9
 GEOLOGI REGIONAL KOTA SEMARANG 1.1 Keadaan Umum Wilayah Semarang Secara geografis, wilayah Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah terletak pada koordinat 110º16’20’’ - 110 º 30’29’’ Bujur Timur dan 6 º 55’34’’ - 7º 07’04’’ Lintang Selatan dengan luas daerah sekitar 391,2 Km 2 . Wil aya h Kotamady a Semaran g sebaga ima na dae rah lai nny a di Ind one sia  be riklim tropis , ter dir i dar i mus im kemarau dan mus im huj an yang sil ih  berganti sepanjang tahun. Besar rata-rata jumlah curah hujan tahunan wilayah Semarang utara adalah 2000 - 2500 mm/tahun dan Semarang bagian selatan antara 2500 - 3000 mm/tahun. Sedangkan curah hujan rata-rata per bulan  berdasarkan data dari tahun 1994 - 1998 berkisar antara 58 - 338 mm/bulan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober sampai bulan April dengan curah hujan antara 176-338 mm/bulan, sedangkan Sebelah Utara berbatasan Laut Jawa, dengan panjang garis pantai ± 13,6 km Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Demak Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal Secara administrasi, Kota Semarang terdiri dari 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Letak kota Semarang hampir berada di tengah – tengah bentangan  panjang kepulauan Indonesia dari arah Barat ke Timur. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei sampai bulan September dengan curah hujan antara 58 - 131 mm/bulan. Temperatur udara berkisar ant ara 24 0 C sa mpai dengan 33 0 C dengan ke lembaba n udara rat a – rata  bervariasi antara 62% sampai dengan 84%. Sedangkan kecepatan angin rata – rata adalah 5,9 Km/jam.

Geologi Regional Kota Semarang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 1/9

GEOLOGI REGIONAL KOTA SEMARANG

1.1 Keadaan Umum Wilayah Semarang

Secara geografis, wilayah Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah

terletak pada koordinat 110º16’20’’ - 110 º 30’29’’ Bujur Timur dan 6 º

55’34’’ - 7º 07’04’’ Lintang Selatan dengan luas daerah sekitar 391,2 Km 2.

Wilayah Kotamadya Semarang sebagaimana daerah lainnya di Indonesia

  beriklim tropis, terdiri dari musim kemarau dan musim hujan yang silih

 berganti sepanjang tahun. Besar rata-rata jumlah curah hujan tahunan wilayah

Semarang utara adalah 2000 - 2500 mm/tahun dan Semarang bagian selatan

antara 2500 - 3000 mm/tahun. Sedangkan curah hujan rata-rata per bulan

 berdasarkan data dari tahun 1994 - 1998 berkisar antara 58 - 338 mm/bulan,

curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober sampai bulan April dengan

curah hujan antara 176-338 mm/bulan, sedangkan

• Sebelah Utara berbatasan Laut Jawa, dengan panjang garis pantai ± 13,6

km

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Demak 

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal

Secara administrasi, Kota Semarang terdiri dari 16 Kecamatan dan 177

Kelurahan. Letak kota Semarang hampir berada di tengah – tengah bentangan

 panjang kepulauan Indonesia dari arah Barat ke Timur.

Curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei sampai bulan September 

dengan curah hujan antara 58 - 131 mm/bulan. Temperatur udara berkisar 

antara 240 C sampai dengan 330 C dengan kelembaban udara rata – rata

 bervariasi antara 62% sampai dengan 84%. Sedangkan kecepatan angin rata – 

rata adalah 5,9 Km/jam.

Page 2: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 2/9

1.2 Topografi Daerah Semarang

Kota Semarang memiliki ketinggian beragam, yaitu antara 0,75 – 348 m di

atas permukaan laut, dengan topografi terdiri atas daerah pantai/pesisir,

dataran dan perbukitan dengan kemiringan lahan berkisar antara 0% – 45%.

