28
LABA RUGI DAGANG 1. Pengertian Harga Pokok Penjualan. Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan. a. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual. b. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian. 2. Rumus Menghitung Penjualan Bersih. Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari: penjualan kotor; retur penjualan; potongan penjualan; penjualan bersih. Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut: Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

analisis laba rugi

  • Upload
    el-loen

  • View
    3.468

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisis laba rugi

LABA RUGI DAGANG

1. Pengertian Harga Pokok Penjualan.

Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan.

a. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.

b. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan.

Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan

diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga

pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

2. Rumus Menghitung Penjualan Bersih.

Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan

Perusahaan.

Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:

penjualan kotor;

retur penjualan;

potongan penjualan;

penjualan bersih.

Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:

Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan

penjualan.

3. Rumus Menghitung Pembelian Bersih.

Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga

pokok penjualan.

Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:

pembelian kotor;

biaya angkut pembelian;

retur pembelian dan pengurangan harga;

retur pembelian;

Page 2: analisis laba rugi

potongan pembelian.

Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur

pembelian – potongan pembelian.

4. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.

Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu

unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.

Unsur-unsur itu antara lain:

persediaan awal barang dagangan;

pembelian;

biaya angkut pembelian;

retur pembelian dan pengurangan harga;

potongan pembelian

Rumus harga pokok penjualan:

HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan

akhir

HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir

Keterangan :

Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan +

pembelian bersih.

Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian –

potongan pembelian.

Atau

Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban

angkut Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.

Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.

Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.

Page 3: analisis laba rugi

Perhatikan bagan di bawah ini.

5. Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan

beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.

Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:

Laba bersih = laba kotor – beban usaha.

Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.

1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.

2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan

penjualan.

Untuk menghitung laba kotor adalah:

Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.

Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :

Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga –

potongan penjualan.

6. Menyusun Laporan Laba Rugi.

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan

multiple step.

A. Single Step/Langsung.

Page 4: analisis laba rugi

Laporan single step/langsung yaitu laporan laba rugi di mana semua

pendapatan dijumlahkan menjadi satu, demikian juga untuk bebannya,

kemudian dicari selisihnya untuk mengetahui laba atau rugi.

B. Multiple Step (Bertahap)

Laporan laba rugi bentuk multiple step (bertahap) adalah laporan laba rugi

dengan mengelompokkan atau memisahkan antara pendapatan usaha dan

pendapatan di luar usaha, dan memisahkan pula antara beban usaha dan

beban di luar usaha, baru kemudian dicari selisihnya sehingga akan

diperoleh laba atau rugi usaha.

Page 5: analisis laba rugi

7. Perusahaan Unsur Laporan Perubahan Modal.

Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan

perubahan modal selama satu periode akuntansi.

Perubahan modal diakibatkan oleh adanya pengambilan pribadi, diperolehnya

laba, dideritanya kerugian atau adanya setoran pribadi.

Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:

modal awal

laba atau rugi

pengambilan pribadi

setoran pribadi

modal akhir.

8. Unsur-unsur Laporan Neraca.

Page 6: analisis laba rugi

Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan perusahaan

pada saat tertentu unsur-unsur neraca terdiri dari :

Harta

kewajiban/utang

modal

Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk

scontro/sebelah menyebelah.

Page 7: analisis laba rugi

Penjualan bersih (net sales)

Semua jumlah yang dibebankan kepada pembeli oleh karena adanya penjualan

barang dagang, baik secara kredit maupun tunai dilaporkan sebagai penjualan kotor.

Penjualan barang dagang, baik secara kredit maupun tunai dilaporkan sebagai

penjualan kotor. Penjualan retur dan potongan harga serta potongan penjualan di

laporkan sebagai pengurangan terhadap penjualan kotor sehingga di peroleh

penjualan bersih.

Dari penjualan bersih ini pimpinan perusahaan dapat melihat secara sepintas

sukses tidak nya kegiatan usaha perdagangan yang di jalan kan kadang-kadang

penjualan bersih (yang sering disebut omzet penjualan) di bandingkan tiap-tiap

kategori biaya yang terdapat dalam perhitungan rugi-laba untuk mengetahui

perubahan yang menyolok dalam hubungan antara penjualan dan biaya.

