Upload
pt-wings-surya
View
167
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
i | P a g e
Table of Contents PENDAHULUAN ........................................................................................................ iii
KONSEP DAN PRAKTIK PEMIMPIN YANG DINAMIS SEBAGAI KEPEMIMPINAN
TELADAN ................................................................................................................... 1
Resensi Buku 5 Teladan Kepemimpinan ................................................. 32
Analisis Lima Praktik Kepemimpinan Teladan ........................................................ 37
The Leadership Challenge ....................................................................................... 49
Introduction: When People Are at Their Best as Leaders ...................................... 52
THE FIVE PRACTICES OF EXEMPLARY LEADERSHIP ................................................. 57
Model the Way ................................................................................................... 58
Inspire a Shared Vision ....................................................................................... 59
Challenge the Process ......................................................................................... 59
Enable Others to Act ........................................................................................... 60
Encourage the Heart ........................................................................................... 61
The Ten Commitments of Exemplary Leadership ................................................... 62
The Five Practices Make a Difference ..................................................................... 64
You Make a Difference ........................................................................................... 65
NOTES ..................................................................................................................... 65
LEVEL 5 LEADERSHIP – GOOD TO GREAT – JIM COLLINS ........................................ 67
FIVE LEVELS OF LEADERSHIP – JOHN MAXWELL .................................................... 81
BERBAGAI GAMBAR LEADERSHIP ........................................................................... 87
LEADERSHIP CHALLENGE (5 PRAKTEK KEPEMIMPINAN) ........................................ 98
Bagaimanakah KEPEMIMPINAN KRISTIANI itu? ................................................... 102
Kepemimpinan LEVEL 5. ....................................................................................... 105
Ciri Kepemimpinan Kristen ................................................................................... 108
PENUTUP .............................................................................................................. 110
1 |LEADERSHIP CHALLENGE
KONSEP DAN PRAKTIK PEMIMPIN YANG DINAMIS
SEBAGAI KEPEMIMPINAN TELADAN
A. Menantang Proses
B. Mengilhami Wawasan Bersama
C. Memungkinkan Orang Lain Bisa Bertindak
D. Menjadi Penunjuk Jalan
E. Mendorong Hati
A. Pemimpin menantang proses
Mereka mencari kesempatan untuk mengubah status quo. Mereka
mencari cara yang inovatif untuk meningkatkan organisasi. Mereka
melakukan eksperimen dan mengambil resiko. Dan karena
pengambilan resiko melibatkan kesalahan dan kegagalan, pemimpin
menerima kekecewaan sebagai kesempatan belajar.
B. Pemimpin mengilhamkan wawasan bersama
Mereka secara pribadi meyakini bisa membuat perbedaan. Mereka
membayangkan masa depan, menciptakan bayangan yang ideal dan
unik tentang bisa menjadi apa masyarakat, keagenan, atau organisasi.
Melalui daya tarik dan bujukan, pemimpin mengajak orang lain dalam
impian. Mereka mengembuskan napas kehidupan ke dalam wawasan
bersama dan membuat orang lain melihat kemungkinan masa depan
yang menarik.
C. Pemimpin memungkinkan orang lain bisa bertindak
Mereka mengajukan kerjasama dan membentuk tim yang bersemangat.
Mereka secara aktif melibatkan orang lain. Pemimpin memahami bahwa
rasa laing menghormati adalah usaha yang sangat baik; mereka
berusaha keras menciptakan suasana kepercayaan dan martabat
manusia. Mereka memperkuat orang lain dengan berbagai informasi
dan memberikan pilihan. Mereka memberikan kekuasaan, membuat
setiap orang merasa mampu dan berkuasa.
2 |LEADERSHIP CHALLENGE
D. Pemimpin menjadi penunjuk jalan
Mereka menciptakan standar keunggulan, dan kemudian memberikan
teladan untuk diikuti lain. Mereka menetapkan nilai-nilai tentang
bagaimana peserta, rekan kerja, dan pelanggan harus diperlakukan.
Karena perubahan yang rumit bisa membuat kewalahan dan mematikan
tindakan, pemimpin mencapai kemenangan-kemenangan kecil. Mereka
membongkar birokrasi, memasang papan tanda, dan menciptakan
kesempatan untuk kemenangan.
E. Pemimpin mendorong hati
Menyelesaikan banyak hal yang luar biasa dalam organisasi adalah
kerja keras. Untuk menjaga agar harapan dan tekad tetap hidup,
pemimpin menghargai sumbangan yang diberikan individu dalam
mendaki ke puncak. Dan karena setiap tim yang merebut kemenangan
perlu berbagi imbalan usaha, pemimpin merayakan keberhasilan.
Mereka membuat setiap orang merasa seperti pahlawan.
Lima praktek mendasar kepemimpinan teladan tersebut di atas, masing-
masing dijabarkan dalam dua komitmen :
SEPULUH KOMITMEN KEPEMIMPINAN LATIHAN
KOMITMEN
A. Menjadi Contoh 1. Menemukan suara Anda dengan memahami nilai pribadi Anda secara Jelas
2. Memberi contoh dengan menyelaraskan tindakan dengan nilai-nilai bersama B. Menginspirasi Suatu Visi Bersama 3. Melihat masa depan dengan
membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang menggairahkan dan yang menaikkan derajat.
4. Melibatkan orang lain dalam suatu visi bersama melalui ketertarikan pada aspirasi bersama. C. Menantang Prosesnya 5. Mencari peluang dengan mencari cara-
cara yang inovatif untuk mengubah, bertumbuh, dan menjadi lebih baik.
6. Bereksperimen dan mengambil risiko dengan terus menghasilkan berbagai kemenangan kecil dan belajar dari kesalahan.
3 |LEADERSHIP CHALLENGE
D. Memampukan Orang Lain untuk Bertindak
7. Memupuk kerja sama dengan memajukan tujuan bersama dan membangun kepercayaan.
8. Memperkuat orang lain dengan membagi kekuasaan dan wewenang. E. Membangkitkan Semangat 9. Mengakui kontribusi dengan
menunjukkan penghargaan atas keunggulan individual
10. Merayakan nilai dan kemenangan dengan menciptakan semangat kebersamaan
KOMITMEN NOMOR 1
Mencari Kesempatan yang menantang untuk mengubah,
mengembangkan, membuat inovasi, dan meningkatkan.
Memperlakukan setiap tugas sebagai petualangan
Memperlakukan setiap tugas baru sebagai permulaan, bahkan
seandainya bukan.
Mempertanyakan status quo.
Menyuruh orang mencari gagasan
Memasukkan pengumpulan gagasan ke dalam agenda Anda
Pergi keluar dan menemukan sesuatu yang perlu diperbaiki.
Menugaskan orang ke kesempatan
Memperbaharui tim Anda
Menambahkan petualangan dan kesenangan kepada pekerja setiap
orang.
Mengambil les; mempelajari keahlian baru
KOMITMEN NOMOR 2
Melakukan Eksperimen, Mengambil Risiko, dan Belajar dari Kesalahan
yang Menyertainya
Menetapkan eksperimen kecil
Membuatnya aman bagi orang lain untuk melakukan eksperimen
Menyingkirkan tindakan memadamkan kebakaran
Bekerja bahkan dengan gagasan yang mula-mula kedengaran aneh
Menghargai pengambilan resiko
Melakukan debriefing tentang setiap kegagalan seperti setiap
sukses
Memberikan teladan pengambilan risiko
Mendorong pemikiran kemungkinan
Memaksimalkan kesempatan untuk pilihan
Membuat pakaian dan jabatan resmi sebagai pilihan
4 |LEADERSHIP CHALLENGE
KOMITMEN NOMOR 3
Membayangkan Masa Depan Yang Meningkatkan Semangat dan
Memuliakan
Memikirkan lebih dulu masa lalu Anda
Menetapkan apa yang Anda inginkan
Menulis artikel tentang bagaimana Anda membuat perbedaan
Menulis pernyataan wawasan singkat
Bertindak berdasarkan intuisi Anda
Menguji pengandaian Anda
Menjadi pakar masa depan
Berlatih dengan visualisasi dan pengukuhan
KOMITMEN NOMOR 4
Mengajak Orang Lain dalam Wawasan Bersama dengan Menghimbau
Nilai-nilai, Perhatian, Harapan, dan Impian Mereka
Mengenali peserta Anda
Menemukan satu landasan bersama
Mengembangkan kecakapan antar pribadi Anda
Menghembuskan napas kehidupan ke dalam wawasan Anda
Bicara secara positif
Bicara dari hati sanubari
Membuat apa yang tidak nyata menjadi nyata
Mendengar lebih dulu …. dan sering
KOMITMEN NOMOR 5
Menganjurkan Kerjasama dengan Mengemukakan Tujuan yang Penuh
Kerjasama dan Membina Kepercayaan
Selalu mengatakan kita
Meningkatkan interaksi
Berfokus pada perolehan, bukan kehilangan
Membuat daftar alat pembayaran alternatif
Membentuk kemitraan perencanaan dan pemecahan masalah
Melakukan pemeriksaan kerjasama
Berjalan lebih dulu
KOMITMEN NOMOR 6
Memperkuat Orang dengan Memberikan Kekuasaan,
Menyediakan Pilihan, Mengembangkan Kecakapan,
Memberikan Tugas Penting, dan Menawarkan
5 |LEADERSHIP CHALLENGE
Dukungan yang Kelihatan
Meningkatkan pengembalian dari luas lantai Anda
Memperbesar lingkup pengaruh orang lain
Memastikan bahwa tugas yang didelegasikan relevan
Mendidik, mendidik, mendidik.
Melangsungkan pertemuan besar Anda sendiri.
Membuat hubungan.
Menjadinkan orang lain pahlawan
KOMITMEN NOMOR 7
Memberikan Teladan dengan Berprilaku
Dengan Cara yang Konsisten dengan wawasan bersama
Melihat ke dalam cermin
Menulis kredo kepemimpinan Anda
Menulis pujian pribadi dan pujian kepada organisasi Anda
Membuka dialog tentang nilai-nilai pribadi dan bersama
Memeriksa tindakan Anda
Bertukar tempat
Bersikap dramatis
Menceritakan kisah tentang saat untuk memberikan pelajaran.
KOMITMEN NOMOR 8
Mencapai Kemenangan Kecil Yang Meningkatkan Kemajuan
Yang Konsisten dan Membina Komitmen
Mengambilnya secara pribadi
Membuat rencana
Menciptakan Model
Memecah-mecah dan menurunkan
Mengimbau sukarelawan
Menggunakan papan pengumuman
Menjual keuntungan
Mengajak orang lain makan malam (atau makan pagi).
KOMITMEN NOMOR 9
Menghargai Sumbangan Individu Kepada Keberhasilan
Setiap Proyek
Bersifat kreatif tentang imbalan dan penghargaan serta
memberikanya secara pribadi
Memberikan penghargaan dimuka umum
6 |LEADERSHIP CHALLENGE
Merancang imbalan dan penghargaan sistem peran serta
Memberikan umpan balik sambil jalan
Menciptakan pygmalion
Menemukan orang yang banyak hal dengan benar.
Melatih
KOMITMEN NOMOR 10
Merayakan Keberhasilan Tim Secara Teratur
Menjadwalkan perayaan
Menjadi pemandu sorak dengan cara Anda
Menjadi bagian regu pemandu sorak
Bersenang-senang
Menetapkan jaringan sosial Anda … dan mendukungnya
Tetap mencintai
Merencanakan perayaan sekarang juga
Tujuan Tantangan Kepemimpinan adalah untuk membantu manajer
maupun individu dalam meningkatkan kemampuan memimpin
menyelesaikan masalah yang sangat rumit.
Pertanyaan untuk peningkatan kemampuan kepemimpinan :
Apa kekuatan dan kelemahan saya sebagai pemimpin ?
Dimana saya perlu meningkatkan kemampuan kepemimpinan saya ?
Apa yang diperlukan untuk mengenali kesempatan dan
menempatkan risiko dalam perpektifnya ?
Bagaimana cara saya bisa mengilhami dan memotivasi orang lain ke
arah tujuan bersama ?
Keahlian apa yang diperlukan untuk membina tim yang padu dan
bersemangat ?
Apa sumber keyakinan diri yang diperlukan untuk memimpin orang
lain ?
Bagaimana cara saya bisa memasukan lebih banyak suka cita dan
kegembiraan ke dalam usaha kami
7 |LEADERSHIP CHALLENGE
Rumus Nilai Mutu MCH = MPT + KMT + KPN
MCH : Mutu cara hidup
MPT : Mutu pribadi total
KMT : Kendali mutu total
KPN : Kepemimpinan
“Mutu adalah cara hidup” yang dihasilkan dari “mutu pribadi totaL”
ditambah “kendalIi mutu total” ditambah “kepemimpinan”.
“pemimpin belajar dengan memimpin, dan memimpin belajar yang
paling baik dengan memimpin yang menghadapi rintangan”.
“Dengan perkataan lain, pemimpin adalah pelajar. Mereka belajar dari
kegagalan dan dari keberhasilannya”.
Impian besar tidak menjadi realita penting melalui tindakan satu
pemimpin. Kepemimpinan adalah upaya tim.
Kepemimpinan adalah hubungan, yang berdasarkan kepercayaan dan
keyakinan. Tanpa kepercayaan dan keyakinan, orang tidak mengambil
risiko. Tanpa risiko tidak ada perubahan. Tanpa perubahan, oraganisasi
dan gerakan mati.
Ciri Khas Pemimpin yang Dikagumi :
1. Jujur
2. Memandang kedepan
3. Memberikan inspirasi
4. Cakap
5. Berpikir adil
6. Mau memberikan dukungan
7. Berpikir luas
8. Cerdas
9. Lugas
10. Bisa diandalkan
11. Berani
12. Mau bekerjasama
13. Punya imajinasi
14. Peduli
15. Bertekad kuat
16. Dewasa
17. Ambisius
18. Setia
8 |LEADERSHIP CHALLENGE
19. Bisa mengendalikan diri
20. Mandiri
Dari 20 ciri tersebut di atas, mayoritas semua mengagumi dan bersedia
mengikuti kepemimpinan yang bercirikan :
Jujur
Memandang ke depan
Memberikan inspirasi
Cakap
Ciri-ciri Manajer yang memiliki kredibilitas tinggi :
Bangga mengatakan kepada orang lain bahwa mereka bagian dari
organisasi
Memiliki rasa semangat tim yang kuat
Memandang nilai-nilai pribadi mereka konsisten dengan nilai-nilai
organisasi
Merasa berhubungan dan berkomitmen dengan organisasi
Punya rasa pemilikan dalam organisasi.
Ciri-ciri Manajer yang mempunyai kridibilitas rendah :
Berproduksi hanya kalau diawasi dengan cermat
Dimotivasi terutama oleh uang
Mengatakan hal-hal yang baik tentang organisasi di muka umum
tetapi mencela secara pribadi.
Mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan lain kalau organisasi
mengalami masalah.
Merasa tidak diberi dukungan dan penghargaan.
Kepemimpinan adalah seni memobilisasi orang lain supaya ingin
berjuang mengejar aspirasi bersama.
Kepemimpinan adalah membuat orang melihat melampaui deskripsi
kerja mereka untuk menemukan cara meningkatkan dan menantang
proses. (Maureen Fries)
Kata pemimpin, pada akarnya berarti “pergi, melancong, menuntun”.
Kepemimpinan adalah perasaan kinestetik, rasa akan gerakan.
Pemimpin “berjalan lebih dulu”. Mereka adalah pelopor.
Asal akar manage (mengurus) adalah kata yang berarti “tangan”. Pada
intinya, melakukan manajemen adalah “menangani” banyak hal, tentang
9 |LEADERSHIP CHALLENGE
memelihara keteraturan dan organisasidan pengendalian. Perbedaan
penting manajemen dan kepemimpinan tercermin dalam makna akar
kedua kata ini – perbedaan antara apa artinya menangani banyak hal
dan apa artinya pergi ke suatu tempat.
Pemimpin tuntutan dari pelanggan :
Membangkitkan motivasi intrinsik
Menyeimbangkan paradoks rutinitas
Menggunakan wawasan luar, melihat keluar untuk mendapatkan
rangsangan dan informasi.
Teknik supaya pemimpin bisa melakukan unjuk kerja yang terbaik
secara pribadi, mereka harus
Pecaya bahwa proyek memerlukan penggunaan keahlian dan bakat
sepenuhnya.
Mengalami proyek itu sendiri sebagai hal yang menyenangkan dan
menantang.
Dan kalau pemimpin ingin mendapatkan apa yang terbaik dari orang
lain harus
Mencari atau menciptakan kesempatan bagi anak buah untuk
mengalahkan kinerja mereka sendiri.
Menemukan kesempatan bagi anak buah untuk memecahkan
masalah, membuat penemuan, menjelajahi medan baru, mencapai
tujuan yang sulit, atau memikirkan cara berurusan dengan suatu
ancaman luar.
Menjadikan pekerjaan menyenangkan secara bertanggung jawab.
Pemimpin harus mengetahui kemampuan peserta mereka. Mereka
harus
Mengetahui apa yang bisa dilakukan orang lain
Mengenali apa yang dipandang orang lain menantang secara pribadi.
Semua pemimpin teladan:
Belajar dari kesalahan (dan mendorong orang lain melakukan hal yag
sama)
Meningkatkan ketangguhan dan mendukung pengambilan risiko
Membuat sesuatu terjadi
Ciri-ciri Ketangguhan Psikologi Pemimpin :
Mereka berkomitmen berbagai bagian dalam kehidupan mereka
10 |LEADERSHIP CHALLENGE
Mereka mempunyai rasa akan pengendalian atas hal-hal yang terjadi
dalam kehidupan mereka.
Mereka mengalami perubahan sebagai tantangan positif.
Orang dengan sikap yang tangguh menghadapi stres dalam kehidupan
Mereka memandang peristiwanya menarik
Mereka merasa bisa mempengaruhi hasilnya
Mereka memandangnya sebagai kesempatan untuk pengembangan
Tiga hal untuk menciptakan iklim yang mengembangkan ketangguhan
terhadap stress :
Membina komitmen dengan menawarkan lebih banyak imbalan
daripada hukuman.
Membina rasa pengendalian dengan memilih tugas yang menantang,
tetapi dalam tingkat keahlian orang itu.
Membina sikap menantang dengan mendorong orang memandang
perubahan sebagai hal yang penuh kemungkinan.
KOMITMEN NOMOR 1
Mencari Kesempatan yang menantang untuk mengubah,
mengembangkan, membuat inovasi, dan meningkatkan.
Memperlakukan setiap tugas sebagai petualangan
Memperlakukan setiap tugas baru sebagai permulaan, bahkan
seandainya bukan.
Meskipun Anda memegang tugas selama kurun waktu yang lama,
perlakukan hari ini seakan-akan merupakan hari pertama. Pikirkanlah
Tugas kepemimpinan anda sebagai petualangan yang memberikan
semangat hidup.
Mempertanyakan status quo.
Membuat catatan semua praktek kegiatan dalam organisasi. Beberapa
praktek kegiatan dan kebijaksanaan standar sangat penting bagi
kepastian produktivitas dan mutu.
