15
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Kajian Reformasi Birokrasi Menurut Quah, reformasi adalah suatu proses untuk mengubah proses, prosedur birokrasi public dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional. Secara harfiah, reformasi bermakna suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang, atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuia dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat. Sampai saat ini, istilah reformasi masih sangat didambakan perwujudannya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang diarahkan pada terwujudnya efesiensi, efektivitas, dan clean government (http://dilihatya.com ). Birokrasi berasal dari kata “bureau” yang berarti meja atau kantor, dan kata “kratia” (cratein) yang berarti pemerintah. Pada mulanya, istilah ini digunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja yang diatur atau diperintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi (Ernawan, 1988). Dalam konsep bahasa Inggris secara umum, birokrasi disebut dengan civil service. Selain itu juga sering disebut dengan public sector, public service atau public administration (https://saidhamzali.wordpress.com ). Hegel dan Karl Marx mengartikan birokrasi sebagai instrumen untuk melakukan pembebasan dan transformasi sosial. Hegel 3

e-stnk

  • Upload
    siska

  • View
    227

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

e-stnk, inovasi pelayanan publik

Citation preview

12

BAB IITELAAH PUSTAKA2.1 Kajian Reformasi BirokrasiMenurut Quah, reformasi adalah suatu proses untuk mengubah proses, prosedur birokrasi public dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional. Secara harfiah, reformasi bermakna suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang, atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuia dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat. Sampai saat ini, istilah reformasi masih sangat didambakan perwujudannya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang diarahkan pada terwujudnya efesiensi, efektivitas, dan clean government (http://dilihatya.com).

Birokrasi berasal dari kata bureau yang berarti meja atau kantor, dan kata kratia (cratein) yang berarti pemerintah. Pada mulanya, istilah ini digunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja yang diatur atau diperintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi (Ernawan, 1988). Dalam konsep bahasa Inggris secara umum, birokrasi disebut dengan civil service. Selain itu juga sering disebut dengan public sector, public service atau public administration (https://saidhamzali.wordpress.com). Hegel dan Karl Marx mengartikan birokrasi sebagai instrumen untuk melakukan pembebasan dan transformasi sosial. Hegel berpendapat birokrasi adalah medium yang dapat dipergunakan untuk menghubungkan kepentingan partikular dengan kepentingan general (umum). Sementara itu teman seperjuangannya, Karl Marx, berpendapat bahwa birokrasi merupakan instrumen yang dipergunakan oleh kelas yang dominan untuk melaksanakan kekuasaan dominasinya atas kelas-kelas sosial lainnya, dengan kata lain birokrasi memihak kepada kelas partikular yang mendominasi tersebut. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1984), Birokrasi dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh banyak orang. Dengan demikian sebenarnya tujuan dari adanya birokrasi adalah agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan terorganisir. Bagaimana suatu pekerjaan yang banyak jumlahnya harus diselesaikan oleh banyak orang sehingga tidak terjadi tumpang tindih di dalam penyelesaiannya, itulah yang sebenarnya menjadi tugas dari birokrasi (http://agungzetiadji.blogspot.com). Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur.2.2 Pelayanan PublikDalam SK MenPan Nomor 81 Tahun 1993 yang dimaksudkan pelayananan umum adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun ketentuan perpu. Berbeda dengan produk pelayanan barang yang mudah di nilai kualitasnya, meskipun demikian antara produk pelayanan barang dan jasa memiliki sifat yang komplementer (melengkapi). Pelayanan jasa tidak berwujud barang sehingga tidak nampak, namun dalam proses penyelenggaraannya dapat diamati dan dirasakan, contohnya adalah layanan yang cepat, lambat, menyulitkan, menyenangkan, dan lain-lain.

