156
PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI TAMAN PENGASUHAN ANAK MELATI SEMARANG SKRIPSI Diajukan Guna Menyelesaikan Studi Strata I Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : Nama : Dyah Wahyuni NIM : 1214000001 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Document37

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Document37

PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI

TAMAN PENGASUHAN ANAK MELATI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Guna Menyelesaikan Studi Strata I

Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :

Nama : Dyah Wahyuni

NIM : 1214000001

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: Document37

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Profil pembinaan Anak Usia Dini

Di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang

Oleh :

Nama : Dyah Wahyuni

Nim : 1214000001

Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. K. Nurhalim, M.Pd. Dra. Trie Suminar

NIP. 130870431 NIP. 132137919

Dekan FIP Ketua Jurusan PLS

Drs. Siswanto, M.M Drs. Achmad Rifa'i RC, M.Pd

NIP. 130515769 NIP. 131413232

Page 3: Document37

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Skripsi Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

pada :

Hari :

Tanggal : 8 September 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekertaris

Drs. Siswanto, M.M Drs. Achmad Rifa'i RC, M.Pd

NIP. 130515769 NIP. 131413232

Penguji I

Drs. Zoedindarto. B

NIP. 130345749

Penguji II

Drs. K. Nurhalim, M.Pd.

NIP. 130870431

Penguji III

Dra. Trie Suminar

NIP. 132137919

Page 4: Document37

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

taufiq hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI dengan Judul

“PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI TAMAN

PENGASUHAN ANAK MELATI SEMARANG.”

Penelitian ini dilaksanakan guna melengkapi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah pada

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Drs. Siswanto, M.M. Dekan FIP atas bantuannya dalam memberikan ijin

untuk melaksanakan penelitian.

2. Drs. Achmad Rifa’i RC, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah atas

bantuannya dalam memberikan ijin untuk penelitian.

3. Drs. Khomsun Nurhalim, M.Pd Dosen pembimbing I yang tiada hentinya

memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Dra. Tri Suminar, M.Pd Dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran

telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 5: Document37

v

5. Ny Moeljono S Trastotenojo sebagai pimpinan TPA Melati Semarang.

6. Berbagai fihak yang tidak dapat penulis cantumkan satu-persatu yang telah

memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Atas segala bantuannya penulis ucapkan banyak terima kasih, dengan

segala keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan penulis yakin bahwa skripsi ini

jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca.

Semarang, Agustus 2005

Penulis

Page 6: Document37

vi

ABSTRAK

Dyah Wahyuni, 2005, “ Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini di

Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang “. Skripsi Jurusan Luar Sekolah,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Taman penitipan anak usia dini, taman pengasuhan anak Melati Semarang

merupakan salah satu lembaga penyelenggara pengasuhan anak usia dini yang

dikelola sejak tahun 1994. kegiatan yang dilakukan di TPA Melati berupa

pengasuhan dalam rangka membina, mendidik, dan mengasuh anak usia dini serta

sebagai wahana pembinaan kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti

keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tua mereka berhalangan atau

tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengasuh anaknya karena bekerja atau

sebab lain. Adapun permasalahan yang muncul adalah bagaimana profil

pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang,

apa saja faktor penunjang dan penghambat pembinaan anak usia dini di TPA

Melati.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang profil

pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati, dan mengidentifikasi faktor –

faktor penunjang dan penghambat pembinaan penitipan anak usia dini di TPA

Melati. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif, pengumpulan

data dilakukan dengan cara observasi terfokus dan wawancara struktural diakhiri

dengan observasi selektif dan wawancara kontras. Dalam pengumpulan data tidak

diabaikan juga penggunaan sumber – sumber non manusia seperti dokumen dan

catatan – catatan yang tersedia. Informan terdiri dari kepala TPA, Tenaga

pengasuh dan orang tua anak didik di TPA Melati. Fokus penelitian ini adalah

profil pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati Semarang yang meliputi

: Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan

kurikulum dibuat oleh pengelola dan tenaga pendidik yang disarikan dari berbagai

literatur tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pengorganisasian

disusun atas musyawarah bersama para penyelenggara TPA dengan mengacu pada

pemberdayaan ibu – ibu Dharma wanita Universitas Diponegoro dan anggapan

bahwa mereka dipandang mampu dan mau serta mempunyai latar belakang

pengalaman yang cukup meskipun mereka tidak meneruskan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Pelaksanaan pembinaan dilakukan sesuai jadwal

yang telah ditetapkan yaitu setiap Senin sampai kami mulai pukul 07.30 sampai

pukul 15. 30 Wib, sedangkan untuk hari Jumat mulai pukul 07.00 sampai 12.30

Wib. Secara keseluruhan pembina bertatap muka dengan anak didik selama 7 – 8

jam per hari. Pembinaan dilakukan dengan menyesuaikan seluruh kegiatan dengan

usia dan tingkat perkembangan anak. Evaluasi dilakukan oleh tenaga pendidik

dengan memberikan blangko isian setiap satu bulan sekali. Daya dukung dari

penyelenggaraan pembinaan penitipan anak usia dini antara lain: Pada

pengorganisasian kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang oleh

para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih dahulu untuk

pengambilan keputusan tentang kegiatan pembinaan, pada perencanaan daya

Page 7: Document37

vii

dukung yang sangat berperan adalah persiapan sumber belajar yang memadai,

penggunaan metode dan teknik pembinaan, sarana dan prasarana, evaluasi, letak

TPA. Daya dukung Pelaksanan pembinaan meliputi sumber belajar yang

berpengalaman dibidang pengasuhan anak, metode dan teknik yang disesuaikan

dengan tingkat perkembangan anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai

dengan fungsinya. Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat

dari respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa digunakan untuk

lembar evaluasi yang sangat baik. Sedangkan faktor penghambat antara lain :Pada

pengorganisasian dapat dilihat dari perlunya pemantauan yang lebih intensif dari

ikatan pengurus dan pengelola untuk memantau kinerja pengasuh, sarana

prasarana yang kurang atau perlu diperbaiki. Pada perencanaan penghambatnya

adalah penyediaan sarana dan prasarana yang perlu adanya penggantian dengan

yang baru. Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah pernedaan minat dan

pola asuh orang tua, solusi yang diambil pengasuh adalah dengan tetap

menbiarkan anak – anak tersebut bermain dengan anak – anak yang lain secara

bebas tanpa paksaan dari siapapun. Evaluasi akan terhambat jika kedatangan anak

– anak ke TPA Melati hanya dalam waktu singkat, kadang kadang datang. Jalan

keluar yang diambil pengasuh tetap memantau dan mengisi lembar evaluasi

meskipun nantinya lembar tersebut tidak sampai pada orang tua anak didik.

Berdasarkan temuan – temuan dalam penelitian disarankan agar dalam

perencanaan semua anggota organisasi dilibatkan, pembuatan kurikulum yang

mengacu pada beberapa literatur buku tentang perkembangan dan pertumbuhan

anak serta perlunya peningkatan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam

pengorganisasian perlu dipertimbangkan latar belakang pendidikan, pengalaman

dan kemampuan anggota. Perlu ditingkatkan kerja sama yang lebih baik antara

pengelola dan tenaga pendidik, pengelola sebaiknya lebih memberikan

kesempatan kepada tenaga pendidik untuk mengembangkan kemampuan dengan

cara mengikutkan mereka pada kegiatan – kegiatan pelatihan. Dalam pelaksanaan

pembinaan perlu dilakukan pemantauan secara terus menerus dan

berkesinambungan dari pengelola agar kesalahan dalam kegiatan pembinaan dapat

dibenahi secara dini. Sistem evaluasi pembinaan yang dilakukan oleh pendidik

melalui pengamatan dan observasi terhadap perkembangan anak yang melibatkan

orang tua peserta didik melalui blangko isian yang telah diterapkan agar

dipertahankan dan ditingkatkan. Agar fasilitas penunjang yang ada dapat

dipertahankan, untuk media belajar yang sudah usang dapat diganti dengan yang

baru. Perlu dilakukan kerjasama dalam setiap kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang lebih baik antara pengelola

dengan tenaga pengasuh.

Page 8: Document37

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

‘Kesatuan akan menimbulkan kekuatan, kedamaian dan kemenangan,

namun meskipun sulit dicapai tetapi kesatuan layak diperjuangkan untuk

mencapai keberhasilan’.

‘Kesabaran merupakan modal utama mewujudkan semua impian’.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang, doa, serta pengorbanannya.

2. Kakak-kakakku yang selalu memberi motivasi dan bantuan.

3. Adik-adikku makasih suportnya.

4. Buat “Ayah” Gue Tersayang Thanks a lot

Page 9: Document37

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR DOKUMENTASI ......................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Permasalahan............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

E. Penegasan Istilah .................................................................... 6

F. Sistematika Skripsi ................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Anak Usia Dini ................................................... 10

B. Pembinaan Anak Usia Dini .................................................... 19

C. Taman Pengasuhan Anak (Penitipan Anak) .......................... 26

Page 10: Document37

x

D. Penyelenggaraan Program ...................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................ 30

B. Lokasi Penelitian .................................................................... 31

C. Fokus Penelitian ..................................................................... 31

D. Sumber Data Penelitian .......................................................... 32

E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 33

F. Keabsahan Data ..................................................................... 37

G. Analisis Data .......................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................... 41

1. Sejarah Singkat Berdirinya TPA Melati Semarang ......... 41

2. Letak Geografis ............................................................... 42

3. Organisasi dan Ketenagaan TPA .................................... 42

4. Program Pembinaan ......................................................... 46

5. Sarana dan Prasarana ....................................................... 62

6. Anak Didik ....................................................................... 71

7. Identitas Responden ......................................................... 72

8. Hasil Wawancara ............................................................. 73

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 119

1. Perencanaan Pembinaan ................................................... 119

2. Pengorganisasian .............................................................. 120

3. Pelaksanaan Pembinaan ................................................... 122

Page 11: Document37

xi

4. Evaluasi Pembinaan ......................................................... 123

5. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................. 123

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................ 126

B. Saran - saran ........................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 131

LAMPIRAN

Page 12: Document37

xii

DAFTAR DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar

1. Wawancara informan tenaga pengasuh ..................................................... 161

2. Kegiatan bercengkrama pengasuh dengan anak ....................................... 161

3. Kegiatan anak istirahat setelah makan siang ............................................. 162

4. Kegiatan anak bermain di luar ruangan ..................................................... 163

Page 13: Document37

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi – kisi instrumen .............................................................................. 133

2. Format evaluasi tingkat perkembangan motorik anak usia 0-1 tahun ....... 135

3. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak usia 1-2 tahun ............ 136

4. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak prasekolah usia 2-3

tahun .......................................................................................................... 137

5. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak usia > 3-4 tahun ........ 138

6. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak prasekolah usia > 4-5

tahun ........................................................................................................ 139

7. Satuan kegiatan harian .............................................................................. 140

8. Format evaluasi tingkat perkembangan moral dan nilai – nilai agama ..... 141

9. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik ............................................ 142

10. Format evaluasi tingkat perkembangan bahasa ......................................... 143

11. Format evaluasi tingkat perkembangan kognitif ....................................... 144

12. Format evaluasi tingkat perkembangan sosial emosional ......................... 145

13. Format evaluasi tingkat perkembangan seni ............................................. 146

14. Pedoman wawancara ................................................................................ 147

15. Lembar Observasi .................................................................................... 154

16. Surat ijin penelitian ................................................................................... 159

17. Surat keterangan penelitian ...................................................................... 160

18. Dokumentasi penelitian ............................................................................ 161

Page 14: Document37

xiv

DAFTAR TABEL DAN SKEMA

Tabel

1. Data ketenagaan TPA Melati ................................................................... 46

2. Lembar observasi lingkungan fisik .......................................................... 66

3. Data anak didik ......................................................................................... 71

4. Identitas pimpinan dan tenaga pengasuh .................................................. 72

5. Identitas orang tua anak didik .................................................................. 72

Skema

1. Proses teknik pengumpulan data menurut Spradley ................................. 40

2. Struktur organisasi TPA Melati ................................................................ 44

Page 15: Document37

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Undang - Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan

Undang - Undang. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya

demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

berdasarkan pancasila dan undang - undang dasar 1945, yang memungkinkan

warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Untuk

mewujudkan pengembangan nasional dibidang pendidikan tersebut diperlukan

peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang

disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

kesenian, perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Menurut penjelasan umum UU No. 20 tahun 2003, tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa pada dasarnya

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Page 16: Document37

xvi

Iklim pendidikan perlu diciptakan pada semua jalur, seperti yang

tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang menyatakan jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal,

dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya, agar

perkembangan pendidikan menjadi wahana yang tepat untuk mempertinggi

kualitas sumber daya manusia, untuk meletakkan dasar yang kuat demi

tercapainya masyarakat yang terbuka, demokratis, adil dan sejahtera

perkembangan pendidikan dengan kecenderungan baru harus diarahkan agar

dapat menampung salah satu tujuan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dan

menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya, sebab PAUD merupakan

fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan

sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik ,

mental, yang itu akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja

dan produktivitas.

Taman penitipan anak adalah lembaga kesejahteraan sosial yang

memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan pendidikan

bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya.

Perlu diketahui bahwa keberadaan taman penitipan anak atau taman

pengasuhan anak merupakan suatu kebutuhan masyarakat yang mengalami

perubahan struktur keluarga pada umumnya dan pada khususnya di kota-kota

besar seperti Semarang. Dalam Undang-undang No: 20 tahun 2003,

Page 17: Document37

xvii

menyatakan Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur

pendidikan formal, non formal dan atau informal yang berfungsi sebagai

pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang

pendidikan dasar. PAUD yang diselenggarakan pada jalur pendidikan non

formal dapat berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak

(TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Dalam pasal 28 ayat 1 dijelaskan

Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai

enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan

dasar.

Semakin meningkatnya jumlah orang tua yang bekerja diluar rumah

membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin

berkurang, kompleknya kebutuhan pendidikan anak selaras dengan

perkembangan IPTEK, juga telah menuntut perlunya lembaga atau pihak lain

yang mampu menangani pendidikan anak secara lebih profesional. Salah satu

lembaga yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi tersebut adalah Taman

Penitipan Anak atau Taman Pengasuhan Anak ( Depdiknas, 2001 ).

Taman Penitipan anak adalah Wahana pendidikan dan pembinaan

kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka

waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu

yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain. Adapun

maksud dan tujuan Taman Penitipan Anak adalah memberikan pelayanan

Page 18: Document37

xviii

kepada anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal berdasarkan konsep pendidikan anak usia dini.

Menanggapi kondisi yang demikian maka penulis akan berusaha

mengungkap tentang :

Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Tempat Pengasuhan Anak Melati

Semarang.

Faktor penunjang dan penghambat pembinaan Taman Penitipan Anak Melati

Semarang.

B. PERMASALAHAN

Permasalahan dapat timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang

diinginkan dengan kenyataannya. Adapun permasalahannya yang timbul dalam

penelitian ini adalah:

Bagaimana profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan

Anak Melati Semarang ?

Apa faktor penunjang dan penghambat pembinaan penitipan anak usia dini di

Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk Mendeskripsikan tentang profil pembinaan penitipan anak usia dini

di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang.

2. Untuk mengidentifikasi faktor penunjang dan penghambat pembinaan

Taman Penitipan Anak Usia Dini Melati Semarang.

Page 19: Document37

xix

D. MANFAAT PENELITIAN

Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan PAUD khususnya pada teknik penyelenggaraan

PAUD di Taman Pengasuhan Anak.

Sebagai bahan masukan dalam teknik manajemen penyelenggaraan

PAUD di TPA.

Manfaat Praktis

Menambah wawasan peneliti tentang profil penyelenggaraan penitipan

anak mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

evaluasi TPA.

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

lanjutan.

Dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai bahan pemikiran

tentang permasalahan yang berkaitan dengan tema pendidikan anak

usia dini dan taman penitipan anak ( TPA ).

E. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari kesalahan pengertian dan kesimpangan serta

kekaburan kemungkinan penafsiran dalam pemakaian istilah-istilah yang

berkaitan dengan judul penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan

dan pembatasan tentang istilah-istilah atau kalimat-kalimat yang terangkum dalam

judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang perlu mendapatkan penegasan dan

batasan adalah sebagai berikut :

Profil

Page 20: Document37

xx

Dalam American Peoples Encyclopedia (1962:996) profil adalah suatu

gambaran yang memperhatikan tingkatan dasar pada bermacam-macam hal

sesuai dengan lokasinya. Penggambaran seperti ini berdasarkan data yang

dikembangkan oleh pengukuran tentang profil.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002:897) profil adalah

grafik-grafik atau iktisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa profil adalah diskripsi

atau gambaran sesuatu yang mencakup ciri-ciri yang melekat pada objek

tersebut. Profil pendidikan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak

Melati mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

evaluasi.

Pembinaan

Menurut Mangun Hardjana pembinaan diartikan sebagai suatu

proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan

tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan

mengembangkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan

hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif (Mangun

Hardjana, 1986:12).

Pembinaan adalah suatu bentuk dari serangkaian kegiatan untuk

merubah sikap, mental dan perilaku kearah yang lebih baik atau segala

usaha yang mengacu pada intensitas pembelajaran dalam kegiatan

pendidikan untuk mempelajari hal-hal yang baru dengan tujuan

Page 21: Document37

xxi

mengembangkan pengetahuan, mengarahkan dan membetulkan kearah

yang lebih baik.

Pembinaan merupakan bagian dari pendidikan, namun pembinaan

menekankan pengembangan manusia pada segi praktis.

Taman Penitipan Anak

Taman penitipan anak adalah wahana pendidikan dan pembinaan

kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk

jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak

memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau

sebab lain (Depdiknas, 2001: 3).

Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan masa yang paling baik dan sangat kritis

bagi perkembangan fisik, motorik, moral – emosional dan intelektual.

Usia dini juga merupakan periode penting bagi pembentukan kepribadian

anak di kemudian hari. Banyak aspek – aspek kepribadian yang dapat

ditanamkan pada anak. Aspek perkembangan anak yaitu aspek – aspek

yang dikembangkan dalam diri anak melalui PAUD. Aspek

perkembangan anak tersebut meliputi :

a. Perkembangan fisik – motorik.

b. Perkembangan kognitif.

c. Perkembangan moral, disiplin, etika.

d. Perkembangan sosial, empati, kerjasama.

e. Perkembangan emosional, harga diri dan aktualisasi diri.

Page 22: Document37

xxii

f. Perkembangan bahasa dan literasi

g. Perkembangan kreativitas dan daya cipta.

( Suyanto, Slamet ; 2003 : 53 – 81 )

Tempat Pengasuhan Anak “Melati”

Istilah lama diartikan tempat penitipan anak, untuk memperhalus

bahasanya maka istilah penitipan diganti dengan pengasuhan.

Tempat pengasuhan anak sebagaimana dimaksudkan diatas

merupakan bagian dari pada pendidikan anak usia dini pada jalur

pendidikan formal, seperti yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003

bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal

berbentuk kelompok bermain ( KB ), Taman Penitipan Anak ( TPA ), atau

bentuk lain yang sederajat.

F. SISTEMATIKA SKRIPSI

Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang didahului dengan halaman

judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar,

daftar isi dan intisari skripsi.

Sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang membahas alasan pemilihan judul,

permasalahan, tujuan, manfaat, penegasan istilah dan

sistematika skripsi.

Page 23: Document37

xxiii

BAB II : Tinjauan pustaka, bab ini menguraikan tentang berbagai

teori, konsep dan pendapat para ahli yang ada hubungannya

dengan permasalahan penelitian.

BAB III : Metode penelitian, bab ini menguraikan tentang pendekatan penelitian, lokasi penelitian,

subjek penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data dan analisis data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, bab ini berisi uraian hasil

penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB : Penutup, bab ini menguraikan tentang simpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan sekaligus memberikan saran

terhadap obyek yang telah diteliti serta pihak tersebut.

Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka untuk menyusun

skripsi dan lampiran.

Page 24: Document37

xxiv

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )

Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan pada anak dan sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian

berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan dasar dan dalam kehidupan tahap berikutnya

(Depdiknas, 2001: 2).

Pendidikan anak usia dini merupakan upaya yang terencana dan

sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun

dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki

secara optimal (Rahman. S. Hibana, 2002: 2).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan anak usia dini

(0-8 tahun) yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan

pendidikan dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi

yang dimiliki secara optimal.

Pentingnya PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat

penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya,

Page 25: Document37

xxv

sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar kepribadian

anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang akan

berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas

dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan

mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Ditinjau dari perkembangan otak manusia, maka tahap

perkembangan otak pada usia dini menempati posisi yang paling vital,

yakni meliputi 80 % perkembangan otak. Lebih jelasnya bayi lahir telah

mencapai perkembangan otak 25 % orang dewasa. Untuk mencapai

kesempurnaan perkembangan otak manusia 50 % dicapai hingga usia 4

tahun, 80 % hingga usia 8 tahun dan selebihnya di proses hingga anak usia

18 tahun. Oleh sebab itu usia dini disebut sebagai usia emas “Golden Age

“ karena perkembangannya yang luar biasa (Rahman, 2002: 45). Proses

PAUD dimulai sejak anak dalam kandungan, masa bayi hingga anak

berusia kurang dari 8 tahun.

Fungsi dan Tujuan PAUD

Fungsi

PAUD berfungsi untuk :

Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk

mengikuti pendidikan anak usia dini sesuai dengan potensi yang

dimiliki, bahkan secara tidak langsung sejak anak masih dalam

kandungan.

Page 26: Document37

xxvi

Membantu memfasilitasi pengembangan potensi anak secara utuh di

lingkungan keluarga, masyarakat (kelompok bermain, penitipan

anak).

Membantu memperbaiki mutu dan relevansi pendidikan anak usia

dini.

Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan anak usia dini. (Santoso Soegeng, 2002: 25).

Dengan demikian PAUD berfungsi untuk memberikan kesempatan

pada anak untuk mengikuti pembinaan dalam mengembangkan

potensi anak secara utuh.

Tujuan PAUD

Tujuan PAUD adalah mengembangkan seluruh potensi anak

(the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang

utuh sesuai dengan falsafah suatu bangsa (Suyanto, Slamet. 2003 :3).

Secara umum tujuan program PAUD adalah menfasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh

sesuai dengan norma- norma dan nilai kehidupan yang dianut. Secara

khusus tujuan program PAUD tercantum dalam Undang - Undang

pendidikan prasekolah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia, Pendidikan anak usia dini dikenal dengan istilah pendidikan

prasekolah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1990

tentang pendidikan prasekolah, menyatakan bahwa pendidikan

prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

Page 27: Document37

xxvii

perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan

keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan

di jalur sekolah atau pendidikan luar sekolah.

Menurut rumusan keputusan menteri pendidikan dan

kebudayaan RI Nomor 0486/ 4/ 1992 tentang taman kanak- kanak

yang menyatakan bahwa taman kanak- kanak bertujuan membantu

meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan,

keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan dan

perkembangan selanjutnya ( Rahman, 2002: 48 ).

Pentingnya Memahami Anak Usia Dini

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik,

psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak- kanak juga masa yang

paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak- kanak

adalah masa pembentukan fondasi dan dasar kepribadian yang akan

menentukan pengalaman anak selanjutnya.

