12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang adalahpemimpin ,pemimpinsangatdibutuhkan sebagai sesosok individu yang bertugas memberikan komando ,arahan namun tetap ik serta dalam mengayomi seluruh anggota anggotanya untuk mencap yang dari awal dirumuskan bersama serta mempertanggungjawabi apa telah terlaksana dalam proses pencapaian tujuan tersebut... Pada dasarnya Karena setiap orang merupakan pemimpin , maka kepemimpinanitu perluuntuk dihadirkan dalam tiap tiap individu .permasalahan yang terjadi belakangan iniadalahsetiap individu tersebut bukannya menumbuhkan jiwa kepemimpinannya tapi malah menguburnya dan menyembunyikannya dibalik layar bernama “kebergantungan” .kebergantungan terhadap kemampuan orang lain, tidak peka terhadap keinginan anggota, ti memperdulikan keadaan sekitar dan dan bahkan tidakpercayaterhadap kemampuan diri sendirri dalam memimpin suatu organisasi atau mem sebuah permasalahan. Ketika sikap ini telah menyelimuti diri ses dinamakan masa “krisis kepemimpinan”. Jiwa kepemimpinan dalam setiap individu dapat dihadirkan denga mengikuti kegiatan yang mendukung seperti halnya, organisasi internal ma eksternal, tidak cukup hanya dengan mengikutinya saja namun haru berperan aktif dan berkontribusi dalam setiap kegiatannya , meskipun ber aktif dalam dunia organisasi namun tujuan akademis tidak boleh terasingk karena sesungguhnya para kader HMI merupakan insan akademis yang dapat menyeimbangkan antara intelektual dan organisasi. Dalam organisasi kita untuk menumbuhkan jiwa – jiwa kepemimpinan ,hal inilah yang terkadang t diperoleh para kader dalam dunia perkuliahan.

Essay Tentang Kepemimpinan serta menumbuhkan jiwa kepemimpinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Untuk Para Kader HMI

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahSetiap orang adalah pemimpin ,pemimpin sangat dibutuhkan sebagai sesosok individu yang bertugas memberikan komando ,arahan namun tetap ikut serta dalam mengayomi seluruh anggota anggotanya untuk mencapai tujuan yang dari awal dirumuskan bersama serta mempertanggungjawabi apa yang telah terlaksana dalam proses pencapaian tujuan tersebut... Pada dasarnya Karena setiap orang merupakan pemimpin , maka jiwa kepemimpinan itu perlu untuk dihadirkan dalam tiap tiap individu .permasalahan yang terjadi belakangan ini adalah setiap individu tersebut bukannya menumbuhkan jiwa kepemimpinannya tapi malah menguburnya dan menyembunyikannya dibalik layar bernama kebergantungan .kebergantungan terhadap kemampuan orang lain, tidak peka terhadap keinginan anggota, tidak memperdulikan keadaan sekitar dan dan bahkan tidak percaya terhadap kemampuan diri sendirri dalam memimpin suatu organisasi atau memcahkan sebuah permasalahan. Ketika sikap ini telah menyelimuti diri seseorang inilah dinamakan masa krisis kepemimpinan.Jiwa kepemimpinan dalam setiap individu dapat dihadirkan dengan cara mengikuti kegiatan yang mendukung seperti halnya, organisasi internal maupun eksternal, tidak cukup hanya dengan mengikutinya saja namun harus juga berperan aktif dan berkontribusi dalam setiap kegiatannya , meskipun berperan aktif dalam dunia organisasi namun tujuan akademis tidak boleh terasingkan . karena sesungguhnya para kader HMI merupakan insan akademis yang dapat menyeimbangkan antara intelektual dan organisasi. Dalam organisasi kita diasah untuk menumbuhkan jiwa jiwa kepemimpinan ,hal inilah yang terkadang tidak diperoleh para kader dalam dunia perkuliahan.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah sebuah organisasi pengkaderan penting untuk melihat kualitas dan kuantitas kader itu sendiri. Kader HMI merupakan kaum intelektual yang memiliki tanggung jawab dalam bidang akademis maupun dalam bidang keorganisasian. Masing masing tanggung jawab dalam bidang tersebut hendaknya dijadikan motivasi bagi para kader untuk mewujudkan visi HMI ,,,,,,Dalam pengkaderan HMI terdapat pelatihan kader berbasis kepemimpinan, pada tingkat komisariat atau tingkatan awal setelah masa perkenalan calon anggota (maperca) yaitu Latihan Kader 1 (LK1). Inilah dasar penanaman nilai pengkaderan berbasis kaum intelektual tingkat pertama.HMI cabang Ciputat, dengan sejarahnya yang panjang berdiri pada tahun 1960-an telah memiliki kader dengan intelektualitas yang tidak diragukan. Seperti Nukholis Majid (cak Nur) yang identik dengan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI. Tokoh nasional saat inipun seperti Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat lahir dari kawasan intelektual Ciputat.Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Komfakdik) merupakan komisariat yang baru berdiri pada tahun 2005 dan merupakan komisariat yang baru di lingkungan HMI cabang Ciputat. Dalam proses dinamisasi pengkaderan yang terjadi pada Komfakdik ini mengalami pasang surut. Begitu juga kualitas intelektual dan kuantitas kader tersebut.Saat ini (Tahun 2014 M) jiwa kepemimpinan dalam tiap kader komfakdik mengalami penurunan yang tinggi. Maka penulis mencoba membuat makalah yang bertema krisis kepemimpinan; membangun mentalitas pemimpin dalam jiwa kader HMI KOMFAKDIK . Yang merupakan bahan tulisan yang menjadi refleksi, evaluasi dan solusi dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam kalangan kader HMI KOMFAKDIK.

