13
ISOLASI MINYAK ATSIRI PADA DAUN BELUNTAS ( Pluchea indica Less) MENGGUNAKAN DESTILASI UAP DAN AIR Usulan Penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Diajukan oleh: Dewi Handayani PO 717139009013 Kepada KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MANADO April 2012

Ekstrak Minyak Atsiri Pada Daun Beluntas

Embed Size (px)

Citation preview

ISOLASI MINYAK ATSIRI PADA DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) MENGGUNAKAN DESTILASI UAP DAN AIR

Usulan Penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah

Program Studi Diploma III Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Diajukan oleh: Dewi Handayani PO 717139009013

Kepada

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MANADO

April 2012

1. Latar Belakang Kebanyakan daerah di Indonesia mempunyai tanah yang subur sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Diantara berbagai jenis tumbuhan tersebut beberapa jenis tumbuhan memiliki khasiat sebagai obat. Beluntas (Pluchea indica Less) adalah salah satu tanaman lokal yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam beluntas (Pluchea indica Less) diantaranya tanin, flavonoid, alkaloid dan minyak atsiri (Hariana, 2008). Khasiat medis tanaman ini yaitu dapat digunakan untuk menghilangkan bau badan, melancarkan pencernaan (nafsu makan), mengatasi nyeri rematik dan sakit pinggang, menurunkan panas badan (demam), peluruh keringat, serta TBC kelenjar leher. Manfaat tersebut dirasa, salah satunya karena tanaman mengandung flavonoid, tanin, alkaloid dan minyak atsiri (Hartati, 2011). Daun beluntas (Pluchea indica Less) juga bersifat sebagai antimikroba, untuk menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen seperti Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Bacillus cereus (Ardiansyah dkk, 2003). Kadar minyak atsiri daun beluntas (Pluchea indica Less) 5% v/v dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan kadar 20% v/v dapat menghambat pertumbuhan Escherechia coli (Atik Erawati,1992). Kandungan minyak atsiri dalam tumbuh-tumbuhan, seperti pada daun, batang/ranting, akar, buah, dan lai-lain dapat diisolasi atau dipisahkan dengan cara distilasi atau penyulingan. Ada beberapa cara penyulingan yang dapat dilakukan untuk menghasilkan minyak atsiri, yaitu: Penyulingan dengan air (Direbus),

penyulingan dengan air dan uap (Dikukus), penyulingan dengan uap (Diupkan). Penyulingan dengan air (Direbus) merupakan cara tertua yang pernah di lakukan manusia. Penyulingan cara ini sangat mudah dilakukan (sederhana) dan tidak perlu modal banyak, namun cara ini hanya cocok dilakukan terhadap bahan yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan minyak atsiri yang dihasilkan cukup rendah, kadar minyaknya juga sedikit. Dibandingkan dengan penyulingan dengan air, penyulingan minyak atsiri dengan menggunakan air dan uap hasilnya (minyak atsiri) berkualitas sedikit lebih baik dan produksi minyaknya pun relatif lebih baik. Penyulingan air dan uap cocok untuk bahan-bahan yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan penyulingan dengan uap dapat menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang jauh lebih sempurna namun penyulingan dengan cara ini memerlukan biaya yang cukup besar (Taufik, 2009). Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat, yang telah teruji secara empiris mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian secara ilmiah terhadap daun beluntas (Pluchea indica Less) dengan menggunakan distilasi uap dan air. 2. Rumusan Masalah Apakah dengan metode distilasi uap air dapat dihasilkan minyak atsiri dari daun beluntas (Pluchea indica Less) ? 3. Tujuan Penelitian Untuk memperoleh minyak atsiri dari daun beluntas (Pluchea indica Less) dengan menggunakan metode distilasi uap air?

4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi tentang teknik distilasi dalam memperoleh minyak atsiri dari daun beluntas (Pluchea indica Less). 5. Tinjaun Pustaka A. Uraian Beluntas (Pluchea indica Less)

a) Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Pluchea

Spesies Anonim, (2008).

