12
Jurnal Sabua Vol.4, No.3: 1-12, November 2012 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN @Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado November 2012 TRANSPORTASI ANGKUTAN BIS AIR DI PESISIR PANTAI KOTA MANADO Rico R.J. Ferdinandus 1) , James A. Timboeleng 2) dan Lucia I.R. Lefrandt 3) 1) Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado 2,3) Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Abstrak. Dalam lingkungan strategis Provinsi Sulawesi Utara, pantai Kota Manado memegang peranan yang sangat penting dan merupakan media transportasi yang belum digarap. Kondisi saat ini telah terdapat jaringan jalan di pantai Manado. Metode yang digunakan yakni metode survey. Data yang digunakan berupa data sekunder, primer dan penyebaran kuisioner dengan pengambilan sampel secara acak dari populasi di Kota Manado. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuisioner sesuai jumlah sampel masing-masing kecamatan. Berdasarkan hasil wawancara langsung didapatkan 95,32% responden yang setuju dengan adanya transportasi Bis Air sedangkan 4,68% responden tidak. Survey menunjukan bahwa 71,96% responden yang akan menggunakan Transportasi Air sebagai Moda Pergerakan, 9,55% responden yang tidak, dan yang tidak tahu sebanyak 18,49% responden. Lokasi halte berdasarkan data visual lapangan direncanakan pada Seputaran Terminal Malalayang, Seputaran RSUP Manado, Kawasan Bahu Mall / Kantor Pariwisata Kota Manado, Kawasan Manado Town Square, Kawasan Mega Mas, Kawasan Marina Plaza, Seputaran Kali Mas / Pelabuhan Manado, Seputaran Gereja Torsina Kecamatan Tuminting, Seputaran Nusantara Diving Center (NDC), Seputaran Batu Meja Kelurahan Tongkainan Kecamatan Bunaken. Tarif yang digunakan untuk Angkutan Bis Air di Kota Manado adalah sebesar Rp. 2.800,-. Kata Kunci : Moda Transportasi Air, Tarif Angkutan, Rute Perjalanan PENDAHULUAN Proses pemenuhan kebutuhan manjadi salah satu faktor utama masyarakat untuk melakukan suatu pola pergerakan, baik di dalam wilayah studi (pergerakan

1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

transportasi, bis air, teknik sipil

Citation preview

Page 1: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

Jurnal Sabua Vol.4, No.3: 1-12, November 2012 ISSN 2085-7020

HASIL PENELITIAN

@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik – Universitas Sam Ratulangi Manado

November 2012

TRANSPORTASI ANGKUTAN BIS AIR DI PESISIR PANTAI KOTA MANADO

Rico R.J. Ferdinandus1)

, James A. Timboeleng2)

dan Lucia I.R. Lefrandt3)

1)

Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado 2,3)

Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi

Abstrak. Dalam lingkungan strategis Provinsi Sulawesi Utara, pantai Kota Manado

memegang peranan yang sangat penting dan merupakan media transportasi yang

belum digarap. Kondisi saat ini telah terdapat jaringan jalan di pantai Manado.

Metode yang digunakan yakni metode survey. Data yang digunakan berupa data

sekunder, primer dan penyebaran kuisioner dengan pengambilan sampel secara acak

dari populasi di Kota Manado. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian

kuisioner sesuai jumlah sampel masing-masing kecamatan. Berdasarkan hasil

wawancara langsung didapatkan 95,32% responden yang setuju dengan adanya

transportasi Bis Air sedangkan 4,68% responden tidak. Survey menunjukan bahwa

71,96% responden yang akan menggunakan Transportasi Air sebagai Moda

Pergerakan, 9,55% responden yang tidak, dan yang tidak tahu sebanyak 18,49%

responden. Lokasi halte berdasarkan data visual lapangan direncanakan pada

Seputaran Terminal Malalayang, Seputaran RSUP Manado, Kawasan Bahu Mall /

Kantor Pariwisata Kota Manado, Kawasan Manado Town Square, Kawasan Mega

Mas, Kawasan Marina Plaza, Seputaran Kali Mas / Pelabuhan Manado, Seputaran

Gereja Torsina Kecamatan Tuminting, Seputaran Nusantara Diving Center (NDC),

Seputaran Batu Meja Kelurahan Tongkainan Kecamatan Bunaken. Tarif yang

digunakan untuk Angkutan Bis Air di Kota Manado adalah sebesar Rp. 2.800,-.