B. Tujuan PenulisanMakalah ini merupakan sebuah tulisan yang menjadi salah satu persyaratan untuk mencalonkan diri sebagai formatur Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Komfakdik) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat. Dan tulisan ini sebagai bahan refleksi dan evaluasi bersama dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri kader di KOMFAKDIK.

C. Rumusan MasalahPenulis mencoba merumuskan makalah ini menjadi beberapa tahap pemahaman, dimulai dari makna pemimpin sampai dengan makna intelektual itu sendiri, yang dirumuskan sebagai berikut:1. Pengertian pemimpin dan kepemimpinan2. Mengetahui fungsi pemimpin dalam sebuah organisasi3. Bagaimana cara menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam setiap kader4. Penerapan konsep pengkaderan HMI dengan penanaman mentalitas kepemimpinan

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Pemimpin dan KepemimpinanSeribu orang tua hanya bisa bermimpi, tetapi satu orang pemuda dapat merubah dunia. Begitulah kutipan dari kata-kata bung Karno.Terlihat dalam tubuh organisasi, kader memiliki fungsi tersendiri yaitu sebagai tenaga penggerak organisasi, sebagai calon pemimpin, dan sebagai benteng organisasi. Secara kualitatif, kader mempunyai mutu, kesanggupan bekerja dan berkorban lebih dari pada anggota biasa. Kader itu adalah anggota inti yang meneruskan estafet kepemimpinan.Dalam bahasa inggris pemimpin disebut leader. Akar katanya to lead. Dalam kata itu terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan: bergerak lebih awal, berjalan di depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, menuntun, membimbing dan menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. Dengan menjadi pemimpin, seseorang mendapat kedudukan tertinggi dalam lingkungan atau organisasinya, kekuasaan, fasilitas dan keuntungan yang melekat pada jabatan kepemimpinan itu. Namun inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukan yang ditempati. Inti kepemimpinan adalah fungsi atau tugas, dia ada demi sesuatu yang lain, bukan karena demi dirinya sendiri.Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang punya pengaruh dalam satu kelompok (organisasi) untuk menggerakkan individu lain meraih tujuan bersama. Dengan demikian, pemimpin bukan saja orang yang memiliki kepemimpinan (potensi), tetapi juga mampu mengaktualisasikannya.Tugas pemimpin adalah tugas pengabdian, dia dipanggil demi penyelesain masalah demi tujuan dan cita-cita bersama. Tujuan dan cita-cita merupakan unsur yang pertama dan paling pokok dalam kepemimpinan.

