Upload
ihram-radjasa
View
99
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hukum islam forum
Citation preview
Isyarat telunjuk dalam duduk tasyahud (waktu, gerakan, sifat)
Dari kesimpulan tersebut kita simpulkan, dalam duduk tasyahud, baik duduk
tasyahud awal maupun tasyahud akhir, masalah kapan jari telunjuk diisyaratkan,bagaimana
sifat gerakanya, menghadap kemana dan bentuk posisinya seperti apa itu masih menjadi
pertanyaan dan perbedaan pendapat.
Menurut ulama syalaf adalah posisi dan gerakan diangkat atau di lakukan dari awal duduk
tasyahud sampai akhir tasyahud, tidak di gerak-gerakan, lurus menghadap kiblat dan antara
jari tengah dan ibu jari membuat lingkaran atau menggenggam kemudian pandangan mata
tertuju pada jari telunjuk yang sedang berisyarat tersebut.
Kemudian kapan mulai Mengisyaratkan jari dalam duduk tasyahud? Apakah diangkat
atau diisyaratkan bertepatan dengan bacaan syahadat الإلهإالالله?
Menurut madzhab Syafi’iah memang demikian ini diterangkan dalam berbagai hadist-hadist
sahih. Pendapat diantaranya didasarkan kepada dalil-dalil berikut ini :
1. Dalam shahih Muslim II : 890 diriwayatkan sebuah hadist dari Jabir ra. Menyebutkan
bahwa :
Rasulullah SAW bersabda seraya (berisyarat) dengan jari telunjuknya. Beliau
mengangkatnya ke langit dan melemparkan (mengisyratkan ke bawah) “Allahumma Isyhad,
Allahuma Isyhad,Allahuma Isyhad” (ya Allah saksikanlah). Beliau mengucapkanya tiga kali.
Jari telunjuk juga disebut syahid , sebab jika manusia mengucapkan syahadat, dia berisyarat
dengan jari telunjuk tersebut. Nabi SAW sendiri jika mengatakan “Asyhadu” berisyarat
dengan telunjuknya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Darimi I : 314-315 dan Imam
Baihaqi dalam kitab Ma’rifat As-sunnah wal Al-Atsar.
2. Dalam Sunan Baihaqy II : 133 disebutkan
Rasulullah SAW melakukan itu ketika Meng-Tauhid kan Tuhanya yang maha Mulia dan
Maha luhur, yakni keika menetapkan tauhid dengan kata-kata Ilallah (hanya Allah) dalam
syahadat.
3. Dalam riwayat lain, Imam Baihaqy II : 133 dengan sanad yang sama dari Khilaf bin
Ima’ bin Ruhdhah Al-Ghiffari.
Sesungguhnya nabi Muhammad SAW hanya menghendaki dengan (isyarat) itu adalah (ke)
tauhidan (Meng-Esakan Allah) sedangkan ungkapan ketauhidan terdapat pada kalimat
syhadat itu.
Akan tetapi perlu kita kembali ke sahihan hadist-hadist di atas.
Yang pertama hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqy itu adalah hadist Khafaf bin
Ima’ dan di dalam sanadnya ada seorang lelaki yang tidak dikenal maka ini secara otomatis
menyebabkan hadist ini lemah.
Kemudian pada hadist yang ke dua yang telah disebutkan bahwa dzohir hadist-hadist yang
sohih menunjukan bahwa Nabi SAW mengangkat jari telunjuk dari awal tasyahud hingga
akhir menyelisihi hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqy tersebut sehingga ini semakin
mempertegas lemahnya riwayat Al-Baihaqy tersebut.
Kemudian yang ketiga Orang-orang Syafi’iah sendiri tidak sepakat tentang sunahnya
mengangkat jari telunjuk ketika mencapai huruf hamzah pada kalimat
karena Imam An-Nawawy dalam Al-Majmu’ menukil dari الإلهإالالله
Ar-Rafi’y yang menyatakan bahwa tempat mengisyaratkan jari telunjuk adalah pada
kesulurhan tasyahud yaitu dari awal hingga akhir.
Jadi, kesimpulanya adalah kapan mulai mengisyaratkan jari dalam duduk tasyahud? Yaitu
bahwa jari telunjuk diisyaratkan untuk diangkat dari awal tasyahud hingga akhir.
