10
Isyarat telunjuk dalam duduk tasyahud (waktu, gerakan, sifat) Dari kesimpulan tersebut kita simpulkan, dalam duduk tasyahud, baik duduk tasyahud awal maupun tasyahud akhir, masalah kapan jari telunjuk diisyaratkan,bagaimana sifat gerakanya, menghadap kemana dan bentuk posisinya seperti apa itu masih menjadi pertanyaan dan perbedaan pendapat. Menurut ulama syalaf adalah posisi dan gerakan diangkat atau di lakukan dari awal duduk tasyahud sampai akhir tasyahud, tidak di gerak-gerakan, lurus menghadap kiblat dan antara jari tengah dan ibu jari membuat lingkaran atau menggenggam kemudian pandangan mata tertuju pada jari telunjuk yang sedang berisyarat tersebut. Kemudian kapan mulai Mengisyaratkan jari dalam duduk tasyahud? Apakah diangkat atau diisyaratkan bertepatan dengan bacaan syahadat ه ل لا لا ها ل ا لا? Menurut madzhab Syafi’iah memang demikian ini diterangkan dalam berbagai hadist-hadist sahih. Pendapat diantaranya didasarkan kepada dalil-dalil berikut ini : 1. Dalam shahih Muslim II : 890 diriwayatkan sebuah hadist dari Jabir ra. Menyebutkan bahwa :

Isyarat Telunjuk Dalam Duduk Tasyahud

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hukum islam forum

Citation preview

Page 1: Isyarat Telunjuk Dalam Duduk Tasyahud

Isyarat telunjuk dalam duduk tasyahud (waktu, gerakan, sifat)

Dari kesimpulan tersebut kita simpulkan, dalam duduk tasyahud, baik duduk

tasyahud awal maupun tasyahud akhir, masalah kapan jari telunjuk diisyaratkan,bagaimana

sifat gerakanya, menghadap kemana dan bentuk posisinya seperti apa itu masih menjadi

pertanyaan dan perbedaan pendapat.

Menurut ulama syalaf adalah posisi dan gerakan diangkat atau di lakukan dari awal duduk

tasyahud sampai akhir tasyahud, tidak di gerak-gerakan, lurus menghadap kiblat dan antara

jari tengah dan ibu jari membuat lingkaran atau menggenggam kemudian pandangan mata

tertuju pada jari telunjuk yang sedang berisyarat tersebut.

Kemudian kapan mulai Mengisyaratkan jari dalam duduk tasyahud? Apakah diangkat

atau diisyaratkan bertepatan dengan bacaan syahadat الإله‌إال‌ا‌لله‌?

Menurut madzhab Syafi’iah memang demikian ini diterangkan dalam berbagai hadist-hadist

sahih. Pendapat diantaranya didasarkan kepada dalil-dalil berikut ini :

1. Dalam shahih Muslim II : 890 diriwayatkan sebuah hadist dari Jabir ra. Menyebutkan

bahwa :

Rasulullah SAW bersabda seraya (berisyarat) dengan jari telunjuknya. Beliau

mengangkatnya ke langit dan melemparkan (mengisyratkan ke bawah) “Allahumma Isyhad,

Allahuma Isyhad,Allahuma Isyhad” (ya Allah saksikanlah). Beliau mengucapkanya tiga kali.

Jari telunjuk juga disebut syahid , sebab jika manusia mengucapkan syahadat, dia berisyarat

dengan jari telunjuk tersebut. Nabi SAW sendiri jika mengatakan “Asyhadu” berisyarat

dengan telunjuknya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Darimi I : 314-315 dan Imam

Baihaqi dalam kitab Ma’rifat As-sunnah wal Al-Atsar.

2. Dalam Sunan Baihaqy II : 133 disebutkan

Rasulullah SAW melakukan itu ketika Meng-Tauhid kan Tuhanya yang maha Mulia dan

Maha luhur, yakni keika menetapkan tauhid dengan kata-kata Ilallah (hanya Allah) dalam

syahadat.

Page 2: Isyarat Telunjuk Dalam Duduk Tasyahud

3. Dalam riwayat lain, Imam Baihaqy II : 133 dengan sanad yang sama dari Khilaf bin

Ima’ bin Ruhdhah Al-Ghiffari.