1.3 Morfologi Daerah Semarang

Morfologi daerah Semarang berdasarkan pada bentuk topografi dan

kemiringan lerengnya dapat dibagi menjadi 7 (tujuh) satuan morfologi yaitu:

a. Dataran rendah

Merupakan daerah dataran aluvial pantai dan sungai. daerah bagian

  barat daya merupakan punggungan lereng perbukitan, bentuk lereng

umumnya datar hingga sangat landai dengan kemiringan lereng medan

antara 0 - 5% (0-3%), ketinggian tempat di bagian utara antara 0 - 25 m

dpl dan di bagian barat daya ketinggiannya antara 225 - 275 m dpl. Luas

  penyebaran sekitar 164,9 km2 (42,36%) dari seluruh daerah Semarang.

Dataran rendah membentang sejajar garis pantai Laut Jawa, dengan lebar 

2,5 km – 10 km, dengan 10 m di atas permukaan air laut. Daerah

ini<ketinggian tempat membentuk kawasan luapan banjir pada sisi sungai

dengan aluvial hidromorf yang berupa kerikil, pasir, lanau dan

lempung.Pertemuan dengan garis pantai, endapan aluvial membentuk delta

 berupa pasir, lanau dan lempung. Akibat gelombang dan pasang surut air 

laut, maka endapan tersebut menyebar ke arah Timur Laut dan Barat

Daya, dan membuat garis pantai semakin maju.

 b. Daerah Bergelombang

Satuan morfologi ini umumnya merupakan punggungan, kaki bukit

dan lembah sungai, mempunyai bentuk permukaan bergelombang halus

dengan kemiringan lereng medan 5 - 10% (3-9%), ketinggian tempat

antara 25 - 200 m dpl. Luas penyebarannya sekitar 68,09 km2. (17,36%)

dari seluruh daerah Semarang.

c. Daerah Dataran Tinggi

Page 3: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 3/9

Merupakan bagian Satuan Wilayah Sungai Kali Garang yang berhulu

di Kaki Gunung Ungaran. Anak sungai berpola meranting, dan masih terus

mengikis tegak lurus kebawah kearah hulu dengan kuat, membentuk 

daerah yang mempunyai derajat erosi yang tinggi dan luas.

d. Daerah antara

Terletak diantara Daerah rendah dan Daerah Tinggi. Morfologi

daerah antara ini, umumnya berupa daerah perbukitan dengan kelerengan

yang sedang hingga terjal.

e. Perbukitan Berlereng Landai

Satuan morfologi ini merupakan kaki dan punggungan perbukitan,

mempunyai bentuk permukaan bergelombang landai dengan kemiringan

lereng 10 - 15 % dengan ketinggian wilayah 25 - 435 m dpl. Luas

 penyebaran sekitar 73,31 km2 (18,84%) dari seluruh daerah Semarang.

f. Perbukitan Berlereng Agak Terjal

Satuan morfologi ini merupakan lereng dan puncak perbukitan

dengan lereng yang agak terjal, mempunyai kemiringan lereng antara 15 -

30%, ketinggian tempat antara 25 - 445 m dpl. Luas penyebarannya sekitar 

57,91Km2 (14,8%) dari seluruh daerah Semarang.

g. Perbukitan Berlereng Terjal

Satuan morfologi ini merupakan lereng dan puncak perbukitan

dengan lereng yang terjal, mempunyai kemiringan lereng antara 30 - 50%,

ketinggian tempat antara 40 - 325 m dpl. Luas penyebarannya sekitar 

17,47 Km2 (4,47%) dari seluruh daerah Semarang.

h. Perbukitan Berlereng Sangat Terjal

Satuan morfologi ini merupakan lereng bukit dan tebing sungai

dengan lereng yang sangat terjal, mempunyai kemiringan lereng antara 50

- 70%, ketinggian tempat antara 45 - 165 m dpl. Luas penyebarannya

sekitar 2,26 Km2(0,58%) dari seluruh daerah Semarang.

i. Perbukitan Berlereng Curam

Satuan morfologi ini umumnya merupakan tebing sungai dengan

lereng yang curam, mempunyai kemiringan >70%, ketinggian tempat

Page 4: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 4/9

antara 100 - 300 m dpl. Luas penyebarannya sekitar 6,45 Km2 (1,65%)

dari seluruh daerah Semarang.

