16
Saung Istiqamah Sejukkan Hati Dalam Keakraban bersama Ustadz Abu Taqi Machicky Mayestino Minggu, 9 Mei 2010 Masjid Istiqamah KBRI Singapura www.saung-istiqamah.info Kedutaan Besar Republik Indonesia & Indonesian Muslim Association in Singapore

Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Saung Istiqamah IV Tema: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita Penceramah: Ustadz Abu Taqi Machicky Mayestino Waktu: Minggu, 9 Mei 2010 Tempat: Masjid Istiqamah KBRI Singapura

Citation preview

Page 1: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Saung Istiqamah Sejukkan Hati Dalam Keakraban bersama

Ustadz Abu Taqi Machicky Mayestino

Minggu, 9 Mei 2010 Masjid Istiqamah KBRI Singapura www.saung-istiqamah.info Kedutaan Besar Republik Indonesia & Indonesian Muslim Association in Singapore

Page 2: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

2

PODCAST SAUNG ISTIQAMAH

Untuk para jamaah yang tidak berkesempatan hadir di acara Saung Istiqamah, panitia Saung Istiqamah dengan

bangga mempersembahkan Podcast Saung Istiqamah. Video Podcast yang akan secara otomatis mendownload

video rekaman Saung Istiqamah setiap bulannya agar bisa dinikmati semua orang

Video podcast ini bisa dinikmati dengan cara sebagai berikut:

1. Install aplikasi iTunes (bisa di download di http://www.apple.com/itunes)

2. Jalankan iTunes, Menu Advanced Subscribe to Podcast

3. Ketik itpc://saung-istiqamah.blip.tv/rss/itunes/

4. iTunes akan mendownload video rekaman ceramah saung istiqamah melalui internet. Dan jika ada

update video baru untuk bulan-bulan berikutnya, iTunes akan mendownloadnya secara otomatis.

5. Video kemudiaan bisa dinikmati di PC/Mac dan bisa juga di sync ke iPhone/iPod.

Selain melalui Video Podcast, rekan-rekan juga dapat menonton online streaming video di website kami

http://www.saung-istiqamah.info.

RADIO SAUNG ISTIQAMAH

Selain dari podcast saung istiqamah, bagi saudara-saudara yang tidak berkesempatan hadir di Masjid

Istiqamah, tapi tetap ingin mengikuti kajian ini langsung, panitia juga menyiarkan setiap sesinya live melalui

radio online. Radio online bisa diakses melalui website http://radiopengajian.com. Akan tetapi, karena

bandwidth radio ini yang cukup terbatas, kami sangat menganjurkan saudara-saudara sekalian untuk hadir

langsung di Masjid Istiqamah dan memberikan kesempatan untuk rekan-rekan kita yang ada di luar Singapura

untuk mengakses radiopengajian ini.

SAUNG ISTIQAMAH 5

Insya Allah Saung Istiqamah 5 akan menghadirkan Ustadz Ahmad Sarwat Lc, salah seorang ahli fiqih yang aktif

berdakwah online. Sesi ke 5 akan diadakan insya Allah hari Minggu tanggal 13 Juni 2010 di Masjid Istiqamah

KBRI Singapura.

DONASI SAUNG ISTIQAMAH

Panitia masih sangat membutuhkan bantuan dana dari jamaah sekalian demi kelangsungan pengajian bulanan

kita ini. Bagi jamaah yang ingin berinfak ke Saung Istiqamah bisa mengirimkan infaqnya ke salah satu rekening

dibawah ini.

OCBC 537-2-028307 (a.n. Doni Hanafi – 91544529)

DBS Saving 020-5-065284 (a.n. Doni Hanafi -- 91544529)

Demi mempermudah proses pengumpulan dana ini, kami sangat mengharapkan kesediaan donatur untuk

mengirimkan SMS notifikasi ke nomor yang tertera di atas setelah melakukan transfer

WEBSITE DAN LAYANAN SMS REMINDER SAUNG ISTIQAMAH

Untuk update informasi terbaru dan perubahan jadwal Saung Istiqamah, para jamaah diharapkan untuk selalu

mengakses website kita yang beralamat di:

Website: www.saung-istiqamah.info

Email: [email protected]

dan subscribe ke milis Indonesian Muslim Association in Singapore (IMAS) dengan cara mengirimkan email

kosong ke [email protected].

Panitia juga akan selalu mengirimkan reminder dan pengumuman mengenai Saung Istiqamah melalui SMS.

Bagi jamaah yang ingin menerima layanan SMS reminder ini, kami mengharapkan untuk mengisikan nomor HP

nya di formulir pendaftaran yang ada di meja registrasi Saung Istiqamah ini.

Page 3: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

3

ISLAM AGAMA YANG BENAR DAN REALITA KEHIDUPAN KITA Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh (semoga engkau yang saya hormati dan beriman, selamat, damai sejahtera, dan semoga rahmat serta berkah Allah/Tuhan untukmu pula).

Bismillahirrahmaanirrahiim (dengan nama Tuhan, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang).

Inalhamdalillah nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nastaghfiruhuu wana'udzubillahi min syururi anfusina wa min sayyi'aati a'maalina mayyahdihillahu fa laa mudillalaah wa may yudihil fa hadiyalah (segala puji kepada Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan kepadaNya, kita berlindung kepadaNya dari kejelekan diri kita dan keburukan amal perbuatan kita. "Barangsiapa yang diberi petunjuk Allah, tak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkanNya, tak ada yang dapat memberikannya petunjuk").

Asyhadu 'anlaa illaa ha illallah wa asyhadu anna Muhammadurrasulullah (saya bersaksi bahwa tiada/bukan Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah).

Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'ala 'aali Muhammad (semoga salam disampaikan Allah kepada Muhammad dan keturunan Muhammad).

Amma ba‟du (kira-kira adalah demikian berikut ini):

ISLAM – IMAN - IHSAN

Dari Umar rodhiyallohu‟anhu juga, beliau berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat Rosululloh shollallohu „alaihi wasallam, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya.

Kemudian ia duduk di hadapan Nabi shollallohu „alaihi wasallam, lalu mendempetkan kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya, kemudian berkata: ”Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang ISLAM.”

Kemudian Rosululloh shollallohu‟alaihi wasallam menjawab: ”Islam yaitu: hendaklah engkau bersaksi tiada sesembahan yang haq disembah kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh. Hendaklah engkau mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Romadhon, dan mengerjakan haji ke rumah Alloh jika engkau mampu mengerjakannya.” Orang itu berkata: ”Engkau benar.” Kami menjadi heran, karena dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya.

Orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang IMAN”. (Rosululloh) menjawab: ”Hendaklah engkau beriman kepada Alloh, beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada taqdir yang baik dan yang buruk.” Orang tadi berkata: ”Engkau benar.”

Lalu orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang IHSAN.” (Beliau) menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.”

Orang itu berkata lagi: ”Beritahukanlah kepadaku tentang hari Kiamat.” (Beliau) mejawab: “Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.” Orang itu selanjutnya berkata: ”Beritahukanlah kepadaku tanda-tandanya.” (Beliau) menjawab: ”Apabila budak melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yang miskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan.”

Kemudian orang itu pergi, sedangkan aku tetap tinggal beberapa saat lamanya. Lalu Nabi shollallohu ‟alaihi wasallam bersabda: ”Wahai Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya itu ?”. Aku menjawab: ”Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu beliau bersabda: ”Dia itu adalah malaikat Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim / Hadits Jibril / Ummul Hadits).

Orang Islam belum tentu beriman, apalagi berihsan:

QS Al Hujuraat 14 (49:14): Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu BELUM masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Page 4: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

4

Secara etimologi bahasa, “ISLAM” berasal dari kata “Salama‟, yang artinya adalah “damai” atau “selamat”

Di Al Quran:

“Salm” (damai)

QS Muhammad 35: Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.

Dan QS Al Anfaal 61 (8:61)

“Aslama” (menyerah)

QS Aali Imraan 83 (3:183): Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.

Dan QS An Nisaa‟ 125 (4:125): Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

“Istaslama-Taslim-Mustaslimuun” (penyerahan total kepada Allah)

QS An Nisaa‟ 65 (4:65): Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

QS Ash Shaffaat 26 (37:26)

“Saliim” (bersih, suci)

QS Asy Syu‟aara 89 (26:89): Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

Dan QS Ash Shaffaat 84 (37:84).

“Salaam” (kesejahteraan)

QS Az Zumar 73 (39:73): Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya."

Maka, ISLAM adalah:

KETUNDUKAN, KEPATUHAN KEPADA PERATURAN-PERATURAN ALLAH SUBHANAHU WA TA‟AALA YANG DISAMPAIKAN MELALUI ROSULULLAH SHOLALLAHU „ALAIHI WASALLAM UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN DAN KESEJAHTERAAN HIDUP DI DUNIA DAN AKHIRAT

Dan:

Abu Dzar radhiyallahu 'anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, berapakah jumlah nabi seluruhnya?” Beliau menjawab, “124.000 orang dan 315 di antaranya adalah rasul.” (HR. Ahmad: 5/178, 179, 266).

Maka Islam, bukan agama orang Islam saja, namun adalah agama yang dimaksudkan untuk seluruh umat manusia, dan adalah agama para Nabi dan Rasul seluruhnya. Tuhan Yang Maha Esa sendiri yang menamakannya "Islam", meridhainya (QS Al Maaidah ayat 3) dan menyebut penganutnya sebagai ”muslim” (QS Al Hajj ayat 78), bahkan telah diisyaratkan kedatangannya di berbagai Kitab sebelumnya (Kitab Wedha, Taurat, Injil, dan lain-lain).

Mengenai beberapa bukti keotentikan Al Quran sendiri insya Allah dapat pula dibaca di tulisan saya lain: JAWABAN SINGKAT UNTUK PARA PENCARI TUHAN: REVISI", dengan alamat:

http://www.facebook.com/profile.php?id=1197617112&v=app_2347471856&ref=profile#/note.php?note_id=49948443132

Page 5: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

5

TANTANGAN ALLAH SWT

Setidaknya, untuk membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran Al Quran, Allah SWT azza wa jalla tak segan menantang dengan jelas semua makhluk untuk:

1. Menyusun yang semacam Al Quran secara keseluruhan

QS Ath Thuur ayat 34 (QS 52:34): Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar

2. Menyusun sepuluh surat saja semacam Al Quran

QS Huud ayat 13 (QS 11:13): Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu". Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar"

3. Menyusun satu surat saja semacam Al Quran

QS Yunuus ayat 38 (10:38): Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar."

4. Menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan salah satu surat dari Al Quran

QS Al Baqarah ayat 23 (02:23): Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Sampai saat ini tak ada yang dapat menyamai Al Quran dan segala mukjizatnya yang memuat berbagai rahasia, di balik apa yang seakan-akan hanya kalimat-kalimat dan kata-kata dalam Al Quran. Bahkan turunnya ayat-ayat itupun saja adalah mukjizat!

Dan sehubungan dengan itu, setidaknya saja ada tiga aspek kuat yang mendukung keotentikan Al Quran al Karim. Maka berikut ini adalah berbagai paparan bukti dari berbagai aspek itu:

I. Aspek keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya

Yang pertama, adalah aspek keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya. Abdurrazaq Nafwal dalam buku/kitab ”Al-I‟jaz Al-Adabiy li Al Quran Al Karim” yang terdiri dari 3 jilid (terlepas dari berbagai pendapat pro dan kontra atau skeptis tentang isinya dan kemungkinan ketidaksempurnaan manusia penulisnya) mengemukakan berbagai contoh tentang keseimbangan ini.

Ringkasannya adalah:

1. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya (lawan katanya)

”Al Hayah” (hidup) dan ”Al Mawt” (mati), masing-masing sebanyak 145 kali

”Al Naf‟” (manfaat) dan ”Al Madharrah” (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali

”Al Har” (panas) dan ”Al Bard” (dingin) masing-masing sebanyak 4 kali

”Al Shalihat” (kebajikan) dan ”Al Sayyi‟at” (keburukan) masing-masing sebanyak 167 kali

”Al Thuma‟ninah” (kelapangan/ketenangan) dan ”Al Dhiq” (kesempitan/kekesalan) masing-masing sebanyak 13 kali

”Al Rahbah” (cemas/takut) dan ”Al Raghbah” (harap/ingin) masing-masing sebanyak 8 kali

”Al Kufr” (kekufuran) dan ”Al Iman” (iman) masing-masing sebanyak 17 kali dalam bentuk definite

”Kufr” (kekufuran) dan ”Iman” (iman) masing-masing sebanyak 8 kali dalam bentuk indefinite

”Al Shayf” (musim panas) dan ”Al Syita‟” (musim dingin) masing-masing sebanyak 1 kali.