Beberapa hal yang menjadi alasan pentingnya memahami

karakteristik anak usia dini, yaitu :

Anak usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap

perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode

diletakkannya struktur yang dibangun untuk sepanjang hidupnya.

Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan

dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya,

disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan.

Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa,

dibanding dengan sepanjang usianya yang sangat membutuhkan

stimulasi fisik dan mental ( Rahman, 2002: 30-31 ).

Page 28: Document37

xxviii

Dengan memahami karakteristik anak usia dini adalah diharapkan

orang dewasa dapat :

Mengetahui hal - hal yang dibutuhkan oleh anak, yang bermanfaat bagi

perkembangan hidupnya.

Mengetahui tugas - tugas perkembangan anak sehingga memberikan

stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan tugas perkembangan

dengan baik.

Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang

tepat sesuai dengan kebutuhannya.

Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.

Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan

keadaan dan kemampuannya.

Cara Belajar Anak Usia Dini

Anak pada usia dini ( 0-8 tahun ) memiliki kemampuan belajar

yang luar biasa, khususnya pada masa kanak- kanak awal. Keinginan anak

untuk belajar menjadikan ia aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan

seluruh panca inderanya untuk dapat memahami sesuatu, dan dalam waktu

singkat ia akan beralih ke hal lain untuk dipelajari.

Cara belajar anak mengalami perkembangan seiring dengan

bertambahnya usia, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Usia 0 – 1 tahun

Anak belajar dengan mengandalkan kemampuan pancaindera

(Pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan perasa). Secara

bertahap pancaindera anak difungsikan lebih sempurna. Sehingga usia

satu tahun anak ingin mempelajari apa saja yang dilihat dengan

menggerakkan seluruh panca indera.

b. Usia 2 – 3 Tahun

Anak melaksanakan proses belajar dengan sungguh – sungguh.

Ia memperhatikan apa saja yang ada dilingkungannya untuk kemudian

ditiru.

c. Usia 4 – 6 Tahun

Page 29: Document37

xxix

Kemampuan berbahasa anak semakin baik, begitu anak mampu

berkomunikasi dengan baik maka akan segera diikuti proses belajar

anak dengan cara bertanya.

d. Usia 7 – 8 Tahun

Perkembangan anak dari berbagai aspek sudah semakin baik.

Anak melaksanakan proses belajar dengan cara yang semakin

komplek, ia menggunakan pancainderanya untuk menangkap berbagai

informasi dari luar, mulai mampu membaca dan berkomunikasi secara

halus.

Pada penelitian ini peneliti dapat melakukan pengamatan mengenai

cara belajar anak seiring dengan bertambahnya usia anak dan kebutuhan

perkembangannya

Karakteristik Program PAUD

Program pendidikan untuk anak usia dini memiliki karakteristik

tersendiri, berbeda dengan program pendidikan sesudahnya. Hal utama

yang membedakan karakteristik program pendidikan anak usia dini adalah

tuntutan tingkat perkembangan dan cara belajarnya. Tingkat

perkembangan dan cara belajar anak membawa konsekuensi langsung

terhadap sifat dan isi program pendidikan anak usia dini , termasuk juga

cara penyampaian.

Beberapa karakteristik program pendidikan anak usia dini, antara

lain :

a. Karakteristik guru, lebih cenderung menunjukan keceriaan, kerjasama,

dan keterlibatan secara total dengan kegiatan anak.

b. Materi pelajaran, lebih terintegrasi, yaitu suatu program pembelajaran

yang dapat menyajikan suatu aktivitas anak secara terpadu.

c. Metode pendidikan, lebih menekankan metode yang bersifat rekreatif

daripada metode ceramah.

d. Media dan sarana, perlu dipilih sarana yang memudahkan dan

memancing anak untuk terlibat, aman dan menyenangkan.

e. Desain ruangan, perlu lebih meriah, kreatif dan menantang bagi anak

untuk bereksplorasi.

f. Sistem evaluasi, sistem evaluasi yang dilakukan untuk anak usia dini

lebih bersifat natural, alamiah.

Prinsip- prinsip PAUD

Prinsip- prinsip PAUD, yaitu :

a. Anak adalah peserta didik aktif

b. Menyediakan fasilitas agar anak belajar melalui bermain dan bermain

sambil belajar

c. Memberikan kesempatan anak untuk berpartisipasi aktif

d. Mendorong anak untuk membangun dan mengembangkan idenya

sendiri.

Page 30: Document37

xxx

e. Memotivasi anak untuk mengembangkan potensi diri tanpa takut

berbuat salah ( Rahman, 2002: 55 ).

Bentuk- Bentuk Program PAUD

Program pendidikan anak usia dini ( 0-8 Th ) memiliki beberapa

bentuk organisasi, bentuk - bentuk program PAUD sebagai berikut :

Pendidikan keluarga ( 0-3 Th )

Pada tahap ini pendidikan anak masih berada pada lingkup

terkecil, yakni keluarga. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan

pertama dan utama bagi anak, sebab pendidikan keluarga merupakan

fondasi bagi anak untuk membangun struktur kepribadian

selanjutnya.

Taman Penitipan Anak ( TPA )

Usaha Kesejahteraan Sosial RI, tempat penitipan anak adalah

lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak, TPA

adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang

berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu

selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang

cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau sebab lain.

(Depdiknas, 2001: 3)

Menurut Rapat koordinasi anak- anak balita yang dikhawatirkan

akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena

ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan

dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan, intelektual,

emosional dan sosial.

Taman penitipan anak merupakan lembaga kesejahteraan sosial

yang memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan

dan pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal

bekerja oleh orang tuanya (Rahman. S. Hibana, 2002: 59).

Kelompok bermain

Taman bermain merupakan tempat bermain dan belajar bagi

anak sebelum memasuki taman kanak- kanak.

Taman Kanak- Kanak

Taman kanak- kanak merupakan jenjang pendidikan setelah

Playgroup, sebelum anak masuk sekolah dasar.

TKA ( Taman Kanak- Kanak Al-Qur’an )

TKA adalah program bagi anak usia 4-6 tahun, yang materinya

lebih menekankan pada materi Al-Qur’an.

TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an )

TPA merupakan program pendidikan bagi anak usia 7-12 tahun,

yang materinya lebih menekankan pada materi Al-Qur’an.

Sekolah Dasar

Sekolah Dasar adalah jenjang pendidikan formal pertama setelah

taman kanak- kanak (Rahman, 2002: 58-62).

Page 31: Document37

xxxi

Dengan melihat bentuk – bentuk program pendidikan anak usia

dini dapat disimpulkan bahwa Taman Pengasuhan atau Penitipan Anak

Melati merupakan salah satu bagian dari program pembinaan anak.

Pembinaan Anak Usia Dini

Pengertian

Menurut Mangun Hardjana pembinaan diartikan sebagai suatu

proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan

tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan

mengembangkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan

hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif (Mangun

Hardjana, 1986:12).

Penitipan anak atau TPA adalah lembaga kesejahteraan sosial yang

memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan

pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh

orang tuanya ( Rahman, 2002; 59 ).

Dalam Rapat hasil koordinasi “Usaha Kesejahteraan Anak“

Departemen sosial RI, dikemukakan TPA merupakan lembaga sosial yang

memberikan pelayanan kepada anak - anak balita yang dikawatirkan akan

mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang

tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk

peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial

(Patmonodewo, 2003: 71).

Dengan demikian pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati

merupakan latihan, pendidikan, pembinaan yang dilakukan lembaga

Page 32: Document37

xxxii

dengan memberikan pelayanan kepada anak usia dini yang dikawatirkan

akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya selama ditinggal orang

tua atau ibunya bekerja dalam bentuk pengembangan moral dan nilai –

nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan

kognitif, pengembangan sosial - emosional, dan pengembangan seni.

Tujuan Pembinaan Anak Usia Dini

Tujuan Umum

Kegiatan pembinaan bertujuan mengembangkan potensi anak

sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungannya termasuk siap memasuki pendidikan dasar.

Tujuan khusus

Kegiatan pembinaan secara khusus bertujuan agar :

Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan

Tuhan dan mencintai sesama.

Anak mampu mengelola ketrampilan tubuh termasuk gerakan –

gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan

gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik ( pancaindera ).

Anak mampu berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan

masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif

dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk

berfikir dan belajar.

Page 33: Document37

xxxiii

Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan

masyarakat dan menghargai keragaman sosial serta mampu

mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol

diri dan rasa memiliki.

Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai

bunyi, bertepuk tangan serta menghargai hasil karya yang kreatif (

Depdikbud, 2002: 4 ).

Penyelenggaraan Program Pembinaan

Adapun penyelenggaraan program pembinaan anak mencakup :

Program pembinaan

Program pembinaan yang dipergunakan adalah kurikulum program pembinaan yang dibuat lembaga sesuai dengan kebutuhan anak usia dini. Adapun prinsip – prinsip pendidikan untuk anak usia

dini seperti yang dirumuskan oleh Tina Bruce (1987) dalam tulisan Aswarni Sudjud (1997) ada sepuluh

prinsip – prinsip pendidikan anak usia dini, yaitu :

Usia anak adalah sebagian dari kehidupan secara keseluruhan, merupakan masa persiapan untuk

menghadapi kehidupan yang akan datang.

Fisik, mental dan kesehatan sama pentingnya seperti berfikir dan aspek psikis lainnya.

Pembelajaran pada anak usia dini saling terkait tidak dapat di pisahkan.

Motivasi intrinsik akan menghasilkan inisiatif tersendiri (Self Directed Activity) yang sangat bernilai.

Program pendidikan pada anak usia dini perlu menekankan disiplin.

Masa peka untuk mempelajari sesuatu pada tahap perkembangan tertentu perlu di observasi.

Titik tolak hendaknya pada apa yang dapat dikerjakan anak, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan anak.

Suatu kehidupan terjadi dalam diri anak ( inner life ) khususnya pada kondisi yang menunjang.

Orang – orang yang ada disekitar anak dalam melaksanakan interaksi dengan anak merupakan hal yang

penting.

PAUD merupakan interaksi antara anak dengan lingkungan, dimana dalam lingkungan tersebut termasuk

orang dewasa dan pengetahuan itu sendiri ( Rahman. S. Hibana, 2002; 53-55 ).

Prinsip-prinsip pembinaan

1) Program pembinaan dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan anak secara tepat, bertahap

dan terpadu.

Bertahap adalah mengikuti tahap perkembangan usia anak yaitu usia 3 bulan sampai 3 tahun

dan usia 3 tahun sampai 6 tahun.

Page 34: Document37

xxxiv

Berulang artinya latihan atau simulasi diberikan secara berulang-ulang (anak memerlukan

pengulangan dalam belajar)

Terpadu adalah mengintegrasikan seluruh aspek pengembangan anak (pembentukan perilaku

melalui pembahasan dan pengembangan kemampuan dasar).

2) Program pembinaan disesuaikan dengan usia, minat, kemampuan, bakat, dan tingkat perkembangan

yang berbeda-beda pada setiap anak secara individual.

3) Program pembinaan menekankan proses interaksi dengan orang dewasa, teman sebaya dan benda-

benda disekitarnya.

4) Program pembinaan dikembangkan untuk memberi kesempatan anak untuk berpartisipasi aktif

melalui kegiatan permainan (menyentuh, mengenal, mencoba benda-benda).

5) Program pembinaan memberikan pengalaman nyata bagi anak sehingga termotivasi dan

memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. ( Depdikbud, 2001:7-8 )

Organisasi penyelenggara

Organisasi penyelenggaraan taman pengasuhan anak adalah perorangan, keluarga, kelompok dan

atau organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan pembinaan yang memenuhi syarat sebagai berikut

:

1) Adanya anak didik berusia sekurang - kurangnya 3 bulan sampai dengan 6 tahun (kecuali pada kasus

khusus) dengan sejumlah lima orang atau lebih.

2) Tersedianya sarana dan prasarana pembinaan

3) Adanya kurikulum pembinaan

4) Adanya tenaga pembinaan yang melaksanakan kurikulum program pembinaan

5) Tersedianya sumber dana untuk pelaksanaan pembinaan

Proses Pembinaan

1) Proses pembinaan dalam satu hari minimal 2 jam @ 45 menit atau disesuaikan dengan kebutuhan

situasi dan kondisi anak.

2) Proses pembinaan dalam satu minggu minimal 3 kali pertemuan atau dapat dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan, situasi dan kondisi anak (Depdiknas, 2001:5-6).

Pengorganisasian

a. Perencanaan

Prinsip - prinsip perencanaan

Dalam menyusun perencanaan, hendaknya memperhatikan

prinsip – prinsip sebagai berikut :

Page 35: Document37

xxxv

a) Berorientasi pada kebutuhan dan usia anak dalam berbagai

pengembangan yang ingin dicapai dalam pembinaan.

b) Pembinaan dilakukan dalam suasana bermain sambil belajar.

Satuan kegiatan harian

Satuan kegiatan mingguan

b. Pelaksanaan

1) Tema

Merupakan wadah yang berisi unsur-unsur kegiatan untuk

mengembangkan kemampuan anak. Tema yang diberikan sesuai

dengan kemampuan anak dan usia anak yang berisi tentang tema

keagamaan, pengembangan fisik, pengembangan bahasa,

pengembangan kognitif, pengembangan sosial-emosional, dan

pengembangan seni.

2) Metode pembinaan (bermain sambil belajar)

a) Persyaratan metode :

- Membuat anak aktif dan banyak terlibat

- Memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan

kreativitas

- Sesuai dengan usia dan kemampuan anak

- Tidak membosankan anak

- Memungkinkan bagi anak untuk memilih aktivitas

b) Metode pokok (Bermain)

c) Metode pelengkap (Latihan, bercerita, menyanyi)

Page 36: Document37

xxxvi

3) Persiapan sarana pembinaan

Persiapan sarana pembinaan anak berupa perlengkapan ruangan,

sarana dan peralatan pendukung belajar.

4) Pengelolaan proses pembinaan

Pengelolaan proses pembinaan dilakukan penyelenggara berupa

persiapan – persiapan yang dilakukan bersama dengan pengasuh

mulai dari proses pembinaan (pelaksanaan) yang berakhir pada

penilaian atau evaluasi.

c. Penilaian Pembinaan / evaluasi

Penilaian pembinaan dilakukan dengan menggunakan instrumen dalam

bentuk pengamatan observasi yang digunakan untuk merekam proses

dan hasil dari suatu aktivitas sehari-hari di TPA

d. Komunikasi

Lembaga mengkomunikasikan hasil pembinaan dengan memberikan

format penilaian yang telah diisi kepada orang tua untuk digunakan

sebagai hasil akhir yang telah ditempuh dalam tiap tahap

perkembangan anak.

Taman Pengasuhan Anak atau Penitipan Anak

Pengertian Taman Penitipan Anak

Istilah lama diartikan tempat penitipan anak, untuk memperhalus

bahasanya maka istilah penitipan diganti dengan pengasuhan.

Page 37: Document37

xxxvii

Tempat Penitipan Anak adalah wahana pendidikan dan pembinaan

kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk

jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak

memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau

sebab lain. (Depdiknas, 2001: 3)

Menurut rapat koordinasi Usaha Kesejahteraan Sosial RI, Tempat

Penitipan Anak adalah lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada

anak- anak balita yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam

pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja.

Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan,

intelektual, emosional dan sosial.

Taman penitipan anak merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang

memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan

pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh

orang tuanya. ( Rahman. S. Hibana; 2002, 59 ).

Fungsi dan tujuan TPA

Fungsi TPA

Fungsi TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan

kesejahteraan anak sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu

tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu

yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain

(Depdiknas, 2001: 3).

Tujuan TPA

Page 38: Document37

xxxviii

1) Memberikan pelayanan kepada anak usia dini dalam mencapai

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal berdasarkan konsep

PAUD.

2) Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap keluarga yang

mempunyai anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan

perkembangan anak secara optimal.

Penyelenggaraan Program

Perencanaan

Kegiatan dalam bentuk apapun akan dapat berjalan dengan baik

apabila direncanakan sebelumnya, sebab hanya dengan perencanaan yang

baik maka suatu kegiatan tersebut hampir dapat dipastikan akan berjalan

dengan baik pula. Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam

pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu

yang akan datang (H.D. Sudjana, 1992: 41). Dikatakan sistematik karena

perencanaan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip – prinsip tertentu

dalam proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik

secara alamiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi. Menurut

William Kami (1986) menyatakan untuk mendorong kemampuan berfikir

anak sebaiknya guru merancang suatu kegiatan yang memungkinkan

masing – masing anak untuk mendapatkan kesempatan khusus untuk

memutuskan sendiri kegiatan mana yang dipilih. Pada perencanaan

kegiatan ini terlebih dahulu pengelola dan tenaga pengasuh membuat

Page 39: Document37

xxxix

satuan kegiatan harian dan satuan kegiatan mingguan yang pembuatannya

dimusyawarahkan dalam forum.

Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan usaha untuk mengintegrasikan

sumber-sumber manusiawi dan non manusiawi yang diperlukan kedalam

suatu kesatuan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana telah

direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hani

Handoko, 1994 pengorganisasian merupakan suatu proses

mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan

diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai

dengan efisien. (Didiet Hardjito, 1995 : 76). Untuk pengorganisasian

kegiatan dilakukan bersama – sama oleh pengurus dan pengasuh dalam

musyawarah yang didalamnya dibahas secara teknis penyelenggaraan

program pembinaan.

Pelaksanaan

Setelah perencanaan dan pengorganisasian maka fungsi pelaksanaan

baru dilakukan agar dapat merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam proses manajemen pelaksanaan merupakan proses yang sangat

penting sebagai tindak lanjut dari fungsi perencanaan dan

pengorganisasian. Pelaksanaan pembinaan penitipan anak dilakukan secara

pelan dan pasti yang menyangkut pengembangan moral dan nilai – nilai

Page 40: Document37

xl

agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan

kognitif, pengembangan sosial - emosional, dan pengembangan seni.

Evaluasi

Menurut Brewer (1992) penilaian atau evaluasi adalah penggunaan

sistem evaluasi yang bersifat menyeluruh untuk menentukan kualitas dari

suatu program atau kemajuan dari seorang anak. (Patmodewo, 2003 : 138).

Biasanya penilaian dikaitkan dengan penilaian terhadap perkembangan

sosial, emosional, fisik maupun perkembangan intelektual. Dalam

pembinaan ini evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengamatan yang

dijalankan pengasuh untuk mengetahui tingkat perkembangan anak secara

pasti dalam tiap harinya.

Page 41: Document37

xli

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Menurut (FX. Sudarsono, 1999) hakekat penelitian adalah untuk mencari

kebenaran yang dapat diujikan oleh orang secara obyektif untuk memperoleh

kebenaran ilmiah. Untuk memperoleh kebenaran tersebut digunakan metode

pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

pendekatan yang memandang obyek kajian terdiri dari unsur yang saling

terkait dan mendeskripsikan fenomena yang andal (Arikunto, 1993:203).

Sesuai dengan judul yaitu tentang Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini

di Taman Pengasuhan Anak Melati maka, penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif karena tidak menggunakan angka-angka, tetapi

mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan tentang permasalahan

yang akan di bahas yang berkenaan dengan profil pembinaan anak usia dini di

Taman Penitipan Anak dan faktor penunjang serta penghambat pembinaan.

Agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta dapat

memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian ini, maka peneliti

menggunakan metode kualitatif, menurut Bodgan dan Biklen (1982, 27-30)

dalam Moleong (2002: 4-8) bahwa penelitian kualitatif memiliki lima ciri,

yaitu :

Page 42: Document37

xlii

1. Dilaksanakan dengan latar alami, karena merupakan alat penting adalah

adanya sumber data yang langsung dari peristiwa.

2. Bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau

gambar daripada angka.

3. Lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata.

4. Dalam menganalisis data cenderung cara induktif.

5. Lebih mementingkan tentang makna (essensial).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah obyek penelitian dimana kegiatan penelitian

dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah dan

memperjelas obyek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan

tidak terlalu luas. Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat pengasuhan anak

Melati Jl. Hayam Wuruk 1A Semarang, pemilihan lokasi penelitian tersebut

karena TPA Melati berada di tengah lingkungan perkantoran / kampus.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berisi pokok kajian yang menjadi pusat perhatian, yaitu:

1. Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak

Melati, dengan ruang lingkup perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Page 43: Document37

xliii

2. Faktor penunjang serta penghambat pembinaan penitipan anak usia dini

yang berasal dari penyelenggara, pengasuh, orang tua, anak didik baik itu

mengenai sarana prasarana maupun lingkungannya.

D. Sumber Data Penelitian

Menurut Lofland dan Lofland (1984 : 47) Sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain - lain ( Moleong, 2001 : 112 ).

Dalam penelitian ini sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber

data sekunder. Adapun sumber data primer berupa wawancara kepada

informan dan observasi, sedangkan sumber data sekunder berasal dari

dokumentasi. Untuk mendukung kegiatan penelitian ini, dilakukan

pengumpulan data primer melalui wawancara yang bersumber dari informan

penelitian.

Informan adalah orang- orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi, latar belakang penelitian ( Moleong,

2001: 90 ). Pemilihan informan penelitian berdasarkan pada tujuan penelitian

yaitu untuk mengetahui Profil TPA Melati dan faktor penunjang serta

penghambat pembinaan. Pengambilan informasi penelitian dilakukan dengan

mengambil informasi dari satu orang kepala TPA, 4 orang pengasuh, dan 5

orang tua peserta didik. Adapun penulis memilih 10 informan tersebut

didasarkan pada keaktifan beliau – beliau berada di TPA Melati diantaranya 1

orang pimpinan dan 4 orang pengasuh yang selalu ada di TPA dan 5 orang tua

Page 44: Document37

xliv

anak didik yang aktif menitipkan anaknya disana. Untuk memperoleh data dan

informasi yang sebanyak banyaknya, peneliti mengobservasi terlebih dahulu

situasi sosial lokasi penelitian. Adapun yang dilakukan adalah pengumpulan

data lewat wawancara.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data

dilakukan bersama dengan pengumpulan data, adapun metode yang digunakan

dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian

terlebih menggunakan pendekatan kualitatif. Pengamatan atau observasi

dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan

Lincoln (1981: 191-193) bahwa:

a. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.

b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri.

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam

situasi proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh

dari data.

d. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami

situasi-situasi yang rumit.

Untuk mengetahui gambaran awal tentang subyek penelitian, maka

peneliti harus lebih dahulu mengadakan survey terhadap situasi sosial dan

kondisi sasaran penelitian.

Page 45: Document37

xlv

Dalam observasi atau pengamatan ini, peneliti mengadakan

pengamatan situasi sosial lokasi penelitian serta mengetahui secara

langsung kegiatan pengasuhan yang terjadi di TPA Melati Semarang.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Metode

pengumpulan data dalam bentuk komunikasi verbal yang dapat

mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

sesuatu dimasa lalu, memproyeksikan sesuatu yang diharapkan dimasa

depan (Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2000:135).

Dalam pengumpulan data tidak diabaikan juga penggunaan

sumber-sumber non manusia seperti dokumentasi dan catatan-catatan yang

tersedia. Wawancara dan observasi dipedomani dan dikembangkan

sebagaimana yang diajukan oleh Spadley (Sanapiah: 1999: 91-108) yang

diawali dengan observasi dan wawancara struktural serta diakhiri dengan

observasi selektif dan wawancara kontras.

Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data

dengan jalan wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara

bertanya langsung kepada responden. Adapun pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dimana pada

wawancara ini menggunakan pedoman wawancara yang dijabarkan dalam

bentuk deskripsi. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab langsung

kepada nara sumber (informan) yang dapat dipercaya kebenarannya.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan orang tua

anak asuh TPA Melati, tenaga pengasuh di TPA Melati, dan pimpinan

TPA Melati. Setiap pertanyaan diarahkan pada bidang yang sedang diteliti

yaitu pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak

Melati Semarang, hasil pertanyaan atau jawaban ditulis dalam lembaran

yang disediakan.

Adapun garis besar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam

wawancara tersebut adalah :

a. Orang tua anak asuh TPA Melati

1) Identitas Orang tua, meliputi :

Nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, pekerjaan dan alamat.

2) Pendapat orang tua tentang motivasi orang tua dan peran orang tua

dalam proses, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan anak di TPA

Melati.

b. Tenaga Pengasuh

Page 46: Document37

xlvi

1) Identitas Tenaga Pengasuh meliputi :

Nama, tempat / tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, pekerjaan dan alamat.

2) Pendapat tenaga pengasuh tentang pembinaan penitipan anak di

TPA Melati yang berkaitan dengan metode pembinaan, alasan

pemilihan metode, serta evaluasi akhir dari pembinaan.

3) Faktor penunjang dan penghambat pembinaan.

c. Pimpinan TPA

1) Identitas Pimpinan TPA, meliputi :

Nama, tempat / tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, pekerjaan dan alamat.

2) Pendapat pimpinan tentang pembinaan penitipan anak di TPA

Melati.

3) Faktor penunjang dan penghambat pembinaan.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode yang mencari data

mengenai hal-hal yang berupa catatan suatu buku, surat kabar, majalah

dan sebagainya. Dokumentasi juga dimaksudkan sebagai rekaman suatu

peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan dan memerlukan

interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman

peristiwa. Dokumen ini dimaksudkan untuk melengkapi data dari

wawancara dan observasi.

Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2000:160) ada

beberapa alasan dari penggunaan dokumentasi, antara lain :

a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang

stabil, kaya dan mendorong.

b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.

c. Keduanya berguna dan sesuai untuk penelitian kualitatif.

Page 47: Document37

xlvii

d. Relatif murah dan tidak sukar diperoleh.

e. Keduanya tidak sukar ditemukan.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil bahan-bahan sumber dan

data-data dokumentasi yang ada di Taman Pengasuhan Anak Melati

berupa foto - foto pelaksanaan kegiatan penelitian, data - data lain berupa

buku – buku referensi lain yang berkaitan dengan tema pengasuhan anak

usia dini.

F. Keabsahan Data

Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2000:173) ada empat kriteria

yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk keabsahan data, yaitu :

1. Derajat kepercayaan (Credibility).

2. Keteralihan (Transferability).

3. Kebergantungan (Dependability).

4. Kepastian (Confirmability).

Kriteria keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil

penelitian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan. Teknik-teknik yang

digunakan untuk melacak atau membuktikan kebenaran atau taraf kepercayaan

data melalui ketekunan pengamatan (persistent observation), triangulasi

(triangulation), pengecekan dengan teman sejawat. Untuk membuktikan

keabsahan data dalam penelitian ini, teknik yang digunakan hanya terbatas

pada teknik pengamatan lapangan dan triangulasi.

Dezim dalam Moleong (2000:278) membedakan 4 macam triangulasi, yaitu :

1. Triangulasi sumber maksudnya membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam metode kualitatif.

Page 48: Document37

xlviii

2. Triangulasi metode maksudnya menurut Patton dalam Moleong

(2000:178) terdapat dua strategi, yaitu :

a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data.

b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama.

3. Triangulasi peneliti maksudnya memanfaatkan peneliti untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

4. Triangulasi teori maksudnya membandingkan teori yang ditemukan

berdasarkan kajian lapangan dengan teori yang telah ditemukan para

pakar.

Teknik triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dengan

pertimbangan bahwa untuk memperoleh informasi dari para informan perlu

diadakan croscek antara satu informan dengan informan yang lain sehingga

akan diperoleh informasi yang benar – benar valid. Informasi yang diperoleh

Diusahakan dari narasumber yang benar- benar mengetahui akar permasalahan

dalam penelitian ini.

G. Analisis Data

Bersamaan dengan proses pengumpulan data dilakukan juga analisis data.

Alur analisis mengikuti pendapat Spradley dalam Sanapiah (1990:91-108)

dengan mereduksi banyaknya data yang diperoleh, diklasifikasikan dalam

domain untuk memperoleh gambaran yang bersifat umum dan relatif

menyeluruh dari suatu fokus permasalahan yang diteliti.

Page 49: Document37

xlix

Analisis data dilakukan bersamaan dalam proses pengamatan dan wawancara

deskriptif, selanjutnya dilakukan analisis taksonomik yang berusaha merinci

lebih lanjut, mengorganisasikan atau menghimpun elemen-elemen yang sama.

Analisis taksonomik dilakukan bersamaan dengan pengamatan terfokus dan

wawancara struktural. Dalam tahap ini terkait dengan fokus penelitian, yaitu :

“Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak

Melati Semarang dan Faktor penunjang dan penghambat pembinaan”.

Selanjutnya dilakukan analisis komponensial dengan mengorganisasikan

kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh dari pengamatan dan

wawancara terseleksi dan kemudian dilanjutkan dengan analisis tema untuk

mendeskripsikan secara menyeluruh dan menampilkan makna dari yang

menjadi fokus penelitian.

Terfokus

selektif

Struktural kontras

Skema alur analisis data Spradley (Sanapiah, 1990: 91-108)

Ket: Diawali dengan pengamatan dan wawancara struktural serta diakhiri

dengan observasi selektif dan wawancara kontras.

Deskriptif

Deskriptif

Page 50: Document37

l

Penjelasan dari skema diatas sebagai berikut : Pengamatan Deskriptif

dilakukan untuk melihat secara umum tentang kondisi TPA Melati, setelah itu

dilakukan pengamatan yang terfokus pada objek yang akan diteliti mengenai

profil. Proses selanjutnya dilakukan pengamatan secara selektif untuk melihat

bagaimana kegiatan pembinaan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan evaluasi, bersama dengan proses pengamatan itu juga

dilakukan wawancara Deskriptif kepada pimpinan TPA untuk memperoleh

gambaran secara umum tentang sejarah singkat, letak geografis. Selanjutnya

dilakukan wawancara terstruktur secara mendalam kepada pengasuh dan

orang tua untuk mengungkap fokus penelitian. Untuk melengkapi dan

mendukung data yang diperoleh, kemudian dilakukan pengambilan

dokumentasi. Melalui kegiatan ini dapat diperoleh berbagai kejadian- kejadian

yang dapat memperjelas dari setiap kegiatan.

Page 51: Document37

li

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada dasarnya merupakan data yang

diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan

dokumentasi, tetapi sebelum disampaikan hasil penelitiannya

terlebih dahulu disampaikan gambaran umum mengenai

Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang (TPA) mengingat

TPA tersebut sebagai tempat dilaksanakannya penelitian ini.

1. Sejarah singkat TPA Melati Semarang.

Taman Pengasuhan Anak Melati (TPA) Semarang

berdiri pada tanggal 31 Maret 1994, yang tercatat dalam

akta notaris nomor 18 tahun 1994 dan dipelopori oleh

beberapa Dosen dan Guru Besar Universitas Negeri

Diponegoro yang pada saat itu menjabat di Universitas

Diponegoro. TPA Melati sejak berdiri dikelola oleh para

istri pendiri dan ibu – ibu Dharma Wanita UNDIP sampai

sekarang.

Page 52: Document37

lii

Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang

diresmikan pada tanggal 31 Maret 1994 oleh Prof dr

Moeljono Soegiarto Trastotenejo yang pada saat itu

menjabat sebagai Rektor UNDIP. Peresmian TPA sebagai

kenang-kenangan beliau mendekati masa pensiun. TPA

Melati didukung langsung dan dikelola oleh ibu- ibu

Dharma wanita UNDIP dan dikepalai oleh Ny Moeljono.

TPA Melati berada dibawah naungan Universitas

Diponegoro dengan tenaga administrasi maupun tenaga

teknis yang membantu kerja kepala TPA Melati.

Dasar didirikannya Taman Pengasuhan Anak Melati

adalah untuk memenuhi hak anak untuk tumbuh kembang

dan perlindungan dengan menghindarkan kekosongan

rawatan, asuhan, bimbingan dan pembinaan dalam

pertumbuhan dan perkembangannya, mendorong peran

keluarga untuk memenuhi fungsi keluarga, membantu ibu

pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja yang

optimal, membantu program pemerintah dalam bidang

pendidikan, kesehatan, sosial dan dalam bidang jasa.

2. Letak Geografis

Page 53: Document37

liii

Taman Pengasuhan Anak Melati terletak di jalan

Hayam Wuruk I A Semarang propinsi Jawa Tengah,

tepatnya berada di lingkungan Kampus UNDIP. Jarak

Taman Pengasuhan Anak Melati dengan pusat

pemerintahan kota Semarang kurang lebih 5 km. TPA

Melati berbatasan langsung sebelah utara dengan kampus

UNDIP, sebelah barat jalan Pahlawan, sebelah selatan jalan

Singosari dan sebelah timur kampus USM. Dengan

demikian TPA Melati terletak strategis ditengah-tengah

perkantoran / kampus dimana para ibu-ibu atau orang tua

bekerja.

3. Organisasi dan Ketenagaan TPA

Taman Pengasuhan Anak Melati merupakan

lembaga pelaksana teknis yang dikelola langsung oleh ibu –

ibu Dharma Wanita UNDIP dan dibantu oleh beberapa

pengasuh atau pendidik anak. Landasan dari berdirinya

Taman Pengasuhan Anak Melati adalah Undang - undang

no 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokok kesejahteraan

sosial dan UU no. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.

Page 54: Document37

liv

Susunan kepengurusan Taman Pengasuhan Anak

Melati Semarang sebagai berikut :

Pelindung : Rektor UNDIP

Prof. SR. Eko Budihardjo M.Sc

Pembina : Prof. Dr. Moeljono S Trastotenejo

Prof. DR. Dr. Harjono Soejitno

Penanggung jawab : Ketua Persatuan Dharma Wanita

UNDIP

Ketua : Ny. Moeljono S Trastotenejo

Wakil Ketua : 1. Ny. Warella

2. Ny. Anhari Basuki

Sekretaris : Ir. Dewi Handayani Diono Iksan

Wakil Sekretaris : 1. Ir. Soegiarsih

2. Ir. Soemarti Prapto, SH

Bendahara : Prof. Ir. Joetata Hadihardaja

Pembantu Umum : 1. Djoko Moeljanto 3.

Soewito

2. Achmad 4. Saryono

Tenaga Pendidik : 1. Suparmi 3. Ismiati

Page 55: Document37

lv

TP

Pelindung

Penanggung jawab

Ketua Pengelola

TP TP TP

Wakil Ketua Bendahara

2. Sri Hastuti 4. Estu Dwi

Astuti

STRUKTUR ORGANISASI TPA MELATI

SEMARANG

Sekretaris

Wakil Sekretaris

Page 56: Document37

lvi

Pembantu umum

Ketenagaan yang ada di TPA Melati Semarang

terdiri dari para istri- istri dan pegawai UNDIP yang

menjabat sebagai ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,

pembantu umum, tenaga pengasuh, yang secara

keseluruhan berjumlah 15 orang. Sumber tenaga yang ada

di TPA Melati pada umumnya berusia 30-40 tahun dan

memiliki kualifikasi pendidikan yang beragam mulai dari

lulusan S3, S2, S1, D2, SMA, SMP. Untuk tenaga pengelola

ditinjau dari latar belakang pendidikan cukup potensial

untuk dapat mengembangkan pendidikan anak usia dini di

TPA Melati, sedangkan untuk tenaga pengasuh ditinjau

dari latar belakang pendidikannya kurang mendukung

terhadap perkembangan anak karena rasionalnya tenaga

kependidikan untuk pendidik setidak-tidaknya lulusan

Page 57: Document37

lvii

PGTK atau bahkan sarjana terkhusus dari jurusan yang

relevan atau sarjana psikologi, karena mereka harus benar-

benar mendalami paedagogis, psikologi perkembangan

anak dan ilmu jiwa anak.

Data ketenagaan TPA Melati UNDIP tahun 2005

tercantum dalam tabel berikut ini :

Tabel I

Data Ketenagaan TPA Melati UNDIP Tahun 2005

No Nama Pendidikan Ket

1. Ny Moeljono S Trastotenojo SMU Ketua

2. Ny Warella SMU Wakil Ketua

3. Ny Anhari Basuki SMU Wakil Ketua

4. Ir Dwi Handayaani S1 Sekretaris

5. Ir Soegiarsih S1 Wakil Sekr

Page 58: Document37

lviii

6. Ir Soemarti Prapto S S1 Wakil Sekr

7. Prof . Joetata S3 Bendahaara

8. Djoko Moeljanto SMU Pemb. Umum

9. Soewito SMU Pemb. Umum

10. Achmad SMU Pemb. Umum

11. Saryono SMU Pemb. Umum

12. Suparmi D2 Tng Pendidk

13. Estu Dwiastuti SMU Tng Pendidk

14. Sri hastuti SMU Tng Pendidk

15. Ismiati SLTP Tng Pendidk

4. Program Pembinaan

TPA Melati merupakan lembaga yang memberikan

pelayanan pembinaan berupa pengasuhan anak dalam

jangka waktu tertentu yang termasuk dalam kategori TPA

dengan pengasuhan sewaktu–waktu (Incidental Day

Care) yang melaksanakan kegiatan–kegiatan berupa

penyuluhan, pelayanan dan pembinaan dengan stimulasi

psikomotorik dan psiko sosial sewaktu – waktu bila

diperlukan sesuai dengan kebutuhan orang tua.

Pada program pembinaan telah dibuat acuan

pelaksanaan kegiatan pembinaan di TPA Melati sebagai

berikut :

a. Pengembangan moral dan nilai-nilai agama

Page 59: Document37

lix

Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah

kemampuan melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan

ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Indikator kemampuan dan

cara pencapaian kemampuan adalah:

1). Bersenandung lagu keagamaan

Pengasuh menyenandungkan lagu-lagu keagamaan pada

saat di dekat anak dan sesekali mengajak anak untuk ikut

bersenandung. Hal ini membantu anak untuk lebih mengenal

ciptaan Tuhan dan mencintai sesama.

2). Mengikuti bacaan doa

Menyayangi orang tua, orang di sekeliling, teman,

binatang dan tanaman

Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan serta

menirukan sikap berdoa. Pengasuh membiasakan

memperdengarkan doa sebelum melakukan sesuatu bersama

anak. Sesuai perkembangannya, pengasuh mengajak anak

untuk mengikuti bacaan doa dimaksud dan menunjukkan sikap

berdoa yang benar.

3). Meniru gerakan beribadah

Pengasuh mengajak anak untuk menirukan gerakan-

gerakan beribadah, sesuai agama masing-masing. Pengasuh

kadang membiarkan bila anak melakukan kesalahan. Secara

Page 60: Document37

lx

bertahap, sesuai dengan perkembangan daya pikirnya,

diberitahukan cara-cara yang benar.

4). Mendengarkan cerita tentang kebesaran Tuhan

Pengasuh TPA sering membacakan cerita-cerita tentang

kebesaran Tuhan dan bila memungkinkan pengasuh

mempergunakan buku cerita untuk melakukan kegiatan ini.

Sesuai dengan perkembangannya, cerita bisa diperluas

temanya, sehingga tidak sekedar menceritakan tentang ciptaan

Tuhan. Selain itu pengasuh menceritakan atau membacakan

buku cerita tentang perlunya menyayangi orang-orang di

sekitar kita, menyayangi teman, maupun menyayangi binatang

dan tanaman. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih daya fikir

dan imajinasi anak.

5). Mengenal "nama" Tuhan ( Sesuai agama masing - masing )

Pengasuh memberitahukan kepada anak tentang sebutan

"nama" Tuhan, sesuai agama masing-masing. Setelah itu

pengasuh meminta anak untuk menirukan dan mengulangi

setiap ada kesempatan.

6). Merasakan dan menunjukkan rasa sayang, cinta kasih melalui

belaian rangkulan.

Pengasuh TPA sering membelai atau memeluk anak dan

membisikkan kata-kata yang lembut, yang disamping

Page 61: Document37

lxi

memberikan rasa aman pada anak juga dimaksudkan agar anak

dapat merasakan rasa sayang dan cinta kasih.

7). Pengasuh mengajarkan anak untuk mengucapkan terimakasih

setelah menerima sesuatu (dengan dorongan).

Pengasuh TPA mengingatkan anak untuk mengucapkan

terimakasih setiap kali menerima sesuatu. Hal ini dilakukan

untuk memberikan pengertian anak akan cara menghargai

pemberian orang lain.

8). Mengucapkan salam

Pengasuh membiasakan mengucapkan salam dengan suara

yang cukup keras setiap kali bertemu dengan anak,hal ini

dilakukan selain untuk mambantu anak berkomunikasi dengan

orang lain juga secara tidak langsung membantu anak untuk

berinteraksi dengan orang disekitarnya.

9). Mengucapkan kata-kata santun, seperti maaf, tolong.

Pengasuh TPA membiasakan anak untuk mengucapkan

kata-kata santun, misalnya minta maaf setelah melakukan

kesalahan atau mengucapkan tolong sebelum minta tolong

kepada orang lain. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih

Kesopanan pada anak.

b. Pengembangan Fisik

Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah

kemampuan mengelola dan keterampilan tubuh termasuk gerakan-

Page 62: Document37

lxii

gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan

gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (pancaindera).

Indikator kernampuan dan cara pencapaian kemampuan ini

adalah:

1). Berjalan stabil

Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk melatih

anak berjalan stabil dan seimbang, apabila pada umur 2

tahun lebih anak belum dapat berjalan, pengasuh segera

menyarankan orang tua untuk secepatnya memeriksakan

anak ke dokter atau therapy dan pengasuh ikut mengawasi

anak yang berada pada pengawasan dokter untuk proses

terapi.

2). Berjalan mundur

Kemampuan anak untuk berjalan mundur harus makin

dimantapkan. Pengasuh TPA kadang memvariasikan dengan

perlombaan berjalan mundur dengan rintangan kecil dengan

memberikan hadian pada anak bila dapat melewati rintangan

tersebut agar anak termotivasi untuk terus mencoba dengan

harapan mendapatkan hadiah.

3). Naik-turun tangga dengan atau tanpa berpegangan

Dalam kegiatan ini pengasuh mengawasi anak saat naik-

turun tangga. Pengasuh tidak perlu ikut naik-turun bersama

Page 63: Document37

lxiii

anak, namun tetap harus mengawasi untuk menjaga berbagai

kemungkinan yang ada, misalnya anak terjatuh.

4). Memanjat

Dalam kegiatan ini pengasuh membiarkan anak

memanjat. pengasuh tinggal mengawasi saja dan berusaha

untuk tidak berteriak saat anak melakukan gerakan yang

cukup berbahaya, karena akan mengagetkan anak dan dapat

mematikan niat anak untuk mencoba.

5). Berjalan mengikuti jejak secara lurus atau melingkar

Dalam kegiatan ini pengasuh meminta anak untuk

berjalan di atas garis lurus atau melingkar yang dibuat di

atas tanah. Ini merupakan latihan keseimbangan agar anak

semakin dapat berjalan dengan mantap.

6). Berlari tanpa jatuh

Pengasuh mengajak anak berlomba lari sampai jarak

tertentu, 3 meter misalnya. Pengasuh mencari tempat yang

cukup lapang, dengan sedikit rintangan misalnya diletakkan

kardus kecil di antara area tersebut dan meminta anak untuk

sesekali melompatinya.

7). Mengikuti gerakan binatang

Sambil bercerita dengan anak pengasuh memperagakan

gerakan binatang, misalnya cara angsa berjalan, gerakan

sayap burung terbang, gerakan cacing berjalan. Pengasuh

Page 64: Document37

lxiv

kemudian meminta anak untuk mengikuti gerakan-gerakan

binatang tersebut. Selanjutnya pengasuh dapat pula

meminta anak untuk menirukan gerakan binatang yang

dilihatnya sendiri di lingkungan TPA Melati.

8). Menendang, menangkap dan melempar bola dari jarak dekat

Dalam kegiatan ini pengasuh memberikan sebuah bola

kepada anak ( sebaiknya dipilih bola plastik). Pengasuh

memberitahukan cara menendang, menangkap dan

melempar bola. Kadang pengasuh mengajak anak untuk

bermain dengan bola.

9). Melompat dengan dua kaki sekaligus

Pengasuh menunjukkan cara melompat dengan dua kaki

sekaligus, baru kemudian pengasuh meminta kepada anak

untuk menirukannya. Sebelum melakukan kegiatan ini,

pengasuh dapat bercerita tentang katak yang sedang

melompat.

10). Masuk ke dalam gorong-gorong atau meja-kursi atau kardus

yang disusun

Pada kegiatan ini pengasuh menyusun kardus yang

ukuran agak besar sehingga anak dapat masuk ke dalamnya

tidak jarang meminta anak untuk masuk ke bawah meja dan

merangkak ke ujung meja yang lain dengan maksud melatih

anak bergerak di ruang sempit.

Page 65: Document37

lxv

11). Membedakan permukaan 3 jenis benda melalui perabaan

Pengasuh TPA Melati memberikan tiga jenis benda yang

memiliki permukaan berbeda, misalnya kain wool, kain

katun, dan amplas. Pengasuh meminta anak untuk meraba

dan merasakan perbedaan permukaan ketiga jenis benda

dimaksud untuk menuang (air, beras, biji-bijian), anak

umumnya suka menuang sesuatu dari satu tempat ke tempat

lainnya. Pengasuh TPA Melati tinggal memberikan alat-alat

dan bahan yang dapat dipergunakan untuk melakukan

kegiatan ini, deangan harapan anak dapat memasukkan

sesuatu kedalam tempat lain untuk mengetahui kemampuan

anak dalam membedakan 3 permukaan benda yangberbeda.

12). Menunjuk mata boneka

Pengasuh TPA Melati menunjukkan cara menunjuk,

setelah itu meminta anak menunjukkan mana mata boneka.

Pengasuh mengulangi kegiatan itu sampai anak dapat

dengan tepat menunjuk pada mata boneka, dan kadang

pengasuh juga meminta anak untuk menunjuk mata mereka

masing – masing.

13). Merobek lurus

Dalam kegiatan ini pengasuh mengajari anak untuk

merobek kertas secara lurus. Bila perlu pengasuh juga mengajari

merobek kertas dengan melipat kertas itu terlebih dahulu , harapan

Page 66: Document37

lxvi

dari kegiatan ini dapat melatih perkembangan fisik otot tangan

dengan meremas kertas sesuai keinginan.

14). Melipat kertas sembarangan

Pengasuh menunjukkan kertas kepada anak dan mengajak

anak untuk mulai bermaian melipat kertas, sebaiknya kertas

berwarna,pengasuh membiarkan saja anak melipat kertas

tersebut semaunya, dari situ dapat dilihat seberapa kreatifnya anak.

c. Pengembangan Bahasa

Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan

menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat

berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar.