Kata Kunci : Moda Transportasi Air, Tarif Angkutan, Rute Perjalanan

PENDAHULUAN

Proses pemenuhan kebutuhan

manjadi salah satu faktor utama masyarakat

untuk melakukan suatu pola pergerakan,

baik di dalam wilayah studi (pergerakan

Page 2: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

R. FERDINANDUS, J. TIMBOELENG & L. LEFRANDT

2

internal) maupun keluar dari wilayah studi

(pergerakan eksternal).

Kepadatan penduduk Kota Manado

mencapai + 3.145 jiwa/km2, sehingga Manado

bergelut dengan masalah kemacetan, serta

kekurangan alat atau fasilitas transportasi umum

yang memadai. Masalah yang paling klasik

adalah kemacetan lalu lintas akibat tingginya

pergerakan penduduk, serta peningkatan jumlah

kendaraan dari waktu ke waktu sehingga

memicu meningkatnya penggunaan berbagai

moda transportasi.

Dalam lingkungan strategis Provinsi

Sulawesi Utara, pantai Kota Manado

memegang peranan yang sangat penting dan

merupakan media transportasi yang belum

digarap. Kondisi saat ini telah terdapat

jaringan jalan di pantai Manado. Mobilitas

masyarakat Kota Manado dilayani angkutan

umum yang ada.

Fungsi dan peranan jalan

berhubungan erat dengan hirarki sistem

jaringan jalan dimana harus diselaraskan dan

dipadukan dengan hirarki aktivitas-aktivitas

dan pergerakan kota baik sistem primer

maupun sekunder. Pertumbuhan aktifitas

ekonomi sekitar Kota Manado yang semakin

pesat memicu perkembangan kuantitas

transportasi terutama angkutan darat (pribadi

dan umum), untuk itu diperlukan upaya

perencanaan transportasi di pantai secara

komprehensif mampu mengurangi bahkan

mengatasi masalah kebutuhan pergerakan

penduduk dengan menciptakan angkutan

berbasis air di pesisir pantai Kota Manado.

LANDASAN TEORI

A. Angkutan Umum Penumpang

Angkutan umum penumpang adalah

angkutan penumpang yang dilakukan

dengan system sewa dan bayar. Termasuk

dalam pengertian angkutan umum

penumpang adalah angkutan kota, bus,

kereta api, kapal dan pesawat terbang.

Tujuan utama keberadaan angkutan

umum penumpang adalah

menyelenggarakan pelayanan angkutan yang

baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran

pelayanan yang baik adalah pelayanan yang

aman, nyaman, murah, dan cepat. Selain itu

keberadaan angkutan umum penumpang

juga membuka lapangan kerja.

Dalam kinerja angkutan umum,

selalu ada hubungan yang saling

mempengaruhi antara permintaan dan

penawaran. Agar terjadi keseimbangan,

kepentingan minimum masing-masing harus

dipenuhi, yaitu pemakai sampai ditempat

tertentu dengan tarif tertentu dan penyedia

jasa tidak merugi antara permintaan dari

penumpang dan biaya yang dikeluarkan.

Ditinjau dari kacamata lalu lintas,

keberadaan angkutan umum penumpang

berarti pengurangan volume lalu lintas

kendaraan pribadi. Hal ini dimungkinkan

karena angkutan umum penumpang bersifat

masal sehingga biaya angkut dapat

dibebankan pada lebih banyak orang atau

penumpang yang menyebabkan biaya

penumpang dapat ditekan serendah

mungkin.