Page 6: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

6

2. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya

”Al Harts” dan ”Al Zira‟ah” (membajak/bertani) masing-masing sebanyak 14 kali

”Al ‟Ushb” dan ”Al Dhurur” (membanggakan diri/angkuh) masing-masing sebanyak 27 kali

”Al Dhallun” dan ”Al Mawta” (orang sesat/mati jiwanya) masing-masing sebanyak 17 kali

”Al Quran”, ”Al Wahyu”, dan ”Al Islam” (Al Quran, wahyu, dan Islam) masing-masing sebanyak 70 kali

”Al ‟Aql” dan ”Al Nur” (akal dan cahaya) masing-masing sebanyak 49 kali

”Al Jahr” dan ”Al ‟Alaniyah” (nyata) masing-masing sebanyak 16 kali

3. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya

”Al Infaq” (infak) dan ”Al Ridha” (kerelaan) masing-masing sebanyak 73 kali

”Al Bukhl” (kekikiran) dan ”Al Hasarah” (penyesalan) masing-masing sebanyak 12 kali

”Al Kafiruun” (orang-orang kafir) dan ”Al Naar/Al Ahraq” (neraka/pembakaran) masing-masing sebanyak 154 kali

”Al Zakah” (zakat/penyucian) dan ”Al Barakat” (kebajikan yang banyak) masing-masing sebanyak 32 kali

”Al Fahisyah” (kekejian) dengan ”Al Ghadhb” (murka) masing-masing sebanyak 26 kali

4. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya

”Al Israf” (pemborosan) dan ”Al Sur‟ah” (ketergesa-gesaan) masing-masing sebanyak 23 kali

”Al Maw‟izhah” (nasihat/petuah) dan ”Al Lisan” (lidah) masing-masing sebanyak 25 kali

”Al Asra” (tawanan) dan ”Al Harb” (perang) masing-masing sebanyak 6 kali

”Al Salam” (kedamaian) dan ”Al Thayyibat” (kebajikan) masing-masing sebanyak 60 kali

5. Berbagai keseimbangan khusus

Kata ”Yawm” (hari) dalam bentuk tunggal, adalah sejumlah 365 kali (atau adalah sama dengan jumlah hari-hari dalam satu tahun) di dalam Al Quran.

Sedangkan kata ”hari” yang menunjuk kepada betuk plural (”Ayyam”) atau dua (”Yawmayni”), jumlah keseluruhannya dalam Al Quran adalah hanyalah 30 kali penyebutan, atau dalam hal ini adalah juga sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan dengan mengikuti kaidah Kalender Qamariyah atau penanggalan sistem Bulan, sistem Islam/Arab.

Lalu, kata yang berarti ”Bulan” (”Syahr”) hanya terdapat 12 kali, atau sama dengan jumlah bilangan Bulan dalam satu tahun (12 Bulan) rotasi.

Ada 7 kali penjelasan tentang adanya 7 langit, yaitu antara lain dalam QS Al Baqarah ayat 29, QS Al Isra‟ ayat 44, QS Al Mu‟minuun ayat 86, QS Al Fushshilat ayat 12, QS At Thalaq ayat 12, QS Al Mulk ayat 3, QS Nuh ayat 15.

Selain itu, penjelasan tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam (6) hari/masa/tahapan, disebutkan di dalam 7 ayat pula (dan tahapan terbentuknya sebuah galaksi-planet dalam enam (6) tahapan yang memakan waktu ratusan bahkan ribuan tahun ini, telah pula dibuktikan oleh ilmu-pengetahuan saat ini, bahwa memanglah secara umum pembentukan galaki adalah dalam enam (6) tahapan, bahkan saat inipun masih terbentuk Galaksi-galaksi baru, yang masing-masing dalam (melalui) enam (6) tahapan, dalam ruang angkasa yang bahkan memuai/meluas ini.

Page 7: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

7

Angka 7 sendiri banyak sekali ditemukan di alam semesta, di Al Quran & di Hadits Nabi Muhammad bin Abdullah SAW. Bahkan pengulangan dari angka ini dalam Al Quran juga memunculkan sebuah sistem yang koheren. Beberapa fenomena angka 7 tersebut adalah, antara lain:

1. Merupakan jumlah dari tingkatan langit & bumi (QS:65;12).

2. Atom tersusun dari 7 tingkatan elektron.

3. Jumlah hari dalam satu minggu.

4. Jenis atau jumlah tanda (not dasar) musik.

5. Jenis atau jumlah warna-warni pelangi.

6. Jenis dosa besar (HR Al-Bukhari & Muslim).

7. Tanda bagi siksaan pada Hari Kiamat.

8. Jumlah ayat dalam Surah Al Fatihah ("Tujuh ayat yang diulang-ulang").

9. Muslim bersujud dengan menggunakan 7 anggota badan dalam Shalat.

10. Muslim melakukan Thawaf sebanyak 7 kali dalam ritual Haji.

11. Muslim melakukan Sa'i antara Shafa & Marwah sebanyak 7 kali dalam ritual Haji..

12. Melempar jumrah sebanyak 7 kali dalam ritual Haji.

13. Dalam kisah Nabi Yusuf (Josef) AS banyak menyebut angka 7 (QS:12; 46-48).

14. Kisah siksaan kaum Nabi Hud (Hood) AS ditimpa angin topan selama 7 malam (QS:69;6-7).

15. Kisah Nabi Musa (Moses) AS memilih 70 orang dari kaumnya untuk bertobat (QS:17;155).

16. Kata Kiamat disebut dalam Alquran sebanyak 70 kali.

17. Kata "Jahannam" (Neraka) disebut dalam Alquran sebanyak 77 kali.

18. Jumlah pintu-pintu "Jahanam" adalah 7 (QS:15;44).

19. Terdapat 7 surah yang diawali dengan kalimat tasbih.

Selain ini, berkaitan dengan dunia angka dan huruf (atau kata), juga ditemui distribusi Matematika di Al Quran, khususnya mengenai bilangan-bilangan prima dan beragam hubungan luasnya, dan banyak sekali misteri dan fenomena angka juga kata di Al Quran lainnya, di balik susunan, makna,dan kemungkinan-kemungkinannya dan tata bahasa Arab sendiri (dan Bahasa Sastra Arab yang digunakan di Al Quran) yang memang sudah luar-biasa itu.

II. Aspek bukti dari berbagai isyarat maupun pemberitaan ghaibnya

Lalu, kedua, ada pula aspek bukti dari berbagai isyarat maupun pemberitaan ghaibnya. Termasuk hal-hal yang pada masa diturunkannya Al Quran, adalah masih ghaib, tidak diketahui, dan berkaitan dengan banyak hal rumit.. Misalnya tentang berita tentang Fir‟aun dan Nabi Musa AS, dan ditemukannya jenazah Fir'aun ini:

Maka disebutkanlah di Al Quran bahwa Fir‟aun yang mengejar-mengejar Nabi Musa AS dan Bani Israil dalam perjalanan eksodus mereka keluar dari penindasan kerja-paksa Mesir berabad-abad, akan diselamatkan tubuhnya oleh Allah SWT, dan akan menjadi pelajaran bagi berbagai generasi berikutnya:

QS Yunuus ayat 92: Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu[*] supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.

