16
KEMISKINAN NELAYAN DAN FAKTOR PENYEBABNYA FAktor yang menyebabkan kemiskinan nelayan baik secara alamiah, struktural, maupun kultural. Secara alamiah laut memang sulit diprediksi. Gelombang tinggi, angin kencang atau badai, serta rusaknya alam membuat hasil tangkapan semakin sedikit. Di satu sisi masyarakat nelayan mempunyai kelemahan secara struktural. Kemampuan modal yang lemah, manajemen rendah, kelembagaan yang lemah, di bawah cengkeraman tengkulak, dan keterbatasan teknologi. belum optimalnya pemanfaatan potensi yang ada. Perhatian pemerintah terhadap kehidupan nelayan selama ini sudah ada, namun kondisi nelayan masih belum mengalami peningkatan. Adapun faktor yang menjadi penyebab kemiskinan masyarakat nelayan tersebut yaitu rendahnya tingkat penghasilan nelayan, rendahnya tingkat pendidikan nelayan, rendahnya pemanfaatan teknologi, rendahnya pemilikan modal, rendahnya akses nelayan kecil dalam memasarkan hasil tangkapan, adanya sistem bagi hasil yang kurang seimbang antara pemilik kapal dengan nelayan buruh, adanya ketimpangan pendapatan antara nelayan besar dengan nelayan kecil, tidak adanya akses nelayan kepada lembaga perbankan. Selain itu, Kemiskinan tergategorikan kedalam kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang terjadi bukan dikarenakan ketidakmampuan si miskin untuk bekerja (malas), melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja (Suharto, 2005). Struktur sosial tersebut tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang tersedia, baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun masyarakat yang ada disekitarnya. Pihak yang berperan besar dari terciptanya kemiskinan struktural ini adalah pemerintah, karena pemerintah sebagai pihak yang memiliki kekuasaan dan kebijakan cenderung membiarkan masyarakat dalam kondisi miskin, tidak mengeluarkan kebijakan yang pro masyarakat miskin, jika pun ada lebih berorientasi pada proyek, bukan pada pembangunan kesejahteraan. Sedangkan kemiskinan kultural menurut Lewis (Suharto, 2005), merupakan kemiskinan yang muncul sebagai akibat adanya nilai- nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja. Ciri dari kebudayaan kemiskinan ini adalah masyarakat enggan mengintegrasikan dirinya dalam lembaga-lembaga utama, sikap apatis, curiga, terdiskriminasi oleh masyarakat luas. Kebudayaan kemiskinan biasanya merupakan efek domino dari belenggu kemiskinan struktural yang menghinggap masyarakat terlalu lama, sehingga membuat masyarakat apatis,

Kemiskinan Nelayan Dan Faktor Penyebabnya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

