621
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL K E R A M I K BUKU PETUNJUK PRAKTIK KRIYA KERAMIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JAKARTA 2007

SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

K E R A M I KBUKU PETUNJUK PRAKTIK KRIYA KERAMIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

JAKARTA2007

Page 2: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

BUKU PETUNJUK PRAKTIK KRIYA KERAMIKSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

JAKARTA2007

Page 3: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Budiyanto, Wahyu G. dkk

KRIYA KERAMIK

Untuk SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

Page 4: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

KRIYA KERAMIKUntuk SMK

Penulis : Budiyanto, Wahyu G. dkk

Ukuran Buku : x cm

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

Diperbanyak oleh….

……BUD Budiyanto, Wahyu G. dkk K Kriya Keramik: untuk SMK/oleh Budiyanto, Wahyu G. dkk.

Jakarta:Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen PendidikanNasional, 2008.

vi. 383 hlmISBN - - -

Page 5: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

iii

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yangmemenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kamimenyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Olehkarena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta,Direktur Pembinaan SMK

Page 6: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

iv

KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, unggul, tangguh, berteknologi tinggi, mampu berkompetisi, mempunyai kompetensi yang memadai danmampu bersaing secara global. Di dalam era global saat ini di satu sisi membawa persaingan yang semakin ketat namun disisi lain membuka peluang kerjasama. Untuk menghadapi persaingan dan memanfaatkan peluang tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pendidikan menengah kejuruan memainkan peranan yang sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia di dalam era global tersebut, karena denganlulusan yang memiliki kompetensi akan menjadi tenaga kerja yangmampu berperan sebagai faktor keunggulan yaitu tenaga kerja yang menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan tinggi, danberperilaku profesional.

Proses pembelajaran di sekolah merupakan suatu proses transferpengetahuan, keterampilan, dan sikap dari guru kepada siswa. Demikianjuga proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)khususnya program keahlian kriya keramik, bahwa penguasaankompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) juga dapatberlangsung sehingga lulusannya memiliki kompetensi yang benar-benardikuasai untuk bekal dalam kehidupannya.

Saat ini buku-buku penunjang mata pelajaran produktif kriya keramik masih sangat jarang, kalaupun ada buku-buku tersebut ditulis dalam bahasa asing. Mengingat pentingnya informasi tentang materipembelajaran kriya keramik, maka kami mencoba menulis buku kriya keramik yang dapat menjadi pegangan untuk guru dan siswa dalamproses pembelajaran di sekolah.

Buku kriya keramik ini disusun berdasarkan Standar KompetensiNasional (SKN) serta Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Program Keahlian Kriya Keramik SMK. Isi buku ini meliputi materi menggambar yangmeliputi membuat nirmana, menggambar teknik, dan menggambarornament serta seluruh proses pembentukan keramik yang meliputipengetahuan umum tentang keramik; bahan baku tanah liat dan glasir;pengujian tanah liat; penyiapan bahan tanah liat dan glasir; teknikpembentukan; penerapan dekorasi dengan tanah liat, slip, dan glasir;teknik pengglasiran; serta proses penyusunan dan pembakaran benda keramik. Buku kriya keramik ini juga dilengkapi dengan informasi tentang sejarah keramik, daftar istilah (glosarium), informasi tentang bahan

Page 7: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

v

keramik beracun, serta kesalahan dalam pembuatan keramik danperbaikannya. Dengan berpedoman pada Standar Kompetensi Nasional (SKN) maka diharapkan buku kriya keramik ini dapat memberikaninformasi yang lebih lengkap tentang kompetensi yang ada padapekerjaan bidang kriya keramik, untuk itu penguasaan kompetensi(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) diharapkan dapat dicapai melalui informasi yang ada dalam buku kriya keramik ini. Kami mengharapkan buku kriya keramik ini bermanfaat bagi guru maupun siswa untukmemahami, mempelajari dan mempraktikkannya di sekolah

Mengingat banyak cakupan informasi tentang keramik, maka buku ini mungkin belum dapat disajikan secara lengkap mengingat keterbatasan yang ada, untuk itu masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk menambah lengkapya buku kriya keramik ini sangat kami harapkansehingga buku kriya keramik ini menjadi lebih sempurna dan bermakna bagi siswa.

Akhir kata kami berharap semoga buku kriya keramik ini dapatbermanfaat khususnya untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)Program Keahlian Kriya Keramik dalam rangka peningkatan penguasaan kompetensi.

Tim Penyusun

Page 8: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

vi

DAFTAR ISI

Hal

KATA SAMBUTAN iiiKATA PENGANTAR ivDAFTAR ISI viDAFTAR TABEL xivDAFTAR GAMBAR xviSINOPSIS xxviiDESKRIPSI KONSEP PENULISAN xxxPETA KOMPETENSI xxxiii

BAGIAN A1. MEMBUAT NIRMANA 1

1.1. Mengeksplortasi garis dan Bidang 61.1.1. Garis 61.1.2. Bidang 81.2. Menggambar huruf 111.2.1. Pemahaman terhadap jenis, karakter dan anatomi

masing-masing huruf11

1.2.2. Menggambar Huruf, Logo, Inisial, dan Slogan 151.3. Menggambar Alam Benda 251.3.1. Alat dan bahan 251.3.2. Menggambar dengan memperhatikan arah cahaya 251.3.3. Menggambar dengan arsir/gelap terang 261.3.4. Menggambar dengan memperhatikan proporsi dan

komposisi dengan tepat.27

1.4. Menggambar Flora Fauna 281.4.1. Pemahaman obyek-obyek sesuai bentuk dan

karakternya28

1.4.2. Menggambar flora dan fauna sesuai bentuk, proporsi, anatomi, dan karakternya.

29

1.5. Menggambar Manusia 311.5.1. Menggambar manusia dengan proporsi 311.5.2. Menggambar bagian dari tubuh manusia 311.6. Membuat Nirmana Tiga Dimensi 331.6.1. Ruang lingkup bidang bersaf/berjajar dalam

nirmanan ruang. 33

1.6.2. Konstruksi dan Perakitan 38

Page 9: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

vii

2. MENGGAMBAR TEKNIK 412.1. Menggambar Proyeksi 432.2. Menggambar Perspektif 472.2.1. Gambar perspektif satu titik hilang 482.2.2. Gambar perspektif dua titik hilang 492.2.3. Gambar perspektif tiga titik hilang 492.3. Menggambar Gambar kerja 502.3.1. Gambar Proyeksi 502.3.2. Gambar perspektif 502.3.3. Menentukan garis, ukuran dan skala 512.3.4. Format penampilan gambar 59

3. MENGGAMBAR ORNAMEN 613.1. Menggambar Ornamen Primitif 613.1.1. Pengetahuan tentang ornamen Primitif 613.1.1. Penempatan ornament primitive pada sebuah

bidang62

3.1.2. Konsistensin pengulangan bentuk yang diterapkan pada ornamen primitif

63

3.2. Menggambar Ornamen Tradisional dan Klasik 653.2.1. Latar belakang sejarah ornamen tradisional dan

klasik65

3.2.2. Ornamen Tradisional dan Klasik yang ada di Indonesia

66

3.3. Menggambar Ornamen Modern 70

BAGIAN B

4. PENDAHULUAN 744.1. Keramik 744.2. Materi Buku 78

5. SEJARAH KERAMIK 815.1. Sejarah Singkat Keramik Dunia 845.2. Keramik Seni Kuno 865.3. Penemuan Keramik 865.4. Keramik di Beberapa Belahan dunia 895.4.1. Timur dekat (near east) 895.4.2. Timur jauh (far east) 915.5. Sejarah Keramik di Indonesia 965.5.1. Jaman Penjajahan Belanda 1005.5.2. Jaman Pendudukan Tentara Jepang 1015.5.3. Jaman Pemerintah Republik Indonesia 101

Page 10: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

viii

6. TANAH LIAT 1046.1. Asal-usul Usul Tanah Liat 1046.1.1. Proses Pembentukan Tanah Liat secara Alami 1046.1.2. Pembentukan Meneral-Mineral Kulit Bumi 1056.1.3. Peranan Tenaga Endogen dan Eksogen terhadap

Pembentukan Tanah Liat106

6.1.4. Proses Terbentuknya Tanah Liat Primer dan Sekunder

107

6.2. Jenis-Jenis Tanah Liat 1126.2.1. Perubahan Fisika Tanah Liat Primer dan Sekunder

Setelah Dibakar112

6.2.2. Sifat-Sifat Umum Tanah Liat 1156.2.3. Jenis, Sifat, Fungsi Tanah Liat dan Bahan Lain 1256.3. Pengembangan Formula Badan Tanah Liat 1316.3.1. Campuran Sistem Garis (Line Blend) 1326.3.2. Campuran Sistem Segitiga (Triaxial Blend) 1326.4. Badan Tanah Liat 1356.4.1. Badan Keramik Earthenware 1356.4.2. Badan Keramik Stoneware 1386.4.3. Badan Keramik Porselin 1426.5. Problem Badan Tanah Liat dan Perbaikannya 144

7. PENGUJIAN DAN PENYIAPAN CLAY BODY 1457.1. Peralatan dan Perlengkapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja 146

7.1.1. Peralatan 1467.1.2. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1527.2. Bahan 1527.3. Pengujian Clay Body 1547.3.1. Pemilihan Formula (Campuran) Clay Body 1557.3.2. Penyiapan Clay Body untuk Pengujian 1577.3.3. Pengujian Plastisitas Clay Body 1597.3.4. Pengujian Susut Kering Clay Body 1627.3.5. Pengujian Suhu Kematangan Clay Body 1667.3.6. Pengujian Susut Bakar Clay Body 1737.3.7. Pengujian Porositas Clay Body 1767.3.8. Analisis Hasil Pengujian Clay Body 1787.4. Penyiapan Clay Body 1797.4.1. Penyiapan Clay Body dari Tanah Liat Alam secara

Manual Basah180

7.4.2. Penyiapan Clay Body dari Tanah Liat Alam secara Manual Kering

183

Page 11: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

ix

7.4.3. Penyiapan Clay Body dari Tanah Liat Alam secara Masinal Basah

185

7.4.4. Penyiapan Clay Body dari Prepared Hard Mineral secara Masinal Basah

189

7.4.5. Penyiapan Clay Body untuk Teknik Pembentukan Cetak Tuang

192

8. PEMBENTUKAN BENDA KERAMIK 1988.1. Peralatan Pembentukan 1998.1.1. Alat Bantu 2008.1.2. Alat Pokok 2028.1.3. Perlengkapan 2078.1.4. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2098.2. Bahan 2108.2.1. Persyaratan Tanah Liat 2118.2.2. Penyiapan Tanah Liat 2118.3. Pembentukan dengan Teknik Pijit (Pinching) 2148.3.1. Peralatan 2168.3.2. Bahan 2168.3.3. Proses Pembentukan 2178.4. Pembentukan Teknik Pilin (Coiling) 2198.4.1. Teknik Membuat Pilinan Tanah Liat 2208.4.2. Peralatan 2218.4.3. Bahan 2218.4.4. Proses Pembentukan 2218.5. Pembentukan Teknik Lempeng (Slab Building) 2278.5.1. Peralatan 2298.5.2. Bahan 2308.5.3. Proses Pembetukan 2308.6. Pembentukan dengan Teknik Putar Centering 2408.6.1. Peralatan 2428.6.2. Bahan 2428.6.3. Fungsi Tangan dalam Pembentukan Teknik Putar 2428.6.4. Pemasangan Alas Pembentukan 2438.6.5. Tahap Pembentukan Teknik Putar 2458.6.6. Pembentukan Silindris 2478.6.7. Pembentukan Mangkok 2528.6.8. Pembentukan Piring 2588.6.9. Pembentukan Vas 2638.6.10. Pembentukan Wadah Bertutup 2678.6.11. Bentuk Bibir Benda Keramik (Lip) 2738.6.12. Bentuk Kaki Benda Keramik (Foot) 2748.6.13. Trimming dan Turning 2758.6.14. Penggabungan Dua Bentuk Hasil Putaran 2768.6.15. Penggabungan Hasil Bentuk Putaran dengan Bagian

Lain282

Page 12: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

x

8.6.16. Problem Pembentukan Teknik Putar dan Perbaikannya

298

8.7. Pembentukan dengan Teknik Putar Pilin 3018.7.1. Peralatan 3018.7.2. Bahan 3028.7.3. Proses Pembentukan 3028.8. Pembentukan dengan Teknik Putar Tatap 3078.8.1. Peralatan 3088.8.2. Bahan 3088.8.3. Proses Pembentukan 3088.9. Pembentukan dengan Teknik Cetak 3138.9.1. Peralatan 3148.9.2. Bahan 3148.9.3. Penyiapan Gips 3168.10. Pembentukan dengan Teknik Cetak Tekan 3178.10.1. Proses Pembuatan Model 3188.10.2. Proses Pembuatan Cetakan 3208.10.3. Proses Pencetakan 3218.11. Pembentukan dengan Teknik Cetak Tuang 3238.11.1. Peralatan 3258.11.2. Bahan 3268.11.3. Proses Pembentukan dengan Teknik Cetak Tuang

Model Bebas326

8.11.4. Proses Pembuatan Model 3288.11.5. Proses Pembuatan Cetakan Gips 3298.11.6. Proses Pencetakan 3328.11.7. Pembentukan dengan Teknik Cetak Tuang Model

Bubut333

8.11.8. Proses Pembuatan Model Bubut 3348.11.9. Proses Pembuatan Cetakan Gips 3388.11.10. Proses Pencetakan Benda Keramik 3418.12. Pembentukan dengan Teknik Jigger-Jolley 3438.12.1. Bagian-bagian dari Alat jigger-jolley 3458.12.2. Peralatan 3478.12.3. Bahan 3478.12.4. Proses Pembentukan 347

9. DEKORASI KERAMIK 3529.1. Peralatan 3539.1.1. Alat Bantu 3539.1.2. Alat Pokok 3589.1.3. Perlengkapan 3599.1.4. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3619.2. Bahan 3629.2.1. Tanah liat 3629.2.2. Slip Tanah 363

Page 13: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xi

9.2.3. Pewarna 3649.2.4. Air 366

9.3. Dekorasi Pembentukan 3679.3.1. Dekorasi Marbling body 3689.3.2. Dekorasi Nerikomi 3739.3.3. Dekorasi Agateware 3769.4. Dekorasi Tanah Liat Plastis 3799.4.1. Dekorasi Teknik Faceting 3799.4.2. Dekorasi Teknik Combing 3829.4.3. Dekorasi Teknik Feathering 3849.4.4. Dekorasi Teknik Marbling 3859.4.5. Dekorasi Teknik Impressing 3869.4.6. Dekorasi Teknik Relief 3899.5. Dekorasi Badan Tanah Liat Leather Hard 3919.5.1. Dekorasi Teknik Sqraffito 3919.5.2. Dekorasi Teknik Toreh Lapis (Inlay) 3929.5.3. Dekorasi Teknik Engobe 3959.5.4. Dekorasi Teknik Ukir (Carving) 3989.5.5. Dekorasi Teknik Tembus (Piercing) 4019.5.6. Dekorasi Teknik Gosok (Burnishing) 4029.5.7. Dekorasi Teknik Embossing 4049.6. Dekorasi Glasir 4069.6.1. Dekorasi Underglaze 4069.6.2. Dekorasi Over Glaze 4089.6.3. Dekorasi In Glaze 410

10. GLASIR 41310.1. Pengertian Glasir 41310.2. Keseimbangan Glasir 41410.3. Bahan Glasir 41710.4. Bahan Pewarna Glasir 41910.4.1. Oksida Pewarna 41910.4.2. Pewarna Stain/Pigmen 42310.5. Jenis-jenis glasir 42410.5.1. Menurut Cara Pembuatan 42410.5.2. Menurut Temperatur Pembakaran 42410.5.3. Menurut Bahan yang Digunakan 42510.5.4. Menurut Kondisi Pembakaran 42510.5.5. Menurut Sifat Setelah Pembakaran: 42510.6. RO Formula 42610.6.1. Sumber RO 42710.6.2. Sumber R2O3 42810.6.3. Sumber RO2 42910.7. Resep dan Formula Glasir 42910.7.1. Formula Glasir Suhu Rendah 430

Page 14: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xii

10.7.2. Formula Glasir Suhu Menengah 43110.7.3. Formula Glasir Suhu Tinggi 43410.8. Campuran Glasir 43510.9. Hitung Glasir 43610.9.1. Rumus Seger 43610.9.2. Unity Formula 43610.9.3. Perhitungan Glasir Sederhana. 43710.9.4. Perhitungan Glasir dari Formula ke Resep. 43810.9.5. Perhitungan Glasir dari Resep ke Formula 43910.9.6. Limit Formula 44010.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Glasir 44110.10.1. Bahan-bahan yang digunakan 44110.10.2. Badan Tanah Liat untuk Barang Keramik 44110.10.3. Panas dalam Ruang Pembakaran 44210.10.4. Tipe Tungku dan Bahan Bakarnya 44210.10.5. Atmosfer Tungku 44210.10.6. Penerapan Glasir 443

11. PENYIAPAN GLASIR DAN PENGGLASIRAN 44411.1. Peralatan dan Perlengkapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja445

11.1.1. Peralatan 44511.1.2. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 44811.2. Bahan 44911.2.1. Bahan Mentah Glasir 45011.2.2. Bahan Pewarna Glasir 45211.3. Penyusunan Campuran Glasir 45411.3.1. Menurut Perbandingan Bahan-Bahan yang Dipakai 45411.3.2. Menurut Perbandingan Oksida Unsur 45411.3.3. Menurut Rumus Segger 45511.4. Penyiapan Glasir 45711.4.1. Bahan 45011.4.2. Proses Penyiapan Glasir 46011.5. Teknik Pengglasiran 46211.5.1. Teknik Tuang (Pouring) 46511.5.2. Teknik Celup (Dipping) 46711.5.3. Teknik Semprot (Spraying) 46811.5.4. Teknik Kuas (Brush) 46911.6. Kesalahan dalam Pengglasiran dan Cara

Mengatasinya472

12. TUNGKU DAN PEMBAKARAN 47612.1. Tungku Pembakaran 47612.1.1. Klasifikasi Tungku 47812.1.2. Kiln Furniture 48112.1.3. Pengukur Temperatur (Suhu) 484

Page 15: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xiii

12.2. Pembakaran 49012.2.1. Pengertian Perubahan Keramik (Ceramic Change) 49012.2.2. Perubahan yang Terjadi pada Pembakaran Keramik 49112.2.3. Tahap Pembakaran Biskuit 49212.2.4. Prinsip-Prinsip Reaksi Pembakaran 49312.2.5. Pembakaran Tunggal Single Firing 49512.2.6. Sirkulasi Api 49612.2.7. Grafik Pembakaran 49812.2.8. Problem Pembakaran Biskuit dan Pemecahannya. 49912.3. Penyusunan dan Pembongkaran Benda dari

dalam Tungku Pembakaran500

12.3.1. Peralatan dan Kiln Furniture 50112.3.2. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 50112.3.3. Bahan 50212.3.4. Penyusunan Benda dalam Tungku Pembakaran 50312.3.5. Pembongkaran Benda Keramik dari dalam Tungku

Pembakaran505

12.3.6. Membereskan Pekerjaan 50712.4. Pengoperasian Tungku Pembakaran 50712.4.1. Pengoperasian Tungku Bahan Bakar Padat (Kayu) 50712.4.2. Pengoperasian Tungku Bahan Bakar Cair (Minyak

Tanah)510

12.4.3. Pengoperasian Tungku Bahan Bakar Gas 51912.4.4. Mengoperasikan Tungku Bahan Bakar Listrik 52412.5. Kesalahan dalam Pembakaran dan Cara

Mengatasi532

12.6.1. Beberapa Kesalahan pada Tahap Pembakaran 53212.6.2. Penanggulangan Kesalahan pada Tahap

Pembakaran532

12.6.3. Lubang yang Muncul pada Permukaan (Spit out) 532

PENUTUP 533DAFTAR PUSTAKA 535LAMPIRAN 5391. Produk Keramik 5392. Bahan Keramik Beracun 5513. Kesalahan-Kesalahan dalam Pembuatan Keramik dan

Perbaikannya555

4. Unsur, simbol, dan Berat Atom (BA) 5655. Formula dan Berat Ekuivalen Bahan-Bahan Keramik 5666. Problem Badan Tanah Liat dan Perbaikannya 5687. Kegunaan Bahan Tanah Liat dalam Badan Keramik 5698. Sifat-Sifat Beberapa Jenis Tanah Liat Secara Umum 570GLOSARIUM 571

Page 16: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Jenis dan fungsi garis 51Tabel 2.2. Macam skala 56Tabel 2.3. Skala gambar yang dianjurkan 56Tabel 6.1. Heatwork: Perubahan bentuk material keramik oleh

panas.(sumber: www.users.stlcc.edu)114

Tabel 6.2. Pencampuran sistem garis 132Tabel 6.3. Pencampuran yang dikembangkan 134Tabel 6.4. Kegunaan tanah liat dalam badan keramik

(sumber:John W. Conrad)134

Tabel 6.5. Pengembangan formula badan tanah liat 138Tabel 6.6. Problem badan tanah liat dan perbaikannya

(sumber:John W. Conrad)144

Tabel 7.1. Pencampuran tanah liat sistem garis. 155Tabel 7.2. Pencampuran tanah liat yang dikembangkan. 157Tabel 7.3. Format hasil pengujian plastisitas tanah liat 162Tabel 7.4. Format hasil pengujian susut tanah liat 165Tabel 7.5. Daftar pembakaran benda uji suhu kematangan

tanah liat.169

Tabel 7.6. Perubahan Fisika dan Kimia dalam proses pembakaran.

170

Tabel 7.7. Sifat-sifat fisika tanah liat sebelum dan sesudah dibakar.

171

Tabel 7.8. Hasil pengujian suhu kematangan tanah liat. 172Tabel 7.9. Hasil pengujian susut bakar tanah liat. 176Tabel 7.10. Hasil pengujian porositas. 178Tabel 7.11. Hasil pengujian tanah liat. 178Tabel 8.1. Problem pembentukan teknik putar dan cara

perbaikan298

Tabel 9. 1. Daftar pewarna oksida dan hasil bakar oksidasi. 364Tabel 9. 2. Daftar kombinasi pewarna oksida dan hasil bakar

oksidasi.365

Tabel 9. 3. Komposisi bahan engobe 395Tabel 9. 4. Pewarna untuk engobe. 396Tabel 10.1. Titik leleh mineral dan kombinasinya (sumber: Greg

Daly)416

Tabel 10.2. Daftar pewarna oksida dan hasil bakar oksidasi 420Tabel 10.3. Daftar pewarna oksida dan hasil bakar reduksi. 421Tabel 10.4. Daftar kombinasi pewarna oksida dan hasil bakar

oksidasi.422

Tabel 10.5. Daftar kombinasi pewarna oksida dan hasil bakar reduksi.

422

Tabel 10.6. RO formula (sumber: Glenn Nelson) 426

Page 17: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xv

Tabel 11.1. Kesalahan dalam pengglasiran dan cara mengatasi.(sumber: Peter Cosentino)

473

Tabel 12.1. Daftar pyrometric cone (sumber: Glenn Nelson) 489Tabel 12.2. Heatwork: Perubahan bentuk material keramik oleh

panas (sumber: www.users.stlcc.edu)497

Tabel 12.3. Problem pembakaran biskuit dan pemecahannya.(sumber: peter Cosentino)

499

Tabel 12.4. Trayek pembakaran biskuit dengan tungkubahan bakar gas (sumber: Port-O kiln)

524

Page 18: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xvi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1. Titik 2Gambar 1.2. Bebagai macam garis 2Gambar 1.3. Berbagai macam bidang 3Gambar 1.4. Berbagai macam bentuk tiga dimensi 3Gambar 1.5. Lingkaran warna 4Gambar 1.6. Berbagai macam tekstur 5Gambar 1.7. Beberapa bentuk bidang 8Gambar 1.8. Komposisi garis horizontal dan vertikal 9Gambar 1.9. Komposisi garis dinamis 9Gambar 1.10. Komposisi garis repetisi 9Gambar 1.11. Komposisi bidang yang berirama 10Gambar 1.12. Komposisi bidang yang kontras 10Gambar 1.13. Komposisi bidang yang acak 10Gambar 1.14. Komposisi bidang yang simetris 10Gambar 1.15. Contoh huruf berat dan ringan 13Gambar 1.16. Bagian-bagian huruf 14Gambar 1.17. Huruf besar 14Gambar 1.18. Huruf kecil 15Gambar 1.19. Huruf normal (perbandingan 3:5) 15Gambar 1.20. Huruf meninggi (perbandingan 1:3) 15Gambar 1.21. Huruf melebar (perbandingan 1:1) 16Gambar 1.22. Contoh beberapa gambar logo 18Gambar 1.23. Contoh Inisial 20Gambar 1.24. Contoh Slogan 22Gambar 1.25. Bola yang diterpa cahaya (Sumber: Atisah S.) 26Gambar 1.26. Arsir searah (Sumber: Taufiq) 26Gambar 1.27. Arsir searah (Sumber: Taufiq) 26Gambar 1.28. Arsir searah (Sumber: Taufiq) 27Gambar 1.29. Arsir searah (Sumber: Taufiq) 27Gambar 1.30. Contoh gambar alam benda (Sumber: Taufiq) 28Gambar 1.31. Contoh gambar alam benda (Sumber: Taufiq) 28Gambar 1.32. Daun (Sumber: Taufiq) 29Gambar 1.33. Buah-buahan (Sumber: Taufiq) 29Gambar 1.34. Kuda (Sumber: Saraswati) 30Gambar 1.35. Singa (Sumbrer: Agus Sachari) 30Gambar 1.36. Proporsi tubuh manusia (Sumber: Mofit) 31Gambar 1.37. Wajah (Sumber: Agus Sachari) 32Gambar 1.38. Tangan (Sumber: Agus Sachari) 32Gambar 1.39. Garis berawal dari titik 33Gambar 1.40. Bidang berawal dari garis 33Gambar 1.41. Ruang berawal dari bidang 34Gambar 1.42. Sederatan bidang yang membentuk ruang 34Gambar 1.43. Pengulangan bidang 34

Page 19: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xvii

Gambar 1.44. Ukuran gradasi bentuk berulang 35Gambar 1.45. Bentuk gradasi ukurannya berulang 35Gambar 1.46. Bentuk ukuran gradasi 35Gambar 1.47. Bidang bujur sangkar yang bersaf tegak 36Gambar 1.48. Jarak antar bidang ynag sempit 36Gambar 1.49. Jarak antar bidang naik turun 36Gambar 1.50. Bidang diputar pada sumbu tegak 37Gambar 1.51. Bidang diputar pada sumbu datar 37Gambar 1.52. Bidang diputar pada bidang sendiri 37Gambar 1.53. Bidang yang disusun membentuk lingkaran 38Gambar 1.54. Bidang yang disusun berkelok-kelok 38Gambar 1.55. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus

Sachari)38

Gambar 1.56. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus Sachari)

39

Gambar 1.57. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus Sachari)

39

Gambar 1.58. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus Sachari)

39

Gambar 1.59. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus Sachari)

39

Gambar 2.1. Urutan proyeksi Eropa 44Gambar 2.2. Proyeksi Eropa 45Gambar 2.3. Asas proyeksi Amerika 45Gambar 2.4. Urutan proyeksi Eropa 46Gambar 2.5. Proyeksi Amerika 46Gambar 2.6. Perspektif satu titik hilang 48Gambar 2.7. Perspektif dua titik hilang 49Gambar 2.8. Perspektif tiga titik hilang 49Gambar 2.9. Penggunaan garis tebal 51Gambar 2.10. Penggunaan garis tipis 52Gambar 2.11. Penggunaan garis putus-putus 22Gambar 2.12. Penggunaan garis strip titik strip 52Gambar 2.13. Penggunaan garis titik-titik 52Gambar 2.14. Penulisan angka ukuran, garis ukuran, dan garis

pemisah yang benar53

Gambar 2.15. Garis ukuran dengan anak panah kiri atau kanan garis gambar.

54

Gambar 2.16. Penulisan angka ukuran yang salah 54Gambar 2.17. Penulisan angka ukuran yang benar 54Gambar 2.18. Penulisan garis dan angka ukuran untuk ukuran

yang pendek55

Gambar 2.19. Penulisan garis ukuran jari-jari lingkaran 55Gambar 2.20. Penulisan garis ukuran garis tengah lingkaran 55Gambar 2.21. Panjang garis sebenarnya dan panjang garis dalam

berbagai skala57

Page 20: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xviii

Gambar 2.22. Bentuk persegi panjang sebenarnya dan dalam skala 1 : 2

57

Gambar 2.23. Bentuk kubus sebenarnya dan dalam skala 1 : 2 57Gambar 2.24. Irisan penampang penuh 58Gambar 2.25. Irisan penampang setengah 58Gambar 2.26. Format penampilan gambar kerja 59Gambar 3.1. Motif Meander (Sumber: Sigit P) 62Gambar 3.2. Motif Pilin (Sumber: Sigit P) 63Gambar 3.3. Motif Tumpal (Sumber: Sigit P) 63Gambar 3.4. Ornamen daerah Bali (sumber: Ngurah Swastapa) 67Gambar 3.5. Ornamen daerah Jawa Timur (sumber: Ngurah

Swastapa)67

Gambar 3.6. Ornamen daerah Surakarta (sumber: Ngurah Swastapa)

67

Gambar 3.7. Ornamen daerah Yogyakarta (sumber: Ngurah Swastapa)

67

Gambar 3.8. Ornamen daerah Yogyakarta (sumber: Ngurah Swastapa)

68

Gambar 3.9. Ornamen dari Pekalongan Jawa Tengah (sumber:Ngurah Swastapa)

68

Gambar 3.10. Ornamen dariPajajaran Jawa barat (sumber: Ngurah Swastapa)

68

Gambar 3.11. Ornamen dari Jepara Jawa Tengah (sumber:Ngurah Swastapa)

68

Gambar 3.12. Ornamen dari Dayak Kalimantan (sumber: Ngurah Swastapa)

69

Gambar 3.13. Ornamen daerah Sumatra (sumber: Ngurah Swastapa)

69

Gambar 3.14. Ornamen dari Sulawesi (sumber: Ngurah Swastapa) 69Gambar 3.15. Ornamen daerah Timor (sumber: Ngurah Swastapa) 69Gambar 3.16. Ornamen tradisional (sumber: Wagiono) 70Gambar 3.17. Ornamen tradisional (sumber: Wagiono) 70Gambar 3.18. Ornamen modern bentuk geometris (Sumber: Hery

Suhersono)71

Gambar 3.19. Ornamen modern bentuk organis (Sumber: HerySuhersono)

71

Gambar 3.20. Ornamen modern bentuk geometris (Sumber: HerySuhersono)

72

Gambar 3.21. Ornamen modern bentuk organis (Sumber: HerySuhersono

72

Gambar 3.22. Ornamen modern motif manusia dan binatang (Sumber: HerySuhersono)

72

Gambar 3.23. Seni hias modern, bentuk organis (Sumber: HerySuhersono)

72

Gambar 3.24. Ornamen modern (sumber: Wagiono) 73

Page 21: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xix

Gambar 3.25. Ornamen modern (sumber: Wagiono) 73Gambar 4.1. Peralatan-peralatan dan salah satu gambar gua

pada jaman Paleolitik.(sumber:http://archeologia.ah. edu)

74

Gambar 4.2. Contoh dekorasi pada kepingan keramik dan contoh kendi keramik China pada jaman neolitik. (sumber:http://archeologia.ah.edu)

75

Gambar 4.3. Porselin dan superkonduktor: contoh produk keramiktradisional dan keramik maju/modern. (sumber:chemstryland.com)

76

Gambar 4.4. Ragam produk keramik: dari batu bata sampai teaset porselin. (sumber: berbagai sumber)

77

Gambar 4.5. Alat putar listrik ( sumber: www.baileypottery.com) 78Gambar 4.6. Membakar keramik atau gerabah secara tradisional.

(sumber: Koleksi studio keramik)79

Gambar 4.7. Tungku pembakaran gas dan listrik yang lebih modern. (sumber: www.baileypottery.com)

80

Gambar 5.1. Wadah kecil dari jaman prasejarah, dengan dekorasi jejak-jejak jari tangan yang ditekan (kiri) dan sebuah pot dengan bentuk unik ditemukan di Liguria, NW Italia (kanan) (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

81

Gambar 5.2. Sebuah mangkok berdekorasi ditemukan pada jaman tembaga di Inggris. Dekorasi yang ditampilkan komplek dan jelas. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

82

Gambar 5.3. Motif sederhana yang menggambarkan kepala kerbau, ditemukan pada keramik Mesopotamia millennium ke-4 SM sumber:www.ceramicstudies.me.uk)

82

Gambar 5.4. Membuat keramik dengan teknik putar(sumber: ceramictoday.com)

83

Gambar 5.5. Pesawat Discovery yang menggunakan bahan keramik pada beberapa suku cadangnya (kiri) dan piranti computer yang beberapa komponennya menggunakan keramik (atas)

10

Gambar 5.6. Caves of Lascaux: Kuda jantan dengan panah-panah disekelilingnya (sumber:www.ceramicstudies.me.uk)

84

Gambar 5.7. Relief Bison pada tanah liat liat, ditemukan pada jaman batu di Tuc d' Audoubert, S.W. France. Diperkirakan 15,000 BC. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

85

Gambar 5.8. Lukisan Bison pada jaman batu akhir, diperkirakan 15000 tahun SM, ditemukan di Altimira,

85

Page 22: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xx

Spanyol. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)Gambar 5.9. Caves of Lascaux: Ibex betina? (sumber:

www.ceramicstudies.me.uk)85

Gambar 5.10. Goresan kepala Bison pada lumpur tanah liat, 15000 tahun SM, ditemukan di Perancis. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

86

Gambar 5.11. Dolni Vestonice “Venus” dari situs prasejarah di Morovia dekat Brno, diyakini sebagai figurinkeramik tertua. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

87

Gambar 5.12. Peta ditemukannya figurin tertua. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

87

Gambar 5.13. Karakteristik bentuk keramik pada beberapa periode arkeologis sumber: www.centuryone.org/pottery.html).

88

Gambar 5.14. Kendi, pertengahan millennium ke-6 SM B.C.; Hacilar I type Anatolia (Turki) tengah selatan Ceramic with paint; H. 6 1/8 in. (15.6 cm) Gift of Burton Y. Berry, 1964 (64.286.5). . (sumber: www.metmuseum.org).

89

Gambar 5.15. Benda keramik berdekorasi ditemukandi situs Susa, Iran Barat, 4000 tahun SM. (sumber: www.metmuseum.org).

89

Gambar 5.16. Kendi dengan dekorasi kambing gunung , awal millennium 4 SM; perioda Chalcolithic, Sialk III 7 type; Iran Tengah. (sumber: www.metmuseum.org)

90

Gambar 5.17. Kendi faience, Mesir, tertanggal 100-200 M. Koleksi Freer Gallery of Art, Smithsonian,Washington D.C. (www.answers.com)

90

Gambar 5.18. Benda keramik berbentuk guci pada awal perioda kedinastian, Dinasti 1, 2960–2770 SM. Tinggi x diameter: 8.6 x 3.9 cm (3 3/8 x 1 9/16 in.) Glasir: Faience. (sumber: www.mfa.org)

91

Gambar 5.19. Keramik pada kebudayaan Yang-Shao. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

91

Gambar 5.20. Terracotta yang terkenal dari China: 8099 figureterracotta tentara dengan ukuran sebenarnya. Di tempatkan di Mausoleum of the First Qin Emperor.Figure ini ditemukan tahun 1974 di dekat Xian Propinsi Shaanxi. (sumber: www.3info2u.com/info_terracotta_figures_china.htm)

92

Gambar 5.21. Contoh Motif keramik pada kebudayaan Yang-Shao.(sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

93

Gambar 5.22. Produk keramik dari Dinasti Chou.(sumber: www.artsmia.org/art-of asia/ceramics/)

93

Gambar 5.23. Gambar 5.23. Onta dari earthenware dengan glasir sancai.Tang Dynasty, abad ke 7 atau 8 M.

94

Page 23: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxi

(sumber: www.artsmia.org/art-of asia/ceramics/)Gambar 5.24. Produk Keramik dari Dinasti Sung. (sumber:

www.artsmia.org/art-of asia/ceramics/)94

Gambar 5.25. Botol celadon pada perioda Koryo dengan desain inlay Chrysanthemum dan kupu-kupu Koryo Dynasty, abad ke 12-Korea The Ho-Rim Museum.(sumber: www.korean-arts.com)

95

Gambar 5.26. Keramik earthenware Korea pada jaman neolitik(sumber: www.korean-arts.com)

95

Gambar 5.27. Keramik dibentuk dengan pilin, Jepang, Periode Jomon kira-kira 2500 SM. (atas). Keramik pada jaman pertengahan Jomon (bergaya Daigi) (sumber:www.myspace.com)

95

Gambar 5.28. Tembikar-tembikar yang ditemukan di situs Batujaya. (sumber: www.budpar.go.id)

96

Gambar 5.29. Fragmen terracotta yang ditemukan di situs Batujaya. (sumber: www.budpar.go.id)

97

Gambar 5.30. Bentuk kepala terbuat dari terracotta padapenanggalan abad ke 10. (sumber: heritageindonesia)

97

Gambar 5.31. Terracotta peninggalan zaman Mojopahit. (sumber: heritage indonesia)

98

Gambar 5.32. Adanya keramik di Indonesia sering dibuktikandengan relief candi. (sumber: heritage indonesia)

98

Gambar 5.33. Membuat keramik dengan teknik putar tatap (paddleand anvil technique)(sumber: Koleksi studio keramik)

99

Gambar 5.34. Keramik Sung (China) yang mempengaruhi perkembangan keramik Indonesia (sumber:www.britannica.com)

100

Gambar 5.35. Keramik Plered koleksi Istana Negara Republik Indonesia.

101

Gambar 5.36. Produk pabrik keramik Sango 102Gambar 5.37. Keramik Lombok (sumber: http://bidytour-

lombok.com)103

Gambar 5.38. Keramik Kasongan(sumber: Album keramik Kasongan)

103

Gambar 6.1. Proses pelapukan batuan granit(sumber: Frank and Janet Hammer)

107

Gambar 6.2. Proses pembentukan tanah liat primer dan sekunder 108Gambar 6.3. Bentuk partikel tanah liat(sumber: F.H. Norton) 108Gambar 6.4. Asal usul tanah liat secara sederhana (sumber:

Frank and Janet Hammer).109

Gambar 6.5. Dua partikel kwarsa dengan lapisan air (sumber: F.H. Norton)

110

Gambar 6.6. Dua partikel tanah liat plastis dipisahkan oleh lapisan air (sumber: F.H. Norton)

112

Page 24: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxii

Gambar 6.7. Partikel dan struktur tanah liat (sumber: Frank Hammer and Janet Hammer)

115

Gambar 6.8. Tanah liat yang memiliki daya kerja (sumber:Koleksi studio keramik)

116

Gambar 6.9. Tanah liat plastis, kering, dan biskuit (sumber:Koleksi studio keramik)

118

Gambar 6.10. Tahap penyusutan kering tanah liat (sumber: Frank and Janet Hammer)

118

Gambar 6.11. Tahap penyusutan bakar tanah liat (sumber: Frank r and Janet Hammer)

118

Gambar 6.12. Efek vitrifikasi (sumber: Frank and Janet Hammer). 119Gambar 6.13. Pengaruh suhu bakar terhadap vitrifikasi dan

kekuatan (sumber: Frank and Janet Hammer).120

Gambar 6.14. Porositas tanah liat setelah proses pembakaran (sumber: Frank and Janet Hammer).

121

Gambar 6.15. Pengaruh suhu bakar terhadap porositas dan kekuatan tanah liat (sumber: Frank and Janet Hammer).

122

Gambar 6.16. Perbedaan warna tanah liat setelah dibakar biskuit suhu 900oC (sumber: Koleksi studio keramik)

123

Gambar 6.17. Perbandingan antara lempung, tanah endapan, dan pasir (sumber: Wheatonparkdistric.com)

124

Gambar 6.18. Bahan-bahan keramik plastis (sumber: Koleksi studio keramik)

128

Gambar 6.19. Bahan-bahan keramik tidak plastis (sumber: Koleksi studio keramik)

131

Gambar 6.20. Pencampuran sistem segitiga (sumber: Glenn C Nelson)

133

Gambar 7.1. Bahan tanah liat dan mineral terolah(sumber: Koleksi sttudio keramik)

153

Gambar 7.2. Pencampuran tanah liat sistem segitiga (sumber: Glenn C. Nelson)

156

Gambar 7.3. Bahan deflokulan waterglass dan soda abu 193Gambar 8.1. Bagan proses pembentukan benda keramik 199Gambar 8.2. Bagian-bagian alat putar listrik (sumber: Richard

Phethean).205

Gambar 8.3. Tanah liat plastis (sumber: Koleksi studio keramik) 210Gambar 8.4. Mangkok teknik pijit (sumber: Koleksi studio

keramik)215

Gambar 8.5. Proses teknik pijit (sumber: Lorette Espi) 216Gambar 8.6. Mangkok teknik pijit (sumber: (Koleksi studio

keramik)218

Gambar 8.7. Vas teknik pilin (sumber: (Koleksi studio keramik) 219Gambar 8.8. Botol teknik pilin (sumber: (Koleksi studio keramik) 220

Gambar 8.9. Botol teknik lempeng(sumber: (Koleksi studio keramik)

228

Page 25: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxiii

Gambar 8.10. Kotak teknik lempeng (sumber: (Koleksi studio keramik)

228

Gambar 8.11. Vas teknik lempeng (sumber: (Koleksi studio keramik)

229

Gambar 8.12. Wadah bertutup teknik lempeng datar. (sumber: (Koleksi studio keramik)

233

Gambar 8.13. Wadah bertutup teknik lempeng lengkung(sumber:(Koleksi studio keramik)

237

Gambar 8.14. Piring teknik lempeng dengan acuan. (sumber: Susan Peterson)

239

Gambar 8.15. Wadah bertutup teknik putar centering (sumber:Koleksi studio keramik)

240

Gambar 8.16. Wadah bertutup teknik putar centering (sumber:Koleksi studio keramik)

241

Gambar 8.17. Bagian-bagain dari telapak tangan (sumber: Melanie Jones)

243

Gambar 8.18. Produk silinder teknik putar centering. (sumber:Mary Chappelhow)

248

Gambar 8.19. Mangkok teknik putar centering. (sumber: Mary Chappelhow)

252

Gambar 8.20. Bentuk-bentuk mangkok. (sumber: Daniel Rhodes). 258Gambar 8.21. Piring teknik putar centering. (sumber: Katalog) 259Gambar 8.22. Bentuk-bentuk piring. (sumber: Daniel Rhodes). 263Gambar 8.23. Vas teknik putar centering. (sumber: Mary

Chappelhow)264

Gambar 8.24. Wadah bertutup teknik putar centering (sumber:Mary Chappelhow)

268

Gambar 8.25. Variasi bentuk bibir benda keramik. (sumber: Daniel Rhodes)

273

Gambar 8.26. Variasi bentuk kaki benda keramik.(sumber: Robin Hopper)

274

Gambar 8.27. Cara mengukur ketebalan dasar benda keramik. (sumber: Richard Phethean)

275

Gambar 8.28. Vas, gabungan teknik putar centering. (sumber: Josie Warshaw)

277

Gambar 8.29. Cara mengukur bagian benda yang akan disambung.(sumber: Peter Cosentino)

278

Gambar 8.30. Bagian-bagian tutup benda keramik. (sumber: Kenneth Clark)

282

Gambar 8.31. Variasi bentuk tutup benda keramik. (Sumber: Kenneth Clark)

283

Gambar 8.32. Variasi bentuk handle. (sumber: Peter Cosentino) 286Gambar 8.33. Variasi bentuk handle. (sumber: Peter Cosentino) 287Gambar 8.34. Pola handle dengan extruder (sumber : Richard

Phethean)290

Gambar 8.35. Pola handle dengan kawat (sumber: Richard Phethean)

291

Page 26: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxiv

Gambar 8.36. Variasi bentuk knob. (sumber : Richard Phethean) 293Gambar 8.37. Variasi bentuk spout benda keramik. (sumber:

Richard Phethean)294

Gambar 8.38. Variasi bentuk lug. (sumber: Richard Phethean) 296Gambar 8.39. Variasi bentuk lug (sumber: Richard Phethean) 296Gambar 8.40. Produk teknik putar pilin. (sumber: Koleksi studio

keramik)306

Gambar 8.41. Wadah bertutup teknik cetak tuang dengan model bubut. (sumber: Koleksi studio keramik)

324

Gambar 8.42. Wadah bertutup teknik cetak tuang dengan model bebas.(sumber: Koleksi studio keramik)

324

Gambar 8.43. Binatang cetak tuang. (sumber: Katalog) 227Gambar 8.44. Model bentuk binatang dari gips. (sumber: Katalog) 227Gambar 8.45. Wadah bertutup cetak tuang. (sumber: Koleksi

studio keramik)334

Gambar 8.46. Model tanah liat dan gipss(sumber: Koleksi studio keramik)

334

Gambar 8.47. Cetakan gips (sumber: Koleksi studio keramik) 340Gambar 8.48. Cetakan (sumber: Koleksi studio keramik) 341Gambar 8.49. Produk teknik jigger jolly (sumber: Axner.com) 344Gambar 8.50. Produk teknik jigger jolly (sumber: Axner.com) 344Gambar 8.51. Bagian-bagian jigger. (sumber: Frank Hammer) 345Gambar 8.52. Bagian-bagian jolley (sumber: Frank Hammer) 346Gambar 8.53. Alat jigger-jolley masinal. (sumber: www.gladstone.

htm)346

Gambar 8.54. Piring teknik jigger. (sumber: Koleksi studio keramik) 351Gambar 9.1. Tanah liat plastis dengan beberapa warna.(sumber:

Melanie Jones)363

Gambar 9.2. Slip tanah liat (sumber: Koleksi studio keramik) 363Gambar 9.3. Pewarna oksida.(sumber: Joaquim Chavarria) 366Gambar 9.4. Pewarna stain (sumber: Joaquim Chavarria) 366Gambar 9.5. Air (sumber:Morgen Hall) 367Gambar 9.6. Beberapa contoh benda dengan hiasan marbling

body. (sumber: Tony Birk)372

Gambar 9.7. Bentuk mangkok dengan dekorasi nerikomi.(Sumber: Morgen Hall)

375

Gambar 9.8. Penerapan dekorasi nerikomi pada benda keramik. (sumber: Tony Birk)

376

Gambar 9.9. Bentuk mangskok dengan hiasan teknik agate.(Sumber: Peter Cosentino)

378

Gambar 9.10. Contoh dekorasi faceting. (sumber: Peter Cosentino)

381

Gambar 9.11. Contoh dekorasi combing.(sumber: Peter Cosentino)

382

Gambar 9.12. Piring dengan dekorasi marbling. (sumber: Peter Cosentino)

384

Page 27: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxv

Gambar 9.13. Contoh motif impress pada produk. (sumber: Peter Cosentino)

387

Gambar 9.14. Contoh berbagai alat cap, bermotif organis yang dibuat dari gips. (sumber: Robert Fournier)

387

Gambar 9.15. Contoh dekorasi relief. 389Gambar 9.16. Guci dengan dekorasi sgrafitto. (sumber: Koleksi

studio keramik)391

Gambar 9.17. Produk keramik dengan hiasan embossing.(sumber: Koleksi studio keramik)

405

Gambar 9.18. Gambar 9.18. Bootol keramik dengan dekorasi inglaze (sumber: Koleksi studio keramik)

412

Gambar 10.1. Bahan perwarna oksida.(sumber: Koleksi studio keramik)

420

Gambar 10.2. Bahan pewarna stain. (sumber: Koleksi studio keramik)

423

Gambar 11.1. Jenis-jenis glasir (sumber: Koleksi studio keramik) 450Gambar 11.2. Bahan-bahan glasir (sumber: Koleksi studio

keramik)451

Gambar 11.3. Pewarna oksida (sumber: Koleksi studio keramik) 452Gambar 11.4. Pewarna stain (sumber: Koleksi studio keramik) 453Gambar 11.5. Wadah bertutup dengan glasir warna (sumber: Mary

Chappelhow)458

Gambar 11.6. Contoh hasil pengujian glasir rendah yang diterapkan pada benda keramik stoneware.(sumber: Koleksi studi keramik)

458

Gambar 11.7. Contoh hasil pengujian glasir menengah yangditerapkan pada benda keramik stoneware.(sumber: Koleksi studi keramik)

458

Gambar 11.8. Proses penghalusan bahan glasir dengan ballmill 459Gambar 11.9. Produk keramik berglasir. (sumber: Koleksi studio

keramik)464

Gambar 11.10. Produk keramik berglasir. (sumber: Mary Chappelhow)

464

Gambar 11.11. Contoh beberapa kesalahan glasir (sumber: Joaquim Chavarria)

475

Gambar 12.1. Tungku dengan sirkulasi api naik.(sumber: Prasidha Adhikriya)

479

Gambar 12.2. Tungku dengan sirkulasi api berbalik Tungku dengan sirkulasi api naik. (sumber: Prasidha Adhikriya)

480

Gambar 12.3. Tungku dengan sirkulasi api mendatar Tungkudengan sirkulasi api naik. (sumber: Prasidha Adhikriya)

481

Gambar 12.4. Penampang thermocouple pada dinding tungku.(sumber: Melanie Jones)

485

Gambar 12.5. Grafik pembakaran. (sumber: Steve Mattison) 496Gambar 12.6. Cara menyusun mangkok yang berbeda ukuran 503

Page 28: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxvi

Cara menyusun piring (sumber: Daniel Rhodes)Gambar 12.7. Cara menyusun mangkok dengan ukuran sama

Cara menyusun piring (sumber: Daniel Rhodes)503

Gambar 12.8. Tungku bak terbuka.(sumber: Koleksi studio keramik)

508

Gambar 12.9. Tungku catenary dengan bahan bakar minyak tanah (sumber: Koleksi studio keramik)

511

Gambar 12.10. Bagian-bagian kompor kombrander dengan spuyer. (sumber: Pras idha Adhikriya)

513

Gambar 12.11. Bagian-bagian kompor spiral tanpa udara tekan. (sumber: Prasidha Adhikriya)

514

Gambar 12.12. Bagian-bagian kompor spiral dengan udara tekan. (sumber: Prasidha Adhikriya)

514

Gambar 12.13. Bagian-bagian kompor udara tekan. (sumber: Sardi) 515Gambar 12.14. Bagian-bagian dan sirkulasi api tungku catenary

(sumber: Prasidha Adhikriya)516

Gambar 12.15. Bagian-bagian dan sirkulasi api tungku catenary(sumber: Prasidha Adhikriya)

517

Gambar 12.16. Tungku gas. (sumber: www.beileypottery.com) 520Gambar 12.17. Tungku listrik. (sumber: www.beileypottery.com) 525Gambar 12.18. Bagian-bagian tungku listrik. Bagian-bagian tungku

listrik. (sumber: peter Cosentino)526

Gambar 12.19. Cara memperbaiki kumparan kendur. (sumber: Richard Zakin)

531

Gambar 12.20. Cara menyambung kumparan kendur putus. (sumber: Richard Zakin)

531

Page 29: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxvii

SINOPSIS

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yangmerupakan potensi bahan baku untuk produk-produk kerajinan (kriya).Salah satu potensi alam tersebut adalah tanah liat yang terdapat hampir di seluruh Indonesia baik di Sumatera, Bangka, Belitung, Jawa,Kalimatan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, bahkan di Papua. Tanah liat sebagai bahan utama untuk pembuatan keramik sangat menguntungkan karena bahannya relatif mudah di dapat dan hasil produknya sangat luas pemakaiannya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Kriya Keramik sebagai salah satu jenjang pendidikan menengah bertujuan menyiapkan sumber daya manusia yang terampil di bidang seni dan kriya diharapkan dapat memanfaatkan potensi alam yang melimpah tersebut. Tujuantersebut dapat dicapai apabila dalam proses pembelajarannya didukung oleh perangkat pembelajaran yang memadai, salah satunya adalahsarana berupa materi pembelajaran berdasarkan standar kompetensiyang berlaku dalam hal ini adalah Standar Kompetensi Nasional (SKN)Bidang Kriya Keramik.

Buku Kriya keramik untuk SMK Program Keahlian Kriya Keramik ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi Nasional (SKN) Bidang KriyaKeramik dan juga berpedoman pada Standar Kompetensi (SK) danKompetensi Dasar (KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Program Keahlian Kriya Keramik. Dengan demikian informasi yangterdapat dalam buku ini menjadi lebih lengkap dan terstruktur.

Secara umum buku kriya keramik ini berisi tentang materi menggambardan keramik yang berupa pengetahuan yang bersifat teori maupunpraktik keterampilan dari alat dan bahan, proses penyiapan bahan,proses pembentukan, proses dekorasi, dan proses pembakaran yang tertuang dalam isi buku sebagai berikut:

A. Materi menggambar

1. Membuat NirmanaMateri membuat nirmana ini berisi tentang mengeksplorasi garis dan bidang, menggambar huruf, alam benda, flora fauna,menusia, dan membuat nirmanan tiga dimensi.

2. Menggambar TeknikMateri menggambar teknik menguraikan tentang menggmbarproyeksi, perspektif, dan gambar kerja.

3. Menggambar Ornamen

Page 30: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxviii

Bagian ini menguraikan tentang menggambar ornamen baikprimitif, tradisional dan klasik, serta modern.

B. Materi keramik

1. PendahuluanBagian awal ini menguraikan secara umum tentang keramik, pengertian, jenis, dan fungsi keramik

2. Sejarah KeramikSejarah keramik berisi tentang perkembangan keramik secara singkat diberbagai belahan dunia dan Indonesia.

3. Tanah LiatBagian ini menguraikan tentang bahan baku khususnya yang digunakan untuk membuat keramik, mulai dari asal usul, jenis,pengembangan formula badan keramik, serta problem badan tanah liat dan perbaikannya.

4. Pengujian dan Penyiapan Tanah LiatMateri ini mempelajari tentang peralatan dan perlengkapan kerja, bahan yang digunakan, proses pengujian tanah liat yangmemenuhi persyaratan untuk dapat diguakan untuk membuatkeramik, serta proses penyiapan (pengolahan) badan tanah liat.

5. Teknik PembentukanMerupakan materi praktik utama yang berisi tentang peralatan dan perlengkapan kerja; bahan yang digunakan; dan teknikpembentukan benda keramik yang meliputi teknik pijit (pinching),teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik putar (throwing) yang terdiri dari teknik putar centering, teknik putar pilin, dan teknik putar tatap, serta teknik cetak (mold) yang terdiri dari teknik cetak tekan, teknik cetak tuang, dan teknik cetak jigger/jolley.

6. DekorasiMateri yang menguraikan tentang berbagai teknik dekorasiberupa dekorasi pembentukan (marbling body, nerikomi, danagateware); dekorasi badan tanah liat plastis (faceting, combing, impressing, dan relief); dekorasi badan tanah liat leather hard (carving, sgrafitto, inlay, pierching, engobe, burnishing, danembossing); dan dekorasi glasir (over glaze, under glaze, dan in gaze).

7. GlasirMenguraikan tentang glasir, keseimbangan glasir, bahan utama dan bahan pewarna glasir, jenis glasir, RO formula, formulaglasir, campuran glasir, hitung glasir, dan faktor-faktor yang mempengaruhi glasir.

8. Penyiapan Glasir dan Pengglasiran

Page 31: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxix

Merupakan materi praktik yang meliputi peralatan danperlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja; bahan yang digunakan; penyusunan campuran glasir; penyiapan(pengolahan) glasir; dan teknik pengglasiran yaitu teknik kuas (brush), teknik tuang (pouring), teknik celup (dipping), dan teknik semprot (spraying); serta kesalahan dalam pengglasiran dan cara mengatasinya.

9. Tungku dan PembakaranMateri ini menguraikan tentang tungku pembakaran danperlengkapannya; teori pembakaran biskuit dan glasir;penyusunan dan pembongkaran benda dalam tungku;pengoperasian tungku pembakaran dengan bahan bakar padat, cair, gas, dan listrik; kesalahan dalam pembakaran dan caramengatasi.

Page 32: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxx

DESKRIPSI KONSEP PENULISAN

Latar Belakang

Indonesia dengan keanekaragaman seni dan budaya merupakan salah satu keunggulan yang belum tentu dimiliki oleh negara lain, dengankeanekaragaman seni dan budaya tersebut melalui pendidikan seni budaya dan kriya diharapkan dapat dilestarikan dan sekaligus dikembangkanmenjadi sumber penghidupan. Sumber daya alam yang melimpah yang merupakan potensi bahan baku yang dapat dikembangkan menjadi bahan utama produk kerajinan, sumber daya manusia merupakan potensi tenagakerja, serta sumber daya seni dan budaya (seni rupa, seni kriya, senipertunjukan, arsitektur, dan lainnya) merupakan potensi untukmengembangkan kreativitas yang tidak akan ada habisnya.Mutu tenaga kerja tingkat menengah di bidang seni dan kriya sangattergantung pada mutu pendidikan kejuruan seni dan budaya yang juga sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan pembelajaran yangdipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga kependidikan, proses pembelajaran, sarana-prasarana, alat-bahan, manajemen sekolah, lingkungan kerja, dan kerjasama industri. Melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan penguasaan di bidang ilmu pengetahun, teknologi, dan seni. Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu proses penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang diarahkan pada penguasaan aspek kognitif, afektif, danpsikomotorik. Pencapaian hasil pembelajaran pada aspek kognitif diarahkan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat teoretik (pengetahuan), aspek afektif pencapaiannya diamati melalui sikap selama proses pembelajaranberlangsung, sedang aspek psikomotorik pencapaiannya melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan gerak motorik keterampilan. Dengan demikian dalam proses pembelajaran praktik kejuruan, ketiga aspek tersebut saling berkaitan.

Landasan Penulisan Buku

Penulisan buku kriya keramik untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)merupakan satu satu usaha untuk mengembangkan sarana pembelajaran produktif khususnya pengembangan materi pembelajaran baik teori maupun praktik yang didasarkan pada Standar Kompetensi Nasional (SKN) bidang kriya keramik. Dengan berdasarkan Standar Kompetensi Nasional (SKN) bidang kriya keramik, penulisan buku ini menjadi lebih lengkap dan dapat digunakan untuk mengembangkan materi pembelajaran yang ada diSekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Kriya Keramik yang tersebar di Indonesia dengan masing-masing memiliki potensi yangberbeda-beda sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi SekolahMenengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Kriya Keramik untuk

Page 33: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxxi

berkembang mengikuti kemajuan di bidang ilmu pengetahun, teknolgi, dan seni.

Mata pelajaran produktif kriya keramik merupakan salah satu mata pelajaran yang diharapkan mampu membekali siswa untuk menguasai kompetensiyang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yangdilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, dengan demikian lulusannya akan menguasai aspek teknis, terampil, memiliki wawasan,disiplin kerja,dan sikap kerja.

Tujuan dan Sasaran

Buku kriya keramik ini berisi seluruh proses pembuatan benda keramik baik bersifat teori maupun praktik keterampilan yang meliputi kelompokkompetensi maupun unit kompetensi berdasarkan Standar KompetensiNasional (SKN) dan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Program Keahlian KriyaKeramik.Buku kriya keramik ini memuat tentang teori dan petunjuk praktikketerampilan sehingga tidak hanya pemahaman secara teori namun praktik keterampilan dan sikap kerja yang sesungguhnya dalam bekerja. Dengan demikian buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi yanglengkap baik bagi guru dalam penyusunan dan pengembangan program pembelajaran praktik keterampilan maupun bagi siswa dalam memahamimateri dan melaksanakan praktik keterampilan dengan sikap kerja yang benar.

Materi

Materi buku ini berisi dua bagian, yaitu:

A. Materi Menggambar 1. Membuat Nirmana2. Menggambar Teknik3. Menggambar Ornamen

B. Materi Keramik 1. Pendahuluan2. Sejarah Keramik3. Pengetahuan Tanah Liat4. Pengujian dan Penyiapan Tanah Liat5. Teknik Pembentukan6. Teknik Dekorasi7. Pengetahuan Glasir8. Penyiapan Glasir dan Pengglasiran9. Tungku dan Pembakaran

Page 34: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxxii

Dalam buku kriya keramik ini juga memuat kompetensi yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Bidang Keahlian Kriya Keramik, yang meliputi:

1. Membuat nirmana2. Menggambar teknik3. Menggambar ornamen4. Mengolah clay-body dari lempung alam secara manual basah5. Mengolah clay-body dari lempung alam secara masinal basah6. Mengolah clay-body untuk teknik pembentukan cetak tuang7. Membuat cetakan gips untuk teknik cetak tekan satu sisi 8. Membentuk keramik dengan teknik pijit (pinch)9. Membentuk keramik dengan teknik pilin (coil)10. Membentuk keramik dengan teknik lempeng (slab)11. Membentuk keramik dengan teknik putar 12. Membuat dekorasi keramik13. Membakar keramik

Page 35: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxxiii

PETA KOMPETENSI

Diagram ini menunjukkan tahapan kelompok kompetensi dan unitkompetensi yang merupakan suatu urutan proses pekerjaan bidang keramik.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan Bidang Keahlian Kriya Keramik SMK menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan matei pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.Mengacu hal tersebut diatas maka Standar Kompetensi (SK) danKompetensi Dasar (KD) sesuai nomor yang terdapat dalam PetaKompetensi di bawah.

Page 36: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxxiv

Keterangan:

BAGIAN A1. Membuat Nirmana2. Menggambar Teknik3. Menggambar Ornamen

BAGIAN B1. Menyusun resep clay-body2. Membuat lempengan dan menguji plastisitas, penyusutan, dan

porositas clay-body3. Menyiapkan clay-body dari lempung alam secara manual basah4. Menyiapkan clay-body dari lempung alam secara manual kering5. Menyiapkan clay-body dari lempung alam secara masinal basah6. Menyiapkan clay-body dari prepared hard mineral secara masinal

basah7. Menyiapkan clay-body untuk teknik pembentukan cetak tuang8. Menyusun formula dan resep glasir serta menganalisis hasil bakar9. Menyiapkan/mencampur glasir (sesuai dengan resep)10. Membuat model cetakan11. Menyiapkan massa gips untuk membuat cetakan12. Membuat cetakan gips untuk teknik cetak tekan satu sisi 13. Membuat cetakan gips untuk teknik cetak tuang dua sisi atau lebih14. Menghomogenkan (menguli) clay-body15. Membentuk dengan teknik pijit 16. Membentuk dengan teknik pilin 17. Membentuk dengan teknik lempeng18. Membentuk dengan teknik putar centering19. Membentuk dengan teknik putar pilin 20. Membentuk dengan teknik putar tatap 21. Membentuk dengan teknik cetak tekan 22. Membentuk dengan teknik cetak tuang 23. Membentuk dengan teknik cetak jigger/jolley24. Menerapkan dekorasi pembentukan (marbling, nerikomi, dan agate

ware)25. Menerapkan dekorasi clay-body plastis (faceting dan combing)26. Menerapkan dekorasi clay-body plastis (impress dan relief)27. Menerapkan dekorasi clay-body leather hard teknik carving (ukir)28. Menerapkan dekorasi clay-body leather hard teknik sgraffito (toreh)29. Menerapkan dekorasi clay-body leather hard teknik inlay (toreh isi)30. Menerapkan dekorasi clay-body leather hard teknik piercing

(terawang)31. Menerapkan dekorasi clay-body leather hard teknik engobe32. Menerapkan dekorasi clay-body leather hard teknik burnish (gosok)33. Menerapkan dekorasi clay-body leather hard teknik embossing

(etching)

Page 37: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

xxxv

34. Menerapkan dekorasi glasir over glaze pada permukaan benda mentah, biskuit dan berglasir

35. Menerapkan dekorasi glasir underglaze pada permukaan benda mentah, biskuit dan berglasir

36. Menerapkan glasir dengan teknik tuang (pouring)37. Menerapkan glasir dengan teknik celup (dipping)38. Menerapkan glasir dengan teknik semprot (sparying)39. Menerapkan glasir dengan teknik kuas (brush)40. Menyusun benda dan membongkar benda di tungku41. Mengoperasikan tungku bahan bakar padat 42. Mengoperasikan tungku bahan bakar cair 43. Mengoperasikan tungku bahan bakar gas44. Mengoperasikan tungku bahan bakar listrik

Berdasarkan keterangan di atas, maka berbagai jenis pekerjaan di bidang kriya keramik dapat dikelompokkan sebagai berikut:

I. Tenaga pengujian badan tanah liat dan glasirII. Tenaga penyiapan badan tanah liat

III. Tenaga pembuatan model dan cetakan IV. Tenaga pembentukanV. Tenaga dekorasi

VI. Tenaga penyiapan glasirVII. Tenaga pengglasiran

VIII. Tenaga pembakaran

Page 38: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 1

Kehadiran seni dalam kehidupan manusia telah ada sejak manusia lahir,dengan demikian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari seni. Misalnya, dalam memilih pakaian, sepatu, perabot rumah tangga, mobil, rumah, dan lain sebagainya. Dalam memilih tersebutmanusia tentu memperhitungan berbagai aspek, seperti: warna, motif,bentuk, fungsi, komposisi, estetik, dan lain-lain. Dari hal tersebut di atas manusiaSebelum berkarya seni kriya, sudah seharusnya mengetahui unsure-unsuryang terkandung dalam karya yang akan dibuat tersebut. Secara umum, unsur-unsur seni rupa meliputi titik, garis, warna, bidang, ruang dan tekstur. Jika unsure-unsur tersebut berdiri sendiri-sendiri kadang-kadang tidakmemiliki makna. Dalam seni rupa kadang mendengar istilah nirmana, apa sebenarnya nirmana tersebut?. Nirmana merupakan kegiatanpengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seni rupa seperti titik, garis, warna, bidang, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra (dua dimensi) dan trimatra (tiga dimensi) yang harusmempunyai nilai keindahan. Nirmana (rupa dasar) merupakan ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan persepsi, ruang, bentuk,warna, dan bahan berwujud dua dimensi atau tiga dimensi. Unsur dasar bentuk dua dimensi adalah segitiga, segi empat, lingkaran, dan bentukorganik, sedangkan unsur dasar bentuk tiga dimensi adalah balok, prisma, bola, dan wujud tak beraturan.Unsur penciptaan rupa yang utama adalah gambar, melalui gambarmanusia dapat menuangkan imajinasi atau gagasan kreatifnya. Gambarmerupakan “bahasa” yang universal. Gambar telah menjadi alat komunikasi selama berabad-abad, bahkanhingga kini di era modern. Gambar memiliki fungsi yang sangat beragam, untuk mewujudkan sebuah gambar agar berfungsi diperlukan unsur-unsurseni rupa yang dapat dipahami semua orang.

Unsur-Unsur Seni Rupa

Ada beberapa unsur yang menjadi dasar terbentuknya wujud seni rupa, yaitu : titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan tekstur.

a. Titik

Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar (esensial), dari sebuah titik dapat dikembangkan menjadi garis atau bidang. sebuah gambar dalam bidang gambar akan berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik juga.

1. MEMBUAT NIRMANA

Page 39: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

2 Kriya Keramik

Gambar1.1. Titik

b. Garis

Garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. Garis bisa panjang, pendek, tebal, tipis, lurus, melengkung, berombak, vertikal, horizontal, diagonal, patah-patah, putus-putus, dan sebagainya. Berbagai macam garis tersebut memiliki karateristik yang berbeda-beda.seperti; keras, kokoh, stabil, lembut, dinamis, gerak, dan masih banyak lagi. Dengan media garis ini dapat dibuat tulisan, gambar, coretan, simbol, dan lain-lain, sehingga garis menjadi unsur utama dalamseni rupa.

Gambar 1.2. Bebagai macam garis

c. Bidang

Bidang merupakan suatu area yang dibuat oleh garis, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas serta mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Bentuk bidang sangat bervariaisi, dapat geometris, organis, bersudut, tak teratur, dan bulat. Bidang-bidang yang datar tersebut apabila disusun seolah-olah membentuk kesan tiga dimensi.

Page 40: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 3

Gambar 1.3. Berbagai macam bidang

d. Bentuk

Titik, garis, atau bidang akan menjadi bentuk apabila terlihat. Sebuah titik betapapun kecilnya pasti mempunyai raut, ukuran, warna, dan tekstur. Bentuk ada dua macam, yaitu:• Bentuk dua dimensi yang memiliki dimensi panjang dan lebar• Bentuk tiga dimensi yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan

tebal/volume.

Gambar 1.4. Berbagai macam bentuk tiga dimensi

e. Warna

Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata, oleh karena itu warna tidak akan terbentuk jika tidak ada cahaya.

Page 41: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

4 Kriya Keramik

Secara umum warna dapat digolongkan menadi tiga kelompok utama, yaitu:1). Warna primer: merah, biru, dan kuning2). Warna sekunder: warna hasil campuran yang seimbang antara warna

primer dengan warna primer.• warna ungu (violet) campuran merah dan biru,• warna orange campuran warna merah dan kuning, dan • warna hijau campuran warna kuning dan biru.

3). Warna tersier: merupakan hasil campuran warna sekunder dengan warna primer. • warna merah ungu campuran warna merah dengan ungu• warna ungu biru campuran warna ungu dengan biru• warna hijau biru campuran warna hijau dengan biru• warna kuning hijau campuran warna kuning dengan hijau• warna orange kuning campuran warna orange dengan kuning• warna merah orange campuran warna merah dengan orange

Disamping itu juga dikenal dengan istilah warna komplementer, yaitu dua warna yang terletak tepat berseberangan atau berhadapan pada garis lurus yang ditarik melalui titik pusat lingkaran warna.

Beberapa warna komplementer:• Warna merah komplemen dengan warna hijau• Warna kuning komplemen dengan warna ungu (violet)• Warna biru komplemen dengan warna orange

Gambar 1.5. Lingkaran warna

Page 42: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 5

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :a. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu

warna, seperti merah, biru, hijau dsb. b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna.

Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam. c. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang

berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.

f. Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan baik nyata maupun semu, bisa halus, kasar, licin, dan sebagainya.Berdasarkan hubungannya dengan indera penglihatan, tekstur dapatdibedakan menjadi dua, yaitu:a. Tekstur nyata, yaitu tekstur yang jika diraba maupun dilihat secara fisik

tersa kasar dan halusnya.b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak memiliki kesan yang sama antara

yang dilihat dan diraba. Tekstur semu terjadi karena kesan perspektif dan gelap terang.

Gambar 1.6. Berbagai macam tekstur

Prinsip penyusunan unsur seni rupa

Beberapa prinsip dalam mengolah seni rupa dasar secara umum adalah sebagai berikut:

Page 43: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

6 Kriya Keramik

• Kesatuan (unity)Merupakan paduan dari berbagai unsur seni rupa yang membentuk suatu konsep sehingga memberikan kesan satu bentuk yang utuh.

• Simetri (symetry)Menggambarkan dua atau lebih unsur yang sama dalam suatu susunan yang diletakkan sejajar atau unsur-unsur di bagian kiri sama denganbagian kanan.

• Irama,(rhythm)Merupakan suatu pengulangan unsur-unsur seni rupa (garis, bentuk, atau warna) secara berulang (terus menerus), teratur, dan dinamis.

• Keseimbangan (balance)Merupakan penempatan unsur-unsur seni rupa ( warna, bidang, bentuk)dalam suatu bidang baik secara teratur maupun acak. Keseimbangan dapat diwujudkan melalaui penyusunan unsur seni rupa yang simetris maupun asimetris. Keseimbangan memberikan tekanan pada stabilitas.

• Harmoni (harmony)Merupakan keselarasan paduan unsur-unsur seni rupa yangberdampingan, sedang hal sebaliknya (bertentangan) disebut kontras.Harmoni terbentuk karena adanya unsure keseimbanganm keteraturan, kesatuan, dan keterpaduan yang masing-masing saling mengisi.

1.1. Mengeksplorasi Garis dan Bidang

1.1.1. Garis

Garis merupakan kumpulan dari sejumlah titik yang memiliki dimensimemanjang dan arah tertentu dengan kedua ujung yang terpisah. Dalamgambar garis merupakan hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. Garis bisa panjang, pendek, tebal, tipis, lurus, melengkung, berombak, vertikal, horizontal, diagonal, dansebagainya.Fungsi garis memberi kesan keselarasan, gerak, irama, sugesti, pesansimbolik, tekstur, kode ilusi, dan bersifat maya.

Menurut wujudnya, garis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:• Garis nyata, yaitu garis yang dihasilkan dari goresan langsung• Garis semu, yaitu garis yang timbul karena adanya kesan bata (kontur)

dari suatu bidang, warna, atau ruang.

Page 44: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 7

Sifat garis

Garis vertikal, menggambarkan sifattegas, mempertinggi obyek, suatu yang tak terbatas

Garis horizontal menggambarkan sifatkeluasan, lapang, lega, memperpendeksuatu obyek, memperluas ruang

Garis diagonal/miring, menggambarkansifat dinamis dan gerak

Garis patah-patah, menggambarkangerakan yang lebih dinamis dan ritmis

Garis lengkung, menggambarkan sifatlemah lembut, gemulai, fleksibel, lentur, dan tidak kaku

Page 45: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

8 Kriya Keramik

1.1.2. Bidang

Bidang terbentuk karena adanya pertemuan garis yang membatasi suatubentuk, dalam hal ini garis sebagai pembatas. Demikian juga beberapa garis yang saling berpotongan satu sama lain akan dapat membentuk beberapa bidang. Bidang mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas serta mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.Seperti halnya garis, bidang juga mempunyai sifat yang ditimbulkannya, misalnya: bidang rata dan lebar akan berkesan luas, bidang horizontalberkesan tenang, bidang vertikal berkesan agung dan stabil, bidangdiagonal berkesan labil, bidand bergelombang berkesan gerak labil.

Beberapa bidang yang umum dikenal

Gambar 1.7. Beberapa bentuk bidang

Membuat komposisi garis dan bidang sesuai dengan karakternya.

Menyusun garis dan bidang harus memperhatikan estetika, susunan ini diharapkan menjadi suatu komposisi yang menarik. Komposisi merupakan susunan atau paduan beberapa unsur seni rupa yang memenuhipersyaratan yang tertuju pada penciptaan nilai-nilai artistik berupa kesan kesatuan, simetri, irama, keseimbangan, dan harmoni sehingga karyamenjadi terasa utuh, jelas, dan memikat. Dalam membuat komposisi garis maupun bidang perlu mempertimbangkan komposisi. Komposisi garis atau bidang dapat dilakukan dengan menempatkan gambar secara simetris,asimetri, kontras, memusat, diagonal, acak, terpotong, berirama, bebas,ataupun memperbesar obyek gambar.

Apabila diperhatikan paduan unsur-unsur garis atau bidang yangberdampingan satu dengan yang lainnya akan menimbulkan kesan selaras

Page 46: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 9

(harmoni) atau kesan yang bertentangan (kontras), rangkaian kesan selaras dan kontras menimbulkan irama, komposisi akan teras bagus kalaumempunyai fokus (pusat perhatian). Disamping itu dalam komposisi kadang juga ditambahkan aksen yang akan dapat memberikan daya tarik yang lebih pada komposisi tersebut. Unsur-unsur yang disusun menjadi suatukomposisi harus bersatupadu sehingga perbandingan bagian-bagian unsur tersebut harus sesuai proporsi masing-masing secara tepat.

Beberapa contoh kompisisi garis:

Gambar 1.8. Komposisi garis horizontal dan vertikal

Gambar 1.9. Komposisi garis dinamis

Gambar 1.10. Komposisi garis repetisi

Page 47: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

10 Kriya Keramik

Beberapa contoh komposisi bidang:

Gambar 1.11. Komposisi bidang yang berirama

Gambar 1.12. Komposisi bidang yang kontras

Gambar 1.13. Komposisi bidang yang acak

Gambar 1.14. Komposisi bidang yang simetris

Tugas:1. Mengeksplorasi garis.

• Perhatikanlah sekali lagi macam-macam garis dan komposisi garis tersebut diatas, gunakan sebagai acuan, kemudian anda berlatih membuat berbagai jenis garis dengan berbagai komposisinya,menggunakan jenis alat dan bahan seperti pensil, pastel, tinta, dan arang.

2. Mengeksplorasi bidang• Buatlah beberapa komposisi bidang berirama, kontras, acak dan

simetri seperti yang telah anda pelajari pada materi tersebut diatas.• Gunakan kertas A4 dan pensil B, gambarlah beberapa alternative

dari semua komposisi bidang tersebut.• Kemudian pilihlah salah satu yang paling baik. Kemudian selesaikan

dengan pewarna.

Page 48: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 11

1.2. Menggambar Huruf

1.2.1. Pemahaman terhadap jenis, karakter dan anatomi masing-masing huruf

Telah diketahui bahwa huruf memegang peranan penting dalammenyampaikan pesan secara tertulis. Menggambar huruf (abjad),merupakan merupakan keterampilan dasar untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui media tulisan yang menarik dan informatif.Menggambar huruf dan angka sangat bermanfaat dalam pembuatangambar teknik, dalam hal ini huruf yang digunakan adalah bentuk huruf yang sederhana.

1.2.1.1. Jenis Huruf

Huruf-huruf yang digunakan dalam dunia grafika (cetak mencetak) sangat banyak, huruf-huruf ini berlaku secara internasional. Dari beberapa jenis huruf yang ada, dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis kelompokhuruf, yaitu:

• Huruf SerifHuruf serif adalah kelompok jenis huruf yang memiliki “tangkai” (stem).Persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di bagian atas maupun bawah, terdapat pelebaran yang menyerupai penopang atau tangkai.

Contohnya:

• Huruf Sans SerifHuruf sans serif adalah kelompok huruf tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan hurufyang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. Contohnya:

Page 49: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

12 Kriya Keramik

• Huruf Skrip dan DekoratifHuruf Skrip dan Dekoratif merupakan jenis huruf “sambung” dan huruf “gaya bebas.” Huruf sambung atau script bisa juga biasa disebut “huruf tulis tangan” (handwriting) karena menyerupai tulisan tangan orang.Contohnya:

Beberapa jenis huruf yang populer dan sering digunakan dalam pembuatan media publikasi, buku, majalah, surat kabar, dan produk-produk lain.

Contoh jenis huruf yang sering digunakan, diantaranya adalah:

Arial Garamond

Arial Black Gill Sans MT

Bodoni MT HaettenschweilerBaskerville Old Face MS GothicCentury Palatino LinotypeCooper Black Times New Roman

1.2.1.2. Karakter huruf

Karakter huruf merupakan watak atau ciri khas suatu keluarga huruf dari A sampai Z.

Contoh karakter huruf sebagai berikut:• Huruf berat (bold) • Huruf ringan (light)

Page 50: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 13

Gambar 1.15. Contoh huruf berat dan ringan

Karakter huruf berhubungan dengan tebal tipisnya, besar kecilnya, keras lembutnya, tegakdan miringnya, lebar sempitnya, padat dan kontur,Kekontrasan ini merupakan sifat berlawanan yang dinamis.

• Tebal tipisnya huruf, kekontrasan ini merupakan ukuran berat danringannya huruf, dan kuat lemahnya huruf.

• Besar kecilnya huruf, merupkan kekontrasan pada ukuran besar kecilnya skal perbandingan ukuran dengan satu tipe keluarga huruf.

BK BESAR KECIL

• Keras lembutnya huruf, terjadi karena perbedaan bentuk tipe huruf

KL KERAS LEMBUT

• Tegak dan miringnya huruf, kekontrasan terjadi pada penyusunan tegak miringnya huruf.

TM TEGAK MIRING

TT TEBAL TIPIS

A . B . Churuf besar

a . b. churuf kecil

Page 51: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

14 Kriya Keramik

• Lebar sempitnya huruf, kekontrasan terjadi pada ukuran horizontal, dekat ke jauh, sempit ke lebar, dan tinggi ke luas.

LS LEBAR SEMPIT• Padat dan kontur huruf, kekontrasan terjadi pada padat tidaknya huruf

tersebut, pada kontur menunjukkan garis tepi huruf.

P PADAT

1.2.1.3. Anatomi huruf

Anatomi huruf mempunyai antomi yang berbeda-beda, baik tinggi, lebar, maupun tebal-tipisnya. Pada umumnya setiap huruf mulai dari A – Z terdiri dari huruf besar dan kecil.

Gambar 1.16. Bagian-bagian huruf

A B C D E FG H I J K LM N O P Q RS T U V W XY Z

Page 52: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 15

Gambar 1.17. Huruf besar

a b c d e fg h i j k lm n o p q rs t u v w xy z

Gambar 1.18. Huruf kecil

1.2.2. Menggambar Huruf, Logo, Inisial, dan Slogan

1.2.2.1. Menggambar huruf

Menggambar huruf (abjad), merupakan usaha untuk menyampaikaninformasi kepada masyarakat melalui media tulisan yang menarik daninformatif.Sebelum melaksanakan pembuatan huruf, yang perlu untuk diketahuiadalah bahwa ukuran huruf sangat bervariasi, ada huruf normal(perbandingan 3:5), huruf meninggi, huruf melebar. dan sebagainya.

Gambar 1.19. Huruf normal (perbandingan 3:5)

Gambar 1.20. Huruf meninggi (perbandingan 1:3)

Page 53: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

16 Kriya Keramik

Gambar 1.21. Huruf melebar (perbandingan 1:1)

Proses menggambar huruf

Sebelum melaksanakan pembuatan gambar huruf, sebaiknya tentukanterlebih dahulu jenis huruf yang akan dibuat, untuk latihan ini membuat hurufdengan perbandingan 1 : 1.

a. Siapkan alat dan bahan• Penggaris• Jangka• Penghapus• Pensil• Cat air/poster• Kertas gambar

b. Langkah kerja

1. Menyiapkan kertas dan peralatan untuk menggambar huruf

2. Membuat garis-garis pertolonganyang berupa kotak bujur sangkar,kemudian membuat garis-garishuruf dengan garis tipis padakertas gambar menggunakanpensil

Page 54: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 17

3. Membuat garis huruf dengan cara menebalkan bagian-bagian garispertolongan sehingga membentuk gambar huruf

4. Menghapus garis pertolongansehingga membentuk gambarhuruf,

5. Mewarnai gambar huruf dengancat air atau cat poster

1.2.1.2. Menggambar logo

Masyarakat awam menganggap logo tak jauh beda dengan bentuk atau gambar yang berwarna-warni yang menjadi icon sebuah corporate, bentuk usaha, ataupun sebuah produk. Logo merupakan icon yang mewakilisesuatu, yang mampu menjelaskan secara singkat kepada masyarakat serta mampu dengan mudah dipahami.Logo dapat berupa huruf, gambar, atau lambang yang mengandung suatu makna atau maksud. Logo dibuat dengan tujuan menarik minat seseorang atau masyarakat, kebanyakan bentuk logo adalah kependekan atausingkatan dari suatu nama sehingga mudah untuk diingat.

Page 55: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

18 Kriya Keramik

Contoh:

Logo Depdiknas Logo PPPPTK Seni dan Budaya

Logo BNI Logo BRI

Gambar 1.22. Contoh beberapa gambar logo

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat logo, yaitu:• Logo harus memiliki makna, ini memberikan nilai tambah pada

rancangan logo tersebut• Logo harus unik dan menarik perhatian orang dan mudah diingat• Logo harus mewakili sesuatu yang seharusnya diinginkan, jangan

menimbulkan salah pengertian• Logo harus dibuat dengan memperhatikan perpaduan unsur-unsur seni

rupa yang ada, misal garis, bentuk, warna, huruf, dan lain-lain.

Proses membuat gambar logo

Sebelum melaksanakan pembuatan gambar logo, sebaiknya tentukanterlebih dahulu membuat berbagai sketsa bentuk logo tersebut, setelah itu tentukan gambar sketsa terpilih. Untuk latihan, membuat gambar logostudio keramik.

a. Siapkan alat dan bahan• Penggaris• Jangka• Penghapus• Pensil• Cat air/poster• Kertas gambar

Page 56: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 19

b. Langkah kerja

1. Menyiapkan kertas dan peralatan untuk menggambar logo

2. Membuat garis-garis pertolonganyang berupa kotak bujur sangkar,kemudian buat dua elips dengan sumbu simetri garis diagonalmenggunakan pensil

3. Membuat elips pada pada bagian atas kanan, sehingga membentuk semacam guci yang miring kekanan.

4. Menghapus garis pertolongansehingga membentuk gambarlogo, kemudian mewarnai bagiangambar logo menggunakan catposter coklat, sehinggamembentuk huruf C (Ceramic).

Page 57: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

20 Kriya Keramik

5. Mewarnai bidang yang membentuk huruf C dengan warna oranye,kemudian buatlah tulisan studikeramik.

1.2.2.3. Menggambar inisial

Gambar inisial merupakan gambar huruf awal (singkatan) dari namaseseorang, huruf inisial dapat berupa satu huruf atau lebih. Gambar inisial dapat juga huruf awal dari suatu paragraf.

Inisial GB Inisial EA

Inisial P pada awal paragraf Inisial P pada awal paragraph

Gambar 1.23. Contoh Inisial

Gambar inisial berupa huruf, saat ini banyak digunakan pada berbagaimedia cetak seperti majalah, koran, tabloid, dapat juga ditemukan undangan pernikahan yang merupakan singkatan calaon mempelai atau seseoarng yang menggunakan inisial sebagai nama samaran.

Proses membuat gambar inisial

Sebelum melaksanakan pembuatan gambar logo, sebaiknya tentukanterlebih dahulu membuat berbagai sketsa bentuk logo tersebut, setelah itu

Page 58: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 21

tentukan gambar sketsa terpilih. Untuk latihan, membuat gambar logostudio keramik.

a. Siapkan alat dan bahan• Penggaris• Jangka• Penghapus• Pensil• Cat air/poster• Kertas gambar

b. Langkah kerja

1. Menyiapkan kertas dan peralatan untuk menggambar inisial

2. Membuat garis-garis pertolongan, kemudian buat dua huruf, misalhuruf G dan B menggunakanpensil

3. Mengembangkan gabungan kedua huruf G dan B, sehinggamembentuk satu rangkaian huruf.

Page 59: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

22 Kriya Keramik

4. Menghapus garis pertolongansehingga membentuk gambarinisial GB

5. Mewarnai bagian gambar/hurufinisial GB menggunakan catposter.

1.2.2.4. Menggambar slogan

Slogan merupakan semboyan, biasanya berupa kalimat pendek yangmenarik dan mudah diingat dan dipahami sesuai pesan yang akandisampaikan dengan tujuan menciptakan citra tertentu kepada masyarakat.

Menurut sifatnya slogan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:1. Slogan yang bersifat sosial, berupa ajakan, semboyan, atau himbauan

untuk melakukan sesuatu2. Slogan yang bersifat komersial, biasanya penawaran berupa produk

atau jasa.

Gambar 1.24. Contoh slogan komersial

Page 60: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 23

Proses membuat gambar inisial

Sebelum melaksanakan pembuatan gambar logo, sebaiknya tentukanterlebih dahulu membuat berbagai sketsa bentuk logo tersebut, setelah itu tentukan gambar sketsa terpilih. Untuk latihan, membuat gambar logostudio keramik.

a. Siapkan alat dan bahan• Penggaris• Jangka• Penghapus• Pensil• Cat air/poster• Kertas gambar

b. Langkah kerja

1. Menyiapkan kertas, peralatanuntuk menggambar slogan, danrencana slogan yang mau dibuat

2. Membuat garis-garis pertolongan, kemudian membuat slogan“Belajar untuk masa depan”.

3. Menghapus garis pertolongansehingga membentuk gambarslogan

Page 61: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

24 Kriya Keramik

4. Mewarnai bagian gambar sloganl menggunakan cat poster.

Tugas:1. Menggambar berbagai jenis huruf

• Menggambar berbagai jenis huruf, seperti pada materi yang telah anda baca diatas.

• Gunakan kertas dan pensil 2B, kemudian berilah tinta hitam pada huruf yang telah anda buat.

• Selanjutnya dengan kertas yan lain gambarlah huruf-huruf itu dalam variasi ukurannya (besar dan kecil)

2. Menggambar logo• Apakah anda telah memahami tentang logo? Cobalah baca sekali

lagi!. Jika belum jelas tanyakan kepada guru. • Buatlah beberapa alternative tentang logo dari nama anda.• Gunakan keras gambar dan pensil 2B. Pilihlan salah satu dari

alternative itu dan selesaikan dengan tinta.

3. Menggambar inisial • Pahami materi tentang inisial, dan perhatikan pula beberapa gambar

inisial.• Gunakan gambar tersebut sebagai acuan. Kemudian latihan

membuat beberapa inisial dari huruf depan nama anda . • Pilihalah salah satu kemudian warnailah!

4. Menggamabar slogan• Pilihlah sebuah slogan yang anda senangi• Gambarlah slogan itu pada kertas A4 dengan salah satu jenis huruf,

gunakan pensil B, • Perhatikan jarak dan spasinya. Selesaikan dengan tinta

menggunakan pena dan kuas.

Page 62: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 25

1.3. Menggambar Alam Benda

Menggambar adalah membuat goresan sebagai usaha menyajikan persepsi visual (gambar) yang secara grafis memiliki kemiripan dengan suatu bentuk. Sedang yang dimaksud dengan menggambar alam benda adalahmenggambar dengan cara melihat secara langsung bentuk-bentuk benda yang dijadikan obyek gambar.

Dalam menggambar juga tidak lepas dari penggunaan unsur-unsur seni rupa, yaitu: garis, bidang, bentuk, komposisi, dan arsir. Berbagai macam obyek dapat digunakan sebagai bahan atau materi menggambar bentuk, diantaranya adalah: alam benda, flora fauna, dan dan manusia. Obyekdalam menggambar bentuk umumnya dapat dilihat oleh indera mata dan sebagian besar dapat diraba. Obyek dalam menggambar alam bendasangat luas, secara sederhana obyek tersebut dapat dikelompokkanmenjadi dua kelompok besar yaitu: benda dalam rumah dan luar rumah.

1.3.1. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk menggambar alam benda dengan teknik kering dengan media pensil.a. Pensil 2B-6Bb. Karet pengahpusc. Kertas gambar A3d. Model benda

1.3.2. Menggambar dengan memperhatikan arah cahaya

Cahaya sangat sangat berperan dalam aktivitas menggambar alam benda, karena cahaya obyek tersebut dapat dilihat warnanya, bentuknya, dansuasana yang ditimbulkannya. Jika diamati dengan teliti, tidak semuapermukaan benda terkena cahaya secara merata, ada bagian yang paling terang, paling gelap, dan bagian antara terang dan gelap, hal inimenimbulkan nada gelap-terang pada benda tersebut, disamping itu juga terbentuk bayangan di belakang benda yang tidak terkena cahaya.Berkaitan dengan hal tersebut. maka yang perlu diperhatikan adalah bagian permukaan benda yang terkena cahaya, arah sumber cahaya, danbayangan benda.

Page 63: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

26 Kriya Keramik

Gambar 1.25. Bola yang diterpa cahaya (Sumber: Atisah S.)

1.3.3. Menggambar dengan arsir/gelap terang

Arsir merupakan pengulangan garis yang bertujuan untuk mengisi bidang atau bentuk dan ruang gambar yang kosong. Bentuk arsir dapat berupa arsir serah, arsir silang, dan arsir acak, dismping itu juga ada arsir gradasi.

Dalam menggambar arsir berfungsi untuk:1. Memberikan karakter dan tekstur benda2. Memberikan kesan bentuk atau voleme benda.3. Memberikan kesan jarak dan kedalaman (perspektif) pada gambar4. Mengisi bidang kosong5. Sentuhan akhir suatu gambar

Beberapa contoh arsir:

Gambar 1.26. Arsir searah (Sumber: Taufiq)

Gambar 1.27. Arsir searah (Sumber: Taufiq)

Page 64: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 27

Gambar 1.28. Arsir searah (Sumber: Taufiq)

Gambar 1.29. Arsir searah (Sumber: Taufiq)

1.3.4. Menggambar dengan memperhatikan proporsi dankomposisi dengan tepat.

Dalam menggambar alam benda, berbagai macam benda benda dapatdigunakan sebagai obyek menggambar. Obyek gambar dapat satu benda, dua benda, atau lebih dengan berbagai macam bentuk benda. Sebelummenggambar, beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalahmelakukan pengamatan terlebih dahulu struktur benda tersebut, jika benda tersebut memiliki struktur geometris yang jelas, maka buatlah sketsageometrisnya terlebih dahulu, namun jika benda tersebut memiliki struktur organis, buatlah konturnya lebih dahulu. Ini dilakukan untuk mempermudah langkah-langkah dalam menggambar .

Untuk itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam praktek menggambar alam benda adalah:1. Proporsi, yaitu ukuran perbandingan antara bagian-bagian benda yang

digambar2. Komposisi, yaitu susunan keseluruhan dari obyek atau benda yang

digambar dengan bidang gambar3. Perspektif, yaitu pandangan kedalaman yang serasi dari obyek atau

benda yang digambar

Page 65: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

28 Kriya Keramik

4. Terjemahan bahan atau tekstur, yaitu wujud permukaan dari obyek atau benda yang digambar sesuai sifat bahannya.

Gambar 1.30. Contoh gambar alam benda (Sumber: Taufiq)

Gambar 1.31. Contoh gambar alam benda (Sumber: Taufiq)

Tugas:

Tugas Ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam memberikemantapan dalam membuat ilusi tiga dimensi dengan gelap terang dan pewarnaan serta mengasah kepekaan rasa.• Ambilah dua buah benda susunlah benda tersebut dalam komposisi yang

paling enak dipandang. Bualah sketsa kedua benda tersebut diatas kertas gambar.

• Berilah arsiran tipis pada bagian-bagian benda yang gelap, kemudian secara perlahan tebalkan bagian yang gelap tersebut.

• Gunakan bagian yang paling gelap untuk membandingkan tonasi gelap terang pada bagian yang lain.

1.4. Menggambar Flora Fauna

1.4.1. Pemahaman obyek-obyek sesuai bentuk dan karakternya

Menggambar flora (tumbuhan) dan fauna (binatang) merupakan obyekgambar yang menarik selain alam benda dan manusia. Jenis tumbuhan dan binatang sangat beragam, hal akan memperkaya obyek gambar yang akan dibuat. Obyek tumbuhan dapat berupa pohon, bunga, daun, buah, dan

Page 66: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 29

sebagainya, sedangkan obyek binatang dapat berupa binatang darat, air, atau binatang terbang. Hampir sama dengan menggambar alam benda, sebelum menggambar flora dan fauna, juga harus melakukan pengamatan atu melihat obyek secar langsung, karena hal ini sangat efektif dibandingkan dengan mengandalakn ingatan saja. Dengan melihat secara langsungobyek maka akan dapat menggambarkan karakter dan proporsi secarabenar. Memang menggmabr fauna (binatang) lebih sulit karena binatang cenderung untuk bergerak.

1.4.2. Menggambar flora dan fauna sesuai bentuk, proporsi,anatomi, dan karakternya.

Sama halnya dengan menggambar alam benda, mulailah menggambartumbuhan atau binatang berupa sketsa dan garis bantu, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menangkap proporsi, bentuk, dan karakater obyek gambar, selanjutnya dibuat kontur (garis luar) dari obyek tersebut.

Gambar 1.32. Daun (Sumber: Taufiq)

Page 67: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

30 Kriya Keramik

Gambar 1.33. Buah-buahan (Sumber: Taufiq)

Gambar 1.34. Kuda (Sumber: Saraswati)

Gambar 1.35. Singa (Sumbrer: Agus Sachari)

Tugas:

Anda telah mengamati bentuk binatang dan cara menggambarnya,sekarang lakukanlah latihan dibawah ini.• Siapkan bahan dan alat gambar• Tentukan jenis binatang yang akan digambar, seperti kucing, ayam,

marmot dan lainnya. .• Mulailah menggambar binatang tersebut secara global, kemudian

bentuklah bagian-bagian dari badan binatang mulai dari kepala hingga kaki secara global pula.

• Selanjutnya mulailah secara bertahap memberikan detail pada setiap bagiannya.

• Lengkapilah suasana sekelilingnya dengan bentuk pepohonan atau yang

Page 68: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 31

lainnya.

1.5. Menggambar Manusia

Manusia merupakan salah satu obyek dalam menggambar bentuk,menggambar manusia sangat menarik karena manusia mahluk hidup yang memiliki usia, ekspresi, karakter, gerak, dan sebagainya. Beberapa hal penting yang harus dipahami dalam menggambar manusia, yaitu: proporsi, otot, jenis kelamin, dan posisi (sudut pandang)

1.5.1. Menggambar manusia dengan proporsi

Sebelum memulai menggambar manusia, harus mengetahui proporsi tubuh manusia terlebih dahulu, yaitu perbandingan, antara kepala, badan, dan anggota badan. Untuk laki-laki, wanita, dan anak-anak memiliki proporsi yang bebeda-beda, proporsi tubuh laki-laki dewasa lebih tinggi dari wanita dewasa. Secara teori ukuran tinggi manusia ditentukan oleh berapa kali ukuram kepala. Pada umumnya ukuran tinggi orang Indonesia dewasatingginya 7 kali tinggi kepala, sedang orang barat (Eropa) 7 ½ - 8 kali tinggi kepala.

Gambar 1.36. Proporsi tubuh manusia (Sumber: Mofit)

1.5.2. Menggambar bagian dari tubuh manusia

Page 69: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

32 Kriya Keramik

Bagian tubuh manusia sangat baik untuk berlatih menggambar manusia, bagian-bagian yang umum yang sering digunkan sebagai obyek gambar adalah torso (badan), kepala, dan anggota badan lainnya (tangan, kaki, dan sebagainya.

Gambar 1.37. Wajah (Sumber: Agus Sachari)

Gambar 1.38. Tangan (Sumber: Agus Sachari)

Tugas:

• Agar lebih mudah memahami bentuk tubuh manusia, perhatikanlah bentuk tubuh anda sendiri dalam cermin.

• Lihatlah tiap-tiap bagiannya, sambil duduk coba menggambar bagian-bagian itu secara terpisah.

• Mulai dari kepala, badan, tangan dan kaki. • Gunakan contoh sebagai acuan.

Page 70: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 33

• Mulailah dari posisi yang paling mudah, misalnya kepala dari depan, badan dari depan,

• Dan teruskan dengan variasi berbagai posisi.

1.6. Membuat Nirmana 3 Dimensi

Mendesain karya nirmana ruang bertujuan mencapai keserasian karya rupa.Mendesain nirmana ruang lebih sulit dari mendesain nirmana datar, karena berbagai sudut pandangan harus dipertimbangkan. Nirmana ruang merupakan satu kesatuan ruang yang sulit dan tidakmudah digambarkan diatas kertas. Dalam mendesain bentuk nirmana ruang harus dapat membayangkan keseluruhan bentuk sebuah benda, kedalaman dan ruang atau rongga, massa dan sifat alami suatu bahan.

Dalam nirmana ruang terdapat tiga unsur:• unsur konsep : titik, garis, bidang dan ruang• unsur rupa: bentuk, ukuran , warna dan tekstur• unsur pertalian : kedudukan, arah, ruang dan gaya berat.

Unsur konsep tidak brewujud tetapi seolah-olah ada. Unsur rupa dapat dilihat dan menentukan penampilan akhir sebuah disain nirmana ruang. Sedangkan unsur pertalian mengendalikan keseluruhan semua unsue rupa.

1.6.1. Ruang lingkup bidang bersaf/berjajar dalam nirmananruang.

Bidang bersaf awalnya terjadi dari sebuah titik, garis, dan bidang. Jika sejumlah titik dijajarkan membenrtuk garis. Contoh:

Gambar 1.39. Garis berawal dari titik

Jika sejumlah garis dijajarkan membentuk bidangContoh:

Page 71: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

34 Kriya Keramik

Gambar 1.40. Bidang berawal dari garis

Jika sejumlah bidang disejajarkan membentuk ruangContoh:

Gambar 1.41. Ruang berawal dari bidang

Dan jika sebuah ruang dinyatakan dengan sederet bidang, setiap bidangmerupakan irisan ruang tersebut.

Gambar 1.42. Ssederatan bidang yang membentuk ruang

1.6.1.1. Bidang berjajar

Bidang sejajar:• Untuk membentuk ruang, kita bayangkan deretan irisan.atau cara bentuk

itu teriris tipis-tipis sehingga diperoleh bidang berjajar.

Page 72: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 35

• Setiap bidang dapat dianggap sebagai bentuk yang dapat dipakai dalam susunan pengulangan .

• Perulangan berhubungan dengan pengulangan bentuk dan ukuran.

Contoh gambar:

Gambar 1.43. Pengulangan bidangGradasi berhubungan dengan bentuk yang beragam dengan berangsur-angsur, dan dapat digunakan dalam 3 cara dan ukuran.

1). Ukuran gradasi, bentuknya berulang.

Gambar 1.44. Ukuran gradasi bentuk berulang

2). Bentuknya gradasi, ukurannya berulang.

Gambar 1.45. Bentuk gradasi ukurannya berulang

3). Bentuk dan ukurannya gradasi

Page 73: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

36 Kriya Keramik

Gambar 1.46. Bentuk ukuran gradasi

1.6.1.2. Ragam kedudukan

Kedudukan bertalian pertama-tama dengan jarak bidang Jika arah tidak beragam, semua bidang akan berderat sejajar sama.Contoh :

1). Semua bidang bujur sangkar dengan ukuran yang sama. Bidang yang bersaf dengan lurus kedua lereng tegaknya akan merunut dua garis lurus sejajar yang jaraknya sama dengan lintang bidang.

Gambar 1.47. Bidang bujur sangkar yang bersaf tegak

2). Jarak antar bidang dapat sempit atau lebar, dengan bentuk yang sama.Jarak yang sempit mengesankan kepadatan, sedangkan jarak yang lebar melemahkan kesan ruang.

Gambar 1.48. Jarak antar bidang ynag sempit

Page 74: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 37

3). Begitu juga tanpa mengubah jarak antar bidang, kedudukan setiapbidang dapat digeser naik turun dengan gradasi. Contoh ini mudah dikerjakan jika bidang digantung di udara atau ditempatkan padasebuah alas sehingga diperoleh kesan membenam dengan gradasi.