Indikator kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini adalah:

1). Mengenal suara - suara di sekitarnya ( orang-orang terdekat,

binatang, benda ) dan menirukan suara beberapa binatang

Untuk memperkenalkan suara, pengasuh menirukan suara

beberapa binatang atau suara lainnya. Kemudian pengasuh

meminta anak untuk menirukan suara binatang sambil

menyebutkan nama binatangnya, dari kegiatan ini pengasuh secara

langsung memberikan latihan pada mengenal suara yang didengar

disekitar mereka.

2). Menyatakan dalam kalimat pendek 2-4 kata

Mendengarkan radio atau melihat televisi merupakan

latihan yang cukup bagus yang diberiakn pengasuh di TPA Melati

untuk latihan menyusun kalimat. Komunikasi dengan anak secara

Page 67: Document37

lxvii

intensif akan sangat membantu kemampuan ini, dari kegiatan ini

dapat dilihat dari cara anak mengungkapkan keinginannya.

3). Mengerti dan melaksanakan 1 perintah

Pengasuh dapat meminta anak untuk mengambilkan suatu

barang yang memang diperlukan, dan melihat respon anak untuk

perintah yang diberikan apakah anak melakukannya sesuai perintah

atau tidak.

4). Mengajukan pertanyaan

Anak umumnya suka bertanya untuk memuaskan

rasa ingin tahunya. Pengasuh menjawab setiap pertanyaan

anak dengan jawaban sejelas mungkin.

5). Menyebutkan nama benda

Pengasuh sering berkomunikasi dengan anak,

dengan memberikan pertanyaan tentang nama panggilannya,

nama-nama bagian / anggota tubuh, atau benda-benda yang

telah dikenalnya. Pada saat bertanya, pengasuh

mengupayakan sambil menunjukkan benda / anggota tubuh

yang ditanyakan.

6). Tertarik pada gambar dalam buku

Pengasuh memberikan buku-buku atau majalah yang

penuh dengan gambar berwarna. Dari kegiatan ini

pengasuh mencoba memberikan pertanyaan kepada anak

Page 68: Document37

lxviii

untuk menyebutkan dan menceritakan isi gambar sesuai

versi anak.

d. Pengembangan Kognitif

Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah

kemampuan berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan

masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Indikator

kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini adalah:

1). Mengelompokkan benda yang sama

Pengasuh memberikan anak beberapa benda,

diantaranya lebih dari dua buah, kemudian meminta anak

untuk mengelompokkan benda-benda yang sama.

2). Mengelompokkan bentuk (lingkaran dan bujursangkar)

Pengasuh memperkenalkan bentuk lingkaran dan

bujursangkar dengan menunjukkan gambarnya. Kemudian

mengumpulkan berbagai gambar yang memiliki dasar

bentuk lingkaran dan bujur sangkar, kemudian meminta

anak untuk mengelompokkan gambar - gambar tersebut

menjadi dua kelompok (lingkaran dan bujursangkar ).

3). Membedakan besar - kecil

Pengasuh mencari benda sejenis yang ukurannya

berbeda, misalnya daun atau batu kemudian menujukkan

mana yang besar dan mana yang lebih kecil. Pengasuh

mengajak anak untuk membedakan atau menyebutkan benda

mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil.

Page 69: Document37

lxix

4). Membedakan rasa

Untuk membedakan rasa, pengasuh meminta anak

untuk merasakan makanan yang berbeda rasanya. Misalnya

garam, gula, asam. Saat anak merasakan sebutkan "nama"

rasa yang dimaksud (asin, manis, asam). Pada kesempatan

lain, pengasuh meminta anak untuk merasakan dan

menyebutkan nama rasa yang dimaksud.

5). Membedakan bau

Untuk mengenal bau-bauan, Pengasuh memasukkan

beberapa jenis minyak ke dalam botol atau masukkan

beberapa rempah-rempah, masing-masing jenis dalam

kantung yang berbeda, kemudian meminta anak untuk

membaui dengan mendekatkan hidungnya. Sebutkan

namanya setiap anak membaui jenis benda tertentu. Setelah

beberapa kali, pengasuh melakukan hal yang sama namun

kali ini pengasuh meminta anak untuk menyebutkan nama

bendanya.

6). Mengulang bilangan 1,2,3,4,5

Pengasuh mengajak anak untuk menyebutkan

bilangan 1 sampai dengan 5 secara berurutan. Lakukan

sambil bermain, misalnya saat berjalan ajak untuk

menghitung langkah kakinya atau sambil menghitung batu.

Page 70: Document37

lxx

7). Pengelompokan atau pengenalan warna (2 warna)

Bersamaan dengan menanyakan nama-nama benda,

pengasuh menyebutkan atau menanyakan (bila anak sudah

mengenal) warna-warna dari benda-benda yang disebutkan

namanya. Secara berulang-ulang pengasuh mengenalkan

anak dengan 2 warna.

e. Pengembangan Sosial-Emosional

Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah

kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan

masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan budaya. Serta

mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar

dan rasa memiliki.

Indikator kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini

adalah:

1). Mengenal etiket makan dan jadwal makan teratur.

Disamping melatih jadwal makan yang teratur,

pengasuh memperkenalkan anak dengan etiket sederhana,

misalnya makan harus dengan duduk, jangan berbicara saat

makan, makan harus dengan tangan kanan. Hal itu dapat

membantu anak tentang cara makan yang benar.

2). Mulai dapat "berbagi"

Pengasuh mencoba meminta sebagian yang ada

dalam genggaman anak, misalnya saat anak makan biskuit,

Page 71: Document37

lxxi

pengasuh meminta sedikit biskuit dan memberikan pada

teman yang lain.

3). Mulai mahir menggunakan toilet (WC kamar mandi), dengan

bantuan diingatkan.

Pada saat anak menunjukkan tanda-tanda akan buang

air dan tidak secepatnya menuju ke toilet, pengasuh

mengingatkan agar anak segera ke toilet. Dengan bimbingan

anak diberiakan pengertian kalau merasa sakit perut dan

terasa ingin pipis kita harus segera ke kamar mandi, dengan

kebiasaan itu diharapkan anak dapat melakukannya sendiri.

4). Dapat ditinggalkan oleh orangtuanya

Pada usia 1-2 tahun, anak belum "bersedia" orang

tuanya menghilang dari pandangannya, tetapi pada umur 2-3

tahun pengasuh menyarankan sebaiknya orang tua benar-

benar meninggalkan anak sendirian agar anak terlatih untuk

mandiri melakukan kegiatannya.

5). Dapat memilih kegiatan sendiri

Pengasuh selalu memberikan kesempatan kepada

anak untuk memilih sendiri kegiatan yang akan

dilakukannya bersama-sama temannya, sebagai contoh

kegiatan untuk bermain anak dibiarkan secara bebas

melakukannya sendiri.

Page 72: Document37

lxxii

6). Menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih, takut.

Pengasuh melatih anak untuk menunjukkan

ekspresi yang wajar, misalnya tunjukkan bagaimana wajah

orang marah, atau membiarkan untuk sementara bila anak

sedang kesal, marah asal anak tidak dibiarkan menangis.

7). Menjadi pendengar yang baik

Pengasuh mengajari anak untuk menjadi pendengar

yang baik. Misalnya jangan menyela pembicaraan orang

lain dengan mencontohkan tidak akan menyela pada saat

anak berbicara. Hal tersebut dicontohkan pengasuh pada

anak saat salah satu dari anak bercerita tentang dirinya.

8). Latihan membereskan alat permainan

Pengasuh melatih anak untuk membereskan alat

permainannya setelah selesai bermain, untuk selanjutnya di

TPA anak dibiasakan merapikan semua alat permainan

yang telah selesai digunakan.

f. Pengembangan Seni

Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai kemampuan

kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk

tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.

Indikator kemampuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini

adalah:

1). Mendengarkan musik dan mengikuti irama

Page 73: Document37

lxxiii

Pengasuh memperdengarkan musik dan memberi

contoh anak gerakan-gerakan sesuai iramanya. Kesesuaian

gerakan dengan irama merupakan latihan untuk mengenal

ritmik.

2). Bertepuk-tangan dengan variasi

Pengasuh mengajak anak untuk bertepuk tangan

dengan bermacam-macam jeda tepuk sehingga menghasilkan

berbagai macam suara yang dihasilkan.

3). Memukul-mukul benda dengan tangan

Kegiatan ini mula-mula dilakukan sambil

mendengarkan musik, setelah itu tanpa iringan musik,

kemudian pengasuh mengajak anak untuk membuat musik

dengan memukul-mukul bangku meja misalnya.

Dengan demikian pelaksanaan pembinan penitipan anak

dilakukan dengan menggunakan perencanaan kurikulum yang disusun

berdasarkan kemampuan anak ( Rambush, 1994 ). Metode yang

digunakan adalah metode bermain sambil belajar karena sesuai dengan

pendapat Isenberg dan Quisenberry ( 1988 ) bermain merupakan

kegiatan utama anak. Bagi anak, benda apa saja dapat dijadikan

permainan, disaat bermain anak berinteraksi dengan objek dan secara

sadar atau tidak sadar ia belajar atribut dari objek tersebut, oleh karena

itu pembinaan di TPA Melati menggunakan prinsip bermain sambil

belajar.

Page 74: Document37

lxxiv

5. Sarana dan prasarana

a. Kelengkapan ruangan

Untuk kelengkapan ruangan TPA Melati

mempunyai beberapa ruangan diantaranya sebagai

berikut :

1). Ruangan pembinaan anak, terdiri atas :

a). Ruang makan anak

b). Ruang pemeriksaan anak

c). Ruang tidur anak

d). Kamar mandi / toilet anak

e). Ruang isolasi sementara ( bagi anak yang

mendadak sakit )

f). Ruang belajar membaca, menulis, dan berhitung.

g). Ruang Perpustakaan

h). Ruangan bermain

i). Ruangan tempat penyimpanan peralatan bermain

2). Halaman / tempat bermain di luar ruangan ( out door

)

3). Ruang administrasi perkantoran yang terdiri dari :

a). Ruangan tata usaha

Page 75: Document37

lxxv

b). Ruangan tunggu orang tua

c). Ruangan serbaguna

d). Ruang pimpinan

4). Ruangan penunjang yang terdiri dari :

a). Ruang dapur

b). WC / kamar mandi petugas

c). Ruang cuci / setrika

d). Ruangan penjaga

TPA Melati menyiapkan ruangan- ruangan

tersebut dengan memperhatikan tingkat keamanan dan

kenyamanan ruangan bagi anak selama anak berada di

TPA Melati agar anak terhindar dari kecelakaan dan

penularan penyakit.

b. Sarana pendukung

Sarana pendukung yang disediakan TPA Melati

antara lain :

1). Meja dan kursi anak

2). Karpet / tikar

3). Rak buku / almari

4). Rak penyimpanan alat - alat mainan

Page 76: Document37

lxxvi

5). Televisi dan Radio

6). Alat tulis kantor

7). Telepon

8). Mesin ketik

9). Sarana air bersih / ledeng

10). Kipas angin

Adapun penggunaan sesuai dengan kebutuhan

pembinaan.

c. Peralatan pendukung belajar

TPA Melati menyediakan juga peralatan

pendukung belajar bagi anak sesuai dengan kebutuhan

anak, diantaranya :

1). Peralatan pendukung bimbingan belajar, antara lain

:

a). Alat belajar mengukur dan menghitung

b). Alat melukis, alat kerajinan tangan, alat musik

c). Fasilitas audiovisual ( TV )

d). Materi miniatur ( Rumah ibadah, rumah -

rumahan, orang - orangan )

e). Alat permainan teka - teki / puzzle

Page 77: Document37

lxxvii

f). Alat percobaan ( Air, udara, api, tanah, tumbuhan

)

2). Peralatan pendukung bermain peran

Peralatan yang disediakan TPA Melati untuk

anak - anak bermain peran, antara lain :

a). Alat - alat untuk peran keagamaan / manusia yang

baik dan yang jahat

b). Alat untuk peran kegiatan di dapur, masak -

masakan

c). Alat untuk peran binatang

d). Alat untuk peran profesi medis, dokter - dokteran

e). Alat untuk peran petani

f). Alat untuk sandiwara boneka

3). Peralatan pendukung permainan motorik kasar

TPA Melati juga menyediakan peralatan

pendukung permainan motorik kasar, antara lain :

a). Ayunan

b). Ban bekas

c). Alat pemanjat

d). Papan luncuran / plosotan

Page 78: Document37

lxxviii

e). Arena bermain bola

f). Bantalan untuk berguling - guling

g). Balok - balok ringan

h). Jungkat - jungkit

4). Peralatan pendukung permainan budaya lokal

Peralatan yang disediakan sebagai pendukung

permainan anak yang berasal dari budaya Jawa

tengah, antara lain :

a). Gambar pahlawan

b). Pakaian adat Jawa seperti blankon, kebaya

c). Mainan tradisional seperti dakonan

d). Lilin malam untuk melatih jari – jari anak

e). Boneka khas daerah, wayang, dan boneka tangan

5). Sarana Perpustakaan

Sarana perpustakaan juga disediakan di TPA

Melati baik untuk anak, orang tua maupun tenaga

pendidik, antara lain :

a). Buku keagamaan

b). Buku kesehatan anak

c). Buku petunjuk bimbingan anak

Page 79: Document37

lxxix

d). Buku cerita bergambar

e). Buku gambar alam dan lingkungan

f). Majalah anak

6). Peralatan pendukung permainan luar ruangan

TPA Melati menyediakan pendukung permainan

luar ruangan bagi anak untuk mengembangkan

kreativitas anak, permainan pendukung permainan

luar ruangan antara lain :

a). Lapangan rumput sebagai arena berlari, senam

b). Ayunan

c). Tanda – tanda lalu lintas

d). Area berkemah / Rumah – rumahan

e). Papan plosotan

f). Jungkat – jungkit

g). Sepeda – sepedaan

h). Ban bekas

Dari keseluruhan sarana yang disediakan TPA

Melati penggunaannya disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan pembinaan anak usia dini dan diperhatikan

Page 80: Document37

lxxx

pula tingkat keamanan dan kenyamanan bagi tumbuh

kembang anak.

Tabel 2

Lembar Observasi Lingkungan Fisik Dan Fasilitas TPA

Keberadaa

n

Kondisi No Nama Barang

Ad

a

Tidak

Jml

Bai

k

Bur

uk

1.

Kelengkapan Ruangan

� Ruang Pembinaan Anak

o R. Makan

o R. Pemeriksaan Anak

o R. Isolasi Sementara

o R. Tidur

o Kamar Mandi

o R Bacaan /

Perpustakaan

o R. Bermain

o R. Penyimpangan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

1

1

2

1

1

1

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Page 81: Document37

lxxxi

2.

Mainan

� Halaman

� Ruang Administrasi

Perkantoran

o R Pimpinan

o R. Tata Usaha

o R. Tunggu Orang Tua

o R Serbaguna

� Ruang Penunjang

o R. Dapur

o R. Cuci/ Setrika

o Kamar mandi

o R. Penjaga

Sarana Pendukung

� Meja

� Kursi

� Karpet

� Almari

� Rak Penyimpangan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

1

1

1

1

1

1

15

35

3

3

1

1

1

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Page 82: Document37

lxxxii

3.

Mainan

� TV/ Radio

� Alat Tulis Kantor

� Telepon

� Mesin Ketik

� Sarana Air Bersih

� Kipas Angin

Peralatan Pendukung

Belajar

� Peralatan Pendukung

Bimbingan Belajar

o Alat Belajar

Menghitung Dan

Mengukur

o Alat Melukis,

Kerajinan Tangan

o Fasilitas Audio Visual

o Alat Permainan Teka-

Teki/ Puzzle

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

1

1

5

4

1

2

2

1

3

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Page 83: Document37

lxxxiii

o Alat Percobaan

� Peralatan Pendukung

Bermain Peran

o Alat Pendukung Peran

Keagamaan

o Alat Pendukung Peran

Kegiatan Dapur

o Alat Pendukung Peran

Binatang

o Alat Pendukung Peran

Profesi Medis

o Alat Pendukung Peran

Petani

o Alat Pendukung Peran

Untuk Sandiwara

Boneka

� Peralatan Pendukung

Permainan Motorik Kasar

o Ayunan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

5

3

2

4

1

3

2

1

1

2

2

1

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Page 84: Document37

lxxxiv

5.

6.

o Ban Bekas

o Alat Pemanjat

o Papan Luncuran

o Arena Main Bola

o Bantalan Untuk

Berguling

o Balok- Balok Ringan

o Jungkat- Jungkit

� Peralatan Pendukung

Permainan Budaya

o Gambar Pahlawan

o Pakaian Adat Jawa

o Mainan Tradisional

o Lilin Malam Untuk

Melatih Jari- Jari

o Boneka Khas Daerah

Sarana perpustakaan

o Buku Keagamaan

o Buku kesehatan anak

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

1

2

2

5

3

4

3

2

5

5

5

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Page 85: Document37

lxxxv

o Buku petunjuk

bimbingan anak

o Buku cerita bergambar

o Buku gambar alam dan

lingkungan

o Majalah anak

Peralatan pendukung

permainan luar ruangan

o Lapangan

o Ayunan

o Tanda- tanda lalu lintas

o Kemah-kemahan

o Papan plosotan

o Jungkat- jungkit

o Sepeda

o Ban bekas

v

v

v

v

v

v

v

v

1

1

4

2

1

1

1

3

v

v

v

v

v

v

v

v

6. Anak Didik

Jumlah warga belajar atau anak didik yang aktif

sampai dengan Maret 2005 ada kurang lebih 5 anak,

Page 86: Document37

lxxxvi

selebihnya ada 10 warga belajar yang kadang – kadang

datang ke TPA. Dari banyaknya anak didik dan dengan

ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada, maka TPA

Melati dirasa telah memenuhi syarat sebagai Lembaga

Pembinaan dan Pengasuhan Anak. Adapun data-data dari

anak didik yang aktif di TPA Melati adalah sebagai berikut

:

Tabel 3

Data Anak Didik Tetap TPA Melati UNDIP Tahun 2005

No. Nama Tempat / tgl Lahir Usia

1. Gebyar Berlianto 14 Juni 2001 4 th

2. Moh. Nabil 6 Februari 1999 6 th

3. Bagas Izzulhaq

Yustisya

17 Februari 2002 3 th

4. Rafida Safira 28 Mei 1999 6 th

5. Alfian Nanda 11 Februari 2000 3 th

Dari tabel diatas anak didik tetap yang ada di TPA

Melati yang berusia 3 tahun berjumlah 2 anak, usia 4 tahun

berjumlah 1 anak, dan usia 6 tahun berjumlah 2 anak.

Page 87: Document37

lxxxvii

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

usia anak yang dititipkan di TPA Melati adalah anak usia

antara usia 3 tahun sampai 6 tahun.

Keadaan ini menunjukkan bahwa usia anak di TPA

Melati tergolong anak usia dini antara usia 3 - 6 tahun.

Rentang usia ini merupakan usia dimana mereka memiliki

kemampuan perkembangan yang sangat luar biasa baik

secara fisik, psikis, sosial dan moral yang sesuai dengan

penambahan usia mereka melalui kegiatan pembinaan

tumbuh kembang anak.

7. Identitas Responden

Identitas orang tua, kepala TPA Melati, dan tenaga

pengasuh TPA Melati Semarang sebagai berikut :

Tabel 4

Identitas Pimpinan dan Tenaga Pengasuh

No Nama Usia Statu

s

Pendidik

an

Alamat

1. Ibu

Moeljono

45 Th Kepal

a

SMU Citandui

Sltn

2. Ibu

Suparmi

34 Th TP D2 Sendang

asri

Page 88: Document37

lxxxviii

3. Ibu Estu

Dwi

34 Th TP SMU Jangli

4. Ibu Sri

Hastuti

56 Th TP SMU Lamper

5. Ibu Ismiati 31 Th TP SMP Lempong

Tabel 5

Identitas Orang Tua Anak Didik

No Nama Usia Pendidik

an

Alamat

1. Bp

Suryanto

40 Th S1 Sendang Asri

Seruni

2. Ibu

Sugiatmi

40 Th S1 Kompl BPLP

3. Ibu

Suyatini

37 Th S1 Gemah Raya

4. Ibu

Tahmida

33 Th D3 Sendang Mulya

5. Ibu Romlah 33 Th SMU Pucang Gading

8. Hasil Wawancara dengan informan

Hasil penelitian mengenai profil pembinaan

penitipan anak usia dini di TPA Melati Semarang dapat

Page 89: Document37

lxxxix

dipahami melalui pembahasan dari 10 (Sepuluh ) orang

responden dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Responden 1

Responden ini bernama Ny. Moeljono S Trastotenojo, beliau

sebagai istri sekaligus juga kepala TPA Melati Semarang, berusia 45

tahun, pendidikan terakhir SMU, tempat tinggal di jalan Citandui

Selatan Semarang. Beliau aktif diberbagai organisasi sosial. Menurut

beliau TPA melati berdiri pada tanggal 31 Maret 1994 dan diresmikan

oleh suaminya Prof dr. Moeljono S Trastotenojo yang pada saat itu

meresmikan TPA Melati sebagai kenang - kenangan pada akhir masa

jabatan beliau menjabat sebagai Rektor UNDIP.

Menurut beliau perencanaan program pembinaan dilakukan

secara musyawarah oleh para pengelola dan pengasuh. Untuk

kegiatan harian dibuat oleh tenaga pengasuh yang disetujui oleh

pengelola dan kepala sedangkan untuk jadwal dimusyawarahkan oleh

seluruh pihak yang terlibat seperti kepala, pengelola, pengasuh dan

orang tua. Di sini orang tua diminta saran dan masukan tentang

jadwal keseharian. Dari hasil perundingan akhirnya untuk jadwal

ditetapkan setiap Senin sampai Jumat diadakan pembinaan anak

melalui kegiatan pengasuhan untuk setiap Senin sampai Kamis

pembinaan dimulai pukul 07.00 WIB sampai 15.30 WIB, sedangkan

hari Jumat pukul 07.00 WIB sampai 12.30 WIB. Perencanaan kegiatan

pembinaan harian dibuat oleh tenaga pengasuh dan disetujui oleh

forum musyawarah. Adapun perencanaan pembinaan dipersiapkan

secara matang mulai dari persiapan kegiatan harian, peralatan dan

sarana.

Menurut beliau isi program pembinaan meliputi kegiatan-

kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak di

berbagai aspek perkembangan, mulai dari perkembangan moral,

motorik halus dan motorik kasar anak. Tentang isi program pembinaan

dituangkan dalam kegiatan harian mulai dari anak datang ke TPA

sampai waktu mereka dijemput orang tua mereka. Mengenai program

pembinaan yang digunakan adalah kurikulum program pembinaan

yang dibuat oleh lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan anak

usia dini. Untuk kurikulum yang dipakai di TPA Melati yang mengacu

pada menu penitipan anak. Kurikulum yang dipakai sekarang ini

adalah mengacu pada menu pembinaan yang disesuaikan pada usia

anak. Beliau menjelaskan sebenarnya sama kurikulum untuk TK,

kelompok bermain, hanya saja bobotnya yang berbeda. Selanjutnya

beliau menjelaskan mengenai tema pembinaan, tenaga pengasuh yang

menentukan kegiatan dan disetujui oleh pengelola, lebih lanjut beliau

menjelaskan bahwa kurikulum itu sebenarnya hanya sebagai panduan

Page 90: Document37

xc

para tenaga pengasuh dalam membina anak dan dimasukkan dalam

rencana kegiatan harian. Kurikulum yang dibuat sebelum proses

pembinaan disarikan terlebih dahulu dari berbagai literatur dari buku –

buku tentang pertumbuhan anak dan perkembangannya kemudian

dibuat rencana kegiatan harian yang nantinya dijadikan pegangan oleh

tenaga pengasuh sehingga mereka tetap siap untuk kegiatan apa saja

yang akan diberikan pada anak didik untuk setiap hari.