KEMISKINAN NELAYAN DAN FAKTOR PENYEBABNYAFAktor yang menyebabkan kemiskinan nelayan baik secara alamiah, struktural, maupun kultural. Secara alamiah laut memang sulit diprediksi. Gelombang tinggi, angin kencang atau badai, serta rusaknya alam membuat hasil tangkapan semakin sedikit. Di satu sisi masyarakat nelayan mempunyai kelemahan secara struktural. Kemampuan modal yang lemah, manajemen rendah, kelembagaan yang lemah, di bawah cengkeraman tengkulak, dan keterbatasan teknologi.belum optimalnya pemanfaatan potensi yang ada. Perhatian pemerintah terhadap kehidupan nelayan selama ini sudah ada, namun kondisi nelayan masih belum mengalami peningkatan. Adapun faktor yang menjadi penyebab kemiskinan masyarakat nelayan tersebut yaitu rendahnya tingkat penghasilan nelayan, rendahnya tingkat pendidikan nelayan, rendahnya pemanfaatan teknologi, rendahnya pemilikan modal, rendahnya akses nelayan kecil dalam memasarkan hasil tangkapan, adanya sistem bagi hasil yang kurang seimbang antara pemilik kapal dengan nelayan buruh, adanya ketimpangan pendapatan antara nelayan besar dengan nelayan kecil, tidak adanya akses nelayan kepada lembaga perbankan.Selain itu, Kemiskinan tergategorikan kedalam kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang terjadi bukan dikarenakan ketidakmampuan si miskin untuk bekerja (malas), melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja(Suharto, 2005).Struktur sosial tersebut tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang tersedia, baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun masyarakat yang ada disekitarnya. Pihak yang berperan besar dari terciptanya kemiskinan struktural ini adalah pemerintah, karena pemerintah sebagai pihak yang memiliki kekuasaan dan kebijakan cenderung membiarkan masyarakat dalam kondisi miskin, tidak mengeluarkan kebijakan yang pro masyarakat miskin, jika pun ada lebih berorientasi pada proyek, bukan pada pembangunan kesejahteraan.Sedangkan kemiskinan kultural menurut Lewis(Suharto, 2005),merupakan kemiskinan yang muncul sebagai akibat adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja. Ciri dari kebudayaan kemiskinan ini adalah masyarakat enggan mengintegrasikan dirinya dalam lembaga-lembaga utama, sikap apatis, curiga, terdiskriminasi oleh masyarakat luas. Kebudayaan kemiskinan biasanya merupakan efek domino dari belenggu kemiskinan struktural yang menghinggap masyarakat terlalu lama, sehingga membuat masyarakat apatis, pasrah, berpandangan jika sesuatu yang terjadi adalah takdir, dalam konteks keagamaan disebut dengan pahamJabariah, terlebih paham ini disebarkan dan di indoktrinasikan dalam mimbar agama.Permasalahan internal nelayan Teknologi penangkapan ikan yang masih tradisional Modal tidak memadai : keterikatan dengan pemilik kapal, Ketidakmampuan perbankan dalam memberikan kredit, Kegagalan program pemerintah memberikan skim kredit : ketidakmapuan lembaga pemerintah untuk memahami prilaku dan karakteristik masyarakat pedesaan itu sendiri, sifat konsumerisme dan kesulitan pemupukan modal SDA : tingkat pendidikan SDPermasalahan eksternal Terjadinya perubahan potensi sdi Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung Kebijakan bidang penangkapan masih belum jelas dan belum memberikan hasil yang signifikan dan kesejahteraan nelayanSemberdaya ekonomi nelayan Kepemilikan alat produksi : sangat berpengaruh terhadap jumlah penangkapan. Tingkat pendidikan dan keterampilan kerja : keterbatasan pemahaman akan teknologi dan pola pikir mereka dalam mengelola pekerjaan Kemampuan menabung Kondisi SDAKultur nelayan Kebiasaan dan pola hidup masyarakat : aktivitas menangkap ikan merupakan mata pencaharian yang sudah lma digeluti secara turun temurun sebagi sumber penghidupan. Pola hidup yang cepat puas karena sudah bisamemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, kebiasaan lain seperti mabuk2an kebiasaan tersebut mengalir begitu saja tanpa perencanaan dan pengorganisasian yang baikuntuk melakukan perubahan menjadi lebih baik. Nilai-nilai dalam melaut : Mereka sangat menghargai adat istiadat berkaitan dengan urusan penangkapan ikan di laut yang diterima secara turun temurun, meskipun secara ekonomi tidak lagi menjamin kesejahteraan mereka. Merasakan dahsyatnya kekuatan alam yang tidak dapat ditaklukkan, melahirkan sikap menerima nasib dan sekaligus melemahkan