20
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Sejak tahun 1970-an sampai 2005, kurikulum pendidikan dokter di Indonesia berorientasi pada masyarakat atau dikenal dengan COME (Community Oriented Medical Education), dengan lama pendidikan 4 tahun untuk tingkat sarjana ditambah 2 tahun untuk tingkat profesi. Hal ini didasarkan pada kebutuhan nasional pada saat tersebut untuk mengisi pusat-pusat pelayanan primer diseluruh Indonesia. Lulusan dokter pada masa tersebut langsung ditempatkan didaerah terutama di daerah terpencil, untukm menjadi dokter yang memberikan pelayanan bagi masyarakat atau yang dikenal dengan dokter impress atau dokter puskesmas. Lulusan dokter yang dihasilkan sebelum tahun 2005 atau dokter yang mengikuti pendidikan KIPDI I dan II adalah dokter dengan kompetensi dokter komunitas. Setelah tahun 2005, terjadi perubahan orientasi pendidikan kedokteran yang bertujuan mencetak dokter dengan prinsip- prinsip pelayanan dokter keluarga, dengan lama pendidikan tiga setengah tahun untuk tingkat sarjana, satu tahun untuk tingkat profesi dan satu tahun untuk internship. Jadi kompetensi lulusan dokter dengan KIPDI III atau dengan system PBL adalah sebagai dokter dengan pendekatan dokter keluarga. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menyikapi hal tersebut dengan melaksanakan FOME (Family Oriented Medical Education) untuk dapat melahirkan dokter dengan kompetensi sebagai dokter dengan pendekatan dokter keluarga yang dimulai pelaksanaan nya pertama kali untuk angkatan tahun 2009. Setelah program FOME berjalan satu tahun masih didapatkan berbagai kekurangan yang harus senantiasa diperbaiki dan di lengkapi. Pada tahun kedua program ini direncanakan kegiatan yang dilaksanakan lebih berbasis kepada pendekatan keluarga dilapangan dan meminimalkan pemberian materi secara perkuliahan, sehingga mahasiswa diharapkan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk praktek lapangan dan berinteraksi dengan keluarga sesuai dengan yang di harapkan.

contoh laporan FOME

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FOME

Citation preview

Page 1: contoh laporan FOME

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar belakang Sejak tahun 1970-an sampai 2005, kurikulum pendidikan dokter di Indonesia berorientasi

pada masyarakat atau dikenal dengan COME (Community Oriented Medical Education), dengan lama pendidikan 4 tahun untuk tingkat sarjana ditambah 2 tahun untuk tingkat profesi. Hal ini didasarkan pada kebutuhan nasional pada saat tersebut untuk mengisi pusat-pusat pelayanan primer diseluruh Indonesia. Lulusan dokter pada masa tersebut langsung ditempatkan didaerah terutama di daerah terpencil, untukm menjadi dokter yang memberikan pelayanan bagi masyarakat atau yang dikenal dengan dokter impress atau dokter puskesmas. Lulusan dokter yang dihasilkan sebelum tahun 2005 atau dokter yang mengikuti pendidikan KIPDI I dan II adalah dokter dengan kompetensi dokter komunitas.

Setelah tahun 2005, terjadi perubahan orientasi pendidikan kedokteran yang bertujuan mencetak dokter dengan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga, dengan lama pendidikan tiga setengah tahun untuk tingkat sarjana, satu tahun untuk tingkat profesi dan satu tahun untuk internship. Jadi kompetensi lulusan dokter dengan KIPDI III atau dengan system PBL adalah sebagai dokter dengan pendekatan dokter keluarga.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menyikapi hal tersebut dengan melaksanakan FOME (Family Oriented Medical Education) untuk dapat melahirkan dokter dengan kompetensi sebagai dokter dengan pendekatan dokter keluarga yang dimulai pelaksanaan nya pertama kali untuk angkatan tahun 2009. Setelah program FOME berjalan satu tahun masih didapatkan berbagai kekurangan yang harus senantiasa diperbaiki dan di lengkapi. Pada tahun kedua program ini direncanakan kegiatan yang dilaksanakan lebih berbasis kepada pendekatan keluarga dilapangan dan meminimalkan pemberian materi secara perkuliahan, sehingga mahasiswa diharapkan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk praktek lapangan dan berinteraksi dengan keluarga sesuai dengan yang di harapkan.

