Upload
mulyati-rahman
View
6.948
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
Mulyati – SMP 25 Surakarta
LAPORAN
KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL)
PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH LPPKS SURAKARTA
KAJIAN SUPERVISI AKADEMIK
A. Rasional
Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses
pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas
pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan
dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan
proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan persekolahan Pemerintah, dalam hal ini Depatemen Pendidikan
Nasional, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Di antara keseluruhan komponen dalam pemblajaran guru
merupakan komponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas
pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh
Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran
tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru, sehingga peningkatan
kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan
kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat
menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan
yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya
pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan
peserta didik dalam mencapai tujuan.
Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka
pemberdayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik).
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merujpakan upaya
membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah
1
Mulyati – SMP 25 Surakarta
membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, dan
kualitas akademik akan meningkat.
Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa
salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah
kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang
kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik
terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Oleh karena itu cslon kepala sekolah
perlu memahami dan melaksanakan supervisi akademik
B. Tujuan
Tujuan pengkajian supervisi akademik adalah agar calon kepala
sekolah dapat memahami:
1. Konsep-konsep dan pengertian supervisi akademik
2. Perencanaan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru,
3. Pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat
4. Tindak lanjut supervisi akademik, untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
C. Hasil yang diharapkan
Melalui kajian supervisi akademik, diharapkan calon kepala sekolah:
1. Mampu menjelaskan konsep yang tepat tentang supervisi akademik
dalam peningkatan profesionalisme guru
2. Mampu menyusun perencanaan program supervisi akademik dalam
peningkatan kemampuan guru mengelola pembelajaran
3. Mampu menyusun perencanaan program supervisi akademik dalam
peningkatan profesionalisme guru
4. Mampu melaksanakan supervisi akademik untuk peningkatan kualitas
guru
2
Mulyati – SMP 25 Surakarta
D. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan kajian supervisi akademik, dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Mempelajari sumber materi/referensi tentang kegiatan supervisi
akademik dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran,
2. Menyusun instrumen kajian supervisi akademik
3. Melakukan survey ke sekolah dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah
untuk menentukan jadwal kajian dan wawancara
4. Meminjam dokumen kegiatan supervisi akademik yang sudah dilakukan
di sekolah
5. Melakukan kajian melalui wawancara dengan Kepala Sekolah berkaitan
dengan pelaksanaan supervisi akademik
6. Melakukan analisis terhadap hasil kajian supervisi akademik
7. Melakukan diskusi dengan kepala sekolah tentang kelebihan dan
kekurangan pelaksanaan supervisi akademik yang telah dilakukan dan
kegiatan tindak lanjutnya.
E. Hasil Kajian
Hasil kajian supervisi akademik di tiga sekolah menjukkan bahwa:
1. Pada ketiga sekolah magang kegiatan supervisi akademik sudah
dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku
2. Kegiatan supervisi akademik yang sudah berjalan belum merata pada
semua guru pada tiap semester, karena keterbatasan waktu Kepala
Sekolah dan padatnya tugas/kegiatan Kepala Sekolah.
3. Kepala sekolah belum menyusun instrumen supervisi sendiri tetapi
menggunakan instrumen yang sudah ada dari pengawas.
4. Hasil wawancara menunjukkan mayoritas guru lemah dalam administrasi
pembelajaran dan tindak lanjut hasil penilaian.
F. Refleksi
Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa meski prosedur
supervisi sudah dilakukan dengan baik, namun pelaksanaan supervisi
3
Mulyati – SMP 25 Surakarta
belum merata pada semua guru. Ini berarti secara kuantitas belum
memenuhi pelaksanaan supervisi seperti yang diamanatkan dalam
Permendiknas No 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) pasal 2 ayat (2) b. no 10, di mana Kepala sekolah melakukan
supervisi kelas dan memberikan umpan balik pada guru dua kali dalam
setiap semester.
G. Penutup
Berdasarkan hasil kajian dan refleksi maka diberikan saran untuk
ditindak lanjuti sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah perlu berkoordinasi dengan staf atau guru senior untuk
berbagi tugas dalam pelaksanaan supervisi akademik
2. Kepala sekolah perlu mengembangkan instrumen supervisi secara
mandiri agar kriteria yang terukur dapat tercakup semuanya
3. Sekolah perlu mengintensifkan tindak lanjut supervisi untuk kegiatan
pengembangan profesionalisme guru dalam pengembangan administrasi
pembelajaran dan tindak lanjut penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum
Depdiknas, 2007. Kepemimpinan Pendidikan Persekolahan yang Efektif. Materi Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah Pendidikan Menengah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
_________, 2009.. Dimensi Kompetensi Supervisi. Bahan Belajar Mandiri Kelompok Kerja Kepala Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
4
Mulyati – SMP 25 Surakarta
BSNP, 2010. Permendiknas No 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum
Depdiknas, 2010.. Supervisi Akademik. Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Kemendiknas dan Kemenag RI, 2011. Materi Pelatihan Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah. Dirjen Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan Nasional - Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.
Kemendiknas, 2011. Supervisi Akademik. Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional.
LPPKS, 2011. Bahan Pembelajaran Supervisi Akademik. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah Surakarta.
5