Diantara hadist yang menyatakan diisyartkanya isyarat dari awal hingga tasyahud hingga
akhir adalah hadist Abdullah bin Az-Zubair ra
ى ر ك�بت�ه�ال�ي س� ىعلىر ر يده ال�ي س� ع ووض
ار شأ نىو ذ�ه�ال�ي م� خ� نىعلىف يده ال�ي م� ع ووض
بع�ه� ب�إ�ص�“Beliau Sallallahu alaihi wasallam meletakan tangan kiri di atas lutut kiri dan tangan kanan di
atas paha kanan dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya” (HR Muslim)
ع ف ر ف كب)ر دث م) ج س ث م) كب)ر ث م) ل)م وس ك�عتي�ن� ل)ىر فص
ع ف ر و كب)ر دث م) ج وس كب)ر ث م)
كب/رفرفع سجدثم/ كب/رثم/ فصلىركعتينوسلمثم/
كب/رورفع كب/روسجدثم/ ثم/
علىاإلشارةمنإبتداءالجلوس قلت:ظاهراألحاديثسدل/
علىماقالالشافعيةوالحنفية. ولمأرحديثاصحيحايدل/
صل/ىاللهعليهوسل/م امارواهالبيهقيمنفعلالنبي/ وأم/
فلمأقفعليهولميذكرصاحبالسبلسندهواللفظهفا
اللهتعالىأعلمكيفحاله
Hadist-hadist cukup jelas menunjukkan bahwa berisyarat (telunjuk pada tahiyat) itu sejak
mulai duduk (tahiyat). Dan disini tidak menemukan hadist yang sahih yang menunjukkan
pendapat Syafi’iyah (isyarat ketika LA ILAHA ILLALLAH) dan Hanafiyah (Isyarat ketika
ILLALAH). Adapun riwayat al-Baihaqy bahwa itu perbuatan Nabi SAW saya belum
menemukannya dan penyusun Subulus Salam tidak menyebutkan sanad dan matan hadistnya.
Kemudian apakah jari telunjuk di Gerak-gerakan dalam Isyarat telunjuk Pada duduk
Tasyahd?
Jawabanya adalah tidak digerak-gerakan dan hanya digerakan sekali saja yaitu pada saat
mengisyaratkan jari telunjuk yaitu pada awal tasyahud, ini dijelaskan dalam hadist sebagai
berikut ;
HADIST PERTAMA
أنالنبيصلىاللهعليهوآلهوسلمكانيشيربأصبعهإذادعا
واليحركها“Sesungguhnya Nabi SAW berisyarat dengan telunjuknya bila beliau berdoa dan beliau tidak
mengerak-gerakanya”. (HR Abu Daud)
HADIST KEDUA
عنبنعمرأنهكانيضعيدهاليمنىعلىركبتهاليمنىويدهاليسر
ىعلىركبتهاليسرىويشيربإصبعهواليحركهاويقولإنهامذبةال
شيطانويقولكانرسولاللهصلىاللهعليهوسلميفعله
“Dari Ibnu Umar ra adalah beliau meletekan tangan kananya diatas lutut kananya dan
meletakan tangan kirinya diatas lutut kirinya dan beliau berisyarat dengan jarinya dan tidak
menggerakanya dan beliau berkata “sesungguhnya itu adalah penjaga dari syaitan” adalah
Rasulullah mengerjakanya”.
Jari telunjuk menghadap kemana apakah kebawah,keatas,kesamping atau ke arah
kiblat?
Dalam hadist riwayat Muslim dijelaskan :
عنعليبنعبدالرحمنالمعاويقال:"رآنيعبUUداللUUهبن
عمروأناأعبثبالحصUUيفيالصUUالة،فلمUUاانصUUرفنهUUاني
فقال:اصنعكماكUانرسUولاللUهصUلياللUهعليUهوسUلم
يصنع،فقلت:وكيUUفكUUانيصUUنع؟قUUال:كUUانإذاجلسفي
الصالةوضعكفهاليمنيعليفخذهاليمني،وقبضأصUUابعه
كلها،وأشاربإصبعهالتيتلياإلبهام"إليالقبلة"،ووضUUع
كفUUUهاليسUUUريعليفخUUUذهاليسUUUري.")رواهمسUUUلمفي
الصحيح(
“Dari Ali bin Abdurrahman al-Muawi berkata, “Abdullah bin Umar melihatku tidak
menunjuk dalam shalat. Ketika aku hendak pergi beliau menahanku sambil berkata:
Lakukanlah seperti apa yang telah Rasulullah lakukan (dalam tasyahhud). Lalu aku bertanya:
Bagaimana Rasulullah SAW melakukannya? Ibnu Umar menjawab: Rasulullah SAW jika
duduk dalam shalat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha kanannya, lalu
menggenggam seluruh jarinya, lalu menunjuk dengan jari telunjuknya “ke arah kiblat”, dan
beliau meletakkan telapak tangan kirinya di atas paha kirinya.” (HR. Muslim dalam
Shahihnya).