Harga pokok penjualan

hubungan antara harga pokok penjualan dengan penjualannya bersifat

langsung dan dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan menutup biaya-

biaya yang bersifat tetap seperti misalnya biaya penjualan serta biaya administrasi

dan umum.

Laba kotor

Selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba

kotor (gross profit) atau margin kotor (gross profit) disebut kotor oleh karena jumlah

ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya penjualan serta biaya-biaya

administrasi dan umum. Seperti halnya harga pokok penjualan, laba kotor

menunjukkan hubungan antara harga yang dibebankan kepada langganan untuk

barang-barang yang dijual dengan harga perolehan barang yang bersangkutan.

Page 8: analisis laba rugi

Biaya-biaya penjualan

Biaya-biaya penjualan (selling expenses) adalah semua biaya terjadi dengan

maksud untuk promosi, penjualan dan pengangkutan barang-barang yang di jual,

misalnya biaya advertensi, perlengkapan toko dan penyusutan peralatan toko.

Kelompok biaya ini dapat menunjukkan efektivitas kegiatan promosi dan penjualan.

Biaya administrasi dan umum

Biaya administrasi dan umum (general and administrative expenses) adalah

biaya yang bersifat umum dalam perusahaan, misalnya gaji bagian administrasi,

perlengkapan kantor dan penyusutan peralatan kantor.

Seperti halnya biaya penjualan, biaya administrasi dan umum dapat

menunjukkan efektivitas bagian administrasi dan umum serta biaya penjualan disebut

bersama-sama sebagai biaya operasi (operating expense).

Laba Operasi

Selisih antara laba kotor dan biaya operasi disebut dengan laba dari operasi

(income from operation) atau laba operasi (operating income).

Laba operasi adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan normal

perusahaan.

Dihubungkan dengan modal dan penjualan bersih, laba operasi dapat

menunjukkan efisiensi penjualan pimpinan perusahaan serta tingkat profitabilitasnya.

Pendapatan lain-lain

Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan

(perdagangan) dikelompokkan ke dalam pendapatan lain-lain (other income) atau

pendapatan non operasi (non operating income). Termasuk dalam kelompok ini

misalnya adalah keuntungan dari penjualan harta tetap, pendapatan sewa dan lain-

lain.

Page 9: analisis laba rugi

Biaya lain-lain

Biaya-biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan

kegiatan utama perusahaan (perdagangan) dikelompokkan ke dalam biaya lain-lain

(other expense) atau biaya non operasi (non operating expense). Biaya bunga

merupakan salah satu contoh dari biaya ini. Kadang-kadang oleh karena biaya bunga

ini timbul sebagai akibat dari kegiatan perusahaan untuk memperoleh dana

(pembelanjaan), maka ia disebut sebagai biaya pembelanjaan (financing expenses).

Contoh lain dari biaya lain-lain adalah kerugian dari penjualan harta tetap. Dalam

perhitungan rugi-laba, pendapatan dan biaya lain-lain kadang-kadang digabung.

Laba bersih

Angka terakhir dalam perhitungan rugi-laba adalah laba bersih (net profit).

Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya apabila

perusahaan menderita rugi angka terakhir dalam perhitungan rugi-laba adalah rugi

bersih (net loss).

Neraca

Bentuk neraca untuk perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan

perusahaan jasa seperti yang telah dibahas dalam unit-unit yang lalu. Perbedaannya

adalah lebih banyaknya harta dan hutang yang harus dilaporkan.

Neraca ini menunjukkan bahwa Perusahaan Dagang Maju adalah perusahaan

perseorangan yang dimiliki oleh Tuan Basuki.