Gambar 1.49. Jarak antar bidang naik turun1.6.1.3. Peragaman arah

Arah bidang dapat diubah dengan tiga cara:1). Diputar pada sumbu tegak

Gambar 1.50. Bidang diputar pada sumbu tegak

2). Diputar pada sumbu datar

Gambar 1.51.Bidang diputar pada sumbu datar

3). Diputar pada bidang itu sendiri

Page 75: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

38 Kriya Keramik

Gambar 1.52. Bidang diputar pada bidang sendiri

Perputaran ini pasti berpengaruh pada kedudukan bidang karena setiap perubahan arah dengan sendirinya akan mengubah kedudukan. Padaperubaha ini bidang dapat disusun memancar dan membentuk lingkaran atau dapat pula berkelok-kelok.

Perhatikan gambar

Gambar 1.53. Bidang yang disusun membentuk lingkaran

Gambar 1.54. Bidang yang disusun berkelok-kelok

1.6.2. Konstruksi dan Perakitan

Teknik ini merupakan membangun bentuk dengan cara menggabungkansejumlah bagian sehingga tercipta struktur yang kokoh. Upaya untuk

Page 76: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 39

membangun material itu memiliki struktur konstruksi dirangkaimenggunakan material penunjang seperti lem atau paku.

Berikut contoh beberapa karya nirmana ruang

Gambar 1.55. Contoh karya nirmana ruang(sumber: Agus Sachari)

Gambar 1.56. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus

Sachari)

Gambar 1.57. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus Sachari)

Page 77: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

40 Kriya Keramik

Gambar1.58. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus

Sachari)

Gambar 1.59. Contoh karya nirmana ruang (sumber: Agus Sachari)

Tugas:1. Membuat nirmana ruang bidang berjajar

• Amati gambar nirmana ruang pada bidang berjajar.• Siapkan bahan, alat dan tempat• Buatlah rancangan desain berjajar bidang diatas kertas berserta

bentuk, ukuran dan gradasinya.• Potonglah karton tebal persegi berukuran 12 x 12 cm sebanyak 20

keping. Selanjutnya tentukan gradasinya seperti pada acuan gambar• Susunlan secara berjajar pada papan yang telah disiapkan untuk

menempatkan bidang tersebut.

2. Konsturksi dan perakitanMembuat rongga-rongga segi empat dengan bahan karton dan teknik rakit• Buatlah sketsa wujud kubus dengan pensil• Tentukan ukuran karton, 40 x 5 cm sebanyak 16 lembar• Bagilah setiap lembar karton tsb menjadi 8 bagian (a 5 cm), cukup

ditandai dengan pensil.• Buatlah celah sepanjang setengah dari lebar karton pada bagian

yang ditandai pensil tsb.• Kaitkanlah lembar-lembar karton itu melalaui celah-celah yang telah

dibuat, dengan demikian , anda telah mendapatkan karya rongga-rongga segi empat.

Page 78: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 41

Gambar teknik adalah gambar yang secara umum banyak digunakan denganmengikuti aturan-aturan tertentu. Gambar teknik merupakan gambar kerja yang sifatnya universal yang mempunyai arti sama di manapun, sehingga gambar kerja dapat dibaca dan dipahami oleh oleh orang yang membuatnya.Gambar teknik sering disebut juga sebagai gambar kerja atau gambar produksi yang tujuannya untuk menterjemahkan gambar desain menjadi gambar terukuryang dapat dipahami oleh pelaksana atau bagian produksi atau untuk mewujudkanide atau gagasan dalam pembuatan suatu benda atau produk. Gambar teknik buklanlah gambar yang dibuat menurut selera dan pribadi pembuatnya sepertipada melukis, tetapi gambar teknik merupakan gambar yang harus mengikutiaturan dan metode tertentu.

Gambar kerja akan menjadi pedoman seseorang yang akan membuat benda atau produk tersebut, baik dari sisi ukuran, bahan, warna, tekstur, penyelesaian akhir (finishing), dan lain-lain.Gambar kerja dapat digunakan sebagai alat komunikasi seorang pembuat gambar (drafter) dengan pembuat benda,

Alat dan bahan menggambar teknik

Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam menggambar teknik adalah sebagai berikut:

1. Meja gambarPada umumnya meja gambar dibuat dari bahan kayu yang memiliki daun meja yang rata dan halus, meja ini dapat diatur kemiringannya sesuaipenggunannya

3. MENGGAMBAR TEKNIK2. MENGGAMBAR TEKNIK

Page 79: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

42 Kriya Keramik

2. PotlotPotlot yang digunakan memiliki seri yang berbeda berdasarkankekerasannya yang ditandai dengan huruf H, B, dan F, atau gabungan dari huruf tersebut.• Potlot seri H (hard) yang artinya

keras, semakin besar angkanya akan semakin keras.

• Potlot seri B (black) yang artinya hitam, memiliki sifat lunak,semakin besar angkanya semakin lunak.

• Potlot seri HB dan F (firm), memiliki sifat sedang (tidak keras dan tidak lunak) sedang seri F memiliki sifat hampir sama dengan potlot HB

Dalam menggambar teknik digunakan potlot seri H (H-3H) sedang untuk merancang biasa digunakan seri B (B-2B)

2. Mistar (penggaris)

Ada beberapa jenis mistar yangdigunakan dalam gambar teknik,yaitu sepasang mistar segitiga dan mistar ukur, keduanya memilikiangka ukuran (cm dan inchi). Mistarsegitiga pertama dengan sudut 90, 30, dan 60, sedang segitiga kedua dengan sudut 90, 45, dan 45. Mistar segitiga ini digunakan untuk menarik garis lurus, terutama garis tegak dan membuat susut, sedang mistar ukur digunakan untuk mengukur panjang, bukan untuk menarik garis.

3. JangkaJangka merupakan satu kesatuan.Jangka ini digunakan untukmembuat garis lingkaran,meggambar sudut, mengukurpanjang garis, membagi lingkarandan membagi garis.

Page 80: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 43

4. RapidografAlat sejenis pulpen atau bolpointyang mempunyai pena bulatberbentuk pipa, rapidograf memiliki nomor seri yang berwarna sehingga mudah dikenali, nomor serimenunjukkan besarnya lubang pipa rapido atau tebalnya garis yangdihasilkan. Nomor seri mulai 0.1-0.9, nomor seri 0.1 menghasilkangaris setebal 1 mm, sedang nomor seri 0.5 menghasilkan setebal 0.5 mm. Rapidograf dapat diisi ulangdengan tinta khusus dan tersediadalam berbagai warna.

5. SablonSablon merupakan alat cetak huruf, angka, dan bentuk tertentu (segitiga, segi emapt, lingkaran, elips, dll.)yang digunakan untuk membuathuruf, angka, dan bentuk secarateratur dan rapi. Sablon iniberbentuk lubang-lubang. Memilikiberbagai macam ukuran sesuaipenggunaannya

6. KertasJenis kertas untuk menggambar teknik banyak sekali jenisnya, diantaranya adalah kertas HVS, manila, padalarang, BC, kalkir, dll. Kertas memilikiberbagai ukuran dan ketebalan yang berbeda-beda. Secara umum ukuran kertas dibedakan menjadi 2 dua, yaitu:• Kertas ukuran A (A0-A10) yaitu ukuran kertas jadi yang dipakai sebagai

ukuran dasar• Kertas ukuran B (B0-B10) yaitu ukuran kertas sebelum dipotong.Ukuran kertas dalam mm: A0 (841x1189), A1 (594x841), A2 (420x594), A3 (297x420), A4 (210x297), A5 (148x210), A6 (105x148)

2.1. Menggambar Proyeksi

Gambar proyeksi merupakan dasar menggambar teknik untuk menyatakan bentuk dan ukuran suatu obyek atau benda. Gambar proyeksi yang akan dipelajari ini

Page 81: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

44 Kriya Keramik

merupakan gambar proyeksi orthogonal yang merupakan gambar proyeksi yang sering digunakan dalam pembuatan gambar kerja.Fungsi proyeksi adalah:• Untuk mendapatkan ukuran garis yang sebenarnya• Untuk membuat bentuk yang sebenarnya• Untuk membuat gambar kerja

Secara umum dalam gambar proyeksi diperlukan tiga arah pandangan:• Tampak atas• Tampak depan• Tampak sampinh kanan/kiri

Proyeksi Ortogonal

Metode gambar teknik yang paling mudah dan komunikatif untuk menggambar masing-masing bagian dalam desain suatu produk adalah menggambar berbagai sisi suatu objek dengan menarik garis lurus pada setiap bidang. Prosespenggambaran objek secara dua dimensi disebut proyeksi orthografi/orthogonal. Dalam ilmu geometri, gambar orthogonal menggunakan dua bidang proyeksi, yaitu bidang vertikal dan horisontal. Proyeksi orthogonal sering disebut sebagai gambar proyeksi saja atau gambar tampak. Jika sebuah benda digambarkan dengan cara proyeksi orthogonal akan menghasilkan sebuah bidang saja yang tampak pada bidang. Teori gambar proyeksi secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu:

a. Proyeksi Eropa

Proyeksi cara ini beranggapan bahwa obyek atau benda yang akan digambar atau diproyeksikan seolah-olah berada dalam suatu kubus. Setiap pandangan menunjukkan benda yang terlihat pada bidang proyeksi dengan melihat sisi benda yang terdekat dengan pengamat.Urutan proyeksi Eropa: pengamat, obyek, dan bidang proyeksi (garis proyeksiditarik menjauhi pengamat)

MataAA1V

: pengamat: obyek: proyeksi obyek A: bidang proyeksi

Gambar 2.1. Urutan proyeksi Eropa

Page 82: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 45

Gambar 2.2. Proyeksi Eropa

b. Proyeksi Amerika

Proyeksi cara ini beranggapan sebaliknya, yaitu seolah-olah obyek atau benda berada di luar kubus. Asas proyeksi Amerika: bidang gambar (bidang proyeksi) diletakkan di antara mata dan benda yang digambar, sedang bidang gambartersebut adalah bidang gambar yang bening, seperti kaca. Setiap pandanganmenunjukkan benda yang terlihat pada bidang proyeksi dengan melihat sisi benda yang terjauh dengan pengamat.Urutan proyeksi Amerika: pengamat, bidang proyeksi, dan obyek (garis proyeksiditarik menuju pengamat)

Gambar 2.3. Asas proyeksi Amerika

Page 83: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

46 Kriya Keramik

MataAA1V

: pengamat: obyek: proyeksi obyek A: bidang proyeksi

Gambar 2.4. Urutan proyeksi Eropa

Gambar 2.5. Proyeksi Amerika

Dalam proyeksi Amerika:• bidang proyeksi tampak atas berada di atas,• bidang proyeksi tampak muka berada di tengah, • bidang proyeksi tampak kanan berada di sebelah kanan,dan • bidang proyeksi tampak kiri berada di sebelah kiri

Page 84: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 47

Tugas:Menggambar proyeksi• Pilihlah gambar benda yang anda senangi• Gambarlah benda itu pada kertas A4 dengan menggunakan metode

proyeksi Eropa• Perhatikan gambar tampak depan, atas, samping, potongan dan

perspektifnya• Perhatikan juga ukuran dan skala yang digunakan• Selesaikan tugas tersebut dengan benar!

2.1. Menggambar Perspektif

Gambar perspektif adalah gambar teknik yang digunakan untuk menggambarkan obyek berupa benda, ruang (interior), dan lingkungan (eksterior) yang terlihat oleh mata manusia ke dalam bidang datar. Kesan yang timbul dari perspektif (tiga dimensi) adalah keterbatasan persepsimata manusia menangkap obyek (benda) yang dilihat dan digambar dalam bidang datar, semakin jauh obyek kelihatan semakin kecil dan terlihat seperti titik. Titik ini dalam ilmu perspektif disebut titik hilang. Titik hilang ini terletak pada garis mata yang sejajar dengan garis permukaan bumi dan kaki langit.

Gambar perspektif dibangun oleh tiga unsure utama, yaitu: panjang, lebar, dan kedalaman (volume), agar gambar lebih hidup dapat dilengkapi dengan bayangan, warna, atau tekstur. Gambar perspektif dibuat agar obyek (benda) yang digambar mudah dipahami dan dapat menciptakan kesan yang mendalam terhadap gambar tersebut.

Kedua mata manusia memiliki sudut pandang pada bidang datar sehinggamembentuk garis khayal yang disebut garis horizon, karena keterbatasanpenglihatan manusia maka obyek yang jauh yang tidak dapat dilihat lagimembentuk titik yang disebut titik hilang.

Posisi sudut pandang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:• Sudut pandang normal yaitu posisi melihat obyek secara umum manusia berdiri.• Sudut pandang tinggi (mata burung) yaitu posisi melihat dari tempat yang lebih

tinggi dari obyek.• Susut pandang rendah (mata kucing) yaitu posisi melihat dari tempat yang lebih

rendah.dari obyek

Page 85: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

48 Kriya Keramik

Gambar perspektif dibuat berdasarkan kaidah-kaidah obyektif suatu gambar,dengan satu titik hilang, dua titik hilang, tiga titik hilang, atau titik hilang di luar bidang gambar.

2.2.1. Gambar perspektif satu titik hilang

Gambar perspektif dengan satu titik hilang terjadi apabila sebuah obyek ataubenda dilihat dengan garis pusat pandangan tegak lurus terhadap salah satupermukaannya dan garis-garis vertikal dan horizontal sejajar dengan bidanggambar tetap vertikal dan horizontal.

Garis-garis horizontal yang semakin menjauh apabila diperpanjang akan tampak bertemu di satu titik pusat pandangan. Sebagai contoh rel kereta api yangsebenarnya sejajar, akan tampak seperti bertemu di satu titik.

Contoh gambar perspektif dengan satu titik hilang:

Gambar 2.6. Perspektif satu titik hilang

2.2.2. Gambar perspektif dua titik hilang

Gambar perspektif dengan dua titik hilang menggunakan dua titik hilang pada garis horizontal. Secara teknis hampir sama dengan perspektif satu tititk hilang.

Gambar perspektif dua titik hilang dapat ditunjukkan apabila obyek atau benda dilihat pada salah satu sudutnya, maka seolah-olah semua obyek gambar tersebut terfokus pada dua titik disebelah kiri dan kanan.

Contoh gambar perspektif dengan dua titik hilang:

Page 86: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 49

Gambar 2.7. Perspektif dua titik hilang

2.2.3. Gambar perspektif tiga titik hilang

Gambar perspektif tiga titik hilang aka terjadi apabila obyek atau benda dilihat dari tempat yang lebih tinggi atau lebih rendah, maka seolah-olah obyek gambartersebut terfokus pada tiga titik di sebelah kirim kanan, bawah atau atas.Contoh gambar perspektif dengan tiga titik hilang:

Gambar 2.8. Perspektif tiga titik hilang

Tugas:

Page 87: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

50 Kriya Keramik

Menggambar perspektif • Buatlah gambar perspektif satu titik hilang, dua titik hilang, dan tiga hilang• Gambarlah benda itu pada kertas A4• Perhatikan gambar tampak perspektifnya• Selesaikan tugas tersebut dengan benar!

2.3. Menggambar Gambar Kerja

Gambar kerja pada umumnya merupakan gambar rencana sebuah produk (benda) yang digunakan di studio/bengkel yang digunakan sebagai pedomanpembuatannya. Untuk itu suatu gambar kerja harus dibuat dengaan jelas dengan mencantumkan data-data yang memberi keterangan lengkap dan tepat. Dalam gambar kerja memberi keterangan tentang ukuran sangat penting, semuaketerangan ukuran harus ada dengan lengkap, tepat penempatannya dan jelas terbaca.

Misalnya:• Bentuk• Ukuran dan skala• Konstruksi• Bahan

Gambar kerja biasanya diwujudkan dalam bentuk gambar tampak, yaitu: tampak depan, tampak samping, tampak atas, dan tampak perspektif. Agar benda yang dibuat mudah diwujudkan maka gambar kerja sering dilengkapi penjelasan lain seperti: gambar tampak penampang, gambar detail dari benda, bahan yangdigunakan, dan dilengkapi dengan ukuran dan skala.

2.3.1. Gambar Proyeksi

Seperti telah diterangkan di depan, dalam gambar kerja selalu ada gambarproyeksi berupa proyeksi tegak, yang meliputi gambar tampak depan, tampaksamping, dan tampak atas.

2.3.2. Gambar perspektif

Gambar perspektif dalam gambar kerja dimaksudkan untuk menunjukkan bentuk benda yang dibuat sehingga menimbulkan kesan kedalaman atau kesan bentuk tiga dimensi.

2.3.3. Menentukan garis, ukuran dan skala

Page 88: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 51

2.3.3.1. Ketepatan garis

Dalam gambar teknik, digunakan beberapa jenis garis yang masing-masingmempunyai arti dan kegunaan yang berbeda-beda. Agar dapat dibaca ataudipahami dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda maka ditentukan suatu aturan cara penggunaan garis dalam gambar teknik.

Jenis dan fungsi garis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1. Jenis dan fungsi garis

No Jenis garis Keterangan Fungsi

1 Garis lurus tebalTebal garis: 0.2 - 0.8 mm

• Garis nyata

• Garis benda

2 Garis lurus tipisTebal garis: 1/4 garis bendal

• Garis bantu

• Garis arsir

• Garis ukuran

3 Garis putus-putusTebal garis: 1/2 garis benda

• Garis bentuk nyataTerhalang/garis tak tampak

4 Garis strip titik stripTebal garis: 1/3 garis benda

• Garis sumbu/as

• Garis simetri • Garis batas potongan

5 Garis titik-titik • Garis batas benda yang dihilangkan

Penggunaan beberapa jenis garis tersebut dapat ditunjukkan pada gambar dibawah:

Gambar 2.9. Penggunaan garis tebal

Page 89: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

52 Kriya Keramik

Gambar 2.10. Penggunaan garis tipis sbagai arsir

Gambar 2.11. Penggunaan garis putus-putus

Gambar 2.12. Penggunaan garis strip titik strip

Gambar 2.13.Penggunaan garis titik-titik

Page 90: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 53

2.3.3.2. Ketepatan ukuran

Dalam mempelajari gambar teknik, selain mempelajari cara menggambar suatu bentuk atu obyek juga mempelajari cara mencantumkan ukuran-ukuran dalam gambar teknik tersebut. Ketepatan ukuran benda dan cara mencantumkanukuran-ukuran benda sangat penting dan harus sesuai dengan aturan-aturangambar kerja. Yang dimaksud dengan ukuran disini adalah ukuran untukmenyatakan ukuran panjang garis yang nyata atau sebenarnya bukan ukurandalam skala.

Ukuran dan garis ukuran mutlak dicantumkan dalam gambar kerja sebagaipedoman untuk mewujudkan benda, maka penempatan dan ketepatan ukuran dan garis ukuran harus jelas agar mudah dibaca dan diterjemahkan dalam pembuatan benda. Penulisan angka untuk menyatakan ukuran panjang, tinggi, atau lebar juga harus memenuhi aturan-aturan yang dtelah disepakati dalam gambar kerja.

Contoh penulisan angka, garis ukuran, dan garis pemisah ditunjukkan dalamgambar berikut:

Gambar 2.14. Penulisan angka ukuran, garis ukuran, dan garis pemisah yang benar

Garis ukuran pada kedua ujungnya dinyatakan dengan anak panah yang sesuai yang menunjukkan tepat pada garis pemisah. Cara membuat garis ukuran dan anak panah tersebut adalah sebagai berikut:

Page 91: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

54 Kriya Keramik

Gambar 2.15. Garis ukuran dengan anak panah

Panjang garis yang menyatakan panjang ukuran, ditentukan oleh angka ukuran pada garis ukuran. Untuk garis-garis mendatar angka-angka ukuran dituliskan di atas garis ukuran, sedang untuk garis-garis vertikal (tegak) angka-angka ukuran harus dituliskan di sebelah kiri garis ukuran dan angka tersebut ditulis tegak pula. Untuk memisahkan garis-garis ukuran yang mendatar dari garis gambar, maka dapat diletakkan di atas atau di bawah garis gambar, sedang untuk garis-garisukuran yang vertikal (tegak), garis tersebut diletakkan di sebelah kiri atau kanan garis gambar.

Gambar 2.16. Penulisan angka ukuran yang salah

Gambar 2.17. Penulisan angka ukuran yang benar

Dalam gambar, kadang-kadang ada garis gambar yang pendek, maka arah anak panah garis ukuran sebaiknya ke arah dalam, dan apabila garis ukuran pendek sehingga angka ukuran tidak dapat dituliskan, maka angka tersebut dituliskan di luar dengan ditunjukkan oleh anak panah.

Page 92: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 55

Gambar 2.18. Penulisan garis dan angka ukuran untuk ukuran yang pendek

Untuk benda yang memiliki bentuk lingkaran, maka ukurannya dapat dinyatakan dengan jari-jarinya atau garis tengahnya.

Gambar 2.19. Penulisan garis ukuran jari-jari lingkaran

Gambar 2.20. Penulisan garis ukuran garis tengah lingkaran

Page 93: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

56 Kriya Keramik

2.3.3.3. Menentukan ukuran skala pada gambar

Skala adalah perbandingan ukuran antara ukuran gambar dengan ukuran benda sebenarnya. Sebuah obyek atau benda mempunyai ukuran yang berbeda-beda,ada yang kecil dan ada yang besar. Oleh karena itu sering kali tidakmemungkinkan menggambar sebuah benda dalam kertas gambar dari ukuran tertentu, dalam ukuran sebenarnya.

• Jika benda yang digambar terlalu besar maka ukuran gambar harus diperkecil,• jika bendanya yang digambar terlalu kecil maka ukuran gambar harus

diperbesar, dan • jika benda yang digambar memungkinkan untuk digambar sama besarnya maka

tidak diperlukan skala (digambar dengan skala 1 : 1).

Pengecilan atau pembesaran gambar dilakukan dengan skala tertentu. Skalaadalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari unsur yang sama dari benda.

Ada tiga macam skala gambar dan penunjukan skala, yaitu:

Tabel 2.2. Macam skala

Skala gambar Penunjukan skala1. skala penuh 1 : 1 skala penuh (full-size)

2. skala pembesaran x : 1 skala pembesaran3. skala pengecilan. 1 : x skala pengecilan

Skala-skala yang dianjurkan untuk gambar teknik diuraikan pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 2.3. Skala gambar yang dianjurkan

Golongan Skala yang dianjurkan

Skala pembesaran 50 : 15 : 1

20 : 12 : 1 10 : 1

Skala penuh 1 : 1

Skala pengecilan

1 : 21 : 201 : 200

1 : 2000

1 : 51 : 50

1 : 5001 : 5000

1 : 101 : 100

1 : 10001 : 10000

Page 94: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 57

Contoh penggunaan skala sebuah garis

Ukuran panjang garis sebenarnya

Skala 2 : 1

Skala 1 : 2

Skala 1 : 1

Skala 3 : 2

Gambar 2.21. Panjang garis sebenarnya dan panjang garis dalam berbagai skala

Skala 1 : 1 Skala 1 : 2

Gambar 2.22. Bentuk persegi panjang sebenarnya dan dalam skala 1 : 2

Skala 1 : 1 Skala 1 : 2

Gambar 2.23. Bentuk kubus sebenarnya dan dalam skala 1 : 2

Page 95: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

58 Kriya Keramik

2.3.3.4. Irisan

Bagian dari obyek tidak tampak oleh mata karena tertutup oleh bagian obyek, maka batas-batas atau garis-garisnya dinyatakan dengan garis putus-putus.Metode irisan atau penampang dimaksudkan untuk mempermudah dalammembaca gambar kerja.Dalam membuat gambar irisan atau penampanhg dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:• Irisan atau penampang penuh, irisan ini diperoleh apabila suatu benda dipotong

atau diiris melintang penuh atau seluruhnya.• Irisan atau penampang setengah, irisan ini diperoleh apabila suatu benda

dipotong atau diiris stengah dari irisan penuh.

Gambar 2.24. Irisan penampang penuh

Gambar 2.25. Irisan penampang setengah

Page 96: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 59

2.3.4. Format penampilan gambar

Format penampilan gambar kerja sebaiknya dibuat standar, baik untuk gambar vertikal maupun horizontal. Format penampilan gambar kerja kadang-kadangberbeda diantara bidang keahlian atau pekerjaan. Namun yang penting adalahbahwa gambar kerja harus dapat diajukan pedoman atau acuan seseorang untukmengerjakan pekerjaan tersebut.Dalam gambar kerja selain menampilkan gambar tampak, ukuran, skala, gambar detail, gampar potongan, juga perlu informasi siapa yang menggambar, danpembimbingnya.

Contoh format penampilan gambar kerja yang sederhana:

Gambar 2.26. Format penampilan gambar kerja

Page 97: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

60 Kriya Keramik

Tugas:Menggambar gambar kerjaBuatlah gambar kerja dengan ketentuan sebagai berikut:• Siapkan bahan dan alat• Menggunakan kertas A4• Tentukan: bntuk benda, ukuran dan skala, konstruksi dan bahan• Tampilkan gambar tampak depan, atas, samping, potongan dan

perspektif• Gunakan ketepatan ukuran dan skala yang tepat• Gambar perspektif sebaiknya di arsir gelap terangnya, sehingga dimensi

lebih tampak.

Page 98: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 61

Pengertian ornamen secara umum

Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasi. Sedang dalam bahasa Inggris ornament berarti perhiasan. Secara umum ornamen adalah suatu hiasan (elemen dekorasi) yang diperoleh dengan meniru ataumengembangkan bentuk-bentuk yang ada di alam. Ornamen merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang banyak dijumpai dalam masyarakat kita, baik dalam bangunan, pakaian, peralatan rumah tangga, perhiasan benda dan produk lainnya. Keberadaan ornamen telah ada sejak jaman prasejarah dan sampaisekarang masih dibutuhkan kehadirannya sebagai alat untuk memuaskankebutuhan manusia akan rasa keindahan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit menyangkut segi-segi keindahaan, misalnya untuk menambahkeindahan suatu barang sehingga lebih bagus dan menarik, di samping itu dalam ornamen sering ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup (falsafah hidup) dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-benda yang diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ornamen adalah ungkapanperasaan yang diwujudkan dalam karya seni rupa yang diterapkan sebagaipendukung konstruksi, pembatas, simbol, dengan tujuan utama menambahkeindahan benda yang ditempati. Sedangkan corak dari ornamen kebanyakanlebih bersifat dekoratif (menghias)

3.1. Menggambar Ornamen Primitf

3.1.1. Pengetahuan tentang ornamen Primitif

Seni hias primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkatkehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligusmerupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal iniberpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, seni hias yang dihasilkan juga sangat sederhana, namunmemiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni

3. MENGGAMBAR ORNAMEN

Page 99: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

62 Kriya Keramik

yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan. Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat berburu mereka yang berupa goresan-goresan sederhana.

Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaantertentu, seperti perasaan takut, senang, sedih, dan perasaan damai. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan putih.

3.1.2. Penempatan ornament primitive pada sebuah bidang

Secara garis besar motif yang digunakan untuk menyusun sebuah ornamendibedakan menjadi dua, yakni motif geometris dan motif organis. Motif geometris adalah bentuk-bentuk yang bersifat teratur, terstruktur, dan terukur. Contoh bentuk geometris adalah segitiga, lingkaran, segiempat, polygon, swastika, garis,meander, dan lain-lain.

Contoh motif geometrik :

Gambar 3.1. Motif Meander (Sumber: Sigit Purnomo)

Gambar 3.2.Motif Pilin (Sumber: Sigit Purnomo)

Page 100: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 63

Gambar 3.3. Motif Tumpal (Sumber: Sigit Purnomo)

3.1.3. Konsistensin pengulangan bentuk yang diterapkan padaornamen primitif

Teknik Full RepeatMenciptakan ornamen denganmenyusun motifnya melaluipengulangan secara penuh dankonsisten

Teknik Full Drop RepeatTeknik penciptaan ornamen dengan menyusun motifnya melaluipengulangan yangdigeser/diturunkan kurang darisetengahnya. Dalam artipenempatan motif selalu diturunkan kurang dari setengah posisi motifsebelumnya

Page 101: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

64 Kriya Keramik

Teknik Full Half RepeatTeknik penciptaan ornamen dengan menyusun motifnya melaluipengulangan yangdigeser/diturunkan setengahnya.Dalam arti penempatan motif selalu diturunkan setengah dari posisimotif sebelumnya.

Teknik Rotasi :Teknik Penciptaan ornamen dengan menyusun motifnya secaraberulang, memutar bertumpu pada satu titik pusat.

Teknik ReverseTeknik penyusunan motif padaornamen dengan cara berhadap-hadapan atau berlawanan arahsejajar satu dengan yang lain

Teknik IntervalTeknik penyusunan ornamendengan menempatkan motifnyasecara selang-seling menggunakan dua motif berbeda

Page 102: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 65

Teknik RandomTeknik penyusunan motif secaraacak tanpa ada ikatan pola tertentu. Beberapa pola ditempatkan secara menyebar bebas.

Tugas:Menggambar ornament primitif• Buatlah gamnbar ornamen primitif untuk menghias benda fungsional• Pilihlah motif geometris atau alam• Buatlah beberapa sketsa lebih dulu, pilih salah satu sketsa tersebut• Gunakan kertas A4 dan pensil 2B• Warnailah menggunakan pensil warna, cat air, atau cat poster

3.2. Menggambar Ornamen Tradisional dan Klasik

3.2.1. Latar belakang sejarah ornamen tradisional dan klasik

Sejarah kehidupan manusia menunjukkan bahwa perkembnagan seni sejalandengan perkembangan penalaran pandangan hidup manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya warisan budaya yang turun temurun, diantaranya adalah seniornamnen atau seni hias yang mampu hidup dan berkembang ditengahmasyarakat dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Seni ornamen merupakan suatu ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual sebagai pelengkap rasa estetika dan pengungkapan simbol-simboltertentu. Ornamen tradisional merupakan seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut aturan-aturan, norma-norma serta pola-pola yang telah digariskan terlebih dahulu dan telah menjadi suau kesepakatan bersama yang akirnya diwariskan secara turun temurun. Sesuai denganpengertian tersebut, maka setiap karya seni yang telah mengalami masaperkembangan dan diakui serta diikuti nilainya oleh masyarakat merupakan suatu tradisi, adat kebiasaaan dan pola aturan yang harus ditaati, baik teknik maupun pengungkapannya.

Page 103: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

66 Kriya Keramik

Perjalanan sejarah ornament tradisional sudah cukup lama berkembang, berbagaimacam pengaruh lngkungan dan budaya lain justru semakin menambahperbendaharaan senirupa , khusunya sei ornament atau seni hias., sehnggaakhirnya muncullah berbagai ornament yang bersifat etnisdan memiliki cirri khas tersendiri. Ornamen Tradisional yang masih hidup dimasyarakat, memiliki ciri khas tertentu, antara lain:a. Homogen (ada keseragaman)b. Kolektif (sekumpulan motif dari beberapa daerah yang membentuk menjadi

satu kesatuan utuh sebagai motif daerah tertrntu)c. Komunal (motif yang dimiliki oleh daerah tertentu)d. Koperatif (kemiripan motif yang diapakai oleh masyarakat dalam daearah

tertentu)e. Konsevatiff. Intuitifg. Ekologish. Sederhana

Ciri khas tersebut dapat dilihat dari penggunaan istilah motif geometris dan organis yang diterapkan pada suatu bidang benda., baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Motif-motif tersebut memiliki fungsi sebagai elemen dekorasi dan sebagai simbol-simbol tertentu. Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan tingkat perkembangan pola pikir manusia tentang seni dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah suatu proses seleksi budaya yang dipengaruhi oleh peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Ornamen yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun dan mejadi ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakanmenurut peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu danmenjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun.

3.2.2. Ornamen Tradisional dan Klasik yang ada di Indonesia

Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan tingkat perkembangan pola pikir manusia mengenai seni dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah suatu proses seleksi budaya,yang dipengaruhi oleh peraturan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Konsekuensinya ialah adanyabentuk ornamen yang tetap diakui dan diminati oleh masyarakat serta adanya bentuk ornamen yang tidak diminati oleh masyarakat. Ornamen yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun dan menjadi ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakanmenurut peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu danmenjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun. MotifGeometris, merupakan jenis bentuk yang dipakai sebagai titik tolak/gagasan awal dalam pembuatan ornamen, yang berfungsi untuk menunjukan perhatian,mengenali, dan memberikan kesan perasaan.

Page 104: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 67

Contoh ornamen tradisional dengan motif geometris, ialah ornamen yangditerapkan pada motif kain seperti: Motif Kawung, Parang Rusak, Truntum Perhatikan berapa bentuk ornament tradisional yang ada didaerah di Indonesia, berikut ini:

Gambar 3.4. Ornamen daerah Bali (sumber: Ngurah Swastapa)

Gambar 3.5. Ornamen daerah Jawa Timur (sumber: Ngurah

Swastapa)

Gambar 3.6. Ornamen daerah Surakarta (sumber: Ngurah

Swastapa)

Gambar 3.7. Ornamen daerah Yogyakarta (sumber: Ngurah

Swastapa)

Page 105: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

68 Kriya Keramik

Gambar 3.8. Ornamen daerah Yogyakarta (sumber: Ngurah

Swastapa)

Gambar 3.9. Ornamen dari Pekalongan Jawa Tengah

(sumber: Ngurah Swastapa)

Gambar 3.10. Ornamen dariPajajaran Jawa barat (sumber:

Ngurah Swastapa)

Gambar 3.11. Ornamen dari Jepara Jawa Tengah (sumber:

Ngurah Swastapa)

Page 106: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 69

Gambar 3.12. Ornamen dari Dayak Kalimantan (sumber: Ngurah

Swastapa)

Gambar 3.13. Ornamen daerah Sumatra (sumber: Ngurah

Swastapa)

Gambar 3.14. Ornamen dari Sulawesi(sumber: Ngurah Swastapa)

Gambar 3.15. Ornamen daerah Timor (sumber: Ngurah Swastapa)

Page 107: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

70 Kriya Keramik

Gambar 3.16. Ornamen tradisional(sumber: Wagiono)

Gambar 3.17. Ornamen tradisional(sumber: Wagiono)

Tugas:Menggambar ornament tradisional dan klasik• Buatlah gamnbar ornamen tradisional atau klasik untuk menghias benda

fungsional• Pilihlah motif geometris atau alam• Buatlah beberapa sketsa lebih dulu, pilih salah satu sketsa tersebut• Gunakan kertas A4 dan pensil 2B• Warnailah menggunakan pensil warna, cat air, atau cat poster

3.3. Menggambar Ornamen Modern

Ornamen modern merupakan seni hias yang berkembang dari pembaharuan-pembaharuan atau suatu bentuk seni yang dalam penggarapannya didasarkan atas cita rasa baru, proses kreatif dan penemuan. Ormanen modern merupakan seni yang bersifat kreatif, tidak terbatas pada obyek-obyek tertentu, waktu dan tempat, melainkan ditentukan oleh sikap batin penciptanya. Terlepas ikatan-ikatantradisi merupakan nafas baru dalam dunia imajinasi yang mendorong dayakreatifitas dan mengajak seseorang ke suatu pemikiran baru.

Ciri-ciri ornamen modern adalah “multiplied” (tidak terikat pada satu aturantertentu), yaitu :

Page 108: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 71

1. Heterogen (tidak seragam)2. Individual (menurut penciptanya).3. Kompetitif (bersaing dalam mencipta untuk mencapai proses kreatif)4. Progresif (tidak terikat pada aturan- aturan tertentu)5. Conscious (sadar akan penciptanya, tidak terpengaruh)6. Gradual (mencipta secara terus menerus)7. Ekologis berantai (berputar secara berantai dan terjadi perubahan-

perubahan dalam prosesnya)8. Complicated (rumit)9. Rasional (masuk akal)

Ciri khas tersebut dapat dilihat dan diamati dan penerapan teknik pengembangan motif geometris dan organis pada suatu bidang karya dua dimensi atau tigadimensi. Penerapan motif tersebut kebanyakan berfungsi sebagai elemen dekorasi dan simbol – simbol tertentu menurut penciptanya yang kemudian disahkan oleh masyarakat tertentu.

Berbagai Komposisi elemen-elemen yang artistik dan estetik

Gambar 3.18. Ornamen modern bentuk geometris (Sumber: Hery

Suhersono)

Gambar 3.19. Ornamen modern bentuk organis (Sumber: Hery

Suhersono)

Page 109: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

72 Kriya Keramik

Gambar 3.20. Ornamen modern bentuk geometris (Sumber: Hery

Suhersono)

Gambar 3.21. Ornamen modern bentuk organis (Sumber: Hery

Suhersono)

Gambar 3.22. Ornamen modern motif manusia dan binatang (Sumber:

Hery Suhersono)

Gambar 3. 23. Seni hias modern, bentuk organis (Sumber: Hery

Suhersono)

Page 110: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 73

Gambar 3.24. Ornamen modern (sumber: Wagiono)

Gambar 3.25. Ornamen modern (sumber: Wagiono)

Tugas:Menggambar ornament modern• Buatlah gamnbar ornamen modern untuk menghias benda fungsional• Pilihlah motif geometris atau alam• Buatlah beberapa sketsa lebih dulu, pilih salah satu sketsa tersebut• Gunakan kertas A4 dan pensil 2B• Warnailah menggunakan pensil warna, cat air, atau cat poster

Page 111: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

74 Kriya Keramik

4.1. Keramik

Keramik merupakan produk kerajinan tertua yang tercatat dalam peradaban dan kebudayaan manusia. Menurut sejarah, keramik sudah dikenal oleh orang-orangAfrika Timur pada 2,6 juta tahun yang lalu (Jaman Paleolitik). Tetapiperkembangan keramik yang menyebar di hampir sebagian wilayah dunia baruterjadi pada jaman Neolitik atau kira-kira 15 ribu-10 ribu tahun yang lalu. Bukti ini dapat kita saksikan pada penemuan-penemuan benda-benda purbakala yangtertanam didalam tanah, dimana sesuai penandaaan arkeologis dilakukanmemperkuat dugaan itu. Jenis benda yang ditemukan itu adalah benda-bendakeramik berupa wadah-wadah: guci, peralatan makan minum, alat sesaji dan lain-lain; disamping penemuan benda-benda yang terbuat dari batu. Orang-orang pada jaman itu telah menguasai sebuah teknologi untuk mengubah seonggok tanahyang rapuh menjadi produk-produk yang dapat digunakan untuk mempermudah kehidupannya.

Gambar 4.1. Peralatan-peralatan dan salah satu gambar gua pada jaman Paleolitik.(sumber: http://archeologia.ah.edu)

Yang lebih menakjubkan saat ini adalah material keramik merupakan material yang terus dikembangkan dalam dimensi teknologi karena sifat-sifatnya yang khas dan unggul yang tidak dimiliki oleh material lain. Walalupun keramik teknologiberbeda dengan keramik yang dibuat pada jaman dulu, tetapi keduanyamerupakan material yang secara prinsip sama dalam hal pembuatannya. Keramiktelah bertahan menjadi bahan yang terus-menerus dikembangkan manusia selama ribuan bahkan jutaan tahun.

Dengan adanya fakta tersebut maka dapat dikatakan bahwa keramik merupakan suatu penanda peradaban manusia. Tingkat kemajuan manusia dari jaman ke jaman dapat dilihat dari tingkat kemajuan teknologi keramik jaman itu.

4. PENDAHULUAN

Page 112: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 75

Gambar 4.2. Contoh dekorasi pada kepingan keramik dan contoh kendi keramikChina pada jaman neolitik. (sumber: http://archeologia.ah.edu)

Mendengar kata keramik biasanya sebagian masyarakat akan mengartikannyasecara terbatas pada barang-barang gerabah seperti periuk, belanga, kendi, dan sebagainya, padahal barang-barang tersebut merupakan produk dari keramiktradisional yang ruang lingkupnya masih sangat terbatas. Tetapi bagi kebanyakan orang, istilah keramik bukan merupakan hal yang asing, baik dari istilah, persepsi visual maupun pemahaman secara keseluruhan. Namun barangkali ada yangsedikit mengalami kebingungan manakala mendengar istilah gerabah, pottery,terracota, tile, greenware, stoneware, porselin, dan sebagainya. Sementarapemanfaatan benda-benda keramik dalam kehidupan sehari-hari sudah semakin luas dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kiranya perlu adanya suatu tinjauan kembali tentang keramik agarpemahaman kita tidak terjebak pada cakupan yang sempit. Istilah keramik berasal dari bahasa Yunani ?e?aμ???? (keramos) yang berarti periuk atau belanga yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Selanjutnya ditegaskan lagi bahwa keramik merupakan barang yang dibuat dari tanah liat dengan melalui proses pembakaran. Dalam kamus dan ensiklopedi keramik didefinisikan sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah,genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. Keramik adalah suatu bahan yang sangat berguna, karena sifat-sifat khusus/uniknya yang sangat luas.

Keramik yang merupakan bahan rapuh tapi sangat kuat ini dapat dibuatmenyerupai timbal yang berat atau dibuat seringan bahan yang terapung di air.Dari definisi-definisi tersebut maka muncullah 2 penggolongan utama: keramik tradisional (traditional ceramic) dan keramik modern/maju (advance ceramic).Keramik tradisional adalah produk keramik yang berbahan utama tanah liat. Tanah liat atau lempung merupakan salah satu mineral silikat (mineral yang didalamnya mengandung SiO2). Dalam keramik tradisional ini tanah liat berfungsi sebagai bahan pembentuk plastis. Semua benda keramik yang dibuat dari mineral silikat dapat dikategorikan sebagai keramik tradisional misalnya: tungku gerabah,

Page 113: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

76 Kriya Keramik

tempayan, dan pottery, tableware, whiteware, barang-barang porselin, patung,benda saniter, semen, dan ubin lain-lain. Dengan kata lain keramik tradisional adalah keramik berbasis silikat. Sedangkan keramik maju/modern tidak dibuat dari bahan tanah liat atau material yang berbasis pada silikat, tetapi dibuat dari paduan senyawaan oksida tertentu dan biasanya dihasilkan material sintetis yang tidak ada di alam. Proses pembuatannya harus dijaga pada kondisi tertentu dandikontrol sangat ketat. Keramik modern tersebar luas pada berbagai aplikasimisalnya biokeramik, superkonduktor, katalis, refraktori, optik, dan lain-lain.Keramik modern dapat dipandang sebagai kelompok besar advance material, yang dapat dibagi menjadi keramik, logam, polimer, komposit, dan material elektronik.

Gambar 4.3. Porselin dan superkonduktor: contoh produk keramiktradisional dan keramik maju/modern. (sumber: chemstryland.com)

Keramik, dengan perjalanan waktu terus berkembang menjadi material yangsangat penting hingga masa sekarang ini. Apa yang kita saksikan saat ini sudah luar biasa perkembangannya. Hampir disetiap bagian produk teknologi ditemukan material keramik. Bagian-bagian dari pesawat ruang angkasa milik Amerika serikat terbuat dari keramik, karena keramiklah bahan yang tahan panas ketika pesawat keluar-masuk atmosfer bumi. Atau ketika kita membuka sebuah CPU (ComputerPersonal Unit), maka akan terlihat sebagian piranti-piranti itu terbuat dari keramik. Hal ini disebabkan karena keramik mempunyai sifat-sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan-bahan lain. Dibidang seni pun kita dapat menyaksikankemajuan keramik yang pesat. Kita dapat menyaksikan benda-benda keramikberglasir yang sangat beragam. Glasir-glasir itu dibuat bukan hanya berdasarpengalaman semata tapi adalah berdasarkan pada ilmu pengetahuan/science.

Indonesia, adalah negara yang sangat kaya akan bahan-bahan baku keramik. Hampir di sebagian besar wilayah Indonesia, material tanah liat dapat dijumpai. Dan hampir diseluruh Indonesia juga ditemui sentra-sentra kerajinan keramik.Produk-produk yang dihasilkan sentra-sentra tersebut sangat beragam mulai batu bata, genting, pot-pot, gerabah tradisional untuk keperluan rumah tangga, keramik untuk bangunan, dan alat makan mimum. Sentra keramik di Indonesia tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Kita mengenal sentra-sentra seperti Plered, Banjarnegara, Mayong, Kasongan, Malang,Banyumulek, Takalar dan lain-lain. Semua daerah itu menghasilkan keramik yang khas dan unik. Keunikan inilah yang mampu ’dijual’ sebagai suatu komoditi. Selain

Page 114: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 77

sentra-sentra keramik rakyat, ada juga beberapa industri keramik besar yangmemproduksi keramik whiteware untuk keperluan makan minum, saniter,bangunan dan lain-lain. Ada juga industri yang khusus memproduksi keramiklantai. Pembuatan keramik di pabrik-pabrik besar umumnya berbeda denganpembuatan keramik di sentra-sentra keramik tradisional, karena sudahmenggunakan mesin-mesin (masinal). Sedangkan proses pembuatan keramikdisentra-sentra keramik umumnya manual. Tapi justru inilah keunikan yang dapat diunggulkan, karena nilai unik suatu produk handmade pasti lebih tinggi dariproduk pabrikan.

Gambar 4.4. Ragam produk keramik: dari batu bata sampai teaset porselin.(sumber: berbagai sumber)

Keberadaan industri keramik di Indonesia sangat penting dan menguntungkan. Inilah salah satu industri yang mengolah dan meningkatkan nilai tambah sumber-daya mineral yang melimpah. Nilai perdagangan produk-produk berbahan dasar lempung/tanah liat yang meliputi alat makan minum, ubin, alat laboratorium, alat listrik, dan bahan bangunan mencapai lebih dari 5 triliun (BPS, 2002). Nilai ini mengindikasikan bahwa industri keramik merupakan sektor riil yang mampumenggerakkan ekonomi negara secara signifikan. Demikian juga kerajinankeramik yang tersebar di hampir di seluruh wilayah Indonesia merupakan aset bangsa yang harus terus dikembangkan. Dari segi ekonomi, sentra-sentrakerajinan keramik telah banyak memberdayakan ekonomi rakyat,meningkatkan pendapatan devisa, dan menciptakan lapangan pekerjaan yang menyerap ribuan bahkan jutaan pekerja (sumber daya manusia).

Page 115: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

78 Kriya Keramik

Gambar 4.5. Alat putar listrik ( sumber: www.baileypottery.com)

4.2. Materi Keramik

Buku ini menyajikan bahasan-bahasan yang menarik, menyangkut keseluruhan aspek dalam kriya keramik. Aspek-aspek itu meliputi sejarah, desain, pengetahuan bahan keramik, pengetahuan dan praktik keteknikan dalam keramik, dan aspekkeselamatan dan kesehatan kerja. Perjalanan perkembangan keramik merupakan salah satu materi yang dibahas pada buku ini, yang diuraikan secara singkat pada bab 2. Dalam bab 2 ini tercakup materi sejarah keramik dunia mulai jamanprasejarah sampai jaman neolitik di beberapa belahan dunia yang penting seperti Mesopotamia (Irak), Anatolia (Turki), Iran, Mesir, China, Korea, dan Jepang.

Perkembangan keramik Indonesia yang menguraikan keramik prasejarah, keramik masa penjajahan Belanda dan Jepang hingga keramik pada massa kemerdekaan juga tercakup dalam bab 2 ini. Selain memuat materi yang bersifat praktis/praktek,buku ini juga memuat pengetahuan yang mendalam tentang tanah liat dan glasir sebagai material baku dalam pembuatan keramik. Pengetahuan tanah liat dan glasir sangat erat kaitannya dengan ranah ilmu lain terutama kimia, fisika, dan geologi. Pengetahuan tanah liat yang meliputi sejarah pembentukan tanah liat, jenis-jenis dan sifat tanah liat, bahan-bahan keramik yang lain, contoh-contohformula tanah liat sampai pada metode rekayasa dan perhitungan formula badan keramik akan dibahas pada bab 3. Pada bab 4 menguraikan tentang metodepengujian tanah liat dan proses pengolahan tanah liat menjadi badan keramik siap pakai. Pada bahasan tentang pengetahuan glasir yaitu bab 7 akan dipelajari materi bahan-bahan glasir, jenis-jenis glasir, cara menghitung resep glasir,sedangkan praktek penyiapan glasir dan cara pengolahan glasir diuraikan pada bab 8. Bahasan ini memerlukan dukungan penguasaan pengetahuan lain yaitu ilmu kimia dan matematika.

Page 116: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 79

Gambar 4.6. Membakar keramik atau gerabah secara tradisional.(sumber: Koleksi studio keramik)

Bahasan utama mengenai teknik pembentukan akan dibahas pada bab 5.Bahasan ini mencakup semua keteknikan yang digunakan untuk membentuk keramik mulai dari pembentukan tangan langsung (handbuildings): teknik pijit, teknik pilin, dan teknik lempeng; pembentukan teknik putar (throwing),pembentukan teknik cetak (casting), dan metode pembentukan lain yang sering digunakan para perajin keramik seperti teknik putar tatap dll. Pembahasan pada bab ini dilengkapi juga dengan pengenalan alat utama yang digunakan yaitu:handtools, alat putar, dan alat pendukung lain. Penjelasan ini mencakup visual, bagian-bagian alat, dan fungsi alat-alat tersebut.

Pada bagian yang membahas dekorasi yaitu bab 6 diuraikan jenis-jenis dekorasi yaitu dekorasi selama proses pembentukan, dekorasi setelah pembentukan, dan dekorasi setelah pembakaran. Pada bagian pengglasiran diuraikan caramengolah/mempersiapkan glasir dari resep menjadi formula glasir yang siap pakai. Metode-metode pengglasiran juga diuraian secara lengkap dan jelas. Padabahasan tentang pembakaran keramik diuraikan pada bab 9, yang meliputi jenis-jenis tungku, jenis-jenis pembakaran keramik, dan tentu saja prosedurpengoperasian tungku. Selain materi-materi utama akan disajikan juga materipelengkap yang dinilai penting yaitu proses desain serta kesehatan dankeselamatan kerja.

Page 117: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

80 Kriya Keramik

Gambar 4.7. Tungku pembakaran gas dan listrik yang lebih modern. (sumber:www.baileypottery.com)

Saat ini kriya keramik bukanlah suatu kerajinan yang selalu tradisional. Pembuatan produk keramik saat ini telah melalui proses desain secara modern. Pengolahan bahan, pembentukan, pengglasiran dan pembakaran sudah dilakukan secaramodern bahkan computerized. Maka sangatlah tidak bijak apabila kita selalumengesankan sebagai kerajinan kuno. Produk yang dihasilkan pun saat ini sudah luar biasa dari segi desain dan metode finishingnya. Maka mari belajar kriyakeramik, kita akan mendapatkan sesuatu yang menakjubkan.

Page 118: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 81

Keramik adalah salah satu hasil kerajinan tertua yang ada di muka bumi. Hal ini dapat kita saksikan pada penemuan benda-benda purbakala yangtertanam di dalam tanah. Salah satu jenis benda-benda yang ditemukan itu adalah benda-benda keramik berupa wadah-wadah: guci, peralatan makan minum, alat sesaji dan lain-lain; disamping penemuan benda-benda yang-terbuat dari batu dan logam. Ditemukan juga bentuk-bentuk figurin berupa manusia dan binatang.

Gambar 5.1. Wadah kecil dari jaman prasejarah, dengan dekorasi jejak-jejak jari tangan yang ditekan (kiri) dan sebuah pot dengan

bentuk unik ditemukan di Liguria, NW Italia (kanan).(sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

Hal ini membuktikan bahwa keramik-mungkin orang jaman dulu belum menyebutnya keramik-adalah sebuah kreasi manusia pada jaman tersebut yang sangat penting dan hal ini dapat dijadikan sebagai penanda peradaban dari jaman ke jaman. Mengapa demikian? Karena tingkat kemajuan jaman ternyata dapat dilihat dari apresiasi orang terhadap keramik. Istilah keramik disini berarti umum, bukan semata keramik yang terbuat dari tanah liat (keramik tradisional). Pada jaman dahulu orang membuat keramik sebagai peralatan yang begitu sederhana. Hal ini dapat kita saksikan pada tembikar-tembikar/gerabah yang ditemukan sebagai benda purbakala. Padajamannya benda-benda tembikar itu merupakan cermin hasil sebuahkebudayaan.

5. SEJARAH KERAMIK

Page 119: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

82 Kriya Keramik

Gambar 5.2. Sebuah mangkok berdekorasi ditemukanpada jaman tembaga di Inggris. Dekorasi yang

ditampilkan komplek dan jelas. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

Mereka mampu membuat benda yang kuat dan kokoh dari tanah. Mereka sudah menguasai teknologi bagaimana mengubah seonggok tanah yang rapuh menjadi perkakas-perkakas yang berguna.

Gambar 5.3. Motif sederhana yang menggambarkan kepala kerbau,ditemukan pada keramik Mesopotamia millennium ke-4 SM. (sumber:

www.ceramicstudies.me.uk)

Walaupun masih terlihat sederhana, tetapi aplikasi seni berupa motif-motifhewan/tumbuhan ditambahkan untuk memperindah tampilan benda itu.Bahkan tidak hanya tampil sebagai dekorasi, motif-motif tersebutkadangkala menyiratkan simbol/kode yang menandakan kemajuanperadaban pada masa itu.Selama berabad-abad keramik dibentuk dengan tangan langsung; sampai diperkirakan pada 3600 SM alat putar pertama ditemukan di Mesopotania, yang kontruksinya mirip dengan alat putar jaman sekarang yang digunakan untuk membentuk benda-benda keramik simeitris.

Page 120: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 83

Gambar 5.4. Membuat keramik dengan teknik putar pada zaman Neolitik. (sumber: ceramictoday.com)

Teknik-teknik pembuatan dan pola-pola/pattern pada berbagai tempat dan perioda mempunyai kemiripan sepanjang jalur sutra dari Timur Jauh sampai China. Sehingga pembagian jaman-jaman keramik seringkali sesuaipola/pattern yang berkembang saat itu.Keramik, selama ribuan tahun terus berkembang menjadi material yang sangat penting hingga masa sekarang ini. Apa yang kita saksikan saat ini sudah luar biasa perkembangannya. Hampir disetiap bagian produkteknologi ditemukan material keramik. Bagian-bagian dari pesawat ruang angkasa milik Amerika Serikat terbuat dari keramik, karena keramiklahbahan yang tahan panas ketika pesawat keluar-masuk atmosfer bumi.

Gambar 5.5. Pesawat Discovery yang menggunakan bahan keramik pada beberapa suku cadangnya (kiri) dan piranti computer yang beberapakomponennya menggunakan keramik (atas).

Page 121: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

84 Kriya Keramik

Atau ketika kita membuka sebuah CPU (Computer Personal Unit), maka akan terlihat sebagian piranti-piranti itu terbuat dari keramik. Hal inidisebabkan karena keramik mempunyai sifat-sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan-bahan lain.

Dibidang seni pun kita dapat menyaksikan kemajuan keramik yang pesat. Kita dapat menyaksikan benda-benda keramik berglasir yang sangatberagam. Glasir-glasir itu dibuat bukan hanya berdasar pengalaman semata tapi adalah berdasarkan pada ilmu pengetahuan/science.

5.1. Sejarah Singkat Keramik Dunia

Meskipun kemungkinan orang-orang Afrika Timur awal mula menggunakan peralatan batu pada jaman Paleolitik (2,6 juta tahun yang lalu), namunperkembangan budaya manusia baru terjadi pada jaman neolitik kira-kirasetelah 10.000 SM. Cerita tentang keramik kemungkinan dimulai sejak 30 ribu tahun yang lalu. Periode ini dalam sejarah disebut Jaman Palaeolithic atau Jaman Batu Kuno (500 ribu–10 ribu SM) karena alat pemotong atau senjata tajam pada masa itu terbuat dari batu. Penemuan tembaga, perunggu, dan besi masih jauh dari jaman ini. Nenek moyang kita adalah pemburu dan peramu makanan yang hidupnya berpindah-pindah. Mereka belajar bagaimana membuat api untuk pertama kalinya sebagai upaya melindungi diri dari dingin, binatang buas, memasak daging dan juga membakar tanah liat.

Gambar 5.6. Caves of Lascaux : Kuda jantan dengan panah-panah disekelilingnya. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

Page 122: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 85

Gambar 5.7. Relief Bison pada tanah liat liat, ditemukan pada

jaman batu di Tucd'Audoubert,

S.W. France. Diperkirakan 15,000 BC. (sumber:

www.ceramicstudies.me.uk)

Gambar 5.8. Lukisan Bison pada jaman batu akhir, diperkirakan 15000 tahun SM, ditemukan di Altimira, Spanyol.(sumber:www.ceramicstudies.me.uk)

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa orang-orang di jaman batu kuno di sebagian belahan bumi telah membakar figurin dari tanah liat dan juga telah membuat tungku pembakaran sederhana sekitar 30 ribu tahun yang lalu.

Gambar 5.9. Caves of Lascaux: Ibex betina?(sumber:www.ceramicstudies.me.uk)

Walaupun gaya hidup mereka masih primitif, orang-orang di jaman batu mampu membuat gambar-gambar hidup dan realis, sebagian besarditorehkan dan dipahat pada dinding batuan. Akan tetapi beberapa karya mereka dimodelkan dengan tanah liat. Sebagian gambar-gambar tersebut berupa gambar hewan yang mereka buru.

Page 123: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

86 Kriya Keramik

Lukisan jaman batu kuno yang sangat menakjubkan adalah Caves ofLascaux di Perancis dan Caves of Altamira di Spanyol. Para ahlimemperkirakan lukisan tersebut sudah sangat tua dan kemungkinanberumur 20 ribu tahun.

5.2. Keramik Seni Kuno

Meskipun lebih rapuh dibanding lukisan di gua, tetapi gambar-gambar pada tanah liat mampu bertahan. Sebagian besar kemungkinan dibuat 20 ribu tahun yang lalu. Banyak gambar yang mereka buat di gua yang sangat dalam, sehingga membutuhkan cahaya buatan yang mungkin berasal dari obor berbahan bakar lemak binatang. Tempat-tempat yang sulit dan rahasia ini menunjukkan gambar-gambar yang mereka buat memiliki arti sangat penting.

Gambar 5.10. Goresan kepala Bisonpada lumpur tanah liat, 15000 tahun

SM, ditemukan di Perancis. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

5.3.Penemuan Keramik

Penemuan yang menunjukkan api dapat mengubah lempung yang liatmenjadi bentuk permanen merupakan awal dari keramik. Sekarang sudah terlihat bahwa hal tersebut terjadi dijaman batu, tetapi kapan dan dimana pertama kali hal itu disadari masih merupakan misteri yang belumterpecahkan.

Page 124: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 87

Gambar 5.11. Dolni Vestonice “Venus”dari situs prasejarah di Morovia dekat Brno, diyakini sebagai figurinkeramik tertua. (sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

Para ahli arkeologi meyakini manusia menemukan prinsip menggunakan api untuk membakar keramik pada 30 ribu tahun yang lalu, denganditemukannya figurin kecil dari lempung pada situs prasejarah di Republik Czech yang diperkirakan ada pada awal 27 ribu tahun SM. Figurines Tertuaberwarna hitam ini ditemukan bersama dengan benda-benda bakaran yang lain.

Gambar 5.12. Peta ditemukannya figurin tertua.(sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

Page 125: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

88 Kriya Keramik

Campuran abu tulang dan lempung dibentuk menjadi figurin perempuan atau binatang kemudian dibakar dalam sesuatu tempat yang bisa dikatakan sebagai tungku sederhana di sebuah dusun pada jaman batu. Tingginya sekitar 4½ inchi dikenal dengan Dolni Vestonice “Venus” dari situsprasejarah di Morovia dekat Brno, di bagian selatan Republic Czech. Jika penandaannya/penanggalannya benar, maka benda ini menjadi keramik terkuno yang ditemukan sejauh ini.

Selain bentuk binatang dan orang, perkembangan pottery dari jaman ke jaman mengalami perkembangan desain. Jika diperhatikan bentuk yang berkembang merupakan pengembangan bentuk-bentuk bulat (setengahbola), silinder dan tirus (kerucut terbalik). Berikut adalah rangkumanperkembangan bentuk produk pada beberapa periode arkeologis:

Gambar 5.13. Karakteristik bentuk keramik pada beberapaperiode arkeologis.

(sumber: www.centuryone.org/pottery.html).

Page 126: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 89

5.4. Keramik di Beberapa Belahan Dunia

5.4.1. Timur Dekat (Near East)

5.4.1.1. Mesopotamia, Anatolia, dan Iran

Benda keramik tertua di daerah ini ditemukan di Jericho (Palestina).Penemuan yang lebih muda yaitu di Hacilar dan Anatolia (Turki) dimana penanggalannya sekitar milenium ke-6 SM. Benda-benda ini dibuat dengan tangan langsung berbentuk dasar silinder. Benda ini diberi hiasan berupa goresan-goresan, garis-garis, zig-zag, dan diamon. Slip tanah liat warna sudah digunakan untuk menambah warna/melukis. Penumuan lainnyaberturut-turut didaerah Samara (bagian utara Mesopotamia) dan Susa(bagian timur Mesopotamia) pada abad ke-5 atau ke-4 SM.

Gambar 5.14. Kendi, pertengahan millennium ke-6 SM B.C.; Hacilar I type Anatolia (Turki) tengah selatan Ceramic with paint; H. 6 1/8 in. (15.6 cm) Gift of Burton Y. Berry, 1964 (64.286.5). (sumber: www.metmuseum.org)

Pada abad itu juga mulai ditemukan benda-benda keramik berdinding tipis berupa alat makan minum, vas, botol dll. Pola-pola geometris mulai terlihat dilengkapi dengan hiasan gambar manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Hiasan berwarna merah/hitam. Keramik yang berkembang di Iran merupakan benda yang dibentuk dengan alat putar, dicat dengan slip.Motof-motif yang dikembangkan adalah motif geometris bentuk bunga dan binatang.

Gambar 5.15. Benda keramik berdekorasi ditemukandi situs Susa, Iran Barat, 4000 tahun SM. (sumber:

www.metmuseum.org)

Page 127: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

90 Kriya Keramik

Gambar 5.16. Kendi dengan dekorasi kambing gunung , awal millennium 4 SM; perioda Chalcolithic, Sialk III 7 type; Iran Tengah.(sumber: www.metmuseum.org)

5.4.1.2. Mesir

Keramik kuno di Mesir berbentuk kasar, gelap, dibuat di wilayah Faiyum, dataran rendah Lembah Nil pada periode Neolitik sekitar 4500 SM. Warna hitam pada keramik Mesir terjadi karena cara pembakaran saat itu, dimana posisi api berada diatas benda keramik, menyebabkan banyak abu yang menutup benda, sehingga benda didalam kekurangan udara. Orang-orangyang hidup pada delta sungai Nil kemungkinan telah mengenal tungkupembakar yang lebih baik, terbukti keramik yang mereka hasilkan lebihcerah yang dihiasi dengan gambar kapal, burung-burung, dan simbol-simbolreligius.

Pada awal perioda, bangsa Mesir telah mengenal glasir yang disebutfaience. Glasir ini terbuat dari silika dan soda dicambur dengan lempung dan diberi warna dengan oksida kobalt atau tembaga.

Gambar 5.17. Kendi faience, Mesir, tertanggal 100-200 M. Koleksi FreerGallery of Art, Smithsonian,Washington D.C.(www.answers.com)

Page 128: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 91

Gambar 5.18. Benda keramikberbentuk guci pada awal periodakedinastian, Dinasti 1, 2960–2770SM. Tinggi x diameter: 8.6 x 3.9 cm (3 3/8 x 1 9/16 in.) Glasir: Faience.(sumber: www.mfa.org)

5.4.2. Timur Jauh (Far East)

Tradisi keramik di Asia Jauh didominasi oleh China. Keramik tertua,perkakas Jomon Jepang, bertahun kira-kira 10.000 tahun SM. Di Chinasendiri keramik tertua kemungkinan ada sebelum 4500 SM.

2.4.2.1. China

Perkembangan keramik di Asia cukup cepat. Keramik di Asia kemungkinan ada pada jaman batu baru. Bukti-bukti kebudayaan neolitik juga ditemukan pada keramik-keramik yang kemungkinan ada pada milenium ke-5 SM.Keramik pada periode neolitik merupakan keramik hitam-beralas bundar dan berdekorasi tekan/impress.

Gambar 5.19. Keramik pada kebudayaan Yang-Shao.(sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

Page 129: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

92 Kriya Keramik

Pada awal milenium 4 SM, keramik yang lebih maju, berdekorasi slipditemukan pada kebudayaan Yang-Shao di Propinsi Kanzu. Ada beberapa macam produk kebudayaan Yang-Shao yang berujud jar, mangkok, ataupun botol. Dekorasi berupa motif tumbuhan atau ikan. Warna yang dimunculkan adalah hitam dan merah berasal dari slip mangan dan besi.

Berkembangnya keramik di China terutama di dorong oleh kebutuhan alat-alat upacara, antara lain upacara minum teh yang dianggap serius dan membutuhkan peralatan yang khusus. Bahan baku untuk pembuatanperalatan minum (keramik) yang ada di China sangat cocok danmemungkinkan perkembangann lebih baik. Negeri China merupakan satu-satunya di dunia yang mengalami perkembangan berkesinambungan dalamdunia keramik. China mengalami setiap tahap perkembangan yang harus dilalui dalam teknik pembentukan keramik, mulai dari benda keramikbakaran rendah, bakaran menengah sampai pada benda porselin bakaran tinggi. Maka keindahan dan kesempurnaan teknik keramik China sampaisaat ini belum tertandingi oleh negara lain. Negeri ini telah mengalamiteknologi pembuatan porselin pada zaman dinasti Sung (600-900 M).

Gambar 5.20. Terracotta yang terkenal dari China: 8099 figure terracottatentara dengan ukuran sebenarnya. Di tempatkan di Mausoleum of the First

Qin Emperor. Figure ini ditemukan tahun 1974 di dekat Xian Propinsi Shaanxi. (sumber: www.3info2u.com/info_terracotta_figures_china.htm)

Page 130: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 93

Kebudayaan Lung-Shan menghasilkan keramik berciri diding tipis, hitam,menggunakan dekorasi gosok, dan sudah menggunakan alat putar. Pusat-pusat kebudayaan neolitik ini dibedakan menurut hasil produk keramiknya yaitu China Barat, China Pantai Timur, dan China Selatan. Keramik China Selatan sudah ada yang menggunakan alat putar dan produknya diberihiasan gores. Keramik China Pantai Timur ditemukan milenium ke-3 SM; berwarna hitam kelabu, ada yang merupakan hasil dari alat putar. Keramik China Barat berciri dinding tipis, berupa benda-benda untuk ritual kematian. Ditemukan juga keramik yang sudah menggunakan glasir feldspar yangdiketahui merupakan cikal bakar produksi porselain pada dinasti Sung (abad ke-7). Produksi porselin sesungguhnya dimulai pada Dinasti Ming.

Gambar 5.21. Contoh Motif keramik pada kebudayaan Yang-Shao.(sumber: www.ceramicstudies.me.uk)

Perkembangan keramik di China juga tidak lepas dari dinasti yang berkuasa pada saat itu. Dinasti-dinasti yang terkenal yang sering dijadikan masaperiode perkembangan keramik adalah Dinasti Shang (1523-1028 BC); Dinasti Chou dan Chin (1027-256 BC); Dinasti Tan (206–220 SM), dan Dinasti Sung (960-1279)

Gambar 5.22 . Produk keramik dari Dinasti Chou.

(sumber: www.artsmia.org/art-ofasia/ceramics/).

Page 131: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

94 Kriya Keramik

Gambar 5.23. Onta dari earthenware dengan glasir sancai.Tang Dynasty, abad ke 7 atau 8 M. (sumber: www.artsmia.org/art-ofasia/ceramics/)

Gambar5.24. Produk Keramik dari Dinasti Sung.(sumber:www.artsmia.org/art-ofasia/ceramics/)

2.4.2.2. Korea

Karena letaknya yang dekat dengan China, maka keramik Koreadipengaruhi juga oleh perkembangan keramik China. Keramik Korea pada jaman neolitik yang khas adalah earthenware merah untuk kegunaan sehari-hari: mangkok, vas dengan leher lurus, dan kendi besar. Keramik di Koreadimulai kira-kira 50 th SM. Pada masa awal sejarah Korea, wilayah Koreaterbagi menjadi beberapa kerajaan penting: Kokuryo (37 SM–668 M),Paekche (18 SM–663 M) dan Silla Kuno (57 SM–668 M). Penyatuan Koreasempat terjadi pada masa Silla (668–935 M). Kokuryo dan Paekchememproduksi earthenware yang memperlihatkan pengaruh China.Seiring pengaruh agama Buda dari China, benda keramik pun banyakberupa perkakas untuk kematian dan kremasi. Masa keemasan keramik Korea terjadi pada masa periode Koryo (918-1392). Meskipun banyakdipengaruhi keramik China Dinasti Sung, tetapi keramik Koreamenghasilkan beberapa inovasi yang unik. Sebagai contoh ada sebuahbotol buatan China pada Dinasti Sung dikembangkan dengan dekorasi yang khas dan glasir celadon.

Page 132: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 95

Gambar 5.25. Botol celadon padaperioda Koryo dengan desain inlayChrysanthemum dan kupu-kupuKoryo Dynasty, abad ke 12-KoreaThe Ho-Rim Museum. (sumber:www.korean-arts.com)

Gambar 5.26. Keramik earthenwareKorea pada jaman neolitik. (sumber:

www.korean-arts.com)

2.4.2.3. Jepang

Pada masa sejarahnya Jepang adalah negara yang terisolasi dari induk daratan Asia. Masa keramik Jepang terbagi-bagi dalam beberapaperioda yaitu Haniwa (200-552); Asura, Nara, dan Heian; dan terakhir Kamakura. Keramik tertua Jepang yang terkenal adalah keramik Jomon dengan bentuknya yang unik. Perioda Jomon berlangsung 10000–200tahun SM.

Gambar 5.27. Keramik dibentuk dengan pilin, Jepang, Periode Jomon kira-kira 2500 SM. (atas) Keramik pada

jaman pertengahan Jomon (bergaya Daigi). (sumber: www.myspace.com)

Page 133: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

96 Kriya Keramik

5.5. Sejarah Keramik di Indonesia

Di Indonesia, keramik sudah dikenal sejak jaman Neolithikum, diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM. Peninggalan zaman inidiperkirakan banyak dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggaraberupa: pengetahuan tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alatberupa gerabah dan alat pembuat pakaian kulit kayu. Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mengalami perubahan sesuaiperkembangan zaman. Awalnya manusia membuat alat bantu untukkebutuhan hidupnya, mulai dari membuat kapak dari batu. Seperti diSumatra ditemukan pecahan-pecahan periuk belanga di Bukit Kulit Kerang. Meskipun pecahan tembikar tersebut kecil dan berkeping-keping namuntelah terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik pembuatannya dilakukan dengan tangan, dan untuk memadatkan serta menghaluskan digunakan benda keras seperti papan. Cara menghiasdilakukan dengan menekankan sebuah kayu berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada permukaan keramik(mentah) setelah selesai pembentukan. Cara seperti ini paling banyakdilakukan oleh perajin tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air.Di pantai selatan Jawa tepatnya diantara Yogyakarta dan Pacitanditemukan pecahan tembikar yang berhiaskan teraan anyaman atautenunan seperti hasil tenun yang di buat di Sumba. Di daerah Melolo (P.Sumba) ditemukan pula periuk belanga yang berisikan tulang-tulangmanusia. Peninggalan-peninggalan prasejarah ini juga ditemukan didaerah Banyuwangi, Kelapa Dua-Bogor, Kalumpang serta Minanga di Sulawesi,Gilimanuk di Bali dan juga penemuan pada waktu peninggalan arkeologis di sekitar candi Borobudur dan di Trowulan-Mojokerto. Termasuk jugapeninggalan zaman Kerajaan Majapahit (abad 16 M) banyak di temukan bata-bata dan genteng dari tanah liat yang dibakar sebagai bahanbangunan, namun juga benda-benda seperti celengan. Pecahan-pecahantembikar juga ditemukan di situs Batujaya, di Karawang Jawa Barat.Ditemukan juga fragmen yang terbuat dari terracotta. Sesuai penandaaan maka tembikar-tembikar ini ada pada abad ke 3 atau 4 masehi.

Gambar 5.28. Tembikar-tembikar yang ditemukan di situs Batujaya.(sumber: www.budpar.go.id)

Page 134: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 97

Gambar 5.29. Fragmen terracotta yang ditemukandi situs Batujaya. (sumber: www.budpar.go.id)

Gambar 5.30. Bentuk kepala terbuat dari terracotta padapenanggalan abad ke 10. (sumber: heritage indonesia)

Gambar tembikar juga terdapat pada relief hiasan bangunan, dan patung-patung. Ini memberikan indikasi bahwa tradisi pembuatan benda keramik dengan teknologi sederhana telah lama berlangsung. Artefak lainnya di gambarkan pada relief candi Borobudur yang menunjukkan motif wanita yang sedang mengambil air dari kolam dengan periuk bulat dan kendi serta memasak dengan kuali. Sedangkan relief candi Prambanan dan candi Penataran (Blitar) melukiskan jambangan bunga dengan hiasan suluran dan bunga-bungaan. Peninggalan ini juga menggambarkan akan adanyakegiatan pembuatan keramik rakyat di pedesaan dan banyak hubungannya dengan penemuan kebutuhan akan wadah. Keramik rakyat ini dari zaman ke zaman berkembang secara evolusioner. Demikian pula dengan bentuk, teknik pengolahan maupun pembakarannya, pembakaran dilakukan hanya dengan menggunakan daun-daun atau ranting-ranting pohon yang telah kering.

Page 135: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

98 Kriya Keramik

Gambar 5.31. Terracottapeninggalan zaman Mojopahit.(sumber: heritage indonesia)

Mereka lebih banyak memikirkan peralatan yang ada hubungannya dengan rumah tangga. Untuk keperluan tersebut dibuatlah benda gerabah dari tanah liat kemudian dibentuk dan setelah kering dibakar dengan pembakaran sederhana. Penemuan keramik merangsang kreativitas manusia untukmenciptakan berbagai macam benda keramik yang di buat dari bahantersebut.

Gambar 5.32. Adanya keramik di Indonesia sering dibuktikan dengan relief candi. (sumber: heritage indonesia)

Page 136: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 99

Pada perkembangan selanjutnya berbagai faktor turut menentukankemajuan keramik diberbagai daerah. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kemajuan keramik, mulai dari faktor keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran. Dari faktor-faktor tersebut, faktorkebutuhan atau keperluan hidup yang merupakan pengaruh yang dominan, sebagai contoh: negeri China.

Secara pasti sangatlah sulit untuk dikatakan daerah mana yang mula-mulayang merupakan pusat perkembangan keramik di Indonesia. Dari segi teknikpembuatannya benda-benda keramik yang oleh para ahli sejarah disebut “paddle and anvil technique” atau teknik tatap batu, suatu teknik pembuatankeramik tradisional yang saat ini masih dipergunakan di daerah-dareah di Indonesia.

Meninjau hasil karya keramik dari beberapa daerah di Indonesia sangat menarik karena terasa ada suatu karakteristik sangat khas yang menjiwai benda-benda tersebut. Daerah tersebut antara lian Kalimantan dengankeramik Singkawang yang menghasilkan guci-guci besar. Daerah inimenghasilkan benda keramik dengan teknologi pembakaran tinggi mulai abad XIX. Singkawang merupakan daerah migrasi orang-orang ChinaHokkian, yang banyak keahliannya membuat guci.

Gambar 5.33. Membuat keramik dengan teknik putar tatap (paddle andanvil technique)(sumber:Koleksi studio keramik)

Sementara masyarakat tradisional tetap melakukan aktivitas untuk membuat gerabah tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan kekuatan apa adanya.

Page 137: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

100 Kriya Keramik

Gambar 5.34. Keramik Sung (China) yang mempengaruhi perkembangan

keramik Indonesia (sumber:www.britannica.com)

2.5.1. Jaman Penjajahan Belanda

Teknologi pembuatan keramik dapat dikatakan mulai berkembang dengan didirikannya Laboratorium Keramik atau “Het Keramische Laboratorium”pada tahun 1922 di Bandung. Fungsi utama laboratorium ini sebagai pusatpenelitian bahan bangunan seperti bata, genteng, saluran air dansebagainya yang terbuat dari tanah liat. Selain itu mengembangkan juga teknologi glasir untuk barang gerabah halus yang disebut dengan‘aardewerk’. Bahan glasir didatangkan dari Belanda. Selanjutnya di Plered Purwakarta didirikan sebuah pabrik keramik dengan dilengkap alat-alatproduksi masinal untuk mengolah bahan tanah liat. Pabrik ini berfungsisebagi induk yang memberikan bimbingan dalam pembuatan bahanbangunan dan gerabah halus berglasir kepada para perajin setempat.

Pabrik keramik di Pleret yang dimaksudkan sebagai pusat penyuluhan di Jawa barat terpaksa gulung tikar. Sedangkan pusat induknya di Bandunghidupnya masih belum menentu keberadaannya. Tetapi walaupun dengan pemasukan teknologi impor ini, keramik Indonesia belum mengalamikemajuan yang pesat. Pusat penyuluhan bidang keramik sasarannya pada kehidupan gerabah pedesaan saja. Masyarakat kota belum banyakmengenal keramik bakaran tinggi pada masa itu, dan lebih sukamenggunakan barang impor dari negeri China atau Eropa.

Page 138: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 101

Gambar 5.35. Keramik Plered koleksi IstanaNegara Republik Indonesia.

2.5.2. Jaman Pendudukan Tentara Jepang

Dengan masuknya tentara Jepang , pabrik keramik di Bandung telah di rubah namanya menjadi “Toki Shinkenjo”. Laboratorium ini berfungsisebagai balai penelitian yang meneliti dan mengembangkan sertamemproduksi barang-barang keramik dengan suhu bakar tinggi. Produknya antara lain: bata tahan api, botol sake, dan sebagainya. Barang-barangtersebut dibuat untuk keperluan bala tentara Jepang di Indonesia.

2.5.3. Jaman Pemerintah Republik Indonesia

Sejak pemerintahan dipegang pemerintah republik Indonesia, maka “TokiShinkenjo” berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Keramik (BPK), dalam operasionalnya dilengkapi dengan alat-alat pengujian dan alat-alat produksi yang lebih modern. Fungsi dan tugas BPK semakin berkembang, tidak hanya berporduksi barang-barang keramik, gelas, isolator listrik tetapi juga aktif melakukan kegiatan penelitian barang-barang mentah keramik hasil temuan bahan keramik di beberapa tempat. Dengan diketemukannya bahan-bahan mentah yang melimpah sepertikaolin, felspard, kwarsa dan sebagainya. maka sejak tahaun 1960-anbermunculan pabrik-pabrik keramik dibebebrapa kota. Produknyapunbermacam-macam seperti produk gerabah, stoneware dan porselin, jenis produksinya antara lain peralatan makan dan minum, benda hias, barang tahan api, bata tahan api, alat-alat teknik, gips, email, dan keramik bahan bangunan.

Sekitar tahun 1969 BPK mencoba mengembangkan apa yang disebutdengan keramik ‘biru putih’ yaitu imitasi keramik China yang pembakarannya pada suhu 1300 derajat celcius. Dengan diperkenalkanya produk ala China

Page 139: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

102 Kriya Keramik

ini maka banyak perusahaan lain di kota Bandung memproduksinya; seperti pabrik keramik di Kiara Condong, pabrik keramik Tanah Agung di kota Malang, serta pabrik keramik di Plered-Purwakarta. Produk keramik dengan corak biru putih tersebut ternyata banyak penggemarnya.Pada masa Pelita ke dua munculah harapan-harapan baru untukpenggunaan benda keramik di hotel-hotel di Jakarta dan di kota-kota lain. Benda keramik tersebut berupa peralatan makan, hiasan dan tempatbunga. Kemudian berlanjut ke masyarakat kota yang mulai terbiasamenggunakan benda-benda keramik dan sedikit demi sedikit munculahkeinginan benda tersebut sebagai kebutuhan rumah tangga. Kehidupan dunia keramik mulai bangkit dan tumbuhnya perusahaan kecil dan menengah yang bergerak dibidang keramik seperti terdapat diBandung, Plered-Purwokweto, Klampok, Bayat-Klaten, Malang, Yogyakarta dan lainnya daerah di luar Jawa.

Dengan perjalanan waktu, dan dengan adanya pendidikan tinggi seni rupa seperti ITB Bandung, ASRI (ISI) Yogyakarta, ASTI (ISI) Surakarta dan universitas lainnya mulai menelurkan seniman akademisi keramik yang turut menghidupkan dunia keramik saat ini. Namun, ditengah kemajuan industri keramik dunia, industri keramik Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan walaupun kemajuan dalam bidang keramik ini sudah menjadi tuntutan pasar. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana, berupa alat-alat untuk mengembangkan industri keramik itu termasuk mahal. Selain itu teknologi yang adapun sulit didapat. Sebab bahan-bahan untuk keramik maju harus bahan yang lebih murni. Tetapi usaha-usaha untukmengembangkan industri keramik, berupa penelitian-penelitian tetapdilakukan, kegiatan seperti ini telah menjadi kegiatan rutin seperti Balai Besar Keramik di Bandung, juga kegiatan-kegiatan pengembangan desain untuk benda keramik di industri seperti di Sango Semarang, industri keramik di Tangerang dan di industri lainnya.

Gambar 5.36. Produk pabrik keramik Sango.

Page 140: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 103

Dari hasil pembinaan dan bimbingan dari pemerintah dan pihak terkait, baik produktivitas dan variasi bentuk juga pengalaman perajin semakinmeningkat. Perkembangan dari bentuk produk keramik yang masih melekat ciri khas dari masing-masing daerah semakin menarik dan memperkaya hasil budaya bangsa. Perkembangan dunia pariwisata yang makin maju memberikan dampak yang sangat bagus bagi perkembangan keramik.Dengan dicanangkannya desa wisata seperti: di desa Pager Jurang-BayatKlaten, desa Kasongan-Bantul, Klampok-Banjarnegara, Banyumulek-Lombok semakin meningkatkan produktivitas dan kualitas juga pemasaran produk keramik yang semakin berkembang hingga kini.

Gambar 5.37. Keramik Lombok (sumber: http://bidytour-lombok.com)

Gambar 5.38. Keramik Kasongan(sumber: Album keramik Kasongan)

Page 141: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

104 Kriya Keramik

6.1. Asal Usul Tanah Liat

Tanah liat sebagai bahan utama pembuatan benda keramik terdapat hampir di seluruh belahan dunia, namun demikian tanah liat tersebut satu sama lain memiliki sifat yang berbeda-beda. Akan tetapi tanah liat yang dapatdigunakan untuk pembuatan benda keramik harus memenuhi persyaratan tertentu. Salah satu sifat tanah liat yang dibutuhkan untuk dapat dibuat benda keramik adalah memiliki daya kerja yang memungkinkan tanah liat tersebut untuk dibentuk dan dapat mempertahankan bentuknya hingga menjadi benda keramik melalui proses pemanasan (pembakaran). Tanah liat (clay) merupakan bahan plastis yang dapat berubah menjadi keras dan tahan terhadap air setelah mengalami proses pengeringan dan pembakaran.Ada beberapa jenis tanah liat yang dapat langsung digunakan untukpembuatan benda keramik, sedangkan lainnya harus dimurnikan terlebih dahulu atau harus dicampur dengan bahan lain agar dapat digunakan untuk membuat benda keramik. Contoh tanah liat yang langsung dapat digunakan tanpa mencampur dengan bahan lain adalah tanah liat earthenware dan stoneware, sedang tanah jenis porselen harus dicampur dengan bahan lainyang plastis (seperti: ballclay atau bentonite) agar mudah dibentuk. Tanahliat dan mineral anorganik non logam adalah produk alam yang merupakan bahan baku pembuatan benda keramik seperti: perangkat makan-minum,bahan bangunan, bahan tahan api, alat elektronik, benda seni, bendakerajinan dan sebagainya. Tanpa bahan-bahan alam tersebut produkkeramik tidak mungkin dibuat.

6.1.1. Proses Pembentukan Tanah Liat secara Alami

Hampir semua tanah liat yang ada di Indonesia disebut “lempung”. Lempung merupakan produk alam, yaitu hasil pelapukan kulit bumi yang sebagian besar terdiri dari batuan feldspatik, berupa batuan granit dan batuan beku.Sebelum berpindah, tanah liat merupakan mineral murni yang terdapat pada batuan panas dan padat yang kemudian larut. Batuan yang larut bukan lagi batuan yang keras seperti aslinya namun sudah berubah menjadi batuan yang lunak dan terurai serta berubah warna karena terbawa arus air. Hasilperistiwa tersebut terbentuk partikel-partikel halus dan sebagian besardipindahkan oleh tenaga air, angin dan gletser ke suatu tempat yang lebih rendah dan jauh dari batuan induk dengan ukuran partikel yang hampirsama, sedangkan sebagian lagi tetap tinggal di lokasi dimana batuan induk berada.

6. TANAH LIAT

Page 142: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

105Kriya Keramik 105

Alam memproduksi tanah liat secara terus menerus, sehingga tidakmengherankan jika tanah liat terdapat dimana-mana dan jumlahnya sangat besar. Karena jumlahnya sangat besar, dapat dipastikan manusia tidak akan mampu menghabiskannya. Sesungguhnya bentuk permukaan bumi selalu berubah, terjadinya gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, benua-benua, pulau-pulau dan sebagainya tidak dalam waktu sekejap, tetapimemakan waktu jutaan tahun.Tanah tanah liat alam yang paling mumi masih mengandung butiran-butiranbebas dan bahan-bahan pasir atau debu. Umumnya unsur-unsur tambahan ini terdiri dari kwarsa, feldspar, besi dan sebagainya juga ada unsur organik Iainnya menentukan sifat-sifat dari bermacam tanah liat dan penggunaannya untuk tujuan-tujuan tertentu. Beberapa sifat tanah liat yang umum adalah sifat untuk hancur dalam air, warna sebelum dan setelah dibakar, plastis sebelum dibakar, keras dalam keadaan kering, padat dan kuat setelahdibakar.

6.1.2. Pembentukan Meneral-Mineral Kulit Bumi

Permukaan bumi yang kita diami sekarang ini adalah hasil pendinginan kulit bumi yang menutupi bagian dalam bumi yang masih sangat panas (magma).Ketika bumi masih dalam masa lebur, bahan-bahan berat seperti unsurlogam cenderung mengendap ke tingkat terdalam. Karena prosespengendapan, komposisi kimia kulit bumi di semua bagian mendekatiseragam. Semakin bumi mendingin, lapisan teratas yang disebut kulit bumi akan memadat dan membatu. Batuan yang terbentuk karena prosespendinginan disebut batuan beku (igneous rock). Komposisi kimia kulit bumi yang terdiri atas batuan granit atau batuan beku sampai kedalaman ± 16 km, sebagai berikut

SiO2 ………………... 59.14Al2O3 ……………….15.38Al2O3 + FeO ……..... 6.88CaO ………………… 5.08Na2O ………………. 3.84MgO ……………….. 3.49K2O ………………… 1.13H2O ………………… 1.15TiO2 ………………… 1.05Lain-lain …………… 0.90

100.00(sumber: Frank Hammer and Janet Hammer).

Yang menarik dari analisis kimia di atas, adalah sangat sedikit oksida besi atau oksida logam lain yang membentuk kulit bumi, tetapi justru unsur-unsursilika (SiO2) dan alumina (Al2O3) paling mendominasi pembentuk kulit bumi.

Page 143: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

106 Kriya Keramik

6.1.3. Peranan Tenaga Endogen dan Eksogen terhadapPembentukan Tanah Liat

Diperkirakan dua milyar tahun silam tenaga alam yang besar mulaimengubah permukaan bumi pada batuan “Feldspatik”. Suatu interaksiantara atmosfir bumi yang mengandung gas dengan permukaan bumi akan saling memberikan pengaruh. Pada saat bumi mendingin, uap air di atmosfir yang berbentuk gas mulai mengembun dan terjadilah hujan. Air hujankemudian mengisi cekungan-cekungan membentuk lautan dan memberikan pengaruh pada permukaan daratan yang mempunyai garis permukaan lebih tinggi.

Air merupakan salah satu faktor penting yang dapat merubah permukaan bumi. Air dapat melarutkan bebatuan dalam jumlah banyak. Selama jutaan bahkan milyaran tahun, air telah mengikis gunung-gunung dan meratakan lembah-lembah. Adanya mineral garam di laut yang jumlahnya diperkirakan 1500 milyar ton membuktikan bahwa begitu besarnya kekuatan air yang mengikis bebatuan dan melarutkan bahan-bahan alkali dan mineral lain yang telah tergerus, serta mengalirkan ke tempat-tempat yang lebih rendah dan akhirnya ke laut. Air dapat juga membelah bebatuan dengan caramenyusup ke celah-celah retakan. Pada musim dingin dengan suhumencapai sekitar 0º, air yang berada di celah-celah batu tersebut akan membeku dan mengembang akhirnya memecah bebatuan tadi menjadi kepingan-kepingan lebih kecil. Selain air, tumbuhan juga dapatmenghancurkan bebatuan yang keras. Melalui tenaga rambat, akar-akarnyadapat memasuki celah-celah retakan batu dan dalam pertumbuhannyacenderung memecah batu tersebut menjadi unit yang lebih kecil. Angin dan gletser juga dianggap sebagai tenaga alam yang hebat dandapatmemindahkan mineral tanah liat yang halus hasil pelapukan batuanfeldspatik ke tampat yang jauh dari batuan induknya.

Tenaga alam yang dapat merubah permukaan bumi dibedakan menjadi dua, yaitu:

6.1.3.1. Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen menyebabkan terjadinya perubahan pada permukaan bumi karena pengaruh air, angin, gletser dan tumbuhan. Pada saat bola yang membara mulai mendingin, terjadilah penyusutan. Akibatnya bahan-bahanmineral yang ada di dalam bumi terdorong ke atas membentuk bukit-bukitdan gunung-gunung. Oleh proses pelapukan dan erosi yang terus menerus sepanjang zaman, bukit dan gunung tersapu bersih, mineral-mineral yang berupa lumpur tanah liat mengalir bersama-sama air ke tempat rendah danakhirnya mengendap di danau-danau atau lautan.

Page 144: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

107Kriya Keramik 107

6.1.3.2. Tenaga Endogen

Tenaga endogen menyebabkan terjadinya perubahan di dalam bumi oleh karena pengaruh tenaga panas dan gempa bumi yang sangat hebat.Lapisan endapan disorong lagi ke atas menjadi bukit-bukit dan gunung-gunung. Demikian seterusnya yang dikeluarkan dari dalam bumi berupa uap panas, tekanan gas, gempa bumi dan sebagainya itu disebut tenagaendogen.

Proses pelapukan batuan granite dapat dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 6.1. Proses pelapukan batuan granit.(sumber: Frank Hammer and Janet Hammer).

6.1.4. Proses Terbentuknya Tanah Liat Primer dan Sekunder

Telah dijelaskan bahwa tanah liat merupakan mineral murni yang terdapat pada batuan panas dan padat, karena terjadi pelapukan maka terbentuk partikel-partikel halus dan sebagian besar dipindahkan oleh tenaga air, angin dan gletser ke suatu tempat yang lebih rendah dan jauh dari batuan induk dengan ukuran partikel yang hampir sama, sedangkan sebagian lagi tetap tinggal di lokasi dimana batuan induk berada. Selama berpindah tanahliat menjadi tidak murni, kehilangan mineral-mineral pengikatnya, hasilnyaberupa jenis tanah liat mulai dari yang kasar sampai halus dengankemungkinan terjadi perubahan warna dan komposisinya. Dari peristiwaalam tersebut, maka terdapat tanah liat yang tidak berpindah tempat atau terdapat di daerah asalnya, tanah liat ini disebut tanah liat primer yang merupakan hasil akhir dari serangkaian proses yang juga disebut tanah liat residu, contoh tanah liat yang umum adalah china clay atau kaolin.Sedangkan tanah liat yang berpindah dari daerah asalnya dan mengendap di daerah rendah disebut tanah liat sekunder atau tanah liat sedimen, seperti ballclay, red marls (campuran tanah liat, pasir, dan kapur), stoneware, dll.

Page 145: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

108 Kriya Keramik

Gambar 6.2. Proses pembentukan tanah liat primer dan sekunder.

Tanah liat merupakan suatu mineral yang terbentuk dari struktur partikel-partikel yang sangat kecil, terutama dari mineral-mineral yang disebutKaolinit, yaitu persenyawaan dari Oksida Alumina (Al2O3), dengan OksidaSilika (SiO2) dan Air (H2O).

Bentuk partikel-partikelnya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam (hexagonal) dengan permukaan yang datar yang tidak dapat dilihat dengan mata secara langsung, dengan bentuk partikel seperti ini menyebabkan tanah liat mempunyal sifat liat (plastis) dan mudah dibentuk bila dicampur dengan air, hal ini karena partikel-partikel tersebut salingmeluncur satu dengan yang lain dengan air sebagai pelumasnya.

Gambar 6.3. Bentuk partikel tanah liat.(sumber: F.H. Norton)

Tanah liat dalam ilmu kimia termasuk Hidrosilikat Alumina, yang dalamkeadaan murni mempunyai rumus:

Al2O3 2SiO2 2H2O

Page 146: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

109Kriya Keramik 109

Satu partikel tanah liat dibuat dari satu molekul aluminium (2 atom Aluminadan 3 atom Oksigen), dua molekul Silikat (2 atom Silika dan 2 atom Oksigen), dan dua molekul Air (2 atom Hidrogen dan 1 atom Oksigen).Formula tersebut terdiri dari:

39% Oksida Alumina47% Oksida Silika14% Air

Perubahan secara alamiah yang berlangsung terus menerus menyebabkanterbentuknya tanah liat primer dan sekunder, yang juga menyebabkanperbedaan tempat ditemukan (pengendapan) tanah liat tersebut, secarasederhana asal-usul tanah liat dapat digambarkan seperti gambar berikut ini.

Gambar 6.4. Asal usul tanah liat secara sederhana.(sumber: Frank Hammer and Janet Hammer).

Berdasarkan tempat pengendapannya, tanah liat dapat dikelompokkanmenjadi dua jenis sebagai berikut:

6.1.4.1. Tanah Liat Primer

Yang disebut tanah liat primer (residu) adalah jenis tanah liat yangdihasilkan dari pelapukan batuan feldspatik oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk (batuan asalnya), karena tanah liat tidakberpindah tempat sehingga sifatnya lebih murni dibandingkan dengan tanah

Page 147: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

110 Kriya Keramik

liat sekunder. Selain tenaga air, tenaga uap panas yang keluar dari dalam bumi mempunyai andil dalam pembentukan tanah liat primer. Karena tidakterbawa arus air dan tidak tercampur dengan bahan organik seperti humus, ranting, atau daun busuk dan sebagainya, maka tanah liat berwarna putih atau putih kusam. Suhu matang berkisar antara 13000C–1400 0C, bahkanada yang mencapai 17500C. Yang termasuk tanah liat primer antara lain: kaolin, bentonite, feldspatik, kwarsa dan dolomite, biasanya terdapat di tempat-tempat yang lebih tinggi daripada letak tanah sekunder. Padaumumnya batuan keras basalt dan andesit akan memberikan lempung merah sedangkan granit akan memberikan lempung putih. Mineral kwarsadan alumina dapat digolongkan sebagai jenis tanah liat primer karenamerupakan hasil samping pelapukan batuan feldspatik yang menghasilkan tanah liat kaolinit.

Tanah liat primer memiliki ciri-ciri:• warna putih sampai putih kusam• cenderung berbutir kasar,• tidak plastis, • daya lebur tinggi,• daya susut kecil• bersifat tahan api

Dalam keadaan kering, tanah liat primer sangat rapuh sehingga mudah ditumbuk menjadi tepung. Hal ini disebabkan partikelnya yang terbentuk tidak simetris dan bersudut-sudut tidak seperti partikel tanah liat sekunder yang berupa lempengan sejajar. Secara sederhana dapat dijelaskan melalui gambar penampang irisan partikel kwarsa yang telah dibesarkan beberapa ribu kali. Dalam gambar di bawah ini tampak kedua partikel dilapisi lapisanair (water film), tetapi karena bentuknya tidak datar/asimetris, lapisan airtidak saling bersambungan, akibatnya partikel-partikel tidak salingmenggelincir.

Gambar 6.5. Dua partikel kwarsa dengan lapisan air.(sumber: F.H. Norton)

Page 148: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

111Kriya Keramik 111

6.1.4.2. Tanah Liat Sekunder

Tanah liat sekunder atau sedimen (endapan) adalah jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknyakarena tenaga eksogen yang menyebabkan butiran-butiran tanah liat lepas dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah sungai, tanah rawa, tanah marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena air dan angina, tanah liat bercampur dengan bahan-bahan organik maupun anorganik sehinggamerubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat menjadi partikel-partikelyang menghasilkan tanah liat sekunder yang lebih halus dan lebih plastis.Jumlah tanah liat sekunder lebih lebih banyak dari tanah liat primer.Transportasi air mempunyai pengaruh khusus pada tanah liat, salah satunya ialah gerakan arus air cenderung menggerus mineral tanah liat menjadi partikel-partikel yang semakin mengecil. Pada saat kecepatan arus melambat, partikel yang lebih berat akanmengendap dan meninggalkan partikel yang halus dalam larutan. Pada saat arus tenang, seperti di danau atau di laut, partikel-partikel yang halus akan mengendap di dasarnya. Tanah liat yang dipindahkan bisaanya terbentuk dari beberapa macam jenis tanah liat dan berasal dari beberapa sumber.Dalam setiap sungai, endapan tanah liat dari beberapa situs cenderungbercampur bersama. Kehadiran berbagai oksida logam seperti besi, nikel, titan, mangan dan sebagainya, dari sudut ilmu keramik dianggap sebagai bahan pengotor. Bahan organik seperti humus dan daun busuk jugamerupakan bahan pengotor tanah liat. Karena pembentukannya melalui proses panjang dan bercampur dengan bahan pengotor, maka tanah liat mempunyai sifat: berbutir halus, berwarna krem/abu-abu/coklat/merahjambu/kuning, suhu matang antara 9000C-14000C. Pada umumnya tanah liat sekunder lebih plastis dan mempunyai daya susut yang lebih besar daripada tanah liat primer. Semakin tinggi suhu bakarnya semakin keras dan semakin kecil porositasnya, sehingga benda keramik menjadi kedap air. Dibandingdengan tanah liat primer, tanah liat sekunder mempunyai ciri tidak murni, warna lebih gelap, berbutir lebih halus dan mempunyai titik lebur yang relatif lebih rendah. Setelah dibakar tanah liat sekunder biasanya berwarna krem, abu-abu muda sampai coklat muda ke tua.

Tanah lit sekunder memiliki ciri-ciri:• Kurang murni• cenderung berbutir halus, • plastis,• warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning muda, kuning

kecoklatan, kemerahan, kehitaman• daya susut tinggi,• suhu bakar 12000C–13000C, ada yang sampai 14000C (fireclay,

stoneware, ballclay),• suhu bakar rendah 9000C–11800C, ada yang sampai 12000C

(earthenware).

Page 149: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

112 Kriya Keramik

Gambar 6.6. Dua partikel tanah liat plastis dipisahkanoleh lapisan air. (sumber: F.H. Norton)

Warna tanah tanah alami terjadi karena adanya unsur oksida besi dan unsur organis, yang biasanya akan berwama bakar kuning kecoklatan, coklat,merah, wama karat, atau coklat tua, tergantung dan jumlah oksida besi dan kotoran-kotoran yang terkandung. Biasanya kandungan oksida besi sekitar2%-5%, dengan adanya unsur tersebut tanah cenderung berwarna Iebih gelap, biasanya matang pada suhu yang lebih rendah, kebalikannya adalah tanah berwama lebih terang ataupun putih akan matang pada suhu yang lebih tinggi. Menurut titik leburnya, tanah liat sekunder dapat dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu: Tanah liat tahan api (fire clay), tanah liatstoneware, ball clay, tanah liat merah (earthenware clay), dan tanah liat jenis monmorilinit.

6.2. Jenis-Jenis Tanah Liat

6.2.1. Perubahan Fisika Tanah Liat Primer dan Sekunder setelah Dibakar

Perubahan pertama yang terjadi dalam tanah liat primer maupun sekunder ketika dibakar, ialah hilangnya air bebas. Khusus untuk tanah liat sekunder akan diikuti oleh terbakarnya bahan-bahan organik lain, seperti humus,daun, dan ranting yang terdapat di dalam tanah liat. Pada perubahanselanjutnya kandungan air kimia akan hilang. Tanah liat primer dansekunder mengandung silika bebas dalam bentuk pasir, kwarsa, flint dan kristal. Silika adalah subyek untuk merubah bentuk dan volume tanah liat pada suhu tertentu. Beberapa perubahan bersifat tetap (konversi) dan yang lain bersifat dapat berubah kembali (inversi).Agar tanah liat dapat berubah menjadi keramik harus melalui prosespembakaran dengan suhu melebihi 600ºC. Setelah melalui suhu tersebut

Page 150: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

113Kriya Keramik 113

tanah liat akan mengalami perubahan menjadi suatu mineral yang padat, keras dan permanen, perubahan ini disebut Cheramic change atauperubahan keramik. Tabah liat yang dibakar kurang dari 600ºC belummemiliki kematangan secara tepat walaupun sudah mengalami perubahan keramik. Kematangan tanah liat atau vitrifikasi adalah kondisi keramik yang telah mencapai suhu kematangan secara tepat tanpa mengalami perubahan bentuk. Pada pembakaran dibawah suhu 800ºC, mineral silika bebas seperti mineral karbonat akan berubah pula. Hal ini merupakan akibat dariterbakarnya semua unsur karbon, disebut dengan proses kalsinasi.

