Upload
achmad-rial-harmain
View
127
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
INDONESIA BARAT-TIMUR DALAM EKSPLORASI MIGAS
DAN MINERAL
Posted on 14 September 2006 by Rovicky
Nengok eksplorasi migas bentar ya
Mengapa Indonesia Timur ini agak lambat eksplorasi migasnya ?
Memang Indonesia Timur ini beda jauh secara geologi dari Indonesia Barat. Kalau
pelajaran jaman sekolah SMP dulu yang barat disebut Dataran Sunda dan yang timur
Dataran Sahul. Saat ini geoscience menyebutnya untuk bagian barat sebagai Sunda
Shelf (paparan Sunda) bagian dari Eurasia Plate. Sedangkan yang timur bagian dari
Australian Plate. Sakjane dulu batasnya sudah diperkirakan oleh ahli biologi Wallace,
disebut Wallace line.
Cirinya Indonesia barat lautnya dangkal, Indonesia Timur lautnya sangat dalam.
Namun ada yg dangkal di sebelah selatan Pulau Irian, yg merupakan kepanjangan
dari Australia. Geologi Indonesia timur lebih kompleks karena tektonik
tumbukannya juga dipengaruhi merangsuknya plate/kerak samodra dari Timur. Ini
yg membuat Filipina makin runyem struktur lipatan dan patahan geologinya.
Secara historis,
Indonesia barat diketemukan migas lebih dahulu dibanding Indonesia Timur.
Dibornya sumur Talaga Said akhir abad 19, merupakan sumur tertua di Indonesia
dan kedua di dunia. Eksplorasi selanjutnya merembet hingga Balikpapan. Hampir
semua eksplorasi diketemukannya migas ada di Indonesia Barat. Disini secara tidak
sengaja pengetahuan kita tentang Indonesia Barat lebih maju, dan Pengetahuan
geologi Indonesia Timur menjadi tertinggal.
Secara geologis
Irian dan laut arafura yg cukup “dangkal” ini lebih mirip kondisi geologi NWShelf
Australia hingga Timor Gap area. Itulah sebabnya dulu ARCO sekarang BP yang
menemukan lapangan Gas Wiriagar (Kompleks Tangguh Field), mendekati dari
pengetahuan geologinya dari Australi dan Nugini. Orang-orang Indonesia lebih
sering mendekati geologi dari arah Indonesia Barat jelas susah nyambungnya.
Latar belakang pengetahuan, operasi dan teknologi
Karena kompleksnya geologi serta historis diatas, maka Indonesia timur hanya
sedikit dipelajari. Secara operasi juga karena lautnya cukup dalam menjadikan
teknologi drillingnya tertinggal. Nah kalau sesuai dengan uraian anda dengan new
tekno mungkin nantinya (dan seharusnya sudah mulai) akan dikerjakan
eksplorasinya.
Sayangnya daerah Indonesia Timur ini tidak termasuk diantara 41 blok (daerah) yg
ditawarkan Migas bulan Agustus kemarin. Ntah mengapa aku ngga ngerti. Padahal
ada Amborip Block disekitar Arafura itu yg masih belum “laku” (mungkin masih
terbuka, aku mesti chek lagi!). Sedangkan Banda Sea yg laut sangat dalam ini
pengetahuan geologinya orang-orang saat ini masih gelappp !!
Kendala operasi lainnya adalah, Indonesia ini kan sepertinya “juwalan” daerah
untuk mengundang investor. Tetapi kesulitannya karena sepertinya banyak yg ngga
tahu geologinya, ya gimana mau ngejualnya ? Misalnya berapa harga jualnya kan
sulit nentuinnya, berapa splitnya yang menarik, bagaimana term eksplorasinya dll.
Latar politis, barangkali saja ada atau hanya efek yg diatas itu. Nah kalau ini
njenengan aja yg njelasin aku ra mathuk Yang aku tahu hanyalah:
- MIGAS tugasnya mengkapling2 blok utk “dijual”,
- BPMIGAS ini badan lain tugasnya mengawasi perusahaan kontraktor2 (KPS), misal
Exxon, Chevron, Petronas dll … yg jumlahnya mungkin 60an lebih. Termasuk
Lapindo, Medco dan juga Pertamina.