daya kreativitas dan inovasi untuk maju. Pola kerja yang dijalankan secara turun temurun, kurangnya kesadaran menabung, dan kurangnya perencanaan kerja merupakan cerminan dari sikap ini. Nilai-nilai yang mengedepankan kebersamaan, kegotongroyongan, dan keserasian dengan alam lebih menonjol dari pada nilai-nilai yang mendorong kesuksesan dalam bidang ekonomi. Kepercayaan bahwa rezeki setiap manusia telah ditentukan oleh Tuhan membuat beberapa informan hanya selalu berharap dan bekerja secara konvensional tanpa diikuti oleh sebuah kerja keras yang penuh perencanaan dan perhitungan. Mencari rejeki bagi mereka adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, selebihnya adalah urusan yang maha kuasa. sikap yang memandang bahwa segala sesuatunya telah diatur oleh Tuhan melahirkan pula harapan memperoleh rezki tanpa harus bekerja keras yang kemudian melahirkan kebiasaan berjudi dan minum minuman keras. Pola hidup konsumtif juga menjadi masalah laten pada masyarakat nelayan di Tanjung Tiram yang bersumber dari nilai-nilai yang mereka anut, pada saat penghasilan banyak dan berlebih dari kebutuhan komsumsi bukannya ditabung untuk persiapan di masa paceklik, melainkan dijadikan kesempatan untuk membeli kebutuhan sekunder atau pesta minuman keras dan judi sebagaimana diungkapkan oleh kepala desa di atas. Orientasi hidup ke depan : Orientasi untuk memperbaiki kehidupan masa depan dapat pula dilihat dari harapan dari mereka terhadap keberhasilan anak, mereka sangat ingin anak-anak kedepan untuk melanjutkan sekolah dan mencapai cita-citanya agar lebih baik nasibnya dari orangtuanya. Namun demikian, terdapat perbedaan diantara mereka, dimana terdapat pula sebagian yang tidak terlalu memberikan perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya. Menurutnya, terserah sama anak-anak saja, tergantung kemampuan dan kemauan mereka, terserah mereka apa mau bersekolah atau tidak, bahkan berasumsi bahwa yang penting seluruh keluarga, terutama anak-anak sehat dan kuat supaya bisa bekerja. para nelayan juga terindikasi memiliki sifat cepat puas bila telah memperoleh hasil. Kurangnya upaya nelayan setempat dalam mencari strategi baru dalam usaha kenalayanan maupun strategi lain diluar usaha kenelayanan sebagai bekal di kemudian hari untuk menghadapi musim paceklik (masa sulit dimana penghasilan nelayan tidak menentu) sangat kurang mereka pikirkan.Struktur sosial ekonomi nelayan. Ketidakseimbangan akses ekonomi : keterbatasan ini menimbulkan ketergantungan nelayan pada pemilik modal. Pada dasarnya, hubungan kerja antara nelayan dengan pemilik modal berbentuk hubungan yang vertikal, di mana pemilik modal (nelayan kaya) adalah tempat bergantungnya nelayan miskin dalam memperoleh modal dan kebutuhan hidupnya. tidak memiliki akses yang memadai terhadap sumber daya, utamanya lokasi tangkapan yang memiliki potensi yang melimpah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana produksi yang dimiliki seperti perahu, dan alat tangkap yang masih sederhana. Demikian pula halnya akses terhadap bantuan modal produktif, para nelayan dianggap tidak mampu mengembangkan usaha produktif karena rendahnya pemahaman akan menajemen pengelolaan dan tidak memiliki keterampilan teknis yang disyaratkan. Rendahnya tingkat pendidikan nelayan, menyebabkan kurangnya pemahaman akan manajemen sumberdaya dan kurangnya keterampilan mengelola usaha yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap keterbatasan dalam mengakses sumberdaya ekonomi. Kebijakan pembangunan perikanan yang lebih berorientasi pada produktivitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, parsial dan tidak memihak nelayan tradisional juga menjadi salah satu faktor lemahnya akses nelayan terhadap sumberdaya ekonomi. Demikian pula upah kerja mereka tidak pernah bisa ditetapkan berdasarkan atas kesepakatan bersama pengusaha-pekerja, tapi ditetapkan secara sepihak oleh pengusaha, sehingga hubungan kerja yang terjadi lebih bersifat vertikal di mana para pekerja cenderung dieksploitasi Hubungan patron-klien yang eksploitatif : hubungan dengan pemilik kapal sangat kuat. nelayan menggantungkan hidupnya pada pemilik kapal terutama pada saat laut pasang mereka tidak boleh melaut. Biasanya bos nelayan ini yang menanggung semua kebutuhannya pada saat nelayan menganggur. Ada perjanjian khsus dalam jual beli dan bagi hasil.