Perubahan fisika terjadi diatas suhu 800ºC, yaitu pada saat bahan-bahanalkali bertindak sebagai ‘flux’ atas silika dan alumina yang membentuksebuah jaringan kristal (mulia) dan gelas yang mengikat bahan-bahan yang tidak dapat dilarutkan menjadi suatu massa yang kuat (pembakaran biskuit). Saat tanah liat dibakar pada suhu 1300ºC, beberapa perubahan akanterjadi, misalnya badan menjadi lebih keras ketika mendingin dan menjadi kedap air. Tanah liat tersebut telah mengalami proses ‘vitrifikasi’, artinya sebagian besar material, khususnya silika telah menggelas, memasuki pori-pori dan mengikat semua partikel tanah liat dengan membentuk ikatan yang dikenal dengan ikatan ‘Alumina Silika Hidroksida’.Proses vitrifikasi ini dapat disertai dengan penyusutan volume, dimanasemakin tinggi suhu bakar semakin besar penyusutan tetapi semakin rendah porositasnya atau dengan kata lain benda semakin padat dan kedapair.Tanah liat yang tidak mengalami proses ‘vitrifikasi’ pada suhu tinggi (±1300ºC) dapat digolongkan kedalam jenis tanah liat ‘tahan api’ (refractoryclay).

Setiap tanah liat dapat dilebur bila suhu bakarnya cukup. Idealnya setiap jenis tanah liat mempunyai titik vitrifikasi tanpa terjadi perubahan bentuk (deformasi). Dalam praktik, vitrifikasi seringkali diikuti dengan perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena adanya tegangan-tegangan pada bagianbenda yang terlemah akibat dari meleburnya mineral-mineral tanah liat.

Perubahan warna api, suhu, dan kondisi yang terjadi pada tanah liat saat proses pembakaran, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembakaran

a. Jangan membakar tanah liat terlalu cepat karena tanah liat akanmeledak berkeping-keping atau retak-retak. Hal ini disebabkan tidakcukup waktu bagi air plastisitas untuk menguap.

b. Proses pendinginan jangan dilakukan secara cepat, tanah liatmengalami perubahan volume yang seringkali sangat mendadak.Pendinginan mendadak menyebabkan satu permukaan akan lebih panas daripada permukaan lain, sehingga pada saat satu volume berubahvolume yang lain belum berubah.

Page 151: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

114 Kriya Keramik

Faktor inilah yang menyebabkan tanah liat yang dibakar menjadi pecah.Oleh karena itu, sebaiknya proses pendinginan harus dilakukan selambat dan semerata mungkin untuk mencegah pecahnya barang. Kesalahan ini akan jarang terjadi bila tungku tidak dibuka sebelum suhu di dalam tungku mencapai 100 0C.

Tabel 6.1. Heatwork: Perubahan bentuk material keramik oleh panas.(sumber: www.users.stlcc.edu)

Warnadalam

TungkuCone °F °C Uraian

Putih 14 2552° 1400° Porselin: cone 10-13

Kuning 10 2380° 1300° Bakaran tinggi/stoneware: cone 8-10, rata-rata = cone10

6 2192° 1200° Glasir menengah: cone 2-7

04 1950° 1100° Bakaran rendah/earthenware:cone 015-1, rata-rata = cone 04

Kuningoranye

1000°

010 1650° 900°Partikel tanah liat mulai mengkaca, Biskuit temperatur paling rendah (cone 010-04)

1450° 800°Mulai vitrifikasi (mengkaca),material mengandung karbon (zat arang) mulai dibakar

Merah 018 1292° 700° Panas merah pijarMerahgelap

600°

1060° 500°573°C, pembalikan (inverse)kwarsa antara proses pemanasan dan pendinginan

400°Mulai 480°C -700°C, terjadi penguapan (water smoking) air kimia

300°Mulai 300°C -800°C, material mengandung zat arang (carbonaceous) mulai dibakar.

. 439° 200°220°C, perluasan cristobalite(pemanasan), tekanan (pendinginan)

Gelap 212° 100° Air berubah menjadi uap air (steam)

Page 152: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

115Kriya Keramik 115

6.2.2. Sifat-sifat Umum Tanah Liat

Dalam pembentukan benda keramik dengan berbagai keteknikanmembutuhkan tanah liat yang harus memiliki sifat-sifat yang dipersyaratkan, yaitu yang betul-betul harus memenuhi persyaratan sebelum digunakan,karena hal ini akan sangat berpengaruh pada waktu proses pembentukan dan pada hasil akhir. Keberhasilan atau kegagalan dalam membuat benda keramik akan tergantung pada bagaimana melakukan proses tersebutdiatas. Agar tanah liat dapat digunakan untuk membentuk benda keramik maka harus sifat-sifat yang dipersyaratan.

6.2.2.1. Sifat Plastis

Sifat plastis atau plastisitas tanah liat merupakan kualitas hubungan antara partikel tanah liat yang ditentukan oleh kandungan meniral dan kehalusan butiran tanah liat. Plastisitas berfungsi sebagai pengikat dalam prosespembentukan sehingga benda yang dibentuk tidak mengalamikeretakan/pecah atau berubah bentuk. Sifat plastis ini merupakanpersyaratan utama yang harus dipenuhi untuk mencapai tingkat keplastisan yang dipersyaratkan tanah liat maka harus ditambah dengan bahan-bahanyang plastis. Dua partikel rata yang bersebelahan akan saling melekat sempurna ketika dilumasi dengan air dan memberikan kualitas tanah liat yang plastis dan memiliki kekuatan, karena struktur partikel tanah liatmembentuk seperti susunan batu bata maka sukar untuk mengalamikeretakan, hal tersebut seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah.

Gambar 6.7. Partikel dan struktur tanah liat plastis.(sumber: Frank Hammer)

Plastisitas tanah liat dipengaruhi oleh :• kehalusan partikel tanah liat• bentuk partikel tanah liat• zat organik (sisa tumbuhan dan binatang)• jumlah air• struktur (susunan partikel) tanah liat• jenis tanah liat

Page 153: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

116 Kriya Keramik

Beberapa jenis tanah murni yang alami, seperti tanah stoneware adalahtanah yang paling mudah untuk langsung digunakan, meskipun ada juga tanah merah earthenware yang sifatnya sebaik tanah stoneware. Ball clay biasanya terlalu plastis sehingga tidak mudah dikeringkan dan dibakar tanpa berubah bentuk, sedang tanah kaolin untuk dibentuk terlalu “short”, yaitumudah berubah bentuk tidak kuat menahan beban berat badannya sendiri.

Sifat plastis pada tanah liat disebabkan antara lain oleh: • Daya kohesi partikel-partikel tanah liat yang sangat halus dan bermuatan

listrik (-) dan (+) sehingga satu sama lain saling mengikat.• Kandungan air plastisitas, jika dilihat dengan alat mikroskop melalui

perbesaran 50.000 kali struktur partikel tanah liat berbentuk lempengan pipih yang mempunyai permukaan datar. Setiap lempengan dilapisi air yang sangat tipis seperti film. Fungsi air pelapis partikel adalahmelicinkan permukaan lempengan-lempengan sehingga satu sama lain dapat saling menggelincir khususnya pada saat tanah liat dibentuk atau mendapat tekanan dan mengikat partikel-partikel secara bersama-samadan membentuk massa tanah liat yang padat.

6.2.2.2. Memiliki Kemampuan Bentuk

Tanah liat juga harus mempunyai kemampuan bentuk, yaitu kualitaspenopang bentuk selama proses pembentukan berlangsung yang berfungsi sebagai penyangga. Tanah liat yang memiliki kemampuan bentuk akan berdiri sendiri tanpa mengalami perubahan bentuk sewaktu prosespembentukan berlangsung dan setelah pembentukan selesai. Tanah liat yang dibentuk akan tetap mempertahankan bentuknya apabila mempunyai plastisitas dan kemampuan bentuk yang baik, dalam hal ini dapat dikatakanbahwa tanah liat tersebut memiliki daya kerja.

Gambar 6.8. Tanah liat yang memiliki daya kerja/plastisitas.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 154: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

117Kriya Keramik 117

Daya kerja tanah liat dipengaruhi oleh plastistasnya, tanah liat dengan plastisitas yang tinggi atau sebaliknya plastisitasnya rendah cenderung kurang memiliki daya kerja, untuk dapat digunakan maka tanah liat tersebut harus diperlakukan secara khusus agar memiliki daya kerja, yaitu dengan menambahkan fire clay atau grog atau mengurangi ball clay, sedang tanahliat yang plastistasnya rendah dengan menambahkan ball clay ataubentonite.

Yaitu sifat tanah liat dari badan benda keramik yang telah kering sehingga cukup kuat untuk diangkat, disempurnakan, dan disusun dalam tungku pemabakaran.Tanah liat yang memiliki plastisitas tinggi akan tinggi pula kekuatankeringnya.

Kekuatan kering dipengaruhi :• Kehalusan butir• Jumlah air pembentuk• Pencampuran dengan bahan lain• Teknik pembentukan

6.2.2.3. Susut Kering dan Susut Bakar

Tanah liat dalam keadaan plastis masih mengandung air sehingga mudah dibentuk menjadi benda keramik. Setelah kering benda keramik tersebut akan mengalami penyusutan. Hal ini terjadi karena menguapnya airpembentuk dan air selaput pada badan dan permukaan benda keramik sehingga menyebabkan butiran-butiran tanah liat menjadi rapat satu sama lain. Tanah liat akan mengalami dua kali penyusutan, yaitu penyusutan yang terjadi dari keadaan basah menjadi kering, disebut susut kering dan penyusutan yang terjadi pada waktu proses pembakaran, disebut susutbakar. Jumlah persentase penyusutan (susut kering dan susut bakar) yang dipersyaratkan sebaiknya antara 5%–15%.

Tanah liat memiliki variasi penyusutan yang berbeda-beda, semakin tinggi plastisitas tanah liat maka semakin tinggi pula penyusutannya. Tanah liatyang terlalu plastis biasanya memiliki persentase penyusutan lebih dari 15%, sehingga apabila tanah liat tersebut dibentuk akan memiliki resiko retak atau pecah yang tinggi. Penyusutan tanah liat yang terlalu tinggi dapatdiperbaiki dengan mengurangi ball clay atau menambahkan fire clay ataugrog.

Penyusutan tanah liat Singkawang Kalimatan Barat dari kondisi plastis,kering, dan biskuit ditunjukkan pada gambar di bawah mulai.

Page 155: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

118 Kriya Keramik

Gambar 6.9. Tanah liat plastis, kering, dan biskuit.(sumber: Koleksi studio keramik)

Penyusutan tanah liat melalui proses pengeringan maupun prosespembakaran dapat dilihat seperti gambar di bawah.

Gambar 6.10. Tahap penyusutan kering tanah liat.(sumber: Frank Hammer)

Gambar 6.11. Tahap penyusutan bakar tanah liat.(sumber: Frank Hammer)

Page 156: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

119Kriya Keramik 119

Besarnya angka persentase susut kering dan susut bakar dapat dihitungdengan rumus sebagai berikut:

panjang plastis – panjang keringSusut kering = X 100%

panjang plastis

panjang plastis – panjang bakarSusut bakar = X 100%

panjang plastis

6.2.2.4. Suhu Kematangan (Vitrifikasi)

Suhu bakar keramik berkaitan langsung dengan suhu kematangan, yaitu keadaan benda keramik yang telah mencapai kematangan secara tepat tanpa mengalami perubahan bentuk. Agar tanah liat dapat berubah menjadi keramik, maka tanah liat yang telah dibentuk tersebut harus melalui proses pembakaran dengan suhu melebihi 600ºC. Setelah melalui suhu tesebut, tanah liat akan mengalami perubahan menjadi suatu mineral yanga padat, keras, dan permanen, perubahan ini disebut Cheramic change atauperubahan keramik. Tanah liat yang dibakar kurang dari 600ºC belum memiliki kematangan yang tepat walaupun sudah mengalami perubahan keramik, suhu kematangan tanah liat atau vitrifikasi adalah kondisi keramik yang telah mencapai suhu kematangan secara tepat tanpa mengalamiperubahan bentuk. Untuk itu sebelum melaksanakan proses pembakaran, perlu diketahui terlebih dahulu jenis tanah liat yang digunakan untukmembentuk benda keramik. Suhu kematangan tanah liat mempunyairentang yang cukup lebar, biasanya antara 50ºC-200ºC. Apabila tanah liat yang dibakar pada temperatur rendah sudah mengkaca hal ini berartivitrifikasi tanah liat tersebut rendah, untuk memperbaikinya dapat dilakukan dengan menambahkan kaolin atau silica.

Gambar 6.12. Efek vitrifikasi.(sumber: Frank Hammer)

Page 157: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

120 Kriya Keramik

Suhu pembakaran sangat berpengaruh pada vitrifikasi dan kekuatan tanah liat, kenaikan suhu (temperatur) bakar tanah liat earthenware dan stonewareterhadap vitrifikasi dan kekuatan bakarnya. Namun apabila suhu bakar telah mencapai total vitrifikasinya maka kekuatan tanah liat akan menjadimenurun dan bahkan menjadi leleh.Pada gambar berikut dijelaskan pengaruh kenaikan suhu bakar terhadap vitrifikasi dan kekuatan tanah liat earthenware dan stoneware.

Gambar 6.13. Pengaruh suhu bakar terhadap vitrifikasi dan kekuatan.(sumber: Frank Hammer)

6.2.2.5. Porositas

Sifat poros tanah liat merupakan sifat penyerapan air oleh badan benda keramik atau bisa dikatakan tingkat kepadatan badan benda keramik setelah dibakar. Sifat porositas sangat penting karena dengan adanya sifat ini akan memungkinkan penguapan air pembentuk maupun air selaput keluar pada waktu proses pengeringan dan pembakaran. Dalam poses pengglasiran sifat ini juga berpengaruh terhadap penyerapan bahan glasir pada benda keramik sehingga akan memiliki daya rekat sebelum proses pembakaran glasir dilaksanakan.

Page 158: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

121Kriya Keramik 121

Sifat porositas sangat dipengaruhi oleh kasar dan halusnya partikel-partikeltanah liat yang membentuk badan keramik. Tanah liat mengandung partikel-partikel pembentuk tanah yang terdiri dan partikel halus dan partikel kasar. Perbandingan dan besar butir dalam tanah sangat mempengaruhi sifattanah tersebut. Tanah liat plastis pada umumnya mengandung partikel yang lebih halus sehingga susut kering dan susut bakarnya akan tinggi dan hal ini juga berpengaruh terhadap porositasnya, tanah liat plastis cenderungmemiliki sifat porositas yang rendah, sebailknya tanah liat yang kurangplastis susut kering dan susut bakarnya rendah sehingga porositasnya tinggi

Tanah liat harus cukup porous, agar:• air plastis (air pembentuk) yaitu sejumlah air yang ditambahkan pada

tanah liat untuk dapat dibentuk) dapat menguap dengan mudah pada waktu proses pengeringan, sehingga terjadi susut kering.

• air kimia (air yang terikat secara kimia) yaitu air yang terkandung dalam tanah liat secara alami dengan mudah dapat keluar pada awal prosespembakaran sehingga terhindar dan letusan-letusan uap dan retak-retak.

• bermacam gas yang timbul karena proses pembakaran zat-zat organik yang ada dalam tanah dapat keluar, pada saat proses pembakaran terjadi lagi penyusutan yang disebut susut bakar.

Besarnya angka penyusutan (susut kering dan susut bakar) dari beberapa macam tanah liat berbeda-beda tergantung dari kehalusan partikelnya,semakin halus partikel tanah liat, maka semakin banyak air pembentuk yang dibutuhkan sehingga makin besar pula angka penyusutannya.

Gambar 6.14. Porositas tanah liat setelah proses pembakaran.(sumber: Frank Hammer)

Suhu pembakaran sangat berpengaruh terhadap porositas dan jugakekuatan dari tanah liat yang dibakar, namun apabila suhu pembakaranterus dinaikkan maka akan terjadi proses penggelasan pada tanah liat dan kekuatannya menjadi berkurang. Hal tersebut seperti ditunjukkan padagambar berikut.

Page 159: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

122 Kriya Keramik

Gambar 6.15. Pengaruh suhu bakar terhadap porositas dan kekuatantanah liat (sumber: Frank Hammer)

Besarnya angka persentase porositas tanah liat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

berat basah – berat kering Porositas = X 100%

berat kering

6.2.2.6. Kekuatan Kering

Kekuatan kering merupakan sifat tanah liat dari badan benda keramik yangtelah kering, sifat ini sangat penting karena benda keramik harus cukup kuat untuk diangkat, disempurnakan, dan disusun dalam tungku pembakaran. Tanah liat yang memiliki plastisitas tinggi akan tinggi pula kekuatankeringnya. Ballclay merupakan bahan yang memiliki kekuatan kering yang baik, tetapi bila dibuat benda akan timbul retak-retak.

Kekuatan kering dipengaruhi:• kehalusan butir• plastisitas• waktu pemeraman (ageing)• jumlah air pembentuk• pencampuran dengan bahan lain• teknik pembentukan

Page 160: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

123Kriya Keramik 123

6.2.2.7. Warna Bakar

Tanah liat dalam keadaan mentah yang diperoleh dari tempat asalnya(deposit) memiliki berbagai warna seperti krem, kuning kecoklatan, merah kecoklatan, abu-abu, dan hitam, perbedaan warna dipengaruhi olehperbandingan kadar kandungan bahan tanah liat antara lain campuran ataukotoran humus (organik), oksida besi (Fe), dll. Setelah mengalami proses pembakaran warna tanah liat akan muncul yang kadang berbeda dengan warna dalam keadaan mentah, hal ini dipengaruhi oleh zat/bahanterkandung didalamnya yang terikat secara kimiawi. Kotoran yang bersifat organik akan terbakar habis pada waktu proses pembakaran berlangsung, sedangkan bahan yang terikat secara kimiawi akan menyebabkan tanah liat menjadi berwarna.Warna tanah liat disebabkan oleh zat yang mengotorinya, warna abu-abusampai hitam mengandung zat arang dan sisa-sisa tumbuhan, warna merah mengandung oksida besi (Fe) tetapi juga dapat dihasilkan denganmenambahkan bahan pewarna seperti: cobalt (Co), cupper (Cu), chrom (Cr), besi (Fe), mangaan (Mn). Pada umumnya jenis tanah liat earthenware paling banyak mengandung Oksida besi (Fe).

Warna bakar (biskuit suhu 900oC) tanah liat murni Sukabumi, Pacitan,Malang, Bojonegoro, dan Singkawang seperti terlihat pada gambar dibawah.

Gambar 6.16. Perbedaan warna tanah liat setelah dibakar biskuitsuhu 900oC (sumber: Koleksi studio keramik)

6.2.2.8. Daya Suspensi

Daya bersuspensi adalah sifat yang memungkinkan suatu bahan atausuatu campuran tetap dalam bentuk cairan, sifat ini sangat berkaitan dengan plastisitas

Page 161: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

124 Kriya Keramik

Flokulan: suatu zat yang berfungsi untuk mempercepat pengendapanbutiran-butiran tanah liat, yaitu: magnesium sulfatDeflokulan: suatu zat yang mempertinggi daya dispersi (menghablur)sehingga butiran-butiran tanah liat tetap melayang-layang, yaitu:waterglass/sodium silikat dan sodium carbonate. Deflokulan biasa dipakai untuk tanah liat dengan pembentukan teknik cetak tuang.

6.2.2.9. Sifat Slaking

Sifat dari tanah liat untuk dapat hancur dalam air menjadi butiran-butiranyang lebih halus dalam waktu tertentu dan pada suhu udara biasa. Bilasuatu lempung (tanah liat) dimasukkan ke dalam air, maka lempung menjadi basah kemudian mengembang, selanjutnya lempung tersebut hancurmenjadi bagian-bagian kecil. Semakin kurang daya ikat tanah liat semakin cepat hancurnya, lempung yang lunak dan porous cenderung lebih cepat hancur dalam air dibandingkan dengan lempung yang keras. Sifat slaking ini berhubungan dengan pelunakan dari tanah liat.

6.2.2.10. Struktur Tanah Liat

Perbandingan besar butiran dan bentuk butiran partikel-partikel tanah liat akan berpengaruh pada plastisitas, kekuatan kering, penyusutan, porositas, dan karakter benda setelah dibakar.tStruktur tanah liat ;• Struktur halus (plastis): tanah liat• Struktur kasar (tidak plastis): pasir

Perbandingan lempung (clay), tanah endapan (silt) dan pasir (sand) dapatdilihat pada gambar di bawah.

Gambar 6.17. Perbandingan antara lempung, tanah endapan, dan pasir(sumber: Wheatonparkdistric.com)

Page 162: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

125Kriya Keramik 125

Dari uraian di atas, bahwa tanah liat memliliki sifat-sifat yang berbeda-beda,ada tanah liat yang plastisitasnya rendah/tinggi, daya kerjanya rendah/tinggi, susutnya rendah/tinggi, suhu bakarnya rendah/tinggi, porositasnyarendah/tinggi, warna bakarnya terang/gelap, agar memenuhi persyaratan untuk dapat digunakan maka perlu memperbaiki sifat-sifat tanah yangdemikian yang dilakukan sebelum proses pembentukan. Yang perlu diingat bahwa penambahan bahan akan saling mempengaruhi sifat-sifat tanah liat tersebut.• Sebagai bahan plastis adalah ball clay atau bentonit• Sebagai bahan pengeras/pengisi adalah flint, grog/chamotte, pasir, talk• Sebagai bahan pelebur/flux adalah feldspar, kapur, magnesia, dolomite

dan oksida besi.

6.2.3. Jenis, Sifat, Fungsi Tanah Liat dan Bahan lain

Jenis, sifat dan fungsi tanah liat dan bahan lain untuk membuat benda keramik dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

6.2.3.1. Bahan Plastis

Kaolin (china clay)Kaolin disebut juga china clay, termasuk jenis tanah liat primer (residu) yangberfungsi sebagai komponen utama dalam membuat campuran porselin,dan digunakan dalam keramik stoneware dan earthenware putih. Kaolinberfungsi untuk pengikat dan penambah kekuatan badan keramik pada suhu tinggi, porselin, barang-barang tahan api (refractory), juga digunakansebagai bahan pengeras dalam pembuatan glasir. Sifat-sifat kaolin (china clay):• berbutir kasar• tidak plastis • relatif murni• warnanya putih • titik leburnya tinggi yaitu ± 18000C.Di Indonesia bahan ini terdapat di beberapa tempat seperti di Aceh,Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Bangka, Belitung, Sulawesi Tengah, Kalimantan.

Ball clayBall clay termasuk jenis tanah liat sekunder (sediment/endapan) yangmempunyai partikel-partikel yang sangat halus sehingga tingkat plastisitas dan kekuatan kering yang tinggi, banyak mengandung bahan organik.Ball clay umumnya dipakai sebagai bahan campuran untuk membuatkeramik putih (keramik halus dan dalam email, juga untuk membuat slip tanah liat tuang lebih encer. Dalam massa plastis dapat meningkatkan daya kerja dan kuat kering.

Page 163: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

126 Kriya Keramik

Sifat-sifat ball clay:• berbutir halus • plastisitas sangat tinggi• penyusutan tinggi ± 20 %• kekuatan keing tinggi• titik lebur suhu 1300 0C• warna abu-abuBall clay ini terdapat di Jawa Barat, Riau, Kalimantan Brata, Kalimatan Tengah, Kalimatan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur,Bangka, Belitung dan juga bisa didapat dimana-mana (sawah, tegalan).

StonewareStoneware adalah bahan tanah liat refraktoris yang bersifat plastis, termasukjenis tanah liat sekunder (sedimen) memiliki daya susut rendah, berbutir halus dan banyak digunakan untuk membuat benda pengikat dan pewarna.Stoneware akan menghasilkan benda yang padat dan kedap air apabila dibakar pada suhu 12500C - 13000C tanpa mmengalami perubahan bentuk.Stoneware ini sangat menguntungkan karena dapat langsung digunakanuntuk membuat benda keramik stoneware secara langsung (bahan tunggal) tanpa mencampur dengan bahan lainnya dengan hasil yang memuaskan.Sifat-sifat stoneware:• berbutir halus,• plastis,• penyusutan rendah,• porositas rendah,• titik lebur tanah mencapai suhu 14000C,• wama mentahnya abu-abu, kuning kotor,• tahan api,Tanah ini terdapat di Jawa Barat, Karimunjawa.

EarthenwareEarthenware termasuk tanah sekunder (sedimen), tanah liat ini mudahditemukan di berbagai daerah, plastis, berbutir halus dengan kandungan besi yang cukup tinggi. Tanah liat ini memiliki tingkat plastisitas yang cukup, sehingga mudah dibentuk, tapi juga mempunyai tingkat penyusutan yang tinggi pula. Setelah dibakar kekuatannya berkurang dan sangat berpori, absorpsi(kemampuan menyerap) air lebih dan 3%, suhu bakar rendah antara 9000C-10600C, warna bakar merah coklat dan titik leburnya sekitar 11000C-12000C.Tanah liat merah banyak digunakan di industri genteng, bata dan gerabah kasar dan halus. Warna alaminya tidak merah terang tetapi merah karat, karena kandungan besinya mencapai 8%, bila diglasir warnanya akan lebih kaya, khususnya dengan menggunakan glasir timbal (beracun).

Page 164: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

127Kriya Keramik 127

Tanah liat earthenware banyak digunakan dalam pembuatan benda keramik earthenware, gerabah, batu bata, genteng, dan dapat digunakan sebagai pewarna pada glasir. Sifat-sifat earthenware:• plastis,• berbutir halus • kandungan besi yang cukup tinggi• wama mentahnya merah, coklat, abu-abu, hitam,• suhu bakar antara 9000C–10600CTanah liat earthenware banyak terdapat di daerah Sumutera Utara,Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta,

Fire ClayFire Clay termasuk tanah sekunder (sedimen) merupakan jenis tanah liat yang tahan terhadap panas dan tidak berubah bentuk, mempunyai titik lebur yang tinggi yaitu 1600ºC-1750ºC. Kebanyakan tanah liat tahan api berwarna terang (putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam dalam bentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar aluminatinggi dan berkadar alkali rendah. Yang tergolong tanah liat tahan api ialah tanah liat yang tahan dibakar pada suhu tinggi tanpa mengubah bentuk, misalnya kaolin dan mineral tahan api seperti alumina dan silika. Fireclayberfungsi sebagai bahan untuk membuat barang refractory seperti batatahan api, perlengkapan tungku, dalam badan keramik sebagai bahancampuran untuk menambah kemampuan bentuk pembuatan produkstoneware maupun porselin.Sifat-sifat fire clay:• cenderung tidak plastis ,• butiran kasar,• tingkat absorbsi rendah • penyusutan menengah • tahan terhadap suhu tinggi (refractory)

BentoniteBentonite juga termasuk tanah liat tanah sekunder (sedimen) yang sangat plastis dan berbutir halus sehingga digunakan untuk menambah keplastisanbadan keramik dan dalam glasir berfungsi sebagai pengikat. Bentonitetermasuk jenis tanah liat monmorilinit berasal dari pelapukan batu vulkanis. Bila dipergunakan untuk menambah plastisitas tanah liat satu bagianbentonite biasanya sama dengan tiga bagian ballclay.Sifat-sifat bentonite:• sangat plastis.• berbutir halus• titik lebur 1200ºCBentonite di Indonesia banyak ditemukan di Jawa Barat, juga terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara.

Page 165: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

128 Kriya Keramik

Kaolin Ballclay Stoneware

Earthenware Fireclay Bentonite

Gambar 6.18. Bahan-bahan keramik plastis.(sumber: Koleksi studio keramik)

6.2.3.2. Bahan Tidak Plastis

SilikaSilika merupakan bahan yang banyak digunakan untuk membuat benda keramik, glasir, gelas, dll. Bahan ini mempunyai sifat tidak plastis sehingga apabila digunakan untuk membuat badan keramik akan mengurangi tingkat plastisitas dan penyusutannya. Silika dalam badan benda keramikdigunakan untuk menambah kemampuan bentuk dan pengeras, sedangkan dalam glasir berfungsi sebagai penggelas. Titik lebur silika adalah 1710ºC.Kwarsa adalah bentuk lain dari silika yang memiliki kemurnian 100%. Silikaatau kwarsa dapat ditemukan dalam bahan oksida yang disebut silicatesseperti: kaolin/china clay, feldspar, nepheline syenite, lepidolite, petalite,spodumene, pyrophylite, ball clay dll.Bentuk lain dari silika adalah flint, bahan ini banyak dipakai untuk membuat benda keramik, memiliki kemurnian yang tinggi. Endapan silika yangditemukan di alam biasanya bercampur dengan berbagai bahan-bahanpengotor (impurities) yang akan mempengaruhi sifat-sifatnya baik dalam keadaan mentah maupun setelah pembakaran. Kegunaan silika:• mengurangi plastisitas• menguarangi penyusutan• mengurangi retak-retak dalam proses pengeringan.

Page 166: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

129Kriya Keramik 129

• menambah kemampuan bentuk dan pengeras• merupakan rangka selama pembakaran.• mengurangi retak-retak (crazing) dalam glasir.Silika (kwarsa) terdapat di Jwa Barat, Aceh, Sumatera Utara,SumateraSelatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Papua.

FeldsparFeldspar dihasilkan dari pelapukan batuan granit dan lava (igneous) dimanatanah liat itu terbentuk, feldspar termasuk senyawa alumina silikat yangmengandung satu atau lebih unsur-unsur seperti: K, Na, Ca . Sebagai bahan yang tidak plastis, feldspar sangat penting dalam industri keramik karena dapat berfungsi untuk mengurangi penyusutan pada waktu prosespengeringan dan pembakaran, juga berfungsi sebagai flux (peleleh) pada suhu diatas 12000C. Titik leburnya antara 11700C–12900C. Feldspar sangat bermanfaat dalam pembuatan benda keramik pecah belah, stoneware,porselin, dan juga bahan untuk membuat glasir.

Feldspar terdiri dari berbagai jenis, yaitu• Potash feldspar (K2O Al2O3 6SiO2)• Sodium feldspar (Na2O Al2O3 6SiO2)

Dilihat dari unsur-unsurnya maka feldspar mengadung bahan alumina(Al2O3), silica (SiO2), dan flux (K2O atau Na2O), yang mengandung kalium (K2O) biasanya dipakai untuk membuat badan keramik halus karena sangat aktif melarutkan kwarsa, membentuk masa gelas yang sangat kental, dan sebagai pelebur yang baik dalam badan keramik halus sehingga badan keramik menjadi padat tanpa mengalami perubahan bentuk (deformasi),sedang yang banyak mengandung natrium (Na2O) untuk membuat glasir. Feldspar mengandung semua bahan-bahan penting untuk membentuk glasir sehingga biasa disebut glasir alami, namun dalam glasir agar lebihmemuaskan perlu ditambahkan bahan lain seperti: flint, whiting atau kaolin.Di Indonesia feldspar dapat ditemukan Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumtera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, SulawesiSelatan, Papua.

Whiting (Calcium Carbonate) (CaCO3)Whiting digunakan pada campuran tanah liat bakaran suhu rendah danmenengah. Whiting (calcium carbonate) ini berfungsi sebagai flux, yaitu untuk menurunkan suhu bakar, dalam jumlah kecil dipakai sebagai bahan pelebur dalam glasir. Unsur Ca (calcium ) yang terkandung dalam whitingbanyak digunakan dalam badan keramik karena dapat menurunkan titik leleh, membenkan wama putih dan mencegah lengkung. Ca dapat bertindak sebagai flux pada suhu yang rendah. Dengan zinc dalam glasir akanmembentuk pemiukaan matt (dof), karena terjadi kristalisasi.

Page 167: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

130 Kriya Keramik

DolomiteDolomite merupakan bahan kombinasi antara calcium carbonate dengan magnesium carbonate yang berfungsi sebagai flux atau penurun suhu dalam campuran tanah liat, bahan ini termasuk bahan yang tidak plastis.

Aluminium (Al2O3)Unsur aluminium (oksida alumina) tidak ditemukan dalam bentuk murni,tetapi dalam kombinasi dengan unsur-unsur lain terutama dalam kaolin, ball clay, dan feldspar. Alumina merupakan bahan yang sangat refractory dan bahan yang sangat stabil baik secara fisika maupun kimia.Dalam glasir aluminium berfungsi untuk mengontrol dan mengimbangipelelehan serta memberikan kekuatan pada badan keramik dan glasir,sedang dalam badan keramik untuk meningkatkan viskositas, titik lebur mencegah kristalisasi dan menstabilkan massa gelas. Dalam massa plastis keramik, unsur kaolin akan memberikan Al2O3 tidak plastis tetapi cukup murni sedangkan ball clay akan memberikan Al 2O3 plastis tetapi tidak murni.

TalcTalc merupakan campuran magnesium silicate hidrosid yang mempunyai rumus kimia 3MgO 4SiO2 H2O, berfungsi sebagai flux (pelebur) padabakaran rendah dan menambah daya rekat glasir pada badan keramiksekaligus mencegah timbulnya keretakan pada glasir. Talc banyak dipakai sebagai bahan pengisi (filler) dan bahan penutup pada beberapa macam industri keramik (terutama untuk dinding dan porselin China), hal inidisebabkan karena badan keramik yang mengandung talc akan sangattahan terhadap perubahan ternperatur mendadak banyak dipakai untuk pngembuatan alat-alat listrik, cooking ware, kapsel, alat bantu pembakaran (refractory), juga dalam keramik seni dan badan keramik bakaran rendah.

Nepheline Syenite (KNaO.Al2O3.4 SiO2)Nepheline syenite merupakan mineral keramik yang dapat dipakai sebagai pengganti feldspar. Nepheline syenite mengandung silika (SiO2) lebihsedikit dan alumina (Al2O3) lebih tinggi daripada feldspar. Bahan ini dapat dipergunakan untuk glasir earthenware atau stoneware, bahan pembuatan gelas sebagai sumber Al2O3.

GrogGrog adalah bahan tanah liat yang telah dibakar biskuit dan kemudian digiling halus, mempunyai butiran halus sampai kasar. Grog banyakdigunakan untuk membuat badan keramik terutama yang berukuran besar, grog berfungsi untuk mengurangi plastisitas dan penyusutan sehingga dapat melindungi benda terhadap perubahan bentuk. Dengan adanya grogmenyebabkan badan benda keramik menjadi lebih porous, namun dengan kondisi ini memungkinkan terjadi penguapan, juga mencegah terjadinya retak-retak dalam proses pengeringan dan pembakaran, tahan terhadap

Page 168: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

131Kriya Keramik 131

perubahan suhu yang mendadak, serta memberikan tekstur permukaanyang kasar. .

Silika/Kwarsa Feldspar Whiting

Dolomite Alumuniun Talc

Nepheline syenite Grog (dari biskuit) Grog

Gambar 6.19. Bahan-bahan keramik tidak plastis.(sumber: Koleksi studio keramik)

6.3. Pengembangan Formula Badan Tanah Liat

Pengertian formula badan tanah liat menunjuk pada formula tertentu yang tersusun dari beberapa jenis tanah liat atau bahan lain yang dicampurmenjadi suatu massa badan keramik. Angka-angka yang ada tersebutmenunjukkan persentase jumlah tanah liat atau bahan lain yang digunakan untuk menyusun formula badan keramik.

Page 169: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

132 Kriya Keramik

Contoh:

Tanah liat earthenware 50.00Ballclay 20.00Feldspar 10.00Kaolin 10.00Kwarsa 10.00

100.00

Dalam pengembangan formula badan tanah liat dapat dilakukan dengan merubah komposisi bahan atau mengurangi bahan lainnya.

Pengembangan formula tanah, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

6.3.1. Campuran Sistem Garis (Line Blend)

Campuran system garis (line blend) merupakan campuran badan tanah liat yang dikembangkan dengan cara mencampur dua tanah liat yang sejenis.Pencampuran dua jenis tanah liat ini dilakukan dengan menambah ataumengurangi persentase masing-masing jenis tanah liat yang digunakansehingga diperoleh beberapa formula yang memenuhi syarat untukpembuatan benda keramik.

Perhatikan metode pencampuran sistem garis di bawah ini

Tabel 6.2. Pencampuran sistem garis.

Jenis Tanah Liat I II III IV VTanah Liat A 100 75 50 25 0Tanah Liat B 0 25 50 75 100

Pada diagram diatas terdapat lima formula campuran sebagai berikut:• Formula I, terdiri dari 100% tanah liat A saja• Formula II, terdiri dari 75% tanah liat A dan 25% tanah liat B• Formula III, terdiri dari 50% tanah liat A dan 50% tanah liat B• Formula IV, terdiri dari 25% tanah liat A dan 75% tanah liat B• Formula V, terdiri dari 100% tanah liat B.

6.3.2. Campuran Sistem Segitiga (Triaxial Blend)

Campuran sistem segitga (triaxial blend) merupakan campuran badan tanah liat yang dikembangkan dengan mencampur tiga tanah liat sejenis atau

Page 170: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

133Kriya Keramik 133

bahan lain. Hal yang sama juga berlaku untuk campuran yang melibatkan tiga tanah liat A, B dan C.

Perhatikan metode pencampuran sistem segitiga di bawah ini

Tanah liat A

Tanah liat B Tanah liat C

Gambar 6.20. Pencampuran sistem segitiga.(sumber: Glenn C Nelson)

Pada diagram di atas terdapat 21 formula, namun pada campuran sistemsegitiga hanya ada 6.

Beberapa contoh formula yaitu• Formula 5A hanya mengandung 100% tanah liat A• Formula 3A 2B terdiri dari 60% tanah liat A dan 40% tanah liat B• Formula 2A 2B 1C terdiri dari 40% tanah liat A, 40% tanah liat B dan

20% tanah liat C, dan seterusnya.

Disamping kedua jenis campuran tersebut, anda juga dapatmengembangkan jenis campuran lain yang terdiri dari empat macam tanah liat atau bahan mineral lainnya dengan cara merubah komposisi campuran. Dengan demikian terdapat banyak sekali jenis formula yang dapat diperoleh untuk bahan uji. Semua bahan yang digunakan harus disaring dengan saringan mesh 50–80 dalam keadaan kering dan berbutir halus.

Contoh campuran jenis lain yang dikembangkan dapat dilihat pada table berikut.

Page 171: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

134 Kriya Keramik

Tabel 6.3. Pencampuran yang dikembangkan.

No. FormulaBahan I II III IV V

1 Tanah liat 30 45 50 60 752 Ballclay 30 25 20 15 -3 Kaolin 20 15 20 20 15

4 Kwarsa 10 10 10 - -5 Pasir 10 5 - 5 10

Jumlah 100 100 100 100 100

Dalam pembuatan suatu formula badan tanah liat baik earthenware,stoneware maupun porselin yang penting adalah mengetahui persentase kebutuhan untuk ketiga jenis badan keramik, seperti terlihat pada tabelberikut.

Tabel 6 .4. Kegunaan tanah liat dalam badan keramik.(sumber: John W. Conrad)

PersentaseBahan KegunaanEarthenware Stoneware Porselin

Kaolin Sumber pewarna putih, tahan terhadaptemperature tinggi

0 – 20 0 – 30 10 – 50

Ball clay Penambahplastisitas 0 – 30 0 – 30 0 - 30

Fire clay Pengisi, sumber pewarna, sumber butiran, bahan pengeras/penguat

0 – 20 0 – 35 -

Earthenware Sumber pewarna, bahan pengisi

0 – 80 0 – 40 -

Bentonite Penambahplastisitas 0 – 5 0 – 5 0 – 5

Iron, Ilminite Sumber pewarna, pembuat tekstur 0 – 10 0 – 10 -

Flux(Feldspar)

Bahan pengkaca 0 – 30 0 – 20 10 – 30

Flux(Kwarsa)

Bahan pengeras dan penguat 0 – 25 0 – 20 20 – 25

Grog Bahan pengeras dan penguat, pembuat pori-poribadan keramik

0 – 10 0 – 15 0 – 5

Page 172: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

135Kriya Keramik 135

6.4. Badan Tanah Liat

Secara umum benda keramik menurut bahan yang digunakan dan suhu bakarnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

• earthenware (9000C–11800C),• stoneware (12000C–13000C), dan • porselin (12500C–14600C)

6.4.1. Badan Keramik Earthenware

Termasuk jenis tanah liat earthenware adalah tanah liat gerabah, pottery,dan terracotta yang merupakan bahan utama yang digunakan untukmembuat benda keramik bakaran rendah (9000C–1180 0C).Tanah liat dalam keadaan mentah yang diperoleh dari tempat asalnya(deposit) memiliki berbagai warna krem, kuning kecoklatan, merahkecoklatan, abu-abu, dan hitam, perbedaan warna banyak dipengaruhi oleh perbandingan kadar kandungan bahan tanah liat antara lain campuran atau kotoran humus (organik), oksida besi (Fe), oksida mangaan (Mn), oksidacupper (Cu), cksida cobalt (Co), dll.Pada waktu proses pembakaran berlangsung kotoran yang bersifat organikakan terbakar habis, sedangkan bahan yang terikat secara kimiawi akan menyebabkan tanah liat menjadi berwarna. Pada umumnya tanah liatearthenware paling banyak mengandung oksida besi (Fe).Bentuk butiran atau partikel yang halus dan lembut akan memberikan sifat lentur atau plastis jika mengandung air yang berfungsi sebagai pelumas.

Plastisitas tanah liat earthenware cukup tinggi sehingga susut kering dan susut bakarnya juga tinggi, jadi semakin tinggi plastisitas tanah liat semakin tinggi pula susut kering dan susut bakarnya. Sifat lain adalah porousitasnya yang cukup tinggi setelah mengalami proses pembakaran hal ini disebabkan karena tanah liat ini masih banyak mengandung pasir.Dengan adanya sifat porous ini memungkinkan air pembentuk keluar daribadan keramik selama proses pengeringan sehingga benda keramik tidak mudah pecah atau retak.

Perubahan struktur tanah liat earthenware dari hasil proses pembakaran:• Suhu bakar antara 7000C–9000C mudah pecah• Suhu bakar antara 9000C–10500C aman• Suhu bakar antara 10500C–11800C maksimal• Suhu bakar di atas 11800C akan gosong bahkan meleleh.

Page 173: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

136 Kriya Keramik

Macam-macam Badan Tanah Liat Earthenware

Badan tanah liat merah (cone 06–04)Tanah liat gerabah 90Pasir halus/grog 10

Badan tanah liat oranye (cone 06 – 04)Tanah liat gerabah 70Pasir halus/grog 10Ballclay 10Talc 5Nephelin syenite 5

Badan tanah liat pink muda (cone 06–04)Fireclay 50Ballclay 50

Badan tanah liat merah kekuningan (cone 06-04)Tanah liat earthenware 30Stoneware 30Kwarsa 20Ballclay 10Feldspar 10

Badan tanah liat putih kusam (cone 03-2)Ballclay 43.80China clay/kaolin 28Kwarsa/flint 19.80Stoneware 8.40

Badan tanah liat putih kusam (cone 04-2)Ballclay 42China clay 30Kwarsa 19Pasir halus/grog 9

Badan tanah liat merah kekuningan (cone 04-2)Tanah liat earthenware 30Ballclay 30Kaolin 20Pasir halus 10Kwarsa 10

Page 174: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

137Kriya Keramik 137

Badan tanah earthenwareTanah liat gerabah 80Kaolin 20

Badan tanah earthenwareTanah liat gerabah 50Ballclay 20Feldspar 10Grog 10Kwarsa 10

Badan tanah earthenwareTanah liat gerabah 40Ballclay 25Kaolin 15Kwarsa 10Grog 10

Badan tanah earthenwareTanah liat gèrabah 60Ballclay 15Kaolin 10Kwarsa 5Grog 5

Badan tanah earthenwareTanah liat gerabah 60Ballclay 20Kwarsa 10Feldspar 10

Badan tanah liat earthenware I II III

Tanah liat earthenware 50 45 45Ballclay 20 25 25Feldspar 10 10 7.50Kaolin 10 10 15Kwarsa 10 10 7.50

Berikut ini adalah contoh pengembangan formula badan tanah liatearthenware yang dikembangkan dengan merubah komposisi bahan :

Page 175: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

138 Kriya Keramik

Tabel 6.5. Pengembangan formula badan tanah liat.

NoFormula

Bahan E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7

1. Tl. Earthenware 30 40 52.5 60 65 65 702. Ballclay 30 25 20 15 15 15 103. Kaolin 20 15 10 10 10 10 10

4. Kwarsa 10 10 7.5 5 5 - -5. Grog halus 10 10 10 10 5 5 -6. Pasir halus - - - - - 5 10

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100

6.4.2. Badan Keramik Stoneware

Keramik stoneware biasanya di bakar rata-rata pada cone 4-cone 11(11860C-13150C), sehingga memiliki temperatur kematangan diantaraearthenware dan porselin. Stoneware dikenal sebagai badan tanah liat yang bagus karena kekuatannya, memiliki warna-warna alami, bersifat keras dan agak mengkaca. Seperti halnya porselin, stoneware jika dibakar pada suhu dimana tanah liat tersebut menjadi mengkaca maka hasilnya akan menjadi kedap air, tetapi pada umumnya stoneware tidak terlalu mengkaca. Glasirdan badan stoneware masak pada suhu yang sama sehingga akanmembentuk ketepatan glasir yang sempurna.

Jenis-jenis stoneware yang berkembang di Eropa pada tahun 1600 dan 1700 menggunakan oksida cobalt dan mangaan untuk membuat stonewarehitam, agateware (juga disebut marbleware atau variegatedware) adalah suatu tiruan agatestone dan dihasilkan dengan kombinasi pewarna-pewarnatanah liat yang berbeda dalam suatu badan tunggal.Stoneware pada masa lampau biasanya dihasilkan dan tanah liat alami yang mengandung feldspar dan silika yang dibakar sehingga menjadi padat dan tidak porous. Tanah liat alami seperti halnya fireclay, tanah liat untuk pipa-pipa air dan tanah liat untuk membuat bata dapat digunakan secaralangsung tanpa banyak penambahan bahan lain yang diperlukan serta dapat digunakan untuk pembentukan dengan tangan atau putaran.

Sebagian besar tanah liat yang dipersiapkan untuk keperluan komersialbiasanya dibuat dan beberapa macam tanah liat seperti; feldspar, kaolin,kwarsa, fireclay, dan ballclay yang dibuat dalam formula tertentu.Warna bakar Stoneware diantaranya abu-abu, krem, coklat, coklat tua, dan oranye. Biasanya tanah liat stoneware mengandung unsur besi (Fe),titanium (Ti), zinc (Zn) dan ini yang membedakan antara stoneware dengan Porselin karena Porselin tidak mengandung unsur besi sehingga

Page 176: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

139Kriya Keramik 139

memberikan ciri khas Porselin berwarna putih. Kandungan besi alami yang ada dalam tanah seperti besi, ilminite, atau mangaan akan merubahpermukaan glasirnya yang apabila dibakar menghasilkan efek spot-spot besi berwarna kecoklatan.

Kelebihan stoneware:a. Plastisitasnya yang memiliki keluasan penggunaanb. Kuat tetapi tidak menggelasc. Penyusutan yang rendahd. Memiliki warna alami tanahe. Memilki spot-spot besif. Memilki sifat pencegahan terhadap bloating (mengembang)g. Padat dan kedap airh. Memiliki sifat tahan terhadap kejut suhui. Memiliki sifat menyatu dengan glasirnya

Kebanyakan badan-badan keramik stoneware dibuat dan sejumlah bahan atau material yang dipilih untuk maksud dan tujuan tertentu, antara lain:a. Untuk meningkatkan plastisitas, dapat digunakan ballclay hingga 40%

atau tanah liat merah sampai 20%.b. Untuk meningkatkan daya lebur pada umumnya digunakan flux

nonplastis seperti talc sebanyak 5% atau kapur (whiting) 10%.Untukmeningkatkan kekerasan dapat digunakan kaolin, warsa sekitar 15%-20%, pasir atau grog idealnya menggunakan remukan Kdan barang biskuit atau menggunakan bubukan bata tahan api.

c. Untuk menghasilkan tanah liat warna dapat ditambahkan tanah liatmerah, ocher sekitar 5%-10% atau oksida logam 5%-10%

d. Untuk membentuk tekstur, dapat menggunakan grog, pasir, atauremukan fireclay (bata tahan api) sampai sebanyak 25%.

Macam-macam Badan Tanah Liat Stoneware

Berikut ini adalah sejumlah formula badan tanah liat stoneware dengan suhu bakar yang berbeda yang dapat dipakai:

Badan stonewareTanah liat stoneware 100

Badan stonewareTanah liat stoneware 50Ballclay 50

Badan stonewareTanah liat stoneware 60Ballclay 40

Page 177: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

140 Kriya Keramik

Badan stoneware (cone 8)Ballclay 40Fireclay 40Tanah liat earthenware 20

Badan stoneware coklat (cone 6-7)Kaolin 40Fireclay 30Grog halus 26Red iron oxide 2Bentonite 2

Badan stoneware merah kecoklatan (cone 6-7)Fireclay 40Ballclay 20Grog halus 40

Badan stoneware ocher muda (cone 6)Fireclay 40Kaolin 20Ballclay 20Grog 20

Badan stoneware tanah liat merah (cone 8)Tanah liat lokal 60Kaolin 20Kwarsa 10Ballclay 10

Badan stoneware coklat muda (cone 8)Kaolin 55Potash feldspar 25Kwarsa 15Bentonite 5

Badan stoneware ocher (cone 8- 9)Tanah liat merah 40Kaolin 25Fireclay 22.5Kwarsa 12.5

Badan stoneware tuang (cone 5- 7)Kaolin 50Kwarsa 30Soda feldspar 15Bentonite 5Waterglass 0.3

Page 178: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

141Kriya Keramik 141

Badan stonewareTanah liat stoneware 25Baliclay 25Kaolin 25Kwarsa 25

Badan stonewareTanah liat stoneware 25Ballclay 25Kaolin 15Feldspar 15Kwarsa 10

Badan stonewareTanah liat stoneware 30BalIclay 25Kaolin 20Feldspar 15Kwarsa 10

Badan stonewareTanah liat stoneware 35Ballclay 25Kaolin 20Feldspar 10Kwarsa 10

Badan stoneware (cetak tuang)Tanah liat stoneware 40Ballclay 25Kaolin 15Kwarsa 10Feldspar 10Sodium silikat 0.30

Badan stoneware (cetak tuang/slip)Tanah liat stoneware 10.60Kwarsa 38.80BalIclay 28.80Kaolin 27.60Sodium silikat 0.30

Page 179: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

142 Kriya Keramik

6.4.3. Badan Keramik Porselin

Porselin merupakan badan keramik yang terbuat dari tanah liat dan bahan halus lain berwarna yang putih. Badan ini setelah melalui prosespembakaran akan yang akan menghasilkan benda putih yang padat, keras, kedap air (porositasnya sangat kecil), seperti kaca dan transculent(setengah transparan/tembus bayang) dengaan ketebalan 3 mm. Padaumumnya temperatur bakar porselin berkisar antara 12500C–14600C.Bahan utama porselin adalah kaolin, kata “kaolin“ berasal dan kata China “Kao” (tinggi) dan “Ling” (bukit), jadi kaolin merupakan sebuah bukit tinggi dimana lempung pertama kali ditemukan. Produk keramik biasanya terbuat dari campuran bahan seperti kaolin, kwarsa, ballclay, dan feldspar namun dengan bahan ballclay kadang-kadang mengakibatkan porselin menjadikurang putih, sebagai pengganti dapat digunakan bentonite.Untuk membuat formula badan keramik porselen yang bagus memerlukan waktu, kesabaran dan kemauan (usaha yang besar) untuk bereksperimendan melakukan penelitian.

Badan porselin dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu:

• Porselin keras, merupakan campuran yang sangat ulet dan dibakar pada temperatur tinggi 13800C–14600C.Formulanya: Kaolin 50

Feldspar 25Kwarsa 25

• Porselin lunak, sedikit resistant dengan temperatur bakar antara12500C–13000C.Formulanya: Kaolin 54

Potash Feldspar 26Kwarsa 18Bentonit 2

Tingkat plastisitas tanah liat tergantung pada ukuran partikelnya, semakin kecil ukurannya, maka akan semakin plastis. Kaolin atau china claypartikelnya berukuran 10 kali lebih besar dari ballclay karena itulah maka kaolin tidak begitu plastis. Untuk menjaga keaslian sangatlah pentingkiranya bila kita memilih kaolin atau china clay yang mempunyai kandungan besi.Tingkat keplastisan sangat dipengaruhi ukuran partikelnya, caramempersiapkan, juga umur tanah liat itu. Karena alasan inilah maka bila kita akan memakai bahan porselen plastis untuk pembentukan dengan teknik putar maka perlu diperhatikan benar-benar bagaimana mempersiapkantanah liat tersebut, yang perlu diingat bahwa pemeraman tanah hat yang disimpan selama beberapa bulan akan bersifat lebih kuat dari tanah liatyang sama sekali belum pernah disimpan.

Page 180: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

143Kriya Keramik 143

Macam-macam badan porselin

Badan porselin yang laina. Kaolin 50

Potash feldspar 25Kwarsa 15BalIclay 10

b. Kaolin 25Potash feldspar 25Kwarsa 25Ballclay 25

c. Kaolin 30Feldspar 35Kwarsa 10Ballclay 20Nephsy 5

d. Kaolin 50Feldspar 20Kwarsa 15Nephsy 10Dolomite 5

Badan porselin tuangKaolin 35Potash feldspar 40Kwarsa 20Calcium carbonate 5Soda ash 0.2Sodium bicarbonate 0.2

Badan porselin tuangKaolin 30Ballclay 14Potash feldspar 36Kwarsa 20Soda ash 0.3

Badan porselin tuangKaolin 17Potash feldspar 27Kwarsa 19Ballclay 27Soda ash 0.3

Page 181: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

144 Kriya Keramik

Badan porselin (cone 8-12)Kaolin 27Potash feldspar 27Ballclay 27Kwarsa 19

Badan porselin (cone 8-9)Kaolin 30Feldspar 36Ballclay 14Kwarsa 20

6.5. Problem Badan Tanah Liat dan Perbaikannya

Tanah liat yang digunakan untuk pembuatan benda keramik ada yanglangsung dapat digunakan sehingga tidak menimbulkan problem, tetapi kadang tanah liat tersebut harus diperbaiki sedemikian rupa sehinggamemenuhi syarat untuk dapat dipergunakan. Tabel di bawah ini perludipahami dengan benar sehingga dapat memperbaiki bahan tanah liatapabila timbul permasalahan.

Tabel 6.6. Problem badan tanah liat dan perbaikannya.(sumber: John W. Conrad)

No Problem Perbaikannya1 Terlalu lengket Kurangi ballclay atau tambahkan fireclay2 Terlalu berpasir Disaring atau gunakan sedikit tanah liat

berpasir atau grog

3 Kurang plastis Tambahkan ballclay atau bentonite4 Penyusutan tinggi Kurangi ballclay atau earthenware dan

tambahkan fireclay

5 Hasil bakarnya rapuh Bakarlah pada temperatur yang lebihrendah, tambahkan kaolin dansilica/kwarsa

6 Pada temperatur rendah sudah mengkaca

Tambahkan kaolin atau silica/kwarsa

7 Warna terlalu gelap Kurangi bahan-bahan pewarnya, gantidengan fireclay, atau tambahkan dengan bahan tanah liat yang muda warnanya

8 Warna terlalu terang atau muda Tambahkan dengan bahan-bahanpewarna

Page 182: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

145Kriya Keramik 145

Tanah liat merupakan bahan baku utama untuk pembuatan produk-produkkeramik. Kualitas produk hampir sepenuhnya tergantung pada kualitas dan sifat-sifat bahan baku ini. Memilih tanah liat yang memenuhi persyaratan untuk dapat dipergunakan dalam pembuatan benda keramik merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu proses pengujian dan penyiapan clay bodyah liat perlu dilakukan untuk mendapatkan campuran (formula) badan tanah liat yang baik dan memenuhi persyaratan untuk digunakan dalampembuatan benda keramik.

Apakah Anda pernah melihat genting tanah liat yang baru saja dibuat (masih basah), genting yang sudah kering, dan genting yang sudah dibakar? Kalau sudah pernah, apa yang dapat Anda jelaskan? Kalau Anda melihat dengan teliti, tentunya Anda dapat menjelaskan apa yang terjadi pada genting itu. Yang terjadi adalah adanya perubahan fisik pada genting tanah liat yaitu menjadi keras dengan warna yang berbeda dan ukurannya menjadi lebih kecil. Contoh tersebut merupakan ilustrasi untuk membantu Anda mempelajari proses pengujian tanah liat.

Petunjuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• Kenakan pakaian kerja, sarung tangan, dan masker karena bahan-bahan tanah liat dalam keadaan kering berbentuk tepung sangatberbahaya apabila terhirup.

• Simpan bahan-bahan tanah liat kering pada wadah ember bertutup dan beri label sesuai dengan bahan bahan tanah liat.

• Periksalah kondisi peralatan sebelum dan sesudah digunakan.• Gunakan peralatan sesuai fungsinya dan ikuti petunjuk pengoperasian

peralatan sesuai prosedur.• Gunakan bahan sesuai kebutuhan.• Bersihkan peralatan dan ruangan setelah selesai digunakan.• Simpan kembali peralatan dan sisa bahan tanah liat pada tempatnya.• Perhatikan pengelolaan limbah.• Bekerjalah dengan teliti dan hati-hati.

7. PENGUJIAN DAN PENYIAPAN CLAY

Page 183: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

146 Kriya Keramik

7.1. Peralatan dan Perlengakapan Keselamatan danKesehatan Kerja

Proses pengujian dan penyiapan clay body dapat dilakukan dengan baik secara manual maupun masinal yang masing-masing cara tersebutmempunyai kelebihan dan kekurangan, cara manual biasanya dilakukan untuk mengolah bahan tanah liat dalam jumlah yang sedikit, sedangkan cara masinal dilakukan untuk mengolah bahan dalam jumlah yang relatif cukup banyak.Peralatan untuk pengujian dan penyiapan clay body banyak sekali jenisnya, dari yang sederhana hingga modern tentunya dengan hasil yang berbeda pula. Berbagai peralatan keramik sejak dari pengolahan bahan tanah liat sampai tahap pembakaran dibuat secara masinal. Hal ini merupakantuntutan bagi benda-benda keramik yang diproduksi secara masal dalam waktu singkat.

Beberapa peralatan penyiapan clay body baik secara manual maupunmasinal antara lain ballmill, blunger, vibrator, filter press dan pugmill, dengan peralatan masinal tersebut akan dapat meningkatkan kapasitas produkbahan tanah liat yang dihasilkan serta mengurangi peran tenaga manusia, namun di sisi lain diperlukan tenaga listrik dengan daya tertentu untukmenggerakkan peralatan masinal tersebut.Beberapa peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja serta fungsinya yang minimal harus disediakan untuk melaksanakan proses pengujian dan penyiapan clay body.

7.1.1. Peralatan

Kawat pemotongUntuk memotong tanah liat plastispada waktu pengulian. Ukuran:panjang kawat 40 cm, bahanstainless steel.

Jarum (needles)Untuk memberi tanda dan membuat garis pada tile. Ukuran: panjang total 14 cm, mata jarum 4 cm.

Page 184: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

147Kriya Keramik 147

Pisau pemotongUntuk memotong lempengan tanah liat plastis menjadi tile. Ukuran;panjang total 17 cm, mata pisau 8.5 cm.

Slab roller atau roll kayuUntuk membuat lempengan tanahliat plastis. Ukuran: panjang 50 cm dan diamter 5.5 cm, bahan: kayusawo.

PenggarisUntuk mengukur panjang dan lebar tile dan membuat garis penendaukuran sebelum dan sesudahdibakar. Ukuran: panjang 30 cm,bahan: metal atau mika.

Alat penumbuk Untuk menumbuk bahan tanah liat yang berbentuk bongkahan. Alat ini dapat berupa palu dari bahan kayu.Ukuran: panjang 32 cm, bahan:kayu.Meja gipsUntuk menguli tanah liat plastis agar semua unsur yang ada tercampurmerata (homogen) dan mengurangi kadar air. Meja pengulian memilikidaun meja dari bahan gips atau kayu alami yang dapat menyerap air.Ukuran: panjang 100 cm, tinggi 80 cm, dan lebar 60 cm.

Gelas ukurUntuk mengukur banyaknya air yang digunakan dalam prosespencampuran bahan tanah liat.Ukuran: volume 1 liter.

Page 185: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

148 Kriya Keramik

TimbanganUntuk menimbang bahan tanah liat kering berbentuk tepung yangdibutuhkan. Kapasitas disesuaikandengan jumlah bahan yang akandiolah. Ukuran: kapasitas maksimal5 kg.

Mortar dan PestleUntuk menumbuk tanah liat keringyang sudah agak halus hinggamenjadi butiran-butiran yang halus.Ukuran: diameter 20 cm, kapasitas 2 liter, bahan porselin.

Saringan (sieve)Untuk menyaring tanah liat dalamkondisi kering maupun basah,saringan yang digunakan meshukuran 50–80 biasanya terbuat dari kawat/logam. Angka ukuran meshpada saringan menunjukkan tingkat kerapatan ataupun jumlah lubangdalam keluasaan satu inchi persegi(± 2,5cm

2), sehingga semakin besar

angkanya akan semakin banyaklubang saringan. Ukuran: diameter 40 cm.

Stoples plastikUntuk menyimpan bahan tanah liat kering yang sudah disaring. Ukuran:kapasitas 1 galon (5 liter), bahan:plastik.

Page 186: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

149Kriya Keramik 149

Baskom plastikUntuk tempat membuat campuranbahan tanah liat plastis danmerendam tile biskuit. Ukuran:kapasitas 3 kg.

SekopUntuk mengambil material tanah liat. Bahan: metal/logam atau plastik

Ember (container)Fungsinya untuk menampung tanah yang akan diolah dan menyimpantanah yang sudah diolah. Ukuran:kapasitas 5 galon dan 2 galon.

Pyrometric cone (pancang seger)Untuk mendeteksi pencapaian suhu dalam ruang bakar. Pancang suhuini hanya dapat dipakai sekali saja,setelah suhu yang sesuai nomorkode dicapai, maka pancang suhu akan melengkung atau meleleh dan tidak dapat digunakan lagi.

Thermocouple dan pyrometerUntuk mengukur suhu pembakaran tile. Alat yang dibuat dari dua jenis kawat dengan kedua ujungnyadilebur dan disatukan, dipasangdalam ruang bakar tungku untukmendeteksi dan menyalurkan suhu panas dari dalam tungku ke indikator pyrometer untuk mengukur suhudalam tungku pembakaran. Suhumaksimal 13000C.

Page 187: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

150 Kriya Keramik

Tungku pembakaranUntuk membakar tile yangdigunakan dalam proses pengujian tanah liat. Ukuran: ruang bakar 40 cm x 40 cm x 50 cm. Temperaturmaksimal 13000C.

Blunger/MixerUntuk mencampur atau mengadukdan menghancurkan campurantanah liat dalam kondisi basah (slip).Ukuran: kapasitas 25 kg dan 50kg.

PugmillUntuk memadatkan tanah liat plastis yang sekaligus untuk menghilangkan gelembung udara. Ukuran: panjang 83 cm, lebar 35 cm, tinggi 86.5 cm. Berat 120 kg. Lubang asesoris: 6mm, 10 mm, 13 mm.

FilterpressUntuk mengurangi kandungan airpada slip tanah liat sehingga menjadi tanah liat plastis. Alat ini dilengkapidengan kain saringan dari kanvas,masing-masing merupakan kantong yang dapat dimasuki bubur tanah liat (slip). Ukuran: panjang 113 cm, lebar 59 cm, tinggi 106 cm. ukuran plat 33 cm x 33 cm tebal 5 cm. Berat 300kg.

Page 188: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

151Kriya Keramik 151

BallmillUntuk menghaluskan tanah liat, alat ini dilengkapi dengan bola-bolaporselin yang berguna untukmenumbuk bahan yang berada didalam ballmill sehingga menjadibutiran-butiran yang halus danmudah untuk disaring. Ukuran:kapasitas 50 kg. Ukuran ballmilldiameter 61 cm, panjang 84 cm.Ukuran keseluruhan panjang 150cm, lebar 68 cm, dan tinggi 130 cm.

VibratorUntuk menyaring tanah liat dalamkondisi basah maupun kering,vibrator merupakan alat saring getar.

Ember besar (container)Untuk merendam tanah liat yangakan diolah dan menyimpan tanahliat yang sudah diolah dalam bentuk cair (slip). Ukuran: kapasitas 100 kg.

TimbanganUntuk menimbang bahan tanah yang digunakan dalam suatu campuranatau formula tanah liat. Ukuran:kapasitas 200 kg

Page 189: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

152 Kriya Keramik

ViscometerUntuk menandai ukuran kekentalan/konsistensi massa slip.

7.1.2. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• MaskerUntuk pelindung hidung dan mulut pada waktu melakukan praktik pengglasiran bendakeramik.

• Pakaian kerjaUntuk pelindung pakaian padawaktu melakukan praktikpengglasiran benda keramik.

• Sarung tangan plastikUntuk pelindung tangan padawaktu melakukan praktikpengglasiran benda keramik.

7. 2. Bahan

Bahan tanah liat yang digunakan dalam pengujian maupun penyiapan claybody dapat berupa tanah liat alam atau bahan dari mineral terolah Bahan tanah liat alam dapat menggunakan bahan alam yang ada disekitar sekolah.

Page 190: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

153Kriya Keramik 153

Proses pengujian clay body dengan beberapa jenis tanah liat dapatdilakukan dengan formula seperti:• Tanah liat sekunder yaitu tanah liat tunggal (single clay), yang

merupakan tanah liat earthenware atau stoneware.• Campuran dari dua atau lebih tanah liat sekunder yaitu tanah liat

earthenware atau stoneware.• Campuran tanah liat sekunder dengan tanah liat primer dari mineral

terolah seperti kaolin, kwarsa, feldspar.• Campuran beberapa tanah liat primer dari mineral terolah

Contoh beberapa jenis bahan tanah liat dan bahan mineral terolah.

Kaolin Ballclay Stoneware

Earthenware Fireclay Bentonite

Feldspar Pasir Grog

Gambar 7.1. Bahan tanah liat dan mineral terolah(sumber: Koleksi sttudio keramik)

Page 191: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

154 Kriya Keramik

7. 3. Pengujian Clay Body

Tanpa melakukan pengujian tanah liat yang seksama, belum dapatdiketahui tanah liat itu termasuk jenis tanah liat apa, seberapa plastisitasnya, berapa suhu bakarnya, dan apakah tanah liat tersebut dapat digunakan tanpa mencampurnya dengan bahan tanah liat lain. Proses pengujian tanah liat dapat dilakukan dengan satu jenis tanah liat (single clay) atau dengan campuran (formula) badan tanah liat yang memenuhi persyaratan untuk membuat benda keramik. Proses pengujian tanah liat ini perlu dilakukan agar sifat-sifat fisika kimia tanah liat diketahui. Dalam hal uji fisika, yang paling pokok dikerjakan adalah mengukur susut kering, susut bakar (susut jumlah) dan porositas (peresapan air pada tanah liat yang telah dibakar). Sedang dalam hal uji kimia, perlu diketahui apakah di dalam tanah liat mengandung bahan-bahan anorganik lain seperti kapur tohor, gips, garam-garam alkali dan sebagainya, yang dianggap sebagai bahan pengotor dan penyebab utama kerusakan akhir dalam pembuatan produk.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam proses pengujian tanah liat, jenis, sifat dan fungsi bahan tanah liat harus dipahami terlebih dahulu, hal ini perlu untuk menghindari resiko-resiko atau kegagalan yang dapat timbuil dalam proses pengujian.Tanah liat primer (residu) mempunyai partikel yang kasar dan ukuran yang berbeda-beda. Sebaliknya partikel-partikel tanah liat sekunder (sedimen)lebih halus, seragam dan letaknya sejajar satu sama lain. Karenapartikelnya lebih halus, maka akan lebih banyak menyerap air sehingga tanah liat sekunder menjadi lebih plastis dibandingkan dengan tanah liat primer. Bahan-bahan yang termasuk tanah liat sekunder, seperti bentonityang sangat plastis, tidak akan dapat digunakan bila berdiri sendiri. Bahan seperti halnya ballclay, merupakan bahan campuran untuk pembuatanmassa tanah liat yang plastis. Tanah liat yang pada dasarnya kurang plastis,biasanya ditambah 20% ballclay atau 5% bentonite untuk menghasilkan massa tanah liat siap pakai. Beberapa jenis tanah liat siap pakaimengandung 40% ballclay, tetapi karena sifat ballclay yang menyerapbanyak air, penyusutan menjadi relatif tinggi.

Dalam proses pengujian tanah liat dibutuhkan tahapan yang berurutan untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, yaitu1. Pemilihan campuran (formula) clay body2. Penyiapan bahan clay body3. Pengujian plastisitas clay body4. Pengujian susut kering clay body5. Pengujian suhu kematangan clay body6. Pengujian susut bakar clay body7. Pengujian porositas clay body8. Analisis hasil pengujian clay body

Page 192: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

155Kriya Keramik 155

7.3.1. Pemilihan Formula (Campuran) Clay Body

Pemilihan atau pembuatan formula (campuran) badan tanah liat merupakan langkah awal pengujian tanah liat yang perlu dilakukan. Untuk bahanpengujian sebaiknya disediakan beberapa macam tanah liat yang diambil dari beberapa lokasi, keuntungannya adalah beberapa macam campuran (formula tanah) liat dapat dibuat. Dari hasil uji akan didapat beberapaformula terbaik untuk dipakai sebagai bahan utama produksi. Hal yangpenting untuk diketahui bahwa tidak semua tanah liat mempunyai sifat fisik maupun kimia yang sempurna. Sistem pencampuran bahan tanah liat untuk pengujian dapat dilakukan dengan pencampuran sistim garis (line blend) dengan dua macam bahan tanah liat alam dan pencampuran sistem segitiga (triaxial blend) yangmenggunakan tiga macam tanah liat yang berbeda sumbernya.

7.3.1.1. Pencampuran Sistim Garis

Sebagai contoh, tanah liat A memiliki plastisitas yang baik sehingga mudah dibentuk, tetapi susut kering dan susut bakar terlalu besar sehingga banyak menimbulkan masalah, sebaliknya tanah liat B plastisitasnya sangat rendah tetapi susut kering dan susut bakar kecil sehingga tidak mudah dibentuk. Maka, untuk mendapatkan bahan tanah liat yang memenuhi persyaratan kedua jenis tanah liat tersebut digabungkan melalui pencampuran sistim garis (line blend) dengan membuat beberapa formula dan setelah melalui beberapa macam pengujian akan diperoleh beberapa formula campuran yang memenuhi syarat untuk pembuatan benda keramik. Dari sistempencampuran ini didapat lima formula tanah liat.

Tabel 7.1. Pencampuran tanah liat sistem garis.

Jenis Tanah Liat I II III IV V

Tanah Liat A 100 75 50 25 0

Tanah Liat B 0 25 50 75 100

Pada tabel di atas terdapat lima formula (campuran), namun hanya ada tiga formula yang menggunakan dua jenis tanah liat A dan tanah liat B, yaitu:• formula II terdiri 75% tanah liat A dan 25% tanah liat B,• formula III terdiri 50% tanah liat dan 50% tanah liat B,• formula IV terdiri 25% tanah liat A dan 75% tanah liat B.

7.3.1.2. Pencampuran Sistim Segitiga

Pencampuran dengan sistem segitiga (triaxial blend) seperti tabel di bawah menggunakan tiga jenis tanah liat A, B, dan C.

Page 193: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

156 Kriya Keramik

tanah liat A

tanah liat B tanah liat C

Gambar 7.2. Pencampuran tanah liat sistem segitiga.(sumber: Glenn C. Nelson)

Dari tabel di atas terdapat lima belas campuran, namun dari formula(campuran) tersebut hanya terdapat tiga formula yang menggunakan ketigabahan tanah liat. Tiga campuran tersebut adalah • formula 5 (2A 1B 1C) yang terdiri dari 50% tanah liat A, 25% tanah liat B,

dan 25% tanah liat C,• formula 8 (1A 2B 1C) yang terdiri dari 25% tanah liat A, 50% tanah liat B,

dan 25% tanah liat C, • formula 9 (1A 1C 2C) yang terdiri dari 25% tanah liat A, 25% tanah liat B,

dan 50% tanah liat C,

Jika campuran tersebut dilanjutkan maka akan terdapat banyak sekaliformula yang dapat diperoleh untuk bahan pengujian.

Dengan menggunakan kedua metode tersebut siswa dapat membuatformula campuran selain antara tanah liat sekunder dengan tanah liatsekunder, bisa juga dibuat campuran antara tanah liat sekunder dengan tanah liat sekunder dengan tanah liat primer atau dengan mineral lain, misalnya A = tanah liat, B = feldspar dan C = kuarsa.Selain kedua sisitem pencampuran tersebut, formula tanah liat juga dapat dikembangkan dengan sistem campuran seprti tabel di bawah yangmenggunakan lima macam bahan yang berbeda-beda.

Page 194: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

157Kriya Keramik 157

Contoh pencampur jenis lain yang dikembangkan, yaitu:

Tabel 7.2. Pencampuran tanah liat yang dikembangkan.

No. FormulaBahan F1 F2 F3 F4 F5

1 Tanah liat 30 45 50 60 75

2 Ballclay 30 25 20 15 -

3 Kaolin 20 15 20 20 15

4 Kwarsa 10 10 10 - -

5 Pasir 10 5 - 5 10

Jumlah 100 100 100 100 100

Keterangan:• Isi kolom bahan dengan bahan yang akan digunakan dalam pengujian• F1-F5 adalah kode untuk formula tanah liat yang dibuat (banyak kode

disesuaikan dengan formula tanah liat yang akan dibuat)• Jumlah setiap formula harus 100%.

Dengan menggunakan ketiga sistem pencampuran tersebut maka dapat dibuat berbagai macam formula untuk bahan pengujian dengan merubah perbandingan bahan tanah liat atau mineral lain yang digunakan.

Proses pengujian tanah liat dapat dilakukan dengan beberapa jenis tanahliat seperti:a. Tanah liat sekunder yaitu tanah liat tunggal (single clay), yang

merupakan tanah liat earthenware atau stoneware.b. Campuran dari dua atau lebih tanah liat sekunder yaitu tanah liat

earthenware atau stoneware.c. Campuran tanah liat sekunder dengan tanah liat primer dari mineral

terolahd. Campuran beberapa tanah liat primer dari mineral terolah

7.3.2. Penyiapan Clay Body untuk Pengujian

Penyiapan bahan tanah liat untuk proses pengujian merupakan prosespenyiapan bahan tanah liat mentah (alami) menjadi suatu massa badan tanah liat yang plastis, untuk itu beberapa tanah liat lokal baik tanah liat sekunder atau primer (mineral terolah) yang ada di daerah perlu disiapkan.

Page 195: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

158 Kriya Keramik

Hal yang perlu diperhatikan adalah:• Kondisi tanah liat harus benar-benar kering• Penyaringan dengan menggunakan mesh dengan ukuran 60• Penimbangan harus akurat

Proses Penyiapan Bahan untuk Pengujian Tanah Liat

1. Potong tanah liat menjadi bagian yang kecil-kecil kemudiankeringkan semua tanah liat yang akan digunakan di bawah terik matahari. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan tanah liatpada waktu di tumbuk dan untuk mendapatkan ukuran berat yang akurat pada penimbangan.

2. Tumbuk sampai halus semuabahan tanah liat tersebut,kemudian keringkan di terikmatahari.

3. Saringlah bahan tanah liatmenggunakan saringan 50-80mesh, kemudian simpan didalam stoples-stoples khususdan berilah nama atau labelpada setiap stoples bahan tanah liat.

4. Timbang masing-masing bahan yang diperlukan berdasarkanbeberapa formula yang telahdipilih, masukkan ke dalambaskom atau ember plastik yang telah diberi kode sesuai jenistanah liat.

Page 196: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

159Kriya Keramik 159

5. Campurkan masing-masingbahan tersebut sesuai formulatanah liat yang dibuat dan aduk dalam keadaan kering agartercampur merata. Tuang airsecara sedikit demi sedikitdengan menggunakan gelasukuran di atas campuran bahan, sehingga menjadi suatu adonan tanah liat plastis.

6. Ulilah campuran bahan tanah liat tersebut sehingga menjadi suatu adonan tanah liat plastis.

7. Masukkan massa tanah liatplastis yang siap uji di dalamkantong dan lakukanpemeraman dalam bakpenyimpan.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, semua massa plastis siap uji sebaiknya disimpan dahulu sebelum digunakan di bak penyimpangan selama ± 1minggu agar terjadi proses pembusukan oleh bakteri pembusuk yang dapat menambah tingkat keplastisan.

7.3.3. Pengujian Plastisitas Clay Body

Pengujian plastisitas tanah liat bertujuan untuk mengetahui sifat fisik tanah liat. Plastisitas atau sifat plastis adalah suatu sifat tanah liat yang mampu mempertahankan bentuk akhir walaupun proses pembentukan telah selesai. Dengan kata lain, tanah liat tersebut mempunyai sifat dapat dibentukdengan teknik manual maupun masinal dengan menggunakan dayapembentuk, bila tenaga pembentuk dihentikan, bentuk akhir masih dapat bertahan.

Page 197: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

160 Kriya Keramik

Tingkat plastisitas tanah liat antara satu sama lain berbeda, tergantung pada jenis tanah liat, jumlah air yang diperlukan untuk membuat tanah liat kering menjadi plastis, kandungan bahan-bahan organik seperti humus dankehalusan partikel tanah liat. Semakin halus ukuran partikel tanah liat, akan semakin banyak air yang diserap dan memudahkan setiap partikel untuk saling menggelincir, sehingga tanah liat menjadi semakin plastis. Kualitaskeplastisan beberapa jenis tanah liat beragam, tergantung pada ukuran dan kehalusan partikel. Di samping itu, semakin tanah liat diperam, semakin baik pencampuran yang berlangsung relatif cukup lama melalui tahappemeraman, karena enzim-enzim yang bercampur dengan air plastisitas akan melapisi setiap partikel dan membantu memudahkan setiap partikel untuk saling menggelincir bila mendapat tekanan.

Untuk menguji plastisitas tanah liat, sebaiknya tanah liat dipersiapkansecermat mungkin, karena inti dari keplastisan adalah hubungan yang serasi antara tanah liat dengan air plastisitas. Sifat alami tanah liat adalah: bila kebanyakan air adonan, massa tanah liat akan sangat keras dan retak-retaksehingga sukar dibentuk. Oleh karena itu, untuk mendapatkan tingkatplastisitas yang sesuai, perlu dilakukan percobaan terhadap beberapacampuran massa tanah liat, dengan ketentuan bahwa air jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.

Proses Pengujian Plastisitas Tanah Liat

1. Siapkan tanah liat plastis yangsudah dipersiapkan melaluipemeraman dan lakukanpengulian tanah liat tersebuthingga homogen. Jangan lupakode formula tanah liat tersebut.

2. Buatlah beberapa pilinan tanahliat plastis dari beberapa formula tanah liat yang dibuat dengandiameter pilinan antara 1 cm-1,5cm dan panjang sekitar 15 cm.

Page 198: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

161Kriya Keramik 161

3. Bengkokkan/lengkungkan pilinantanah liat plastis dari berbagaiformula tanah liat tersebut hingga membentuk simpul

4. Lihat hasil lengkungan pilinan tanah liat dari masing-masing formula tanah liat tersebut, dan klasifikasikan menurut tingkat plastisitasnyaseperti ditunjukkan pada gambar di bawah

a. Jika pada puncak lengkunganpilinan tanah liat tidak terjadikeretakan, berarti tanah liattersebut sangat plastis

b. Jika pada puncak lengkungan pilinan tanah liat terjadi sedikit keretakan, berarti tanah liattersebut cukup plastis

c. Jika pada puncak lengkunganpilinan tanah liat terjadikeretakan, berarti tanah liattersebut kurang plastis

d. Jika pada puncak lengkungan pilinan tanah liat terjadi banyak keretakan atau patah-patah,berarti tanah liat tersebut tidak plastis

Page 199: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

162 Kriya Keramik

Hasil Pengujian Plastisitas Tanah Liat

Tabel 7.3. Format hasil pengujian plastisitas tanah liat

PlastisitasNo Formula Sangat

plastisCukupplastis

Kurangplastis

Tidakplastis

Cara Menghitung Air Plastisitas

Karena berat tepung tanah liat telah diketahui, demikian pula air plastisitas juga diketahui dari gelas ukur, maka persentase air plastisitas pembentukmassa tanah liat plastis dapat dihitung dengan rumus seperti tersebut di bawah ini.

Berat air Air plastisitas = X 100%

Berat tanah liat kering

Cara Mengatasi Hasil Pengujian

a. Bila tanah liat terlalu plastis, atasi dengan menambah bahan-bahan non plastis seperti kwarsa, kaolin atau grog dengan persentase tertentu.

b. Sebaliknya untuk mengatasi tanah liat yang kurang atau tidak plastis, Anda perlu menambahkan bahan plastis seperti ballclay atau bentonitdengan persentase tertentu.

7.3.4. Pengujian Susut Kering Clay Body

Pada saat tanah liat dikeringkan, terjadi penyusutan antara 5% s.d 8% tergantung pada tingkat plastisitasnya. Meskipun proses penyusutanberlangsung secara perlahan-lahan, namun menimbulkan problematersendiri. Pada saat tanah liat kering dan kemudian dibasahi, tanah liat tersebut akan menyerap sejumlah air yang akan menyelaputi setiap partikel.

Page 200: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

163Kriya Keramik 163

Untuk menjadi massa plastis siap dibentuk, tanah liat memerlukan airsebanyak 35 bagian dari setiap 100 bagian beratnya.Pada proses pengeringan, air bergerak dari dalam massa tanah liat melalui pori-pori ke permukaan dan selanjutnya menguap ke udara, kemudiankarena daya tarik kapiler, air dari dalam bergerak ke permukaan dan pada gilirannya akan menguap ke udara. Pengeringan tanah liat selalu diikutioleh penyusutan volume. Pada saat lapisan air yang berupa filmmenyelimuti partikel tanah liat menguap ke udara, partikel-partikel menjadi saling mendekat, akibatnya seluruh massa menyusut. Demikian seterusnya, proses ini terjadi secara berulang sampai air yang menyelimuti partikel tanah liat menguap, sehingga semua partikel akan saling mendekat danmengakibatkan massa menjadi susut dan padat serta kuat. Dalam kondisi demikian, proses pengeringan tanah liat dianggap selesai.Untuk benda keramik berdinding tipis, pengeringan akan merata ke seluruh bagian benda. Sebaliknya bila dinding tebal, seringkali terjadi retakan-retakan di beberapa bagian, khususnya bila pengeringan dilakukan secara cepat. Hal itu disebabkan kecepatan air yang meninggalkan permukaan sebagai uap lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan air yang bergerak dari dalam massa tanah liat. Akibatnya bagian permukaan akan menyusut terlebih dahulu karena lubang pori-pori akan menyempit dibandingkandengan bagian dalam sehingga bagian permukaan tidak mampu menerima tekanan uap air yang bergerak ke luar dan mengakibatkan benda menjadi retak.Banyak sedikitnya susut kering tergantung pada ukuran partikel dan jumlah air yang melapisi partikel itu. Untuk tanah liat yang berpartikel halus danberpori-pori banyak, susut keringnya akan relatif besar. Sebaliknya bagi tanah liat yang berbutir kasar dan berpori-pori sedikit, susut keringnya relatif kecil.

Pengujian susut kering dilakukan dengan cara menghitung susutnya garis ukur yang telah digoreskan pada benda uji atau susut volume benda uji yang dibuat secara khusus yang berbentuk lempengan segi empat.

Proses Pengujian Susut Kering Tanah Liat

1. Lakukan pengulian masing-masing formula tanah liat yangtelah dipersiapkan untukpengujian di atas meja gips,sehingga tanah liat menjadihomogen.

Page 201: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

164 Kriya Keramik

2. Buatlah lempengan tanah liat dari formula untuk pengujian dengan ketebalan 1,5 cm denganmenggunakan slab roller atau roll kayu

3. Potonglah lempengan tanah liatyang telah dibuat menjadilempengan-lempengan tanah liatberukuran 14 cm, lebar 4 cm, dan tebal 1,5 cm sebanyak ± 15 buah untuk setiap formula tanah liat.Kemudian berilah kode potongan lempengan tanah liat tersebutsesuai dengan formula tanah liat.

4. Buatlah goresan garis lurus padapermukaan lempengan yangtelah dipotong sepanjang 10 cm(100 mm) dan beri tanda pada setiap ujungnya dengan garissepanjang 2 cm, kemudian hitung volumenya (14 x 4 x 1,5)

5. Lakukan pengeringan benda ujitersebut dengan cara diangin-anginkan terlebih dahulu. Setelah cukup kering, jemur di bawahmatahari hingga menjadi kering.

Page 202: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

165Kriya Keramik 165

6. Lakukan pengukuran kembaligoresan garis lurus pada benda uji yang telah kering, kemudianhitung persentase penyusutantanah liat dari benda ujimenggunakan perhitunganmetode garis atau metode volume dengan rumus sebagai berikut:

panjang plastis – panjang keringSusut kering = X 100%

panjang plastis

volume plastis – volume kering Susut kering = X 100%

volume plastis

Hasil Pengujian Susut Tanah Liat

Tabel 7.4. Format hasil pengujian susut tanah liat

No Formula Panjangbasah

Panjangkering

Persentasepenyusutan

Catatan:

Massa tanah liat plastis mengandung empat golongan air:• Air susut, yaitu bagian dari air bebas pada waktu pengeringan

berlangsung dengan disertai penyusutan.• Air pori-pori, yaitu air bebas yang tetap tinggal di dalam pori-pori

massa tanah liat setelah proses penyusutan selesai.• Air higroskopis, yaitu air film yang melapisi partikel dan menguap hanya

oleh kenaikan suhu pembakaran.• Air kimia, yaitu air kristal yang akan hilang karena pembakaran dalam

suhu tinggi sehingga membuat sifat kimia dan fisika tanah liat berubah.

Page 203: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

166 Kriya Keramik

Cara Mengatasi Hasil Pengujian

Tanah liat yang plastisitasnya ideal adalah tanah liat yang mempunyaipersentase susut kering antara 5% s/d 8%. Bila dalam uji susut kering ternyata hasil rata-rata di bawah 5%, berarti tanah liat yang diuji kurang plastis sehingga kemungkinan sukar untuk dibentuk. Untuk mengatasinya, perlu ditambah bahan yang plastis seperti ballclay atau bentonite sesuaidengan kebutuhan. Sebaliknya, bila hasil uji susut kering rata-rata di atas 8%, artinya tanah liat yang diuji terlalu plastis sehingga kemungkinan sukar untuk dibentuk dan retak dalam pengeringan. Untuk mengatasinya, perlu ditambah bahan tidak plastis seperti grog atau kwarsa guna mengurangi susut pengeringan dan memperkecil kecenderungan untuk retak. Jikapenyusutan tanah liat terlalu besar dan proses pengeringan terlalu cepat, akan menyebabkan terjadinya keretakan atau perubahan bentuk.

7.3.5. Pengujian Suhu Kematangan Clay Body

Pengujian kematangan pembakaran benda dari tanah liat merupakan salah satu kegiatan penting. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi suhu kematangan suatu jenis massa tanah liat alami maupun tanah liat buatan yang berupa campuran beberapa bahan tanah liat. Yangdimaksud dengan suhu matang yaitu suhu dimana benda yang dibakar mengalami proses vitrifikasi, sehingga kandungan silika bebas yang ada di dalam massa badan tanah liat mulai melebur/menggelas dan hasil leburan mengisi sebagian atau seluruh rongga pori-pori. Pada proses pendinginan, masa yang telah mengalami vitrifikasi menjadi keras, padat dan kedap air. Tingkat kematangan yang menyangkut kekerasan, kepadatan, daya serap air atau keporian dan daya susut untuk setiap jenis tanah liat baik gerabah (earthenware), stoneware atau porselin berbeda-beda, seperti diuraikan di bawah ini:

• Tanah Liat Gerabah (Earthenware)Tanah liat jenis gerabah mempunyai suhu matang antara 9500C–11500C, dengan sifat-sifat fisik berpori-pori, daya penyerapan air antara 1,5%-13%, agak keras dan semi kedap air. Karena kandungan oksida logam seperti besi dan mangan cukup tinggi, maka tanah liat gerabah akan memiliki warna bakar kekuningan, coklat muda, kecoklatan atau merah. Massa badan gerabah yang ideal mempunyai porositas ± 5% dan susut bakar tidak lebih dari 12%.

• Tanah Liat StonewareTanah liat stoneware juga terdapat di alam atau dibuat secara khusus. Suhu matang stoneware berkisar antara 11900C–13500C. Sifat fisik tanah liat ini setelah dibakar adalah: keras, padat, dan kedap air(porositas) yang ideal tidak boleh kurang dari 3%. Susut bakarnya tidak boleh melebihi 14%.

Page 204: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

167Kriya Keramik 167

• Tanah Liat PorselinMassa badan porselin dibuat dari campuran badan kwarsa, kaolin, ballclay dan feldspar. Suhu matang berkisar antara 12500C–14600C.Sifat fisik tanah liat ini setelah dibakar adalah: padat, kedap air, bila badannya diketuk bersuara nyaring, warna bakar putih. Dayapenyerapan air mendekati 0%. Untuk produk porselin yangmenggunakan abu tulang, setelah dibakar mempunyai sifat tembuscahaya (translucency) dan dikenal sebagai produk keramik jenischinaware.

Dari hasil pembakaran, Anda dapat mengetahui apakah benda yang dibakar sudah matang, belum matang atau bahkan terlalu matang denganmelakukan uji fisik sederhana, antara lain dengan melihat warnanya atau dengan mengetuk badan tanah liat, apakah berbunyi atau tidak. Bagi pabrik-pabrik keramik yang besar, uji kematangan diperluas menjadi uji kekerasan dengan alat Hardness tester, uji kuat tarik, uji kuat pukul, uji gesekan, uji kejut suhu dan lain sebagainya. Pengujian suhu kematangan untuk setiap jenis massa badan tanah liat sebaiknya dilakukan pada suhu bakar yang berbeda-beda.

Dalam proses pembakaran benda keramik akan terjadi perubahan-perubahan fisik maupun kimia massa badan tanah liat. Proses ini mulai dari hilangnya air bebas sampai dengan proses vitrifikasi atau prosesmeleburnya silika menjadi gelas yang mengisi pori-pori, sehinggamenghasilkan badan keramik yang keras, padat dan kedap air. Gunakan tiga Pancang Seger (PS) untuk tiga suhu pembakaran yang berbeda, yaitu PS. 08 (955ºC), PS. 06 (999ºC), dan PS. 04 (1060ºC) atau sesuaikandengan jenis tanah liatnya.

Proses Pembakaran Benda Uji

1. Siapkan benda uji yang telahkering berupa lempengan tanahliat sebanyak 15 buah. Lakukan tiga kali pembakaran untuk setiap jenis formula (5 buah lempengan untuk setiap pembakaran). Buat data suhu pembakaran, catatkenaikan suhu setiap kali waktu pembakaran bertambah daninformasi lain yang diperlukan.(lihat tabel 7.5.).

Page 205: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

168 Kriya Keramik

2. Susun benda uji yang telah kering dari beberapa formula yangdibuat untuk pembakaran yang pertama (PS.08). Letakkan PS.08 tersebut di dalam tungkupembakaran, dan ingat pancangseger harus dapat dilihat darilubang intai (spy hole).

3. Hidupkan tungku pembakaransesuai dengan petunjukpengoperasian, amati dan catatkenaikan suhu pembakaranmelalui pyrometer setiap 20 menit dengan mengisi tabel 4.5. (Suhu praktek).

4. Lakukan penahan suhu selama20 menit. Suhu pembakaran yang telah mencapai suhu yang sesuai PS. 08 ditandai denganmelengkungnya PS. 08 tersebutdan pyrometer menunjuk angka955ºC. Kemudian matikan tungkupembakaran dan biarkanmendingin selama minimal 12jam.

5. Ambil benda uji yang telahdibakar dari dalam tungku untuk melakukan pengujian suhukematangan tanah liat. Lakukanhal yang sama untuk benda uji lainnya dengan pembakaransesuai PS. 06 dan PS. 04.

Page 206: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

169Kriya Keramik 169

Tabel 7.5. Daftar pembakaran benda uji suhu kematangan tanah liat.

Waktu Suhu Teori Suhu Praktek Keterangan07.00 30 ºC07.20 55 ºC

07.40 85 ºC08.00 115 ºC08.20 145 ºC

08.40 175 ºC09.00 205 ºC09.20 235 ºC

09.40 265 ºC10.00 295 ºC10.20 325 ºC

10.40 355 ºC11.00 385 ºC11.20 415 ºC

11.40 445 ºC12.00 475 ºC12.20 505 ºC

12.40 535 ºC13.00 565 ºC13.20 595 ºC

13.40 630 ºC14.00 665 ºC14.20 700 ºC

14.40 735 ºC15.00 770 ºC15.20 805 ºC

15.40 840 ºC16.00 875 ºC16.20 910 ºC

16.40 945 ºC17.00 960 ºC Tahan tungku selama 20 menit

Page 207: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

170 Kriya Keramik

Semua benda keramik yang dibakar sampai mencapai titik vitrifikasidianggap telah mencapai titik matang dengan tanda-tanda:

a. Keras, bila diketuk akan bersuara nyaringb. Padat, pori-pori relatif kecil atau tidak ada sama sekali karena terisi oleh

leburan gelas.c. Kedap air, tidak menyerap air sehingga dapat dipakai sebagai wadah air.d. Warna bakar, dari warna terang ke warna gelap, tergantung pada besar

kecilnya kandungan bahan pengotor, khususnya oksida-oksida logam seperti besi, mangaan dan titan.

e. Susut, akibat dari perubahan fisika dan kimia mineral tanah liat selama pembakaran dengan besar kecilnya penyusutan tergantung kepada jenistanah liat yang digunakan.

Perubahan-perubahan yang terjadi selama proses pembakaran di dalam tungku dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini

Tabel 7.6. Perubahan Fisika dan Kimia dalam proses pembakaran.

Suhu Perubahan Fisika dan Kimia dalam proses pembakaran

100oC Semua air bebas menguap, tanah liat menjadi kering

200 oC Semua air mekanis menguap

300 oC Bahan-bahan organik seperti humus yang terbakar habis sehingga terjadi perubahan bentuk kristal kwarsa(crystobolit) yang yang disertai pemuaian volume

400 oC Gas-gas karbon monoksida terbentuk

500 oC -550 oC Warna api pembakaran menjadi merah agak gelap

550 oC -700 oC Struktur tanah liat menjadi keramik, terjadi perubahankristal. Warna api menjadi merah menyala

800 oC -900 oC Terjadi proses sintering, yaitu saling mendekatnya partikel-partikel tanah liat menjadi struktur yang kuat, tetapi belum melebur.

900 oC -1050 oC Tanah liat earthenware mulai vitrifikasi, warna api merah jingga.

1050 oC -1100 oC Tanah liat earthenware akan vitrifikasi maksimal, warna api jingga terang

1100 oC -1200 oC Tanah liat earthenware akan berubah bentuk dan meleleh, warna api jingga pucat

1200 oC -1300 oC Tanah liat stoneware vitrifikasi, warna api putih

1300 oC -1400 oC Tanah liat porselin vitrifikasi, warna api putih

Page 208: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

171Kriya Keramik 171

Setelah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tungku selama pembakaran, Anda perlu juga mengetahui sifat-sifat benda setelah dibakar. Pengetahuan ini perlu dikuasai agar dalam praktek pembakaran, Anda dapat menentukan apakah benda yang telah dibakar belum matang, matang atau terlalu matang (lihat tabel 4.6.).

Tabel 7.7. Sifat-sifat fisika tanah liat sebelum dan sesudah dibakar.

No Jenistanah liat

Sifat sebelum dibakar

Suhubakar Sifat setelah dibakar

1.

Ear

then

war

e • Plastis, mudahdibentuk

• Berbutir kasar• Berpori-pori banyak• Dapat dicampur

dengan bahan lain untuk meningkatkan kualitas tanah

• Kadar kotoran relatif tinggi

950oCs.d

1150oC

1150oC

• Setengah matang s.d matang

• Agak keras, padat, porositas 1,5%-13%

• Warna kuning, krem,coklat muda ke tua

• Terlalu matang• Meleleh atau

menggelas

3.

Por

selin • Massa tanah liat

terolah• Berbutir halus• Dapat dicampur

dengan bahan lain• Menambah

kemampuan bentuk

1200oCs.d

1350oC

• Padat, kedap air, keras, bunyi nyaring bila diketuk

• Porositas 0%• Warna putih keabu-

abuan• Susut bakar 12%-18%• Badan matt atau

tembus cahaya (translucent)

2.

Sto

new

are • Plastis, mudah

dibentuk• Kadar kotoran lebih

rendah dibanding earthenware

• Dapat dicampur dengan bahan lain

• Meningkatkan kualitas tanah

1200oC

1200oCs.d

1350oC

• Matang• Padat kedap air, keras,

bunyi nyaring bila diketuk

• Porositas ± 3%• Warna krem, abu-abu

muda ke tua• Susut bakar 12%–14%• Mulai berubah bentuk

dan meleleh

Page 209: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

172 Kriya Keramik

Proses Pengujian Kematangan Tanah Liat

Setelah proses pembakaran benda uji dengan tiga suhu pembakaran yang berbeda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian suhukematangan tanah liat seperti diuraikan berikut ini:1. Ambil semua benda uji yang telah dibakar dan pisahkan untuk masing-

masing formula tanah liat dan suhu pembakarannya2. Amati benda uji tersebut dari warna bakarnya: pucat, cemerlang, atau

gelap3. Ketuk benda uji tersebut untuk mengetahui suaranya: nyaring atau tidak

nyaring

Tabel 7.8. Hasil pengujian suhu kematangan tanah liat.

No Formula Suhu bakar Warna Suara

Dari hasil evaluasi uji kematangan dapat disimpulkan apakah benda uji sudah matang, belum atau bahkan terlalu matang pada suhu bakar yang telah ditetapkan.a. Bila belum matang, maka benda uji perlu diuji lagi dengan cara

membakar pada suhu bakar lebih tinggi atau menambahkan beberapa jenis bahan lain pada massa badan tanah liat yang diuji.

b. Bila terlalu matang, badan uji akan berubah bentuk, sehingga suhubakar perlu diturunkan atau kandungan bahan-bahan tahan api sepertikaolin, kwarsa dikurangi sedikit agar dapat diperoleh massa badanberkualitas tinggi yang cocok untuk suhu bakar yang diinginkan.

Penambahan bahan-bahan lain pada massa tanah liat dimaksudkan untuk mendapatkan massa badan yang berkualitas, yaitua. Jika massa badan tanah liat terlalu tahan api, sehingga tidak matang

pada suhu bakar yang telah diterapkan, maka perlu ditambah bahan-bahan yang bersifat fluks atau bahan yang dapat menurunkan suhumatang tanah liat seperti: calcium carbinat, talk, body frit.

b. Jika terlalu melebur sehingga berubah bentuk dan menjadi sangat padat pada suhu matang yang telah ditetapkan, maka adonan massa badan tanah liat perlu ditambah dengan bahan tahan api seperti: kaolin,ballclay, stoneware clay, kwarsa atau tanah liat tahan api.

c. Jika warna bakar massa badan tanah liat akan dibuat lebih gelap, dapat ditambahkan oksida logam seperti besi, mangan, cupper dan lainsebagainya.

Page 210: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

173Kriya Keramik 173

7.3.6. Pengujian Susut Bakar Clay Body

Susut bakar suatu benda keramik adalah suatu besaran yang dapat diukur tentang menyusutnya (ukuran) benda karena pembakaran. Hal itu bukan hanya karena menguapnya air bebas, tetapi karena adanya perubahan sifat-sifat kimia dan fisika tanah liat menjadi keramik secara permanen.Tanah liat lunak bila tercampur air mudah diurai dan plastis, tetapi setelah dibakar tanah liat menjadi keras membatu dan kedap air serta ukurannya menyusut dibandingkan dengan ukuran pada waktu sebelum dibakar.