[*] Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir'aun itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem menjadi Mumi, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir.

Page 8: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

8

Maka, menurut berbagai kesesuaian sejarah, Raja Mesir/Fir‟aun yang dimaksud di sini adalah Fir‟aun Maniptah (Maneptah/Merneptah), anak dari Fir‟aun Ramses II (Fir‟aun yang mengangkat Nabi Musa AS sebagai anaknya dan juga menyiksa kaum Bani Israil), dan muminya ditemukan oleh Loret pada sekitar awal abad XIX (tahun 1896) di Thebes/Luxor, Lembah Kuburan Raja-raja Mesir (Wadi al Muluk). Setidaknya dua ahli telah meneliti muminya, yaitu Elliot Smith dan DR. Maurice Bucaille (nama terakhir yang juga ahli bedah ini kemudian menyatakan diri masuk Islam pada akhir penelitiannya, dan bahkan menulis sebuah buku yang cukup menggemparkan, berjudul ”BIBEL, QUR‟AN & SAINS MODERN", dan juga telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia), dan penelitian keduanya ditambah keterangan dari Maspero (seorang Perancis ahli ilmu Sejarah Mesir) sungguh menguatkan hal ini.

Di dalam Injil sendiri, di bagian Keluaran pasal 13, 14, 28 dan di Nyanyian (Psalm) 136 dari Daud, menguatkan pula bahwa, Fir‟aun tersebut disebutkan mati tenggelam dalam pengejarannya kepada kaum Bani Israil yang sedang melakukan eksodus dari Mesir ke „Tanah Yang Dijanjikan‟. Bahkan di Mazmur Daud no 136 dalam ayat 15 dari orang Yahudi, jelas menyebutkan pujian kepada "Tuhan yang telah membinasakan Fir‟aun dan tentaranya dalam laut yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan", sebagaimana kesesuaiannya pula dengan Kitab Keluaran (14, 28), "Air kembali pasang dan menenggelamkan kereta-kereta serta para penunggang kuda dari tentara Fir‟aun yang telah masuk ke laut di belakang mereka (kelompok Yahudi). Tak ada seorang pun yang tetap hidup".

Namun perihal diselamatkannya jasad Fir‟aun itu, tidak disebutkan. Perihal ini, hanya disebutkan di Al Quran.

Dan janji Allah ini, serta diketemukannya jasad Fir'aun itu, dikuatkan oleh ilmu-pengetahuan modern (atau lebih tepatnya, pasca-modern, jika merujuk pada pembagian masa berdasarkan sejarah Filsafat). Yang paling penting kiranya dalam hal ini adalah, bahwa seorang manusia yang tak dapat membaca dan menulis dan hidup di tengah padang pasir Arab di Abad Ketujuh Masehi bernama Muhammad bin Abdullah SAW, yang oleh umat Islam diakui sebagai Rasul Tuhan terakhir dalam rangkaian para Rasul, Nabi, Utusan Tuhan; dalam keseluruhan masa kehidupannya tidak diketahui (setidaknya tidak pula ada bukti apapun berkenaan dengannya) bahwa beliau telah mengetahui bahwa semua jenazah para Fir‟aun yang kemungkinan adalah Fir‟aun yang dimaksudkan dalam kisah-kisah ini, disimpan di Luxor, baik sebelum atau sesudah ayat-ayat ini diturunkan.

Umat manusia secara umum pada waktu itu pun bahkan praktis tidak pula telah mengetahui apa-apa tentang adanya berbagai bangunan Pyramid itu, yang terpendam di dalam Sahara bermeter-meter dalamnya, sejak ribuan tahun sebelumnya, walaupun berada dekat sungai Nil yang ramai dilalui lalu-lintas perhubungan air. Barulah berabad-abad kemudian, pada abad XIX Masehi, berabad-abad setelah Al Quran diturunkan kepada alam semesta, ras manusia berhasil menemukannya melalui suatu ekspedisi Arkeologi Modern. Sementara kenyataan bahwa jenazah Fir'aun Maneptah ini akan ditemukan, telah disebutkan di Al Quran, berabad-abad sebelum jenazah/mumi itu ditemukan.

Dan sekarang, jenazah Fir‟aun Maneptah akhirnya disimpan di Museum Mesir di Kairo di ruang Muminya, serta dapat dilihat oleh siapapun. Yang dapat ditarik kesimpulan dari penelaahan terhadap kondisinya, adalah adanya kerusakan tulang dan hilangnya substansi penting sebagian dari mumi Maneptah itu yang sangat fatal, walaupun memang belum dapat dipastikan apakah hal-hal tersebut terjadi setelah, atau sebelum matinya Fir‟aun Maneptah ini (menurut riwayat kitab suci, Fir‟aun meninggal karena tenggelam/trauma/keduanya)

III. Aspek adanya berita-berita atau isyarat-isyarat ilmiah dari Al Quran.

1. Misalnya dalam dunia Astronomi, tentang sumber cahaya Matahari dan Bulan yang berbeda

QS Yunuus ayat 5: Dialah yang menjadikan Matahari bersinar (bersumber dari dirinya sendiri) dan Bulan bercahaya (memantulkan dari cahaya Matahari) dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan Bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak/benar [1]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

QS Nuh ayat 15-16: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya Bulan sebagai cahaya dan menjadikan Matahari sebagai pelita?