Dalam teori Pelayanan Publik terjadi pergeseran paradigma dari Old Publik Administrations menuju ke New Public Management dan akhirnya menuju model New Public Service (NPS). 1) Old Public Administration (Pra 1970)Pada era ini menganut falsafah political teori dimana politik dan administrasi merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan bagai sekeping mata uang, terdapat banyak pendukung pemikiran filsafat pada era ini seperti; Confusius, Plato, Aristoteles, Niccolo Machiavelli, Montesqueiu, JJ. Rousseau, John Stuart Mill, dimana prinsip-prinsipnya adalah :1. Pelayanan publik harus memiliki moral yang baik;2. Pihak yang memerintah dan anak buahnya harus memiliki hubungan paternalistik yang baik, dan memberi tauladan yang baik pada bawahannya;3. Menekankan pada loyalitas bawahan yang mampu membantu penguasa;4. Pembatasan campur tangan pemerintah dalam urusan-urusan lokal dan pribadi;5. Mengutamakan prosedur birokrasi formal dalam manajemen dan pelayanan publik;6. Dikotomi antara politik dan administrasi;7. Perlunya Efisiensi dalam organisasi publik.

Old Public Administration (OPA)di Indonesia diterapkan dari Orde Lama sampai awal reformasi. Pada Orde Baru, birokrasi benar-benar dibawa untuk menjadi Abdi Negara. Dalam artian, segala hal yang dianggap merugikan perkembangan dan pembangunan Indonesia harus disingkirkan. Birokrasi dianggap lahir sebagai alat kekuasaan oleh para penguasa. Penguasa yang kuat harus dilayani oleh para pembantu (aparat) yang cerdas dan dapat dipercaya (loyal). Birokrasi dibentuk sebagai sarana bagi penguasa untuk mengimplementasikan kekuasaan (power) dan kepentingan (interest) mereka dalam mengatur kehidupan negara. Pada masa ini, birokrasi bukan lagi pelayan bagi masyarakat. Birokrasi hanya menjadi alat kekuasaan rezim. Bahkan yang muncul adalah masyarakat harus tunduk, patuh dan melayani rezim melalui birokrasi (https://www.academia.edu).Paradigma Old Public Administration banyak diilhami oleh pemikiran Nicollo Machiavelli, yang menyarankan bahwa apabila penguasa ingin kekuasaannya berjalan efektif, maka ia harus memiliki aparatur yang solid, kuat, profesional dan kokoh. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran politik tradisional, bahwa birokrasi diciptakan sebagai institusi pelayan raja (kings servant), dan aparatur birokrasi (punggawa kerajaan) disebut sebagai abdi dalem ingkang sinuwun, yang bertugas melaksanakan titah raja (di Jawa).2) New Public Management (NPM)

Konsep New Public Management (NPM) pada awalnya dikenalkan oleh Christopher Hood tahun 1991. Apabila dilihat dari perspektif historis, pendekatan manajemen modern di sektor publik pada awalnya mucul di Eropa tahun 1980-an dan 1990-an sebagai reaksi terhadap tidak memadainya model administrasi publik tradisional. Penekanan NPM pada waktu itu adalah pelaksanaan desentralisasi, devolusi, dan modernisasi pemberian pelayanan publik. New Public Management telah mempengaruhi proses perubahan organisasi sektor publik secara komprehensif di hampir seluruh dunia. Negara merupakan alat masyarakat dalam rangka mempertahankan eksistensinya baik secara intern msupun ekstern. Sedangkan pemerintah merupakan alat negara yang melaksanakan fungsi-fungsi dalam penyelenggaraan negara. Oleh karena itu pemerintah merupakan alat masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.