Hal-hal yang Menyebabkan Terjadinya Susut Bakar

Dalam proses pembakaran benda keramik akan terjadi suatu prosessebagai berikut:

a. Penguapan sisa air pembentukMeskipun telah dikeringkan, namun sejumlah uap air masih tetap tinggal di dalam pori-pori benda keramik dan hanya akan menguap bila benda tersebut dibakar. Setelah itu terjadilah penyusutan karena semua partikel saling mendekat mengisi pori-pori. Untuk menghindari pecahnya benda keramik yang dibakar akibat tekanan uap air maupun penyusutan yang mendadak, proses kenaikan suhu pada tahap pembakaran awal harus dilakukan secara perlahan-lahan. Pada suhu 1000C–1500C semua air pembentuk telah hilang. Pada tahap itulah, dapat dikatakan bahwaproses pengeringan dianggap telah sempurna.

b. Penguapan air kimiaPerubahan berikutnya yang terjadi dalam proses pembakaran tanah liat pada suhu ± 3500C yaitu air kimia dari bahan tanah liat mulai keluar. Pengertian air kimia jangan dicampuradukkan sebagai air pembentuk, air pori-pori atau air plastisitas yang menguap selama pengeringan. Air kimia adalah suatu bagian dari struktur molekuler tanah liat dan tidakterpengaruh oleh suhu di bawah 3500C. Dari formula tanah liat diketahui bahwa ada dua molekul silika dan dua molekul alumina (Al2O3 2SiO2

2H2O). Bila dinyatakan dalam persentase, tanah liat mengandung air kimia sebesar 14% dari berat totalnya. Air kimia ini harus cukup untuk menguap dalam pembakaran, sehingga dapat mencegah pengumpulan tekanan uap yang kemungkinan dapat memecah benda. Pada saatbadan tanah liat telah dibakar pada suhu ± 5000C, akan terjadi proses dehidrasi sehingga tidak lagi larut atau terurai dalam air. Tanah liat juga akan kehilangan plastisitasnya dan menjadi sangat rapuh sehingga tidak mungkin didaur ulang atau digunakan lagi.

c. Pembakaran sempurna (oksida) senyawa karbon, karbonat dansulfat.Perubahan penting lainnya yang terjadi di dalam massa tanah liatselama awal pembakaran adalah teroksidasinya atau terbakarnya

Page 211: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

174 Kriya Keramik

secara sempurna semua komponen tanah liat yang tidak dalam senyawa oksida, termasuk antara lain bahan-bahan organik yang mengandung senyawa karbon dan sulfat. Proses oksida semua bahan biasanya akan sempurna pada suhu pembakaran ± 9000C. Karena jumlah mineral-mineral ini relatif kecil, maka biasanya pembakaran oksida dapatdilaksanakan tanpa suatu kendala. Karena teroksidasinya ketiga unsur tersebut di atas, maka susut bakar juga akan terjadi sebagai akibat dari pergerakan partikel-partikel tanah liat untuk menempati ruangan yang ditinggalkan oleh unsur-unsur tersebut.

d. Terjadinya inversi kwarsaSemua tanah liat mengandung sejumlah kwarsa dalam jumlah besar. Kwarsa ini bisa disosialisasikan sebagai mineral pelengkap tanah liat alam. Kwarsa juga dapat ditambahkan ke tanah liat dalam bentuk pasir putih (flint). Kristal kwarsa mempunyai sejumlah bentuk yang berbeda-beda, tergantung pada perbedaan suhu. Ketika suhu berubah, kristal-kristal kwarsa menyesuaikan diri menjadi struktur yang sedikit berbeda dan diikuti oleh perubahan volume. Karena itu ketika suhu 5730C telah tercapai, kristal kwarsa mengalami perubahan bentuk dari alfa (α) ke betha (β). Perubahan ini diikuti dengan sedikit pemuaian volume (± 2%) dan sebaliknya, pada saat pendinginan, yaitu pada suhu ± 5730C, kristal kwarsa berubah kembali dari betha ke alfa atau kembali ke bentuk kristal aslinya dengan disertai terjadinya penyusutan volume. Meskipunperubahan volume mineral kwarsa relatif kecil, kenaikan suhupembakaran harus dilakukan secara lambat untuk mencegah pecahnya benda yang dibakar.

e. Terjadinya proses vitrifikasiProses vitrifikasi adalah suatu proses meleburnya bahan silika menjadi gelas yang kemudian memasuki pori-pori dan menjadikan semuapartikel memadat. Badan benda keramik yang telah bervitrifikasi secara sempurna menjadi tidak berpori-pori dan menjadi kedap air. Tanah liat akan menggelas pada suhu yang berbeda-beda, tergantung padakomposisinya. Suatu jenis tanah liat merah misalnya, yang mengandung banyak unsur besi dan kotoran mineral lain, dapat dibakar menjadi keras dan padat pada suhu sekitar 10000C dan dapat melebur menjadi suatu cairan gelas pada suhu 12500C. Penyusutan terus berlanjut selamavitrifikasi. Penyusutan ini disebabkan berkurangnya ukuran partikel,khususnya pada saat partikel-partikel tersebut mendekati titik lebur dan susunan partikel yang semakin menggelas. Susut bakar suatu benda keramik bisa melebihi 10%. Penyusutan ini beragam, besar ataukecilnya tergantung pada tingkat suhu vitrifikasinya. Tanah liat yang akan melebur biasanya didahului oleh tahapan menggelembung,mendidih dan pada titik ini mungkin ukurannya akan membengkak. Hal ini disebut over firing atau terlalu matang. Massa tanah liat yang telah dibakar secara sempurna dan matang dapat diketahui dari tingkat

Page 212: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

175Kriya Keramik 175

kekerasan, kekuatan tekanan, kepadatan atau daya kedap airnya, tahan terhadap gesekan dan dapat dilihat dari warna dan tekstur.

Proses Pengujian Susut Bakar

Susut bakar untuk beberapa jenis tanah liat dapat membuat retak, tetapi untuk jenis tanah liat lainnya tidak menyebabkan suatu kendala. Pada saat mengering, massa tanah liat akan terdiri dari banyak partikel-partikel halus dengan pori-pori di antaranya yang saling menutup.

Langkah-langkah Pengujian Susut Bakar

1. Ambil semua benda uji yang telah dibakar untuk masing-masingformula tanah liat dengan tigasuhu bakar yang berbeda.

2. Ukur goresan garis lurus yangada pada masing-masing bendauji tersebut dari tiga suhu bakar yang berbeda, kemudian hitungpersentase susut bakar linier dan susut bakar volume benda ujiuntuk tiga suhu bakar yangberbeda dengan rumus sebagaiberikut:

panjang plastis – panjang bakarSusut bakar = X 100%

panjang plastis

volume plastis – volume bakarSusut bakar = X 100%

volume plastis

Catat persentase susut bakar semua benda uji yang berbeda formula untuk ketiga suhu bakar, dan amati masing-masing benda uji tersebut untuk ketiga suhu bakar yang berbeda dan simpulkan.

Page 213: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

176 Kriya Keramik

Tabel 7.9. Hasil pengujian susut bakar tanah liat.

No Formula Suhubakar

Panjangkering

Panjangbakar

Persentasepenyusutan

7.3.7. Pengujian Porositas Clay Body

Porositas adalah kemampuan badan tanah liat yang telah dibakar untuk menyerap air melalui pori-pori. Tingkat porositas dapat dihitung melalui proses perebusan dan perendaman benda uji di waktu tertentu. Uji porositas yaitu kegiatan pengujian untuk mengetahui tingkat penyerapan air suatu benda uji dari massa tanah liat yang telah dibakar. Daya penyerapanterhadap air pada benda dengan pori-pori banyak atau porositas besar akanbesar, sebaliknya, bila benda uji mengalami proses “vitrifikasi” hingga padat dan tidak berpori lagi, maka daya serap mendekati nol.

Hubungan antara Porositas dan Suhu Pembakaran

Di dalam massa tanah liat plastis terdapat pori-pori atau celah di antarapartikel-partikelnya. Pori-pori ini berisi air plastisitas yang sewaktu-waktudapat keluar dan masuk tergantung pada udara sekeliling. Pada suhupembakaran 6000C, pori-pori kosong karena plastisitas menguap, saat suhu pembakaran dinaikkan melebihi 6000C, bahan-bahan felspatik berfungsisebagai fluks, yaitu bahan yang dapat menurunkan titik matang tanah liat. Akibatnya bahan-bahan silika mencair dan mulai memasuki pori-pori yang kosong dengan disertai penyusutan volume. Semakin besar susut massa tanah liat, semakin sedikit dan kecil ukuran pori-pori. Peleburan bahan-bahan silikat akibat fluks berlanjut sampai semua pori-pori terisi hingga porositas menjadi nol dan menjadi kedap air.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada setiap kenaikan suhu pembakaran akan terjadi perubahan volume atau penyusutan yangberpengaruh pada kekuatan dan porositas benda yang dibakar. Dengan kata lain, semakin tinggi suhu bakar, badan tanah akan semakin kuat dan semakin kecil porositasnya. Pada titik “vitrifikasi”, pembakaran dianggap telah selesai dengan kekuatan yang maksimal dan porositas yang minimal.

Page 214: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

177Kriya Keramik 177

Proses Pengujian Porositas

Proses pengujian porositan badan tanah liat adalah sebagai berikut:

1. Timbang masing-masing benda uji yang telah dibakar pada tiga suhu bakar dari semua formula yangdibuat dalam keadaan kering.

2. Masukkan benda uji tersebut ke dalam baskom plastik dan biarkan benda uji terendam di dalam airtersebut selama 24 jam.

3. Ambil semua benda uji yangbasah dan hapus dengan busa yang lembab. Kemudian timbang lagibenda uji yang baru direndam.Perhitungan hasil timbangan sebagai berat basah. Hitung porositasmasing-masing benda uji dari tigasuhu bakar yang berbeda denganmenggunakan rumus sebagaiberikut:

Berat basah – Berat keringPorositas = X 100%

Berat kering

Catat hasil perhitungan dari benda uji dari tiga suhu bakar yang berbeda, kemudian bandingkan porositas benda uji untuk masing-masing suhu bakar yang berbeda tersebut dan simpulkan.

Page 215: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

178 Kriya Keramik

Tabel 7.10. Hasil pengujian porositas.

No Formula Suhubakar

Beratkering

Beratbasah Porositas

7.3.8. Analisis Hasil Pengujian Clay Body

Analisis hasil pengujian merupakan rangkuman dari proses pengujian badan tanah liat, dari bermacam-macam formula badan tanah liat yang telah dibuat akan diketahui formula badan tanah liat yang baik dan memenuhipersyaratan untuk digunakan dalam membuat produk benda keramik. Setelah proses pengujian selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil pengujian formula badan tanah liat secara keseluruhan kemudian membuat analisis berbagai formula badan tersebut (plastisitas, susut kering, suhu bakar, susut bakar, warna bakar, suara, dan porositasnya) untuk menentukan kelayakan suatu formula badan tanah liat digunakan.

Tabel 7.11. Hasil pengujian tanah liat.

No Formula

Plastisitas

Susutkering

Suhubakar

Susutbakar

Warnabakar Suara Poros

itas12345

Keterangan• Formula, merupakan bahan tanah liat tunggal atau campuran bahan

tanah liat yang telah disusun menjadi suatu formula badan tanah liat. • Plastisitas, merupakan sifat fisik tanah liat tentang daya kerjanya, yang

merupakan gabungan antara plastisitas dan kemampuan bentuk (tidak plastis sd. sangat plastis).

Page 216: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

179Kriya Keramik 179

• Susut kering, merupakan tingkat penyusutan badan tanah liat darikondisi plastis menjadi kering (ditunjukkan dengan persentasepenyusutan kering).

• Suhu bakar, tingkat kemampuan bakar badan tanah liat, ini ditunjukkan dengan sifat fisik yang tampak sesuai temperatur bakarnya.

• Susut bakar (susust jumlah), merupakan tingkat penyusutan badantanah liat dari kondisi plastis menjadi biskuit (ditunjukkan denganpersentase penyusutan bakar).

• Warna bakar, merupakan sifat-sifat fisik dari badan tanah liat setelah mengalami proses pembakaran.

• Suara, merupakan kenyaringan suara badan tanah liat biskut setelah mengalami proses pembakaran.

• Porositas, merupakan tingkat penyerapan air oleh badan tanah liatbiskuit (ditunjukkan dengan besarnya persentase porositas).

7.4. Penyiapan Clay Body

Pengolahan bahan tanah liat merupakan suatu proses penyiapan bahan mentah tanah liat menjadi badan tanah liat yang siap digunakan untuk pembuatan benda keramik baik sebagai bahan plastis maupun tuang (slip),proses pengolahan tanah liat dapat dilakukan mulai dari yang sederhana hingga suatu proses yang rumit. Pengolahan bahan tanah liat sebagai tahap awal dalam proses pembuatan benda keramik dapat dilakukan dengan berbagai teknik, hal ini berkaitan dengan jenis bahan tanah liat, jenis benda keramik, teknik pembentukan, dan ketersediaan peralatan. Tanah liat alami sebagai sumber bahan baku pembuatan benda keramik banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, namun masih jarang bahan tanah liat alami (mentah) tersebut langsung dapat digunakan, untuk dapat digunakan harus selalu melalui proses pengolahan tanah liat.Tanah liat yang digunakan untuk membuat benda keramik harus memenuhii persyaratan tertentu diantaranya adalah: plastis, homogen, bebasgelembung udara dan kotoran. Untuk memenuhi persyaratan tersebut,proses pengolahan campuran berbagai jenis bahan tanah liat perludilakukan secara cermat, tepat, dan akurat karena hasil pengolahan akan berpengaruh pada proses selanjutnya. Pengolahan tanah liat ada dua macam, yaitu pengolahan dengan teknik basah dan teknik kering.

Berbagai macam proses pengolahan atau penyiapan tanah liat menjadi suatu massa badan keramik dapat dilakukan, diantaranya adalah:.1. Penyiapan clay body dari tanah liat alam secara manual basah.2. Penyiapan clay body dari tanah liat alam secara manual kering.3. Penyiapan clay body dari tanah liat alam secara masinal basah.4. Penyiapan clay body dari prepared hard mineral secara masinal basah.5. Penyiapan clay body untuk teknik pembentukan cetak tuang.

Page 217: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

180 Kriya Keramik

7.4.1. Penyiapan Clay Body dari Tanah Liat Alam secara Manual Basah

Proses pengolahan bahan tanah liat alam secara manual basah merupakan proses yang paling sederhana, karena bahan yang diolah merupakan bahan tanah liat tunggal, yaitu bahan tanah liat alam yang dapat digunakan secara langsung untuk membentuk benda keramik tanpa mencampurnya dengan bahan lain, seperti tanah liat earthenware maupun stoneware. Pengolahan badan tanah liat manual basah biasanya dilakukan oleh perajin keramik tradisional dengan bahan lokal yang ada di daerah.

7.4.1.1. Peralatan

• Ember besar• Pengaduk• Saringan mesh 60• Gayung• Meja gips• Kawat pemotong• Plastik• Bak penyimpan bahan

7.4.1.2. Bahan

• Tanah liat alam

7.4.1.3. Proses Pengolahan

Pengolahan badan tanah liat secara manual basah dilakukan melalui tahap-tahap berikut.

1. PenjemuranJemurlah bahan tanah liat hingga benar-benar kering. Untukmempercepat prosespengeringan bahan tanah liat,sebaiknya bongkahan tidak terlalu besar tetapi potongan kecil-kecilagar air dalam tanah liat cepatkeluar dan merata pada seluruh permukaan tanah liat, karenadalam kondisi kering daya ikatpartikel-partikel tanah liat menjadi rendah.

Page 218: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

181Kriya Keramik 181

2. PerendamanRendamlah bahan tanah liatkering dalam air agar mudahhancur. Tanah liat yang kerasmemerlukan waktu yang cukuplama untuk hancur, sedang yang lunak akan segera hancur setelah direndam. Pada tahap ini, tanah liat mengalami slaking, tanah liat mengembang dan hancur menjadibagian kecil-kecil, sehinggamenjadi slip.

3. PengadukanAduk-aduklah bahan tanah liatsetelah kondisi tanah liat yangdirendam benar-benar hancur, hal ini akan memudahkan prosespengadukan. Lakukan berulang-ulang untuk mempercepat kondisi tanah liat menjadi homogenseperti lumpur tanah liat (slip).

4. PenyaringanSaringlah bahan tanah liat dalam bentuk lumpur tanah liat tersebut menggunakan saringan mesh 60.Penyaringan dilakukan tanahbersih dari bahan pengotorseperti: akar, arang, kerikil dansebagainya. Tempatkan tanah liat hasil penyaringan pada wadahember dan dibiarkan hingga agar terjadi pengendapan tanah liat.

5. PengendapanLakukan pengendapan slip tanah liat selama satu sampai tiga haritanah akan mengendap dan pada bagian atas air akan tampakberada di bagian atas.Selanjutnya ambilah air yang ada di atas tanah tersebut sampaisebatas permukaan endapantanah. Semakin lamapengendapan maka semakinsedikit airnya.

Page 219: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

182 Kriya Keramik

6. PengentalanLakukan pengentalan slip tanah liat tersebut dengan caramenuang lumpur tanah liat (slip)di atas meja gips, atau karunggoni sampai tanah tersebutmengental. Pengentalanmerupakan proses penguapankandungan air (dewatering) dari lumpur tanah liat (slip), hal initerjadi karena air diserap gips dan penguapan oleh suhu udara.

7. PengulianLakukan pengulian bahan tanahliat plastis di atas meja gips.Pengulian ini dimaksudkan agarmemperoleh bahan tanah liatyang benar-benar plastis danhomogen. Bentuklah tanah liatplastis menjadi bentuk silinderatau balok dengan berat danukuran tertentu kemudianmasukkan dalam kantong plastik dan diikat dengan rapat.

8. PemeramanPeramlah tanah liat plastis yang telah diuli dalam bak penyimpan bahan yang tertutup agarkelembaban tetap terjaga. Lakukan pemeraman selamakurang lebih 7 hari, semakin lama disimpan akan semakin baiksesudah itu tanah liat siapdigunakan.

TugasMengolah clay body dari lempung alam secara manual basah• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Lakukan pengolahan clay body sesuai prosedur• Membersihkan ruangan dan peralatan

Page 220: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

183Kriya Keramik 183

7.4.2. Penyiapan Clay Body dari Tanah Liat Alam secara Manual Kering

Pengolahan bahan tanah liat alam secara manual kering ini biasanyadilakukan untuk jumlah bahan tanah liat yang terbatas hanya untuk suatu proses pengujian tanah liat. Pengujian tersebut dilakukan untukmendapatkan informasi tentang kondisi bahan tanah liat tersebut yangmeliputi plastisitas, penyusutan, suhu bakar, warna bakar, dan porositas.

Pengolahan dengan teknik ini hanya dilakukan untuk satu atau campuran beberapa jenis tanah liat alam yaitu tanah liat yang langsung dapatdigunakan seperti tanah liat earthenware dan stoneware. Apabila berupa campuran beberapa jenis tanah liat, sebaiknya formula tercatat untukmemudahkan dalam proses penimbangan.

Pencampuran bahan tanah liat (earthenware dengan earthenware,stoneware dengan stoneware, dan earthenware dengan stoneware)dilakukan untuk mendapatkan kualitas badan tanah liat yang memenuhi persyaratan untuk dapat digunakan.

7.4.2.1. Peralatan

• Ember besar• Pengaduk• Saringan mesh 60• Gayung• Gelas ukuran• Waskom• Timbangan• Meja gips• Plastik• Bak penyimpan bahan

7.4.2.2. Bahan

• Tanah liat alami

7.4.2.3. Proses Pengolahan

Proses pengolahan tanah liat kering dilakukan melalui tahap-tahap berikut.

Page 221: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

184 Kriya Keramik

1. PenjemuranJemurlah bahan tanah liat,sebaiknya dalam bentukbongkahan kecil-kecil, hal inidimaksudkan agar tanah liattersebut cepat menjadi keringsecara merata sehinggamempermudah prosespenumbukan.

2. PenumbukanTumbuklah bahan tanah liat yang sudah kering sampai halusdengan menggunakan mortar dan pestle atau alat penumbuk lain.Penumbukan agar mendapatkan butiran bahan tanah liat yanghalus seperti tepung sehinggadapat lolos dari saringan dengan mesh yang telah ditentukan.

3. PenyaringanSaringlah bahan tanah liatmenggunakan saringan mesh 50 atau jika dikendaki yang lebihhalus lagi dapat menggunakansaringan dengan ukuran 70, 80sampai 100. Tumbuklah butiran bahan tanah liat yang tidak lolos saringan kemudian disaringkembali.

4. PenimbanganTimbanglah bahan tanah liatwalaupun hanya satu jenis tanah liat, hal ini perlu dilakukan untuk menentukan jumlah air yang perlu ditambahkan pada bahan tanahliat tersebut.

Page 222: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

185Kriya Keramik 185

5. PencampuranCampurkan bahan tanah liat yang sudah ditimbang dengan airsebanyak 30%–40% dari jumlah tanah liat kering. Tambahkanlah air sedikit demi sedikit sambildiremas-remas, sehinggakandungan air dalam tanah liatcukup dan siap untuk diuli.

6. PengulianUlilah campuran bahan tanah liat agar tanah liat menjadi plastis,homogen, bebas dari kotoran,dan bebas dari gelembung udara. kemudian bentuklah menjadibulatan-bulatan bola/bongkahantanah liat, selanjutnya masukkan ke dalam kantong plastik yangrapat agar terjaga kelembaban.

7. Penyimpanan/PemeramanPeramlah tanah liat plstistersebut, sebaiknya ditempatkanpada bak bertutup agar supayakelembaban tanah liat dalamkantong plastik tetap terjaga.Waktu pemeraman selamakurang lebih 7 hari. Dalamproses ini terjadi prosesfermentasi dari unsur-unsurorganik yang dikandungnya,sehingga tanah liat menjadi lebih plastis.

7.4.3. Penyiapan Clay Body dari Tanah Liat Alam secara Masinal Basah

Pengolahan bahan tanah liat alam secara manual basah berbeda dengan pengolahan bahan tanah liat sebelumnya, karena teknik pengolahan ini sudah menggunakan berbagai macam peralatan masinal yaitu peralatan digerakkan dengan tenaga listrik seperti blunger, pugmill, dan filterpress,dengan peralatan tersebut memberikan keuntungan pada kecepatan proses pengolahan dan kuantitas tanah liat yang dapat diolah.

Page 223: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

186 Kriya Keramik

Pengolahan bahan tanah liat ini dapat berupa satu jenis atau campurantanah liat earthenware dengan earthenware, stoneware dengan stoneware,atau earthenware dengan stoneware. Untuk campuran beberapa jenis tanah liat alami, formula (resep) campuran tanah liat juga harus tercatat dengan baik.

7.4.3.1. Peralatan

• Ember besar• Ember kecil • Timbangan• Saringan mesh 60• Blunger• Filterpress• Pugmill• Meja gips• Kawat pemotong• Plastik• Bak penyimpan bahan

7.4.3.2. Bahan

• Tanah liat alami

7.4.3.3. Proses Pengolahan

Pengolahan bahan tanah liat alami dengan cara masinal teknik basahdilakukan melalui tahap-tahap berikut ini:

1. PenjemuranJemurlah tanah liat alami yang berupa earthenware ataustoneware, sebaiknya berupapotongan kecil-kecil dimaksudkan agar air yang terkandung dalam tanah liat alami tersebut cepatmenguap sehingga prosespengeringan menjadi lebih cepat.

Page 224: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

187Kriya Keramik 187

2. PenimbanganTimbanghlah bahan tanah liatapabila berupa campuranbeberapa jenis tanah liatmenggunakan timbangan yangada.Penimbangan harus dilakukandengan teliti apabila badan tanah liat berupa campuran beberapajenis tanah liat sesuai denganpersentase berat formula (resep) tanah liat yang telah dibuat,kemudian dimasukkan dalamblunger.

3. Pencampuran dan pengadukanCampurkan bahan tanah liat yang telah ditimbang kemudianmasukkan ke dalam blunger yang telah diisi air, kemudianoperasikan blunger selama satu jam, kemudian setelah motordingin operasikan lagi. Lakukan pengadukan hingga campuranmenjadi lumpur tanah liat yang homogen dalam konsistensi yang tepat, sehingga mudah disaring.

4. PenyaringanSaringlah campuran bahan tanah liat dalam bentuk slip denganmenggunakan saringan meshukuran 50 sampai 80.Penyaringan dilakukan agarlumpur tanah liat bebas daribahan-bahan pengotor seperti:akar tanaman, arang, kerikil dan sebagainya. Masukkan slip tanah liat hasil penyaringan padawadah bak atau ember dan siap dikentalkan dengan filterpress.

Page 225: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

188 Kriya Keramik

5. PengentalanLakukan pengentalan slip tanah liat yang telah disaring denganmemompakan slip ke dalamkantong-kantong kain penyaringfilterpress dengan bantuankompresor. Filterpress berfungsiuntuk mengurangi kandungan air (dewatering) dalam lumpur tanah liat dengan cara menekan sliptanah liat yang masuk ke dalam kain penyaring. Buka filterpressambil lempengan tanah liatplastis (clay cake) hasilpengentalan slip tanah liat.

6. PenghomogenanLakukan penghomogenan tanahliat dengan memasukkannya ke dalam pugmill. Pugmill berfungsi untuk menghomogenkan danmemadatkan tanah plastisdengan cara menekan tanah liat plastis di dalam lubang pugmillhingga penuh. Lakukan secara terus-menerus hingga tanah liat plastis keluar berbentuk silinder selanjutnya potonglah dengankawat pemotong, kemudianmasukkan ke dalam kantongplastik.

7. Penyimpanan/PemeramanPeramlah tanah liat plastis pada bak bertutup atau wadah yangkedap udara agar kelembabantanah liat plastis tersebut tetap terjaga. Lakukan pemeramanselama kurang lebih 7 hari,semakin lama waktu pemeramanmaka kualitas tanah liat plastis akan semakin baik, karenaterjadi proses fermentasi dariunsur-unsur organik yangdikandungnya, sehingga tanahliat menjadi lebih plastis.

Page 226: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

189Kriya Keramik 189

TugasMengolah clay body dari lempung alam secara masinal basah• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Lakukan pengolahan clay body sesuai prosedur• Operasikan mesin sesuai prosedur• Membersihkan ruangan dan peralatan

7.4.4. Penyiapan Clay Body dari Prepared Hard Mineral secara Masinal Basah

Pengolahan bahan tanah liat secara masinal basah dengan bahan dari tanah liat prepared hard mineral terolah umumnya diterapkan padaperusahaan-perusahan keramik skala menengah dan besar. Prosesnyasecara umum hampir sama yang membedakan hanya bahan tanah liatnya dan kapasitas peralatan yang digunakan. Bahan tanah liat dari preparedhard mineral terolah merupakan bahan-bahan tanah liat murni berbentuk seperti tepung halus yang kering sehingga memudahkan dalampenggunaannya, bahan-bahan tersebut seperti: kaolin, feldspar, whiting(kapur), kuarsa, ball clay, dan lain-lain. Badan tanah liat yang dapatdihasilkan dari bahan tanah liat prepared hard berupa: white earthenware, white stoneware, porselin, bone china, dan sebagainya tergantung pada formula (resep) tanah liat yang dibuat.Contoh formula (resep) badan tanah liat dari mineral terolah:

Badan tanah liat earthenware (cone 04-2)Kwarsa 30.0Kaolin 25.0Ballclay 20.0Feldspar 20.0

Badan tanah liat stoneware (cone 6-8)Ballclay 29.0Kwarsa 28.5Kaolin 27.1Feldspar 15.2

Badan tanah liat porcelain (cone 8-12)Ballclay 27.0Kaolin 27.0Feldspar 27.0Kwarsa 19.0

Page 227: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

190 Kriya Keramik

7.4.4.1. Peralatan

• Ember besar dan kecil• Timbangan• Saringan mesh 60• Ballmill• Filterpress• Pugmill• Meja gips• Kawat pemotong• Plastik• Bak penyimpan bahan

7.4.4.2. Bahan

• Kwarsa• Kaolin• Ballclay• Feldspar

7.4.4.3. Proses Pengolahan

Pengolahan bahan tanah liat prepared hard mineral terolah dengan cara masinal teknik basah dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini:

1. PenimbanganTimbanglah bahan tanah liat dari mineral terolah yang digunakanuntuk menyusun formula (resep) sesuai dengan persentase beratyang telah ditentukan. Lakukanpenimbangan dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbangan masing-masing bahan tanah liat.

2. Pencampuran/penggilinganCampurkan bahan yang telahditimbang kemudian masukkan ke dalam ballmill yang telah berisiair. Operasikan ballmill sesuaistandar operasi prosedurnyahingga campuran menjadi slipyang halus dan homogen. Tuangslip ke dalam ember dan siapuntuk proses penyaringan.

Page 228: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

191Kriya Keramik 191

3. PenyaringanSaringlah campuran bahan tanah liat dengan menggunakansaringan manual atau saringangetar (vibrator) dengan kerapatan minimal 100 mesh. Tempatkancampuran bahan tanah liat hasil penyaringan pada wadah bakatau ember, dan siap dikentalkan dengan filterpress.

4. PengentalanLakukan pengentalan lumpurtanah liat yang telah disaringdengan memompakan slip kedalam kantong kain penyaringfilterpress. Ambil tanah liat hasil pengentalan slip tanah liat yang berbentuk lempengan tanah liatplastis (clay cake) yang memiliki kadar air yang seperti tanah liat plastis.

5. PenghomogenanMasukkan tanah liat plastistersebut ke dalam pugmill,sehingga campuran tanah liatmenjadi plastis, homogen, danpadat. Hasil dari proses ini berupa tanah liat yang plastis danhomogen berbentuk silindris.Selanjut masukkan tanah liatplastis ke dalam kantong plastik.

6. Penyimpanan/PemeramanLakukan pemeraman tanah liatplastis pada bak bertutup atauwadah yang kedap udara agarkelembaban tanah liat plastistersebut tetap terjaga. Lakukanpemeraman selama kurang lebih 7 hari atau lebih, semakin lama waktu pemeraman maka kualitas tanah liat plastis akan semakinbaik sehingga tanah liat menjadi lebih plastis.

Page 229: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

192 Kriya Keramik

7.4.5. Penyiapan Clay Body untuk Teknik Pembentukan CetakTuang

Pengolahan slip tanah liat untuk pembentukan keramik cetak tuangsebenarnya hampir sama dengan penyiapan bahan tanah liat untuk teknik pembentukan lainnya, perbedaannya pada penambahan bahan yangdisebut deflocculant, bahan ini memungkinkan partikel tanah liat tetap dalam suspensi cairan dan tidak membentuk endapan pada dasar cetakan. Dalam prosesnya bahan ini akan diserap oleh cetakan dan menempel pada dinding cetakan, setelah bebarapa menit kelebihan slip tanah liatdikeluarkan, dengan proses ini dapat terbentuk benda-benda keramikberongga dengan ketebalan dinding yang relatif sama. Pada industrikeramik teknik pembentukan ini sangat diperlukan untuk dapat memproduksi keramik secara massal, karenanya keterampilan menyiapkan bahan cetak tuang menjadi syarat penting untuk dapat melakukan teknik pembentukan dengan cetak tuang. Massa slip cetak tuang biasanya digunakan untuk mencetak benda keramik tiga dimensional, dengan menggunakan cetakan dua belahan atau lebih sehingga benda yang dihasilkan mempunyai rongga dan memiliki ketebalan dinding yang relatif sama. Teknik cetak tuangtersebut di atas sering disebut dengan istilah hollow casting.

Tanah liat alam seperti misalnya jenis earthenware maupun stonewaremaupun bahan mineral terolah seperti: kaolin, feldspar, whiting (kapur), kuarsa, ball clay, bentonite, dan lain-lain dapat digunakan untuk membuat formula (resep) badan tanah cetak tuang seperti: earthenware, stoneware, white earthenware, white stoneware, soft porcelain, dan porcelain.Bahan tersebut harus dalam kondisi kering dan sebaiknya adalah bahan-bahan yang sudah digiling halus, hal ini dimaksudkan agar penimbangan dapat lebih akurat sehingga mendapatkan kekentalan slip tanah liat secara tepat. Bahan deflokulan merupakan bahan elektrolit seperti alkali dalam silicate (biasanya sodium) atau carbonate (soda abu). Perubahan elektrolit akan merubah molekul atau partikel tanah saling menolak satu sama lain, membantu penyebaran partikel dalam cairan slip, meningkatkan fluiditas,serta membantu suspensi partikel dan mengurangi penyusutan dalam badan keramik, dengan demikian partikel tanah liat tidak mengelompok yang akan dapat mempercepat pengendapan. Di samping itu, juga dapat mengurangi jumlah sedikitnya 25% air yang diperlukan dengan tingkat kecairan yang sama. Deflocculant yang digunakan dapat berupa sodium silikat(waterglass), sodium hidroksida (soda abu), dan sodium carbonate. Jumlah deflocculant yang diperlukan hanya sedikit biasanya antara 0,2%-0,5% dari jumlah tanah liat kering yang dipakai, sedangkan jumlah air sekitar 35%-50%. Jumlah deflocculant untuk tanah jenis earthenware biasanyadigunakan sekitar 0,25% sampai 0,50% dari jumlah berat kering. Penggunaan yang terlalu banyak akan membuat cetakan mudah rapuh serta hasil cetakan yang lebih sulit dipotong atau dirapikan. Yang perlupertimbangan adalah bagaimana mengurangi kandungan air pada cetakan tetapi juga menjaga tingkat kecairan dari slip tanah liat tersebut.

Page 230: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

193Kriya Keramik 193

Ada beberapa bahan kimia yang lazim digunakan sebagai deflokulan, yaitu:1. Sodium silikat/waterglass (2Na2O.SiO2); penambahan pada slip tanah

liat antara 0,2%-0,5% berat tanah liat kering.2. Sodium carbonate/soda ash (Na2CO3); penambahan pada slip tanah liat

lebih sedikit dibanding sodium silikat.3. Sodium polyacrylat; penambahan pada slip tanah liat antara 0,3%-0,5%

berat tanah liat kering.4. Calgon.5. Dispex (kombinasi produk sodium silicate dan soda ash)6. Darvan (equivalen dengan dispex), keuntungan produk ini tidak mudah

diserap oleh cetakan sehingga dapat memperpanjang umur cetakan

Secara singkat pengaruh deflocculant pada slip tanah liat:• Mencegah pengendapan partikel tanah liat. Dengan adanya

deflocculant, partikel tanah liat tidak akan saling gabung, sehinggacampuran tanah liat air tetap pada keadaan suspensi.

• Mengurangi jumlah air yang ada dalam slip tanah liat. Bubur tanah liat tanpa deflocculant mengandung ± 60% air. Dengan adanya deflucculant,air yang ditambahkan cukup 35%-50% saja.

• Menghindarkan cetakan gips dari kejenuhan yang terlalu cepat. Efek dari pengurangan air dalam slip adalah cetakan gips tidak cepat jenuhdengan air.

• Untuk mendapatkan slip tanah liat yang baik perlu disimpan dalamkeadaan rapat selama 2-3 hari.

Gambar 7.3. Bahan deflocculant: waterglass dan soda abu

Jumlah penggunaan air juga harus dibatasi agar cetakan tidak mudah jenuh dan daya serapnya dapat bertahan lebih lama. Sebagai contoh untuk slipbahan porselin kandungan airnya tidak melebihi 50% dari berat keringbahan porselin. Apabila jumlah air terlalu banyak maka cetakan akan cepat menjadi jenuh karena kandungan air yang terlalu banyak dan tidak dapat menyerap dengan efektif lagi. Sebagai gambaran, ketika 1000 gr bahan

Page 231: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

194 Kriya Keramik

tanah liat kering dicampur dengan 400 gr air hasilnya adalah massa plastis yang lengket, bila kemudian ditambahkan beberapa tetes sodium silicateatau waterglass (substansi alkali atau elektrolit) dan diaduk-aduk ataudimixer akan berubah menjadi lebih lunak, lebih cair dan dapat dituang.

Tetapi ini tentu tidak dapat berlaku untuk semua jenis tanah liat. Bila kita mempunyai mempunyai tanah liat alami atau badan tanah liat lain yang akan digunakan hal yang harus dipikirkan adalah berusaha melakukaneksperimen terhadap tanah liat tersebut.

7.4.5.1. Peralatan

• Ember besar• Ember kecil • Timbangan• Gayung• Penumbuk• Saringan mesh 100• Mixer• Bak penyimpan bahan

7.4.5.2. Bahan

• Tanah liat alam• Kaolin• Feldspar• Whiting (kapur)• Kuarsa• Ball clay• Bentonite,• Waterglass

7.4.5.3. Proses Pengolahan

1. PenjemuranLakukan penjemuran bahan tanah liat untuk cetak tuang khususnya untuk bahan tanah liat alami.Penjemuran dimaksudkan agartanah liat tersebut mudah hancur menjadi partikel-partikel kecilketika ditumbuh.

Page 232: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

195Kriya Keramik 195

2. PenumbukanTumbuklah bahan tanah liat alam setelah kondisinya benar-benarkering hal ini untuk memudahkan tanah liat hancur pada saatditumbuk sehingga menjadibutiran yang halus sepertitepung. Tanah liat harus lolos dari saringan dengan mesh yang telah ditentukan untuk badan tanah liat cetak tuang .

3. PenyaringanSaringlah bahan tanah liat untuk cetak tuang menggunakansaringan mesh 100/120,Penyaringan kering biasanyadilakukan membuat badan tanah liat dalam jumlah yang terbatas (sedikit), sedangkan penyaringan basah dilakukan apabilajumlahnya relatif banyak dalambentuk slip tanah liat.

4. PenimbanganTimbanglah masing-masingbahan tanah liat kering sesuaiformula (resep) persentase berat yang telah ditentukan. Lakukanpenimbangan dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam penimbangan masing-masing karena akan berpengaruh pada kekentalan slip tanah liat.

Page 233: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

196 Kriya Keramik

5. PencampuranCampurkan bahan tanah liat yang telah ditimbang dan masukkan ke dalam blunger. Ukuralah airsebanyak (35%-50%) dari jumlah tanah liat kering, kemudianmasukkan dalam blunger darijumlah air paling sedikit, misalnya 35% dari berat kering tanah.(sekitar 350 gr atau 350 mldengan asumsi 1gr = 1ml).Tambahkan waterglass sebanyak 0,2%-0,5% dari berat tanah liatkering, mulailah dari jumlah yang paling sedikit.

6. PengadukanOperasikan blunger agarcampuran menjadi homogen.Semakin lama waktupengadukan, hasilnya akansemakin baik dan deflocculantyang dipakai bisa lebih hematdibandingkan dengan waktupengadukan yang hanyasebentar.

7. PenyaringanSaringlah slip tanah liat tersebut menggunakan saringan manualatau saringan getar (vibrator)dengan kerapatan minimal 100mesh. Simpan campuran bahan tanah liat hasil penyaringan pada ember (container).

Page 234: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

197Kriya Keramik 197

8. PemeramanLakukan pemeraman slip tanahliat selama kurang lebih 2-3 hari atau lebih. Aduk kembali sliptanah liat yang telah disimpandalam ember sebelum digunakan.Selama pemakaian pengadukanharus tetap dilakukan untukmenjaga konsistensi slip.

TugasMengolah clay body untuk pembentukan cetak tuang• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Operasikan peralatan listrik sesuai prodedur• Lakukan pengolahan clay body sesuai prosedur• Setelah selesai, bersihkan ruang dan peralatan

-

Page 235: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

198 Kriya Keramik

Produk benda keramik yang kita lihat sehari-hari sangat beraneka ragam, baik bentuk, ukuran, fungsi, hiasan maupun warnanya, produk-produktersebut merupakan hasil akhir dari suatu proses pembentukan ataupembuatan benda keramik. Pada awalnya benda-benda keramik dibuat dengan tangan secara langsung sehingga hasilnya berupa benda keramik dengan bentuk yang terbatas dan sangat sederhana, namun kini berbagai teknik pembentukan benda keramiktelah berkembang dengan pesat. Proses pembentukan ini berkembangsejalan dengan kemajuan di bidang teknologi mulai dari proses pengambilanbahan tanah liat dari alam, pengolahan, pembentukan, pengglasiran dan dekorasi serta pembakarannya.

Di industri atau pabrik-pabrik keramik saat ini sudah menggunakan teknologi yang lebih maju dalam proses pembentukannya untuk membuat produk yang banyak tetapi dengan waktu yang relatif pendek, ini dilakukan untuk mempercepat proses produksi.

Proses pembentukan merupakan proses pembuatan benda keramik, proses ini mebutuhkan keterampilan tangan mulai dari proses pengulian hingga penyelesaian akhir (finishing). Pembentukan benda keramik dapat dilakukan dengan tangan langsung (handbuilt) atau dengan bantuan alat lain seperti alat putar, jigger-jolley, alat cetak, dan sebagainya.

Proses pembentukan benda keramik tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa keteknikan, yaitu:

1. Teknik bebas (modelling)2. Teknik pijit (pinching)3. Teknik pilin (coiling)4. Teknik lempeng (slab building)5. Teknik mematung6. Teknik putar (throwing)7. Teknik cetak (mold)

Secara lengkap proses pembentukan benda keramik digambarkan sebagai berikut.

8. PEMBENTUKAN BENDA KERAMIK

Page 236: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

199Kriya Keramik 199

Gambar 8.1. Bagan proses pembentukan benda keramik.

Petunjuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• Kenakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja pada saatmelaksanakan proses pembentukan benda keramik.

• Gunakan alat bantu, alat pokok, dan perlengkapan pembentukan sesuai dengan fungsinya.

• Gunakan bahan praktek sesuai kebutuhan.• Simpan bahan yang masih dapat digunakan pada tempat yang telah

disediakan.• Bersihkan seluruh peralatan yang telah digunakan dan simpan kembali

pada tempatnya.• Bersihkan ruangan atau studio setelah selesai bekerja.• Perhatikan pengelolaan limbah.

8.1. Alat Pembentukan

Jenis dan fungsi peralatan untuk pembentukan benda keramik dapatdikelompokkan menjadi alat bantu, alat pokok, perlengkapan, dan peralatan keselamatan kesehatan kerja. Peralatan tersebut digunakan untuk kelncaran proses pembentukan benda keramik dengan berbagai keteknikan, teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (mold).

Page 237: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

200 Kriya Keramik

8.1.1. Alat bantu

Butsir kawat (wire modellingtools)Untuk merapikan, menghaluskan,mengerok, membentuk detail, danmembuat tekstur benda kerja.Ukuran panjang 22 cm, bahan kawat stainless steel, tangkai kayu sawo.

Butsir kayu (wood modellingtools)Untuk menghaluskan, membentukdetail, merapikan, membuatdekorasi, merapikan danmenghaluskan benda kerja. Ukuranpanjang 22 cm lebar 3 cm, bahankayu sawo

Ribbon toolsUntuk mengerok, menghaluskan,dan merapikan benda kerja. Ukuran panjang total 15 cm, bahanstainlesss steel, tangkai kayu.Kawat pemotong (wire cutter)Untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan memotong tanah liat plastis. Ukuran: panjang 4 cm, panjang tangkai 6 cm, bahan kawat stainless steel.

Pisau pemotong (felting knife)Untuk memotong, mengirislempengan tanah liat. Ukuran;panjang total 17 cm, mata pisau 8.5 cm.

Potter rib/throwing ribs/rubberpalletes/steel palletesUntuk menghaluskan danmembentuk permukaan luar bendakerja. Ukuran: 10 x 6 cm, tebal 0,4 cm, bahan: kayu, plat stainless,karet.

Page 238: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

201Kriya Keramik 201

Spon (sponges)Untuk menyerap kandungan air,menghaluskan benda kerja, danmembersihkan handtool, cetakangips pada waktu pencucian. Ukuran: diameter 8 cm dan tebal 6 cm,bahan busa.

Sponge stickUntuk menghaluskan bagian dalam benda kerja. Ukuran: panjang total 35 cm, diameter spon 2,5 cm.

Jarum (needles)Untuk memotong bibir, menusukgelembung udara, dan menggoresbenda kerja. Ukuran: panjang total 14 cm, mata jarum 4 cm.

Kuas kecil,Untuk mengolesi lumpur tanah pada bagian benda yang akan disambung, mengolesi larutanpemisah pada model dan cetakangips.

ScrapperUntuk menghaluskan lempengantanah liat, meratakan permukaanbidang tanah liat. Ukuran: 10 x 6 cm,alat ini dibuat dari kayu, plastik atauplat anti karat/ alumunium dansteinlesteel.

Throwing stickUntuk membentuk, menghaluskan,merapikan bagian dalam bendakeramik. Ukuran: panjang 35 cm,bahan kayu.

PenggarisUntuk mengukur pajang, lebar, dan tinggi benda kerja. Ukuran: panjang 30 cm, bahan: metal atau mika.

Page 239: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

202 Kriya Keramik

Kaliper (caliper)Untuk mengukur diameter bendakerja. Ukuran: panjang 20 cm, 25cm, dan 30 cm, bahan alumunium, plastik atau kayu.

Penggaris sikuUntuk mengukur panjang dan posisi tegak lurus dari benda atau model.Ukuran: panjang 30 cm, bahan:metal.

WaterpassUntuk mengukur kedataran model,ukuran panjang 44 cm, lebar 4,5 cm, bahan alumunium.

8.1.2. Alat Pokok

Rol kayu Untuk membuat lempengan tanah,dengan panjang rol kurang lebih 45 cm dan diameter 6 cm–8 cm dandilengkapi dengan bilah kayu yang panjangnya 50 cm dan tebal 0,5 cm-0,7 cm dan lebar sekitar 3 cm.

Paddle dan anvilUntuk memadatkan dinding badanbenda keramik yang dibentukdengan teknik putar tatap yangdilakukan dengan cara memukulkan paddle pada dinding luar dan anviluntuk menahannya di bagian dalam benda keramik.

Bow harpUntuk membuat lempengan tanahliat dengan bantuan kawat yangdiikatkan pada besi dengan berbagai ukuran untuk menentukan ketebalan lempengan atanh liat. Ukuran:panjang kawat stainless steel 30 cm, bahan besi.

Page 240: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

203Kriya Keramik 203

Slab rollerUntuk membuat lempengan tanahliat plastis yang digerakkan dengan sistem mekanik. Alat ini jugadilengkapi dengan ukuran untukmenentukan ketebalan lempengantanah liat. Ukuran: panjang 122 cm, lebbr 82 cm, dan tinggi 109 cm.

Hand extruder Untuk membuat pilinan tanah liatplastis sesuai dengan asesoris yang digunkan. Alat ini juga dapat untuk membentuk benda keramik dengan teknik extruder dengan berbagaibentuk silider, kotak segi empat,enam, dsb. Ukuran: diameter tabung 10 cm.

Alat putar manual tangan (handwheel)Untuk membentuk terutama benda keramik teknik putar. Alat inideigerakkan dengan tangan secara manual, kepala putaran dibuat dari besi atau semen dengan diameterantara 25 cm-40 cm, bahan: besiatau alumunium.

Alat putar kaki (kick wheel)Untuk membentuk terutama benda keramik teknik putar. Alat putar inimerupakan alat yang digerakkan atau diputar dengan kaki. Penggerak alat putar kaki dapat dibedakan menjadi dua yaitu roda pemutar (fly wheel) dan pedal (treadle wheel). Roda pemutar dan kepala putaran yangmenggunakan pedal juga berfungsi sebagai beban pemberat sehinggaputaran yang dihasilkan menjadi lebih lama. Ukuran: diameter kepalaputaran 24 cm-30cm.

Page 241: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

204 Kriya Keramik

fly whee treadle wheel

Alat putar listrik (electric wheel)Untuk membentuk terutama benda keramik teknik putar. Alat putarmasinal/listrik (electric wheel) merupakan alat putar yang digerakkan motor menggunakan tenaga listrik. Motor berfungsi untuk menggantikan tenaga tangan atau kaki. Alat putar listrik dapat diatur kecepatannya melalui pedal,memiliki kecepatan putar antara 200-300 rpm yang berarti dalam 1 menit dapat berputar sebanyak 200-300 kali. Sistem pengatur kecepatan alatputar listrik dapat berbeda-benda, antara lain:

Sistem pressure control camSistem putaran motor dihambat oleh tekanan pedal atau tongkat. Apabila pedal ditekan maka putaran sumbu motor akan terbebas dari tekananrem sehingga motor dapat berputar secara maksimal, sebaliknyaapabila pedal tidak ditekan berarti putaran motor mendapat tekanansehingga putaran motor menjadilambat.

Sistem pressure control cam

Sistem roda pemutar (fly wheel)Pada system ini, jika kita menekan pedal maka saklar akan memutarmotor kemudian putaran motormenekan kampas pada batang as,sehingga kepala putaran berputar.Apabila pedal dilepaskan makaputaran motor akan berhenti tetapi putaran akan tetap berputar, karena adanya beban roda pemutar (flywheel) yang berfungsi untukmempertahankan kecepatanputaran, alat ini selain digerakkandengan tenaga listrik juga dapat

Sistem roda pemutar (fly wheel)

Page 242: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

205Kriya Keramik 205

digerakkan dengan kaki.

Sistem rheostat (variabel resistor)Pada sistem ini, rheostat berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran motor yang digerakkan melaluipedal. Semakin dalam pedal ditekan semakin besar arus yang masuksehingga motor berputar lebih cepat, sebaliknya apabila pedal tidakditekan maka arus tidak masuk sehingga motor tidakberputar. Sistem rheostat (variabel resistor)

Sistem conePada sistem ini, putaran motordipindahkan ke puli as kepalaputaran melalui cone. Coneberfungsi sebagi alat untukmempercepat atau memperlambatputaran. Apabila pedal ditekanmaka cone yang berputar akanmenekan puli sehingga berputarsemakin cepat, hal ini terjadi karena diameter cone yang menekan lebih besar dari diameter puli, jadisemakin besar diameter cone maka semakin cepat putaran puli.

Sistem cone

Gambar 8.2. Bagian-bagian alat putar listrik(sumber: Richard Phethean).

Page 243: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

206 Kriya Keramik

Bagian-bagian alat putar listrik yang menggunakan rheostat:

A. Kepala putaran (wheelhead)B. Baki pelindung (slip tray)C. Lager atas (top bearing)D. Lager bawah (bottom bearing)E. Batang as putaran (drive shaft)F. Sabuk pemutar (drive belt)G. MotorH. Saklar (switch on-off)I. Penghubung arus (rheostat linkage)J. Pedal kaki (foot pedal)K. Dudukan kaki (foot rest)L. Tempat duduk (seat)M. Papan tempat benda (pot shelf)

Mesin bubut (reversible turninglathe)Untuk membentuk benda silinderdengan cara mengkikis ataumembubut model yang terbuat dari gips. Ukuran: panjang 62 cm, lebar 46 cm, dan tinggi 40 cm (tanpameja).

Pahat bubutUntuk membubut, meratakan danmembentuk model gips. Bentukmata pisau pahat bervariatif sesuai fungsi masing-masing. Ukuranpanjang total 23 cm, panjang pahat 12 cm dan tebal 0,4 cm.

Pisau bubut (Turning lathe)Untuk membentuk dan membuatdetail, merapikan, menghaluskanbenda kerja. Ukuran: panjang total 24,5 cm, bahan: besi.

GergajiUntuk memotong benda kerja modelyang terbuat dari bahan gips.Ukuran: panjang 48 cm.

Page 244: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

207Kriya Keramik 207

8.1.3. Perlengkapan

TimbanganUntuk menimbang bahan tanah liat plastis dan gips yang dibutuhkan.Kapasitas disesuaikan denganjumlah bahan yang akan diolah.Ukuran: kapasitas maksimal 5 kg.

EmberUntuk tempat air pada waktu proses pembentukan benda kerja. Ukuran:kapasitas 5 liter.

WaskomUntuk tempat pembuatan adonan(masa) gips. Ukuran: kapasitas 3 liter.

Alas pembentukanUntuk alas pembentukan bendakeramik, benda model, pada waktu proses pembentukan benda.Ukuran: diameter 20 cm, 25 cm, dan 30 cm.

Whirler/Banding wheelUntuk alas pada waktu prosespembuatan benda keramik danmodel. Ukuran: diameter 25 cm dan 30 cm, tinggi 16 cm. Bahan:alumunium.

Page 245: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

208 Kriya Keramik

Papan cetakanUntuk membuat batas cetakan gips yang berbentuk kotak. Ukuran: 25cm x 25 cm, 30 cm x 25 cm, 40 cm x 25 cm dengan tebal 1.5 cm. Bahan: papan kayu.

LinoleumUntuk membuat batas cetakan gipsyang berbentuk lingkaran (silindris).

SekopUntuk mengambil material gips.Bahan dari metal atau plastik.

Gelas ukuran Untuk mengukur banyaknya air yang digunakan dalam proses pembuatan masa gips. Ukuran: volume 1 liter.

Kertas ampelas waterproofUntuk menghaluskan model gipsdan cetakan gips yang telah jadi.Ukuran: nomor 400 dan 1000.

Page 246: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

209Kriya Keramik 209

Kain terpalUntuk alas menguli tanah liat plastis di atas meja kayu.

Meja gipsUntuk alas menguli tanah liat plastis sebelum proses pembentukanbenda keramik dimulai, jugadilengkapi dengan kawat pemotong.Ukuran: panjang 100 cm, tinggi 80 cm, dan lebar 60 cm.

Mangkok plastisUntuk tempat air atau slip tanah liat.Ukuran: diameter 15 cm dan tinggi 9 cm, bahan; plastic.

8.1.4. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

MaskerUntuk melindungi hidung dan mulutpada waktu melakukan prosespenyiapan masa gips.

Sarung tangan plastikUntuk melindungi tangan padawaktu melakukan prosespenyiapan masa gips.

Page 247: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

210 Kriya Keramik

Pakaian kerjaUntuk melindungi badan pada waktumelakukan proses pembentukanbenda keramik dan penyiapan masa gips.

8.2. Bahan

Bahan (tanah liat) yang digunakan untuk pembentukan benda keramikharus dipersiapkan dengan baik, hal ini perlu diperhatikan agar dalam proses selanjutnya tidak mengalami kerusakan. Untuk itu sebelum melaksanakan pembentukan benda keramik perlu penyiapan tanah liat. Penyiapan tanah liat melalui pengulian (kneading) dan pengirisan (wedging) satu atau lebih warna tanah sejenis. Tujuannya agar tanah liat tersebut memenuhipersyaratan pembentukan.

Gambar 8.3. Tanah liat plastis(sumber: Koleksi studio keramik)

Penyiapan bahan tanah liat dibedakan untuk pembentukan teknik bebas, pijit, pilin, lempeng, putar (centering, pilin, dan tatap), dan cetak (tekan dan jigger-jolley) serta slip tanah liat tuang.

Page 248: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

211Kriya Keramik 211

8.2.1. Persyaratan Tanah Liat

Tanah liat sebagai bahan untuk membuat benda keramik harus memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi agar benda keramik yang dibuat tidak mengalami kesuliatan, persyaratan tersebut diantaranya adalah:

8.2.1.1. Plastisitas

Plastisitas tanah liat merupakan syarat utama yang harus dipenuhi agar mudah dibentuk. Hal ini terkait dengan fungsi plastisitas sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga tidak mudah retak, berubah bentuk atau runtuh.

8.2.1.2. Homogen

Campuran masa tanah liat plastis harus homogen dalam arti plastisitasnya merata dan tidak ada yang keras atau lembek.

8.2.1.3. Bebas dari gelembung udara.

Tanah liat harus terbebas dari gelembung udara, jika dalam tanah liat masih terdapat gelembung udara dapat menyebabkan kesulitan pada waktuproses pembentukan dan dapat menyebabkan retak atau pecah padawaktu proses pengeringan dan pembakaran.

8.2.1.4. Memiliki kemampuan bentuk

Tanah liat harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagaipenyangga sehingga tidak mengalami perubahan bentuk pada waktuproses pembentukan atau setelah proses pembentukan selesai.

8.2.2. Penyiapan Tanah Liat

Penyiapan tanah liat agar memenuhi persyaratan untuk digunakan harus selalu dilakukan sebelum memulai praktek pembentukan benda keramik. Penyiapan tanah liat tersebut dilakukan dengan cara pengulian danpengirisan.

8.2.2.1. Pengulian (kneading)

Proses pengulian tanah liat dimaksudkan agar tingkat keplastisan danhomogenitas merata serta bebas dari gelembung udara. Proses pengulian dapat dilakukan dengan gerakan spiral sebagai berikut:

Page 249: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

212 Kriya Keramik

1. Tanah liat diangkat ke ataskemudian ditekan ke bawahmenggunakan telapak tangan,kemudian didorong ke depan.

2. Lakukan proses seperti di atas beberapa kali untuk memastikan bahwa keseluruhan tanah liatbercampur secara homogen.

3. Tanah liat diangkat ke ataskemudian ditekan ke bawahmenggunakan satu tangansecara terus menerus, cara inimenunjukkan gerakan pengulian spiral.

4. Pengulian silang merupakancara terbaik untuk mencampurdua atau lebih tanah liat warna. Lakukan pengulian silanglapisan tanah liat yangmencampur dua atau lebihbahan yang berbeda.

Page 250: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

213Kriya Keramik 213

5. Lakukan pengulian dua tanah liat yang berbeda warna tersebutsecara berulang-ulang hinggatercampur merata, sepertiditunjukkan pada bagian irisanselama pengulian.

8.2.2.2. Pengirisan (wedging),

Proses pengirisan tanah liat dilakukan untuk mencampur satu macam tanah atau lebih yang berbeda warna, jenis, dan plastisitasnya. Proses pengirisan dilakukan sebagai berikut:

1. Bongkahan tanah liat dipotongmenjadi setengah bagianmenggunakan kawat pemotong.

2. Satu bagian tanah liat tersebut diangkat dan banting di atasbagian potongan tanah liatlainnya.

Page 251: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

214 Kriya Keramik

3. Lakukan proses mengiris danmembanting tanah liat berulang-ulang. Proses ini membantumencampur dan menghilangkan udara.

4. Bila sudah merasa cukup, irislah tanah liat. Bila proses ini berjalan bagus maka bagian irisan tanah liat menampakkan campuranmerata dan bebas udara.

8.3. Pembentukan dengan Teknik Pijit (Pinching)

Pembentukan dengan tangan (handbuilding) adalah salah satu keteknikan di dalam pembuatan keramik dimana benda langsung dibentuk dengantangan. Teknik ini terdiri dari teknik pembentukan tangan dengan berbagai cara seperti teknik pijit, pilin, lempeng dan teknik pembentukan bebas

Istilah pinch bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti cubitan atau pijatan, karena tangan kita menekan ‘sesuatu’. Teknik ini merupakan keteknikan bagi pemula dalam membentuk sebuah benda keramik, contoh yang sangat sederhana berupa mangkuk atau bentuk organis tak beraturan. Hasil jejak pijitan akan bisa ditampilkan dari tekanan ibu jari dan telunjuk tangan. Fungsi pemijitan dengan jari adalah untuk mengarahkan bentuk pada benda keramik yang akan dibuat, juga untuk meratakan ketebalan benda keramik secara keseluruhan.

Benda keramik yang dihasilkan dari teknik pijit ini berupa bentuk-bentukkeramik yang berukuran relatif kecil sampai sedang. Teknik ini sangat menarik karena pembentukannya secara spontan dan akrab dengan media tanah liat.

Page 252: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

215Kriya Keramik 215

Dalam pembentukan benda keramik dengan teknik ini sebagian besardilakukan secara langsung dengan tangan tanpa bantuan alat yang lain, apabila menggunakan alat itupun relatif kecil.

Gambar 8.4. Mangkok teknik pijit.(sumber: Koleksi studio keramik)

Dalam proses pembentukan benda keramik dengan teknik pijit inimenghasilkan kedalaman bentuk yang berbeda-beda, kedalaman bentukbenda keramik dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Dalam

2. Dangkal

3. Semi bulat

Page 253: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

216 Kriya Keramik

Untuk mengukur ketebalan yang relatif sama dapat digunakan jarum yang ditusukkan kebadan benda, kemudian ditandai dan diukurkan pada bagian lain. Mengukur ketebalan juga dapat menggunakan indra peraba dan perasa melalui ujung jari sewaktu melakukan pemijitan. Cara ini membutuhkan latihan, pengalaman, ketekunan dan kesabaran agar dapat diperoleh hasil yang seimbang antara besar benda dengan ketebalan dinding benda.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan dengan teknik pijitantara lain:

1. Tanah liat yang digunakan jangan terlalu lembek, sebab akanmenyulitkan dalam pembentukan, dan jangan terlalu kering karena keras dan sulit dibentuk. Tanah yang digunakan sebaiknya tanah plastis dan homogen.

2. Perlu sedia air untuk membasahi tanah yang ketika dibentuk mulai mengering, cara membasahi ditambahkan sedikit air pada dinding yang mulai kering, kemudian dilakukan pemijitan secara merata.

Gambar 8.5. Proses teknik pijit (sumber: Lorette Espi)

8.3.1. Peralatan

• Butsir kawat• Buitsir kayu• Alas pembentukan• Meja putar (banding wheel)• Spon busa • Mangkuk• Pisau• Kain terpal atau goni

8.3.2. Bahan

• Tanah liat plastis

Page 254: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

217Kriya Keramik 217

8.3.3. Proses Pembentukan

1. Ambil tanah liat secukupnya,buatlah bola padat, kemudiantekan pusat bola dengan ibu jari.

2. Lakukan penekanan dengan ibu jari secara memutar padadinding benda diawali daribawah terus naik sampai pada bagian bibir benda.

3. Lakukan pemijitan secaramenyeluruh hingga terbentukbenda yang diinginkan.

4. Rapikan bagian luar badanbenda agar tampilan tampakselesai.

Page 255: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

218 Kriya Keramik

5. Tampilan kesan ‘selesai’ dilihat dari samping dan atas.

Gambar 8.6. Mangkok teknik pijit.(sumber: (Koleksi studio keramik)

TugasMembentuk keramik dengan teknik pijit (pinch)• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Buatlah beberapa sketsa benda keramik yang akan dibuat• Pilih tiga buah sketsa tersebut• Buatlah benda keramik dengan teknik pijit sesuai dengan sktesa yang

telah dibuat• Tambahkan dengan dekorasi pada benda keramik tersebut• Angin-anginkan benda keramik yang telah selesai dibentuk• Membersihkan ruangan dan peralatan

Page 256: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

219Kriya Keramik 219

8.4. Pembentukan dengan Teknik Pilin (Coiling)

Teknik pilin merupakan salah satu cara pembentukan keramik yang sudah lama dikenal orang. Pembentukan dengan teknik pilin ini dapat memberikan keleluasaan untuk membuat benda keramik dengan ukuran yang relatif lebih besar dan kompleks dengan bentuk yang sangat sederhana hingga bentuk yang bervariasi.

Teknik ini merupakan gabungan dari pilinan tanah yang ditumpuk satupersatu diantara pilinan yang lain sehingga menjadi sebuah/bentuk keramik. Bentuk pilinan tersebut berfungsi sebagai dinding benda dan dekorasi.

Gambar 8.7. Vas teknik pilin.(sumber: Koleksi studio keramik)

Proses pembentukan benda dengan teknik ini membutuhkan kesabaran, ketelitian, keterampilan tangan serta kepekaan tangan terhadap tanah liat yang digunakan. Tampilan benda dari segi bentuk dengan teknik ini dapat berupa seperti bentuk bulat (pada umumnya), segi empat, segi tiga, oval, dan atau bentuk yang tidak beraturan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:• Tanah liat harus betul-betul plastis dan homogen.• Diantara sambungan pilian jangan ada rongga udara, tetapi harus padat

hal ini untuk menghindari retak/pecah.

Page 257: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

220 Kriya Keramik

Gambar 8.8. Botol teknik pilin..(sumber: Koleksi studio keramik)

8.4.1. Teknik Membuat Pilinan Tanah Liat

Teknik membuat pilinan tanah liat dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu:

8.4.1.1. Membuat Pilinan dengan Bantuan Alas Meja Kerja

Buatlah bola-bola tanah liat. Tekanbola tanah liat dengan keduatelapak/jari tangan. Putar dengangerakan maju-mundur secara teratur hingga membentuk pilinan tanah liat panjang.

8.4.1.2. Membuat Pilinan dengan Tangan Secara Langsung

Ambil bola tanah liat tempatkantanah liat diantara kedua telapaktangan. Tekan bola tanah liat dengan kedua telapak tangan. Putar dengan gerakan maju-mundur secara teratur sambil menekan hingga membentuk pilinan tanah liat.

Page 258: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

221Kriya Keramik 221

8.4.1.3. Membuat Pilinan dengan Hand Extruder

Pilihlah dan pasang asesoris handextruder pada tempatnya. Masukantanah liat plastis ke dalam handextruder, kemudian tekan handelhand extruder secara perlahansehingga pilinan tanah liat keluar dari lubang asesoris. Potong dantempatkan dalam kantong plastiktertutup agar tidak cepat mengering.

8.4.2. Peralatan

• Butsir kawat • Butsir kayu • Rib• Kawat Pemotong• Spon busa • Kuas• Jarum (needles )• Pisau• Banding wheel • Alas pembentukan• Mangkok• Kain terpal • Hand extruder

8.4.3. Bahan

• Tanah liat plastis • Slip tanah liat

8.4.4. Proses Pembentukan

Berbagai macam bentuk benda keramik dapat dibuat dengan teknik pilin, dinding benda yang dibentuk dengan pilinan tanah liat dapat dihaluskan atau diratakan hingga bentuk pilinan menjadi hilang. Namun jika diinginkanbentuk pilinannya masih tampak hal ini juga dapat dilakukan dengandemikian bentuk pilinan akan menjadi dinding benda keramik dan sekaligus menjadi motif atau pola hias benda keramik tersebut.

Page 259: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

222 Kriya Keramik

8.4.4.1. Membentuk Benda Keramik dengan Teknik Pilin Bentuk

1. Ambil dan potong tanah liatplastis yang sudah diperammenggunakan kawat pemotong.

2. Uli tanah liat tersebut di atasmeja pengulian hingga benar-benar homogen dan bebas darigelembung udara, lakukan juga dengan pengirisan (wedging).

3. Tempatkan papan landasanpada banding wheel, kemudian buatlah lempengan tanah liatdnah liat yang dipipihkan dengan cara ditekan-tekanmenggunakan tangan.

4. Putar banding wheel pelan-pelanmenggunakan tangan kiri danpotong lempengan tanah liatmenjadi bentuk lingkaran untuk alas benda menggunakan jarum. Ambil sisa-sisa potongan dariatas banding wheel.

Page 260: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

223Kriya Keramik 223

5. Gores bagian tepi lempenganberbentuk lingkaranmenggunakan jarum kemudainolesi dengan slip tanah liatmenggunakan kuas.

6. Buatlah beberapa pilinan tanah liat menggunakan kedua telapak tangan di atas meja kerja,lakukan dengan teliti agar pilinan tersebut memiliki diameter yang relatif sama.

7. Gores bagian pilinan tanah liat yang akan dirangkai dan olesidengan slip tanah liat.

8. Tempatkan pilinan tanah liatpada bagian tepi lempenganberbentuk lingkaran, kemudiantekan-tekan agar menyatudengan kuat. Potong pilinantanah liat apabila sisa dengancara memotong miring danstukan sambungan pilinantersebut.

Page 261: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

224 Kriya Keramik

9. Tambahkan beberapa pilinantanah liat di atas pilinan tanah liat yang sudah dirangkai hingga membentuk silinder.

10. Buatlah pilinan tanah liatkemudian satukan di ataspiliinan yang telah dirangkaidengan bentuk yang bervariasi, tekan agar sambungan pilinanmenjadi kuat. Buatlah bentukyang bervariaisi untukmenambah keindahan bendayang dibuat.

11. Buatlah bola-bola kecil tanah liat untuk menambah variasi padabentuk silinder pilinan yangdibuat. Rangkaikan bola-bolatanah liat tersebut pada benda keramik. Bentuk pilinan danbola-bola tanah liat juga dapat berfungsi sebagai dekorasi.

12. Tambahkan pilinan tanah liatyang seklaigus berfungsisebagai bibir benda silinder.Rapikan seluruh permukaanbenda yang dibuatmenggunakan kayu kemudianhaluskan dengan spon.

Page 262: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

225Kriya Keramik 225

13. Potong dasar bendamenggunakan kawat pemotong, kemudian lepaskan papanlandasan dari atas bandingwheel.

14. Angkat dan letkkan pada rakpengering karya, agar menjadikering sebelum dijemur di panas matahar.

8.4.4.2. Membentuk Benda Keramik dengan Teknik Pilin Rata

1. Buatlah lempengan tanah danukurlah diameter dasar benda.

2. Potong lempengan tanahdengan cara sambil memutarbanding wheel, tusuklahlempengan tersebut hinggaputus.

Page 263: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

226 Kriya Keramik

3. Gulung dan tekan terus menerus untuk membentuk pilinan yangpanjang dan haluskan batangan pilinan tanah.

4. Letakkan pilinan tersebut diatas lempengan tanah tekanlah dan satukan pilinan dengan dasarbenda.

5. Buatlah pilinan, tambahkanpilinan pada benda yang dibuatkemudian satukan denganmenghalusknnya padapermukaan dalam dan luar.

6. Buat pilinan kemudian satukanhingga membentuk suatu benda keramik.

Page 264: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

227Kriya Keramik 227

7. Ratakan permukaan dindingbagian luar menggunakanscrapper hingga menghasilkanbentuk benda keramik denganteknik pilin rata. Angin-anginkanhingga kering.

TugasMembentuk keramik dengan teknik pilin (coil)• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Pilih tiga buah sketsa tersebut• Buatlah benda keramik dengan teknik pilin sesuai dengan sktesa yang

telah dibuat• Ingat, sambungan pilinan harus kuat supaya tidak mudah lepas. • Tambahkan dengan dekorasi pada benda keramik tersebut• Angin-anginkan benda keramik yang telah selesai dibentuk• Membersihkan ruangan dan peralatan

8.5. Pembentukan Teknik Lempeng (Slab Building)

Teknik lempeng digunakan untuk membuat bentuk-bentuk utamanya bentuk yang memiliki sudut, seperti bentuk kubus, kotak, persegi panjang, segi tiga,segi lima, hexagon, silinder, mangkok, vas dan lain sebagainya.

Dalam teknik lempeng di bedakan menjadi dua jenis tanah:• Lempeng lunak (soft slabbing)• Lempeng “keras” (hard slabbing)

Page 265: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

228 Kriya Keramik

Gambar 8.9. Botol teknik lempeng.(sumber: Koleksi studio keramik)

Jenis lempengan dengan tanah lunak sangat responsive (memudahkanuntuk di bentuk), folding (dapat dilipat), crumpling (keriput/kusut), frilling(rumbai-rumbai) dan mudah untuk di bengkokan. Teknik ini jika di kriya tekstil hampir seperti membuat baju atau seni melipat kertas (origami).Sedangkan lempeng “keras” sama seperti joinery (menyambung/merangkai).

Gambar 8.10. Kotak teknik lempeng.(sumber: Koleksi studio keramik)

Produk yang dapat dibuat dengan teknik ini antara lain:• Lempeng bentuk datar: berupa tegel, relief, papan nama, hiasan dinding

dan sebagainya.• Lempeng lipat: wadah, standar buku, tempat surat dan lain-lain.• Lempeng dengan acuan (former) berupa: berbagai bentuk wadah.• Lempeng sambung produknya berupa: kotak, tempat alat tulis, asbak,

vas, tempat perhiasan dan lain sebagainya.

Page 266: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

229Kriya Keramik 229

Gambar 8.11. Vas teknik lempeng.(sumber: Koleksi studio keramik)

Benda keramik yang dihasilkan dengan teknik lempeng ini dapat digabung dengan teknik pembentukan lain seperti teknik pilin, teknik bebas, dansebagainya, cara penyambungan dapat dilakukan dengan diris dengankemiringan 45 derajat atau ditumpukkan di atasnya.Untuk memperkuat pada bagian sambungan, pada teknik ini biasanyaditambahkan pilinan pada sudut-sudut yang dirangkai. Cara menyambung lempengan dilakukan dengan menggores bagian yang akan disambung danmengolesinya dengan lumpur tanah liat kemudian disatukan dengan kuat.

8.5.1. Peralatan

• Butsir kayu• Butsir kawat• Spon busa• Kawat pemotong• Pisau• Jarum (needles)• Kuas• Gunting/cutter• Roll kayu• Penggaris• Mangkuk• Papan landasan (alas pembentukan)• Meja putar (banding wheel)• Kain terpal

Page 267: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

230 Kriya Keramik

8.5.2. Bahan

• Tanah liat plastis• Slip tanah liat

8.5.3. Proses Pembetukan

Pembuatan sebuah piring atau berbagai bentuk wadah merupakanpekerjaan yang sangat menarik baik bijian maupun set, sebagai peralatan (tableware) yang “merangsang” untuk anda koleksi. Dengan teknik ini anda akan mempraktikan pembuatan piring yang dapat ditampilkan denganbentuk bulat atau bentuk segi empat dan lain sebagainya tergantungdesainnya.

Bentuk-bentuk benda keramik yang dibuat dengan teknik lempeng selain bentuk-bentuk lempeng datar juga dapat dilakukan dengan bentuk lempeng lengkung. Untuk membentuk dengan lempengan tanah liat lengkungdibutuhkan tanah liat yang plastis, agar lempengan tanah liat yangdilengkungkan tidak mengalami keretakan. Pembentukan dengan lempeng lengkung ini dapat menggunakan bantuan pola atau mal dari kertas karton.

8.5.3.1. Pembentukan Teknik Lempeng Datar

a. Pembuatan lempengan tanah liat

Pembuatan lempengan tanah liat dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

• Menggunakan roll kayuAmbilah tanah liat plastissecukupnya dan hamparkan diatas kain terpal. Letakkan bilah pengukur ketebalan pada sisikanan dan kiri, gilaslah dengan memutar dan menekan rollpenggilas di atas tanah liat dan bilah sehingga tanah liat menjadipadat dan rata sesuai ketebalan bilahnya. Angin-anginkanlempengan tanah liat supayatidak lembek.

Page 268: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

231Kriya Keramik 231

• Menggunakan bow harpPadatkan tanah liat membentuk balok persegi panjang, aturkawat pemotong pada bow harp.Potonglah menggunakan bowharp sesuai acuan ketebalanlapis demi lapis, kemudianangin-anginkan supaya tidaklembek.

• Menggunakan slab rollerHamparkan tanah liat di ataslapisan kain slab roller,kemudian aturlah alat pengukurketebalan lempengan tanah liat.Putar roll penggilas hingga tanah liat masuk dalam slab roller,lakukan berulang-ulang hinggamembentuk lempengan tanahliat dengan ketebalan yangdiinginkan. Bila lempengan tanah liat sudah sesuai ketebalannya, segera dipindahkan dan diangin-anginkan supaya tidak lembek.

b. Pemolaan dan pemotongan lempengan tanah liat

• Buatlah pola secara langsungatau pola dari karton di ataslempengan tanah.

Page 269: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

232 Kriya Keramik

• Potonglah lempengan tanah liat sesuai pola denganmenggunakan pisau secarategak lurus atau dengan sudut 45 derajat pada sisi bagian yangakan disambung menggunakanpisau dengan bantuan papanguide block

c. Perakitan dan penyambungan

• Goreslah sisi bagian yang akan disambung menggunakan jarumkemudian olesi dengan slipbubur tanah liat menggunakankuas.

• Letakkan bagian-bagian yangakan digabungkan pada posisimasing-masing.

• Sambungkan masing-masingbagian benda yang dibuat secarabertahap.

Page 270: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

233Kriya Keramik 233

• Berilah pilinan tanah liat padabagian sambungan lempengan, tekan dan rapikan menggunakan butsir kayu.

d. Penyelesaian akhir (finishing)

• Sempurnakan bentuk kotak yang telah jadi dengan merapikan sisi-sisi permukaannya. Untukmemberikan sentuhan dekorasiatau hiasan dapat dilakukandengan memberi tekstur cap,tempel ataupun gores pada sisipermukaan dindingnya. Angin-anginkan hingga kering dan siap untuk dibakar biskuit.

Gambar 8.12. Wadah bertutup teknik lempeng datar.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 271: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

234 Kriya Keramik

8.5.3.2. Pembentukan Teknik Lempeng Lengkung

1. Siapkan tanah liat plastis, ulimenggunakan kedau telapaktangan di atas meja pengulianhingga menjadi homogen danbebas dari gelembung udara.

2. Buatlah lempengan tanah liatmenggunakan roll kayu atau slabroller dengan ketebalan kurang lebih 9 mm. Periksa lempengan tanah liat tersebut darigelembung udara. Tusuklahdengan jarum jika terdapatgelembung udara.

3. Buatlah pola dari kertas karton bentuk silindris, kemudianpotong pola tersebut sesuaidengan bentuk benda keramikyang akan dibuat. Letakkan pola dari kertas karton tersebut pada lempengan tanah liat yang telah dibuat.

4. Potonglah lempengan tanah liat sesuai dengan pola silindrisyang telah dibuat menggunakan jarum, lakukan dengan hati-hati.

Page 272: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

235Kriya Keramik 235

5. Siapkan lempengan tanah liatyang telah dipotong untukdirangkai menjadi bentuk benda keramik. Bila lempengan tanah liat terlalu lembek, angin-anginkan agar menjadi lebihkeras.

6. Tempatkan lempengan tanah liat berbentuk lingkaran untuk dasar benda silindris pada papanlandasan di atas banding wheel,gores menggunakan jarum dan olesi dengan slip tanah liat

7. Buatlah lempengan tanah liatpersegi panjang menjadi bentuk silinder dengan bantuan polakertas karton. Gores dan olesi slip tanah liat pada bagian yang akan disambung. Tekan danrapikan sambungan tersebutagar menyatu dengan kuat.

8. Angkat silinder tanah liat danrangkai dengan dasar bendasilinder yang telah dipersiapkan di atas banding wheel. Lakukan dengan cermat agar tepat ditengah lingkaran dasar bendakemudian tekan pelan-pelansupaya kuat.

Page 273: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

236 Kriya Keramik

9. Rapikan bagian sambungansilnder dengan dasar benda,berilah pilinan tanah liatkemudian haluskanmenggunakan butsir kayu.Pusatkan bentuk silnder tersebut dengan memutar banding wheelpelan-pelan.

10. Tempatkan lempengan tanah liat bentuk lingkaran padalempengan yang berlubanguntuk membuat agar tutupmenjadi cembung. Lakukandengan hati-hati agar tepat ditengah-tengah.

11. Putar banding wheel pelan-pelanmenggunakan tanagn kiri,kemudian tekan bagian tengah lempengan tanah liat pelan-pelan menggunakan jari telunjuk hingga membentuk cekungan.

12. Buatlah kaki tutup benda silindertersebut menggunakan potongan lempengan tanah liat. Gores dan olesi dengan slip tanah liat pada bagian yang disambung.Rapikan kaki tutupmenggunakan bustir kawat atau alat ribbon.

Page 274: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

237Kriya Keramik 237

13. Buatlah knob pada tutup benda silinder menggunakan pilinantanah liat yang dilengkungkan.Ingat, gores dan olesi slip pada bagian sambungan dan tekanagar menyatu dengan kuat.Rapikan menggunakan butsirkayu.

14. Angin-anginkan benda slinderbertutup yang telah selesaidibentuk agar menjadi setengah kering sebelum dijemur di panas matahari.

Gambar 8.13. Wadah bertutup teknik lempeng lengkung.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 275: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

238 Kriya Keramik

8.5.3.3. Pembentukan Teknik Lempeng Menggunakan Acuan (Former)

Pembentuka benda keramik teknik lempeng menggunakan acuan, tanah liat harus benar-benar plastis. Pembentuk atau former yang digunakan dapatberupa benda-benda yang ada seperti piring, mangkok, atau benda lain, dapat juga digunakan gips. Berikut ini salah satu teknik pembentukan benda dengan acuan.

1. Buatlah lempengan tanah liatsecukupnya menggunakan rollkayu, slab roller.

2. Letakkan lempengan tanahdiatas cetakan.

3. Tekan lempengan tanah tersebut menggunakan tangan hinggapadat, kemudian potong bagian pinggir yang tidak diperlukan.

Page 276: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

239Kriya Keramik 239

4. Rapikan dan haluskan bagiandalam menggunakan spon, siap untuk dikeringkan.

Gambar 8.14. Piring teknik lempeng dengan acuan.(sumber: Susan Peterson)

TugasMembuat benda dengan teknik lempeng (slab)• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Buatlah beberapa gambar sketsa benda yanag akan dibuat• Pilih tiga buah sketsa tersebut• Buatlah benda keramik dengan teknik slab sesuai dengan sktesa yang

telah dibuat• Ingat sambungan lempengan tanah liat harus digores dan diolesi dengan

slip tanah liat• Tambahkan dengan dekorasi pada benda keramik tersebut• Angin-anginkan benda keramik yang telah selesai dibentuk• Membersihkan ruangan dan peralatan

Page 277: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

240 Kriya Keramik

8.6. Pembentukan dengan Teknik Putar Centering

Pembentukan dengan teknik putar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu teknik teknik putar centering, teknik putar pilin, dan teknik putar tatap. Ketiga keteknikan tersebut memiliki teknik dan hasil yang berbeda-beda.Teknik putar centering biasanya dilakukan untuk membuat benda keramik dengan ukuran yang terbatas. Teknik ini dilakukan dengan membentukbenda keramik di atas meja putar dengan sekali putar, atau juga bisamenggabungkan dari beberapa hasil putaran. Produk yang dihasilkanberupa: mangkok, piring, cawan, vas bunga, pot, casserole, botol, tea set,mug, cangkir, wadah bertutup, dan sebagainya.

Teknik putar tatap dilakukan untuk membuat produk-produk keramik yang berukuran lebih besar yang tidak bisa dilakukan dengan teknik putarcentering. Teknik ini dilakukan dengan cara menggabungkan (menumpuk) pilinan tanah liat yang kemudian diratakan agar menjadi kuat, demikian seterusnya hingga membentuk benda keramik. Penggabungan pilinantanah liat biasanya setelah pilinannya kuat. Teknik putar tatap padaprinsipnya sama dengan teknik putar pilin, yaitu dengan menggabungkan piliaan tanah liat setelah ketinggian tertentu gabungan pilinan tersebut di pukul-pukul di bagian luarnya dengan alat berupa kayu dan bagiandalamnya ditahan dengan alat kayu (bahkan ada yang batu). Dengan teknik putar tatap ini benda yang dihasilkan memiliki dinding yang lebih tipisnamun lebih padat sehingga lebih kuat. Produk yang dihasilkan dati teknik putar pilin dan puat tatap baberupa: vas besar, pot, besar, guci, kuali, gentong, dan sebagainya.

Gambar 8.15. Wadah bertutup teknik putar centering.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 278: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

241Kriya Keramik 241

Penguasaan kompetensi membentuk benda dengan teknik putar centeringsangat penting karena teknik tersebut harus dikuasai dengan benarsebelum membentuk dengan teknik putar pilin dan putar tatap.

Pembentukan dengan alat putar merupakan proses pembuatan bendakeramik menggunakan tangan yang dikenal dengan istilah throwing, yaitu proses pembuatan benda keramik dengan cara membentuk bola tanah liat plastis dengan jalan menekan dengan tangan pada saat tanah liat berputar di atas kepala putaran. Pembentukan dengan teknik putar membutuhkan keterampilan tangan, termasuk melatih kepekaan sentuhan tangan dalam mengatur gaya sentripetal tanah liat yang berputar.Keterampilan memutar lebih merupakan suatu kebiasaan yang memerlukan keseimbangan antara gerakan tangan dengan alat putar. Gerakan dan posisi tangan harus dilakukan berulangkali sehingga menjadi gerakanotomatis (dengan sendirinya/menurut naluri). Oleh karena itu, untuk dapat membentuk benda keramik dengan teknik putar memerlukan banyak latihan yang sebetulnya tidak rumit tetapi membutuhkan kesabaran. Dari semua cara pembentukan benda keramik, Throwing memberikan kemungkinan terbesar bagi penciptaan sebuah karya yang spontan dan cara ini sangat menyenangkan apabila benar-benar dikuasai.

Penguasan kompetensi membentuk benda keramik dengan teknik putar hingga saat ini terus berkembang dan semakin banyak dibutuhkan di dunia kerja terutama produk-produk keramik buatan tangan langsung (handmade) yang memiliki keunikan tersendiri.

Gambar 8.16. Wadah bertutup teknik putar centering.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 279: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

242 Kriya Keramik

8.6.1. Peralatan

• Butsir kawat (wire modelling tools)• Butsir kayu (wood modelling tools)• Ribbon tools• Kaliper (caliper) atau jangka lengkung• Kawat pemotong (wire cutter)• Throwing stick• Spon (sponges)• Potter rib/throwing ribs/rubber palletes/steel palletes• Sponge stick• Jarum (needles)• Penggaris• Kain terpal• Papan landasan (alas pembentukan)• Ember/waskom• Alat putar manual• Alat putar masinal

8.6.2. Bahan

• Tanah liat plastis

8.6.3. Fungsi Tangan dalam Pembentukan Teknik Putar

Proses pembentukan benda keramik di atas alat putar menggunakantangan merupakan rangkaian gerakan yang komplek dengan berbagai posisi.. Gerakan tangan ini harus terus menerus diulang-ulang agar menjadi suatu gearkan insting. Latihan yang berulang-ulang tersebut akanmemberikan pengalaman yang sangat membantu untuk menemukangerakan naluri dalam membuat benda keramik. Mulailah latihan membuat benda keramik dengan bentuk benda yang sederhana.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah membiasakan latihan dengan menggunakan jenis bahan tanah liat yang berbeda-beda.

Page 280: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

243Kriya Keramik 243

Gambar 8.17. Bagian-bagian dari telapak tangan.(sumber: Melanie Jones)

Fungsi bagian-bagian tangan adalah sebagai berikut:

1. Dasar telapak tangan (base of the palm) untuk menekan tanah liat ke bagian tengah dan meratakan tanah liat dalam jumlah banyak pada waktu membuat priring.

2. Ibu jari (thumb) untuk membuka gumpalan tanah liat, mengecek bagian atas, dan untuk memijit (dengan telunjuk).

3. Jari telunjuk (index finger) digunakan untuk melebarkan benda kerja.4. Ruas jari-jari (knuckle) digunakan untuk meratakan bagian dalam piring

dan menarik tanah liat ke atas serta menipiskan.5. Ujung jari (fingertip) untuk memberi tekanan pada tanah liat dan

berfungsi untuk memberikan bentuk.6. Rongga telapak tangan (hollow of the palm) untuk memberi tekanan ke

bawah pada tanah liat selama memusatkan tanah liat.

8.6.4. Pemasangan Alas Pembentukan

Dalam membentuk membentuk benda keramik dengan eknik putarsebaiknya digunakan alas pembentukan. Fungsi alas pembentukan (bat)adalah untuk mempermudah dalam memindahkan benda kerja dari atas kepala putaran dan menjaga agar benda kerja tersebut tidak berubahbentuk.

Page 281: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

244 Kriya Keramik

Pembentukan langsung di atas kepala putaran tanpa menggunakan alas pembentukan kadang akan menimbulkan kesulitan ketika harusmemindahkan benda kerja dalam kondisi basah dengan tangan langsung, hal ini dapat menyebabkan benda kerja menjadi rusak, berubah bentuk bahkan runtuh.

Langkah-langkah Pemasangan Alas Pembentukan

1. Pusatkan tanah liat plastiskurang lebih 300 gram di atas kepala putaran, gunakan sisitelapak tangan Anda untukmeratakan lempengan dengandiameter 15-30 cm dan tebal 5-8 mm. Pastikan tanah liat rata dengan sempurna dan halus.

2. Buatlah alur pada tanah liatyang telah rata di atas mejaputar menggunakan jari tangan.

3. Ambil alas pembentukan yangbersih dan kering, sapukanspon yang lembab padapermukaan bagian bawah.

Page 282: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

245Kriya Keramik 245

4. Pusatkan alas pembentukandan tekan pada bagian tengah, kemudian cek apakah alaspembentukan melekat denganbaik.

8.6.5. Tahap Pembentukan Teknik Putar

Proses pembetukan benda keramik diawali dengan proses pengulian tanah liat, pengulian tanah liat bertujuan untuk mendapatkan tanah liat yangplastis, homogen, bebas gelembung udara, dan kotoran. Sebelummembentuk benda silindris, sebaiknya tanah liat yang siap pakai dibuat bola-bola tanah liat dengan berat yang bervariasi dari 1 kg, 2 kg, 3 kg, 4 kg bahkan lebih. Pembentukan benda keramik silindris merupakan dasarteknik putar maka harus dikuasai dengan benar. Membentuk benda keramik silindris harus dilatih berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan danspontan. Lakukan latihan pembentukan dengan ukuran berat tanah liat plastis yang berbeda-beda, dengan demikian Anda dapat menentukan berat tanah liat plastis yang harus dipersiapkan untuk membuat benda keramik dengan ukuran tertentu.

Tahap penting yang harus dilakukan dalam pembentukan dengan teknik putar adalah sebagai berikut:

8.6.5.1. Centering

Tahap pemusatan tanah liat plastis di atas putaran dengan caramenekan tanah liat. Penekanandilakukan dengan menggunakankedua tangan, tangan yang satumenekan dari atas dan tangan lain menahan pada bagian samping.Tahap ini harus dikuasai denganbenar karena akan berpengaruhpada tahap selanjutnya.

Page 283: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

246 Kriya Keramik

8.6.5.2. Coning

Tahap pembentukan tanah liatseperti kerucut (cone). Caranyadengan menekan tanah liat padabagian samping menggunakankedua tangan, kemudian menekankerucut tanah liat ke bawahsehingga membentuk sepertimangkok terbalik, lakukan tahap ini beberapa kali.

8.6.5.3. Opening dan Raising

Tahap melubangi (open up) danmenaikkan tanah liat (pulling up)atas dengan tangan yang di dalam menekan kearah luar, sedangkantangan yang di luar menahansehingga membentuk silinder

8.6.5.4. Forming

Tahap membentuk (shaping) inisangat penting karena tahappembentukan benda keramikmenjadi bentuk yang diinginkansesuai gambar kerja. Pembentukan dilakukan dengan menggunakankedua tangan dan pada tahap inidiperlukan keterampilan tanganuntuk membentuk tanah liat menjadi benda keramik.

Page 284: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

247Kriya Keramik 247

8.6.5.5. Refining the contour

Tahap ini adalah tahap pengecekan atau pengontrolan dari sisi bentukdan ukuran benda keramik yangdibuat. Pengecekan menggunakan penggaris untuk mengukur tinggi dan kaliper/jangka lengkung untukmengukur diameter.

8.6.5.6. Finishing

Tahap ini adalah tahap penyelesaian pembentukan benda keramik, yaitu meratakan permukaan bendadengan menggunakan alat butsir,scraper, atau ribbon kemudianmenghaluskan dengan spon. Pada kondisi benda setengah kering(leather hard) lakukan pengikisan(trimming/turning), pada bagiandasar benda keramik, dan buatlah kaki benda.

Tahap-tahap di atas merupakan tahapan penting yang harus dikuasai oleh seorang perajin karena tahap-tahap tersebut pasti akan dilakukan dalam proses pembentukan dengan teknik putar.

8.6.6. Pembentukan Silindris

Pembentukan benda keramik dengan teknik putar centering bentuk silindris merupakan dasar teknik putar maka harus dikuasai dengan benar.Membentuk benda keramik silindris harus dilatih berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dan spontan. Lakukan latihan pembentukan dengan ukuran berat tanah liat plastis yang berbeda-beda, dengan demikian Anda dapat menentukan berat tanah liat plastis yang harus dipersiapkan untuk membuat benda keramik dengan ukuran tertentu. Penguasaan kompetensi teknik putar hingga saat ini masih banyak dibutuhkan di dunia kerjaterutama produk-produk buatan tangan langsung (hand made).

Page 285: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

248 Kriya Keramik

Proses pembentukan benda keramik dengan teknik putar, memerlukankemampuan mengoperasikan alat putar, menggunakan alat bantupembentukan, menyiapkan bahan tanah liat, dan menguasai keteknikan dasar yaitu membentuk benda keramik silindris. Kemampuan-kemampuantersebut harus benar-benar dikuasai sebelum melaksanakanpengembangan bentuk benda keramik lainnya.

Gambar 8.18. Produk silinder teknik putar centering.(sumber: Mary Chappelhow)

Penguasaan teknik putar centering merupakan dasar untuk dapatmembentuk benda keramik bentuk lain seperti: vas, mangkok, piring, mug,tea set, coffee set, casserole, dll. Apabila teknik pembentukan putarcentering dikuasai dengan benar, maka akan relatif mudah dan cepat untuk membentuk benda keramik bentuk lainnya. Penguasaan kompetensimembentuk benda silindris sangat penting karena bentuk silindrismerupakan bentuk dasar yang harus dikuasai dengan benar sebelummembuat bentuk benda keramik lain. Dengan menguasai kompetensitersebut akan memudahkan pengembangan bentuk-bentuk benda keramik lain seperti mangkuk, piring, vas, botol, mug, dan teko.

Tahap pembentukan benda keramik silindris dengan teknik putar:

1. Tempatkan bola tanah liatplastis tepat di tengah alas pembentukan yang telahterpasang pada kepala putaran, basahi kedua tangan dan bola tanah liat dengan air.

Page 286: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

249Kriya Keramik 249

2. Putar kepala putaran,tempatkan tangan kanan pada bagian atas bola tanah liat dan tangan kiri sedikit dibawah,tekan kearah tengah hinggatanah liat memusat dengantepat.

3. Tekan dengan kedua telapak tangan pada sekeliling bagianbawah tanah liat kemudiannaikkan hingga membentukkerucut (cone) yang tinggi.

4. Tekan kembali tanah liatdengan tangan kanan dari atas ke bawah dan tangan kirimenekan ke dalam, lakukan 2-3kali dan jagalah agar tanah liat tetap memusat, padat danbebas gelembung udara.

5. Setelah tanah liat benar-benarmemusat pada kepala putaran, tempatkan kedua tangan pada bagian atas bentuk conependek, masukkan ibu jari tepat di tengah untuk mulai membuka tanah liat.

Page 287: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

250 Kriya Keramik

6. Gunakan kedua ibu jari untuk membuat dinding silinder danibu jari kiri menjaga agar tanah liat tetap memusat. Tempatkantangan kanan pada bagian luar untuk menarik tanah liat keatas. Lakukan menipiskan dan menaikkan dinding silindertanah liat sampai ketebalanpada alas silinder antara 1,5–2cm.

7. Tekan dan tarik ke atas dinding silinder dengan telunjuk tangankanan yang melipat padabagian luar dinding, sedangkan tangan kiri menahan bagiandalam sehingga menjadi tipis,rata, dan tinggi,

8. Kontrol bentuk silinder dengan menjepit dinding menggunakan jari telunjuk dan jari tengah,sementara kedua ibu jari saling menekan dan jari kiri menjaga bagian luar dinding silindersehingga memperoleh bentuksilinder yang diinginkan.

9. Haluskan permukaan luardengan rib secara vertikal dan jagalah agar dinding tetap lurus, sementara tangan kiri menekantanah liat keluar, kemudianhaluskan bagian dalammenggunakan sponge stick.

Page 288: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

251Kriya Keramik 251

10. Tahap ini adalah tahappengecekan atau pengontrolan dari sisi bentuk dan ukuranbenda keramik yang dibuat.Pengecekan menggunakanpenggaris untuk mengukurtinggi dan kaliper/jangkalengkung untuk mengukurdiameter.

11. Potong bagian atas silindermenggunakan jarum dengan ibu jari kiri sebagai penahan,sehingga bibir atau tepi bagian atas sempurna sejajar dengandasar silinder.

12. Setelah selesai pisahkan dasar silinder dengan alaspembentukan menggunakankawat pemotong, angkat benda kerja dengan alaspembentukannya dankeringkan.

13. Setelah benda cukup keringuntuk trimming atau turning,lakukan finishing pada bagiandasar benda keramik, buatlahkaki seseuai dengan gambarkerja.

Page 289: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

252 Kriya Keramik

8.6.7. Pembentukan Mangkok

Pembentukan benda keramik berupa mangkok dengan teknik putarmerupakan proses pengembangan pembentukan silindris. Oleh karena itu penguasaan kompetensi membentuk benda keramik berupa silindris akan sangat membantu pengembangan selanjutnya. Mangkok merupakan benda fungsional yang berupa perangkat alat makan dan minum yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat membentuk benda keramik berupa mangkok dengan teknik putar memerlukan banyak latihan yang sebetulnya tidak rumit tetapi membutuhkan kesabaran.Ketika membentuk mangkok dengan teknik putar, bagian dalam darimangkok harus lebih diperhatikan, karena pada saat proses pembentukan bagian dalam tersebut harus benar-benar selesai dan tidak dikikis lagi padasaat membentuk kaki. Hal ini sangat penting agar dalam praktekpembentukan benda keramik tidak melakukan pekerjaan tersebut berulang-ulang. Setelah selesai membentuk mangkok, selanjutnya adalah membuat kaki pada saat kondisi setengah kering (leatherhard).

Gambar 8.19. Mangkok teknik putar centering.(sumber: Mary Chappelhow)

Membentuk mangkok biasanya lebih mudah dibanding membentuk silinder sebab tanah liat secara alami akan terlempar keluar karena gaya sentripetallkarena adanya putaran. Mangkok yang lebih kecil mudah untuk dibuat dari pada yang besar, untuk itu mulailah belajar membuat mangkok dengan ukuran yang lebih kecil.

Tahap-tahap pembentukan benda keramik berupa mangkok teknik putar secara lengkap dilakukan sebagai berikut:

Page 290: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

253Kriya Keramik 253

1. Tempatkan tanah liat plastis diatas kepala putaran. Pusatkandengan tanah liat dengan caramenekan menggunakan keduatelapak tangan kemudianmembentuknya menjadi kerucut tanah liat. Lakukan proses ini hingga tanah liat benar-benarmemusat dan bebas darigelembung udara. Gunakan baki (splash pan) atau paha untukmenopang lengan tangan.

2. Tekan tanah liat ke bawah dan dorong keluar menggunakan sisi dari tangan kiri, tangan kanan menahannya pada bagian luarbenda. Buatlah dasar bendalebih tebal untuk memudahkandibentuk kakinya. Lumasilahtanah liat dan tangan dengan air jika diperlukan.

3. Bentuklah dasar tanah liat untuk mangkok dengan menekanbagian dalam tanah liatmenggunakan jari-jari tangankanan, sedangkan tangan kirimenahan agar posisi tangantetap stabil. Lakukan denganpelan-pelan dan hati-hati.

4. Bentuk dinding mangkok dengan menaikkan dan melebarkandinding tanah liat menggunakan jari-jari tangan kanan sedangkan ibu jari kanan menahannya dari bagian luar. Usahakan bagian dalam menjadi lengkungan yang lembut tanpa meninggalkansudut pada lengkungan tersebut.

Page 291: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

254 Kriya Keramik

5. Naikkan dan lebarkan dindingdari mangkok, hal ini dapatdilakukan dengan denganmenjepit dinding mangkok disela-sela jari tangan kiri sedang tangan kanan membentuknya di bagian dinding luar mangkok.Lakukan pembentukan ini mulai dari dasar mangkok hinggabagian dalam membentuklengkungan yang halus.

6. Potonglah bibir mangkokmenggunakan kawat pemotongapabila ketinggiannya sudahtidak sama, hal ini dilakukanuntuk menghindari jatuhnyadinding mangkok karena gayasentripetal. Ratakan bibirmangkok menggunakan jaritangan kanan.

7. Ukur diameter dan tinggimangkok, naikkan dan lebarkan dinding mangkok apabiladiameter dan tingginya masihkurang karena pemotongan bibir mangkok sebelumnya. Haluskan dinding bagian luar mangkokmenggunakan rib dan tangan kiri menahannya dari bagian dalam mangkok agar mangkok tetapmemusat.

8. Haluskan permukaan bagiandalam mangkok menggunakanrib, lakukan secara hati-hati agar bentuk lengkungan mangkoktidak berubah. Mulailahmenggunakan rib dari dasar dan pelan-pelan digerakkan ke arah atas. Potonglah dasar mangkok, angkat dan angin-anginkanhingga cukup kering untukdibentuk kakinya.

Page 292: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

255Kriya Keramik 255

Membentuk kaki benda keramik berupa mangkok dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:• Membentuk kaki secara langsung pada dasar benda dengan

mengikisnya menjadi kaki benda.• Menambahkan tanah liat plastis pada dasar benda dan di putar menjadi

kaki mangkok. • Membentuk kaki benda secara terpisah kemudian disambung pada

dasar benda.

8.6.7.1. Pembentukan Kaki Langsung pada Dasar Benda

1. Pusatkan mangkok yang telahcukup kering pada kepalaputaran secara terbalik, apabila telah memusat berilah chucksebagai pengunci agar mangkok tidak bergeser pada saat dikikis,dapat pula digunakan giffin grip.Lakukan pengikisan dinding luar mangkok mengikuti bentuklengkungan bagian dalammenggunakan alat ribbon .

2. Lakukan pengikisan kaki bagian luar dengan hati-hati, janganmengikis terlalu tebal. Usahakanagar alat tersebut tetap stabilsehingga tidak merusakmangkok. Bentuklah profil kaki mangkok bagian luarmenggunakan alat ribbonapabila diameter kakinya sudah sesuai dengan ukuran yangtelah ditentukan.

3. Kikis dasar mangkokmenggunakan alat ribbon untuk membentuk kaki bagian dalam dari tengah mangkok hinggamembentuk lingkaran Lakukandengan hati-hati agar supayadinding dasar mangkok tidakterlalu tipis. Bentuk kakimangkok hingga sempurna.Angkat mangkok dan angin-anginkan hingga kering.

Page 293: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

256 Kriya Keramik

8.6.7.2. Pembentukan Kaki dengan Menambahkan Tanah Liat Plastispada Dasar Benda

1. Pusatkan mangkok kondisisetengah kering di atas kepala putaran dalam posisi terbalik,berilah chuck akan tidakbergerak. Gores dasar bendayang akan dibuat kaki, kemudian olesi dengan slip tanah liat.Tambahkan tanah liat plastisuntuk kaki mangkok pada bagian yang telah digores dan tekanagar menyatu dengan kuat.

2. Putar secara pelan-pelankemudian pusatkan tanah liatagar memusat dengan mangkok. Bukalah tanah liat tersebutmenggunakan jari kanansedangkan tangan kirimenahannya pada sisi luartanah liat. Usahakan sedikitmungkin menggunakan airsebagai pelumas.

3. Naikkan tanah liat ke ataskemudian lebarkan hinggamembentuk kaki mangkok.Gunakan jari-jari kedua tangan untuk membentuk kaki,kemudian haluskan bagiansambungan kaki tersebut.Angkat mangkok dan angin-anginkan hingga kering.

Page 294: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

257Kriya Keramik 257

8.6.7.3. Pembentuk Kaki dengan Menyambung Hasil Putaran pada Dasar Benda

1. Pusatkanlah bola tanah liatplastis diatas kepala putaran,kemudian lubangi pusat tanahliat menggunakan ibu jari tangan kanan hingga ke dasar kepala putaran. Dorong tanah liat keluardan tanah bagian hinggamembentuk semacam cincintanah liat.

2. Tekan dinding pelan-pelan agar tanah liat tersebut menggunakan jari-jari tangan untuk menaikkantanah liat, lakukan dengan hati-hati agar tanah liat tetapmemusat pada kepala putaran.Bentuklah tanah liat menjadi kaki benda keramik dengan bagianatas lebih lebar untuk menjagakestabilan mangkok. Potonglahdasar kaki menggunakan kawat pemotong. Angkat dan angin-anginkan hingga cukup kerasuntuk disambung padamangkok.

3. Pusatkan mangkok secaraterbalik pada kepala putaran,selanjutnya gores dan lumasidengan slip tanah liat padabagian dasar mangkok yangakan disambung. Tempatkankaki yang telah dibuat padabagian dasar mangkok secaratepat kemudian tekan agarmenyatu dengan kuat. Ingatpenyambungan dua benda harus memiliki tingkat kelembabanyang sama agar dalam prosespengeringan memiliki tingkatyang sama pula.