Maka, Matahari adalah cahaya (diya‟) dan Bulan adalah sebagai pelita (nur). Manusia dengan tingkat pengetahuan sederhana pada jaman Rasulullah SAW, dapat dengan mudah menerima perbandingan sederhana antara Matahari dan Bulan ini, dengan kalimat-kalimat sederhana ini. Namun kalimat—kalimat sederhana inipun dapat berarti dalam di lingkungan ilmu-pengetahuan, dapat diterima oleh bahkan para ahli ilmu-pengetahuan bahkan di luar komunitas Rasulullah SAW dan yang hidup berabad-abad kemudian, yang sangat senang mengunakan ilmu-pengetahuan sains modern/posmodern untuk memahami segala sesuatu. Inilah juga yang sangat menarik dan perlu dicatat di sini, tentang adanya suatu keagungan perbandingan, dan tidak adanya dalam Al Qur „an perbedaan makna perbandingan berkaitan dengan adanya perubahan jaman, yang mungkin

Page 9: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

9

menunjukkan keagungannya pada waktu Al Quran turun, namun yang pada saat ini hanyalah dapat dipandang sebagai khayalan tidak ilmiah belaka, sebagaimana dapat dan telah terjadi pada kita

2. Atau juga tentang orbit Matahari dan Bulan

QS Al Anbiyaa ayat 33: Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, Matahari dan Bulan, masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

Kata ”Yasbahuun” dalam ayat ini, berasal dari kata ”sabaha” yang makna kata secara tradisionalnya adalah ”gerakan dari sesuatu yang bergerak”, yang dalam hal ini, dalam kaitannya dalam kaidah ilmu ruang angkasa ini, adalah tentang penggambaran pergerakan/rotasi dirinya (planet Bulan dan Matahari itu) dalam aksisnya sendiri. Sebagai informasi-informasi tambahan dari disiplin ilmu Astronomi dan Sejarah serta Kekristenan, saat ini manusia sudah jamak mengetahui bahwa Matahari membutuhkan 25 hari untuk menuntaskan rotasinya dan Bumi mengelilingi Matahari. Namun baru pada tahun 1512 Masehi, Nicolaus Copernicus mengemukakan Teori Heliosentrisnya tentang letak Matahari yang dikelilingi planet yang bergerak dalam jalurnya masing-masing, dan saat itu pengumuman temuan ini ditentang habis-habisan oleh Gereja, juga menjadikan Copernicus dikucilkan, bahkan sebagian kalangan menyebutkan bahwa ia dikafirkan mereka.

Barulah pada abad-abad modern ini, sekitar 500 tahun kemudian, Vatikan kemudian bersedia mengakui kebenaran teori Copernicus dan kesalahan klaim Gereja berdasarkan Injil itu, yang memaknakan bahwa Mataharilah yang bergerak mengelilingi Bumi (antara lain di Joshua 10:12-13), bukan sebaliknya, yang jelas sangat bertentangan dengan ilmu-pengetahuan. Sebagai pendukung materi pembahasannya, berikut adalah sebuah kutipan dari Injil versi internasional (King James Version) dan komentar tentang kesalahannnya yang dikutip dari sebuah situs tentangnya, yang bernama ”The Dark Bible” (dengan alamat http://www.nobeliefs.com/darkbible/darkbible/ ), sebuah situs yang mengupas tentang berbagai kesalahan dan ketidakmasukakalan Injil. Pembuat situs ini adalah Jim Walker, seorang Barat yang Atheis (orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan) yang dulunya adalah penganut agama Kristen:

Heliocentric Vs Geocentric? The Sun Stands Still:

"Then spake Joshua to the LORD in the day when the LORD delivered up the Amorites before the children of Israel, and he said in the sight of Israel, Sun, stand thou still upon Gibeon; and thou, Moon, in the valley of Ajalon. And the sun stood still, and the moon stayed, until the people had avenged themselves upon their enemies. Is not this written in the book of Jasher? So the sun stood still in the midst of heaven, and hasted not to go down about a whole day." (Joshua 10:12-13)

Comment: These verses imply that the sun moves around the earth. If the Bible actually represents the words or inspired words of God, then why didn't the Great Creator inspire them to tell the truth about the universe and our solar system? Also, the Bible asks us to believe that a supposedly loving God made the sun stand still for the sole purpose of helping the Israelites slaughter the Amorites. How can one not see that these verses would insult the intelligence of any person who believes God possess wisdom, knowledge and love?

Maka, sesuai contoh ini dan berbagai contoh lain, beberapa hal dalam Injil ini, sangat bertentangan dengan ilmu-pengetahuan, dan dengan Al Quran. Dan masih banyak contoh pertentangan kecocokan Al Quran dan Injil terhadap Sains. Al Quran sampai saat ini sangat sesuai dengan segala perkembangan ilmu-pengetahuan Sains Modern bahkan Pos Modern.

3. Atau tentang tidak bercampurnya air laut yang asin dengan air sungai-sungai besar, misalnya yang terjadi di muara, dan bahkan antara dua aliran air laut.

Ini dapat ditemukan di berbagai belahan dunia. Pencampuran keduanya pun tidaklah terlaksana seketika melainkan memerlukan waktu.

QS Al Furqaan ayat 53: Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.

QS Al Faathir ayat 12: Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.

QS Ar Rahmaan ayat 19-22: Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing (*). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.

Page 10: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

10

[*] Di antara ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa makna ”la yabghiyan” maksudnya adalah bahwa ”masing-masing, tidak menghendaki”. Dengan demikian, maka maksud dari ayat 19-20 adalah bahwa terdapat dua (jenis) laut yang keduanya ‟terceraikan‟ karena dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki atau tidak diperlukan. Maka akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), dan bertemulah dua lautan itu, seperti misalnya yang terjadi pada terusan Suez dan terusan Panama.

4. Atau tentang Reproduksi manusia itu sendiri

QS Al Hajj ayat 5: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari ‟segumpal darah‟/‟sesuatu yang melekat‟, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Lalu, setidaknya, kata ”Al ‟Alaq” seperti di ayat ini disebutkan dalam 4 ayat lain yang membicarakan transformasi urut-urutan reproduksi manusia sejak tahap setetes sperma:

QS Al Mu‟minuun ayat 14: Kemudian air mani itu Kami jadikan Al ‟Alaq, lalu itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

QS Al Mu‟miin ayat 67: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari Al ‟Alaq, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).

QS Al Qiyaamah ayat 37-38: Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi Al ‟Alaq, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,

Maka, khusus perihal kata ”Al ‟Alaq” ini, secara tradisional, penerjemahan Al Quran kuno/tradisional, seringkali kata ini ditafsirkan/diartikan saja sebagai ”segumpal darah” oleh berbagai mufassir/penafsir. Dan ini jamak dijumpai di berbagai terjemahan bahkan tafsir Al Quran di seluruh dunia. Jika kata itu mutlak diartikan "segumpal darah”, hal ini tidak masuk akal karena tidak pula sesuai dengan ilmu pengetahuan tentang proses reproduksi manusia. Mengapa? Karena sesunguhnya ilmu pengetahuan reproduksi manusia mengkonfirmasikan bahwa tidaklah pernah manusia tercipta melalui tahapan ‟gumpalan darah‟, dalam rangkaian tahap reproduksinya. Maka, derajat keotentikan Al Quran dalam hal ini pun (jika tetap memakai terjemahan kata ”segumpal darah”) jelas telah gugur, dan manusia serta makhluk lain yang membaca Al Quran dapatlah saja menjadi kafir bahkan murtad karenanya, karena menganggap penciptaan manusia yang demikian, tidak sesuai dengan ilmu-pengetahuan.

