5
CONTOH KASUS PELANGGARAN HAK MEREK Merek merupakan suatu tanda yang berupa gambar atau huruf yang berada dalam suatu produk, terdiri dari warna-warna yang beraneka ragam dengan tujuan agar dapat menarik perhatian konsumen dan meraih keuntungan maksimal. Merek tersebut digunakan di pasaran dalam sistem perdagangan baik berupa barang maupun jasa. Fungsi dari merek dapat dikatakan sebagai pemberitahu dan pembanding produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau seseorang dengan produk dari perusahaan lain atau orang lain. Dapat dikatakan pula fungsi dari merek adalah sebagai jaminan mutu produk tersebut terutama dari segi kualitasnya. Oleh karena itu agar kepemilikan dan merek tersebut diakui oleh konsumen, maka dibutuhkan suatu hak merek agar tidak mudah di salah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti menduplikasi merek tersebut dengan merubah beberapa kata dari merek tersebut tetapi jenis produk sama ataupun sebaliknya. Kasus merek di Indonesia banyak terjadi baik bidang industri. Kasus-kasus tersebut bahkan ada yang menuai kontroversi dan ada yang masih saat ini tetap beredar di pasaran. Penulisan ini saya akan membahas salah satu contoh kasus merek yang beredar di pasaran, beserta analisis dan contoh-contoh lainnya. 1. Kasus sengketa sepeda motor Tossa Krisma dengan Honda Karisma Kasus ini berawal dari kesalahan penemu merek. Dilihat dengan seksama antara Krisma dan Karisma memiliki penyebutan kata yang sama. Tossa Krisma diproduksi oleh PT.Tossa Sakti,

Contoh kasus pelanggaran hak merek

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh kasus pelanggaran hak merek

CONTOH KASUS PELANGGARAN HAK MEREK

Merek merupakan suatu tanda yang berupa gambar atau huruf yang berada dalam suatu

produk, terdiri dari warna-warna yang beraneka ragam dengan tujuan agar dapat menarik

perhatian konsumen dan meraih keuntungan maksimal. Merek tersebut digunakan di pasaran

dalam sistem perdagangan baik berupa barang maupun jasa.

Fungsi dari merek dapat dikatakan sebagai pemberitahu dan pembanding produk yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan atau seseorang dengan produk dari perusahaan lain atau

orang lain. Dapat dikatakan pula fungsi dari merek adalah sebagai jaminan mutu produk

tersebut terutama dari segi kualitasnya. Oleh karena itu agar kepemilikan dan merek tersebut

diakui oleh konsumen, maka dibutuhkan suatu hak merek agar tidak mudah di salah gunakan

oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti menduplikasi merek tersebut dengan

merubah beberapa kata dari merek tersebut tetapi jenis produk sama ataupun sebaliknya.

Kasus merek di Indonesia banyak terjadi baik bidang industri. Kasus-kasus tersebut bahkan

ada yang menuai kontroversi dan ada yang masih saat ini tetap beredar di pasaran. Penulisan

ini saya akan membahas salah satu contoh kasus merek yang beredar di pasaran, beserta

analisis dan contoh-contoh lainnya.

1. Kasus sengketa sepeda motor Tossa Krisma dengan Honda Karisma

Kasus ini berawal dari kesalahan penemu merek. Dilihat dengan seksama antara Krisma dan

Karisma memiliki penyebutan kata yang sama. Tossa Krisma diproduksi oleh PT.Tossa Sakti,

sedangkan Honda Karisma diproduksi oleh PT.Astra Honda Motor. PT.Tossa Sakti tidak

dapat dibandingkan dengan PT.Astra Honda Motor (AHM), karena PT.AHM perusahaan

yang mampu memproduksi 1.000.000 unit sepeda motor per tahun. Sedangkan PT.Tossa

Sakti pada motor Tossa Krisma tidak banyak konsumen yang mengetahuinya, tetapi

perusahaan tersebut berproduksi di kota-kota Jawa Tengah, dan hanya beberapa unit di

Jakarta.

Permasalahan kasus ini tidak ada hubungan dengan pemroduksian, tetapi masalah

penggunaan nama Karisma oleh PT.AHM. Sang pemilik merek dagang Krisma (Gunawan

Chandra), mengajukan gugatan kepada PT.AHM atas merek tersebut ke jalur hukum.

Menurut beliau, PT.AHM telah menggunakan merek tersebut dan tidak sesuai dengan yang

terdaftar di Direktorat Merek Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan

HAM. Bahkan PT.AHM diduga telah menggunakan merek tidak sesuai prosedur, karena

aslinya huru Karisma di desain dengan huruf balok dan berwarna hitam putih, sedangkan

PT.AHM memproduksi motor tersebut dengan tulisan huruf sambung dengan desain huruf

berwana.

Akhirnya permohonan Gunawan Chandra dikabulkan oleh hakim Pengadilan Niaga Negeri.