Kas

Termasuk dalam kelompok ini sebetulnya adalah kas dan bank, tetapi untuk

memudahkan selama ini hanya disebut kas begitu saja. Kas adalah saldo uang tunai

yang ada di perusahaan dan bank adalah saldo rekening Koran perusahaan tersebut di

Page 10: analisis laba rugi

bank. Harta ini merupakan harta yang paling lancar bagi perusahaan oleh karena

dapat langsung dipergunakan.

Wesel tagih.

Wesel tagih path hakekatnya merupakan piutang juga, tetapi dalam hal ini

debitur memberikan janji tertulis bahwa ia akan membayar sejumlah uang pada

tanggal tertentu. Pada piutang janji tertulis demikian tidak ada. Wesel tagih yang juga

disebut dengan promes dapat dibuat atas nama atau atas unjuk. Oleh karena adanya

janji tertulis ini kedudukan wesel tagih di mata perusahaan lebih kuat dibandingkan

dengan piutang dagang sehingga dalam neraca dicantumkan diatas piutang dagang.

Persediaan.

Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual

kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan. Dalam perusahaan dagang jenis

persediaan yang selama ini dikenal adalah persediaan barang dagang dan

perlengkapan. Apabila persediaan dijual secara tunai maka ini berarti bahwa

persediaan tersebut langsung ditukarkan dengan uang. Tetapi apabila persediaan

tersebut dijual secara kredit, maka persediaan tersebut mula-mula ditukarkan ke

piutang, baru kemudian dan piutang menjadi uang.

Pembayaran dimuka (prepayments).

Pembayaran dimuka dapat digolongkan menjadi uang muka (advances) dan

biaya dibayar dimuka (prepaid expenses). Uang muka adalah pembayaran dimuka

yang nanti akan diperhitungkan pada waktu perolehan suatu harta, sedangkan biaya

dibayar dimuka, seperti namanya sudah menyebutkan, adalah pembayaran dimuka

untuk biaya. Contoh dan uang muka adalah uang muka pembelian persediaan, dan

uang muka pembelian harta tetap. Contoh biaya dibayar dimuka adalah sewa dibayar

Page 11: analisis laba rugi

dimuka, asuransi dibiayai di muka, pembayaran dimuka pajak perseroan (dalam

bentuk MPS dan MPO), perlengkapan kantor, perlengkapan toko dan lain-lain.

Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang adalah penanaman modal dalam perusahaan lain

dengan tujuan untuk investasi. Berbeda dengan surat-surat berharga dimana tujuan

pemilikannya adalah untuk dipeijua1 belikan, surat-surat berharga yang digolongkan

dalam investasi jangka panjang dimiliki untuk jangka waktu panjang dan terutama

untuk tujuan investasi.

BAB 17

ANALISA ATAS

LAPORAN LABA-RUGI

Seperti telah dibahas dalam Bab 2, semula orang (khususnya para kreditor)

berpendapat bahwa dalam menilaikan suatu perusahaan yang terpenting adalah

pemeriksaan atas neraca perusahaan tersebut, karena dari neraca, dapat dilihat aktiva-

aktiva yang dapat disita dan dijual, jika perusahaan tersebut bangkrut. Laporan laba

rugi pada waktu itu hanya dianggap sebagai laporan tambahan.

Lambat laun orang mulai sadar bahwa dalam menilaikan suatu perusahaan,

lebih penting dari nilai aktiva-aktiva yang dapat dipakai sebagai jaminan, adalah

kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup terus dan berkembang. Ini tergantung

dari kemampuan perusahaan untuk menjual produksi, membayar biaya-biaya

produksi/bahan, upah, dan lain-lain, dan akhirnya mencapai laba yang wajar.

Informasi yang demikian terdapat pada laporan Laba Rugi dan karenanya pada

pertengahan kedua dari abad ke 20, perhatian orang mulai dipindahkan pada laporan

Laba-Rugi tersebut.