Menyuruh orang mencari gagasan
Komunikasi ekstern dan intern merupakan kunci menuju inovasi, untuk
mencari cara mengumpulkan saran dan inovasi dari orang lain.
Memasukkan pengumpulan gagasan ke dalam agenda Anda
Jadikanlah pengumpulan gagasan merupakan bagian dari jadwal
harian, mingguan, dan bulanan.
11 |LEADERSHIP CHALLENGE
Pergi keluar dan menemukan sesuatu yang perlu di perbaiki.
Setiap organisasi selalu memerlukan perbaikan, oleh karena itu perlu
menemukan sesuatu yang perlu diperbaiki.
Menugaskan orang ke kesempatan
Organisasi menugaskan kepada orang yang kinerjanya paling baik
untuk menangani masalah yang dihadapi organisasi.
Memperbaharui tim Anda
Organisasi tetap berada di depan dalam persaingan, berarti berada
di depan dalam pengetahuan, teknologi, dan pasar. Tambahkan satu
atau dua anggota batu ke dalam kelompok setiap beberapa tahun.
Menambahkan petualangan dan kesenangan kepada pekerja setiap
orang.
Mengambil les; mempelajari keahlian baru
Mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus, lokakarya, atau seminar
tentang hal-hal yang terkait dengan sesuatu yang belum diketahui.
KOMITMEN NOMOR 2 Melakukan Eksperimen, Mengambil Risiko, dan Belajar
dari Kesalahan yang Menyertainya
Menetapkan eksperimen kecil
“jangan menunggu sampai Anda mempunyai produk atau proses yang
sempurna sebelum mengujinya “.
Membuatnya aman bagi orang lain untuk melakukan eksperimen
Kalau anda menginginkan orang lain bertindak dengan rasa urgensi
yang dibagi bersama, pastikan mereka merasa aman dalam menantang
wewenangnya.
Menyingkirkan tindakan memadamkan gagasan baru
Pemimpin sebaliknya harus selalu mencari cara menyingkirkan tindakan
memadamkan gagasan.
Bekerja bahkan dengan gagasan yang mula-mula kedengaran aneh
Gagasan kedengaran aneh dan ditolak atau diejek, dua hal biasanya
terjadi :
Kemungkinan gagasan yang baik hilang
Orang berhenti menawarkan gagasan – tidak peduli sesering apa
mereka diminta
Menghargai resiko
12 |LEADERSHIP CHALLENGE
Pastikan untuk memberikan imbalan keapada usaha yang baik, bukan
hanya keberhasilan.
Melakukan debriefing tentang setiap kegagalan seperti setiap
sukses
Pada akhir sebuah proyek, ajaklah tim ke luar lokasi perusahaan,
buatlah agenda di sekeliling empat pertanyaan :
Apa yang kita lakukan dengan baik?
Apa yang kita lakukan dengan buruk?
Apa yang kita pelajari dari hal ini?
Bagaimana kita bisa melakukannya dengan lebih baik lain kali?
Memberikan teladan pengambilan risiko
Doronglah orang lain untuk mengambil resiko dengan melakukannya
sendiri.
Mendorong pemikiran kemungkinan
Supaya bisa membina sikap tantangan, doronglah orang lain untuk
melihat perubahan sebagai suatu hal yang penuh kemungkinan.
Memaksimalkan kesempatan untuk pilihan
Inovasi dan perubahan harus dipandang sebagai kesempatan dan
bukannya ancaman, kalau Anda menginginkan agar peserta Anda
merasa kuat dan efektif.
Membuat pakaian dan jabatan resmi sebagai pilihan
Hierarki adalah rancangan organisasi yang paling buruk dalam keadaan
yang mendesak.
TIDAK ADA IMPIAN YANG TELALU LAMA UNTUK DI TEBUS
Sharon Williams
Pemimpin mengembangkan kemampuan ini untuk membayangkan
masa depan dengan menguasai pokok-pokok
Mengangankan apa yang ideal
Membuat intuisi masa depan
Orientasi Campuran Masa Sekarang – Masa Depan Pemimpin Masa Depan
Orientasi waktu:
Pemimpin Taktis
Pemimpin Strategis
13 |LEADERSHIP CHALLENGE
KOMITMEN NOMOR 3
Membayangkan Masa Depan Yang Meningkatkan Semangat
dan Memuliakan
Memikirkan lebih dulu masa lalu Anda
Pemimpin dengan cakrawala waktu yang paling panjang adalah mereka
yang memahami masa lalu mereka.
Menetapkan apa yang Anda inginkan
Untuk melakukan sesuatu, atau Apakah Anda dalam pekerjaan Anda
agar sesuatu terjadi? Mengapa saya menginginkan ini?
Menulis artikel tentang bagaimana Anda membuat perbedaan
Dalam menulis artikel Anda, ajukan kepad adiri sendiri pertanyaan
berikut ini :
Apa yang paling kau banggakan ?
Apa sumbanganmu yang terbesar kepada pertumbuhan masyarakat
atau organisasi?
Menulis pernyataan wawasan singkat
Slogan Edward Goeppaner “Kami tidak menjual bunga, kami menjual
keindahan.” Slogan singkat sangat berguna untuk komunikasi. Ini bukan
pengganti bagi pernyataan yang lengkap, tetapi ini membantu orang lain
mengingat-ingat alasan pokok bagi keberadaan organisasi.
Bertindak berdasarkan intuisi Anda
Wawasan kerap kali memerlukan waktu sejenak untuk terbentuk dalam
pikiran. Kami memerlukan waktu yang lebih lama sebelum kami bisa
merumuskannya ke dalam pernyataan yang bisa diutarakan.
Menguji pengandaian Anda
Pengandaian kita adalah layar mental yang memperluas atau
menciutkan apa yang mungkin terjadi.
Menjadi pakar masa depan
Jadikanlah urusan Anda untuk melewatkan sedikit waktu mempelajari
masa depan. Terdapat berpuluh-puluh buku dan sumber informasi
lainnya.
Berlatih dengan visualisasi dan pengukuhan
Latihan mental – tindakan secara mental mempraktekkan keahlian,
keahlian lanjutan, atau sikap dengan menggunakan bayangan visual
atau perasaan kinestetik.
Sebagai awal, berikut ini beberapa pengukuhan kepemimpinan :
14 |LEADERSHIP CHALLENGE
Saya yakin bahwa saya menemukan kesempatan yang menarik
sementara saya menerima tantangan baru ini.
Saya belajar dari kesalahan saya sementara saya melakukan
eksperimen dengan gagasan dan metode baru.
Saya menciptakan antusiasme sementara saya mengkomunikasikan
wawasan saya tentang masa depan.
Mengajak Orang Lain
Menarik Orang lain ke Tujuan Bersama
PEMIMPIN HARUS MENGKOMUNIKASIKAN WAWASAN DENGAN
CARA YANG MENARIK DAN MENGGAIRAHKAN ANGGOTA
ORGANISASI.
David E. Berklew
Mengembangkan rasa akan nasib bersama
Kepuasan kerja
Motivasi
Komitmen
Loyalitas
Semangat korps
Kejelasan tentang nilai-nilai organisasi
Kebanggaan dalam organisasi
Produktivitas organisasi
Supaya bisa menggerakkan orang lain untuk berbagai impian,
pemimpin harus
Menemukan dan menghimbau tujuan bersama
Berkomunikasi secara ekspresif, dengan demikian memberikan
kehidupan kepada wawasan dengan cara sedemikian rupa sehingga
orang bisa melihat diri mereka sendiri di dalamnya.
Dengan tulus percaya kepada apa yang mereka katakan, dan
memperlihatkan keyakinan pribadi mereka.
KOMITMEN NOMOR 4
Mengajak Orang Lain dalam Wawasan Bersama dengan Menghimbau
Nilai-nilai, Perhatian, Harapan, dan Impian Mereka
Mengenali peserta Anda
Buatlah daftar tentang semua individu atau kelompok individu yang
ingin Anda ajak dalam wawasan Anda tentang masa depan.
Menemukan satu landasan bersama
15 |LEADERSHIP CHALLENGE
Supaya bisa menarik orang dari latar belakang dan kepentingan yang
beragam, Anda harus menemukan apa aspirasi, tujuan, kebutuhan, dan
impian yang mereka miliki bersama.
Mengembangkan kecakapan antar pribadi Anda
Kalau Anda merasa bahwa kemampuan antar pribadi Anda punya
peluang untuk peningkatan, mendaftarlah dalam kesempatan latihan
pertama yang bisa Anda ikuti.
Menghembuskan napas kehidupan ke dalam wawasan Anda
Gunakanlah sebanyak mungkin bentuk pernyataan sebisa Anda untuk
mengubah apa yang tidak nyata dari wawasan Anda menjadi nyata.
Bicara secara positif
Kalau bicara tentang aspirasi bersama, jangan katakan berusaha,
katakan akan dan sedang.
Bicara dari hati sanubari
Tidak ada satupun dari semua saran ini yang akan ada harganya kalau
Anda tidak mempercayai apa yang Anda katakan.
Membuat apa yang tidak nyata menjadi nyata
Karena wawasan ada di masa depan, pemimpin harus membuat orang
lain di masa sekarang membayangkan akan seperti apa rupa masa
depan.
Mendengar lebih dulu …. dan sering
KITA MEMERLUKAN SETIAP ORANG MEMAHAMI BAHWA INI
ADALAH URUSAN KITA. KITA ADALAH ORANG YANG
MENGUASAI NASIB KITA SENDIRI.
Robert Owyang
KOMITMEN NOMOR 5 Menganjurkan Kerjasama dengan Mengemukakan Tujuan yang Penuh
Kerjasama dan Membina Kepercayaan
Selalu mengatakan kita
Tugas Anda sebagai pemimpin adalah membantu orang lain mencapai
tujuan bersama, bukan tujuan Anda.
Meningkatkan interaksi
Seupaya bisa memastikan agar orang tidak bekerja secara tersaing
antara satu dan lainnya, ciptakan kesempatan fisik dan psikologis untuk
interaksi.
Berfokus pada perolehan, bukan kehilangan
16 |LEADERSHIP CHALLENGE
Mulailah acara pemecahan masalah dengan meminta kepada pihak-
pihak yang terlibat agar menyatakan bidang kesamaan mendapat
mereka lebih dulu, bukannya perbedaan mereka.
Membuat daftar alat pembayaran alternatif
Contoh Bagan Alat Pembayaran Alternatif Kebutuhan Saya : Membuat rekan kerja mengambil pemilikan lebih banyak atas keberhasilan usahanya. Kebutuan Orang Lain : Merasa sama-sama mendapat imbalan untuk upaya meningkatkan keberhasilan bisnis.
Melewatkan waktu untuk mempelajari pekerjaan Mengajukan lebih banyak pertanyaan tentang apa yang dilakukan departemen Mendengarkan untuk memahami pembicaraan tentang margin Menyerahkan laporan pengeluaran yang tepat waktu dan akurat Menyumbangkan gagasan yang menghemat biaya Mempelajari bagian lain pekerjaan…. Lintas latihan
Alat Pembayaran Saya : Melembagakan kelenturan waktu Beralih ke minggu kerja empat hari Memasukan peran serta karyawan ke dalam rencana bonus Menawarkan manfaat pilihan paket bonus Berbagi informasi tentang keuangan organisasi Menunjukkan rasa hormat lebih besar Kendaraan ulang-alik jarak jauh.
Membentuk kemitraan perencanaan dan pemecahan masalah
Organisasi dengan keterlibatan tinggi mempunyai “keunggulan
tertinggi.”
Melakukan pemeriksaan kerjasama
Berjalan lebih dulu
Membina kepercayaan adalah proses dimulai ketika satu pihak bersedia
mengambil resiko sebagai orang pertama yang membuka diri.
Memeriksa Interaksi
Unjuk kerja dan
keinginan meningkat
Lebih mampu
Sebagai hasil interaksi yang saya pilih, apakah saya merasa
lebih atau kurang mampu menyelesaikan banyak hal yang
17 |LEADERSHIP CHALLENGE
luar biasa ?
Kurang mampu Untuk kerja dan keinginan merosot
MENJADI TELADAN
Para pemimpin teladan yakin terhadap sesuatu, percaya terhadap
sesuatu, dan peduli terhadap sesuatu. Mereka menemukan suara
mereka dengan memahami nilai pribadi mereka secara jelas dan
mengekspresikan nilai tersebut dalam cara mereka sendiri yang unik
dan autentik. Para pemimpin juga tahu bahwa mereka tidak dapat
memaksakan pandangan mereka kepada orang lain. Sebaliknya,
mereka bekerja tanpa kenal lelah untuk mencapai konsensus dalam
prinsip-prinsip bersama.
Pembicaraan yang fasih tentang keyakinan patut dikagumi,
bagaimanapun, tidaklah cukup. Kata-kata dan tindakan seorang
pemimpin harus konsisten untuk menunjukkan adanya integritas. Para
pemimpin harus memberikan contoh melalui menyelaraskan tindakan
pribadi mereka dengan nilai-nilai bersama. Apabila pengikutnya
mengetahui bahwa pemimpin mereka memiliki keberanian tentang
pendirian mereka, mereka akan lebih bersedia untuk berkomitmen.
Orang pertama-tama mengikuti orang, kemudian rencananya.
2. REFLEKSI TENTANG MENJADI TELADAN
JOHN C MAXWELL
Anda sudah berkali-kali mendengarnya: “Tindakan berbicara lebih keras
ketimbang kata-kata.” Jika Anda diberi kesempatan untuk tumbuh
dalam sebuah lingkungan yang mendukung, beruntunglah Anda. Pada
kenyataannya, banyak pemimpin kristiani saat ini dibesarkan dalam
lingkungan yang tidak ideal. Rumah tangga berantakan, orangtua
berpisah, masyarakat yang rusak moralnya – semua keadaan ini
menjadi faktor yang membentuk seseorang menjadi manusia, entah
menjadi yang lebih baik atau yang lebih buruk. Meskipun memiliki masa
lalu yang kelam, Tuhan tetap memanggil para pria dan wanita ini untuk
melayani Dia dalam peran kepemimpinan. Bahkan, melalui pandangan
sekilas ke dalam Kitab Suci, akan terlihat bagaimana Tuhan
18 |LEADERSHIP CHALLENGE
secara khusus memanggil orang yang hancur dan lemah, dan
mengubah alur sejarah melalui mereka. Dia memberikan sebuah
petunjuk mengapa Dia menggunakan taktik yang tidak lazim ini.
Banyak dari kita merasa berada pada urutan teratas untuk dimasukkan
ke dalam katagori “lemah” menganggapnya sebagai kabar baik.
Sebagai orang lemah, kita memiliki posisi awal yang bagus dalam
mencari cara untuk memberi Teladan yang dapat diikuti oleh orang lain.
Tapi, bagaimana cara memberi Teladan ini? Terus terang, ini adalah
sebuah pemikiran yang menakutkan: orang lain akan mengawasi sitiap
gerak gerik saya dan mencontoh apa yang mereka lihat. Bagi sebagian
pemimpin, konsep ini menjadi sebuah perjalanan ego. Tapi,setiap
pemimpin religius yang di wawancarai untuk buku ini merasa malu demi
menyadari bahwa hidup mereka merupakan sebuah cermin, yang
merekflesikan ajaran yang diikuti oleh pengikut mereka.
Saya mengidentifikasikan lima prinsip yang dapat dianggap sebagai
petunjuk bagi Anda jika Anda berusaha menjadi teladan:
1. Perbaiki diri sendiri sebelum Anda memperbaiki orang lain
2. Perbaiki diri sendiri lebih banyak dibandingkan Anda memperbaiki
orang lain.
3. Lebih mudah mengajar apa yang benar dibandingkan melakukan apa
yang benar
4. Orang meniru apa yang mereka lihat
5. Teladan dari orang lain sangat besar pengaruhnya terhadap hidup
kita.
PERTAMA-TAMA PIMPINLAH DIRI ANDA SENDIRI
Dua prinsip yang pertama saling berhubungan, jadi saya akan
menjelaskan keduanya sekaligus.
Perbaiki diri sendiri sebelum Anda memperbaiki orang lain.
Perbaiki diri sendiri lebih banyak dibandingkan Anda
memperbaiki orang lain
Dari semua nilai yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang
baik, salah satu yang nilainya paling tinggi bagi saya adalah
melaksanakan Hukum Utama. Sebagai seorang pemimpin, orang
pertama yang harus saya pimpin adalah diri saya sendiri. Jika saya
tidak mau mengikuti diri saya sendiri, mengapa orang lain perlu repot-
repot mengikuti saya? Oleh karena itu, saya harus puas dengan cara
saya memimpin “diri sendiri” ini bukanlah motif yang egois; ini adalah
cara saya untuk bisa memastikan bahwa apa yang saya bagikan kepda
orang lain dan yang saya minta agar orang lain lakukan. Jika para
19 |LEADERSHIP CHALLENGE
pemimpin tidak melakukan perjalanan ke dalam diri mereka sendiri
untuk mengembangkan diri sebagai manusia, dua hal bisa terjadi: entah
mereka menjadi pemimpin yang dangkal atau mereka akan terlupakan
dalam waktu singkat.
Sebagai seorang pemimpin, Anda wajib memimpin diri sendiri sebelum
memimpin orang lain. Ini adalah hal yang sederhana tapi mengandung
kebenaran yang sangat dalam, dan sering kali kita harus belajar
mengenai hal ini melalui pengalaman sulit. Sebelum kita mencoba
meluruskan orang lain, kita harus meluruskan diri sendiri terlebih
dahulu. Seperti percakapan antara Charlie Brown dan Lucy di bawah
ini:
: Charlie Brown, kupikir aku ingin mengubah dunia.
Charlie Brown : Well, Lucy, itu hal yang mengagumkan. Siapa yang
pertama ingin kamu ubah?
: Kamu, Charlie Brown. Aku ingin mengubah kamu lebih dahulu.
Acap kali sebagai pemimpin, kita ingin mengubah orang lain. Tapi,
dalam hal memberi contoh, prinsip ini sangat penting: jangan mengubah
orang lain sebelum Anda mengubah diri sendiri. Kita suka berpikir
bahwa para pemimpin selalu melobi untuk suatu perubahan dan para
pengikut mereka akan mencoba bertahan dan menolak, tapi
sebenarnya para pemimpin juga tidak menyukai perubahan sama
seperti pengikutnya – kecuali itu memang ide mereka. Sesungguhnya,
para pemimpinlah yang lebih banyakmenolak perubahan dibandingkan
para pengikutnya (sekali lagi, kecuali itu adalah ide mereka). Mengapa
demikian? Karena ketika terjadi perubahan dalam organisasi,
pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh pemimpin departemen
adalah, “Apakah ini akan mempengaruhi wilayah kekuasaan dan orang-
orang saya?” setiap kali sebuah organisasi berhenti melakukan
perubahan, hal ini pasti karena ada seorang pemimpin yang merasa
keberatan. Para pengikut tidak pernah menghentikan perubahan suatu
organisasi: para pemimpinlah yang selalu melakukannya.
Seseorang pernah bertanya kepada saya, “Siapa orang pertama yang
harus saya pimpin?” Jawabannya sangat mudah. “Diri Anda sendiri,”
jawab saya. “Sesungguhnya, itu juga orang pertama yang ingin Anda
pimpin. Jika Anda tidak mau mengikuti diri Anda sendiri, mengapa
orang lain harus mengikuti Anda?”