Pada program pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci

untuk tiap - tiap kegiatan bermain sambil belajar yang secara tidak

langsung melatih pengembangan moral dan nilai- nilai agama, dari

kegiatan- kegiatan yang ada hasil kegiatan yang diharapkan adalah

kemampuan beribadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan

serta mencintai sesama. Melatih pengembangan fisik dengan

kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak – anak mempunyai

kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan –

gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu

menerima rangsangan sensorik melalui panca indra. Melatih

pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil yang diharapkan dari

kegiatan ini agar anak mampu menggunakan bahasa baik secara pasif

maupun aktif dan dapat berkomunikasi dengan baik yang nantinya

bermanfaat dalam perkembangan selanjutnya. Pengembangan kognitif

yang pengasuh berikan disini dengan harapan anak dapat berpikir

logis, kritis dalam memberikan alasan dan memecahkan masalah

selain itu secara tidak langsung dapat melatih anak untuk menemukan

hubungan sebab akibat. Melatih pengembangan sosial – emosional

dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan beliau mengatakan harapan

yang ingin dicapai dari kegiatan ini agar anak mempunyai kemampuan

alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan memahami

keragaman sosial serta budaya. Selanjutnya ia mengatakan bentuk

pembinaan yang melatih pengembangan seni diharapkan mampu

mengajarkan kepada anak untuk mempunyai kepekaan terhadap irama,

nada, birama dan berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya

yang kreatif.

Tentang metode pembinaan yang diterapkan di TPA Melati

adalah metode bermain sambil belajar. Metode belajar di sini tenaga

pengasuh melibatkan anak untuk banyak terlibat dalam belajar, anak

diberikan kesempatan untuk berkreativitas sesuai dengan kemampuan

anak dan usia sehingga mereka tidak bosan dalam memilih aktivitas

apa yang mereka inginkan. Untuk metode bermain sambil belajar

dengan harapan metode ini dapat menarik minat anak menuju ke arah

belajar dengan metode ini anak secara tidak langsung belajar melalui

kegiatan permainan dengan menghayati proses permainan tersebut

melalui panca indera dan emosi anak , ada berbagai manfaat dari

metode bermain sambil belajar diantaranya anak akan memperoleh

pengalaman baik manis maupun pahit. Pengalaman tersebut diperoleh

sebagai suatu kenyataan dan akan menjadi suatu peristiwa penting

Page 91: Document37

xci

yang akan direkam dalam memori anak, dengan bermain anak dapat

meningkatkan kecerdasan, mengembangkan kemampuan

berkomunikasi, meningkatkan kemandirian, mengembangkan

kemampuan bermasyarakat dan bersosialisasi, mengembangkan

toleransi dan anak belajar mengambil sikap positif agar dapat diterima

dalam kelompok. Tentang proses pembinaan pengasuh mengacu pada

rencana kegiatan harian yang telah dibuat dalam keseharian yang

disesuaikan dengan usia anak.

Tentang cara perekrutan pengasuh beliau membuka lowongan di

koran tentang penawaran sebagai pengasuh anak dengan kriteria

pendidikan maksimal D3 minimal SMP, yang berpengalaman

dibidang pengasuhan anak, wanita, usia minimal 24 tahun, ramah,

mau bekerja keras. Pada saat penerimaan calon pengasuh beliau

langsung menguji calon tersebut, maksudnya untuk melihat apakah

benar - benar ia mampu. Untuk ujian penerimaan tersebut dilakukan

praktek tentang pengasuhan misalnya, bagaimana merawat anak mulai

dari memandikan, memberi makan, menidurkan, mengajak bermain,

menenangkan anak waktu menangis, mengajak bermain yang didalam

permainan tersebut mengandung unsur belajar.

Untuk perekrutan anak didik beliau menerangkan pada saat

perekrutan syarat- syarat yang harus dipenuhi antara lain : anak usia

antara 1,5 tahun sampai 7 tahun, sehat jasmani maksudnya tidak punya

penyakit dalam yang sewaktu- waktu bisa kambuh di TPA, kalaupun

punya penyakit terlebih dahulu memberitahu jenis penyakitnya, tidak

menular pada anak lain, cara penanganan sementara.

Kepengurusan yang secara administratif tersusun di TPA Melati

terdiri dari pengelola dan tenaga Pembina. Untuk pengelola ada ketua,

sekretaris, bendahara, untuk tenaga pembina terdiri dari beberapa

pengasuh. Beliau mengatakan untuk berinteraksi dengan anak beliau

sedikit mengalami kesulitan karena pada awal pertemuan anak takut

pada beliau mungkin karena tidak sering bertemu, untuk semua

kegiatan yang sekiranya memerlukan beliau untuk berinteraksi dengan

anak harus didampingi oleh tenaga pengasuh supaya mereka tidak

takut.

Tentang cara penilaian yang dilakukan tenaga pendidik dengan

menggunakan instrumen dalam bentuk pengamatan observasi yang

digunakan untuk merekam proses dan hasil dari suatu aktivitas sehari-

hari di TPA untuk melaksanakan pengamatan dengan baik tenaga

pendidik harus menyiapkan format penilaian sesuai dengan keperluan,

caranya setiap anak diamati sendiri-sendiri dan hasil pengamatan

dicatat dalam format penilaian. Beliau mengatakan cara lembaga

mengkomunikasikan hasil pembinaan dengan memberikan format

penilaian yang telah diisi kepada orang tua untuk tiap satu bulan sekali

dengan harapan orang tua tahu perkembangan yang terjadi pada

anaknya pada saat dititipkan di TPA Melati dan dapat terus melatih

Page 92: Document37

xcii

anaknya di rumah seperti apa yang dilakukan tenaga pengasuh di TPA

Melati.

Untuk persiapan sarana beliau bersama tenaga pengasuh lainnya

mempersiapkan berbagai keperluan untuk pembinaan seperti ruang

pembinaan, alat permainan yang sejauh ini digunakan sebagai sarana

belajar baik dalam ruangan maupun luar ruangan, kamar mandi, ruang

tidur, ruang tunggu, dapur dan halaman luar. Persiapan sarana juga

disesuaikan dengan kebutuhan TPA dan anak didik serta disesuaikan

juga dengan kebutuhan anak karena untuk menunjang kegiatan

pembinaan seperti alat - alat permainan yang digunakan baik untuk

mengembangkan kemampuan motorik kasar maupun halus.

Harapan TPA setelah anak mengikuti pembinaan di TPA Melati

menurut beliau setelah dibina anak – anak yang dititipkan akan lebih

siap untuk bergaul dengan orang lain, dapat berkembang kemampuan

motoriknya baik itu motorik halus maupun kasar, siap mengikuti

pendidikan formal. Beliau mengatakan untuk penyediaan sarana beliau

selalu berkonsultasi dengan tenaga pengasuh karena pengasuh tenaga

dianggap lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh anak baik pada saat

pembinaan berlangsung atau pada saat pembinaan berakhir.

Penyediaan sarana yang ada menurut beliau masih kurang karena

mengingat biaya yang dibutuhkan sangat banyak sedangkan persiapan

biaya operasional yang diterima dari orang tua dan sumbangan

donatur belum mencukupi. Beliau mengatakan untuk persiapan sarana

idealnya harus ditambah mengingat jumlah anak yang dititipkan naik

turun, latar belakang anak berbeda-beda.

Mengenai manajemen yang dan di TPA Melati beliau

menjelaskan bahwa di TPA Melati ada yang namanya pengelola dan

ada yang namanya tenaga pengasuh. Pengelola ada ketua yang

dikepalai oleh beliau sendiri di bantu oleh dua orang wakil ketua,

seorang sekretaris, dua wakil sekretaris, seorang bendahara dan

pembantu umum sedangkan tenaga pembina disebut pengasuh,

pengelola mengelola masalah manajemen penyelenggaraan TPA,

sedangkan manajemen pembinaan itu menjadi tanggung jawab

pembina.

Untuk tenaga pembina atau pengasuh TPA Melati mencari

orang-orang yang sudah berpengalaman untuk mengasuh anak dalam

kondisi apapun meski jenjang pendidikan mereka hanya SMU atau

SMP. Mereka diterima karena pengalaman sebagai pengasuh yang

lama, ada juga yang latar belakang pengalaman sebagai baby sister.

Untuk jaminan kesejahteraan pengasuh lembaga memberikan

gaji dan tambahan uang kesehatan pada pengasuh dan

mengikutsertakan tenaga pengasuh saat ada acara – acara seminar

yang berkaitan dengan anak usia dini dan usaha kesejahteraan anak

dan keluarga dengan biaya yang ditanggung oleh lembaga. Hambatan

yang dialami saat pembinaan yang sedikit menganggu adalah

perbedaan pola asuh orang tua dan perbedaan minat anak, solusi yang

Page 93: Document37

xciii

diambil untuk mengatasi hal itu pengasuh beserta pengelola berusaha

mengatasi dengan tetap menggabungkan anak- anak tersebut menjadi

satu kelompok saat bermain bebas, dengan harapan anak – anak yang

mempunyai perbedaan minat akan dapat berbaur dengan saling

berinteraksi dengan yang lain melalui permainan tersebut, sedangkan

untuk anak dengan pola asuh yang berbeda pengasuh melakukan

pendekatan secara individual dengan menggunakan bahasa tubuh yang

sebisa mungkin dipahami oleh anak, sebagai contoh telah dilakukan

penerapan penggunaan bahasa tubuh tersebut pada anak yang dalam

kesehariannya diasuh dengan pola pengasuhan otoriter dengan

penggunaan bahasa Inggris dalam tiap percakapan, pengasuh

menerapkannya pada tiap anak yang mengalami masalah.

b. Responden 2

Informasi selanjutnya adalah R2 yang berpendidikan D2

Pendidikan Guru Luar Biasa ( PGSLB ) beliau menjelaskan tentang

Penyelenggaraan Pembinaan Penitipan anak dilakukan oleh pengurus

atau pengelola dan tenaga pendidik atau pengasuh.

Untuk susunan kepengurusan yang secara administratif

tercantum beliau menjelaskan bahwa di TPA Melati terdapat

pengelola yang terdiri dari kepala TPA, dua orang wakil ketua,

seorang sekretaris, dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara,

dibantu oleh empat orang pembantu umum dan tenaga pendidik yang

terdiri dari empat orang.

Dalam pembinaan jadwal pembinaan di musyawarahkan oleh

tenaga pendidik dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya

diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin

sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30

WIB sampai 15.30 WIB dan setiap Jumat mulai pukul 07.00 WIB

sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu tiap hari pembina bertatap

muka dengan anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari.

Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak

melalui pengenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua

agar anak tidak takut dengan pengasuh. Beliau mengatakan memang

pada awalnya anak akan menangis dan takut akan suasana baru yang

ia terima di TPA Melati. Mereka merasa sendirian dan takut dengan

orang-orang yang baru ia kenal di sana, tenaga pengasuh menemani

secara langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan

bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan, sebagai

contoh ada salah satu anak asuh yang mengalami kesulitan bergaul

dengan teman-teman yang lain di sini peran tenaga pendidik dituntut

untuk menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa bergaul

dengan teman yang lain caranya tenaga pendidik memberikan mainan

dan membiarkan ia bermain dengan anak yang lain, karena dengan

bermain anak akan bisa dengan sendirinya berinteraksi dengan teman

bermainnya.

Page 94: Document37

xciv

Sama halnya dengan interaksi, untuk pendekatan yang dilakukan

pembina untuk pembinaan adalah pendekatan bermain sambil belajar.

Dalam pembinaan pendidik menyesuaikan isi program dengan

kebutuhan anak, pendidik membuat rencana kegiatan harian yang

nantinya digunakan untuk pedoman dalam kegiatan pembinaan.

Sebagai contoh anak yang kurang dapat bergaul membutuhkan

bimbingan dan bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain

dan solusinya pendidik membantu agar anak dapat bergaul dan

bersosialisasi dengan anak yang lain melalui kegiatan bermain. Beliau

menjelaskan pada dasarnya pembina juga menyesuaikan isi program

dengan usia anak sebagai contoh untuk anak usia 2 tahun dan 6 tahun

berbeda pembinaannya, karena perkembangan tubuh dan otaknya

berbeda.

Tahap – tahap kegiatan pembinaan didasarkan pada usia

misalnya usia 3 sampai 6 tahun. Untuk awal datang pukul 07.00 -

08.00 WIB anak tiba di TPA dan melalui proses pemeriksaan umum

dengan tujuan meningkatkan komunikasi, sosialisasi dan etika. Untuk

sarana yang disediakan tempat cuci kaki dan tangan, tempat

penyimpanan pakaian untuk selanjutnya pukul 08.00 WIB sampai

09.00 WIB kegiatan yang dilakukan bebas di luar. Berjemur kegiatan

yang dilakukan tenaga pendidik mengawasi anak di luar, adapun

tujuan agar anak belajar bersosialisasi dan meningkatkan kesegaran

jasmani. Jam 09.00 - 09.30 WIB waktu minum susu tujuannya dengan

memberikan susu sambil berbincang-bincang dapat meningkatkan

komunikasi dan sosialisasi dengan anak. Pukul 09.30 - 10.00 WIB

kegiatan bermain dalam ruangan. Pukul 10.00 - 11.00 WIB tidur,

pukul 11.00 - 11.30 WIB makan siang dan minum. Pukul 11.30 -

12.30 WIB bernyanyi, bercerita dan kegiatan bebas. Pukul 12.30 -

13.30 WIB ganti pakaian, membersihkan badan dan tidur siang. Pukul

13.30 - 15.30 WIB Membersihkan diri, ganti baju, minum susu dan

bersiap pulang.

Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil

belajar. Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan

metode pembinaan adalah keinginan anak atau respon anak, usia anak

yang berbeda, dan perbedaan pola asuh orang tua. Pada program

pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci untuk tiap kegiatan

bermain sambil belajar yang secara tidak langsung melatih

pengembangan moral dan nilai agama, dari kegiatan yang ada hasil

kegiatan yang diharapkan adalah kemampuan beribadah, mengenal

dan percaya akan ciptaan Tuhan serta mencintai sesama. Melatih

pengembangan fisik dengan Kompetensi hasil yang diharapkan

adalah anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan

tubuh termasuk gerakan – gerakan yang mengontrol gerakan tubuh,

gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui

panca indra. Melatih pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil

yang diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu menggunakan

Page 95: Document37

xcv

bahasa baik secara pasif maupun aktif dan dapat berkomunikasi

dengan baik yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan

selanjutnya. Pengembangan kognitif yang pengasuh berikan disini

dengan harapan anak dapat berpikir logis, kritis dalam memberikan

alasan dan memecahkan masalah selain itu secara tidak langsung

dapat melatih anak untuk menemukan hubungan sebab akibat. Melatih

pengembangan sosial, emosional dari kegiatan yang dilakukan beliau

mengatakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ini agar anak

mempunyai kemampuan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat

dan memahami keragaman sosial serta budaya. Selanjutnya ia

mengatakan bentuk pembinaan yang melatih pengembangan seni

diharapkan mampu mengajarkan kepada anak untuk mempunyai

kepekaan terhadap irama, nada, birama dan berbagai bunyi serta

menghargai hasil-hasil karya yang kreatif.

Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan

dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama

pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk

mengkomunikasikan hasil pembinaan pendidik tinggal memberikan

blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan

menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap

bulannya.

Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana

belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan yang berupa balok

susun, mobil-mobilan, boneka, buku cerita, puzzle, rumah-rumahan

susun. Untuk alat-alat belajar yang digunakan dan mendukung

kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau

mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui

perkenalan dengan anak yang didampingi orang tua anak agar mereka

tidak takut untuk selanjutnya pengasuh mengajak bermain dengan

harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pendidik juga

berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka.

Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak

yang diberikan mereka sangat puas dengan hasil perkembangan anak

mereka, mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang diberikan

kepada anak mereka, orang tua juga turut menyukseskan kegiatan

tersebut dengan melatih anak mereka tentang apa yang diberikan

tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak dilatih untuk belajar

mandiri meletakkan sepatu atau sandal pada tempatnya dan orang tua

juga menerapkan hal yang sama di rumah.

Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada

awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa-apa, pada awal

mereka datang mereka merasa asing di tempat mereka berada sekarang,

setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang ada di TPA

teman-teman yang ada, mereka mempunyai motivasi untuk bermain dan

berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan itulah yang

pendidik gunakan untuk melatih anak belajar sambil mereka bermain.

Page 96: Document37

xcvi

Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau

kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat

perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun–3

tahun kompetensi pengembangan fisik yang diharapkan adalah

kemampuan anak dalam mengelola ketrampilan tubuh termasuk

gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan

gerakan kasar serta menerima rangsangan sensorik ( panca indera )

dengan cara berjalan stabil, berjalan mundur, naik turun tangga,

memanjat, berjalan mengikuti jejak, berlari tanpa jatuh, mengikuti

binatang, menendang, menangkap dan melempar bola jarak dekat,

melompat dan sebagainya sedang untuk usia 4-5 tahun kompetensi

dan hasil belajar yang dicapai sama untuk melatih motorik kasar dan

halus dengan cara berjalan stabil, berjalan maju dan mundur, naik

turun tangga tanpa berpegangan, memanjat menaiki tangga plosotan,

berlari tanpa jatuh bolak - balik, menirukan gerakan binatang,

menangkap, menendang dan melempar bola jarak jauh serta

melompat, menuang air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat

perbedaan kemampuan belajar berdasarkan usia.

Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di

sekitar mereka langsung bisa akrab, anak-anak merasa ingin tahu

tentang orang baru yang datang di tempat mereka ( TPA Melati ).

Keingintahuan mereka itulah yang membuat anak-anak TPA berani

mendekati orang lain dan mengajak bicara dengan bahasa mereka.

Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman-teman

sebayanya, anak-anak menikmati walau kadang tenaga pengasuh

harus sabar menangani mereka saat berebut mainan.

c. Responden 3

Informasi selanjutnya adalah R3 yang berpendidikan SMU.

Beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan pembinaan penitipan

anak dilakukan oleh pengelola dan pengasuh.

Untuk susunan kepengurusan beliau menjelaskan bahwa di TPA

Melati terdiri dari para pengelola, tenaga pengasuh. Beliau juga

mengatakan pengelola terdiri dari kepala TPA, dua orang wakil ketua,

seorang sekretaris, dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara,

dibantu oleh empat orang pembantu umum dan tenaga pengasuh

yang terdiri dari empat orang.

Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan oleh

tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya

diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin

sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30

WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul 07.00 WIB

sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu pembina bertatap muka dengan

anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari.

Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak

melalui pengenalan awal kepada anak yang didampingi oleh orang tua

Page 97: Document37

xcvii

agar anak tidak takut dengan pengasuh, tenaga pengasuh menemani

secara langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan

bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan.

Untuk pendekatan yang dilakukan pembina dalam pembinaan

adalah pendekatan bermain sambil belajar. Pengasuh membuat

rencana kegiatan harian yang nantinya digunakan untuk pedoman

dalam kegiatan pembinaan. Sebagai contoh anak yang usianya 2 tahun

dengan anak yang usianya 6 tahun berbeda pembinaannya, karena

perkembangan tubuh dan otaknya berbeda.. Untuk metode yang

digunakan adalah : metode bermain sambil belajar.

Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan

metode pembinaan biasanya pada respon anak, usia anak yang

berbeda, perbedaan pola asuh orang tua. Pada program pembinaan

beliau mengatakan secara rinci untuk tiap kegiatan bermain sambil

belajar yang secara tidak langsung melatih pengembangan moral dan

nilai- nilai agama, dari kegiatan - kegiatan yang ada hasil kegiatan

yang diharapkan adalah kemampuan beribadah, mengenal dan percaya

akan ciptaan Tuhan serta mencintai sesama. Melatih pengembangan

fisik dengan Kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak – anak

mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk

gerakan – gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar

serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui panca indra.

Melatih pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil yang

diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu menggunakan bahasa

baik secara pasif maupun aktif dan dapat berkomunikasi dengan baik

yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan selanjutnya.

Pengembangan kognitif yang pengasuh berikan disini dengan harapan

anak dapat berpikir logis, kritis dalam memberikan alasan dan

memecahkan masalah selain itu secara tidak langsung dapat melatih

anak untuk menemukan hubungan sebab akibat. Melatih

pengembangan sosial – emosional dari kegiatan-kegiatan yang

dilakukan beliau mengatakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan

ini agar anak mempunyai kemampuan alam, lingkungan sosial,

peranan masyarakat dan memahami keragaman sosial serta budaya.

Selanjutnya ia mengatakan bentuk pembinaan yang melatih

pengembangan seni diharapkan mampu mengajarkan kepada anak

untuk mempunyai kepekaan terhadap irama, nada, birama dan

berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya yang kreatif.

Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan

dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama

pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk

mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh tinggal memberikan

blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan

menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap

bulannya.

Page 98: Document37

xcviii

Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana

belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan seperti balok susun,

mobil - mobilan, boneka, buku cerita, puzzle, rumah – rumah susun.

Untuk alat - alat belajar yang digunakan dan mendukung kegiatan

berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau mengatakan

cara pembina berinteraksi dengan anak melalui perkenalan dengan

anak yang didampingi oleh orang tua anak agar mereka tidak takut,

untuk selanjutnya pengasuh mengajak mereka bermain dengan

harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pengasuh juga

berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka.

Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak

yang diberikan sangat puas dengan hasil perkembangan anak mereka,

mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang ada, orang tua

juga turut menyukseskan kegiatan tersebut dengan melatih anak

mereka tentang apa yang diberikan tenaga pengasuh sebagai contoh di

TPA anak dilatih untuk belajar menyebutkan benda – benda yang ada

disekitarnya, orang tua juga diharapkan memperhatikan dan

membantu anak memberikan kosakata benda – benda yang baru

mereka kenal di rumah.

Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada

awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa-apa, pada awal

mereka datang mereka diperkenalkan tempat mereka berada sekarang,

setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang ada di

TPA teman - teman yang ada mereka mempunyai motivasi untuk

bermain dan berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan

itulah yang pengasuh gunakan untuk melatih anak belajar sambil

mereka bermain, tidak jarang orang tua mengeluhkan anak mereka

pada saat tidak datang ke TPA malah rewel dirumah.

Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau

kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat

perkembangannya.

Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di

sekitar mereka langsung bisa akrab, anak - anak merasa ingin tahu

tentang orang baru yang datang ke TPA Melati. Keingintahuan mereka

itulah yang membuat anak-anak TPA berani mendekati orang lain dan

mengajak bicara dengan bahasa mereka.

Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman - teman

sebayanya mereka menikmati walau kadang tenaga pengasuh harus

sabar menangani mereka saat berebut mainan.

d. Responden 4

Informasi selanjutnya adalah R4 yang berpendidikan SMU

sebagai pengasuh beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan

pembinaan penitipan anak dilakukan oleh pengelola dan tenaga

pengasuh.