EKOLABELING PASAR BEBASAwalnya skema ekolabel hanya mencakup produk-produk industrial, tetapi lambat laun berkembang ke hasil laut dan perikanan.Perkembangan informasi dan pemahaman masyarakat terhadap kesehatan menyebabkan permintaan terhadap ikan sebagai sumber nutrisi yang kaya protein dan menyehatkan meningkat pesat. Kenaikan permintaan itu membuat berbagai pihak khawatir terhadap kelestarian ikan sehingga lahirlah skema ekolabel perikanan. Skema ekolabelperikanan menjadi populer di sejumlah negara Eropa dan menyebabkan banyak perusahaan retail besar turut bergabung dalam skema tersebut.Perusahaan-perusahaan itu mulai memberlakukan ketentuan wajib menggunakan sertifikat skema ekolabel bagi produk perikanan yang dijual di jaringan tokonya, antara lain Carrefour, Aligro, Manor, Wal-Mart, dan Marks & Spencer.Maraknya pertumbuhan skema ekolabel perikanan belakangan dianggap menghambat perdagangan karena persyaratannya dianggap terlalu berat dan terlalu berorientasi pada struktur perikanan negara-negara maju.Selain struktur berbeda dengan negara berkembang, biaya sertifikasi yang sangat tinggi sulit ditanggung oleh pelaku usaha di negara berkembang.Pelaku usaha umumnya mengeluhkan tingginya biaya yang harus ditanggung untuk membiayai proses sertifikasi. Biaya itu dianggap tidak sebanding dengan insentif berupa harga premium produk karena sensitivitas konsumen masih tinggi terhadap harga.Ekolabel adalah sebuah label pada produk yang menunjukkan bahwa produk tersebut diproduksi dengan mengindahkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan hidup.dalam hubungan perdagangan yang lintas batas atau melibatkan negara-negara sebagai pelaku perdagangan, masing-masing negara biasanya memiliki standar atau regulasi yang harus dipenuhi oleh pelaku perdagangan dari negara lain apabila ingin memasukkan produknya ke dalam negara tersebut.Ecolabellingadalah salah satu bentuk standar yang diciptakan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan perdagangan dan upaya pelestarian lingkungan. Liberalisasi perdagangan (pembukaan arus perdagangan internasional seluas-luasnya) memang telah sangat membuka peluang ekspor bagi tiap negara tapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan secara global. Kita dapat mengambil contoh yang paling sederhana yaitu ekspor kayu mentah di Indonesia yang pada beberapa periode ke belakang diketahui cenderung eksploitatif hingga melampaui daya dukung lingkungan ditambah dengan proses produksinya yang tidak memperhatikan lingkungan. Ecolabellingkemudian diwujudnyatakan melalui pemberian label atau sertifikasi pada produk yang proses pembuatannya telah sesuai dengan asas kelesatarian lingkungan. Secara sederhana produk yang dilabeli atau telah memperoleh sertifikatecolabeltentu memiliki permintaan yang lebih tinggi daripada produk tanpaecolabelapalagi bagi konsumen yang berada di negara-negara maju. Pada satu sisi, sistemecolabellingdalam perdagangan internasional memang dikhawatirkan dapat melemahkan industri atau usaha kecil dan menengah (UKM) karena sertifikasiecolabellingtidaklah murah mengingat ada suatu prosedur verifikasi yang cukup panjang dan rumit apabila sebuah industri ingin memperolehecolabelling.Namun, pada sisi lainecolabellingharus diakui sebagai sebuah upaya pelestarian lingkungan berbasis ekonomi dengan manfaat jangka panjang.Tujuan dari sistem ekolabel ini adalah untuk memberikan informasi tentang hasil penilaian tingkat pelestarian lingkungan dari suatu proses produksi. Hal ini memungkinkan konsumen dalam atau luar negeri dapat memilih produk yang dihasilkan melalui proses pelestarian lingkungan. Pihak konsumen tidak akan mendapatkan sanksi negatifapabila tidak menggunakan instrumen ekolabel dari pihak pemerintah. Dalam hal ini,kekuatan konsumen akan bekerja, mau membeli produk tanpa ekolabelatau tidak.Meningkatkan kualitas suatu produk sangat penting dilakukan di Indonesia untuk dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, selain itu setifikat ekolabel dan label halal juga dijadikan sebagai syarat suatu produk untuk dapat masuk ke pasar bebas. Standar produk yang ditetapkan harus diuji mutunya pada Laboratorium penguji maupun laboratorium kalibrasi yang kompeten. agi perusahaan yang bersaing di pasar global, sertifikasi ekolabel sangat penting sebagai produk ramah lingkungan. Dampak positif dari ekolabel terhadap negara produsen adalah terjaminnya standar produk dan standar lingkungan. Dampak negatif dari ekolabel terhadap negara produsen yaitu akan terjadi monopoli oleh negara-negara maju dan ketatnya pendistribusian produk, sehingga produk yang tidak berekolabel tidak dapat dipasarkan.Semakin kompleks dan beragamnya ketentuan pemberian ekolabel telah menyebabkan produk-produk negara berkembang seperti Indonesia, terutama yang dihasilkan negara kecil dan menengah, mengalami kesulitan untuk bersaing di pasar exspor dalam pasar bebas.