Perubahan selalu berawal dari dalam. Jangan mencoba membangun
sesuatu yang besar di dunia luar jika Anda belum mencoba
membangun sesuatu yang besar di dalam. Sama halnya, jangan khwatir
20 |LEADERSHIP CHALLENGE
tentang kemana tujuan Anda sampai Anda tahu siapa diri Anda.
Pertama-tama selesaikan masalah di dalam diri Anda dahulu. Apabila
semua sudah berjalan dengan baik, barulah Anda bisa mulai bekerja di
luar diri Anda.
Sebagai seorang pemimpin, Anda adalah gambar dan contoh. Orang
bukannya menerima visi Anda; orang menerima diri Anda. Satu-satunya
cara agar mereka dapat menerima Anda bersama keyakinan dan
kredibilitas Anda adalah dengan menghidupinya terlebih dahulu.
NILAI ADALAH PEMANDU
Michael Joseph, direktur dari Dacor – perusahaan industri perkakas
dapur yang mahal – adalah salah satu pemimpin yang memutuskan
untuk memulai dari dirinya sendiri terlebih dahulu, dan hal ini telah
mengubah secara drastis cara perusahaannya berbisnis. Pada tahun
1997, Michael memutuskan untuk melakukan sesuatu secara radikal
dengan perusahaan yang di dirikan oleh orang tuanya tiga dekade
sebelumnya dan yang telah di pimpinnya selama lebih dari 25 tahun.
Sebagai perusahaan yang sukses, Dacor dikelola dengan standar etika
dan memiliki reputasi pekerjaan yang berkualitas. Tapi Michael ingin
agar Dacor dikenal untuk sesuatu yang lain.
Pada pertengahan tahun 1990-an , perjalanan spiritual pribadi Michael
sedang mencapai puncaknya, dan ia percaya bahwa ia membawa
keyakinannya ke tempat kerja. Michael, yang mengganggap “tulisan
merah dalam Kitab Suci” – kata-kata Tuhan – adalah pedoman kerjanya
dalam kepemimpinan yang relegius, ingin memasukkan semangat ini ke
dalam perusahaannya.
“kami telah memiliki lingkungan yang sangat menunjang di Dacor, tetapi
suatu hari saya melihat sekilas pada moto perusahaan kami,” katanya
seraya mengenang kembali. “Kemuliakan Tuhan dalam segala
perbuatan kita” adalah bagian dari moto itu. Tapi, ini sekadar salah satu
dari serangkaian yang sama pentingnya. “semakin saya memerhatikan
pertanyaan itu, semakin saya menyadari bahwa hanya ada satu pesan
yang benar-benar penting; Michael memutuskan untuk mengambil
resiko ditertawakan pihak industri – dan sedikit keryitan dari 600
karyawan – untuk mengubah kalimatnya menjadi: “Memuliakan Tuhan
dalam segala perbuatan kita dengan menghormati orang lain,
melakukan pekerjaan baik, membantu sesama, memaafkan orang lain,
mengucap syukur, dan merayakan kehidupan kita.”
21 |LEADERSHIP CHALLENGE
Untuk mempertegas moto baru perusahaannya, michael
memasukkanya ke dalam situs Dacor dan mencetak kartu nama serta
materi pemasaran baru untuk merefleksikan perubahan ini. Ketika ia
memperkenalkan pernyataan moto baru itu kepada karyawannya, yang
mewakili 26 bangsa yang berbeda dan semua agama besar, ia
mengatakan bahwa mereka semua diterima dengan baik di
perusahaannya. Kemudian ia menambahkan kalimat ini: “Moto ini
adalah sebuah tantangan bgi saya secara oribadiuntuk menjadi orang
yang lebih baik, dan saya percaya hal ini akan memanggil perusahaan
kepada tujuan yang lebih tinggi. Saya percaya bahwa apabila kita saling
menghargi membantu satu sama yang lain, kita dapat mengenali bakat
dan kemampuan yang ada di seluruh bagian organisasi. Apabila kita
saling memaafkan dan berterima kasih satu sama lain, dan juga kepada
Tuhan, kita membuka dan memperbaiki komunikasi. Ketika kita
memberikan produk yang inovatif dan berkualitas tinggi, kita melakukan
pekerjaan dengan baik. Dan, ketika perilaku bisnis kita dikendalikan
oleh nilai ini maka semua orang akan mendapatkan manfaatnya dan
kita memiliki banyak alasan untuk merayakan kehidupan kita.”
Apa yang terjadi setelah itu adalah terciptanya suasana yang “penuh
kehangatan dan sangat positif”, kenang Michael. Perusahaan, termasuk
dewan penasehat Dacor, mengampanyekan moto baru itu, mempererat
hubungan antar karyawan dalam cara-cara yang belum pernah ia
bayangkan sebelumnya. “setelah beberapa bulan pertama bertanya-
tanya, apa tujuan Michael dengan ini?, orang-orang mulai
meresponsnya dengan baik. Kami mempunyai 70 tenaga penjualan
yang mencantumkan kalimat tersebut pada kartu nama mereka. Mereka
berada di dunia nyata, di garis depan, membagikan kartu tersebut. Kami
bertanya-tanya bagaimana reaksi psar kelak. Pada awalnya kami
mendapat komentar yang meremehkan, tapi sekarang, beberapa tahun
kemudian, moto ini telah sangat berakar dalam perusahaan. Ketika
seorang pemimpin membuat langkah seperti ini, ia akan sangat terbantu
jika orang-orang di sekitarnya mendukung langkah tersebut.”
Sebagai seorang kristiani yang “ladang misinya” adalah perusahaan
manufaktur, Michael menganggap moto perusahaannya sebagai cara
untuk menebarkan benih spiritualnya. “Saya tahu saya harus
memanggil perusahaan untuk tujuan yang lebih tinggi,” katanya. “Di
satu pihak, kerja keras, bagaimana membuat pilihan yang baik, dan
menerima karyawan yang baik adalah hal-hal yang penting.tapi, ada hal
lain yang saya sebut sebagai campur tangan ilahi. Karena saya
22 |LEADERSHIP CHALLENGE
bukanlah seorang pendeta, cara saya untuk berterima kasih dan
menghormati kehadiran Tuhan di dalam hidup saya adalah melalui
kalimat ini. Saya tidak dapat tidak melakukannya.
Lebih mudah untuk mengajarkan apa yang benar dibanding
melakukan apa yang benar.
Mengatakan bahwa Anda percaya pada prinsip-prinsip kristiani adalah
satu hal; menjalaninya setiap hari adalah hal yang lain, entah Anda
memimpin dalam lingkungan bisnis, seperti Michael Joseph, atau dalam
sebuah pelayanan. Sebagai seorang pendeta muda yang memimpin
gereja pertama saya, ini adalah tantangan kepemimpinan saya yang
pertama. Saya masih bisa mengingat bangaimana di gereja pertama
saya mengajar jemaat ayat demi ayat selama beberapa bulan sampai
saya tiba pada ayat dalam Kitab Suci yang tidak saya hidupi.
Pertentangan dalam diri saya semakin intens. Saya mulai bertanya
kepada diri sendiri,”Apa yang aku lakukan dengan ayat Kitab Suci yang
aku ajarkan tapi tidak aku jalani atau lakukan dalam kehidupanku?
Bagaimana bisa aku meminta orang lain mengikuti ajaran tertentu jika
aku sendiri tidak menjalankannya?” Hal ini menjadi dilema yang cukup
besar bagi diri saya.
Sayangnya, saya mencoba melarikan diri dari dilema ini. Setelah
berkhotbah mengenai pesan tersebut, saya membuat suatu keputusan
yang sangat penting yang saya pegang sampai sekarang:jika saya tidak
menjalaninya, saya tidak akan mengajarkannya. Saya tidak akan
mencoba memberikan apa yang tidak saya miliki. Sebagai pemimpin,
kita mengajarkan apa yang kita ketahui, tapi kita mereproduksi siapa
kita. Wahyu ini sangat besar untuk saya.
Beberapa tahun yang lalu, saya mendapatkan sebuah buku yang
tertulis oleh Fred Smith yang berjudul Learingto Lead (yang tidak
dicetak lagi). Buku sederhana ini mengandung wawasan yang
mendalam tentang kepemimpinan. Saya sedang di pesawat dari San
Diego, dalam perjalanan menuju sebuah konferensi di mana saya jadi
pembicara. Ketika saya membaca salah satu babnya, kalimat
pertamanya langsung menarik perhatian saya: “Kepemimpinan…..
adalah mengenai siapa diri Anda dan apa yang Anda lakukan,” Dengan
kata lain, kepemimipinan bukan hanya sesuatu yang menjadi perilaku
Anda. Kepemimpinan harus muncul dalam tindakan. Saya berhenti
sampai di situ. Saya tidak membacanya lebih lanjut. Saya mengambil
pena dan membuat tiga kolom pada halaman kosong di
23 |LEADERSHIP CHALLENGE
sebelahnya.kolom pertama berisi tentang siapa diri saya., kolom tengah
berisi tentang apa yang saya lakukan, dankolom kanan berisi hasilnya.
Saya mulai melihat bahwa siapa diri saya haruslah sesuai dengan apa
yang saya lakukan. Saya tidak bisa menyatakan menjadi seseorang
yang perilakunya tidak merefleksikan apa yang saya nyatakan. Ketika
kebenaran dari kenyataan ini mulai tersingkap, saya sadar bahwa saya
harus menjadi contoh bagi orang lain. Salah satu kata yang saya tulis
adalah karakter, maka kolomnya tertulis sebagai berikut: “Jika saya
adalah seseorang yang memiliki karakter (kolom kiri), saya akan
melakukan apa yang benar (kolom tengah). Jika apa yang saya lakukan
ini benar, hasilnya adalah saya akan mempunyai kredibilitas (kolom
kanan).” Saya melakukan latihan ini dengan beberapa karakter
kepemimpinan lain yang berbeda. Apabila diri saya sesuai dengan apa
yang saya lakukan, saya sekaligus memiliki karakter dan kredibilitas.
Jika tidak sesuai, saya bukanlah pemimpin yang baik.
Jadi, ingatlah prinsip awal kita: lebih mudah untuk mengajarkan apa
yang benar ketimbang melakukan apa yang benar. Kepemimpinan yang
kuat mengemuka ketika hidup Anda sesuai dengan pesan yang Anda
sampaikan. Michael Joseph mengetahui hal ini dengan baik. “Kata-kata
sangat penting, tapi menjadi tidak penting jika Anda tidak bertindak
secara konsisten. Pastinya, tak seorang pun akan mempercayai Anda
dan mengikuti Anda. Tantangan bagi pemimpin kristiani adalah untuk
mengambil langkah pertama, apapun langkahnya. Pemimpin yang
efektif menyampaikan pesan mereka melalui perilaku dan tindakan
mereka, bukan dengan kata-kata saja. “jadi, Michael dan pemimpin
Dacor lainnya sebaiknya mempraktikkan apa yang mereka khotbahkan
selama masa jaya dan terutama pada masa sulit.
Mungkin pertunjukan yang paling mengejutkan perihal dukungan dari
kepemimpinan Dacor terhadap nilai muncul ketika krisis ekonomi pada
tahun 2002 terjadi. Seperti bisnis lainnya, Dacor mengalami hambatan
keuangan dan terpaksa harus mengurangi waktu lembur pada kuartal
ketiga. Bagi karyawan yang dibayar per jam, kehilangan jam tambahan
dan separuh gaji mempunyai pengaruh ekonomi yang berarti, dan
Michael sadar akan hal ini. Ia meresponnya dengan menaikan gaji
pokok karyawan pabrik sebesar 10%, langkah yang menambah biaya
perusahaan sebesar $1 juta per tahun. Meskipun resesi,penjualan
ternyata naik sebesar 22% pada tahun 2002, dan laba meningkat
sebesar 40% dari tahun sebelumnya. Hebatnya, dalam empat tahun
terakhir – tahun-tahun di mana moto baru perusahaan mulai diterapkan
24 |LEADERSHIP CHALLENGE
oleh Michael – penjualan tahunan Dacor naik berlipat ganda, dari $100
juta menjadi $200 juta.
“ada hal-hal kecil lain yang bisa kita lakukan, seperti mengirim kartu
ulang tahun dan duduk bersama setiap orang yang bekerja di
perusahaan, entah mereka karyawan biasa atau seorang eksekutif,”
kata Michael. “saya meluangkan waktu 15 atau 20 menit dengan setiap
orang yang bekerja di perusahaan. Itulah yang bisa saya lakukan untuk
mengatakan bahwa mereka dihargai. “para karyawan yang tidak sukses
diberikan apa yang oleh Michael disebut sebagai “pendaratan lembut”
untuk membantu mereka agar dapat bangkit kembali. Dacor juga
menyediakan sebuah botline untuk spikolog profesional bagi karyawan
yang sedang menghadapi masalah keluarga – suatu pengakuan bahwa
karyawan memiliki kehidupan lain di luar pekerjaan. “kami lebih dari
sekadar apa yang kami lakukan dalam bekerja untuk kelangsungan
hidup. Keadaan ini menunjukkan bahwa manajemen peduli dan sedang
mendengarkan,” perusahaan juga membagi 10% laba mereka kepada
karyawan, dan juga memberi kesempatan kepada karyawan untuk
memiliki perusahaan atau membeli saham perusahaan.
Orang melakukan apa yang mereka lihat.
Ini adalah salah satu motivator yang terhebat di dunia. Seumur hidup,
kita benar-benar memainkan peran “mengikuti sang pemimpin”, dan
penelitian di Stanford University menunjukkan bahwa 89% dari apa
yang kita pelajari bersifat visual, 10% pendengaran, dan 1% didapat
dari indra lainnya. Itulah sebabnya mengapa Rasul Paulus mengatakan
11 kali di dalam suratnya kepada gereja pada zaman dulu, “Ingatlah
bagaimana aku telah bertindak,” atau “Ingatlah apa yang telah aku
lakukan,” atau “Ingatlah apa yang kukatakan ketika aku bersama-sama
dengan kamu.” Ia berkali-kali merujuk pada perilakunya, yang pada
dasarnya hendak berkata kepada para pengikutnya, “Aku tahu bahwa
kamu tidak selalu bisa mengingat apa yang telah kukatakan, tapi kamu
selalu bisa mengingat apa yang telah aku lakukan.” Hal ini disebabkan
manusia pada dasarnya belajar secara visual. Ketika Anda sama saja
seperti melihat pada sebuah cermin karena mereka menjadi mirip
dengan Anda.
Dalam buku saya The 21 Irrefutable Laws of Leadership, saya
menyebut-nyebut hukum maknetisme, yang menyatakan bahwa kita
menarik orang yang mirip dengan kita, bukan orang yang kita inginkan.
Ini adalah perbedaan penting yang perlu diingat oleh para pemimpin:
25 |LEADERSHIP CHALLENGE
orang melakukan apa yang mereka lihat. Mereka mendengar pesan
Anda, tapi yang mereka ikuti adalah jejak langkah Anda.
Walt Griffin adalah seorang pemimpin yang berbicara dengan kakinya.
Ketika Walt mengambil alih pemimpin Lakeview Middle School di
Seminole County, florida, sekolah tersebut bukanlah jenis sekolah yang
diinginkan oleh para orang tua bagi anak-anak mereka. Dipenuhi oleh
masalah disiplin dan fasilitas yang buruk, status sosioekonomi sekolah
yang rendah hanya membuat reputasinya menjadi semakin buruk.
Sebagai akibatnya, sekolah itu tidak berhasil mendapatkan banyak
murid yang berasal dari lingkungan sekitarnya.
Tambahan lagi, seorang perwakilan dari Departemen Kehakiman AS
datang ke Simonale Country beberapa tahun sebelumnya untuk
memeriksa sekolah pemerintah sebagai bagiandari usaha
penggabungan sekolah. Pemerintah tidak terkejut dengan apa yang
mereka saksikan. Terdapat perbedaan besar antara Lakeview dengan
sekolah menengah di daerah lain, yang dianggap memiliki status
sosioekonomi yang lebih tinggi, populasi Afrika – Amerika yang lebih
rendah, sumberdaya yang lebih banyak, dan kesempatan yang lebih
baik. Maka, mereka mengambil tindakan. Untuk membantu agar
sekolah menjadi lebih baik, pemerintah memutuskan membuat
Lakeview menjadi sekolah magnet – istilah yang digunakanbagi sekolah
tertentu yang memfokuskan diri pada program pendidikan khusus,
seperti sain, metematika, atau seni liberal – sebagai upaya untuk
menarik perhatian murid yang dalam kondisi sebaliknya tidak akan
datang.
Dinyatakan sebagai “sebuah sekolah magnet untuk seni
panggung/komunikasi” dengan program persiapan pra – IB
(international baccalaureate), Lakeview membutuhkan seorang
pemimpin yang kuat untuk mengubahnya dan membuat program
magnet ini berhasil.sekolah baru yang diajukan tampak bagus di atas
kertas. Tapi, bagaimana mengubah gagasan diatas tersebut menjadi
kenyataan sehari-hari? Mungkinkah itu diwujutkan? Di situlah Walt
masuk.
Dewan sekolah memindahkan Walt, seorang wakil kepala sekolah
menengah lain, untuk menjadi wakil kepala sekolah Lakeview dan
mengkoordinasikan program magnet. Dikenal dengan etika kerjanya
yang tidak kenal lelah dan antusiasmenya yang tinggi, ia memahami visi
sekolah “baru” dan mulai bekerja untuk mewujudkannya.
26 |LEADERSHIP CHALLENGE
“itu adalah tugas besar dan pengalaman yang mengagumkan bagi
saya,” kata Walt, yang menekankan bahwa walaupun iman merupakan
bagian integral dari struktur nilainya, ia memilih untuk membiarkan
tindakannya yang berbicara – dan tindakannya memang berbicara
dengan lantang. “Sebagai pemimpin sekolah, setiap tindakan yang
Anda buat dan kata yang Anda ucapkan didengarkan oleh banyak
orang, terutama anak-anak,” katanya. “Kepercayaan, integritas, dan
kejujuran adalah hal-hal penting yang bisa dicontoh oleh anak-anak.
Hal-hal ini bukanlah nilai yang bisa Anda ajarkan lewat buku. Anak-anak
belajar dengan melihat tindakan.”
“saya membagi moto pribadi saya dengan para staf, tapi Anda tidak
bisa hanya mengatakan saja, Anda harus melakukannya,” kata Walt,
yang mendorong terciptanya lingkungan yang peduli pada “orang
secara keseluruhan” di Mellenium (perubahan nama yang
mencerminkan transformasi di sekolah magnet ini). “mereka tahu jika
ada masalah yang bisa saya bantu, saya pasti membantu. Beberapa
pengajar kami harus berhadapan dengan masalah, seperti perceraian,
kematian, kanker, ataupun orangtua yang di masukkan ke panti jompo.
Kami memiliki mekanisme dukungan yang sangat kuat di sekolah. Kami
bukan hanya berkata bahwa kami akan selalu membantu mereka, tapi
ada orang yang benar-benar akan datang berkujung ke rumah mereka
setiap malam dan mencari tahu apa yang mereka butuhkan. Para
pengajar tersebut sangat baik dalam menangani anak-anak karena
mereka di sini mereka merasa aman dan terdukung.”