- Pertamina sendiri, ini yg dulu memegang ketiganya. Sekarang dibagi 3 spt diatas
itu dan anda yg lebih tahu mengapa dibagi2 (lebih tepatnya dipecah).
Ketiga institusi diatas semuanya berada dibawah RI-1.
Indonesia Timur lebih maju dalam eksplorasi mineral bijih.
Indonesia Timur ini walaupun eksplorasi migasnya agak ketinggalan dari Indonesia
Barat, namun sebaliknya dalam eksplorasi mineral bijihnya sangat maju. Anda
tentunya tidak kaget dengan Freeport. Bijih cukup besar di Freeport berada di Irian
Barat eh Papua. Bahkan dahulu ada pameo diawal kuliahku geologi tahun 80-an.
Bahwa Indonesia Timur tempatnya mineral bijih, sedangkan Indonesia barat
tempatnya minyak bumi.
Berita bagus penemuan gas di Lapangan Wiriagar (yg lebih dikenal sebagai
pengembangan proyek Tangguh) merupakan jendela bagus perkembangan Migas
Indonesia Timur. Dahulu juga ada berita pertambangan Indonesia barat yg
menggegerkan, yaitu dengan berita penemuan tambang emas Busang yg ternyata
“HOAX”. Aku pikir dulu Busang sebagai jendala atau pintu pembuka mineral bijih
Indonesia Barat, ternyata salah.
Walau RUU Minerba masih dibahas” terus di DPR (sudah 6 tahun lebih), ada berita
bagus perkembangan mineral bijih Indonesia barusaja datang dari kawan di
pertambangan yg mengabarkan, beritanya ada disini. Juga kawan iagi lainnya
mengabarkan beberapa perusahaan mineral bijih sudah kebelet mengekplorasi di
daerah Sumatra.
segini dulu ya moga-moga saja tetep optimis dengan Indonesia.
Link : http://rovicky.wordpress.com/2006/09/14/indonesia-barat-timur-dalam-
eksplorasi-migas-dan-mineral/
RI Perlu Perluas Data Migas
30 Jul 2010
Opini Oleh Heriyono
BANDUNG - Pemerintah perlu memperluas data dan akses mendapatkan data,
terkait potensi migas yang ada di wilayah Indonesia, khususnya bagian timur.
Minimnya data dan akses data disinyalir menjadi penyebab enggannya investor
berinvestasi di sektor migas.
"Data potensi migas di Indonesia bagian timur sangat sedikit, jauh dibandingkan
data migas yang ada di Indonesia bagian barat," kata Rovicky Dwi Putrohari,
penasihat geologi pada Hess Indonesia, di sela acara simposium internasional Meso-
zoioPaleozoic Petroleum Basins in Indonesia yang digelar Ikatan Ahli Geologi
Indonesia (LAGI) di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/7).
Rovicky mengatakan, selama ini data potensi migas sangat sulit diperoleh. Kalau pun
ada data potensi migas yang dihimpun PT Patra Nusa Data (PND), perusahaanyang
dipercaya pemerintah untuk mengelola data migas di Tanah Air, itu hanya
mencakup sekitar 30% potensi migas yang ada.
"Pemerintah Indonesia pun kesulitan menghimpun data karena minimnya anggaran.
Ironisnya, banyak perusahaan migas yang memperoleh data tersebut melalui pasar
gelap (black market)," ujar dia.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo sebelumnya mengakui
bahwa minimnya data yang ada menjadi penyebab enggannya investor masuk ke
sektor migas. "Oleh sebab itu, pada 2011, kami akan mengajukan kenaikan
anggaranuntuk survei, terutama seismik hingga Rp 50 miliar. Namun, apakah itu
disetujui atau tidak, kita lihat saja nanti," kata Evita.
Evita menjelaskan, jika pihaknya bisa menyediakan data migas yang cukup
komprehensif dan terbuka kepada semua pihak, diyakini akan membuat investor
kembali tertarik berinvestasi di sektor migas Indonesia.
POTENSI MIGAS
Sementara itu. Benyamin Sapiie, ketua Divisi Tektonik LAGI, mengungkapkan,
Indonesia masih memiliki potensi cadangan migas yang cukup menjanjikan,
terutama di daerah Indonesia bagian timur.