B. Fungsi Pemimpin Dalam Suatu OrganisasiHMI berfungsi sebagai organisasi yang menciptakan pemimpin masa depan, yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang memadai. Adapun menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA, (1988:46-73) sedikitnya ada lima fungsi dari pemimpin.

Kelima fungsi tersebut sebagai berikut :1. Pemimpin sebagai penentu arah yaitu untuk menentukan suatu tujuan tertentu sebuah organisasi. Tujuan tersebut biasanya dibedakan menjadi tiga, yaitu tujuan jangka pendek, jangka panjang, jangka menengah, dan jangka panjang. Ketiga macam tujuan tersebut akan sulit dilaksanakan apabila anggota organisasinya berjalan sendiri-sendiri tanpa arah yang jelas dan konkret. Nah, dalam organisasi diperlukan seorang pemimpin yang mampu mengarahkan anggotanya untuk sampai pada tujuan yang diharapkan dari ketiga tujuan tersebut.2. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi maksudnya ialah pemimpin bertugas untuk menjadi juru bicara bagi organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain, pemimpin organisasilah yang menjadi wakil dan juru bicara resmi organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak di luar organisasi dan harus memperoleh buah-buah yang baik bagi tercapainya tujuan organisasi yang dipimpinnya.3. Pemimpin sebagai komunikator yang efektif dengan kata lain pemimpin harus bisa memelihara hubungan baik secara intern maupun ektern agar tercapai komunikasi yang baik.4. Pemimipin berfungsi sebagai mediator yang artinya menjadi perantara atau penghubung, atau penengah, baik secara intern maupun ekstern.5. Pemipin sebagai integrator adalah pemimpin yang mampu menyatukan segala unsur, golongan, atau kelompok dalam organisasi yang dipimpinnya, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam suatu organisasi munculadanya kelompok-kelompok kecil berdasrkan satu kepentingan tertentu. Dalam hal ini lah peran seorang pemimpin yaitu harus dapat meyatukan semua kelompok yang ada dan menyadarkan mereka untuk bekerja samademi tercapainya tujuan organisasi itu sendiri.C. Cara Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Kepada Setiap Kader.Wujud profil kader HMI, secara jelas tersirat dalam tujuan HMI; terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islamdan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil-makmur yang diridhai Allah SWT yang biasa disebut 5 kualitas insan cita HMI. Lima kualitas insan cita HMI sebagai kelompok inteligensia atau intelektual kader HMI dapaat digambarkan dengan: a) tipe konseptor, b) tipe solidarity maker, c) tipe problem solving, d) tipe administrator atau pelaksana, dan e) tipe negarawan. Manusia dalam menjalankan perannya sebagai khalifah tidak dengan berdiam diri dan melihat perubahan tatanan dan lingkungan masyarakatnya berjalan dengan sendirinya. Namun peran khalifah itu harus dijalankan manusia dengan berusaha dan berjuang sepenuhnya untuk pembentukan tatanan masyarakat yang diridhoi oleh Allah SWT dan tentunya tatanan itu berjalan dengan dasar nilai-nilai Islam yang berlaku didalamnya.Cara menumbuhkan jiwa kepemimpinan kepada setiap kader dengan cara memotivasi para kader agar mau bertindak, mau mengarahkan orang lain untuk mengikuti pendapatnya serta menjalankan diskusi rutin mingguan tentang para pemimpin yang berkarakter kuat dan para pemimpin revosioner.Mendorong dan membimbing kader untuk mengarah kepada jiwa kepemimpinan yang real serta dorongan diri dalam hati para kader untuk meningkatkan kualitas pribadi menjadi lebih baik.