Walt melangkah lebih jauh dengan moto pribadinya, yaitu melalui murid
miskin yang dibantu oleh sekolahnya setiap tahun. “Saya memilih lima
murid yang paling membutuhkan bantuan di sekolah dan meminta
mereka untuk membantu saya dengan cara tertentu. Kamimemberikan
makanan kepada yang membutuhkan dan pakaian kepada yang miskin.
Ini adalah anak-anak yang rentan, yang menimbulkan masalah. Kami
memberikan semua yang mereka butuhkan, dari pakaian sampai
memastikan bahwa mereka mendapatkan sarapan setiap pagi di
sekolah. Anak-anak lain melihat saya selalu bersama anak-anak ini. Ini
adalah proses selama tiga tahun. Kami memulai dari kelas enam, dan
saat mereka telah masuk SMU mereka telah memiliki semua kebutuhan
yang di perlukan untuk bisa berhasil di sekolah.”
Perubahan SMP Lakeview menjadi SMP Millenium merupakan sebuah
kesuksesan yang menganggumkan. Dari 1.760 murid pada tahun 2002-
2003, 280 murid tinggal di luar daerah tapi mendaftar ke san . pada
27 |LEADERSHIP CHALLENGE
tahun yang sama, sekolah ini telah memenuhi kuota jumlah murid
sekolah luar daerah, dengan lebih dari 200 anak masuk dalam daftar
tunggu.
Teladan dari orang lain berpengaruh besar dalam kehidupan kita.
Seperti apa diri kita saat ini sebagian besar adalah hasil dari masukan
kita terima selama bertahun-tahun. Jim Kouzes dan Barry Posner
menyarankan agar para pemimpin “mendengarkan ahlinya”. Mereka
mengamati bahwa, “Eksplorasi internal dalam diri kita untuk
menemukan sura kita sering kali tertentu dengan mendengarkan secara
cermat pemimpin yang paling kita hormati. Pemimpin yang kita kagumi
secara pribadi adalah sumber informasi yang kaya tentang nilai dan
keyakinan kita sendiri. Kita memilih mereka karena suatu alasan, oleh
karena itu memikirkan mereka secara lebih cermat dapat sangat
bermanfaat.”
Siapa yang paling berpengaruh dalam hidup Anda? Nama yang berada
paling atas dalam daftar saya – adalah Bill Brigh, pendiri Campus
Crusade for Christ. Dua tahun yang lalu, saya menulis surat kepadanya
untuk menyatakan rasa terima kasih saya atas teladan yang telah ia
berikan. Di samping ayah saya, Bill adalah orang yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan spiritual saya, dan ketika saya
membayangkan seorang pemimpin religius, saya membayangkan
kedua orang tersebut.
Bill telah mengajarkan kepada saya tentang iman kepada Tuhan. Suatu
saat, ketika kami sedang berdua di San Diego, saya bertanya
bagaimana ia bisa menjadi seorang yang beriman teguh. Saya tidak
pernah melupakan jawabannya: “jonh saya mempelajari atribut Tuhan,
dan hal itu membentuk dan membangun iman kita.” Sejak saat itu, saya
mengikuti praktiknya dalam membangun imannya dengan mempelajari
atribut Tuhan.
Bill juga menjadi teladan saya tentang bagaimana mencari kerajaan
Allah terlebih dahulu, baru kemudian membiarkan hal-hal lain mengikuti.
Belum pernah saya melihat orang menjalani hidupnya sebaik Bill.
Ekspresi kepemimpinan, yaitu “Anda harus menyerah untuk naik”
adalah sebuah kesaksian atas pelayanannya. Semanagtnya dalam
mencari jiwa dan komitmennya untuk memenuhi Amanat Agung telah
merasuki hati saya. Ia adalah pemimpin dari para pemimpin, dan saya
percaya bahwa ada ribuan orang akan meneruskan visinya. Sebagai
hasilnya, jutaan orang akan percaya kepada Kristus. Sumbangan
28 |LEADERSHIP CHALLENGE
terbesarnya bagi gereja adalah para pemimpin yang telah ia inspirasi
dan yang melanjutkan panggilan hidupnya.
Tapi, mungkin masukan terbesar yang ia berikan bagi hidup saya
adalah ketertarikannya secara pribadi kepada saya. Karena kasih dan
teladannya, saya berusaha menumbuhkan iman, visi, dan kasih saya
kepada Tuhan; saya berusaha mencari kerajaanNya terlebih dahulu dan
melahirkan generasi baru pemimpin Kristiani; saya berupaya keras
menyebarkan nilai-nilai dan prioritas ini kepada para pri dan wanita di
kelompok kepemimpinan INJOY. Bill memberi teladan dengan hidupnya
sendiri, memberi saya suatu standar untuk saya ikuti.
Apabila Anda sedang berusaha menjadi teladan bagi orang lain,
ingatlah bahwa hidup anda adalah sebuah inspirasi, bukan hanya bagi
orang yang Anda pimpin tapi juga bagi dunia yang mengamatinya. Kita
hidup pada hari di mana perusahaan yang rakus dan kepemimpinan
yang korup menjadi berita utama. Penyalahgunaan kepemimpinan
spiritual telah membuat banyak orang merasa tawar terhadap klaim Injil.
Saya tidak bisa membayangkan waktu lain dalam sejarah di mana kita
lebih membutuhkan standar yang benar – dan pembawa standar –
untuk mengarahkan jalan.
Pertanyaan untuk refleksi
1. Siapakah contoh kepemimpinan saya? Mengapa saya
menganggapnya sebagai teladan.
2. Apakah saya sudah mengarti tentang nilai yang memandu kehidupan
dan kepemimpinan saya?
3. Ada berapa banyak kesepakatan mengenai nilai di dalam kelompok
yang saya pimpin?
4. Sudah sesuaikah cara saya untuk menghabiskan waktu setiap
minggunya dengan nilai yang saya anggap paling penting.
5. Seberapa sering saya berbicara tentang niali saya dengan orang
lain? Seberapa efektif cara saya menuturkan kisah untuk mengajar
tentang pelejaran yang penting.
29 |LEADERSHIP CHALLENGE
Tes kepemimpinan teladan.
1. Kepemimpinan teladan disebutkan sebagai kunci sukses mengenai
hal-hal berikut ini…
a. Bertindak, berdasar, dan berilmu.
b. Bernilai, berprinsip, dan berdasar
c. Memulai, memproses, dan mengakhiri
d. Menjalankan, menilai, dan mengawasi
2. Pemimpin dalam Manajemen Mutu Terpadu berorientasi pada
pelanggan artinya adalah...
a. Pelayanan diberikan pada para pelanggan secara terpadu
b. Peningkatan mutu berkelanjutan untuk kepuasan pelanggan
c. Jaminan mutu agar para pelanggan percaya dan puas
d. Proses pelayanan hanya melihat pada kebutuhan pelanggan
3. Pemimpin teladan adalah pemimpin yang...
a. Mendasarkan perencanaan yang matang
b. Merencanaan yang harus dilaksanakan
c. Mencatat semua proses sebagai fakta
d. Menunjukkan tindakan yang dipercaya
4. Pemimpin yang teladan adalah pemimpin yang ...
a. Sebagai sumber-sumber etos, pathos, dan logos
b. Sebagai pelaku planner, visioner, dan missioner
c. Melakukan penilaian, pengawasan, dan pembinaan
d. mendahulukan pencapaian tujuan program
5. Kekuatan pemimpin yang teladan harus mendasarkan pada...
a. Kekuatan fisik, intelektual, emosi, dan spiritual
b. Kekuatan pikir, naluri, insani, dan hati nurani
c. Visioner, emosional, disiplin, dan kebijaksanaan
d. Kebijaksanaan, kedisiplinan, naluriah, dan intelek
6. Tanda seorang pemimpin teladan adalah...
a. Perencanaan yang matang untuk dilaksanakan
b. Tindakan yang dipercaya semua orang
c. Konsistensi pemikiran dari setiap saat
d. Kekuatan intelektualitas yang tinggi
30 |LEADERSHIP CHALLENGE
7. pemimpin yang mempunyai kecerdasan intelek yang tinggi adalah...
a. ditunjukkannya perencanaan yang matang dan menantang
b. tindakan yang berbasis pada fakta dan kebijaksanaan
c. perilaku kerja yang mendasarkan pada kinerja yang jelas
d. pengawasan yang pembinaan yang terencana dan faktual
8. kepemimpinan yang mendasarkan pada kebijaksanaan dan
kemuliaan adalah
a. pemimpin yang cerdas spiritual
b. pemimpin yang mempunyai emosi yang cerdas
c. kecerdasan intelektual yang terkendali
d. keluwesan kerja yang menuju pada kinerja
9. Penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal atau global
adalah upaya memberikan kesempatan bagi penyelenggara pendidikan
adalah dalam rangka untuk...
a. Menampung adaya perkembangan tuntutan masyarakat
b. Memberikan tantangan masyarakat untuk berkembang
c. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pembelajaran
d. Mengejar kemajuan ilmu, teknologi, dan seni
10. Integritas seorang pemimpin diperlukan paling utama pada saat dia
sebagai...
a. Guru dari pengikutnya
b. Pemberi semangat pengikutnya
c. Penunjuk jalan pengikutnya
d. Penentu arah organisasi
11. Kepemimpinan teladan harus berani bertindak...
a. Melawan proses
b. Mengikuti proses
c. Mengubah proses
d. Menentang proses
12. memberdayakan orang dalam kepemimpinan teladan adalah
a. memberikan kepercayaan dan penugasan lebih tinggi pada staf
b. membimbing dan memberikan contoh untuk dapat berbuat lebih
c. memberikan inspirasi, sosialisasi visi, dan pelatihan para staf
d. dedikasi pada tujuan, budaya kerja, dan sistem nilai
31 |LEADERSHIP CHALLENGE
13. membangkitkan semangat dalam kepemimpinan teladan adalah...
a. mendidik dan melatih staf untuk lebih mampu bekerja
b. membina dan memberdayakan staf untuk mampu bekerja
c. memberikan sugesti pada taf agar mau bekerja lebih baik
d. mengelola dan pengendalian tugas secara menyeluruh
14. menemukan suara hati dalam kepemimpinan teladan adalah...
a. membangun integritas pribadi
b. memahami tugas secara mendalam
c. meningkatkan kemampuan kerja
d. Penentuan kompetensi pribadi
15. Proses pembakuan pendidikan sebagai pelaksanaan MMT di bidang
pendidikan menyangkut hal-hal berikut...
a. Dana, sarana, penilaian, kurikulum, dan masyarakat
b. Dunia bisnis, sistem penilaian, kompetensi lulusan
c. Kurikulum, dana, kompetensi lulusan, dan tenaga keperndidikan
d. Tenaga pendidikan, masayarakat, dunia bisnis, dan pengelolaan
Daftar Pustaka :
James M. Kouzes; Barry Z. Posner (1999), The Leadership Challenge
Terjemahan : Anton Adiwiyoto. Batam: Interaksara.
http://wignyoadiwibowo.blogspot.com/2013/03/konsep-dan-praktik-pemimpin-
yang.html
32 |LEADERSHIP CHALLENGE
Resensi Buku 5
Teladan Kepemimpinan 5 Teladan Kepemimpinan,David Mc Allister-Willson, James M. Kouzes & Barry Z
Posner, John C Maxwell, Ken Blanchard, Nancy Ortberg,Patrick Lencioni.
Judul Buku : 5 Teladan Kepemimpinan
Editor : James M. Kouzes & Barry Z Posner
Jenis Buku : Bisnis, Manajemen & Keuangan » Manajemen
& Leadership
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (BIP)
Edisi : Soft Cover
ISBN : 979-694-907-5
Tanggal Penerbitan : 2006
Pengalih Bahasa : Reslian Pardede
Penyunting : Kartika Simatupang
Bahasa : Indonesia
Halaman : xii + 221
33 |LEADERSHIP CHALLENGE
Ukuran :140x210x0mm
Sinopsis Buku:
Bab 1 James dan Barry membahas pentingnya mempelajari
kepemimpinan secara serius. Kepemimpinan bukanlah hak khusus
segelintir orang tertentu, satu jend er tertentu saja, atau satu ras atau
agama, suku dan budaya tertentu saja. Kepemimpinan bukan hanya
berbicara tentang cakupan kekuasaan, tetapi juga kemampuan
pemimpin untuk memberikan keteladanan bagi orang-orang di
sekitarnya.
Baik hidup dalam konteks sekular maupun religius, warisan
kepemimpinan yang ditinggalkan adalah kehidupan dari sang
pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu keterampilan
yang bisa dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Inilah pelajaran
terpenting yang diperoleh James M. Kouzes dan Barry Posner dalam
penelitian mereka selama lebih dari 20 tahun.
Buku ini mengungkapkan 5 Teladan Kepemimpinan, yaitu Menjadi
Contoh, Menginspirasi Suatu Visi Bersama, Menantang Proses,
Memampukan Orang Lain untuk Bertindak, dan Membangkitkan
Semangat. Pembahasan dalam buku ini menawarkan panduan
praktis dan berbagai contoh untuk mengilhami tentang bagaimana
para pemimpin Kristen dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat di
tempat kerja, komunitas, dan jemaat, dengan membawa iman ke
dalam kepemimpinan mereka.
James dan Barry mengemukakan iman yang nyata ini merupakan
bentuk konversi nilai-nilai Alkitabiah dalam setiap tindakan nyata.
Untuk memperjelas hubungan tersebut, James dan Barry
mengumpulkan lima pemimpin yang mencerminkan lima praktek
dari sudut pandang kekristenan. John C Maxwell, David Mc Allister-
Willson, Patrick Lencioni, Nancy Ortberg, dan Ken Blanchard
berbagi wawasan dan kisah yang dipetik dari pengalaman pribadi
dan kehidupan para pemimpin Kristen lain yang telah mencapai hal-
hal yang luar biasa di dalam Gereja, komunitas, ruang kelas, dan
perusahaan.
34 |LEADERSHIP CHALLENGE
Bab 2 James dan Barry mengungkapkan bagaimana seorang
pemimpin teladan dapat tetap berdiri dengan kokoh menantang
angin resistansi yang hendak menggoncangnya. pemimpin harus
menemukan nilai-nilai yang penting baginya, dan motivasi yang
mendorongnya untuk bertindak. Kejelasan nilai-nilai ini
memberikan kompas moral untuk mengarahkannya setiap hari. Di
sini James dan Barry mengangkat kisah kepemimpinan dari Pendeta
Ken Horne.
Ken Horne berkata “Seharusnya tidak ada orang yang kelaparan di
Amerika Serikat.” Ia melihat pentingnya menolong orang miskin
yang kelaparan. James dan Barry mencatat bahwa penemuan nilai ini
mendorong Pendeta Ray Buchanan seorang rekan Ken Horne untuk
mewujudkan nilai ini dalam satu tindakan nyata. Kemudian
keduanya mendirikan Society of St. Andrews pada tahun 1979.
Mereka menyadari tidak dipanggil secara khusus untuk berkhotbah,
melainkan untuk melayani orang miskin. Pelayanan ini berhasil
menekan angka kelaparan di Amerika Serikat.
Ternyata pemimpin tidak cukup menemukan nilai-nilai yang
dianutnya, ia juga harus menemukan “apa yang diyakini oleh
komunitasnya.” Pemimpin tidak dapat memaksakan nilai-nilainya
untuk diterima oleh orang yang ada dipimpinannya. Ini penting
untuk membangun hubungan kerja yang orisinal dan produktif.
Di sisi lain, James dan Barry menyoroti pentingnya seorang
pemimpin memiliki kemampuan melihat keberhasilan yang lebih
baik untuk masa depan atau yang disebut “visi.” Visi sang pemimpin
teladan harusnya menarik perhatian banyak orang untuk terlibat di
dalamnya. Dengan kata lain pemimpin teladan tidak menarik segala
sesuatu kepada dirinya, tetapi ia memberdayakan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama.
Kalau Anda melangkah untuk membaca buku ini lebih jauh lagi,
khususnya di halaman 47-53 Anda akan menemukan bagaimana
hubungan antara keberhasilan untuk mencapai tujuan bersama
dengan kecakapan pemimpin menjadi pendengar yang baik, dan
kecakapannya untuk memberikan penghargaan atas setiap orang
yang telah mendukungnya.
Bab 3 John C. Maxwell menuliskan bagaimana seorang pemimpin
rohani harus terlebih dahulu menerapkan kebenaran rohani dalam
praktik hidupnya. Pemimpin tidak dapat mengharapkan orang lain
35 |LEADERSHIP CHALLENGE
berubah sementara ia sendiri tidak berubah. Ini penting karena
progresivitas komunitas yang dipimpinnya bergantung kepadanya,
dan keefektivannya menyampaikan pesan kepada orang-orang
ditentukan oleh perilaku dan tindakannya.
Bab 4 David Mc Allister & Wilson mengungkapkan rahasia
bagaimana seorang pemimpin dapat mewujudkan visinya dan
bagaimana membuatnya dapat bertahan lama serta berkembang. Visi
akan tinggal menjadi satu statemen jika pemimpin tidak melibatkan
para pengikutnya untuk ikut terlibat. Sekali lagi David dan Wilson
membenarkan tentang pentingnya seorang pemimpin memiliki
pemahaman yang mendalam tentang iman kristiani. Dengan
demikian ia akan siap berkorban demi mewujudkan visinya.
Bab 5 Ken Blanchard membahas perihal bagaimana menjadi
pemimpin teladan yang membangkitkan semangat para pengikutnya.
Ini merupakan langkah penting lainnya untuk dapat mewujudkan
visi pemimpin menjadi satu kenyataan. Untuk itu Ken menuliskan
satu refleksi kepemimpinan dari tokoh Yesus. Di sini Ken
mengungkapkan rahasia kepemimpinan Yesus sehingga berhasil
mendorong pengikut-Nya untuk tetap bersemangat.
Bab 6 Nancy Ortberg menuliskan pengalamannya melayani di Gereja
Komunitas Willow Creek. Ia menangani pelayanan untuk generasi
dengan usia18 sampai dengan 20-an tahun. Pelayanan itu diberi
nama Axis. Yang menarik adalah pelayanan ini memiliki tantangan
tersendiri, khususnya pada bulan Agustus. Biasanya kehadiran pada
bulan ini sangat rendah karena semua orang sedang di luar kota.
Namun dapat diubah menjadi bulan dengan tingkat kehadiran
terbaik. Menarik bukan? Mengapa? Sekilas karena proyek ini
dikerjakan secara tim. Padahal anggota tim pelayanan ini berasal
dari berbagai multidisiplin. Bagaimana ini dapat berjalan? Pemimpin
membuat setiap anggota timnya memiliki rasa percaya diri untuk
bertindak.
Bab 7 Ken Blanchard menuliskan refleksi tentang membangkitkan
semangat. Dalam persfektif Kristiani, Ken mengarahkan para
pembacanya untuk melihat kepada tokoh Yesus. Mengapa?