New Publik Management (NPM) adalah paradigma baru dalam manajemen sektor publik. NPM biasanya dikawankan dengan Old Publik Management (OPM). Konsep NPM muncul pada tahun 1980-an dan digunakan untuk melukiskan sektor publik di Inggris dan Selandia Baru. NPM menekankan ada kontrol atas output kebijakan pemerintah, desentrallisasi otoritas menajemen, pengenalan pada dasar mekanisme pasar, serta layanan yang berorientasi customer.Tema pokok dalam New Public Management (NPM) ini antara lain bagaimana menggunakan mekanisme pasar dan terminologi di sektor publik, yaitu bagaiman melakukan hubungan antara instansi-instansi pemerintahan dengan pelanggannya (customers) dipahami sama dengan proses hubungan transaksi yang dilakukan oleh mereka dunia pasar (market place). Dengan mentransformasikan kinerja pasar seperti ini maka dengan kata lain akan mengganti atau mereform kebiasaan kinerja sektor publik dari tradisi berlandaskan aturan (rule-based) dan proses yang menggantungkan pada otoritas pejabat (authority-driven processes) menjadi orientasi pasar (market-based), dan dipacu untuk berkompetisi sehat (competition-driven tactics).Konsep New Public Management (NPM) ini dapat dipandang sebagai suatu konsep baru yang ingin menghilangkan monopoli pelayanan yang tidak efisien yang dilakukan oleh instansi dan pejabat-pejabat pemerintah. Dengan konsep seperti inilah maka Christopher Hood dari London School Of Economic (1995) mengatakan bahwa New Public Management (NPM) mengubah cara-cara dan model bisnis privat dan perkembangan pasar. Cara-cara legitimasi birokrasi publik untuk menyelamatkan prosedur dari diskresi administrasi tidak lagi dipraktikan oleh New Public Management (NPM) dalam birokrasi pemerintahan.Vigoda dan Keban (Pasolong, 2007:34), mengungkapkan bahwa ada 7 (tujuh) prinsip-prinsip NPM, yaitu:1. Pemanfaatan manajemen professional dalam sektor publik;

2. Penggunaan indikator kinerja3. Penekanan yang lebih besar pada kontrol output;

4. Pergeseran perhatian ke unit-unit yang lebih kecil;

5. Pergeseran ke kompetisi yang lebih tinggi;

6. Penekanan gaya sektor swasta pada penerapan manajemen;

7. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih tinggi dalam penggunaan sumber daya (https://haprimokoagow.wordpress.com).3) New Public Service (NPS)

Pada Era ini Falsafahnya Democracy Theory (Teori Demokrasi) run goverment like a democracy (menjalankan pemerintahan seperti Demokrasi) dengan penekanan pada :

1. Melayani warga masyarakat, bukan pelangggan (Serve Citizens, not Customer);2. Mengutamakan kepentingan publik (Seek the Public Interest);3. Lebih menghargai warganegara daripada kewirausahaan (Value Citizenship over Enterpreneurship).

Sehingga dari penekanan paradigma NPS tersebut, peran pemerintah dalam menjalankan administrasi memegang prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Administrator Publik lebih banyak mendengar daripada berkata (More listening than telling) dan lebih banyak melayani daripada mengarahkan (More serving than steering);2. Kerjasama melalui jaringan kerja (networking);3. Akuntabilitas dan transparansi mengiringi responsibilitas pemerintah dalam pelayanan publik;4. Keterlibatan masyarakat sebagai warga negara secara aktif dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan publik;5. Pola pikir bahwa pelayanan kepada masyarakat adalah hal yang wajib bagi Pemerintah.