Dari segi operasinya, angkutan

umum di Negara-negara berkembang dapat

dikelompokkan pada dua macam pola yaitu :

1. Pola bus (bus-like service) : tarif tetap,

rute tetap, asal-tujuan tetap, jadwal

perjalanan tetap, dan tempat

perberhentian tetap.

2. Pola taksi (taxi-like service) : salah satu,

beberapa, atau semua elemen yang

tersebut diatas tidak tetap.

Page 3: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

TRANSPORTASI ANGKUTAN BIS AIR …………………………….

3

B. Biaya

Biaya adalah faktor yang

menentukan dalam transportasi untuk

penetapan tarif, alat kontrol agar dalam

pengoperasian mencapai tingkat efektifitas

dan efisien.

Terdapat berbagai jenis biaya yang

cukup banyak, harus dikeluarkan pengusaha

untuk mengelola dan menjalankan

perusahaannya dalam kegiatan produksi dan

jasa angkutan. Untuk memudahkan

perhitungan biaya perlu dilakukan

pengelompokan biaya. Pengelompokan

biaya menurut hubungannya dengan

produksi jasa yang dihasilkan terdiri dari

biaya langsung dan biaya tak langsung.

Sedangkan dalam kaitannya dengan

perubahan volume produksi jasa angkutan

terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel.

1. Biaya tetap dan biaya variabel

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya

yang besarnya tidak tergantung dari

penggunaan kendaraan, misalnya biaya

kepemilikan kendaraan. Biaya ini hanya

dapat dihindari dengan menjual kendaraan

tersebut.

Biaya variabel (variabel cost) adalah

biaya yang besarnya akan berubah-ubah

sesuai dengan penggunaan kendaraan,

misalnya biaya pemakaian bahan bakar.

Biaya variabel hanya dapat dihindari jika

kendaraan tersebut tidak digunakan.

Yang menjadi dasar uraian biaya adalah

kurva keluaran biaya. Kurva ini

menghubungkan biaya total untuk

menyediakan suatu pelayanan transportasi.

Biasanya merupakan jumlah biaya moneter

yang ditanggung dan dikeluarkan

perusahaan pelayanan transportasi. Kurva

keluaran biaya ini terdiri dari satu ukuran

biaya keluaran yaitu kuantitas, sehingga

fungsi keluaran ini hanya merupakan ukuran

kuantitas keluaran, sedangkan karakteristik-

karakteristik lainnya tetap. Biaya-biaya

tersebut dapat diperlihatkan pada gambar

berikut ini.

Sumber : Morlok, 1998

Gambar 1 : Hubungan Biaya Hasil

Keluaran Secara Umum

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa

biaya total terdiri dua komponen yaitu biaya

tetap dan biaya variabel. Biaya tetap akan

sama sedangkan biaya variabel besarnya

tergantung pada variabel keluaran (x). dalam

bentuk persamaan biaya total sesuai dengan

definisinya yaitu sebagai berikut.

TC(x) = FC + VC(x) ……………………… (1)

Biaya total rata-rata adalah sebagai

berikut

………..(2)

Dimana :

TC(x) = Total Cost (Biaya Total)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC(x) = Variabel Cost (Biaya Variabel)

ACx = Average Cost (Biaya Rata-rata)

x = Output Variabel (Variabel

Keluaran)

2. Biaya Langsung dan Biaya Tidak

Langsung

Menurut konsep dasar perhitungan biaya

pokok angkutan penumpang, biaya langsung

Page 4: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

R. FERDINANDUS, J. TIMBOELENG & L. LEFRANDT

4

(direct cost) adalah biaya yang berkaitan

langsung dengan kegiatan operasi

kendaraan, misalnya pemakaian bahan

bakar, perawatan kendaraan dan upah

pengemudi.

Biaya tidak langsung (indirect cost)

adalah biaya yang tidak berkaitan langsung

dengan kegiatan operasi kendaraan,

misalnya biaya administrasi kantor dan

pegawai.