Jika memang benar demikian, ini BERBAHAYA, dan sekaligus tentu saja tidak sepatutnya, karena Al Quran adalah dari Tuhan Semesta Alam. Namun, Tuhan Semesta Alam lah yang memang menjaganya. Dan Al Quran tentu saja tetap benar sebagai petunjuk sepanjang jaman. Penjelasannya, jika kita menilik kepada ilmu reproduksi ini sendiri, ternyata menetapnya telur dalam rahim, terjadi karena tumbuhnya jonjot (villosities) atau perpanjangan telur yang akan mengisap dari dinding rahim, zat yang diperlukan untuk membesarnya telur, seperti layaknya akar tumbuhan yang masuk ke tanah. Pertumbuhan semacam ini mengokohkan telur dalam rahim.

Inilah yang layak disebut, diterjemahkan korelatif sebagai ”sesuatu yang melekat” (Al ‟Alaq). Makna yang lebih tepat dari kata ”Al Alaq” karenanya adalah, ”sesuatu yang melekat”, yang, saat manusia belum dapat mengetahui jalannya proses reproduksi (manusia) ini, pemakaian kata ”sesuatu yang melekat” daripada kata ”segumpal darah”, terlihat lebih tidak masuk akal bagi para mufassir tradisional; padahal sesungguhnya justru sebaliknya. Dan sekali lagi, pengetahuan manusia tentang ini baru didapatkan manusia pada jaman modern, berabad-abad sesudah Al Quran diturunkan.

Tidaklah mengherankan kiranya, betapa banyak para penerjemah tradisional yang sewajarnya tidak (banyak) mengetahui kaidah ilmu kedokteran, secara mudahnya menerjemahkan kata ”Al ‟Alaq” ini sebagai ”segumpal darah” saja, dalam ayat-ayat itu. Penerjemahan seperti itu, terlihat cukup masuk akal di saat itu, mereka sungguh telah berusaha sebaik-baiknya dengan segala pengetahuan yang mereka miliki, dan tentulah kesalahan manusiawi ini dapatlah dimaafkan, tinggal

Page 11: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

11

bagaimana sebaiknya ke depan. Tidaklah mengherankan kiranya, betapa berabad-abad lalu, banyak para penerjemah dan mufassir (penafsir) tradisional yang sewajarnya tidak (banyak) mengetahui kaidah ilmu kedokteran, secara mudahnya menerjemahkan kata ”Al ‟Alaq” ini sebagai ”segumpal darah” saja, dalam ayat-ayat itu. Penerjemahan seperti itu, terlihat cukup masuk akal di saat itu, mereka sungguh telah berusaha sebaik-baiknya dengan segala pengetahuan yang mereka miliki, tentulah kesalahan manusiawi ini dapat dimaafkan, tinggal bagaimana baiknya ke depan. Dan bagaimanapun tafsirnya, Al Quran tetap tuntunan kehidupan terbaik dari Sang Pencipta Alam.

Dan di antara faktor rumitnya memahami maksud sesungguhnya dari Al Quran, adalah bahwa setidaknya saja para penerjemah atau mufassir (penafsir), memiliki pengetahuan di bawah ini dalam menafsirkannya: 1. Ilmu Lugath (filologi), yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata 2. Ilmu Nahwu (tata bahasa), yaitu ilmu tata bahasa, misalnya mengetahui alternatif i‟rab (bacaan akhir kata) dari

setiap kata atau kalimat, karena i‟rab yang berbeda akan mempengaruhi artinya 3. Ilmu Sharf (perubahan bentuk kata). Sangat pentinglah mengetahui ini, karena perubahan sedikit bentuk kata

akan mengubah arti kata tersebut. 4. Ketiga ilmu di bawah ini digolongkan cabang ilmu Balaghah yang sangat penting diketahui para ahli tafsir:

a. Ilmu Ma‟ani (hakikat makna dari suatu kata). Dengan mengetahui hakikat maknanya, maksud dari suatu ayat dapat diketahui.

b. Ilmu Bayaan. Ilmu yang mempelajari kelugasan dalam untaian kata atau kalimat. c. Ilmu Badi‟. Ilmu yang mempelajari keindahan bahasa.

5. Ilmu Qira‟at. Sebagaimana diketahui, Al Quran diturunkan oleh Allah dalam tujuh huruf (sab‟ati Ahruf). Para ulama menguraikan, bahwa hal ini adalah keragaman cara baca Al Quran yang semuanya bersumber dari Nabi SAW. Setiap cara membaca ini, satu dan lainnya saling melengkapi. Dan ini merupakan mukjizat tersendiri dari Al Quran .

6. Ilmu Aqa‟id. Ilmu yang mempelajari dasar-dasar keimanan. 7. Ilmu Ushul Fiqih. Dengan ilmu ini dapat diambil dalil serta penggalian hukum dari suatu ayat. 8. Ilmu Asbabun-Nuzul. Ilmu untuk menguraikan tentang sebab-sebab turunnya suatu ayat. Pengetahuan tentang

asbabun-nuzul suatu ayat akan sangat membantu dalam memahami kandungan dan maksud dari ayat tersebut. 9. Ilmu Nasikh Mansukh. Dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hukum yang sudah dihapus dan hukum yang masih

berlaku. 10. Ilmu Fiqih. Dengan mengetahui hukum-hukum yang rinci akan mudah diketahui hukum globalnya. 11. Ilmu Hadits. Ilmu untuk mengetahui Hadits-hadits yang menafsirkan aayat-ayat Al Quran .

KEHIDUPAN

Barangsiapa pada pagi hari aman dalam kelompoknya, sehat tubuhnya, memiliki pangan untuk seharinya, maka dia seolah-olah memperoleh dunia dengan segala isinya. (HR. Tirmidzi)

Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya. (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya. (HR. Ibnu Majah)

Dunia ini cantik dan hijau. Sesungguhnya Allah menjadikan kamu kholifah dan Allah mengamati apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah godaan wanita dan dunia. Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa bani Israil adalah godaan kaum wanita. (HR. Ahmad)

TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA

Bukan tidak dengan tujuan

QS Al Mu‟minuun 115 (23:115): Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

Mengabdi

QS Adz Dzaariyaat 56 (51:56): Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Page 12: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

12

Kholifah

QS Al Baqarah 29-30 (2:29-30): Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Amanah itu: QS Al Baqarah 38: Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang PETUNJUK-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

Yang dibedakan derajatnya satu sama lain untuk diuji pula

QS Al An‟aam 165 (6:165): Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Untuk melakukan amar ma‟ruf nahi munkar (menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar)

QS Aali Imraan 110 (3:110): Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Yang diperhatikan sepenuhnya oleh Allah

QS Ar Rahmaan 31 (55:31): Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.