Namun, potensi migas itu sebagian besar berada di laut dalam dan ada pada batuan
mesozoic-paleozoic. Batuan meso-zoic-paleozoic adalah batuan yang berumur di
atas 200 juta tahun. Selama ini, potensi migas Indonesia, terutama di Indonesia
bagian barat, berada di batuan jenis tersier, yakni batuan yang berumur sekitar 30
juta tahun.
"Untuk menggali potensi migas di batuan mesozoic-paleozoic diperlukan teknologi
dan investasi yang cukup besar. Namun, kalau berhasil, potensinya pun luar biasa.
Ini bisa terlihat pada Lapangan Tangguh dan Abadi, di mana cadangan gasnya bisa
mencapai 10-14 triliun kaki kubik (trillion cubic jfce(/tcf)," ujar Benyamin.
Senior Geologis Yanto R Sumantri menambahkan, pemerintah perlu memberikan
dukungan yang cukup agar pengembangan migas di batuan mesozoio paleozoicbisa
terealisasi secara signifikan.
"Di batuan mesozoic-paleozoic, cadangan migas itu ada pada kedalaman rata-rata
minimal 2 ribu meter di bawah permukaan air laut Ini sangat sulit dilakukan, butuh
perlakuan khusus," jelas Yanto.
Entitas terkaitRingkasan Artikel Ini
"Data potensi migas di Indonesia bagian timur sangat sedikit, jauh
dibandingkan data migas yang ada di Indonesia bagian barat," kata Rovicky
Dwi Putrohari, penasihat geologi pada Hess Indonesia, di sela acara
simposium internasional Meso-zoioPaleozoic Petroleum Basins in Indonesia
yang digelar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (LAGI) di Bandung, Jawa Barat,
Kamis (29/7). Kalau pun ada data potensi migas yang dihimpun PT Patra Nusa
Data (PND), perusahaanyang dipercaya pemerintah untuk mengelola data
migas di Tanah Air, itu hanya mencakup sekitar 30% potensi migas yang ada.
Jumlah kata di Artikel : 443
Jumlah kata di Summary : 85
Ratio : 0,192
*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan
dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan
ke tech at mediatrac net.
Link : http://bataviase.co.id/node/318106
Tektonik Indonesia : Kondisi dan Potensinya
Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang
menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan lempeng-
lempeng tektonik besar. Tumbukan Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia
mempengaruhi Indonesia bagian barat, sedangkan pada Indonesia bagian timur,
dua lempeng tektonik ini ditubruk lagi oleh Lempeng Samudra Pasifik dari arah
timur. Kondisi ini tentunya berimplikasi banyak terhadap kehidupan yang
berlangsung di atasnya hingga saat ini. Mari kita perhatikan gambar-gambar di
bawah ini.
Kondisi Tektonik di Kepulauan Indonesia
Gambar di atas menunjukkan kondisi tektonik Kepulauan Indonesia. Garis merah,
jingga dan hijau menunjukkan batas-batas lempeng tektonik. Garis merah
menunjukkan pemekaran lantai samudra. Garis jingga menunjukkan pensesaran
relatif mendatar. Sedangkan garis hijau menunjukkan tumbukan/penunjaman antar
lempeng tektonik.
Mari kita perhatikan satu per satu. Garis hijau di sebelah barat Pulau Sumatra dan di
sebelah selatan Pulau Jawa, menerus hingga ke Laut Banda, sebelah selatan Flores
kemudian membelok ke utara menuju Laut Arafuru (utara Maluku) menunjukkan
zona penunjaman Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia.
Kenapa membelok ke Laut Arafuru ya ?
Kalo terus ntar nabrak Papua donk …hehe
Karena di Indonesia bagian timur ini ada lagi Lempeng Samudra Pasifik yang
menubruk dari arah timur. Salah satu korban paling parah dari tubrukan tiga
lempeng ini adalah Pulau Sulawesi. Tangan-tangannya pada mlintir gak karuan.
Ditambah lagi terbentuknya luka sesar mendatar di bagian tengah Pulau Sulawesi.