I.2 Definisi

Family oriented medical education (FOME) merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendidik mahasiswa dengan prinsip-prinsip dasar pelayanan dengan pendekatan keluarga yaitu : holistic, komprehensif, kontinyu, koordinatif, kolaboratif, dan family center

I.3 TujuanTujuan umum Family oriented medical education (FOME) memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk mengenal masalah kesehatan keluarga secara komprehensif dan holistik, mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga, dapat memberikan solusi secara promotif dan preventif serta dapat menimbulkan rasa empati terhadap pasien.

Tujuan khusus Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami masalah kesehatan setiap keluarga

Page 2: contoh laporan FOME

Mahasiswa dapat mengidentifikasi factor-faktor yang berhubungan dengan masalah kesehatan keluarga (internal dan eksternal)

Mahasiswa mampu mengetahui masalah kesehatan keluarga yang mempunyai indikasi untuk dirujuk ke puskemas atau rumah sakit

Mahasiswa mampu merasakan empati terhadap keluarga yang mengalami masalah kesehatan, terutama keluarga miskin

Mahasiswa mampu memberikan solusi secara promotif dan preventif dalam penanganan masalah kesehatan keluarga binaan

I.4 Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan pada semester 3 hingga semester 4 pada tahun ajaran 2011-2012

BAB II

Page 3: contoh laporan FOME

TEORI

II.1 Definisi Air Susu Ibu (ASI)Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-

garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.

Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 (empat) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat.

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.

II.2 Manfaat Air Susu Ibu ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:

ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:

Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam

organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.

ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,

Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada

bayi. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapatmemberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:

Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.

Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil

Mempercepat berhentinya pendarahan post partum. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan

(menjarangkan kehamilan) Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.

Page 4: contoh laporan FOME

II.3 Waktu Pemberian ASIGolongan Umur (Bulan)

Pola Pemberian ASI/MP-ASIASI MP-ASI

Makanan Lumat

Makanan Lembik

Makanan Keluarga

0 – 44 – 66 – 1212 – 24

II.4 Penatalaksanaan

Posisi badan ibu dan badan bayi

Ibu harus duduk dengan santai

Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala

Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu

Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu

Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan

lengan bayi

Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan

lengan ibu bagian dalam

Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola

Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C  yaitu payudara

dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau

dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola  dijepit oleh jari telunjuk dan

jari tengah seperti gunting) dibelakang areola

Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)

Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah

Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi

bukan belakang kepala

Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bayi

Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi

Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada

diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang

lunak (palatum molle)

Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah

sehingga ASI akan keluar

Page 5: contoh laporan FOME

Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu

dipegang atau disangga lagi

Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan

maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi

telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu

Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus  bayi

BAB IIIGAMBARAN KELUARGA

Page 6: contoh laporan FOME

Berkas Keluarga Binaan

Kelompok : 20

Nama Mahasiswa : Neila Azka

Pembimbing : drs. Endrinaldi, MS

III.1 Data Demografi Keluarga

Kepala Keluarga : Sofian Hadi

Alamat : Jalan Purus III, Gg. Lima, No. 31, Padang

No telp : 085265416201

Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga

No Nama Kedudukan dalam keluarga

Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Berpartisipasi dalam pembinaan

Keterangan tambahan

1 Sofian Hadi Kepala KeluargaLaki-laki 35 thn - Pelayan rumah maka

Tidak Bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga sulit untuk ditemui