Yang dimintai pertanggungjawabannya

QS Al Qiyamah 36 (75:36): Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?

SIFAT-SIFAT MANUSIA

Tergesa-gesa

QS Al Israa‟ 11 (17:11): Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.

Suka membantah

QS Al Kahfi 54 (18:54): Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.

Melampaui batas

QS Yunus 12 (10:12): Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.

Kikir & keluh kesah (dan cara/teknik penangkalnya)

Page 13: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

13

QS Al Ma‟aarif 19-31 (70:19-35): Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.

Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.

Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).

Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.

Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan.

Ingkar tak mau bersyukur

QS Al „Aadiyaat 6 (100:6): Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,

Melihat dirinya serba cukup

QS Al „Alaq 7 (96:7): Karena dia melihat dirinya serba cukup.

Bersusah-payah

QS Al Balad 4 (90:4): Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

Bersifat lemah

QS An Nisaa 28 (4:28): Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.

ORANG ISLAM BELUM TENTU ISLAMI DAN DIMENANGKAN ALLAH

QS Al Israa‟ ayat 7 (17:7): ”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”

”Dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok (makanan).” Para sahabat bertanya, "Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan." Mereka bertanya lagi, "Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud)

Dalam potongan ayat QS Al Israa‟ 7 (17:7) ini, “ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”, maka bahkan Allah SWT pun akan membiarkan mereka (para musuh kebaikan) itu bebas masuk ke dalam masjid (satu tempat yang melambangkan kehormatan dan kesucian muslim), menghina (menyuramkan muka-muka) orang beriman, dan membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka hendak kuasai.

Page 14: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

14

Hal ini tentulah mungkin saja ditegaskan di ayat ini, jika muslim yang diberi amanah memanfaatkan, menjaga ciptaan Allah SWT tidak (atau tidak lagi) melakukan hal-hal Islami (misalnya tidak menjaga amanahNya, antara lain), tidak memenuhi syarat untuk dimenangkan menjadi pemimpin di satu masa itu, di mana kejahatan muslim justru lebih menonjol daripada kebaikannya. Bahkan dalam ayat ini disebutkan sampai-sampai melakukan kejahatan „yang kedua‟ atau dalm hal ini juga ditafsirkan, bahkan mengulanginya (“ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua …”). Kemenangan, kehormatan, ketinggian derajat dan macam-macam hal terkait bagi muslim diberikan, jika muslim melakukan yang diperintahkan Allah SWT, jika seseorang itu adalah orang-orang yang beriman, melakukan hal-hal islami.

TENTANG NIKMAT YANG DISIA-SIAKAN DAN AKIBAT BENCANA KARENANYA

QS Ibrahim ayat 7 (14 :7): ”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"”. QS An Nahl 18 (16:18): “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS An Nahl 61 (16:61): Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.

Seseorang masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena rahmat Allah Ta'ala. Karena itu bertindaklah yang lurus (baik dan benar). (HR. Muslim)

QS Al Baqarah 185 (2:185): ”Allah tidak menjadikan kesulitan bagi kalian, akan tetapi Ia hendak menyucikan kalian dan menyempurnakan nikmatNya kepada kalian agar bersyukur.” QS Ar Rahmaan 29 (55:29): “Setiap waktu Dia (Allah) dalam kesibukan (mengatur segala sesuatunya, secara dinamis mengatur segala ketentuan, tidak statis)”

Ayat-ayat di bawah ini kiranya semakin jelas menjelaskan HUKUM DAN KONSEKUENSINYA PELANGGARANNYA:

QS Al Zalzalah 1-4 (99:1-4): "Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya."

QS Al A‟raf ayat 96 (7:96): ”Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman serta bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu sehingga Kami menyiksa mereka disebabkan perbuatan mereka.”

QS An Nahl 112 (16:112): ”Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian[*] kelaparan dan ketakutan, DISEBABKAN APA YANG SELALU MEREKA PERBUAT.”

(*) ada yang menafsirkan, ”pakaian” dalam hal ini, adalah sesuatu yang, mau tak mau harus dipakai, walaupun tak pantas dan menyiksa, sehingga membuat lapar dan takut, yang kaya masih merasakan lapar, yang miskin semakin lapar, dan akibatnya menghasilkan berbagai macam ketakutan, termasuk akan satu sama lain, dan walhasil dapat saling mengacau serta mendengki juga saling memakan. Inilah kutukan dan jebakan ‟lingkaran setan‟.

QS Al Israa‟ 16 (17:16): ”Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah (misalnya kaum ELIT BANGSA) di negeri itu (supaya tha‟at kepada Kami), tapi mereka melakukan kedurhakaan (FASIQ) di negeri itu; maka pantaslah berlaku atas mereka perkataan (ADZAB) Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Page 15: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

15

QS Al Anfaal Ayat 25 (8:25): ”Dan peliharalah diri kalian dari „ADZAB (siksa) yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim (saja) diantara kalian; Dan ketahuilah, bahwa Allah itu sangat pedih adzab (siksa) Nya.”

"Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa) orang-orang yang khusus sehingga (kecuali) mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau mereka berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam (seluruhnya)" - (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

"Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian (ada) orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkanlah (do'a mereka)." (HR. Abu Zar)

QS Al Muddatstsir 31 (74:31): ”... Dan tidak ada yang mengetahui (banyak dan bentuk SERTA CARA KERJA) BALA TENTARA Tuhanmu itu, melainkan BELIAU sendiri.”

QS Ash Shaff 2-4 (61:2-4): Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang TERATUR seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

TENTANG PENTINGNYA MENEGAKKAN ISLAM KAAFFAH

QS Al Baqarah ayat 208 (2:208): ”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam (Sistem Manajemen) Islam (secara) keseluruhan (kaaffaah, total, tidak setengah-setengah dengan istiqomah/kontinu dan konsekuen agar tidak bermasalah dalam kehidupan), dan janganlah kamu turut langkah-langkah Syaithan. Sesungguhnya Syaithan itu musuh yang nyata bagimu.”

Dari Abu Muhammad Abdulloh bin Amr bin Al-Ash rodhiallohu „anhuma beliau berkata: Rosululloh shalallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa” (hadits hasan sahih yang kami riwayatkan dari Kitabul Hujjah dengan sanad yang sahih)

QS Al Baqarah ayat 136 (2 :136): Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim (Abraham), Isma'il (Ishmael), Ishaq (Isaac), Ya'qub (Jacob/Israel) dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa (Moses) dan Isa (Jesus) serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Abu Dzar radhiyallahu 'anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, berapakah jumlah nabi seluruhnya?” Beliau menjawab, “124.000 orang dan 315 di antaranya adalah rasul.” (HR. Ahmad: 5/178, 179, 266).