Penunjaman yang terjadi di sebelah barat Sumatra tidak benar-benar tegak lurus
terhadap arah pergerakan Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia. Lempeng
Eurasia bergerak relatif ke arah tenggara, sedangkan Lempeng India-Australia
bergerak relatif ke arah timurlaut. Karena tidak tegak lurus inilah maka Pulau
Sumatra dirobek sesar mendatar (garis jingga) yang dikenal dengan nama Sesar
Semangko.
Di sebelah utara Aceh, ada proses pemekaran lantai samudra (garis merah). Saya
rasa itu terjadi sebagai bagian dari proses Escape Tectonics akibat tumbukan
Lempeng Anak Benua India terhadap Lempeng Eurasia.
Di sebelah utara Papua juga terbentuk zona penunjaman akibat tumbukan Lempeng
Samudra Pasifik terhadap Lempeng India-Australia. Pada bagian Kepala Burung,
Papua, ini juga terbentuk sesar mendatar (garis warna jingga) yang dikenal dengan
nama Sesar Sorong. Masih menjadi perdebatan apakah penyebab Gempa Papua 4
Januari 2009 yang lalu. Sebagian ahli menyebutkan pergerakan aktif Sesar Sorong
ini yang menyebabkan gempa, sebagian lagi menyebutkan gempa bersumber dari
zona penunjaman di sebelah utara Sesar Sorong. Mengikuti perdebatan para ahli
geologi bisa dilihat di blog Dongeng Geologi-nya Pakdhe Rovicky.
Zona penunjaman (warna hijau) yang terbentuk di Samudra Pasifik umumnya
sebagai akibat benturan Lempeng Samudra Pasifik dengan Lempeng Eurasia.
Sedangkan zona pemekaran (warna merah) sebagai akibat ikutan proses Escape
Tectonics setelah terjadinya tumbukan.
Apa implikasinya dari proses tektonik yang begitu rumit tersebut ? Kita lihat gambar
kedua.
Sebaran Gunungapi dan Titik Pusat Gempa di Kepulauan Indonesia
Gambar di atas menunjukkan sebaran gunungapi (segitiga merah), titik gempa
(tanda plus ungu) dan hot spot (tanda bintang jingga). Apa yang terjadi mudah
ditebak kan! Rangkaian gunungapi dan titik gempa selalu berasosiasi dengan zona
penunjaman. Animasi proses penunjamannya bisa dilihat pada postingan
sebelumnya (lihat Animasi Mekanisme Penunjaman Kerak Samudra). Pulau
Sumatra, Jawa, Flores, Maluku, Sulawesi dan bagian utara Papua akan rawan dengan
gunungapi dan gempa. Emang sudah dari sono-nya begitu. Hanya Pulau Kalimantan
yang relatif adem-ayem karena memang posisinya gak dekat-dekat dengan TKP …
hehe. (cuma sering banjir tiap tahun, ditambah lagi kebakaran hutan)
Namun tidak seluruhnya kita anggap bencana. Erupsi gunungapi yang berupa abu
gunungapi membawa unsur hara yang menyuburkan tanah. Makanya tanah di Jawa
pada subur. Tanam padi tumbuh padi (ya iyalah…masak ya iya donk!). Intrusi-intrusi
dangkal di sekitar gunungapi menyediakan energi panas bumi yang sangat besar
yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Endapan mineral logam, seperti
emas, tembaga dan nikel, akan banyak dijumpai berasosiasi dengan lingkungan
gunungapi (lihat tulisan Pak Awang Satyana di Plate Tectonics : Tidak Seluruhnya
Bencana). Kita belum bicara tentang potensi migas dan batubara lho ya! Konteksnya
agak sedikit berbeda.
Sayang sekali kalau Kepulauan Indonesia yang kaya ini penduduknya banyak berada
di bawah garis kemiskinan akibat keliru mengelola sumberdaya alam yang begitu
besar
Link : http://yudi81.wordpress.com/2009/01/17/tektonik-indonesia-kondisi-dan-
potensinya/
MENGUAK INDONESIA BAGIAN BARAT BERSAMA BP MIGAS
Tema yang diangkat kali ini sangatlah menarik karena apa, karena negara ini
sangatlah memiliki potensi yang begitu besar dalam sumber daya minyak dan gas
namun untuk pengelolaannya terutama pada bagian barat Indonesia masih sangat
sedikit pengembanganya. Dalam kuliah umum yang dihadir 45 peserta ini para
pembicara memaparkan tentang keadaan minyak dari berbagai aspek.