D. Penerapan konsep pengkaderan HMI dengan penanaman mentalitas kepemimpinan

HMI sebagai organisasi kader menerapkan sistem berjenjang pada tingkatan pendidikan formal HMI. Penerapan sistem pengkaderan inilah yang menjadi langkah pembentukan 5 insan cita yang berkualitas.Dalam modul latihan kader satu yang diterbitkan oleh pengurus HMI cabang Ciputat memiliki beberapa unsur materi yang dilakukan pada pendidikan HMI. Materi tersebut adalah sejarah HMI, konstitusi HMI, Nilai Dasar Perjuangan (NDP), Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan, dan teknik persidangan. Materi-materi tersebut sebagai dasar pengembangan kader.Setiap komisariat memiliki kultur berbeda dalam pemikiran kader tersebut, sehingga perlu adanya penerapan konsep yang berbeda dalam pengkaderan HMI di komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (komfakdik).Materi-materi pengkaderan yang keluarkan pengurus cabang merupakan dasar dari penanaman ideologi HMI di setiap kader, namun perlu ada pengembangan yang meningkatkan kapasitas intelektual kader berbasis kesehatan dilingkungan komisariat.Media publikasi sebagai informasi awal terhadap rekruitmen anggota menjadi tolak ukur untuk masalah peningkatan kuantitas kader. Namun banyak yang mengabaikan masalah tersebut, sehingga perlu adanya arah perubahan media publikasi yang mengarahkan keminatan besar kepada calon-calon anggota.Peningkatan kapasitas ideologi kader HMI komfakdik yang saat ini menjadi wacana menarik, karena tidak sedikit dari kader tersebut tidak mengerti dari tujuan HMI itu sendiri. Inilah yang menjadikan rasa kepemilikan terhadap HMI dikalangan komfakdik berkurang. Penerapan ideologi ini dilakukan tidak harus pada pelatihan awal atau pendidikan dasar HMI tersebut, perlu adanya peningkatan kembali atau pemahaman kembali dalam sebuah kajian diskusi.Kapasitas kuantitas kader yang mumpuni dan ideologi kader yang tertanam inilah yang akhirnya menciptakan kader HMI. Namun dengan adanya kuantitas yang banyak dan ideologi yang tertanam akhirnya tidak akan menciptakan kader yang memiliki insan cita berkualitas. Kajian pada tataran dunia kesehatan dan penanaman keislaman pada diri kader menjadi perhatian khusus yang harus terus dilakukan komisariat. Kajian-kajian kesehatan dan keislaman inilah yang akhirnya menjadi nilai tambah kader dalam mencapai tujuan HMI.Kemudian kajian mengenai mentalitas pemimpin harus sering dilaksanakan pada kepengurusan selanjutnya, karena banyak para kader HMI KOMFAKDIK takut bahkan tidak mau menjadi pemimpin. Orientasi dari semua materi atau pembelajaran yang kita dapat dari berorganisasi tidak lain adalah untuk menumbuhkan dan mengasah mental kita sebagai pemimpin.