1.4 Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di wilayah Kotamadya Semarang terdiri dari wilayah

terbangun (Build Up Area) yang terdiri dari pemukiman, perkantoran

  perdagangan dan jasa, kawasan industri, transportasi. Sedangkan wilayah tak 

terbangun terdiri dari tambak, pertanian, dan kawasan perkebunan serta

konservasi.

1.5 Susunan Stratigrafi

Geologi Kota Semarang berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang -

Semarang (RE. Thaden, dkk; 1996), susunan stratigrafinya adalah sebagai

 berikut :

1. Aluvium

Merupakan endapan aluvium pantai, sungai dan danau. Endapan pantai

litologinya terdiri dari lempung, lanau dan pasir dan campuran diantaranya

mencapai ketebalan 50 m atau lebih. Endapan sungai dan danau terdiri dari

kerikil, kerakal, pasir dan lanau dengan tebal 1 - 3 m. Bongkah tersusun

andesit, batu lempung dan sedikit batu pasir.

2. Batuan Gunung api Gajah Mungkur 

Batuannya berupa lava andesit, berwarna abu-abu kehitaman, berbutir 

halus, holokristalin, komposisi terdiri dari felspar, hornblende dan augit,

  bersifat keras dan kompak. Setempat memperlihatkan struktur kekar 

 berlembar (sheeting joint).

3. Batuan Gunungapi Kaligesik (Qpk)

BatuanGunungapi Kaligesik berupa lava basalt, berwarna abu-abu

kehitaman, halus, komposisi mineral terdiri dari felspar, olivin dan augit,

sangat keras.

Page 5: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 5/9

4. Formasi Jongkong

Breksi andesit hornblende augit dan aliran lava, sebelumnya disebut

 batuan gunungapi Ungaran Lama. Breksi andesit berwarna coklat kehitaman,

komponen berukuran 1 - 50 cm, menyudut - membundar tanggung dengan

masa dasar tufaan, posositas sedang, kompak dan keras. Aliran lava berwarna

abu-abu tua, berbutir halus, setempat memperlihatkan struktur vesikuler 

(berongga).

5. Formasi Damar 

Batuannya terdiri dari batu pasir tufaan, konglomerat, dan breksi

volkanik. Batu pasir tufaan berwarna kuning kecoklatan berbutir halus - kasar,

komposisi terdiri dari mineral mafik, felspar, dan kuarsa dengan masa dasar 

tufaan, porositas sedang, keras. Konglomerat berwarna kuning kecoklatan

hingga kehitaman, komponen terdiri dari andesit, basalt, batuapung, berukuran

0,5 - 5 cm, membundar tanggung hingga membundar baik, agak rapuh. Breksi

volkanik mungkin diendapkan sebagai lahar, berwarna abu-abu kehitaman,

komponen terdiri dari andesit dan basalt, berukuran 1 - 20 cm, menyudut -

membundar tanggung, agak keras.

6. Formasi Kaligetas

Batuannya terdiri dari breksi dan lahar dengan sisipan lava dan tuf halus

sampai kasar, setempat di bagian bawahnya ditemukan batu lempung

mengandung moluska dan batu pasir tufaan. Breksi dan lahar berwarna coklat

kehitaman, dengan komponen berupa andesit, basalt, batuapung dengan masa

dasar tufa, komponen umumnya menyudut - menyudut tanggung, porositas

sedang hingga tinggi, breksi bersifat keras dan kompak, sedangkan lahar agak 

rapuh. Lava berwarna hitam kelabu, keras dan kompak. Tufa berwarna kuning

keputihan, halus - kasar, porositas tinggi, getas. Batu lempung, berwarna

hijau, porositas rendah, agak keras dalam keadaan kering dan mudah hancur 

Page 6: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 6/9

dalam keadaan basah. Batu pasir tufaan, coklat kekuningan, halus - sedang,

 porositas sedang, agak keras.