2 Gusmira Istri Perempuan 35 thn - Ibu rumah tangga

Ya

3 Tiara Putri A Anak Perempuan 10 thn 4 SD Siswa Ya4 Intan Kemala

CitraAnak Perempuan 7 thn 2 SD Siswa Ya

5 Rafa Arjuna Putra

Anak Laki-laki 2 thn - Ya

Tabel 2. Fungsi-fungsi dalam keluarga

Page 7: contoh laporan FOME

Fungsi Keluarga Penilaian Kesimpulan pembina untuk fungsi keluarga yang

bersangkutan

Biologis Terhadap fungsi biologis didapatkan hasil: Tidak terdapat ANC yang sempurna

dari keluarga ini, karena ibu sendiri tidak melakukan ANC untuk memantau perkembangan kandungannya selama 3 kali kehamilannya.

Dalam menghadapi anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga ini menggunakan layanan jasa puskesmas dan bidan

Keluarga ini tidak melakukan KB di lihat dari jumlah anak yang sudah 3

Dari hasil pengamatan didapatkan : Untuk ANC dirasakan

kurang sekali dan berdampak buruk pada kelahiran anak ke-3 dimana anak keluarga ini lahir dalam keadaan sungsang

Untuk pelaksanaan KB dirasa keluarga ini masih kurang dalam pengetahuaannya dalam menggunakan alat kontrasepsi

Psikologis Dalam fungsi psikologis terlihat bahwa orangtua dalam keluarga ini mampu untuk tetap menjaga komunikasi dengan anak-anaknya.

Dalam penilaian psikologis yang dinilai dari komunikasi keluarga terlihat baik.

Page 8: contoh laporan FOME

Sosial Dalam fungsi social di dapatkan : Pada pendidikan formal dan informal

orangtua anak-anak tersebut yang walaupun hanya memiliki tingkat pendidikan rendah tetap sadar akan pendidikan anak-anaknya dan berusaha untuk menyekolahkan anaknya dan memberikan pendidikan agama melalui TPA yang ada di lingkungan rumahnya

Hubungan keluarga ini dengan tetangga sekitar terlihat baik yang dinilai dari adanya komunikasi antar tetangga

Riwayat pekerjaan sendiri dapat di nilai merupakan tingkat pekerjaan kelas menengah ke bawah Karena ayahnya yang hanya bekerja sebagai pelayan dirumah makan dan ibunya yang bekerja sambilan untuk membuat ketupat

Dalam komuikasi dan hubungan social dengan tetangga sekitar dapat dinilai baik, dan adanya perhatian terhadap pendidikan anak juga dinilai baik

Ekonomi & Pemenuhan kebutuhan

Untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarga ini lebih memprioritaskan kepada pemenuhan kebutuhan untuk makan sehari-hari dan juga pendidikan anaknya

Dari segi ekonomi dapat di nilai bahwa keluarga ini termasuk dalam ekonomi menengah

III.2 Data Risiko Internal Keluarga

Tabel 3. Perilaku kesehatan keluarga

Perilaku Sikap & perilaku keluarga yang menggambarkan perilaku tsb

Kesimpulan pembina untuk perilaku ybs

Kebersihan Pribadi & Lingkungan

Setiap hari pada pagi hari sang ibu dari keluarga tersebut membersihkan rumah dan dalam setiap kali kunjungan rumah tersebut berada dalam keadaan rapi

Perhatian keluarga terhadap kebersihan rumah dan lingkungan baik

Page 9: contoh laporan FOME

Pencegahan Spesifik Dalam tindakan pencegahan dari segi imunisasi di dapatkan bahwa imunisasi dilakukan dengan lengkap, namun ANC tidak dilakukan dengan baik, dan dalam pencegahan penyakit didapatkan keluarga ini terlihat lalai karena masih menggunakan prinsip mengobati penyakit yang dinilai dari tidak adanya perhatian orang tua terhadap kebersihan anak-anaknya saat anak-anaknya bermain tanpa menggunakan sandal

Masih kurangnya perhatian keluarga terhadap terhadap tindakan pencegahan penyakit yang mungkin di karenakan kurangnya pendidikan terhadap upaya pencegahan penyakit

gizi keluarga Dalam kecukupan gizi dapat dilihat adanya pemenuhan gizi diberikan /disediakan dirumah, namun anak-anak dari keluarga ini masih sering mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan yang ada di sekolahnya

