di dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan tunggal atau majemuk, ukuran orang tua, dan konstitusi genetis,

• serta faktor lingkungan (termasuk iklim, musim dan keadaan sosial-ekonomi).

Page 7: Konsep Dasar Pertumbuhan

• Pengaruh lingkungan, terutama gizi, lebih penting ketimbang latar belakang genetis atau faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan.

• Ukuran tubuh tertentu dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi.

Page 8: Konsep Dasar Pertumbuhan

Cara pengukuran status gizi

Cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi.

Dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.

Page 9: Konsep Dasar Pertumbuhan

Cara pengukuran status gizi

Usia Pengamatan di Lapangan

Pengamatan Lebih Rinci

0 – 1 tahun Berat dan panjang badan.

Panjang batang badan, lingkar kepala dan dada, diameter krista iliaka, lipat kulit dada, triseps dan sub-skapula.

1 – 5 tahun Berat dan panjang badan (sampai 2 tahun), tinggi badan ( di atas 2 tahun), lipat kulit biseps dan triseps, lingkar lengan.

Panjang batang badan (2 tahun), tinggi duduk (di atas 2 tahun), lingkar kepala dan dada (inspirasi setengah), diameter bikristal, lipat kulit dada dan sub-skapula, lingkar betis, rontgen postero-anterior tangan dan kaki.

5 – 20 tahun

Berat dan tinggi badan, lipat kulit triseps.

Tinggi duduk, diameter bikristal, diameter biakromial, lipat kulit di tempat lain, lingkar lengan dan betis, rontgen postero-anterior tangan dan kaki.

Page 10: Konsep Dasar Pertumbuhan

Antropometri?

• Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros.

• Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran.

• Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Pengertian dari sudut pandang gizi, Jellife (1966) mengungkapkan bahwa:

Page 11: Konsep Dasar Pertumbuhan

“Nutritional anthropometry is measurement of the variations of the physical dimensions and the gross composition of the human body at different age levels and degree of nutrition”.

Page 12: Konsep Dasar Pertumbuhan

antropometri gizi

• Berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

• Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

Page 13: Konsep Dasar Pertumbuhan

Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jum

Page 14: Konsep Dasar Pertumbuhan

Tipe pertumbuhan badan

1. pertumbuhan linear dan2. pertumbuhan massa jaringan.• Metode pengukuran untuk pertumbuhan

linear adalah dengan menggunakan tinggi badan, lingkar dada, dan lingkar kepala.

• Sedangkan massa jaringan dengan menggunakan metode berat badan, LILA, dan tebal lemak bawah kulit.

Page 15: Konsep Dasar Pertumbuhan

• Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak.

• Alat yang penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan.

Page 16: Konsep Dasar Pertumbuhan

• Dari sudut pandang antropometri, pertumbuhan linear dan pertumbuhan massa jaringan memiliki arti yang berbeda.

• Pertumbuhan linear menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungakn pada saat sekarang atau saat pengukuran.

Page 17: Konsep Dasar Pertumbuhan

Pertumbuhan Linear

• Bentuk dari ukuran linear adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang.

• Contoh ukuran linear adalah panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala

Page 18: Konsep Dasar Pertumbuhan

• . Ukuran linear yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.

Page 19: Konsep Dasar Pertumbuhan

Pertumbuhan Massa Jaringan

• Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit.

• Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering digunakan adalah berat badan.

Page 20: Konsep Dasar Pertumbuhan

C. Kegunaan Antropometri• Penilaian status gizi.• Pemantauan pertumbuhan anak.• Survei sosial ekonomi nasional.• Pemantauan status gizi.• Pengukuran tinggi badan anak baru masuk sekolah.• Kegiatan penapisan.• Kegiatan di klinik.• uji risiko KEK.• KMS ibu hamil.• Pemantauan status gizi orang dewasa.

Page 21: Konsep Dasar Pertumbuhan

Kegunaan pengukuran status gizi dengan metode antropometri :

• Metode ini relatif mudah dilakukan.• Non-invasive dan tidak membahayakan.• Dapat dikerjakan dengan mudah (terutama untuk mengevaluasi

hasil intervensi yang dirancang untuk meningkatkan faktor status gizi, kesehatan, ekonomi dan lingkungan).