: Pluchea indica (L.) Less.

b) Nama daerah dan nama asing 1) Nama daerah Luntas (Jawa Tengah), beluntas (Sunda), baluntas (Madura), lamutasa (Makasar), dan lenabou (Timor). (Hariana, 2008) 2) Nama Asing Marsh heabane dan luan yi (Cina). (Hariana, 2008) c) Morfologi tumbuhan Beluntas (Pluchea indica Less) merupakan tanaman perdu, tinggi 1-2 meter. Batang berkayu, bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua berwarna putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, berbulu halus, panjang 3-7 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau muda sampai hijau. Bunga majemuk, mahkota lepas, warna putih kekuningan. Buah kecil, keras dan berwarna cokelat. Banyak dijumpai sebagai tanaman pagar. Perbanyakan tanaman bisa dilakukan dengan cara stek. Bagian yang banyak bermanfaat dari tanaman beluntas (Pluchea indica Less) untuk obat, adalah pada bagian daunnya. Di mana aroma dari daun beluntas (Pluchea indica Less) cukup getir dan sengir (Agoes, 2010). d) Kandungan Kimia Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam beluntas (Pluchea indica Less) diantaranya flavonoid, tanin, alkaloid dan minyak atsiri

(Hariana, 2008). Kandungan minyak atsiri dari daun beluntas mengandung benzil alkohol, benzil asetat, eugenol dan linolol (Ary Susanti, 2008). e) Kegunaan Khasiat medis tanaman ini yaitu dapat digunakan untuk

menghilangkan bau badan, melancarkan pencernaan (nafsu makan), mengatasi nyeri rematik dan sakit pinggang, menurunkan panas badan (demam), peluruh keringat, serta TBC kelenjar leher (Hartati, 2011). B. Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah salah satu kandungan tanaman yang sering disebut minyak terbang (Inggris: volatile oils). Minyak atsiri dinamakan demikan karena minyak tersebut mudah menguap. Selain itu minyak atsiri juga disebut essential oil (dari kata essence) karena minyak tersebut memberikan bau pada tanaman. Minyak atsiri itu berupa cairan jernih, tidak berwarna, tetapi selama penyimpanan akan mengental dan bewarna kekuningan atau kecoklatan. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh oksidasi. Untuk mencegah atau memperlambat proses oksidasi tersebut, minyak atsiri harus dilindugi dari pengaruh sinar matahari yang dapat merangsang terjadinya oksidasi dan oksigen udara yang akan mengoksidasi minyak atsiri (Koensoemardiayah, 2010) C. Penyulingan atau Distilasi

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap masingmasing komponen tersebut. Ada beberapa cara penyulingan yang dapat dilakukan untuk memisahkan minyak atsiri yaitu penyulingan dengan air (Direbus), penyulingan dengan air dan uap (Dikukus), dan penyulingan langsung dengan uap (Diuapkan) (Taufik, 2009). Penyulingan dengan air dan uap (Dikukus) dilakukan dengan cara memanaskan bahan baku menggunakan uap hasil pemanasan. Teknik ini digunakan untuk menyuling minyak atsiri yang bersal dari bahan baku daun, tangkai bunga, dan rimpang. Sebelum bahan disuling, sebaiknya bahan dalam bentuk kering dan telah dipotong-potong untuk memudahkan proses penyulingan (Rusli, 2010). Prinsip kerja dari penyulingan ini yaitu ketel penyulingan diisi air sampai pada batas saringan. Bahan baku diletakkan di atas saringan sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih, tetapi akan berhubungan dengan uap air. Pada peristiwa ini, air yang menguap akan membawa partikel-partikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa ke alat pendingin sehingga terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur minyak atsiri tersebut akan mencair kembali. Selanjutnya, campuran ini dialirkan ke alat pemisah untuk memisahkan minyak atsiri dan air (Taufik, 2009). Penyulingan air dan uap (water and steam distilation)

Dalam metode penyulingan ini, digunakan alat serupa dandang yang di dalamnya mempunyai penyangga berupa lempengan yang berlubanglubang seperti halnya dandang untuk menanak nasi. Diatas lubang-lubang ini ditempatkan bahan tanaman yang akan disuling. Penyangga berlubang tersebut ditempatkan pada jarak tertentu dari permukaan air. Bila dandang tersebut dipanaskan maka air akan mendidih dan uap air akan keluar lewat lubang-lubang itu kemudian keluar pendinginan, setelah melewati bahan tanaman yang disuling. Dengan demikian, uap air akan kontak dengan minyak atsiri sehingga minyak atsiri akan ikut terbawa keluar oleh uap air dan menguap bersama-sama, kemudian mencapai pendingin. Setelah mencapai pendingin, uap air yang bercampur maka kedua cairan tersebut akan terpisah menjadi dua lapis cairan yang selanjutnya akan dipisahkan dengan cara lain. Pada penyulingan air dan uap, bahan tanaman terpisah dari air karena bahan tanaman tidak terendam. Bahan tanaman tersebut disangga diatas lempengan logam yang berlubang-lubang. Uap air akan naik melalui lubang-lubang tersebut dan sebelum mencapai pendingin, uap itu akan melalui bahan tanaman (Koensoemardiayah, 2010).