Jawabannya jelas karena Yesus adalah tokoh pemimpin yang
36 |LEADERSHIP CHALLENGE
melayani. Dia memimpin bukan untuk kepentingan-Nya, melainkan
untuk melayani kepentingan orang lain. Yesus memimpin agar orang
lain berhasil menjalani hidupnya sesuai dengan visi yang Tuhan
taruh dalam dirinya. Untuk itu berjuang untuk menghadapi setiap
tantangan dengan tetap bersandar pada TUHAN. Dalam rangka
menghadapi tantangan ini, Ken menuliskan 5 tips bagaimana
menjadi pemimpin seperti Yesus yang membangkitkan semangat.
Bab 8 merupakan bab terakhir dari buku 5 Teladan Kepemimpinan
yang ditulis oleh James M. Kouzes dan Barry Z. Pasner. James dan
Barry mengemukakan Kepemimpinan adalah suatu hubungan antara
mereka yang terpangginl untuk memimpin dan mereka yang memilih
untuk mengikutinya. Artinya bahwa pemimpin tidak dapat memaksa
orang-orang untuk mengikutinya, tetapi orang-oranglah yang
memilih dengan suka rela mengikutinya. Untuk itu James dan Barry
mengemukakan 5 pesan penting bagaimana seorang pemimpin dapat
membangun hubungan yang baik dengan orang-orang sehingga
kepemimpinannya menjadi dinamis.
Kesimpulan:
1. Kepemimpinan adalah tanggung jawab setiap orang. Dalam
konteks kepemimpinan Kristen, Kepemimpinan itu haruslah
dibangun di atas dasar yang benar, yaitu firman Tuhan.
2. Kepemimpinan Teladan adalah kepemimpinan yang
dilaksanakan dengan maksud untuk membuat orang lain
menjadi pemimpin yang handal dan berkarakter seperti Kristus.
3. Buku ini sangat baik dibaca oleh setiap orang Kristen, khususnya
para Gembala Sidang, Dosen Teologia, Mahasiswa dan
Mahasiswi Teologia, juga Para Pelayan Tuhan.
https://talk2theworld.wordpress.com/2012/09/03/resensi-
buku-5-teladan-kepemimpinan/
37 |LEADERSHIP CHALLENGE
Analisis Lima Praktik Kepemimpinan Teladan
Analisis yang lebih dalam mengungkapkan bahwa keterpurukan
perusahaan biasanya disebabkan sesuatu yang luput dari
perhatian,seperti halnya semangat pegawai yang rendah, system
keuangan yang sudah usang, dan tingkat loyalitas pelanggan yang
rendah.Ukuran keberhasilan kinerja perusahaan dititiberatkan pada
efisiensi dan biaya overhead,sedangkan kepuasan pelanggan
kurang mendapatkan perhatian.Oleh karenanya perlu dilakukan
serangkaian kegiatan yang bertujuan agar bisa menjadi sebuah
perusahaan dimana setiap orang diperlakukan dengan penuh rasa
hormat,merasa dilibatkan dan dihargai,serta bertanggung jawab atas
tindakan mereka tanpa harus takut disalahkan.
Adapun salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan
mengadakan diskusi dengan pelanggannya yang kemudian direkam
dengan video dan memutarnya dihadapan pegawainya,sehingga
para pegawai tahu bahwa banyak para pelanggan yang merasa
kurang puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan. Setelah
melihat video tersebut perusahaan membentuk kelompok-kelompok
untuk mendiskusikan perubahan apa yang akan dilakukan
selanjutnya.Semua manajer selalu meyediakan waktu untuk
menyatakan terima kasih secara pribadi pada karyawannya dalam
setiap kesempatan,selain berterima kasih para manajer juga
memberikan penghargaan bagi para karyawan yang telah
berkontribusi dengan memberikakan “pelayan ekstra(extra mile)”
pada saat melayani pelanggan,bentuk penghargaan tersebut dapat
berupa kenaikan gaji atau kenaikan pangkat.
Selain itu kita dapat memotivasi para karyawan dengan
memberikan pengakuan atas pekerjaan yang telah diselesaiakan
dengan baik dan memberi mereka kepercayaan diri agar
mereka dapat melakukannya dengan lebih baik lagi, karena
beranggapan bahwa bila dia seorang diri dia tidak dapat
menyelesaikan tugas itu sendiri tanpa bantuan orang lain.
KEPEMIMPINAN UNTUK MASA KINI DAN MASA DEPAN
Kepemimpinan tidak mengenal ikatan rasis atau
agama,batasan etnis atau kultur.Terkadang peluang kepemimpinan
38 |LEADERSHIP CHALLENGE
langsung menantang anda seperti ia mengetuk pintu anda
mengundang anda untuk berpartisipasi.Ketika hal itu terjadi,anda
harus siap meraih peluang tersebut. Yang berkembang kini adalah
system pendukung yang jauh lebih ramping tetapi lebih
kompak,salah satu bagian dari proses penciptaan system yang
terpercaya adalah mencoba mengenal orang yang bekerja
bersamanya. Secara perlahan namun pasti suasana studio mulai
berubah dimana terjadi perombakan total hingga mendekor ulang
ruangan agar dapat menimbulkan semangat kreatifitas bagi setiap
orang yang bekerja didalamnya.
Untuk mengajari orang bagaimana cara bekerja dalam system
yang baru yang terpercaya ini, team building ,aktivitas keluar kota,
dan bentuk pelatihan lain banyak dilakukan. Banyak waktu, energy
dan sumberdaya yang dihabiskan untuk mengembangkan
kepemimpinan dalam organisasi,sesuatu yang membuat manajer
mendedikasikan dirinya secara pribadi.
MEMPERKENALKAN KELIMA PRAKTIK
Dari pengalaman para ahli kita dapat belajar mengenai
apa yang dibutuhkan untuk memobilisasi orang lain dengan kekuatan
dari kehendak bebas mereka sendiri walaupun butuh kerja keras dan
ada resiko potensial untuk berkeinginan mencapai kepuncak
kesuksesan. Ketika diteliti lebih jauh tentang proses dinamis dari
kepemimpinan,melalui analisis kasus dan kuisioner
penelitian,ditemukan lima praktek serupa dari pengalaman pribadi
terbaik.Pada saat melakukan hal-hal yang luar biasa dalam
organisasi,pemimpin menggunakan Lima Praktik Kepemimpinan
Teladan sebagai berikut:
Mencontohkan Caranya
Menginspirasi Visi Bersama
Menantang Proses
Memungkinkan Orang Lain Bertindak
Menyemangati Jiwa
Kelima praktik ada untuk siapa saja,di setiap organisasi atau situasi
apapun,yang berani menerima tantangan kepemimpinan.
MENCONTOHKAN CARANYA
Pemimpin teladan tahu bahwa jika mereka tetap memegang
teguh komitmen standar tertinggi, mereka harus menjadi perilaku
39 |LEADERSHIP CHALLENGE
yang mereka harapkan dari orang lain. Agar dapat mencohtohkan
perilaku yang mereka harapkan dari orang lain secara efektif,
pertama-tama mereka harus mengerti dengan jelas mengenai
prinsip-prinsip yang memandu mereka. Para pemimpin harus
menemukan jati diri mereka sendiri. Para pemimpin seharusnya
memegang teguh kepercayan mereka, karenanya mereka harus
memiliki keyakinan yang dapat diperjuangkan.
Namun demikian, pidato-pidato mengesankan tentang nilai-
nilai umum tidaklah cukup. Perbuatan para pemimpin jauh lebih
penting daripada kata-kata mereka untuk menentukan seberapa
seriusnya mereka tentang apa yang mereka katakan. Kata-kata dan
perbuatan harus konsisten, pemimpin teladan selalu berjalan di
muka. Mereka berjalan terlebih dulu dan memberikan contoh. Melalui
tindakan sehari-hari yang menunjukkan besarnya komitmen mereka
trerhadap apa yang mereka yakini.
Pemimpin mempunyai rencana operasional dan strategik.
Namun contoh-contoh yang mereka berikan bukanlah mengenai
desain yang sangat rumit. Melainkan mengenai pentingnya
mencurahkan waktu dengan seseorang, bekerja bahu membahu
dengan para kolega, menceritakan kisah yang dapat melihat nilai-
nilai yang terlihat nyata, menjadi amat yakin selama masa
ketidakpastian dan memberikan pertanyaan yang membuat orang
berpikir tentang nilai-nilai dan prioritas. Mencontohkan caranya pada
dasarnya berbicara tentang mendapatkan hak dan penghargaan
untuk memimpin melalui keterlibatan pribadi dan tindakan secara
langsung. Orang terklebih dulu akan mengikuti perilaku seseorang ,
baru kemudian rencananya.
MENGINSPIRASI VISI BERSAMA
Setiap organisasi, setiap gerakan sosial, dimualai dari
sebuah mimpi. Mimpi atau visi adalah kekuatan yang dapat
menciptakan masa depan. Para pemimpin menginspirasi visi
bersama. Mereka dapat melihat melampaui batasan waktu,
membayangkan peluang menarik yang masih tersimpan ketika
mereka dan para pengikutnya berada dalam jarak yang jauh di
belakang. Pemimpin memiliki keinginan untuk membuat membuat
sesuatu terjadi, untuk mengubah cara-cara lama, untuk menciptakan
sesuatu yang belum pernah diciptakan oleh seorang pun. Dengan
kata lain pemimpin menjalani kehidupan mereka secara mundur.
40 |LEADERSHIP CHALLENGE
Mereka melihat gambaran dalam benak mereka mengenai hasil-hasil
yang akan terwujud, bahkan sebelum mereka memulai proyek
mereka, seperti seseorang arsitek menggambar cetak biru atau
seorang insinyur membangun sebuah model contoh. Imajinasi
mereka yang jelas tentang masa depan mendorong mereka maju.
Namun visi yang hanya dilihat oleh pemimpin tidak cukup untuk
menciptakan gerakan terorisme atau perubahan signifikan dalam
perusahaan. Seseorang tanpa pengikut bukanlah seorang pemimpin,
dan orang tidak akan mengikutinya sebelum mereka menerima baik
sebuah visi layaknya visi mereka sendiri. Pemimin tidak dapat
memerintahkan komitmen, meeka hanya dapat
menginspirasikannya.
Untuk membuat seseorang menerima sebuah visi, pemimpin
harus mengenali para pengikutnya dan berbicara dalam bahasa
mereka. Orang harus percaya bahwa pemimpin mengerti kebutuhan
mereka dan memperhatikan keinginan mereka. Kepemimpinan
merupakan dialog., bukan monolog. Untuk mengumpulkan
dukungan, para pemimpin harus memiliki pengetahuan yang lengkap
mengenai mimpi., harapan, aspirasi, visi, dan nilai orang-orang.
Pemimpin meniupkan harapan ke dalam harapan dan mimpi
orang dan memungkinkan mereka untuk melihat kemungkinan
menggairahkan yang ada di masa depan. Pemimpin membentuk
kesatuan tujuan dan menunjukkan pada pengikutnya betapa mimpi
adalah untuk kebaikan bersama. Para pemimpin menyalakan api
semangat daklam diri orang dengan mengekpresikan antusiasme
pada visi kelompok yang menakjubkan. Pemimpin
mengkomunikasikan kegairahan mereka melalui bahasa yang jelas
dan gaya yang ekspresif.
MENANTANG PROSES
Setiap kasus kepemimpinan pribadi terbaik melibatkan
tantangan. Tantangannya dapat berupa produk baru yang inovatif,
pelayanan yang sama sekali baru, peraturan yang baru., kampanye
yang segar untuk membuat para remaja mau berpartisipasi dalam
program lingkungan., perubahan revolusioner dalam program militer
birokratis , maupun membangun pabrik atau bisnis baru. Adapun
tantangannya, semua kasus melibatkan perubahan dari status quo.
Tidak seorang pun yang mengklaim setelah mencapai hasil terbaik
41 |LEADERSHIP CHALLENGE
dengan membiarkan keadaan tetap sama seperti adanya. Semua
pemimpin menantang setiap proses.
Pemimpin adalah pionir – orang yang bersedia melangkah ke
dalam situasiyabng tidak diketahui. Mereka melakukan peluang
untuk melakukan inovasi, tumbuh, dan melakukan perbaikan. Namun
pemimpin bukan lah satu-satunya pencipta atau penyusun produk,
layanan, atau proses baru. Bahkan pada kenyataannnya, mereka
bukanlah orang semacam itu: inovasi datang lebih banyak dari
kemauan untuk mendengar bukannya berbicara, inovasi produk dan
jasa cenderung datang dari pelanggan, klien, pemasok, orang
laboratorium, orang di garda depan perusahaan: sedangkan proses
inovasi, berasal dari orang-orang yang melakukan
pekerjaan. Kadang kala kejadian eksternal yang dramatis mengubah
organisasi ke dalam kondisi baru yang radikal.
Kontribusi utama pemimpin adalah dalam mengenali ide-ide
bagus, mendukung ide tersebut, dan kesediannya untuk menantang
sistem kerja yang ada dalam merealisasikan produk baru, proses
baru, jasa baru, dan penggunaan bahwa para pemimpin adalah
seorang realisator inovasi.
MEMUNGKINKAN ORANG LAIN BERTINDAK
Mimpi-mimpi indah tidak akan pernah menjadi realita yang
signifikan bila hanya melalui tindakan satu orang saja.
Kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan secara bersama-sama
dalam tim.Pemimpin teladan memungkinkan orang lain untuk
bertindak. Mereka memupuk kolaborasi dan membangun
kepercayaan.
Pemimpin memungkinkan orang lain untuk mengerjakan
pekerjaan dengan baik. Mereka menyadari bahwa siapapun yang
diharapkan untuk dapat memproduksi hasil yang baik harus memiliki
rasa kepemilikan dan kekuatan dalam hatinya. Pemimpin memahami
bahwa teknik main perintah dan pengendalian pada masa revolusi
Industri tidak dpat lagi diterapkan, sebaliknya, pemimipin harus
bekerja untuk membuat orang merasa kuat, mampu, dan memiliki
komitmen. Pemimpin memunginkan orang lain untuk bertindak, tidak
dengan mendelegasikannya, pemimpin teladan memperkuat
kapasitas setiap orang untuk menepati janji yang mereka buat.
Kemampuan seorang pemimpin untuk memungkinkan orang
lain melakukan tindakan sangatlah penting. Para pengikut tidak akan
42 |LEADERSHIP CHALLENGE
memberikan kinerja terbaik mereka ataupun tetap setia dalam jangka
waktu yang lama jika pemimpin mereka membuat mereka merasa
lemah, memiliki ketergantungan, atau terasingkan. Namun ketika
seorang pemimpin membuat orang merasa kuat dan mampu –
dimana mereka dapat berbuat lebih dari apa yang selama ini mereka
pikirkan – mereka akan memberikan yang terbaik bahkan melebihi
ekspektasi mereka sendiri. Ketika kepemimpinan menjadi sebuah
hubungan yang dibangun berlandaskan rasa saling percaya serta
kepercayaan diri, orang akan berani mengambil risiko, membuat
perubahan, terus menjaga organisasi dan pergerakannya tetap
hidup. Melalui hubungan tersebut, para pemimpin mengubah para
pengikut mereka menjadi pemimpin pula.
MENYEMANGATI JIWA
Pemimpin menyemangati jiwa para pengikutnya untuk terus
melangkah. Tindakan tulus dalam usaha untuk memperdulikan
mereka dapat mengangkat semangat dan membuat orang terus
maju. Pemberian semangat dapat ditujukan dengan sikap yang
dramatis atau tindakan yang sederhana.
Pemberian semangat adalah persoalan yang amat serius. Ini
tentang bagaiman aseorang pemimpin secara nyata dan bersunguh-
sungguh menghubungkan penghargaan dengan kinerja. Ketika
berjuang untuk meningkatkan kualitas, perbaikan setelah mengalami
bencana, mengawali penyediaan layanan baru, atau membuat
perubahan dramatis dalam bentuk apapun, para pemimpin
memastikan orang untuk mau melihat keuntungan dari perilaku yang
selaras dengan nilai-nilai yang dihargai. Pemimpin juga tahu bahwa
perayaan dan ritual, jika dilakukan dengan benar dan sepenuh hati,
akan membangun identitas kolektif dan semangat komunitas yang
kuat, yang dapat membawa sebuah kelompok melalui masa-masa
yang amat sulit.
KEPEMIMPINAN ADALAH SEBUAH HUBUNGAN
Kepemimpinan adalah gabungan dari keahlian dan praktik
yang dapayt dikenali, yang terdapat pada diri setiap orang, bukan
hanya sedikit pria dan wanita yang karismatik. Kepemimpinan
merupakan hubungan antara mereka yang terpanggil untuk
memimpin dan mereka yang memilih untuk mengikuti.
43 |LEADERSHIP CHALLENGE
Bukti-bukti yang tersedia sangatlah banyak untuk sudut
pandang ini. Salah satu contohnya adalah riset Public Allies, sebuah
organisasi yang ditujukan untuk menciptakan pemimpin muda yang
dapat memperkuat komunitras mereka. Public Allies mencari opini
dari orang-orang yang berusia delapan belas hingga tiga puluh tahun
mengenai subyek kepemimpinan. Di antara soal-soal yang ada
terdapat sebuah pertanyaan mengenai kualitas seperti apa yang
penting dalam diri seorang pemimpin yang baik. Teratas dalam
daftar jawaban responden adalah ”Kemampuan untuk melihat situasi
dari sudut pandang orang lain.” Di tempat kedua ” Dapat berinteraksi
dengan baik dengan orang lain.”
Kesuksesan dalam kepemimpinan, bisnis, dan kehidupan
telah, sedang, dan akan terus menjadi eberapa baik orang bekerja
dan bermain bersama. Kesuksesan pemimpin sepenuhnya
bergantung pada kapasitas untuk membangun dan mempertahankan
hubungan manusia yang memunginkan orang untuk mewujudkan
hal-hal yang luar biasa secara reguler.
SEPULUH KOMITMEN KEPEMIMPINAN
Terangkai dalam lima Praktik kepemimpinan adalah perilaku
yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk mempelajari
kepemimpinan. Yang disebut sebagai Sepuluh Komitmen
Kepemimpinan:
1. Temukan suara hati Anda dengan memperjelas nilai-nilai pribadi
Anda.
2. Beri contoh dengan menyelaraskan tindakan dengan nilai-nilai
bersama.
3. Lihat masa depan dengan membayangkan peluang-peluang yang
menggairahkan dan luhur.
4. Kumpulkan orang ke dalam visi bersama dengan memperhatikan
aspirasi bersama.
5. Cari peluang melalui pencarian cara-cara inovatif untuk berubah,
tumbuh, dan menjadi lebih baik.
6. Lakukan eksperimen dan ambil risiko dengan terus-menerus
menghasilkan kemenangan-kemenangan kecil dan belajar dari
kesalahan.
7. Pupuk kolaborasi denagn mempromosikan tujuan bersama dan
membangun kepercayaan
44 |LEADERSHIP CHALLENGE
8. Perkuat orang lain dengan membagi kekuasaan dan keleluasaan.
9. Alat kontribusi dengan menunjukkan penghargaan bagi
pencapaian individu.
10. Rayakan nilai-nilai dan kemenangan dengan menciptakan
semangat komunitas.