Dalam perdagangan kita mengetahui bahwa kegiatan pemasaran/marketing merupakan upaya untuk mempengaruhi konsumen/pembeli sesuai dengan segmen agar mereka tertarik untuk membeli produk/ jasa yang ditawarkan. Melihat perkembangan kondisi lingkungan global yang cenderung menurun bahkan ditengarai terjadinya pemanasan global (global warming) akibat gas rumah kaca (greenhouse gas), maka terjadilah perubahan tuntutan konsumen/pembeli di luar negeri yang semula produk itu harus yang sesuai kebutuhan, bermutu baik dan harga bersaing menjadi bertambah yaitu produk yang ramah lingkungan. Oleh karena itu untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa produk yang ditawarkan adalah produk yang ramah lingkungan, maka diperlukan adanya tanda ekolabel pada suatu produk atau kemasannya untuk membedakan dengan produk lain yang sejenis yang tidak ramah lingkungan Sejalan dengan perkembangan perdagangan internasional dan meningkatnya masalah di bidang lingkungan, saat ini konsumen di berbagai negara telah mempertimbangkan aspek lingkungan terhadap barang yang akan dibeli, disamping persyaratan mutu, harga dan ketepatan waktu pengiriman. Oleh karena itu penerapan program ekolabel produk menjadi sangat penting dalamperdagangan. Penerapan program ekolabel sebagai persyaratan dalam perdagangan, sebetulnya bukanlah sebagai hambatan, tetapi merupakan tantangan dan sekaligus menjadi peluang bagi pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. Ekolabel adalah label atau tanda yang ditempelkan pada suatu produk atau kemasannya yang berfungsi memberi informasi kepada konsumen bahwa produk tersebut telah memenuhi standar kriteria ekolabel, sehingga dalam daur hidupnya menimbulkan dampak lingkungan negatif yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan produk lain sejenis yang tidak bertanda ekolabel. Daur hidup produk yang telah menggunakan ekolabel mencakup mulai dari perolehan bahan baku, proses produksi, pendistribusian, penggunaan/ pemanfaatan, dan pembuangan limbah serta pendaur-ulangan.

