Contoh tugas kerangka pikir dan hipotesis.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Contoh: kerangka berpikir dan hipotesis

Kerangka berpikir pemecahan masalah berdasar penalaran deduktif

(menyusun kerangka pikir dan hipotesis)Judul:IDENTIFIKASI PENANDA KELAMIN TANAMAN SALAK(SALACCA ZALACCA) BERDASAR ANALISISKROMOSOM DAN DNABAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penanda (marker) untuk identifikasi kelamin fase bibit (fase vegetatif) sangat diperlukan dalam mendukung pengembangan tanaman salak (Salacca zalacca), khususnya studi genetika dan kegiatan pemuliaan salak. Tanaman salak pada umumnya bersifat berumah dua (individu jantan dan betina terpisah). Secara morfologi, kelamin tanaman salak baru dapat diketahui setelah tanaman berbunga, yakni pada umur 3-4 tahun setelah tanam (Mogea, 1973; Tri-Harsono, 1994). ................................................

.............................................................. ................ ............................................ ........dts ..........................................................B. Tujuan:

1. Mempelajari perbedaan kromosom tanaman salak jantan dan betina, mendapatkan penanda jenis kelamin berupa perbedaan kromosom yang spesifik terkait (linked) dengan jenis kelamin.2. Mempelajari perbedaan DNA (susunan basa DNA) tanaman salak jantan dan betina berdasar analisis RAPD, mendapatkan penanda jenis kelamin berupa fragmen DNA spesifik hasil amplifikasi PCR-RAPD terkait (linked) dengan jenis kelamin.

C. Kegunaan penelitian

Penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi pemecahan masalah penentuan kelamin pada tanaman salak fase bibit untuk mendukung studi genetika dan pemuliaan tanaman, yakni:

1. Didapatkan cara uji secara sitologis (perbedaan kromosom)

2. Didapatkan cara uji secara molekular (perbedaan DNA) untuk membedakan tanaman salak jantan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Permasalahan Kelamin Tanaman Salak

B.Genetika Penentuan Kelamin (Sex Determination) pada Tanaman Berumah Dua

C.Analisis Kromosom untuk Identifikasi Penanda Sitologis Terkait (Linked) dengan Kelamin Tanaman

D.Analisis VARIASI DNA DENGAN TEKNIK RAPD untuk Identifikasi Penanda Molekuler DNA Terkaid (Linked) dengan Jenis Kelamin Tanaman

BAB III. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESISA. Landasan Teori Jenis kelamin pada semua spesies sangat ditentukan oleh faktor genetik (Grant et al., 1994; Klug and Cummings, 1997; Snustad et al., 1997). Perbedaan fonotipe tanaman salak jantan dan salak betina, khususnya pada sifat bunga, menunjukkan bahwa keduanya mempunyai susunan genetik (genotipe) berbeda. Analisis perbedaan genetik tanaman salak jantan dan betina dapat mengidentifikasi penanda genetik untuk membedakan tanaman salak jantan dan betina.

Jenis kelamin pada beberapa jenis tanaman terkait dengan kromosom seperti halnya pada hewan (Dellaporte and Calderon-Urrea, 1993). Pada sejumlah tanaman berumah dua, perbedaan morfologi kromosom antara individu jantan dan betina telah berhasil diidentifikasi, sehingga dapat ditentukan jenis kelamin tanaman-tanaman tersebut berdasar sifat morfologi atau susunan kromosom. Sebagaimana pada tanaman berumah dua yang lain, analisis variasi susunan kromosom tanaman salak jantan dan betina sangat potensial untuk mengidentifikasi penanda kelamin sitologis (berdasar variasi kromosom) untuk membedakan tanaman salak jantan dan betina.Identifikasi penanda genetik untuk membedakan individu jantan dan betina juga dapat dilakukan melalui analisis variasi DNA, salah satunya dengan teknik RAPD. RAPD dapat digunakan untuk analisis keterkaitan (linked) antara variasi DNA dengan suatu sifat, salah satunya jenis kelamin. B. Kerangka Berpikir Pemecahan Masalah

C. HIPOTESIS

Berdasar tinjauan pustaka, landasan teori, dan kerangka berpikir dapat disusun hipotesis sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan kromosom tanaman salak jantan dan betina sehingga akan didapatkan penanda kelamin sitologis berupa perbedaan sifat kromosom spesifik terkait (linked) dengan kelamin.

2. Terdapat perbedaan DNA genom tanaman salak jantan dan betina berdasarkan analisis RAPD, sehingga akan didapatkan penanda kelamin molekular berupa fragmen DNA spesifik hasil amplifikasi RAPD yang terkait (linked) dengan kelamin.

DAFTAR PUSTAKA

Alstrom-Rapaport, C., M. Lascoux, Y.C. Wang, G. Roberts, and G.A. Tuskan. 1998. Identification of a RAPD Marker Linked to Sex Determination in the Basket Willow (Salix viminalis L.). J. Hered. 89 (1): 44 - 49.

Dellaporta, S.L. and A. Calderon-Urrea. 1993. Sex Ditermination in Flowering Plant. The Plant Cell 5: 1241-1251.

Duran, B and R. Duran. 1991. Sex Deteremination and Reproductive Organ Differentiation in Mercurialis. Plant Sci. 80: 49 - 65.

Gorelick, R. 2005. Theory for Why Dioecious Plants Have Equal Length Sex Chromosomes. American Journal of Botany 92: 979-984.

Grant, S., A. Houben, B. Vyskot, J. Siroky, W.H. Pan, J. Macas, and H. Saedler. 1994. Genetics of Sex Determination in Flowering Plants. Dev-genet. 15 (3): 214 - 230.

Korpelainen, H. 2002. A genetic method to resolve gender complements investi-gations on sex ratios in Rumex acetosa. http://www.ias.ac.in/currsci/ jan252002/131.pdf. (access 10 Agustus 2006).La-Muhuria. 1996. Analisis Kromosom untuk Penentuan Jenis Kelamin Tanaman Pala. Tesis S2. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 53 h.

Parjanto, Sukarti-Moeljopawiro, W.T. Artama, dan Aziz-Purwantoro. 2003. Kariotip Kromosom Salak. Zuriat 14 (2): 21 - 28.

dst. .. .. .. ..