C. Biaya Operasi Kendaraan

Biaya operasi kendaraan dipengaruhi

oleh parameter fisik dari prasarana serta tipe

dan keadaan operasi kendaraan.

Biaya operasi kendaraan dari suatu

kendaraan tergantung dari spesifikasi

kendaraan tersebut. Biaya tersebut juga

dipengaruhi oleh cara mengemudikan

kendaraan dan umur serta kondisi kendaraan

itu sendiri. Kondisi kendaraan tersebut

merupakan fungsi dari pemeliharaan yang

telah dilakukan.

Biaya operasi kendaraan dari sarana

angkutan umum adalah berbeda-beda untuk

masing-masing kendaraan, dan tidak mudah

untuk memperbandingkan antara satu

kendaraan dengan yang lainnya.

Beberapa variabel yang dianggap

penting dalam menghitung biaya operasi

kendaraan (Tamin, 1998) yaitu sebagai

berikut.

1. Biaya Tetap

a. Upah Pengemudi (UP)

Upah pengemudi didapat dari sisa

pendapatannya setiap hari setelah

dikurangi setoran dan biaya

pemakaian bahan bakar.

b. Biaya Administrasi (ADM)

Biaya administrasi adalah biaya-

biaya yang diperlukan dalam

mengoperasikan satu kendaraan,

misalnya pajak kendaraan, izin

usaha, izin pengoperasian kendaraan

dan biaya organda.

c. Keuntungan (Bt) bagi Pemilik

Yang dimaksudkan dengan

keuntungan disini adalah keuntungan

bagi pemilik kendaraan. Biaya ini

ditetapkan sebesar 10% per tahun

dari harga kendaraan baru.

d. Biaya Tak Terduga (BTT)

Biaya ini mencakup biaya-biaya

tambahan yang harus dikeluarkan

oleh pemilik kendaraan untuk hal-hal

yang tidak terduga, misalnya

pungutan-pungutan tambahan diluar

ketentuan yang berlaku.

2. Biaya Variabel

a. Biaya bahan bakar

Pemakaian bahan bakar umumnya

dinyatakan dalam kilometer/liter.

Peningkatan dalam kilometer/liter

menyatakan penurunan biaya. Faktor

yang mempengaruhi pemakaian

bahan bakar antara lain Jenis

kendaraan, Iklim, Kondisi

kendaraan, Faktor muatan, dan

kecepatan kendaraan.

b. Biaya minyak pelumas

Pemakaian minyak pelumas pada

umumnya dipengaruhi oleh kondisi

kendaraan. Yang termasuk minyak

pelumas antara lain, Oli mesin,

Gemuk/vet, Oli garden dan lainnya.

c. Biaya penggantian suku cadang

Biaya ini dikeluarkan jika suku

cadang tersebut telah mencapai masa

Page 5: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

TRANSPORTASI ANGKUTAN BIS AIR …………………………….

5

layanannya atau jika terjadi

kerusakan. Yang termasuk suku

cadang antara lain, Busi, Saringan

udara, Aki dan lainnya.

d. Biaya pemeliharaan

Biaya ini merupakan biaya

perawatan kendaraan.

e. Retribusi

Retribusi adalah biaya yang dipungut

oleh dinas pendapatan daerah setiap

kali kendaraan memasuki tempat

perhentian ataupun terminal.

3. Biaya Kepemilikan Aset

Biaya kepemilikan aset adalah biaya

yang dikeluarkan untuk memiliki

kendaraan. Biaya ini memiliki sifat

khusus yakni beberapa komponennya

ada yang mempengaruhi komponen-

komponen lainnya, biaya ini meliputi.

a. Cicilan Bank (C), adalah biaya yang

dikeluarkan per tahunnya untuk

membayar pinjaman bank. Pinjaman

dari bank digunakan sebagai modal

untuk membayar uang muka (Down

Payment) kendaraan yang telah

ditentukan oleh dealer. Besar cicilan

tiap tahunnya adalah sama. Untuk

menentukan besarnya cicilan bank

digunakan rumus :

C = Pj / n …………………..… (3)

Dimana :

C = besar cicilan per tahun

Pj = besar uang yang dipinjam

di bank

n = masa pembayaran cicilan

(tahun)

b. Bunga bank, adalah biaya yang

dikenanakan terhadap pinjaman

bank. Bunga ini berkurang setiap

tahunnya karena berkurangnya

pinjaman seiring pembayaran cicilan.