Dalam pemenuhan gizi dapat disimpulkan bahwa pemberian gizi pada anak tercukupi

latihan jasmani / aktifitas fisik

Tidak ada kegiatan olah raga dari keluarga ini dikarenakan ayah nya yang sibuk bekerja dari pagi sampai sore, dan ibunya yang sibuk dengan kegiatan rumah tangga dan mengurus anak ke-3 nya yang masih kecil

Kurangnya kegiatan olahraga mungkin dikarenakan kesibukan dari orang tua dan tidak adanya perhatian akan pentingnya latihan jasmani

penggunaan pelayanan kesehatan

Dalam penggunaan layanan kesehatan keluarga ini lebih memilih untuk berobat ke bidan dan puskesmas di daerah setempat

Dalam penggunaan pelayanan kesehatan dirasa cukup baik karena adanya tindakan pengobatan untuk mencegah semakin parahnya penyakit

kebiasaan / perilaku lainnya yang buruk untuk kesehatan

Tidak ada ditemukan kebiasaan minum alcohol atau pun merokok dalam keluarga ini.

Dalam menjaga perilaku seperti tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol disimpulkan sangat baik

Page 10: contoh laporan FOME

III.3 Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan Keluarga

Tabel 4. Faktor pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan pembina untuk faktor pelayanan kesehatan

Pusat pelayanan kesehatan yang digunakan oleh keluarga

Puskesmas dan bidanDalam pelayanan kesehatan keluarga ini lebih memilih ke puskesmas dan bidan, bukan ke rumah sakit umum dikarenakan jarak tempuh yang jauh, pelayanan yang dianggap kurang baik, dan proses administrasi yang sulit

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan tersebut

Dengan berjalan kaki atau menggunakan ojek

Tarif pelayanan kesehatan tersebut dirasakan

sangat mahal mahal terjangkau murah gratis

Kualitas pelayanan kesehatan tersebut dirasakan

sangat baik baik biasa tidak memuaskan Buruk

Tabel 5. Lingkungan tempat tinggal

Kepemilikan rumah : menumpang /kontrak/ hibah/ milik sendiriDaerah perumahan : kumuh / padat bersih / berjauhan/ mewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan pembina untuk lingkungan tempat

tinggal

Luas rumah : 12 x 6 m2 Untuk rumah tinggal keluarga ini sendiri dapat dinilai bahwa rumah bersih namun agak gelap walaupun di siang hari karena sinar matahari yang tidak masuk karena lingkungan perumahan yang sangat berdekatan

Jumlah orang dalam satu rumah : 5 org

Luas Halaman rumah : 3 x 6 m2

Bertingkat / tidak bertingkat

Lantai rumah dari : tanah / semen / keramik / lain-lain*

Dinding rumah dari : papan / tembok / kombinasi*

Penerangan di dalam rumahJendela adaListrik : ada/tidakBila tidak, malam hari menggunakan………………

Page 11: contoh laporan FOME

VentilasiKelembapan rumah : lembap/tidak*Bantuan ventilasi di dalam rumah : ada/tidak*Bila ada, yaitu : AC / Kipas angin / exhaust fan*

Kebersihan di dalam rumah : bersih

Tata letak Barang dalam rumah : tertata rapi

III.4 Skor kemampuan keluarga dalam penyelesaian masalah dan Rencana Penatalaksanaan

No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Coping score awal

1 Masalah internal : Pemberian ASI pada

anak hingga mencapai usia 2 tahun

Penggunaan sandal saat bermain bagi anak-anak

Ibu dan anak-anak dari keluarga binaan

Dilakukan pada pertemuan ke-2 dan ke-3

Hasil yang diharapkan adalah : Anak dapat

diberikan ASI hingga usia mencapai 2 tahun

Anak mau menggunakan sandal saat bermain dan membersihkan badan selesai bermain

1

Page 12: contoh laporan FOME

2 Masalah eksternal Lingkungan masyarakat di

sekitar keluarga yang tidak bersih sehingga mempengaruhi lingkungan di sekitar rumah keluarga binaan

