5
Mulyati – SMP 25 Surakarta LAPORAN KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL) PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH LPPKS SURAKARTA KAJIAN SUPERVISI AKADEMIK A. Rasional Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan persekolahan Pemerintah, dalam hal ini Depatemen Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Di antara keseluruhan komponen dalam pemblajaran guru merupakan komponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan. Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik). Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merujpakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah 1

5. mulyati ojl supervisii

Embed Size (px)

Citation preview

Mulyati – SMP 25 Surakarta

LAPORAN

KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL)

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH LPPKS SURAKARTA

KAJIAN SUPERVISI AKADEMIK

A. Rasional

Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses

pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas

pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan

dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan

proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas

pendidikan persekolahan Pemerintah, dalam hal ini Depatemen Pendidikan

Nasional, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Di antara keseluruhan komponen dalam pemblajaran guru

merupakan komponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas

pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh

Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran

tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru, sehingga peningkatan

kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan

kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat

menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan

yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya

pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan

peserta didik dalam mencapai tujuan.

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka

pemberdayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik).

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi

pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merujpakan upaya

membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah

1

Mulyati – SMP 25 Surakarta

membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, dan

kualitas akademik akan meningkat.

Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa

salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah

kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang

kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik

terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Oleh karena itu cslon kepala sekolah

perlu memahami dan melaksanakan supervisi akademik

B. Tujuan

Tujuan pengkajian supervisi akademik adalah agar calon kepala

sekolah dapat memahami:

1. Konsep-konsep dan pengertian supervisi akademik

2. Perencanaan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru,

3. Pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi yang tepat

4. Tindak lanjut supervisi akademik, untuk perbaikan kualitas pembelajaran.

C. Hasil yang diharapkan

Melalui kajian supervisi akademik, diharapkan calon kepala sekolah:

1. Mampu menjelaskan konsep yang tepat tentang supervisi akademik

dalam peningkatan profesionalisme guru

2. Mampu menyusun perencanaan program supervisi akademik dalam

peningkatan kemampuan guru mengelola pembelajaran

3. Mampu menyusun perencanaan program supervisi akademik dalam

peningkatan profesionalisme guru

4. Mampu melaksanakan supervisi akademik untuk peningkatan kualitas

guru

2

Mulyati – SMP 25 Surakarta

D. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan kajian supervisi akademik, dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Mempelajari sumber materi/referensi tentang kegiatan supervisi

akademik dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran,

2. Menyusun instrumen kajian supervisi akademik

3. Melakukan survey ke sekolah dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah

untuk menentukan jadwal kajian dan wawancara

4. Meminjam dokumen kegiatan supervisi akademik yang sudah dilakukan

di sekolah

5. Melakukan kajian melalui wawancara dengan Kepala Sekolah berkaitan

dengan pelaksanaan supervisi akademik

6. Melakukan analisis terhadap hasil kajian supervisi akademik

7. Melakukan diskusi dengan kepala sekolah tentang kelebihan dan

kekurangan pelaksanaan supervisi akademik yang telah dilakukan dan

kegiatan tindak lanjutnya.

E. Hasil Kajian

Hasil kajian supervisi akademik di tiga sekolah menjukkan bahwa:

1. Pada ketiga sekolah magang kegiatan supervisi akademik sudah

dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku

2. Kegiatan supervisi akademik yang sudah berjalan belum merata pada

semua guru pada tiap semester, karena keterbatasan waktu Kepala

Sekolah dan padatnya tugas/kegiatan Kepala Sekolah.

3. Kepala sekolah belum menyusun instrumen supervisi sendiri tetapi

menggunakan instrumen yang sudah ada dari pengawas.

4. Hasil wawancara menunjukkan mayoritas guru lemah dalam administrasi

pembelajaran dan tindak lanjut hasil penilaian.

F. Refleksi

Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa meski prosedur

supervisi sudah dilakukan dengan baik, namun pelaksanaan supervisi

3

Mulyati – SMP 25 Surakarta

belum merata pada semua guru. Ini berarti secara kuantitas belum

memenuhi pelaksanaan supervisi seperti yang diamanatkan dalam

Permendiknas No 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

(SPM) pasal 2 ayat (2) b. no 10, di mana Kepala sekolah melakukan

supervisi kelas dan memberikan umpan balik pada guru dua kali dalam

setiap semester.

G. Penutup

Berdasarkan hasil kajian dan refleksi maka diberikan saran untuk

ditindak lanjuti sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah perlu berkoordinasi dengan staf atau guru senior untuk

berbagi tugas dalam pelaksanaan supervisi akademik

2. Kepala sekolah perlu mengembangkan instrumen supervisi secara

mandiri agar kriteria yang terukur dapat tercakup semuanya

3. Sekolah perlu mengintensifkan tindak lanjut supervisi untuk kegiatan

pengembangan profesionalisme guru dalam pengembangan administrasi

pembelajaran dan tindak lanjut penilaian.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum

Depdiknas, 2007. Kepemimpinan Pendidikan Persekolahan yang Efektif. Materi Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah Pendidikan Menengah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

_________, 2009.. Dimensi Kompetensi Supervisi. Bahan Belajar Mandiri Kelompok Kerja Kepala Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

4

Mulyati – SMP 25 Surakarta

BSNP, 2010. Permendiknas No 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum

Depdiknas, 2010.. Supervisi Akademik. Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Kemendiknas dan Kemenag RI, 2011. Materi Pelatihan Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah. Dirjen Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan Nasional - Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.

Kemendiknas, 2011. Supervisi Akademik. Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional.

LPPKS, 2011. Bahan Pembelajaran Supervisi Akademik. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah Surakarta.

5