9

PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU
Page 2: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU

Duku (Lansium domesticum Corr.) adalah

salah satu buah-buahan yang cukup

diminati konsumen, biasanya dikonsumsi

dalam bentuk buah segar.

Sentra produksi duku di Indonesia:1. Surakarta (Jawa Tengah)

2. Komering (Sumatera Selatan)

3. Kumpeh (Jambi)

4. Koto Baru Abai (Sumatera Barat)

5. Tembung (Sumatera Utara)

6. Codet (Jakarta)

Duku yang paling terkenal di Indonesia

adalah duku palembang

Page 3: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotylledoneac

Ordo : Rutales

Famili : Meliaceae

Genus : Lansium

Spesies : Lansium do mesticum L.

Page 4: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU

-Kalori 63-70 g

-Protein 1,0 g

-Lemak 0,2 g

-Karbohidrat 13 g

-Kalori 18 mg

a. Setiap 100g daging -Posfor 9 mg

duku masak ± 64% porsi -Zat Besi 0,9 mg

buah dapat dimakan -Vitamin C 1,9 mg

-Air 82 g

-Serat (Diatery Fiber)

-Mineral 0,7 g

Page 5: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU

S W O T

Plasma nusfah buah

cukup potensi dan

VUB yang dilepas

cukup banyak

Pohon induk VUB

belum banyak

tersedia, belum

terkelola dengan baik

dan masih banyak

yang belum teregritasi

Permintaan benih

buah bermutu cukup

tinggi

Sebagian besar benih

varietas unggul dalam

negeri masih

disediakan melalui

impor

Sudah ada

penerapan SMM

Sistem pembenihan

nasional belum

mantap

Ketersediaan lahan

yang cukup luas

berpotensi bagi

pengembangan areal

baru guna memenuhi

kebutuhan/

permintaan benih

Perubahan iklim yang

semakin kstrim

menuntut ketersesiaan

varietas unggul spesifik

lokal.

SDM pembenihan

sudah cukup

VUB belum banyak

berkembang

Meningkatnya

kesadaran

penlanggan akan

benih bermutu

Page 6: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU

Duku pada umumnya dibudidayakan secara tradisional dan

biasanya dicampur dengan tanaman tahunan lainnya. Hanya

sedikit petani yang melakukan pemupukan. Pemeliharaan

tanaman hanya berupa pembersihan rumput di bawah pohon

pada waktu akan panen untuk memudahkan pemungutan

buah. Permintaan duku Palembang terus meningkat, namun

produksinya justru menurun karena tanaman banyak yang telah

tua, ada yang berumur lebih dari 100 tahun.

Perbanyakan bibit duku dengan sambung pucuk mempunyai prospek yang besar untuk dikembangkan. Bibit sambung pucuk

lebih baik dibandingkan bibit dari biji karena mewarisi

keunggulan kedua induknya dan masa tanaman belum

menghasilkan lebih pendek, dari sekitar 20−25 tahun menjadi 6−7

tahun.

Page 7: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU

Usaha industri pembibitan duku melalui sambung pucuk

secara ekonomi layak dikembangkan. Mis: Pembibitan dengan

skala usaha 5.000 bibit batang bawah memberikan pendapatan

bersih Rp6.618.560 dengan nilai R/C 2,20, artinya setiap masukan

Rp1 akan memberikan pengembalian Rp2,20. Untuk

memproduksi satu bibit sambung pucuk diperlukan biaya

Rp2.726.

Page 8: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU

Tabel 1. Kelayakan ekonomi usaha pembibitan duku sambung pucuk skala 5.000 bibit.

Pengeluaran dan penerimaan Nilai (Rp) Persentase

Bahan dan Alat

Biji calon batang atas 199.950 3,64

Sungkup plastik 10 cm x 20 cm 140.000 2,55

Polibag 20 cm x 25 cm 487.500 8,85

Pupuk kandang dan sekam 1.119.230 20,30

Pupuk buatan 75.500 1,37

Insektisida 100.000 1,81

Fungisida 100.000 1,81

Zat pengatur tumbuh 57.000 1,03

Total 2.279.180 41,36

Tenaga kerja

Tenaga terampil 2.427.500 44,01

Tenaga bantu/Tenaga keluarga −

Total 2.427.500 44,01

Biaya lainnya1 806.760 14,63

Total biaya 5.513.440 100

Penerimaan 2 12.132.000

Keuntungan 6.618.560

R/C 2,20

Harga pokok bibit (Rp/bibit) 2.726

ANALISIS KELAYAKAN

Page 9: PROSPEK DAN POTENSI PELUANG PENGEMBANGAN TUMBUHAN DUKU