• Salah satu indikator yang baik untuk kesejahteraan manusia dan digunakan untuk memonitor dua masalah gizi utama yaitu kurang energi protein (KEP) dan obesitas.

• Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas.

• Metode antropometri gizi dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.

• Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Page 22: Konsep Dasar Pertumbuhan

Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:

• Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri di rumah.

• Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif. Contohnya, apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak balita, maka dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat yang rumit. Berbeda dengan pengukuran status gizi dengan metode biokimia, apabila terjadi kesalahan maka harus mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu yang relatif mahal dan rumit.

• Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.

• Biaya relatif murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-bahan lainnya.

• Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan baku rujukan yang sudah pasti.

• Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir semua negara menggunakan antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat, khususnya untuk penapisan status gizi. Hal ini dikarenakan antropometri diakui kebenarannya secara ilmiah.

Page 23: Konsep Dasar Pertumbuhan

D. Kelebihan Antropometri

• Prosedurnya sederhana, aman, non-invasive dan metode yang digunakan jelas.

• Pengukuran antropometri dapat digunakan tidak hanya pada pasien individu tapi juga dapat mencakup dalam jumlah yang banyak.

Contoh : pengukuran TB dan BB pada balita.• Metode antropometri menghasilkan ketepatan

dan keakuratan dengan penggunaan tehnik yang standar.

• Peralatannya tidak mahal dan terjangkau.

Page 24: Konsep Dasar Pertumbuhan

• Peralatannya bersifat mudah dipindahkan (mudah dibawa), tidak mudah rusak, dan mudah untuk membuat atau membelinya. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti ”Skin Fold Caliper” untuk mengukur tebal lemak bawah kulit.

Page 25: Konsep Dasar Pertumbuhan

E. Kelemahan Antropometri

• Tidak sensitive.• Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat

(hari atau minggu). Disamping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti Zink dan Fe.

• Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.

• Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

• Kesalahan ini terjadi karena:• a. Pengukuran.• b. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi

jaringan.• c. Analisis dan asumsi yang keliru.

Page 26: Konsep Dasar Pertumbuhan

F. Kesalahan Dalam Antropometri

Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi. Ada 3 penyebab utama kesalahan:

• Kesalahan pengukuran.• Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun

komposisi jaringan.• Analisis dan asumsi yang keliru.

Page 27: Konsep Dasar Pertumbuhan

G. Cara Meminimalisasi Error Secara Umum

• Secara garis besar usaha untuk mengatasi kesalahan pengukuran, baik dalam mengukur sebab dan akibat serta dampak dari suatu tindakan dapat dikelompokan sebagai berikut :

• Memilih ukuran yang sesuai dengan apa yang ingin diukur. Misalnya mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa, dan tidak menggunakan alat ukur lain yang bukan diperuntukkan untuk mengukur tinggi badan.

• Membuat prosedur baku pengukuran yang harus ditaati oleh seluruh pengumpul data. Petugas pengumpul data harus mengerti tehnik, urutan dan langkah-langkah dalam pengumpulan data.

Page 28: Konsep Dasar Pertumbuhan

G. Cara Meminimalisasi Error Secara Umum

• Pelatihan dan refreshing petugas. Pelatihan petugas harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, baik ditinjau dari segi waktu maupun materi pelatihan. Materi pelatihan sebaiknya menekankan pada ketelitian pembacaan dan pencatatan hasil. Mengingat petugas akan melakukan pengukuran, maka dalam pelatihan harus dilakukan praktek terpimpin oleh petugas profesional dalam bidangnya. Apabila memungkinkan dilaksanakan pelatihan secara periodik.

• Kalibrasi alat ukur secara berkala. Alat timbang dan alat lainnya harus selalu ditera dalam kurun waktu tertentu. Apabila ada alat yang rusak, sebaiknya tidak digunakan lagi.

• Pengukuran silang antar pengamat. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mendapatkan presisi dan akurasi yang baik.

• Perekaman hasil langsung setelah pengukuran lalu hasilnya diteliti oleh orang kedua.

Page 29: Konsep Dasar Pertumbuhan

selesai