Untuk menetukan besarnya bunga

bank pada tahun ke-t digunakan

rumus berikut :

But = [Pj – C x (t – 1)] x I ……..(4)

Dimana :

But = bunga bank pada tahun ke-

t

Pj = besar uang yang dipinjam

dari bank

C = besar cicilan per tahun

t = tahun yang ditinjau

I = bunga pinjaman yang

berlaku per tahun

c. Angsuran, adalah biaya yang

dibayarkan kepada dealer secara

bertahap agar kendaraan tersebut

lunas. Besarnya angsuran ditetapkan

oleh dealer. Pada prakteknya

angsuran dibayarkan dalam jumlah

yang tetap setiap bulannya.

d. Depresiasi atau biaya penyusutan

nilai kendaraan adalah biaya yang

dikeluarkan atas penyusutan nilai

kendaraan karena berkurangnya nilai

ekonomis kendaraan yang bersamaan

dengan bertambahnya waktu.

e. Asuransi (A), dengan membayar

asuransi maka kendaraan terlepas

dari resiko membayar akibat

kecelakaan atau kehilangan

kendaraan, dan untuk awak

kendaraan akan mendapat ganti rugi

pengobatan jika terjadi kecelakaan

dan santunan bagi keluarga apabila

awak kendaraan meninggal dunia.

Page 6: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

R. FERDINANDUS, J. TIMBOELENG & L. LEFRANDT

6

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

untuk memenuhi maksud dan tujuan diatas

adalah sebagai berikut :

a) Survey Pendahuluan

b) Pengumpulan Data Sekunder

c) Pengumpulan Data Primer berupa

Survey lapangan : Wawancara Rumah

Tangga, Survey Sosial Ekonomi,

Survey Data Penunjang Lainnya.

d) Usulan Lokasi Halte Bis Air

e) Analisa Data : Analisa Pola Distribusi

perjalanan, Kebutuhan angkutan air

masa sekarang dan mendatang,

Rute/Trayek, Biaya/Tarif, Jenis

Kapal/Boat, Analisa data Sosial

Ekonomi dan manfaat proyek, Evaluasi

ekonomi, Analisa data Penunjang

lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Transportasi Air Kota Manado

Dinas Perhubungan Kota Manado

mempunyai komitmen sesuai misi yaitu

mewujudkan Sistem Perhubungan yang

handal, terintegrasi, efisien dan efektif serta

meningkatkan dan memperkuat ketahanan

ekonomi masyarakat dengan

mengedepankan peran serta masyarakat

menuju Manado Kota Model Ekowisata.

Karena itu dalam rangka mewujudkannya

maka akan diupayakan pemanfaatan potensi

pantai Manado untuk digunakan sebagai

prasarana angkutan pengumpang (orang dan

barang) sebagai alternatif pemanfaatan

prasarana angkutan darat kemudian salah

satu wujud kegiatannya adalah

pengoperasian Bus Air sebagai angkutan

alternatif untuk melayani penumpang di

sepanjang pantai Manado.