MERANGKAI KESELURUHAN : Kredibilitas adalah Landasannya
Jujur, berorientasi ke depan, kompeten dan membangkitkan
semangat, adalah karakteristik yang tetap konstan selama dua
dekade yang diwarnai dengan pertumbuhan dan resesi,
meningkatnya juumlah perusahaan berteknologi baru, lahirnya World
Wide Web, terjadinya globalisasi ekonomi yang signifikan, peta
politik yang terus berubah, pengembanagan dan berakhirnya zaman
keemasan internet. Arti penting dari kualitas yang paling diinginkan
telah berubah dari masa ke masa, tapi pada kenyataanya tidak ada
perubahan dalam empat kualitas yang paling diinginkan orang dari
pemimpin mereka. Masalah kita mempercayai apakah pemimpin kita
benar-benar setia pada kualitas-kualitas ini atau tidak adalah
persoalan lain, tapi apa yang kita inginkan dari mereka tetaplah
sama.
Para peneliti secara khusus mengevaluasi orang dalam tiga
kriteria, yaitu kejujuran, keahlian dan kedinamisan. Mereka yang
lebih tinggi peringkatnya pada ketiga dimensi ini akan dianggap
sebagai sumber informasi yang lebih berkredibilitas. Ketiga
karakteristik ini hampir sama dengan kualitas pemimpin yang
dikagumi, yaitu jujur, berkompeten, dan membangkitkan semangat.
Yang terpenting adalah kita harus dapat memercayai
pemimpin kita. Kita harus yakin bahwa kata-kata mereka dapat
dipercaya, bahwa mereka kan melakukan apa yang mereka
katakana dan mereka memiliki pengetahuan dan keahlian untuk
memimpin.
KREBILITAS MEMBUAT SUATU PERUBAHAN
Ketika karyawan merasa manajer mereka memiliki kredibilitas
yang tinggi, mereka secara signifikan akan cenderung untuk :
Bangga mengatakan pada orang lain bahwa mereka adalah bagian
dari organisasi.
Merasakan semangat kelompok yang kuat.
45 |LEADERSHIP CHALLENGE
Melihat bahwa nilai-nilai pribadi mereka konsisten dengan nilai-nilai
organisasi.
Merasa terikat dan berkomoitmen pada organisasi.
Memiliki rasa kepemilikan terhadap organisasi.
Di sisi lain, ketika karyawan merasa manajer mereka memiliki
kredibilitas yang rendah, mereka secara signifikan akan cenderung
untuk :
Berproduksi hanya ketika merasa diawasi dengan seksama.
Termotivasi terutama karena uang.
Mengatakan hal-hal yang baik mengenai organisasi mereka kepada
public tapi secara diam-diam mengkritiknya.
Mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan lain jika organisasi
mengalami masalah.
Merasa tidak mendapat dukungan dan tidak dihargai.
Bukti-bukti atas efek yang signifikan dari kredibilitas
kepemimpinan terhadap sikap dan perilaku pekerja ini memberikan
prinsip-prinsip yang jelas, yang perlu ditaati oleh pemimpin
organisasi. Kredibilitas membuat perubahan, dan pemimpin harus
menyikapi secara pribadi. Loyalitas, komitmen, energi, dan
produktivitas tergantung pada kredibilitas seorang pemimpin.
PERSYARATAN DAN KEAHLIAN UNTUK MEMILIKI
ORIENTASI KE DEPAN
Sebisa mungkin kita meminta pemimpin untuk memiliki
kredibilitas sebelum kita bersedia menuruti perintah mereka, namun
jika hanya berpegang pada kredibilitas pasti tidak memuaskan kita,
karena kita membutuhkan sesuatu yang lebih dari pemimpin kita.
Kita mengaharapkan pemimpin untuk memiliki arah atau visi ke
masa depan, dengan kata lain kita mengharapkan mereka
berorientasi ke depan. Dilemanya adalah pemimpin yang
berorientasi ke depan juga dapat menjadi bias, bias mengenai masa
depan. Mereka ingin mengubah segala sesuatu yang ada pada saat
ini dan membimbing kita menuju hari esok yang lebih baik. Namun
kualitas kepemimpinan yang dikagumi dan diinginkan tersebut juga
berarti bahwa pemimpin sering menjadi target dari mereka yang
menawarkan masa depan alternatif. Tapi ketika seorang pemimpin
mengambil kendali untuk menyelesaikan masalah (yaitu ketika
pemimpin tersebut memiliki sudut pandang yang jelas serta
keyakinan yang kuat mengenai ke mana arah negara, organisasi
46 |LEADERSHIP CHALLENGE
atau perusahaan akan dibawa), individu tersebut akan terlihat kurang
dapat dipercaya dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki
pendapat. Akibatnya sesuai dengan sifat peran yang mereka
lakukan, kredibilitas pemimpin akan selalu dipertanyakan oleh orang-
orang yng menentang mereka.
Apakah artinya bagi orang yang ingin menjadi pemimpin?
Pertama, mesyarakat menempatkan pemimpin pada posisi yang
aneh, kita meminta mereka memiliki kerdibilitas, tapi kita juga ikut
ambil bagian dalam meragukan kredibilitas mereka dengan
mengharapkan para pemimpin untuk memfokuskan arah yang jelas
mengenai masa depan. Para pemimpin harus belajar bagaimana
cara menyeimbangkan keinginan pribadi mereka untuk meraih hasil
yang penting dengan kebutuhan para pengikut untuk memercayai
bahwa pemimpin mereka juga memikirkan kepentingan orang
banyak.
Kedua, karena dilema ini pemimpin harus rajin menjaga
kredibilitas mereka. Kemampuan mereka untuk memiliki pengaruh
yang kuat terhadap orang lain bergantung pada sejauh mana mereka
dipercaya memiliki kredibilitas yang tinggi. Kredibilitas sangat
berpengaruh pada pemimpin, sama halnya seperti pada sumber
informasi lain, bahkan mungkin lebih tinggi. Jika pemimpin meminta
orang lain untuk mengikuti mereka menuju masa depan yang tidak
pasti (masa depan yang mungkin tidak akan terwujud selama hidup
mereka), dan jika perjalanan itu membutuhkan pengorbanan, maka
bukankah itu masuk akal jika para pengikut harus sungguh-sungguh
percaya pada mereka? Untuk dapat dipercaya pada kemungkinan
masa depan nyang menggairahkan yang diajukan pemimpin,
pertama-tama para pengikut harus percaya kepada kejujuran,
kehlian dan kedinamisan pemimpinnya.
Hal ini bukan berarti bahwa kepemimpinan itu semata-mata
sebuah kontes popularitas. Sama sekali tidak realistis bila seorang
pemimpin mengaharapkan 100 persen dari pengikutnya bersedia
menurutinya. Pemimpin harus belajar mengatasi ketegangan antara
panggilan pribadi mereka dengan suara orang banyak.
Adalah hal yang gegabah bagi para pemimpin untuk
menempatkan faktor situasi sabagai faktor kuat penyebab berhasil
atau tidaknya kredibilitas itu diperoleh. Pemimpin tidak boleh
mengabaikan kredibilitas, bagaimanapun keadaan atau posisi
mereka. Bagaimanapun keadaannya, kredibilitas adalah salah satu
47 |LEADERSHIP CHALLENGE
atribut yang paling sulit untuk didapatkan dan dipertahankan.
Kredibilitas bersifat pribadi, kredibilitas diperoleh dengan usaha dari
tahap demi tahap dan waktu demi waktu. Namun dapat hilang dalam
waktu yang sangat singkat jika tidak dipertahankan.
ARTI KREDIBILITAS DARI SEGI PERILAKU
Kredibilitas adalah landasan kepemimpinan, yaitu kualitas,
kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa frase yang biasa
digunakan orang untuk menggambarkan cara mereka mengetahui
kredibilitas ketika mereka melihatnya :
“Pemimpin mempraktikkan apa yang dikhotbahkannya.”
“Mereka melakukan apa yang mereka katakan.”
“Tindakan mereka konsisten dengan perkataan mereka.”
“Mereka berani bertaruh atas kebenaran perkataan mereka.”
“Mereka menepati apa yang mereka janjikam.”
“Mereka melakukan apa yang mereka katakan akan mereka
lakukan.”
Kalimat terakhir adalah respons yang paling sering diucapkan.
Ketika memutuskan apakah seorang pemimpin dapat dipercaaya,
pertama-tama orang akan mendengar perkataannya, kemudian
mereka memperhatikan tindakannya. Sebuah penilaiian “kredibel”
diberikan ketika kata-kata dengan perbuatan selaras. Jika orang
tidak melihat konsistensi, mereka menyimpulkan bahwa pemimpin
tidak terlalu bersungguh-sungguh atau bahkan lebih buruk, seorang
yang munafik. Jika pemimpin mengungkapkan sekumpulan nilai-nilai
tapi secara pribadi mempraktikkan nilai-nilai lain, kita akan
menganggap mereka berpura-pura. Jika pemimpin mempraktikkan
apa yang dikhotbahkannya, kita akan lebih bersedia memercayai
mereka dengan memertaruhkan karier, jaminan dan bahkan
terkadang hidup kita.
Kesadaran ini membawa kita kepada sebuah persyaratan yang
harus ditepati oleh pemimpin untuk membangun kredibilitas. Syarat
tersebut adalah :
LAAKAAL : Lakukan Apa yang Anda Katakan Akan Anda
Lakukan
Definisi yang masuk akal dari kredibilitas ini berkaitan
langsung dengan salah satu dari lima praktik kepemimpinan teladan
48 |LEADERSHIP CHALLENGE
yang dipaparkan pada kasus-kasus terbaik. LAAKAAL memiliki dua
elemen penting, yaitu katakan dan lakukan. Untuk menjadi kredibel
dalam tindakan, pemimpin harus jelas dengan apa yang menjadi
kepercayaan mereka; mereka harus tahu apa yang mereka yakini.
Itu adalah bagian dari “katakan.” Kemudian mereka harus
menempatkan perkataannya dalam bentuk praktik; mereka harus
bertindak sesuai dengan kepercayaan mereka dan “lakukan.” Praktik
“Mencontohkan Caranya” berkaitan langsung dengan kedua dimensi
dari kredibilitas berdasarkan perilaku ini. Praktik ini juga mencakup
klarifikasi atas sekumpulan nilai-nilai dan pemberian contoh dari
penerapan nilai-nilai tersebut kepada orang lain. Konsistensi dalam
menjalankan nilai-nilai ini adalah cara untuk menunjukkan kejujuran
dan sifat dapat dipercaya. Kita memercayai pemimpin ketika
perbuatan dan perkataannya selaras.
Ada lebih banyak lagi hubungan yang menakjubkan antara
apa yang dikatakan pemimpin akan mereka lakukan dari sudut
pandang pribadi, dengan atribut yang orang cari dan kagumi dari
pemimpin kita. Praktik kepemimpinan dari “Inspirasikan Visi
Bersama” melibatkan kemampuan berorientasi ke depan dan
kemampuan membangkitkan semangat. Ketika pemimpin
“Menantang Proses”, mereka membentuk persepsi bahwa mereka
dinamis. Kepercayaan juga merupakan elemen utama dari cara
pemimpin “Memungkinkan Orang Lain bertindak.” Dalam persepsi
mereka sendiri, pemimpin mengatakan bahwa mereka memercayai
orang lain, yang meningkatkan kepercayaan orang lain terhadap diri
mereka.
Read more: http://laskarcahaya.blogspot.com/2013/05/lima-praktik-
kepemimpinan-teladan.html#ixzz3P3MB2eIj
49 |LEADERSHIP CHALLENGE
The Leadership Challenge
Table of Contents
Preface: Making Extraordinary Things Happen with Others xi
1 Introduction: When People Are at Their Best as Leaders 3
The Five Practices of Exemplary Leadership
PRACTICE 1: MODEL THE WAY
2 Commitment #1: Clarify Values 22
Find Your Voice
Affirm Shared Values
3 Commitment #2: Set the Example 40
Live the Shared Values
Teach Others to Model the Values
PRACTICE 2: INSPIRE A SHARED VISION
4 Commitment #3: Envision the Future 66
Imagine the Possibilities
Find a Common Purpose
5 Commitment #4: Enlist Others 89
50 |LEADERSHIP CHALLENGE
Appeal to Common Ideals
Animate the Vision
PRACTICE 3: CHALLENGE THE PROCESS
6 Commitment #5: Search for Opportunities 114
Seize the Initiative
Exercise Outsight
7 Commitment #6: Experiment and Take Risks 136
Generate Small Wins
Learn from Experience
PRACTICE 4: ENABLE OTHERS TO ACT
8 Commitment #7: Foster Collaboration 164
Create a Climate of Trust
Facilitate Relationships
9 Commitment #8: Strengthen Others 186
Enhance Self-Determination
Coach for Competence and Confi dence
51 |LEADERSHIP CHALLENGE
PRACTICE 5: ENCOURAGE THE HEART
10 Commitment #9: Recognize Contributions 212
Expect the Best
Personalize Recognition
11 Commitment #10: Celebrate the Values and the Victories 234
Create a Spirit of Community
Get Personally Involved
12 A Call to Action for Young Leaders 257
Your Continuing Leadership Journey
Acknowledgments 269
About the Authors 273
Index 277
52 |LEADERSHIP CHALLENGE
Introduction: When People Are at Their Best as Leaders
1 You don ’t have to be a superstar or an overachiever to lead; you just need to
care about something and do something about it. It doesn ’t have to be big,
just do something. Every great change starts small. You just need to take that
fi rst step, not because you necessarily have the authority or responsibility, but
because you care.
—Elliese Judge, Panama City, Panama
This was the thinking that got Elliese Judge going. When she
was nineteen, she helped start a nonprofi t organization called
Arvita that continues to focus on improving environmental awareness
through organic recycling and sustainable reforestation. 1
Elliese was born in Australia and moved with her family to
Panama when she was fourteen. When she got a part-time job at a
Panama City bank she wanted to recycle some of the papers in the
offi ce. “While I was working there,” Elliese told us, “I realized how
inconvenient it was to recycle and how nobody seemed to think it was
important. Th ere was no truck or pick-up; you had to take everything
to the landfi ll yourself and nobody wanted to be bothered.” THE STUDENT LEADERSHIP CHALLENGE
4
When Elliese went to the landfi ll she met some of the people in
the community who were living right next to it. Th e whole neighborhood
smelled terrible and this bothered her deeply. She realized that
her family and others like it were producing a great deal of waste that
was being dumped directly next to these people. Th at didn ’t feel right.
Her new perspective on the whole cycle of waste in the country deepened
her belief that this was a signifi cant issue, a problem that needed
to be addressed. So she decided to do something about it, fi rst at the
bank, then in her own home, and from there the idea started to grow,
bit by bit.
As Elliese talked about it more with her friends, she found there
53 |LEADERSHIP CHALLENGE
were others who shared her passion. When she met Milko Dilgado
while camping with friends at an Ecological Music Festival, they
quickly discovered they were both passionate about the environment
and eager to do something to make a diff erence in protecting and
restoring it. So they began a very simple organic recycling project
in Elliese ’s backyard: a simple worm farm they started from scratch
with a pound of worms. From that modest beginning their vision
for a more eco-friendly Panama began to take form. As they looked
more deeply into all the organic waste being produced they discovered
that it could be used to regenerate growth in deforested areas.
Th ey saw a connection between the issues of bad waste management
and the rampant deforestation throughout Panama that their project
could address. Th ey kept asking themselves: “Once we recycle all this
organic waste, turning it into fertilizer, can ’t we fi nd a way to put it
to good use?”
Elliese and Milko started visiting restaurants, sharing with them
the negative impacts that restaurant waste had on people and the
environment, and explaining the positive impacts it could have in
reforestation. Th ey believed that by showing people a diff erent picture
of how things might work to help Panama, they could infl uence
restaurant owners, employees, and customers to act in more INTRODUCTION: WHEN PEOPLE ARE AT T H E I R B E S T A S L E A D E R S
5
responsible ways towards the environment. Th e idea was that through
Arvita, restaurants would be able to play a part in restoring Panama ’s
forests by separating their organic waste and donating it to the foundation
’s recycling eff ort. Arvita would take the restaurants ’ organic
waste and turn it into compost, fertilizers, and raw material for their
worm farm. Th e products would then be used to support the planting
of native trees and bringing animals back to deforested areas.
“Our vision,” explains Elliese, “is that every restaurant in Panama
will be eco-friendly, do organic recycling, and support sustainable
reforestation.”
Starting Arvita was not without challenges. Environmental awareness
and consciousness were relatively low in Panama. Th ere were few
young people driving change of any sort in Panama to serve as role
models, and Elliese and her colleagues encountered skepticism about
54 |LEADERSHIP CHALLENGE
whether people their age could have a signifi cant impact on
environmental
issues. But Elliese and Milko recognized that each time
they connected with a restaurant, explaining the degrading eff ects of
their waste on the environment and the positive change possible from
recycling organic waste, the direct connection made a diff erence, and
so they continued promoting environmental awareness restaurant by
restaurant.
Elliese ’s story speaks to a fundamental question: When does leadership
begin? Th e answer is that leaders seize the moment. Elliese saw
an opportunity and took it, fi rst in the bank where she had a parttime
job, and then with Milko with the backyard worm farm. Th ose
fairly small opportunities transformed into something much greater.
Elliese and Milko didn ’t wait for someone to appoint either of them
as “the” leader. Th ey recognized an issue, had a passion for it, found
others with a similar vision, and just got started. Th en they kept going.
Although leadership, just like any other skill in life, can be learned
and strengthened through coaching and practice, you don ’t have to
wait for that support and preparation to happen before you start THE STUDENT LEADERSHIP CHALLENGE
6
to lead. In fact, no amount of coaching or practice can make much of
a diff erence if you don ’t care about doing or making something better
than it currently is.
Everyone has the capacity to lead whether or not they are in a formal
position of authority or even part of an organized group. 2 Th at ’s
what we mean when we say leadership is everyone ’s business. It is not
about being a president, captain, director, editor, CEO, general, or
prime minister. It ’s not about celebrity, wealth, or even age. It ’s not
about your family background or the neighborhood you come from.
It ’s about knowing your values and those of the people around you
and taking the steps, however small, to make what you do every day
demonstrate that you live by those values.
As we continue to learn from Elliese ’s leadership experience, it
is clear that leadership is about transforming values and goals into
action. Th e operational side of bringing an eff ort like Arvita to life was
brand-new territory for Elliese and Milko. Th ey started with lots of
passion and plans but turning them into a reality seemed overwhelming.
55 |LEADERSHIP CHALLENGE
“We didn ’t know where to start,” Elliese said. “We had tons of
energy and ideas, but making it happen seemed overwhelming.” Elliese
told us about several things she and Milko did that helped them get
going. For example, they knew enough to realize that there was much
they didn ’t know, and so they took the time to visit farms in the area
that were doing sustainable agriculture, asked a lot of questions, and
learned from the farmers themselves. Th ey knew that they couldn ’t get
everyone to change right away, or to care about the environment like
they did, so they took a one-step-at-a-time approach. To start, they
found one restaurant that was willing to experiment with their recycling
program. Armed with that success, they lobbied more to join.