Page 295: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

258 Kriya Keramik

Berbagai bentuk mangkok pada umumnya mengikuti bentuk kurva yang kemudian dikembangkan, seperti terlihat dalam gambar di bawah.

Bentuk dasar kurva

Kurva S Modifikasi S

Parabola Garis lurus dan kurva

Gambar 8.20. Bentuk-bentuk mangkok(sumber: Daniel Rhodes).

8.6.8. Pembentukan Piring

Mangkok dan piring yang dibuat mempunyai banyak variasi ukuran danbentuk untuk berbagai banyak kegunaan. Bentuk mangkok ada yangdangkal dan lebar ada yang dalam

Page 296: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

259Kriya Keramik 259

Gambar 8.21. Piring teknik putar centering.(sumber: Katalog)

Tahap-tahap pembentukan benda keramik berupa piring teknik putarcentering secara lengkap dilakukan sebagai berikut:

1. Tempatkan bola tanah liat plastis tepat di tengah kepala putaran, basahi kedua tangan dan bola tanah liat dengan air.

2. Putar kepala putaran, tekan bola tanah liat kearah tengah hingga tanah liat memusat dengantepat. Lakukan denganmenyandarkan lengan pada tepisplash pan atau paha untukmendukung jari-jari tangan.

3. Tekan dengan kedua telapak tangan pada sekeliling bagianbawah tanah liat kemudiannaikkan hingga membentukkerucut (cone). Lakukan 2-3 kali dan jagalah agar tanah liat tetap memusat, padat dan bebasgelembung udara.

Page 297: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

260 Kriya Keramik

4. Buatlah tanah liat menjadibentuk kubah yang lebar dengan sisi satu tangan, kemudian tekan ke bawah sehingga tanah liatmelebar usahakan tanah liattetap memusat.

5. Tekan tanah liat ke bawah pada bagian pusat kemudian tarikkeluar. Gunakan kedua tangansecara bersamaan sehinggatanah liat menjadi rendah danberbentuk lekukan sepertibentuk mangkok. (Sisakan 1,5–2cm pada dasar tanah liat untuk kaki piring).

6. Tekan tanah liat ke bawahdengan kedua tangan yangberhadapan sehingga tanah liat melebar, lakukan merata padatanah liat.

7. Tekan tanah liat dari pusat ke arah tepi untuk membuat dasar bagian dalam dari piring (kontrol ketebalan dasar piring, janganterlalu tipis).

Page 298: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

261Kriya Keramik 261

8. Mulailah menekan tanah liat dari bagian dasar untuk di bentukdinding piring, jangan dilakukan dengan buru-buru ketikamenggerakkan tangan. Angkatdinding tanah liat untuk dibentuk piring seperti membentuksilinder.

9. Putar secara pelan, pegangdinding piring antara ibu jari dan jari-jari satu tangan denganbantuan tangan lainnyakemudian bentuk menjadi bibirpiring. Berilah tanda padadinding piring dan tekan kebawah sehingga dinding menjadi rata. Tinggi dan ketebalandinding akan menentukankedalaman dan ketebalan daripiring.

10. Tekan bibir piring menggunakanspon untuk menjaga bentuksekeliling bibir piring.

11. Potong bagian dasar piringmenggunakan kawat pemotonguntuk memisahkan piringdengan papan landasan danlepasakan papan landasan dari kepala putaran kemudian angin-anginkan hingga cukup keras.

Page 299: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

262 Kriya Keramik

12. Tempatkan dan atur posisi piring secara terbalik pada kepalaputaran secara hati-hati hingga benar-benar memusat, beripilinan pada sekeliling piringagar tetap pada posisinyaselama membuat kaki piring.Gunakan ribbon tool untukmengikis mulai dari tepi.

13. Putar secara pelan, kemudianpotong kelebihan tanah liat pada bagian dasar piringmenggunakan ribbon tool hingga batas kaki piring. Berilah tanda pada bagian dalam dari kakipiring, kemudian kikislahmenggunakan ribbon toolkedalaman kaki piring.

14. Kikis tanah liat pada bagiandalam kaki piring mulai daritengah mengarah ke tepi benar-benar hingga rata

15. Kurangi bagian tepi sudut kaki piring yang tajam menggunakanribbon tool.

Page 300: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

263Kriya Keramik 263

16. Jika dirasa dinding piring masih tebal lakukan pengikisan lagi.Kemudian rapikan bentuk piring secara keseluruhan dan angin-anginkan hingga kering dan siap untuk proses pembakaran

Berbagai bentuk piring yang kemudian dikembangkan, seperti terlihat dalam gambar di bawah.

High coup plate

Low coup plate

Rim plate

Gambar 8.22. Bentuk-bentuk piring.(sumber: Daniel Rhodes).

8.6.9. Pembentukan Vas

Pembentukan benda keramik berupa vas dengan teknik putar merupakan proses pengembangan pembentukan silindris. Vas merupakan bendafungsional yang berupa tempat bunga baik kering maupun basah dengan mulut benda yang mengecil.

Page 301: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

264 Kriya Keramik

Gambar 8.23. Vas teknik putar centering.(sumber: Mary Chappelhow)

Tahap-tahap pembentukan benda keramik berupa vas teknik putar secara lengkap dilakukan sebagai berikut:

1. Tempatkan bola tanah liat plastis tepat di tengah kepala putaran, basahi kedua tangan dan bola tanah liat dengan air.

2. Putar kepala putaran, pusatkan bola tanah liat dengan tepat.Gunakan tepi splash pan ataupaha untuk mendukung jari-jaritangan agar tidak goyah.

Page 302: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

265Kriya Keramik 265

3. Tekan tanah liat dengan kedua telapak tangan kemudiannaikkan hingga membentukkerucut (cone). Lakukan 2-3 kali agar tanah liat tetap memusat,padat dan bebas gelembungudara.

4. Bukalah tanah liat menggunakanibu jari tepat di tengah,kemudian lebarkan dan naikkan dinding menjadi bentuk silinder(sisakan 1,5–2 cm pada bagian dasar tanah liat untuk kaki vas).

5. Gunakan kedua jari-jari tangan untuk menjaga agar tanah liattetap memusat, tangan tetapbertumpu pada splash pan atau paha.

6. Naikkan tanah liat untukmembuat dinding vas gunakantangan kanan pada bagian luar untuk membantu menaikkantanah liat ke atas sedang tangan kiri menahan bagian dalamsehingga menjadi tipis dan rata ketebalannya.

Page 303: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

266 Kriya Keramik

7. Mulailah membentuk vas denganmenekan dinding dari dalamsecara hati-hati menggunakanjari-jari tangan kiri, jagalah vas tetap memusat.

8. Bentuklah leher dan bibir vasdengan menekan dinding tanah liat ke dalam, kemudian lebarkan bagian tepi atas untukmembentuk bibir vas.

9. Haluskan bagian dalam vasmenggunakan sponge sticksekaligus untuk mengurangikandungan air dalam vas.Lakukan dengan hati-hati agartidak merusak bentuk vastersebut.

10. Ratakan permukaan luar vasmenggunakan butsir kayukemudian haluskan denganspon.

Page 304: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

267Kriya Keramik 267

11. Potonglah alas bendamenggunakan kawat pemotongkemudian angkat benda dantempatkan pada rak pengering.

12. Buatlah chuck untuk membentuk kaki vas dengan memusatkantanah liat membentuk silinder.Ukur diameter silinder tersebutagar vas yang dibentuk kakidapat masuk dengan tepat.

13. Tempatkan vas secara terbalik pada chuck tersebut, pastikanbahwa vas dalam posisi stabildan memusat. Buatlah kaki vas menggunakan alat ribbon untuk mengikis tanah liat. Apabila vas belum memusat jangan lakukan pembentukan kaki, karena akan mengakibatkan keretakan padasaat proses pengeringan. Angin-anginkan apabila telah selesai.

8.6.10. Pembentukan Wadah Bertutup

Storage jar atau wadah bertutup merupakan suatu bentuk benda keramik yang memiliki tutup untuk menyimpan sesuatu menjadi bentuk umumdengan berbagai fungsi. Bentuk dasar wadah bertutup ini berupa silinder dasar yang dibentuk dengan teknik putar. Bentuk tutup dan knob dapatdikembangkan sesuai dengan bentuk benda keramiknya sehingga memiliki

Page 305: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

268 Kriya Keramik

satu kesatuan yang menarik antara bentuk badan, tutup, dan knob dengan fungsi benda keramik itu sendiri.

Wadah bertutup ini dapat berupa tempat gula, kopi, teh, jahe, permen,sayur, sup, dan lain sebagainya denga variasi bentuk badan, tutup, knob,dan handle.

Gambar 8.24. Wadah bertutup teknik putar centering(sumber: Mary Chappelhow)

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bentuk bibir benda keramikdengan bentuk tutupnya dapat tepat menutup dengan tepat dan rapat badan benda keramik tersebut, tidak kekecilan atau kebesaran.

Mengukur diameter dudukantutup (gallery) pada bagiandalam bibir benda keramikmenggunakan kaliper.

Menggukur diameter luar tutup benda keramik menggunakankaliper yang telah digunakanuntuk mengukur diameterdudukan tutup.

Page 306: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

269Kriya Keramik 269

Tutup benda keramik ini dapat dibuat dengan berbagai cara, meskipundemikian beberapa pertimbangan harus diberikan kepada fungsi praktisnya, yaitu mudah diangkat. Pembuatan benda keramik bertutup merupakan suatu tantangan, bagaimana agar supaya tutup tersebut tepat menutup benda keramik, hal ini memerlukan pengukuran yang akurat.

Tahap-tahap pembentukan benda keramik berupa wadah bertutup (storagejar) teknik putar secara lengkap dilakukan sebagai berikut:

1. Tempatkan tanah liat plastisyang telah diuli di atas kepalaputaran kemudian basahi kedua telapak tangan dengan airsebagai pelumas.

2. Pusatkan tanah liat dengan cara menekan menggunakan keduatelapak tangan kemudianmembentuknya menjadi kerucut tanah liat dan menekannyakembali ke bawah. Lakukanproses ini hingga tanah liatbenar-benar memusat danbebas dari gelembung udara.Gunakan baki (splash pan) atau paha untuk menopang lengantangan.

3. Lubangi pusat tanah liat tersebut menggunakan ibu jari denganmenekannya ke bawah, apabila tanah liat benar-benar memusat. Doronglah ibu jari keluar untuk membuka lubang sekaligusmembuat dasar benda,sedangkan tangan kirimenahannya di sisi luar. Ukurdasar pot agar tidak terlalu tipis atau tebal menggunakan jarum,

Page 307: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

270 Kriya Keramik

4. Naikkan dinding benda secaravertikal menggunakan keduatangan secara pelan-pelan dan usahakan agar dinding tersebut tetap memusat pada kepalaputaran. Gunakan pinggang,paha atau baki putaran (splashpan) sebagai tumpuan agartangan tetap stabil.

5. Tarik dinding tanah liat apabila kurang tinggi secara pelan-pelan, bentuklah dudukan tutup (gallery) pada saat yangbersamaan menggunakan ujung jari.

6. Bentuklah dinding bendakeramik menggunakan keduatangan dengan mendorongnyake arah luar mulai dari bawah kemudian bergerak ke atassehingga membentuk bendakeramik yang cembung.

7. Lakukan pembentukan dindingbenda keramik hinggamembentuk benda yang sesuai dengan rencana yang telahdibuat. Haluskan dinding benda bagian dalam menggunakanspon.

Page 308: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

271Kriya Keramik 271

8. Haluskan permukaan dindingbagian luar menggunakan ribatau scrapper, tahanlah bagian dalam menggunakan tangan kiri, kemudian bentuklah profil benda keramik tersebut sesuai bentuk yang tepat. Lakukan pelan-pelanagar benda yang dibuat tetapmemusat.

9. Buatlah dudukan tutup bendakeramik pada bagian atasmenggunakan ujung-ujung jari,lakukan secara hati-hati agartidak merubah bentuk dindingbenda keramik. Gunakanlah ribatau butsir kayu untuukmembentuk dudukan tutup agar lebih sempurna. Ukurlahdiameter dari dudukan tutuptersebut menggunakan kaliper.Gunakan ukuran tersebut untuk acuan diameter tutup bendakeramik yang dibuat.

10. Potonglah bagian dasar bendakeramik menggunakan kawatpemotong dengan posisi kawatbenar-benar menempel padakepala putaran, hal ini agardilakukan agar dasar bendatidak banyak terpotong yangdapat menyebabkan dasarbenda menjadi tipis, angkatbenda tersebut secara hati-hatipada rak pengering, apabilamenggunakan papan landasanangkat benda tersebut denganpapan landasannya.

Page 309: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

272 Kriya Keramik

11. Butlah tutup benda keramikdengan memusatkan tanah liat menggunakan kedua tangan di atas kepala putaran hinggamembentuk silinder. Buka tanah liat menggunakan ibu jarikemudian tekan ke bawahdengan posisi tanah liat tetapmemusat.

12. Lebarkan dinding silindertersebut menggunakan jari-jarikemudian turunkan agar tanahliat menjadi lebar. Bentuklahmenjadi tutup yang terbalik.

13. Bentuklah bagian tepi tutupmenggunakan telunjuk daritangan kanan sedangkan jaritangan kiri menahan bagiandalam hingga membentukcekungan. Ukurlah diametertutup menggunakan kaliper.Potong dasar tutup setelahselesai dibentuk, angkat danangin-anginkan hingga cukupkering untuk dibuat knob.

14. Tempatkan tutup tepat di tengah kepala putaran, apabila telahterpusat berilah chuk pada sisi luar tutup untuk menahannyaagar pada saat dikikis, tutuptersebut tidak bergeser karenatekanan.

Page 310: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

273Kriya Keramik 273

15. Putar kepala pelan-pelan,kikislah kelebihan tanah liatbagian atas tutup sedikit demi sedkit menggunakan ribbontool (butsir dengan plat logam pipih seperti pita). Lakukansecara pelan-pelan dengantangan kiri menjaganya padaatas tutup.

16. Kikislah tanah liat menggunakan ribbon tool, bentukah profil knobhingga sesuai dengan bentukbadan keramiknya. Kontrol tutup tersebut pada badan bendakeramiknya, apabila sudah tepat masuk angin-anginkan hinggakering dan siap di bakar.

Bentuk badan, tutup, dan knob sangat beragam, untuk meningkatkanketerampilan dapat dilakukan dengan membuat berbagai macam bentuk tutup dan knob secara berulang-ulang, yang perlu diingat adalah caramengukurya agar tutup dapat dengan tepat masuk ke dalan badan keramik.

8.6.11. Bentuk Bibir Benda Keramik (Lip)

Membentuk bibir dari benda keramik akan menambah penampilan daribenda tersebut. Untuk membuat bibir benda keramik, sisakan sedikitketebalan pada bagian atas dari badan benda keramik, hal ini dilakukan dengan menekan tanah liat bagian atas sehingga terbentuk bibir benda keramik.

Gambar 8.25. Variasi bentuk bibir benda keramik.(sumber: Daniel Rhodes)

Page 311: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

274 Kriya Keramik

Untuk membuat variasi bibir benda keramik dapat dilakukan denganberbagai cara, diantaranya dengan membuat mal sehingga bentuknyasama, menggunakan alat bantu pembentukan, menggunakan jari secara langsung dengan bantuan kain halus. Membentuk bibir benda keramikdilakukan bersamaan pada waktu membentuk benda keramik.

8.6.12. Bentuk Kaki Benda Keramik (Foot)

Pembentukan kaki dari benda keramik akan memberikan nilai tambah dari penampilan umum benda keramik, disamping fungsi teknis sebagaipenyangga benda keramik tersebut. Pembuatan kaki benda keramik dapat Anda lakukan setelah kondisi benda keramik tersebut dalam keadaan setengah kering (leather hard), hal ini dimaksudkan agar benda keramik tersebut sudah cukup kuat sehingga tidak berubah bentuk.Bentuk kaki benda keramik biasanya mempertimbangkan dari segi estetis, struktur, dan kepraktisan.

Beberapa bentuk kaki benda keramik:

Gambar 8.26. Variasi bentuk kaki benda keramik.(sumber: Robin Hopper)

Page 312: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

275Kriya Keramik 275

8.6.13. Trimming dan Turning

Membuat kaki dari benda keramik dilakukan pada saat benda tersebut pada kondisi leather hard yaitu kondisi benda keramik sudah cukup keras untuk dibentuk kaki hingga selesai tanpa mengalami perubahan bentuk ataukerusakan. Untuk membuat kaki benda keramik yang perlu diperhatikan adalah dasar dari benda tersebut.Tempatkan benda pada permukaan yang rata, ukur tinggi benda dan beri tanda (A), kemudian ukur tinggi dari dalam dasar benda dan beri tanda (B) maka perbedaan tersebut menunjukkan ketebalan dasar benda. Ketebalan dinding benda (C) dibuat sama dan mulai menembal pada (D). Pada bagian bawah benda, beri tanda batas pembentukan kaki benda. Untuk membuat kaki pada benda keramik, sebaiknya disisakan 1,5–2 cm pada bagian dasar benda keramik sedangkan diameter untuk kaki benda keramik disesuaikan dengan bentuk keramik yang dibuat.

Gambar 8.27. Cara mengukur ketebalan dasar benda keramik.(sumber: Richard Phethean)

Berbagai macam cara dapat digunakan untuk menahan benda yang akan dibuat kaki agar tetap memusat pada kepala putaran.

Cara 1. Pusatkan mangkok atau piring secara terbalik pada kepala putaran dengan tepat, beri tiga coil tanah liat plastis dan kontrol agar tidak berubah ketika diputar.

Page 313: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

276 Kriya Keramik

Cara 2. Membuat potongan pilinan tanah liat plastis di atas putaran yang sama dengan diameter benda kemudian buat cekungan sebagai penahan.

Cara 3. Membuat silinder tanah liat yang cukup tebal sebagai penahan (chuck/chum ) untuk tempat benda keramik.

Cara 4. Untuk benda-benda keramik yang memiliki bibir yang kecil (botol), dapat digunakan benda biskuit sebagai chuk.

8.6.14. Penggabungan Dua Bentuk Hasil Putaran

Membentuk benda teknik putar dengan ukuran yang tinggi akan sulit dicapai apabila dilakukan tanpa penyambungan. Teknik menggabungkan dua atau lebih hasil putaran memerlukan keterampilan khusus yang dapat dicapai melalui latihan.

Page 314: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

277Kriya Keramik 277

Gambar 8.28. Vas, gabungan teknik putar centering.(sumber: Josie Warshaw)

Dalam menggabungkan dua atau lebih bagian benda hasil dari teknik putar, hal paling penting yang perlu diperhatikan adalah:• Diameter ukuran dari bagian benda yang akan di sambung (digabung)

tersebut, sebaiknya gunakan sepasang kaliper untuk mengerjakanpekerjaan tersebut, apabila diameter keduanya berbeda tentu akansangat menyulitkan bahkan kegagalan penyambungan.

• Ketebalan dinding dari bagian-bagian benda yang akan disambungtersebut harus memiliki ketebalan yang sama, apabila bagian-bagianbenda tersebut ketebalannya tidak sama maka dalam prosespengeringan dan pembakaran akan beresiko tinggi untuk mengalami keretakan karena penyusutan yang berbeda pada dinding bendatersebut.

• Kondisi badan benda keramik pada saat penggabungan harus sama,maka kemungkinan besar akan terjadi keretakan pada sambungantersebut pada saat proses pengeringan maupun pembakaran.

Teknik penyambungan atau penggabungan dua buah benda keramik hasil putaran yang salah dan benar seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.

Page 315: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

278 Kriya Keramik

Gambar 8. 29. Cara mengukur bagian benda yang akan disambung.(sumber: Peter Cosentino)

8.6.14.1. Penggabungkan Bentukan dengan Diameter yang Sama

Buatlah rencana dalam bentuk gambar kerja yang jelas. Sket gambar dapat dibuat secara garis besar yang sudah diperhitungkan Iangkah dan kesulitan yang akan dihadapi. Misalnya sebuah vas seperti di bawah ini.

a. Buatlah benda berbentuk silinder (A), ukurlah diameter luar dan dalam pada bagian bibir benda silinder menggunakan kaliper. Jagalah agar kondisinya tidak terlalu kering. Buatlah bentuk silinder yang kedua (B) dengan ukuran diameter yang sama dengan benda silinder (A) tanpa dasar benda. Gunakan kaliper untuk mengukur diameter luar dan dalam benda silinder tersebut. Lepaskan benda tersebut dari kepala putaran dengan papan landasannya (benda belum dipotong dari papanlandasan). Biarkan beberapa saat agar kondisinya cukup kuat dan tidak berair permukaannya.

A B

b. Goreslah bagian atas kedua bibir benda menggunakan jarum setelahkondisi benda silinder A dan B cukup kuat, kemudian olesi keduapermukaan yang sudah digores tersebut dengan slip tanah liat yang sama. Gabungkan silinder B (posisi terbalik) dengan silinder A secara

Page 316: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

279Kriya Keramik 279

tepat. Ratakan bagian sambungan dengan tanah liat plastis. Untukmemudahkan buatlah menjadi pilinan dan tempelkan dengan caramenekan pada sambungannya. Sete!ah melekat kuat ambil papanlandasan yang masih menempel pada benda silinder B dan rapikanlubang dan bibirnya.

B

A

Contoh bentuk lain dapat dibuat dengan teknik yang sama, yaitumenggabungkan dua buah benda hasil putaran.

8.6.14.2. Proses dan Tahap Penyambungan Dua Buah Hasil PutaranMenjadi Vas

Di bawah ini tahapan penggabungan 2 bagian yang berbeda bentuknya, meskipun berbeda bentuk, kedua bagian tersebut harus terukur diameternya secara tepat. Buatlah suatu rencana yang jelas karena teknikpenyambungan memerlukan ketelitian, gunakanlah tanah liat yang baik.

Page 317: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

280 Kriya Keramik

1. Pusatkan tanah liat plastis diatas putaran, kemudianbentuklah menjadi vas yangcembung untuk membuat badan bagian benda yang pertama(bagian bawah) sesuaiukurannya.

2. Lakukan pengukuran diameterbagian dalam dari bendamenggunakan kaliper secarahati-hati.

3. Pusatkan tanah liat plastis dan bentuklah menjadi bagian kedua dari vas tanpa dasar bendasesuai ukuran yang telahditentukan. Ingat diameter dasar benda bagian ini akan menjadi diameter bibir benda setelahdisambung terbalik.

4. Ukurlah diameter benda kedua yang dibuat menggunakankaliper sesuaikan dengandiameter benda yang pertama, karena bagain ini yang akandisambung.

Page 318: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

281Kriya Keramik 281

5. Goreslah kedua bagian bendayang akan disambungmenggunakan jarum setelahkondisi kedua benda tersebutcukup keras (leatherhard),kemudain olesi dengan sliptanah liat menggunakan kuas.

6. Baliklah benda kedua denganpapan landasannya kemudiansambungkan di atas bendapertama, lakukan dengan hati-hati agar kedua bagian benda tersebut benar-benar tepat.Putar pelan-pelan dan periksabagian sambungan tersebut.

7. Putarlah pelan-pelan kepalaputaran, kemudian ratakanbagian sambungan antara kedua bagian benda menggunakanscrapper. Lepaskanlah papanlandasan dari bagian atas benda dengan cara memotongnyamenggunakan kawat pemotong.

8. Potonglah bagian bibir bendabentuk vas tersebutmenggunakan jarum sambil diputar pelan-pelan.

Page 319: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

282 Kriya Keramik

9. Haluskan bagian bibir vastersbut menggunakan spon atau kain basah. Angin-angikansebelum benda dikeringkan.

8.6.15. Penggabungan Hasil Bentuk Putaran dengan Bagian Lain

Peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan keramik, logam, plastic atau kaca memiliki bentuk yang bermacam-macam dengan tekniikpembuatannya berbeda-beda. Dalam penggunaannya peralatan tersebut harus mudah, aman, dan nyaman untuk digunakan. Lids, handle, knob, spout dan lug merupakan bagian benda dari alat rumah tangga yang terkait dengan nilai bentuk, fungsi, kenyamanan, keamanan serta estetika.

8.6.15.1. Lids

Lids dan cover merupakan satu istilah yang sama sebagai tutup dari wadah yang dibuat, sehingga sebagai bagian dari wadah, tutup tidak bisadipisahkan dan berdiri sendiri, secara umum orang sering menyebut wadah bentutup, dan orang akan membuatnya sesuai dengan kegunaannyadengan masing-masing ukuran.Sebelum mempelajari bagaimana mengukur tutup benda keramik, sebaiknya perlu diketahui bagian-bagian dari benda keramik dan tutupnya sepertigambar di bawah.

Gambar 8.30. Bagian-bagian tutup benda keramik.(sumber: Kenneth Clark)

Page 320: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

283Kriya Keramik 283

Secara garis besar ada tiga jenis tutup, yaitu:

• Tutup benda keramik yang disangga atau ditopang bagain dalam daribenda keramik (gallery).

• Tutup benda keramik yang disangga atau ditopang oleh leher atau badan benda keramik bagian luar.

• Tutup benda keramik yang disangga atau ditopang oleh bibir bendakeramik dengan kaki tutupnyamasuk di bagian dalam bendakeramik.

Berbagai macam tutup benda keramik dapat dibuat dan dikembangkan dengan berbagai variasi bentuk, contoh di bawah ini menunjukkanbermacam bentuk tutup.yang dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 8.31. Variasi bentuk tutup benda keramik.(Sumber: Kenneth Clark)

Page 321: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

284 Kriya Keramik

Teknik Mengukur Tutup

Penggunaan kaliper untuk mengukur diameter luar dan dalam bendakeramik seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Cara mengukur diameter bendakeramik bagian luar.

Cara mengukur diameter bendakeramik bagian dalam.

Berbagai jenis tutup benda keramik dan cara mengukurnya dengan benar dapat dilihat pada gambar di bawah.

Diameter bagian tepi sebelah luar dari benda keramik harus samadengan diameter bagian sebelah dalam dari tutup cangkir.

Diameter bagian tepi sebelah dalamdari benda keramik sama dengandiameter bagian luar dari tutupbenda keramik.

Page 322: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

285Kriya Keramik 285

Diameter sisi bagian dalam benda keramik sama dengan diameter sisi luar dari tutupnya, dan diameterdasar tutup sama dengan diameter galeri dari benda keramik.

Diameter sisi luar benda keramik(mangkok) sama dengan diametersisi luar dari tutupnya, diameter kaki dari tutup sama dengan diametersisi dalam dari benda keramik

Pembuatan Tutup

Lids (tutup) harus dibuat secara tepat agar dapat masuk pada bibir benda keramik yang diberi penutup, untuk itu perlu pengukuran yang tepatmenggunakan kaliper sebagai alat untuk mengukur diameter benda keramik. Biasanya tutup benda keramik dibuat secara terbalik, setelah agak keras baru dibalik untuk dibuat knob.

Simple bowl lid

Flat lid/snug fitting lid

Flanged bowl lid

Page 323: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

286 Kriya Keramik

8.6.15.2. Handle

Istilah handle sangat erat berhubungan dengan tangan, yakni bagaimana tangan kita dapat mengangkat, menuang, memindahkan, dan sebagainya. Hal ini tentu sangat erat terkait dengan fungsi, bentuk dan nilai ergonomi untuk suatu jenis wadah, misalnya cangkir, mug, pitcher atauteapot/coffeepot. Ada banyak cara orang memegang wadah dan orang bisa mengatakan bahwa Ia memegang secara nyaman, sementara yang lain merasa tidak nyaman. Faktor ini akan menjadi pertimbangan dalammembuat handle. Handle dalam istilah kita berarti gagang untuk memegang benda (wadah). Bentuk dan bahan handle ini sangat bervariasi, misalnya dan bahan kayu, bambu, rotan, logam dan tentu saja bahan keramik.

Gambar 8.32. Variasi bentuk handle.(sumber: Peter Cosentino)

Pembuatan handle

Ada beberapa cara untuk membuat handle untuk pegangan, misalnyadengan cara membentuk dengan teknik putar, tarikan, pemotongan dengan kawat, teknik pijit, teknik pilin, teknik slab, ekstruder, teknik cetak padat dan cetak tuang.

• Handle dengan teknik putar

Handle untuk pegangan atau tangkai benda keramik yang dibuat dengan teknik putar bentuknya seperti pipa yang tertutup atau berlubang.

Page 324: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

287Kriya Keramik 287

Gambar 8.33. Variasi bentuk handle.(sumber: Peter Cosentino)

Handle bentuk pipa tertutup atau berlubang untuk wadah minuman dan tempat sayur.

Pembuatan handle dengan teknik putar

1. Ambil tanah liat plastis, kemudian pusatkan di atas kepala putaran hingga benar-benar memusat.

3. Lubangi tanah liat tersebut hingga dasar kepala putaran.

Page 325: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

288 Kriya Keramik

4. Naikkan dinding tanah liat hingga membentuk seperti pipa.

5. Bentuklah menjadi handle danhaluskan dengan scrapper.

6. Angin-anginkan bentuk handleyang telah selesai hingga menjadi kondisi setengah kering (leatherhard).

7. Sambung handle pada bendadengan cara digores dan dilapisi slip tanah liat, kemudian tekandengan kuat.

Page 326: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

289Kriya Keramik 289

• Handle dengan penarikan

Handle jenis ini umumnya diaplikasikan pada benda keramik seperti jug/picher, mug ataupun teapot/coffepot.

1. Bentuklah tanah plastis menjadi pilinan pegang dengan tangan kiri, basahilah tangan kananuntuk melicinkan prosespenarikan, kemudian tarik-tariklah ke bawah tanah liat.

2. Tarik pelan-pelan hinggamemanjang, sesuaikan bentukdan ukuran dengan badan benda keramik yang dibuat

3. Potonglah dan angin-anginkansebentar hingga handle menjadi lebih keras dan siap disambung atau ditempelkan pada badanbenda keramik.

4. Tandai dan tempelkan padatempat yang tepat ketika kondisi handle masih lentur. Rapikan sambungan dan bentuklahIengkungannya.

Page 327: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

290 Kriya Keramik

• Handle dengan extruder

Pembuatan handle dengan alat extruder dapat dihasilkan handle denganpola irisan yang bervariasi, pola irisan ini ditentukan oleh pola mal yang dipasang pada ujung lubang extruder.

Gambar 8.34. Pola handle dengan extruder(sumber : Richard Phethean)

Pembuatan handle dengan extruder

1. Pasanglah pola mal yang sesuai kemudian masukkan tanah plastis dan atas.

2. Tekanlah stick untuk mendorong tanah liat keluar melalui pola mal.

Page 328: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

291Kriya Keramik 291

3. Angin-anginkan handle yang telah dibuat agar sedikit menjadi agak keras tetapi masih lentur.

4. Pasang handle pada benda keramik, rapikan sambungan kemudian bentuklah Iengkungannya.

• Handle dengan Kawat

Handle yang dibuat dengan dengan kawat dilakukan dengan membuat pisau mal dan kawat dengan pola yang sudah di rencanakan dan diberi tangkai dari kayu agar nyaman dalam penggunaannya.

Gambar 8.35. Pola handle dengan kawat (sumber: Richard Phethean)

Page 329: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

292 Kriya Keramik

Pembuatan handle dengan kawat

1. Siapkan alat pada ujung tanah liat plastis yang telah padatkanmenjadi bentuk balok.

2. Tarik alat tersebut sepanjangbalok tanah liat secara hati-hati.

3. Buka balok tanah liat kmudianambil handle yang telahterbentuk dan angin-anginkan.

4. Tandai dan tempelkan padatempat yang tepat ketika kondisi handle masih lentur. Rapikan sambungan dan bentuklahIengkungannya.

Page 330: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

293Kriya Keramik 293

8.6.15.3. Knob

Keberadaan knob tidak dapat dipisahkan dan tutup/lids’cover, karena knobmerupakan bagian dan tutup, knob merupakan tambahan pada tutup yang berfungsi untuk mengangkat tutup/cover. Bentuk dan knob sangatbermacam-macam dan memang memungkinkan untuk dibuat denganberbagai variasi. Dan bentuk geometric seperti bulat, kotak, oval, segi tiga, bentuk organik, bentuk buah, binatang sampai bentuk uliran, semuanya serba mungkin. Yang harus dipertimbangkan untuk membuat knob adalahkesatuan bentuk, kenyamanan, keamanan dan segi estetisnya.

Gambar 8.36. Variasi bentuk knob.(sumber : Richard Phethean)

Pembuatan knob

Proses pembuatan knob selalu menyatu dengan tutup karena berfungsi sebagai pegangan untuk mengangkat tutupnya. Knob dapat dibuat secara langsung pada tutup benda keramik tanpa menambahkan tanah liat pada tutup tersebut dan dapat juga dengan menambahkan tanah liat pada tutup tersebut.

1. Knob yang dibuat secara langsungpada tutup benda.

Page 331: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

294 Kriya Keramik

2. Knob yang dibuat denganmenambahkan tanah liat pada tutup

8.6.15.4. Spout

Spout merupakan pipa untuk mengalirkan cairan, biasnya berbentukmeruncing/tirus untuk mengalirkan cairan keluar dan suatu wadah. Padaumumnya bagian ini dibuat secara terpisah dari badan dan kemudiandilekatkan/disambung. Spout sangat bervariasi dan bentuk maupunukurannya, mi disesualkan dengan wadah (teapot/coffeepot) yang dibuat. Bentuk badan benda akan menentukan spout yang dibuat, secara visualpenampitan bagus, tetapi juga bagaimana membuat penampilankeseluruhan manis, unik, baik dan tentu berfungsi dengan baik.

Beberapa contoh bentuk spout

Gambar 5.37. Variasi bentuk spout benda keramik.(sumber: Richard Phethean)

Page 332: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

295Kriya Keramik 295

Hal yang pertu diperhatikan lagi adatah aliran akhir setelah selesalpenuangan tidak membasahi body spout dan wadah bagian luar sehingga penampilannya tetap bersih dan kering.

Pembuatan spout

Proses pembuatan spout umumnya dilakukan dengan cetak tuang. Berikutakan kita pelajari teknik pembuatan spout dengan teknik putar.

1. Bentuklah tanah liat menjadikerucut dengan alat putar,kemudian kecilkan ujungnyadengan cara menekan tanah liat menggunakan ujung-ujung jari.

2. Haluskan permukaan bagiandalam spout menggunakan spongestick.

3. Rapikan permukaan bagian luarspout menggunakan rib atauscrapper, potong dasar bendamenggunakan kawat pemotong dan angina-anginkan agar menjadikeras.

Page 333: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

296 Kriya Keramik

4. Potonglah dengan kemiringan yang sesui dengan permukaan badanteko menggunakan kawatpemotong setelah cukup kuatkondisinya, kemudian sambungdengan badan teko

8.6.15.5. Lug

Lug merupakan alat/bagian tambahan horisontal pada wadah untukmengangkat wadahnya, biasanya ada pada kedua sisi diagonalnya.Pemakaian lug biasanya ada pada oven ware (wadah yang digunakan untuk memasak) atau tempat sayur. Fungsinya sebagai pegangan untukmengangkat wadahnya.

Gambar 8.38. Variasi bentuk lug.(sumber: Richard Phethean)

Lug dapat dibentuk dengan berbagai cara yaitu teknik putar, cetak, lempeng, pilin, atau menggunakan extruder. Dengan teknik putar, lug dibuat denganmembentuk kerucut pendek yang berlubang kemudian dipotong dengan kemiringan tertentu sehingga menghasilkan sepasang handle.

Gambar 8.39. Variasi bentuk lug(sumber: Richard Phethean)

Page 334: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

297Kriya Keramik 297

Gambar handle pendek dapat dibuat dengan cara memotong hasil putaran, aplikasinya adalah untuk casserole atau tempat sayuran.

Pembuatan lug

1. Pusatkan tanah liat, kemudian pusatkan di atas kepala putaran.

2. Lubangi tanah liat menggunakan hingga dasar kepala putaran.

3. Bentuklah menjadi kerucut pendek yang berlubang kemudian rapikan menggunakan spon.

4. Bentuk kerucut yang telahselesai dibentuk, kemudianangin-anginkan agarkondisinya menjadi setengahkering.

Page 335: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

298 Kriya Keramik

5. Potong bentuk kerucut tersebutsecara vertikal kemudian rapikanhingga membentuk sepasanghandle lug.

6. Tempelkan sepasang lug tersebut pada kedua sisi badan bendakeramik dalam kondisi setengahkering (leatherhard).

8.6.16. Problem Pembentukan Teknik Putar dan Perbaikannya

Dalam proses pembentukan seringkali terjadi kerusakan pada tanah liat, hal ini perlu diketahui penyebabnya dan bagiamana memperbaiki.

Tabel 8.1. Problem pembentukan teknik putar dan cara perbaikan.(sumber: Susan Peterson)

Gambar Problem PemecahanTanah liat patah menjadi dua pada satu tempat karena tekanandaya angkat terlalu keras.

Jaga tekanan secara tetap pada satu daerah, jangan menekan terlalu keras.

Tekanan tidak merata pada kerucut tanah liat, dengan tekanantangan satu lebih kuat dari yang lain.

Jaga tekanan secara seimbang dan tetap dari leher, pundak, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan telapak tangan, kedua tangan harus bergerak merapat dengan tekanan yang sama.

Page 336: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

299Kriya Keramik 299

Berbentuk spiral karena gerakan tangan lebih cepat dari kepala putaran.

Berikan putaran lebih banyak pada kepala putaran setiap saat sebelum kedua tangan bergerak menaikkan.

Tanah liat tidak memusat.

Telapak tangan kiri harus condong ke dalam tanah liat dengan menekan secara tetap atau tarik tanah liat ke pusat kepala putaran.

Membuka lubang tidak rata dan tanah liat belum memusat.

Jari kiri mendukung jari kanan dengan tekanan harus lurus ke bawah ketika memusatkan tanah liat.

Tidak ada dasar benda, karena jari-jariterlalu cepat dan keras.

Hentikan putaran, isi lubang dengan tanah liat dan putar secara pelan.

Dinding tidak halus dari pusat.

Berikan tekanan secara tetap dengan ujung jari pada bagian dalam dan luar dan bergerak ke atas secara rata.

Tepi atas terlalu melebar dengan dinding terlalu tebal pada satu sisi karena gerakan tangan secara diagonal.

Jangan membuka tanah liat terlalu melebar.Ujung jari yang ada di dalam dan di luar harus bergerak ke atas secara lurus dan bersamaan.

Terdapat gelembungudara pada dinding tanah liat.

Hentikan putaran, tusuk gelembung udara dengan jarum, isi dengan tanah liat dan putar kembali dinding tanah liat.

Tepi atas tidak sama rata ketika dipotong.

Potong secara rata, tekan jarum secara rata pada dinding tanah liat dengan beberapa putaran, angkat potongan tanah liat.

Page 337: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

300 Kriya Keramik

Dinding tanah liat runtuh.

Gunakan sedikit air jika masih memungkinkan diputar, gerakan dari bawah ke atas, jangan ditekan ke bawah.

Retak “S” pada bagian dasar, selalu ditemukan setelahpengeringan dan pembakaran biskuit.

Padatkan tanah liat ketika memutar. Jatuhkan bola tanah liat dengan keras pada alas pembentukan ketika akan memulai, tekan jari-jari ke bawah dengan kuat ketika membuka tanah liat.

Setelah benar-benar menguasai pembentukan benda keramik silindrisdengan benar, selanjutnya akan dengan mudah mengembangkan bentukbenda keramik dengan teknik putar baik benda fungsional maupun seni, diantaranya mangkok, piring, vas, mug, guci, wadah bertutup, dan benda lainya.

Usaha terbaik untuk mengembangkan bentuk-bentuk yang sama, berulang dan terus menerus gunakan sejumlah tanah liat dengan ukuran berat yang konstan. Lakukan latihan pembentukan benda keramik silindris denganukuran berat tanah liat plastis yang berbeda-beda, dengan demikian akan dapat ditentukan seberapa berat tanah liat plastis yang harus dipersiapkan untuk membuat benda keramik dengan ukuran tertentu.

TugasMembentuk keramik dengan teknik putar centering• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Buatlah beberapa gambar sketsa benda yanag akan dibuat• Pilih tiga buah sketsa tersebut• Buatlah benda keramik dengan teknik putar centering sesuai dengan

sktesa yang telah dibuat• Ingat , langkah pembentukan teknik putar centering.• Tambahkan dengan dekorasi pada benda keramik tersebut• Angin-anginkan benda keramik yang telah selesai dibentuk• Membersihkan ruangan dan peralatan

Catatan: Lakukan latihan berulang-ulang dengan berat tanah liat yang berbeda (2 kg, 3 kg, 4 kg, 5 kg, dst.

Page 338: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

301Kriya Keramik 301

8.7. Pembentukan dengan Teknik Putar Pilin

Teknik putar pilin adalah bagian dari teknik putar yang memiliki ciri khas tersendiri terutama pada proses pembentukan yaitu membentuk benda silinder dengan alat putar dari susunan pilinan tanah liat. Pekerjaan ini membutuhkan ketrampilan dan kepekaan tangan untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Keberhasilan seseorang dalam melaksankan jenisketeknikan ini berdasarkan motifasi dan banyaknya jam terbang waktu yang digunakan untuk berlatih. Benda keramik bentuk silinder dengan ukuran tinggi dan besar dapat dikerjakan dengan teknik putar pilin.

Langkah awal setiap melaksanakan sebuah pekejaan harus dimulai dari perencanaan baik dalam bentuk gambar maupun tulisan-tulisan yangpenting sebagai catatan atau petunjuk dalam melaksanakan suatupekerjaan. Begitu juga dalam melaksanakan pembentukan keramik dengan putar pilin diawali dengan gambar kerja yang meliputi gambar tampak,gambar perspektif, gambar detail dan keterangan-keterangan lain yangdapat memperjelas acuan dalam melaksanakan pembentukan.

Membentuk dengan teknik putar pilin diawali dengan langkah-langkahsebagai berikut:a. merencanakan bentuk dan ukuran benda, b. membuat alas benda,c. membuat pilinan, d. menyambung pilinan, e. memutar pilinan, f. merapikan bentuk dan finishing.

8.7.1. Alat dan perlengkapan

• Jarum• Pisau• Scrapper• Kawat pemotong• Ribbon tools• Spon• Kain• Baskom• Papan landasan• Alat putar tangan manual• Alat putar kaki manual• Alat putar listrik

Page 339: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

302 Kriya Keramik

8.7.2. Bahan

• Tanah liat plastis earthenware atau stoneware

8.7.3. Proses Pembentukan

1. Lakukan pengulian (kneading)tanah liat agar memenuhipersyaratan dalam pembentukan Adapun persyaratan tersebutadalah homogen, plastisitasbebas gelembung udara danmemenuhi kemampuan bentuk.

2. Lakukan pengirisan (wedging)tanah liat untuk memastikanbahwa tanah liat tersebut bebasdari gelembung udara dankotoran.

3. Siapkan tanah liat plastis kurang lebih 300 gram di atas kepalaputaran, pusatkan tanah liatkemudian ratakan menjadilempengan dengan diameter 30cm dan tebal 5-8 mm. Buatlahalur pada tanah liat yang telah rata di atas meja putarmenggunakan jari tangan.

Page 340: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

303Kriya Keramik 303

4. Ambil alas pembentukan yangbersih dan kering, sapukan spon yang lembab pada permukaanbagian bawah, pusatkan alaspembentukan dan tekan padabagian tengah, kemudian cekapakah alas pembentukanmelekat dengan baik. Alas benda ini berfungsi untukmempermudah pada wauktumemindah benda dari atasputaran dalam keadaan masihbasah.

5. Pusatkan tanah liat plastiskemudian buatlah lempenganbentuk lingkaran dengan ukuran sesuai dasar benda yangdiinginkan.

6. Buatlah pilinan tanah liat plastis dengan bantuan meja ataulangsung digulung dengan kedua telapak tangan.

7. Gores bagian tepi lempenganberbentuk lingkaran untuk alasbenda menggunakan jarum.

Page 341: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

304 Kriya Keramik

8. Olesi bagain yang telah digores tersebut dengan slip tanah liatmenggunakan kuas

9. Sambung pilinan pada pada tepi dasar benda yang telah digores dan diberi slip kemudian tekanuntuk memperkuat sambungan.

10. Buatlah pilinan tanah liat plastis, kemudian susun di atas bentuk dasar kemudian satukan dengan jari tangan. Pekerjaan inimemerlukan ketrampilan dankepekaan tangan seperti padasaat melakukan pembentukandengan teknik putar, disampingpembentukan cara ini juga dapat memadatkan dinding benda dan memberi tampilan produk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

11. Ratakan sambungan pilinantanah liat tersebut menggunakan jari-jari tangan hingga pillinantanah liat benar-benar menyatu

Page 342: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

305Kriya Keramik 305

12. Haluskan permukaan luar dinding benda keramik menggunakan ribatau scrapper.

13. Haluskan juga bagian dalamdinding benda keramikmenggunakan rib atau scrapper.

14. Tambahkan pilinan tanah liat dan bentuklah menjadi benda keramik sesuai dengan rencana.

15. Buatlah pilinan tanah liatkemudian sambunglah padabagian atas untuk membentukbibir benda keramik.

Page 343: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

306 Kriya Keramik

16. Satukan pilinan tanah liat untuk bibir benda keramik denganmenekn pilinan ke arah dinding benda keramik agar menyatudengan kuat.

17. Haluskan permukaan luar dandalam dinding benda keramik,kemudian angin-anginkan hingga kondisi setengah kering sebelum dijemur.

Gambar 8.40. Produk teknik putar pilin.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 344: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

307Kriya Keramik 307

TugasMembetuk keramik dengan teknik putar pilin• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Buatlah beberapa gambar sketsa benda yanag akan dibuat• Pilih sketsa tersebut• Buatlah benda keramik dengan teknik putar pilin sesuai dengan sktesa

yang telah dibuat• Ingat , langkah pembentukan teknik putar pilin dan cara menyambung

pilinan tanah liat.• Tambahkan dengan dekorasi pada benda keramik tersebut• Angin-anginkan benda keramik yang telah selesai dibentuk• Membersihkan ruangan dan peralatan• Membersihkan ruangan dan peralatan

8.8. Pembentukan dengan Teknik Putar Tatap

Pembentukan dengan teknik putar tatap merupakan salah satu jenisketeknikan dalam pembuatan benda keramik dengan menggunakanperalatan yang identik dengan peralatan yang digunakan untuk teknik putar. Proses pembentukan benda dengan teknik ini menekankan padapemadatan dinding benda dengan cara memukul dari bagian luar danmenahan dari bagian dalam dinding benda. Adapun alat yang digunakanadalah putaran tangan (manual), alat tatap/pukul (paddle) dan batu alat penahan bagian dalam (anvil) serta alat alat pembentukan sederhanaseperti pisau bambu butsir dan lain-lain.Keteknikan dalam pembuatan benda keramik dapat menghasilkan karya yang berkualitas baik dari segi fungsi maupun nilai estetikanya tidak lepas dari kemampuan bekreasi dan inovasi si pembuatnya. Hasil dari sebuahproduk benda keramik akan memiliki sebuah gaya yang khas dan memiliki karakter yang kuat sesuai dengan teknik yang digunakan, sebagai contoh benda yang dihasilkan dengan teknik putar tatap hasilnya secara visualakan menampakan tekstur yang menonjol melalui bekas pukulanpembentukan dan sekaligus sebagai dekorasi badan benda keramik.

Teknik putar tatap dalam pembuatan benda keramik dapat kita jumpai di sentra-sentra kerajinan keramik di beberapa daerah di Indonesia danbiasanya dikerjakan secara sederhana dan dilakukan secara turun temurun, contoh produk misalnya tembikar, kuali dan benda-benda kreamik pakai lainnya.

Page 345: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

308 Kriya Keramik

Bahan tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan benda keramik harus disiapkan secara teliti apakah bahan tersebut memenuhi persyaratan atau tidak?, kalau belum apa yang harus dilakukan. Sebaiknya bahan yang akan digunakan sudah siap pakai dan memenuhi persyaratan untukpembentukan.

Membentuk dengan teknik putar pilin diawali dengan langkah-langkahsebagai berikut:• merencanakan bentuk dan ukuran benda, • membuat alas benda,• membuat pilinan, • menyambung pilinan, • memutar pilinan, • merapikan bentuk dan finishing.

8.8.1. Alat dan perlengkapan

• Jarum• Pisau• Scrapper• Kawat pemotong• Ribbon tools• Alat tatap dan penahan (paddle dan anvil)• Spon• Kain• Baskom• Papan landasan• Alat putar tangan manual• Alat putar kaki manual• Alat putar listrik

8.8.2. Bahan

• Tanah liat plastis earthenware atau stoneware

8.8.3. Proses Pembentukan

Keberhasilan sebuah produk benda keramik tidak lepas dari ketelitian dan ketekunan dalam melaksanakan proses pembuatannya, demikian pulapembentukan dengan teknik putar tatap harus melaksanakan tahapan-tahapan yang dilalui:

Page 346: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

309Kriya Keramik 309

1. Siapkan tanah liat plastis untukmembentuk bagian dasar bendayang disebut pembuatan leleran,lakukan dengan cara meletakkan bola tanah diatas putaran dengan posisi memusat di atas papanputaran, selanjutnya tangan kirimenggerakkan putaran secaraperlahan dan tangan kananmemukul mukul tanah sampaimembentuk setengah bola.

2. Pukul-pukul tanah liat tersebutmenggunakan anvil yang biasanya terbuat dari batu untuk membuatbagian dasar benda sekaligusmelebarkan dan memadatkanbadan benda keramik.

3. Tarik tanah liat ke tepi (teknikjeweran: jawa) hingga membentuk dinding benda sampai padaketinggian kurang lebih 10cm-15cm. Agar ukuran benda memenuhi yang kita inginkan maka dindingbenda ditambah pada bagian atasdengan teknik pilin. Setelah pilinan tersusun selanjutnya dengan kain basah menarik susunan pilinantersebut keluar. atau keatas sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

4. Tambahkan pilinan tanah liatkemudian ratakan untukmenambah tinggi dinding bendakeramik. Setelah pilinan tersusunselanjutnya dengan kain basahmenarik susunan pilinan tersebut keluar atau keatas sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Page 347: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

310 Kriya Keramik

5. Ratakan permukaan luar badanbenda keramik menggunakanscrapper atau potter rib. tahapanini adalah pembentukan lanjutandari pembentukan bentuk dasaryang sudah ada dan dengankondisi badan keramik yangsetengah kering.

6. Lakukan pemadatan dinding benda keramik dengan cara dipukuldengan alat tatap (paddle) dandisangga bagian dalam denganbatu (anvil). Dengan prosespembentukan tersebut disampingmemadatkan juga membentukbenda sehingga menjadi semakin lebar dan tinggi.

7. Angin-anginkan bagian pertamadari benda keramik yang dibuatagar pada saat disambung dengan bagian benda keramik lainnyamenjadi kuat.

8. Tempatkan alat bantu berbentuklingkaran dari bilah bambu padaalat putar. Alat bantu ini berfungsi sebagai ukuran diameter bagiankedua benda keramik yang akan disambung.

Page 348: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

311Kriya Keramik 311

9. Buatlah pilinan tanah liat,kemudian buatlah dinding bendakeramik dengan diameter sesuaialat bantu yang telah disiapkan.

10. Buatlah dinding keramik dengancara menyambung pilinan tanahliat hingga sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

11. Lakukan pemadatan dinding benda keramik dengan cara dipukuldengan alat tatap (paddle) dandisangga bagian dalam denganbatu (anvil).

12. Putar pelan-pelan, kemudianbuatlah bibir benda keramikmenggunakan kain basah.

Page 349: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

312 Kriya Keramik

13. Angin-anginkan kedua bagianbenda keramik sebelumdisambung.

14. Sambung kedua bagian bendakeramik tersebut dengan hati-hati,kemudian lakukan pemadatandengan cara dipukul dengan alat tatap (paddle) dan disangga bagian dalam dengan batu (anvil).

15. Putar benda keramik tersebutpelan-pelan dan lakukanpemadatan dinding benda keramik tersebut merata pada seluruhpermukaan benda keramik agarmenghasilkan ketebalan dindingyang relatif sama.

16. Angin-anginkan benda keramikyang telah selesai dibentukselanjutnya dijemur agar menjadi kering dan siap dibakar biskuit.

Page 350: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

313Kriya Keramik 313

TugasMembentuk dengan teknik putar tatap• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Buatlah beberapa gambar sketsa benda yanag akan dibuat• Pilih satu sketsa tersebut• Buatlah benda keramik dengan teknik putar tatap sesuai dengan sktesa

yang telah dibuat• Ingat , langkah pembentukan teknik putar tatap• Tambahkan dengan dekorasi pada benda keramik tersebut• Angin-anginkan benda keramik yang telah selesai dibentuk• Membersihkan ruangan dan peralatan

8.9. Pembentukan dengan Teknik Cetak

Teknik pembentukan benda keramik dengan teknik cetak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: membentuk dengan teknik cetak tekan; membentukdengan teknik cetak tuang dengan model bebas dan model bubut, dan membentuk dengan teknik cetak jigger.Membentuk benda keramik dengan ketiga teknik cetak tersebut dilakukan dengan proses pembuatan model, pembuatan cetakan dan pencetakan benda keramik baik dengan tanah liat plastis maupun tanah liat tuang (slip).

Pembuatan benda keramik dengan teknik cetak merupakan salah satukompetensi yang memiliki keunggulan dalam proses produksi yaitu: a. bentuk dan ukuran benda keramik sama, b. dapat diproduksi dalam jumlah banyak/massal, dan c. waktu yang relatif lebih cepat.

Saat ini banyak pabrik keramik di Indonesia yang memproduksi peralatan rumah tangga, barang interior, saniter, alat teknik dan elektronik banyak menggunakan teknik cetak baik cetak tekan maupun cetak tuang yang lebih rumit dan canggih. Teknik ini juga semakin berkembang di perajin keramik dengan bentuk-bentuk yang unik yang akan menarik konsumen.Gips sebagai bahan utama dalam pembuatan cetakan harus benar-benardipilih dengan baik dalam arti gips tersebut memenuhi persyaratan untuk dibuat cetakan, diantaranya adalah butiran gips halus, apabila dicampur air cepat hangat dan mengeras serta memiliki daya serap tinggi (porous)terhadap slip tanah liat. Hal ini dimaksudkan agar slip tanah liat yang dituang di dalamnya cetakan gips akan mudah diserap dan menempel pada cetakan gips secara merata dan membentuk dinding benda keramik, dengan

Page 351: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

314 Kriya Keramik

demikian tanah liat akan menyusut dan terlepas dari dinding cetakan gips sehingga mempermudah melepas benda dari cetakan gips.

Perbedaan kualitas gips dapat dilihat dari:1. Kekerasan bahan gips2. Perbandingannya dengan air3. Lamanya reaksi dengan air

Yang perlu diperhatikan dalam membuat adonan gips adalah ketepatan campuran air dengan gips, apabila dalam campuran adonan gips terlalubanyak air mengakibatkan hasil cetakan gips menjadi lama mengeras dan lunak dan sebaliknya kalau terlalu sedikit air hasil cetakan gips menjadi lebih cepat mengeras.

8.9.1. Peralatan

Untuk dapat membuat model teknik cetak tuang diperlukan beberapa jenis peralatan yaitu:• Butsir kayu (wood modelling tools)• Pisau• Kuas• Spon (sponges)• Alas pembentukan• Waskom• Ember• Timbangan• Whirler/banding wheel• Papan cetakan• Linoleum• Sekop• Gelas ukuran • Kertas ampelas waterproof

8.9.2. Bahan

Tanah liat plastisDigunakan untuk membentuk benda, alas model yang berfungsi sebagai penutup sebagian dari model.

Page 352: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

315Kriya Keramik 315

Slip tanah liatBahan yang digunakan untukmembentuk benda keramik dengan teknik cetak tuang.

Tanah liat modelBahan tanah liat yang berwarna abu-abu digunakan untuk membuatmodel bentuk bebas, baik untukcetak tekan maupun cetak tuang,bahan ini memiliki sifat-sifat yangplastis namun tidak mudah retak.

GipsDigunakan untuk membuat cetakan benda keramik atau membuat model. Untuk memperoleh hasil yang baikperlu proses pencampuran gips dan air secara benar. Untuk campuranantara air dan gips biasanya 1 liter air untuk 1,25 Kg. gips atau dapat juga digunakan perbandingan secara kasar namun praktis sekitar 1 bagian gips : 1 bagian air. Gips yang baik akan mengeras sikat 13-20 menitsetelah penuangan dan akan terasa hangat.

Larutan pemisahLarutan pemisah merupakancampuran dari sabun dan minyakkelapa dengan perbandingan 1 : 1 dan dipanaskan. Fungsi larutanpemisah adalah untuk melapisimodel dan cetakan gips sehinggamodel dengan cetakan gips dapatdengan mudah dipisahkan

Page 353: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

316 Kriya Keramik

8.9.3. Penyiapan gips

Gips sebagai bahan untuk membuat model atau cetakan perlu dipersiapkan dengan baik, karena gips yang dicampur air akan bereaksi yangmenyebabkan gips menjadi keras. Proses penyiapan gips yang baik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Tuang air bersih ke dalam ember plastik menggunakan gelas ukuran sesuai dengan ukuran atau volume yang telah ditentukan sesuaikebutuhan

2. Timbang berat bahan gipsdengan menggukan timbanganyang sesuai denganperbandingan berat atau volume air yang telah ditentukan.

3. Taburkan gips yang telahditimbang secara merata kedalam ember yang telah berisi air, lakukan secara bertahap sedikitdemi sedikit dengan gips masihberbentuk tepung.

Page 354: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

317Kriya Keramik 317

4. Masukkan gips ke dalam airhingga tampak sedikit gipsmuncul di atas permukaan air,biarkan hingga 1-2 menit, agar air meresap dalam gips.

5. Aduk menggunakan tangansecara pelan-pelan hingga kebagian dasar agar gips tersebuttercampur rata dengan airmenjadi adonan gips yanghangat.

6. Kontrol kepekatan adonan gipstersebut, usahakan jangan terlalu cair atau sebaliknya terlalu pekat sehingga adonan gips siap dituang dalam cetakan.

8.10. Proses Pembentukan dengan Teknik Cetak Tekan

Membentuk dengan teknik cetak tekan (padat) merupakan teknikpembentukan benda keramik yang dilakukan bantuan cetakan gips satu sisi (cetakan tunggal) menggunakan bahan tanah liat plastis dengan caramenekan bongkahan/lempengan tanah liat plastis ke permukaan cetakan sehingga mengisi cekungan atau bentuk cetakan, hasilnya suatu bentuk benda keramik yang sesuai bentuk cetakan gips.

Page 355: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

318 Kriya Keramik

Dengan teknik cetak tekan ini benda keramik yang dihasilkan sangatterbatas bentuknya, biasanya hanya bentuk-bentuk dua dimensi sepertitopeng, wadah sederhana, atau tile. Sudah dijelaskan bahwa untukpembentukan benda keramik dengan teknik cetak melalui prosespembuatan model, pembuatan cetakan dan pencetakan benda keramik.

Model Cetakan Benda hasil cetakan

Pembuatan benda keramik dengan teknik cetak tekan (satu sisi) dapatdilakukan dengan menggunakan cetakan cekung maupun cetakancembung, yang penting untuk dihindari adalah benda keramik hasil cetakan tidak menyangkut pada cetakan gips.

Gambar penampang cetakan cekung dan hasil cetakannya

Gambar penampang cetakan cembung dan hasil cetaknnya

Gambar penampang cetakan cekung yang tidak ada sangkutannya

Gambar penampang cetakan tekan yang ada sangkutannya

8.10.1. Proses Pembuatan Model

Salah satu model yang akan dibuat untuk pelatihan adalah hiasan dinding berupa topeng wajah manusia.

Page 356: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

319Kriya Keramik 319

1. Ambil tanah liat model letakkan di atas papan landasan padabanding wheel .

2. Buatlah model secara globalmenggunakan tanah liat model.

3. Bentuklah model secara detailpada tiap bagiannya kemudianhaluskan menggunakan spon.

4. Model cetakan satu sisi untukteknik cetak tekan (padat) yang telah selesai dan siap dicetak.

Page 357: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

320 Kriya Keramik

8.10.2. Proses Pembuatan Cetakan

Teknik cetak tekan ini menggunakan cetakan satu sisi yang hanya memiliki satu permukaan saja, yang merupakan bagian muka dari benda keramik.

1. Letakkan model pada papanlandasan, kemudian olesi dengan larutan pemisah agar modelmudah dilepaskan dari cetakangips.

2. Pasang papan cetakan padakeempat sisi model, dengan jarak kurang lebih 4 cm dari model.Kemudian berilah tanah liatplastis pada bagian sambungan papan cetakan agar adonan gips tidak keluar.

3. Buatlah adonan gips untukmembuat cetakan gips.

4. Tuang adonan gips pada model, lakukan dengan hati-hati agarseluruh permukaan modeltertutup adonan gips dengan rata, biarkan adonan gips tersebutmengeras.

Page 358: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

321Kriya Keramik 321

5. Buka papan cetakan setelah gips mengeras, kemudian rapikanselruh permukaan cetakan gips tersebut.

6. Lepaskan model topeng tersebut dari cetakan gips, cuci cetakan gips hingga benar-benar bersihkemudian jemur gga kering dan siap untuk digunakan.

7. Cetakan gips yang sudah jadi dan siap digunakan untuk mecetakbenda keramik.

8.10.3. Proses Pencetakan

Untuk proses pencetakan tanah liat dengan teknik cetak tekan sebaiknya menggunakan tanah liat plastis, jangan terlalu lembek karena akanmenyulitkan untuk mendapatkan bentuk yang tajam dan jelas, tanah liat yang terlalu lembek akan lengket pada cetakan gips sehingga sulit diambil. Selain itu juga jangan menggunakan tanah liat yang terlalu keras, karena tanah liat ini akan sulit untuk masuk ke dalam cekungan atau bentukcetakan gips, dan hasilnya akan retak-retak. Sebaiknya gunakan tanah liat yang kondisinya plastis dan homogen.

Page 359: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

322 Kriya Keramik

1. Siapkan bahan tanah liat plastisdan homogen yang sudah diuli.

2. Letakkan cetakan pada papanlandasan di atas banding wheel, masukkan tanah liat plastis kedalam cetakan topeng, kemudiantekan pelan-pelan agar tanah liat tersebut masuk pada bagiancetakan gips.

3. Tekan pelan-pelan tanah liat plastis tersebut secara merata padabagian cetakan gips, bentuk bagian dalam benda mengikuti bentukcetakan agar benda hasil cetakan memiliki ketebalan yang relatifsama.

4. Lepaskan benda keramik hasilcetakan dari cetakan gips.

Page 360: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

323Kriya Keramik 323

5. Angin-anginkan benda hasilcetakan kemudian keringkan agar siap dibakar biskuit.

TugasMembuat model, cetakan gips, dan mencetak dengan cetak tekan satu sisi• Siapkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Operasikan peralatan listrik sesuai prodedur• Lakukan pembuatan model• Lakukan pembauatan cetakan• Lakukan pencetakan benda keramik• Bersihkan ruang dan peralatan

8.11. Membentuk dengan Teknik Cetak Tuang

Pembetukan benda keramik dengan teknik cetak tuang dapat dilakukan dengan model bebas atau model bubut. Membuat cetakan gips dari model tiga dimensi memerlukan ketelitian untuk menentukan berapa sisi cetakan yang harus dibuat, dua atau lebih bagian cetakan gips dan pada bagian mana lubang pengecoran dibuat sehingga tidak terjadi adanya model yang terkait.

Jumlah cetakan gips yang akan dibuat sangat tergantung pada bentukmodelnya sehingga apabila dibuka tidak ada yang mengkait.

Page 361: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

324 Kriya Keramik

Gambar 8.41. Wadah bertutup teknik cetak tuangdengan model bubut.(sumber: Koleksi studio keramik)

Gambar 8.42. Wadah bertutup teknik cetak tuang dengan model bebas.(sumber: Koleksi studio keramik)

Teknik cetak tuang (cetakan dua sisi atau lebih) menghasilkan bendakeramik berbentuk tiga dimensi, jumlah cetakan untuk sebuah bendakeramik sangat tergantung pada jenis benda yang dibuat, misal: • Mangkok, satu cetakan dengan dua atau lebih bagian cetakan.• Cangkir, dua cetakan yaitu cetakan cangkir dan cetakan handle.

Page 362: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

325Kriya Keramik 325

• Tempat gula, tiga cetakan yaitu cetakan tempat gula, cetakan tutup, dan cetakan knob.

• Teko, lima cetakan yaitu cetakan teko, cetakan tutup, cetakan knob,cetakan handel, dan cetakan cucup.

Beberapa prinsip pembuatan cetakan dua sisi atau lebih:

Gambar penampang model yang tertutup semua oleh cetakangips, sehingga model tidak dapat dibuka.

Gambar penampang garispembagi model yang tidak tepat di tengah, sehingga model terkait di dalam cetakan gips.

Gambar penampang garispembagi model yang tidak tepat di tengah, sehingga model terkait di dalam cetakan gips.

Gambar penampang garispembagi model yang tepat ditengah, sehingga model tidakterkait di dalam cetakan gips.

8.11.1. Peralatan

Untuk dapat membuat model teknik cetak tuang diperlukan beberapa jenisperalatan antara lain:• Butsir kayu (wood modelling tools)• Pisau Kuas

Page 363: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

326 Kriya Keramik

• Spon (sponges)• Alas pembentukan• Pahat bubut (turning lathe)• Waskom/ember• Timbangan• Whirler/banding wheel• Papan cetakan• Linoleum• Sekop• Gelas ukuran • Kertas ampelas waterproof• Mesin bubut (reversible turning lathe)

8.11.2. Bahan

• Tanah liat plastis• Slip• Tanah liat• Tanah liat model• Gips Larutan pemisah

8.11.3. Proses Pembentukan dengan Teknik Cetak Tuang ModelBebas

Membentuk benda keramik dengan teknik cetak dengan model tiga dimensi bentuk bebas sangat penting, karena harrus menentukan bagaimanamembagi model dan membuat cetakan gips dengan benar.

Membuat cetakan gips dari model tiga dimensi teknik bebas yang tidak beraturan memerlukan ketelitian, hal ini dikarenakan bentuk tersebut tidak dapat dibagi secara simetris baik vertikal maupun horizontal, dengandemikian maka model harus dilihat dengan teliti untuk menentukan berapa sisi cetakan yang harus dibuat, dua atau lebih bagian cetakan gips dan pada bagian mana lubang pengecoran dibuat. Jumlah cetakan gips yang akan dibuat sangat tergantung pada bentuk modelnya, bahkan kadang perluadanya anak cetakan. Cetakan dua sisi atau lebih ini dibuat apabila benda yang akan dicetak tidak memungkinkan dengan menggunakan cetakan satu sisi atau tunggal.

Page 364: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

327Kriya Keramik 327

Gambar 8.43. Binatang cetak tuang.(sumber: Katalog)

Berikut contoh beberapa model bintang yang merupakan bentuk tigadimensi yang teknik bebas:

Gambar 8.44. Model bentuk binatang dari gips.(sumber: Katalog)

Page 365: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

328 Kriya Keramik

8.11.4. Proses Pembuatan Model

Salah satu model yang akan dibuat untuk pelatihan adalah hiasan dinding berupa topeng wajah manusia.

1. Ambil tanah liat model letakkan di atas papan landasan padabanding wheel.

2. Buatlah model binatang secaraglobal menggunakan tanah liatmodel.

3. Bentuklah model binatang secara detail pada tiap bagiannyakemudian haluskanmenggunakan spon.

4. Haluskan model binatang cetakan dua sisi atau lebih untuk teknik cetak tuang untuk siap dicetak.

Page 366: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

329Kriya Keramik 329

8.11.5. Proses Pembuatan Cetakan Gips

1. Menentukan garis bagi padamodel untuk menentukan belahan cetakan gips dan tentukan lubang pengecoran untuk menuang slip tanah liat. Lakukan dengan benaragar tidak terjadi kaitan padawaktu pencetakan.

2. Buatlah backing pada modelbinatang menggunakan tanah liat plastis sesuai dengan garis bagi model yang telah dibuat. Olesimodel dengan larutan pemisah.

3. Tutuplah model dan backingmenggunakan lenoleum untukmembuat cetakan gips yangpertama, tentukan ketebalancetakan gips yang akan dibuat(kurang lebih 6 cm).

4. Ikat lenoleum menggunakan karet dan berilah pilinan tanah liat pada bagian dasar agar tidak adaadonan gips yang keluar.

Page 367: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

330 Kriya Keramik

5. Buat adonan masa gips dengan ukuran yang sesuai denganketebalan cetakan yang akandibuat.

6. Tuang adonan gis ke dalamcetakan model secara hati-hatidan merata pada seluruhpermukaan model dan tungguhingga gips mengeras.

7. Buka lenoleum cetakan danbacking tanah liat dari model,buatlah beberapa lubang untukkunci cetakan gips kemudianbersihkan. Olesi gips pada bagian belahan cetakan menggunakanlarutan pemisah agar masing-masing cetakan gips dapatdilepas/dibuka dengan mudah.

8. Pasang lenoleum cetakan untuk membuat cetakan gips sisilainnya kemudian olesi denganlarutan pemisah, ikat lenoleumdengan karet dan berilah pilinan tanah liat pada bagian dasar agar tidak ada adonan gips yangkeluar.

Page 368: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

331Kriya Keramik 331

9. Buat adonan gips dan tuang pada model secara hati-hati danmerata pada seluruh permukaan model, tunggu hingga cetakangips menjadi keras.

10. Buka lenoleum kemudian bukacetakan gips dengan hati-hati.

11. Satukan cetakan, kemudianbuatlah tirus menggunakan tanah liat plastis untuk membuat lubang cetakan gips. Pasang lenoliumkemudian buat adonan gips dan tuang ke dalam cetakan untukmembuat cetakan gipsberikutnya.

12. Buka lenolium dan cetakankemudian bersihkan dan jemurhingga kering.

Page 369: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

332 Kriya Keramik

8.11.6. Proses Pencetakan

1. Siapkan cetakan yang telah kering, kemudian satukan dan ikatmenggunakan karet.

2. Siapkan slip tanah liat, sebelumdigunakan aduklah menggunakan mixer tangan agar menjadihomgen.

3. Tuang slip tanah liat ke dalamcetakan hingga penuhi, lakukanberulang-ulang hingga mencapaiketebalan benda yang diinginkan. Tuang balik slip tanah liat daridalam cetakan, kemudian letakkancetakan dalam posisi terbalik agar sisa-sisa slip tanah liat dapatmengalir.

4. Lepaskan karet pengikat, bukacetakan gips apabila benda hasil cetakan sudah dapat dilepaskan.

Page 370: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

333Kriya Keramik 333

5. Ambil benda keramik hasil cetakan kemudian rapikan bagiansambungan kemudian haluskanpermukaan benda menggunakanspon basah.

6. Angin-anginkan benda keramiktersebut kemudian keringkanhingga siap dibakar biskuit.

8.11.7. Proses Pembentukan dengan Teknik Cetak Tuang ModelBubut

Pembentukan dengan teknik ini dilakukan dengan membuat model tigadimensi simetris hasil putaran atau teknik bubut. Perbedaan kedua model tersebut pada bahan yang digunakan kalau model hasil putaran dibuatmenggunakan tanah liat plastis yang diputar sedang model teknik bubutdibuat dari gips yang dibubut.

Keuntungan model menggunakan bahan gips adalah model tidakmengalami penyusutan dan bentuk tidak akan berubah sehingga lebih menguntungkan dan dapat digunakan untuk penggandaan cetakan gips.

Page 371: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

334 Kriya Keramik

Gambar 8.45. Wadah bertutup cetak tuang.(sumber: Koleksi studio keramik)

Model dapat dibuat dari bahan gips yang dibubut maupun bahan tanah liatplastis yang diputar, berikut contoh beberapa model yang merupakan bentuk tiga dimensi hasil teknik putar atau teknik bubut teknik bubut.

Gambar 8.46. Model tanah liat dan gipss(sumber: Koleksi studio keramik)

8.11.8. Proses Pembuatan Model Bubut

Proses pembuatan model dilakukan menggunakan mesin bubut (reversibleturning lathe) dengan cara membubut gips yang telah diberi poros/tirus besi, poros tirus tersebut nantinya dipasang pada tempat yang telah tersediapada mesin bubut.

Page 372: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

335Kriya Keramik 335

1. Siapkan lenoleum untuk membuat bakal model berbentuk silinderdengan diameter sesuai ukuranbenda model, masukkan poros/as tirus besi untuk pengikat modelpada proses pembubutan.

2. Tempelkan tanah liat sebagaipengunci pada alas bagian luar,sekaligus untuk menghindaribocornya adonan gips. Kemudian letakkan as besi tepat ditengahsilinder.

3. Buatlah adonan gips sesuai ukuran yang telah ditentukan,. Aduklahtepung gips hingga tercampurmerata dan pastikan tidak adagumpalan gips. Jika adonan gips terasa berat segera tuangkan pada cetakan lenoleum.

4. Benda kerja berupa silinder gips dengan poros tirus yang telahdipasang ditengah siap dipasangpada mesin bubut untuk dibuatmodel.

Page 373: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

336 Kriya Keramik

5. Pasanglah bakal model berbentuk silinder pada posisi as yang telah tersedia, kencangkan dengan kuat menggunakan kunci.

6. Aturlah posisi penyangga pahatdengan memutar kunci penguat

7. Ratakan lapisan luar benda kerja menggunakan pahat kecil dengancara memutar mesin bubut dengan pelan-pelan.

8. Bentuklah benda kerja denganmenggunakan pisau bubut sesuai rancangan gambar kerja. Padasaat membentuk selalu mengontrol ukuran diameter menggunakankaliper

Page 374: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

337Kriya Keramik 337

9. Kontrolah bentuk dan ukuranbenda kerja menggunakan kaliper agar sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.

10. Jika telah sesuai dengan ukuran pada gambar kerja, haluskanmenggunakan amplas waterproofdan basahi dengan spon.

11. Buatlah model tutup dan knob dari benda yang akan dubuat dengan langkah kerja seperti membuatmodel untuk badan benda.

12. Buatlah tirus untuk backing dengan cara mengukur diameter padabagian atas dan bagian bawahbenda kerja, kemudian bubutlahsesuai rancangan. Setelah selesai pasanglah masing-masing tiruspada posisinya, lalu kuatkanmenggunakan paku.

Page 375: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

338 Kriya Keramik

8.11.9. Proses Pembuatan Cetakan Gips

Pembuatan cetakan gips dari model bentukan bebas memerlukan ketelitian dalam membagi model sehingga benda yang dihasilkan dari cetakan gipsdapat dibuka dengan mudah (tidak ada bagian dari benda yang mengkait.

Proses pembuatan cetakan gips dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Satukan model dengan tirus atas dan bawah, berilah tanda berupa garis pada model untukmenentukan belahan cetakangips menggunakan pensil yangdilakukan secara tegak lurus.

2. Buatlah alas cetakan modelsebagai backing dari lempengan gips sebatas garis belahan modelkemudian haluskan.

3. Masukkan model pada backingalas cetakan tepat pada garispembagi model, berilahpenyangga menggunakan tanahliat. Atur kerataan permukaanalas cetakan menggunakanwaterpass.

Page 376: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

339Kriya Keramik 339

4. Pasang papan cetakan dengankuat untuk membuat dindingcetakan gips kemudian olesimodel dan alas model denganlarutan pemisah.

5. Buat adonan masa gips sesuaiprosedur dengan ukuran yangsesuai dengan ketebalan cetakan yang akan dibuat.

6. Tuang adonan gips kedalamcetakan model secara hati-hatidan merata pada seluruhpermukaan model dan tungguhingga gips mengeras.

7. Buka papan cetakan dan ambilalas tanah liat dari modelkemudian bersihkan. Buatbeberapa lubang berbentuksetengah bola sebagai kuncipada kedua cetakan gips yangtelah dibuat.

Page 377: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

340 Kriya Keramik

8. Pasang papan cetakan dengankuat untuk membuat dindingcetakan gips kemudian olesimodel dan alas model denganlarutan pemisah, buat adonanmasa gips dan tuang ke dalam cetakan gips untuk membuatcetakan yang kedua, tungguhingga gips mengeras. Lakukan hal yang sama untuk membuat cetakan bagian bawah dan atas. Ingat buat lubang pengecoranuntuk bagian atas.

9. Buka papan cetakan dengan hati-hati, kemudian bersihkan cetakan gips dengan air dan keringkan.

Gambar 8.47. Cetakan gips (sumber: Koleksi studio keramik)

Page 378: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

341Kriya Keramik 341

8.11.10.Proses Pencetakan

Proses pencetakan benda keramik dialkukan setelah cetakan benar-benarkering sehingga kemampuan cetakan gips untuk menyerap air dari sliptanah liat dapat dengan cepat.

Setelah cetakan badan benda, tutup, dan knob benar-benar kering, maka cetakan tersebut siap digunakan, satukan bagian-bagian cetakan dan ikat menggunakan karet dengan kuat agar slip tanah liat tidak mangalir pada belahan cetakan.

Gambar 8.48. Cetakan(sumber: Koleksi studio keramik)

Proses pencetakan benda keramik dilakukan sebagai berikut:

1. Siapkan slip tanah liat sesuaikebutuhan untuk prosespencetakan benda keramik.

Page 379: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

342 Kriya Keramik

2. Tuang slip tanah liat ke dalamcetakan hingga penuh, lakukanberulang-ulang hingga mencapaiketebalan benda yang diinginkan. Tuang balik slip tanah liat daridalam cetakan, kemudian letakkan cetakan dalam posisi terbalik agar sisa-sisa slip tanah liat dapatmengalir.

3. Lepaskan karet pengikat, bukacetakan gips apabila benda hasil cetakan sudah dapat dilepaskan.

4. Potong sisa-sisa tanah dari benda hasil cetakan menggunakan pisau.

5. Sambung bagian-bagian benda(knob dan tutup) dengan caramenggores bagian yang akandisambung dan olesi dengan sliptanah liat.

Page 380: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

343Kriya Keramik 343

6. Rapikan bagian sambunganmenggunakan pisau kemudianhaluskan permukaan bendamenggunakan spon basah.

7. Angin-anginkan hingga kering dan siap untuk dibakar biskuit.

8.12. Pembentukan dengan Teknik Jigger-Jolley

Teknik pembentukan dengan jigger-jolley merupakan salah satu alternatif dalam pembentukan benda keramik, teknik ini merupakan gabungan antara teknik putar dengan teknik cetak dan teknik bubut. Pembentukan dengan teknik jigger-jolley dapat dihasilkan benda keramik dengan bentuk danukuran yang sama, namun tidak semua bentuk benda keramik dapat dibuat dengan teknik ini.

Pembentukan dengan alat jigger-jolley ini pada prinsipnya menggunakan cetakan (mould) dari bahan gips (plaster of paris) yang dapat dilepas dan berputar pada dudukan cetakan (cup wheel head) dan dibentuk oleh pisau pembentuk (profile).

Page 381: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

344 Kriya Keramik

Gamnbar 8.49. Produk teknik jigger jolley(sumber: Axner.com)

Gamnbar 8.50. Produk teknik jigger jolley(sumber: Axner.com)

Secara umum alat jigger-jolley baik masinal maupun masinal digunakan untuk membuat atau rnemproduksi benda keramik dalam jumIah banyak (mass production). dengan bentuk yang sama dan waktu yang relatif cepat, tetapi jenis benda keramik yang dapat diproduksi dengan teknik ini sangat terbatas dengan bentuk seperti: cangkir, mangkok, cawan, dan piring.

Page 382: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

345Kriya Keramik 345

Proses pembentukan benda keramik mesin jigger-jolley dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

• JiggerPembentukan benda kerarnik dengan rnenggunakan cetakan gips yang berputar untuk membentuk bagian dalam dan pisau pembentuk (profile)yang dipasang pada tangkai pegangan (tool holder) untuk membentuk bagian luar benda keramik. Biasanya digunakan untuk membuat benda keramik berbentuk cawan dan piring.

• JolIeyPembentukan benda keramik dengan menggunakan cetakan gips yang berputar untuk membentuk bagian luar dan pisau pembentuk (profile)yang dipasang pada tangkai pegangan (tool holder) untuk membentuk bagian dalam benda keramik. Biasanya digunakan untuk membentuk benda keramik berupa cangkir dan mangkok.

Proses pembentukan benda keramik dengan jigger-jolley jugamembutuhkan proses yang panjang apabila peralatan yang ada belum dilengkapi dengan cetakan gips dan pisau pembentuk (profile), karenacetakan harus dibuat lebih dahulu sebelum membentuk benda keramiknya.

8.12.1. Bagian-bagian dari mesin jigger-jolley

Bagian-bagian dari mesin jigger-jolley dapat ditunjukkan seperti gambar potongan berikut.

Gambar 8.51. Bagian-bagian jigger.(sumber: Frank Hammer)

Page 383: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

346 Kriya Keramik

Gambar 8.52. Bagian-bagian jolley(sumber: Frank Hammer)

Keterangan:Pivot, sumbu tool holder (tangkai pegangan).Stop, baut pengatur yang dapat naik turun yang berfungsi untuk mengatur batas berhentinya pisau pembentuk (profile).Tool holder, tangkai pegangan tempat dudukan pisau pembentuk (profile) yang berfungsi menurunkan dan menaikkan pisau pembentuk (profile).Counter balance, penyeimbang tangkai pegangan.Cup wheel head, kepala putaran dapat dibuat dari besi tuang atau gips yang berfungsi sebagai tempat dudukan cetakan gips (mould).Mould, cetakan benda yang terbuat dari bahan gips (plaster of paris).Profile, pisau pembentuk dibuat dari plat besi, kayu, atau mika yang berfungsi untuk membentuk bagian dalam/luar dari benda keramik.

Gambar 8.53. Alat jigger-jolley masinal.(sumber: www.gladstone.htm)

Page 384: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

347Kriya Keramik 347

8.12.2. Peralatan

• Mesin jigger-jolley• Pisau bubut (profile)• Papan landasan

8.12.3. Bahan

• Tanah liat plastis earthenware atau stoneware

8.12.4. Proses Pembentukan

Alat jigger-jolley manual dapat langsung digunakan untuk membentuk benda keramik apabila catakan gips dan profile sudah disediakan, apabila gips dan profile belum tersedia maka perlu dibuat model dan cetakan dari bahan gips kemudian membuat profile, setelah selesai baru membentuk benda keramik.Proses pembentukan benda keramik berupa piring besar dengan alat jigger-jolley manual yang digerakkan dengan kaki.

1. Siapkan tanah liat dalam kondisi plastis dan homogen.

2. Buatlah lempengan tanah liatmenggunakan roll dan bilahkayu dengan ketebalan dandiameter yang sesuai untukcetakan piring.

Page 385: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

348 Kriya Keramik

3. Siapkan alat jigger manual,tempatkan cetakan piring pada dudukan cetakan dan pasangprofile atau pisau pembentukyang digunakan. Atur posisi stop(baut pembatas) dan profilesesuai ketinggian cetakan piring sesuai ketebalan benda keramik yang dibuat.

4. Tempatkan tanah liat plastisyang telah diuli tersebut kedalam cetakan piring.

5. Tekan lempengan tanah liatdengan tangan hinggamenempel pada cetakan piring.

6. Ratakan dan haluskanlempengan tanah liatmenggunakan spon basah.

Page 386: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

349Kriya Keramik 349

7. Putar cetakan jigger pelan-pelan,kemudian turunkan handelprofile hingga lempengan tanah liat terkikis. Bersihkan sisa-sisatanah liat yang menempel padaprofile.

8. Lakukan pembentukan piringdengan jigger sesuaikan dengan ukuran stop (baut. pembatas)sehingga membentuk piringsesuai dengan ukurannya.

9. Naikkan handel profile kemudian sambil jigger diputar, potongkelebihan tanah liat pada bibir piring menggunakan butsirkawat.

10. Putar jigger dan lakukanpengikisan tanah liat hinggamencapai ketebal yang sesuaidengan ukurannya atau sesuai dengan stop (baut pembatas).

Page 387: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

350 Kriya Keramik

11. Setelah selesai, angkat cetakan piring dengan hati-hati dantempatkan pada rak pengering

12. Angin-anginkan hingga tanah liat menjadi cukup kering agarmudah dilepas dari cetakannya.

13. Lepaskan piring dari cetakangips setelah benar-benar kering.

14. Keringkan piring tersebut untuk siap di bakar biskuit.

Page 388: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

351Kriya Keramik 351

Gambar 8.54. Piring teknik jigger.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 389: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

352 Kriya Keramik

Dekorasi adalah suatu unsur berupa garis, tekstur dan warna yangditambahlan pada permukaan suatu benda keramik dengan tujuan untuk memberikan/menambah keindahan penampilannya.Dekorasi merupakan unsur hiasan atau bagian yang fungsinya sebagai penghias untuk memperindah penampilan suatu benda. Penampilan unsur penghias ini sangatlah tidak terbatas, misalnya hanya bentuk yang rumit saja, tetapi yang sederhanapun dapat merupakan hiasan yang menarik, semuanya tergantung kreativitas dan kepekaan rasa estetis pencipta dan juga penikmatnya. Dalam keramik misalnya unsur pijitan, jejak tangan yang ritmis dapat merupakan unsur penghias yang orisinal dan menarik biladikomposisikan dan ditempatkan pada posisi yang tepat. Namun badankeramik tidak selalu memerlukan dekorasi. Penerapan unsur-unsur dekorasi harus dipertimbangkan, tidak asal mendekorasi dengan cara menggores,menempel atau mewarnai permukaan badan keramik.

Prisip- prinsip dekorasi:1. Harus diperhatikan faktor-faktor harmoni, proporsi, keseimbangan, irama

dan aksen.2. Dekorasi harus menguatkan penampilan bentuk.3. Harus dipergunakan secukupnya dalam memperkaya suatu permukaan.4. Hindarkan terjadinya horor vacuum (takut akan kekosongan) sehingga

keindahan bentuk tidak dirusak dan akan dipertahankan.

Perkembangan dekorasi berubah dari masa ke masa. Pada zaman pra-sejarah ornamen digambarkan masih sangat sederhana berupa: lingkaran, spiral, meander dan sebagainya. Pada zaman perunggu ornamen geometris mulai digambarkan. Sedangkan motif flora dan fauna dikenal pada zaman besi. Dalam perkembangannya ornamen diolah menjadi disain-disain baru dengan pengembangan motif-motif yang telah ada menjadi suatu motifhiasan/dekorasi yang menarik.

Pertimbangan tersebut antara lain harus tahu bentuk--bentuk mana yang perlu di dekorasi dan kapan faktor dekorasi ini dibubuhkan. Perlu diingat juga bahwa dekorasi dapat memperindah penampilan keramik, menguatkan bahkan bisa merusak bentuk yang sudah baik. Pemberian dekorasi secara berlebihan sehingga seluruh bidang terisi, akan mengaburkan keindahan bentuk dan sekaligus dapat merusak penampilan secara menyeluruh. Oleh sebab itu ada bentuk keramik yang betul–betul memerluan dekorasi dan ada pula yang tidak memerlukan sama sekali.

9. DEKORASI KERAMIK

Page 390: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

353Kriya Keramik 353

Dalam hal dekorasi benda keramik bila ditinjau dari prosesnya dapat dibagi setidaknya dalam tiga bagian: • Dekorasi dalam proses pembentukan• Dekorasi setelah proses pembentukan dan• Dekorasi setelah proses pembakaran

Petunjuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• Kenakan pakaian kerja, pada saat melaksanakan proses penghiasan benda keramik.

• Gunakan alat bantu, alat pokok, dan perlengkapan pembentukan teknik putar sesuai dengan fungsinya.

• Gunakan bahan sesuai kebutuhan.• Simpan bahan yang masih dapat digunakan pada tempat yang telah

disediakan.• Bersihkan seluruh peralatan yang telah digunakan dan kembalikan pada

tempatnya.• Bersihkan ruangan atau studio setelah selesai bekerja.• Perhatikan pengelolaan limbah.

9.1. Alat

9.1.1. Alat Bantu

Butsir kawat (wire modellingtools)Untuk merapikan, mengerok,membentuk detail, menghaluskan,dan membuat tekstur benda kerja.Ukuran: panjang 22 cm, tangkai dari kayu sawo dan kawat stainless steel.

Butsir kayu (wood modellingtools)Untuk menghaluskan, membentukdetail, merapikan, membuat dekorasibenda kerja. Ukuran: panjang 22 cm, bahan kayu sawo.

Page 391: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

354 Kriya Keramik

Ribbon toolsUntuk menghaluskan, mengikis, dan merapikan benda kerja. Ukuranpanjang 15 cm, tangkai dari kayudengan mata pisau berbentuk pipih dari stainless steel.

Kawat pemotong (wire cutting)Untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan memotong tanah liat plastis. Ukuran: panjang kawat 40 cm, bahan stainless steel.

Throwing stickUntuk membentuk, menghaluskan,merapikan bagian dalam bendakerja. Ukuran panjang 35 cm, bahan kayu.

SponUntuk menyerap kandungan air yang berlebihan, menghaluskan bendakerja, dan membersihkan handtool.Ukuran diameter 8 cm dan tebal 6 cm.

JarumUntuk memotong bibir, menusukgelembung udara pada benda kerja, dan untuk menggores. Ukuranpanjang total 14 cm, panjang jarum 4 cm, dengan tangkai kayu.

Potter ribUntuk menghaluskan danmembentuk permukaan luar bendakerja. Biasanya bahannya terbuatdari bahan kayu, karet atau pelatlogam dan almunium. Ukuran:panjang 10 cm dan lebar 6 cm.

Page 392: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

355Kriya Keramik 355

Pisau (knife)Untuk mengiris, memotong danmengurangi bagian luar dindingbenda. Ukuran panjang total 17 cm dengan mata pisau 8,5 cm.

Faceting tool/(cheese slicerUntuk mengiris dinding bendadengan ketebalan relatif sama.Bahan dari logam dengan rol karet dan kawat stainless steel.

CombUntuk membuat hasil jejak yangditinggalkan lebih lembut bervariatif sesuai banyaknya gigi yangdirancang. Comb dibuat dari bahan kayu.

Mata gergaji Untuk membuat jejak goresan pada permukaan benda kerja agak sedikitlebar, tetapi hasil goresan lebihdalam.

Gigi garpuUntuk membuat jejak goresan pada permukaan benda dengan jarakantar gigi lebih kurang 1/8 inci (3mm).

Kuas kecilUntuk mengolesi antara bendakeramik dengan motif yang ditempel. Ukuran kuas nomor 3 dan 6.

PensilUntuk membuat motif diataspermukaan benda kerja.

Page 393: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

356 Kriya Keramik

Rolled decoration toolsUntuk membuat dekorasi, berupaalat cap yang aplikasinyadigulungkan dengan tangan padapermukaan benda keramik yangmasih basah. Alat ini dibuat darigips, biskuit, atau kayu.

CapUnuk membuat dekorasi dengancara menekannya pada permukaan dinding benda, dibuat dari batangan gips yang telah diberi motif, ataudibuat dari tanah liat yang dibakar.Alat ini dibuat dari gips, biskuit, atau kayu.

KuasUntuk membersihkan sisa-sisa tanah yang masih menempel pada benda keramik. Ukuran kuas ½ dim.

Palu kayuUntuk menumbuk tanah liat kering sehingga butiran tersebut menjadilebih kecil. Ukuran panjang 32 cm.

Pisau (knife)Berbagai macam bentuk pisau untuk membuat dekorasi benda keramikdengan blade (mata pisau) yangtajam dengan berbagai varianbentuk sesuai fungsinya.

Page 394: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

357Kriya Keramik 357

Pipa, sendok dan atau batu halusUntuk menggosok/menghaluskanpermukaan benda keramik mentah.

WadahUntuk mencampur adonan pewarna dengan medium (oil atau waterbase).

Slip trailer Untuk mengalirkan slip tanah liatpada permukaan badan tanah liat.Ukuran tinggi 16,5 cm

Pisau palet Untuk mengaduk atau menggerus pewarna diatas permukaan yang datar/rata.

Page 395: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

358 Kriya Keramik

Spray gunUntuk menyemburkan glasir yang dilengkapi dengan tekanan udaradari kompresor.

9.1.2. Alat Pokok

Alat putaruntuk membentuk benda keramik dengan teknik putar. Ada beberapa jenis alat putar, yaitu putarantangan, kaki dan listrik, berfungsiuntuk membentuk benda silindrisdengan teknik putar, pilihlah salah satu alat putar yang dapat Andagunakan dengan baik. Ukurandiameter 25 cm dan 30 cm.

Spray boothUntuk mengglasir yang dilengkapipompa air untuk sirkulasi air yangmenyerap semburan glasir.

Page 396: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

359Kriya Keramik 359

TungkuUntuk membakar biskuit, dekorasiunderglaze, on glaze dan inglaze.

Rol kayu dan bilah kayuUntuk memipihkan/membuatlempengan tanah liat. Ukuranpanjang 20 cm-50 cm, bahan darikayu. Bilah kayu untuk menentukan tebal lempengan yang akan dibuat. Ukuran panjang 40 cm denganketebalan yang bervariasi 0,5 cm-1cm.

Ballmill dan porselin jarUntuk mengaduk (mencampur)bahan engobe agar merata danhomogen sebelum digunakan.

9.1.3. Perlengkapan

Banding wheel Berfungsi untuk menempatkanbenda keramik yang akandidekorasi. Ukuran diameter 25 cm-30 cm, dibuat dari bahanalumunium.

Page 397: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

360 Kriya Keramik

Alas pembentukan Untuk landasan benda kerja padawaktu proses pembentukan bendakerja. Ukuran diameter 20cm, 25 cm, dan 30 cm. Dibuat dari bahanmultiplex.

EmberUntuk tempat air pada waktu proses pembentukan benda kerja. Ukuran:kapasitas 5 liter.

Kain terpalUntuk alas pembuatan lempengantanah liat.

Cetakan gips berbentuk mangkokUntuk membentuk benda dengan teknik cetak, khususnya cetak tekan.

SaringanUntuk menyaring tepung tanah liat kering dan adonan slip tanah warnadengan mesh 80. Ukuran: diameter 40 cm, saringan dibuat dari kawat stainless steel.

Page 398: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

361Kriya Keramik 361

BaskomUntuk meletakkan tepung tanah liat kering. Ukuran: kapasitas 3 liter.

TimbanganUntuk menimbang kebutuhan bahan tanah liat, bahan mineral terolahyang lain dan pewarna/oksida.Ukuran: kapasitas maksimal 5 kg.

Wadah/botol tertutupUntuk menyimpan engobe yang siap pakai. Ukuran: kapasitas 2 liter.

Kain lapUntuk membersihkan tangan, danperalatan yang digunakan.

9.1.4. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

MaskerUntuk melindungi hidung dan mulut pada waktu melakukan prosespenyiapan masa gips.

Page 399: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

362 Kriya Keramik

Sarung tangan plastikUntuk melindungi tangan padawaktu melakukan proses penyiapan masa gips.

Pakaian kerjaUntuk melindungi badan pada waktumelakukan proses pembentukanbenda keramik dan penyiapan masa gips.

9.2. Bahan

Berbagai macam bahan dapat digunakan untuk membuat dekorasi benda keramik, yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan tersebut karena dapat mempengaruhi keindahan benda keramik yang dibuat. Bahan-bahantersebut diantaranya adalah:

9.2.1. Tanah Liat

Tanah liat yang digunakan berupa jenis earthenware, stoneware ataupunporselin, tetapi yang paling prinsip adalah bahwa tanah yang digunakan harus mempunyai penyusutan yang sama. Bila penyusutan tanah tersebut berbeda maka akan bermasalah ketika proses pengeringan danpembakaran dilakukan.

Page 400: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

363Kriya Keramik 363

Gambar 9.1. Tanah liat plastis dengan beberapa warna.(sumber: Melanie Jones)

9.2.2. Slip Tanah Liat

Slip merupakan tanah liat halus yang berbentuk cair/kental. Slip tanah liatyang digunakan haruslah dari jenis tanah liat yang sama, bila tidak samaakan dapat mengganggu atau mempengaruhi penampilan warna. Slip tanah liat warna untuk dekorasi benda keramik dibuat dari bahan campuran tanah lokal yang dicampur dengan pewarna, untuk menghasilkan slip warna yang terang sebaiknya menggunakan tanah liat yang agak muda atauterang/putih.

Gambar 9.2. Slip tanah liat.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 401: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

364 Kriya Keramik

9.2.3. Pewarna

Bahan pewarna digunakan untuk menimbulkan warna pada tanah liat,sebaiknya digunakan tanah liat berwarna putih agar lebih leluasa dalam memberikan warna, selain itu warna yang ditambahkan dapat munculdengan lebih jelas.

Pewarna yang dapat digunakan ada beberapa jenis. Yang utama adalah jenis pewarna oksida yang merupakan kombinasi dari oksigen dan unsur lain dalam kombinasi numerik yang berbeda, dalam oksigen hanya ada satu atom oksigen dan dua kombinasi unsur lain; dioxide mempunyai dua dua atom oksigen; trioxide mempunyai tiga atom oksigen, sampai denganpentaoxide yang mempunyai lima atom oksigen. Selain oksida ada jenis pewarna lain yaitu stain/pigmen yang merupakan bahan pewarna glasir atau tanah liat yang terbuat dari bahan-bahan oksida logam melalui prosespembakaran (proses kalsinasi) sehingga warna yang dihasilkan menjadilebih stabil.

Sebagai pembanding beberapa contoh pewarna dengan persentasepenggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9.1. Daftar pewarna oksida dan hasil bakar oksidasi

Pewarna Persentase Hasil PembakaranCobalt carbonate 0.50 % Biru sedang

Cobalt carbonate 1 % Biru tua

Cobalt oxide 0.25 % Biru sedang

Cobalt oxide 0.50 % Biru tua

Copper carbonate 2 % Hijau muda

Copper carbonate 4 % Hijau tua

Copper oxide 1 % Hijau muda

Copper oxide 2 % Hijau tua

Iron oxide 2 % Coklat kemerahan

Iron oxide 4 % Coklat muda

Iron oxide 6 % Coklat tua

Iron chromate 2 % Abu-abu muda

Iron chromate 4 % Abu-abu sedang

Manganese carbonate 2 % Ungu muda

Manganese carbonate 4 % Ungu sedang

Manganese carbonate 6 % Ungu tua

Page 402: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

365Kriya Keramik 365

Chrome oxide 1 % Hijau muda

Chrome oxide 2 % Hijau

Rutile 5 % Coklat kemerahan

Rutile 8 % Coklat kemerahan tua

Nickel oxide 2 % Abu-abu kecoklatan

Ilminite 4 % Coklat kemerahan

Ilminite 6 % Coklat kemerahan tua

Vanadium stain 4 % Kuning muda

Vanadium stain 6 % Kuning sedang

Vanadium stain 8 % Kuning tua

Tabel 9.2. Daftar kombinasi pewarna oksida dan hasil bakar oksidasi.

Pewarna Persentase Hasil PembakaranCobalt carbonate 0.50 %Iron oxide 2 %

Abu-abu kebiruan

Cobalt carbonate 0.50 %Manganese carbonate 2 %

Ungu kebiruan

Cobalt carbonate 0.50 %Copper carbonate 2 %

Biru kehijauan

Copper carbonate 2 %Iron oxide 2 %

Hijau

Copper carbonate 3 %Rutile 3 %

Hijau

Cobalt carbonate 0.50 %Rutile 3 %

Biru bercak-bercak

Cobalt carbonate 3 %Iron oxide 3 %Manganese carbonate 2.50 %

Hitam berkilau

Keterangan:Hasil pembakaran dari bahan-bahan pewarna tersebut di atas terjadi pada glasir proses pembakaran oksidasi.

Page 403: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

366 Kriya Keramik

Gambar 9.3. Pewarna oksida.(sumber: Joaquim Chavarria)

Gambar 9.4. Pewarna stain.(sumber: Joaquim Chavarria)

9.2.4. Air

Merupakan bahan penunjang untuk membasahi benda, menambahkandungan air dalam slip dan mencuci peralatan yang digunakan,penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan.

Page 404: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

367Kriya Keramik 367

Gambar 9.5. Air.(sumber:Morgen Hall)

9.3. Dekorasi Pembentukan

Pada bagian ini akan membahas dekorasi dalam proses pembentukan yang meliputi dekorasi marbling, nerikomi dan agateware.Bila ditinjau dari awalnya maka dapat dikatakan bahwa agate (ware)merupakan induk dari beberapa jenis dekorasi yang secara spesifikmempunyai nuansa yang berbeda kendati secara prinsip prosesnya sama dilakukan ketika proses pembentukan berlangsung dengan memanfaatkan perbedaan lapisan tanah warna.Pada jaman Tang di Cina teknik ini terkadang ditambah hiasan cap yang diterapkan pada cangkir, mangkok atau vas. Beberapa teknik yang kelihatan mirip dengan cara yang sama di Jepang dikenal dengan neriage yang mempunyai pola hiasan yang sangat terkontrol, di Amerika khususnyahiasan semacam ini dikenal dengan istilah “scroddled ware”.Agateware dapat dibuat dengan menggunakan cetakan dimana pola lapisan tanah yang berbeda warna menyerupai batu alam, marmer ataupun batu akik akan kelihatan lebih tampak, selain itu dapat juga dibuat dengan teknik putar yang dikenal dengan marbling body. Paul Philip menggunakan bentuk agate inlay dengan cara membuat alur pada dinding keramik yang ditoreh dan memasukkan slip kedalam torehan tersebut. Dari semua aplikasi agateyang mempunyai cara dan ciri yang khusus dalam tekniknya dapatdibedakan menjadi beberapa teknik seperti inlay, laminasi, marquetry dan neriage. Permukaan dekorasi dengan efek sama dengan agate tetapi menggunakan slip warna dikelompokkan dengan marbled ware. Neriageataupun neritage sendiri di Jepang dikenal dengan istilah nerikomi yang kemungkinan berasal dari Cina yang kemudian menjadi populer di Jepang.