1. Usulan Lokasi Halte Angkutan Alternatif

Bis Air

Berdasarkan pengamatan (data

visual) direncanakan rute dan koridor halte

bis air di sepanjang pantai kota Manado

melihat kriteria sebagai berikut :

a) Sistem Jaringan Trayek bis air yang

disusulkan

b) Kondisi alur pelayaran

c) Kondisi topografi dan bathimetri

bakal lokasi halte bis air (Visual

Lapangan)

Kondisi topografi dan bathimetri

dasar permukaan pantai akan

menentukan biaya konstruksi

Dermaga / Halte Bis Air. Apabila

jarak kedalaman yang cukup untuk

boat merapat yang lebih pendek

terhadap bibir pantai maka akan

didapat harga konstruksi dermaga

yang lebih murah. Aspek lain yang

membutuhkan biaya adalah

timbunan akan ikut menambah biaya

konstruksi.

d) Kondisi Tata Guna Lahan

Kondisi tata guna lahan merupakan

hal yang paling penting dalam

penentuan halte bis air, dikarenakan

tata guna lahan memiliki pengaruh

yang besar terhadap bangkitan dan

tarikan pergerakan.

e) Kondisi Fisik Tanah.

Kondisi fisik tanah yang dimaksud

adalah kondisi tanah dimana akan

dibuat halte bis, dimana jika kondisi

tanah tidak bagus maka akan

menambah biaya untuk pelaksanaan

Page 7: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

TRANSPORTASI ANGKUTAN BIS AIR …………………………….

7

konstruksi yaitu perbaikan kondisi

tanah.

f) Aspek Pelaksanaan Konstruksi

Dalam usulan lokasi halte bis air

perlu dipertimbangkan sistem jaringan

taryek bis air yang diusulkan, agar adanya

angkutan alternatif bis air di sepanjang

pantai kota Manado ini di harapkan dapat

memeperlancar arus lalu lintas di Kota

Manado.

Gambar 2 : Rute Perjalanan dan Lokasi Penempatan Halte Air

Berdasarkan hasil survey lapangan

didapatkan waktu perjalanan dengan

menggunakan transportasi air (boat

passangger) dan menggunakan transportasi

darat (mikrolet). Waktu disini sudah

termasuk waktu untuk menaikan dan

menurunkan penumpang.

Page 8: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

R. FERDINANDUS, J. TIMBOELENG & L. LEFRANDT

8

Tabel 1 : Waktu Tempuh Perjalanan

HALTE

ANGKUTAN KOTA

MIKROLET ANGKUTAN BIS AIR

Waktu Waktu antara Waktu Waktu antara

Menit Menit

Terminal Malalayang 0

0

6

7

Seputaran RSUP (belakang Akper) 6

7

8

7

Bahumall 14

14

6

6

Manado Town Square 20

20

6

6

Megamas 26

26

6

6

Marina Plaza 32

32

8

6

Kalimas 40

38

18

10

Tuminting (Gereja Torsina) 58

48

10

6

Molas (seputaran NDC) 68

54

17

17

Tongkaina 85

71

Sumber : Hasil Survey Lapangan

Dari hasil diatas didapatkan bahwa

dengan menggunakan bis air waktu tempuh

perjalanan lebih sedikit dibandingkan

menggunakan mikrolet.

Dalam perencanaan rute transportasi

air dibagi menjadi 2 (dua) trayek yaitu :

1. Rute Malalayang – Tongkaina

2. Rute Tongkaina – Malalayang

Masing-masing trayek beroperasi

bersama-sama dengan total armada untuk

tiap trayek adalah 4 buah Bis Air, dengan

interval waktu 10 menit.

2. Penentuan Tarif Bis Air

Dalam menentukan tarif digunakan

tarif flat fare (jauh dekat sama). Berikut ini

merupakan Spesifikasi Bis Air Manado

yang direncanakan.

1. Jenis Kendaraan : Boat Passangger

2. Bahan Bakar : Bensin

3. Jumlah Mesin Penggerak : 2 Buah

4. Merk Mesin Penggerak : Suzuki 40 PK

5. Kapasitas : 20 Pnp

6. Hari Operasi Per Bulan : 26 hari

Dari hasil perhitungan didapatkan biaya

operasi kendaraan (BOK) selama tahun

analisis seperti pada tabel 2 Seperti

dibawah ini.

Page 9: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

TRANSPORTASI ANGKUTAN BIS AIR …………………………….