Cara perhitungan Laba

Page 12: analisis laba rugi

Laba merupakan selisih antara hasil (penjualan) dan biaya-biaya selama suatu

jangka waktu tertentu. Dalam menghitung laba (rugi), harus ditaati prinsip-prinsip

akuntansi yang lazim. Dalam bab 2 telah dibicarakan mengenai waktu didapatnya

hasil dan dibicarakan perbedaan antara pengeluaran-pengeluaran yang harus

diaktifkan (artinya dicatat secara aktiva) dan secara periodik disusutkan atau

diamortisasikan.

Namun karena prinsip-prinsip akuntansi yang lazim itu bukan merupakan

prinsip-prinsip yang absolut, maka dalam perhitungan laba-rugi terdapat faktor

“kebijaksanaan” yang besar. Oleh karena itu, dalam perhitungan tersebut, kadang-

kadang dilakukan window-dressing dengan maksud agar supaya perusahaan yang

bersangkutan nampak lebih baik dari keadaan yang sebenarnya dan malah mungkin

pula dilakukan manipulasi dengan maksud jahat. Mereka yang ingin mengetahui

persoalan ini dengan lebih mendalam dapat membaca buku Graham and Dodd yang

berjudul Security Analysis. Persoalan ini akan kita singgung lagi dalam Seksi V pada

pembicaraan mengenai Pemeriksaan Akuntansi atau Auditing.

Susunan Laporan Laba-Rugi

Untuk memungkinkan analisa yang baik, maka dalam menyusun laporan laba

rugi, lazimnya dibedakan antara:

a. Laba (Rugi) dan operasi.

Laba dari operasi adalah selisih antara hasil dan biaya-biaya “operasi biasa”.

Yang dimaksudkan dengan “operasi biasa”, adalah aktivitas-aktivitas yang memang

termasuk rencana perusahaan.

b. Laba (Rugi) di luar operasi biasa (non-operating income).

Dalam kelompok ini termasuk semua hasil dan biaya yang bukan didapat dari

operasi biasa. Sebagai contoh telah disebut penjualan mobil dan mesin yang rusak.

Contoh lain adalah laba dari penjualan surat-surat berharga yang dibeli oleh

perusahaan sebagai investasi jangka pendek. Meskipun penjualan barang-barang

Page 13: analisis laba rugi

tersebut menyebabkan hasil dan biaya-biaya ekstra, namun karena hasil dan biaya

tersebut adalah di luar rencana operasi dan bersifat insidentil, maka hasil dari biaya

jual harus dipisahkan.

c. Koreksi-koreksi atas perhitungan laba tahun-tahun yang lalu (kalau ada).

Kesalahan atas perhitungan laba tahun-tahun yang lalu menyebabkan

pergeseran yang akan mempengaruhi laba-rugi tahun yang terakhir. Contoh-contoh

dari kesalahan-kesalahan demikian misalnya adalah kekurangan-kekurangan pada

perhitungan persediaan barang pada akhir tahun dan pajak-pajak mengenai tahun-

tahun yang lalu yang belum dibukukan. Koreksi yang demikian akan menambah atau

mengurangi laba tahun yang dihadapi. Namun karena sifatnya khusus, maka ini juga

harus dipisahkan.

d. Pajak

Dilihat dari sudut pemegang saham, pajak merupakan biaya. Namun, pajak

berbeda dari biaya-biaya lain karena besarnya pajak tergantung dari policy

pemerintah yang hendak mengarahkan perekonomian ke suatu arah tertentu.

Misalnya, tidak semua perusahaan dikenakan pajak yang sama (ada perusahaan yang

diberi tax-holiday) dan persentasi yang dikenakan juga tidak sama tetapi tergantung

dari besarnya laba (prinsip progressive).

Seperti ternyata dari contoh pada halaman 240 laporan laba rugi dapat dipecah

menjadi beberapa bagian seperti di bawah ini:

1. Hasil penjualan bersih.

Hasil penjualan bersih adalah hasil penjualan kotor setelah dikurangi dengan

pengurangan karena ada barang yang dikembalikan oleh pembeli ataupun karena

potongan yang diberikan pada pembeli (misalnya potongan yang diberikan karena

kualitas barang ternyata tidak sesuai dengan yang dijanjikan).