Th ey found an arborist who agreed to help them design a reforestation
plan for half his usual fee because he was so taken with the foundation
’s plans and the determination he saw in Elliese and Milko to have
those plans succeed. Th ey produced a documentary fi lm to promote INTRODUCTION: WHEN PEOPLE ARE AT T H E I R B E S T A S L E A D E R S
7
Arvita and environmental awareness; in the process they interviewed
political fi gures and other environmental entrepreneurs in Panama,
thereby starting a network of support for the foundation. All the while
they worked hard to get more young people interested in working
with them as volunteers.
In addition, they each took the time at the beginning to write
out their personal reasons for wanting to build the foundation. Elliese
said: “Th at helped a lot because we now understand what motivates
and challenges us individually and collectively and we can keep that
in our minds as we go about our business.” Th ey also made it a point
to provide encouragement to everyone involved in the foundation
and its various projects, because they realize how important such support
is in helping everyone to keep going as they struggle to reach
their aspirations. What ’s more, Elliese told us, she and Milko appreciate
that there isn ’t a single leader in their organization; everyone
takes the lead in diff erent ways. For example, Milko is the one who
generally gets out to the environmental fairs around Panama to talk
about Arvita. He is not necessarily the one you ’d think should do
that, Elliese says, because she is, by her own admission, “the talker.”
Milko is rather shy and reserved and has a stutter. But when they go
to the fairs, he ’s the one who is most passionate in speaking and getting
56 |LEADERSHIP CHALLENGE
people excited about what they are trying to do. “He takes this
risk,” Elliese points out, “and I let him know how much I appreciate
it. We all tell one other that when we do things that move us forward.
We ’re a team.”
Early in their partnership, Elliese and Milko realized the value
of acknowledging how others contribute to the success of their
organization. Th ey understood how recognizing the part that
Arvita volunteers and business partners play strengthens relationships
and builds a positive reputation for their organization and
the values it espouses. For example, Elliese makes it a goal in every
interaction to treat with respect the people they work with. She THE STUDENT LEADERSHIP CHALLENGE
8
told us about how she once gave someone a great big “thank you”
even though that person had ignored her for forty-fi ve minutes
before attending to her business. Elliese observes that “people will
almost always help you if you make them feel respected, valued,
and part of something. I showed that person my gratitude for her
time and let her see how her actions were not just helping me, but
helping our country.”
Elliese and Milko ’s experience shows something we have seen over
and over: leadership begins when you fi nd something you care about.
It doesn ’t necessarily require an organization, a budget, a hierarchy,
a position, or a title. “Th e most important thing,” Elliese says, “is to
believe in yourself and not be afraid to take a risk. If you believe in
something passionately chances are there are others who do as well.
Go for it, even if it fails you ’ll know you tried and you ’ll learn something.
Nothing wrong with that!”
Of course there are challenges, but leaders like Elliese and Milko
face them one at a time and make progress in their unique way.
Leadership potential is lost when people are convinced that there is
just one straight path and one certain type of person that is destined
for success. You don ’t need to be perfect to start anything; you simply
need passion, initiative, and the desire to make a diff erence.
57 |LEADERSHIP CHALLENGE
THE FIVE PRACTICES OF EXEMPLARY LEADERSHIP
In undertaking the establishment of their nonprofi t organization,
Elliese seized an opportunity to make a diff erence. And although
her story is exceptional, it is not unique. We ’ve been conducting
original research all over the globe for more than thirty years, and
we ’ve discovered that such achievements are actually commonplace.
When we ask young leaders to tell us about their Personal-Best INTRODUCTION: WHEN PEOPLE ARE AT T H E I R B E S T A S L E A D E R S
9
Leadership Experiences—experiences that they believe are their
individual standards of excellence—there are thousands of success
stories just like this one. 3 We ’ve found them everywhere, and
it proves that leadership knows no ethnic or cultural borders, no
racial or religious bounds, no diff erences between young and old.
Leaders reside in every city and every country, in every function and
every organization. Exemplary leadership can be found everywhere
we look.
After analyzing these leadership experiences, we discovered, and
continue to fi nd, that regardless of the times or setting, people who
guide others along new journeys follow surprisingly similar paths.
Th ough each experience was unique in its individual expression,
there were clearly identifi able behaviors and actions that made a
diff erence. When getting extraordinary things done with others,
leaders engage in what we call Th e Five Practices of Exemplary
Leadership:
• Model the Way
• Inspire a Shared Vision
• Challenge the Process
• Enable Others to Act
• Encourage the Heart
Th ese practices are not the private property of the people we studied.
Nor do they belong to a few select shining stars. Leadership is
not about personality or popularity and it ’s not about age; it ’s about
behavior. Th e Five Practices are available to anyone who accepts the
leadership challenge. Th is includes you! Th e leadership challenge is
the challenge of taking people to places they have never been before,
and doing something that has never been done before. It is the challenge
58 |LEADERSHIP CHALLENGE
of moving beyond the ordinary to the extraordinary, regardless
of your setting, environment, or circumstances. THE STUDENT LEADERSHIP CHALLENGE
10
Th e Five Practices have passed the test of time, even though the
context of leadership has changed dramatically while we have been
doing our research. Technological advances, shifts in the world ’s
economies, and social changes all infl uence the context in which
you will lead. We also know that such changes will continue at a
rapid pace. And yet, while the leadership environment has changed,
the content of leadership has not changed much at all. Our research
tells us that the fundamental behaviors, actions, and practices of
eff ective leaders have remained essentially the same and are as relevant
today as they were when we fi rst began our study of exemplary
leadership.
When you explore Th e Five Practices of Exemplary Leadership in
depth in Chapters 2 through 11, you ’ll fi nd examples from the real-life
experiences of people like Elliese and Milko who have accepted the
leadership challenge. But fi rst, let ’s begin with a brief overview of each
of Th e Five Practices.
Model the Way Titles are granted, but it ’s your behavior that earns you respect. Th is
sentiment was shared across all the cases we collected. Exemplary
leaders know that if they want to gain commitment and achieve the
highest standards, they must be models of the behavior they expect
of others.
To eff ectively Model the Way you must fi rst be clear about your
own guiding principles. You must clarify values by fi nding your voice .
When you understand who you are and what your values are, then you
can give voice to those values. Finding your voice encourages others to
do the same, paving the way for understanding. But your values aren ’t
the only values that matter. In every team, organization, and community,
there are others who also feel strongly about matters of principle.
As a leader, you also must help identify and affi rm the shared values of INTRODUCTION: WHEN PEOPLE ARE AT T H E I R B E S T A S L E A D E R S
11
59 |LEADERSHIP CHALLENGE
the group. Leaders ’ actions are far more important than their words
when others want to determine how serious leaders really are about
what they say. Words and actions must be consistent. Exemplary leaders
set the example by aligning actions with shared values . Th rough their
daily actions they demonstrate their deep commitment to their beliefs
and to the groups they are part of. One of the best ways to prove that
something is important is by doing it yourself and setting an example,
by “walking the talk.”
Inspire a Shared Vision
People describe their personal-best leadership experiences as times
when they imagined an exciting, better future for themselves and
others. Th ey had visions and dreams of what could be. Th ey had
absolute and total personal belief in those dreams, and they were
confi dent in their abilities to fi nd a way to make extraordinary things
happen. Every organization, every social movement, every big event
begins with a dream. Th e dream, or vision, is the force that creates
the future.
Leaders envision the future by imagining exciting and ennobling
possibilities . You need to make something happen, to change the way
things are, to create something new and exciting. In some ways, this
means having a real sense of the past and also a clear vision of what
the results should look like before starting any project regardless of
size and scope, much as an architect draws a blueprint or an engineer
builds a model. But you can ’t command commitment to a new future,
as exciting as it may seem to you; you have to inspire it. You have to
enlist others in a common vision by appealing to shared aspirations . You
can do this by talking to others and, even more important, listening to
them to understand what motivates them. You enlist others by helping
them feel they are part of something that matters, something that will
make a diff erence, and something that you all believe is important to THE STUDENT LEADERSHIP CHALLENGE
12
accomplish together. When you express your enthusiasm and excitement
for the vision, you ignite a similar passion in others.
Challenge the Process
Challenge is the spark for greatness. Every single personal-best leadership
60 |LEADERSHIP CHALLENGE
case involved a change from the status quo. Not one person
claimed to have achieved a personal best by keeping things the same.
Th e challenge might have been launching an innovative new event,
tackling a problem in a diff erent way, rethinking a service their group
provides, creating a successful campaign to get students to join an
environmental program, starting up a brand-new student group or
team, achieving a revolutionary turnaround of a university policy, or
getting a new event under way with the intent that it become a new
school tradition. It could also be dealing with daily obstacles and
challenges,
such as fi nding ways to solve a group confl ict or attack a major
class project.
Leaders are willing to step out into the unknown. But leaders
aren ’t the only creators or originators of new ideas, projects, services,
or processes. In fact, it ’s more likely that they ’re not. Innovation comes
more from listening than from telling. You must constantly be looking
outside of yourself and your group for new and innovative ways to do
things. You need to search for opportunities by seizing the initiative and
by looking outward for innovative ways to improve . Because innovation
and change involve experimenting and taking risks , your major
contributions
as a leader will be to encourage experimentation and idea
generation, to recognize and support the best of those ideas, and to be
willing to challenge the system.
Mistakes and failures will be inevitable, but proceed anyway. One
way of dealing with the potential risks and failures of experimentation
is by constantly generating small wins and learning from experience .
Th ere ’s a strong correlation between the actions of leaders and the INTRODUCTION: WHEN PEOPLE ARE AT T H E I R B E S T A S L E A D E R S
13
process of learning: the best leaders are the simply the best learners. 4
Leaders are constantly learning from their errors and failures and helping
the groups they are part of to do the same. Life is the leader ’s laboratory,
and exemplary leaders use it to conduct as many experiments
as possible.
Enable Others to Act
A grand dream doesn ’t come true through the actions of a single person.
61 |LEADERSHIP CHALLENGE
It requires a team eff ort. It requires solid trust and strong relationships.
It requires deep competence and cool confi dence. It requires
group collaboration 5 and individual accountability. No leader ever
got anything extraordinary done by working solo. True leadership is
a team eff ort.
Leaders foster collaboration by building trust and facilitating relationships
. Th ey believe in the potential of others and the power of
collaboration. Th ey act on those beliefs by bringing people together
and trusting that old truth that “together we achieve more.” Leaders
do what it takes to give people the confi dence and competence they
need to face the challenges ahead, to support each other and move
together toward success. Th ey engage all those who must make the
project work—and in some way, all who must live with the results.
People don ’t perform at their best nor do they stick around for very
long if you make them feel unimportant, weak, or alienated. By promoting
the development of personal power and ownership, and by
giving your power away, you make others stronger and more capable.
When you strengthen others by increasing self-determination and
developing
competence they are more likely to give it their all and exceed
their own expectations. By focusing on serving the needs of others,
and not your own, you build people ’s trust in you as a leader. And
the more people trust their leaders, and each other, the more they
take risks, make changes, and keep organizations, projects, teams, THE STUDENT LEADERSHIP CHALLENGE
14
and movements alive. When people are trusted and have more choice
in how they do their work, more authority, and more information,
they ’re much more likely to use their energies to produce extraordinary
results. Th rough that relationship, leaders turn others into leaders
themselves.
Encourage the Heart
Achieving great change is a long and bumpy road. People become
exhausted, frustrated, disillusioned and are often tempted to give
up or disengage. Th ey may ask themselves, “Is all this work really
worth it?” Genuine acts of caring give people the heart to keep
going.
62 |LEADERSHIP CHALLENGE
Leaders recognize contributions by showing appreciation for individual
excellence . It can be one to one or with many people. It can
come from dramatic gestures or simple actions. It ’s part of your
responsibility as a leader to show appreciation for people ’s contributions
and to create a place where people can celebrate the values
and victories by creating a spirit of community . Recognition and
celebration
aren ’t necessarily about fun and games, though there is a
lot of fun and there are a lot of games when people encourage the
hearts of others. Neither are they necessarily about formal awards.
Ceremonies designed to create the “offi cial” recognition can be
eff ective, but only if they are perceived as sincere. Encouragement
is valuable and important because it connects what people have
done with the successes the group has to celebrate. Make sure that
people appreciate how their behavior is connected with their values
and the values of the group. Celebrations and rituals, when done
sincerely and from the heart (as opposed to doing them just because
you have to or because they have always been done), give a group
a strong sense of identity and team spirit that can carry it through
tough times. INTRODUCTION: WHEN PEOPLE ARE AT T H E I R B E S T A S L E A D E R S
15
The Ten Commitments of Exemplary Leadership
Th e Five Practices of Exemplary Leadership are the core leadership
competencies that emerged from analyzing thousands of personal-best
The Five Practices and Ten Commitments of
Exemplary Leadership
Model the Way
1. Clarify values by fi nding your voice and affi rming shared values.
2. Set the example by aligning actions with shared values.
Inspire a Shared Vision
3. Envision the future by imagining exciting and ennobling
possibilities.
63 |LEADERSHIP CHALLENGE
4. Enlist others in a common vision by appealing to shared
aspirations.
Challenge the Process
5. Search for opportunities by seizing the initiative and by
looking outward for innovative ways to improve.
6. Experiment and take risks by constantly generating small wins
and learning from experience.
Enable Others to Act
7. Foster collaboration by building trust and facilitating
relationships.
8. Strengthen others by increasing self-determination and
developing competence.
Encourage the Heart
9. Recognize contributions by showing appreciation for individual
excellence.
10. Celebrate the values and victories by creating a spirit of
community.
THE STUDENT LEADERSHIP CHALLENGE
16
leadership cases. When leaders are doing their best they Model the
Way, Inspire a Shared Vision, Challenge the Process, Enable Others to
Act, and Encourage the Heart.
Embedded in Th e Five Practices are behaviors that can serve as
the basis for learning to lead. We call these Th e Ten Commitments
of Exemplary Leadership. Th ey focus on actions you need to apply to
yourself and that you need to take with others.
Th ese ten commitments serve as the guide for explaining, understanding,
appreciating, and learning how leaders get extraordinary
things done with others, and we discuss each of them in depth in
Chapters 2 through 11. But, what ’s the evidence that these practices,
commitments, and behaviors really matter? Do they truly make a
difference
in how we lead others to create change? Th e research we ’ve
done makes the case that they do.
64 |LEADERSHIP CHALLENGE
The Five Practices Make a Difference
Th e truth is that exemplary leader behavior makes a profoundly
positive diff erence in people ’s commitment and the way they do
their work. In getting a higher level of commitment and performance,
student leaders who more frequently use Th e Five Practices
of Exemplary Leadership are considerably more eff ective than those
who don ’t.
In other words, the way young leaders behave is what explains
how hard people work and how engaged they feel in the work they
are doing. Our research tells us that the more you use Th e Five
Practices of Exemplary Leadership, the more likely it is that you ’ll
have a positive infl uence on others and on their eff orts and commitment
to their group, team, campus, or cause. Th at ’s what all the
data adds up to. If you want to have a signifi cant impact on people,
on organizations, and on communities, you need to invest in INTRODUCTION: WHEN PEOPLE ARE AT T H E I R B E S T A S L E A D E R S
17
learning the behaviors that enable you to become the very best leader
you can be.
Here ’s something else we found from the constituents of student
leaders: the more frequently they reported that student leaders were
engaging in Th e Five Practices the more they reported being satisfi ed
with that person ’s leadership and proud to tell others that they were
working with this leader. In addition, they were more likely to feel
appreciated and valued, to agree that their eff orts were making a
difference,
and to feel that they were highly productive. And, by the way,
the leaders benefi ted signifi cantly because their constituents (typically
their peers) viewed them as more eff ective as a direct function of their
use of Th e Five Practices. Constituents who indicated that the leadership
skills of their student leader were not very developed compared
with peers indicated that the use of Th e Five Practices by these student
leaders was nearly 35–50 percent lower than reported about more
eff ective student leaders. Our research also revealed something else
that ’s extremely important: the eff ective use of Th e Five Practices is not
aff ected by gender, ethnicity, age, or year in school. 6
To sum it all up: what matters as a leader is how you behave.
65 |LEADERSHIP CHALLENGE
You Make a Difference
It ’s very clear that engaging in Th e Five Practices of Exemplary
Leadership makes a signifi cant diff erence—no matter who you are or
what you are leading. How you behave as a leader matters, and it matters
a lot. It makes a diff erence. You make a diff erence. We believe it is
the right, and even the responsibility, of all young people to look into
their hearts, determine what they believe in, and by acting on that
belief make the world a better place. In the chapters that follow, we ’ll
provide you the ideas, tool, and techniques that will serve you well on
any leadership journey. THE STUDENT LEADERSHIP CHALLENGE
18
NOTES
1. Unless otherwise noted, all stories and quotations are from student leaders
around the world who shared with us, in their own words, their personal-best
leadership experiences, their most admired leaders, and the lessons they have
learned about leadership. Th eir stories are used with their permission. Many will
have moved on, and the organizations in which some of their personal-best experiences
occurred may no longer exist by the time you read this, but the details
on their roles, organizations, and experiences were accurate at the time of this
writing.
2. When we use the term group we mean any collective organization a student is
a member of or is leading: an athletic team, a club or common-interest group,
any specialized activity or project, an academic team, or even a class group. We
also use the word leaders to refer to students we have studied, not just students
in formal leadership positions but students who have taken the challenge and
worked with others to make extraordinary things happen in groups to which
they belong.
3. Visit http://www.studentleadershipchallenge.com for continuing updates on
personal-best leadership stories from young leaders around the world. For
detailed information on our research methodology, the theory and evidence
behind Th e Five Practices of Exemplary Leadership, our research methodology,
our personal-best questionnaire, the psychometric properties of our Leadership
Practices Inventory (LPI) and reports on our analysis of our data, please see
66 |LEADERSHIP CHALLENGE
the research section of our website: http://www.leadershipchallenge.com/
WileyCDA/Section/id-131060.html.
4. J. M. Kouzes and B. Z. Posner, Th e Truth About Leadership: Th e No-Fads, Heartof-
the-Matter Facts You Need to Know (San Francisco: Jossey-Bass, 2010).
5. Th roughout this book we use cooperate and collaborate synonymously. Th eir
dictionary defi nitions are very similar. In Merriam-Webster's Collegiate
Dictionary , Tenth Edition (2001), the fi rst defi nition of cooperate is “To act
or work with another or others: act together” (p. 254). Th e fi rst defi nition of
collaborate is “To work jointly with others or together esp. in an intellectual
endeavor” (p. 224).
6. B. Z. Posner, “Th e Impact of Gender, Ethnicity, School Setting, and
Experience on Student Leadership: Does It Really Matter?” Paper presented
INTRODUCTION: WHEN PEOPLE ARE AT T H E I R B E S T A S L E A D E R S
19
at the Western Academy of Management, Santa Fe, NM, March, 2013. See
also B. Z. Posner, “Eff ectively Measuring Student Leadership,” Administrative
Sciences 2, no. 4 (2012): 221–234, doi:10.3390/admsci2040221; and
B. Z. Posner, “What Does the Research Show About Student Leadership?”
Paper presented at Th e Leadership Challenge Forum, San Diego, CA,
August, 2010.
81 |LEADERSHIP CHALLENGE
FIVE LEVELS OF LEADERSHIP – JOHN MAXWELL
1. Kepemimpinan karena posisi/kedudukan/pangkat.
Anda mempunyai hak karena kedudukan anda.