9

Tabel 2 : Biaya Operasi Kendaraan

Thn

Cicilan

Uang

Muka

Bunga

cicilan

uang

muka

Angsuran

Boat/thn

Depresiasi

/ Tahun

Asuransi

/ Tahun

Biaya

Tetap

/ Tahun

Biaya

Variabel

/ Tahun

BOK Total

/ tahun

I 19,500,000 3,120,000 56,420,000 65,000,000 3,900,000 73,260,000 205,289,867 426,489,867

II 19,500,000 3,120,000 56,420,000 43,333,333 2,600,000 73,260,000 205,289,867 403,523,200

III 19,500,000 3,120,000 56,420,000 28,888,889 1,733,333 73,260,000 205,289,867 388,212,089

IV

18,777,778 1,200,000 73,260,000 205,289,867 298,527,645

V

1,200,000 73,260,000 205,289,867 279,749,867

VI

1,200,000 73,260,000 205,289,867 279,749,867

Sumber : Hasil Olahan Data

Berikut ini adalah perhitungan tarif

bedasarkan Biaya Operasi Kendaraan pada

tahun pertama

BOK (Rp/hari)

= BOK (Rp/tahun) / jumlah hari operasi

= Rp. 426.489.867 / 312

= Rp. 1.366.954,702 / hari

Tarif (Rp) = BOK Total / jlh Penumpang

per hari

= Rp. 1.366.954,702 / 402

= Rp. 3.400,4

Tabel 3 : Perhitungan Tarif Penumpang

BOK Total BOK/Hari

TARIF

(Rp) / tahun

426,489,867 1366954.702 3400.385

403,523,200 1293343.591 3217.273

388,212,089 1244269.517 3095.198

298,527,645 956819.3743 2380.148

279,749,867 896634.1891 2230.433

279,749,867 896634.1891 2230.433

Tarif rata-rata 2759 ≈ 2.800

Sumber : Hasil Olahan Data

Jadi Tarif yang digunakan untuk

Angkutan Bis Air di Kota Manado adalah

sebesar Rp. 2.800,-. Dilihat segi ekonomis

penggunaan Angkutan Bis Air lebih murah

Page 10: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

R. FERDINANDUS, J. TIMBOELENG & L. LEFRANDT

10

dibandingkan dengan menggunakan

Angkutan Kota (Armada Darat) khususnya

perjalanan yang jauh dikarenakan untuk

perjalan yang jauh Armada Darat

menggunakan Pergantian Angkutan Kota

Sehingga Biaya yang dikeluarkan lebih

besar dibandingkan dengan menggunakan

Angkutan Bis Air.

3. Pendapat Masyarakat Manado Terhadap

Bis Air Sebagai Sarana Alat

Transportasi

Berdasarkan hasil wawancara

langsung didapatkan dari 3634 responden

didapatkan 3464 responden (95,32%) yang

setuju dengan adanya transportasi Bis Air di

kota manado sedangkan 170 responden

(4,68%) yang tidak setuju dengan adanya

transportasi Bis air. Berikut dapat dilihat

persentase setuju dan tidak setuju dengan

adanya transportasi Bis Air di kota Manado.

Gambar 3 : Pendapat Masyarakat Tentang Pengadaan Transportasi Air

Berdasarkan hasil wawancara

langsung didapatkan dari 3634 responden

didapatkan 2615 responden (71,96%) yang

akan menggunakan Transportasi Air sebagai

Moda Pergerakan, 347 responden (9,55%)

yang tidak akan menggunakan, dan yang

tidak tahu sebanyak 672 responden

(18,49%). Berikut dapat dilihat persentase

tentang penggunaan transportasi Bis Air

sebagai Moda pergerakan.

Page 11: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

TRANSPORTASI ANGKUTAN BIS AIR …………………………….