7. Formasi Kalibeng

Batuannya terdiri dari napal, batupasir tufaan dan batu gamping. Napal

 berwarna abu-abu kehijauan hingga kehitaman, komposisi terdiri dari mineral

lempung dan semen karbonat, porositas rendah hingga kedap air, agak keras

dalam keadaan kering dan mudah hancur dalam keadaan basah. Pada napal ini

setempat mengandung karbon (bahan organik). Batupasir tufaan kuning

kehitaman, halus - kasar, porositas sedang, agak keras, Batu gamping

merupakan lensa dalam napal, berwarna putih kelabu, keras dan kompak.

8. Formasi Kerek 

Perselingan batu lempung, napal, batu pasir tufaan, konglomerat, breksi

volkanik dan batu gamping. Batu lempung kelabu muda - tua, gampingan,

sebagian bersisipan dengan batu lanau atau batu pasir, mengandung fosil

foram, moluska dan koral-koral koloni. Lapisan tipis konglomerat terdapat

dalam batu lempung di K. Kripik dan di dalam batupasir. Batu gamping

umumnya berlapis, kristallin dan pasiran, mempunyai ketebalan total lebih

dari 400 m.

1.6 Struktur Geologi

Struktur geologi yang terdapat di daerah Semarang umumnya berupa

sesar yang terdiri dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik. Sesar normal

relatif berarah barat - timur sebagian agak cembung ke arah utara, sesar geser 

  berarah utara selatan hingga barat laut - tenggara, sedangkan sesar normal

relatif berarah barat - timur. Sesar-sesar tersebut umumnya terjadi pada batuan

Formasi Kerek, Formasi Kalibening dan Formasi Damar yang berumur kuarter 

dan tersier. Geseran-geseran intensif sering terlihat pada batuan napal dan batu

lempung, yang terlihat jelas pada Formasi Kalibiuk di daerah Manyaran dan

Tinjomoyo. Struktur sesar ini merupakan salah satu penyebab daerah tersebut

Page 7: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 7/9

mempunyai jalur “lemah”, sehingga daerahnya mudah tererosi dan terjadi

gerakan tanah.

1.7 Gerakan Tanah

Dari hasil analisis kemantapan lereng diketahui bahwa tanah

 pelapukan batu lempung mempunyai sudut lereng kritis paling kecil yaitu

14,85%. pelapukan napal sudut lereng kritisnya adalah 19,5% , Pelapukan

 batu pasir tufaan mempunyai sudut lereng kritis 20,8% dan pelapukan breksi

sudut lereng kritisnya 23,5%. Berdasarkan analisis di atas maka daerah

Kotamadya Semarang dapat dibagi menjadi empat zona kerentanan gerakan

tanah, yaitu Zona Kerentanan Gerakan Tanah sangat Rendah, Rendah,

Menengah dan Tinggi.

1. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah

Daerah ini mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terjadi

gerakan tanah. Pada zona ini sangat jarang atau tidak pernah terjadi gerakan

tanah, baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru, terkecuali pada

daerah tidak luas di sekitar tebing sungai. Merupakan daerah datar sampai

landai dengan kemiringan lereng alam kurang dari 15 % dan lereng tidak 

dibentuk oleh endapan gerakan tanah, bahan timbunan atau lempung yang

  bersifat mengembang. Lereng umumnya dibentuk oleh endapan aluvium

(Qa), batu pasir tufaan (QTd), breksi volkanik (Qpkg), dan lava andesit

(Qhg). Daerah yang termasuk zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah

sebagian besar meliputi bagian utara Kodya Semarang, mulai dari

Mangkang, kota semarang, Gayamsari, Pedurungan, Plamongan, Gendang,

Kedungwinong, Pengkol, Kaligetas, Banyumanik, Tembalang, Kondri dan

Pesantren, dengan luas sekitar 222,8 Km2 (57,15%) dari seluruh daerah

Semarang.

2. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terjadi

gerakan tanah. Umumnya pada zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika

Page 8: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 8/9

tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah

lama, lereng telah mantap kembali. Gerakan tanah berdimensi kecil mungkin

dapat terjadi, terutama pada tebing lembah (alur) sungai. Kisaran kemiringan

lereng mulai dari landai (5 - 5%) sampai sangat terjal (50 - 70%).

Tergantung pada kondisi sifat fisik dan keteknikan batuan dan tanah

  pembentuk lereng. Pada lereng terjal umumnya dibentuk oleh tanah

  pelapukan yang cukup tipis dan vegetasi penutup baik cukup tipis dan

vegetasi penutup baik, umumnya berupa hutan atau perkebunan. Lereng

 pada umumnya dibentuk oleh breksi volkanik (Qpkg), batu pasir tufaan

(QTd), breksi andesit (Qpj) dan lava (Qhg). Daerah yang termasuk zona ini

antara lain Jludang, Salamkerep, Wonosari, Ngaliyan, Karangjangkang,

Candisari, Ketileng, Dadapan, G. Gajahmungkur, Mangunsari, Prebalan,

 Ngrambe, dan Mijen dengan luas penyebaran 77,00 km2 (19,88%) dari luas

daerah Semarang.

3. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terjadi

gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada

daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir tebing jalan atau jika

lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat

curah hujan yang tinggi. Kisaran kemiringan lereng mulai dari landai (5 -

15%) sampai sangat terjal (50 - 70%). Tergantung pada kondisi sifat fisik 

dan keteknikan batuan dan tanah sebagai material pembentuk lereng.

Umumnya lereng mempunyai vegetasi penutup kurang. Lereng pada

umumnya dibentuk oleh batuan napal (Tmk), perselingan batu lempung dan

napal (Tmkl), batu pasir tufaan (QTd), breksi volkanik (Qpkg), lava (Qhg)

dan lahar (Qpk). Penyebaran zona ini meliputi daerah sekitar Tambakaji,

Bringin, Duwet, Kedungbatu, G. Makandowo, Banteng, Sambiroto, G.

Tugel, Deli, Damplak, Kemalon, Sadeng, Kalialang, Ngemplak dan

Srindingan dengan luas sekitar 64,8 Km2 (16,76%) dari seluruh daerah

Semarang.

Page 9: Geologi Regional Kota Semarang

5/11/2018 Geologi Regional Kota Semarang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/geologi-regional-kota-semarang-55a35d5d99276 9/9

4. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terjadi gerakan

tanah. Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah, sedangkan gerakan tanah

lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan tinggi

dan erosi yang kuat. Kisaran kemiringan lereng mulai landai (5 - 15%)

sampai curam (>70%). Tergantung pada kondisi sifat fisik dan keteknikan

 batuan dan tanah. Vegetasi penutup lereng umumnya sangat kurang. Lereng

  pada umumnya dibentuk oleh batuan napal (Tmkl), perselingan batu

lempung dan napal (Tmk), batu pasir tufaan (QTd) dan breksi volkanik 

(Qpkg). Daerah yang termasuk zona ini antara lain: Pucung, Jokoprono,

Talunkacang, Mambankerep, G. Krincing, Kuwasen, G. Bubak, Banaran,

Asinan, Tebing Kali Garang dan Kali Kripik bagian tengah dan selatan,

Tegalklampis, G. Gombel, Metaseh, Salakan dan Sidoro dengan luas

 penyebaran sekitar 23,6 km2(6,21%) dari seluruh daerah Semarang.