Dalam pemaparan pertama yang disampaikan oleh Bapak Sunjaya Eka Saputra
adalah pemaparan dari aspek ekonomi dengan tema “The Quest For Oil In Western
Indonesia From Tectonics To Prospect”. Beliau menyampaikan bahwa industri
minyak dan gas mempunyai peranan besar dalam dalam pembangunan nasional, hal
ini dikarenakan setiap negara sangat memerlukan yang sumber daya minyak dan
gas kerana setiap penjualan dari produksi minyak dan gas ini sangatlah memiliki
nilai ekonomi yang sangat tinggi. Namun pada kenyataanya negara ini belumlah
mampu untuk memanfaatkan dan mengelola sumber daya minyak dan gas dengan
baik selain itu sebagian banyak pengelolaan minyak dan gas di yang dilakukan di
Indonesia dimiliki oleh Investor asing. Kurang baiknya pengelolaan ini dikarenakan
harus adanya 3 aspek dalam pengembangan sumber daya minyak dan gas, yaitu
padat teknologi, padat modal dan padat resiko, namun indonesia hanya memenuhi
aspek padat teknologi.
Selain itu beliau juga menyampaikan asal mula berkembangnya pengelolaan minyak
dan gas yang ada di Negara ini. Pengembangan minyak di Indonesia ini pada
awalnya karena penemuan teori antiklin pada tahun 1850 lalu teori itu
diaplikasikan di Indonesia untuk mengeksplorasi minyak. Eksplorasi pertama di
Indonesia dilakukan di sumur minyak Majalengka pada tahun 1958 oleh perusahan
Shell yang saat ini menjadi salah satu perusahan minyak besar.
Pemaparan materi kedua dari aspek Tektonik dengan tema “Tektonik Dan
Eksplorasi Hidrokarbon Indonesia Barat Dan Hubungannya Dengan Jawa Tengah”
Pemaparan ini disampaikan oleh Bapak Cipi Armandita. Beliau menyampaikan
bahwa tektonika dalam eksplorasi hidrokarbon bertujuan menganalisis evolusi /
revolusi geometri cekungan dimana petroleum system terbentuk. Geologi struktur
mempelajari tentang arsitektur dalam kerak bumi yang disebabkan karena proses
tektonik. Dahulu kala semua benua di Bumi adalah satu, yaitu Pangea. Karena
adanya proses tektonik, dalam hal ini pergerakan lempeng maka benua tersebut
terpisah hingga menjadi saat ini.
Indonesia bagian barat merupakan tempat yang banyak mengandung hidrokarbon,
karena terletak di daerah tektonik. Dari beberapa cekungan di pulau Jawa, hanya di
Jawa Tengah ditemukan cekungan di wilayah selatan. Jawa Tengah sendiri memiliki
keunikan sendiri, dalam hal ini Jawa Tengan merupakan daerah yang dilalui oleh
dua sesar aktif. Sehingga di daerah Bayat dan Karangsambung banyak ditemukan
batuan metamorf, karena terjadi pengangkatan dan daerah tersebut dijadikan
sebagai laboratorium alam.
Dan beranjak ke pemaparan terakhir dengan judul Basic Understanding Of Western
Indonesian Hydrocarbon Play yang disampaikan oleh Bapak Johnson Achmad Paju.
Pada kesempatanya beliau menyampaikan tentang syarat apa saja yang harus ada
untuk melakukan eksplorasi maka dari itu haruslah ada yang namanya Basic
Petroleum System (BPS) dimana dalam BPS ini haruslah memiliki 5 bagian dalam
eksplorasi yaitu Source Rock, Reservoir Rock, Migrasi, Trap, dan Seal. Apabila semua
itu sudah terpenuhi maka produksi minyak pada daerah barat Indoensia ini dapat
dilakukan.
Link : http://smiatmiundip.wordpress.com/