Sesungguhnya nabi Muhammad SAW hanya menghendaki dengan (isyarat) itu adalah (ke)

tauhidan (Meng-Esakan Allah) sedangkan ungkapan ketauhidan terdapat pada kalimat

syhadat itu.

Akan tetapi perlu kita kembali ke sahihan hadist-hadist di atas.

Yang pertama hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqy itu adalah hadist Khafaf bin

Ima’ dan di dalam sanadnya ada seorang lelaki yang tidak dikenal maka ini secara otomatis

menyebabkan hadist ini lemah.

Kemudian pada hadist yang ke dua yang telah disebutkan bahwa dzohir hadist-hadist yang

sohih menunjukan bahwa Nabi SAW mengangkat jari telunjuk dari awal tasyahud hingga

akhir menyelisihi hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqy tersebut sehingga ini semakin

mempertegas lemahnya riwayat Al-Baihaqy tersebut.

Kemudian yang ketiga Orang-orang Syafi’iah sendiri tidak sepakat tentang sunahnya

mengangkat jari telunjuk ketika mencapai huruf hamzah pada kalimat

karena Imam An-Nawawy dalam Al-Majmu’ menukil dari ‌الإله‌إال‌ا‌لله

Ar-Rafi’y yang menyatakan bahwa tempat mengisyaratkan jari telunjuk adalah pada

kesulurhan tasyahud yaitu dari awal hingga akhir.

Jadi, kesimpulanya adalah kapan mulai mengisyaratkan jari dalam duduk tasyahud? Yaitu

bahwa jari telunjuk diisyaratkan untuk diangkat dari awal tasyahud hingga akhir.

Diantara hadist yang menyatakan diisyartkanya isyarat dari awal hingga tasyahud hingga

akhir adalah hadist Abdullah bin Az-Zubair ra

ى ر ك�بت�ه�‌ال�ي س� ى‌على‌ر ر ‌يده ‌ال�ي س� ع ‌ووض

ار شأ نى‌و ذ�ه�‌ال�ي م� خ� نى‌على‌ف ‌يده ‌ال�ي م� ع ‌ووض

بع�ه� ب�إ�ص�“Beliau Sallallahu alaihi wasallam meletakan tangan kiri di atas lutut kiri dan tangan kanan di

atas paha kanan dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya” (HR Muslim)

Page 3: Isyarat Telunjuk Dalam Duduk Tasyahud

ع ف ر ‌ف ‌كب)ر د‌ث م) ج ‌س ‌ث م) ‌كب)ر ‌ث م) ل)م ‌وس ك�عتي�ن� ل)ى‌ر ‌فص

ع ف ر ‌و ‌كب)ر د‌ث م) ج ‌وس ‌كب)ر ث م)

‌كب/ر‌فرفع ‌سجد‌ثم/ ‌كب/ر‌ثم/ ‌فصلى‌ركعتين‌وسلم‌ثم/

‌كب/ر‌ورفع ‌كب/ر‌وسجد‌ثم/ ثم/

‌على‌اإلشارة‌من‌إبتداءالجلوس ‌قلت‌:‌ظاهر‌األحاديث‌سدل/

‌على‌ما‌قال‌الشافعية‌والحنفية. ‌ولم‌أرحديثا‌صحيحا‌يدل/

‌صل/ى‌الله‌عليه‌وسل/م ا‌ما‌رواه‌البيهقي‌من‌فعل‌النبي/ ‌وأم/

‌فلم‌أقف‌عليه‌ولم‌يذكر‌صاحب‌السبل‌سنده‌وال‌لفظه‌فا

الله‌تعالى‌أعلم‌كيف‌حاله

Hadist-hadist cukup jelas menunjukkan bahwa berisyarat (telunjuk pada tahiyat) itu sejak

mulai duduk (tahiyat). Dan disini tidak menemukan hadist yang sahih yang menunjukkan

pendapat Syafi’iyah (isyarat ketika LA ILAHA ILLALLAH) dan Hanafiyah (Isyarat ketika

ILLALAH). Adapun riwayat al-Baihaqy bahwa itu perbuatan Nabi SAW saya belum

menemukannya dan penyusun Subulus Salam tidak menyebutkan sanad dan matan hadistnya.

Kemudian apakah jari telunjuk di Gerak-gerakan dalam Isyarat telunjuk Pada duduk

Tasyahd?