Pengurangan-pengurangan tersebut harus kita perhatikan dengan baik, karena

mi menunjukkan bahwa ada langganan yang tidak puas dengan barang yang diterima.

Page 14: analisis laba rugi

Dalam perusahaan yang berjalan baik, hasil penjualan bersih harus cukup

untuk menutup pokok penjualan dan biaya-biaya lain dan selanjutnya memberikan

sisa laba yang wajar.

Page 15: analisis laba rugi

2. Pokok Penjualan

Dalam perusahaan dagang, pokok penjualan dapat dihitung berdasarkan

persamaan: persediaan awal + pembelian – persediaan akhir = pokok penjualan.

Dalam perusahaan pabrikasi cara perhitungannya agak lebih ruwet. Biasanya, dalam

perusahaan pabrikasi disediakan suatu skedul khusus untuk menyatakan perhitungan

pokok penjualan. Skedul tersebut dapat berupa seperti di bawah ini:

Bahan langsung:

Persediaan awal xxxxditambah pembelian xxxx

xxxx

dikurangi persediaan akhir xxxx

bahan yang dipergunakan untuk

produksi…………………. xxxx

Upah langsung xxxx

Biaya overhead pabrikasi

Upah tak langsung xxxx

Penyusutan xxxx

Biaya overhead pabrikasi lain-lain xxxx

xxxx

xxxx

Ditambah persediaan awal produk dalamproses…………………….. xxxx

dikurangi persediaan akhir produk dalamproses…………………….. xxxx

xxxx

ditambah persediaan awal produk selesai xxxx

xxxx

Page 16: analisis laba rugi

dikurangi persediaan akhir produk selesai xxxx

Pokok penjualan xxxx

Perlu dijelaskan bahwa dalam harga pembelian lazimnya sudah termasuk semua

biaya-biaya yang diperlukan untuk mendapatkan barang di tempat yang diperlukan

seperti misalnya biaya pengangkutan, biaya asuransi dan lain-lain.

3. Laba kotor

Yang dimaksud dengan laba kotor adalah selisih antara hasil penjualan dan

pokok penjualan. Meskipun untuk menghitung laba dari operasi, laba kotor tersebut

masih harus dikurangi dengan biaya-biaya operasi (ialah biaya penjualan, biaya

administrasi dan biaya umum), namun laba kotor perlu mendapat perhatian yang

cukup. Dalam perusahaan yang sudah berjalan lancar biasanya terdapat hubungan

yang stabil antara laba kotor dan hasil penjualan bersih.

4. Biaya operasi.

Biaya operasi meliputi semua biaya-biaya yang diperlukan dalam operasi

biasa di samping “pokok penjualan”. Lazimnya Biaya Operasi ini dipecah lagi

menjadi Biaya Penjualan dan Biaya Umum (biaya administrasi tercakup dalam biaya

umum).

5. Laba (Rugi) dan operasi.

Di atas telah dibahas pengertian Laba (Rugi) dan “Operasi Biasa”. Angka ini

adalah sangat penting karena ia menyatakan sukses tidaknya perusahaan. Seperti telah

dibahas, laba dan operasi merupakan hasil dan aktivitas-aktivitas yang termasuk

rencana perusahaan dan kecuali jika ada perubahan-perubahan besar dalam keadaan

ekonomi, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka mi

menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas

sebagai balas jasa pada pemilik modal.

Page 17: analisis laba rugi

6. Hasil dan biaya di luar operasi biasa.

Pengertian ini juga telah dibahas di atas. Hasil dan biaya di luar operasi biasa

merupakan hasil dan biaya yang insidentil, di luar rencana operasi dan tidak

diharapkan akan terjadi setiap tahun. Sebagai contoh telah kita sebutkan penjualan

mobil dan mesin rusak. Contoh lain adalah bunga yang diterima atas wesel tagih dan

laba yang didapat dan belegging.