Dari “Abdullah bin Umar” dia melihat seorang anak laki-laki menggerak-gerakan batu
kerikil dengan tangan saat sholat, kemudian setelah selesai Abdullah berkata kepadanya.;
“janganlah kamu menggerak-gerakan kerikil saat sholat, sesungguhnya itu adalah
perbuatan setan. Berbuatlah seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ”.
Kemudian anak itu bertanya kepada Abdullah ;
“Bagaimana cara Rasulullah SAW melakukanya” ?
Aku menjawab ;
“Beliau meletakan tangan kanan diatas paha kanan, lalu menunjukan jari telunjuknya
ke arah kiblat dan mengarahkan pandanganya ke jari tersebut dan sekitarnya”.
Kemudian dia berkata ;
“Demikianlah cara Rasulullah melakukanya”.
Dalam hadist yang lain dijelaskan ;
“Beliau melebarkan telapak tangan kirinya diatas paha kirinya, dan menggenggamkan
jari-jari telapak tanganya sebelah kanan diatas pahanya yang sebelah kanan, sambil
menunjuk jari telunjuknya kearah kiblat, sedangkan pandangan mata tertuju pada jari
telunjuk tersebut”. (HR. Muslim, Abu Awanah dan Ibnu Khuzaimah)
Kesimpulanya adalah bahwa jari telunjuk mengarah ke kiblat dan pandangan mata tertuju
pada jari telunjuk yang berisyarat dan tidak digerak-gerakan keatas,kebawah,dan kesamping
melainkan lurus mengarah ke kiblat.
Sujud Sahwi Dan Sujud Tilawah
SUJUD SAHWI
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan ketika musholi (orang yang melakukan
sholat) lupa atau meinggalkan salah satu rukun sholat, maka apabila orang yang melakukan
sholat lupa atau meninggalkan salah satu rukun dalam sholat maka ia harus melengkapinya
dengan sujud sahwi, sedang hukum sujud sahwi sendiri adalah sunnah mu’akad.
Tata cara melakukan sujud sahwi
Dikerjakan setelah tahyat terakhir dan sebelum salam dengan dua kali sujud yang diantara
keduanya dilakukan duduk (duduk diantara dua sujud).
bacaan sujud syahwi sendiri adalah
سبحانمنالينامواليسهو cara melakukan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin Buhainah,
cةد ج� UUس dل UUف�يك ر (UUبك ف دتي�ن� ج� UUسد ج ته س ال ص تم) اأ لم) ف
لdم UUUUUUUUUUس ي أن� ل �UUUUUUUUUUب ق fال�س UUUUUUUUUUجو UUUUUUUUUUهو“Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir
pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam.”
(HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)
Kemudian cara sujud sahwi yang dikerjakan sesudah salam di jelaskan dalam hadist Abu
Hurairah,
ع Uف ر ف ر (UUبك دث م) ج Uس ث م) كب)ر ث م) ل)م وس ك�عتي�ن� ل)ىر فص
ع UUUUUUUUUف ور ر (UUUUUUUUUبك دث م) ج UUUUUUUUUسو ر (UUUUUUUUUبك ث م)“lalu beliau sholat dua rakaat lagi (yang tertingga) lalu kemudian salam, sesudah itu beliau
bertakbir, lalu bersujud, kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit kemudian bertakbir lagi,
lalu beliau sujud kedua kalinya, sesudah itu bertakbir kemudian beliau bangkit”.
( HR. Bukhori dan Muslim )
SUJUD TILAWAH
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika kita mendengar ayat-ayat sajdah,
ketika kita mendengar ayat sajdah maka kita harus melakukan sujud tilawah, sedangkan
hukum melakukan sujud tilawah yaitu sunnah mu’akad.
Tata cara melakukan sujud tilawah
Ada dua tata cara melakukan sujud tilawah ;
1. Ketika berada dalam sholat. Begitu selesai membaca ayat sajdah, maka langsung
melakukan sujud. Dan setelah selesai melakukan sujud tilawah diteruskan melakukan
sholat.
2. Ketika diluar sholat. Begitu selesai membaca atau mendengar ayat sajdah, maka
langsung menghadap qiblat dan niat melakukan sujud tilawah. Bertakbir (seperti
takbiratul ihram) kemudian langsung sujud, setelah itu bertakbir untuk duduk
kemudian salam (seperti dalam sholat)
Bacaan dalam sujud tilawah adalah
سجدوجهيلڵذيخلقهوصۆرهوش
ڦسمعهوبصره