11

Gambar 4 : Penggunaan Transportasi Bis Air sebagai Moda pergerakan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah

dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Lokasi halte berdasarkan data visual

lapangan direncanakan pada :

- Seputaran Terminal Malalayang

- Seputaran RSUP Manado

- Kawasan Bahu Mall / Kantor

Pariwisata Kota Manado

- Kawasan Manado Town Square

- Kawasan Mega Mas

- Kawasan Marina Plaza

- Seputaran Kali Mas / Pelabuhan

Manado

- Seputaran Gereja Torsina Kecamatan

Tuminting

- Seputaran Nusantara Diving Center

(NDC)

- Seputaran Batu Meja Kelurahan

Tongkainan Kecamatan Bunaken.

2. Tarif yang digunakan untuk Angkutan

Bis Air di Kota Manado adalah sebesar

Rp. 2.800,-. Dilihat segi ekonomis

penggunaan Angkutan Bis Air lebih

murah dibandingkan dengan

menggunakan Angkutan Kota (Armada

Darat) khususnya perjalanan yang jauh

dikarenakan untuk perjalan yang jauh

Armada Darat menggunakan Pergantian

Angkutan Kota Sehingga Biaya yang

dikeluarkan lebih besar dibandingkan

dengan menggunakan Angkutan Bis Air.

3. Berdasarkan hasil wawancara langsung

didapatkan dari 3634 responden

didapatkan 3464 responden (95,32%)

yang setuju dengan adanya transportasi

Bis Air di kota manado sedangkan 170

responden (4,68%) yang tidak setuju

dengan adanya transportasi Bis air. Dari

hasil wawancara juga didapatkan 2615

responden (71,96%) yang akan

menggunakan Transportasi Air sebagai

Moda Pergerakan, 347 responden

(9,55%) yang tidak akan menggunakan,

dan yang tidak tahu sebanyak 672

responden (18,49%).

B. Saran

Berdasarkan data yang diperoleh,

maka perlu bagi pemerintah, khususnya

Page 12: 1.) HAL 1-12 (Hasil Penelitian) Ferdinandus, Timboeleng, Lefrandt

R. FERDINANDUS, J. TIMBOELENG & L. LEFRANDT

12

dinas yang terkait untuk menyediakan

sarana dan prasarana transportasi air bagi

masyarakat Kota Manado, sehingga

pergerakan masyarakat dan barang menjadi

lancar, terlebih di kawasan BoB.

DAFTAR PUSTAKA

Alferdo H. S. Ang, 1987. Konsep-Konsep

Probabilitas dalam Perencanaan

dan Perancangan Rekayasa, Prinsip-

Prinsi Dasar. Penerbit Erlangga

Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, 2010.

Kota Manado dalam Angka 2010.

Manado

Black, J.A. 1981. Urban Transport

Planning: Theory and Practice,

London, Croom Helm.

Black, John. 1981. Urban Transport

Planning. Croom Helm London.

Bruton, M.J. 1985. Instruction to

Transformation Planning,

Hutchinson and Co Ltd, London.

Evans, A.W. 1970. Some Properties of Trip

Distribution Methods, Transportation

Research.

Kamaludin K.R. 1986. Ekonomi

Transportasi. Ghalia. Padang

Morlock E. K. 1998. Pengantar Teknik dan

Perencanaan Transportasi.

Erlangga. Jakarta

Nasution M.N. 2003. Manajemen

Transportasi. Ghalia. Jakarta

Ofyar Z. T. 1998. Pemodelan Optimasi

Jumlah Armada dan Tarif Angkutan

Kota, Penerbit ITB Bandung.

Ofyar Z. T. 1999. Evaluasi Tarif Angkutan

umum dan Analisis “Ability to Pay”

(ATP) dan “Willingness to Pay”

(WTP) di DKI Jakarta, Jurnal

Manajemen Transportasi UI. Jakarta.

Ofyar Z. T. 2000. Perencanaan dan

Pemodelan Transportasi, Edisi

Kedua, Penerbit ITB Bandung.

Riduwan dan H. Sunarto. 2009. Pengantar

Statistika untuk Penelitian. Cetakan

kedua. Penerbit Alfabeta.

Sujana, 1988. Metoda Statistika, Penerbit

Tarsto, Bandung.

ISSN 2085-7020