Page 99: Document37

xcix

Untuk susunan kepengurusan yang secara administratif beliau

menjelaskan bahwa di TPA Melati terdapat pengelola yang terdiri dari

kepala TPA, dua orang wakil ketua, seorang sekretaris, dua orang

wakil sekretaris, seorang bendahara, dibantu oleh empat orang

pembantu umum dan tenaga pengasuh yang terdiri dari empat orang.

Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan dahulu

oleh tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola dan

kemudian diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap

hari senin sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan

pukul 07.30 WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul

07.00 WIB sampai 12.30 WIB, keseluruhan pembina bertatap muka

dengan anak didik selama 7 sampai 8 jam perhari. Perencanaan yang

dilakukan pengasuh sebelum pembinaan dilaksanakan adalah

merencanakan tema kegiatan harian serta mempersiapkan sarana yang

dibutuhkan pada kegiatan tersebut sehingga semua teratur dan berjalan

dengan baik.

Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak

melalui pengenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua

agar anak tidak takut dengan pengasuh. Menurut beliau memang pada

awalnya anak menangis dan takut akan suasana baru yang ia terima di

TPA Melati. Mereka merasa sendirian dan asing dengan orang-orang

yang baru ia kenal di sana, tenaga pengasuh menemani secara

langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan

bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan, contohnya

ada salah satu anak asuh yang mengalami kesulitan bergaul dengan

teman - teman yang lain di sini peran tenaga pengasuh dituntut untuk

menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa bergaul

dengan teman yang lain cara yang biasa ditempuh adalah dengan

memberikan mainan dan membiarkan ia bermain dengan anak yang

lain, karena menurut beliau dengan bermain anak akan bisa dengan

sendirinya berinteraksi dengan teman bermainnya.

Sama halnya dengan interaksi, untuk pendekatan yang dilakukan

pembina adalah pendekatan bermain sambil belajar. Dalam

pembinaan pengasuh menyesuaikan isi program dengan kebutuhan

anak, pengasuh membuat rencana kegiatan harian yang nantinya

digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembinaan. Sebagai

contoh anak yang kurang dapat bergaul membutuhkan bimbingan dan

bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain dan solusinya

pengasuh membantu agar anak dapat bergaul dengan anak yang lain

melalui kegiatan bermain dengan tema Pengembangan nilai - nilai

agama dan kasih sayang terhadap sesama, dimana dalam tema ini

terdapat kegiatan bermain yang mengajarkan anak untuk bersosialisasi

secara tidak langsung.. Beliau menjelaskan pada dasarnya pembina

juga menyesuaikan isi program dengan usia anak sebagai contoh

untuk anak usia 2 tahun dan 6 tahun pembinaannya berbeda, karena

perkembangan tubuh dan otaknya berbeda.

Page 100: Document37

c

Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil

belajar. Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan

metode pembinaan adalah respon anak atau keinginan anak, perbedaan

pola asuh orang tua, usia anak yang berbeda. Pada program

pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci untuk tiap- tiap kegiatan

bermain sambil belajar yang secara tidak langsung melatih

pengembangan moral dan nilai - nilai agama, dari kegiatan - kegiatan

yang ada hasil kegiatan yang diharapkan adalah kemampuan

beribadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan serta mencintai

sesama. Melatih pengembangan fisik dengan Kompetensi hasil yang

diharapkan adalah anak – anak mempunyai kemampuan mengelola

dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan – gerakan yang mengontrol

gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan

sensorik melalui panca indra. Melatih pengembangan bahasa beliau

menjelaskan hasil yang diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu

menggunakan bahasa baik secara pasif maupun aktif dan dapat

berkomunikasi dengan baik yang nantinya bermanfaat dalam

perkembangan selanjutnya. Pengembangan kognitif yang pengasuh

berikan disini dengan harapan anak dapat berpikir logis, kritis dalam

memberikan alasan dan memecahkan masalah selain itu secara tidak

langsung dapat melatih anak untuk menemukan hubungan sebab

akibat. Melatih pengembangan sosial – emosional dari kegiatan-

kegiatan yang dilakukan beliau mengatakan harapan yang ingin

dicapai dari kegiatan ini agar anak mempunyai kemampuan alam,

lingkungan sosial, peranan masyarakat dan memahami keragaman

sosial serta budaya. Selanjutnya ia mengatakan bentuk pembinaan

yang melatih pengembangan seni diharapkan mampu mengajarkan

kepada anak untuk mempunyai kepekaan terhadap irama, nada, birama

dan berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya yang kreatif.

Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan

dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama

pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk

mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh memberikan blangko

isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan menjelaskan

perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap bulannya.

Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana

belajar yang digunakan seperti alat - alat permainan yang berupa balok

susun, boneka, mobil - mobilan, buku cerita, puzzle, rumah - rumahan

susun. Untuk alat - alat belajar yang digunakan dan mendukung

kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau

mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui

pendekatan awal dengan anak yang didampingi orang tua anak agar

mereka tidak takut untuk selanjutnya pengasuh mengajak bermain

dengan harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu juga

pengasuh berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar.

Page 101: Document37

ci

Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak

yang diberikan mereka merasa sangat puas dengan hasil

perkembangan anak mereka, mereka juga mendukung untuk setiap

kegiatan yang diberikan kepada anak mereka, orang tua juga turut

menyukseskan kegiatan tersebut dengan melatih anak mereka tentang

apa yang diberikan tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak

dilatih untuk belajar mandiri membereskan alat – alat permainan yang

baru saja ia gunakan untuk bermain dan meletakkan pada tempatnya

dan orang tua saat rumah diharapkan juga mengingatkan anak untuk

membereskan mainannya sendiri dan mengembalikan pada tempat

semula.

Motivasi anak pada saat mengikuti kegiatan di TPA sama sekali

tidak ada, pada awal mereka datang mereka merasa asing di tempat

mereka berada sekarang, setelah mengenal lingkungan sekitar TPA,

orang-orang yang ada di TPA teman - teman yang ada mereka

mempunyai motivasi untuk bermain dan bertemu teman - teman yang

lain dan pada kesempatan itulah yang digunakan pengasuh untuk

melatih anak belajar sambil mereka bermain, sedangkan motivasi

orang tua lebih memilih TPA Melati karena menurut mereka lokasi

TPA dekat dengan tampat kerja.

Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau

kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat

perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun – 3

tahun pengembangan fisik yang diharapkan adalah kemampuan anak

dalam mengelola dan ketrampilan tubuh yang didalamnya termasuk

gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan motorik

halus dan gerakan motorik kasar serta menerima rangsangan

pancaindera dengan cara melempar bola jarak dekat, berjalan stabil,

naik turun tangga, memanjat, berjalan mengikuti jejak, mengikuti

binatang, berjalan mundur, menendang, menangkap dan melompat

dan sebagainya sedang untuk usia 4 - 5 tahun kompetensi dan hasil

belajar yang dicapai sama untuk melatih motorik kasar dan halus

dengan cara berjalan stabil, mundur dan berjalan maju, berlari tanpa

jatuh bolak-balik, naik turun tangga tanpa berpegangan, memanjat

menaiki tangga plosotan, menirukan gerakan binatang, menangkap,

menendang dan melempar bola jarak jauh serta melompat, menuang

air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat perbedaan kemampuan belajar

berdasarkan usia.

Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di

sekitar mereka langsung bisa akrab, anak-anak merasa ingin tahu

tentang orang baru yang datang ke TPA Melati. Keingintahuan mereka

itu yang membuat anak-anak TPA berani mendekat dan mengajak

bicara dengan bahasa mereka.

Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman-teman

sebayanya anak-anak menikmati permainan meski kadang tenaga

pengasuh harus sabar menangani mereka saat berebut mainan.

Page 102: Document37

cii

e. Responden 5

Informasi selanjutnya adalah R5 yang berusia 31 tahun sebagai

tenaga pengasuh beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan

pembinaan penitipan anak dilakukan oleh para pengelola beserta

pengurus dan dalam pelaksanaannya di bantu oleh tenaga pengasuh.

Dalam susunan kepengurusan beliau menjelaskan bahwa dalam

organisasi TPA Melati terdapat pengelola yang terdiri dari beberapa

pengurus ada kepala TPA, dua orang wakil ketua, seorang sekretaris,

dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara, dibantu oleh empat

orang pembantu umum dan empat orang tenaga pengasuh.

Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan oleh

tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya

diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin

sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30

WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul 07.00 WIB

sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu pembina bertatap muka dengan

anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari.

Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak

melalui perkenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua

agar anak tidak takut dengan pengasuh, pada awalnya anak akan

menangis dan takut akan keadaan baru yang ia terima di TPA Melati,

tenaga pengasuh menemani secara langsung pada saat pembinaan

berlangsung dan memberikan bimbingan pada anak-anak yang

membutuhkan bimbingan, contoh ada salah satu anak asuh yang

mengalami kesulitan bergaul dengan teman-teman yang lain karena

perbedaan cara mengasuh orang tua disini peran tenaga pendidik

dituntut untuk menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa

bergaul dengan teman yang lain. Usaha ini dilakukan karena dengan

bermain anak akan bisa dengan sendirinya berinteraksi dengan teman

bermainnya, dari kegiatan – kegiatan itulah mengapa saya lebih

memilih menitipkan anak saya di TPA daripada ditempat lain.

Hampir sama dengan interaksi, pendekatan yang dilakukan

pembina untuk pembinaan adalah pendekatan bermain sambil belajar .

Dalam pembinaan pengasuh menyesuaikan isi program dengan

kebutuhan anak dan usia anak, pengasuh membuat rencana kegiatan

harian yang nantinya digunakan untuk pedoman dalam kegiatan

pembinaan. Sebagai contoh anak yang kurang dapat bergaul

membutuhkan bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain

dan solusinya pengasuh membantu agar anak dapat bergaul dan

bersosialisasi dengan anak yang lain melalui kegiatan bermain. Beliau

menjelaskan pada dasarnya pembina juga menyesuaikan isi program

dengan usia anak karena perkembangan tubuh dan otaknya berbeda.

Tahap – tahap kegiatan pembinaan didasarkan pada usia

misalnya usia 3 sampai 6 tahun. Untuk awal datang pukul 07.00 -

08.00 WIB anak tiba di TPA dan melalui proses pemeriksaan umum

Page 103: Document37

ciii

dengan tujuan meningkatkan komunikasi, sosialisasi dan etika, untuk

sarana yang disediakan tempat cuci kaki dan tangan, tempat

penyimpanan pakaian untuk selanjutnya pukul 08.00 WIB sampai

09.00 WIB kegiatan yang dilakukan bebas di luar. Berjemur kegiatan

yang dilakukan tenaga pendidik mengawasi anak di luar. Adapun

tujuan agar anak belajar bersosialisasi dan meningkatkan kesegaran

jasmani. Jam 09.00 - 09.30 WIB waktu minum susu tujuannya dengan

memberikan susu anak diajak berkomunikasi dan sosialisasi dengan

anak. Pukul 09.30 - 10.00 WIB kegiatan selanjutnya bermain dalam

ruangan dengan menggunakan alat – alat permainan dalam ruangan.

Pukul 10.00 - 11.00 WIB waktu ini digunakan untuk istirahat dan

tidur. Pukul 11.00 - 11.30 WIB anak – anak diberikan makan siang

dan minum dari TPA Melati. Pukul 11.30 - 12.30 WIB kegiatan

selanjutnya bernyanyi, bercerita dan kegiatan bebas diluar ruangan.

Pukul 12.30 - 13.30 WIB anak – anak diberi pakaian ganti,

membersihkan badan dan tidur. Pukul 13.30-15.30 WIB

Membersihkan diri, ganti baju, minum susu dan bersiap pulang.

Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil

belajar.

Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan

metode pembinaan adalah keinginan anak atau respon anak, usia anak

yang berbeda, dan perbedaan pola asuh.

Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan

dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama

pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk

mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh tinggal memberikan

blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan

menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap

bulannya.

Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana

belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan yang berupa balok

susun, boneka, buku cerita, puzzle, mobil - mobilan, rumah-rumahan

susun. Untuk alat-alat belajar yang digunakan dan mendukung

kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau

mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui

perkenalan dengan anak yang didampingi orang tua anak agar mereka

tidak takut untuk selanjutnya pendidik mengajak bermain dengan

harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pendidik juga

berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka.

Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak

yang diberikan mereka sangat puas dengan hasil perkembangan anak

mereka, mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang diberikan

kepada anak mereka, orang tua juga turut menyukseskan kegiatan

tersebut dengan melatih anak mereka tentang apa yang diberikan

tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak dilatih untuk belajar

Page 104: Document37

civ

mandiri meletakkan sepatu atau sandal pada tempatnya dan orang tua

juga menerapkan hal yang sama di rumah.

Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada

awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa - apa, pada awal

mereka datang mereka merasa asing di tempat mereka berada

sekarang, setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang

ada di TPA teman-teman yang ada mereka mempunyai motivasi untuk

bermain dan berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan

itulah yang pengasuh gunakan untuk melatih anak belajar sambil

mereka bermain.

Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau

kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat

perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun – 3

tahun pengembangan fisik kompetensi yang diharapkan adalah

kemampuan anak dalam mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk

gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan motorik

halus dan gerakan motorik kasar serta menerima rangsangan sensorik (

pancaindera ) dengan cara berjalan stabil, berjalan mundur, naik turun

tangga, memanjat, berjalan mengikuti jejak, berlari tanpa jatuh,

mengikuti binatang, menendang, menangkap dan melempar bola jarak

dekat, melompat dan sebagainya sedang untuk usia 4 - 5 tahun

Kompetensi dan hasil belajar yang dicapai sama untuk melatih

motorik kasar dan halus dengan cara berjalan stabil, berjalan maju dan

mundur, naik turun tangga tanpa berpegangan, memanjat menaiki

tangga plosotan, berlari tanpa jatuh bolak – balik, menirukan gerakan

binatang, menangkap, menendang dan melempar bola jarak jauh serta

melompat, menuang air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat

perbedaan kemampuan belajar berdasarkan usia.

Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di

sekitar mereka langsung bisa akrab, anak - anak merasa ingin tahu

tentang orang baru yang datang di tempat mereka ( TPA Melati ).

Keiingintahuan mereka itulah yang membuat anak - anak TPA berani

mendekati orang lain dan mengajak bicara dengan bahasa mereka.

Reaksi anak - anak ketika bermain dengan teman - teman

sebayanya anak-anak menikmati walau kadang tenaga pengasuh harus

sabar menangani mereka saat berebut mainan.

f. Responden 6

Informasi selanjutnya R6 yang berpendidikan S1 jurusan teknik.

Beliau bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil usia beliau 40 tahun,

ayah dari Gebyar Berlianto ini mengatakan alasan memilih TPA

Melati sebagai tempat menitipkan anak mereka karena fasilitas yang

memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan tempat kerja istri. Beliau

juga mengatakan pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan,

karena menurut beliau anaknya sekarang lebih mandiri dari pada

sebelumnya, dulu anaknya belum bisa meletakkan sepatunya pada rak

Page 105: Document37

cv

sepatu, tapi setelah dilatih untuk mandiri di TPA Melati dengan

meletakkan alas kaki di rak sepatu yang ada di TPA Melati dan itu

sangat membantu kerja ibu di rumah, dengan tanpa disuruh anak dapat

melakukannya sendiri.

Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan

pembinaan dilakukan setiap senin dan jumat dan beliau juga selalu

menitipkan anaknya pada hari itu, untuk tiap hari beliau sebelum

bekerja mengantar anak ke TPA terlebih dahulu selanjutnya beliau

menjemput kembali putranya setelah pulang kerja jam 16.00 WIB.

Beliau memberikan gambaran pembinaan yang beliau harapkan

adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih

mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di

kemudian hari, dari kegiatan – kegiatan yang diberikan dengan

anaknya sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali mulai

dari keagamaan, olah tubuh, berbahasa, dan berkomunikasi.

Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA

Melati saat anak sedang rewel karena sakit atau memang kadang-

kadang anak tidak mau ditinggal kerja.

Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti

pembinaan anak beliau tidak rewel dan cengeng, anak saya lebih

mandiri di rumah dia tidak rewel. Sejak mengikuti pembinaan anak

saya mandiri mengerjakan sesuatu yang menyangkut dirinya tanpa

harus meminta tolong orang lain. Sebagai contoh untuk mengambil

sepatu dilakukan sendiri, memakai sepatu sendiri, dan mengembalikan

sepatu pada tempatnya semula setelah dipakai tanpa harus disuruh.

Anak saya sekarang lebih lancar berbicara dan tidak takut dengan

orang yang tidak dia kenal, mungkin karena di TPA sering diajak

berbincang-bincang.

Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari istri saya

yang bekerja di UNDIP, jarak rumah saya dengan TPA Melati kira-

kira 10 km. Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA

dekat dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan

kendaraan sendiri ataupun angkatan kota, dari hal itu pula yang

membuat beliau lebih memilih TPA Melati dari pada tempat penitipan

yang lain.

Mengenai biaya yang dikeluarkan untuk menitipkan anak di

TPA Melati, beliau mengatakan sekitar Rp 125.000,- sampai dengan

Rp 400.000,- per bulannya. Beliau telah menitipkan anak di TPA

Melati 3 tahun yang pada saat pertama kali masuk di TPA Melati usia

3 bulan.

Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau

dan istri dapat bekerja lebih tenang sehingga beliau merasa perlu

sekali menitipkan anaknya agar anaknya tidak kehilangan masa anak-

anaknya dan masa belajarnya.

Untuk meluagkan waktu dalam memantau perkembangan anak

di TPA beliau selalu datang ke TPA saat istirahat kerja meskipun

Page 106: Document37

cvi

hanya sebentar. Selain itu beliau juga mengatakan untuk memantau

perkembangan anak memang harus selalu dilakukan sekecil apapun

bentuk perhatian tersebut sangat berarti bagi perkembangan anak

selanjutnya. Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah

mengikuti semua kegiatan yang ada di TPA Melati.

g. Responden 7

Informasi selanjutnya R 7 yang berpendidikan D3 Kesehatan.

Beliau bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( BP7 ) usia beliau 40

tahun, ayah dari Mohammad Nabil ini mengatakan alasan memilih

TPA Melati dari pada tempat penitipan yang lain atau play group

sebagai tempat menitipkan anak mereka karena fasilitas yang

memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan jalan raya sehingga

mudah dijangkau oleh angkutan umum. Beliau juga mengatakan

pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, karena beliau

merasakan perbedaan yang mencolok pada anaknya sekarang dulu

anak saya takut dan cengeng saat berada di sekolah sehingga sangat

merepotkan gurunya sampai - sampai saya harus menunggui di sana,

tetapi sekarang mungkin karena telah terbiasa berada bersama anak –

anak lain ia jadi lebih berani dan tidak cengeng dari pada sebelumnya,

tentang mengapa memilih TPA dari pada play group menurut beliau

tempat penitipan yang sekarang dipilih lebih aman dan tepat untuk

anak beliau, yang menurutnya hanya masalah kepercayaan saja

mengapa beliau memilih TPA Melati yang pada dasarnya hampir

sama pelayanannya dengan play group, dari seluruh kegiatan yang

diberikan saya lebih senang kegiatan anak dalam pengembangan seni

dan bahasa yang melatih anak untuk menghargai hasil karya yang ada

dan berkomunikasi yang merupakan hal yang terpenting untuk

perkembangan anak selanjutnya.

Untuk jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan jadwal

telah ditetapkan bersama, pembinaan dilakukan setiap hari senin

sampai kamis pukul 07.30 sampai pukul 15.30 dan hari jumat mulai

pukul 07.00 sampai 12.30, dan beliau juga selalu menitipkan anaknya

setelah pulang sekolah. Dalam sehari – harinya anak beliau tetap

sekolah, beliau menjemput anak setelah pulang sekolah dan langsung

mengantarnya ke TPA. Beliau memberikan gambaran pembinaan yang

beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu

anak untuk lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua

yang bekerja di kemudian hari.

Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA

Melati saat anak sedang sakit sementara pekerjaan saya tidak bisa

ditinggal, terpaksa saya harus menitipkannya di TPA dan saya setiap

saat terus memantau keadaan anak dan itu membuat pikiran saya tidak

bisa tenang.

Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti

pembinaan anak beliau lebih mandiri, tidak rewel dan cengeng. Sejak

Page 107: Document37

cvii

mengikuti pembinaan anak saya mandiri mengerjakan sesuatu yang

menyangkut dirinya tanpa harus meminta tolong orang lain, tidak

rewel dan cengeng, malah anak saya rewel dirumah kalau hari minggu

TPA Melati tutup karena memang tidak ada jadwal, ya terpaksa saya

mengajak anak saya ke tempat hiburan lain.

Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari kakak

saya yang kebetulan melewati jalan Hayam Wuruk dan melihat papan

nama yang terpampang di depan TPA dan kebetulan juga sejak anak

saya lahir saya tidak pernah mempekerjakan pembantu rumah tangga,

karena takut kalau – kalau anak saya tidak bisa menyesuaikan diri

dengan pembantu saya dan saya memang tidak bisa percaya dengan

pembantu – pembantu rumah tangga jaman sekarang, dari situ saya

mencoba mencari informasi dengan langsung datang ke TPA dan

bertanya – tanya seputar pengasuhan anak, setelah tahu ada lembaga

yang secara resmi mengasuh dan membina anak- anak di usia dini

saya langsung tertarik dan mengambil keputusan menitipkan anak di

sana.

Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat

dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan

sendiri ataupun angkatan kota, selain itu sarana dan prasarana yang

ada sangat memuaskan, keramahan dan kesabaran tenaga pengasuh

yang saya rasakan dapat membantu anak saya dalam belajar

Mengenai biaya yang dikeluarkan untuk menitipkan anak di

TPA Melati beliau mengatakan sekitar Rp 125.000,- sampai Rp

400.000,- dengan per bulannya.

Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau

dapat bekerja lebih tenang, karena sebelum saya mendapatkan solusi

menitipkan anak, suami saya terus mendesak saya untuk keluar dari

tempat kerja untuk mengasuh anak di rumah tapi setelah saya

menemukan TPA Melati dan suami saya setuju untuk menitipkan anak

kami memutuskan menitipkan anak di TPA. Sekarang saya dan suami

tidak lagi khawatir seperti dulu, kami lebih bisa tenang dan dapat

berkonsentrasi dengan pekerjaan masing – masing.

Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak

di TPA beliau lakukan melalui telepon, dengan bertanya kepada

pengasuh bagaimana keadaan anak di TPA begitu juga sebaliknya

pihak TPA selalu siap memberikan kabar tentang anak – anak yang

diasuh kepada orang tua kalau ada masalah pada anak – anak di TPA,

beliau juga mengatakan untuk memantau perkembangan anak

memang harus selalu beliau lakukan sekecil apapun bentuk perhatian

tersebut sangat berarti. Beliau berharap anak akan dapat mandiri

setelah mengikuti semua kegiatan yang ada di TPA Melati.

h. Responden 8

Informasi selanjutnya R 8 yang berusia 33 tahun, beliau

berpendidikan D3 dan bertempat tinggal di Sendang Mulyo ini

Page 108: Document37

cviii

mengatakan alasan memilih TPA Melati sebagai tempat menitipkan

anak mereka karena fasilitas yang bagus, tempatnya bersih, dan yang

penting anaknya nyaman berada di TPA Melati.