Teknik nerikomi merupakan pola yang lebih menyerupai mosaik yangdiintegrasikan dari bagian atau blok lempengan tanah liat yang sudah dibuat

Page 405: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

368 Kriya Keramik

secara berlapis dan berpola. Masing-masing bagian disambung ataudilekatkan dengan menggunakan slip, pembuatannya memerlukanperencanaan/desain yang baik, ketelitian, ketekunan dan kesabaran yang tinggi. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan cetakan, pola lempengan lapisan tanah berbeda warna menjadi bentuk seperti mangkok, piring atau bentuk lain. Ketika hampir kering permukaannya perlu sedikit “dikupas” dan dihaluskan menggunakan serat sehingga pola hiasannya menjadi lebihtegas. Teknik ini juga digunakan untuk membuat perhiasan seperti anting, kalung dan sebagainya.

Ketiga jenis dekorasi yang akan kita pelajari ini pada prinsipnya tidak jauh berbeda atau mirip, hanya secara spesifik memang mempunyai proses,teknik dan tampilan yang berbeda.Beberapa hal yang perlu ditekankan dalam membuat dekorasi di atasadalah penggunaan lapisan tanah yang berbeda tetapi dengan penyusutan yang sama, sebab bila kita gunakan tanah liat dengan penyusutan yang berbeda akan menimbulkan masalah dalam pengeringan dan pembakaran.

9.3.1. Dekorasi Marbling body

Dekorasi marbling body dilakukan pada teknik pembentukan putar dengan sedikit pengulian setelah tanah yang berbeda warna disatukan, hasilnya adalah pola hiasan tanah berwarna yang lebih spontan mengikuti proses pembentukan putaran.

9.3.1.1. Alat dan Perlengkapan

• Alat putar• Butsir kawat (wire modelling tools)• Butsir kayu (wood modelling tools)• Ribbon tools• Kawat pemotong• Throwing stick• Spon• Potter rib• Jarum• Alas pembentukan• Ember• Waskom

9.3.1.2. Bahan

• Tanah liat plastis• Pewarna (oksida dan stain)

Page 406: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

369Kriya Keramik 369

9.3.1.3. Proses Pembuatan Dekorasi

Proses pembuatan dekorasi marbling body adalah sebagai berikut:

• Tahap Pengulian (kneading)

Irislah tanah berbeda warna dansusunlah secara selang seling,selanjutnya lakukan pengulian silanguntuk mencampur dua atau lebih tanah liat warna.

Lakukan pengulian dua atau beberapa tanah liat yang berbeda warnasecukupnya, misalnya dua atau tigakali seperti ditunjukkan pada bagianirisan selama pengulian.

Bila pengulian dilakukan terlalu sering dan lama maka tanah yang berbedawarna akan campur dan menyatuwarnanya, hal ini tidak menguntungkan karena teknik dekorasi marbling bodyini justru akan menonjolkan perbedaan warna tanah liat tersebut.

Page 407: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

370 Kriya Keramik

Tahap Pembentukan Benda Silindris dengan Teknik Putar

Dekorasi marbling dalam proses pembentukan dilakukan dengan teknik putar, tahapannya persis dengan pembentukan teknik putar, yaitu meliputi tahap:

1. CenteringMerupakan tahap pemusatantanah liat plastis di atas putaran dengan cara menekan tanah liat. Penekanan dilakukan denganmenggunakan kedua tangan,tangan yang satu menekan dari atas dan tangan lain menahan pada bagian samping. Lakukanproses ini dengan benarsehingga tanah liat memusattepat di tengah alat putar.

2. ConingMerupakan tahap pembentukantanah liat membentuk kerucut(cone). Caranya denganmenekan tanah liat pada bagian samping menggunakan keduatangan, setelah naik membentuk kerucut kemudian ditekan kebawah sehingga membentukseperti mangkok terbalik.

3. Opening dan raisingTahap melubangi dan menaikkan tanah liat, tangan bagian dalam menekan kearah luar, sedangkan tangan yang di luar menahansehingga tanah liat tertekan dan naik ke atas membentuk silinder.

Page 408: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

371Kriya Keramik 371

4. FormingTahap ini merupakan tahappembentukan benda keramikmenjadi bentuk yang diinginkan sesuai gambar kerja, misalnyavas, mangkok, dan lainnya.Pembentukan dilakukan dengan menggunakan kedua tangan danpada tahap ini diperlukanketerampilan tangan untukmembentuk tanah liat menjadibenda keramik.

5. FinishingTahap ini adalah tahappenyelesaian pembentukanbenda keramik, yaitu meratakan permukaan benda denganmenggunakan alat butsir,scraper, atau ribbon kemudianmenghaluskan dengan spon.

6. TrimmingSetelah bentukan benda cukup kuat untuk dipindahkan dan tidak berubah bentuk, letakkan secara terbalik di atas putaran yangsudah ditandai bagian tengahnya sesuai besar diameter benda.Kuncilah beberapa titik bendadengan tanah liat agar tidakbergerak ketika dikerjakan.

Page 409: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

372 Kriya Keramik

Tandailah ukuran kaki yang akan dibuat dengan alat yang sesuai.

Kikislah badan benda denganbutsir pita (ribbon tool) atauturning tool. Pengikisandilakukan sampai motif marblingkelihatan jelas dengan ketebalan dinding benda yang sesuai.

Gambar 9.6. Beberapa contoh benda dengan hiasan marbling body.(sumber: Tony Birk)

Page 410: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

373Kriya Keramik 373

9.3.2.Dekorasi Nerikomi

Dekorasi nerikomi dilakukan dengan membuat lempengan tanah liatberwarna yang dibuat kepingan polanya, kemudian disusun dengan pola tertentu dalam cetakan dengan cetak tekan dan masing-masing pola bagian disatukan menggunakan slip tanah liat, hasilnya menyerupai mosaik.

9.3.2.1. Alat dan perlengkapan

• Roll slab kayu• Bilah kayu• Kain terpal• Potter rib• Cetakan gips

9.3.2.2. Bahan

• Tanah liat berbeda warna• Slip tanah liat• Air

9.3.2.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Buatlah lempengan tanah liat dari masing-masing warna yang telah dipersiapkan menggunakan rollslab dan bilah kayu untukmenentukan ketebalannya.

2. Susunlah tanah liat berbedawarna secara selang-seling dan tekanlah dengan roll secaramerata agar lapisan tanah liattersebut saling menempeldengan kuat.

Page 411: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

374 Kriya Keramik

3. Potonglah lapisan tanah liatmenggunakan kawat pemotongatau pisau menjadi potonganyang dapat ditempelkan menjadi badan benda keramik yangmenarik.

4. Buatlah lempengan lain untukmembuat pola variasi lapisanyang berbeda, masing-masinglapisan diberi slip salah satuwarna agar dapat menempeldengan kuat.

5. Gulung dengan padat lapisantersebut dan potonglah menjadi lempengan silindris.

6. Tempelkan dan susun potongan tanah berlapis yang telah dibuat kedalam cetakan mangkok,masing-masing bagiandisambung dengan slip yangsesuai warnanya atau dibasahi dengen sedikit air, kemudiansambungan sedikit ditekan agar melekat kuat.

Page 412: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

375Kriya Keramik 375

7. Setelah selesai dan cukup kuat sambungan maupun bendanya, lepaskanlah dengan hati-hatibentukan mangkok daricetakannya.

8. Rapikan bagian dalam maupun luar dengan rib atau alat yang sesuai, tempelkan kakiberbentuk bulat pada bagianbawahnya.

Gambar 9.7. Bentuk mangkok dengan dekorasi nerikomi.(Sumber: Morgen Hall)

Page 413: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

376 Kriya Keramik

Gambar 9.8. Penerapan dekorasi nerikomi pada benda keramik.(sumber: Tony Birk)

9.3.3. Dekorasi Agateware

Dekorasi agateware merupakan proses dekorasi yang menggunakanlapisan tanah berbeda warna yang disatukan membentuk pola hiasanmenyerupai marmer, batu hiasan dibuat dalam proses pembentukan dengan cetakan atau putaran.

9.3.3.1. Alat dan Perlengkapan

• Roll slab kayu • Bilah kayu • Kain terpal • Cetakan gips

9.3.3.2. Bahan

• Tanah liat berbeda warna• Air

Page 414: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

377Kriya Keramik 377

9.3.3.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Buatlah lempengan tanah liatdari masing-masing warna yang telah dipersiapkanmenggunakan roll slab denganketebalan yang bervariasi,kemudian susunlah berselang-seling dan gulunglah.

2. Menguli tanah liat yang telahdisusun hingga tanah tersebutmelekat dan menyatu tanpa ada celah.

3. Bentuklah menjadi lempengandan masukkan ke dalam cetakan gips yang sudah disiapkan.

4. Potonglah sisa tanah liat yang ada diluar cetakanmenggunakan pisau.

Page 415: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

378 Kriya Keramik

5. Rapikan dan tekanlahlempengan tanah liat dalamcetakan tersebut mengikutibentuk cetakan menggunakanrib hingga bentuk mangkoktersebut sempurna mengikuticetakan.

6. Rapikan setiap bagian yangtelah selesai menggunakan ribatau alat yang sesuai.

7. Lepaskan sisi cetakan setelahbentukan cukup kering dan kuat untuk dipindahkan, rapikan juga bagian-bagian yang kurang rapi.

Gambar 9.9. Bentuk mangskok dengan hiasan teknik agate.(Sumber: Peter Cosentino)

Page 416: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

379Kriya Keramik 379

9.4. Dekorasi Tanah Liat Plastis

Benda keramik merupakan benda yang banyak dibutuhkan orang, baik perorangan ataupun kelompok, sebagai keperluan individu, peralatanrumah tangga, keperluan restoran maupun elemen estetis. Penampilanbenda keramik perlu direncanakan sejak mulai proses pembentukan hingga penerapan dekorasi/hiasannya. Dalam penerapan dekorasi pada benda keramik dapat dilakukan dengan berbagai kondisi tanah liat, seperti kondisi benda masih basah (bersamaan pada waktu pembentukan), kondisi benda setengah keras/kering, dan setelah selesai pembentukan, hal ini terkait dengan keteknikan dekorasi yang akan dikerjakan. Namun demikian perlu dipikirkan pula disain dekorasi, nilai estetis dan artistiknya.

Dalam buku ini akan membahas pembuatan dekorasi dengan penerapannya pada tanah liat plastis antara lain:• menerapkan dekorasi teknik faceting,• menerapkan dekorasi teknik combing,• menerapkan dekorasi teknik impress (efek permukaan tenggelam),• menerapkan dekorasi teknik relief (efek permukaan timbul) dengan

menggunakan cetakan,• menerapkan dekorasi relief (efek permukaan timbul) dengan cara

dibentuk langsung.

.9.4.1. Dekorasi Teknik Faceting

Faceting merupakan metode/cara merubah bentuk bulat dengan mengiris bagian dinding luar badan keramik, sehingga terbentuk benda yang bersegi atau memiliki banyak bidang (yang bervariatif). Faceting disebut juga cara memotong dinding bagian luar benda keramik setelah selesai pembentukan.

9.4.1.1. Alat dan Perlengkapan

Peralatan yang digunakan sangat bervariatif seperti bentuk pisau pemotongatau kawat pemotong. Ada pula suatu alat yang sangat populair dan mudah dibuat berupa faceting tool (cheese slicer), yang terdiri dari kawat pemotong yang dilengkapi dengan roller guide yang agak kecil. Dengan alat ini irisan tanah pada dinding luar dimungkinkan dengan ketebalan relatif sama.

Umumnya dalam pengirisan dinding luar badan keramik dimulai mengiris dari atas turun kebawah (vertikal). Hasil dari teknik ini berupa bentuk facetyang teratur dan tidak teratur (acak).Produk yang di hias biasanya benda keramik berbentuk silidris dengan teknik putar.

Page 417: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

380 Kriya Keramik

Peralatan:

• Kawat pemotong (wire cutting)• Pisau (knife)• Faceting tool/cheese slicer • Banding wheel• Papan landasan

9.4.1.2. Bahan

• Tanah liat plastis jenis earthenware, stoneware, atau porselin• Benda keramik hasil putaran yang masih basah

9.4.1.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Irislah bagian luar benda keramikmulai dari atas kebawahmenggunakan kawat pemotong,faceting tool, atau pisau.

2. Lakukan pengirisan secaramelingkar/menyeluruh padabagian luar benda.

Page 418: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

381Kriya Keramik 381

3. Rapikan pada bagian bawahbenda dengan menggunakanpisau.

Gambar 9.10. Contoh dekorasi faceting.(sumber: Peter Cosentino)

TugasMembuat dekorasi clay body plastis (faceting)• Siapkkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Siapkan benda keramik dalam kondisi plastis• Lakukan pembuatan dekorasi faceting• Rapikan benda keramik, dan angin-anginkan• Bersihkan ruang dan peralatan

Page 419: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

382 Kriya Keramik

9.4.2. Dekorasi Teknik Combing

Istilah comb berarti sisir atau sikat. Dalam kenteks ini comb berarti suatu alat yang digunakan untuk menyisir (lebih tepat menggores) permukaan benda keramik yang telah dilapisi slip warna. Hasil goresan tersebut merupa jejak garis yang berjajar, membentuk suatu ritme yang terstruktur atau tidak terstruktur. Sebagai efek permukaan benda berupa tekstur, kadang jejak goresan combing digunakan untuk membubuhkan pengisi (filler) pada goresan, hal ini juga dapat disebut cara menghias dengan sederhana.

Gambar 9.11. Contoh dekorasi combing.(sumber: Peter Cosentino)

Peralatan untuk ini berupa sebuah sisir yang tyerbuat dari kayu, pada combjumlah gigi yang digunakan 2-5 atau paling banyak 10 gigi untuk membuat garis pararel. Baik garis lurus, garis sudut, garis lengkung dan garis zig-zagdengan slip basah dibubuhkan pada bagian permukaan benda. Denganmenggunakan alat comb atau tanpa alat, yaitu menggunakan 2-3 jari tangan akan menampakkan hasil jejak goresan yang spontan, pararel dan teratur. Dengan cara ini efek yang timbul berupa warna asli benda akan tampak.

Beberapa peralatan untuk comb dapat dibuat dari kayu, sisir plastik, mata gergaji ataupun gigi garpu.

9.4.2.1. Alat

• Comb dari kayu• Mata gergaji • Gigi garpu

Page 420: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

383Kriya Keramik 383

9.4.2.2. Bahan

• Slip Tanah liat• Pewarna• Benda keramik dalam kondisi masih basah (berbentuk lempeng)• Air secukupnya sesuai kebutuhan

9.4.2.3. Proses Pembuatan Dekorasi

Tuangkan slip warna padapermukaan benda secara merata.Kemudian goreslah dengan alatsecara spontan pada permukaanbenda

9.4.2.4. Dekorasi Teknik Combing yang Lain

Selain teknik dekorasi combing ada teknik dekorasi lain yang hampir sama yaitu teknik feather (efek yang tampak seperti bulu) dan marble (sepertimarmer). Dekorasi ini sangat populer di Inggris dan Amerika pada abad 18 dan 19. Teknik feathering, combing dan marbling diperlukan slip warna tanah liat yang dituangkan pada benda keramik yang berbentuk datar atau flat pada saat kondisi benda masih basah, seperti cawan, piring dan bentuk cekung (mangkok). Penerapan slip warna harus tipis tetapi merata. Teknik marbling permukaan benda banyak didominasi hasil dengan gaya putaran (goyangan) slip pada permukaan benda keramik yang dilakukan dengan cepat dan segera dituang balik sehingga terbetuk motif-motif tidak terstruktur.

Teknik marbling dilakukan dengan proses sebagai berikut:Tuang sedikit slip warna tanah liat pada permukaan benda yang akan di dekorasi, kemudian tuang slip warna tanah liat lain pada permukaan benda yang sama, selanjutnya goyangkan/putar agak cepat kemudian tuang balik pada tempat yang telah disiapkan.Bahan marbling body dibuat sebelum proses pembentukan, yaitu pada waktu pengulian. Bahan untuk teknik ini berupa dua atau lebih tanah liat warna tetapi yang jenis tanah liatnya sama. Proses pengulian ini dilakukan

Page 421: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

384 Kriya Keramik

tetapi tidak sampai rata atau homogen. Hasil dari teknik marbling body dapat dibuat benda dengan teknik putar atau teknik cetak padat.

Gambar 9.12. Piring dengan dekorasi marbling.(sumber: Peter Cosentino)

TugasMembuat dekorasi clay body plastis (combing)• Siapkkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Siapkan benda keramik dalam kondisi plastis• Lakukan pembuatan dekorasi combing• Rapikan benda keramik, dan angin-anginkan• Bersihkan ruang dan peralatan

9.4.3. Dekorasi Teknik Feathering

Proses Pembuatan Dekorasi1. Tuangkan slip warna

menggunakan trailer diatasbenda keramik yang telahdilapisi warna.

Page 422: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

385Kriya Keramik 385

2. Tuangkan slip warna lainmenggunakan trailer diatasbenda keramik yang telahdilapisi warna.

3. Tariklah garis lurus denganberlawanan arah menggunakanjarum.

9.4.4. Dekorasi Teknik Marbling (permukaan)

Proses Pembuatan Dekorasi

1. Siapkan benda keramikberbentuk piring dalam kondisibasah.

2. Tuang slip warna merah padaarea yang akan dihias, tuangkan lagi warna lain, misalnya warna putih.

Page 423: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

386 Kriya Keramik

3. Goyangkan secara cepat.

4. Tuang balik, pada wadah yang telah disiapkan.

5. Rapikan pada bagian pinggirbenda menggunakan sponbasah.

9.4.5. Dekorasi Teknik Impressing

Impressing techniques decoration, merupakan dekorasi yang aplikasinya menggunakan alat bantu yang sebaiknya dilakukan pada saat kondisi benda keramik yang masih basah. Peralatan bantu yang biasa digunakan berupa alat cetak (cap) dari gips atau kayu, namun media karet juga dapatdipergunakan sebagai alat bantu yang telah dibuat motif. Perlu diingatbahwa hasil pencetakan dengan alat bantu (cetak) tersebut menghasilkan motif yang terbalik dengan motif pada cetakannya.Pola yang ditampilkan sangat beragam bentuknya, misalnya bentukgeometris, organis, bentuk-bentuk figuratif dan lainnya yang dapatdiciptakan/dibuat sendiri, hasilnya akan meninggalkan jejak yang berulang-ulang.

Page 424: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

387Kriya Keramik 387

Sebagai referensi untuk menghasilkan kesan motif yang ditinggalkan dapat ditampilkan selain alat bantu (cap) tersebut diatas, dapat pula dari bentuk permukaan baut, tutup spidol, bentuk daun yang memiliki tekstur timbul yang dapat digali dari bentuk-bentuk alam.Teknik cap dipergunakan apabila kita menginginkan suatu hiasan atau motif yang seragam. Karena demikian mudahnya memberi cap pada badankeramik, maka harus dihindari pemberian motif yang berlebihan danmemadati badan keramik itu sendiri, sehingga dapat mengurangikeindahannya.

Gambar 9.13. Contoh motif impress pada produk.(sumber: Peter Cosentino)

6.4.5.1. Alat dan perlengkapan

• Rolled decoration tools• Cap

Gambar 9.14. Contoh berbagai alat cap, bermotif organisyang dibuat dari gips.(sumber: Robert Fournier)

Page 425: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

388 Kriya Keramik

9.4.5.1. Bahan:

• Benda keramik dalam kondisi masih basah

9.4.5.1. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Lakukan penghiasan dengan cara menekan motif alat cetak padadinding benda keramik atau tile sesuai rancangan disain yang dibuat.

2. Lakukan penghiasan dengancara menekan alat dekorasicetak yang berupa rol decoration kemudian diputar dengan hati-hati.

TugasMembuat dekorasi clay body plastis (impressing)• Siapkkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Siapkan benda keramik dalam kondisi plastis• Lakukan pembuatan dekorasi impressing• Rapikan benda keramik, dan angin-anginkan• Bersihkan ruang dan peralatan

Page 426: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

389Kriya Keramik 389

9.4.6. Dekorasi Teknik Relief

Relief merupakan efek hiasan timbul yang dapat ditampilkan dari hasilcetakan atau langsung dibuat diatas permukaan benda keramik. Dekorasi relief yang langsung dibuat diatas benda keramik pada dasarnya dilakukan dengan mengurangi atau menambahkan tanah liat padaobyeknya. Dari teknik ini dapat ditampilkan berbagai obyek yang bervariatif seperti: relief ceritera, motif geometris dan sebagainya.

Teknik ini dilakukan pada benda keramik yang masih basah agar dapatmenempel dengan kuat. Benda keramik yang dapat didekorasi denganteknik ini berupa vas bunga, piring hias, canister, tile dan lain sebagainya.

Gambar 9.15. Contoh dekorasi relief.

9.4.6.1. Alat dan Perlengkapan

• Wire modeling tools set• Kuas

9.4.6.2. Bahan:

• Benda kerja dalam kondisi masih basah (berbentuk silndris atau datar)

Page 427: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

390 Kriya Keramik

9.4.6.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Buatlah lempengan tanah liatdan buatlah pula bagian-bagiandekorasi yang akan ditempel.

2. Potonglah lempengan tanah liat, kemudian pasanglah komponen obyek pada lempengan tanah.

3. Lakukan penyelesaian akhirdengan merapikan bagian tepiobyek.

4. Produk relief yang telah diselesai dibuat.

Page 428: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

391Kriya Keramik 391

TugasMembuat dekorasi clay body plastis (relief)• Siapkkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Siapkan benda keramik dalam kondisi plastis• Siapkan gambar relief yang akan dibuat • Lakukan pembuatan dekorasi relief• Rapikan benda keramik, dan angin-anginkan• Bersihkan ruang dan peralatan

9.5.Dekorasi Badan Tanah Liat Leather Hard

9.5.1. Dekorasi Teknik Sqraffito

Dekorasi teknik sgrafitto dilakukan pada saat kondisi benda keramik masih dalam kondisi setengah kering (leather hard). Slip tanah liat yang digunakan untuk melapisi benda keramik sebaiknya berbeda dengan warna tanah liat yang digunakan untuk membuat benda keramiknya, hal ini dilakukan agar dekorasi yang dihasilkan dapat muncul stelah benda keramik digores atau ditoreh.

Gambar 9.16. Guci dengan dekorasi sgrafitto.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 429: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

392 Kriya Keramik

9.5.1.1. Alat dan Perlengkapan

• Banding wheel• Kuas• Butsir• Fork sqraffito tool/sendok porok

9.5.1.2. Bahan

• Slip tanah warna/engobe• Benda kerja• Gambar/rancangan hiasan

9.5.1.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Letakkan benda keramik yang akan dihias di atas alat putar (bandingwheel). Lapisi permukaan badankeramik dengan slip tanah warna secara merata menggunakan kuas.

2. Buatlah hiasan pada bendakeramik dengan benda tajamsecara tipis, sesuai denganrancangan hiasan. Gores atautoreh hiasan yang dibuat dengan menggunakan jarum atau butsirkawat ataupun sendok porok atau menggunakan garis-garis spontan pada badan benda secaralangsung menggunakan sendokporok ataupun sisir.

9.5.2. Dekorasi Teknik Toreh Lapis (Inlay)

Untuk mendapatkan benda keramik yang artistik, dapat dilakukan dengan memberi hiasan pada benda tesebut dengan berbagai teknik, salah satunya adalah teknik toreh lapis (inlay.)

Page 430: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

393Kriya Keramik 393

9.5.2.1. Alat dan Perlengkapan

• Alat putar untuk dokorasi/banding wheel• Butir kawat dan butir kayu• Scraper dari karet, plastik atau aluminium• Mangkok plastik• Pahat ukir kecil

9.5.2.2. Bahan

• Tanah liat warna dalam keadaan plastis• Benda keramik dalam kondisi setengah kering (lembab)• Rancangan hiasan

9.5.2.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Letakkan benda keramik di atas banding wheel dan buatlahrancangan hiasan padapermukaan benda keramikmenggunakan pensil.

2. Goreslah hingga berbentukcelah pada bagian rancanganhiasan menggunakan butsirkawat atau pahat ukir.

Page 431: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

394 Kriya Keramik

3. Buatlah pilinan tanah liat dengan ukuran Ø 0,4 cm dari beberapa tanah liat warna yang telahdisiapkan. Tempelkan pilinantanah liat warna ke dalamgoresan atau celah dan tekandengan ttangan.

4. Tekan pilinan tersebutmenggunakan butsir kayu agar melekat dengan kuat padapermukaan badan bendakeramik.

5. Retakan permukaan bendakeramik tersebut menggunakan scraper hingga menampakkanhiasan inlay.

6. Angin-anginkan permukaanbenda keramik tersebut hingga kering. Setelah kering, bakarlah permukaan benda keramiktersebut hingga kering.

Page 432: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

395Kriya Keramik 395

9.5.3. Dekorasi Teknik Engobe

9.5.3.1. Pengertian Engobe

Engobe merupakan salah satu teknik dekorasi pada benda keramik yang dilakukan dengan cara melapisi permukaan badan keramik dengan sliptanah warna. Menurut James Chappell (1991:141), engobe pada dasarnya berupa cairan atau slip yang dituangkan di atas tanah untuk dekorasi.Engobe terdiri dari campuran metalik oxide dan tanah liat yang sejenis.Teknik engobe merupakan cara paling sederhana untuk mewarna sekaligus mendekorasi permukaan benda keramik yang belum dibakar.

9.5.3.2. Persyaratan Engobe

1. Menutup badan benda keramik dengan baik.2. Engobe melekat erat pada permukaan benda keramik selama proses

penyusutan, yaitu pada saat pengeringan dan pembakaran.3. Engobe mengeras pada suhu pembakaran yang sama dengan suhu

pembakaran badan keramik (biscuit).4. Engobe tidak larut atau mengelupas di bawah lapisan glasir yang

menutupinya,

9.5.3.3. Jenis dan Komposisi Bahan untuk Engobe

Secara garis besar bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat engobeantara lain:

1. Tanah liat, merupakan bahan utama untuk pewarna alami seperti kaolin,ballclay.

2. Feldspar, sebagai penurun titik lebur (flux).3. Kwarsa, sebagai pengisi/filler.4. Borax, sebagai pengeras yang membuat lapisan engobe lebih kuat,

keras dan tidak mudah terhapus sebelum dibakar.5. Zirconium (ZrO2) dan titanium (TiO2), sebagai bahan penutup (opacifer)

khusus untuk engobe warna putih, atau berwarna terang, karena engobeberwarna gelap sudah cukup menutup.

6. Oxidesi-oxidesi atau glaze-stained, sebagai pewarna/colorants.

Untuk membuat engobe sebaiknya menggunakan tanah liat berwarnaterang, jangan terlalu tua.

Berikut adalah beberapa alternatif dalam memilih komposisi bahan engobeyang sesuai untuk beberapa macam suhu.

Page 433: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

396 Kriya Keramik

Komposisi bahan

Tabel 9.3. Komposisi bahan engobe.

Cone 08-1 Cone 1-6 Cone 6-11Kondisi benda pada engobe

No. Bahan

Bas

ah

Ker

ing

Bis

kuit

Bas

ah

Ker

ing

Bis

kuit

Bas

ah

Ker

ing

Bis

kuit

1. Kaolin 25 15 5 20 15 5 20 15 52. Ballclay 25 15 15 25 15 15 25 15 153. Calcined kaolin - 20 20 - 20 20 - 20 20

4. Nepheline syenite 15 15 15 20 10 15 - - 105. Feldspar - - - - 5 5 25 20 206. Talk 5 5 15 5 5 10 - - -

7. Kwarsa 20 20 20 20 20 20 20 20 208. Zirzopax 5 5 5 5 5 5 5 5 59. Borox 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Oxide dan campuran pewarna untuk engobe glasir

Tabel 9.4. Pewarna untuk engobe.

No. Bahan Oxide % Warna yang dihasilkan

1. Iron oxide 2 Sawo matang muda2. Iron oxide 4 Coklat3. Iron cromate 1 Abu-abu muda4. Iron cromate 2 Abu-abu sedang5. Cobalt oxide 1 Biru sedang6. Cobalt oxide 1 Biru abu-abu7. Cabalt oxide 2 Biru tua8. Cupper oxide 3 Hijau sedang9. Manganese 6 Coklat ungu10. Granular manganese 6 Coklat krem muda11. Iron oxide 3 Hitam12. Cobalt oxide 2 Hitam13. Manganese 2 Hitam

Page 434: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

397Kriya Keramik 397

9.5.3.4. Alat dan Perlengkapan

• Palu kayu• Saringan,• Wadah/baskom• Timbangan• Ballmill• Porselin jar• Wadah/botol tertutup

9.5.3.4. Bahan

• Kaolin• Ballclay• Nephsy• Talk• Kwarsa• Zircopax• Borox

9.5.3.5. Cara Membuat Engobe

1. Tumbuklah tanah liat yang telah kering dengan palu kayu (biladalam jumlah besar) danmenggunakan mortar (dalamjumlah sedikit).

2. Timbang bahan-bahan engobedan pewarna sesuai kebutuhan, kemudian taruhlah pada tempat yang berbeda. Giling bahan-bahan engobe yang telahdicampur air denganmenggunakan ballmill selama ± 30-45 menit.

Page 435: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

398 Kriya Keramik

3. Saring adonan engobemenggunakan saringan mesh80-100.

7. Periksa adonan engobe yangtelah disaring untuk mengetahui kekentalan slip. Bila cukup,simpan pada stoples plastik, dan siap untuk digunakan. Bila terlalu kental, tambahkan air danaduklah secara meratamenggunakan pengaduk. Bilaterlalu cair, endapkan semalam (1 hari) agar kelebihan air dapat dibuang sedikit demi sedikit.

9.5.4. Dekorasi Teknik Ukir (Carving)

Istilah mengukir atau carving amat sukar untuk memisahkan mengukir danmenggores dengan ukiran yang berbentuk goresan lengkung. Dan dalamhal menghias keramik menurut sejarah hiasan dengan ukiran jarang di buat dibandingkan dengan semua keteknikan menghias lainnya. Teknik dekorasi ini dilakukan langsung pada benda keramik dengan kondisi setengah kering dan sebaiknya menggunakan rancangan gambar diatas permukaan badan. Tidak ada ketentuan seberapa dalam membuat cekungan ukiran, namun sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan desainnya. Mengukirsebagai penampilan keindahan keramik dengan motif-motif yang sesuai juga lebih harmoni , jika dapat menempatkan pola dengan bentuk bendakeramiknya. Jika dalam menghias perlu ditambahkan tanah, dapatmenggunakan tanah liat yang sejenis dan dalam kondisi yang sama. Sebagai pembuat keramik atau seniman keramik tentu lebih berhati-hatidalan menentukan hiasan apa yang sebaiknya di tampilkan. Suatu tampilan goresan ukiran tidak sepenuhnya di bubuhkan pada badan keramik. Namun hal ini tentu ada pertimbangan estetis, artistik dan keseimbangan dari sudut penampilan secara total (keseluruhan) . Hasil akhir dalam teknik mengukir dapat dilakukan dengan melapisi larutan engobe, stain atau dapat dilapisi dengan glasir pada bidang-bidang tertentu, kemudian dibakar padatemperatur yang sesuai.

Page 436: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

399Kriya Keramik 399

9.5.4.1. Alat

• Butsir• Kuas sedang ukuran 1/2 dim• Pensil

9.5.4.2. Bahan• Benda kerja agak basah• Glasir• Pewarna atau stain• Oxide

9.5.4.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Buatlah motif diatas permukaan benda kerja dengan goresanmenggunakan pensil ataubenda tajam lainnya.

2. Keruklah jejak pola tersebutmenggunakan alat pengukir,lakukan hingga selesai.

3. Bersihkan sisa-sisa tanahmenggunakan kuas, kemudian keringan dengan cara diangin-anginkan, kemudian dibakarbiskuit.

Page 437: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

400 Kriya Keramik

4. Glasirlah biskuit dengan teknik semprot menggunakan alatpenyemprot.

5. Tambahkan dekorasi padapermukaan benda denganpewarna, lakukan dengan cara melukis diatas permukaanbenda berglasir.

6. Hasil akhir produk keramikdengan hiasan ukir yangdilapisi glasir.

TugasMembuat dekorasi teknik ukir (carving)• Siapkkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Siapkan benda keramik dalam kondisi setengah kering (leather hard)• Siapkan motif dekorasi teknik ukir• Lakukan pembuatan dekorasi teknik ukir• Rapikan benda keramik, dan angin-anginkan• Bersihkan ruang dan peralatan

Page 438: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

401Kriya Keramik 401

9.5.5. Teknik Dekorasi Tembus (Piercing)

Merupakan salah satu teknik menghias dengan cara menembus permukaan badan tanah liat. Dengan pisau fettling adalah suatu alat yang baik untuk proses ini, sebab ujung pisau yang sempit akan memberi kemudahan untuk menembus permukaan. Jika pisau tidak memotong dengan mudah untuk menembus kedalam tanah liat, maka badan keramik akan retak. Pola hias yang mudah diterapkan adalah bentuk geometris, yang ditampilkan secara berulang atau selang-seling. Hal yang penting didalam teknik ini berupa merapikan hiasan setelah selesai dikerjakan. Kemudian juga caramemperlambat pengeringan setelah selesai menghias, agar di bagian tertentu tidak terjadi keretakan.

9.5.5.1. Alat

• Pisau• Pipa pelobang

9.5.5.2. Bahan

• Benda kerja agak basah

9.5.5.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Buatlah motif diatas permukaan benda kerja dengan jejak pipa logam.

2. Tusuklah tepat pada motifsecara konstan menggunakann pisau atau pipa pelobang,lakukan hingga selesai. Rapikan, kemudian keringan dengan caradiangin-anginkan.

Page 439: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

402 Kriya Keramik

3. Produk dekorasi dengan teknik piercing.

TugasMembuat dekorasi teknik terawang (piercing)• Siapkkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Siapkan benda keramik dalam kondisi setengah kering (leather hard)• Siapkan motif dekorasi teknikterawang• Lakukan pembuatan dekorasi teknik terawang • Rapikan benda keramik, dan angin-anginkan• Bersihkan ruang dan peralatan

9.5.6. Teknik Mengkilapkan (Burnishing)

Teknik dekorasi ini adalah suatu metoda menghias dengan caramengkilpkan permukaan dengan cara mengosok hingga berkilauan. Teknik ini telah digunakan oleh „craftmanship“ diseluruh dunia, terutama di Roma dan Eropa barat pada masa lampau. Prosedur ini dilakukan pada kondisi tanah setengah kering atau agak basah., sehingga dapat digosok lebih dari satu kali.Yang perlu diperhatikan saat menggosok adalah berhati-hati agar tidak merusak permukaan benda keramik atau pecah. Setelah selesaikemudian dibiarkan kering, dan dilakukan pembakaran. Peralatansederhana yang digunakan berupa batu halus, punggung sendok, atau suatu potongan pipa logam dapat digunakan untuk menggosok permukaan .Produk yang lakukan di finishing dengan burnish biasanya dibakar biskuit tidak lebih dari temperatur di atas C 06. Jika itu terjadi permukaan akankusam dan tidak kemilau. Kerugian pada teknik gosok tidak dapat dilapisi dengan glasir, karena seluruh pori-pori tertutup, licin dan mengkilap.

Page 440: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

403Kriya Keramik 403

9.5.6.1. Alat

• Batu halus, sendok dan atau pipa logam

9.5.6.2. Bahan

• Benda kerja agak setengah kering

9.5.6.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Gosoklah terus meneruspermukaan benda keramiksecara berulang-ulangmenggunakan alat penggosokhingga permukaan terlihat licin, kilap dan halus-, lakukan hingga selesai.

2. Hasil akhir produk keramikdengan hiasan gosok(mengkilapkan).

TugasMembuat dekorasi teknik gosok (burnishing)• Siapkkan tempat, peralatan, dan bahan• Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja• Siapkan benda keramik dalam kondisi setengah kering (leather hard)• Lakukan pembuatan dekorasi teknik gosok• Rapikan benda keramik, dan angin-anginkan• Bersihkan ruang dan peralatan

Page 441: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

404 Kriya Keramik

9.5.7. Dekorasi Teknik Embossing

Dekorasi dengan teknik ini termasuk dekorassi impressed decorationstamping dan beating. Stamping atau cap dapat digunakan untukmengembangkan hiasan timbul. Stamping dan embossing memilikiperbedaan kecil, dalam embossing merupakan tanah liat yang ditempelkan pada permukaan badan benda setengan kering dengan mengolesi lumpur tanah sebagai bakal motif, kemudian bakal motif tersebut ditekanmenggunakan pellet (butir cetakan dari gips). Sedang pada teknikstamping motif hias langsung ditekan pada permukaan badan keramik.Dalam menghias dekorasi dengan teknik ini tergantung tanah liatnya, sebabada tanah liat yang tidak dapat melekat/menempel pada badan keramik. Diperlukan ketelitian dalam memilih tanah liat untuk menempelkan bakalan motif. Motif dekorasi ini bisa dilakukan dengan motif tertentu atau khusus,tetapi caranya bisa dilakukan dengan bebas, satu demi satu atau berulang-ulang dengan alat yang dirancang khusus berupa pellet dengan replika. Dengan membubuhkan slip ke permukaan badan dan kemudianmenekannya dengan alat tersebut, akan meninggalkan jejak yang bisa di lihat kenampakan hasil dari replikanya. Untuk menampilkan hiasan yang menarik diperlukan pengorganisasian yang baik antara bentuk benda, motif, komposisi / penempatan hiasan dan keseimbangan.

9.5.7.1. Alat

• Cetakan dari gips (pellet)• Slip trailer dan atau plastik bungkus

9.5.7.2. Bahan

• Benda kerja agak basah• Pewarna/stain• Glasir

9.5.7.3. Proses pembuatan dekorasi

1. Bubuhkan slip pada permukaan benda sesuai motif yangdiinginkan.

Page 442: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

405Kriya Keramik 405

2. Tekanlah bubuhan slip tersebut menggunakan cetakan gips(pellet) sesuai bentuk yang telah dirancang., lakukan hinggaselesai.

3. Berilah warna pada motifmenggunakan pewarna atauglasir .

Gambar 9.17. Produk keramik dengan hiasan embossing.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 443: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

406 Kriya Keramik

9.6. Dekorasi Glasir

9.6.1. Dekorasi Underglaze

Dekorasi underglaze biasanya dilakukan pada permukaan benda keramik mentah (greenware) atau biskuit dengan menggunakan oksida pewarna atau stain kemudian ditutup dengan glasir transparan dan di bakar, sehingga dekorasinya di bawah glasir transparan. Oksida logam atau pewarna yang dipakai adalah : oksida besi (Fe), cobalt (co), tembaga (cu), Chrom (cr) dan lain sebagainya, sedangkan pewarna atau stain biasanya warna-warnacerah seperti merah, biru muda, hijau, hitam, coklat, ungu, kuning, putih dansebagainya. Pewarna tersebut merupakan campuran oksida logam dan fluks dan bahan tahan api. Oksida pewarna tersebut mengandung sejumlahkecil glasir, sebagai fluks yang mengikatnya kedalam benda keramik dan menyatu dengan glasir diatasnya. Pewarna untuk underglaze padaumumnya tersedia dalam kemasan siap pakai dalam bentuk slip,crayon/pastel dan bubuk. Penerapan glasir transparan tidak boleh terlalu tebal, agar kecemerlangan warna tetap akan kelihatan. Pewarna dibuat untuk tahan terhadap suhu-suhu tertentu dan lebih stabil.Hasil akhir goresan dengan pensil atau krayon akan tampak lebih baik jika digoreskan diatas biskuit, karena permukaan keramik sudah keras sehinggapensil lebih mudah untuk meninggalkan jejak goresan warna dan juga lebih kuat. Sedangkan pewarna underglaze dengan stain dapat diaplikasikan dalam badan masih basah atau ataupun greenware kemudian dilapisiengobe, maupun dapat pula diaplikasikan pada benda biskuit. Untuk hasil yang baik badan tanah liat harus warna putih arau terang, jika badan tanah liat berwarna gelap perlu dilapisi/ditutup dengan warna terang, agar hasil warna lebih kuat.

9.6.1.1. Alat

• Kuas• Mangkuk kecil• Spraygun• Spraybooth• Tungku• Banding wheel• Spon

9.6.1.2. Bahan

• Benda keramik basah, keramik mentah (green ware) atau biskuit• Pewarna/stain• Glasir transparan

Page 444: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

407Kriya Keramik 407

9.6.1.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Buatlah rancangan gambardiatas benda biskuitmenggunakan pensil.

2. Bubuhkan pewarna padapermukaan benda sesuai motif yang telah dirancang.

3. Lapisi badan keramik denganglasir transparan hinggamerata.

4. Hapuslah glasir bagianbawah/kaki, menggunakan spon basah, selanjutnya susunlahdalam tungku dan dibakar.

Page 445: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

408 Kriya Keramik

5. Hasil akhir produk keramik dengan hiasan underglaze .

9.6.2. Dekorasi Over Glaze

Dekorasi yang dilakukan pada permukaan benda keramik yang sudahberglasir dasar kemudian dibakar kembali pada suhu yang lebih rendah dari pada glasir dasar sehingga dekorasinya akan berada diatas glasir dasar,contohnya enameling

Enameling atau pewarna enamel merupakan pigmen overglaze dengantemperatur antara 6900C–8500C yang siap diaplikasikan pada permukaan benda keramik berglasir yang telah dibakar lagi. Sehingga membutuhkan pembakaran ketiga untuk melebur dan menentukan warna enamel.Suhu pembakaran enamel lebih rendah dari pada suhu glasir sehingga glasir tidak terganggu selama meleburnya warna overglaze kedalam glasir. Pewarna yang dipergunakan merupakan oksida pewarna yang telah di fritatau dimurnikan dan digiling sangat halus, sehingga akan cepat melebur dan hasilnya lembut. Dekorasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan kuas, semprot atau memberikan bubuk pada permukaan yang telah diberi lapisan tipis medium berupa minyak dan vernis atau airpun dapat juga digunakan sebagai media. Karena bahan overglaze sangat pekat dan cepat mengeras, untuk membersihkan peralatan diperlukan tiner .

9.6.2.1. Alat

• Kuas kecil• Lembaran kaca • Pisau palet• Tungku• Kain lap

Page 446: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

409Kriya Keramik 409

9.6.2.2. Bahan

• Benda keramik berglasir • Pewarna overglaze• Medium (oil atau water based)• Tinner (pencuci peralatan)

9.6.2.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Buatlah rancangan gambardiatas keramik berglasirmenggunakan pensil atau alattulis lain.

2. Siapkan beberapa adonanpewarna dengan medium oilbased secukupnya.

3. Warnailah gambar tersebutdengan adonan pewarna yangtelah dicampur dengan medium pada permukaan benda keramik berglasir, lakukan hinggagambar selesai.

Page 447: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

410 Kriya Keramik

4. Hasil akhir produk keramikdengan hiasan overglaze, yang telah dibakar pada temperatur7500C

9.6.3. Dekorasi Inglaze

Dekorasi yang dilakukan pada benda keramik berglasir tetapi belun dibakar, kemudian dibakar secara bersama sehingga dekorasi dan glasir akanmenyatu. Jenis dekorasi ini disebut Majolica. Dekorasi majolica secarakhusus menggambarkan dekorasi earthenware dengan dekorasi gambarglasir berwarna atau frit diatas glasir putih timah yang buram.

Dalam arti umum segala dekorasi dengan oksida logam, pewarna yang telah difrit (dibakar) atau glasir yang digunakan diatas permukaan glasir mentah akan menyatu selama pembakaran, sehingga disebut juga dekorasi didalam glasir atau inglaze, karena menyatu kedalam glasir selama prosespemabakaran.

Inglaze merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkanpemberian pigmen warna pada glasir mentah yang belum dibakar, Pada saat pembakaran pigmen warna akan meresap kedalam glasir sehingga akan menghasilkan efek tertentu. Dekorasi majolica memiliki penampilan yang berwarna-warni dan memiliki pinggiran yang kabur dan lembutsebagai akibat kecenderungan glasir yang sedikit lari. Glasir yang cocok untuk majolica adalah glasir opaque, biasanya berwarna putih terang, dan tidak lari atau mengalir dalam pembakaran. Glasir berwarna yang digunakan untuk dekorasi dapat dibuat dari glasir dasar yang sama sebagai latarbelakangnya atau glasir lain yang telah diuji dan tidak mengulung ketika diaplikasikan diatas glasir dasar. Oksida–oksida pewarna dapatditambahkan pada glasir dasar untuk memberikan nuansa warna yangdiinginkan. Aplikasi dapat digunakan dengan menggunakan kuas, trailer,semprot, celup atau cap (dengan spon). Glasir dasar dalam keadaanmentah sangat kering, menyerap dan berbentuk seperti bubuk sehingga mudah mengelupas, untuk mengatasinya pada glasir dasar dapatditambahkan gula atau sirup yang selama pengeringan akan membentuk kerak yang melekat kuat pada permukaan benda keramik atau dapatmemberi lapisan tipis larutan gum arab yang disemprotkan pada permukaan

Page 448: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

411Kriya Keramik 411

glasir. Perkembangan terakhir dengan menggunakan emulsi didalam glasir dasar yang akan menyebabkan glasir menjadi kering seperti cat tembok.

9.6.3.1. Alat

• Kuas kecil• Banding wheel• Spraygun• Spraybooth• Baskom• Spon• Tungku

9.6.3.2. Bahan

• Keramik biskuit• Oxide logam atau pewarna• Glasir opaque

9.6.3.3. Proses Pembuatan Dekorasi

1. Bersihkan benda keramik biskuitdengan air bersih.

2. Glasirlah benda keramik dengan glasir opaque hingga meratakeseluruh permukaan badanbenda keramik dengan teknik semprot, tuang, atau celup.

Page 449: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

412 Kriya Keramik

3. Bubuhkan oxide atau pewarnadiatas glasir opaque. Hasil akhir produk keramik dengan hiasaninglaze yang telah dibakar.

Gambar 9.18. Bootol keramik dengan dekorasi inglaze (sumber: Koleksi studio keramik)

Page 450: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

413Kriya Keramik 413

10.1. Pengertian Glasir

Glasir merupakan material yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan silikat dimana bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan melebur dan membentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekatmenjadi satu pada permukaan badan keramik.

Glasir merupakan kombinasi yang seimbang dari satu atau lebih oksidabasa (fux), oksida asam (silika), dan oksida netral (alumina), ketiga bahan tersebut merupakan bahan utama pembentuk glasir yang dapat disusun dengan berbagai kompoisisi untuk suhu kematangan glasir yangdikehendaki.

Dalam pengertian yang sederhana untuk membuat glasir diperlukan tiga bahan utama, yaitu:

• Silika: berfungsi sebagai unsur penggelas (pembentuk kaca)Silika (SiO2) juga disebut flint atau kwarsa yang akan membentuklapisan gelas bila mencair dan kemudian membeku. Silika murniberbentuk menyerupai kristal, dimana apabila berdiri sendiri titik leburnya sangat tinggi antara yaitu 16100C-17100C.

• Alumina: berfungsi sebagai unsur pengeras Al2O3 yang digunakan untuk menambah kekentalan lapisan glasir,membantu membentuk lapisan glasir yang lebih kuat dan keras serta memberikan kestabilan pada benda keramik. Yang membedakan glasir dengan kaca/gelas adalah kandungan alumina yang tinggi.

• Flux: berfungsi sebagai unsur pelebur (peleleh)

Digunakan untuk menurunkan suhu lebur bahan-bahan glasir. Fluxdalam bentuk oksida atau karbonat yang sering dipakai adalah;timbal/lead, boraks, sodium/natrium, potassium/kalium, lithium, kalsium,magnesium, barium, strontium, bersama-sama dengan oksida logamseperti: besi/iron, tembaga, cobalt, mangaan, chrom, nickel, tin,seng/zinc, dan titanium akan memberikan warna pada glasir, jugadengan bahan yang mengandung lebih sedikit oksida seperti: antimoni,vanadium, selenium, emas, cadmium, uranium.

10. GLASIR

Page 451: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 414

Dua jenis fux yang umum digunakan pada glasir bakaran rendah yaitu:

• Lead oksida: lead carbonat, red lead, galena, litharge.• Campuran alkaline: borax, asam borat, colemanite, soda ash, lithium

karbonat, sodium karbonat.

Sedangkan flux untuk glasir bakaran tinggi yaitu: kalsium karbonat(whiting), dolomite (mengandung kalsium dan magnesium), dan bariumkarbonat.

Derajat Keaktifan flux Sangat aktifPbO Timbal sangat aktifNa2O Natrium/sodiumK2O Potassium/kaliumLi2O LitiumSrO StrontiumBaO BariumZnO SengCao KalsiumMgO Magnesium

Tidak aktif

10.2. Keseimbangan Glasir

Yang membuat glasir berbeda dengan kaca adalah karena glasirmengandung jumlah alumina yang lebih besar. Pada glasir yang masihtradisional kalkulasi Formula Seger mewakili ketiga komponen oksidaberikut: RO; R2O3 RO2.Silika dalam keadaan murni ditambahkan atau bahan lain seperti ball clay atau kaolin yang mengandung silika atau alumina. Kaolin, yang juga dikenal sebagai tanah liat China, mengandung komposisi kimia Al2O3.SiO2.2H2O.

Dalam bentuk oksida, alumina jarang digunakan sebagai bahan tambahan melainkan sebagai salah satu komponen bahan tadi. Flux dalam bentuk oksida atau carbonate yang paling, sering dipakai (lead, boric, soda,potasium, litium, kalsium, magnesium, barium, zinc, strontium), bersamadengan oksida logam akan memberi warna glasir (besi, tembaga, cobalt,chrom, nickel, manganese, tin, titanium) dan beberapa lagi yangmengandung lebih sedikit oksida (antimoni, vanadium, selenium, emas,cadmium, uranium) merupakan kornponen-komponen pembentuk glasir.

Page 452: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

415Kriya Keramik 415

Feldspar potash misalnya mengandung potasium (flux), silika dan alumina,tiga komponen pembentuk glasir. Feldspar bisa dianggap sebagai frit atau glasir yang alami. Ada banyak macam feldspar yang flux-nya bisa berubah: feldspar soda,feldspar kalsium, dan lain-lain. Ada sub kategori yang satu kelompokdengan nepheline syenite (soda dan potas), batu cornish (potas, soda,kalsium, magnesium), spodumene (litium), petalite (litium) dan lepidolite(Iitium) yang disebut felspathoids, istilah sederhananya adalah feldspar yang kandungan silika-nya lebih sedikit.

Jika ada glasir yang mencairsampai permukaanya jernih dan berkilat, bahan-baban pembentuk glasir tersebut menghasilkan satukeseimbangan, bila ada satu saja bahan yang tidak seimbang maka glasir tidak akan jernih danberkilat, tapi seperti buram (matt).Ketiga komponen glasir, silika,alumina, dan flux dikombinasikan untuk menghasilkan glasir yang jernih, artinya komponen tadiseimbang, perbandingan fluxnyatepat untuk melelehkan silika dan alumina. Bila salah satu bahan diberikan lebih hanyak makakeseimbangan akan terganggudan glasir tidak akan jernih. Bila ditambahkan flux akan berakibat jumlah silika tidak cukup untukberkombinasi dengan tambahanflux tadi, artinya tidak bisamencair. Dengan bertambahnyaflux maka glasir tadi menjadiburam (matt). Bila hal yang sama diterapkan pada silika danalumina ditambahkan kandungan silika atau tanah liat(silika/alumina), maka efek yangsama akan muncul.

Bisa disamakan dengan melarutkan garam pada air, kita mencapai titik jenuh di mana garam tidak dapat lagi larut dalam air dan garam tetap berupa partikel-partikel dalam air tadi. Bila kita hangatkan maka garam akan larut.

Page 453: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 416

Hal yang sama terjadi pada glasir, dengan menambahkan suhu pada waktu pembakaran maka kita akan dapatkan glasir yang jernih.Bayangkan keseimbangan antara silika dan alumina pada satu sisi dan flux(glasir bisa mengandung lebih dari satu flux) pada sisi lain. Tambahkan silika, akan terjadi ketidakseimbangan, kurangi flux maka cairan glasir akan berubah lagi.

Bila whiting (flux, kalsiurn) atau silika dicampurkan pada glasir maka akan mengubah dari keadaan matt menjadi seperti satin, lalu jernih berkilat dan kembali ke keadaan satin, matt. Yang kita lihat adalah pembentukaneutectic pada titik daftar campuran tadi. Eutectic adalah titik cair terendah dari dua atau lebih bahan yang dicampur. Bila kita mengambil dua bahan seperti lead oksida dan silika dalam daftar campuran, barangkali bisa kita harapkan bahwa sejalan dengan bertambahnya perbandingan silika, maka suhu cair campuran juga bertambah. Tetapi titik cair untuk lead oxide adalah sekitar 8800C (16160F) sedangkan titik cair silika adalah 17100C (31100F),sementara eutectic untuk campuran lead oksida dan silika hanya 5100C(9500F). Eutectic dicapai kira-kira dalam 90% lead oksida, 10% silika.Eutectic lain terdapat pada tabel berikut:

Tabel 10.1.Titik leleh mineral dan kombinasinya(sumber: Greg Daly)

Satu Mineral 0 C Dikombinasi 0 CLead oksida (litharge)Silika

8801710

Lead oksida (litharge) 92.1Silika 7.1

510

AlbiteOrthoclase feldspar (soda, potas)

11701200

Albite 58Orthoclase 42

1160

Barium carbonatAluminaSilika

145020501710

Barium carbonat 35Alumina 10 Silika 55

1200

Lead oksidaBoric oksidaSilika

880700

1710

Lead oksida 77.8Boric oksida 5.8Silika 16.4

485

SodaBoric oksidaSilika

900700

1710

Soda 24.2Boric oksida 35.2Silika 40.6

720

Lead oksidaBoric oksidaSilika

880700

1710

Lead oksida 84Boric oksida 12Silika 4

484

Daftar campunan whiting dan silika pada keduanya bersifat eutectic.Mayoritas glasir ada pada bagian silika; menambah flux berarti menurunkan

Page 454: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

417Kriya Keramik 417

titik cair glasir. Bila glasirnya berupa flux dalam bentuk matt, makamenarnbah silika berarti menurunkan titik cair memberi adanya lebih banyak silika agar flux bereaksi. Ingat bahwa yang biasa dilakukan waktu gIasir bergerak dalam pot adalah menambah silika dalam bentuk silika ataualumina dalam bentuk tanah liat, hal ini dilakukan untuk membatasikekentalan glasir. Bila glasir masih bergerak maka pasti ada pada sisieutectic dan kita perlu memperbesar persentase pengeras, tapi hal seperti ini bisa mengubah sifat glasir, menjadikan glasir berpindah pada sisi lain. Penambahan flux mungkin merupakan jawabannya.

10.3. Bahan Glasir

Beberapa bahan yang sering digunakan untuk membuat glasir transparan, penutup, matt, dan kristal, diantaranya adalah:

Silika (SiO2)Bahan yang praktis ada pada setiap jenis glasir yang berfungsi sebagi unsur penggelas, sumber utama adalah flint. Sedangkan kwarsa/quartz adalahjenis silika dalam keadaan murni dan berujud kristal.Silika biasanya bergabung dengan oksida-oksida lain yang disebut Silikatesseperti: kaolin/china clay, feldspar, nepheline syenite, lepidolite, petalite,spodumene, dll.

Boric oxide (B2O3)Bahan yang bertindak sebagai pendorong pembentuk gelas, dapatdimasukkan dalam bentuk borax (Na2O 2B2O3 10H2O) tetapi larut dalam air, barium oxide inii penting sebagai bahan pelebur.

FeldsparAda dua jenis Feldspar yang umum digunakan, yaitu:• Potash feldspar (K2O Al2O3 6SiO2)• Soda feldspar (Na2O Al22O3 6 SiO2)Kedua bahan tersebut banyak dipakai sebagai pelebur untuk keramik putih, juga sebagai bahan pengeras dan penambah kilap glasir.

Kapur/Calcium oxide (CaO)Bahan pelebur untuk glasir bakaran menengah dan tinggi, juga memberikan pelengketan glasir pada badan keramik.CaO dapat diperoleh dari kalsium karbonat (whiting) atau batu gamping. Kandungan kapur yang terlalu banyak pada glasir akan menyebabkandevitrifikasi (pembentukan kristal kembali) dan menyebabkan glasir menjadi matt.

Page 455: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 418

Alumina (Al2O3)Bahan yang praktis ada pada setiap jenis glasir yang berfungsimeningkatkan daya tahan, kekerasan, dan kilap serta mengurangi pemuaian glasir. Dalam pembuatan glasir alumina sering disebut refractory element, karena mempunyai titik lebur yang tinggi (20500C). Untuk menghasilkan glasir yang mengkilap perbandingan antara alumina dan silika adalah 1 : 4 dan 1 : 6. Alumina dapat diperoleh dari feldspar, tanah, atau batuan lainnya.

Barium oxide (BaO)Barium Oxide dipakai sebagai bahan pelebur yang sekaligus bahanpembantu pembentuk glasir matt, dalam jumlah sedikit bahan ini akanmenambah kilap glasir.

Timbal oksida/Plumbum oxide/Lead oxide (PbO)Bahan pelebur yang umum digunakan dalam glasir dan menyebabkan glasir sangat mengkilap, campuran silika dan lead oxide dapat dipakai untuk membuat glasir temperatur menengah. Lead oxide merupakan bahan yang beracun sehingga jarang digunakan lagi.

Zinc oxide (ZnO)Dipakai sebagai bahan pelebur, untuk mencegah retak-retak dan apabila dipakai bersama alumina akan menambah putihnya glasir opaque(penutup). Bila dalam pemakaian kandungan ZnO dinaikkan glasir menjadi matt. Pendinginan yang cepat dari glasir ini akan menyebabkan pembekuan kristal ZnO, cara ini dipakai untuk membuat glasir kristal.

Dolomite (CaMg(CO3) 2)Merupakan magnesium dengan karbonat ganda, bahan ini secara efektif digunakan dalam glasir stoneware dan akan memberikan tekstur sertawarna yang menarik pada pembakaran reduksi.Bila ditambahkan pada glasir stoneware dalam jumlah sedikit akan bertindak sebagai flux, tetapi bila ditambahkan antara 10%-25% akan menjadikan matt.

Magnesium carbonate/Magnesit (MgCO3)Merupakan mineral yang tahan api, bertindak sebagai penutup sampai suhu 11700 C setelah itu bahan ini akan menjadi flux yang aktif.Dalam proses pendinginan bahan ini akan berkristal dan memberikan glasir penutup yang matt.

Colemanite/Gerstley borate/Calcium borate (2CaO. 3B2O3 .5H2O)Mineral yang mengandung flux yang sangat menguntungkan, pemakaian bahan ini yang terlalu banyak akan menyebabkan glasir meleleh pada shelves (plat tahan api).

Page 456: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

419Kriya Keramik 419

Kaolin/China clay (Al2O3 .2SiO2 .2H2O)Bahan yang dalam glasir berfungsi sebagai sumber alumina dan silikasehingga dapat berfungsi untuk menambah kekuatan dan kekerasan glasir sekaligus untuk menambah kilap glasir. Bahan ini juga banyak digunakan untuk badan benda keramik.

Rutile/Titanium oxide (TiO2)Rutile adalah titanium oxide dalam keadaan alami. Kadang-kadang dalam keadaan tidak murni tercampur besi oksida dan vanadium oksida. Dalam glasir bahan ini berfungsi sebagai penutup/opacifier.

Tin oxide/Stannic oxide (SnO2)Bahan ini terutama berfungsi sebagai opacifier dalam glasir. Harganya mahal karena mempunyai data tutup yang lebih besar daripada opacifierlainnya.

Talk (3MgO.4SiO2.H2O)Bahan ini banyak mengandung magnesium. Dalam glasir berfungsi sebagai pengisi/filler dan bahan penutup. Bahan keramik yang dicampur dengan talk sangat tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak. Keuntungan talk lainnya adalah gelasir dapat menyesuaikan diri dengan bahan yangmengandung talk tanpa ada retak-retak yang tertunda, mudah dijadikan massa tuang tetapi sukar untuk diputar, mensuplai flux dan silika untuk bahan keramik putih bakaran rendah.

10.4. Bahan Pewarna Glasir

Berbagai macam oksida Logam atau pigmen warna (stain) dapatditambahkan untuk memberikan warna pada glasir yang digunakan.Sedangkan untuk mendapatkan glasir penutup atau matt dapat ditambahkan beberapa oksida yang dapat memberikan sifat dop seperti : oksida timah/tin(SnO2), oksida zircon (ZrO2), oksida calcium (CaO), oksida zinc (ZnO),magnesium carbonate (MgO), dll.

10.4.1. Oksida Pewarna

Oksida pewarna merupakan kombinasi (persenyawaan) suatu senyawaoksigen dengan unsur lain. Di dalam keramik senyawa oksida logamdigunakan sebagai sumber pewarna, penggunaan oksida pewarna dalam glasir dapat berdiri sendiri atau campuran dari beberapa oksida pewarna. Yang perlu diperhatikan adalah persentase yang digunakan dalam suatuformula glasir.

Page 457: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 420

Cobalt Cupper Chrome

Iron Mangaan Rutile

Gambar 10.1. Bahan perwarna oksida.(sumber: Koleksi studio keramik)

Pewarna oksida tunggal

Tabel 10.2. Daftar pewarna oksida dan hasil bakar oksidasi.

Pewarna Persentase Hasil PembakaranCobalt carbonate 0.50 % Biru sedangCobalt carbonat e 1 % Biru tuaCobalt oxide 0.25 % Biru sedangCobalt oxide 0.50 % Biru tuaCopper carbonate 2 % Hijau mudaCopper carbonate 4 % Hijau tuaCopper oxide 1 % Hijau mudaCopper oxide 2 % Hijau tuaIron oxide 2 % Coklat kemerahanIron oxide 4 % Coklat mudaIron oxide 6 % Coklat tuaIron chromate 2 % Abu-abu mudaIron chromate 4 % Abu-abu sedang

Page 458: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

421Kriya Keramik 421

Manganese carbonate 2 % Ungu mudaManganese carbonate 4 % Ungu sedangManganese carbonate 6 % Ungu tuaChrome oxide 1 % Hijau mudaChrome oxide 2 % HijauRutile 5 % Coklat kemerahanRutile 8 % Coklat kemerahan tuaNickel oxide 2 % Abu-abu kecoklatanIlminite 4 % Coklat kemerahanIlminite 6 % Coklat kemerahan tuaVanadium stain 4 % Kuning mudaVanadium stain 6 % Kuning sedangVanadium stain 8 % Kuning tua

Tabel 10.3. Daftar pewarna oksida dan hasil bakar reduksi.

Pewarna Persentase Hasil PembakaranCobalt carbonate 0.50 % Biru sedangCobalt carbonate 1 % Biru tuaCobalt oxide 0.25 % Biru mudaCobalt oxide 0.50 % Biru tuaCopper carbonate 0.50 % Merah darah lembuCopper carbonate 1 % Merah darahCopper carbonate 2.50 % Merah hitam belang-belangManganese carbonate 5 % CoklatIlminite 3 % Coklat titik-titikRutile 2 % Coklat kemerahan titik-titikIron oxide 1 % Hijau keabu-abuanIron oxide 2 % Hijau keabu-abuan tuaIron oxide 3 % Hijau keabu-abuan belang-belangIron oxide 10 % Merah jenuhNickel oxide 2 % Abu-abu kebiruan

Page 459: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 422

Pewarna oksida kombinasi

Tabel 10.4. Daftar kombinasi pewarna oksida dan hasil bakar oksidasi.

Pewarna Persentase Hasil PembakaranCobalt carbonate 0.50 %Iron oxide 2 %

Abu-abu kebiruan

Cobalt carbonate 0.50 %Manganese carbonate 2 %

Ungu kebiruan

Cobalt carbonate 0.50 %Copper carbonate 2 %

Biru kehijauan

Copper carbonate 2 %Iron oxide 2 %

Hijau

Copper carbonate 3 %Rutile 3 %

Hijau

Cobalt carbonate 0.50 %Rutile 3 %

Biru bercak-bercak

Cobalt carbonate 3 %Iron oxide 3 %Manganese carbonate 2.50 %

Hitam berkilau

Tabel 10.5. Daftar kombinasi pewarna oksida dan hasil bakar reduksi.

Pewarna Persentase Hasil PembakaranCobalt carbonate 0.50 %Chrome oxide 1 %

Turkis

Cobalt carbonate 0.50 %Rutile 3 %

Biru berpola

Cobalt carbonate 0.50 %Nickel oxide 1 %

Abu-abu kebiruan

Manganese carbonate 4 %Rutile 4 %

Coklat berpola

Ilminite 2 %Rutile 2.50 %

Kuning tua bertekstur

Cobalt carbonate 0.50 %Iron oxide 2 %

Abu-abu kebiruan

Cobalt oxide 1 %Iron oxide 8 %Manganese dioxide 4 %

Hitam

Page 460: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

423Kriya Keramik 423

Keterangan:Hasil pembakaran dari bahan-bahan pewarna tersebut di atas terjadi pada glasir proses pembakaran oksidasi maupun reduksi.

10.4.2. Pewarna Stain/Pigmen

Pewarna stain/pigmen merupakan bahan pewarna glasir atau tanah liat yang terbuat dari bahan-bahan oksida logam melalui proses pembakaran sehingga dihasilkan warna yang lebih stabil. Untuk menghasilkan glasir warna, bahan pewarna stain dicampurkan ke dalam campuran glasir.

Gambar 10.2. Bahan pewarna stain.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 461: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 424

10.5. Jenis-jenis Gglasir

10.5.1. Menurut Cara Pembuatan

• Glasir FritAdalah glasir yang sebelum digunakan, dilakukan proses peleburan pada bahan dasarnya menjadi suatu massa gelas yang tidak larut dalam air. Ini dilakukan pada bahan-bahan glasir yang mudah larut seperti: sodium, potassium dan borax.

• Glasir Non Frit/mentahGlasir yang dibuat dari material keramik terolah atau tanah tanpa melalui proses peleburan. Bahan-bahan untuk glasir jenis ini tidak larut dalam air. Bahan-bahan glasir cukup digiling dan dicampur air lalu diaplikasikan pada benda keramik.

• Glasir CampuranAdalah jenis glasir yang dibuat dari bahan mentah dan bahan glasir yang sudah di-frit.

10.5.2. Menurut Temperatur Pembakaran

• Glasir Bakaran RendahJenis glasir bakaran rendah pada umumnya dibakar diantara cone 016-cone 02 (7920C-11200C), jenis glasir ini akan menghasilkan glasir yang halus dan mengkilkap dengan ciri khas selalu berwarna terang danmengkilap.Glasir bakaran rendah dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan bahan flux yang dipergunakan, yaitu:Flux glasir alkalin : Borax, Colemanite, dan Soda ashFlux glasir timbal : Lead Carbonate/White lead dan Red lead

• Glasir Bakaran MenengahGlasir yang matang antara cone 02-6. Glasir jenis ini mengandung fluxuntuk bakaran rendah dan juga flux untuk bakaran tinggi. Secara umum glasir jenis ini memadukan sifat-sifat glasir bakaran rendah (halus,glossy, cerah) dengan sifat-sifat glasir bakaran tinggi yang tahan panas.

• Glasir Bakaran TinggiGlasir yang matang pada suhu 12300C-13700C (cone 6-14). Flux yang digunakan antara lain kalsium karbonat yang mempunyai titik lebur 8160C. Karena feldspar adalah bahan utama pada glasir bakaran tinggi ini maka maka glasirnya disebut glasir feldspatik (feldspathic glaze).

Page 462: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

425Kriya Keramik 425

Glasir jenis ini bersifat matt, halus (tetapi tidak menampakkan sifat kilap seperti pada glasir bakaran rendah), sangat keras (tidak bisa digores dengan logam), tahan terhadap asam.

10.5.3. Menurut Bahan yang Digunakan

• Glasir Timbal (lead-glaze)Adalah glasir yang didalam komposisi bahannya masih menggunakan timbal. Glasir jenis ini tidak boleh digunakan untuk benda-benda fungsi karena beracun.

• Glasir Non Timbal (leadless-glaze)Adalah glasir yang didalam komposisi bahannya tidak menggunakan timbal. Jika fluxing agent-nya (bahan pelebur) berupa senyawa-senyawaalkali seperti Na dan K maka glasirnya disebut glasir alkali. Pada suhu tinggi fluxing agent-nya berupa material feldspar maka dinamakan glasir feldspatik.

10.5.4. Menurut Kondisi Pembakaran

• OksidasiGlasir yang dibakar pada kondisi pembakaran dimana oksigen (udara) yang dibutuhkan cukup terpenuhi.

• ReduksiGlasir yang dibakar pada kondisi pembakaran dengan oksigen (udara)terbatas.

10.5.5. Menurut Sifat Setelah Pembakaran

• TransparanGlasir yang dihasilkan bening tembus cahaya (transculent) sehinggawarna badan keramik (warn asli tanah liat) dapat terlihat.

• Opaque/menutupUntuk menutup warna badan benda setelah baker biskuit dipakai glasir penutup/tidak transparan. Bahan yang sering dipakai untuk membuat glasir opaque yaitu SnO2, TiO2, ZrO2 dan CdO2.

Page 463: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 426

10.6. RO Formula

Oksida-oksida yang dianggap sebagai penyusun keramik dibagi 3 golongan:

• Oksida BasaOksida-oksida logam yang mempunyai rumus R2O dan RO, sepertiNa2O, K2O, CaO, MgO, BaO, ZnO, PbO dsb. Golongan ini dikenal sebagai flux/pengubah kerangka gelas.

• Oksida NetralOksida-oksida yang mempunyai rumus R2O3, seperti Al2O3, Fe2O3, B2O3,Cr2O3 dsb. Golongan ini berfungsi sebagai perantara yang memperkuat kerangka gelas.

• Oksida Asam, yaitu oksida-oksida yang mempunyai rumus RO2, seperti SiO2, TiO2, ZrO2. Golongan ini berfungsi sebagai kerangka gelas.

Tabel 10.6. RO formula(sumber: Glenn Nelson)

RO R2O3 RO2

Sodium oxide (Na2O) Alumunium oxide (Al2O3) Silika oxide (SiO2)Potassium oxide (K2O) Boric acid (B2O3) Titanium dioxide (TiO2)Calcium oxide (CaO) Antimony oxide (Sb2O3) Zirconium oxide (ZrO2)Lithium oxide (Li2O) Chromic oxide (Cr2O3) Tin oxide (SnO2)Magnesium oxide (MgO) Red Iron oxide (Fe2O3)Barium oxide (BaO)Zinc oxide (ZnO)Strontium oxide (SrO)Lead oxide (PbO)

Al2O3 dan SiO2 adalah suatu kemutlakan, B2O3 tidak dapat menggantikanaluminat kecuali mungkin pada temperatur rendah. Jumlah alumina yangdisarankan hanyalah suatu perkiraaan dan akan sangat tergantung dari derajat keaktifan flux yang dipilih.

Silika tidak bisa digantikan oleh titanium, zirconium ataupun tin. Bahan-bahan ini lebih berperan sebagai penutup (opacifier).

Bahan-bahan keramik yang umumnya merupakan campuran berbagaimineral dinyatakan dengan rumus Seger dalam urutan konvensional:

Page 464: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

427Kriya Keramik 427

R2O . R2O3 . RO2

RO

Rumus Seger ini bisa untuk menyatakan rumus material keramik maupun glasir.

• R2O dan RO menyatakan oksidasi pengubah kerangka gelas dengan jumlah 1 ekivalen.

• R2O3 menyatakan oksida perantara yang memperkuat kerangka gelas.• RO2 menyatakan oksida pembentuk kerangka gelas.

Beberapa bahan yang biasa dipergunakan dalam penyiapan glasirberdasarkan RO Column, yaitu:

10.6.1. Sumber RO

Barium oxide (BaO)Barium carbonate (BaCO3)

Calcium oxide (CaO)Calcium carbonate (CaCO3) disebut juga whiting/KapurCalcium borate (2CaO.3B2O3 .5H2O) disebut juga colemanite/gerstley borateDolomite (CaMg(CO3)2)Calcium flouride (CaF2)Bone ash (Ca3(PO4)2) disebut juga abu tulangWallastonite (CaSiO3)

Lead oxide (PbO)Litharge (PbO)Red lead (PbO3)White lead (2PbCO3 Pb(OH)2) disebut juga lead carbonateLead monosilikat (PbO SiO2)Lead bisilicate (PbO 2SiO2)Lead sulfide (PbS) disebut juga galena

Lithium oxide (Li2O)Lepidolite (LiF KF Al2O3 3SiO2)Spodumene (Li2O Al2O3 4SiO2)Lithium carbonate (Li2O CO3)Petalite (Li2O Al2O3 8SiO2)Amblygonite (2LiF Al2O3)

Page 465: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 428

Magnesium oxide (MgO)Magnesium carbonate (MgCO3)Dolomite (CaMg (CO3)2)Talc, variasi dari (3MgO 4SiO2 H2O - 4MgO 5SiO2 H2O) disebut juga steatiteDiopside (CaO MgO 2SiO2)Potassium oxide (K2O)Potassium carbonate (K2CO3) disebut juga pearl ashPotash feldspar (K2O Al2O3 6SiO2)Cornwall stone (1RO 1.16Al2O3 8.95SiO2)Volcanish ash (abu gunung)

Sodium oxide (Na2O)Sodium chloride ((NaCl)Sodium carbonate (Na2CO3) disebut juga soda ashSodium bicarbonate (NaHCO3)Borax (Na2O 2B2O3 10 H2O)Soda feldspar (Na2O Al2O3 6SiO2)Cryolite (Na3AlF6)Nepheline syenite (K2O 3Na2O 4Al2O3 9SiO2)

Zinc oxide (ZnO)

10.6.2. Sumber R2O3

Alumina (Al2O3)Alumina hydrate (Al(OH)3)FeldsparCornwall StoneKaolin atau china clay (Al2O3 2SiO2 2H2O)Nepheline syenite (K2O 3Na2O 4Al2O3 9SiO2)Pyrophylite (Al2O3 4SiO2 H2O)

Antimony oxide (Sb2O3)Basic antimony of Lead (Pb3(Sb2O3)2 ) disebut juga Naples yellow

Boric oxide (B2O3)Boric acid (B2O3 2H2O)Borax (Na2O 2B2O3 10H2O)Colemanite (2CaO 3B2O3 5H2O) disebut juga calcium borate/gerstley borate

Chromic oxide (Cr2O3)Chromite (FeCr2O3)

Red Iron Oxide atau Ferric Oxide (Fe 2O3)

Page 466: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

429Kriya Keramik 429

10.6.3. Sumber RO2

Silika (SiO2)Ballclay (Al2O3 SiO2 2H2O)Kaolin (Al2O3 SiO2 2H2O)Soda feldspar (Na2O Al2O3 6SiO2)Potash feldspar (K2O Al2O3 6SiO2)Cornwall stoneWallastonite (CaSiO3)Petalite (Li2O Al2O3 8SiO2)

Tin oxide (SnO2) disebut juga Stannic oxide

Titanium oxide (TiO2)Titanium dioxide (TiO2)Rutile (TiO2) dalam keadaan tidak murni mengandung iron danvanadium

Zirconium oxide (ZrO2)

Dari bahan-bahan tersebut di atas feldspar mengandung potassium atausoda (sebagai flux), alumina, dan silika yang merupakan tiga komponen pembentuk glasir, maka dengan demikian feldspar dapat dianggap sebagai glasir yang alami (natural glaze).

Dalam suatu formula glasir ketiga unsur seperti: flux, alumina, dan silikadikombinasikan untuk menghasilkan glasir yang jernih, artinya ketigakomponen glasir tersebut seimbang, perbandingan fluxnya tepat untukmelelehkan silika dan alumina. Bila salah satu bahan diberikan lebih banyak maka keseimbangan akan terganggu dan glasir tidak jernih (matt).Ditambah flux, maka jumlah silika tidak cukup untuk berkombinasi dengan fux sehingga tidak bisa mencair, hal yang sama akan muncul denganmenambah silika dan alumina.

10.7. Resep dan Formula Glasir

Suatu komposisi glasir di dalamnya harus mengandung tiga unsur yang diperlukan yaitu silika berfungsi sebagai unsur pembentuk gelas, fluxberfungsi sebagai unsur pelebur (peleleh) dari silika, dan alumina berfungsi sebagai unsur pengeras dan meningkatkan kekentalan glasir

Page 467: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 430

Sebagai contoh, dalam glasir temperatur rendah yang sederhanamengandung bahan-bahan sebagai berikut:

• Kaolin (Al2O3 2SiO2 2H2O)• Potash feldspar (K2O Al2O3 6SiO2)• Gersley borate (2CaO 3B2O3 5H2O)

Dari bahan-bahan di atas ketiga unsur pembentuk glasir sudah dapatterpenuhi, silika didapatkan dari kaolin dan feldspar, alumina dari kaolin danfeldspar, sedang flux dari feldspar (K2O) dan gerstley borate (CaO)

Secara umum temperatur bakar glasir dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu glasir bakaran rendah, glasir bakaran menengah, dan glasir bakaran tinggi.

10.7.1. Resep dan Formula Glasir Suhu Rendah

Jenis glasir bakaran rendah paa umumnya dibakar diantara cone 016–02(7920C–11200C). Glasir bakaran rendah dapat dibedakan menjadi dua berdasakan fux yang digunakan, yaitu:Flux glasir alkalin : borax, colemanite, dan soda ashFlux glasir timah : lead carbonate/white lead dan red lead

Beberapa resep dan formula glasir suhu rendah yang dapat dibuat untuk praktik diantaranya adalah:

Lithium Blue (cone 05-03)0,01 K2O 0,20 Al2O3 2,79 SiO2

0,01 Na2O0,01 CaO0,02 MgO0,96 Li2O+ copper carbonate 4.00

Celadon (cone 04)0,01 K2O 0,15 Al2O3 1,79 SiO2

0,99 CaO 2,49 B2O5

+ iron oxide 2.00

Semimate (cone 04)0,01 K2O 0,21 Al2O3 2,72 SiO2

0,25 CaO0,01 MgO0,07 BaO0,31 ZnO0,35 Li2O

Page 468: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

431Kriya Keramik 431

A Cloude Blue (cone 04)0,01 K2O 0,20 Al2O3 2,12 SiO2

0,98 CaO 1,48 B2O5

0,01 MgO+ cobalt carbonate 1.00

Transparant (cone 010-06)Gerstley borate 80.00Nepheline syenite 20.00

Waxy Matt (cone 010-06)Gerstley borate 50.00Kaolin 33.30Kwarsa 16.70

Glass Red (cone 010-06)Gerstley borate 50.00Borax 50.00Red copper oxide 10.00

Waxy of White (cone 010-06)Gerstley borate 80.00Zircopac 20.00

Pearl Grey (cone 010-06)Gerstley borate 50.00Borax 50.00

10.7.2. Resep dan Formula Glasir Suhu Menengah

Glasir bakaran menengah dibakar antara cone 02-6 (11200C-12220C) yang mengandung dua unsur flux bakaran rendah dan bakaran tingi yang disusun dan diatur pada batas temperatur tersebut.Beberapa resep dan formula glasir suhu menengah yang dapat dibuat untuk praktik diantaranya adalah:

Colemanite (cone 02)0,13 K2O 0,22 Al2O3 2,76 SiO2

0,05 Na2O 0,38 B2O5

0,27 CaO0,15 MgO0,10 BaO0,30 ZnO

Page 469: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 432

Barium Blue (cone 6)0,16 K2O 0,28 Al2O3 1,87 SiO2

0,06 Na2O0,01 CaO0,01 MgO0,62 BaO0,11 ZnO

Matt (cone 6)0,19 K2O 0,38 Al2O3 2,23S iO2

0,06 Na2O0,50 CaO0,10 MgO0,15 ZnO

Ash (cone 6)0,05 K2O 0,65 Al2O3 3,61SiO2

0,02 Na2O0,14 CaO0,29 MgO

Matt Glaze (cone 6)0,17 K2O 0,38 Al2O3 2,23 SiO20,22 Na2O0,50 CaO0,30 MgO0,16 ZnO

Clear Glaze (cone 6)Lithum carbonate 4.80Whiting 4.50Zinc oxide 11.00Potash feldspar 49.20Kaolin 14.40Flint 16.10

Barium Matt (cone 6)Barium carbonate 31.00Whiting 3.20Zinc oxide 7.80Potash feldspar 16.80Kaolin 9.50Kwarsa 21.10

Page 470: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

433Kriya Keramik 433

Glasir Mat (cone 4- 5)Feldspar 40.00Silica 30.00Kaolin 10.00Whiting 20.00

Matt Glaze (cone 4-5)0,07 K2O 0,4 Al2O3 1,98 SiO20,15 Na2O0,77 CaO0,01 TiO

Matt Glaze (cone 4-5)0,16 K2O 0,35 Al2O3 3,43 SiO2

0,05 Na2O0,68 CaO0,11 MgO

Glasir (cone 6)0,17 K2O 0,65 Al2O3 3,47 SiO2

0,22 Na2O0,15 CaO0,28 MgO0,18 ZnO

Glasir Krem (cone 4-5)0,15 KNaO 0,33 Al2O3 1,75 SiO2

0,46 CaO0,01 MgO0,38 ZnO

Matt Glaze (cone 5)0,19 KNaO 0,40 Al2O3 2,11 SiO2

0,53 CaO0,01 MgO0,28 ZnO

Chinese Blue Green (cone 6)0.056 Na2O 0.242 Al2O3 2,652 SiO20,123 K2O0,003 MgO0,411 CaO0,408 ZnO

Page 471: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 434

10.7.3. Resep dan Formula Glasir Suhu Tinggi

Glasir bakaran tinggi pada umumnya dibakar pada temperatur antara cone7-14 (12400C-13660C).

Beberapa resep dan formula glasir suhu tinggi yang dapat dibuat untuk praktik diantaranya adalah:

Transclucent Semi Matt (cone 7)0,15 KNaO 0,33 Al2O3 3,54 SiO2

0,60 CaO0,24 MgO

Feldspathic Glaze (cone 8–10)0,15 KNaO 0,23 Al2O3 1,31SiO2

0,63 CaO0,22 ZnO

White Glaze (cone 8)0,13 KNaO 0,26 Al2O3 2,04 SiO20,72 CaO0,15 MgO

Rutile Glaze (cone 8-10)Nepheline syenite 75.00Dolomite 15.00Kaolin 5.00Rutile 5.00

Porcelain glaze (cone 10–12)0,17 KNaO 0,49 Al2O3 4,00 SiO2

0,82 CaO0,02 MgO

Transparent (cone 8–10)0,32 KNaO 0,44 Al2O3 3,11 SiO2

0,33 CaO0,01 MgO0,35 ZnO

Broken White (cone 9)0,24 KNaO 0,71 Al2O3 3,71 SiO20,40 CaO0,36 MgO

Page 472: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

435Kriya Keramik 435

Slater`s Tan (cone 8-9)Feldspar 48.30Whiting 17.50Kaolin 14..40Zinc oxide 8.80Flint 4.80Iron oxide 4.40

Opaque White0,24 KNaO 0,40 Al2O3 4,64 SiO2

0,75 CaO0,01 MgO

Matt Glaze (cone 10)Feldspar 27.00Gerstley borate 12.00Dolomite 8.80Talc 19.50Ballclay 7.50Silica 25.20

10.8. Campuran Glasir

Dalam menyusun suatu campuran glasir ada 3 cara yang umum dilakukan, yaitu:

• Menurut perbandingan bahan-bahan yang dipakaicontoh : Potash feldspar 45

Flint 35Whiting 12Kaolin 8

• Menurut perbandingan Oksida unsur contoh : PbO 68

Al2O3 4.6SiO2 27.4

• Menurut Rumus Seger (Rumus Empiris)contoh : 0.8 PbO

0.1 CaO 0.2 Al2O3 1.5 SiO2

0.1 K2O

Page 473: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 436

10.9. Hitung Glasir

10.9.1. Rumus Seger

Di dalam bahan-bahan keramik, unsur-unsur/senyawa-senyawa yangterkandung didalamnya bukanlah unsur/senyawa kimia murni. Sebagian besar bahan keramik adalah suatu senyawa kompleks. Sebagai contohkaolinit yang mempunyai rumus molekul Al2SiO5(OH4); dolomit mempunyairumus molekul CaMg(CO3)2. Dapat diamati bahwa rumus-rumus tersebutrumit dan sukar dihafal. Untuk mengatasi hal tersebut Herman Segermemperkenalkan suatu penulisan rumus molekul yang dikenal denganrumus empiris. Karena yang pertama memperkenalkan adalah HermanSeger maka rumus tersebut lebih dikenal dengan rumus seger.

Rumus ini didasarkan pada senyawa-senyawa yang paling umum ada,misalnya Na2O, B2O3, H2O, A2O3, SiO2, CaO, MgO, CO2.

Misalnya:

Bahan Rumus Molekul Rumus SegerKaolin Al2SiO5(OH4) Al2O3.2SiO2.2H2O

Kalsit (Calsium carbonate) CaCO3 CaO.CO2

10.9.2. Unity Formula

Di dalam formula glasir telah ada susunan menurut 3 golongan yang disebut RO-column. Selanjutnya harus diterima sebagai suatu perjanjian didalam kolom/golongan I yaitu didalam golongan RO apabila dijumlahkan akan menjadi bulat 1. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perbandinganformula yang satu dengan yang lain, karena dengan demikian dapat dilihat dengan langsung juga perbandingan antara oksida-oksida dalam golongan RO itu yang bersifat flux dengan oksida-oksida dalam golongan RO2 yaitu SiO2.

Contoh Rumus empiris:

RO R2O3 RO2

PbO 0.224 Al2O3 0.139 SiO2 0.408

CaO 0.06

0.284

Page 474: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

437Kriya Keramik 437

Untuk menjadi unity formula semua angka dibagi dengan 0.284 sehingga menjadi:

RO R2O3 RO2

PbO 0.8 Al2O3 0.5 SiO2 1.5

CaO 0.2

1.0

10.9.3. Perhitungan Glasir Sederhana.

Dalam menghitung glasir, terlebih dulu kita harus mengetahui apa yang disebut dengan berat molekul, berat rumus, dan berat ekivalen.

Berat molekul adalah jumlah berat atam unsur-unsur yang ada dalammolekul tersebut.

Contoh:SiO2Berat atom Si = 28,1Berat atom O = 16;Maka berat molekul SiO2 = (1x28,1) + (2x16) = 60,1

Berat rumus hampir sama dengan berat molekul, hanya istilah berat rumus ini ada pada senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yangkompleks.Misalnya:

Kaolin Biliton mempunyai rumus empiris:0,030 K2O 1,000 Al2O3 2,910 SiO2 1,938 H2O0,004 Na2O 0,002 Fe2O3 0,014 TiO2

0,010 CaO

Maka berat rumusnya:K2O = 0,03 x 94,2 = 2,08Na2O = 0,004 x 62 = 0,2CaO = 0,01 x 56,1 = 0,6Al2O3 = 1,00 x 102 = 102Fe2O3 = 0,002 x 159,7 = 0,3SiO2 = 2,910 x 60,1 = 175TiO2 = 0,014 x 79,9 = 1,1H2O = 1,938 x 18 = 35,1

Berat rumus = 317,1

Page 475: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 438

Berat ekivalen dapat didefinisikan sebagai berat dari suatu zat yangmemberikan 1 berat molekul atau satu berat rumus dari zat yang diperlukan. Berat ekivalen dari suatu bahan tergantung pada bagian mana dari bahan itu yang diperlukan.

Contoh: Borax

Rumus molekul Na2B4O7.10H2ORumus empiris Na2O.2B2O3.10H2OBerat molekulnya 381,2

Bila kita ingin menambahkan 1 ekivalen B2O3 kedalam campuranmaka berat ekivalen borax adalah ½ berat molekulnya yaitu ½ x 381,2 = 190,6.Tapi bila kita ingin menambahkan 1 ekiv Na2O berat ekivalen boraxsama dengan berat molekulnya = 381,2 karena 1 molekul boraxmengandung 1 molekul Na2O.

Dalam penyusunan glasir biasanya digunakan rumus seger sebagai dasar. Untuk menghitung glasir, kita harus dengan cepat dapat merubah rumus seger itu kedalam susunan campuran (resep) bahan-bahan mentahnya atau sebaliknya.

10.9.4. Perhitungan Glasir dari Formula ke Resep.

Kaidah-kaidah yang harus diikuti untuk menyusun resep glasir mentah dari rumus segernya:

1. Susun oksida-oksida yang terdapat dalam rumus glasir pada sebuah garis mendatar dan tuliskanlah dibawahnya ekivalen dari oksida-oksidaitu.

2. Periksa komposisi glasir itu, apakah ada alkali atau tidak. Jika terdapat alkali-alkali oksida (Na, K) mulalilah dengan memenuhi alkali oksidayang dimasukkan sebagai feldspar.

3. Kurangilah dari rumus glasir, ekivalen dari oksida-oksida dengandimasukkan sebagai felspar, hingga alkalinya terpenuhi.

4. Kurangkan ekivalen bahan yang memberikan hanya satu oksidapermanen selain silika dari glasir itu.

5. Kurangkan ekivalen bahan yang memberikan dua oksida permanen,tetapi dalam aturan demikian, silika dan alumina disisakan terakhir.

6. Akhirnya alumina dan silika dimsukkan sebagai kaolin, sedangkan sisa SiO2 dimasukkan sebagai kuarsa.

Page 476: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

439Kriya Keramik 439

Contoh:

Suatu glasir mentah mempunyai rumus seger:

0,3 KNaO 0,4 Al2O3 3 SiO2

0,7 CaO

Ekivalen Bahan Mentah KNaO CaO Al2O3 SiO2

Glasir Formula 0,3 0,7 0,4 3

Feldspar alkali(KNaO.Al2O3.6SiO2

0,3 - 0,3 1,80,3

Sisa 0 0,7 0,1 1,2

Kapur (CaO.CO3) 0,7 - -0,7

Sisa 0

Kaolin(Al2O3.2SiO2.2H2O)

0,1 0,20,1

Sisa 0 1

Kuarsa (SiO2) 11,0

Sisa 0

Maka susunan bahannya menjadi:

Bahan Ekivalen Berat Ekiv. Hasil % BeratFeldspar 0,3 540,7 162,2 50,97

Kapur 0,7 100,1 70,1 22,03

Kaolin 0,1 258,2 25,8 8,11

Kuarsa 1,0 60,1 60,1 18,89

Jumlah 318,2 100

10.9.5. Perhitungan Glasir dari Resep ke Formula

1. Bagilah jumlah tiap bahan dalam resep dengan masing-masing berat ekivalennya.

2. susunlah sebuah table dan letakkan jumlah masing-masing oksidadalam tiap bahan dalam kolom yang sesuai.

3. jumlahkan ekivalen tiap oksida.4. jumlahkan ekivalen semua oksida-oksida RO dan R2O dan bagilah

ekivalen tiap oksida oleh jumlah ini.5. Susunlah dalam urutan konvensional rumus seger.

Page 477: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 440

Contoh:

Hitung rumus seger glasir berikut:Ortoklas/potash feldspar = 42,08%Batu kapur = 17,65%Kaolin = 13,01%Kuarsa = 27,25%

Bahan % Berat ekivalen Mol ekivalenOrtoklas 42,08 : 556,8 0,076

Batu kapur 17,65 : 100,1 0,176

Kaolin 13,01 : 258,2 0,050

Kuarsa 27,25 : 60,1 0,453

Ekivalen Bahan K2O CaO Al2O3 SiO2

0,076 Ortoklas(K2O.Al2O3.6SiO2)

0.076 - 0,076 0,076

0,176 Kapur (CaO.CO2) - 0,176 - -

0,050 Kaolin(Al2O3.2SiO2.2H2O) - - 0,050 0,1

0,453 Kuarsa (SiO2) - - - 0,453

Jumlah 0,076 0,176 0,126 1,009

R2O + RO = K2O + CaO = 0.076 + 0,176 = 0,252

Dengan membagi ekivalen tiap oksida dengan 0,252 maka diperoleh:

K2O = 0,076 : 0,252 = 0,3CaO = 0,176 : 0,252 = 0,7Al2O3 = 0,126 : 0,252 = 0,5SiO2 = 1,009 : 0,252 = 4,0

Maka rumus Seger dari glasir itu :

0,3 K2O 0,5 Al2O3 4,0 SiO2

0,7 CaO

10.9.6. Limit Formula

Limit formula adalah formula untuk menentukan batas-batas banyaknya oksida-oksida dalam rumus seger yang dapat digunakan dengan baik pada shu rendah, menengah, atau tinggi. Limit formula digunakan sebagai

Page 478: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

441Kriya Keramik 441

pedoman untuk menentukan komposisi glasir. Dari limit formula ini dapat ditentukan formula-formula glasir baru untuk macam-macam tipe glasir dan macam-macam suhu pembakaran.

Penambahan bahan seperti: zinc oxide, barium carbonate, dan zirconiumoxide akan membuat glasir menjadi lebh berhasil.Sedangkan penggunaan bahan lead/timbal mempunyai kerugian darisifatnya yang sangat beracun karena debu lead sangat berbahaya sehingga lead sering dirubah dalam bentuk silikat yang tidak beracun dengan cara di-frit.

10.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Glasir

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan resep atau formula glasir tidak sesuai dengan hasil yang diharapkanl ini dipengaruhi oleh:

10.10.1. Bahan-bahan yang digunakan

Untuk membuat resep glasir diperlukan bahan-bahan: feldspar, kaolin,whiting, talk rutile, nepheline syenite, ballclay, silika, titanium dioxide, cobalt oxide, chrome oxide, barium carbonate, zic oxide, copper oxide, dan lain-lain. Beberapa bahan alami yang paling sering digunakan adalh feldspar,kaolin, ballclay dengan perbandingan flux, silika, dan alumina yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi mencairnya glasir. Bahan-bahan glasirkadang-kadang berbeda umur, asalnya, cara pengambilan, danpemurniannya yang akan dapat mengakibatkan perbedaan kualitas jenis bahan. Perbedaan tersebut kadang-kadang menimbulkan permasalahan, untuk itu berbagai macam tes bahan perlu dilakukan atau dapat jugamelakukan rekalkulasi resep glasir yang sudah ada.

Glasir frit yang dijual biasanya diproduksi dengan pengawsan yang ketat dan ini dapat langsung digunakan dengan mudah.

10.10.2. Badan tanah liat untuk barang-barang keramik

Tanah liat yang digunakan untuk membuat badan keramik juga memegang peranan penting dalam kualitas warna dan penampilan akhir dari glasir.Tanah liat yang mengandung banyak besi menghasilkan warna tua.

Penggunaan tanah liat juga dapat mempengaruhi ketepatan glasirnya, hal ini dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi kandungan silikaatau juga dapat menambahkan flux pada resep glasir yang digunakan.

Page 479: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 442

10.10.3. Panas dalam ruang pembakaran

Panas tungku pembakaran berpengaruh besar pada hasil pembakaranglasir. Panas ini juga sangat berpengaruh apabila dalam penyusunan barang-barang keramik memerlukan tingkat atau sap yang akan dapatmengakibatkan hasil pembakaran glasir tiap tingkat akan berbeda. Volume (ukuran) tungku juga dapat menyebabkan hasil pembakaran glasir yang berbeda walaupun glasir yang digunakan sama, hal ini disebabkan oleh panas pada glasir selama pelelehan dan pendinginan. Ada kalanya jenis glasir harus disesuaikan dengan waktu pembakarannya. Glasir kadang turun kualitasnya namun dengan melakukan pembakaran lebih panas sedkit atau dengan menambahkan flux kualitas glasirnya akan menjadi baik. Efek panas pada glasir dapat dilihat dengan menggunakan cone, karena conemengukur benda dengan panasnya hal ini biasa disebut ”heat work” yang berarti penagruh suhu pada bahan atau badan keramik. Sedang pyrometerdigunakan untuk mengukur panas suhu dalam tungku pembakaran.

10.10.4. Tipe tungku dan bahan bakarnya

Kualitas hasil pembakaran glasir juga dipengaruhi oleh jenis tungku dan bahan bakar yang digunakan. Tungku dengan bahan bakar minyak, gas, listrik, atau kayu akan menghasilkan hasil pembakaran yang berbeda-beda.Bahan bakar kayu dapat langsung mempengaruhi kualitas glasir abu, abu dari tempat pembakaran yang jatuh pada permukaan glasir danmempengaruhi beberapa bagian permukaannya. Bahan bakar minyak juga memberikan kualitas yang berbeda, kotoran pada minyak dapat bereaksi langsung dengan glasir. Tungku dengan bahan bakar gas cenderungmenghasilkan glasir yang lebih bersih, relatif lebih efisien dan mudahdibakar. Pembakaran oksidasi maupun reduksi dapat dicapai apabilamenggunakan tungku dengan bahan bakar kayu, minyak, dan gas tetapi tungku listrik hanya bisa netral atau oksidasi saja.

10.10.5. Atmosfer tungku

Atmosfer tungku juga berpengaruh pada glasir, sebagai contoh glasir warna merah tembaga (copper) saat dibakar reduksi menghasilkan warna merah tetapi bila dibakar oksidasi akan menghasilkan warna hijau muda atauturkish. Atmosfer dalam tungku akan mengakibatkan timbul oksidasi atau reduksi. Pada atmosfer oksidasi akan muncul oksigen selama pembakaran, sedangkan atmosfer reduksi diakibatkan oleh adanya bahan bakar yang tidak terbakar dari sisa oksigen yang ada sehingga kebutuhan oksigendiambil dari glasir. Saat glasir kekurangan kandungan oksigen dapatdikatakan terjadi reduksi dan ini dapat mempengaruhi warna glasir. Glasir yang mengandung feldspar dengan kandungan besi 1-3% padapembakaran oksidasi akan menjadi coklat muda, pada pembakaran reduksi warnanya menjadi hijau, dikenal dengan istilah celadon.

Page 480: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

443Kriya Keramik 443

10.10.6. Penerapan glasir

Kualitas hasil pembakaran glasir juga dapat dipengaruhi oleh carapenerapannya pada permukaan berang keramik baik dengan teknik celup(dipping), tuang (pouring), kuas (brushing), atau semprot (spraying) hal ini terjadi karena ketebalan lapisan glasir tidak merata pada seluruh permukaan benda keramik. Air dalam larutan glasir juga dapat mengakibatkan hasil yang berbeda, untuk itu sebaiknya kontrol jumlah air yang digunakan dalam glasir. Disamping itu porositas biskuit juga dapat mempengaruhi penerapan glasir, porositas sendiri dipengaruhi oleh bahan tanah liat untuk badankeramik dan suhu bakar biskuit. Glasir dengan kandungan tanah yang tinggi memerlukan lebih banyak air dan tentu akan memperlambat pengeringan.

Page 481: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

444 Kriya Keramik

Glasir merupakan campuran material mentah yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan silikat, campuran tersebut selama prosespembakaran akan melebur dan membentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan badan keramik.Bahan-bahan utama pembentuk glasir merupakan kombinasi yangseimbang dari satu atau lebih oksida basa (flux), oksida asam (silika), dan oksida netral (alumina), ketiga bahan tersebut harus disusun denganberbagai kompoisisi untuk suhu kematangan glasir yang dikehendaki. Jikaada glasir yang mencair sampai permukaanya jernih dan berkilat, bahan-baban pembentuk glasir oksida basa (flux), oksida asam (silika), dan oksidanetral (alumina) tersebut menghasilkan satu keseimbangan, bila ada satu saja bahan yang tidak seimbang maka glasir tidak akan jernih dan berkilat, tetapi menjadi buram (matt). Ketiga komponen utama glasir seperti, silika,alumina, dan flux harus dikombinasikan untuk menghasilkan glasir yangjernih, artinya ketiga komponen tadi seimbang, perbandingan flux-nya tepat untuk melelehkan silika dan alumina.Untuk itu sebelum melaksanakan proses pengglasiran beberapa yang perlu dilakukan adalah:• Menyusun campuran glasir,• Menyiapkan glasir, dan • Menerapkan glasir

Petunjuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Gunakan pakaian kerja, sarung tangan platik dan masker pada saat mengolah atau menyiapkan glasir karena bahan-bahan glasirberbentuk tepung yang berbahaya bagi kesehatan.

2. Simpanlah bahan-bahan glsair pada wadah stoples plastik bertutup (container) dan diberi label sesuai dengan jenis bahan glasir.

3. Lakukan penggilingan glasir sesuai aturan (minimal 4 jam) agar dalam proses penyaringan semua bahan-bahan glasir dapat melewati meshyang dipersyaratkan.

4. Berikan label glasir (nama, bahan pewarna dan tanggal) pada ember tempat glasir yang telah diolah.

5. Kembalikan bahan-bahan glasir yang telah digunakan pada tempatnya.6. Cuci peralatan yang telah digunakan dan kembalikan pada tempatnya.7. Bersihkan ruangan atau studio setelah selesai bekerja.

11. PENYIAPAN GLASIR DAN PENGGLASIRAN

Page 482: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

445Kriya Keramik 445

11.1. Peralatan dan Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

11.1.1. Peralatan

Alat-alat untuk membuat suatu campuran atau larutan bahan glasirdipergunakan peralatan sebagai berikut.

Timbangan/scalesUntuk menimbang bahan-bahanglasir, pastikan kondisi timbanganadalah normal dan akurat (jarummenunjuk pada angka nol sebelum digunakan). Kapasitas maksimal 2kg.

WaskomUntuk tempat campuran bahan-bahan glasir yang belum digilingmaupun yang sudah digiling yangsiap untuk digunakan, kapasitas 3liter.

Ember plastik bertutupUntuk tempat menyimpan campuran bahan glasir yang sudah digiling. Sebaiknya ember yang digunkanmemilikit utup agar campuran glasir tersebut tetap bersih. Ukuran:kapasitas 2 dan 5 galon .

Gelas ukuranUntuk mengukur banyaknya air yang dibutuhkan untuk membuat larutanglasir. Kapasitas 1 liter.

Saringan (ieves) mesh 120-200Untuk menyaring campuran/larutanglasir yang sudah digiling ataudigerus. Diameter 25 cm.

Page 483: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

446 Kriya Keramik

SekopUntuk mengambil bahan glasirberupa powder (bahan berbentuktepung).