Perspektif New Public Service membawa angin perubahan dalam administrasi publik. Perubahan ini pada dasarnya menyangkut perubahan dalam cara memandang masyarakat dalam proses pemerintahan, perubahan dalam memandang apa yang dimaksud dengan kepentingan masyarakat, perubahan dalam cara bagaimana kepentingan tersebut diselenggarakan, dan perubahan dalam bagaimana administrator publik menjalankan tugas memenuhi kepentingan publik. Perspektif ini mengedepankan posisi masyarakat sebagai warga negara dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan. Perspektif ini membawa upaya demokratisasi administrasi publik. Pelayanan kepada masyarakat merupakan tugas utama bagi administrator publik sekaligus sebagai fasilitator bagi perumusan kepentingan publik dan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan. (http://ratuagung78.blogspot.com).Pada era paradigma ini, birokrasi lahir dan dibentuk karena kebutuhan masyarakat untuk dilayani. Birokrasi lahir karena rakyat membutuhkan eksistensi mereka untuk membantu masyarakat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Orientasi birokrasinya pun berubah dari melayani Negara menjadi melayani masyarakat. Dengan demikian, yang menentukan ada tidaknya birokrasi dalam masyarakat adalah adanya kebutuhan akan lembaga yang bertugas menyelenggarakan pelayanan publik. Kebutuhan akan pelayanan publik (public service) yang dijalankan birokrasi akan berjalan seiring dengan kebutuhan kolektif (collective needs) dari anggota masyarakat terhadap jenis pelayanan tentang kebutuhan kolektif masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota sehingga jenis organisasi birokrasi yang dibutuhkan untuk melayani mereka juga berbeda Di dalam penerapan New Public Service di Indonesia, beberapa pemerintah daerah telah meluncurkan berbagi program pelayanan kepada masyarakat dengan memperpendek jalur birokrasi dan berorientasi melayani. Beberapa pelayanan tersebut antara lain pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor di pusat perbelanjaan, di Provinsi Lampung, Pembuatan SIM keliling, dan sebagainya. Beberapa anjuran dari paradigma NPS ini seperti, Pertama, Melayani masyarakat sebagai warga negara bukan pelanggan. Kedua, memenuhi kepentingan publik. Kepentingan publik memang sangatlah kompleks, tetapi negara tetap berkewajiban untuk memenuhinya.Ketiga, mengutamakan warganegara di atas kewirausahaan. Kewirausahaan itu penting, tetapi warga negara berada di atas segala-galanya. Keempat, berpikir strategis dan bertindak demokratis. Pemerintah harus mampu bertindak cepat dan menggunakan pendekatan dialog dalam menyelesaikan persoalan publik. Kelima, menyadari komplekstitas akuntabilitas. Keenam, melayani bukan mengarahkan. Ketujuh, mengutamakan kepentingan masyarakat bukan produktivitas (https://www.academia.edu).Dalam NPS kualitas pelayanan publik yang ideal adalah produk pelayanan publik di dalam negara demokrasi setidaknya harus memenuhi tiga indikator melalui tiga indikator (Levine:1990), yaitu:1. Responsiveness adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan.2. Responsibility adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan admninistrasi dan organisasi yang benar dan telah ditetapkan.3. Accountability adalah suatu ukuran yang menujukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan sesuai degan kepentingan stakeholder dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat.

2.3 Permenpan RB Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik2.4 Kajian tentang PajakS.J. Djajadiningrat dalam bukunya Perpajakan Teori Dan Kasus, mendefinisikan pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksaan tetapi tidak ada timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum (Djajadiningrat, 2003). Dalam buku tersebut, pajak dibagi berdasarkan Sifat (pajak subjektif dan pajak objektif), Golongan (pajak langsung dan pajak tidak langsung), dan Wewenang Pemungut pajak (pajak pusat dan pajak daerah). Pajak daerah itu sendiri masih dibagi menjadi 2, yaitu pajak daerah tingkat I (provinsi), dan pajak daerah tingkat II (kabupaten/kota). Untuk pajak daerah tingkat provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah Republik Indonesia, Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat dengan PKB adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. 2.2 Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK)Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) adalah dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoperasian kendaraan bermotor (Ranmor) yang berbentuk surat atau bentuk lain yang diterbitkan Polri yang berisi identitas pemilik, identitas Ranmor dan masa berlaku termasuk pengesahannya (https://ferli1982.wordpress.com/). Di Indonesia, STNK diterbitkan oleh SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) yaitu tempat pelayanan penerbitan/pengesahan STNK oleh tiga instansi yaitu POLRI (Kepolisisan Republik Indonesia), Dinas Pendapatan dan PT. Jasa Raharja. STNK berisi identitas kepemilikan, mulai dari nomor polisi sampai masa berlakunya selama 5 tahun dan diharuskan melakukan cek. Selain itu STNK juga sebagai sarana pelindung masyarakat, Sebagai sarana pelayanan masyarakat dan Sebagai sarana untuk meningkatkan penerimaan negara melalui sektr pajak. (Sheila, dkk: 2012). Adapun cara untuk memperpanjang STNK atau membayar pajak kendaraan bermotor adalah :