Tentang pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, terlebih

lagi anak – anak di TPA dapat lebih mandiri mengerjakan segala

sesuatu kegemarannya sendiri tanpa harus minta bantuan kalau tidak

benar – benar terpaksa. Karena menurut beliau anaknya sekarang lebih

mandiri, dulu anaknya tidak mau melakukan segala sesuatunya sendiri

misalnya mengambil botol minumnya sendiri di meja semuanya harus

saya yang mengerjakan, tapi setelah dua minggu pertama saya

menitipkan anak saya mengalami perkembangan yang pesat, saya

tinggal memberi perintah meletakkan botol minuman yang sudah

habis isinya ke meja langsung dikerjakannya, dan itu sangat

membantu pekerjaan saya di rumah. dari seluruh kegiatan yang

diberikan saya lebih senang kegiatan anak dalam melatih

pengembangan fisik dengan kompetensi hasil yang diharapkan adalah

anak – anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan

tubuh termasuk gerakan – gerakan yang mengontrol gerakan tubuh,

gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui

panca indra yang merupakan hal yang terpenting untuk perkembangan

anak saya selanjutnya.

Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan

pembinaan dilakukan setiap hari senin dan jumat dan beliau juga

selalu menitipkan anaknya pada hari itu, untuk setiap hari sebelum

bekerja beliau mengantar anak ke TPA terlebih dahulu selanjutnya

beliau menjemput kembali setelah pulang kerja.

Gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan

yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri dan tidak

selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di kemudian hari.

Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA

Melati saat anak sedang rewel karena sakit atau memang kadang-

kadang anak tidak mau ditinggal kerja.

Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti

pembinaan anak beliau lebih mampu berinteraksi dengan anak lain,

lebih mandiri untuk melakukan kegiatannya sendiri, saya tinggal

memantau kegiatan apa saja yang dilakukannya, saya juga lebih

fleksibel untuk membiarkan anak saya melakukan aktivitasnya sendiri

tanpa harus memberikan tekanan – tekanan yang nantinya mematikan

kreativitasnya.

Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari teman

kerja saya yang dulu sebelum mempunyai pembantu menitipkan

anaknya di TPA, dan setelah mempunyai pembantu ia berhenti

menitipkan anaknya, dan memilih pembantu yang mengasuh anaknya,

beliau juga mengaku lebih percaya kepada TPA Melati dari pada

tempat lainnya karena anak saya kelihatan menikmati sekali selama di

Page 109: Document37

cix

TPA,” Saya takut memindahkan anak saya ke tempat lain, ya kalau

anak saya cocok, kalau tidak malah saya yang repot”.

Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat

dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan

sendiri ataupun angkatan kota.

Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau keberatan

menyebutkannya, karena beliau beranggapan berapapun biaya yang

harus dikeluarkan untuk kebutuhan anak akan beliau keluarkan yang

terpenting anak tercukupi baik soal pendidikan maupun pengasuhan

Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena

pengalaman pribadi beliau yang tidak mengenakan yang pernah beliau

alami sewaktu kecil, dimana beliau dulu kurang perhatian yang cukup

soal perkembangan fisik, kurang bergaul dengan anak – anak seusia

sehingga beliau merasa kehilangan masa kanak – kanaknya, itu terjadi

karena kedua orang tuanya sibuk bekerja. Dari pengalaman itu saya

tidak mau anak saya mengalaminya, maka saya monomer satukan

kebutuhan – kebutuhan anak saya, dan menitipkan anak dulu sebelum

anak saya masuk sekolah.

Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak

di TPA beliau selalu datang menanyakan kondisi anak di TPA dan

tidak jarang saya datang sekali – kali ke TPA saat istirahat kerja

meskipun hanya sebentar. Selain itu beliau juga mengatakan untuk

memantau perkembangan anak memang harus selalu dilakukan sekecil

apapun bentuk perhatian tersebut sangat berarti bagi perkembangan

selanjutnya.

i. Responden 9

Informasi selanjutnya R6 yang berpendidikan SMU, Ibu dari

Rafida Safira ini mengatakan alasan memilih TPA Melati sebagai

tempat penitipkan anak karena fasilitasnya bagus untuk kenyamanan

anak, pembinaan yang dilakukan pengasuh memuaskan dapat

membantu perkembangan anak. Dari kegiatan yang diberikan beliau

senang kegiatan yang mencakup pengembangan kognitif, karena

menurut beliau hal itu penting bagi anak beliau.

Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau menyesuaikan

dengan jadwal yang dibuat TPA Melati setiap hari senin sampai kamis

pukul 07.30 WIB sampai pukul 15.30 WIB dan hari jumat mulai

pukul 07.00 WIB sampai 12.30, WIB dan beliau juga selalu

menitipkan anaknya pada hari itu tentunya setelah pulang sekolah,

untuk tiap hari beliau mengantar anak ke TPA terlebih dahulu

langsung setelah pulang sekolah selanjutnya beliau menjemput

kembali putranya setelah pulang kerja. Beliau memberikan gambaran

pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat

sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri karena kesibukan

beliau sebagai wiraswasta berdagang di pasar yang kurang

memberikan perhatian yang penuh kepada anak.

Page 110: Document37

cx

Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA

Melati saat anak sedang bandel karena tidak mau dititipkan dan

menangis minta diajak ke tempat saya dagang, dan itu tidak

memungkinkan saya untuk meninggalkan anak di tempat pengasuhan.

Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti

pembinaan, anak beliau lancar berbicara dan lebih berani untuk

berbicara dengan orang lain dan tidak malu – malu baik dirumah atau

disekolah, mungkin karena di TPA sering diajak berbincang-bincang

oleh pengasuh.

Saya mengetahui keberadaan TPA Melati dari keponakan saya

yang kuliah di UNDIP yang mengatakan ada tempat pengasuhan anak,

yang sebelumnya saya cari – cari keberadaannya karena TPA yang ada

dipasar – pasar kebanyakan sekarang sudah tidak ada lagi kalaupun

ada kegiatan yang ada didalamnya tidak jalan.

Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis sekali, TPA

dekat dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan

kendaraan sendiri ataupun angkatan kota.

Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau mengatakan sekitar Rp

125.000,- per bulannya untuk menitipkan anak di TPA Melati. Beliau

baru menitipkan anak di TPA Melati 3 bulan ini.

Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau

dan suami dapat bekerja lebih tenang, beliau menggunakan

kesempatan ini untuk bekerja mencari nafkah demi pendidikan yang

baik untuk anak – anaknya, beliau menjelaskan lebih memilih TPA

Melati daripada tempat lain karena anak saya terlanjur menikmati

tempat itu dari awal. “ Anak saya itu dari pertama saya ajak langsung

senang melihat anak –anak yang ada bermain disana dan kesenangan

awal itu yang tidak pernah saya lihat sebelumnya dari anak, makanya

saya tidak berani ambil resiko memindahkan anak ke tempat lain.

Menurut beliau nanti saja dipindahkan ke TK setelah usianya

mencukupi.

Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak

di TPA beliau menggunakan jasa telepon untuk mengetahui kondisi

anaknya. Beliau juga mengatakan untuk memantau perkembangan

anak memang harus selalu dilakukan sekecil apapun bentuk perhatian

tersebut sangat berarti bagi perkembangan selanjutnya.

Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah mengikuti

semua kegiatan yang ada di TPA Melati.

j. Responden 10

Informasi selanjutnya seorang Perempuan yang usia 37 tahun,

beliau bekerja di PEMDA, ibu dari Alfian Nanda ini menuturkan

alasan memilih TPA Melati sebagai tempat menitipkan anak mereka

karena fasilitas yang memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan

jalan raya yang memudahkan transportasi. Beliau juga mengatakan

pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, karena menurut beliau

Page 111: Document37

cxi

anaknya sekarang lebih mandiri dari pada sebelumnya, dulu anaknya

belum bisa mengambil baju sendiri, tapi setelah dilatih untuk mandiri

di TPA Melati dengan mengambil pakaiannya sendiri dari tas yang

mereka bawa dari rumah, memang perubahan itu belum berarti tapi

beliau yakin dari pelajaran itu setidaknya anak akan tambah

pengetahuannya.

Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan

beliau menyesuaikan dengan jadwal yang dibuat TPA Melati setiap

hari senin sampai kamis pukul 07.30 sampai pukul 15.30 dan hari

jumat mulai pukul 07.00 sampai 12.30 WIB. Untuk tiap hari beliau

sebelum bekerja terlebih dahulu mengantar anak ke TPA selanjutnya

beliau menjemput kembali putranya setelah pulang kerja. Beliau

memberikan gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah

pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih

mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di

kemudian hari.

Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA

Melati saat anak sedang rewel karena sakit. Pembinaan yang

dilakukan TPA Melati secara keseluruhan sangat membantu anak saya

mulai dari perkembangan moral dan nilai- nilai agama, pengembangan

fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif anak, dan

pengembangan sosial emosional serta pengembangan seni.

Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti

pembinaan anak beliau tidak rewel dan cengeng, anak saya lebih

mandiri di rumah dia tidak rewel. Sejak mengikuti pembinaan anak

saya mandiri mengerjakan sesuatu yang menyangkut dirinya tanpa

harus meminta tolong orang lain. Saya mengetahui keberadaan TPA

Melati UNDIP dari teman saya, dari informasi tersebut saya langsung

percaya dan memasukkan anak disana, tentang masalah mengapa tidak

memilih play group atau TPA lain beliau mengungkapkan, karena

terlanjur percaya baik sama pengasuhnya dan tidak bisa dibohongi

adalah saat perkembangan yang mencolok sekali pada saat dirumah

anak saya tidak rewel dan lebih mandiri.

Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat

dengan jalan Raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan

sendiri ataupun angkatan kota.

Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau mengatakan sekitar Rp

125.000,- sampai dengan Rp 400.000,- per bulannya untuk

menitipkan anak di TPA Melati.

Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau

dan istri dapat bekerja lebih tenang selain itu beliau merasa agar

anaknya tidak kehilangan masa anak-anaknya dan masa belajarnya

perlu sekali menitipkan anaknya..

Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak

di TPA beliau datang ke TPA saat istirahat kerja meskipun hanya

sebentar.

Page 112: Document37

cxii

Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah mengikuti

semua kegiatan yang ada di TPA Melati.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian seperti

yang telah dipaparkan di depan yang meliputi : perencanaan

pembinaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi

pembinaan.

1. Perencanaan Pembinaan

Taman Pengasuhan Anak Melati merupakan

lembaga pengelola penitipan anak yang dikelola oleh para

ibu - ibu Dharma wanita UNDIP dan dalam perencanaan

pembinaan yang ada di TPA Melati dirancang oleh

pengelola dan para tenaga pengasuh yang mengacu pada

pembelajaran anak usia dini. Kurikulum yang dipakai saat

ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan beberapa

literatur dan buku - buku tentang pertumbuhan dan

perkembangan anak yang disarikan kemudian dijabarkan

dalam kegiatan harian. Dalam kurikulum dibuat program

kegiatan harian yang nantinya akan digunakan pengasuh

sebagai pedoman pembinaan.

Page 113: Document37

cxiii

Dalam kegiatan harian yang dilakukan didasarkan

pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak usia

dini antara 0 - 8 tahun, Adapun tingkat perkembangan

yang ingin dicapai meliputi pengembangan moral dan nilai

– nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa,

pengembangan kognitif, pengembangan sosial – emosional

dan pengembangan seni. Adapun penjabaran dari tiap –

tiap kegiatan dapat dilihat dari satuan kegiatan mingguan

dan satuan kegiatan harian yang telah dibuat oleh para

pengasuh dan disetujui oleh kepala TPA Melati melalui

proses musyawarah. Penentuan metode dan media yang

digunakan secara keseluruhan mengacu pada tujuan

pembinaan berdasarkan usia dan tingkat perkembangan

dan pertumbuhan anak dengan memanfaatkan lingkungan

sekitar. Pembinaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang

telah dibuat bersama - sama tenaga pengasuh, pengelola

dan sesuai kebutuhan orang tua.

Dari temuan tersebut dapat diketahui bahwa

perencanaan yang ada di TPA Melati Semarang dibuat

sebelum pembinaan dilakukan dengan menentukan

Page 114: Document37

cxiv

kegiatan harian, metode dan media yang disesuaikan

dengan usia perkembangan anak serta melibatkan orang-

orang yang ada dalam organisasi. Dengan demikian

langkah-langkah yang ditempuh sesuai dengan saran

Williams dan Kami (1986) yang menyarankan untuk

mendorong kemampuan berfikir anak sebaiknya guru

merancang suatu kegiatan yang memungkinkan masing-

masing anak mendapatkan kesempatan khusus untuk

memutuskan sendiri kegiatan mana yang dipilih. Hal ini

dapat dilihat dari satuan kegiatan mingguan dan satuan

kegiatan harian yang telah dibuat TPA Melati.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah usaha mengintegrasikan

sumber - sumber manusiawi dan non manusiawi yang

diperlukan ke dalam suatu kesatuan dalam melaksanakan

kegiatan sebagaimana telah direncanakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam pembentukan organisasi di TPA Melati Semarang didasarkan

atas keputusan bersama-sama ikatan ibu - ibu dharma wanita UNDIP

dengan pertimbangan bahwa mereka dipandang mampu dan mau dalam

artian mereka dipandang berpotensi, berkemampuan dan cukup

Page 115: Document37

cxv

berpengalaman untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan yang

diberikan dalam organisasi tersebut. Perekrutan pengasuh didasarkan pada

pengalaman di bidangnya serta ketelatenan dan kesabarannya mengurus

anak, sedangkan perekrutan anak didik didasarkan pada usia anak yang

tidak lebih dari 1,5 tahun sampai 7 tahun, tidak berpenyakit dalam

Pembagian tugas serta wewenang dalam organisasi ini cukup jelas

dimana masing-masing anggota organisasi mengerti dengan jelas tugas dan

tanggung jawabnya dalam organisasi ini. Tugas pengelola adalah

bertanggung jawab terhadap manajemen penyelenggaraan, sedangkan para

tenaga pembina atau pengasuh bertanggung jawab terhadap manajemen

pembinaan. Dari informasi yang didapat tersebut dapat diambil kesimpulan

sementara, bahwa pengorganisasian TPA merupakan suatu proses

pengatur, mengelompokkan dan membagi tugas serta pekerjaan diantara

para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan

efisien. Dari keterangan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan

sementara bahwa pengorganisasian di TPA Melati merupakan suatu proses

pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas – tugas atau pekerjaan

di antara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai

dengan efisien Hani Handoko. 1994 ( didiet Hardjito, 1995 : 76 ). Hal ini

dapat dilihat dari kepengurusan yang ada di TPA Melati, para Pengurus

sudah paham betul tugas dan kewajibannya sebagai suatu kesatuan dalam

organisasi, hal ini di pelopori oleh kepala TPA Melati itu sendiri, beliau

sebagai sosok pimpinan yang mengayomi anggotanya dan seorang yang

Page 116: Document37

cxvi

dapat membedakan antara tanggung jawab pekerjaan dengan urusan

pribadi.

3. Pelaksanaan Pembinaan

Setelah perencanaan pengorganisasian selanjutnya fungsi

pelaksanaan baru dilakukan agar dapat merealisasi tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai dari beberapa komentar para informan bahwa

pelaksanaan dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam

satuan kegiatan harian yang didasarkan pada usia anak, semua kegiatan

dilaksanakan tanpa hambatan yang berarti. Semua kegiatan yang dilakukan

dipilih dalam rangka perkembangan moral dan nilai- nilai agama,

pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif anak,

dan pengembangan sosial emosional serta pengembangan seni..

Pelaksanaan kegiatan pembinaan dilakukan menganut prinsip-

prinsip perkembangan anak usia dini dan bermain sambil belajar. Pada

pelaksanaan kegiatan diharapkan semua tujuan pembinaan tercapai mulai

dari Pengembangan moral dan nilai – nilai agama, pengembangan fisik,

pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial –

emosional, pengembangan seni.

Metode yang dipakai adalah metode bermain dan belajar atau belajar

sambil bermain, kurang beragamnya alat permainan yang ada sehingga

proses belajar menjadi kurang sempurna, TPA Melati mengatasinya

dengan penggunaan media alami bermain yang ada di TPA misal tanah

berumput.

Page 117: Document37

cxvii

4. Evaluasi pembinaan

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu

program. Dari hasil informsasi yang didapat penilaian atau evaluasi di TPA

Melati sesuai dengan pendapat Brewer ( 1992 ) yang menyatakan penilaian

adalah penggunan sistem evaluasi yang bersifat komprehensif, menyeluruh

untuk menentukan suatu program atau kemajuan dari seorang anak. Dari

data yang diperoleh dari para responden diatas evaluasi pembinaan di TPA

Melati dilaksanakan oleh pengasuh dengan melibatkan orang tua peserta

didik. Evaluasi dilaksanakan melalui pengamatan dan observasi dalam

setiap kegiatan, hal ini telah diterapkan oleh TPA Melati dengan

menggunakan alat ukur berupa pengisian lembar pengamatan yang

dilakukan oleh pengasuh yang dalam evaluasi melibatkan orang tua peserta

didik melalui buku penghubung yang diserahkan tenaga pengasuh kepada

orang tua.

5. Faktor – faktor pendukung dan penghambat

Daya dukung dari penyelenggaraan pembinaan penitipan anak usia

dini antara lain:

a. Pengorganisasian

Kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang oleh

para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih dahulu

untuk pengambilan suatu keputusan tentang kegiatan pembinaan.

b. Perencanaan

Page 118: Document37

cxviii

Pada perencanaan daya dukung yang sangat berperan adalah

persiapan sumber belajar yang memadai, penggunaan metode dan

teknik pembinaan yang tepat, sarana dan prasarana, evaluasi, letak

yang strategis.

c. Pelaksanaan

Daya dukung yang sangat berperan meliputi sumber belajar

yang berpengalaman dibidang pengasihan anak, metode dan teknik

pembinaan yang tepat sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan

anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan fungsinya.

d. Evaluasi

Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat dari

respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa digunakan untuk

mengisi lembar evaluasi.

Sedangkan faktor penghambat adalah:

a. Pengorganisasian

Penghambat dari kegiatan pengorganisasian dapat dilihat dari

perlunya pemantauan yang lebih intensif dari ikatan pengurus dan

pengelola untuk melihat kinerja pengasuh, sarana dan prasarana yang

kurang dan perlu diperbaiki.

b. Perencanaan

Pada perencanaan penghambatnya adalah pada penyediaan

sarana dan prasarana yang perlu adanya pergantian media belajar yang

Page 119: Document37

cxix

sudah tidak bisa dipakai dengan yang baru. Solusi sebelum media

diganti anak-anak masih tetap menggunakan media belajar yang lama.

c. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah

perbedaan minat dan pola asuh orang tua, jalan keluar yang diambil

pengasuh dengan membiarkan anak bermain bersama dengan teman-

teman yang lain dan harapan pengasuh, minat anak dapat tumbuh

dengan sendirinya dan anak dapat berinteraksi dengan anak yang lain.

d. Evaluasi

Penghambat dari evaluasi-evaluasi jika anak datang hanya

dalam waktu yang singkat atau hanya beberapa kali saja ke TPA

Melati. Solusi pengasuh tetap memantau anak-anak yang datang

dengan mengisi lembar evaluasi dan memberikan kepada orang tua

anak didik.

Page 120: Document37

cxx

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan temuan data sebagaimana tersebut pada Bab IV, dapat

disimpulkan. Adapun beberapa kesimpulan tersebut sebagai berikut :

1. Pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati

a. Perencanaan Pembelajaran

Pembuatan kurikulum dilakukan oleh pengelola dan tenaga

pendidik yang dikembangkan berdasarkan beberapa literatur dan buku

tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang disarikan

kemudian dijabarkan ke dalam rencana kegiatan harian. Tema, metode

dan media ditentukan oleh pengasuh yang dikoordinasikan kepada

pengelola yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak.

b. Pengorganisasian

Pembentukan organisasi TPA Melati disusun berdasarkan

keikutsertaan anggotanya dalam dharma wanita UNDIP dengan

pertimbangan keaktifan dalam organisasi dan dianggap mempunyai

kemampuan serta kompetensi dalam mengembangkan TPA Melati.

Pembagian tugas dan wewenang jelas dalam artian pengelola

bertanggung jawab terhadap menajemen penyelenggaraan, pengasuh

bertanggung jawab terhadap menajemen pembinaan. Perekrutan

pengasuh didasarkan pada pengalaman dan ketelatenan, sedangkan

Page 121: Document37

cxxi

perekrutan anak didik didasarkan pada usia yang tidak lebih dari 1,5 –

7 tahun dan tidak berpenyakit dalam

c. Pelaksanaan Pembinaan

Pelaksanaan pembinaan dilakukan dengan menganut prinsip

perkembangan anak usia dini dan menggunakan metode bermain

sambil belajar. Bimbingan dan pemantauan dari pengelola masih

diperlukan oleh pengasuh dalam setiap proses pembinaan. Pada

pelaksanaan pembinaan yang dilakukan mencakup kegiatan yang

melatih pengembangan moral dan nilai – nilai agama, pengembangan

fisik, pengembangan bahasa dan seni, pengembangan kognitif dan

pengembangan sosial emosional.

d. Evaluasi Pembinaan

Evaluasi pembinaan dilaksanakan oleh pengasuh melalui

lembar pengamatan dengan melibatkan orang tua peserta didik melalui

buku penghubung yang diserahkan tenaga pengasuh kepada orang tua.

Pada pelaksanaan digunakan acuan pelaksanaan yang mencakup

berbagai aspek diantaranya pengembangan moral dan nilai – nilai

agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan

kognitif, pengembangan sosial-emosional, pengembangan seni,

sebagai contoh evaluasi pada anak dilakukan saat anak sedang aktif

melakukan kegiatan bermain di TPA, dari situ dapat dilihat dan dinilai

perkembangan anak untuk kemudian dituangkan dalam lembar

evaluasi.

Page 122: Document37

cxxii

2. Faktor Pendukung dan Penghambat

a. Faktor pendukung

1) Pengorganisasian

Kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang

oleh para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih

dahulu untuk pengambilan suatu keputusan tentang kegiatan

pembinaan.

2) Perencanaan

Pada perencanaan daya dukung yang sangat berperan

adalah persiapan sumber belajar yang memadai, penggunaan

metode dan teknik pembinaan yang tepat, sarana dan prasarana,

evaluasi, letak yang strategis.

3) Pelaksanaan

Daya dukung yang sangat berperan meliputi sumber belajar

yang berpengalaman dibidang pengasihan anak, metode dan teknik

pembinaan yang tepat sesuai dengan tingkat usia dan

perkembangan anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai

dengan fungsinya.

4) Evaluasi

Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat

dari respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa

digunakan untuk mengisi lembar evaluasi.

Page 123: Document37

cxxiii

b. Faktor Penghambat

1) Pengorganisasian

Penghambat dari kegiatan pengorganisasian dapat dilihat

dari perlunya pemantauan yang lebih intensif dari ikatan pengurus

dan pengelola untuk melihat kinerja pengasuh, sarana dan

prasarana yang kurang dan perlu diperbaiki.

2) Perencanaan

Pada perencanaan penghambatnya adalah pada penyediaan

sarana dan prasarana yang perlu adanya pergantian media belajar

yang sudah tidak bisa dipakai dengan yang baru. Solusi sebelum

media diganti anak-anak masih tetap menggunakan media belajar

yang lama.

3) Pelaksanaan

Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah perbedaan

minat dan pola asuh orang tua, jalan keluar yang diambil pengasuh

dengan membiarkan anak bermain bersama dengan teman-teman

yang lain dan harapan pengasuh, minat anak dapat tumbuh dengan

sendirinya dan anak dapat berinteraksi dengan anak yang lain.