Page 2: Contoh kasus pelanggaran hak merek

Namun, PT.AHM tidak menerima keputusan dari hakim pengadilan, bahkan mengajukan

keberatan melalui kasasi ke Mahkamah Agung. PT.AHM menuturkan bahwa sebelumnya

Gunawan Chandra merupakan pihak ketiga atas merek tersebut. Bahkan, beliau menjiplak

nama Krisma dari PT.AHM (Karisma) untuk sepeda motornya. Setelah mendapat teguran,

beliau membuat surat pernyataan yang berisikan permintaan maaf dan pencabutan merek

Krisma untuk tidak digunakan kembali, namun kenyataannya sampai saat ini beliau

menggunakan merek tersebut.

Hasil dari persidangan tersebut, pihak PT.Tossa Sakti (Gunawan Chandra) memenangkan

kasus ini, sedangkan pihak PT.AHM merasa kecewa karena pihak pengadilan tidak

mempertimbangkan atas tuturan yang disampaikan. Ternyata dibalik kasus ini terdapat

ketidakadilan bagi PT.AHM, yaitu masalah desain huruf pada Honda Karisma bahwa

pencipta dari desain dan seni lukis huruf tersebut tidak dilindungi hukum.

Dari kasus tersebut, PT.AHM dikenakan pasal 61 dan 63 Undang-Undang No.15 Tahun 2001

tentang merek sebagai sarana penyelundupan hukum. Sengketa terhadap merek ini terjadi

dari tahun 2005 dan berakhir pada tahun 2011, hal ini menyebabkan penurunan penjualan

Honda Karisma dan pengaruh psikologis terhadap konsumen. Kini, PT.AHM telah mencabut

merek Karisma tersebut dan menggantikan dengan desain baru yaitu Honda Supra X dengan

bentuk hampir serupa dengan Honda Karisma.

2. Kasus Pemalsuan Hak Merk - Adidas

Jakarta - Merek adidas Holder AG menang di Central kasus Pengadilan Negeri Jakarta terkait

pelanggaran khasnya 3-STRIP. Kemenangan ini bukan kali pertama bagi adidas di Indonesia

dalam kasus serupa.

Pada 4 Mei 2012 adidas mendapatkan perlakuan vonis Penghentian paksa dan uang serta

biaya pengadilan Zul Achyar BH Bustaman terdakwa dalam pelanggaran merek dagang 3-

STRIP di Indonesia.Tidak ada kasusterdaftar.111/Merek/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Adidas partai mengajukan gugatan ini berdasarkan UU merek No. 15/2001, yang didasarkan

pada ketentuan Pelanggaran Merek, khususnya atas penggunaan yang tidak sah dari merek

dagang yang menyerupai menyebabkan kebingungan.

Hal ini disampaikan oleh pengacara adidas Juliane Sari Manurung dari Suryomurcito & Co

mengatakan dalam sebuah pernyataan, yang diterima detikFinance, Kamis

(2012/06/21) "Dasar dari hal ini adalah garis / strip untuk sepatu yang terlihat sangat mirip

dengan 3-STRIP merek dagang Tergugat dimiliki oleh Adidas dan konsumen akan mudah

tertipu oleh mereka. Merek Dagang Hukum di Indonesia untuk melindungi hal semacam ini,

sejalan dengan internasional peraturan seperti Perjanjian WTO. adidas Kursus akan

mengambil tindakan hukum untuk melindungi hak-hak dan Pengadilan Niaga telah membuat

keputusan yang tepat, "katanya. Merek adidas 3-STRIP terdaftar tidak hanya di Indonesia

tetapi juga telah diakui sebagai merek terkenal dalam kasus lain di Indonesia. Misalnya dalam

Page 3: Contoh kasus pelanggaran hak merek

kasus No. 13/Merek/2010/PN.JKT.PST antara adidas melawan Kim Sung Soo di Pengadilan

Niaga Jakarta, keputusan tanggal 14 Juni 2010 serta di banyak negara lain di luar

negeri. Sidang pertama Merek Gugatan Pelanggaran yang diselenggarakan pada tanggal 5

Januari 2012 dan keputusan itu dibacakan di Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 4 Mei

2012. Majelis hakim yang diketuai oleh Dr Sudharmawatiningsih SH, MH Seperti diketahui

adidas didirikan pada tahun 1949, merek-3 STRIP telah digunakan sejak tahun 1949. Adidas

produk telah diproduksi dan dijual secara luas di seluruh Indonesia. adidas juga telah

memenangkan kasus serupa untuk melindungi merek dari 3-STRIPnya di berbagai negara di

seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Belgia, Yunani

dan Cina.

3.  Sengketa merek makanan ager-ager "Swallow Globe Brand dengan Bola Dunia".

4.  Merek "Dunkin Donuts" versus "Donats Donuts" di Yogyakarta.

5.  Kasus merek "Tupperware" dengan "Tulipware" di Bandung.

6.  Kasus merek "LEVIS" dengan "REVISE".

7.  Kasus produk APPLE dengan Mac OS X Snow Leopard.

8.  Kaus sengketa merek "Warung Podjok" dengan "Warung Pojok" di Jakarta.

9.  Kasus kesamaan lambang "Cap Kaki Tiga" dengan lambang negara "Isle of Man".

10.  Kasus merek "ADIDAS" dengan "3-STRIP".

11. Kasus sengketa merek produsen mobil "Lexus" dengan produsen helm bermerek "Lexus".