QS Al An‟aam 153 (6:153): Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

Tafsirnya oleh Rasulullah Muhammad SAW sendiri: Dari Abdullah bin Mas‟ud, ia berkata: Rasulullah SAW telah membuat untuk kami satu garis lurus dengan tangannya. Kemudian beliau bersabda, “Inilah jalan Allah yang lurus” Lalu beliau membuat beberapa garis ke sebelah kanan dan kiri, kemudian beliau bersabda, “Inilah jalan-jalan (yang begitu banyak) yang bercerai-berai, atas setiap jalan itu terdapat syaithan yang mengajak ke arahnya.” Kemudian beliau membaca (ayat) Al An „aam 153. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim, Ibnu Abi „Ashim di kitabnya As Sunnah)

“Lau kaana khairan lasabaquuna ilahi (jika saja perbuatan itu baik, tentulah para sahabat telah mendahului kita mengamalkannya)”

QS Al An‟aam 38 (6:38): Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (*), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

(*) Sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. Dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-

Page 16: Saung Istiqamah IV: Islam agama yang benar dan realita kehidupan kita

Abu Taqi Mayestino - MASJID “ISTIQOMAH” KBRI SINGAPURA, 9 MEI 2010

16

hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.

Maka Islam, bukan agama orang Islam saja, namun adalah agama yang dimaksudkan untuk seluruh umat manusia, dan adalah agama para Nabi dan Rasul seluruhnya. Tuhan Yang Maha Esa sendiri yang menamakannya "Islam", meridhainya (QS Al Maaidah ayat 3) dan menyebut penganutnya sebagai ”muslim” (mis. QS Al Hajj ayat 78), bahkan telah diisyaratkan kedatangannya di berbagai Kitab sebelumnya (Kitab Wedha, Taurat, Zabur, Injil, dan lain-lain).

Islam karenanya adalah Sistem Manajemen Fitrahi Alam Semesta. Pengingkaran ini, akan berakibat bahaya besar, parsial maupun total. Dan sudah terbukti pula sepanjang sejarah umat manusia dan alam semesta. Yang terbaik, karenanya pula, adalah kembali ke Islam Kaffah. Kembali kepada Manajemen Kualitas yang digariskan Pencipta manusia, langit dan Bumi, dan apapun saja; untuknya.

Islam menekankan bahwa yang diperlukan untuk mendapatkan keselamatan dan apapun yang dijanjikan Islam, agama para Nabi dan Rasul ini serta diridhai Tuhan ini, adalah dengan melakukan perbuatan yang Islami. Seseorang yang mengaku beragama Islam (mengaku muslim) namun tidak berlaku Islami, tentu saja tidak akan mendapatkan manfaat dari apa-apa yang telah dijanjikan dari agama para Rasul ini. Seseorang hanya mendapatkan apa yang ia kerjakan, seperti jelas pula dimaktubkan di berbagai ayat (misalnya di QS Al Ahqaaf ayat 19 (46:19), “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”).

APAKAH KITA MAU DUDUK DIAM, DAN DIMAKAN MUSUH (BERUPA KEBODOHAN YANG MENURUT SAYA ADALAH MUSUH UTAMA ISLAM, TERUTAMA), ATAU MELAWAN DAN SETIDAKNYA JIKALAUPUN KALAH, SAMPAI MATI, MAKA ADALAH MATI TERHORMAT DAN DIGANJAR SURGA, SERTA SETIDAKNYA PULA, KITA DAPAT MENGATAKAN PADA DIRI SENDIRI, BAHWA KITA SUDAH BERUSAHA?

Para Sahabat Rasulullah SAW (orang-orang yang hidup di jaman Rasulullah SAW), para Tabi‟in (orang-orang yang hidup setelahnya), para Tabi‟ut tabi‟in (orang-orang yang hidup setelah masa para Tabi‟in), merekalah yang termasuk golongan As Salaf As Salih (Salafus Shalih, orang terdahulu yang saleh) yang memang telah dijamin Rasulullah SAW sebagai umat terbaik.

Dan mereka telah membuktikan manfaatnya, telah mendapatkan kejayaannya, telah mendapatkan apa yang dijanjikan dari agama para Nabi dan Rasul ini, karena ta‟at bertakwa, dan bersama-sama pula saling menjaganya!

Tak terbantahkan oleh sejarah versi manapun, bahwa dalam waktu lebih-kurang satu abad, dari wilayah yang seakan tak beradab tinggi dan terlupakan, muslim jaya di wilayah luas dunia, dan menebarkan rahmat, keteraturan, kesejahteraan, serta kedamaian, dan meletakkan dasar-dasar pembaharuan peradaban dunia yang juga mencakup dasar masa Renaissance (bahkan Reformasi Gereja), masa Modern, dan masa Pos-Modern kini!

Maka tak berlebihan kiranya jika saya mengatakan bahwa Muslim, adalah pewaris agama para Nabi dan Rasul, pejuang, dan Khalifah. Dan ini semua, tentu saja, memiliki kewajiban dan hak masing-masing, DI DUNIA DAN AKHIRAT. Dan karena yang dijanjikan adalah kekuasaan Bumi dan segala kenikmatannya, menjadi masuk-akallah pula konsekuensi ujian kepada para calon Khalifah ini, agar mampu mengemban tugas memelihara dan menikmati dunia, karena dalam mengelola Bumi dan segala kekuatan, energi yang menyertainya ini, tentulah tak mudah.

Kiranya sungguh menarik, merenungkan pula bahwa betapa QS Al Baqarah 186 (2:186), tentang bahwa sesungguhnya Allah itu lebih dekat kepada manusia daripada urat leher manusia, diletakkan Allah SWT berdekatan dengan ayat-ayat tentang berpuasa Ramadhan, dan bahwa Ramadhan adalah sarana untuk lebih mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT!

Dan sungguh masuk akal pulalah bahwa jika kita dekat kepada Robbil „aalamiin (Tuhan Alam Semesta) Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kaya, Yang Maha Mampu, Yang Maha Merawat, banyak hal yang tak mungkin bagi kebanyakan orang (yang tak dekat denganNya), menjadi mungkin!

QS Faathir 39 (35:39): Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka

Wallahua‟lam.

Abu Taqi Mayestino, MMT. Facebook account: Abu Taqi Machicky Mayestino E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]