7. Laba sebelum dikurangi pajak.

Laba dan operasi, ditambah hasil dan dikurangi biaya di luar operasi biasa,

menghasilkan laba sebelum dikurangi pajak. Bagi pihak-pihak tertentu (antara lain

Jawatan Pajak) angka ini adalah yang terpenting karena itu menyatakan laba yang

pada akhirnya dicapai oleh perusahaan tersebut dan atas mana pajak harus dihitung.

8. Pajak-pajak.

Pajak-pajak merupakan bagian pemerintah di dalam laba perusahaan. Seperti

telah dibahas di bagian lain, perhitungan laba-rugi untuk maksud pajak tidak selalu

sama dengan perhitungan berdasarkan prinsip ekonomi perusahaan. Dalam

menghitung pajak hal ini tentu tidak boleh dilupakan.

9. Laba bersih

Hasil terakhir adalah laba bersih yang akan dipindahkan dalam perkiraan

“Laba yang belum dibagi”. Dan perkiraan ini akan diambil suatu jumlah tertentu

untuk dibagikan sebagai dividen pada para pemegang saham.

Besarnya dividen yang dibagikan pada suatu tahun tertentu tergantung dan

beberapa hal, antara lain

a) laba bersih yang dicapai pada tahun tersebut.

b) sisa laba tahun-tahun lain yang tak dibagikan dan tidak dicadangkan untuk suatu

maksud khusus.

c) adanya kebutuhan pembelanjaan untuk maksud-maksud tertentu misalnya

memperbesar alat-alat produksi atau memperbesar modal kerja.

Page 18: analisis laba rugi

d) perlunya cadangan untuk maksud-maksud tertentu ataupun untuk cadangan umum

karena perusahaan sedang menghadapi masa yang kurang baik.

Jelaslah bahwa dalam menentukan besarnya dividen, laba bersih bukan

merupakan satu-satunya faktor yang menentukan.

Page 19: analisis laba rugi

Harta tetap

Harta berwujud bernilai besar yang dipergunakan untuk kegiatan perusahaan,

yang sifatnya tetap atau permanen dan tidak untuk diperdagangkan disebut sebagai

harta tetap. Contoh dan harta yang demikian adalah tanah, gedung, kendaraan,

peralatan, mesin-mesin dan lain-lain. Harta tersebut kecuali tanah akan berkurang

nilainya oleh karena penggunaan dalam kegiatan perusahaan. Penyusutan nilai atas

harta tadi dicatat oleh perusahaan sebagai biaya penyusutan.

Hutang dagang.

Hutang dagang merupakan kebalikan dan piutang dagang, yaitu hutang yang

berasal dan kegiatan utama perusahaan (pembelian kredit barang dan jasa).

Wesel bayar

Wesel bayar merupakan kebalikan dan wesel tagih. Dalam hal mi perusahaan

mengeluarkan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.

Hutang bank.

Hutang bank merupakan kewajiban jangka pendek kepada bank atau lembaga

keuangan yang disebabkan oleh pinjaman yang diterima oleh perusahaan. Hutang

bank dapat juga berjangka panjang, terutama apabila pinjaman tersebut dipergunakan

untuk investasi.

Page 20: analisis laba rugi

Hutang pajak, gaji, bunga dan lain-lain.

Hutang-hutang yang termasuk dalam golongan ini adalah merupakan biaya-

biaya yang sudah terjadi tetapi belum saatnya dibayar. Kadang-kadang hutang

semacam mi disebut biaya yang masih harus dibayar (accruals).

Hutang jangka panjang.

Hutang yang jatuh temponya lebih dan satu tahun digolongkan ke dalam

hutang jangka panjang. Contoh dan hutang mi adalah hutang obligasi, hutang bank

dan lain-lain.

Modal.

Seperti telah diterangkan dalam unit-unit yang lalu, modal merupakan hak

klaim pemilik atas kekayaan perusahaan. Kekayaan perusahaan tersebut dalam neraca

dicatat sebagai harta.