Rubber scrapperUntuk membantu mengaduk danmemperlancar cairan glasir agardapat melewati saringan.

Mortar dan pestleUntuk menghaluskan bahan-bahanglasir dengan cara digerus. Ukuran:diameter 20 cm, kapasitas 2 liter, bahan porselin.

Malpot/jarmillUntuk tempat/wadah campuranbahan-bahan glasir yang akan di giling di atas ball mill. Kapasitas 1 kg, 2 kg, dan 5 kg.

Tang penjepit (dipping tongs)Untuk menjepit benda keramik yang akan diglasir dengan teknik celup.

KuasUntuk mengglasir benda keramikdengan teknik kuas atau lukis,biasanya hanya digunakan dalammembuat dekorasi saja. Ukuran kuas nomor 2, 4, dan 6.

Page 484: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

447Kriya Keramik 447

Spray gun/sprayerUntuk mengglasir benda keramikdengan teknik semprot dengantenaga udara yang dihasilkankompresor.

Mangkok plastikUntuk tempat campuran glasir,biasanya dalam jumlah sedikit yang digunkan untuk membuat dekrasiglasir.

Banding wheel/whirlerUntuk alas benda keramik yangdiglasir dengan teknik semprot di dalam ruang pengglasiran (spraybooth) dan alas benda keramik yang akan didekorasi dengan teknikkuas/lukis. Ukuran diameter 25 cm-30 cm, dibuat dari bahan alumunium.

SponUntuk membersihkan glasir yangmelapisi bagian kaki dari bendakeramik.

BallmillUntuk memutar malpot/jarmill yang berisi campuran bahan-bahan glasir sehingga terjadi prosespenggilingan/penghalusan bahan-bahan glasir.

Page 485: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

448 Kriya Keramik

Spray boothUntuk tempat atau ruangan yangdigunakan proses pengglasiranbenda keramik dengan tekniksemprot.

Bagian-bagian spray booth:StekerSaklarBak airPompa airKipas angin (fan)Plat alumunium

KompresorUntuk menyimpan danmengeluarkan udara yang dialirkanpada spraygun atau airbrushsehingga campuran glasir akankeluar.

11.1.2. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

MaskerUntuk pelindung hidung dan mulutpada waktu melakukan praktikpengglasiran benda keramik terutama teknik semprot.

Sarung tangan plastikUntuk pelindung tangan pada waktumelakukan praktik pengglasiran benda keramik.

Page 486: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

449Kriya Keramik 449

Pakaian kerjaUntuk pelindung badan pada waktumelakukan praktik pengglasiran benda keramik.

11.2. Bahan Glasir

Saat ini dalam industri perdagangan sudah banyak dijumpai campuran glasir yang sudah jadi dan disiapkan untuk digunakan sesuai dengan suhukematangan glasirnya, hal ini tentu akan sangat membantu untukkelancaran suatu proses produksi benda keramik. Campuran atau larutan glasir juga dapat dibuat seseuai keinginan tertentu, namun ketersediaanbahan-bahan mentah glasir perlu menjadi pertimbangan.

Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun suatu campuran atau larutan glasir beragam jenis dan fungsinya, untuk itu perlu ketelitian dan kecermatan yang tinggi untuk memilih bahan berdasarkan formula atau resep yang ada.

Glasir siap pakai merupakan bahan glasir yang langsung dapat digunakan tanpa mencampur dengan bahan glasir lainnya. Pada umumnya glasirtersebut berupa glasir transparan dan penutup (opaq) dengan berbagai suhu bakar yang berbeda. Bahan glasir siap pakai berbentuk bubuk (powder) dan cara mengolahnya dengan menambahkan air 40%-60% dari berat kering.

Beberapa jenis glasir tersebut antara lain:1. Glasir TSG (Transparent Soft Glaze)2. Glasir frit3. Glasir matt4. Glasir 1075. Glasir stoneware6. Glasir opaq

Page 487: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

450 Kriya Keramik

Glasitr TSG Glasir frit Glasir matt

Glasir 107 Glasir stoneware Glasir opaq

Gambar 11.1. Jenis-jenis glasir.(sumber: Koleksi studio keramik)

11.2.1.Bahan Mentah Glasir

Beberapa bahan yang umum digunakan untuk menyusun suatu campuran atau larutan glasir, diantaranya adalah:

1. Silika (SiO2)2. Feldspar3. Whiting/kapur/calcium oxide (CaO)4. Alumina (Al2O3)5. Zinc oxide (ZnO)6. Dolomite (CaMg(CO3) 2)7. Magnesium carbonate/magnesit (MgCO3)8. Colemanite/gerstley borate/calcium borate (2CaO. 3B2O3 .5H2O)9. Kaolin/chinaclay (Al2O3 .2SiO2 .2H2O)10. Rutile/titanium oxide (TiO2)11. Tin oxide/stannic oxide (SnO2)12. Talk (3MgO.4SiO2.H2O)

Page 488: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

451Kriya Keramik 451

Silika Feldspar Whiting

Alumina Zinc oxide Dolomite

Magnesium Colemanite Kaolin

Titanium Tin oxide Talk

Gambar 11.2. Bahan-bahan glasir.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 489: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

452 Kriya Keramik

11.2.2. Bahan Pewarna Glasir

Berbagai macam oksida logam atau pigmen warna (stain) dapatditambahkan untuk memberikan warna pada glasir yang digunakan.Sedangkan untuk mendapatkan glasir penutup atau matt dapat ditambahkan beberapa oksida yang dapat memberikan sifat dop seperti: oksida timah/tin(SnO2), oksida zircon (ZrO2), oksida calcium (CaO), oksida zinc (ZnO),magnesium carbonate (MgO), dll.

11.2.2.1. Oksida Pewarna

Oksida pewarna merupakan kombinasi (persenyawaan) suatu senyawaoksigen dengan unsur lain. Di dalam keramik senyawa oksida logamdigunakan sebagai sumber pewarna, penggunaan oksida pewarna dalam glasir dapat berdiri sendiri atau campuran dari beberapa oksida pewarna. Yang perlu diperhatikan adalah persentase yang digunakan dalam suatuformula glasir.

Cobalt Cupper Chrome

Iron Mangaan Rutile

Gambar 11.3. Pewarna oksida.(sumber: Koleksi studio keramik)

Beberapa oksida pewarna glasir yang umum digunakan adalah:a. Cobalt oxide/cobalt carbonate untuk menghasikan warna biru.b. Copper oxide/copper carbonate untuk menghasikan warna hijau.c. Chrom oxide untuk menghasikan warna hijau.

Page 490: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

453Kriya Keramik 453

d. Iron oxide untuk menghasikan warna coklat.e. Manganese carbonate untuk menghasikan warna ungu.

11.2.2.2. Pewarna Stain/Pigmen

Pewarna Stain/Pigmen merupakan bahan pewarna glasir atau tanah liat yang terbuat dari bahan-bahan oksida logam melalui proses pembakaran sehingga dihasilkan warna yang lebih stabil. Untuk menghasilkan glasir warna, bahan pewarna stain dicampurkan ke dalam campuran glasir.

Gambar 11.4. Pewarna stain.(sumber: Koleksi studio keramik)

Page 491: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

454 Kriya Keramik

11.3. Penyusunan Campuran Glasir

Glasir merupakan campuran dari beberapa bahan-bahan yang berupabahan mentah atau persenyawaan oksida Penyusunan campuran glasirSDalam menyusun suatu campuran glasir ada tiga cara yang umumdilakukan, yaitu:

11.3.1. Menurut Perbandingan Bahan-Bahan yang Dipakai

Penyusunan dengan cara ini paling mudah untuk dilaksanakan, karenabahan-bahan yang digunakan tersebut mudah didapatkan di daerah-daerah.Bahan-bahan tersebut berupa bahan mentah dari alam atau bahan mineral terolah dengan perbandingan atau persentase yang telah ditentukan denganjumlah 100.

contoh :

Suatu resep glasir dengan perbandingan seperti di bawah.Potash feldspar 45,00Flint 35,00Whiting 12,00Kaolin 8,00

100.00

Apabila dibutuhkan jumlah glasir sebanyak 3 kg maka perhitungannyasebagai berikut:

Potash feldspar = 45,00 x 30 = 1350,00 gramFlint = 35,00 x 30 = 1050,00 gramWhiting = 12,00 x 30 = 360,00 gramKaolin = 8,00 x 30 = 240,00 gram

Jumlah 3000,00 gram

11.3.2. Menurut Perbandingan Oksida Unsur

Penyusunan dengan bahan-bahan berupa persenyawaan oksida dari sisiperhitungan mudah, namun bahan-bahan dalam bentuk persenyawaanoksida sangat mahal, karena bahan tersebut merupakan hasil pemurnian bahan-bahan mentah alami.

Page 492: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

455Kriya Keramik 455

contoh :

Resep glasir dengan perbandingan sbb:PbO 68,00Al2O3 4,60SiO2 27,40

100.00

Apabila dibutuhkan jumlah glasir sebanyak 1,50 kg maka perhitungannya sebagai berikut:

PbO = 68,00 x 15 = 1020,00 gramAl2O3 = 4,60 x 15 = 69,00 gramSiO2 = 27,40 x 15 = 360,00 gram

Jumlah 1500,.00 gram

11.3.3. Menurut Rumus Segger (Rumus Empiris)

Penyusunan bahan-bahan glasir menurut rumus Segger ini lebih sulitdibandingkan dengan kedua cara di atas. Formula glasir yang ada harus dirubah menjadi resep glasir yang berupa bahan-bahan mentah.

contoh :

Suatu formula glasir diketahui sbb.0.8 PbO0.1 CaO 0.2 Al2O3 1.5 SiO2

0.1 K2O

Disini belum diketahui jenis bahan yang digunakan maupun jumlahnya, namun dari senyawa oksida yang ada dapat diperkirakan jenis bahanmentah yang mengandung senyawa oksida tersebut.

Diketahui:BA (Berat Atom ) Pb = 207

O = 16Al = 26,90 Si = 28Ca = 40 K = 39,10

Page 493: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

456 Kriya Keramik

Bahan Kebutuhan PbO0,80

CaO0,10

K2O0,10

Al2O3

0.20SiO2

1,500,80Lead

PbO 0,80-

0,10WhitingCaO 0,10

-

0,10 0,10 0,60FeldsparK2O Al2O36SiO2

0,10- 0,10 0,90

0,10 0,20KaolinAl2O3 2SiO22H2O

0,10- 0,70

0,70KwarsaSiO2

0,70-

Sehingga

Bahan Banyaknya BM JumlahLead (PbO) 0,80 223,00 178,40

Whiting (CaCO3) 0,10 100,00 10,00

Feldspar (K2O Al2O3 6SiO2) 0,10 556,80 55,68

Kaolin (Al2O3 2SiO2 2H2O) 0,10 258,20 25,82

Kwarsa (SiO2) 0,70 60,00 42,00

Jumlah 311,90

Jadi resep glasirnya menjadi:

Lead 178,40 : 311,90 55,42% 56,00Whiting 10,00 : 311,90 6,21% 6,00Feldspar 55,68 : 311,90 17,30% 17,00Kaolin 25,82 : 311,90 8,02% 8,00Kwarsa 42,00 : 311,90 13,04% 13,00

Jumlah 100,00

Apabila dibutuhkan jumlah glasir sebanyak 2,00 kg makaperhitungannya sebagai berikut:

Page 494: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

457Kriya Keramik 457

Lead = 56,00 x 20 = 1120,00 gramWhiting = 6,00 x 20 = 120,00 gramFeldspar = 17,00 x 20 = 340,00 gramKaolin = 8,00 x 20 = 160,00 gramKwarsa = 13,00 x 20 = 260,00 gram

Jumlah 2000,00 gram

Dari ketiga cara menyusun campuran glasir tersebut, maka sekarang sudah diketahui cara menyusun campuran glasir dari bahan–bahan mentah dan senyawa oksida dan cara menghitung jumlah bahan-bahan tersebutberdasarkan persentasenya.

11.4. Penyiapan Glasir

Proses menyiapkan glasir merupakan proses mencampur danmenghaluskan bahan baku glasir menjadi campuran yang halus dan merata sehingga siap digunakan pada benda keramik. Proses penyiapan glasirmembutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi, karena akan sangat menentukan kualitas produk keramik yang dihasilkan, misalnya tentang warna, tekstur dan efek estetis yang lain.

Seperti halnya dengan tanah liat, bahan-bahan glasir perlu dipersiapkan terlebih dahulu untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Pada dasarnya proses penyiapan glasir adalah proses mencampur dan menghaluskanbahan-bahan baku glasir menjadi campuran yang halus dan meratasehingga siap digunakan pada benda keramik biskuit agar dapatmenghasilkan produk keramik berglasir yang sempurna.

Sebelum melaksanakan penyiapan bahan glasir, yang perlu diperhatikan adalah pemahaman tentang jenis dan fungsi bahan-bahan glasir, pewarna glasir, resep glasir dan temperatur bakarnya serta hasil pembakaran glasir. Pemahaman ini sangat penting karena resep glasir sangat banyak jenisnya dan masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda. Disamping hal tersebut di atas, hal-hal yang juga penting adalah kemurnian dan kehalusan dari bahan-bahan glasir yang digunakan karena akan berpengaruh pada keberhasilan glasir yang akan dibuat.

Page 495: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

458 Kriya Keramik

Gambar 11.5. Wadah bertutup dengan glasir warna(sumber: Mary Chappelhow)

Resep glasir yang akan dibuat sebaiknya diuji terlebih dahulu agar dapat diperkirakan hasil akhirnya, disamping itu juga jenis badan benda keramik yang akan diglasir sudah diketahuio agar kesalahan penerapan glasir yang tidak sesuai antara temperatur bakar glasir dengan jenis badan bendakeramik dapat dihindari.

Gambar 11.6. Contoh hasil pengujian glasir rendah yang diterapkan pada benda keramik stoneware. (sumber: Koleksi studi keramik)

Gambar 8.7. Contoh hasil pengujian glasir menengah yangditerapkan pada benda keramik stoneware.

sumber: Koleksi studi keramik)

Page 496: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

459Kriya Keramik 459

Proses penyiapan glasir merupakan tahapan yang memerlukan ketelitian dan ketepatan dalam menghitung rerep glasir, menimbang bahan-bahanglasir dan bahan pewarna glasir. Hal ini sangat penting karena kesalahan dalam menghitung resep glasir, menimbang bahan-bahan glasir danpewarna glasir akan dapat mengakibatkan kegagalan sehinggamenimbulkan kerugian.Penyiapan glasir dengan menggunakan malpot/jarmill dan ballmillmerupakan proses penyiapan glasir yang dilakukan secara masinal yaitu dengan memutar malpot/jarmil yang telah berisi bahan-bahan glasir dan airdi atas rol putar pada ballmill. Bola-bola porselin dalam malpot/jarmillberfungsi sebagai penumbuk bahan-bahan glasir

Proses tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar berikut:

Gambar 11.8. Proses penghalusan bahan glasir dengan ballmill.

11.4.1. Bahan

Saat ini sudah banyak bahan mentah siap pakai yang digunakana untuk membuat glasir yakni dalam keadaan kering bentuk tepung/powder kering agar lebih mudah pengolahannya.

Beberapa bahan yang sering digunakan untuk membuat glasir, diantaranya adalah:a. Silika (SiO2)b. Feldsparc. Whiting/kapur/calcium carbonate (CaCO3)d. Kaolin/China clay (Al2O3 .2SiO2 .2H2O)e. Zinc Oxide (ZnO)f. Rutile/titanium oxide (TiO2)g. Copper oxide

Page 497: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

460 Kriya Keramik

Contoh:

Resep Glasir cone 4-5 (11860C-11960C)Feldspar 47.50Whiting 18.60Kaolin 14.60Silika 5.90Zinc oxide 13.40Rutile 5.00

11.4.2. Proses Penyiapan Glasir

Penyiapan glasir yang dilakukan berdasarkan perbandingan bahan-bahanyang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:1. Penyiapan glasir dari bahan-bahan mentah siap pakai 2. Penyiapan glasir dari campuran glasir siap pakai

Proses penyiapan glasir dari bahan mentah dilakukan sebagai berikut:

1. Siapkan bahan-bahan glasiryang akan digunakan untukmembuat campuran glasir(feldspar, whiting, kaolin, silika,zinc oxide, rutile dan oksidacopper).

2. Hitunglah jumlah kebutuhan masing-masing bahan glasir sesuai resep glasir yang akan dibuat sebanyak 2 kg

Mat glaze cone 4 – 5 (11860C – 11960C)Feldspar 47.50 x 20 = 950 gramWhiting 18.60 x 20 = 372 gramKaolin 14.60 x 20 = 292 gramSilika 5.90 x 20 = 118 gramZinc oxide 13.40 x 20 = 268 gram

Jumlah = 2000 gramRutile 5.00 x 20 = 100 gramOksida Copper 3.00 x 20 = 60 gram

Page 498: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

461Kriya Keramik 461

3. Timbanglah masing-masingbahan glasir sesuai jumlahyang dibutuhkan, kemudiantimbang juga bahan pewarna (oksida atau stain) sesuaidengan kebutuhan.

4. Campurkan semua bahanglasir yang telah ditimbang ke dalam ember/waskom plastik,kemudian masukkan bahanpewarna galsir yang telahditimbang ke dalam campuran glasir.

5. Masukkan campuran bahanglasir dari ember ke dalammalpot/jarmill, kemudianmasukkan bola-bola porselinyang berfungsi sebagaipenghalus bahan glasir Ukulah kebutuhan jumlah air dengan gelas ukur dan masukkan ke dalam campuran glasir,kemudian menutupmalpot/jarmill dengan rapat.

6. Letakkan malpot yang telahberisi glasir di atas roll putarpada ball mill, kemudianhidupkan mesin ball millselama 2 jam, jika perlulakukan penggilingan sekali lagi agar bahan-bahan glasirmenjadi halus.

Page 499: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

462 Kriya Keramik

7. Saringlah campuran glasir yang telah digiling denganmenggunakan saringan mesh120-200 dan masukkan kedalam pada ember/waskomplastic.

8. Berilah label pada wadahtersebut sesuai dengan nama glasir, temperatur dan pewarna yang digunakan, serta tanggal pembuatan pada ember/waskom plastik agar diketahui jenis glasirnya.

Jenis glasir : Matt

Suhu bakar : 11960CPewarna : Copper oxide 3 %Tgl pembuatan : 27 April 2007

11.5. Teknik Pengglasiran

Mengglasir pada dasarnya adalah melapisi benda keramik biskuit dengan lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaanbadan keramik melalui proses pembakaran. Sebelum melaksanakanpengglasiran benda keramik, yang perlu diperhatikan adalah mengetahui jenis badan tanah liat yang digunakan untuk membuat badan benda keramik serta temperatur bakar glasir yang digunakan, hal ini penting karena dalam mengglasir benda keramik harus ada kesesuaian antara jenis badankeramik dengan temperatur glasir yang digunakan, apabila terjadi

Page 500: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

463Kriya Keramik 463

ketidaksesuaian antara jenis badan keramik dengan glasirnya maka badan keramik akan meleleh atau glasir tidak matang dan bahkan seperti hilang.

Berdasarkan kondisi bendanya, penerapan glasir dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Penerapan pada benda yang telah dibakar biskuit2. Penerapan pada benda mentah

Dalam praktik sebaiknya pengglasiran benda keramik diterapkan padabenda yang telah dibakar biskuit, karena akan lebih aman, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan pada benda mentah, hanya saja membutuhkan perlakuan yang lebih khusus dan hati-hati, karena benda mentah dalam keadaan kering akan sangat rapuh dan apabila diglasir akan cepat menyerap air yang dapat menyebabkan benda mentah tersebut retak dan hancur. Keuntungan mengglasir pada benda mentah yaitu hanyamembutuhkan proses pembakaran tunggal (single firing), pembakaranbiskuit sekaligus pembakaran glasir sehingga lebih efisien.

Glasir yang diterapkan pada barang-barang keramik dapat berfungsi :

1. Menambah keindahan barang-barang keramik2. Menambah kekuatan permukaan barang-barang keramik3. Membuat barang-barang keramik tidak tembus gas atau cairan 4. Memberikan sifat higienis pada alat makan minum (glasir non toxic)

Perkembangan produk keramik saat semakin meningkat, banyak industri yang memproduksi benda keramik berglasir, sehingga dengan menguasai kompetensi mengglasir benda keramik, memberikan peluang pekerjaansesuai kebutuhan industri keramik.

Jenis keramik menurut menurut bahan yang digunakan dan suhu bakarnyadapat dibedakan menjadi:

1. Earthenware (9000C-11800C)2. Stoneware (12000C-13000C)3. Porselin (13000C-14500C)

Dengan mengetahui jenis keramik tersebut maka dapat dihindaripenggunaan glasir yang tidak sesuai dengan temperaturnya, hal inidimaksudkan untuk menghindari sejak awal kesalahan yang timbul setelah pembakaran glasir.

Pada dasarnya proses pengglasiran benda keramik adalah proses melapisi benda keramik mentah dan biskuit dengan bahan glasir dengan berbagai teknik yaitu:

Page 501: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

464 Kriya Keramik

1. Teknik tuang (pouring)2. Teknik celup (dipping)3. Teknik semprot (spraying)4. Teknik kuas (brush)

Benda keramik berglasir juga dapat dilapisi glasir dengan bahan glasirsebagai dekorasi dengan teknik dekorasi overglaze yaitu dekorasi di atas glasir. Dekorasi overglaze dibakar pada temperatur kurang lebih 7000C-8000C.

Gambar 11.9. Produk keramik berglasir.(sumber: Koleksi studio keramik)

Gambar 11.10. Produk keramik berglasir.(sumber: Mary Chappelhow)

Page 502: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

465Kriya Keramik 465

Sebelum melaksanakan pengglasiran benda keramik biskuit, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Bersihkan benda keramik biskuit dengan sikat, disemprot dengan udara, atau dicuci dengan airsehingga benar-benar bersihdari minyak dan debu.

2. Keringkan benda keramik biskut agar dalam proses penggalsiran badan benda keramik tersebutdapat menyerap glasir denganbaik.

Penerapan glasir pada benda-benda keramik dapat dilakukan denganberbagai teknik pengglasiran yaitu: teknik tuang, celup, semprot, dan kuas.Dalam praktik pengglasiran benda keramik kadang-kadang keempatketeknikan tersebut dapat dilakukan pada satu benda keramik, hal ini sangat tergantung pada bentuk dan ukuran benda keramik yang akan diglasir serta ketersediaan campuran glasir. Untuk menghasilkan glasir yang baikusahakan ketebalan lapisan glasir pada seluruh permukaan badan benda keramik merata dengan ketebalan antara 1.0 mm–2.0 mm.

11.5.1. Teknik Tuang (Pouring)

Pengglasiran benda keramik dengan teknik tuang (pouring) merupakanteknik pengglasiran benda keramik yang dilakukan dengan cara menuang larutan glasir pada benda keramik, teknik tuang ini pada biasanya dilakukan untuk mengglasir bagian dalam benda keramik. Proses pengglasiran dilakukan dengan cara menuang larutan glasir ke dalam benda keramik, kemudian memutar benda keramik sehingga glasir menutup seluruh permukaan bagian dalam, selanjutnya tuang kembali glasir

Page 503: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

466 Kriya Keramik

ke dalam ember/waskom plastik. Setelah kering lakukan pengglasiran pada bagian luar benda keramik dengan meletakkannya di atas waskom dengan ditopang dua papan kayu kemudian tuang glasir pada permukaan bagian luar benda keramik. Pengglasiran dengan teknik tuang ini sering digabung dengan teknik semprot untuk mengglasir pada bagian luar benda keramik.

Proses Pengglasiran dengan Teknik Tuang (Pouring)

1. Tuang cairan glasir pada bagian dalam benda keramik menggunakan gelas ukuran, kemudian putar benda keramik tersebut hingga seluruh permukaan bagian dalam benda keramik terlapisi glasir.

2. Tuang kembali cairan glasir dari bagian dalam benda keramik ke dalam ember/waskom plastik kemudian letakkan benda keramik pada rak dorong hingga kering untuk diglasir bagian luarnya.

3. Tuang cairan glasir pada bagian luar benda keramik menggunakan gelas ukuran hingga seluruh permukaan bagian dalam benda keramikterlapisi glasir kemudian angin-anginkan hingga kering.

Page 504: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

467Kriya Keramik 467

11.5.2. Teknik Celup (Dipping)

Pengglasiran dengan teknik celup ini dilakukan dengan cara memasukkan atau mencelupkan benda keramik ke dalam larutan glasir menggunakan tang pencelup (dipping tong) atau dengan tangan secara langsung.Teknik celup ini merupakan teknik terbaik untuk menghasilkan permukan glasiryang merata, tetapi terbatas pada benda-benda yang tidak terlalu besar.Yang perlu diperhatikan adalah waktu untuk mencelup benda keramik ke dalam larutan glasir, karena jika terlalu lama akan membentuk lapisan yang tebal. Bekas jepitan dipping tong perlu diratakan permukaannya agar tidak mengalami cacat pengglasiran.

Proses Pengglasiran dengan Teknik Celup (Dipping)

1. Jepit benda keramik dengan menggunakan tang pencelup (dippingtong) atau pegang dengan tangan langsung.

Page 505: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

468 Kriya Keramik

2. Celupkan benda keramik kedalam cairan glasir tunggubeberapa saat hingga glasirmenyerap pada permukaanbenda keramik, kemudianangkat dan tempatkan pada rak dorong dan angin-anginkanhingga kering.

11.5.3. Teknik Semprot (Spraying)

Pengglasiran benda keramik dengan teknik semprot (spraying) dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan glasir pada benda keramikmenggunakan spray gun atau air brush di dalam alat pengglasiran (spray booth). Benda yang akan diglasir diletakkan di atas banding wheel kemudiansambil diputar lakukan penyemprotan glasir. Mengglasir benda-bendakeramik dengan teknik semprot ini memerlukan peralatan yang cukup rumit. Pengglasiran dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan glasirmenggunakan spray gun atau air brush dengan udara kompresor di dalam spray booth. Jarak penyemprotan sebaiknya sekitar 30–40 cm dengan arah melingkar (searah jarum jam), naik-turun, dan kiri-kanan sambil bendakeramik diputar. Yang perlu diperhatikan mengglasir dengan teknik semprot ini adalah ketebalan lapisan glasir pada permukaan benda keramik, karena kalau terlalu tebal glasir akan meleleh tetapi kalau terlalu tipis glasir seperti tidak matang dan kasar. Apabila pada saat mengglasir benda keramik terlalu basah oleh glasir biarkan hingga kering dan dapat dilanjutkan lagi.

Proses Pengglasiran dengan Teknik Semprot (Spraying):

1. Tuang cairan glasir pada tabung spraygun atau air brush.

Page 506: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

469Kriya Keramik 469

2. Tempatkan benda keramik diatas whirler dalam spraybooth,putar saklar pada posisi onhingga air mengalir melalui plat aluminium.

3. Semprot benda keramik sambilmemutar whirler pelan-pelanhingga merata pada seluruhpermukaan benda keramik,setelah selesai angkat dantempatkan pada rak dorong.Penyemprotan juga dapatdilakukan pada bagian dasarbenda yang berkaki dengan cara meletakkan benda di atas whirlersecara terbalik.

11.5.4. Teknik Kuas (Brush)

Pengglasiran benda keramik dengan teknik kuas (brush) dilakukan dengan cara melapiskan larutan glasir pada benda keramik menggunakan kuas, teknik ini pada umumnya untuk membuat dekorasi saja. Pelapisan larutan glasir dilakukan dengan dua arah yang berbeda yaitu secara vertikal dan horizontal sehingga benda keramik akan terlapisi dengan sempurna.Lapisan pertama dilakukan sampai seluruh permukaan benda keramiktertutup rata dan menjadi kering, setelah itu lakukan pelapisan yang kedua.

Proses Pengglasiran dengan Teknik Kuas (Brush)

1. Siapkan banding wheel padameja kerja, kemudian letakkanbenda keramik di atas bandingwheel dengan posisi memusat.

Page 507: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

470 Kriya Keramik

2. Putar pelan-pelan banding wheeltersebut, kemudian dengan hati-hati lakukan pengglasiran benda keramik menggunakan kuasyang sesuai dengan ukuranyang dibutuhkan.

3. Pegang dengan tangan lakukan pengglasiran dengan kuas pada seluruh permukaan bendakeramik, setelah selesaitempatkan pada rak dorong.

4. Selama proses pengglasiran aduklah larutan glasir secara terus menerus sehingga larutanglasir tidak mengendap di dasar wadah yang menyebabkan glasir sangat berair.

Catatan:

• Untuk benda keramik biskuit yang memiliki tutup, pada bagian benda yang bersinggungan dapat dilapisi dengan wax (lilin) atau setelahdiglasir pada bagian tersebut dibersihkan dari glasir agar tidak saling menempel pada waktu proses pembakaran glasir

Page 508: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

471Kriya Keramik 471

• Bersihkan glasir pada bagian kaki dari benda keramik yang telah selesai diglasir menggunakan spon basah atau sikat, hal ini dilakukan agar benda keramik berglasir tidak melekat pada shelves atau plat tungku pembakaran

• Tempatkan pada arak doronguntuk memudahkan transportasipada proses pembakaran glasir.

Page 509: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

472 Kriya Keramik

11.6. Kesalahan dalam Penggalsiran dan CaraMengatasinya

Berhasil tidaknya pengglasiran benda keramik banyak dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah:

Bahan-bahan yang digunakanBahan-bahan glasir kadang-kadang berbeda umur, asalnya, carapengambilan, dan kemurniannya serta kehalusan butiran akan dapatmengakibatkan perbedaan kualitas jenis bahan.

Badan tanah liat untuk barang-barang keramikBadan tanah liat yang digunakan untuk membuat benda keramik jugamemegang peranan penting dalam menentukan kualitas dan penampilan akhir dari glasir.

Panas dalam ruang pembakaranPerbedaan panas dan sirkulasi api dalam ruang pembakaran sangatberpengaruh, apabila dalam penyusunan barang-barang keramikmemerlukan tingkat atau sap akan dapat mengakibatkan hasil pembakaran glasir tiap tingkat akan berbeda.

Tipe tungku dan bahan bakarnyaKualitas hasil pembakaran glasir juga dipengaruhi oleh jenis tungku dan bahan bakar yang digunakan. Tungku dengan bahan bakar minyak, gas, listrik, atau kayu akan menghasilkan hasil pembakaran yang berbeda-beda.

Atmosfer tungkuAtmosfer dalam tungku akan mengakibatkan timbul oksidasi atau reduksi. Pada atmosfer oksidasi, proses pembakaran memperoleh cukup oksigen, sedangkan atmosfer reduksi proses pembakaran tidak mendapatkanoksigen yang cukup sehingga kebutuhan oksigen diambil dari glasir.

Penerapan glasirKualitas hasil pembakaran glasir juga dapat dipengaruhi oleh carapenerapannya pada permukaan barang keramik baik dengan teknik celup, tuang, kuas, atau semprot hal ini terjadi karena ketebalan lapisan glasir tidak merata pada seluruh permukaan barang keramik.

Berbagai permasalahan tentang glasir timbul dalam setelah prosespembongkaran benda keramik dari dalam tungku pembakaran dilakukan, untuk itu perlu diagnosa apa penyebabnya dan bagaimana caramengatasinya.

Page 510: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

473Kriya Keramik 473

Tabel 11.1. Kesalahan dalam pengglasiran dan cara mengatasi.(sumber: Peter Cosentino)

Masalah Diagnosa Cara mengatasiHasil bakar glasir seperti kertas ampelas, warna glasir tidak muncul dengan baik dan lapisan glasir kelihatan kotor.

• Glasir yang terlalu tipis • Lakukan pengglasiran dengan lebih tebal

Glasir meleleh turun dari permukaan benda keramik (running),mengkerut berpisah (crawling) atau berbintik-bintik udara atau retak-retak(crazing).

• Glasir terlalu tebal • Kurangi ketebalan lapisan glasir pada benda

• Kurangi waktu pencelupan benda keramik pada larutan glasir

Benda keramik yang telah dibakar biskuit tidak menyerap glasir

• Temperatur bakar biskuit terlalu tinggi

• Lakukan pembakaran biskuit benda keramik pada temperatur yang lebih rendah

• Hangatkan benda keramik sebelum diglasir dan bakarlah pada suhu yang lebih tinggi

Muncul gelembung-gelembung pada benda keramik (boating)

• Terlalu banyak pewarna oksida atau karbon dalam tanah liat

• Pembakan biskuit terlalu lama

• Kurangi penggunaan warna pada tanah liat

• Tambahkan grog padatanah liat

• Lakukan pembakaranglasir pada temperatur yang lebih rendah

Glasir berpisah menjadi gumpalan-gumpalanatau berkerut pada permukaan benda keramik (crawling)

• Adanya minyak, lemak, keringat atau debu pada benda keramik biskuit

• Larutan glasir terlalu banyak mengandungtanah liat plastis

• Cuci bersih benda keramik biskuit sebelum diglasir

• Hindari memegang benda keramik biskuit terlalu sering

• Kurangi kandungan tanah liat plastis pada larutan glasir atau ganti dengan bahan Kaolin

• Temperatur bakar biskuit kurang rendahsehingga masih berpori dan sifat porousnya tinggi

• Benda keramik dibakar biskuit dengan temperatur 9000C.

Page 511: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

474 Kriya Keramik

• Terjadi keretakan lapisan glasir sebelum pembakaran

• Larutan glasir terlalu kental sehingga lapisan glasir menjadi tebal

• Tambahkan air pada larutan glasir

• Kurangi ketebalan lapisan glasir pada benda keramik

Terjadi retak -retak halus pada permukaan benda keramik (crazing)

• Penyusunan larutan glasir tidak sesuai

• Pembakaran glasir di bawah temperatur bakarnya (underfired)

• Lapisan glasir yang terlalu tebal

• Tambahkan kandungan Silika pada larutan glasir

• Lakukan pembakaran glasir pada temperatur yang lebih tinggi

• Tambahkan air pada larutan glasir

Benda keramik yang diglasir terbelah atau pecah (dunting)

• Pemanasan atau pendinginan yang terlalu cepat

• Panaskan atau dinginkan tungku bakar secara pelan-pelan pada suhu 2000C dan 6000C

• Jangan membuka pintu tungku bakar sebelumtemperatur di bawah 2000C

• Tambahkan grog padabadan benda keramik

Terdapat lubang-lubangkecil pada permukaan benda keramik yangtelah dibakar glasir (pinholing)

• Pembakaran glasir sedikit di bawah temperatur bakarnya

• Pembakaran glasir yang terlalu cepat

• Muncul gelembung udara pada glasir

• Kelebihan whiting padaglasir

• Lakukan pembakaran glasir sedikit lebih tinggi

• Lakukan pembakaranglasir secara perlahan-lahan

• Kurangi kandungan silika tambahkan flux

• Kurangi whiting pada larutan glasir

Glasir mengelupas dari permukaan benda keramik(peeling, shelling ataushivering)

• Badan tanah liat menyusut terlalu banyak

• Turunkan sedikit temperatur bakar glasir

• Kurangi waktu pencelupan benda keramik pada larutan glasir

• Tambahkan frit yang lebih tingi pada larutan glasir

• Kurangi kandungan silika pada larutan glasir

Page 512: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

475Kriya Keramik 475

Beberapa contoh kesalahan yang terjadi pada permukaan glasir bendakeramik setelah proses pembakaran:

Crawling Glasir tebal

Crazing atau cracking Pinhole

Glasir belum matang Peeling, shelling atau shivering

Running Bloating (blister)

Gambar 11.11. Contoh beberapa kesalahan glasir(sumber: Joaquim Chavarria)

Page 513: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

476 Kriya Keramik

Membakar benda keramik merupakan tahapan cukup kritis namunmenyenangkan untuk merubah benda mentah (greenware) menjadi benda keramik yang matang dan keras. Proses pembakaran tersebut merupakan salah satu tahapan yang sangat penting pada proses pembuatan benda keramik, karena tanpa melalui proses pembakaran maka benda keramik belum dapat disebut produk keramik. Jadi suatu benda keramik dapatdikatakan sebagai produk keramik harus melalui proses pembakaran. Tanah liat sebagai bahan baku utama untuk pembuatan benda keramik akanmengalami proses pembakaran, apabila telah melewati temperatur 6000Ctanah liat tersebut akan mengalami perubahan fisik dan kimiawi menjadikeramik yang keras dan padat yang tidak dapat hancur oleh air. Proses perubahan tersebut disebut perubahan keramik (ceramic change). Tetapi belum dapat dikatakan bahwa tanah liat yang telah melewati temperatur6000C bukan berarti tanah liat tersebut telah matang secara sempurna.Temperatur kematangan suatu tanah liat berbeda-beda sesuai dengan jenistanah liatnya.

Secara umum jenis bahan tanah liat yang digunakan untuk membuat benda keramik dapat dibedakan menjadi:

• Earthenware (9000C-11800C)• Stoneware (12000C-13000C)• Porselin (12500C-14600C)

Pembakaran benda keramik dari waktu ke waktu terus mengalamiperkembangan untuk tujuan penyempurnaan, baik dari jenis, carapengoperasian maupun bahan bakarnya, semuanya dimaksudkan untuk lebih meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas, namun demikian hal ini sangat tergantung pada kondisi daerah sehingga pembakarantradisionalpun masih tetap ada.

12.1. Tungku Pembakaran

Tungku pembakaran atau kiln adalah suatu tempat/ruangan dari batu bata tahan api yang dapat dipanaskan dengan bahan bakar atau listrik dandipergunakan untuk membakar benda-benda keramik.Fungsi tungku pembakaran adalah untuk membakar benda-benda keramik yang disusun di dalamnya dan dibakar dengan menggunakan bahan bakar khusus (kayu, batu bara, minyak, gas, atau listrik) sampai semua panas

12. TUNGKU DAN PEMBAKARAN

Page 514: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

477Kriya Keramik 477

menyebar dan membakar semua yang ada di dalam tungku itu. Pembakaran atau radiasi panas berlangsung di dalam tungku atau di bawah ruang bakar dan kelebihan asap keluar melalui saluran api atau cerobong tungku.Sirkulasi panas harus dibiarkan secara merata dan bebas di sekeliling benda pada saat dibakar.

Untuk mendapatkan hasil pembakaran yang memuaskan, tungku jenisapapun harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:

1. dapat mencapai suhu yang diinginkan dengan mudah,2. suhu seluruh bagian tungku pada ruang pembakaran merata,3. pemakaian bahan bakar efisien (hemat),4. dapat digunakan dalam waktu yang lama (umur pemakaian lama),5. memiliki prosedur pengoperasian dan pemeliharaan yang mudah dan

murah, serta6. memudahkan untuk proses penyusunan dan pembongkaran benda

keramik.

Saat ini berbagai jenis tungku pembakaran dapat dijumpai baik di sentra-sentra kerajinan keramik (gerabah), studio keramik, maupun industrikeramik. Penggunaan jenis tungku pembakaran yang digunakan sudahtentu dengan melihat beberapa faktor. Beberapa faktor penting yang harusdipertimbangkan dalam memilih atau merancang tungku pembakarankeramik ialah:

1. Jenis tungku.Yang dimaksudkan dengan jenis tungku adalah sirkulasi api/jalannyaapi, bentuk tungku, ukuran/ kapasitas. bahan yanq digunakan.

2. Kapasitas tungku pembakaran Kapasitas erat kaitannya antara produktivitas dengan volume tungku (ruang pembakaran), sehingga perlu dipikirkan seberap ukuran tungku pembakaran yang harus dibuat.

3. Suhu akhir yang ingin dicapai,Dalam merancang tungku pembakaran perlu mengetahui jenis badanbenda keramik yang akan dibakar, sehingga bahan baku untukpembuatan tungku juga menyesuaikan. Untuk efisiensi dipilih tungku pembakaran yanga dapat mencapai suhu tinggi.

4. Kondisi pembakaran yang diinginkanKondisi pembakaran yang akan dicapai untuk pembakaran jenisoksidasi, reduksi, atau netral harus ditetapkan guna menentukan bentuk ruang bakar, alat pembakar (burner) dan damper.

5. Jenis barang yang akan dibakarBahan tanah liat keramik yang dibakar dapat dibedakan menjaditerracotta/earthenware, stoneware atau porselin oleh sebab itu kita perlu

Page 515: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

478 Kriya Keramik

menentukan jenis tungku, ukuran, dan bahan bakar yang akandigunakan.

6. Jenis bahan bakar Jenis bahan bakar yang akan digunakan perlu mempertimbangkankondisi lingkungan, apakah dengan kayu, minyak, gas, batu bara, atau listrik.

g. Lokasi tungkuLokasi pembuatan tungku harus memperhatikan kondisi lingkunqan, di dalarn kota, pinggiran, halaman pabrik, garasi, dll.

h. Ukuran plat/shelvesUkuran plat tahan api juga harus diperhitunqkan untuk disesuaikandengan ukuran plat yang telah ada karena yang ada di pasaran ukurannya terbatas.

Berbagai macam tungku pembakaran yang dapat digunakan banyakjenisnya mulai dari yang sederhana hingga yang paling modern, sejalan dengan perjalanan waktu. Penggolongan jenis tungku dapat dibedakanberdasarkan bentuk, mode operasi, kontak panas, pemakaian namapenemunya, sirkulasi api, dan bahan bakar yang digunakan.

12.1.1. Klasifikasi Tungku

Tungku pembakaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut bahan bakar, aliran panas/ sirkulasi api, bentuk, kontak panas, cara operasi/prosespembakaran, pemakaian, dan penemunya. Namun dari berbagai klasifikasi tersebut hanya akan dijelaskan sebagian saja.

12.1.1.1. Klasifikasi Tungku menurut Bahan Bakarnya

Tungku jenis ini banyak digunakan di studio-studio atau di sekolah sekolah karena mudah dioperasikan. Tungku ini dilengkapi dengan kumparan-kumparan yang akan membara apabila dialiri arus listrik. Bentuk, volume, dan spesifikasi tungku listrik sangat bervariasi dan masing-masingmempunyai keunggulan sendiri.Bahan apapun yang dapat terbakar dapat digunakan untuk membakarkeramik, tetapi sejak dulu pembakaran mempergunakan kayu dan batu bara, sedangkan pada perkembangan terakhir pembakaran menggunakanminyak dan gas. Sekarang sumber panas yang baru untuk pembakaran keramik ialah listrik. Jenis tungku berdasarkan bahan bakar (sumber panas) yang digunakan dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu:

Page 516: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

479Kriya Keramik 479

a. tungku bahan bakar gas, b. tungku listrik,c. tungku bahan bakar padat (kayu, batu bara),d. tungku bahan bakar minyak,e. tungku bahan bakar batubara

12.1.1.2. Klasifikasi Tungku menurut Arah Aliran Panas/Sirkulasi Api

• Tungku api naik (up draft kiln)

Pada tungku jenis ini panas dari ruang bakar mengalir ke ruangpemanasan/pembakaran di atas-nya dan memanaskan barang-barang yang ada kemudian keluar melalui cerobong asap di bagian atas. Penggunaan bahan bakar tungku jenis ini relatif tinggi dan perbedaan suhu antara bagian bawah dan atasnya cukup besar sehingga dapat mempengaruhi hasilnya. Yang termasuk jenis ini ialah tungku ladang dan tungku bak. Bentuk tungku api naik ada yang persegi dan ada yang bulat.Ciri-ciri tungku api naik ialah:1. pemakaian bahan bakar agak boros,2. suhu pembakaran relatif rendah (di bawah 10000C),3. perbedaan suhu bagian atas dan bawah dan tengah cukup besar

(bagian bawah lebih tinggi),4. cara pengoperasiannya mudah, dan5. biaya konstruksi dan pemeliharaan lebih mudah dan murah.

Gambar 12.1. Tungku dengan sirkulasi api naik.(sumber: Prasidha Adhikriya)

Page 517: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

480 Kriya Keramik

• Tungku api berbalik (down draft kiln)

Panas yang dihasilkan dari ruang bakar akan mengalir ke atas karena ada jembatan api (bag wall), menyentuh atap tungku pada ruang pembakaran dan berbalik ke bawah untuk memanasi benda keramik, kemudian mengalir ke saluran di bawah lantai tungku (kanal) dan keluar melalui cerobong. Dengan menggunakan jenis tungku ini akan dihasilkan suhu ruangpembakaran yang lebih merata dan dapat mencapai suhu ruang pem-bakaran yang lebih merata dan dapat mencapai suhu yang lebih tinggi 14000C. Pada tungku jenis ini juga dilengkapi dengan damper (skep) yang ditempatkan pada saluran (kanal) antara tungku dan cerobong. Yangtermasuk jenis ini adalah tungku catenary. Bentuk dari tungku down draft ini ada yang persegi dan ada pula yang bulat.

Gambar 12.2. Tungku dengan sirkulasi api berbalik.(sumber: Prasidha Adhikriya)

• Tungku api mendatar (cross draft kiln)

Panas yang dihasilkan dari ruang bakar oleh jenis tungku ini akan mengalir ke ruang pemanasan sejajar lantai, memanaskan barang keramik,kemudian keluar melalui cerobong asap. Suhu yang paling tinggi terletak dekat ruang bakar dan menurun ke arah cerobong asap.

Page 518: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

481Kriya Keramik 481

Gambar 12.3.Tungku dengan sirkulasi api mendatar.(sumber: Prasidha Adhikriya)

12.1.2.Kiln Furniture

Kiln furniture merupakan perlengkapan tungku pembakaran yang berfungsiuntuk mendukung proses pembakaranbenda keramik. Kiln furniture dibuat dari bahan-bahan refraktori yang tahan terhadap pengaruh spalling, beban mekanis, keadaan panas, dan tahan terhadap leburan untuk pemakaian berulang-ulang. Kiln furniture) umumnya terbuat dari bahan refraktori yang tahan terhadap pengaruh spalling yaitu beban mekanis, keadaan panas dan tahan terhadap leburan untuk pemakaian secara berulang. Bahan kilnfurniture dapat terdiri dari bahan samot, mullite, cerdienite, mulcorite (mullite cordierite), aluminium tinggi, aluminium porselin, dan jenis bahan siliconcarbide.

Jenis-jenis kiln furniture tersebut mempunyai karakteristik pemakaian yang berbeda-beda seperti misalnya:

• temperatur maksimum pemakaian• ketahanan spalling atau kemampuan untuk menyangga beban dalam

keadaan panas, temperatur tinggi• ketahanan terhadap reaksi pembakaran reduksi/oksidasi • keawetan pemakaian• porositas badan kiln furniture.

Page 519: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

482 Kriya Keramik

Fungsinya Kiln Furniture

Plat/shelvesPlat berfungsi sebagai alas benda keramik yang di bakar dan jugauntuk membuat sap di dalam tungku. Bentuk plat bermacam-macamseperti lingkaran, setenaghlingkaran, segi enam, dan persegiempat denga berbagai variasiukuran. Untuk keperluan tertentumisalnya saat digunakanpembakaran glasir, plat tersebut dilapisi kiln wash yaitu lapisanpelindung agar plat tidak terkena lelehan glasir secara langsung bilameleleh sehingga benda keramik dapat lebih mudah diambil dan tidakmelekat pada plat sehingga plat yang digunakan tidak cepat rusak. Kilnwash dibuat dari campuran koalin dan kwarsa dengan perbandingan 1:1

Tiang penyangga/posts/propsTiang penyangga berfungsi sebagai penyangga atau penopang plat(shelves) yang disusun dalam tungku untuk alas benda keramik. Tiang penyangga terbuat dari batu tahan api dengan bentuk silinder, balok, dan prisma dengan ukuran tinggi yang bervariasi sehingga dapat digunakan sesuai dengan ukuran tinggi rendahnya benda keramik yang dibakar.Tiang penyangga ini biasanya dilengkapi dengan interlocking props, yaitupenyambung penyangga agar lebih stabil dan tidak goyah.

Stilt/spursStilt yaitu kerucut-kerucut kecil yang terbuat dari bata tahan api. Stiltdipergunakan untuk menyngga benda keramik yang diglasir pada bagian bawahnya, sehingga glasir tersebut tidak lengket pada plat ketika sudah dibakar. Bentuk stilt dapat berupa kerucut-kerucut runcing atau bentuk paku.

Page 520: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

483Kriya Keramik 483

KapselKapsel berfungsi untuk melindungi benda keramik yang dibakar agar tidak terkena api secara langsung, khususnya dalam pembakaran dengan bahan bakar minyak atau gas. Kapsel terbuat dari bata tahan api dengan bentuk persegi, kubus, oval ataupun silinder dengan ukuran yang bervariasi.

.

Tile settersAlat yang berbentuk rak digunakan secara khusus untuk menyanggabenda keramik berupa tile/tegel.Dengan alat ini pembakaran akanlebih efisien karena tidak banyakmemakan tempat dan memberikansirkulasi panas yang lebih merata.

Plate settersAlat yang berbentuk rak digunakan khusus untuk menyangga benda keramik berupa piring dan cawan. Alat ini juga tidak memakan banyak tempat karena benda keramik dapat disusun dalam rak tersebut.

Page 521: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

484 Kriya Keramik

12.1.3. Pengukur Temperatur (Suhu)

Dalam proses pembakaran pengendalian suhu pembakaran perludiperhatikan agar hasil pembakaran yang diinginkan dapat tercapai. Dalam praktek pembakaran benda keramik, yang perlu diketahui adalah jenis tanah liat/komposisi tanah liat, jenis glasir, dan suhu yang akan dicapai. Suatu jenis tanah liat atau komposisi glasir yang telah dibakukan biasanya sudah ditentukan suhu bakarnya. Untuk mengukur suhu bakar dapat digunakan thermocouple, pyrometer dan pyrometric cone (pancang). Sebetulnya,thermocouple pyrometer merupakan satu kesatuan alat pengukur suhu, yang biasa disebut dengan pyrometer.

9.1.3.1. Pyrometer

Pyrometer adalah alat pengukur suhu di dalam tungku pada setiap saatselama pembakaran berlangsung. Pyrometer mempunyai dua bagianpenting yaitu thermocouple dan galvanometer atau pyrometer yangdilengkapi dengan penunjuk berupa jarum dan skala suhu dalam satuan derajat Celcius atau Farenheit.

Ada 2 macam pirometer yaitu pirometer optis dan pirometer thermolistrik (thermocouple).Pyrometer thermolistrik terdiri dari thermocouple, skala, dan kawatpenghubung antar couple dengan skala. Sedangkan thermocouple terdiri dari dua kawat logam campuran yang berlainan. Kedua kawat tersebutdibungkus dengan bahan isolasi tahan api.

Page 522: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

485Kriya Keramik 485

Gambar 12.4. Penampang thermocouple pada dinding tungku.(sumber: Melanie Jones)

Cara kerja pyrometer ialah sebagai berikut: Pada saat suhu bakar di dalam tungku mulai memanas, titik temu kedua kawat yang disolder bertindak sebagai batu baterai yang mengeluarkan arus listrik lemah sebesarbeberapa milivolt. Semakin lama arus mengalir semakin bertambah besar pula pemanasan, sesuai dengan pertambahan suhu di dalam tungku. Arus menggerakkan jarum indikator menjelajahi skala suhu yang tergambar pada galvanometer. Dengan melihat posisi jarum terhadap skala suhu, operator akan dapat langsung membaca dan menentukan besarnya panas yang ada di dalam tungku. Pyrometer merupakan sebuah instrumen yang rentan rusak, penanganan yang hati-hati karena harganya mahal, maka sebaiknya pengoperasiannya dipercayakan kepada operator pembakaran. Biasanya dalam prosespembakaran, selain pyrometer, juga digunakan alat pengukur suhu lainnya yang dikenal sebagai cone atau pancang. Seringkali kedua jenis alatpengukur suhu ini digunakan dalam satu tungku sehingga kesalahan baca suhu akibat salah satu alat tidak berfungsi dapat dihindari.

12.1.3.1. Thermocouple

Thermocouple adalah bagian yang aktif dari sebuah alat pengukur suhu yang disebut pyrometer, thermocouple dibuat dari dua jenis kawat dengan kedua ujungnya dilebur dan disatukan (disolder). Kawat thermocouple untuksuhu di bawah 11000C berbeda dengan thermocouple untuk suhu di atas 11000C. Kawat thermocouple untuk suhu dibawah 11000C menggunakan dua kawat, yaitu campuran logam krom-alumunium dan logam nikel.

Page 523: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

486 Kriya Keramik

Kawat thermocouple untuk suhu di atas 11000C menggunakan dua kawat, yaitu platinum murni dan campuran platinum-rodium. Kedua kawat yang menyatu ujungnya dilindungi oleh sebuah tabung tahan api dari mineral mulit atau jenis mineral tahan api lainnya. Kedua kawat ujung thermocoupledihubungkan dengan kabel kawat timbal pada pyrometer.

Thermocouple dimasukkan ke dalam tungku pembakaan melalui lubangkhusus, kedua ujung kawat yangdiluar dihubungkan dengan kabelpenghubung ke galvanometerindicator (pyrometer). Kalau ujungsambungan tersebut terkena panas maka akan timbul tegangan listrikyang dapat diukur dengan alat ukur listrik (pyrometer) yang akanmenunjukkan suhu pada ruangpembakaran.Pada jenis tungku tertentu pyrometer dan thermocouple sudah terpasang di tungku pembakaran, tetapi bilabelum terpasang umumnya terdapat lubang yang ada di tengah tungku untuk meletakkan thermocouple,sedangkan pyrometernya perludiletakkan pada posisi yang amandan mudah dibaca indikatornya.

11.1.3.1. Pancang Suhu/Pyrometric Cone

Cone atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai pancang suhumerupakan salah satu alat pengukur suhu pembakaran yang tergolongakurat. Cone dibuat dari campuran bahan keramik dengan komposisi seperti pada glasir. Bahan tersebut dibentuk piramid tinggi dengan tiga sisi dan dirancang untuk melunak dan membengkok pada suhu tertentu. Setiap pancang mempunyai nomor tertentu (nomor 020-nomor 15), nomor 020untuk suhu 6000C sampai dengan 15 untuk suhu 14310C. Nomor-nomortersebut sesuai dengan temperatur pembakaran yang mengindikasikanpada suhu berapa pancang tersebut akan melengkung atau membengkok menyentuh lantai dasar. Standar ukuran untuk pancang besar, tinggi kurang lebih 66 mm dan untuk pancang kecil, tinggi kurang lebih 25 mm.

Pancang suhu ini hanya dapat dipakai sekali saja, setelah suhu yang sesuainomor kode dicapai, maka pancang akan melengkung dan tidak dapat digunakan lagi. Agar pancang berfungsi dengan baik, maka harus diletakkan pada sudut kemiringan 8

0, dihitung dari poros tegak lurus dengan lantai

Page 524: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

487Kriya Keramik 487

dasar dan ditempatkan dalam tungku, diletakan dekat lubang intai (spy hole)agar dapat dilihat dari luar tungku pembakaran. Karena pancang dibuat dari bahan keramik yang formulanya disesuaikan dengan suhu matang tertentu, maka pancang ini dianggap sebagai alat pengukur suhu yang baik, selain pirometer. Untuk mengamati suhu pembakaran dianjurkan menggunakan satu seri, terdiri atas tiga buah pancang yang berurutan nomornya, misalnya nomor 5, 4, dan 3 untuk suhu matang sekitar 1150

0C. Ketiga pancang

tersebut disusun berjajar dengan sudut kemiringan 80 dan diletakkan

sedemikian rupa di dalam tungku sehingga dapat dilihat melalui lubang intai.

Bila pancang pertama (nomor 3) sudah membengkok dan ujungnya hampir menyentuh lantai dasar, maka berarti suhu yang diinginkan hampir tercapai. Apabila pancang pertama (nomor 3) sudah membengkok dan ujungnya sudah menyentuh lantai dasar, dan pancang ke dua (nomor 4) sudahmembengkok serta ujungnya hampir menyentuh lantai dasar, maka berarti suhu yang diinginkan telah tercapai. Pancang ketiga (nomor 5) diupayakan dalam keadaan tetap tegak pada setiap akhir pembakaran. Jika pancang ketiga (nomor 5) ikut membengkok sampai menyentuh lantai dasar, maka akan melewati suhu bakar yang seharusnya (overfiring).

Pancang yang lebih rendah untukmengetahui bahwa suhupembakaran akan tercapai,sedangkan nomor yang lebih tinggi untuk mencegah jangan sampaisuhunya terlalu tinggi, dalam praktiksehari-hari seringkali dijumpai bahwa orang hanya menggunakan sebuah pancang saja, yang tentunyamengandung risiko bila pancangtersebut tidak berfungsi dengan baik.

Cone nomor 5 Cone nomor 4 Cone nomor 3

Page 525: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

488 Kriya Keramik

Pancang dikembangkan di Jerman oleh seorang ahli keramik bernama Dr. Hermann Seger pada tahun 1886. Pada awalnya pelat ini digunakan untukpengujian pembakaran bahan-bahan tahan api. Dalam perkembangannya ia membuat pancang menjadi beberapa seri, masing-masing diberi nomorberdasarkan suhu matang yang ingin dicapai, dikenal sebagai pancang seger. Selain pancang seger, berkembang pula pancang-pancang lain yang digunakan di industri keramik, yaitu pancang orton dibuat oleh Eduard Orton dari Amerika dan pancang staffordshire (sentra industri keramik) di Inggris yang ketiganya mempunyai sedikit perbedaan. (Lihat daftar pancang).

Cara kerja pancang sebagai berikut, pada saat bersentuhan dengan api, pengaruh panas pertama-tama mengenai ujung, selanjutnya merambat ke bawah, oleh karena itu pada saat titik matang, pancang akan melengkungperlahan dari atas ke bawah.

Tingkat kecepatan kenaikan suhu pembakaran berpengaruh pada kerjapancang, sebagai contoh bila waktu pembakaran mencapai suhu matang terlalu cepat (fast firing) dibandingkan dengan waktu seharusnya, maka akan diperlukan suhu yang lebih tinggi untuk membengkokkan/melengkukngkan pancang.

Kenaikan suhu per jam untuk setiap pancang berbeda-beda, menurut Daniel Rhodes, kenaikan 20

0C per jam dianggap lambat. Pancang orton dibuat

untuk kenaikan suhu antara 600C/jam dan 150

0C/jam. Bila suhu pembakaran

tinggi telah tercapai (biasanya warna api putih menyilaukan), pancang di dalam tungku sulit untuk dilihat. Hal ini dapat diatasi dengan meniupkan udara ringan ke dalam tungku melalui lubang intai sehingga pancang dapat dilihat walaupun hanya sepintas. Untuk ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Page 526: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

489Kriya Keramik 489

Tabel 12.1. Daftar pyrometric cone.(sumber: Glenn Nelson)

Cone Besar Cone KecilNomor Cone

150° C 270° F 300° C 540° F Seger Cone

(Celcius)020 635 1175 666 1231 670019 683 1261 723 1333 690018 717 1323 752 1386 710017 747 1377 781 1443 730016 792 1458 825 1517 750015 804 1479 843 1549 790014 838 1540 815013 852 1566 835012 881 1623 855011 894 1641 880010 894 1641 919 1686 90009 923 1690 955 1751 92008 955 1751 983 1801 94007 981 1803 1008 1816 96006 999 1830 1023 1873 98005 1046 1915 1062 1914 100004 1060 1940 1098 2008 102003 1101 2011 1131 2068 104002 1120 2048 1148 2098 106001 1137 2079 1178 2152 10801 1154 2109 1159 2154 11002 1162 2124 1179 2154 11203 1168 2134 1196 2185 11404 1186 2167 1209 2208 11605 1196 2185 1221 2230 11806 1222 2232 1255 2291 12007 1240 2264 1261 2307 12808 1263 2305 2305 2372 12509 1280 2336 1317 2403 1280

10 1305 2381 1330 2426 130011 1315 2399 1330 2437 132012 1326 2419 1335 2471 135013 1346 2455 138014 1360 2491 141015 1431 2608 1430

Page 527: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

490 Kriya Keramik

12.2. Pembakaran

Pembakaran adalah suatu reaksi yang cepat antara oksigen dengankumparan bahan bakar yang menghasilkan panas sebagai akibat reaksikimia antara kumparan bahan bakar dan oksigen.Oksigen yang berasal dari udara mempunyai bagian volume sebesar 21%, Nitrogen 78%, dan molekul-molekul gas lainnya 1%.

Proses pembakaran yaitu menggunakan kompor pembakar dengan bahan bakar minyak memerlukan kecermatan dan ketelitian, yang akanmenentukan keberhasilan. Beberapa faktor yang akan sangat menentukan keber-hasilan proses pembakaran, antara lain ialaha. Jenis tungku pembakaran.b. Kompor pembakar.c. Cara pengoperasian.d. Bahan bakar.

12.2.1. Pengertian Perubahan Keramik (Ceramic Change).

Untuk menjadi suatu benda yang permanen, tanah liat/keramik harusdibakar terlebih dahulu, sebab tanah liat yang telah mengeras karena sinar matahari dapat hancur oleh air. Tanah liat mengalami pembakaran melewati suhu 6000C maka tanah liat tersebut mengalami perubahan fisik dan kimiamenjadi keramik yang tidak hancur atau lapuk oleh air. Peristiwa itu disebut perubahan keramik atau ceramic change, sebab keramik tidak bisadikembalikan lagi menjadi tanah liat. Proses pembakaran yang telahmelewati suhu 6000C, bukan berarti bahwa keramik tersebut telah matang (vitrifikasi) sempurna. Suhu yang dibutuhkan untuk mematangkan tanah liat bervariasi sesuai dengan jenis tanah liatnya.

Kematangan (vitrifikasi) adalah kondisi keramik yang telah mencapaikematangan secara tepat tanpa mengalami perubahan bentuk, hal iniditentukan oleh peleburan bahan-bahan feldspatik dan kwarsa bebas dalam badan keramik, yang berfungsi sebagai pelekat partikel-partikel tanah liat,sehingga setelah proses pendinginan partikel-partikel tanah tersebut seolah-olah direkatkan satu sama lain membentuk badan keramik yang keras.

Suhu matang tanah liat memiliki jarak antara (range) yang cukup besar, biasanya antara 500C-2000C. Misalnya tanah liat earthenware dari lokasitertentu memiliki suhu matang antara 9500C-10500C, artinya jika dibakar dibawah suhu 9500C tanah liat tersebut belum mengalami perubahankeramik secara sempurna. Sebaliknya jika dibakar melebihi suhu 10500C,tanah liat akan mengalami perubahan bentuk atau bahkan meleleh, karena

Page 528: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

491Kriya Keramik 491

pemanasan yang berlebihan dan partikel-partikel tanah ikut melebur menjadimineral yang meleleh.

12.2.2. Perubahan yang Terjadi pada PembakaranKeramik

Bila tanah liat dipanaskan mulai dari suhu awal sampai suhu akhirpembakaran maka akan terjadi perubahan fisika, kimia maupun mineral secara serempak atau sendiri-sendiri.

Secara keseluruhan, proses pembakaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan sebagai berikut:

12.2.2.1. Tahap Pengeringan

Pada tahap ini terjadi penguapan air mekanis, yaitu sisa air pembentukanatau yang terikat karena kelembaban udara. Jumlah air yang terkandung dalam tanah liat (massa badan benda) tergantung dari :1. Cara pembentukan barang2. Pengeringan sebelum dibakar3. Jenis tanah liat yang digunakan

Bila pengeringan sebelumnya kurang efektif, apalagi jika pembentukannya dengan cara basah maka kandungan airnya tinggi. Pada massa bodidengan butiran halus akan menyerap lebih banyak air. Demikian jugaberbagai jenis tanah liat akan menyerap air yang berbeda, danmelepaskannya pada suhu yang berbeda pula. Selain faktor tersebut di atas, kelembaban udara juga akan mempengaruhi kadar air keramik mentah (massa badan benda). Bila dibiarkan dalam ruangan yang lembab keramik mentah akan menyerap uap air dari udara sampai mencapai kondisiseimbang. Barang keramik mentah disebut kering bila kadar airnya kurang dari 5%.

Untuk menentukan berapa suhu berakhirnya tahap pengeringan ini,sangatlah sulit. Namun umumnya suhu 50°C dianggap sebagai suhu akhir tahap pelepasan air mekanis, atau tahap terjadinya penyusutan. Agarpengeluaran air dapat berlanjut dan tidak membahayakan benda keramik mentah karena susut, maka kenaikan suhu harus dijaga, tidak boleh terlalu cepat.

12.2.2.2. Pemanasan Pendahuluan

Pada tahap ini terjadi pembakaran kimia, yaitu proses pelepasan air kristal,penguraian menjadi oksida-oksida dan oksidasi.Tahap ini secara normal dianggap mulai dari 300°C sampai 800°C, pada daerah temperatur reaksi kimia yang umum terjadi pada periode ini adalah:

Page 529: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

492 Kriya Keramik

1. Dekomposisi (penguraian) dari garam-garam sulfat atau karboratmenjadi oksida-oksida basa, serta penguraian komponen tanah liatmenjadi oksida-oksidanya. Disini oksida basa dan asam mulai bereaksi.Bila jumlah basa cukup, maka akan menurunkan titik lebur senyawa silika dan mulai terbentuk gelas.

2. Oksida terjadi pada periode ini, komponen yang paling mudahteroksidasi adalah karbon, sulfur dan besi.

12.2.2.3. Pembakaran

Tahap pembakaran penuh, merupakan reaksi-reaksi fisika dan kimia yang telah dimulai sebelumnya dan akan berlangsung terus dengan kecepatan yang lebih tinggi. Pada tahap ini terjadi rekasi-reaksi rekombinasi, peleburan sebagian dan dekristalisasi. Bila suhu dinaikkan lagi atau waktunya lebih lama, hasil peleburan akan menembus ke pori-pori yang lebih dalam dan menghasilkan bahan padat.

12.2.3.Tahap Pembakaran Biskuit

Perubahan yang terjadi dalam pembakaran barang-barang keramik akan tergantung dari komposisi campuran bahan yang dipakai untuk bodi, suhu pemanasan dan kondisi pembakaran/suasana pembakaran (oksidasi,reduksi dan netral). Secara keseluruhan pembakaran biskuit dapat di bagi menjadi empat tahap yaitu:

12.2.3.1. Tahap Penguapan (water smoking)

Adalah tahapan pelepasan air mekanis, untuk menetapkan suhu berapa berakhirnya tahap pengeringan sangatlah sulit, tetapi 1500C dianggap sebagai suhu akhir tahap pelepasan air mekanis.

12.2.3.2. Tahap Dehidrasi

Pada tahap ini pembakaran dilakukan secara perlahan-lahan karena apabila pada tahap ini tungku terlalu cepat dipanaskan bisa mengakibatkan barang-barang keramik meledak/pecah. Air yang terkombinasi secara kimiadilepaskan dari badan keramik pada suhu antara 2000C dan 4600C.

12.2.3.3. Tahap Oksidasi

Tahap ini terjadi pada suhu berkisar antara 4000C-11000C. Saat tanah liat dibakar, apabila oksidasi kandungan karbon tak sempurna maka akanmengakibatkan adanya bintik-bintik hitam dan lubang-lubang kecil padapermukaan badan keramik. Hal ini akan berdampak pula pada gerakan dan panas glasir menjadi tidak merata.

Page 530: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

493Kriya Keramik 493

12.2.3.4. Tahap vitrifikasi

Pada tahap pematangan bodi ini suhu sekitar 9000C. Pada tahap ini terjadi peleburan dan rekristalisasi. Bila suhunya dinaikkan lagi, leburan akanmenembus kepori-pori yang lebih dalam dan menghasilkan bahan padat. Pada tahap ini flux, akan bereaksi dengan tanah liat dan cenderungmelunak, akhirnya bila suhunya diatas titik vitrifikasi akan keluar gassehingga muncul gelembung yang kemudian melepuh. Hal ini karena fluxdalam badan mendidih.

12.2.3.5. Tahap soaking

Proses pembakaran yang telah cukup temperaturnya perlu dipertahankan beberapa saat (soaking period), agar reaksi-reaksi yang terjadi merata pada seluruh bagian keramik. Apabila proses soaking period dianggap telah cukup, tungku dapat dimatikan dan didinginkan dalam waktu yang cukup, atau minimal 18 jam. Setelah tungku dingin, dan suhu telah mencapaidibawah 1000C, tungku dapat di buka sedikit, beberapa saat kemudianbarang-barang dapat dibongkar/di keluarkan.

12.2.4. Prinsip-Prinsip Reaksi Pembakaran

Bahan bakar kayu, arang, minyak untuk pembakaran dalam tungkumerupakan bahan bakar yang mengandung karbon dan akan bereaksidengan oksigen (udara) sehingga membangkitkan panas. Dalam reaksipembakaran ini yang utama adalah bagaimana mengalirkan udarasecukupnya dengan mengandung oksigen pada bahan bakar yangmengandung karbon. Pada prinsipnya, sebelum proses pembakaran terjadi, bahan bakar yang berbentuk padat (kayu dan arang) maupun cairan(minyak) harus berubah menjadi gas agar dapat menimbulkan panas.Perubahan bahan bakar menjadi gas hanya akan terjadi apabila suhupembakaran naik. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat terjadi proses pembakaran. Selama proses pembakaran berlangsung perlu adapengendalian dalam hal berikut:

12.2.4.1. Temperatur

Temperatur atau suhu selama proses pembakaran dapat diukur dengan thermocouple dan pyrometer yang terpasang dalam tungku pembakaran.

12.2.4.2. Kecepatan Kompor Pembakar (Burner)

Kecepatan pembakaran dapat diatur dengan menambah atau mengurangi jumlah bahan bakar dalam ruang pembakaran dengan mengatur kran bahan bakar. Dengan menambah bahan bakar, udara yang masuk dan diperlukan

Page 531: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

494 Kriya Keramik

untuk pembakaran harus ditambah sehingga ada keseimbangan. Kecepatanpembakaran dapat dikontrol melalui thermocouple atau pyrometer dandisesuaikan dengan trayek pembakaran yang direncanakan.

12.2.4.3. Waktu

Waktu yang dibutuhkan dalam proses pem-bakaran ditentukan oleh tiga faktor, yaitu tinggi rendahnya suhu pembakaran yang akan dicapai,kecepatan kenaikan suhu, dan yang penting kapasitas tungku pembakaran. Makin besar kapasitas tungku pembakaran makin lama waktu yangdiperlukan untuk pembakaran.

12.2.4.4. Tarikan Cerobong

Tarikan cerobong diatur oleh skep atau damper yang dipasang antaratungku dan cerobong. Tarikan cerobong akan mempengaruhi efisiensipemakaian bahan bakar dan kenaikan suhu. Bila tarikan cerobong terlalu tinggi/cepat gas panas tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan panas kepada benda keramik sehingga dibutuhkan bahan bakar yang lebih banyak untuk dapat menaikkan suhu. Kalau tarikan cerobong terlalu kecil/rendah maka pembakaran tidak lancar dan panas tidak merata.

12.2.4.5. Suasana pembakaran (oksidasi, reduksi, dan netral)

Suasana pembakaran yang dimaksud adalah oksidasi, reduksi, atau netral. Suasana oksidasi akan terjadi bila udara yang diperlukan untuk pembakaran berlebihan dibanding dengan bahan bakar, reduksi akan terjadi apabila udara yang dibutuhkan kurang sedangkan netral akan terjadi bila udara dan bahan bakar seimbang.Berikut ini Anda akan memahami pengertian istilah dalam pembakarn tersebut yaitu :

1. Pembakaran oksidasiAdalah suatu proses pembakaran dimana jumlah oksigen yangdibutuhkan berlebihan, artinya semua unsur bahan bakar terbakar habis, tetapi dalam gas hasil pembakaran masih terkandung oksigen. Pada pembakaran oksidasi nyala api cenderung lebih pendek dan lebih jernih.

2. Pembakaran reduksi atau disebut pembakaran tak sempurnaAdalah suatu proses pembakaran dimana n jumlah oksigen yangdibutuhkan kurang dan didalam gas hasil pembakaran masihmengandung unsur bahan bakar, sehingga kekurangan oksigen inidiambil dari oksigen yang ada pada benda yang ibakar. Nyala api cenderung lebih panjang dan kadang-kadang berasap (hitam).

3. Pembakaran netralAdalah suatu poses pembakaran yang berlangsung dengan sempurna. Pada pembakaran ini, perbandingan jumlah molekul bahan bahan bakar terbakar habis dan tak ada kelebihan oksigen.

Page 532: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

495Kriya Keramik 495

Pembakaran akan berlangsung sempurna bila perbandingan antara jumlah molekul bahan bakar dan oksigen tepat, dengan perbandingan ini akan menjadikan suasana pembakaran dapat menjadi netral, oksidasi, ataureduksi.

12.2.5. Pembakaran Tunggal (Single firing)

Ada dua cara untuk melapisi benda keramik dengan glasir. Pertama, glasir dilapiskan pada benda keramik yang sudah dibakar biskuit dan dibakar kembali untuk mematangkan glasir dan biskuitnya. Kedua, glasir dilapiskan pada benda mentah (belum dibakar), artinya pematangan glasir sekaligus dilaksanakan bersama dengan pematangan tanah liat. Cara kedua tersebutdisebut dengan pembakaran tunggal (single firing). Bahan glasir yang digunakan adalah bahan-bahan glasir temperatur rendah, atau temperatur menengah. Suhu bahan glasir disesuaikan dengan suhu matang tanah liat yang melapisi. Pada prinsipnya, bahan glasir untuk benda yang telahdibakar biskuit dengan benda mentah (belum dibakar) sama. Faktor yang lebih esensi adalah bahwa glasir harus melekat dengan baik pada badan benda tanpa mengelupas. Pengglasiran pertama dilakukan pada bagian dalam benda, dan selanjutnya bagian luar. Pengglasiran di lakukan dengan cepat, dan hati-hati pada waktu mengangkat/memegang, sebab kekuatan benda mentah sangat tergantung pada kekuatan tanah liat. Sering kali ada keretakan/pecah langsung setelah pengglasiran.

12.2.5.1. Proses Pembakaran Tunggal

Pada prinsipnya proses pembakaran tunggal sama dengan prosespembakaran biskuit. Sedangkan prinsip penyusunan benda mentahberglasir sama dengan cara menyusun benda biskuit berglasir.Pada pembakaran awal dilakukan dengan sangat hati-hati, dandilaksanakan sama seperti pada tahap-tahap dalam pembakaran biskuit. Selama pembakaran diperlukan lubang-lubang ventilasi secukupnya untuk memberi jalan keluar bagi gas hidrokarbon dari badan benda. Pembakaran tunggal merupakan pembakaran kombinasi antara pembakaran biskuit dan pembakaran glasir, maka akan memerlukan waktu yang lama, apabiladibandingkan dengan hanya pembakaran biskuit. Interaksi antara badan dan glasir akan menjadi lebih besar dibandingkan pengglasiran pada benda biskuit, karena badan keramik akan banyak menyerap glasir.

12.2.5.2. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan pembakaran tunggala. Efisien dari segi penggunaan bahan bakar, baik dengan bahan bakar

minyak, gas atau energi listrik.

Page 533: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

496 Kriya Keramik

b. Biaya operasional dapat ditekan, sangat berbeda bila dilakukan denganpembakaran dua kali/biskuit.

c. Tungku cenderung lebih awet.

Kerugian pembakaran tunggala. Bila benda mentah berglasir tidak dibakar sesuai prosedur, maka gas

terlepas dengan sempurna, gas tadi dapat menguap danmenembus/membelah lapisan glasir. Bila ini terjadi akan timbul belang-belang, kesalahan ini disebut crawling.

b. Bila pada pembakaran awal bendanya pecah, dan pecahan menyebar disekelilingnya, maka pecahan akan menempel pada benda lain ketika glasir telah menjadi matang.

c. Kerusakan yang disebabkan teknik single firing adalah: glasir meloncat, badan meng-gelembung, dan terdapat gelembung-gelembung udaradidalam glasir.

12.2.6. Sirkulasi Api

Praktik pembakaran keramik sangat berkaitan erat dengan jenis tungku yang digunakan, termasuk sirkulasi api (aliran api). Yang dimaksud dengan Sirkulasi api adalah jalannya aliran gas panas dari ruang pembakaran,tempat gas panas tersebut dihasilkan hingga ke cerobong kemudiandikeluarkan. Ada tiga jenis sirkulasi api pada tungku pembakaran, yaitu seperti dibawah ini

12.2.6.1. Sirkulasi api naik (up draft kiln)

Gas panas dihasilkan dari ruang bakar di bagian bawah gas tersebut dan mengalir ke ruang pembakaran di atasnya sehingga memanaskan benda-benda keramik, kemudian keluar dari cerobong di bagian atas.

12.2.6.2. Sirkulasi api datar (horizontal/cross draft kiln)

Gas panas mengalir dari ruang bakar kemudian masuk ke ruangpembakaran yang sejajar dengan lantai, dan memanaskan benda-bendakeramik, kemudian keluar melalui bagian bawah cerobong.

12.2.6.3. Sirkulasi api berbalik (down draft kiln)

Gas panas dari ruang bakar mengalir ke atas karena ada dindingapi/jembatan api (bag wall). Gas tersebut kemudian menyentuh atap tungku dan berbalik ke bawah untuk memanasi benda-benda keramik sertamengalir ke saluran di bawah lantai tungku (kanal) dan ke luar melalui cerobong.

Page 534: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

497Kriya Keramik 497

Warna dalam ruang bakar dapat menunjukkan tinggi temperature, seperti ditunjukkan pada chart seperti di bawah:

Tabel 12.2. Heatwork: Perubahan bentuk material keramik oleh panas.(sumber: www.users.stlcc.edu)

Warnadalam

TungkuCone °F °C Uraian

Putih 14 2552° 1400° Porselin: cone 10-13

Kuning 10 2380° 1300° Bakaran tinggi/stoneware: cone 8-10, rata-rata = cone10

6 2192° 1200° Glasir menengah: cone 2-7

04 1950° 1100° Bakaran rendah/Earthenware:cone 015-1, rata-rata = cone 04

Kuningoranye 1000°

010 1650° 900°Partikel tanah liat mulai mengkaca, biscuit temperatur paling rendah (cone 010-04)

1450° 800°Mulai vitrifikasi (mengkaca), material mengandung karbon (zat arang) mulai dibakar

Merah 018 1292° 700° Panas merah-pijarMerahgelap

600°

1060° 500°573°C, pembalikan (inverse)kwarsa antara proses pemanasan dan pendinginan

400°Mulai 480oC-700°C, terjadi penguapan (water smoking) air kimia

300°Mulai 300 oC-800°C, material mengandung zat arang (carbonaceous) mulai dibakar.

. 439° 200°220°C, perluasan cristobalite(pemanasan), tekanan (pendinginan)

Gelap 212° 100° Air berubah menjadi uap air (steam)

Page 535: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

498 Kriya Keramik

12.2.7. Grafik Pembakaran

Suhu bakar keramik berkaitan langsung dengan suhu kematangan, yaitu keadaan benda keramik yang telah mencapai kematangan secara tepat tanpa mengalami perubahan bentuk. Agar tanah liat dapat berubah menjadi keramik, maka tanah liat yang telah dibentuk tersebut harus melalui proses pembakaran dengan suhu melebihi 600ºC, dimana tanah liat akanmengalami perubahan menjadi suatu mineral yanga padat, keras, danpermanent. Perubahan ini disebut cheramic change atau perubahankeramik. Suhu kematangan tanah liat atau vitrifikasi adalah kondisi keramik yang telah mencapai suhu kematangan secara tepat tanpa mengalamiperubahan bentuk. Untuk itu sebelum melaksanakan proses pembakaran, perlu diketahui terlebih dahulu jenis tanah liat yang digunakan untukmembentuk benda keramik.

Grafik pembakaran biskuit, pembakaran glsir earthenware dan stonewaredpat ditunjukkan seperti gambar berikut.

Pembakaran biskuitPembakaran glasir earthenwarePembakaran glasir stoneware

Gambar 12.5. Grafik pembakaran.(sumber: Steve Mattison)

Page 536: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

499Kriya Keramik 499

12.2.8. Problem Pembakaran Biskuit dan Pemecahannya.

Berikut ini beberapa problem yang sering ditemui dalam pembakaran biskuit, antara lain :

Tabel 12.3. Problem pembakaran biskuit dan pemecahannya.(sumber: peter Cosentino)

Problem Diagnosa PemecahanBenda pecah atau meledak

• Benda tidak kering secara sempurna

• Keringkan benda lebih lama sebelum dibakar atau panasi dulu/preheatingsebelum dibakar

• Dinding badan benda terlalu tebal

• Koreklah atau kurangi bagian yang tebal dari dinding benda tersebut

• Kantong-kantong udara dalam jumlah banyak terdapat dalam tanah liat

• Benda di bakar terlalu cepat

• Bakarlah benda secara perlahan-lahan sampai suhu 2000C dan 6000C

Benda terbelah • Adanya kantong-kantong udara dalam tanah liat.

• Pada waktu menggabungkanpermukaan tanah liat, sambungan harus betul-betul kuat, sambunglah dengan menggores dan berilah slurry setelah tanah liat tak lembek

Sebuah lubang muncul pada permukaan (spitout) segera atau beberapa saat setelah pembakaran, sehingga menimbulkan bubuk putih dibawahnya.

• Kotoran dalam tanah liat (gips)

• Jagalah agar tanah liat tidak terkontaminasi dengan bahan lain.

• Gunakan lebih banyak tanah liat yang sudah disaring.

Muncul retak-retakseperti garis rambut

• Temperaturpembakaran terlalu rendah (hampir selalu terjadi pada tanah liat stoneware)

• Benda-benda dibakar biskuit hingga temperatur 10000C

• Pengeringan terlalu cepat

• Keringkan benda hingga betul-betulkering

• Tahap pembakaran pertama terlalu cepat

• Lakukan pemanasan awal dan bakarlah pelan

Page 537: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

500 Kriya Keramik

12.3. Penyusunan dan Pembongkaran Benda daridalam Tungku Pembakaran

Membakar benda keramik merupakan tahapan cukup kritis untuk merubah benda mentah (greenware) menjadi benda keramik matang yang keras.Salah satu kemampuan yang perlu dikuasai sebelum membakar bendakeramik adalah penyusunan dan pembongkaran benda dari tungku.Sebelum melakukan penyusunan benda dalam tungku sebaiknya andamemahami sifat benda yang akan disusun, yakni sifat benda mentah yang kondisinya cukup rapuh, sehingga cara memegang, memindahkan danmenempatkan benda harus diperhitungkan benar agar benda mentahtersebut tidak retak, atau pecah berkeping-keping sebelum dibakar.Sebaiknya anda juga perlu mengetahui cara pengeringan dan perlakuannya secara tepat agar benda yang telah selesai dibentuk tersebut tidakmengalami keretakan atau kerusakan.Penyusunan benda dalam tungku pembakaran memerlukan keterampilan tersendiri agar proses pembakaran berjalan dengan baik. keterampilan ini perlu dimiliki oleh pekerja yang tugasnya membakar benda-benda keramik yang ada di industri keramik baik skala kecil maupun skala besar. Benda keramik harus melalui proses pembakaran, bila belum melalui tahap pembakaran maka belum bisa disebut dengan keramik.

Beberapa hal yang perlu dipelajarai adalah:

1. Jenis-jenis tungku yang digunakan untuk membakar benda keramik 2. Perlengkapan tunggu dan fungsinya3. Tahap-tahap pembakaran biskuit4. Cara mengoperasian berbagai jenis tungku5. Problem dalam pembakaran biskuit dan pemecahannya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Kenakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja dalammelaksanakan proses pembakaran: pakaian kerja, sarung tangan,kacamata, dll.

2. Periksalah kondisi tungku pembekaran dan perlengkapannya sebelum dan sesudah digunakan.

3. Gunakan tungku pembakaran dan perlengkapannya sesuai fungsinya.4. Bersihkan tungku pembakaran, perlengkapannya, dan ruangan setelah

digunakan.5. Simpan kembali perlengkapannya tungku pembakaran pada tempatnya.6. Periksa instalasi kelistrikan pada tungku pembakaran.7. Perhatikan pengelolaan limbah.

Page 538: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

501Kriya Keramik 501

Kemampuan untuk membakar benda keramik dengan prosedur yang benar sangat bermanfaat yang untuk diterapkan di industri keramik sebagaioperator pada divisi pembakaran, baik dengan bahan bakar gas, minyak, listrik, dan bahan bakar padat.

12.3.1. Peralatan dan Kiln Furniture

Untuk menyusun dan membongkar benda keramik dari tungku diperlukan peralatan yang jenisnya meliputi:

• Rak dorong/trolley• Plat• Tiang penyangga• Stilt• Pancang suhu (cone)• Pyrometer

12.3.2. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pakaian kerjaBerfungsi untuk melindungitubuh/badan.

Sarung tangan (glove)Terbuat dari kulit atau kain dan serat asbes yang berfungsi untukmengambil benda yang relatif masihpanas dari tungku.

Page 539: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

502 Kriya Keramik

Kacamata pelindung (google)Terbuat dari kaca atau mika,berfungsi untuk melindungi mata dari pancaran sinar api atau percikanbahan yang membahayakan mata.

12.3.3. Bahan

Bahan yang diperlukan dalam penyusunan barang, khususnya pembakaran glasir adalah kiln wash dan grog ataupun pasir kuarsa.

Pasir kuarsa (grog)Bahan yang digunakan di atas plat agar benda yang dibakar tidaklangsung bersentuhan dengan platsehingga sirkulasi panas dankeamanan benda lebih terjamin.

Tanah liatPasir kuarsa dicampur bersamadengan tanah liat juga digunakanuntuk menutup celah penyangga dan plat yang tidak stabil agar lebih stabil dan mantap.

Kiln washKiln wash digunakan untuk melapisi plat ataupun bagian tungku agarterlindung dari lelehan glasir. Secara sederhana kiln wash dapat dibuatdari campuran kuarsa dan kaolinyang perbandingannya 1:1,dicampur air dan diaduk, kemudian dikuaskan pada plat yang akandigunakan pada pembakaran glasir.

Page 540: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

503Kriya Keramik 503

12.3.4. Penyusunan Benda dalam Tungku Pembakaran

Penyusunan benda untuk pembakaran biskuit harus dilakukan secara hati-hati karena benda yang akan dibakar masih dalam kondisi mentah sehingga cukup rapuh untuk dipindah-pindahkan.

Beberapa hal penting yang harus dipetimbangkan dalam menyusun benda keramik untuk pembakaran biskuit, yaitu:• Benda yang memiliki tutup harus di bakar dengan tutupnya menempel

pada benda yang bersangkutan, agar keduanya memiliki penyusutan yang seragam.

• Optimalisasi penyusunan benda dalam tungku dapat dibantu dengan plat. Pembakaran benda biskuit tanpa plat atau penumpukan yangberlebihan akan membahayakan benda yang dibakar, bisamenghasilkan benda-benda yang retak dan mengalami perubahanbentuk.

• Sebaiknya jangan membakar benda keramik dalam tungku jika hanya terisi setengah, karena merupakan suatu pemborosan, sirkulasi api tidak berjalan merata, demikian pula penyebaran panasnya.

Gambar 12.6. Cara menyusun piring(Daniel Rhodes)

Gambar 9.7. Cara menyusun mangkok(Daniel Rhodes)

Page 541: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

504 Kriya Keramik

Proses Penyusunan Benda

1. Siapkan benda-benda keramikyang telah dikeringkan(greenware) dan kelompokkanmenurut ukuran tingginya pada rak dorong.

2. Bersihkan plat dan tiangpenyangga yang dibutuhkankemudian lapisi plat tersebutdengan bahan kiln wash.

3. Letakkan plat dasar pada sappertama secara tepat dan stabil.Susunan plat berikutnya di ataspenyangga, bila penyangganyabesar dan kuat pada sudutpertemuan plat dapat diletakkan satu penyangga yang bisamenyangga dua plat sekaligussehingga dapat sedikit efisiendalam pemanfaatan ruang.

4. Susunlah benda keramik yangtelah dikelompokkan ke dalamtungku dengan jarak yangcukup. Usahakan jarak antarabenda memungkinkan sirkulasipanas menyebar merata dalam ruang bakar secara seimbang.Setelah plat terisi penuhkemudian plat berikutnyadisusun untuk meletakkan benda lainnya, begitu seterusnyahingga ruang tungku terisipenuh, pertimbangkan sirkulasiapi dan tata letak benda.

Page 542: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

505Kriya Keramik 505

5. Benda boleh saling bersentuhan, benda yang berukuran besar danterbuka dapat diisi benda yang lain yang lebih kecil, benda yangmemiliki bentuk sama, seperti mangkok, piring bisa ditumpuk dengan cara bibir mangkok yang satu menempel dengan bibir mangkok yang lain.

6. Letakkan pyrometric cone ataupancang suhu secara tepatdibalik lubang pengintip (spyhole) yang biasanya ada di pintu tungku. Posisi cone harusdisesuaikan dengan spesifikasibentuknya, umumnya diletakkan dengan kemiringan tertentusesuai alas cone. Benda yang memiliki tutup harus di bakardengan tutupnya menempelpada benda yang bersangkutan, agar keduanya memilikipenyusutan yang seragam

7. Tutup pintu tungku pembakaran, biarkan sedikit terbuka danlubang penguapan serta sirkulasi dibuka agar pemanasan danproses penguapan dapatberlangsung baik, uap air dapat keluar dan tidak terhambat atau tertampung dalam tungku.

12.3.5. Pembongkaran Benda Keramik dari dalam TungkuPembakaran

Pembongkaran barang keramik setelah proses pembakaran dari dalamtungku idealnya harus menunggu suhu dalam ruang bakar sama dengan suhu ruangan sekitar, bila terlalu tinggi perbedaannya akan dapat merusak barang dan juga kemungkinan komponen dalam tungku yang tidak tahan kejut suhu akan cepat rusak. Oleh karena itu biarkanlah suhu dalam ruang bakar menjadi sama dengan suhu ruang di luar tungku bakar dengan

Page 543: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

506 Kriya Keramik

melihat indicator suhu pyrometer, hal ini untuk menjaga keamanan bendaperalatan dan komponen dalam tungku.

Sebelum pembongkaran dilakukan perhatiakan hal-hal sebagai berikut:

1. Setelah proses pendinginan cukup, bukalah sirkulasi udara yang ada di tungku, aturlah besar bukaan sirkulasinya sehingga proses pendinginanberlangsung secara bertahap dan tidak terjadi proses pendinginan yang mendadak.

2. Perhatikan suhu ruang bakar melalui pyrometer, bila sudah relative sama dengan suhu ruangan di luar tungku maka pintu tungku dapat dibuka, bila selisih suhunya masih terlalu tinggi, tunggulah sampai mendekati suhu ruangan.

3. Bukalah pintu tungku secara hati-hati dengan bukaan penuh untukmemudahkan pembongkaran barang

Proses Pembongkaran Benda

1. Siapkanlah peralatan seperti rak dorong serta bila perlu sarung tangan untuk melindungi tangan dari panas atau benda yang mungkinmembahayakan kulit anda. Letakkanlah peralatan tersebut di dekattungku yang akan dibongkar dengan posisi yang tepat agar tidakmengganggu proses pembongkaran.

2. Angkat benda keramik satupersatu benda dibongkar daridalam tungku pembakaran,mulailah dari sap atau tingkatatas, kemudian satu persatuditurunkan, diletakkan di rakdorong dan dipindahkan padatempat yang semestinya.

3. Pembongkaran plat danpenyangga mengikuti prosespembongkaran benda, setelahbenda pada sap paling atasdiambil habis maka plat danpenyangga dapat diturunkan dan diletakkan pada tempat yangsemestinya.

Page 544: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

507Kriya Keramik 507

12.3.6. Membereskan Pekerjaan

1. Bersihkanlah ruang bakar tungku dengan penyedot debu agarbersih dan siap digunakan.

2. Simpan kembali bahan-bahansisa yang masih bisa digunakan pada tempat semula, bahanyang sudah tidak dapat dipakai dibuang atau ditempatkan pada penampungan yang tepat.

3. Tempat yang digunakan jugadibersihkan dengan cara yangtepat agar kebersihan dankesehatan ruangan tetap terjaga.

4. Setelah selesai pembongkaran sebaiknya tungku dan ruang bakardibersihkan dengan penyedot debu (vacuum cleaner) agar tetap bersih dan siap dipakai.

12.4. Pengoperasian Tungku Pembakaran

12.4.1. Pengoperasian Tungku Bahan Bakar Padat (Kayu)

Pada saat ini proses pembakaran keramik banyak menggunakan tungku listrik, gas atau minyak tanah. Tetapi bagi perajin keramik dalam skala kecilmasih banyak menggunakan tungku-tungku tradisional. Hasil pembakaran tergantung dari berbagai faktor antara lain: bahan, teknik pembentukan, pengeringan dan pembakaran. Ada beberapa cara pembakaran dengan menggunakan tungku tradisional, dari yang sederhana sampai yang paling modern. Salah satu pembakaran sederhana yaitu pembakaran sistem ladang. Cara ini dilakukan di ladang terbuka dengan menggunakan bahan bakar jerami, kayu, serbuk gergaji atau bahan yang mudah terbakar lainnya. Jenis ini merupakan salah satu cara pembakaran keramik yang paling tua.

12.4.1.1. Tungku Bak (tanpa cerobong)

Bentuk tungku tanpa cerobong yang paling umum adalah persegimenyerupai bak dan ada pula yang berbentuk bulat (silinder). Dindingtungku maupun lantainya terbuat dari bata merah. Tungku ini tidak memiliki langit-langit. Lubang api terletak pada dinding bagian bawah, jumlahnya tergantung dari besarnya tungku.

Page 545: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

508 Kriya Keramik

Gambar 9.8. Tungku bak terbuka.(sumber: Koleksi studio keramik)

Pembakaran benda keramik menggunakan kayu bakar saat ini juga masih banyak dijumpai di sentra-sentra kerajinan keramik di Indonesia, hal itu merupakan bukti bahwa tungku tradisional menggunakan kayu bakar masihada hingga sekarang. Pada umumnya suhu untuk membakar benda dengan tungku tradisional (gerabah) sekitar 8000C. Sifat produknya belum begitu matang benar dan masih poros. Kebanyakan tanah liat bakaran rendah mengandung besi dengan persentase tinggi.

12.4.1.2. Proses Pembakaran dengan Bahan Bakar Kayu.

a. Persiapan

1. Alat: tongkat panjang, lempengan/pecahan genting, bata merah, pancang suhu, kotak pancang.

2. Bahan: kayu bakar, jerami, sekam

b. Penyusunan

1. Menyiapkan benda-bendayang akan dibakar dekatdengan tungku, kayu bakardan tongkat panjang.

Page 546: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

509Kriya Keramik 509

2. Menutup lubang-lubang apipada dasar ruang bakarmenggunakan pecahangenting atau pot. Menyusunbenda-benda dalam tungku,benda yang besar diletakkanpada bagian bawah, diantara benda-benda tersebut dapatdiisi dengan benda yangberukuran kecil, upayakantungku terisi secara optimal.

3. Menutup pintu tungku danmeletakkan proof pada bagian atas, agar mudah diambil,sebagai indikator mengetahuitingkat kematangan bendakeramik pembakaran hasilpembakaran.

4. Menyusun bahan bakar (kayu)pada lubang pembakaran.

c. Pembakaran

1. Lakukan pemanasan padamulut lubang api, nyalakan kayu bakar sehingga api menyala di luar. Pemanasan iniberlangsung 1-2 jam, kemudian dorong bara-bara api masuk ke dalam kantong api.

Page 547: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

510 Kriya Keramik

2. Lakukan pembakaran bendadengan menambahkanpotongan-potongan kayu lunakyang mudah terbakar padalubang api. Pembakaranberlangsung terus menerusselama 3-4 jam. Panas yangberkembang di dalam tungkuapi dibesarkan dengan memberi kayu bakar terus menerus.

3. Besarkan api dengan caramendorong bara-bara apimasuk ke dalam kantong apiagar panas api di dalam ruangbakar meningkat. Tambahkandengan kayu-kayu lunak yanglebih kecil untuk memudahkanmenjadi api secara cepat ketika suhu hampir mencapai bagianatas benda yang dibakar. Bilaapi telah merata pada bagianatas dan proof telah membara, berarti suhu yang diinginkantelah terpenuhi.

4. Tutuplah bagian atas tungku pembakaran dengan jerami, jika terbakar tambahkan jerami hingga beberapa kali. Hentikan pembakarandengan kayu bakar.

5. Masukkan sisa-sisa bara api ke dalam kantong pembakaran,kemudian tutuplah segera lubang pengapian dengan tumpukan bata-bata merah, biarkan semalam untuk pendinginan.

d. Pembongkaran

1. Bongkarlah benda keramik dengan membuka abu jerami sedikit demi sedikit.

2. Periksa semua benda dan pilih produk yang utuh.

12.4.2. Pengoperasian Tungku Bahan Bakar Cair (Minyak Tanah)

Pembakaran benda keramik dapat juga dilakukan dengan tungku catenaryyang menggunakan bahan bakar minyak tanah, pembakaran dengan tungku catenary lebih rumit dari pada tungku bak terbuka.

Page 548: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

511Kriya Keramik 511

Gambar 12.9. Tungku catenary dengan bahan bakar minyak tanah(sumber: Koleksi studio keramik)

12.4.2.1. Arah aliran panas/sirkulasi api

Sirkulasi api yanq dimaksudkan adalah jalannva aliran gas panas dari ruangpembakaran dimana gas panas tersebut dihasilkan hingga ke corobong untuk dikeluarkan, berdasarkan sirkulasi api maka tungku pembakarancatenary merupakan tungku dengan sirkulasi api berbalik. Panas yang dihasilkan dari ruang bakar akan mengalir ke alas karena adanya jembatanapi (bag wall), menyentuh atap tungku den berbalik ke bawah untukmernanasda-benda kerarnik kemudian mengalir ke saluran di bawah lantaitungku (kanal) dan keluar melalaui cerobong. Dengan menggunakan jenistungku ini akan dapat menghasilkan suhu ruang pembakaran yang lebih merata dan dapat mencapai suhu yang lebih tinggi.

12.4.2.2. Bahan bakar

Minyak tanah banyak digunakan sebagai sumber panas karena bahan bakarcair ini cukup mudah untuk didapatkan dan lebih efisien. Panas pada tungku minyak tanah diperoleh dari reaksi pembakaran minyak yang mengalir ke dalam tungku dan udara. Reaksi pembakaran hanya dapat terjadi jika ada suplai oksiqen pada reaksi pembakaran tersebut, pada pembakaransederhana suplai udara dilakukan secara alami, sedangkan yang lebih baiksuplai udara dilakukan dengan tekanan udara yang dihasilkan melaluiblower.

Page 549: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

512 Kriya Keramik

Keseimbangan antara jumlah bahan bakar dengan jumlah oksigenmenentukan efektivitas reaksi pembakaran, pada prinsipnya sebelum proses pembakaran terjadi bahan bakar minyak yang berupa cairan harus berubah menjadi gas perubahan bahan cair menjadi gas akan terjadi apabilasuhunya naik, semakin tinggi suhu semakin cepat terjadinya prosespembakaran. Untuk melaksanakan reaksi pembakaran dengan bahan bakar minyak dapat dipergunakan beberapa kompor pembakar.

12.4.2.3. Kompor Pembakar

Fungsi burner atau kompor pembakar merupakan alat yang digunakanrnenghasilkan panas yang diperlukan untuk memanaskan ruangpembakaran pada proses pembakaran benda keramik.

Ada tiga jenis kompor pembakar yang biasa digunakan, yaitu:1. Kombrander2. Kompor spiral3. Kompor udara tekan

Tunqku catenary merupakan tungku dengan kompor udara tekan, pada jenis kompor inil minyak yang keluar melalui spuyer didorong oleh tekanan udara yang dihasilkan oleh blower sehingga minyak menyembur dari bagian dalam kompor berbentuk butiran-butiran atau percikan-percikan minyak dan masuk ke dalam ruang reaksi pembakaran pada tungku, apabila ruang pembakaran telah panas minyak akan berubah menjadi gas dan dengan adanya udara terjadi reaksi pembakaran. Untuk memperbesar panas yang dibutuhkan dalam pembakaran dapat diatur melalui kran minyak dan tekanan udara yang dihasilkan oleh blower.

Kompor pembakar atau burner seperti kombrander, kompor spiral, dan kompor udara tekan masing-masing memiliki bagian-bagian yang secarafisik (bentuk) berbeda tetapi secara umum fungsinya ketiganya sama, yaitusebagal sumber penghasi gas panas untuk pembakaran benda-bendakeramik.

Kombrander

Kombrander berbentuk bak kecil (seperti roster) yang terbuat dari pelat besi tuang yang memiliki lubang-lubang kecil pada dinding dan bagian dasar. Minyak yang masuk dari bawah atau samping berupa percikan-percikankecil menuju dasar bak kombrander. Minyak tersebut akan segera menguap menjadi gas jika kombrander telah panas dan bereaksi dengan udara yang masuk menuju lubang-lubang pada kombrander sehingga terjadi reaksipembakaran pada ruang pembakaran.Pada kompor kombrander besarnya api dapat diatur dengan memperbesar aliran minyak melalui sebuah kran minyak. Minyak akan keluar dari drum yang ditempatkan lebih tinggi melalui pipa karena ada gaya gravitasi bumi.

Page 550: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

513Kriya Keramik 513

Udara yang dibutuhkan merupakan udara alami tanpa menggunakanblower.

Gambar 12.10. Bagian-bagian kompor kombrander dengan spuyer.(sumber: Prasidha Adhikriya)

Kompor Spiral

Kompor spiral merupakan kompor pembakar yang terbuat dari pipa yang dibentuk spiral dan diberi tabung yang berlubang-lubang. Apabila telahterjadi reaksi pembakaran pada kompor spiral, api/panas yang dihasilkan akan memanaskan ruang pembakaran dan juga pipa spiral yang ada di dalam tabung, hal ini menjadikan minyak yang berupa cairan ketika keluar melalui lubang kecil (spuyer) pada ujung pipa sudah berubah menjadi uap minyak yang bercampur dengan udara dan langsung terjadi reaksipembakaran. Besarnya api pada kompor jenis ini dapat diatur denganmemperbesar keluarnya minyak melalui keran yang digunakan.Ada dua jenis kompor spiral, yaitu sebagai berikut:

• Kompor spiral tanpa menggunakan tekanan udara Pada kompor ini tangki minyak harus diletakkan pada tempat yangcukup tinggi sehingga dengan adanya medan gravitasi bumi akanmemberikan tekanan yang menyebabkan minyak tersebut keluar dan udara yang dibutuhkan berupa udara alami.