Jawabanya adalah tidak digerak-gerakan dan hanya digerakan sekali saja yaitu pada saat

mengisyaratkan jari telunjuk yaitu pada awal tasyahud, ini dijelaskan dalam hadist sebagai

berikut ;

HADIST PERTAMA

أن‌النبي‌صلى‌الله‌عليه‌وآ‌له‌وسلم‌كا‌ن‌يشير‌بأصبعه‌إذادعا‌

وال‌يحركها“Sesungguhnya Nabi SAW berisyarat dengan telunjuknya bila beliau berdoa dan beliau tidak

mengerak-gerakanya”. (HR Abu Daud)

HADIST KEDUA

Page 4: Isyarat Telunjuk Dalam Duduk Tasyahud

عن‌بن‌عمر‌أنه‌كان‌يضع‌يده‌اليمنى‌على‌ركبته‌اليمنى‌ويده‌اليسر

ى‌على‌ركبته‌اليسرى‌ويشير‌بإصبعه‌وال‌يحركها‌ويقول‌إنها‌مذبة‌ال

شيطان‌ويقول‌كان‌رسول‌الله‌صلى‌الله‌عليه‌وسلم‌‌يفعله

“Dari Ibnu Umar ra adalah beliau meletekan tangan kananya diatas lutut kananya dan

meletakan tangan kirinya diatas lutut kirinya dan beliau berisyarat dengan jarinya dan tidak

menggerakanya dan beliau berkata “sesungguhnya itu adalah penjaga dari syaitan” adalah

Rasulullah mengerjakanya”.

Jari telunjuk menghadap kemana apakah kebawah,keatas,kesamping atau ke arah

kiblat?

Dalam hadist riwayat Muslim dijelaskan :

‌عن‌علي‌بن‌عبد‌الرحمن‌المعاوي‌قال:‌"رآني‌عبUUد‌اللUUه‌بن

‌عمر‌وأنا‌أعبث‌بالحصUUي‌في‌الصUUالة،‌فلمUUا‌انصUUرف‌نهUUاني

‌فقال:‌اصنع‌كما‌كUان‌رسUول‌اللUه‌صUلي‌اللUه‌عليUه‌وسUلم

‌يصنع،‌فقلت:‌وكيUUف‌كUUان‌يصUUنع؟‌قUUال:‌كUUان‌إذا‌جلس‌في

‌الصالة‌وضع‌كفه‌اليمني‌علي‌فخذه‌اليمني،‌وقبض‌أصUUابعه

‌كلها،‌وأشار‌بإصبعه‌التي‌تلي‌اإلبهام‌"إلي‌القبلة"،‌و‌وضUUع

‌كفUUUه‌اليسUUUري‌علي‌فخUUUذه‌اليسUUUري."‌)رواه‌مسUUUلم‌في

الصحيح(

“Dari Ali bin Abdurrahman al-Muawi berkata, “Abdullah bin Umar melihatku tidak

menunjuk dalam shalat. Ketika aku hendak pergi beliau menahanku sambil berkata:

Lakukanlah seperti apa yang telah Rasulullah lakukan (dalam tasyahhud). Lalu aku bertanya:

Bagaimana Rasulullah SAW melakukannya? Ibnu Umar menjawab: Rasulullah SAW jika

duduk dalam shalat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha kanannya, lalu

menggenggam seluruh jarinya, lalu menunjuk dengan jari telunjuknya “ke arah kiblat”, dan

beliau meletakkan telapak tangan kirinya di atas paha kirinya.” (HR. Muslim dalam

Shahihnya).

Dari “Abdullah bin Umar” dia melihat seorang anak laki-laki menggerak-gerakan batu

kerikil dengan tangan saat sholat, kemudian setelah selesai Abdullah berkata kepadanya.;

Page 5: Isyarat Telunjuk Dalam Duduk Tasyahud

“janganlah kamu menggerak-gerakan kerikil saat sholat, sesungguhnya itu adalah

perbuatan setan. Berbuatlah seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ”.

Kemudian anak itu bertanya kepada Abdullah ;

“Bagaimana cara Rasulullah SAW melakukanya” ?

Aku menjawab ;

“Beliau meletakan tangan kanan diatas paha kanan, lalu menunjukan jari telunjuknya

ke arah kiblat dan mengarahkan pandanganya ke jari tersebut dan sekitarnya”.