6. Kerangka Konsep Daun Beluntas

Teknik Isolasi

Distilasi Air

Distilasi Air Dan Uap (Uap air)

Distilasi Uap Langsung

Minyak Atsiri

7. Hipotesis Minyak atsiri pada daun beluntas dapat diisolasi dengan metode destilasi uap air. 8. Metode Penelitian a) Jenis penelitian Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen yang bersifat deskriptif dengan percobaan di laboratorium. b) Waktu dan tempat penelitian

1) Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei Juni 2012 2) Tempat penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakognosi Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Manado. c) Variabel penelitian 1) Variabel bebas adalah daun beluntas 2) Variabel terikat adalah minyak atsiri d) Definisi operasional 1) Isolasi adalah teknik pemisahan yang dilakukan untuk menghasilakn minyak atsiri dari daun beluntas (Pluchea indica Less) 2) Minyak atsiri adalah zat yang dihasilkan dari daun beluntas (Pluchea indica Less) 3) Daun beluntas (Pluchea indica Less) adalah daun dari tanaman beluntas (Pluchea indica Less) 4) Distilasi air dan uap (uap air) adalah tehnik yang digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri dari daun beluntas (Pluchea indica Less) e) Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman beluntas yang yang diambil daunnya yang berwarna hijau tua. Sampel diambil dari kampung baru kecamatan singkil 2 Manado. f) Instrumen penelitian Alat:

1) Wadah destilasi (dandang) 2) Pipa pendingin 3) Corong pisah 4) Gelas piala (500 mL) 5) Gelas ukur 6) Labu erlenmeyer (250 mL) 7) Neraca analitik 8) Rotavapor

Bahan: 1) Aquades 2) Eter P 3) Natrium sulfat anhidrat (Na2SO4) P 4) Daun beluntas

g) Prosedur Penelitian 1) Pengolahan sampel Daun beluntas yang sudah dipanen dicuci dengan air mengalir, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan hingga layu dan kemudian dirajang. 2) Distilasi minyak atsiri (Guenther, 1987). a. Disiapkan alat dan bahan b. Dimasukkan air ke dalam wadah distilasi yang telah dimodifikasi.

c. Ditimbang simplisia yang telah dirajang halus sebanyak 500 g dan diletakkan diatas saringan dalam wadah distilasi. d. Dipasang kondensor pada wadah distilasi dan dialiri air (pendingin). Wadah distilasi dipanaskan, uap yang dihasilkan akan berpenetrasi ke dalam simplisia, mengalir melalui kondensor sehingga terjadi proses kondensor dimana akan terbentuk campuran lapisan airdan lapisan minyak atsiri pada wadah penampung erlenmeyer. e. Dipisahkan minyak atsiri dari air dengan penambahan eter P pada distilat kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah, dikocok agar minyak atsiri bercampur dengan eter. f. Dibuka kran pada corong pisah untuk memisahkan lapisan eter dan lapisan air, eter yang mengandung minyak atsiri dalam wadah. g. Ditambahkan Na2SO4 anhidrat P pada lapisan eter untuk mengikat sisa air. h. Diuapkan pelarut eter dengan menggunakan rotavapor sehingga diperoleh minyak atsiri. i. Diukur jumlah (mL) minyak atsiri yang terdistilasi (dilakukan dua kali distilat). 3) Identifikasi minyak atsiri (DepKes RI, 1979). a. Uji organoleptik berupa bentuk, bau dan warna dari minyak atsiri. b. Diteteskan 1 tetes minyak atsiri ke dalam 10 mL air, permukaan air tidak keruh.

c. Diteteskan 1 tetes minyak atsiri pada selembar kertas perkamen, tidak terjadi noda transparan.