LINGKUNGAN PEMASARANLingkunganPemasaranadalah lingkunganperusahaanyang terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuanmanajemenpemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran. Perusahaan harus terus melakukanpengamatansecara terus menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang bersifat kompleks dan terus berubah-ubah. Dengan mempelajari lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan strategi perusahaan untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.Lingkunganpemasaran suatuperusahaanterdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaranperusahaanyang mempengaruhi kemampuan rnanajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para pelanggan sasarannya.1.LingkunganmikroperusahaanLingkunganmikroperusahaanterdiri dari para pelaku dalamlingkunganyang langsung berkaitan denganperusahaanyang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar, yaitu:a.PerusahaanYaitu struktur organisasiperusahaanitu sendiri. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan kelompok lain diperusahaandalam merumuskan rencana pemasarannya, seperti manajemen puncak, keuanganperusahaan, penelitian dan pengembangan, pembelian, produksi, dan akuntansi serta sumber daya manusia yang dimilikiperusahaan, karena manajer pemasaran juga harus bekerja sama dengan para staff di bidang lainnya.

b. Pemasok (Supplier)Parapemasok adalahperusahaan-perusahaandan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan olehperusahaandan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kalaperusahaanjuga harus memperoleh tenaga kerja, peralatan, bahan bakar, listrik dan faktor-faktor lain dari pemasok. Perkembangan dalamlingkunganpemasok dapat memberi pengaruh yang arnat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatuperusahaan.Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari masukan-masukan terpenting bagi kegiatan produksiperusahaanmereka. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan tenaga kerja, dan berbagai kcjadian lainnya yang berhubungan dengan pemasok dapat mengganggu strategi pemasaran yang dilakukan dan dijalankanperusahaan.

c. Para Perantara PemasaranParaperantara pemasaran adalahperusahaan-perusahaanyang membantuperusahaandalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada para konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi :Perantara, adalahperusahaanatau individu yang membantuperusahaanuntuk menemukan konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan perwakilan produsen yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau mengadakan perjanjian dengan pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu sendiri.PerusahaanDistribusi Fisik,perusahaanseperti ini membantuperusahaandalam penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya ketempat-tempat yang dituju.Para Agen Jasa Pemasaran, sepertiperusahaanatau lembaga penelitian pemasaran, agen periklanan,perusahaanmedia, danperusahaankonsultan pemasaran,kesemuanya membantuperusahaandalam rangka mengarahkan dan mempromosikan produknya ke pasar yang tepat.Perantara Keuangan, seperti bank,perusahaankredit,perusahaanasuransi, danperusahaanlain yang membantu dalam segi keuangan.d. Para PelangganYaitu pasar sasaran suatuperusahaanyang menjadi konsumen atas barang atau jasa yang ditawarkanperusahaanapakah individu-individu, Iembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya.e. Para PesaingDalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan,perusahaantidaklah sendiri. Usaha suatuperusahaanuntuk membangun sebuah system pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi olehperusahaanlain. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkanperusahaandikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam pasar.f. Masyarakat UmumSebuahperusahaanjuga harus memperhatikan sejumlah besar lapisan masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatanperusahaan, apakah mereka menerima atau menolak metode - metode dariperusahaandalam menjalankan usahanya, karena kegiatanperusahaanpasti mempengaruhi minat kelompok lain, kelompok-kelompok inilah yang menjadi masyarakai umum. Masyarakat umum dapat memperlancar atau sebaliknya dapat sebagai penghambat kemampuanperusahaanuntuk mencapai sasarannya.

2.LingkunganMakro PerusahaanLingkunganmakro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalamlingkunganmikrodalamperusahaan, yaitu:a.LingkunganDemografis/KependudukanLingkungandemografis/kependudukan menunjukkan keadaan dan permasalahan mengenai penduduk, seperti distribusi penduduk secara geografis, tingkat kepadatannya, kecenderungan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, ras, suku bangsa dan struktur keagamaan. Ternyata hal diatas dapat mempengaruhi strategi pemasaran suatuperusahaandalam memasarkan produknya karena publiklah yang membentuk suatu pasar

b.LingkunganEkonomi.Lingkunganekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang diterapkan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan ekonomi, penurunan dalam pertumbuhan pendapatan nyata, tekanan inflasi yang berkelanjutan, perubahan pada pola belanja konsumen, dan sebagainya yang berkenaan dengan perkonomian.

c.LingkunganFisikLingkunganfisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu yang dibutuhkan olehperusahaan, peningkatan biaya energi, peningkatan angka pencemaran, dan peningkatan angka campur tangan pemerintah dalam pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber daya alam

d.LingkunganTeknologiLingkunganteknologi rnenunjukkan peningkatan kecepatan pertumbuhan teknologi, kesempatan pembaharuan yang tak terbatas, biaya penelitian dan pengembangan, yang tinggi, perhatian yang lebih besar tertuju kepada penyempurnaan bagian kecil produk daripada penemuan yang besar, dan semakin banyaknya peraturan yang berkenaan dengan perubahan teknologi.

e.Lingkungansosial/budayaLingkunganini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mengenai aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, pandangan masyarakat dan lain sebagainya yang merumuskan hubungan antar sesama dengan masyarakat lainnya sertalingkungansekitarnya.