• Kompor spiral dengan tekanan udaraKompor jenis ini tekanan udara dipompakan. Pada tangki minyak yang menggunakan kompresor sehingga minyak akan terdorong oleh udara dan keluar melalui spuyer. Pada kompor ini tangki minyak tidak perlu diletakkan pada tempat yang tinggi.

Page 551: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

514 Kriya Keramik

Gambar 12.11. Bagian-bagian kompor spiral tanpa udara tekan.(sumber: Prasidha Adhikriya)

Gambar 12.12. Bagian-bagian kompor spiral dengan udara tekan.(sumber: Prasidha Adhikriya)

Kompor Udara Tekan

Kompor dengan udara tekan paling umum diguna-kan. Pada jenis kompor ini minyak keluar melalui spuyer karena didorong oleh tekanan udara yang dihasilkan oleh blower sehingga minyak menyembur dari bagian dalam kompor berbentuk butiran-butiran atau percikan-percikan minyak dan masuk ke dalam ruang reaksi pembakaran pada tungku. Apabila ruangpembakaran telah panas, minyak akan berubah menjadi gas. Untuk

Page 552: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

515Kriya Keramik 515

memperbesar panas yang dibutuhkan dalam pembakaran dapat diaturmelalui keran minyak dan tekanan udara yang dihasilkan blower.

Gambar 12.13. Bagian-bagian kompor udara tekan.(sumber: Sardi)

Pembakaran benda keramik dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah memerlukan alat untuk pengapian (burner) yang didesain secarakhusus biasanya dilengkapi dengan alat penghembus udara (blower).Pada ketiga kompor pembakar ini tekanan minyak sangat diperlukansehingga penempatan drum atau tanqki minyak harus ditempalkan padatempat yang cukup tinggi sehingga denqan gaya gravitasi bumi minyak dapat mengalir apabila kran dibuka.

12.4.2.4. Cara Kerja Kompor Udara Tekan

Secara umum cara kerja kompor pembakar adalah sama yaitu untukmenghasilkan panas dengan merubah minyak menjadi gas dengan bantuanudara baik alami (sekitar) maupun udara dari blower, yang berbeda hanya cara kompor pembakar tersebut rnerubah minyak yang berupa cairanrnenjadi gas sehingga mudah terbakar. Pembakaran denqan kompor udara tekan dilaksanakan apabila sudah dilakukan pemanasan pada cerobong asap, hal ini dilakukan agar ada tarikan udara yang ada di dalam ruang pembakaran keluar melalui cerobong.Cara kerja:1. Pemanasan awal dilakukan dengan membuka kran minyak tanah pada

drum/tangki minyak dan membuka sedikit kran pada pipa komporsehingga minyak yang keluar berupa tetesan-tetesan saja yangkemudian dinyalakan, hal ini dilakukan agar ruang pembakaran menjadipanas.

Page 553: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

516 Kriya Keramik

2. Apabila ruang embakaran sudah cukup panas blower dapat dinyalakansehingga minyak yang menetes tadi dengan adanya hembusan udara akan rnenjadi percikan-percikan kecil yang kemudian menguap menjadi gas pada ruang pembakaran.

3. Untuk mempercepat proses pembakaran kran minyak pada pipa dapat dilperbesar sehingga minyak mengalir lehih banyak dan memperbesar lubang udara pada blower sehingga udara yang masuk juga lebih banyakdengan demikian suhu dapat meningkat lebih cepat.

Pembakaran merupakan reaksi yang cepat antara unsur bahan bakardengan oksigen yanq akan menghasilkan panas. Pembakaran akanberlanqsunq sempurna bila perbandingan antara jumlah molekul bahanbakar dengan oksigen seimbang, perbandingan inilah yang akanmenjadikan terjadinya suasana pembakaran bisa netral, oksidasi, ataureduksi. Proses pembakaran menggunakan kompor pembakar denganbahan bakar rninyak diperlukan kecermaten den ketelitian.

Gambar 12. 14. Bagian-bagian dan sirkulasi api tungku catenary(tampak depan) (sumber: Prasidha Adhikriya)

Page 554: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

517Kriya Keramik 517

Gambar 12.15. Bagian-bagian dan sirkulasi api tungku catenary(tampak samping). (sumber: Prasidha Adhikriya)

12.4.2.5. Proses Pembakaran dengan Tungku Catenary Bahan BakarMinyak

Operasional kompor udara tekan dilakukan pada proses pembakaranmenggunakan tungku catenary dengan sistem down draft (aliran apiberbalik) dengan empat (4) kompor pembakar menggunakan bahan bakar minyak tanah. Dalam pembakaran kenaikan suhu harus dicatat dalamformat pembakaran dan sebaiknya kenaikan suhu berkisar 500C setiapjamnya.

a. Persiapan

1. Kompor pembakar2. Blower3. Thermocouple-pyrometer, dan pyrometric cone (pancang)4. Kiln furniture: plat, prop (tiang penyangga)5. Minyak tanah6. Kayu bakar7. Menyiapkan bata penutup pintu

Sebaiknya sebelum digunakan lakukan pemanasan tungku (dalam keadaan kosong) selama 1-2 jam.

Page 555: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

518 Kriya Keramik

b. Penyusunan

1. Pasang plat pada bagian dasar tungku dengan diberi penyangga,susunlah benda keramik dengan ukuran yang sama.

2. Pasanq prop untuk dudukan plat di atasnya, kemudian susun benda keramik pada plat tersebut

3. Pasang prop segaris denqan prop di bawahnya dan Ietakkan plat kemudian susun benda keramik

4. Tempatkan pancanq/cone suhu untuk mengetahui temperaturpembakaran disetiap level. Pemasangan pancang sedikitnya 3buah di tempat yang dapat dilihat melalui lubanq pengintaikemudian tutup pintu tungku, untuk bakaran biskuit 9000C urutan pemasangan cone adalah:Pertama : cone 011Kedua : cone 010 (yang dikehendaki)Ketiga : cone 09 ( sebagai penahanan suhu )

c. Pembakaran

1. Lakukan pemanasan pada cerobong asap dengan menggunakan kayu bakar selama kurang lebih 30- 60 menit, setelah selesai tutup lubang cerobonq dengan bata tahan api.

2. Buka kran minyak sekecil mungkin dan nyalakan keempat kompor pembakar dengan sistem tetes selarna 180 menit hingga suhu2000C.

3. Hidupkan 2 blower secara bersilangan untuk pembakaran awal dengan udara sekecil mungkin dan perbesar kran minyak selarna 60 menit sehingga suhu mencapa 3000C.

4. Matikan kedua blower yang telah dihidupkan, dan hidupkan 2blower lain secara bersilangan selarna 60 menit hingqa suhu4000C.

5. Lakukan pembakaran yang sesungguhnya dengan menghidupkankedua blower lainya sehingga keempat blower dalam keadaan menyala dan perbesar udara dan minyak sehingga suhu meningkat mendekati 5500C.

6. Kecilkan api dan udara agar panas naik dengan perlahan, sebab pada suhu 5700C terjadi inversi kwarsa.

7. Perbesar udara pada blower dan minyak pada kompor pembakar setelah melewati suhu 6000C. Tutup lubang pengintai, kenaikkan suhu dapat dipercepat hingga mencapai 2000C per jam.

8. Kecilkan api apabila sudah mencapai suhu yang diinginkan dan pancang sudah melengkung berarti pembakaran telah mencapaititik matang yang diinginkan kemudian matikan blower dan kompor pembakar.

9. Tutup lubanq pembakaran denqan bata tahan api dan tutup pula skep atau damper untuk mempertahankan panas pada ruangpembakaran.

Page 556: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

519Kriya Keramik 519

d. Pembongkaran

Pembongkaran dapat dilakukan setelah didinginkan minimal samadengan waktu pembakaran dan suhu di bawah 2000C.1. Lakukan dengan membuka pintu secara hati-hati karena selama 1-2

hari api masih panas.2. Bongkar benda-benda keramik tersebut dengan menggunakan

sarung tangan asbes.

12.4.2.6. Merawat Kompor Udara Tekan

Perawatan merupakan hal yang sangat penting, hal ini berkaitan dengantujuannya:

1. Memperpanjang usia pakai.2. Menjamln daya guna dan hasil guna.3. Menjamin kesiapan operasional alat.4. Menjamin keselamatan pemakal alat.

Peralatan dan bahan yang digunakan:Alat : kuas. kainBahan : Minyak tanah, oli

Cara perawatan kompor pembakar udara tekan, dilakukan dengan cara sbb.1. Bersihkan kompor pembakar (pipa minyak dan pipa kompor)2. Cek lubang spuyer pada kompor3. Bersihkan blower, olesi dengan minyak/oli4. Cek kabel dan steker

12.4.3. Pengoperasian Tungku Bahan Bakar Gas

Praktek pembakaran menggunakan tungku dengan bahan bakar gas saat ini dirasakan relatlf Iebih murah dan mudah dibandingkan dengan tungkulainnya.Dengan menggunakan tungku gas maka kondisi pembakaran netral,oksidasi atau reduksi dapat dengan mudah dicapai, dengan mengatur gas, saluran udara primer dan damper.

Page 557: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

520 Kriya Keramik

Gambar 12.16. Tungku gas.(sumber: www.beileypottery.com)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan praktekpembakaran dengan tungku gas adalah:

1. Pada awal proses pembakaran pintu tungku dalam posisiterbuka kurang lebih 12 mm dan baru ditutup apabila suhu telah mencapai 2000C.

2. Damper dalam posisi terbukapenuh

3. Saluran udara primer dalamposisi tertutup dan dibukasetelah suhu mencapai 5800C-6200C.

4. Gunakan pancang seger sesuaidengan suhu bakar yangdiinginkan

5. Kontrol kenaikkan suhu setiap15-20 menit

Proses pengoperasian tungku gas

a. Persiapan

1. Tungku gas2. Thermocouple-pyrometer, dan pyrometric cone (pancang)3. Kiln furniture: plat, prop (tiang penyangga)

Page 558: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

521Kriya Keramik 521

b. Penyusunan

1. Pasang plat pada bagian dasar tungku dengan diberipenyangga.

2. Susun benda keramik padaplat tersebut hingga penuh.Tempatkan pancanq/conesuhu untuk mengetahuitemperatur pembakarandisetiap level.

c. Pembakaran

1. Putar/buka secara penuhkran pada tabung gas.

2. Buka regulator padasaluran pipa gas denganposisi 4 kPa. Ingat saluran gas main flame dan pilotflame pada pada burnerpada posisi low dan tombol api pada posisi ditekan.

Page 559: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

522 Kriya Keramik

3. Nyalakan api pada burner dan atur besarnya apitersebut dengan memutarmain flame hingga suhumencapal 1600C-1800Cdalam waktu kurang lebih 1jam.

4. Tutup damper hinggatersisa lubang 7.5 cm.

5. Apabila suhu tersebut diatas telah tercapai, putarmain flame hingga apibertambah besar dan suhu meningkat hinggamencapal 2100C-2300Cdalam waktu 11/2 jam,kemudian putar pilot flamepada posisi high.

6. Tambahkan gas melaluimain flame hingga suhupada pyrometer mencapai4200C-4600C dalam waktu 21/2 jam. Tambahkan gassetelah suhu mencapal5800C-6200C dalam waktu 3 1/2 jam

Page 560: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

523Kriya Keramik 523

7. Buka saluran udara primer secara penuh dan bukadamper hingga 11.5 cm.

8. Jika suhu telah tercapaisesuai dengan pancangseger atau pyrometer perlupenahanan suhu sekitar 15 menit kemudian api padaburner dapat dimatikandengan memutar regulatorpada tabung gas

9. Tutup semua saluran gasdan kembalikan pada posisi semula, kemudian tutupdamper, saluran udaraprimer serta lubang burneragar panas dalam ruangtungku tidak cepat hilang.

10. Dinginkan tungku dengan waktu yang sama dengan waktu lamanya proses pembakaran dan tungku boleh dibuka apablia suhu telah di bawah 2000C.

d. Pembongkaran

1. Lakukan pembongkaran setelah didinginkan minimal sama denganwaktu pembakaran dan suhu di bawah 2000C.

2. Bongkar benda-benda keramik tersebut dengan menggunakansarung tangan asbes.

Untuk pembakaran biskuit dengan suhu 9840C (cone 07) dibutuhkan waktu kurang Iebih 5 1/2 jam.

Page 561: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

524 Kriya Keramik

Tabel 12.4. Trayek pembakaran biskuit dengan tungku gas.(sumber: Port-O kiln)

PerkiraanWaktu Waktu Suhu

(C) Gas Damper Keterangan

Mulai Low pilot Terbuka penuh Udara primer ditutup

1 jam 160sd.180

Low pilot Ditutup hingga7.5 cm (dibuka

7.5 cm)

Udara primer ditutup

1.5 jam 210sd.230

High pilot Udara primer ditutup

2.5 jam 420sd.460

Jarum pada garis

pertama

3.5 jam 580sd.620

Gas pada 12 kPa

Dibuka hingga 11.5 cm

Udara primer dibuka

5.5 jam 949sd.980

Damper ditutup

Catatan:kPa (kilo Pascal): ukuran tekanan gas

12.4.4. Mengoperasikan Tungku Bahan Bakar Listrik

Tungku listrik merupakan alat pembakaran benda keramik denganmenggunakan tenaga listrik. Tenaga listrik tersebut diubah menjadi tenaga panas dan tenaga panas inilah yang akan mematangakan badan tanah liatmenjadi keramik. Pembakaran dengan tungku listrik merupakan carapembakaran yang paling mudah dan efisien karena dalam tungku listrik biasanya telah dilengkapi perlengkapan kontrol yang memadai, sepertisaklar/tombol penyala yang sekaligus berfungsi sebagai regulator (pengatur energi listrik), program pembakaran (waktu maupun suhu pembakaran),thermocouple-pyrometer sebagai penunjuk suhu bakar.Tungku listrik ini banyak digunakan di industri keramik, terutama yangberskala besar, tungku jenis ini berasal dari Inggris, Amerika, Jepang, dan Taiwan. Pengoperasian tungku pembakaran dengan tenaga listrik adalah cara membakar paling mudah dan efektif apalagi sekarang tungku listrik dilengkapi alat dengan pengontrol suhu, yaitu thermocouple-pyrometer yang

Page 562: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

525Kriya Keramik 525

menyatu dengan tungku dan bahkan ada yang dilengkapi dengan alatpemrogram pembakaran yang memiliki kemampuan mengatur lamanyawaktu pembakaran sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 9.17. Tungku listrik.(sumber: www.beileypottery.com)

9.4.4.1. Keandalan dan Kelemahan Tungku Listrik

Tungku listrik mempunyai beberapa keandalan tertentu jika dibandingkan tungku dengan berbahan bakar jenis lain yaitu sebagai berikut:

a. Pengoperasiannya mudah, dilengkapi dengan peralatan pendukungyang me-mudahkan cara pengoperasiannya, seperti thermocouple dan pyrometer, saklar yang berfungsi sebagai regulator energi listrik (tombol pengatur aliran energi listrik) dan program pembakaran yang waktunya dapat diatur untuk proses pembakaran.

b. Pengoperasiannya tidak menimbulkan polusi, tidak berisik dan tidak mengeluarkan lidah api atau asap seperti tungku lain.

c. Atmosfer pembakaran netral, memungkinkan hasil pembakarannyamemiliki keseragaman yang sama.

d. Penempatan dapat di mana saja, bentuk tungku yang kompak, praktis, dan bersih sehingga dapat diletakkan pada tempat yang strategis.

e. Sistem keselamatan kerjanya bagus, tungku pembakaran suatu unit yang kompak, praktis, dan bersih dengan sistem instalasi listrik yang memenuhi standar.

f. Harga tungku listrik relatif lebih murah dibanding-kan dengan harga tungku jenis lain.

Page 563: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

526 Kriya Keramik

g. Perawatan mudah karena tungku listrik memiliki umur atau waktu pakai yang panjang dengan kebutuhan perawatan. Bila terjadi pergeseran kumparan listrik dikembalikan pada posisinya dengan hati-hati.

Disamping beberapa keandalan seperti di atas, tungku listrik jugamempunyai kelemahan-kelemahan antara lain:

a. Tidak dapat dipakai untuk pembakaran dengan atmosfer reduksi.b. Membutuhkan daya listrik yang relatif besar sehingga sulit atau tidak

mungkin mengoperasikan tungku listrik di tempat yang daya listriknya tidak cukup, dan

c. Suku cadang terutama kawat/kumparan listriknya relatif mahal.

Bagian-bagian tungku:

Gambar 12.18. Bagian-bagian tungku listrik.(sumber: peter Cosentino)

Keterangan:

Vent, lubang pada bagian atas tungku yang berfungsi untuk keluarnya uap air pada saat proses pembakaran berlangsung.Pyrometer, alat pengukur tinggi temperatur bakar di dalam ruang pembakaran.

Page 564: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

527Kriya Keramik 527

Thermocouple, alat yang berfungsi untuk memancarkan informasi temperaturruang tungku pembakaran ke pyrometer.Element, kumparan untuk menghaliskan panas pada tungku pembakaranSpy hole, lubang untuk mengintai pancang suhu yang terpasnga dalam ruang tungku pembakaranSafety interlock, pengaman pintu tungku pembakaran untuk mencegah pintuterbuka selama proses pembakaran.Fire brick, bata tahan api yang berfungsi sebagai isolasi panas yang efektif dan aman.Heat input control, pengendali temperature selama proses pembakaranberlangsung.Indicator light, lampu indicator yang menunjukkan ada tidaknya aliran listrik yang masuk.Heat fuse, alat untuk mencegah tungku pembakaran dari pembakaran yang terlalu tinggi.

9.4.4.2. Proses Pengoperasian Tungku Listrik

Tungku pembakaran yang masih baru sebelum dioperasikan, sebaiknyadilakukan uji coba terlebih dulu. Hal ini perlu dilakukan agar uap air yang ada dapat menguap, untuk itu pintu atau lubang ventilasi harus dibuka dan dalam keadaan kosong.

a. Tahap Persiapan

1. Kelompokkan benda yangakan dibakar menurut besar-kecil dan serta tinggi-rendahnya benda.

2. Susunlah benda keramiksecara seimbang, dalam artiperlu memperhitungkanaliran/ sirkulasi api, dan juga penyusunan diupayakanoptimal.

Page 565: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

528 Kriya Keramik

3. Pilihlah pancang/pyrometriccone sesuai dengan suhuyang akan dicapai dantempatkan dalam ruang bakar yang dapat dilihat melaluilubang intai (spy hole).Siapkan format pembakaran.

b. Tahap Pengoperasian Pembakaran

1. Nyalakan tungku denganmemutar tombol, untukproses pemanasan awallakukan pembakaran secaraperlahan, yaitu dari suhuruang bakar sampai sekitar1500C, dengan waktu minimal 2 jam.

2. Putar tombol jika suhu telah mencapai 1500C dalam waktu kurang lebih 2 jam. Peningkatan suhu sebaiknya berkisar 500C perjam hingga suhu 6000C. Air yang terikat secara kimiawi mulai menguapsetelah melampui suhu 3500C dan akan habis pada suhu 6000C.

3. Putar tombol kembali pada skala yang lebih rendah pada saat suhu mendekati 5700C agar panas naik secara perlahan karena pada saat itu tanah akan mengembang sekitar 2%. Jika pemanasannya padasuhu tersebut terlalu cepat, akan menyebabkan keretakan.

4. Putar tombol pada posisi yang lebih tinggi apabila suhu telahmendekati 5800C, tutup pintu dan lubang ventilasi dengan rapat.

5. Putar tombol pada posisi paling atas setelah melewati suhu 7000Csehingga panas dapat meningkat dengan cepat.

6. Matikan tungku dengan memutar saklar pada posisi off apabila suhu yang diinginkan telah tercapai yang dapat diketahui jikapancang/pyrometric cone sudah melengkung atau pyrometer sudah menunjukkan suhu yang dicapai.

7. Dinginkan tungku minimal waktunya sama dengan waktu yangdibutuhkan dalam proses pembakaran. Bila suhu tungku sudahrendah, di bawah 150°C maka tungku boleh dibuka dan barang-barang dapat dibongkar.

8. Buatlah trakyek pembakaran dari catatan format pembakaran.

Page 566: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

529Kriya Keramik 529

c. Tahap Pembongkaran

1. Bukalah pintu tungku dan lubang ventilasi apabila suhu tungkusudah rendah (dibawah 1000C).

2. Keluarkan benda-benda keramik dari dalam tungku.3. Kembalikan perlengkapan tungku (plat tahan api dan penyangga)

pada tempatnya.4. Periksa dan bersihkan tungku setelah dingin.

Prosedur pengoperasian tungku listrik ini berlaku untuk pembakaran biskuit maupun pembakaran glasir.

Kemungkinan benda dibakar mengalami retak :1. Jika banyak yang pecah, kemungkinan pemanasan awal terlalu cepat.2. Jika ada yang mengalami banyak retak rambut, kemungkinan suhu

melewati 5700C, peningkatan suhu panas terlalu cepat.3. Jika hanya sedikit benda yang retak, bisa dikarenakan ketika proses

pembentukan, gelembung udara atau pengeringan yang kurang baik.

CatatanWaktu pendinginan tungku adalah minimal sama dengan waktu yangdibutuhkan untuk pembakaran. Bila suhu di dalam sudah dibawah 1000C,maka semua lubang ventilasi dibuka dan pintu tungku dibuka sedikit,beberapa saat kemudian benda dapat di bongkar dan dikeluarkan.Hal yang perlu mendapat perhatian khusus saat membakar danmembongkar benda, jangan lupa mengenakan alat-alat kesehatan dankeselamatan kerja.

9.4.4.3. Pemeliharaan Tungku Listrik

Kegiatan pemeliharaan peralatan merupakan kegiatan yang sangat penting karena dapat memperlambat kerusakan, mempertahankan fungsi/kegunaan, keawetan, dan keamanan. Oleh sebab itu, secara periodik dan terjadwal kegiatan pemeliharaan harus terus dilakukan.

Dari hal tersebut di atas pemeliharaan peralatan bertujuan:a. Memperpanjang usia pakai peralatanb. Menjamin kesiapan peralatanc. Menjamin daya guna dan hasil gunad. Menjamin keselamatan pemakai

Pemeliharaan yang terprogram akan sangat memudahkan pengontrolan kesiapan atas peralatan yang akan digunakan. Untuk itu, sebaiknya semua peralatan terutama perlatan yang digerakkan dengan tenaga listrik harus dilengkapi dengan kartu pemakaian, kartu perawatan/pemeliharaan, dan kartu perbaikan. Demikian halnya dengan tungku listrik, pemeliharaan

Page 567: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

530 Kriya Keramik

tungku listrik memerlukan kecermatan dan ketelitian karena akan sangat menentukan hasil akhir pembakaran.

a. Alat1. vacum cleaner2. kuas3. multi tester4. sikat kawat

b. Bahan1. styrofoam2. cat tahan panas dan tahan karat

c. Prosedur Pemeliharaan Tungku Listrik1. Dalam proses pembakaran pada tahap pemanasan awal sebaiknya

pintu tungku tidak ditutup rapat (dibuka sedikit) dan lubang ventilasi serta lubang pengintai (spy hole) dibiarkan terbuka hingga suhu 6000C. Hal ini dimaksudkan agar uap air dari benda keramik atau glasir dapat keluar sehingga tidak sampai membuat karat ataukeropos logam konstruksi tungku.

2. Membersihkan bagian dalam tungku dari kotoran debu atau pecahan halus benda keramik menggunakan vacum cleaner.

3. Menambal bagian dinding, alas, dan atap yang retak atau terkikis dengan semen tahan api dengan cara membasahi bagian yang retak dengan air menggunakan kuas sebelum penambalan dilakukan.

4. Mengganti dengan segera bata tahan api yang patah dengan perekat semen tahan api.

5. Menghindarkan bahan-bahan yang mudah mengeluarkan asap pada proses pembakaran.

6. Menghindarkan penggunaan tungku listrik untuk proses pembakaran reduksi.

7. Memeriksa kumparan tungku listrik dengan cara sebagai berikut:Menggunakan styrofoam• Menghubungkan aliran listrik pada tungku hidupkan saklar.• Menempelkan styrofoam pada kumparan, jika kumparan

berfungsi maka stryrofoam akan meleleh karena panas,sebaliknya jika stryrofoam tidak meleleh berarti kumparan putus atau tidak ada aliran listrik.

Menggunakan multitester• Memutar saklar pada posisi ohm.• Menghubungkan kedua kabel multitester pada masing-masing

bagian ujung kumparan. Bila jarum multimeter bergerak kekanan, berarti kumparan berfungsi, tetapi bila jarum multimetertidak bergerak, berarti kumparan putus. Sebaiknya kumparanyang telah putus segera diperbaiki atau diganti dengan yang baru.

Page 568: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

531Kriya Keramik 531

8. Kumparan yang kendur dan keluar dari tempatnya, dimasukkan kembali dengan cara menghidupkan tungku sehingga kumparansedikit panas, kemudian dengan menggunakan dua batang kayu kering, dorong kumparan pada tempatnya. Hal ini harus dilakukan hati-hati karena sifat kumparan yang mudah patah.

Gambar 12.19. Cara memperbaiki kumparan kendur.(sumber: Richard Zakin)

9. Kumparan yang putus disambung dengan cara menambahkankumparan yang memiliki diameter kumparan dan diameterkumparan yang sama, Hal ini harus dilakukan dalam keadaantungku mati (tidak ada aliran listrik).

Gambar 12.20. Cara menyambung kumparan kendur putus.(sumber: Richard Zakin)

10. Bersihkan bagian tungku listrik yang berkarat dengan menggunakan sikat kawat, kemudian dicat kembali dengan cat yang tahan panas dan tahan karat.

Page 569: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

532 Kriya Keramik

12.5. Kesalahan dalam Pembakaran dan Cara Mengatasi

Pembakaran tanah liat menjadi biskuit dilakukan untuk memberikankekokohan awal pada benda dan memudahkan pekerjaan selanjutnya.Tetapi kadang pembakaran biskuit dilakukan sampai pada suhu tinggisesuai dengan keperluan. Akibat kesalahan pada proses sebelumnyaakibatnya baru akan kelihatan setelah benda-benda tersebut selesai melalui proses pembakaran. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pembakaran adalah:a. benda-benda yang akan diglasir,b. alat pembakaran, danc. cara pembakaran.

Faktor-faktor tersebut mempengaruhi hasil pembakaran, oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu mengetahu :a. cara penyusunan benda mentah, danb. pengaturan panas api/kecepatan pembakaran atau sirkulasi api.

12.5.1. Beberapa Kesalahan pada Tahap Pembakaran

Benda pecah, retak atau bahkan meledak hal ini disebabkan:a. Pengeringan tidak sempurna.b. Adanya ketidak rataan dalam ketebalan badan benda.c. Terdapat gelembung udara di dalam badan benda.d. Pembakaran terlalu cepat.

12.5.2. Penanggulangan Kesalahan pada Tahap Pembakaran

a. Pastikan dalam penyiapan tanah terutama pada waktu pengulian betul-betul padat, juga pada waktu pembentukan atau penyambunganpastikan tidak terdapat gelembung udara.

b. Dinding/badan benda yang terlalu tebal perlu dikerok/ditipiskan.c. Benda dikeringkan lebih lama sebelum dibakar kemudian dibakar pelan

(pre heating) agak lama.d. Upayakan pembakaran benda secara perlahan-lahan sampai mencapai

suhu 2000C dan 600

0C.

12.5.3. Lubang yang Muncul pada Permukaan (spit out)

Lubang (spit out) yang ada disebabkan oleh adanya kotoran/butiran gips, hal ini dapat ditanggulangi dengan cara:a. Jauhkan/singkirkan meja penguli dari gips yang telah rusak/lapuk atau

tidak baik, agar tanah liat tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya.b. Gunakan lebih banyak tanah liat yang sudah disaring.

Page 570: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

533Kriya Keramik 533

Tidak ada kerajinan dalam peradaban manusia yang lebih tua daripada kerajinan keramik. Hingga saat inipun keramik tetap menjadi salah satu kerajinan penting diantara kerajinan-kerajinan yang lain seperti kayu, tekstil, logam, kulit dan kerajinan lainnya. Meskipun demikian, pemahamanmasyarakat terhadap keramik saat ini seakan menjadi sempit dan terbatas pada gerabah dan ubin. Padahal sebenarnya, kerajinan keramik adalah kerajinan yang memerlukan pengetahuan yang lebih banyak daripada yang dibayangkan bagi para pembelajar keramik; karena kriya keramik melibatkan ilmu-ilmu dasar yang lain seperti fisika, dan matematika. Bahkan lebih dari itu, keramik juga melibatkan ilmu-ilmu rekayasa seperti geologi dan kimia. Tetapi yang terjadi saat ini adalah lulusan kriya keramik amat terbataspengetahuannya pada keteknikan semata, bahkan mungkin hanyamenguasai sebagian dari keteknikan membuat keramik yang ada. Buku ini bertujuan memperkaya pengetahuan dan kompetensi bagi para pembelajar keramik, khususnya siswa sekolah menengah kejuruan jurusan keramik. Atas dasar tujuan yang ingin dicapai tersebut maka disajikan secara lengkapdan komprehensif bahasan-bahasan yang ada dalam kriya keramikberdasarkan pada standar kompetensi nasional. Standar kompetensi adalah suatu bentuk kesepakatan-kesepakatan tentang kompetensi yangdiperlukan oleh suatu bidang pekerjaan oleh seluruh stakeholders dibidangnya. Sedangkan kompetensi diartikan sebagai kemampuan yangdibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasioleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.

Standar kompetensi lebih bersifat umum dan berlaku pada siapa saja dan tidak terbatas pada lulusan sekolah (SMK). Standar ini lebih berorientasi pada dunia kerja. Pada ranah sekolah semua pembelajaran merujuk pada kurikulum yang berlaku saat itu. Kurikulum kriya keramik selalu didasarkan juga pada standar kompetensi nasional, tetapi lebih diminimalkan sesuai kondisi pendidikan kejuruan.

Pokok bahasan yang diuraikan dalam buku ini melebihi dari apa yangdipersyaratkan dalam kurikulum yang berlaku saat ini. Glasir, sebagaicontoh, adalah pokok bahasan yang tidak dipersyaratkan dalam kurikulum. Tetapi dalam buku ini justru dibahas secara detail mulai dari pengetahuan, cara perhitungan, dan cara pengolahannya. Hal ini dimaksudkan untukmemperkaya pengetahuan siswa/pembelajar agar pemahaman keramikmenjadi pemahaman yang utuh. Pada bagian-bagian lain selalu diuraikan bahasan yang detail dan menarik, dengan alur yang mudah dipahami, dan disertai gambar-gambar pendukung yang semakin memperjelas.

13. PENUTUP

Page 571: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

534 Kriya Keramik

Melalui pemahaman bagian demi bagian dalam buku ini para pembelajar keramik diharapkan tidak terbatas pada penguasaan salah satu kompetensi, yang akhirnya hanya menjadi ‘seorang tukang’. Yang diharapkan adalah para lulusan dapat menguasai sebagian besar bahkan semua kompetensi yang ada. Pemahaman yang menyeluruh kemudian dilanjutkan dengan praktik untuk penguasaan semua kompetensi kriya keramik adalah tujuan pembelajaran buku ini. Yang dimaksud pemahaman yang menyeluruh iniadalah disamping mengusai teknik membuat keramik, diharapkan siswa juga menguasai pengetahuan tanah liat, pengetahuan sejarah keramik, desain sebuah produk dan lain-lain. Dengan banyaknya pengetahuan yang dikuasai maka para lulusan tidak berhenti menjadi seorang tukang, tetapi lebih dari itu ia akan menjadi seorang praktisi keramik yang paham betul seluk beluk keramik, bahkan dapat mendidik orang lain mengenai kerajinan keramik. Dengan demikian lapangan kerja seorang lulusan keramik akan semakin luas. Lebih dari itu mereka dapat membuktikan bahwa bekerja disektor keramik adalah pekerjaan yang membanggakan dan berprospek bagus.

Untuk mencapai semua itu, selain media pembelajaran termasukdidalamnya buku teks yang bagus, juga harus dipenuhi juga persyaratanyang lain yaitu pendidik yang profesional serta sarana pembelajaran yang memadai. Tetapi yang lebih penting lagi adalah atmosfer pembelajaran yang kondusif yang dimulai dengan kecintaan kita pada keramik.

Page 572: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 535

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sachari. 2006. Seni rupa dan desain: untuk SMA keas X. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Agus Sachari. 2006. Seni rupa dan desain: untuk SMA keas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Agus Sachari. 2006. Seni rupa dan desain: untuk SMA keas XII. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Ambar Astuti, Dra., MA. 1997. Pengetahuan keramik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Birk, Tony.1993. The complete potters companion. London: ConradOctopus Limited.

Chaney, Charles dan Skee, Stanley. 1985. Plaster mold and modelmaking. Florida: Robert E. Krieger Publishing Company.

Chappelhow, Mary. 2002. Thrown pottery techniques revealed.Singapore: A Quarto Book.

Chavarria, Joaquim. 1998. Ceramic class: Glazing techniques. New York: Watson-Guptill Publication.

Christy, Geraldine & Pearch, Sara. 1992. Step by step art schoolceramics. London: Hamlyn.

Clark, Kenneth. 1983. The Potter’s Manual. London: Little Brown and Company.

Clark, Kenneth. 1993. The Potters manual. London: Quatro Publishing Plc.

Conrad, John W, Ph.D. 1980. Contemporary ceramics formulas. New York: Macmillan Publishing Co. Ltd.

Cosentino, Peter. 1998. The encyclopedia of pottery techniques.London: Quatro Publishing plc..

Cosentino, Peter. 1993. Creative pottery: A complete guide to designing, making and decorating ceramics. London: Tiger BooksInternational Plc.

Cowley, David. 1984. Moulded & slip casting pottery & ceramics.London: B T Batsford.

Espi, Lorette. 1993. Step by step pottery and ceramics a creative guide.London: New Holland.

Fournier, Robert. 1986. Illustrated dictionary of pottery decoration. New York: Prentice Hall Press.

Page 573: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

536 Kriya Keramik

Fournier, Robert. 1977. Illustrated dictionary of practical pottery. New York: Van Nostrad Reinhold Company.

Freddy Adiono Basuki. 2000. Komunikasi Grafis: Untuk SMK bidangkeahlian seni rupa dan kriya. Jakarta: Depdiknas.

Hammer, Frank and Janet. 1986. The potters dictionary of materials and techniques. London: A & C Black Publisher Limited.

Hery Suhersono. 2004. Desain Motif. Jakarta: Puspa Swara.

Hery Suhersono. 2005. Desain bordir motif geometris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hopper, Robin. 1986. Functional pottery: Form and aesthetic in pots of purpose. Pennsylvania: Chilton Book Company.

Jones, Melanie. 1994. Pottery: A step by step guide to the craft ofpottery. London: Merehust Limited.

Kenny, John B. 1976. The complete book of pottery making. (2nd ed).Pensylvania: Chilton Book Company.

Leach, Bernard. 1940. A potter’s book. London: Four the Potter Ltd.

Mattison, Steve. 1998. Two in one manual: Ceramics. London: Apple Press.

Nelson, Glenn C. 1984. Ceramics a potter’s hand book. New York: CBS Collage Publishing.

Ngurah Swstapa, Drs. 2002. Ornamen tradisional dan modern. Moduldiklat.PPPG Kesenian Yogyakarta.

Norton, F.H. 1955. Ceramic for thr artist potter. Addison: WesleyPublishing Company. Inc.

Nosker, Hendrik. 1999. Refractories and kilns-for the self-reliant potter.Eschborn, ViewegBraunschweig.

Paak, Carl E. 1981. The decorative touch, how to decorate, glaze, and fire your pots. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Peterson, Susan. 1992. A complete potter`s handbook-The craft and art of clay. (3th.ed.). London: Laurence King.

Phethean, Richard 1993. The complete potter-Throwing. London: B.T.Batsford.

Prasidha Adhikriya. 1992/1993. Desain kerajinan keramik: Petunjukpelatihan keterampilan industri kerajinan keramik.. Depdikbud,Ditjen dikdasmen, Dit. Dikmenjur.

Rhodes, Daniel. 1968. Kilns, design, contruction and operation. New York: Pitman Publishing.

Page 574: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Kriya Keramik 537

Rhodes, Daniel. 1969. Clay glazes. London: Four the Potter Ltd.Ronny Roesnady. Desain dan proses pembuatan cetakan dengan bahan

gips. Bandung: Balai Besar Industri Keramik.

Roy, Vincent A.1959. Ceramic. London :Mc Graw-Hill Book Company Inc.

Shafer, Thomas. 1976. Pottery decoration. New York: Watson GuptilPublications.

Simon, Howard. 2007. Menggambar teknik. Semarang: Dahara Prize.

Soesilowati, Dra & Nuryanto, Ir. 1992. Glasir dan pewarna. Bandung: Balai Besar Industri Keramik.

Soetardi. 1983. Menggambar teknik. Jakarta Ditjen Dikdasmen, Depdikbud.

Tri Suerni, Drs., M.Ds. 2005. Menggambar proyeksi orthogonal. Modul diklat. PPPG Kesenian Yogyakarta.

Wagiono. 1998. Latihan menggambar ragam hias. Jakarta: Depdikbud.

Wanto EP. Ir. 1992. Tungku dan pembakaran. Bandung: Balai BesarKeramik.

Wardell, Sasha. 1997. Slip casting. London: A& C BlackWarshaw, Josie & Phethean, Richard. 2000. Throwing pottery

masterclass-Practical techniques for modern ceramics.London: Southwater.

Warshaw, Josie & Phethean, Richard. 2000. Throwing: potterymasterclass. New York: Anness Publishing Limited.

Wucius Wong. 1986. Beberapa asa merancang dwimatra. Bandung:Penerbit ITB.

Wucius Wong. 1986. Beberapa asa merancang trimatra. Bandung:Penerbit ITB.

Zakin, Richard. 1981. Electric kiln ceramics-A potter’s guide to clay and glazes. Pennsylvania: Chilton Book Company.

Sutardi. 1983. Menggambar teknik untuk SMSR. Jakarta: Depdikbud, Ditjen

Dikdasmen………...1998. Clay, glazes, kilns, machenery and equipment. England:

Pot clay Ltd.

..............1998. Menggambar pola dengan motif. Bahan ajar DasarKekriaan untuk SMK. Dir PMK-Depdikbud.

………...1986. Pedoman gambar kerja. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.…………1996. Mata pelajaran kreativitas: Petunjuk pelatihan

keterampilan kreativitas. Depdikbud, Ditjen dikdasmen, Dit.Dikmenjur.

Page 575: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

538 Kriya Keramik

ArtikelClay Why It Acts The Way It Does by F.H. Norton This article first

appeared in Studio Potter, Volume 4, Number 2 (Winter 1975/76).Copyright © 1976 by Studio Potter.

Internet

www.simply-crete.com/ the_thieves_kitchen.htm

www.negentropic.com/clay/ process/claymaking.shtmlstudent.philau.edu/ROSSI2/ project2/wedge.htm

www.louismulcahy.com/ touronemain0.htmlGlaze mixing check sheet. http://www.goshen.edu/art/ DeptPgs/glazMIX.

html.

www.digitalfire.ab.ca/cermat/education/213.html,“UnderstandingtheDeflocculation Process in Slip Casting”

http://www.lenham-pottery-models.co.uk/moldmaking/index_mold.html.

sumberilmu.info/2008/02/24/perkembangan-kesenian/http://www.silaban.net/2006/12/17/membaca-patung-primitif-batak-sebagai-

teks-filsafat-tersembunyi/

http://www.geocities.com/sta5_ar530/data/05s.htm

Page 576: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

539

LAMPIRAN 1

PRODUK KERAMIK

Tempat bubur tradisional, tinggi 19 cm diameter 21 cm,

mangkok tinggi 5 cm diameter 10 cm.

Stoneware clay, glasir dalam. suhu 12000C. Teknik cetak

tuang.PPPPTK Seni dan Budaya

Yogyakarta, 2000.

Tempat bubur tradisional,tinggi 19 cm diameter 15,5 cm,Stoneware clay, glasirdalam. suhu 12000C.Teknik cetak tuang.PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta, 2000.

Tempat bubur tradisional,kendil besar, tinggi 23 cm diameter 19,5 cm, kendil

kecil, tinggi 19 cm diameter17,5 cm

Earthenware clay, glasirdalam. suhu 11000C.

Teknik putar.PPPPTK Seni dan Budaya

Yogyakarta, 2000.

Page 577: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

540

Tempat bubur tradisional, kendil besar, tinggi 18 cm diameter 22 cm, kendil kecil, tinggi 13 cm diameter 14,5 cmStoneware clay, glasirdalam. suhu 11000C. Teknikcetak tuang.PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta, 2000.

Tempat bubur tradisional, kendil besar, tinggi 18 cm

diameter 22 cm, mangkok, tinggi 7 cm diameter 12,5 cm Stoneware clay, glasir dalam.

suhu 11000C. Teknik cetaktuang.

PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta, 2000.

Tempat bubur tradisional, tinggi 19 cm diameter 15,5 cm, mangkok, tinggi 5 cm diameter 10 cm Stoneware clay, glasir dalam. suhu 11000C. Teknik cetak tuang.PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta, 2000.

Page 578: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

541

Coil, raku, Vicki hardin. http://vickihardin.com

David Frith Functional StonewarecomVIRTUAL

CERAMIC GALLERY at The Chapel of Art in Criccieth,

Gwynedd, GB North Wales, UK, Europe

Sarah Jane WillisVIRTUALCERAMIC GALLERY at The Chapel of Art in Criccieth, Gwynedd, GB North Wales, UK, Europe

Page 579: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

542

Joy Tanner. Rice pot. Copyright © 2002-2005MudFire, [email protected]

Lidded preserve pot10cm high.

Stoneware with celadon base glaze and beautiful tenmoku wax

resist decoration.Spoon hole in the main body.

Harry Davis - Crowan Pottery - A gallery of pots.htm

Storage jarApprox. 16cm high.Stoneware with ground fitted lid.Wax resist decoration .Harry Davis - Crowan Pottery - A gallery of pots.htm

Page 580: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

543

Jan Lee. "naked raku" . Copyright © 2002-2005 MudFire, [email protected]

Hand-built or thrown before being burnished to create a smooth surface. The design is made

using coloured slips before firing to 1000 degrees Celsius.

VIRTUAL CERAMIC GALLERY at The Chapel of Art in Criccieth, Gwynedd, GB North Wales, UK,

Europe

Barry GreggCopyright © 2002-2005 MudFire, Inc mudfire.com

Page 581: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

544

Bowl, 6 in. (16 cm) in height, high-alumina body containing 10% red clay, soda glazed at Cone 9–10, reduction cooled,

2003.Gail Nichols: 'Soda, Clay

and Fire'©2007 Ceramic Publications Company A Subsidiary of the

American Ceramic Society

MORINO Hiroaki (1934-)Jar, design of clouds and wavesJapanese Traditional Pottery.htm

Hand Made Pottery by Gloria Singer.htm

Page 582: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

545

Jane HamlynTeapot, n.d., stoneware, salt firedPrivate collectionJane Hamlyn.htm

This teapot stands about 21 cm high and is glazed with my cobalt

blue, plus some wood ash for added fluidity. The body was

thrown and then squared into a box shape when the clay was still soft. Feet have been added at the

four [email protected]

Copyright © 1999-2006, Steve Irvine

'Teapot' by Jane Hamlyn stoneware, salt firedPrivate collectionJane Hamlyn.htm

Page 583: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

546

casserole [email protected]

coffee [email protected]

Jugs5" dia x 17"Blue Dome Artist Gallery JustinGerbich 5.htm

Page 584: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

547

Frog Pond PotteryGallery_filesCopyright 2001, John

Hesselberth. All rights reserved.

Vase, 13 in. (33 cm) in height, 2001. Dolomite wadding was used to set this vase in the kiln. The form has softened and distorted during the firing.Gail Nichols: 'Soda, Clay and Fire'©2007 Ceramic Publications Company A Subsidiary of the American Ceramic Society

Page 585: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

548

Tone von Krogh. VIRTUALCERAMIC GALLERY at The Chapel

of Art in Criccieth, Gwynedd, GB North Wales, UK, Europe

Kim Dryden and Shino Glaze. Copyright © 2002-2005 MudFire, [email protected]

lotus tokoname teapot, 400cc. ©copyright Gray & Seddon

1998 - 2005 last modified Monday 02 October 2006

http://gray-seddon-tea.com/tokoname.shtml

Page 586: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

549

warm rain.SteveMattison Raku

Butter dish - T370 Richard Baxter

Terracotta potter.htm

Large jar and medium jar -T300 T310 Richard Baxter Terracotta

Page 587: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

550

Bottle by Neil PattersonCopyright©1997, 2002 Clay Times Inc. Clay Times Magazine

Page 588: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

551

LAMPIRAN 2

BAHAN KERAMIK BERACUN

Berbagai macam bahan yang digunakan dalam industri keramik apabilatidak ditangani dengan baik dan benar akan dapat menimbulkan hal-halyang tidak diinginkan, karena itu beberapa langkah yang kiranya perlu untuk ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, diantaranya adalah:

1. Bahan-bahan yang berpotensi mendatangkan bahaya (racun) perludisimpan di tempat yang aman dan diberi label atau keterangan tentang kemungkinan bahaya yang ditimbulkan.

2. Adanya petunjuk tertulis tentang penanganan bahan-bahan beracunyang dapat menimbulkan bahaya.

3. Adanya petunjuk atau intruksi tentang penggunaan alat keselamatan dankesehatan kerja khususnya dalam menghadapi bahaya yang ditimbulkan dalam pemakaian alat atau penggunaan bahan-bahan beracun.

4. Adanya petunjuk tertulis tentang tanda-tanda keracunan awal seperti pusing kepala, mabuk, dan sebagainya dan langkah-langkah yang perlu diambil dalam usha penyelamatan.

5. Adanya petunjuk atau rambu-rambu tentang penyimpanan danpembuangan bahan-bahan yang berpotensi mendatangkan bahaya.

6. Ruangan yang digunkan dalam pekerjaan pengolahan bahan,pengglasiran dan pembakaran perlu ventilasi yang memadai.

7. Perlu adanya perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja seperti pakaian kerja, masker, sarung tangan, kacamata terang dan gelap,pemadam kebakaran, dll.

8. Penerangan yang cukup pada setiap ruangan.9. Tersedianya air bersih pada bengkel produksi.

Beberapa bahan mentah yang digunakan dalam industri keramikmempunyai tingkat kandungan racun yang berbeda-beda. Timbal, asbes,arsen dan barium merupakan bahan yang dikenal secara luas sebagaibahan yang paling berpotensi menimbulkan keracunan apabila sampaiterhirup atau tertelan. Efek yang dapat ditimbulkan oleh bahan-bahanberacun tersebut pada umumnya adalah gangguan pada saluranpernafasan, radang kulit, kerusakan syaraf, dan bahkan dapatmenyebabkan kelumpuhan.

Page 589: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

552

Berikut daftar bahan-bahan keramik yang beracun:

No Bahan Bahaya yang ditimbulkan1. Alumunium Debu alumunium yang terhirup dapat menimbulkan

radang pada saluran pernafasan dan apabila hal ini terjadi secara terus-menerus dalam waktu lama akan menyebabkan penyakit Emphysema danPneumothorax yang berhubungan dengn penyakitparu-paru dan saluran pernafasan. Penyakit,inidikatergorikan sebagai penyakit Aluminosis yaitupenyakit paru-paru karena debu alumina.

2. Antimon Debu antimon yang terhirup dapat menyebabkanperadangan kulit yang hebat (Dermatitis),peradangan pada selaput mata (Conjunctivis)danradang hidung (Nasal Septum Ulceration).

3. Arsen Arsen dan garam-garamnya adalah bahan yangsangat beracun, keracunan yang kronis dapatmenyebabkan tidak berfungsinya hati dan ginjal,menghilangkan pigmen kulit, penyakit Herpes(semacam penyakit kulit), dan peradangan padasaluran perncernaan. Apabila telah akut dapatmenyebabkan stroke dan kematian.

4. Asbes Merupakan mineral yang berserat dan tahanterhadap panas. Serat asbes yang terhirup dapat menyebabkan penyakit Asbestosis yang berkaitandengan penyakit saluran pernafasan, paru-paru dan kanker.

5. Barium Hampir semua senyawa barium adalah racun,apabila debu barium terhirup atau tertelan dapatmenyebabkan diare hebat, gemetaran (ConsulsiveTremors) serta kelumpuhan pada otot.

6. Bismutsubnitrat

Bahan yang digunakan sebagai pewarna luster, bila uap bahan ini terhirup dapat menimbulkan pusing kepala yang hebat.

7. Borax Semua senyawa borax larut dalam air, apabilasenyawa borax terhirup atau tertelan dapatmenyebabkan muntah, diare, gemetaran dan mabuk.

8. Cadmium Cadmium sebagai bahan pewarna kuning yang larut dalam asam lemah sehingga tidak digunakan dalam glasir peralatan makan minum. Bahan ini bila tertelan dapat menyebabkan muntah-muntah, diare, tidakdapat bernafas dengan sempurna (Chocking) danapabila terhirup dapat menyebabkan batuk, pusing, muntah-muntah dan kelelahan yang hebat.

Page 590: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

553

9. Carbonmonoksida

Carbon monoksida merupakan hasil pembakaranminyak atau kayu yang tidak sempurna, dalam ruang tertutup asap carbon monoksida yang berat akan terkonsentrasi dan apabila terhirup dapatmenyebabkan pusing, badan lemah dan mabuk.Dalam keadaan akut dapat menyebabkan pingsan dan kematian karena kekurangan oksigen.

10. Chlorine Chlorine dalam bentuk gas merupakan gas yangberat yang keluar dari tungku pembakaran padaproses pembakaran dengan glasir garam.Konsentrasi gas chlorine yang besar bilaterkontaminasi dapat menyebabkan peradangan kulit dan selaput saluran pernafasan.

11. Cobalt Cobalt apabila terkontaminasi dapat menyebabkan radang kulit dan dapat menimbulkan gejala perasaan tertekan.

12. Feldspar Debu feldspar yang mengandung silika bebasapabila terhirup dapat menyebabkan melemahnyamekanisme tubuh yang merupakan gejala penyakit Silikosis.

13. Fiberglass Seperti halnya asbes, fiberglass dapat menyebabkan radang kulit apabila terjadi kontak langsung danapabila terhirup menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan paru-paru.

14. Iron chromate Debu iron chromate jika terhirup dapat menyebabkanradang paru-paru (Pneumonia).

15. Kaolin (Chinaclay)

Kaolin dan bahan lain seperti ball clay, fire clay,stoneware mengandung silika bebas yang potensial menyebabkan bahaya penyakit Silikosis yaitu jenis penyakit paru-paru yang disebabkan oleh debu silikayang mengendap dalam tubuh.

16. Timbal (Lead) Hampir semua senyawa timbal adalah racun kecuali timbal tersebut di-frit. Debu timbal yang terhirup akan sangat berbahaya, menggunakan peralatan makan minum yang diglasir dengan bahan timbal mentah secara terus menerus dapat menyebabkankeracunan. Timbal yang larut dalam makanan atau minuman akan menyebar ke peredaran darahsehingga menyebabkan rasa mual, ingin muntah,Anorexia, gemetaran hebat dan dapat menyebabkankerusakan pada syaraf otak serta menimbulkankematian.

17. Lithium Senyawa lithium apabila tertelan dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

Page 591: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

554

18. Mangaan Debu mangaan yang terhirup dapat menyebabkan rasa kantuk yang hebat dan apabila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kelumpuhan

19. Mica Debu mica apabila terhirup dapat menyebabkanperadangan pada saluran pernafasan.

20. Nickel Senyawa nickel apabila terkena langsung pada kulit dapat menyebabkan penyakit Dematitis (peradangan kulit).

21. Silenium Silenium digunakan sebagai bahan pewarna merah pada suhu 10400C, apabila tubuh terkontaminasidapat menyebabkan gejala perasaan tertekan(Depresi) dan radang kulit.

22. Silica Silika sebagai mineral yang berdiri sendiri maupun sebagai silika bebas dalam feldspar atau tanah liat lain apabila terhirup atau tertelan dapatmenyebabkan penyakit paru-paru yang kronis seperti asma, batuk darah dsb.

23. Staniumchlorida

Bahan yang digunakan untuk pengasapan dalamtungku untuk mendapatkan warna mutiara, apabila uapnya terkena mata dapat melukai selaput mata dan apabila terhirup dapat melukai selaput saluran pernafasan.

24. Uranium Garam-garam uranium adalah bahan yang sangat beracun apabila terhirup atau tertelan dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit memar kulit,kerusakan ginjal, kanker, dan menimbulkankematian.

25. Vanadiumpentoxide

Vanadium pentoxide sebagai sumber warna kuning apabila terhirup dapat menimbulkan radang padasaluran pernafasan dan penyakit radang kulit.

26. Zinc oxide Zinc oxide dalam bentuk debu atau uap apabilaterhirup dapat menyebabkan penyakit pernafasan.

Sumber: Daniel RhodesH.W. Fowler and F.G. Fowler. John W. ConradRobert Fournier

Page 592: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

555

LAMPIRAN 3

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM KERAMIK DAN PERBAIKANNYA

Problem Diagnosa PemecahanTanah liat menempel di tangan ataupermukaan benda kerja

? Tanah liat terlalu lunak

? Permukaan tidak poros

? Keringkan tanah liat pada meja gips

? Tutup benda kerja dengan kertas

Benda kerja yang belum selesai, mengering secara berlebihan pada waktu dikerjakan

? Air dari tanah liat menguap terlalu cepat

? Tutuplah benda kerja yang belum selesai dengan plastik atau letakkan dalam almari yang lembab. Jikadibiarkan untuk waktu yang lama tutuplah benda kerja dengan kain yang lembab dan plastik

Muncul retak-retakpada benda kerja sebelumpembakaranbiskuit

? Benda kerja menering terlalu cepat

? Keringkan benda kerja secara perlahan-lahan.Jauhkan benda kerja dari aliran udara atau panas secara langsung

? Tutuplah dengan plastik jika perlu

Tanah liat tidakdapat menyangga bentuk sendiri

? Tanah liat terlalu basah dan lembek

? Keringkan tanah liat

Tanah liat retak atau terbelah selama proses pembentukan

? Tanah liat terlalu keras dan kasar

? Gunakan tanah liat yang lebih halus

TEKNIK PIJIT (PINCHING)

Problem Diagnosa PemecahanBenda teknik pijit retak yang membentuklingkaran pada sambunganselama proses pengeringan

? Dua belahan yang tidak di sambung degan baik atau tidak asa lubang keluar untuk udara yang tertutup

? Jika tanah liat tidak terlalu kering, potonglahbagian tepinya dan gabunglah kedua tepinya dengan slip tanah liat

? Berilah sedikit lubang untuk udara

Page 593: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

556

TEKNIK PILIN (COILING)

Problem Diagnosa PemecahanPilinan menjadi rata pada waktu digulung

? Gerakan menggulung tidak merata

? Buatlah pilinan menjadi bulat lagi dan lanjutkan menggulung dengan gulungan 3600C

Pilinanmenimbulkanrongga atau retak pada waktu digulung

? Tanah liat terlalu kering

? Gunakan tanah liat yang lebih halus/plastis

Bentuk pilinan roboh pada waktu dilebarkan atau disempitkan

? Tanah liat terlalu lembek untuk menyangga bentukberat benda kerja

? Gunakan tanah liat yang sedikit lebih keras.

? Biarkan bagian dasar benda kerja mengeras sebelum menambah pilinan

? Topanglah bentuk-bentuk yang menyempit dari dalam dengan kertas koran

Retak-retak terjadisepanjang garis sambunganpilinan

? Pilinan tidak digabung secara benar

? Pilinan memiliki ketebalan yang tidak sama merata

? Pilinan pada benda kerja setengah jadi terlalu lama dikeringkan untuk dapat ditambah dengan pilinan baru yang masih lembek

? Satukan pilinan untuk membentuk pilinan yang bagus

? Gunakan pilinan dengan ketebalan yang sama

? Gunakan goresan dan slip tanah liat untuk menggabungkan pilinan pertama ke bagian dasar benda

Pilinan menempel pada permukaan former (cetakanuntuk membentuk benda)

? Permukaan formertidak poros

? Tanah liat mengalami penyusutan selam proses pengeringan

? Tutuplah sekeliling former dengan kertas kotran

? Lepaskan former lebih dulu sebelum tanah liat mengering/mengeras

Page 594: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

557

TEKNIK LEMPENG (SLABING)

Problem Diagnosa PemecahanKonstruksi slab roboh

? Tanah liat terlalu lembek

? Biarkan slab sedkit mengeras sebelum dikonstruksi

? Tambahkan grogBagian-bagianslab retak selama prosespembentukan

? Tanah liat terlalu kering ? Gunakan tanah liat yang lebih lunak, jika perlu lengkungkan slab pada saat masih basahsampai mencapai bentuk yang dikehendaki dan biarkan mengeras sebelum digabung

Slab robek pada waktu diangkat

? Tanah liat letakkan pada kain yang kasar dan kuat (terpal)

? Tanah liat digulung terlalu tipis

? Putarlah tanah liat sesering mungkin

? Gulunglah lempengan tanah liat yang lebih tebal

Tanah liat melengkungselama proses pengeringan atau pembakaran

? Slab memiliki ketebalan yang tidak merata

? Proses pengeringan terlalu cepat

? Tanah liat yang digunakan terlalu plastis

? Gunakan roll kayu untuk menggulung

? Keringkan secara perlahan-lahan dari aliran udara atau panas langsung

? Tambahkan grog pada tanah liat untuk mengurangi plastisitas

TEKNIK PATUNG (SCULPTURE)

Problem Diagnosa PemecahanBenda kerja roboh ? Penyangga terlalu

lemah untuk menopang berat massa tanah liat

? Salahmemperhitungkanpusat gravitasi

? Buatlah model lebih stabil

? Pilihlah postur dengan penyangga yang lebih banyak

Page 595: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

558

PEMBUATAN CETAKAN (MAKING MOULD)

Problem Diagnosa PemecahanGips tidak dapat dibuat adonan

? Gips terlalu tua/lama

? Adonan mengandung banyak air

? Gunakan gips baru. Simpanlah gips pada tempat kedap udara

? Tambahkan gips untuk diaduk

Gunakan plasterstick untuk menuang model

? Gips mungkin caught in undercuts

? Penggunaan zat pengurai (releasingagent) yang tidak cukup

? Periksa cetakan untuk menetahui kemungkinan terjadi undercuts

? Gunakan zat penguarai yang lebih banyak

PEMBUATAN TANGKAI (HANDLES)

Problem Diagnosa PemecahanHandel patah ? Tekanan yang tidak

merata pada permukaan sepanjang handel

? Kurangi tekanan dan berilah sentuhan yang lebih halus

Handel retak selama proses pengeringan

? Handel mengering lebih cepat dari pada benda keramiknya

? Tutuplah handel menggunkan plastik sehingga handel mengering secara perlahan-lahan

Sambunganhandel retak

? Tanah liat untuk handel lebih basah daripada benda keramik

? Gunakan tanah liat yang lebih keras untuk handel

? Sambung handel pada saat benda kerja dalam kondisi setengah kering (leatherhard)

? Keringkan handel dengan sangat pelan

Handelberkembang tidak merata

? Posisi tangan tiadak benar

? Putarlah pergelangan 1800C pada setiap tarikan secara berturut-turut

Handel retak selama

? Tanah liat disiapkan tidak secara benar

? Ulilah tanah liat secara sungguh-sungguh

Page 596: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

559

TEKNIK PUTAR (THROWING)

Problem Diagnosa PemecahanTanah liat tidak bergerak ke tengah pada kepala putaran

? Tanah liat terlalu jauh dari pusat kepala putaran

? Tanah liat terlalu kering

? Pusatkan tanah liat pada kepala putaran

? Gunakan tanah liat yang lebih lembut

Tanah liat tidak melekat pada kepala putaran

? Kepala putaran terlalubasah

? Keringkan kepala putaran

Tanah liat tidak memusat setelah berbentuk kerucut

? Tanah liat terlalu keras

? Posisi tangan dan lengan tidak benar

? Tangan melepas tanah liat mendadak/tergesa-gesa

? Tanah liat agak sedikit jauh dari pusat

? Gunakan tanah liat yang lembut

? Periksa posisi tangan dan lengan

? Lepas tekanan tangan dengan pelan-pelan

? Sesuaikan hingga posisi memusat kembali

Bentuk roboh saat dibuka

? Dibuka melebihi lebar bagian dasar

? Air mengumpul di bagian dasar benda

? Buka tanah liat jangan terlalu lebar

? Hilangkan air dengan spon

Bagian tepi retak pada waktu dibuka

? Tanah liat tidak disiapkan secara benar

? Tanah liat terlalu keras

? Bentuk dibuka terlalu cepat

? Siapkan tanah liat secara benar

? Gunakan tanah liat yang lembut

? Gunakan tekanan ke bawah pada bagian tepi pada waktu membuka

? Rapikan dengan jarumKuncup kecil-kecildi pusat bagian dasar

? Ibu jari tidak berada tepat di bagian tengah pada waktu tanah liat di buka

? Ujung ibu jari bergerak ke bawah bukan kearah horizontal pada waktu bagian dasar sebelah dalam terbentuk

? Tekan ibu jari ke arah vertikal ke bagian tengah tanah liat

? Gerakkan Ibu jari mendatar pada waktu membuka

? Hilangkan kuncup degan ibu jari, spon atau alat lain

Ketebalan dinding tidak merata

? Tanah liat terlalu jauh dari tengah putaran

? Pastikan tanah liat memusat sebelum dibuka

Page 597: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

560

Dinding robek pada waktu dinaikkan

? Terlalu banyak tanah liat yang dinaikkan

? Terlalu banyak tekanan selama dinaikkan

? Naikkan dinding secara pelan-pelan dengan berulang-ulang

? Kurangi tekanan pada tanah liat

Tanah liat melengkungselamamembentuk leher

? Dinding tanah liat terlalu tipis

? Tekanan terlalu besar dan tergesa-gesa

? Tanah liat dikerjakan melampui batas

? Lakukan pembentukan leher dengan lebih cepat

? Beri tekanan secara perlahan-lahantingkatkan sedikit kecepatan putaran

? Gunakan sedikit mungkin air untuk pelumasan untuk mencegah kejenuhan tanah liat

Bentuk yang tidak merata dari tanah liat yang dipusatkandengan baik

? Posisi lengan dan badan yang tidak tetap

? Letakkan lengan padabaki alat putar untuk menyangga siku ke arah pinggang

Dinding tanah liat jatuh pada bagain dasar pada waktu dinaikkan

? Terlalu banyak tekanan yang tidak merata pada waktu tanah liat dinaikkan

? Dinding terlalu tipis untuk mendukung berat tanah liat

? Berilah tekanan yang merata dan pelan-pelan

? Lakukan penarikan tanah liat dengan berurutan

Bentuk cenderung melebar pada waktu dinaikkan

? Gerakan tangan cenderung keluar selama menaikkan

? Jari-jari tidak saling menahan selama menaikkan

? Periksa tanah liat benar-benar vertikal sewaktu menaikkan

? Jari-jari saling menahan satu sama lain

Dinding roboh pada bagian dasar

? Dinding bawah terlalu tipis untuk menahan tanah liat

? Terlalu banyak air pada bagian dasar

? Biarkan dinding agak tebal pada bagian dasar

? Hilangkan air dengan spon

Bagian dasar berlubang pada waktu dipotong

? Bagian dasar terlalu tipis

? Sisakan tanah liat untuk dasar antara 1-1.5 cm

Page 598: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

561

MENGIKIS (TRIMMING)

Problem Diagnosa PemecahanBenda bergoyang saat diletakkan di atas kepala putaran

? Bagian tepi tidak rata ? Tegakkan benda, pusatkan dan rapikan. Alternatif lain tambahkan pilinan tanah liat yang lembek untuk meratakan

Benda kerja tidak dapat dipusatkan secara benar

? Benda kerja tidak dipusatkan secara benar pada waktudiputar

? Pusatkan kembali sebaikmungkin. Jika perlu pusatkan kembali bagian yang sedang dirapikan

Polabergelombang”chattering”munculdipermukaanbenda kerja

? Alat untuk merapikan tumpul

? Alat dipegang terlalu longgar

? Tanah liat terlalu kering

? Tajamkan peralatan

? Letakkan lengan pada baki alat putar untuk menyangga dan pegan alat dengan kuat

? Rapikan tanah liat sebelum lewat setengah kering (leather hard)atau buat permukaan benda menjadi lembab sebelum diputar

Bagian dasar masuk ke dalam selama proses merapikan

? Bagian dasaar terlalu tipis

? Tekanan alat terlalu kuat

? Periksa ketebalan bagian dasar sebelum merapikan

? Tambahkan lempengan tanah liat pada bagian dasar dengan kelembaban yang sama kemudian rapikan

Pada waktu memotong alat menusukpermukaan benda

? Benda tidak memusat dengan tepat

? Salah memegang alat

? Periksa benda agar memusat dengan benar

? Gunakan lebih banyak alat yang bulat atau datar dan periksa posisi alat

? Biarkan benda lebih kering sebelum mengikis

Dinding lebih tipispada satu sisi daripada sisi lainnya

? Keramik tidak memusat dengan tepat

? Pusatkan dan kikis kembali jika ketebalan dinding masih memungkinkan

Page 599: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

562

PEMBAKARAN BISKUIT (BISCUIT FIRING)

Problem Diagnosa PemecahanBenda kerja pecah atau retak

? Benda kerja tidak dikeringkan dengan benar sebelum dibakar

? Benda kerja terlalu tebal untuk tingkat kenaikan temperatur

? Kantong-kantong udara yang besar yang terkandung dalam tanah liat

? Benda kerja dibakar terlalu cepat

? Keringkan benda kerja lebih lama sebelum pembakaran dan perlu dilakukan pre heat load(pemanasan awalsebelum pembakaran)

? Keroklah bagian benda yang tebal

? Pastikan adanya saluran untuk keluarnya udara

? Bakarlah benda kerja secara lambat sampai suhu 2000C dan 6000C

Benda kerja terbelah

? Adanya kantong udara yang terkandung dalam tanah liat

? Buatlah saluran udara ? untuk keluar udara dari

kantong udara yang ada? Jika menggabungkan

permukaan tanah liat selama proses pengerjaan sambungan harus kuat dengan digores dan diberi sliptanah liat

Muncul lubang ”spit-out” secara tiba-tiba di permukaan atau setelahpembakaran dan menimbulkanbubuk putih

? Adanya campuran tidak murni tanah liat (biasanya gips)

? Buanglah lempengan gips dan cetakan yang telah usang

? Bersihkan tanah liat dan tidak terkontaminasi bahan lain

? Gunakan lebih banyak tanah liat yang bersih

Terjadi retak-retakrambut

? Temperaturpembakaran terlalu lambat

? Dijemur terlalu cepat

? Tahap pembakaran pertama terlalu cepat

? Bakarlah biskuit sampai suhu 10000C

? Keringkan seluruh bagian benda kerja sebelum dibakar

? Lakukan pemanasan awal dan bakarlah secara perlahan-lahan

Page 600: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

563

PENGGLASIRAN (GLAZING)

Problem Diagnosa PemecahanBenda kerja yang telah dibakar biskuit tidak menyerap glasir

? Temperaturpembakaran biskuit terlalu tinggi

? Bakarlah benda kerja dengan pembakran biskuit pada temperatur yang lebih rendah

? Hangatkan benda sebelum mengglasir dan bakarlah pada temperatur yang lebih tinggi

Munculgelembung-gelembung(bloating) dalam badan keramik

? Terlalu banyak pewarna oksida atau karbon dalam tanah liat

? Dibakar terlalu lama

? Kurangi penggunaan pewarna

? Tambahkan grog pada tanah liat

? Bakarlah pada temperatur glasir yang lebih rendah

Dinding tanah liat terbelah ketika cullet (limbahgelas) digunakanuntuk dekorasi

? Glasir menyusut dan mengembang selama proses pembakaran pada tingkat yang berbeda dari tanah liat

? Tebalkan dinding tanah liat

? Kurangi penggunaan cullet

Terjadi crawlingpada permukaan glasir, glasir berpisah menjadi gumpalan-gumpalan atau berkerut

? Adanya minyak, lemak atau debu pada permukaan badan keramik yang dibakar biskuit

? Campuran glasir mengandung tanah liat plastis terlalu banyak

? Lapisan glasir retak sebelum pembakaran

? Campuran glasir terlalu kental atau pemakaian glasir terlalu tebal

? Cucilah dengan benar biskuit yang berdebu dan keringkan sebelum dibakar. Hindari untuk memegang benda biskuit terlalu sering

? Kurangi kandungan tanah liat plastis pada glasir dan ganti dengan china clay atau kaolin

? Tambahkan air pada glasir

? Kurangi ketebalan pemakaian campuran glasir

Terjadi crazingpada permukaan glasir, retakan halus

? Penyusunan glasir yang tidak sesuai

? Glasir atau badan yang dibakar di bawahtemperatur (underfired)

? Pemakaian glasir yang terlalu tebal

? Tambahkan kandungan Silika pada glasir

? Dibakar pada temperatur yang lebih tinggi

? Tambahkan air pada campuran glasir

Page 601: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

564

Benda-bendayang diglasir terbelah (dunting)

? Pemanasan atau pendinginan yang terlalu cepat

? Panaskan dan dinginkan tungku secara perlahan-lahan, sekitar 2000C dan 6000C.

? Jangan membuka pintu tungku sebelum mencapai suhu dibawah 2000C

? Tambahkan grog pada badan keramik

Permukaan yangtelah diglasir terdapat lubang-lubang kecil (pinholing)

? Glasir dibakar sedikit dibawah temperatur

? Membakar glasir terlalu cepat

? Gelembung udara muncul dalam glasir

? Kelebihan whiting pada glasir

? Bakar glasir pada temperatur yang sedikit lebih tinggi

? Bakarlah secara perlahan-lahan

? Kurangi kandungan silika pada glasir dan tambahkan flux

? Kurangi penggunaan whiting

Glasir mengelupas dari permukaan (peeling, shelling atau shivering)pada sekeliling bagian tepi, pinggiran dan handel

? Tanah liat menyusut terlalu banyak dari pada glasir

? Turunkan sedikit temperatur pembakaran glasir

? Kurangi waktu pencelupan dalam glasir

? Tambahkan alkaline fritatau frit lain yang tinggi pada glasir

? Kurangi kandungan silika pada glasir

(sumber: Peter Cosentino)

Page 602: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

565

LAMPIRAN 4

UNSUR, SIMBOL, DAN BERAT ATOM (BA)

Unsur Simbol BA Unsur Simbol BAAluminium Al 27 Lithium Li 6,9Antimon Sb 121,8 Magnesium Mg 24,3Arsen As 74,9 Mangaan Ma 54,9Barium Ba 137,4 Molibdenum Mo 96Belerang S 32 Natrium (sodium) Na 23Besi Fe 55,85 Nikel Ni 58,7Bismuth Bi 209 Nitrogen N 14Boron B 10,8 Oksigen O 16Brom Br 79,9 Perak Ag 107,9Cadmium Cd 112,4 Platina Pt 195,2Calcium Ca 40,1 Raksa Hg 200,6Carbon C 12 Selenium Se 79Chlor Cl 35,5 Seng Zn 65,4Crom Cr 52 Silikon Si 28,1Cobalt Co 58,9 Strontium Sr 87,6Emas Au 197,2 Tellurium Te 127,6Flour F 19 Tembaga Cu 63,5Fospor P 31 Timah putih Sn 118,7Hidrogen H 1 Timbal Pb 207,2Iridium Ir 193,1 Titanium Ti 47,9Iodium I 126,9 Uranium U 238,1Kalium(potashium)

K 39,1 Zirconium Zr 91,2

(Sumber: Glenn Nelson)

Page 603: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

566

LAMPIRAN 5

FORMULA DAN BERAT EKUIVALEN BAHAN-BAHAN KERAMIK

Berat EkuivalenBahan Formula Berat

Formula OksidaBasa

OksidaNetral

OksidaAsarn

Alumina Al2O3 101.9 101.9Aluminumhydrate

Al2O3 3H2O 155.9 155.9

Ammonjumcarbonate

(NH4)2 CO3

H2O114.1 114.1

Arsenjous oxide AS2 O 3 197.8 197.8Bariumcarbonate

BaCO3 197.4 123.7

Boracic acid B2O 3 3H2O 123.7 123.7Boric oxide B2O3 69.6 69.6Borax Na2B4O7 381.4 381.4 190.7Calciumcarbonate

CaCO3 100.0 100.1

Calcium oxide(lime)

CaO 56.1 56.1

Calcium fluoride CaF2 78.1 78.1Chromic oxide Cr2O 3 152.0 76.0 152.0Clay (kaolinite) Al2O3 2SiO2

2H2O258.2 258.2 129.1

Clay (calcined) Al2P3 2SiO2 222.2 222.2 111.1Cobaltic oxide CO2P3 166.9 83.0 165.9Cryolite Na3ALF2 210.0 140.0 420.0Cupric oxide CuO 79.6 79.6Feldspar(potash)

K2O Al2O3

6SiO2

556.8 556.8 556.8 92.9

Feldspar (soda) Na2O Al2O3

6SiO2

524.5 524.5 524.5 87.6

Flint (quartz) SiO2 60.1 60.1Ferrous oxide FeO 71.8 71.8Ferric oxide Fe2O3 159.7 79.8 159.7Lead carbonate2 2 PbCO3

Pb(OH)2

775.6 258.5

Lead oxide3 Pb3O4 685.6 228.5

Page 604: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

567

Lithiumcarbonate

Li2CO3 73.9 73.9

Magnesiumcarbonate

MgCO3 84.3 84.3

Magnesiumoxide

MgO 40.3 40.3

Manganesedioxide

MnO2 86.9 86.9

Nickel oxide NiO 74.7 74.7Potassiumcarbonate

K2CO3 138.0 138.0

Sodiumcarbonate

Na2CO3 106. 0 106.0

Sodium nitrate4 NaNO3 85.0 170.0Strontiumcarbonate

SrCO3 147.6 147.6

Tin oxide SnO 150.7 150.7Titanium dioxide TiO2 80.1 80.1Zinc carbonate ZnCO2 125.4 125.4Zinc oxide ZnO 81.4 81.4Zirconium oxide ZrO2 123.0 123.0(sumber: Glenn Nelson)

Keterangan:1. Whiting (Kalkspat)2. White lead3. Red lead (Oksida besi merah)4. Niter

Page 605: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

568

LAMPIRAN 6

PROBLEM BADAN TANAH LIAT DAN PERBAIKANNYA

Problem PerbaikanTerlalu lengket Dikurangi ball clay atau tambahkan

fire clay atau grogTerlalu berpasir Disaring atau kurangi penggunaan

tanah liat yang berpasir atau kurangi penggunaan grog

Kurang plastis Tambahkan ball clay atau bentonitePenyusutan tinggi atau mengalami warping (menggeliat)

Kurangi ball clay atau tanah liat earthenware dan tambahkan fire clay atau grog

Hasil bakarnya rapuh Bakarlah pada suhu atau temperatur yang lebih rendah, tambahkan kaolindan silica atau kurangi flux-nya

Pada temperatur rendah sudah mengkaca

Tambahkan kaolin atau silica

Warna terlalu gelap Kurangi penggunaan bahan-bahanpewarna, dapat diganti dengan fireclay, tambahkan bahan-bahan tanah liat yang muda warnanya

Warna terlalu terang atau muda Tambahkan atau perbanyak bahan-bahan pewarnanya

(sumber: John W. Conrad)

Page 606: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

569

LAMPIRAN 7

KEGUNAAN BAHAN TANAH LIAT DALAM BADAN KERAMIK

PersentaseBahan Kegunaan

Earthenware Stoneware PorselinKaolin Sumber pewarna

putih, tahan terhadaptemperature tinggi

0 – 20 0 – 30 10 – 50

Ball clay Penambahplastisitas 0 – 30 0 – 30 0 - 30

Fire clay Pengisi, sumber pewarna, sumber butiran, bahan pengeras/penguat

0 – 20 0 – 35 -

Earthenware Sumber pewarna, bahan pengisi 0 – 80 0 – 40 -

Bentonite Penambahplastisitas 0 – 5 0 – 5 0 – 5

Pewarna(Iron,Ilminite)

Sumber pewarna, pembuat tekstur 0 – 10 0 – 10 -

Flux(feldspar)

Bahan pengkaca 0 – 30 0 – 20 10 – 30

Flint(kwarsa)

Bahan pengeras dan penguat 0 – 25 0 – 20 20 – 25

Grog (pasir) Bahan pengeras dan penguat, pembuat pori-poribadan keramik

0 – 10 0 – 15 0 – 5

(sumber: John W. Conrad)

Page 607: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

570

LAMPIRAN 8

SIFAT BEBERAPA JENIS TANAH LIAT SECARA UMUM

Jenis Plastisitas Titik lebur Sumber Warna bakar Absorpsi Penyusutan Butiran FungsiKaolin rendah

sd.menengah

16500C terutamaResidu

putih bersih rendah rendahsd.

menengah

halus porselin tuang, badan keramikputih, cetak tuangputih, badankeramik putaran

Ball clay tinggi 12250Csd.

14250C

Sedimen putih kusam, abu-abu sedang

sedang tinggi halus menambahplastisitas, badankeramik putar

Fire clay rendah 12250C Sedimen coklat kemerahan sd. coklat terang

rendah sedang kasar plat tungku (mullite)

Stoneware(natural)

menengahsd. tinggi

12800C sd.

13000C

Sedimen coklat kemerahan terang, abu-abu,coklat terang

rendah menengahsd.

tinggi C.9

menengah dinnerware, patung kecil

Brick rendah rata-rata10900C

Sedimen merah sd. coklat rendah sedang semua sama bata, tegel,pot, genteng, pipa air

Earthenware menengah 11800C Sedimen merah sd. coklat Tinggi sedang halussd.menengah

terracotta, figurin, pottery, pewarna stoneware

(sumber: John W. Conrad)

Page 608: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

571

GLOSARIUM

A

AgatewareDekorasi badan benda keramik yang dibuat dari dua atau lebih tanah liat warna yang tidak bercampur secara merata yang sekaligus sebagai hiasan(dekorasi).

Air brushAlat yang digunakan untuk membuat dekorasi atau mengglasir bendakeramik dengan teknik semprot menggunakan tekanan udara darikompresor.

AluminaPersenyawaan antara unsur alumunium dengan oksigen, alumina merupakan salah satu senyawa yang harus ada di dalam tanah liat selain silikat dan air.

B

Ball clayJenis tanah liat sekunder yang sifatnya sangat plastis, dan mempunyai titik lebur tinggi, ball clay dipergunakan untuk menambah keplastisan bodi/badan keramik. Ball clay merupakan sumber alumina dan silica dalam pembuatan glasir.

Ball millAlat yang berfungsi memutar malpot (jarmill) untuk menghaluskan danmencampur bahan-bahan glasir yang masih berbentuk tepung. Ballmilldigerakkan oleh tenaga listrik.

Banding wheelAat putar manual yang digunakan untuk alas membentuk benda keramik atau alas benda pada saat menghias benda keramik.

Bidang gambarpermukaan bidang dua dimensi tempat meletakkan gambar proyeksi

Biscuit/bisque/ biskuitBenda keramik hasil proses pembakaran pertama kali dengan suhu antara 8000C–9000C yang dimaksud untuk memperkeras badan keramik tetapi tidakmematangkan badan keramik agar dapat diglasir. Biskuit merupakankeramik yang dihasilkan belum cukup keras/kuat, porositas (daya serapterhadap air) masih tinggi.

Page 609: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

572

BloatingKerusakan glasir pada badan benda keramik berupa gelembung-gelembungyang disebabkan terlalu banyak pewarna oksida atau karbon dalam tanah liatatau pembakaran biskuit terlalu lamaBlungerAlat pencampur bahan tanah liat yang dilengkapi dengan motor pengaduk untuk menyiapkan slip tanah liat dalam jumlah besar.

Bodi keramikBadan tanah liat atau campuran tanah liat dengan material lain yangdiformulasikan khusus untuk membentuk benda keramik.

BurnishingDekorasi pada badan benda keramik dengan tujuan memperkecil pori-poripermukaan benda keramik dan memadatkan partikel keramik sehinggahasilnya lebih mengkilap.

C

Cast/castingCara membentuk benda keramik dengan menuangkan cairan tanah liat (slip)kedalam cetakan/mould dari bahan gips yang menyerap air hingga mencapai ketebalan tertentu.

CenteringTahap pemusatan tanah liat plastis diatas putaran dengan cara menekan tanah liat menggunakan kedua tangan dengan tangan yang satu menekan dari atas dan tangan yang lain menahan pada bagian samping sehinggatanah liat benar-benar memusat tepat ditengah alat putar.

Cheramic changePerubahan tanah liat menjadi suatu mineral yang padat, keras dan permanen(tidak dapat berubah lagi), tidak dapat larut oleh air setelah melalui proses pembakaran melebihi 6000C.

China clay/kaolinJenis tanah liat primer berwarna putih, tidak plastis dan mempunyai titik leleh 17400C–17850C. China clay adalah istilah lain untuk kaolin.

Chuck/chumBenda silindris yang berfungsi sebagai dudukan atau penyangga benda keramik pada saat proses pembuatan kaki atau alas benda keramik di atas alat putar.

Clay bodyBadan tanah liat yang merupakan campuran tanah liat dan material tanah liat yang diformulasikan khusus untuk membentuk benda keramik.

Page 610: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

573

Clay/tanah liatJenis tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan granit oleh tenagaeksogen dan endogen. Unsur utama yang harus dipenuhi adalah aluminat (Al2O3), silikat (SiO2), dan hidrat (H2O).

Clay slipTanah liat dalam fasa timbal, baik karena kandungan air yang cukup besar, atau karena hadirnya bahan deflocculant dalam lempung. Jika sifat cairdisebabkan oleh adanya bahan deflocculant, biasanya merupakan bahan lumpur lempung untuk pembentukan dengan teknik cetak tuang.

CoilingTeknik pembentukan tangan benda keramik dengan menggunakan tanah liat yang dibuat pilinan.

Color stainBahan pewarna glasir atau lempung yang dibuat dari bahan-bahan oksida logam yang telah dibakar dan distabilkan dengan mencampurkan bahan lain.

CombingTeknik dekorasi berupa pola/motif slip tanah liat yang berbeda warna di atas permukaan benda keramik dengan menggunakan jari tangan, sisir atau mata gergaji yang dilakukan pada saat slip pada benda keramik masih dalam kondisi basah.

ConeBenda kecil berbentuk pyramid/kerucut yang digunakan untuk menandai apakah keramik yang dibakar sudah matang. Pada saat suhu bakarantercapai, cone akan melengkung. Cone ini terbuat dari material keramikterolah seperti kaolin, kuarsa, feldspar.

ConingTahap pembentukan tanah liat plastis menjadi bentuk seperti kerucut (cone)pada teknik putar yang dimaksudkan agar gelembung udara dalam tanah liat tersebut hilang.

CrackleGlasir yang permukaannya retak-retak, sehingga memiliki fungsi dekorasi. Retak-retak pada glasir crackle disebabkan oleh perbedaan ekspansi dan kontraksi antara badan keramik dengan lapisan glasir.

CrawlingJenis kegagalan glasir dengan terjadinya gumpalan-gumpalan atau kerutan glasir, hal ini terjadi karena permukaan badan benda keramik terkenaminyak, lemak, keringat atau debu ketika diterapkan glasir, di sampingbanyaknya kandungan material glasir yang memiliki sifat penyusutan tinggisehingga lapisan glasir meninggalkan permukaan keramik.

Page 611: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

574

CrazingJenis kerusakan pada glasir dengan terjadinya retak-retak halus pada permukaan badan benda keramik, hal ini dapat disebabkan karenapenyusunan larutan glasir tidak sesuai, perbedaan penyusutan antara badan keramik dengan lapisan glasir atau lapisan glasir yang terlalu tebal.

D

Deflokulan/deflocculantBahan elektrolit seperti alkali dalam silicate (biasanya sodium) ataucarbonate (soda abu). Apabila ditambahkan pada slip tanah liat deflokulanberfungsi untuk mempertahankan suspensi partikel tanah liat tetapmelayang dan tidak mengendap.

DippingProses pengglasiran benda keramik yang dilakukan dengan caramencelupkan benda keramik kedalam campuran glasir menggunakandipping tong atau tangan langsung.

Dipping tongsTang penjepit yang digunkan untuk menjepit benda keramik pada saatmelakukan pengglasiran dengan teknik celup (dipping).

DuntingKerusakan pada badan benda keramik yang diglasir terbelah atau pecah, hal ini disebabkan oleh pemanasan atau pendinginan yang terlalucepat/mendadak.

E

EarthenwareJenis tanah liat sekunder bakaran rendah (gerabah) yang umumnya dibakar pada suhu antara 9000C-11800C. Warna mentah tanah liatnya biasanya cenderung merah sampai coklat tua.

EngobeSuatu cairan atau slip tanah berwarna yang digunakan untuk melapisipermukaan benda keramik yang agak basah, sebagai alas atau dasar untuk dekorasi. Contoh: engobe dengan teknik lukis, marbling dll. Dahulupengertiannya adalah campuran tanah liat encer (slip) yang digunakan untuk menutup seluruh permukaan benda keramik dengan tujuan menutup warna asli benda keramik.

Page 612: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

575

F

FacetingTeknik dekorasi berupa bentuk-bentuk bersegi pada permukaan bendakeramik yang dilakukan dengan cara mengiris bagian luar dinding benda keramik menggunakan kawat pemotong atau faceting tool pada saat benda keramik masih dalam kondisi basah.

Faceting toolAlat yang berfungsi sebagai pemotong dalam pembuatan dekorasi faceting,alat ini dilengkapi dengan tangkai.

FeatheringTeknik dekorasi berupa pola/motif slip tanah liat berbeda warna menyerupai bentuk bulu di atas permukaan benda keramik yang dilakukan pada saat benda keramik masih dalam kondisi basah.

FeldsparJenis material keramik yang dihasilkan dari pelapukan batuan granit, yang digunakan untuk membuat badan tanah liat maupun glasir. Ada dua macam feldspar: sodium feldspar, potashium feldspar.

FinishingTahap akhir atau tahap penyelasaian dari suatu proses pembentukan benda keramik sesuai bentuk yang dikehendaki.

FiringProses pembakaran benda keramik hingga mencapai suhu kematangan (virtifikasi).

Fire clayLempung alam tahan bakaran tinggi, sampai 1400°C. Biasanyadipergunakan sebagai bahan pembuat bahan-bahan refractory, seperti batu bata tahan api.

FixingProses menentukan posisi benda keramik secara terbalik di atas putaran hingga benar-benar memusat untuk dibentuk kaki atau alas benda.

FormingTahap pembentukan tanah liat plastis menjadi suatu bentuk benda keramik yang sesuai dengan gambar kerja.

FootKaki atau bagian alas benda keramik yang berfungsi sebagai penyangga benda.

Page 613: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

576

FluxBahan peleleh pada campuran glasir yang memiliki titik leleh paling rendah seperti: timah, borax, soda abu atau kapur dan termasuk potas atau soda yang terkandung dalam feldspar.

FritBahan yang dibuat dari campuran mineral keramik mentah yang dipanaskan hingga meleleh, kemudian didinginkan dan digiling menjadi tepung. Hal ini merupakan usaha untuk mengubah/ mengurangi bahan-bahan beracunseperti timbal/lead (Pb) dan barium.

G

Garis proyeksigaris maya yang digunakan sebagai alat bantu untuk memindahkan oyek gambar ke dalam bidang gambar.

Gaya sentripetalGaya yang diterima tanah liat di atas meja putar yang disebabkan adanya putaran dari meja putar tersebut.

Glasir/glazeMaterial yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan silikat dimana bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan melebur danmembentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan badan keramik.

GreenwareKondisi benda keramik yang sudah selesai dibuat tetapi belum cukup kering untuk dibakar biskuit.

GrogTepung tanah liat yang telah dibakar biskuit yang dihaluskan, diigunakan sebagai bahan untuk campuran badan benda keramik dengan tujuanmengurangi susut dan menambah kekuatan.

I

ImpressingTeknik dekorasi menggunakan alat bantu berupa cap dari bahan gips, kayu atau karet yang berupa pola/motif cap/tekan pada permukaan bendakeramik yang dilakukan pada saat benda keramik masih dalam kondisibasah.

Page 614: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

577

J

Jigger-JollyTeknik pembentuk cetak dengan menggunakan cetakan gips yangdiletakkan pada meja putar dengan bantuan pembentukan berupa profil yang diletakkan pada tangan mekanik yang dapat diatur.

K

Kapsel (saggars)Benda yang terbuat dari bahan tahan api membentuk ruangan tungku, dimana disekelilingnya gas panas lewat dari kotak api menuju tungkudigunakan untuk menempatkan benda yang akan dibakar dalam tungku. Tujuannya untuk melindungi benda dari panas/lidah api langsung dankotoran pembakaran yang timbul.

Kiln furniturePerlengkapan tungku yang dibuat dari bahan-bahan refraktoris yang tahan terhadap pengaruh spalling (tahan terhadap beban mekanis dalam keadaan panas), tahan terhadap leburan untuk puluhan siklus pemakaian, seperti: plat, penyangga, stilt, dll.

Kiln , tungkuSuatu tempat/ruangan yang dipergunakan untuk membakar benda-bendakeramik terbuat dari batu bata tahan api yang dapat dipanaskan dengan bahan bakar atau listrik.

Kiln washLapisan pelindung dari bahan tahan api (refractory) yang dilapiskan pada permukaan plat, untuk mencegah kelebihan/lelehan glasir dalampembakaran glasir agar benda-benda yang diglasir tidak menempel pada plat. Kiln wash dibuat dari campuran kaolin dan kuarsa denganperbandingan 1 : 1.

KneadingProses penyiapan tanah liat plastis secara manual dengan cara meremas-remas (menguli) untuk menghasilkan masa tanah liat plastis, homogen,halus, dan bebas dari gelembung udara sehingga siap dibentuk menjadibenda keramik.

L

LeatherhardKondisi tanah liat dalam keadaan keras dan lembab tetapi tidak terlalu plastis sehingga dapat di trimming, dipotong, dan ditambahkan tanpamengalami kerusakan.

Page 615: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

578

LipsBibir atau bagian tepi atas benda keramik.

M

Malpot/Jar millWadah yang terbuat dari porselin yang bentuknya seperti stopless, padasaat digunakan malpot diisi bola-bola porselin yang akan menggerus/menggiling dan menghaluskan bahan-bahan glasir ketika ball mill diputar.

Marbling bodyTeknik dekorasi badan benda keramik menyerupai motif marmer yang dibuat dengan cara mencampurkan dua atau lebih jenis tanah liat plastis yang berbeda warna pada saat pengulian dan biasanya untuk pembentukan teknik putar.

Marbling (slip)Teknik dekorasi di atas permukaan badan benda keramik berupa pola/motif menyerupai marmer menggunakan slip tanah liat yang berbeda warna yang dituang pada saat benda keramik masih dalam kondisi basah.

Matt/OpaqIstilah untuk menunjukkan sifat permukaan glasir yang tidak mengkilat.

Mortar dan pestleWadah yang berbentuk seperti mangkok yang dengan alu/penumbuk untuk menggerus/menggiling dan menghaluskan bahan-bahan glasir. Biasanya digunakan untuk menyiapkan bahan yang akan diuji coba. Mortar dan pestleterbuat dari bahan porselin.

N

NerikomiTeknik dekorasi tanah liat warna dengan pola yang berulang-ulang. Istilah yang berasal dari jepang untuk menyebut kreasi pola yang berulang-ulangdari lempengan tanah liat yang berwarna kontras untuk membentuk benda keramik.

O

Obyek gambarbenda yang akan dibuat gambar proyeksinya atau diproyeksikan.

Oksida/OxideKombinasi (persenyawaan) suatu senyawa dengan oksigen. Didalamkeramik senyawa oksida digunakan dalam glasir dan sebagai sumberpewarna.

Page 616: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

579

Opening dan raisingTahap melubangi dan menaikkan tanah liat hingga berbentuk silinder pada proses pembentukan keramik dengan teknik putar.

Over glazeBahan glasir bakaran rendah yang diaplikasikan pada permukaan glasir.

Oxidation/oxidizing firingProses pembakaran benda keramik yang dilakukan dengan kondisi cukup oksigen.

P

Pancang suhu/pancang seger/coneBahan atau alat untuk menentukan tinggi suhu bakar yang akan dicapai dalam suatu pembakaran berdasarkan kode nomor yang menunjukkan titik lebur bahan tersebut.

Peeling, shelling atau shiveringKerusakan glasir yang mengelupas dari permukaan benda keramik oleh karena badan tanah liat menyusut terlalu banyak sehingga tidak cukup kuat ikatan antara lapisan glasirdengan badan keramik.

Plastisitas/plasticityMerupakan kualitas hubungan antara partikel tanah liat yang ditentukan oleh kandungan mineral dan kehalusan butiran tanah liat, plastisitas berfungsi sebagai pengikat proses pembentukan sehingga benda yang dibentuk tidak akan mengalami keretakan/pecah atau berubah bentuk danmempertahankan bentuk. Plastisitas dipengaruhi oleh jenis tanah, ukuran butir partikel tanah, keberadaan zat-zat organis.

Porcelain/PorselinJenis badan keramik berwarna putih, porositas sangat kecil dan dapatdibakar pada suhu tinggi (14000C) yang diformulasikan dari kaolin, kwarsa dan feldspar.

Potters wheelAlat putar manua maupun masinal yang digunakan untuk membentuk benda keramik dengan teknik putar.

Porositas/porositySifat penyerapan air oleh badan keramik atau tingkat kepadatan badan benda keramik setelah dibakar atau kemampuan tanah liat/benda keramik menyerap air. Sifat porositas sangat penting karena memungkinkanpenguapan air pembentuk maupun air selaput tersebut keluar pada waktu proses pengeringan dan pembakaran.

Page 617: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

580

PouringTeknik pengglasiran badan benda keramik yang dilakukan dengan caramenuang campuran glasir pada bagian dalam atau bagian luar bendakeramik.

Proyeksi orthogonalsuatu metode menggambar objek dua dimensi dengan menampilkan dua atau lebih pandangan/tampak terpisah pada bidang proyeksi yangmembentuk sudut siku-siku satu sama lain.

Proyeksi orthogonal kuadran pertama/proyeksi Eropaproyeksi orthogonal yang memposisikan tampak atas terletak di bawah tampak depan, tampak bawah terletak di atas tampak depan, tampak kanan terletak di kiri tampak atas, dan tampak samping kiri terletak di kanantampak depan.

Proyeksi orthogonal kuadran ketiga/proyeksi Amerikaproyeksi orthogonal yang memposisikan tampak atas terletak di atas tampak depan, tampak bawah terletak di bawah tampak depan, tampak samping kanan terletak di kanan tampak depan dan tampak samping kiri terletak di kiri tampak depan.

R

RakuTeknik pembakaran keramik yang berasal dari Jepang, dan lebih bersifat spiritual. Teknik raku yang banyak dikenal sebagai saat ini lebih mengacu pada American raku, yaitu mereduksi dan mendinginkan benda keramik di luar tungku segera setelah glasir matang. Jenis keramik Jepang, bakaran rendah.

Reduksi, bakar reduksiKondisi atmosfir dalam tungku pada proses pembakaran ketika oksigen tidak mencukupi. Pembakaran dengan oksigen terbatas (tidak cukupoksigen).

Refining the contourTahap pengecekan atau pengontrolan dari sisi bentuk dan ukuran benda keramik yang dibuat.

Refractory clayTanah liat tahan api, bisa dibakar diatas 14000C.

RefraktoriKualitas daya tahan terhadap pengaruh temperatur yang tinggi, juga bahan-bahan yang memiliki aluminium dan silika yang tinggi digunakan untuk membuat penyekat tungku, muffel/kapsel dan kiln furniture.

Page 618: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

581

ReliefTeknik dekorasi berupa pola/motif pada permukaan benda keramik yang berupa hiasan timbul dari hasil cetakan atau bentukan tangan secaralangsung yang dilakukan pada saat benda keramik masih dalam kondisibasah.

Rolled decorationAlat dekorasi berbentuk lingkaran dan diberi tangkai agar memudahkan penggunaannya.

Roll guideSepasang bilah kayu untuk menentukan/penuntun dalam membuatketebalan lempengan tanah.

RO systemFormulasi glasir berdasarkan pengklasifikasian jumlah atom pada senyawa kimia. RO system terdiri dari group RO, R2Oa dan RO2.

S

Silika/Kwarsa/FlintPartikel yang tidak plastis dan merupakan unsur yang harus ada padabadan benda keramik maupun glasir. Lambang unsurnya Si. Silikat memiliki rumus SiO2 adalah persenyawaan silika dengan oksigen. Titik leburnya 17150 C.

SoakingMenahan suhu pembakaran agar berada pada suhu tetap selama beberapa waktu ketika suhu matang telah dicapai. Tujuannya untuk meratakan suhu dalam tungku.

SprayboothAlat yang digunakan untuk tempat pengglasiran benda keramik. Bentuknya ruangan yang dilengkapi dengan kipas sebagai penghisap dan pompa air untuk mengalirkan air melalui lembaran logam atau plastik.

Spray gun/sprayerAlat yang digunkan untuk mengglasir benda keramik dengan teknik semprot menggunkan tekanan udara dari kompresor.

SlipSuspensi/campuran tanah liat dan/atau mineral keramik dalam medium air. Secara sederhana bisa dikatakan bubur tanah liat.

StainBahan pewarna glasir atau tanah liat yang dibuat dari bahan-bahan oksida logam yang telah dibakar dan distabilkan dengan bahan-bahan lain.

Page 619: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

582

StonewareJenis tanah liat yang bersifat plastis, refraktori, susutnya rendah, butirannya halus, dapat dibakar pada kisaran suhu 12500C -13000C.

SusutBerkurangnya ukuran karena pengeringan atau pembakaran. Susut inidisebabkan karena hilangnya air yang mengisi rongga pada tanah liat dan menyebabkan partikel tanah liat saling mendekat.

T

Terracottabadan keramik dari tanah liat earthenware, berwarna merah danmengandung grog.

TerrasigillataCairan tanah liat yang sangat encer, dibuat dari tanah liat dan air. Campurantersebut menhasilkan lapisan atas yang encer dan lapisan bawah yang pekat, yang digunakan sebagai bahan dekorasi adalah lapisan yang encer.

Thermocouple-pyrometerAlat yang dibuat dari dua jenis kawat dengan kedua ujungnya dilebur dan disatukan, dipasang dalam ruang bakar tungku untuk mendeteksi danmenyalurkan suhu panas dari dalam tungku ke indikator pyrometer untuk mengukur suhu dalam tungku pembakaran.

ThrowingProses pembentukan benda keramik di atas alat putar yang berputardengan kecepatan konstan dengan cara membentuk bola tanah liat plastis yang telah memusat dengan menggunakan tangan untuk menghasilkan bentuk benda keramik.

Trimming -turningProses menghilangkan sebagian tanah liat pada bagian dasar benda keramik hasil putaran (untuk membuat kaki benda keramik) menggunakan alat yang tajam biasanya dari pita kawat pada saat berputar di atas putaran.

V

ViscometerAlat yang digunakan untuk mengukur atau menandai kekentalan/konsistensi massa slip tanah liat atau glasir.

Vitroeus/menggelasKeadaan menyerupai gelas pada benda keramik yang diglasir yang dibakar mencapai suhu matang akan tercapai kondisi dimana benda keramik akan keras, padat, dan vitreous/menggelas.

Page 620: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

583

VitrifikasiKondisi badan benda keramik yang telah mencapai suhu kematangansecara tepat tanpa mengalami perubahan bentuk.

W

WaterglassSodium silicate (substansi alkali atau elektrolit), merupakan jenis bahan deflokulan yang sering digunakan untuk membuat slip.

WedgingProses penyiapan tanah liat yang berbeda kondisi atau warna secaramanual dengan cara pengulian dan pengirisan untuk menghasilkan masa tanah liat yang homogen, halus, plastis dan bebas dari gelembung udarasehingga siap untuk dibentuk benda keramik.

Wood Modeling toolperalatan untuk membentuk model yang terdiri dari beberapa jenis dan berbagai bentuk.

Page 621: SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu

Buku Petunjuk Praktik Kria Keramik SekolahMenengah Kejuruan (SMK) ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi Nasional (SKN) Bidang KriaKeramik dan juga berpedoman pada KurikulumTingkat Satuan Pendidikan SMK Program Keahlian Kria Keramik. Penulisan buku ini merupakan satu usaha untuk mengembangkan sarana pembelajaran produktif khususnya pengembangan materipembelajaran baik teori maupun praktik dan sikapkerja yang sesungguhnya dalam bekerja, dengandemikian buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi yang lengkap baik bagi guru dalam menyusun dan mengembangkan programpembelajaran praktik keterampilan maupun bagisiswa dalam memahami materi dan melaksanakan praktik keterampilan dengan sikap kerja yang benar.

Mata pelajaran produktif kria keramik merupakan salah satu mata pelajaran yang diharapkan mampu membekali siswa untuk menguasai kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, dengan demikian lulusannya akan menguasai aspek teknis, terampil, memiliki wawasan, disiplin kerja, dan sikap kerja.

Buku Petunjuk Praktik Kria Keramik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini berisi seluruh proses pembuatan produk keramik yang terangkum dalam susunan materi sebagai berikut:1. Pendahuluan2. Sejarah Keramik3. Tanah Liat4. Pengujian dan Penyiapan Tanah Liat5. Teknik Pembentukan6. Dekorasi7. Glasir8. Penyiapan Glasir dan Pengglasiran9. Tungku dan Pembakaran