4) Evaluasi

Penghambat dari evaluasi-evaluasi jika anak datang hanya

dalam waktu yang singkat atau hanya beberapa kali saja ke TPA

Melati. Solusi pengasuh tetap memantau anak-anak yang datang

Page 124: Document37

cxxiv

dengan mengisi lembar evaluasi dan memberikan kepada orang tua

anak didik.

B. SARAN

Berdasarkan temuan penelitian di lapangan yaitu tentang profil

pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati secara keseluruhan sudah

sesuai dengan kebutuhan anak usia dini, namun kekurangannya masih saja

tetap harus dibenahi diantaranya pada perencanaan yang harus terus

melibatkan seluruh anggota organisasi, perlunya peningkatan pendidikan

pengasuh ke jenjang yang lebih tinggi dan pengelola hendaknya memberikan

kesempatan bagi para pengasuh untuk meningkatkan jenjang pendidikannya,

pemantauan pelaksanaan kegiatan perlu dilakukan, penggunaan media dan

sarana yang tepat perlu ditingkatkan dan untuk penggunaan media belajar

yang sudah usang dapat diganti dengan yang baru.

Page 125: Document37

cxxv

DAFTAR PUSTAKA

Hardjito, Didiet.1995. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta.

PT Grafindo Persada.

Joesoef , Soelaiman.1992. Konsep Dasar PLS. Surabaya. Bumi Aksara.

………………….2001. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pada Taman

Penitipan Anak. Depdiknas.

Moleong. Lexy, J. 2001. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung Remaja.

Rosdakarya Offset.

Pasaribuan, Simanjutak. 1984. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung.

Tarsito.

Patmono Dewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta. Rineka

Cipta.

…………… Acuan Menu Pembelajaran Pada Taman Penitipan Anak. Jakarta.

2002. Depdikbud.

………….... Model Pengembangan Motorik Anak Pra Sekolah. 2002. Jakarta .

Dirjen Olahraga Depdiknas.

R. Moeslihatoen. 1999. Metode Pengajaran di TK. Jakarta. Rineka Cipta.

Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik Dan Menerapkan Disiplin pada Anak Pra

sekolah (Pola Asuh Anak Masa Kini). Jakarta. Gramedia.

Pustaka Utama.

Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian kualitatif Dasar – Dasar dan Aplikasi. Malang

: YA3 Malang.

Santoso, Soegeng. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Citra Pendidikan.

Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat permainan Untuk PAUD.

Jakarta. Grasindo.

Suyanto, Slamet. 2003. Konsep Dasar PAUD. Universitas Negeri Yogyakarta.

Undang-undang RI Nomor 2 tahun 1989. Sistem Pendidikan Nasional . Jakarta.

Depdikbud Jakarta.

Page 126: Document37

cxxvi

………………….2003. Undang- undang Republik Indonesia No.20 Tahun

2003 Tentang SISDIKNAS. Semarang. C V Duta Nusindo.

Yb. Suparlan, 1987, Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta. Pustaka

Pengarang.

Page 127: Document37

cxxvii

FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN MOTORIK

ANAK USIA 0-1 TAHUN

No Keterampilan Motorik Tingkat Keterampilan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Bermain dengan tangan

Mengamati mainan yang ada dalam genggaman

Mencoba meraup suatu benda

Melempar dan mengambil barang yang

dilemparkan sambil diamati yang terjadi

Menahan barang yang dipegangnya

Memegang benda kecil dengan telunjuk dan ibu

jari

Menunjuk titik tertentu misalnya mata boneka.

Membuka lembaran buku atau majalah

Mengangkat kaki dan memainkan jari tangan di

depan matanya

Mengangkat kepala ketika ditengkurapkan

Duduk dengan bantuan dan kepala tegak

Mengangkat dada saat tengkurap dengan

bertumpu pada tangan

Duduk tanpa ditopang

Mencoba berdiri sendiri dengan berpengangan

Berjalan jika dipengangi / berpengangan

Keterangan tingkat keterampilan :

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

Page 128: Document37

cxxviii

FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK

ANAK USIA 1- 2 TAHUN

No Keterampilan Motorik Tingkat Keterampilan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Meletakkan gelas di atas gelas

Mencoret-coret

Menyusun balok dua sampai tiga balok

Mencoba makan sendiri dengan sendok atau

membuka buku

Senang mendengarkan musik dan mengikuti

irama

Latihan berjalan tanpa dipegang

Berjalan mantap

Berjalan mundur satu sampai tiga langkah

Berlari tanpa jatuh

Naik turun tangga dengan berpegang

Memanjat kursi orang dewasa, merangkak naik

tangga

Mulai meloncat dan melompat walau sederhana

Keterangan tingkat keterampilan :

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

FORMAT EVALUASI

Page 129: Document37

cxxix

TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK

ANAK PRA SEKOLAH USIA 2-3 TAHUN

No Keterampilan Motorik Tingkat Ketrampilan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Meronce / merangkai manik-manik

Mengaduk air di gelas dengan sendok

Membuka tutup botol yang bergulir

(membuka dengan memutar tutup botol)

Menggambar garis lurus

Menyusun balok tiga hingga lima buah

Berjalan mantap

Berjalan mundur

Naik turun tangga

Memanjat

Melompat dengan dua kaki sekaligus

berjingkat-jingkat

Belajar meniti

Keterangan tingkat keterampilan :

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

Page 130: Document37

cxxx

FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK

ANAK

USIA > 3-4 TAHUN

No Keterampilan Motorik Tingkat Keterampilan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Meremas kertas

Memakai dan membuka pakaian dan

sepatu sendiri

Menggambar garis lingkaran dan garis

silang (garis tegak dan datar)

Menyusun menara empat samapai

tujuah balok

Mengekspresikan motorikan tari dengan

irama sederhana

Melempar bola

Berjalan dengan baik (keseimbangan tubuh

makin baik)

Berlari dengan baik (keseimbangan tubuh

makin baik)

Berlari di tempat

Naik turun tangga tanpa berpengangan

Melompat dengan satu kaki secara

bergantian

Merayap dan merangkak lurus ke depan

Melakukan senam dengan mengikuti

contoh.

Keterangan tingkat ketrampilan :

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Page 131: Document37

cxxxi

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

Page 132: Document37

cxxxii

FORMAT EVALUASI

TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK ANAK

USIA > 4-5 TAHUN

No Keterampilan Motorik Tingkat

Keterampilan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17

Menempel

Mengerjakan teka- teki (puzzle)

Menyusun potongan-potongan gambar )

Menjahit sederhana

Makin terampil menggunakan jari tangan (mewarnai

dengan rapi)

Mengisi pola sederhana (dengan sobekan kertas, dan

stempel)

Mengancingkan kancing baju

Menggambar dengan motorik naik turun bersambung

(seperti gunung atau bukti)

Menarik garis lurus, lengkung, dan miring

Mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi

Melempar dan menangkap bola

Melipat kertas

Berjalan di atas papan titian (keseimbangan tubuh)

Berjalan dengan berbagai variasi (maju mundur, ke

samping, di atas satu garis)

Memanjat dan bergelantungan (berayun)

Melompati parit atau guling

Melakukan senam dengan motoriknya sendiri

Keterangan tingkat ketrampilan :

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

Page 133: Document37

cxxxiii

KISI-KISI INSTRUMEN PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI TPA

MELATI SEMARANG

NO VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR ITEM

A.

Pembinaan

Penitipan

Anak

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pelaksanaan

a. Perencanaan kegiatan

b. Isi program

c. Bentuk pembinaan

d. Metode pembinaan

e. Motivaswi anak

f. Motivasi orang tua

g. Harapan TPA

a. Susunan

Kepengurusan

b. Perekrutan Pengurus

c. Perekrutan anak didik

d. Jaminan

kesejahteraan

e. Lokasi

f. Biaya

a. Persiapan sarana

prasarana

A 1, 2, 3. B1

A 4

A 5, 6. C2, 4

A 7. B6, 10

B 23, 24

C 1, 7, 11, 13

A 14. C15

A 9. B2

A 17, 19

A 18. C12

A 20

C 8,9

C 10

A 11, 15. B15,

16

Page 134: Document37

cxxxiv

4. Evaluasi .

b. Pengembangan

kemampuan anak

c. Waktu dan jadwal

d. Tahap pembinaan

e. Kemampuan

pengasuh

f. Interaksi dengan anak

g. Kendala

a. Proses penilaian

b. Komunikasi Hasil

c. Respon orang tua

C 6, B25, 26,

19

B 3, 4 C.3, 14

A 8. B9, 12

A 16. B7, 8.

B 17, 18 C.6

A 10. B5

B 11. C5

A 12. B13

A 13. B14. B

20

B 21, 22

Page 135: Document37

cxxxv

Lembar Observasi

Lingkungan Fisik Dan Fasilitas TPA

Keberadaa

n

Kondisi No Nama Barang

Ad

a

Tidak

Jml

Bai

k

Bur

uk

1.

Kelengkapan Ruangan

� Ruang Pembinaan Anak

o R. Makan

o R. Pemeriksaan Anak

o R. Tidur

o Kamar Mandi

o R. Isolasi Sementara

o R Bacaan /

Perpustakaan

o R. Bermain

o R. Penyimpangan

Mainan

� Halaman

� Ruang Administrasi

Perkantoran

o R Pimpinan

o R. Tata Usaha

o R. Tunggu Orang Tua

o R Serbaguna

Page 136: Document37

cxxxvi

2.

3.

� Ruang Penunjang

o R. Dapur

o Kamar Mandi

o R. Cuci/ Setrika

o R. Penjaga

Sarana Pendukung

� Meja, Kursi

� Karpet

� Almari

� Rak Penyimpangan

Mainan

� TV/Radio

� Alat Tulis Kantor

� Telepon

� Mesin Ketik

� Sarana Air Bersih

� Kipas Angin

Peralatan Pendukung

Belajar

� Peralatan Pendukung

Bimbingan Belajar

o Alat Belajar

Menghitung Dan

Mengukur

o Alat Melukis,

Kerajinan Tangan

Page 137: Document37

cxxxvii

o Fasilitas Audio Visual

o Alat Permainan Teka-

Teki/ Puzzle

o Alat Percobaan

� Peralatan Pendukung

Bermain Peran

o Alat Pendukung Peran

Keagamaan

o Alat Pendukung Peran

Kegiatan Dapur

o Alat Pendukung Peran

Binatang

o Alat Pendukung Peran

Profesi Medis

o Alat Pendukung Peran

Petani

o Alat Pendukung Peran

Untuk Sandiwara

Boneka

� Peralatan Pendukung

Permainan Motorik Kasar

o Ayunan

o Ban Bekas

o Alat Pemanjat

o Papan Luncuran

o Arena Main Bola

Page 138: Document37

cxxxviii

o Bantalan Untuk

Berguling

o Balok- Balok Ringan

o Jungkat- Jungkit

� Peralatan Pendukung

Permainan Budaya

o Gambar Pahlawan

o Pakaian Adat Jawa

o Mainan Tradisional

o Lilin Malam Untuk

Melatih Jari- Jari

o Boneka Khas Daerah

Sarana perpustakaan

o Buku Keagamaan

o Buku kesehatan anak

o Buku petunjuk

bimbingan anak

o Buku cerita bergambar

o Buku gambar alam dan

lingkungan

o Majalah anak

Peralatan pendukung

permainan luar ruangan

o Lapangan

o Ayunan

o Tanda- tanda lalu lintas

Page 139: Document37

cxxxix

5.

6.

o Kemah-kemahan

o Papan plosotan

o Jungkat- jungkit

o Sepeda

o Ban bekas

DOKUMENTASI

PENELITIAN

Profil Pembinaan Penitipan Anak

Usia Dini di Taman Pengasuhan Anak Melati

Page 140: Document37

cxl

1. Dokumentasi wawancara informan tenaga pengasuh

2. Foto peneliti bersama tenaga pengasuh dan anak didik TPA Melati

3. Kegiatan anak istirahat

Page 141: Document37

cxli

4. Kegiatan bermain di luar ruangan

PEDOMAN WAWANCARA

Page 142: Document37

cxlii

A. Informan Pimpinan

I. Identitas subyek

1. Nama :

2. Tempat /Tgl lahir :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan terakhir :

6. Pekerjaan :

7. Alamat :

8. Hari/ Tgl wawancara :

II. Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati

1. Kapan TPA Melati berdiri ?

2. Siapakah yang merencanakan pembinaan di TPA Melati ?

3. Bagaimanakah perencanaan pembinaan dilakukan ?

4. Bagaimanakah isi program pembinaan di TPA Melati ?

5. Bagaimanakah prinsip – prinsip pembinaan yang dilakukan di TPA

Melati ?

6. Bagaimanakah bentuk pembinaan Penitipan anak usia dini di TPA

Melati ?

7. Apa metode pembinaan yang dilakukan di TPA Melati ?

8. Bagaimanakah proses pembinaan dilakukan ?

Page 143: Document37

cxliii

9. Bagaimanakah susunan kepengurusan yang secara administratif

tersusun di TPA Melati ?

10. Bagaimanakah anda melakukan interaksi dengan anak ?

11. Bagaimanakah persiapan sarana pembinaan di TPA Melati ?

12. Bagaimanakah cara penilaian dilakukan ?

13. Bagaimanakah lembaga mengkomunikasikan hasil pembinaan kepada

orang tua anak didik ?

14. Bagaimanakah harapan TPA Melati setelah anak mengikuti

pembinaan ?

15. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang disediakan oleh TPA

Melati untuk pembinaan ini ?

16. Bagaimanakah kemampuan tenaga pengasuh dalam melaksanakan

pembinaan terhadap anak usia dini ?

17. Bagaimanakah cara merekrut tenaga pengasuh ?

18. Bagaimanakah cara merekrut anak didik ?

19. Syarat apa saja yang ditentukan oleh lembaga dalam merekrut tenaga

pengasuh?

20. Bagaimanakah lembaga memberikan jaminan kesejahteraan

pengasuh ?

Page 144: Document37

cxliv

PEDOMAN WAWANCARA

B. Informan Tenaga pengasuh

I. Identitas subyek

1. Nama :

2. Tempat Tgl lahir :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Pekerjaan :

7. Alamat :

8. Hari/ Tgl wawancara :

II. Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati

1. Siapa yang menyelenggarakan pembinaan penitipan anak di TPA

Melati ?

2. Bagaimanakah susunan kepengurusan yang secara administratif yang

tersusun di TPA Melati ?

3. Berapa lamakah waktu pembinaan dilakukan ?

4. Berapa lama pembina bertatap muka dengan anak dalam satu hari ?

5. Bagaimana cara pembina melakukan interaksi pada saat pembinaan ?

6. Pendekatan apa yang dilakukan pembina dalam pembinaan?

Page 145: Document37

cxlv

7. Bagaimanakah pembina menyesuaikan isi program pembinaan dengan

kebutuhan anak ?

8. Bagaimanakah pembina menyesuaikan isi program pembinaan dengan

tahap perkembangan anak ?

9. Bagaimanakah tahap – tahap kegiatan pembinaan di TPA Melati ?

10. Apa metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan ?

11. Kendala apa saja yang ditemui pembina saat menggunakan metode –

metode pembinaan ?

12. Bagaimanakah kegiatan rutin keseharian dalam pembinaan ?

13. Bagaimana penilaian yang anda lakukan dalam memantau

perkembangan anak ?

14. Bagaimana anda mengkomunikasikan hasil pembinaan baik kepada

lembaga maupun kepada orang tua ?

15. Apa saja sarana belajar yang anda gunakan untuk pelaksanaan

pembinaan ?

16. Apa saja alat belajar yang mendukung kegiatan yang dilakukan di

TPA?

17. Usaha apa yang dilakukan pembina dalam berinteraksi dengan anak

didik ?

18. Bagaimana cara pembina membimbing anak usia dini agar dapat

terjalin interaksi antara anak dengan orang lain di sekitar ?

19. Bagaimana cara anak untuk berinteraksi dengan tenaga pengajar dan

orang lain ?

Page 146: Document37

cxlvi

20. Bagaimana anda mengkomunikasikan perkembangan anak di TPA

kepada orang tua ?

21. Bagaimanakah respon orang tua pada saat anda menunjukkan hasil

perkembangan anak mereka ?

22. Bagaimanakah tanggapan orang tua pada pembinaan yang dilakukan

oleh pembina ?

23. Bagaimana motivasi anak untuk mengikuti kegiatan di TPA Melati ?

24. Bagaimana kemampuan belajar anak ditinjau dari usia mereka ?

25. Bagaimana cara anak untuk berinteraksi dengan tenaga pengajar dan

orang lain disekitar TPA Melati ?

26. Bagaimana reaksi anak ketika bermain dengan teman-teman

sebayanya?

Page 147: Document37

cxlvii

PEDOMAN WAWANCARA

C. Informan Orang tua

I. Identitas subyek

1. Nama :

2. Tempat Tgl lahir :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Pekerjaan :

7. Alamat :

8. Hari/ Tgl wawancara :

II. Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati

1. Mengapa anda memilih TPA Melati untuk menitipkan anak ?

2. Bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh pembina pada anak anda ?

3. Bagaimana waktu atau jadwal anda menitipkan anak anda ?

4. Bentuk pembinaan yang seperti apa yang anda harapkan di TPA

Melati ?

5. Kesulitan apa saja yang anda hadapi selama menitipkan anak anda ?

6. Perubahan apa saja yang mencolok dari anak selama mengikuti

pembinaan di TPA Melati ?

7. Anda mengetahui keberadaan TPA Melati dari siapa ?

8. Berapa jarak antara rumah anda dengan TPA Melati ?

Page 148: Document37

cxlviii

9. Menurut anda bagaimana letak TPA Melati ?

10. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk menitipkan anak di TPA

Melati ?

11. Berapa lama anda telah menitipkan anak anda di TPA Melati ?

12. Berapakah usia anak anda saat pertama kali anda titipkan di TPA

Melati ?

13. Apa motivasi anda menitipkan anak anda di TPA ?

14. Bagaimana cara anda meluangkan waktu dalam memantau

perkembangan anak ?

15. Bagaimanakah harapan anda dengan menitipkan anak anda di TPA

Melati ?

Page 149: Document37

cxlix

SATUAN KEGIATAN HARIAN

Hari Pukul Kegiatan Kemampuan Sarana

07.00-

08.00

Proses pemeriksaan

umum

Meningkatkan

sosialisasi dan

etika

- Tempat cuci kaki

tangan dan

penyimpanan

pakaian

08.00-

09.00

Kegiatan bebas

diluar berjamur

Belajar

sosialisasi,

meningkatkan

kesegaran

jasmani

- Alat permainan

luar

09.30-

10.00

Kegiatan bermain

dalam ruangan

Meningkatkan

sosialisasi,

komunikasi,

kreativitas

- Alat permainan

dalam ruangan

10.00-

11.00

Istirahat Relaksasi

badan/

pengembangan

fisik

- Tempat tidur,

bantal, guling

11.00-

11.30

Makan siang dan

minum

Pengembangan

komunikasi,

etika

- Peralatan makan

11.30-

12.30

Kegiatan bebas Kemampuan

kognitif, moral

etika,

- Alat-alat

permainan

12.30-

13.30

Istirahat Pengembangan

fisik

- Tempat tidur,

bantal, guling

Senin s/d

Jumat

13.30-

15.30

Berbenah Kemampuan

sosialisasi dan

melatih

kemandirian

- Peralatan yang

dibawa anak dari

rumah

Page 150: Document37

cl

FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA

No Keterampilan Moral dan Nilai-nilai

agama

Tingkat Pengembangan

1 Bersenandung lagu agama

2 Mengikuti bacaan doa

3 Menirukan gerak ibadah

4 Mendengarkan cerita tentang kebesaran

Tuhan

5 Mengenal “Nama” Tuhan

6 Menanyakan dan mengajukan rasa sayang,

cinta kasih melalui belaian, rangkulan

7 Mengucapkan terima kasih

8 Mengucapkan salam

9 Mengucapkan kata-kata santun (maaf,

tolong)

Nama anak :

Tempat/Tgl. Lahir :

Keterangan kemampuan

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

Page 151: Document37

cli

FORMAT EVALUASI

TINGKAT PENGEMBANGAN FISIK

No Keterampilan Fisik Tingkat Pengembangan

1 Berjalan Stabil

2 Berjalan Mundur

3 Naik-turun tangga dengan atau tanpa

berpegangan

4 Memanjat

5 Berjalan mengikuti jejak secara lurus atau

melingkar

6 Berjalan tanpa jatuh

7 Mengikuti gerakan binatang

8 Menendang, menangkap, dan melempar bola

dari jarak dekat

9 Melompat dengan dua kaki sekaligus

10 Masuk kedalam lorong-lorong atau meja kursi

atau kardus yang di susun

11 Membedakan permukaan 3 jenis benda

melalui rabaan

12 Menunjuk mata boneka

13 Merobek lurus

14 Melipat kertas sembarang

Nama anak :

Tempat/ Tgl. Lahir :

Keterangan kemampuan

Dapat melakukan sendiri :

Page 152: Document37

clii

Perlu bantuan :

Perlu bantuan tapi dipaksakan :

FORMAT EVALUASI

TINGKAT PENGEMBANGAN BAHASA

No Keterampilan Bahasa Tingkat Pengembangan

1 Mengenal suara di sekitar

2 Mengatakan dalam kalimat pendek 2-4

kata

3 Mengerti dan melaksanakan 1 perintah

4 Mengajukan pertanyaan

5 Menyebutkan nama benda

6 Tertarik pada gambar dalam buku

Nama anak :

Tempat/ Tgl. Lahir :

Keterangan kemampuan

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan tapi dipaksakan :

Page 153: Document37

cliii

FORMAT EVALUASI

TINGKAT PENGEMBANGAN KOGNITIF

No Keterampilan Kognitif Tingkat Pengembangan

1 Mengelompokkan benda yang sama

2 Mengelompokkan ( lingkaran dan bujur

sangkar)

3 Membedakan besar kecil

4 Membedakan rasa

5 Membedakan bau

6 Mengulang bilangan 1,2,3,4,5

7 Mengelompokkan atau pengenalan warna

Nama anak :

Tempat/ Tgl. Lahir :

Keterangan kemampuan

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan tapi dipaksakan :

Page 154: Document37

cliv

FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN SOSIAL

EMOSIONAL

No Keterampilan Sosial Emosional Tingkat Pengembangan

1 Mengenal etika makan dan jadwal makan

teratur

2 Mulai dapat “berbagi”

3 Mulai mahir menggunakan toilet (WC kamar

mandi)

4 Dapat ditinggalkan oleh orang tuanya

5 Dapat memilih kegiatannya sendiri

6 Menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih,

takut

7 Menjadi pendengar yang baik

8 Latihan membereskan alat permainan

Nama anak :

Tempat/ Tgl. Lahir :

Keterangan kemampuan

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan tapi dipaksakan :

Page 155: Document37

clv

FORMAT EVALUASI

TINGKAT PENGEMBANGAN SENI

No Keterampilan Seni Tingkat Pengembangan

1 Mendengarkan musik dan mengikuti irama

2 Bertepuk tangan dengan variasi

3 Memukul benda-benda dengan tangan

Nama anak :

Tempat/ Tgl. Lahir :

Keterangan kemampuan

Dapat melakukan sendiri :

Perlu bantuan :

Perlu bantuan tapi dipaksakan :

Page 156: Document37

clvi