8
RMK Koprasi dan UMKM Hubungan Pasar dengan Koperasi Kelompok 3: Komang Sri Dewi 0815251095 Eny Nurmayanti 0815151064 Putu Maya Kristiyanti 0815251029 Ayu Dewi Suryani 1115351009 Wanda Pramudani Limbu 1115351060 Ni Wayan Puspita Dewi 1215351013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Hubungan Pasar Dengan Koperasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Pasar Dengan Koperasi

RMK Koprasi dan UMKM

Hubungan Pasar dengan Koperasi

Kelompok 3:

Komang Sri Dewi 0815251095

Eny Nurmayanti 0815151064

Putu Maya Kristiyanti 0815251029

Ayu Dewi Suryani 1115351009

Wanda Pramudani Limbu 1115351060

Ni Wayan Puspita Dewi 1215351013

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2013

Page 2: Hubungan Pasar Dengan Koperasi

HUBUNGAN PASAR DENGAN KOPERASI

Produsen atau anggota koperasi bisa saja menjual sendiri produknya ke pasar , namun

akan lebih efektif dan efesien jika produsen atau anggota koperasi itu melibatkan Koperasi itu

sendiri dalam melakukan pemasarannya.

Tugas koperasi adalah melakukan interaksi dengan pasar , memasarkan barang yang

menjadi produksi dari anggota koperasi atau produsen dengan perhitungan bilamana terjadi

keuntungan maka keuntungan itu akan jatuh ditangan anggota koperasi dan begitu pula

sebaliknya bilamana terjadi kerugian maka kerugian itu akan ditanggung bersama oleh anggota

koperasi.

Hubungan pasar dengan koperasi tidak lagi diatur oleh mekanisme pasar melainkan

diatur oleh nilai, norma dan prinsip prinsip koperasi itu sendiri dikarenakan koperasi itu adalah

milik produsen atau anggota koperasi bersama .

KELEMAHAN DAN KEKUATAN KOPERASI

Seperti halnya organisasi lain, koperasi memiliki kelebihan dan kelemahan dalam

memasarkan produknya ke pasar

Menurut Hendar Kusnadi (1999:73) bersatunya para produsen dalam sebuah organisasi

koperasi merupakan ajang yang baik dalam mengatur harga jual. Adanya pihak internal yang

berasal dari hubungan pasar antara koperasi memudahkan pasar dalam membentuk harga dan

mengatur strategi dalam menekan biaya produksi. Jadi , ketika dihadapkan oleh resiko bilamana

pihak koperasi harus melayani nonanggota , resiko itu akan ditanggung bersama oleh anggota

koperasi bisa disimpulkan bahwa biaya yang nantinya dikeluarkan per anggota bila terjadi

resiko akan jauh lebih murah.

Meskipun demikian struktur dasar koperasi kurang mendukung kewirausahaan koperasi.

ini berdampak pada rendahnya tingkat pertumbuhan koperasi dimana koperasi tidak dapat

mencari dan memanfaatkan peluang yang ada. Prinsip keanggotan koprasi bersifat terbuka dan

sukarela ,akan melemahkan struktur permodalan dalam jangka panjang sebab jika perusahaan

koperasi tidak mampu melayani kepentingan koperasi anggota, ia bisa keluar dari keanggotaan

Page 3: Hubungan Pasar Dengan Koperasi

koperasi. Konsekuensinya, modal yang tertaman dalam koperasi harus dikembalikan (Hendar

Kusnadi,1999:75).

KOPERASI DALAM PASAR OLIGOPOLI

Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan yang menguasai

pasar, baik secara independen maupun secara diam-diam bekerjasama. Oleh karena itu

perusahaan dalam pasar hanya sedikit, maka akan selalu ada rintangan bagi perusahaan baru

untuk memasuki pasar. Di samping itu setiap keputusan harga yang diambil oleh suatu

perusahaan harus dipertimbangkan oleh perusahaan-perusahaan lain dalam pasar.

Strategi dalam Pasar Oligopoli

1. Strategi harga

2. Strategi non harga

Untuk menghindari perang harga, masing-masing perusahaan dapat mengadakan product

perbedaan produk. Kegiatan untuk memperluas pasar perusahaan:

1. Advertensi

perusahaan mungkin menjual jumlah yang lebih besar dengan harga yang sama tanpa

timbul perang harga.

2. Membedakan mutu dan bentuk produk

membedakan produk yang dijual masing-masing penjual. Tujuannya agar konsumen

lebih suka produk yang dijual perusahaan tersebut, daripada perusahaan lain

KOPERASI DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Farahzaqia (2011) persaingan sempurna adalah struktur pasar yang paling banyak

digunakan oleh para ahli ekonomi sebagai dasar analisis dan perencanaan suatu perekonomian.