Anda ditakuti. Wewenang anda sesuai jabatan anda. Semakin lama
anda menjabat, semakin tdk disukai.
2. Kepemimpinan oleh pemberian kuasa/wewenang dari
masyarakat. Karena hubungan baik. Karena kehendak/pilihan
warga. Anda harus menunjukkan preastasi dan hasil kerja yg baik.
Anda harus memberdayakan orang2 yg punya motivasi dan
komitmen tinggi.
3. Kepemimpinan karena hasil. Sesuatu yg telah anda
hasilkan/kerjakan. Karena prestasi atau jasa2 anda bagi
masyarakat/organisasi/gereja/perusahaan.
Hasil kerja anda dirasakan dampak positifnya oleh bnyak orang
secara umum. Bnyak orang menyukai anda.
82 |LEADERSHIP CHALLENGE
4. Kepemimpinan karena anda mengembangkan orang2.
Reproduksi.
Anda harus mengembangkan pemimpin2 baru untuk kelangsungan
organisasi yg semakin besar dan juga mengembangkan org2 secara
individual.
Bukan pemimpin yg egois.
5. Kepemimpinan karena rasa hormat. Karena integritas anda. Ini
untuk pemimpin2 yg telah lama berkecimpung dlm mengembangkan
orang2 dan organisasi. Sedikit jumlah orang2 seperti ini. Pemimpin2
yg berhati mulia dan disegani.
98 |LEADERSHIP CHALLENGE
LEADERSHIP CHALLENGE (5 PRAKTEK KEPEMIMPINAN)
A. Mencontohkan caranya.
1. Mempunyai nilai2 pribadi.
Lihat di cermin.
Introspeksi diri.
Lakukan perenungan positif.
Catat pelajaran2 berharga dari pemimpin2 yg anda
segani/hormati.
Tuliskan komitmen anda.
Tuliskan nilai2 anda.
Ajarkan nilai dan beri cerita ilustrasi. Tentang kejujuran,
integritas, dll.
Telaah/teliti kemampuan anda untuk sukses.
2. Memberi contoh dg cara menyelaraskan tindakan dg nilai2.
Memimpinlah dg cerita/kisah.
Ceritakan kisah bermakna/bijaksana dalam meeting2 penting.
Tanyakan pertanyaan2.
99 |LEADERSHIP CHALLENGE
Lakukan audit pribadi.
Bagikan visi dan arah perusahaan. Bicarakan itu. Ajarkan dan
kuatkan dg simbol2 dan sarana2 lainnya.
Walk your talk.
Cocok/sesuai antara tata nilai dan tindakan.
Kalau anda menyarankan bawahan jujur, anda juga harus
jujur.
Jika anda menyarankan jemaat doa pagi dan puasa, anda
sendiri harus doa pagi dan puasa.
Jika anda menyatakan sesuatu itu penting, anda haris
terlihat/ada di sana.
B. Menginspirasi & membagikan visi.
3. Menggambarkan masa depan dengan imaginasi yg
menggairahkan dan jelas ke arah mana, dan akan menjadi apa kita
di masa mendatang serta memiliki kemungkinan2 yg mulia/luhur.
Tuliskan visi perusahaan.
Jadikan orang yg merancang masa depan.
Ujilah asumsi2.
Bacalah biografi tokoh2 visioner (punya visi masa depan).
Hargai masa lalu.
Tentukan "sesuatu" untuk kamu lakikan.
Tuliskan artikel tentang bagaimana anda membuat perbedaan.
4. Merekrut orang2. Menarik/melibatkan orang2 yg tepat dg aspirasi
bersama yg cocok dg visi yg telah dibagikan.
Bicaralah dari hati ke hati.
Dengarkan dulu, tanggapi kenudian. Dengarkan dg sering.
Ada waktunya bersantai dg anak buah. Hang out.
Kembangkan seni komunikasi.
Hidupi visimu.
C. Menantang prosesnya.
5. Mencari kemungkinan2 yg inovatif (penemuan baru)? Cara2 yg
mengubahkan keadaan menjadi lebih baik, bertumbuh, berubah,
maju, tdk ketinggalan zaman.
Perbaharui tim.
100 |LEADERSHIP CHALLENGE
Ciptakan pendekatan terbuka untuk mencari
peluang2/kemungkinan2 baru.
Kirimkan/tugaskan orang2 untuk survey.
Perlakukan setiap pekerjaan sbg sebuah tantangan/petualangan yg
seru.
Carilah tantangan yg berarti/berguna/baik/mulia/hebat.
Temukan dan ciptakan tantangan2 yg bermakna bg org
lain/bawahan/masyarakat.
6. Melakukan penelitian. Mencoba kemungkinan2/bahan2 yg baru,
lebih maju, inovatif, berkembang. Berani menempuh resiko yg sudah
dipertimbangkan baik2/dihitung. Mencapai kemenangan2 kecil dan
kemenangan/kemajuan besar. Serta belajar dari
kesalahan/kekeliruan. Belajar dari sejarah dan pengalaman org lain.
Menarik pelajaran berharga, tanpa takut untuk mencoba yg baru.
Lakukan experimen yg aman. Tdk membahayakan/merugikan org
lain/masyarakat.
Patahkan mindset yg salah/usang.
Berikan pilihan2.
Akui kesalahan.
Perhatikan kondisi sebelum dan sesudah suatu proyek yg baru.
Evaluasi.
D. Memampukan orang lain untuk bertindak.
7. Terus mengingatkan tujuan2 bersama dan membangun
kepercayaan.
Ceritakan keberhasilan bersama, bukan hanya keberhasila saya
(pemimpin saja).
Berkatalah "kita". Bukan "saya" atau "kamu".
Ciptakan pertemuan2 informal.
Jangan menekan seseorang dg meeting2 formal melulu.
Memiliki "rasa" kemanusiaan.
Bertanyalah. Dengarkan baik2. Berikan nasehat bijak (jgn asal
omong).
8. Memperkuat orang lain/org yg dipimpin dg cara membagikan
kekuasaan, memberi wewenang, delegasi, memberi hak untuk
mengambil keputusan, bertindak, melakukan perubahan, diberi
kuasa untuk merekrut atau memberhentikan. Menaikkan
101 |LEADERSHIP CHALLENGE
gaji/memberi reward atau memberi punishment/sanksi yg diperlukan
dan konsisten.
Memperkaya pekerjaan bawahan. Memberi kepercayaan lebih.
Meningkatkan wewenang dan fungsi, juga posisi.
Berikan contoh bagaimana cara mengembangkan kompetensi (daya
saing dan kecakapan kerja).
Jangan bicara dan menjanjikan saja tanpa realisasi nyata.
E. Memberi dorongan. Meneguhkan hati. Memperkuat.
9. Mengenali kontribusi tiap2 bagian, mghargai kerja keras
mereka/prestasi2 atau keunggulan2 individual.
Memberi penghargaan di hadapan umum.
Memberi kepercayaan, kesempatan, semangat, dorongan,
wewenang, dll.
Berjalan keliling. Tahu situasi bawahan. Menunjuukan passion dan
compassion.
Menjadi pemimpin yg menyenangkan/menentramkan hati, bukan
hnya disegani.
10. Merayakan nilai2 dan kemenangan2, berhasil meraih suatu
prestasi, menanamkan kebanggaan dan menciptakan spirit
komunitas/kebersamaan.
102 |LEADERSHIP CHALLENGE
Bagaimanakah KEPEMIMPINAN KRISTIANI itu?
1. Memuliakan Tuhan.
Jangan memuliakan golongan.
Jangan memuliakan diri sendiri.
Jangan melakukan hal2 yg tdk berkenan di hadapan Tuhan.
2. Rendah hati. Jangan sok berkuasa. Jangan sombong. Tdk
selamanya orang memimpin. Ada masa jabatan. Ada batasan usia.
3. Melayani. Bukan ingin dilayani melulu. Bukan untuk memperkaya
diri, tapi "memperkaya"/memakmurkan orang2 yg dilayani.
4. Memberdayakan.
Maximalkan anak buah.
Perpandai anak buah.
Tempatkan anak buah secara tepat. Tingkatkan. Bina. Arahkan.
Bekali. Training. Sekolahkan. Perpandai.
103 |LEADERSHIP CHALLENGE
5. Menjadi teladan. Memberi contoh.
6. Mencapai goal/tujuan dg strategi dan cara2 etis dan manusiawi.
7. Memandang anak buah dalam posisi terendahpun dlm
perusahaan/organisasi sebagai "imago Dei". Gambar dan rupa Allah.
Dihargai. Dihormati. Diperlakukan dg baik dan sopan.
8. Sabar dan lembut hatinya.
Smart, strategis dan tegas.
Disiplin dan mulia hidupnya.
Baik keluarganya. Bukan hnya baik pelayanannya saja.
9. Berdoa buat anak buahnya.
Berdoa buat jemaatnya. Merawat bawahannya. Menggembalakan dg
baik: membawa ke air tenang. Menyegarkan jiwa domba2nya.
Membawa ke rumput hijau. Melindungi dan menjaga domba2nya.
Berkorban bagi domba2nya, bukan memeras dan
memanfaatkan/mengexploitasi domba2nya.
10. Mengunjungi dan membantu anak buahnya.
11. Memberi apresiasi dan memberikan semangat.
Bukannya disalah2kan terus dan selalu dinilai kurang ini, kurang itu.
Tidak ada selesainya.
Berilah penghargaan yg tulus.
Berikan kata2 dorongan yg baik dan positif.
12. Membimbing. Menasehati. Mengarahkan. Mentransformasi
bawahannya lebih baik.
13. Penuh kasih.
14. Menghargai kesejahteraan karyawan. Memperhatikan hari libur
dan kebutuhan mereka bersama keluarga.
15. Memperhatikan suksesi dan regenerasi. Memperhatikan generasi
muda, dewasa dan generasi lanjut usia.
104 |LEADERSHIP CHALLENGE
16. Memperhatikan moral kristiani. Menjaga kejujuran, kekudusan
dan integritas kristiani. Saleh. Hidup benar.
17. Rapi. Teratur. Bersih. Disiplin.
18. Rajin dan giat bekerja.
19. Membaca, merenungkan, melakukan, memegang, dan
menjunjung tinggi Firman Tuhan.
20. Menjadi berkat bg dunia sekelilingnya, di manapun ia berada.
21. Beriman. Punya harapan. Punya visi. Punya cita2.
22. Siap berubah. Peka terhadap suara Tuhan. Peka terhadap trend.
Peka terhadap kebutuhan orang2 yg dipimpinnya. Peka terhadap
kehendak Tuhan.
23. Mengikuti dan menilai, mengantisipasi perkembangan zaman.
Melakukan perubahan yg perlu.
24. Memberi kesempatan pd orang lain untuk maju dan meningkat
bahkan melampaui dirinya.
25. Teguh imannya. Memegang janji Tuhan. Yakin akan pertolongan
Tuhan. Tdk gentar.
26. Taat pd Tuhan. Memiliki hubungan pribadi dg Tuhan setiap hari.
27. Melayani orang "kecil", bukan hanya orang "besar".
28. Setia sampai akhir. Loyal. Memberi yg terbaik.
29. Tdk egois. Memperhatikan kepentingan org lain. Kepentingan
bersama. Kepentingan perusahaan dan masa depan yg lebih besar.
30. Hidup seimbang. Menjaga kesehatan. Memperhatikan istirahat.
Memperhatikan keluarga.
105 |LEADERSHIP CHALLENGE
Kepemimpinan LEVEL 5.
GOOD TO GREAT. Built to last.
Jim Collins.
Level 1. HIGHLY CAPABLE INDIVIDUAL
Individu yg mempunyai kecakapan yg tinggi. Memberi kontribusi yg
produktif,menguntungkan dg bakatnya, pengetahuannya,
ketrampilannya, dan kebiasaan kerja dg baik.
Level 2. CONTRIBUTING TEAM MEMBER
Anggota tim yg berkontribusi.
Berperan baik dlm pencapaian tujuan2 group; bekerja efektif dg irqng
lain dalam ketentuan/kesepakatan bersama yg telah diatur.
Level 3. COMPETENT MANAGER. Manager yg kompeten.
Mengatur orang2 dan sumber daya menjadi efektif dan efisien
mencapai tujuan2 yg telah ditentukan sebelumnya.
Level 4. EFFECTIVE LEADER. Pemimpin yg efektif.
Meningkatkan komitmen dalam mencapai visi yg jelas dan
merangsang group untuk bekerja dg standard2 kerja yg tinggi.
106 |LEADERSHIP CHALLENGE
Level 5. LEVEL 5 Executive.
Membangun kebesaran perusahaan/organisasi yg
berkelanjutan/berkesinambungan dengan kombinasi yg bertentangan
antara kerendahan hati pribadi dan kehendak profesional.
Detil level 5 leadership:
1. Berambisi mencapai target namun pertama2 dan lebih banyak
bagi perusahaan (bukan bagi kepentingan diri sendiri).
2. Tampil sederhana dan pantas. Tidak dibuat2.
3. Digerakkan secara fanatik dan terjangkiti kebutuhan yg tak dapat
disembuhkan untuk memproduksi hasil.
4. Pekerja yg rajin. Seperti kuda pacu bukan kuda sirkus.
5. Melihat ke luar jendela. Maksudnya jika berhasil, itu karena tim.
Karena adanya orang lain. Bukan karena jasa pribadi (sombong).
6. Melihat ke dalam cermin. Ketika terjadi sesuatu yg salah, ia
mengambil tanggungjawab, mengurusnya, menyelesaikannya,
membereskannya, sepertinya itu adalah kesalahannya sendiri.
Orang2 seperti ini mempunyai kualitas pribadi seperti di bawah
ini:
1. Berani mengakui kesalahan
2. Memahami proses sedang berlangsung. Melakukan pemeriksaan
yg penting dan seimbang bagi visi dan kepemimpinan.
4. Mengatakan apa yg benar meskipun memperlihatkan
kekurangan/kesalahan pribadinya.
5. Terbuka bagi ide2 orang lain dan memberi penghargaan bila ide
itu berjalan/bekerja/berdampak positif.
6. Setiap orang diterima dan ditantang untuk berkembang lebih jauh.
Bagaimana dampak bagi staffnya?
1. Staff merasa diperlakukan dg adil/fair. Misi dan nilai2
perusahaan/organosasi mendominasi dalam pengambilan
keputusan.
2. Staff memberikan bnyak energy mengembangkan pelayanan
melalui delegasi dan pemberian wewenang.
107 |LEADERSHIP CHALLENGE
3. Staff bekerja dg percaya, terbuka, senang/gembira; sukacita, &
terbangun iklim yg menggairahkan.
4. Melihat ke depan apa yg para staff bisa capai secara bersama2.
5. Staff merasa diterima, dihargai, diberi semangat, diberi
penghargaan ketika berinyeraksi dg pemimpin senior.
STAFF MERASA DIORANGKAN.
Dampak bagi orang awam:
1. Merasa diterima sebagaimana adanya dan diundang untuk
bertumbuh.
2. Merasa diperhatikan/dipedulikan dan dilibatkan. Dilayani dan
sebagai bagian utama/penting bagi misi organisasi.
Manusia/karyawan adalah aset berharga. Bukannya bangunan dan
mesin yg lebih berharga.
3. Merasa didukung dan saling percaya antar staff.
4. Memviarkan perusahaan berubah secara positif dan dg cara yg
menggairahkan.
Karakteristik kepemimpinan level 5:
1. Rendah hati
2. Jujur
3. Tdk merasa perlu menjadi yg terhebat
4. Tdk merasa bahwa kepemimpinan hamba (melayani) dan
executive yg tdk egois adalah sesuatu yg terdengar/terasa lemah.
5. Selalu ingin ada hasil (wujud nyata/terukur/terbukti).
6. Bekerja rajin
7. Analogi cermin dan jendela yg sudah dijelaskan di atas. Jika ada
kesalahan maka saya harus bertanggungjawab (cermin: melihat diri
sendiri). Jika sukses itu karena tim/adanya orang lain (melihat keluar
jendela).
108 |LEADERSHIP CHALLENGE
Ciri Kepemimpinan Kristen
1. Ia sangat menghormati Tuhan dan ia adalah seorang yg
percaya Yesus.
A. Menyadari ia manusia berdosa.
B. Menyadari dosa itu yg memisahkan ia dg Allah.
C. Menyadari bhw perbuatan baik tdk bisa
menyelamatkan/membawanya ke sorga.
D. Percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Penebus dosa).
Tuhan memperbaharui kehidupan manusia.
Tuhan Yesus mendamaikan manusia dg Allah melalui
penebusanNya di kayu salib.
Allah melahirbarukan org yg percaya secara roh dan jiwanya.
2. Ia sungguh2 mengikut Yesus.
A. Menyangkal dirinya. Tdk mementingkan dirinya sendiri.
Mengutamakan Allah.
B. Memikul salibnya. Menghadapi resiko yg harus dia alami sbg org
percaya.
C. Mengikut Yesus. Melakukan apa yg Yesus lakukan. Melakukan
kebenaran dalam keseharian hidup kita.
109 |LEADERSHIP CHALLENGE
3. Menempatkan wahyu Tuhan/Firman Tuhan/Alkitab sbg
sumber kebenaran. Menjunjung tinggi Firman Tuhan. Alkitab
mengajarkan:
A. Wahyu umum. Anugrah umum.
B. Wahyu khusus: Kristus dan Alkitab.
4. Menekankan karakter ilahi.
Buah roh.
Gal 5:22-23
1 pet 1:13-16
1 tim 3:1-10
Tit 1:5-9
5. Menyadari pentingnya motivasi yg benar dlm hdup dan
kepemimpinannya: memuliakan Allah. Luk 17:7-10
6. Ia dipimpin Roh Kudus (dg kuasa RK) dlm menjalankan
tugasnya.
Bukan semata2 kemampuan manusiawinya.
7. Mempraktekkan kepemimpinan yg mghamba. Mat 20:25-28
8. Memiliki dan menggunakan karunia rohani. Melatih dan
mengembangkannya.
110 |LEADERSHIP CHALLENGE
PENUTUP
Pemimpin harus mengenal setiap orang
yang dipimpinnya dalam pengertian
menempatkan setiap orang pada posisi dan
fungsi terbaik sesuai dengan karakter,
kepribadian, kemampuan, dan selalu
dievaluasi berkala.
Apa jadinya jika setiap orang berada pada
tempat terbaiknya?
1. Ia akan maximal (ada kepuasan
pencapaian/prestasi pribadi: sudah memberikan yang terbaik)
2. Ia menikmati pekerjaannya (ada kebahagiaan)
3. Ia memberikan yang terbaik dan bukan hanya itu saja, ia akan
meningkatkan/mengembangkannya untuk kebaikan dan kemajuan
perusahaan/organisasi.
Hal-hal di atas harus disertai koordinasi dengan orang/bagian lain dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Keunggulan pribadi harus menjadi keunggulan tim.
Dengan demikian ia juga memperlancar pekerjaan rekan-rekan kerja lainnya,
mempermudah pemimpin dalam mengarahkan perusahaan, & meningkatkan
akselerasi kemajuan perusahaan. Demikian juga halnya dengan kepemimpinan di
dalam gereja. Tuhan Yesus memberkati.