BAB IIIKESIMPULANBahwa kepemimpinan itu tidak lepas dari pengaruh, mempengaruhi, dan yang dipengaruhi. Banyak ahli yang mengemukakan tentang kepemimpinan seperti yang diuraikan diatas, akan tetapi akan diambil suatu pengertian kepemimpinan secara universal yaitu : gaya seorang pemimpin dalam mempengaruhi seseorang ataupun kelompok guna agar yang dipengaruhi mengikutinya.Didalam islam juga mengatur tentang kepemimpinan. Kepemimpinan islam mengacu bagaimana Rasullullah SAW beserta sahabatNya memimpin umat. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang sangat terkenal : Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap dari kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Artinya kepemimpinan itu jangan dijadikan ajang perlombaan dimana untuk mendapatkan kekuasaan harus saling mengalahkan.Setiap kader HMI adalah calon pemimpin-pemimpin masa depan yang harus digali dan dilatih potensinya mulai dari mahasiswa. Pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang mampu mengayomi aspirasi anggotanya dan mampu mempengaruhi kader-kadernya untuk bekerja dalam mencpai tujuan dari organisasi tersebut. Kemudian dari segi akademis, kader HMI harus mampu bersaing bahkan mampu menjadi yang terdepan ketimbang mahasiswa-mahasiswa yang apatis, yang berada di sekeliling mereka.Dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan kepada kader HMI, pemimpin harus bisa memberi contoh kepemimpinan yang bagus dan patut diteladani. Disamping itu kader HMI juga harus lebih berani menjadi pemimpin jangan hanya menonton dan sebagai pesuruh saja.Untuk mendapatkan kader yang berprestasi dalam hal berorganisasi dan akademis kader-kader HMI harus tahu isu-isu yang berkembang saat ini dan mencoba mengkritisi sendiri masalah tersebut, dalam hal lain bisa juga berdiskusi dengan kader HMI lain agar mengetahui lebih dalam situasi yang terjadi saat ini di sekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA Alfan. Alfian.2009. Menjadi Pemimpin Polotik: Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Mangunhardjana. A.M. 1979. Kepemimpinan:Yogjakarta: Kanisius. Dwiwibawa. Rudy. 2008. Siap Jadi Pemimpin?: Yogjakarta: Kanisius. Pengurus HMI Cabang Ciputat. 2010. Modul Latihan Kader 1. Ciputat: HMI Cabang Ciputat

Curiculum VitaeNama: Tharlis Dian Syah LubisTempat, tanggal lahir: Batang Toru, 28 Oktober 1994 M.Alamat Rumah: Jl. Duta Lestari V, No. VI Perumahan Pondok Hijau (Legoso), Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Motto: Sekali Hidup, Hidup yang BenarPendidikan: Sekolah Dasar Negeri 1 Batang Torutahun: 2000 2006 M MTsS Pondok Pesantren Darul Mursyidtahun: 2006 2009 M MAN 2 Model Padangsidempuantahun: 2009 20012 M Program Studi FarmasiFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakartatahun: 20012 sekarang

Pengalaman Organisasi: Anggota OSIS MAN 2 Model Padangsidempuan, Bidang Pidato (Pidato Bhs. Arab)(2009-2010 M) Ketua UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) MAN 2 Model Padangsidempuan (2010-2011 M) Staf Ahli BEM Farmasi UIN Jakarta Divisi Kesenian dan Olah Raga (2012-2014) Pengurus HMI Komfakdik (2014-Sekarang) Pengurus LKMI Komfakdik (2014-Sekarang) Wakil Ketua Futsal Farmasi (2014-Sekarang) Wakil Ketua KOMPASS Jakarta (Komnitas Mahasiswa Padangsidempuan dan Sekitar) (2014-Sekarang) Menteri Pemuda dan Olah Raga KMSU Jakarta (Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara) (2014-Sekarang)

Prestasi:

Juara II MTQ Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004. Juara I Futsal Pelajar Padang Sidempuan Tahun 2009 dan 2010. Juara III Basket Pelajar Padang Sidempuan Tahun 2010. Juara Futsal Antar Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

VISI DAN MISI PENCALONAN FORMATUR KOMISARIAT

Visi: Menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri kader serta meningkatkan kualitas dan kuantitas kader HMI KOMFAKDIK

Misi: Peningkatan kuantitas kader komisariat berbasis mahasiswa kesehatan (Quantity) Penanaman ideologi HMI pada setiap kader (Sense of Belonging) dan ideologi kepemimpinan dalam HMI Menumbuhkan wacana berfikir kritis Kader terhadap dunia Kesehatan dan keislaman (Quality) Memupuk kembali mentalitas kepemimpinan terhadap kader HMI sebagai pondasi awal menuju arah yang lebih baik lagi. (Quality).12