Kurangnya pencahayaan rumah sehingga rumah sedikit lembab karena lingkungan yang padat

Seluruh anggota keluarga

Dilakukan pada pertemuan ke-2 dan ke-3

Keluarga secara bersama membersihkan halaman rumahnya

Dibukanya jendela dari pagi hingga sore hari sehingga sirkulasi udara mampu mengurangi kelembapan rumah

1

Keterangan Coping score:

1 = Tidak dilakukan, menolak, tidak ada partisipasi

2 = Mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber (hanya keinginan) penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider

3 = Mau melakukan, namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan sehingga penyelesaian masalah dilakukan sebagian besar oleh provider

4 = Mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider

5 = Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

Page 13: contoh laporan FOME

BAB IVPEMBAHASAN

IV.1 Tindak lanjut dan hasil intervensi

Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, KEMAJUAN MASALAH KESEHATAN KELUARGA, KESESUAIAN DENGAN HASIL YANG

DIHARAPKAN & RENCANA SELANJUTNYA

Kedatangan pertama

Dalam kedatangan pertama pembina hanya melakukan perkenalan diri terhadap keluarga dan belum melakukan tindakan apapun

TINDAK LANJUT I

Dalam pertemuan kedua pembina melakukan wawancara dengan keluarga yang bersangkutan mengenai biodata dan masalah yang ada untuk melakukan tindakan intervensi selanjutnya.

Dalam pertemuan ke-2 ini pembina menemukan bahwa anak ke-3 masih dalam usia yang perlu di berikan ASI, masuknya papilla mamae dari payudar si ibu , kurangnya kebersihan dari anak-anak tersebut yang tidak menggunakan sandal saat bermain.

TINDAK LANJUT II

Dalam pertemuan ke-3 pembina mencoba untuk tetap menggalakkan ASI agar tetap diberikan kepada anaknya yang ke-3 hingga cukup mencapai usia 2 tahun, dan juga mencoba memberikan penjelasan singkat kepada si ibu untuk mencoba menarik papilla mamae nya pada saat mandi secara manual

Page 14: contoh laporan FOME

BAB VPENUTUP

V.1 Kesimpulan Kesimpulan Pembinaan Keluarga pada Pembinaan Keluarga Saat ini (keadaan kesehatan

keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama, faktor-faktor pendukung dan penghambat partisipasi keluarga, indikator keberhasilan, serta rencana pembinaan keluarga selanjutnya)

Masalah kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama dan coping score akhir

Tidak ditemukan adanya masalah kesehatan pada akhir pembinaan Keluarga dapat dinasehati mengenai pemberian ASI dan menjaga kebersihan rumah Namun dalam masalah kelembapan rumah dan pemakaian sandal oleh anak-anak saat

bermain tidak berhasil dilakukan

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan keluarga :

Adanya sikap mau menerima dari ibu dan anak-anak di keluarga binaan terhadap pembina sehingga mudah untuk melakukan pembinaan

Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan keluarga :

Sulitnya untuk bertemu dengan kepala keluarga sehingga pembinaan hanya dapat dilakukan pada ibu dan anak-anak dalam keluarga tersebut

Dikarenakan sulit untuk mengadakan komunikasi dengan keluarga karena masih rendahnya kemampuan pembina dalam komunikasi dan kurang komunikatifnya keluarga sehingga sulit untuk menemukan masalah kesehatan dan menyampaikan apa yang pembinaan yang ingin dilakukan

Rencana pembinaan keluarga selanjutnya :

Untuk perencanaan penbinaan keluarga selanjutnya adalah berusaha untuk tetap bisa menghubungi keluarga sehingga dapat mengontrol pembinaan yang telah dijalankan sebelumnya