1) Isi formulir permohonan perpanjang STNK sesuai data di STNK dan BPKB. Formulir dapat di ambil di loket pendaftaran. 2) Serahkan berkas permohonan perpanjang Pajak STNK tersebut ke Loket Penyerahan berkas.3) Silahkan tunggu sampai dipanggil nama sesuai data yang tercantum di STNK.4) Anda akan diberikan slip pembayaran Pajak yang telah tercantum biaya pajak yang harus dibayar.5) Serahkan Slip pembayaran dan uang sebesar biaya pajak ke Kasir.6) Anda akan memperoleh bukti pelunasan pembayaran pajak dan bukti tersebut diserahkan ke loket Pengambilan STNK.7) Silahkan tunggu hingga nama anda dipanggil. STNK baru anda telah diperpanjang satu tahun ke depan.8) Untuk proses lima tahunan, setelah selesai proses pembayaran pajak STNK, bawa bukti pembayaran pajak tersebut ke loket pengambilan TNKB untuk mengambil Plat nomor yang baru.

Selain di kantor Samsat setempat, khusus proses perpanjangan pajak tahunan juga dapat dilakukan di Samsat keliling dan gerai Samsat. BPKB dan KTP asli dibawa untuk bukti keaslian (https://id-id.facebook.com/notes/ntmc-korlantas-polri). Dengan adanya prosedur tersebut, maka muncullah sebuah pemikiran terkait inovasi pelayanan yang sesuai dengan harapan masyarakat, yakni pelayanan yang cepat dan tidak membingungkan, yakni penggunaan Surat Tanda Nomor Kendaraan Elektronik (e-STNK).

E-STNK adalah sebuah smartchart yang berisi identitas kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan tersebut. E-STNK ini bersifat multifungsi, ia juga berfungsi sebagai pengaman kendaraan dari pencurian. Fungsi utama dari e-STNK ini adalah sebagai identitas pemilik yang sudah tersimpan dalam database admin dan otomatis akan terupdate ketika pengguna sudah melakukan pembayaran PKB. Sehingga pengguna tidak perlu mengisi formulir yang sama setiap tahunnya ketika akan membayar PKB.Dalam penggunaan e-STNK, maka perlu adanya aplikasi yang menunjang pelaksanaannya, yaitu:

1) Sistem InformasiKertahadi (dalam Fatta, 2007), sistem Informasi adalah suatu alat untuk menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi suatu perusahaan yang menyajikan sinergi organisasi pada proses. Adapun komponen dalam sistem informasi adalah:

a. Sistem Aplikasi menurut Ali Zaki dan Smitdev Community adalah komponen yang berguna melakukan pengolahan data maupun kegiatan-kegiatan seperti pembuatan dokumen atau pengolahan data (http://dilihatya.com).b. Teknologi Hardware (computer set and network) dalam kamus Bahasa Indonesia adalah perangkat keras yang terdapat dalam kesatuan komputer yang bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung (nyata) serta berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.

c. SDM (Brainware) adalah setiap orang yang terlibat dalam kegiatan pemanfaatan komputer atau sistem pengolahan data.

2) Tag RFID (Radio Frequency Identification)RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu metode yang bisa digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. RFID tag berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver (http://teknikinformatika-esti.blogspot.com). 3) SMS Gateway

SMS gateway adalah sebuah perangkat yang menawarkan layanan transit SMS, mentransformasikan pesan ke jaringan selular dari media lain, atau sebaliknya, sehingga memungkinkan pengiriman atau penerimaan pesan SMS dengan atau tanpa menggunakan ponsel. SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan computer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-pesan yang di-generate lewat system informasi melalui media SMS yang di-handle oleh jaringan seluler (Azkalfikri dalam Teguh Prasetio: 2013). 3