PASAR MODERN VS. TRADISIONALPengertian Pasar ModernPasar modern tidak jauh berbeda dengan pasar tradisional, Hanya saja pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung pembeli hanya melihat label harga yang tercantum pada barang, yang berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, adalah bahan makanan makanan seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Kelebihan dari pasar ini adalah barang yang dijual lebih dijamin kesehatannya dan tempat belanja yang nyaman.Menururt Nasution (2009), pasar tradisional adalah tempat berjualan yang tradisional(turun-temurun), tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-barang yangdiperjual belikan tergantung kepada permintaan pembeli (konsumen), harga yang ditetapkanmerupakan harga yang disepakati melalui suatu proses tawar menawar, pedagang selakuprodusenmenawarkanhargasedikitdiatashargastandar.Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta, atau Koperasiyang dalam bentuknya berupa mal, supermarket, Departement Store dan shoping centredimana pengelolanya dilaksanakan secara modern, dan mengutamakan pelayanan dankenyamanan berbelanja dengan manajemen berada disatu tangan, bermodal relatif kuat, dandilengkapi label harga yang pasti.Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh pasar ini yaitu pembeli tidak bisa menawar harga barang yang dijual. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.

Berikut beberapa perbedaan antara kedua Pasar Tradisional dan Pasar Moderen antara lain : Jenis-jenis barang yang dijual pada pasar tradisonal terfokus pada kebutuhan sandang-pangan sehari-hari dan kebutuhan primer, sedangkan pasar modern jenis-jenis barang yang di jual adalah beragam dari barang-barang premis, subtitusi bahkan ekslusif. Penjual yang beraktifitas dalam pasar modern pada dasarnya telah memiliki pengalaman dalam pengatahuan bisnis sedangkan penjual yang beraktifitas dalam pasar tradisional hanya berharap pada nasib keuntungan Pasar modern menawarkan diskon dan freebies sedangkan pasar tredisional tidak ada Pasar modern lebih bersih dari pasar tradisional Pembeli yang datang pada pasar tradisional pada umumnya masyarakat menengah kebawah dan masyarakat berekonomi rendah. Sedangkan pembeli pada pasar modern umumnya masyarakat menengah ke atas dan masyarakat ekonomi tinggi Pembeli yang datang pada pasar modern berasal dari masyarakat setempat dan masyarakat luar daerah sedangkan pasar tradisional pembelinya hanya dari masyarakat setempat. Modal yang di milik oleh penjual di pasar modal jumlahnya relative besar sedangkan penjual di pasar tradisional memiliki modal yang relative rendah Pasar modern tidak dapat tawar menawar sedangkan pasar tradisional dapat tawar-menawarFUNGSI TPIPengertian Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah tempat para penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan melalui pelelangan dimana proses penjualan ikan dilakukan di hadapan umum dengan cara penawaran bertingkat.1. Memperlancar kegiatan pemasaran dengan sistem lelang.2. Mempermudah pembinaan mutu ikan hasil tangkapan nelayan3. Mempermudah pengumpulan data statistik.Manfaat diadakannya pelelangan ikan di TPI antara lain adalah:

1. Perolehan harga baik bagi nelayan secara tunai dan tidak memberatkan konsumen.2. Adanya pemusatan ikatan-ikatan yang bersifat monopoli terhadap nelayan.Fungsi pokok Tempat Pelelangan Ikan Ikan ( TPI ) Pandeglang adalah sebagai prasarana pendukung aktivitas nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut, penanganan dan pengolahan hasil ikan tangkapan dan pemasaran bagi ikan hasil tangkapannya serta sebagai tempat untuk melakukan pengawasan kapal ikan. Berdasarkan fungsi itu, maka tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh TPI ini adalah dengan pelayanan yang diberikan diharapkan produktivitas kapal dan pendapatan nelayan akan meningkat.Fungsi pelabuhan perikanan dapat berupa :1.pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;2.pelayanan bongkar muat;3.pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;4.pemasaran dan distribusi ikan;5.pengumpulan data tangkapan dan kasil perikanan;6.tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat perikanan;7.pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;8.tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan;9.pelaksanaan kesyahbandaran;10.tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;11.publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan;12.tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan;13.pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; dan / atau14.pengendalian lingkungan.