Kemudian dia berkata ;

“Demikianlah cara Rasulullah melakukanya”.

Dalam hadist yang lain dijelaskan ;

“Beliau melebarkan telapak tangan kirinya diatas paha kirinya, dan menggenggamkan

jari-jari telapak tanganya sebelah kanan diatas pahanya yang sebelah kanan, sambil

menunjuk jari telunjuknya kearah kiblat, sedangkan pandangan mata tertuju pada jari

telunjuk tersebut”. (HR. Muslim, Abu Awanah dan Ibnu Khuzaimah)

Kesimpulanya adalah bahwa jari telunjuk mengarah ke kiblat dan pandangan mata tertuju

pada jari telunjuk yang berisyarat dan tidak digerak-gerakan keatas,kebawah,dan kesamping

melainkan lurus mengarah ke kiblat.

Sujud Sahwi Dan Sujud Tilawah

SUJUD SAHWI

Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan ketika musholi (orang yang melakukan

sholat) lupa atau meinggalkan salah satu rukun sholat, maka apabila orang yang melakukan

sholat lupa atau meninggalkan salah satu rukun dalam sholat maka ia harus melengkapinya

dengan sujud sahwi, sedang hukum sujud sahwi sendiri adalah sunnah mu’akad.

Tata cara melakukan sujud sahwi

Dikerjakan setelah tahyat terakhir dan sebelum salam dengan dua kali sujud yang diantara

keduanya dilakukan duduk (duduk diantara dua sujud).

bacaan sujud syahwi sendiri adalah

‌سبحان‌من‌ال‌ينا‌م‌و‌ال‌يسهو cara melakukan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin Buhainah,

cةد ج� UUس‌ dل UUف�ي‌ك‌ ر (UUبك ‌ف دتي�ن� ج� UUس‌د ج ته ‌س ال ‌ص تم) ا‌أ لم) ‌ف

Page 6: Isyarat Telunjuk Dalam Duduk Tasyahud

لdم UUUUUUUUUUس ‌ي ‌أن� ل �UUUUUUUUUUب ‌ق fال�س UUUUUUUUUUج‌و UUUUUUUUUUهو“Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir

pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam.”

(HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)

Kemudian cara sujud sahwi yang dikerjakan sesudah salam di jelaskan dalam hadist Abu

Hurairah,

ع Uف ر ‌ف ر (UUبك‌ د‌ث م) ج Uس‌ ‌ث م) ‌كب)ر ‌ث م) ل)م ‌وس ك�عتي�ن� ل)ى‌ر ‌فص

ع UUUUUUUUUف ‌ور ر (UUUUUUUUUبك‌ د‌ث م) ج UUUUUUUUUسو‌ ر (UUUUUUUUUبك‌ ث م)“lalu beliau sholat dua rakaat lagi (yang tertingga) lalu kemudian salam, sesudah itu beliau

bertakbir, lalu bersujud, kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit kemudian bertakbir lagi,

lalu beliau sujud kedua kalinya, sesudah itu bertakbir kemudian beliau bangkit”.

( HR. Bukhori dan Muslim )

SUJUD TILAWAH

Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika kita mendengar ayat-ayat sajdah,

ketika kita mendengar ayat sajdah maka kita harus melakukan sujud tilawah, sedangkan

hukum melakukan sujud tilawah yaitu sunnah mu’akad.

Tata cara melakukan sujud tilawah

Ada dua tata cara melakukan sujud tilawah ;

1. Ketika berada dalam sholat. Begitu selesai membaca ayat sajdah, maka langsung

melakukan sujud. Dan setelah selesai melakukan sujud tilawah diteruskan melakukan

sholat.

2. Ketika diluar sholat. Begitu selesai membaca atau mendengar ayat sajdah, maka

langsung menghadap qiblat dan niat melakukan sujud tilawah. Bertakbir (seperti

takbiratul ihram) kemudian langsung sujud, setelah itu bertakbir untuk duduk

kemudian salam (seperti dalam sholat)

Bacaan dalam sujud tilawah adalah

سجدوجهي‌لڵذي‌خلقه‌وصۆره‌وش

‌‌ڦ‌سمعه‌وبصره

Page 7: Isyarat Telunjuk Dalam Duduk Tasyahud