Hendar dan Kusnadi (2005) struktur pasar ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Page 4: Hubungan Pasar Dengan Koperasi

a. Terdiri atas banyak penjual dan pembeli, sehingga seorang penjual hanya mampu

menawarkan barang yang relatif sedikit dibanding dengan barang yang ada di pasar

sehingga baik penjual maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi harga, harga akan

ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di pasar.

b. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen, artinya barang yang satu dengan barang

yang lainnya dapat saling menyubstitusi secara sempurna.

c. Masing-masing penjual mempunyai kebebasan untuk keluar atau masuk ke dalam pasar.

d. Mobilitas faktor produksi berjalan secara sempurna, dan

e. Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar, struktur harga

dan kualitas barang.

Mirah’s (2010) Koperasi Dalam Pasar Persaingan Sempurna disebut bersaing sempurna

jika terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga tidak ada satu pun dari mereka dapat

mempengaruhi harga yang berlaku; barang dan jasa yang dijual di pasar adalah homogen;

terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna; setiap produsen maupun konsumen mempunyai

kebebasan untuk keluar-masuk pasar; setiap produsen maupun konsumen mempunyai informasi

yang sempurna tentang keadaan pasar meliputi perubahan harga, kuantitas dan kualitas barang

dan informasi lainnya; tidak ada biaya atau manfaat eksternal berhubungan dengan barang dan

jasa yang dijual di pasar.

Anditaasri (2010) dalam struktur pasar persaingan sempurna, harga ditentukan oleh

keseimbangan permintaan (demand) dengan penawaran (supply). Oleh sebab itu, perusahaan

yang bersaing dalam pasar persaingan sempurna disebut penerima harga (price taker).

KOPERASI DALAM PASAR MONOPOLI

Monopolis murni/sejati merupakan satu-satunya penjual dalam suatu pasar. Ketik suatu

perusahaan merupakan satu-satunya penjual dalam suatu pasar, maka secara realistis perusahaan

tersebut memiliki kekuatan atas produk, harga dan jumlahnya di pasar.

Page 5: Hubungan Pasar Dengan Koperasi

Akan tetapi, ketika berbicara monopoli sejati, selalu mengacu kepada situasi di mana

hanya terdapat satu penjual di pasar. Tidak ada produk yang siap menjadi substitusi/pengganti

atas produk monopolis, serta tidak ada ancaman yang cukup berarti atas masuknya perusahaan

baru.

Asumsi-asumsi dasar mengenai monopoli sejati adalah sebagai berikut:

Terdapat hanya satu penjual/pembeli di pasar bagi produk tertentu.

Penjual tunggal tersebut memproduksi produk yang tidak memiliki substitusi/pengganti

yang siap dipasar.

Menurut Bauer et al (2000) posisi monopoli akan bisa “diperebutkan” (contestable).

Konsekuensinya, monopolis akan mengurangi harga (paling tidak untuk jangka waktu tertentu),

sehingga pesaing menjadi tidak tertarik untuk memasuki pasar.

Di lain pihak, jika hambatan dapat mencegah perusahaan non-koperasi bersaing dengan

monopolis yang ada, maka hambatan yang sama akan berlaku pada koperasi. Tidak ada hal yang

dapat dilakukan oleh koperasi yang belum pernah dilakukan oleh perusahaan lain sebelumnya

(Bonus, 1986, 314).

KOPERASI DALAM PASAR MONOPOLISTIK

Pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition) dapat diartikan sebagai pasar

monopoli yang bersaing. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa, pasar suatu produk

dikatakan berada keadaan persaingan monopolistik apabila dalam pasar tersebut terdapat ciri-ciri

persaingan dan ciri monopoli. Hal ini disebabkan produk-produk yang dijual dipasar tidaklah

homogen, tetapi masing-masing mempunyai daya subsitusinya satu sama lain. Pengusaha dan

konsumen produk tertentu sama-sama bersaing, tetapi persaingan tersebut tidak sempurna karna

produk yang dihasilkan tidak sama dalam banyak hal.

Pasar persaingan monopolistik dalah bentuk dari organisasi pasar yang mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

Page 6: Hubungan Pasar Dengan Koperasi

1. Banyak penjual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam.

2. Produk yang dihasilkan tidak homogen.

3. Ada produk substitusinya, artinya dapat digantikan penggunaanya secara sempurna oleh

produk lain.

4. Keluar atau masuk industri relatif mudah.

5. Harga produk tidak sama di semua pasar, tetapi berbeda-beda sesuai dengan keinginan

penjualnya.

6. Pengusaha dan konsumen produk tertentu sama-sama bersaing, tetapi persaingan tersebut

tidak sempurna karena produk yag dihasilkan tidak sama dalam banyak hal.