PEMASARAN MODERN KEPUASAN PELANGGANNilai dari segi kualitas yang sepadan dengan harga dan dengan biaya keseluruhan perolehan - sebuah konsep yang melampaui harga dasar untuk menggabungkan pengiriman dan biaya tambahan lainnya. Nilai dalam hal suatu produk atau jasa yang melebihi harapan. Nilai dalam hal reputasi merek pemasok, sebuah reputasi kualitas dapat meningkatkan daya saing suatu perusahaan, sedangkan slip dalam kualitas dapat merusak citra perusahaan dan kemampuan untuk bersaing.KONSEPINTIPEMASARANKonsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.KEBUTUHANKonsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu.Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karenabukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puaskonsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.KEINGINANKeinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalamBentuk kebutuhan manusia dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual.Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.PERMINTAANDengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.

PRODUK (Organisasi, jasa, ide)Sejalan dengan munculnya kebutuhan, keinginan dan permintaan, perusahaan berusaha keras untuk mempelajarinya, mereka melakukan riset pemasaran, mengamati perilaku konsumen, menganalisis keluhan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa apa yang sedang disukai atau bahkan produk apa yang tidak disukai, dan lain-lain. Dengan kegiatan diatas, akhirnya perusahaan dapat menawarkan segala sesuatu kepada pasar untuk diperhatikan, untuk dimiliki atau dikonsumsi sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginannya, sesuatu itu disebut produk. Produk tidak hanya mencakup obyek fisik, tetapi juga jasa, orang, tempat, organisasi ataupun gagasan. Contoh : perusahaan manufaktur menyediakan : barang (komputer, monitor, printer), jasa (pengiriman, pemasangan, pelatihan, perbaikan, dan pemeliharaan), ide / gagasan (kekuatan / keunggulan jenis komputer)

NILAI PELANGGANKarena semua perusahaan berusaha menwarkan produk dan jasa yang superior, maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang beraneka ragam. Konsumen membuat pilihan pembeli berdasarkan pada persepsi mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa ini. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karen memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya total yang menyertai produk tersebut. Nilai total antara lain nilai dari produk, jasa, personil pemasar, biaya waktu, biaya energi yang dikeluarkan, biaya psikis. Setelah pemberian nialai, konsumen akan mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi kepuasan dan peluang untuk membeli ulang produk tersebut.

KEPUASAN PELANGGANKepuasan pelanggan tergangtung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relative terhadap harapan pembeli. Bila kinerja atau prestasi sesuai atau bahkan melebihi harapa, pembelinya merasa puas. Perusahaan yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat merekaserahkan, kemudian menyerahkan lebih banyak dari yang mereka janjikan.MUTUKepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, yang saat ini ada istilah Total Quality Management (TQM) yaitu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terus menerus. TQM memiliki komitmen antara lain :-focus terhadap pelanggan-memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas-menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-memiliki komitmen jangka panjang, membutuhkan kerja sama tim, memperbaiki proses-memperbaiki proses secara kesinambungan-menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

PERTUKARANPertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.Ada 5 kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat terjadi:a.terdapat sedikitnya dua pihakb.masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak lainc.masing-masing pihak mampu berkomunitas dan melakukan penyerahand.Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukarane.Masing-masingpihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat (negoisasi)

TRANSAKSITransaksi adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.HUBUNGANProses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain dengan kata lain hubungan adalah praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak pelanggan, pemasok (supplier), penyalur (distributor), guna mempertahankan bisnis jangka panjang mereka. Agar hubungan dapat tercipta dalam jangka panjang antara lain:-saling mempercayai, saling menguntungkan-menjanjikan dan memberikan kualitas yang tinggi, pelayanan yang baik, harga yang pantas antar pihak-menghasilkan ikatan ekonomi, teknik dan sosial yang kuat antar pihak yang berkepentingan-menekan biaya transaksi dan waktu pencarian pelanggan

JARINGANJeringan terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung ; pelanggan, suplir, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuwan dan pihak lain yang bersama-sama dengan firm telah membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan.PASARPasar terdiri dari semua pelanggan potencial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.PEMASAR DAN CALON PEMBELISeseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran tersebut. Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut.Jadi konsep inti pemasaran adalah :-proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran-penetapan harga, promosi-penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.